Difference between revisions of "Silver Cross and Draculea (Indonesia):Jilid01 Bab1"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
m
Line 94: Line 94:
   
 
"Tentu saja tidak! Aku berada di puncak ras vampir, pembawa darah sang pendiri, Nona Leluhur Sejati yang Agung!"
 
"Tentu saja tidak! Aku berada di puncak ras vampir, pembawa darah sang pendiri, Nona Leluhur Sejati yang Agung!"
  +
  +
Disaat Rushella menjawab dengan bangga, dada penuhnya memantul-mantul, dan Hitsui pun tanpa daya menurunkan pandangannya.
  +
  +
"Dalam kehidupan bermasnyarakat sekarang, sesuatu seperti Leluhur Sejati itu lebih langka daripada spesies yang terancam punah. Dari mana kau berasal? Apa kau berasal dari tempat yang jauh di dalam pegunungan?"
  +
  +
"Cara bicaramu tidak sopan sekali...."
  +
  +
Saat dia menjawab, Hisui mulai merasakan bahaya, dan dengan tiba-tiba mulai lebih waspada.
  +
  +
Lawanya adalah seorang vampir. Di dalam gelapnya malam.
  +
  +
Selain tubuhnya, dia tidak memiliki kemampuan khusus, jadi tidak ada cara untuk melawan atau mengalahkannya.
  +
  +
Dan si gadis vampir memiliki sepasang pedang pendek melekat di setiap kakinya.
  +
  +
Di setiap kaki seputih salju miliknya itu terpasang pelindung menyerupai kaus kaki, yang memancarkan aura berbahaya.
  +
  +
Melawan itu, satu-satunya alat yang dia punya hanyalah tas sekolah SMA.
  +
  +
Tentu saja, di dalam tas itu tidak ada alat yang bisa di gunakan untuk melawan vampir.
  +
  +
Menyadari keadaan tidak menguntukngkan untuknya, wajah Hisui pucat ketakutan.
  +
  +
Tapi Rushella malah menjawabnya dengan snyum memikat.
  +
  +
"Jangan khawatir, aku takkan menggunakan kekerasan yang dapat membahayakan tubuhmu. Aku hanya ingin kau dengan sukarela menawarkan kepadaku lehermu."
  +
  +
Rushella menyipitkan pupil mata hitamnya, berubah bentuknya menjadi sesuatu yang menyerupai pupil mata kucing.
  +
  +
Kemudian matanya--memancarkan sinar merah tua terang benderang.
  +
  +
Dan tatapan merekapun bertemu, dia mengerti apa yang di lakukan Rushella.
  +
  +
Karakteristik Khusus Vampir #3 - Mata Mistik.
  +
  +
Orang yang lemah kehendaknya akan terpesona oleh sepasang pupil merah tua itu, dan roh mereka akan selamanya terjebak dalam kegelapan.
  +
  +
"Meskipun ini bukan yang aku inginkan, tapi ini lebih terhormat daripada memaksamu dengan kekerasan. Orang sepertimu, bahkan orang yang secara spiritual keras kepala, tidak akan bisa lepas dari ikatan mataku. Menurutlah padaku, dan berikan aku lehermu!"
  +
  +
  +
"Ah, mata mistik juga takkan berpengaruh padaku..."
  +
  +
  +
Hisui menggaruk kepalanya, dan menjawab perlahan.
  +
  +
Berdasarkan apa yang dikatakannya, Matanya tidak terpesona oleh <Mata Mistik>.
  +
  +
Rushella sangat terkejut, dan metap balik dengan tatapan kosong.
  +
  +
Melihatnya, Hisui tanpa daya merasa kasihan, dan menurunkan pandangannya.
  +
  +
"Emm......maaf?"
  +
  +
"....Jangan minta maaf! Itu cuma menambah kemarahanku saja, kenapa ini? Kenapa <Mata Mistik>ku tidak bekerja?"
  +
  +
"Itu bisa di sebut dengan sifat dari ciri fisik. Kau tahu aku tidak akan berubah menjadi vampir, dan tidak menduga ini? Hampir semua kemampuan vampir tidak akan berpengaruh padaku."
  +
  +
"Tidak...Itu tidak mungkin..."
  +
  +
Tubuh Rushella jatuh ke tanah karena terkejut.
  +
  +
Manusia tak berharga, yang mempan terhadap gigitan Vampir dan Mata Mistik.
  +
  +
Sepertinya keberadaannya sebagai vampir itu sangat dipertanyakan.
  +
  +
"Aku benar-benar [di kalahkan] oleh manusia?"
  +
  +
Melihat Rushella yang depresi, Hisui sadar ini adalah kesempatannya untuk kabur.
  +
  +
Sayangnya, Rushella sadar dengan cepat.
  +
  +
"Tidak... Itu tidak mungkin. Pasti ada yang salah. Mungkin aku belum cukup berlatih!"
  +
  +
"........? Itu, menggunakan <Mata Mistik> sudah seperti sifat kedua bagi vampir. Terutama untuk Nona (Leluhur Sejati), yang harusnya sudah menggunakan itu selama bertahun-tahun, ya kan?"
  +
  +
Menghadapi analisis dari Hisui, Rushella memalingkan pandangannya.
  +
  +
Seolah dia sedang mencoba menghindari pertanyaan dari orang lain, matanya jatuh pada kucing liar di dekatnya.
  +
  +
[Mari kita tes itu pada mangsa terdekat]
  +
  +
Rushella menggapai tangannya untuk menangkap kucing.
  +
  +
Kucing hitam ini tampaknya sedikit gemuk, tapi sangat siaga. Begitu Rushella
  +
  +
mendekat, kucing itu lari.
  +
  +
Tapi pada akhirnya, itu cuma seekor kucing, dan, itu bukan tandingan untuk seorang Raja di Malam Hari. Setelah pertarungan keras, Rushella menangkap kucing liar, dan memegangnya keatas dengan tangannya.
  +
  +
"Membuatku membuang-buang waktu...hei, lihat aku!"
  +
  +
Tapi si kucing dengan segera berpaling.
  +
  +
Rushella pun akhirnya menggunakan tangannya untuk mengubah arah kepalanya, dan cahaya merah tua terang dari matanya menapat si kucing.
  +
  +
Meskipun dia tidak perlu menggunakan (Pandangan Merah Tua), tapi kucing liar menjadi rileks.
  +
  +
"Bukankah seharusnya kau cepat menyambut Tuanmu?"
  +
  +
Mendengarkan kata-kata itu, sikap si kucing berubah 180 derajat, si kucing mulai mengeong lucu dan menjilati tangannya.
  +
  +
"Bagus.... Bukankah ini efektif. Sepertinya aku tidak memiliki masalah. Ok, sekali lagi! Manusia, lihat mataku lagi!"
  +
  +
Dia berbalik, tapi tidak ada orang dalam pengelihatannya.
  +
  +
Hanya angin malam yang bertiup di sebuah taman yang kosong.
  +
  +
Rushella membuka mulutnya dengan terdiam.
  +
  +
Beberapa detik kemudian, dia sadar kalau dia sudah di tinggalkan.
  +
  +
"Dasar manusia.....!!!"
  +
  +
  +
"LEPAS JUGA!"
  +
  +
Mendesah dalam langit malam, dia akhirnya sampai rumah.
  +
  +
Rumah Hisui begaya barat dengan satu tingkat, sangat besar untuk seseorang yang tinggal sendiri. Dinding putih rumah ini telah berubah gelap dan abu-abu karena usia dan cuaca, membuat itu terlihat kuno. Tentu saja, sangat dimengerti jika anak-anak tetangga untuk mengklaim bahwa tempat ini berhantu.
  +
  +
Jika rumah ini milik orang lain, Hisui sendiri pasti tidak akan mengunjungi atau bahkan melangkah ke dalam halamanya. Tapi lagian ini adalah rumahnya. Meskipun malam ini berjalan tak tentram, dalam berbagai hal, biarkan aku mandi dulu.
  +
  +
Setelah membersihkan tubuhnya, Hisui masuk ke dalam bak mandi, tetapi dia tetap tidak bisa berhenti memikirkan gadis aneh itu.
  +
  +
"Vampir, ya.... Sudah lama tidak pernah bertemu mereka."
   
   

Revision as of 17:49, 5 September 2014

Prolog

Aw.

Kiss, yang disertai darah ini, mencemari hari pertama sekolah SMA seorang Kujou Hisui dengan warna merah.

Tepat setelah upacara pembukaan, dia tiba-tiba digigit oleh vampir saat dalam perjalanan pulang.

Untuk memperingati hari istimewa ini, mungkin, pelajar yang lain akan merayakan ini dengan keluarga mereka, bahkan mungkin sampai membuat pesta.

Tapi untuk Hisui, yang hidup sendiri, tidaklah mungkin untuk mengadakan pesta seperti itu.

Selagi dia berjalan pulang dengan santai, langit pun sudah gelam.

Diiringi dinginnya angin malam yang bertiup di wajahnya, Hisui berjalan kearah taman dekat rumahnya.

Dedaunan lebat dan akar pohon menutupi cahaya lampu jalan, membuat seluruh daerah menjadi gelap, bahkan di siang hari. Dan akan bertambah gelam di malam hari, begitu redum sampai-sampai dia tidak bisa melihat jarinya sendiri yang ada di hadapannya.

Tapi kenapa dia memilih rute jalan ini? ...bahkan Hitsui sendiri tidak mengerti kenapa.

Jika dia ingin beralasan, mungkin karena bau yang dia cium.

Ketika dia berjalan melewati taman, dia mencium bau yang tampaknya aroma mawar mulia.

Dia terpikat oleh aroma itu, dan saat pemikirannya bersih kembali, dia sadar jika dia berada di jalur yang tidak biasanya dia lalui.

Dan itu berbuah bencana.

Seorang Vampir dari mitos tiba-tiba muncul secara nyata di depannya. Dan, sebelum dia sempat melawan, dia digigit.

Tidak, jika di pikir kembali, digigit itu bukanlah masalah besar.

Meskipun, sedikit tidaknya ada rasa ngeri saat begitu banyak darah terkuras darinya, walaupun hidupnya jauh dari terancam punah.

Jika dia orang biasa, dia akan menghadapi dilema untuk mengucapkan selamat tinggal kepada kemanusiaannya tepat sebelum dia mati. Tapi untuk Hisui, itu bukanlah masalah yang harus diperdulikan.

Meskipun ada kemungkinan dia mati karena kehabisan darah, tapi berapapun banyak darahnya hilang, dia tidak akan menjadi vampir.

Dengan kata lain - masalah yang harus dia perdulikan adalah...

"Apa yang sebenarnya terjadi? Apa ini semacam sihir? Atau semacam tipuan? Jawab aku, Manusia!"

Dia terlibat dengan gadis vampir keras kepala.

Setelah si gadis selesai menghisap darahnya, dia terus mengikuti dan berteriak tak heti-heti di belakangnya.

"Sekarang sudah malam, bisa kau tenang sedikit?"

"Aku lebih hidup di malam hari!"

"Benar juga, kau kan vampir..."

Karakteristik Khusus Vampir # 2 - Mereka mulai aktif setelah matahari terbenam dan mulai redup saat fajar. Karena karakteristik inilah mereka di juluki Raja Malam Hari, tapi untuk orang yang aktif pada malam hari seperti Hitsui itu sangatlah mengganggu.

"Kenapa tidak terjadi apa-apa saat sesudah aku menggigitmu? Setelah tergigit seharusnya kau menjadi pelayanku dan menuruti perintahku!"

"Nggak mau~." Hisui secara spontan menolaknya.

"Tidak mungkin...sampai-sampai kau tidak mau menuruti perintahku!? Meskipun aku sudah menghisap darahmu!?"

Sebenarnya, untuk vampir, hal seperti ini tidaklah mungkin bisa terjadi, mungkin rasanya seolah dunia telah kiamat.

Entah itu orang suci, orang bangsawan atau penjahat kejam, selama mereka dilahirkan sebagai manusia, setelah digigit oleh vampir, itu akan mengakibatkan Transformasi.

Juga, orang yang sudah tergigit, pikiran mereka akan dikendalikan oleh vampir, yang mereka pedulikan hanyalah kesejahteraan Tuannya....tapi, Hitsui bahkan tidak memperhatikan itu.

"Orang macam apa kau?! Sihir macam apa ini!?"

"Entahlah, ini bukan sebuah kemampuan, ini hanyalah ciri fisik, fi-sik."

Aku sudah berkali-kali menjawab pertanyaanmu itu.

Hisui yang marah menjawab dengan nada tak senang.

"Mana mungkin situasi macam itu ada? Juga, aku itu seorang VAMPIRE, kau menemui wanita seperti diriku! Dan, kau harusnya seperti itu..... kan??"

"Tentu aku takut. Lagian kau mengenakan pakaian 'Aku Vampir'. Tapi, tidak terpikirkan olehku, aku akan di incar olehmu."

"Kau cukup tahu juga. Dilihat dari cara bicaramu, ini bukan pertama kalinya kau bertemu vampir, kan?"

".....Ah, aku cuma sudah tahu tentang vampir, cuma itu."

Hisui tidak bicara lagi, dan terus berjalan dalam diam.

Rushella juga sadar jika bertanya seperti itu lagi hasilnya akan sia-sia, kemudian dia terdiam untuk beberapa saat sebelum mengajukan pertanyaan yang berbeda.

"....Ya sudah, aku akan mengakui fakta kalau kau punya tubuh yang tidak masuk akal. Dan aku tidak peduli pada mereka si vampir biasa; kau tidak bisa lari dari taring Leluhur Sejati. Mengakulah, trik apa yang kau gunakan?"

Hisui tiba-tiba berhenti.

Rushella baru saja menyebutkan deskripsi tertentu yang tak bisa diabaikan.

"Leluhur Sejati? Kau bercanda, kan?"

"Tentu saja tidak! Aku berada di puncak ras vampir, pembawa darah sang pendiri, Nona Leluhur Sejati yang Agung!"

Disaat Rushella menjawab dengan bangga, dada penuhnya memantul-mantul, dan Hitsui pun tanpa daya menurunkan pandangannya.

"Dalam kehidupan bermasnyarakat sekarang, sesuatu seperti Leluhur Sejati itu lebih langka daripada spesies yang terancam punah. Dari mana kau berasal? Apa kau berasal dari tempat yang jauh di dalam pegunungan?"

"Cara bicaramu tidak sopan sekali...."

Saat dia menjawab, Hisui mulai merasakan bahaya, dan dengan tiba-tiba mulai lebih waspada.

Lawanya adalah seorang vampir. Di dalam gelapnya malam.

Selain tubuhnya, dia tidak memiliki kemampuan khusus, jadi tidak ada cara untuk melawan atau mengalahkannya.

Dan si gadis vampir memiliki sepasang pedang pendek melekat di setiap kakinya.

Di setiap kaki seputih salju miliknya itu terpasang pelindung menyerupai kaus kaki, yang memancarkan aura berbahaya.

Melawan itu, satu-satunya alat yang dia punya hanyalah tas sekolah SMA.

Tentu saja, di dalam tas itu tidak ada alat yang bisa di gunakan untuk melawan vampir.

Menyadari keadaan tidak menguntukngkan untuknya, wajah Hisui pucat ketakutan.

Tapi Rushella malah menjawabnya dengan snyum memikat.

"Jangan khawatir, aku takkan menggunakan kekerasan yang dapat membahayakan tubuhmu. Aku hanya ingin kau dengan sukarela menawarkan kepadaku lehermu."

Rushella menyipitkan pupil mata hitamnya, berubah bentuknya menjadi sesuatu yang menyerupai pupil mata kucing.

Kemudian matanya--memancarkan sinar merah tua terang benderang.

Dan tatapan merekapun bertemu, dia mengerti apa yang di lakukan Rushella.

Karakteristik Khusus Vampir #3 - Mata Mistik.

Orang yang lemah kehendaknya akan terpesona oleh sepasang pupil merah tua itu, dan roh mereka akan selamanya terjebak dalam kegelapan.

"Meskipun ini bukan yang aku inginkan, tapi ini lebih terhormat daripada memaksamu dengan kekerasan. Orang sepertimu, bahkan orang yang secara spiritual keras kepala, tidak akan bisa lepas dari ikatan mataku. Menurutlah padaku, dan berikan aku lehermu!"


"Ah, mata mistik juga takkan berpengaruh padaku..."


Hisui menggaruk kepalanya, dan menjawab perlahan.

Berdasarkan apa yang dikatakannya, Matanya tidak terpesona oleh <Mata Mistik>.

Rushella sangat terkejut, dan metap balik dengan tatapan kosong.

Melihatnya, Hisui tanpa daya merasa kasihan, dan menurunkan pandangannya.

"Emm......maaf?"

"....Jangan minta maaf! Itu cuma menambah kemarahanku saja, kenapa ini? Kenapa <Mata Mistik>ku tidak bekerja?"

"Itu bisa di sebut dengan sifat dari ciri fisik. Kau tahu aku tidak akan berubah menjadi vampir, dan tidak menduga ini? Hampir semua kemampuan vampir tidak akan berpengaruh padaku."

"Tidak...Itu tidak mungkin..."

Tubuh Rushella jatuh ke tanah karena terkejut.

Manusia tak berharga, yang mempan terhadap gigitan Vampir dan Mata Mistik.

Sepertinya keberadaannya sebagai vampir itu sangat dipertanyakan.

"Aku benar-benar [di kalahkan] oleh manusia?"

Melihat Rushella yang depresi, Hisui sadar ini adalah kesempatannya untuk kabur.

Sayangnya, Rushella sadar dengan cepat.

"Tidak... Itu tidak mungkin. Pasti ada yang salah. Mungkin aku belum cukup berlatih!"

"........? Itu, menggunakan <Mata Mistik> sudah seperti sifat kedua bagi vampir. Terutama untuk Nona (Leluhur Sejati), yang harusnya sudah menggunakan itu selama bertahun-tahun, ya kan?"

Menghadapi analisis dari Hisui, Rushella memalingkan pandangannya.

Seolah dia sedang mencoba menghindari pertanyaan dari orang lain, matanya jatuh pada kucing liar di dekatnya.

[Mari kita tes itu pada mangsa terdekat]

Rushella menggapai tangannya untuk menangkap kucing.

Kucing hitam ini tampaknya sedikit gemuk, tapi sangat siaga. Begitu Rushella

mendekat, kucing itu lari.

Tapi pada akhirnya, itu cuma seekor kucing, dan, itu bukan tandingan untuk seorang Raja di Malam Hari. Setelah pertarungan keras, Rushella menangkap kucing liar, dan memegangnya keatas dengan tangannya.

"Membuatku membuang-buang waktu...hei, lihat aku!"

Tapi si kucing dengan segera berpaling.

Rushella pun akhirnya menggunakan tangannya untuk mengubah arah kepalanya, dan cahaya merah tua terang dari matanya menapat si kucing.

Meskipun dia tidak perlu menggunakan (Pandangan Merah Tua), tapi kucing liar menjadi rileks.

"Bukankah seharusnya kau cepat menyambut Tuanmu?"

Mendengarkan kata-kata itu, sikap si kucing berubah 180 derajat, si kucing mulai mengeong lucu dan menjilati tangannya.

"Bagus.... Bukankah ini efektif. Sepertinya aku tidak memiliki masalah. Ok, sekali lagi! Manusia, lihat mataku lagi!"

Dia berbalik, tapi tidak ada orang dalam pengelihatannya.

Hanya angin malam yang bertiup di sebuah taman yang kosong.

Rushella membuka mulutnya dengan terdiam.

Beberapa detik kemudian, dia sadar kalau dia sudah di tinggalkan.

"Dasar manusia.....!!!"


"LEPAS JUGA!"

Mendesah dalam langit malam, dia akhirnya sampai rumah.

Rumah Hisui begaya barat dengan satu tingkat, sangat besar untuk seseorang yang tinggal sendiri. Dinding putih rumah ini telah berubah gelap dan abu-abu karena usia dan cuaca, membuat itu terlihat kuno. Tentu saja, sangat dimengerti jika anak-anak tetangga untuk mengklaim bahwa tempat ini berhantu.

Jika rumah ini milik orang lain, Hisui sendiri pasti tidak akan mengunjungi atau bahkan melangkah ke dalam halamanya. Tapi lagian ini adalah rumahnya. Meskipun malam ini berjalan tak tentram, dalam berbagai hal, biarkan aku mandi dulu.

Setelah membersihkan tubuhnya, Hisui masuk ke dalam bak mandi, tetapi dia tetap tidak bisa berhenti memikirkan gadis aneh itu.

"Vampir, ya.... Sudah lama tidak pernah bertemu mereka."


'~~ 20% ~~'



Sebelumnya Prolog Kembali ke Halaman Utama Selanjutnya Bab 2