Difference between revisions of "Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid3 Bab6"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
Line 2: Line 2:
   
 
===Bagian 1===
 
===Bagian 1===
  +
  +
Anggota Ksatria terbagi menjadi beberapa kelompok yang berisi dua sampai tiga orang, tergantung kemampuan mereka.
  +
  +
Untuk sekarang, Kamito yang seorang anggota baru, satu kelompok dengan Ellis, Sang Kapten.
  +
  +
Meskipun, alasannya bukan karena Kamito seorang anggota baru, melainkan tidak ada satupun wanita yang mau satu kelompok dengannya.
  +
  +
Pekerjaan Ksatria meliputi berbagai macam hal, lebih dari apa yang bisa diatasi Kamito.
  +
  +
Ada yang melerai perkelahian antar murid akademi, menangkap pedagang yang menjual roh tersegel hasil seludupan, menyelamatkan roh yang tersesat, bernegosiasi dengan organisasi murid lainnya, menolong orang yang terdampar—yang paling sering adalah menjinakkan binatang buas dan roh liar yang biasanya melewati '''''Gates ''''' yang berada di '''''Hutan Roh''''' lalu muncul dari '''''Astral Zero'''''. Ada laporan kalau seekor binatang buas sedang mengamuk di pinggiran kota, mereka berdua pun langsung menuju tempat itu.
  +
  +
Seekor binatang buas dengan cangkang raksasa, yang sedang menebangi pohon-pohon di hutan itu meraung.
  +
  +
Binatang buas itu seperti seekor laba-laba yang dikawin silangkan dengan kura-kura raksasa.
  +
  +
“Buruan yang lumayan besar. Sebesar apa Gate yang sudah terbuka?”
  +
  +
“Menurut pengumuman dari Asosiasi Investigasi Roh, ukuran Gates yang muncul di Hutan Roh setiap tahun mengalami peningkatan. Alasannya tidak diketahui.”
  +
  +
Ellis mengangguk dengan ekspresi serius, dan mengeluarkan senjata elementalnya, '''''Ray Hawk'''''.
  +
  +
Untuk pertama kalinya Kamito bertarung bersama Ellis, namun dia sudah tahu kemampuan gadis itu.
  +
  +
Claire lebih ahli dalam fleksibilitas taktiknya. Namun, Claire yang emosinya tidak menentu, berbeda dengan Ellis yang bertarung dengan cara yang sama. Hanya dengan teknik dasar dan tanpa trik atau semacamnya, gadis itu mampu memaksa seseorang untuk menyerah hanya dengan serangan dari depan. Seperti itulah gaya bertarung Ellis.
  +
  +
“Sekarang, Kamito!”
  +
  +
Kamito langsung mendekati binatang itu, cocok dengan Ellis yang menyerang dari udara.
  +
  +
Bagian vital dari makhluk bercangkang adalah perutnya yang lembut. Tak terkecuali binatang buas.
  +
  +
Kamito menghantam tanah menggunakan senjata elemental yang berupa pedang di tangannya.
  +
  +
Disaat itu juga, perut binatang itu terbelah secara vertikal.
  +
  +
Kepala ular raksasa muncul dari perut binatang itu. Membuka lebar mulutnya dengan taring yang tajam, binatang itu langsung menyerang Kamito. Ular itu menggeliat di tanah dan tertutupi oleh pasir dan debu.
  +
  +
“... Makhluk macam apa itu.”
  +
  +
Kamito mengecakkan lidahnya ketika dia menghindari serangan mematikan binatang itu.
  +
  +
Mengenakan perlindungan suci dari roh anginnya dan terbang di udara, Ellis melepaskan pisau anginnya.
  +
  +
Namun, sepertinya beberapa efek sihir sedang bekerja—sehingga pisau-pisau itu tertahan oleh cangkang keras binatang itu.
  +
  +
-*Don* Ellis mendarat di sebelah Kamito.
  +
  +
“Menggangu sekali, tampaknya cangkang itu diperkuat oleh sihir roh dengan atribut pertahanan.”
  +
  +
“Sihir roh? Siapa—“
  +
  +
“Ada kemungkinan kalau binatang ini tidak berasal dari Gate yang biasanya muncul, melainkan seseorang yang memanggilnya. Selain untuk mengacaukan Festival Suci Varentia, mereka juga membuat keributan di luar Kota Akademi. Tampaknya mereka juga berusaha mengalihkan perhatian Ksatria.”
  +
  +
Kamito paham setelah mendengar hal itu.
  +
  +
“Ini ulah pedagang segel senjata terkutuk yang menyusup ke Kota Akademi, kan?”
  +
  +
“Ada kemungkinan.”
  +
  +
Ellis mengangguk dengan ekpresi tegas.
  +
  +
Binatang itu menebangi pohon dan meraung, tampaknya dia marah.
  +
  +
Dengan '''''Ray Hawk''''' di tangannya, Ellis memasang posisi menyerang.
  +
  +
“Kamito, kita akan melakukan serangan terkoordinasi. Ayo kalahkan binatang itu di serangan berikutnya.”
  +
  +
“Ah, aku mengerti.”
  +
  +
Serangan cepat binatang itu datang.
  +
  +
Ellis mengucapkan sihir roh terbang dengan sangat cepat, mencengkram lengan Kamito lalu terbang.
  +
  +
Ketika mereka melayang tepat di atas binatang itu, Ellis langsung melepaskan cengkramannya dari Kamito.
  +
  +
“Ayo, Est!”
  +
  +
Menanggapi teriakan Kamito, senjata elemental '''''Terminus Est''''' bersinar terang.
  +
  +
Seiring dengan serangan dari atas, pedang perak itu menusuk cangkang.
  +
  +
-*Krak*—Suara retakan terdengar, dan sebuah celah terbuka melintang di cangkang keras binatang itu.
  +
  +
Kemudian—
  +
  +
“Haaaaaa!”
  +
  +
Ellis, yang masih melayang, menukik menuju celah yang barusan muncul lalu menusukkan '''''Ray Hawk'''''nya!
  +
  +
“—Pergi dan mengamuklah, angin jahat!”
  +
  +
Ketika dia meneriakkan kalimat pelepasan.
  +
  +
Tubuh binatang itu tersentak, dan meraung kesakitan karena sekarat kemudian terdiam.
  +
  +
Angin kencang yang mengamuk di dalam tubuh binatang itu menyayat dan merobek isi perutnya hingga berkeping-keping.
  +
  +
“Untuk saat pertama kita, kerjasama yang sangat bagus.”
  +
  +
Kamito mengatakannya ketika menarik Est yang tertancap di cangkang.
  +
  +
“ahh, aku mungkin cocok denganmu... Ma-Maksudku ketika kita sedang bertarung!”
  +
  +
Ellis langsung memerah dan tiba-tiiba berbalik.

Revision as of 13:39, 3 June 2013

Bab 6 : Keamanan Ibu Kota Akademi

Bagian 1

Anggota Ksatria terbagi menjadi beberapa kelompok yang berisi dua sampai tiga orang, tergantung kemampuan mereka.

Untuk sekarang, Kamito yang seorang anggota baru, satu kelompok dengan Ellis, Sang Kapten.

Meskipun, alasannya bukan karena Kamito seorang anggota baru, melainkan tidak ada satupun wanita yang mau satu kelompok dengannya.

Pekerjaan Ksatria meliputi berbagai macam hal, lebih dari apa yang bisa diatasi Kamito.

Ada yang melerai perkelahian antar murid akademi, menangkap pedagang yang menjual roh tersegel hasil seludupan, menyelamatkan roh yang tersesat, bernegosiasi dengan organisasi murid lainnya, menolong orang yang terdampar—yang paling sering adalah menjinakkan binatang buas dan roh liar yang biasanya melewati Gates yang berada di Hutan Roh lalu muncul dari Astral Zero. Ada laporan kalau seekor binatang buas sedang mengamuk di pinggiran kota, mereka berdua pun langsung menuju tempat itu.

Seekor binatang buas dengan cangkang raksasa, yang sedang menebangi pohon-pohon di hutan itu meraung.

Binatang buas itu seperti seekor laba-laba yang dikawin silangkan dengan kura-kura raksasa.

“Buruan yang lumayan besar. Sebesar apa Gate yang sudah terbuka?”

“Menurut pengumuman dari Asosiasi Investigasi Roh, ukuran Gates yang muncul di Hutan Roh setiap tahun mengalami peningkatan. Alasannya tidak diketahui.”

Ellis mengangguk dengan ekspresi serius, dan mengeluarkan senjata elementalnya, Ray Hawk.

Untuk pertama kalinya Kamito bertarung bersama Ellis, namun dia sudah tahu kemampuan gadis itu.

Claire lebih ahli dalam fleksibilitas taktiknya. Namun, Claire yang emosinya tidak menentu, berbeda dengan Ellis yang bertarung dengan cara yang sama. Hanya dengan teknik dasar dan tanpa trik atau semacamnya, gadis itu mampu memaksa seseorang untuk menyerah hanya dengan serangan dari depan. Seperti itulah gaya bertarung Ellis.

“Sekarang, Kamito!”

Kamito langsung mendekati binatang itu, cocok dengan Ellis yang menyerang dari udara.

Bagian vital dari makhluk bercangkang adalah perutnya yang lembut. Tak terkecuali binatang buas.

Kamito menghantam tanah menggunakan senjata elemental yang berupa pedang di tangannya.

Disaat itu juga, perut binatang itu terbelah secara vertikal.

Kepala ular raksasa muncul dari perut binatang itu. Membuka lebar mulutnya dengan taring yang tajam, binatang itu langsung menyerang Kamito. Ular itu menggeliat di tanah dan tertutupi oleh pasir dan debu.

“... Makhluk macam apa itu.”

Kamito mengecakkan lidahnya ketika dia menghindari serangan mematikan binatang itu.

Mengenakan perlindungan suci dari roh anginnya dan terbang di udara, Ellis melepaskan pisau anginnya.

Namun, sepertinya beberapa efek sihir sedang bekerja—sehingga pisau-pisau itu tertahan oleh cangkang keras binatang itu.

-*Don* Ellis mendarat di sebelah Kamito.

“Menggangu sekali, tampaknya cangkang itu diperkuat oleh sihir roh dengan atribut pertahanan.”

“Sihir roh? Siapa—“

“Ada kemungkinan kalau binatang ini tidak berasal dari Gate yang biasanya muncul, melainkan seseorang yang memanggilnya. Selain untuk mengacaukan Festival Suci Varentia, mereka juga membuat keributan di luar Kota Akademi. Tampaknya mereka juga berusaha mengalihkan perhatian Ksatria.”

Kamito paham setelah mendengar hal itu.

“Ini ulah pedagang segel senjata terkutuk yang menyusup ke Kota Akademi, kan?”

“Ada kemungkinan.”

Ellis mengangguk dengan ekpresi tegas.

Binatang itu menebangi pohon dan meraung, tampaknya dia marah.

Dengan Ray Hawk di tangannya, Ellis memasang posisi menyerang.

“Kamito, kita akan melakukan serangan terkoordinasi. Ayo kalahkan binatang itu di serangan berikutnya.”

“Ah, aku mengerti.”

Serangan cepat binatang itu datang.

Ellis mengucapkan sihir roh terbang dengan sangat cepat, mencengkram lengan Kamito lalu terbang.

Ketika mereka melayang tepat di atas binatang itu, Ellis langsung melepaskan cengkramannya dari Kamito.

“Ayo, Est!”

Menanggapi teriakan Kamito, senjata elemental Terminus Est bersinar terang.

Seiring dengan serangan dari atas, pedang perak itu menusuk cangkang.

-*Krak*—Suara retakan terdengar, dan sebuah celah terbuka melintang di cangkang keras binatang itu.

Kemudian—

“Haaaaaa!”

Ellis, yang masih melayang, menukik menuju celah yang barusan muncul lalu menusukkan Ray Hawknya!

“—Pergi dan mengamuklah, angin jahat!”

Ketika dia meneriakkan kalimat pelepasan.

Tubuh binatang itu tersentak, dan meraung kesakitan karena sekarat kemudian terdiam.

Angin kencang yang mengamuk di dalam tubuh binatang itu menyayat dan merobek isi perutnya hingga berkeping-keping.

“Untuk saat pertama kita, kerjasama yang sangat bagus.”

Kamito mengatakannya ketika menarik Est yang tertancap di cangkang.

“ahh, aku mungkin cocok denganmu... Ma-Maksudku ketika kita sedang bertarung!”

Ellis langsung memerah dan tiba-tiiba berbalik.