Difference between revisions of "No Game No Life:Volume 5 Bagian 3"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
 
(11 intermediate revisions by 2 users not shown)
Line 30: Line 30:
   
 
Izuna melihat ke atas pada Steph dan bertanya, dan tangan Steph di dalamnya sesaat membeku.
 
Izuna melihat ke atas pada Steph dan bertanya, dan tangan Steph di dalamnya sesaat membeku.
Izuna looked up at Steph and asked, and Steph’s hand in hers momentarily froze.
 
   
 
Bagaimana bisa dia begitu kasar - Steph merasa marah pada ketidak-sensitif-annya sendiri.
 
Bagaimana bisa dia begitu kasar - Steph merasa marah pada ketidak-sensitif-annya sendiri.
Line 88: Line 87:
 
- Walaupun dia mengatakan ini, dia menggenggam tangan Steph agak lebih erat.
 
- Walaupun dia mengatakan ini, dia menggenggam tangan Steph agak lebih erat.
   
Steph tersenyum agak pahit pada kelakuan Izuna yang mudah diabaca, dan saat dia akan melangkah maju sekali lagi -
+
Steph tersenyum agak pahit pada kelakuan Izuna yang mudah dia baca, dan saat dia akan melangkah maju sekali lagi -
   
 
“Ah~ itu Izuna!”
 
“Ah~ itu Izuna!”
Line 106: Line 105:
 
“Hei, Izuna, ayo bertarung! Kamu benar-benar kuat kan?”
 
“Hei, Izuna, ayo bertarung! Kamu benar-benar kuat kan?”
   
“Kamu idiot, kamu benar-benar idiot, kamu butuh orang tua menemani, kamu monyet botak!”
+
“Kamu idiot, kamu benar-benar idiot, kamu harusnya menambahkan '-sama', kamu monyet botak!”
   
 
“Siapa orang-orang ini…des?”
 
“Siapa orang-orang ini…des?”
Line 150: Line 149:
 
“Bagus sekali! Jadi janji ya! Izuna! Kamu sebaiknya menepatinya!”
 
“Bagus sekali! Jadi janji ya! Izuna! Kamu sebaiknya menepatinya!”
   
“Aku sudah berkata kita butuh orang tua juga, kalian gumpalan idiots! – Izuna-sama, Aku meminta maaf.”
+
“Aku sudah berkata tambahkan '-sama', kalian gumpalan idiot! – Izuna-sama, Aku meminta maaf.”
   
 
Begitu saja, beberapa anak-anak tiba-tiba menghilang seperti saat mereka datang.
 
Begitu saja, beberapa anak-anak tiba-tiba menghilang seperti saat mereka datang.
Line 272: Line 271:
 
“Mengapa kita selmat, sebagai senjata hampa dari Master yang tewas? Jawab aku –“
 
“Mengapa kita selmat, sebagai senjata hampa dari Master yang tewas? Jawab aku –“
   
“”- 「野砲 (ヤホウ yahou) 」-“” <ref>TL note: Artileri lapangan</ref>
+
“”- 「Artileri lapangan」-“” <ref>TL note: 野砲 (ヤホウ yahou) </ref>
   
 
Kilatan cahaya menembus dada Azrael.
 
Kilatan cahaya menembus dada Azrael.
Line 292: Line 291:
 
Plum tidak tahu…bukan, lebih tepatnya dia tidak melihat mereka.
 
Plum tidak tahu…bukan, lebih tepatnya dia tidak melihat mereka.
   
Keduanya menggunakan tiga karakter untuk mematerialisasi sebuah Homitzer lima-milimeter yang menembak dan melepaskan peluru yang bahkan lebih cepat daripada kecepatan suara, menembus Azrael, setelah itu tujuh kilogram peledak Komposit B yang terkandung di dalamnya meledakkan badannya berkeping-keping dengan sebuah ledakan yang membuat kepingan-kepingan tersebut melaju tiga belas ribu kilometer per detik, yang kemudian mengubahnya menjadi asap dan bertebaran - <ref>TL note: http://id.wikipedia.org/wiki/Howitzer http://id.wikipedia.org/wiki/C-4</ref>
+
Keduanya menggunakan tiga karakter untuk mematerialisasi sebuah Homitzer 155-milimeter yang menembak dan melepaskan peluru yang bahkan lebih cepat daripada kecepatan suara, menembus Azrael, setelah itu tujuh kilogram peledak Komposit B yang terkandung di dalamnya meledakkan badannya berkeping-keping dengan sebuah ledakan yang membuat kepingan-kepingan tersebut melaju tiga belas ribu kilometer per detik, yang kemudian mengubahnya menjadi asap dan bertebaran - <ref>TL note: http://id.wikipedia.org/wiki/Howitzer http://id.wikipedia.org/wiki/C-4</ref>
   
 
“- Huh~~ APA YANG KAMU LAKUKAN!?”
 
“- Huh~~ APA YANG KAMU LAKUKAN!?”
Line 796: Line 795:
 
Akhiri saja seperti ini - enam ribu tahun ini - yang tak berarti –
 
Akhiri saja seperti ini - enam ribu tahun ini - yang tak berarti –
   
“AAAAAAHHHH I’M SORRY I’M SORRY PLEASE DON’T KILL ME~~!”
+
“AAAAAAHHHH AKI MINTA MAAF AKU MINTA MAAF TOLONG JANGAN BUNUH AKU~~!”
   
 
 
Line 879: Line 878:
 
===Part 6===
 
===Part 6===
   
In her dream, Azrael saw her Master Artosh’s memories.
+
Dalam mimpinya, Azrael milhat ingatan Master-nya, Artosh.
   
The everlasting chaos would only bring strength to theGod of War」 Artosh.
+
Kekacauan tak berakhir hanya akan membawa kekuatan padaDewa Perang」 Artosh.
   
The Old Deus that fed on battle hunger, hostility, hatred and blood the God of War Artosh.
+
Sang Old Deus yang mengonsumsi lapar-akan-perang, permusuhan, kebencian dan darah - Sang Dewa Perang Artosh.
   
And now he and the splinters of his eighteen wings – the feathers (the Flügel) and his follower the Phantasma (Avant Heim), with such a small army, one god, one Phantasma, and one race waged war on the entire world, and had achieved a crushing victory.
+
Dan sekarang dia dan pecahan delapan belas sayapnya - sang bulu (the Flügel) dan pengikutnya sang Phantasma (Avant Heim), dengan pasukan sekecil itu, satu dewa, satu Phantasma, dan satu ras - melancarkan perang pada seluruh dunia, dan meraih kemenangan mutlak.
   
  +
Tahta Sang Dewa Tunggal Sejati dalam genggaman Artosh-sama…itu tidak perlu ditanyakan.
The throne of the One True God was in Artosh-sama’s grasp…it was unquestionable.
 
   
  +
Seorang Master seperti ini, hanya pernah menyebut kemungkinan kalah sekali.
A Master like that, had only ever mentioned the possibility of defeat once.
 
   
  +
“Ada kemungkinan aku akan kalah.”
“There’s a chance I might be defeated.”
 
   
- You’re joking.
+
- Kau becanda.
   
“I’m very strong.”
+
“Aku sangat kuat.”
   
- Of course.
+
- Tentu.
   
  +
“Tidak ada kekuatan seseorang yang lebih hebat daripada aku.”
“Nobody’s strength is greater than mine.”
 
   
- Of course.
+
- Tentu.
   
  +
“Itulah mengapa ada sesuatu yang aku tidak dapat mengerti.”
“That’s why there’s something I just can’t understand.”
 
   
  +
Sesuatu yang tidak dapat kau mengerti?
Something you can’t understand?
 
   
  +
“Aku tidak memahaminya, karena hanya yang lemahlah yang dapat. Itu adalah kemungkinan yang tidak diketahui bahwa aku mungkin kalah pada seseorang yang lebih kuat daripada aku.”
“I can’t understand it, because only the weak are able to. It’s the unknown possibility that I may lose to one stronger than I.”
 
   
 
- ……
 
- ……
   
  +
“Itulah mengapa aku ingin menciptakan - sebuah unit yang memiliki kekuatan 「Ketaksempurnaan」 yang tidak aku miliki.”
“That’s why I wanted to create – a unit that has the 「Imperfection」 one strong as I am does not possess.”
 
   
  +
- Ketaksempurnaan?
- Imperfection?
 
   
  +
“Unit yang tak sempurna akan menggunakan kekuatan penuhnya - apakah dia dapat menggunakan kekuatannya dan mengatasi kesulitan atau tidak, aku tidak akan memahaminya.”
“The imperfect unit will use its full power – whether or not it can exert its power and overcome adversities, I won’t understand it.”
 
   
 
- ……
 
- ……
   
“But no matter whether I win or lose in the end they will all beCauses」.”
+
“Tapi tidak pedulu apakah aku menang atau kalah - pada akhirnya mereka semua akan menjadiPenyebab」.”
   
“The first feather of my eighteen wings, first unit Azrael.”
+
“Bulu pertama dari delapan belas sayapku, unit pertama Azrael.”
   
  +
…Ya.
…Yes.
 
   
  +
“Saat aku tewas dalam pertempuran, mohon jadilah saksi kekalahanku, dan berkabunglah untukku.”
“When I fall in combat, please be my witness as the loser, and mourn for me.”
 
   
- Azrael doesn’t know what Master saw.
+
- Azrael tidak tahu apa yang Master lihat.
   
  +
Tapi pada saat yang sama saat dia mengisyaratkan kemungkinan kekalahan, Master tidak takut, malah dia terlihat seperti seorang Dewa Perang sejati –
But at the same time as he hinted at the possibility of defeat, the Master wasn’t scared, instead he had appeared like a true God of War –
 
   
  +
Mengantisipasi kemunculan musuh yang tidak diketahui - dan walau begitu dia berjuang untuk mengalahkan sesuatu yang tidak diketahui ini –
Anticipating the appearance of an unknown enemy – and despite this he strived to overcome this unknown –
 
   
  +
Sebuah senyum keberanian sederhana namun juga kebahagian sejati.
A smile of simple courage yet of true happiness.
 
   
  +
“Jadi, sekarang, mari buat unit spesial ini…namanya haruslah –“
“So, let’s now create this special unit…her name shall be –“
 
   
Just like that, the Master Artosh…
+
Begitu saja, Master Artosh…
   
He finally produced his last work – theSpecial Unitwho became theFinal Unit」- the imperfect unit.
+
Dia akhirnya menghasilkan karya terakhirnya -Unit Spesialyang menjadiUnit Akhir」- unit tak sempurna.
   
  +
Pada akhirnya, dia juga yang menjadi unit yang dapat menyaksikan jawaban di ujung cakrawala yang bahkan Master tidak dapat menyaksikannya.
In the end, it was also the unit that was able to witness the answer at the end of the horizon where even the Master could not.
 
   
The Master called out her name.
+
Master memanggil namanya.
   
 
- Jibril.
 
- Jibril.
Line 949: Line 948:
 
===Part 7===
 
===Part 7===
   
“…Senpai, are you finally awake?”
+
“…Senpai, apakah kamu sudah bangun?”
   
  +
- Badanku begitu berat, itu adalah pikiran pertama Azrael saat dia terbangun.
- My body is so heavy, that was Azrael’s first thought as she awoke.
 
   
  +
Sayapku tidak dapat bergerak, danaku sepertinya tidak dapat menggunakan kekuatan - tidak!
My wings can’t move, and I just can’t seem to be able to use force – no!
 
   
  +
Dia sadar bahwa dia tidak pernah tahu bagaimana rasanya menggunakan kekuatan badannya sendiri.
She realized that she had never known how it felt to use the strength of her own body.
 
   
  +
Bagaimana badanku bergerak? Bukankan sama saja seperti berteleportasi?
How does my body move? Isn’t it just like teleporting?
 
   
  +
Yang disebut bumi - inikah caranya untuk membatasi kehadiran akan keberadaanku?
The so-called earth – is this how it limits the presence of my being?
 
   
  +
Mengangkat kepalanya yang terasa seberat batu, Azrael melihat ke bawah pada bayangannya sendiri.
Raising her head that felt heavy as a rock, Azrael looked down at her own shadow.
 
   
And looking down at her was Jibril and the two Imanity Sora and Shiro.
+
Dan yang melihat ke bawah ke arahnya adalah Jibril - dan dua Imanity Sora dan Shiro.
   
  +
Rangking terendah diantara 「Enam Belas Ras」, spesies terlemah memandang ke bawah padanya dan berkata.
The lowest ranked among the 「Sixteen Races」, the weakest species looked down at her and said.
 
   
“You attempted to play a game with the status ofI’m the strongest」, then you decided it was a crappy game just after a single loss, now that’s just ridiculous.”
+
“Kamu mencoba untuk memainkan sebuah ''game'' dengan status 「Aku yang Terkuat」, kemudian kamu memutuskan bahwa itu adalah permainan yang jelek setelah satu kekalahan, sungguh lucu sekali.”
   
Shiro smiled as well as she heard Sora’s words however Azrael couldn’t understand what they meant
+
Shiro tersenyum juga saat dia mendengar perkataan Sora - meski begitu Azrael tidak dapat mengerti apa yang mereka maksud
   
“Now you’re going to replay the game with the status ofThe weakest」, and if you still think it’s a crappy game –“
+
“Sekarang kamu akan memainkan ulang permainan dengan status 「Terlemah」, dan jika kamu masih berpikir bahwa itu sebuah permainan yang jelek –“
   
  +
“…Kami akan bermain bersamamu…sebanyak yang dibutuhkan…”
“…We’ll play with you…as many times as needed…”
 
   
  +
Dia mengerti bahwa 「Roh Kata」 yang digunakan padanya – membatasi kemampuannya sampai sama dengan seorang Imanity.
She understood that the 「Word Spirit」 that used on her – limited her abilities to that of an Imanity’s.
 
   
  +
Senyuman dari dua bersaudara itu mengatakan ini - Azrael menundukkan kepalanya dan tersenyum pahit.
The very smiles of the siblings told her this – Azrael bent her head down and smiled bitterly.
 
   
  +
- Jadi, dia tidak dapat terbang, dia tidak punya sihir, dan dia bahkan tidak dapat melihat roh-roh.
- So, she couldn’t fly, she didn’t have magic, and she wasn’t even able to see spirits.
 
   
  +
Jarak, gravitasi, semua konsep-konsep yang dia tidak pernah alami sebelumnya sekarang mengekangnya.
Distance, gravity, all these concepts that she had never experienced were now tying her down.
 
   
  +
Dia berguling ke samping, mengumpulkan kekuatannya pada lengannya yang terbatas dan mengulurkan ke langit.
She rolled to the side, focused her energy on her restricted arms and stretched towards the sky.
 
   
  +
- Begitu tinggi, langit begitu tinggi, dan bumi begitu luas.
- So high, the skies are so high, and the earth so wide.
 
   
  +
Sebuah kekuatan yang mempengaruhi badannya seakan adalah sebuah tembok yang dibangun diantara dia dan langit dan bumi.
The power that was acting on her body was as if an infinite wall had been built up between her and the sky and earth.
 
   
  +
Dia bahkan tidak dapat membayangkan bagaimana rasanya 「Terbang」 lagi.
She couldn’t even imagine what it felt like to 「Fly」 anymore.
 
   
  +
Bahkan jika seseorang memberitahu dia dapat terbang, dia tidak punya niat sedikitpun untuk melakukannya. Dan itu menakutkan.
Even if one were to tell her she could fly, she didn’t have any intention to. And that scared her.
 
   
  +
Sementara dua Imanity yang juga sama-sama terbatas - tertawa saat mereka membumbung tinggi di angkasa, dan telah berkata mereka telah menipunya.
While the two Imanity that were restricted in the same way – laughed as they soared through the skies, and had said they had tricked her.
 
   
  +
“…Rasanya bumi…tidak begitu buruk…kan?”
“…The taste of the earth…isn’t that bad…right?”
 
   
  +
“Jika kamu tidak jatuh, kamu tidak akan pernah memiliki keinginan untuk terbang lagi.”
“If you don’t crash to the ground, you’ll never have the urge to fly again.”
 
   
  +
Mereka melayang di angkasa begitu bebas, dan mereka masih bisa berkata bahwa jatuh sekali tidaklah buruk.
They had soared in the skies so freely, and yet they were able to say that crashing once wasn’t bad.
 
   
“- Right, you can climb up after you fall down, so there’s a next time, isn’t it?”
+
“- Benar, kamu dapat berdiri lagi setelah kamu jatuh, jadi selalu ada kesempatan selanjutnya, bukankah begitu?”
   
  +
Sora tersenyum saat dia menjulurkan tangannya padanya - untuk itulah apa yang mereka lakukan selama ini.
Sora smiled as he stretched his hand towards her – for that was what they had done all this time.
 
   
  +
- Akhirnya, di dalam pikiran Azrael, semuanya tersambung mulus dan dia tidak dapat menahan senyuman.
- Finally, in Azrael’s mind, everything connected seamlessly and she couldn’t help but smile.
 
   
  +
Terlalu terlambat, dia hanya terlalu terlambat, memang masuk akal jika mereka memanggilnya idiot, Azrael berpikir sambil meraih pada tangan yang terjulur.
Too late, she was just too late, it was but reasonable that they called her an idiot, Azrael thought as she grabbed onto that outstretched hand.
 
   
  +
“…Otak Senpai hanya terlalu keras kepala.”
“…Senpai’s brain is just too stubborn.”
 
   
Jibril looked at her with her eyes half open yet caring, and welcomed Azrael as she stood up.
+
Jibril melihatnya dengan mata setengah terbuka namun menyiratkan rasa sayang, dan menyambul Azrael saat dia berdiri.
   
Artosh’s final work the imperfect unit. She was theSpecial Unit」, and theFinal Unit」.
+
Karya terakhir Artosh - unit tak sempurna. Dia adalahUnit Spesial」, dan 「Unit Akhir」.
   
  +
Ketaksempurnaannya hanya berarti bahwa - dia akan berjuang untuk menjadi sempurna.
Her imperfections merely meant that – she would strive to be perfect.
 
   
  +
Karena dia tak sempurna, dia secara alami akan berjuang untuk tak diketahui, masa depan dan harapan.
Because she was imperfect, she would naturally strive for the unknown, the future and hope.
 
   
- Azrael finally understood the reason why Jibril insisted on campaigning alone.
+
- Azrael akhirnya mengerti - alasan mengapa Jibril bersikeras untuk beroperasi sendirian.
   
“…Jii-chan’s brain is too active-nyan…”
+
“…Otak Jii-chan terlalu aktif-nyan…”
   
  +
Dia telah menghancurkan kota para Elf dan membawa kembali semua buku-buku tersebut dengan penuh senyum bahkan tanpa diperintahkan.
She had destroyed the Elves’ city and brought all those books back with all smiles even without being ordered to.
 
   
  +
Dia menaklukkan semua spesies yang berangking lebih tinggi sendirian walaupun sudah diberitahu bahwa itu mustahil, dan telah kembali nyaris mati setiap kalinya.
She had conquered all the higher ranked species alone despite being told it was impossible, and had returned near death every single time.
 
   
  +
Dia meninggalkan dewan, pergi dari kampung halamannya, dan bahkan membawa Master baru saat dia kembali -
She had deserted the council, left her hometown, and even brought new Masters as she returned –
 
   
  +
Ini benar-benar karena dia tak sempurna - itulah mengapa dia akan - menjadi lebih kuat dari siapapun.
It was exactly because she was imperfect – that’s why she would – become stronger than anyone.
 
   
“…I see, so there really are things that can’t be understood just through reading-nyan…”
+
“…Begitu, jadi benar-benar ada suatu hal yang tidak dapat dimengerti hanya dari membaca-nyan…”
   
  +
Yang disebut mengerti bukanlah hanya bergantung pada hafalan dan peningkatan pengetahuan.
The so-called understanding wasn’t just reliant on memorization and increasing knowledge.
 
   
  +
Melainkan melalui aktualisasi, pengalaman pribadi, hanya jika itu terasimilasi ke dalam roh-mu dia dapat benar-benar mengerti sesuatu.
It was through actualization, personal experiences, it was only when it assimilates into your very soul that one can truly understand something.
 
   
The thing that neither Artosh nor Azrael could understand -「The unknown」.
+
Sesuatu yang baik Artosh maupun Azrael tidak dapat mengerti - Tak diketahui」.
   
  +
Itu adalah 「Kemungkinan」- karakteristik yang dapat mengubah hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.
That was the 「Possibility」- the characteristic that could turn the impossible into possible.
 
   
  +
Itu tepat karena merekalah yang kuat, tepat karena mereka benar-benar tidak dapat gagal, tepat karena mereka tidak dapat kalah - bahwa mereka tidak dapat mengerti ini.
It was exactly because they were the strong ones, exactly because they absolutely couldn’t fail, exactly because they couldn’t lose – that they were unable to understand this.
 
   
While
+
Sementara itu
   
  +
“Jelas bahwa saat seseorang menjadi pihak yang kalah menjadi tidak lagi sempurna…namun aku…selalu takut itu-nyan.”
“It’s obvious that when one becomes a loser one is no longer perfect…however I…always feared that-nyan.”
 
   
  +
Hanya Jibril yang perlahan mengerti bahwa setiap kali dia nyaris kalah.
Only Jibril had slowly understood that every single time as she neared defeat/
 
   
- Whenever they lost, no matter the Flügel or Avant Heim, they were unable to grasp this imperfection.
+
- Kapanpun mereka kalah, tidak peduli Flügel atau Avant Heim, mereka tidak dapat menggapai ketaksempurnaan ini.
   
  +
Sementara - tidak sekalipun ragu dalam langkahnya, bukanlah kejutan bahwa Jibril pergi.
While – never once faltering in her footsteps, it was no surprise that Jibril had left.
 
   
The Flügel – Azrael and the others could only gather knowledge.
+
Para Flügel – Azrael dan lainnya hanya dapat mengumpulkan pengetahuan.
   
  +
Hanya Jibril yang dengan bebas mengejar kepenasarannya, menciptakan pengetahuan, dan meninggalkan semua hal yang dia butuhkan untuk tahu.
Only Jibril freely pursued her curiosity, created knowledge, and left behind everything she needed to know.
 
   
  +
Dia benar-benar orang yang kuat, namun dia selalu berjuang pada tujuan yang jauh lebih hebat - dia bahkan menghormati 「Tak Diketahui」.
She was a truly strong person, yet she was always striving towards an even greater goal – she even had respect towards the 「Unknown」.
 
   
- That could only mean one thing.
+
- Itu hanya dapat berarti satu hal.
   
“Nyahaha, nyahahahaha…how boring, I’d never thought that it would be this boring after I understood it.”
+
“Nyahaha, nyahahahaha…betapa membosankan, aku tidak pernah terpikir bahwa itu akan menjadi semembosankan ini setelah aku mengerti.”
   
  +
Dia melihat ke bawah, dan dia hanya dapat tertawa - yang berarti…
She looked down, and she could only laugh – which meant…
 
   
  +
“Apakah kamu akhirnya mengerti?”
“Have you finally understood?”
 
   
“Yes, I get it now there’s nothing particular to be understood-nyan.”
+
“Ya, sekarang aku paham - tidak ada hal yang khusus untuk dimengerti-nyan.”
   
  +
- Bagaimana bisa dia tidak menertawakan hal itu?
- How could she not laugh at that?
 
   
  +
Jawaban yang mereka telah cari selama lebih dari enam ribu tahun - pada akhirnya adalah 「Tidak ada jawabannya sama sekali」-
The answer that they had been searching for over six thousand years – in the end there was 「No answer at all」-
 
   
  +
“Yang tak diketahui akan jelas-jlas tidak pernah dibalik menjadi pengetahuan, karena pengetahuan kita lambat laun akan berubah menjadi tak diketahui, tidak akhir untuk ini seperti apa yang menjadi pengetahuan umum kemarin mungkin tidak menjadi pengetahuan umum hari ini.”
“The unknown will definitely never be reversed into knowledge, because our knowledge will eventually transform into the unknown, there is no end to this as what may be common knowledge yesterday may not be common knowledge today.”
 
   
  +
Itu karena dia tidak pernah kalah, jadi setelah kekalahan pertamanya, dia benar-benar dapat takut akan - yang tak diketahui.
It was because that she had never lost, so after her first loss, she was truly able to fear – the unknown.
 
   
  +
Semakin dia berusaha untuk mengerti, semakin jauh itu menghilang dari dia.
The more she tried to understand it, the further it shrank away from her.
 
   
“So the important thing is not toMemorize」, it’s toLearn」- and even enjoy the risk that comes with adapting to the situation.”
+
“Jadi hal yang penting adalah tidakMenghafal」, melainkanMempelajari」- dan bahkan nikmati risiko yang datang dengan beradaptasi pada situasi.”
   
  +
Demikin - satu-satunya jalan untuk terus berjuang maju –
Thus – the only way was to continuously strive forward –
 
   
  +
“Alasan mengapa kita kalah dalam Perang Besar adalah kita tidak dapat menyelesaikan itu. Azrael-senpai, saat aku kalah pada Master dan berlutut di depan mereka untuk mengakui pengabdianku, perintah terakhir Artosh - terselesaikan.”
“The reason why we lost in the Great War was because we were unable to accomplish that. Azrael-senpai, when I lost to the Masters and kneeled in front of them to acknowledge my subservience, Artosh’s final order – was completed.”
 
   
Azrael looked down and mumbled:
+
Azrael melihat ke bawah dan bergumam:
   
“…Artosh-sama…did I accomplish your final orders as well?”
+
“…Artosh-sama…apakah aku telah menyelesaikan perintah terakhirmu juga?”
   
  +
- Apakah dia tidak harus berbohong lagi?
- Did she not have to lie anymore?
 
   
Azrael looked up at the distant skies once again as she wiped away her tears.
+
Azrael melihat ke atas pada langit jauh sekali lagi saat dia menghapus air matanya.
   
She had never realized that she had the ability to shed tears was this enough to appease Artosh-sama?
+
Dia tidak pernah menyadari bahwa dia memiliki kemampuan untuk meneteskan air mata - apakah ini cukup untuk menentramkan Artosh-sama?
   
Sora looked at her face.
+
Sora melihat wajah dia.
   
  +
“…Aku tidak begitu yakin kamu kerasukan apa, tapi ekspresi itu tidaklah buruk.”
“…I’m not really sure what you’re getting at, but that expression isn’t half bad.”
 
   
Finally Sora spoke to Azrael with a smile on his face.
+
Akhirnya - Sora berbicara pada Azrael dengan senyum di wajahnya.
   
“…May I ask you four questions? Imanity – no, So-chan, Shi-chan.”
+
“…Bolehkan aku bertanya empat pertanyaan? Imanity – bukan, So-chan, Shi-chan.”
   
  +
- Tidak ada jawabnya pada awalnya, mereka hanyalah harus kembali ke kotak pertama - yang berarti bahwa dia memiliki sesuatu untuk dipastikan.
- There was no answer in the first place, they merely had to go back to square one – which meant that she had some things to confirm.
 
   
  +
“Kalian berdua…kalian hidup untuk apa?”
“You both…what do you live for?”
 
   
“For Shiro, of course.”
+
“Untuk Shiro, tentu.”
   
“…For Nii.”
+
“…Untuk Nii.”
   
  +
“Bagaimana jika salah satu dari kalian mati?”
“What if one of you were to die?”
 
   
  +
“Jika kita mati, kita mati bersama, jadi itu bukanlah masalah.”
“If we die we die together, so there isn’t much of a big deal.”
 
   
“…Together.”
+
“…Bersama.”
   
  +
“Mengapa…apa yang membuatmu tetap hidup?”
“Why…what keeps you living?”
 
   
“I have no idea!”
+
“Aku tidak kepikiran!”
   
“…God knows!”
+
“…Tuhan tahu!”
   
  +
“Kami tidak punya wkatu untuk mempertimbangkan hal semacam ini, lagipula kami berbeda darimu, hidup itu pendek.”
“We don’t have time to be considering this sort of thing, we’re different from you anyway, life is short.”
 
   
  +
“…Sibuk…”
“…Busy…”
 
   
- They didn’t hesitate throughout, Sora replying with a smile on his face while Shiro replied rather seriously.
+
- Mereka tidak ragu-ragu, Sora membalas dengan senyum di wajahnya sementara Shiro membalas lebih serius.
   
  +
Tapi - itu bukanlah jawabannya yang dia harapkan - itu hanya dapat menjadi referensi baginya.
But – those weren’t the answers she was looking for – she could only reference them.
 
   
So at last Azrael asked:
+
Jadi para akhirnya - Azrael bertanya:
   
“Can I…can I be like Jii-chan as well?”
+
“Dapatkah aku…dapatkah aku menjadi seperti Jii-chan juga?”
   
  +
“Itu tidak mungkin, kamu hanya bisa menjadi dirimu sendiri.”
“That’s impossible, you can only be yourself.”
 
   
  +
- Mereka membalas tanpa keraguan juga, yang sudah dapat ditebak.
- They replied without hesitation as well, which was to be expected.
 
   
She had known that since long ago, but as Azrael began looking increasingly melancholy, Sora instead
+
Dia telah mengetahuinya sejak lama, tapi saat Azrael mulai terlihat semakin melankolis, Sora malah -
   
  +
“Tapi apa yang salah dengan itu?”
“But what’s wrong with that?”
 
   
  +
Benar-benar ceria - senyumnya, tidak salah lagi -
Completely cheerful – his smile was, without a doubt –
 
   
  +
“Ekspresimu sekarang sangat sempurna, aku menyukainya saat kamu seperti ini.”
“Your expression now is excellent, I love it when you’re like this.”
 
   
  +
- Dia berbicara dengan senyum selebar angkasa.
- He spoke with a smile as wide as the skies.
 
   
 
 
Line 1,153: Line 1,152:
 
…Nyahahaha.
 
…Nyahahaha.
   
  +
“Jawaban yang kami cari selama ini ternyata adalah 「Kembali lagi ke kotak pertama」, Aku tidak bisa menerima ini, bahkan orang-orang yang dapat hidup selamanya bisa capek kau tahu-nyan.”
“The answer that we’d searched for over so long turned out to be 「Going back to square one」, I can’t take this, even people who can live forever get tired you know-nyan.”
 
   
  +
Ya – berpikir untuk diri sendiri, adalah jawaban - mereka.
Yes – thinking for oneself, which was their – reply.
 
   
  +
Dia harus mencarinya untuk dirinya sendiri, kemudian menemukan jawabannya sendiri yang merupakan miliknya dan hanya dia seperti milik Jibril.
She had to look for it herself, then find her own answer that belonged to her and her alone just like Jibril had.
 
   
  +
- Sepanjang dia tahu dia dapat menyelesaikan ini - itu sudah cukup.
- As long as she knew she could accomplish it – it was enough.
 
   
Azrael said tiredly, however
+
Azrael berkata dengan capek, meskipun begitu
   
Suddenly, she heard Jibril apologizing to Sora.
+
Tiba-tiba, dia mendengar Jibril meminta maaf pada Sora.
   
  +
“…Master, I telah mempertaruhkan nyawaku di ujung tanduk berdasarkan pendirianku sendiri, dan bahkan aku harus bergantung pada kekuatanmu pada akhirnya…Aku memohon ma–“
“…Masters, I put my own life on the line on my own accord, and even had to rely on your strength in the end…I offer my sincerest apolo –“
 
   
“Ah~ about that, Jibril.”
+
“Ah~ Tentang itu, Jibril.”
   
  +
Sora menggaruk kepalanya, seperti tidak mengetahui dimana akan memulai dan berkata:
Sora scratched his head, seemingly not knowing where to start and said:
 
   
“This fellow over here doesn’t have the rights to order all Flügel to commit suicide!”
+
“Kawan kita disana itu tidak memiliki hak untuk memerintahkan semua Flügel untuk bunuh diri!”
   
“-------What!?”
+
“-------Apa!?”
   
  +
Mengabaikan Jibril yang bengong, Azrael berkata dengan pahit:
Ignoring the speechless Jibril, Azrael said bitterly:
 
   
  +
“Huh? Anak panah telah dilepaskan!<ref>TL Note : Dari peribahasa Indonesia : Anak panah yang sudah terlepas dari busurnya, tak dapat dikembalikan lagi (Rahasia harus disimpan baik-baik, sekali terbuka tak akan dapat tertutup lagi)</ref>”
“Huh? The cat’s out of the bag!”
 
   
  +
Dia menjulurkan lidahnya dengan jahat dan tertawa.
She stuck out her tongue evilly and laughed.
 
   
  +
“Melarang tindakan bunuh diri tanpa ijin - tidak berarti aku dapat memerintahkan kalian semua untuk bunuh diri! Hmm~ Aku tidak pernah berpikir bahwa kebohongan ini tidak akan diketahui selama lebih dari enam ribu tahun, nyahahaha ♪”
“Banning the act of suicide without permission – doesn’t actually mean I can order you all to commit suicide! Hmm~ I’d never thought that this lie would go unnoticed for over six thousand years, nyahahaha ♪”
 
   
Shiro continued even more directly
+
Shiro melanjutkan bahkan lebih langsung -
   
  +
“…Dan bahkan dia melakukannya…Jibril milik…Nii dan Shiro…”
“…And even if she did…Jibril belongs to…Nii and Shiro…”
 
   
 
-
 
-
   
  +
Dia telah membawa tuannya masuk, dan dia telah bersiap untuk mati -
She had dragged her masters in, and had prepared to die –
 
   
  +
Saat sora menyadari bahwa bahu Jibril mulai bergetar marah, dia menghela dan berkata:
As Sora noticed that Jibril’s shoulders were beginning to tremble in anger, he sighed and said:
 
   
“- But if it’s just Azrael alone, she can do it.”
+
“- Tapi jika itu hanya Azrael saja, dia dapat melakukannya.”
   
Jibril inhaled sharply as she heard that, while Azrael immediately erased her smile.
+
Jibril menghela tajam saat dia mendengar itu, sementara Azrael cepat-cepat menghapus senyumnya.
   
  +
“Kawan disana itu mempertaruhkan dirinya sendiri dan hanya dirinya sendiri dari awal, tidak pedulu apapun konsekuensinya dia telah bersiap untuk mati sendiri. Kakak macam apa yang akan mengatakankan pada imouto tercintanya untuk membunuh dirinya sendiri? Dia adalah kakak terpercaya Jibril bagaimanapun juga!”
“This fellow over here bet herself and only herself from the very beginning, as no matter the consequence she was prepared to die alone. What kind of sister would tell her beloved imouto to go kill herself? She’s Jibril’s trusted sister after all!”
 
   
- Azrael remained silent, then sighed and replied.
+
- Azrael tetap diam, kemudian menghela dan membalas.
   
  +
Dan balasan itu lebih meyakinkan dari bentuk protes apapun yang dia pernah buat.
And that reply was more convincing than any form of protest she may have made.
 
   
  +
Jika ada sebuah 「Jawaban」, dan jika para Flügel dapat menemukan jawaban itu, bahkan jika dia menggunakan haknya untuk semuanya bunuh diri, tidak seorangpun akan ingin mati. Bahkan jika tidak jawaban, dengan Jibril sebagai kepala mereka, jika mereka semua dapat menemukan alasan untuk terus hidup, mereka tidak akan mau untuk membunuh diri mereka sendiri juga pula.
If there was an 「Answer」, and if the Flügel could find that answer, even if she were to exercise her rights for all of them to commit suicide, no one would want to die. Even if there was no answer, with Jibril at the head of them, if they could all find a reason to continue living, they wouldn’t want to kill themselves as well anyway.
 
   
  +
- Saat itu, Azrael yang tujuan hidupnya adalah mencegah semua orang dari bunuh diri, telah menyelesaikan misinya.
- At that time, Azrael whose purpose of living was to prevent anyone from committing suicide, would have completed her mission.
 
   
“…So-chan, have you ever pissed people off by not minding your own business?”
+
“…So-chan, apakah kamu pernah sebal pada orang-orang agar tidak mengurusi urusanmu sendiri?”
   
“Yeah, many times, and I pissed them off a lot as well. However I decided long ago that I won’t let anyone die in this world (game), so –“
+
“Ya…, sering kali, dan aku sebal sekali pada mereka juga. Namun aku telah memutuskan dari lama bahwa aku tidak akan membiarkan siapapun mati dalam dunia (game) ini, jadi –“
   
  +
- Dia mendengarkan satu tepukan.
- She heard a single clap.
 
   
“Let’s play a game.”
+
“Ayo bermain game.”
   
  +
Sora menepuk tangannya dan berbicara sambil tertawa.
Sora clapped his hands and spoke while laughing.
 
   
“It would be a pain if we had to start from scratch, huh?”
+
“Akan sangat menyebalkan jika kita harus mulai dari nol, huh?”
   
- No doubt, so let’s play a game.
+
- Tidak salah, jadi ayo bermain game.
   
  +
“Jadi, hal-hal menjadi mudah sekarang, omong-omong ayo bertukar permainan dulu.”
“So, things are simple now, anyway let’s switch a game first.”
 
   
  +
- Ini jelas akan menjadi permainan yang sangat menarik sekali.
- It would definitely be an extremely interesting game.
 
   
  +
“Kami ingin membuat dunia ini - lebih lebih menarik.”
“We want to make this world – even more interesting.”
 
   
  +
- Sebauh permainan yang tidak pernah jadi membosankan.
- A game that would never get boring.
 
   
  +
“Apakah bisa atau tidak kita melakukannya - jadi, sisi mana yang akan kamu pegang?”
“As for whether or not we can do it – so, which side will you bet on?”
 
   
 
 
Line 1,237: Line 1,236:
 
“Nyaha…nyahahah, nyahahahahahhahahahah!!”
 
“Nyaha…nyahahah, nyahahahahahhahahahah!!”
   
  +
Dalam enam ribu tahun, tidak, kemungkinan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia tertawa lepas.
In six thousand years, no, possibly for the first time in her life, she laughed sincerely.
 
   
  +
Mungkin karena kemampuan fisknya dikekang oleh Imanity - dia tertawa terlalu keras sampai dimana perutnya mulai sakit.
Maybe because her physical abilities were being restrained by the Imanity – she laughed too hard to the point where her stomach began to ache.
 
   
  +
Azrael tertawa begitu emosional bahkan sampai dia mulai menangis, dan dia mengangkat kepalanya - dan kemudian -
Azrael laughed so emotionally that she even started to cry, and she raised her head – and then -
 
   
- She grabbed onto Sora and kissed him.
+
- Dia meraih Sora dan menciumnya.
   
 
“Ugh!?”
 
“Ugh!?”
Line 1,249: Line 1,248:
 
“…!?”
 
“…!?”
   
“What – M, Master!? A-Azrael-senpai!!”
+
“Apa – M, Master!? A-Azrael-senpai!!”
   
…For a full few seconds, Azrael tongue-kissed Sora and stopped.
+
…Untuk beberapa detik penuh, lidah Azrael mencium Sora dan berhenti.
   
“Nyahaha~ if both sides bet thatIt’s possible」, the bet won’t be valid ♥”
+
“Nyahaha~ jika kedua sisi bertaruh bahwaItu mungkin」, taruhannya tidak akan sah ♥”
   
 
“”…””
 
“”…””
   
Sora appeared lost, while the other two looked at them with gazes that could kill, and Azrael spoke, ignoring them:
+
Sora terlihat kalah, sementara dua lainnya melihat mereka dengan pandangan yang dapat membunuh, dan Azrael berbicara, mengabaikan mereka:
   
“We...as for me who wanted to die, you gave me a chance to have fun with you all, and so I’m extremely overjoyed at your request-nyan. ButI don’t yet have the right to walk alongside So-chan like Jii-chan does.”
+
“Kami...khusus untukku yang ingin mati, kamu memberiku kesempatan untuk bersenang-senang dengan kalian semua, dan aku benar-benar senang bahagia atas permintaanmu-nyan. Tapiaku belum meiliki hak untuk berjalan berdampingan dengan So-chan seperti Jii-chan.”
   
  +
Dia melambai dan berbalik untuk pergi…dia merasakan gravitasi yang mengekang badannya dan terus maju.
She waved and turned to leave…she felt the gravity that restrained her body and continued forward.
 
   
  +
Adiknya khawatir terhadapnya, Imanity khawatir terhadapnya, menghiburnya, dan bahkan mencegahnya dari bunuh diri.
Her sister worried about her, the Imanity worried about her, comforted her, and even prevented her from committing suicide.
 
   
  +
Tidak peduli apa yang akan kamu katakan - jika ini terus berlanjut, aku akan bergantung pada mereka terlalu banyak, dan dia tersenyum pahit.
No matter what you were to say – if this were to go on, I would be relying on them too much, and she smiled bitterly.
 
   
“But this is fine as well, since I bet it’sPossibletoo-nyan? Before the results come out I’ll try my best to wait for it, since Jii-chan believes in me-nyan, I hope that you all can just wait for me a while more.”
+
“Tapi ini juga tidak apa-apa, karena aku bertaruh ituMungkinjuga-nyan? Sebelum hasilnya ekluar - aku akan berusaha sebaik mungkin untuk itu, karna Jii-chan percaya padaku-nyan, Aku harap kamu semua dapat menungguku sebentar lagi.”
   
 
===Part 8===
 
===Part 8===
   
  +
“…Nii…kamu membiarkan dia menciummu.”
“…Nii…you let her kiss you.”
 
   
  +
“Tunggu sebentar, bagaimanapun kamu melihatnya, dia yang memaksa padaku kan?”
“Just wait a minute here, no matter how you look at it, she forced herself on me right?”
 
   
“You say that, Master, but because of theTen Pledgesit isn’t possible to abuse another’s rights, so unless the Master had allowed it subconsciously there was no other way that Azrael-senpai could have kissed you.”
+
“Kau berkata begitu, tapi karenaSepuluh Ikrartidaklah mungkin mengambil paksa hak orang lain, jadi kecuali Master menginjinkannya secara tidak sadar tidak ada cara lain agar Azrael-senpai dapat menciummu.”
   
  +
“Tunggu, jika aku menolak gadis cantik seperti itu secara tidak sadar, itu petaka bagiku sebagai seorang pria!”
“Wait a second, if I were to deny a beautiful lady like that unconsciously that would be disastrous to me as a guy!”
 
   
  +
“…Nii tidak masalah dengan siapapun…asalkan seorang gadis…”
“…Nii is fine with anyone…as long as it’s a girl…”
 
   
“You’re just like Ino-sama.”
+
“Kamu mirip seperti Ino-sama.”
   
  +
“Sudahlah, bagaimanapun kamu melihatnya, aku korban! Benar! Hei!”
“Come on already, no matter how you look at it, I’m the victim! Right! Hey!”
 
   
  +
Mulut Azrael melengkung senyum saat dia mendengar keributan di belakangnya dan dia berbicara lembut saat dia pergi:
Azrael’s mouth curled up in a smile as she heard the commotion behind her, and she spoke softly as she was leaving:
 
   
“…Speaking of which, Jii-chan-nyan.”
+
“…Ngomong-ngomong, Jii-chan-nyan.”
   
“…You finally added a –nyan to that. Ignoring the fact that you were rude to my Masters and that you’ve been lying to us for so long even someone as tolerant as I am almost about to get angry. What is it? Azrael-senpai.”
+
“…Kamu akhirnya menambahkan –nyan di situ. Mengabaikan fakta bahwa kamu kasar pada Master-ku dan kamu telah berbohong pada kami begitu lama - bahkan seseorang yang setoleran aku hampir akan marah. Ada apa? Azrael-senpai.”
   
  +
Jibril ''teleport'' ke sebelahnya dan berbicara tidak senang.
Jibril teleported beside her and spoke unhappily.
 
   
  +
Azrael menanyakannya sebuah pertanyaan yang dia telah pikirkan.
Azrael asked her a question that she had thought of.
 
   
“Jii-chan-nyan, why do you think the Imanity had survived during the Great War?”
+
“Jii-chan-nyan, menurutmu mengapa Imanity dapat bertahan hidup selama Perang Besar?”
   
  +
“Itu karena…”
“It was because…”
 
   
  +
Itu adalah pertanyaan yang bersarang dalam Jibril untuk waktu yang begitu sangat lama, dan bahkan mulai mengganggunya akhir-akhir ini.
That was a question that had nestled inside Jibril for an extremely long period of time, and it had begun to trouble her even more recently.
 
   
  +
Imanity dipandang lemah, jadi tidak ada yang menaruh perhatian khusus pada mereka dan begitulah mereka dapat bertahan.
The Imanity were seen as too weak, so no one had paid particular attention to them and thus they had survived.
 
   
But after meeting Sora and Shiro, Jibril felt confused.
+
Tapi setelah bertemu Sora dan Shiro, Jibril merasa bingung.
   
  +
Pada akhir Perang Besar, seluruh benua Elkian adalah wilayah teritori Imanity, apakah itu murni hanya dengan keberuntungan -
At the end of the Great War, the entire Elkian continent was the territory of the Imanity, was that just by pure chance –
 
   
The Imanity Azrael attempted to guesstimate the source of their power.
+
Imanity - Azrael berusaha untuk mengira-ngira sumber kekuatan mereka.
   
“Let’s say that they keep losing until they can’t lose anymore that’s the Imanity.”
+
“Anggaplah bahwa mereka tetap kalah sampai mereka tidak dapat kalah lagi - itulah Imanity.”
   
  +
- Mereka terus 「Belajar」 dengan menggunakan kalah atau kehilangan sebagai alasan mereka, tidak takut akan tak diketahui, malah dengan senang hati menyelam ke dalamnya.
- They continued 「Learning」 by using defeat or loss as their premise, not fearing the unknown, instead happily diving into it.
 
   
  +
Karena mereka lebih tidak sempurna dari siapapun, mereka adalah ras yang berjuang untuk lebih lebih sempurna dari siapapun - jika begitu…
Because they were more imperfect than anyone, they were a race that strived to be even more perfect than anyone – if so…
 
   
  +
Azrael tersenyum pahit, dan alasan dibalik itu bukanlah karena alasan mereka bertahan, tapi…
Azrael smiled bitterly, and the reason behind it was not because of the reason they survived, but…
 
   
  +
“…Mengapa aku tidak memperhatikan ras seperti itu selama Perang Besar?”
“…Why didn’t I take notice of a race like that during the Great War?”
 
   
- Jibril inhaled sharply.
+
- Jibril menghela tajam.
   
  +
Mengabaikan dua Master untuk sekarang, raja terdahulu telah membongkar permainan Serikat Timur, dan Kurami yang berkolaborasi dengan seorang Elf.
Ignoring the two Masters for now, the late king that had exposed the Eastern Federation’s game, and Kurami who had collaborated with an Elf.
 
   
  +
Potensi yang telah mereka tunjukkan nyaris mengerikan - Jibril telah mengalami hal ini sendiri.
The potential they had shown was almost scary – Jibril had experienced this personally.
 
   
  +
Mereka kadang-kadang diambang batas gila, dan lain waktu bahkan tidak takut mati - walaupun begitu, mereka mampu membawa generasi selanjutnya.
They were sometimes borderline insane, and at times even not afraid of death – despite this, they were able to bring in the next generation.
 
   
  +
“Sebuah ras yang terus menerus belajar - mengapa aku tidak menganggap ancaman seperti itu dalam pertimbangan –“
“A race that continued to learn continuously – why did I not take a threat like that into consideration –“
 
   
  +
Itu berarti bahwa tidak peduli seberapa lemah seseorang, asalkan dia dapat tetap mengumpulkan pengetahuan, orang itu akan menjadi ancaman yang tak terhindarkan.
That would mean that no matter how weak one was, as long as one could keep on collecting knowledge, that person would become an unavoidable threat.
 
   
  +
Jika dia menyadari potensi sebenarnya dari ras itu sebelumnya, apa yang akan dia lakukan selama Perang Besar dulu?
If she had noticed the full potential of that race earlier, what would she have done during the Great War?
 
   
  +
Jelas - mereka akan 「Terlalu berbahaya」, dan dia akan melenyapkan mereka segera.
It was obvious – they would be 「Too dangerous」, and she would have eliminated them immediately.
 
   
“- And all our records of the Imanity they were completely erased, and why is that?”
+
“- Dan semua catatan kita tentang Imanity - semuanya telah dihapus bersih, dan mengapa begitu?”
   
  +
Ya, semua catatan tentang Imanity selama Perang Besar telah dihancurkan semuanya - hal itu terlalu ganjil.
Yes, all the records of the Imanity during the Great War had all been destroyed – it was almost unnatural.
 
   
“Nyahahaha~ I just thought of it randomly-nyan, maybe we –“
+
“Nyahahaha~ Aku hanya berpikir asal-nyan, mungkin kita –“
   
As Azrael said this, she looked towards Sora and Shiro.
+
Saat Azrael berkata ini, dia melihat pada Sora dan Shiro.
   
“The battlefield isn’t just on the Elkian continent anymore.”
+
“Medan pertempuran bukan hanya di benua Elkian lagi.”
   
  +
Tidak salah, itu adalah sesuatu yang kelihatannya akan mereka lakukan.
No doubt, that was something that looked like they would have done.
 
   
“The Ex-Machinae that killed Artosh-sama were acting suspiciously during the final stages of the Great War, if –“
+
“Ex-Machinae yang membunuh Artosh-sama bertingkah mencurigakan selama tahap terakhir dari Perang Besar, jika –“
   
  +
Ditengah kalimatnya - dia tersenyum tanpa ada tanda lelucon di matanya, dan menyimpulkan.
Halfway through her sentence – she smiled without a trace of humour in her eyes, and concluded.
 
   
“Could they have been manipulated by the Imanity -?”
+
“Dapatkah mereka telah dimanipulasi oleh Imanity -?”
   
  +
Jika begitu - kematian Artosh yang mana adalah pemercik awal untuk pengakhiran perang -
If so – the death of Artosh that was the ignition fuse for the end of the war –
 
   
  +
- dengan sengaja dimanipulasi oleh seseorang - ?
- Was intentionally manipulated by someone - ?
 
   
“Just joking~~ I must be thinking too much? Nyahahaha”
+
“Hanya becanda~~ Aku pasti telah berpikir terlalu banyak? Nyahahaha”
   
As she said this, Azrael left behind Jibril who was standing motionless and continued forward.
+
Saat dia mengatakan ini, Azrael meninggalkan Jibril yang berdiri tak bergerak dan terus maju.
   
  +
- Dia harusnya telah berjalan cukup jauh, tapi dia tidak mencapai manapun.
- She should have had walked for a quite a distance, but she didn’t reach anywhere.
 
   
Jibril who should have been behind her long ago was still beside her nonchalantly, making Azrael feel rather awkward.
+
Jibril yang seharusnya berada dibelakangnya beberapa waktu lalu masih berada disampingnya acuh tak acuh, membuat Azrael merasa agak canggung.
   
“Jii-chan-nyan, I’ll do as they say and live shackled temporarily-nyan – and then…”
+
“Jii-chan-nyan, aku akan melakukan seperti apa yang mereka katakan dan hidup terkekang sementara-nyan – dan kemudian…”
   
  +
Dia tertawa.
She laughed.
 
   
“During the next council meeting I’ll propose for 「Avant Heim to join the Elkian Federation」-nyan.”
+
“Saat rapat dewan selanjutnya aku akan mengusulkan「Avant Heim untuk bergabung dengan Elkian Federation」-nyan.”
   
  +
“…Aku pikir usulan itu tidak akan diterima untuk sekarang.”
“…I don’t think that proposal will be approved for now.”
 
   
It was something that Jibril clearly desired
+
Itu adalah hal yang Jibril jelas inginkan -
   
As she considered this, Azrael smiled cunningly at her.
+
Saat dia mempertimbangkan ini, Azrael tersenyum licik padanya.
   
“Observing and learning from those kids (Elkia). TheAnswerthat we foundit will merely be a 「Superficial Alliance」 created in order to allow everyone to fulfil Artosh-sama’s final orderhow does that sound? Nyaha”
+
“Mengamati dan belajar dari bocah-bocah itu (Elkia). 「Jawabanyang kita temukanitu adalah sebuah「Aliansi Dangkal」 belaka yang diciptakan dalam rangka untuk mengijinkan semua orang untuk memenuhi perintah terakhir Artosh-samabagaimana kedengarannya? Nyaha”
   
  +
Ekspresianya terlihat berkata: Aku tidak berbohong selama enam ribu tahun tanpa percuma.
Her expression seemed to say: I didn’t lie for six thousand years for nothing.
 
   
  +
“…Itu akan sulit untuk ditolak…”
“…That’s pretty hard to turn down…”
 
   
  +
Avant Heim sebenarnya adalah fraksi yang benar-benar netral, tanpa wilayah ataupun sumber daya alam.
Avant Heim was originally a completely neutral faction, without land nor resources.
 
   
  +
Jika itu adalah aliansi yang hanya bersifat simbolis, dan tidak ada kewajiban moril bagi mereka untuk membantu Elkia, mereka hanya perlu berpartisipasi saat ketertarikan mereka bertemu –
If it was a figurative alliance, and there was no moral duty for them to help out Elkia, they only had to participate when their own interests were at hand –
 
   
  +
Juga mereka akan memiliki jaminan dari Duta Para Bersayap bahwa itu adalah aliansi untuk Artosh - jadi seharusnya mereka tidak memiliki alasan untuk menolak.
Also they would have the assurance of the Representative of the Winged that it was an alliance for Artosh – so they should have no reason to refuse.
 
   
…Her mind’s clearly so sharp, but why – Jibril sighed.
+
…Pikirannya benar-benar tajam, tapi mengapa – Jibril berhela.
   
  +
“Tapi…”
“But…”
 
   
  +
Tiba-tiba – Azrael melihatnya dengan sungguh-sungguh, benar-benar berlawanan dari raut mukanya sebelumnya.
Suddenly – Azrael looked at her solemnly in stark contrast from her previous appearance.
 
   
“All the Flügel including myself, before we judge whether the potential of Elkia (those two) is worthy for us to believe in, I won’t allow them to refer to those two as theirNew Masters」- understood?”
+
“Semua Flügel termasuk aku, sebelum kita menilai apakah potensi Elkia (mereka berdua) layak untuk kita percayai, aku tidak akan mengijinkan mereka untuk menunjuk mereka berdua sebagaiMaster Baru mereka - mengerti?”
   
  +
“Tentu, semua orang perlu untuk mengerti hal ini sendiri, jadi aku akan terus menyebarkan berita dari hari ini dan selanjutnya, tidak perlu kuatir.”
“Of course, everyone needs to understand this themselves, thus I’ll continue preaching from today onwards, don’t worry.”
 
   
  +
Asalkan dia terus menyebarkan kabar dari Kitab-nya (buku pengamatan harian), meningkatkan jumlah penggemar mereka - pengikutnya tidak akan masalah, Jibril berkata pada dirinya sendiri.
As long as she were to continue preaching her Bible (observation diary), increase their amount of fans – disciples it would be fine, Jibril told herself.
 
   
Azrael smiled bitterly and turned towards her once again.
+
Azrael tersenyum pahit dan berbalik padanya sekali lagi.
   
“…Before that, can I entrust those two to Jii-chan-nyan?”
+
“…Sebelum itu, dapatkan aku mempercayakan dua orang itu pada Jii-chan-nyan?”
   
  +
Mereka berdua adalah kombinasi yang masih belum diketahui, jadi Azrael dapat mengerti mengapa mereka begitu penuh oleh karisma.
Those two were a yet unknown combination, so Azrael could understand why they were so full of charisma.
 
   
  +
Tapi pada saat yang sama - dia takut akan mereka, seakan mereka akan mati sebelum dia dapat membuat kesimpulan, maka akan banyak masalah, setelah itu dia berkata:
But at the same time – she was afraid for them, as if they were to die before she were to make a conclusion, there would be a lot of trouble, after which she said:
 
   
  +
“Aku meminta ini bukan sebagai Duta Para Bersayap, tapi sebagai teman belaka – kumohon?”
“I’m not asking this as the Representative of the Winged, but merely as a friend – please?”
 
   
- Jibril smiled as she always had.
+
- Jibril tersenyum seperti yang selalu dia miliki.
   
  +
“Aku selalu percaya dalam melindungi tuanku bahkan jika aku harus mengorbankan diriku sendiri - jadi aku menolak.”
“I’ve always believed in protecting my masters even if I have to sacrifice myself – so I refuse.”
 
   
  +
“- Benarkah, sekarang…nyahahaha…”
“- Really, now…nyahahaha…”
 
   
  +
Yang mana memberikan petunjuk bahwa mereka bukanlah teman - yang mana tentu, setelah melakukan segala hal yang keterlaluan, dia masih berani untuk menyebut dirinya sendiri seorang teman –
Which was hinting that they weren’t friends – which was but of course, after doing all those outrageous things, she still dared to call herself a friend –
 
   
“But if you keep dragging your feet like this, you’re going to miss all the most interesting parts -「Onee-san」."
+
“Tapi jika kamu terus menyeret-nyeret kakimu seperti ini, kamu akan melewatkan segala bagian yang paling menarik -「Onee-san」."
   
- Jibril said this while smiling at herSister」.
+
- Jibril mengatakan ini sambil tersenyum padaKakak-nya.
   
 
 
   
  +
“T-tidak masalah-nyan… Aku akan buru-buru ke sisi imouto-manis-ku secepat mungkin-nyan/”
   
  +
Nyahahaha, dia tertawa dan berjalan menjauh untuk mencoba menahan air matanya.
“N-no problem-nyan… I’ll hurry over to my cute imouto’s side as fast as possible-nyan/”
 
   
  +
Dia telah berubah dalam waktu yang singkat dalam satu jam saja juga, jadi dia telah menyadari bahwa itu tidak akan makan waktu lama -
Nyahahaha, she laughed and walked away in an attempt to restrain her tears.
 
   
  +
Saat dia pergi, dia tiba-tiba berhenti dan mengamati sekelilingnya - dia menghela dan melambai.
She had changed in the short period of an hour as well, so she figured it wouldn’t take long –
 
   
  +
“Semuanya~ dapatkan seseorang menggendongku~! Juga kita perlu mengadakan rapat sesegera mungkin~! Aku akan membutuhkan paling tidak sebuah jalan untuk dapat sampai rumah atau jika tidak itu akan menjadi masalah besar buatku, jadi dapatkah kamu semua membuatkannya~ nyahahaha ♪”
As she was leaving, she suddenly stopped and surveyed her surroundings – she sighed and waved.
 
   
  +
Berjalan pulang dengan kekuatan yang tersegel.
“Everyone~ can someone carry me~! Also we need to hold a meeting ASAP~! I’ll need at least a road to get home with or else it’ll be a big problem for me, so could you all please build some~ nyahahaha ♪”
 
   
  +
Dia bahkan tidak dapat melakukan itu - sensasinya terasa sangat luar biasa eksotis.
Walking home with her powers sealed away from her.
 
   
  +
Bahkan sesuatu yang sebodoh dan semembosankan ini - terasa menarik, dan dia tidak dapat menahan untuk tidak menertawai dirinya sendiri.
She couldn’t even do that – that sensation felt overwhelmingly exotic.
 
   
  +
Menempatkan satu per satu kakinya di atas tanah, dengan sudut pandang yang sama seperti mereka berdua miliki, melihat dunia dengan kecepatan seekor semut merayap.
Even something as stupid and boring as this – felt interesting, and she couldn’t help but laugh at herself.
 
   
  +
- Setelah hidup selama dua puluh enam ribu tahun - hal ini tidak buruk untuk sebuah perubahan.
Placing her feet one after another on the ground, with the same line of sight as those two had, looking at the world at the speed of an ant’s crawl.
 
 
- After living for twenty-six thousand years – this isn’t that bad for a change.
 
 
[[File:NGNL5 279.jpg|thumb]]
 
[[File:NGNL5 279.jpg|thumb]]
 
- ……..
 
- ……..
   
  +
- Kamu mau mereka sebagai Master barumu?
- You want to have them as your new Masters?
 
   
“That’s not my decision-nyan, so spend a little time to think about it yourself as well, Avant-kun (Avant Heim).”
+
“Itu bukanlah keputusanku-nyan, jadi habiskan sedikit waktu untuk berpikirlah sendiri pula mengenai hal tersebut, Avant-kun (Avant Heim).”
   
  +
- …Meskipun itu adalah keputusan sulit, aku akan mencoba.
- …Although it’s a tough decision, I’ll try.
 
   
  +
“Sejujurnya aku tidak berpikir bahwa tidaklah buruk untuk melayani kedua bocah itu sementara waktu.”
“To be honest I don’t think it’ll be all that bad serving under those kids for a while.”
 
   
  +
- Karena potensi mereka?
- Because of their potential?
 
   
  +
Azrael hanya dapat menjawab dengan mengepakkan sayapnya yang tidak dapat mengangkatnya ke angkasa.
Azrael could only reply by flapping her wings that couldn’t lift her into the sky.
 
   
“Because it seems oh so fun-nyan! Nyahaha~!”
+
“Karena itu terlihat begitu menyenangkan-nyan! Nyahaha~!”
   
  +
- Kau terlihat benar-benar bahagia.
- You seem truly happy.
 
   
  +
Aku bertanya-tanya apa yang aku akan mainkan dengan mereka lain kali, dia mulai berpikir –
I wonder what I’ll play with them next time, she began thinking –
 
   
 
===Part 9===
 
===Part 9===
   
- On the other hand, within the capital of Elkia, the late king’s library.
+
- Di lain pihak, dalam ibukota Elkia, perpustakaan raja terdahulu.
   
Izuna was tucking into a huge portion of sashimi, while Steph sat reading beside her.
+
Izuna menyelip ke dalam seporsi besar sashimi, sementara Steph duduk membaca di sampingnya.
   
Steph looked at Izuna who was enjoying the food prepared by her.
+
Steph melihat pada Izuna yang sedang menikmati makanan yang disiapkan olehnya.
   
“…Izuna, you’re a really big eater.”
+
“…Izuna, kamu memang tukang makan.”
   
  +
Itu membuatnya tersenyum - tapi saat dia teringat kakeknya disaat dia sedang sekarat, Steph malah merasa bingung.
That made her smile – but as she remembered her grandfather as he was on the brink of death, Steph felt confused instead.
 
   
  +
izuna berusaha begitu keras, dan dia membantu begitu banyak – tapi…
Izuna tries so hard, and she’s helped out so much – but…
 
   
  +
Mustahil – dari ekspresinya dia tidak dapat mendeteksi sedikitpun petunjuk keterdesakan, kecemasan ataupun ketaknyamanan.
Impossibly – from her expression she couldn’t detect any hint of urgency, anxiousness nor unease.
 
   
  +
“Tentang itu, sulit bagiku untuk memulainya tapi…Izuna, apakah kamu tidak khawatir mengenai Ino-san?”
“About that, it’s hard for me to start but…Izuna, aren’t you worried for Ino-san?”
 
   
  +
- Izuna berhenti sejenak…dengan potongan ikan masih bersarang di dalam mulutnya, dia membalas tanpa ragu-ragu:
- Izuna paused momentarily…with a chunk of fish still lodged in her mouth, she replied without hesitation:
 
   
“Of course not, des. Why would I be? Des.”
+
“Tentu tidak, des. Mengapa aku akan begitu? Des.”
   
  +
“…Kamu bertanya mengapa…”
“…You asked why…”
 
   
“Sora and Shiro will save him, so there’s no problem, des.”
+
“Sora dan Shiro akan menyelamatkan dia, jadi tidak ada masalah, des.”
   
  +
- Dia sekali lagi membalas tanpa sedikitpun tanda keraguan, setelah itu dia melanjutkan makan.
- She once again replied without a single hint of hesitation, after which she continued eating.
 
   
  +
Steph menghela nafas dan melihat buku di tangannya lagi, kemudian melanjutkan tanpa mengeluh.
Steph sighed and looked at the book in her hand again, then continued with a complaint.
 
   
  +
Itu adalah pertanyaan kecil yang dia khawatirkan sejak sekitar beberapa saat lalu –
It was a small question she was worried about since a long while ago –
 
   
“Why do both Miko-san and Izuna trust thatLiarso much?”
+
“Mengapa Miko-san dan Izuna, dua-duanya begitu percayaPenipuitu?”
   
It was true that Sora and Shiro would always end things off at the very end brilliantly.
+
Benar bahwa Sora dan Shiro akan selalu mengakhiri sesuatu hal di ujung akhir dengan sangat cemerlang.
   
  +
Tapi sepanjang prosesnya mereka akan berbohong dan menipu, jadi seseorang tidak akan tahu kapan untuk mempercayai mereka atau tidak.
But throughout the process they would lie and deceive, so one wouldn’t know when to believe them or not.
 
   
As Steph was thinking, Izuna tilted her head and said:
+
Saat Steph sedang berpikir, Izuna memiringkan kepalanya dan berkata:
   
“…Sora and Shiro aren’tLiars」, des.”
+
“…Sora dan Shiro bukanPenipu」, des.”
   
“- Izuna can read the Imanity language now, but you haven’tMastered it yet.”
+
“- Izuna dapat membaca bahasa Imanity sekarang, tapi kamu masih belumMenguasai-nya.”
   
If they weren’tLiars」, who would be – Steph smiled bitterly and said, but
+
Jika mereka bukanPenipu」, siapakah mereka – Steph tersenyum pahit dan berkata, tapi
   
  +
“Aroma seorang penipu- aroma seseorang menyembunyikan dirinya yang sebenarnya, mereka tidak memiliki aroma yang aku paling benci, des.”
“The smell of a liar- the smell of someone hiding his true self, they don’t have that smell which I hate the most, des.”
 
   
 
-
 
-
   
Steph was speechless. Back on the day when Sora had said she would save Izuna’s grandfather.
+
Steph tak mampu berkata-kata. Kembali di hari saat Sora berkata dia akan menyelematkan kakek Izuna.
   
Izuna smelt Sora by the seaside Izuna smiled as she recalled that relaxing odour.
+
Izuna mencium Sora di tepi laut - Izuna tersenyum saat dia mengingat aroma yang menyejukkan itu.
   
“Sora and Shiro have a good smell, des. They do tease people, deceive them, or even play pranks but, the only thing they won’t do is lie, des – so Izuna likes Sora and Shiro, des.”
+
“Sora dan Shiro memiliki aroma yang baik, des. Mereka memang menggoda orang-orang, menipu mereka, atau bahkan mengerjai - tapi, satu hal yang tidak akan mereka lakukan adalah berbohong, des – jadi Izuna suka Sora dan Shiro, des.”
   
- Steph inhaled sharply as she realized she had been lectured by a young girl with her age still in the single-digit range.
+
- Steph menarik nafas tajam saat dia menyadari dia telah diceramahi oleh seorang gadis muda dengan umurnya masih di bilangan satu digit.
   
  +
Itu sulit dipercaya, tapi entah bagaimana dia paham sekarang - sebuah penjelasan yang tidak mungkin lewat di pikirannya.
It was hard to believe, but she somehow understood now – an impossible explanation flashed across her mind.
 
   
Sora – he told lies as easily as breathing, being a born liar.
+
Sora – dia berkata bohong semudah bernafas, dilahirkan sebagai pembohong.
   
  +
Tapi untuk beberapa alasan kadang-kadang – Steph akan secara tidak sadar menumpuk figurnya dengan figur kakeknya.
But for some reason sometimes – Steph would unconsciously overlap his figure with her grandfather’s.
 
   
  +
Dipikirkan lebih jelas, tidak ada yang mengejutkan mengenai itu.
Upon thinking closely, there wasn’t anything that surprising about it.
 
   
  +
Jika dia dapat benar-benar berbohong sebaik itu…
If he could really lie that well…
 
   
  +
Kemudian mengapa - akankah dia ingin bertingkah semacam itu agar orang-orang akan percaya dia sedang berbohong?
Then why – would he want to act in such a way that people would believe he was lying?
 
   
- Whywhy didn’t he just act like a kind person - ?
+
- Mengapamengapa dia tidak bertingkah seperti orang yang baik saja - ?
   
At this point, Steph noticed that Izuna was looking at her with her eyes half open.
+
Pada titik ini, Steph sadar bahwa Izuna sedang melihatnya dengan mata setengah terbuka.
   
“…Steph-kou smells nice as well, des. But sometimes you have the smell of a liar, des.”
+
“…Bau Steph-kou enak juga, des. Tapi kadang-kadang kamu memiliki bau seorang pembohong, des.”
   
“W-what!? W-when did I ever tell a lie!?”
+
“A-apa!? K-apan aku pernah mengatakan kebohongan!?”
   
“Whenever we mention Sora, you have the smell of a liar, des. I don’t like Steph-kou when you’re like that, des.”
+
“Kapanpun kita menyebutkan Sora, kamu memiliki aroma seorang pembohong, des. Aku tidak suka Steph-kou saat kamu seperti itu, des.”
   
“T-that was because Sora forced me to fall in love with him! Of course I have to reject him right!?”
+
“I-itu karena Sora memaksaku untuk jatuh cinta padanya! Tentu aku harus menolak dia kan!?”
   
  +
Steph mencoba mempertahankan diri sambil tetap dengan mata berair-mata, sementara ekspresi izuna tiba-tiba berubah menjadi agak kompleks.
Steph attempted to defend herself while still teary-eyed, while Izuna’s expression suddenly turned rather complex.
 
   
  +
“Kamu berbohong lagi, des…tapi baumu biasanya enak, jadi aku akan memaafkanmu, des.”
“You’re lying again, des…but your normal smell is good, so I forgive you, des.”
 
   
Izuna began eating again as soon as she finished, while Steph thought to herself”
+
Izuna mulai makan lagi begitu dia selesai, sementara Steph berpikir pada dirinya sendiri
   
- I see, let’s say I go back a hundred stepsno, a thousand steps, I trust that Sora isn’t a liar.
+
- Begitu, anggaplah aku kembali seratus langkahtidak, seribu langkah, aku percaya bahwa Sora bukanlah seorang penipu.
   
But despite that
+
Tapi meski begitu
   
  +
“Itu tidak berarti dia dapat menggunakan ikrar untuk mengekang kehidupan cintaku! Bukankah itu pemikiran yang sinting!?”
“That doesn’t mean he can use the pledges to restrain my love life! Isn’t that a twisted sense of logic!?”
 
   
  +
Steph mencengkram kepalanya dan menangis, sementara pandangannya terpaku pada sebuah buku.
Steph clutched her head and cried, while her gaze settled upon a single book.
 
   
  +
Itu sedikit agak jauh darinya – sebuah buku yang terbungkus penampilan kuno.
It was slightly further away from her – an ancient-looking bounded book.
 
   
“…「The Treasure of the Prideful Princess…is this a fairy tale?”
+
“…「Harta Karun Puteri Sombong…apakah ini sebuah dongeng?”
   
It was a book written in the Imanity languagea book with a rather childish title.
+
Itu adalah sebuah buku yang ditulis dalam bahasa Imanity – sebuah buku dengan judul agak kekanak-kanakan.
   
  +
Saat dia membalikkannya untuk membuka, ini yang tertulis pada halaman sampul dalam:
As she flipped it open, this was written on the inner cover page:
 
   
-「This is a tale that has circulated amongst the Elves」-
+
-「Ini adalah sebuah dongeng yang beredar diantara pada Elf」-
   
  +
“Apakah ini terjemahan? Penerjamahnya adalah – bukankah ini Kakek!? Mengapa buku ini bisa…”
“Is this a translation? The translator is – isn’t this Grandpa!? Why would this book be…”
 
   
  +
Steph berguman pada dirinya sendiri saat dia membalikkan ke halaman selanjutnya, setelah itu dia tiba-tiba menarik nafas tajam.
Steph mumbled to herself as she flipped to the next page, after which she suddenly inhaled sharply.
 
   
  +
Karena ini yang tertulis di halaman pertama:
Because this was written on the very first page:
 
   
  +
- Ini adalah sebuah tempat yang bahkan lebih jauh daripada laut.
- This is a place even further than the sea.
 
   
AFairy Talefurther away than anything and anyone else
+
SebuahDongengyang lebih jauh daripada apapun dan siapapun
   
  +
Setelah itu dia melihat coret-coretan yang akrab dibawahnya…
After which she saw a familiar scrawl underneath…
 
   
  +
Yang berarti tulisan tangan raja terdahulu, dan itu terbaca:
Which meant the late king’s handwriting, and it read:
 
   
  +
- Berdasarkan pengamatanku, Ratu Laut yang berhibernasi pergi ke alam tidur setelah membaca cerita ini.
- According to my observations, the hibernating Empress of the Sea went into slumber after reading this story.
 
   
  +
- Sang Ratu benar-benar seperti Putri dalam cerita ini, dicintai oleh semua orang, dan memiliki segala hal di dunia.
- The Empress is just like the Princess in this story, being loved by everyone, and has everything in the world.
 
   
  +
- Jadi dia…berkeinginan untuk mengejar sesuatu yang tak dia ketahui.
- Thus she…wishes to pursue things unknown to her.
 
   
  +
- Tepat karena dia memiliki segala hal, dia mengharapkan yang tak diketahui – sebuah cinta yang dia tidak bisa dapatkan –
- It’s exactly because she has everything, she wishes for the unknown – a love she cannot acquire –
 
   
  +
“AKU MENEMUKAAANNNNNNNNYYYYYYYYAAAAAAAAAAAAAAAAA!!”
“I FOOOOOUUUUNNNNDDDD IIIIIIIIIITTTTTTTTT!!”
 
   
Steph yelled and kicked her chair to the side, while Izuna leaped up in surprise.
+
Steph berteriak dan menendang kurisnya ke samping, sementara Izuna terperanjat terkejut.
   
 
===Part 10===
 
===Part 10===
   
- Avant Heim – within a slightly larger cube in the centre of it.
+
- Avant Heim – dalam kubus sedikit lebih besar di tengahnya.
   
  +
Itu adalah kediaman Jibril sebelumnya, yang telah berubah menjadi gudang penyimpanan.
It was Jibril’s previous residence, which had been turned into a storage warehouse.
 
   
  +
Barang-barang penting, buku-buku dan semacamnya yang mungkin telah dipindahkan ke perpusatakaan Elkian, jadi diasana telah kurang rasa kerumahannya.
Important items, books and the like had probably all been moved to the Elkian library, so there was a lack of homeliness within it.
 
   
  +
Flügel tidak terlihat membutuhkan tidur, jadi disana tidak ada semacam kasur ataupun jendela di tempat tersebut.
The Flügel didn’t appear to need sleep, so there weren’t any beds nor windows within the place.
 
   
  +
Ada sebuah ruang rahasia yang berisi barang-barang selain buku, dan untuk Sora, Shrio dan Plum yang tidak suka pergi keluar ruangan, tempat itu sungguh tepat untuk mereka.
There was a secret room that held things other than books, and for Sora, Shiro and Plum who didn’t like going outdoors, the place was just right for them.
 
   
“Ah, Masters, please don’t touch those, because there’s a possibility that, no, you will definitely die.”
+
“Ah, Master, tolong jangan sentuh itu, kerena ada kemungkinan itu, tidak, kamu akan pasti mati.”
   
  +
Setelah peringatan ini, mereka membuat catatan untuk tidak memperhatikan secara khusus semua trofi dan tengkorang Jibril yang dikoleksi selama Perang Besar, yang mana terlihat buruk namun akan berguna di kemudian hari, tapi –
After this warning, they made note not to take particular notice of all the trophies and skulls Jibril had collected during the Great War, which was a blessing in disguise, but –
 
   
  +
“…Aneh…”
“…Strange…”
 
   
  +
Didalam tengah ruangan, ada tertumpuk gundukan buku yang telah dikumpulkan oleh nyaris seratus Flügel yang berjanji pada Ikrar.
Within the middle of the room, there was stacked a pile of books that had been collected from almost a hundred Flügel who had sworn on the Pledges.
 
   
  +
Terkubur di dalam tumpukan buku setinggi gunung, Sora merasa capek dan mulai bergumam pada dirinya sendiri.
Buried in that mountain-high pile of books, Sora felt exhausted and began mumbling to himself.
 
   
  +
Shiro yang duduk diatas pangkuannya mulai menulis sesuatu di buku catatan juga, setelah itu dia mulai menggambar garis berlekuk-lekuk dengan tidak senang dan mengerang tidak sabar.
Shiro who was sitting on his lap began writing something in a notebook as well, after which she began drawing squiggly lines unhappily and groaning impatiently.
 
   
  +
“…Master, apakah kamu ingin beristirahat?”
“…Masters, would you like to take a rest?”
 
   
  +
Keduanya merasa frustasi dengan kecepatan perkembangan mereka, sementara Jibril menyarankan mereka untuk berhenti.
The two were frustrated at the speed of their progress, while Jibril advised them to stop.
 
   
  +
- Setelah permainan berakhir, keduanya mulai membaca sejumlah besar sekali buku yang mereka menangkan, mencari informasi dalam prosesnya.
- After the game had ended, the two had begun reading the extremely large amount of books they had won over, looking for information in the process.
 
   
Jibril only suddenly noticed as she was writing in her Observational Diary (Bible), that the last time Sora and Shiro (Masters) had sleptwas before Plum had arrived.
+
Jibril hanya tiba-tiba menyadari saat dia sedang menulis di dalam Buku Harian Pengamatan (Kitab), terakhir kali Sora dan Shiro (Master) tiduradalah sebelum Plum tiba.
   
  +
Saat dia menyadari bahwa itu adalah lima hari lalu, dia menyarankan mereka lagi, sementara Sora hanya menggaruk kepalanya seakan dia tidak mendengarnya sama sekali.
As she realised that was about five days ago, she advised them again, while Sora simply scratched his head as though he didn’t hear her at all.
 
   
  +
“Jelas ada sembilan belas tipe 「Sumpah」- tapi mengapa tidak ada perbedaan antara kondisi bangun?”
“There are clearly nineteen types of 「Oaths」- but why isn’t there any difference between the awakening conditions?”
 
   
  +
“Mungkinkan…kita datang kesini…untuk percuma…?”
“Could it be…we came here…for nothing…?”
 
   
At the end of the game, Plum had activated a spell, deceiving even Azrael who had the power of a Phantasma within her.
+
Pada akhir permainan, Plum mengaktifkan sebuah mantra, menipu bahkan Azrael yang memiliki kekuatan sebuah Phantasma didalamnya.
   
  +
Plum benar-benar sangat capek setelah prestasi itu, jadi dia mengerang-erang sambil berbaring di lantai dan bernafas lemah.
Plum was extremely exhausted after that feat, so she moaned while lying on the floor and breathing weakly.
 
   
  +
Telah telak melakukan begitu banyak, mungkinkah semua itu tiada artinya - Plum mulai terlihat putus asa, tapi Sora malah –
They had did so much, could it be that there was no meaning in it – Plum began to appear despaired, but instead Sora –
 
   
  +
“…Masalahnya bahkan lebih serius daripada itu…Aku akan menjabarkan padamu!”
“…The problem’s even more serious than that…I’ll straighten it out for you!”
 
   
Sora sighed and turned to Plum to explain:
+
Sora menghela dan berbalik pada Plum untuk menjelaskan:
   
  +
“Ratu Seiren adalah perwakilan resmi mereka, jadi fakta bahwa dia mempertaruhkan semua haknya dalam rangka memasuki alam tidur, dalam sudut pandang para Seiren akan berarti bahwa asalkan ada seseorang yang membangunkan beliau, Bidak Ras mereka akan diambil yang berarti setara dengan kematian – jadi mereka menyembunyikan kondisi untuk membangunkannya.”
“The Empress of the Seirenes is their full representative, so the fact that she bet all her rights in order to enter a slumber to the Seirenes would mean that as long as someone else were to wake her up, their Race Piece would be taken which would be tantamount to death – so they hid the condition to awaken her.”
 
   
  +
“Y-ya…itu benar…”
“Y-yes…that’s true…”
 
   
  +
“Bentuk terakhir dari perahasiaan adalah tidak membiarkan siapapun tahu, itulah mengapa Plum tidak dapat mencari tahu kondisinya seorang diri.”
“The ultimate form of concealment is not letting anyone know, which is why Plum couldn’t find out the condition herself.”
 
   
- But…
+
- Tapi…
   
  +
“Ratu sekarang telah memasuki tidur sebelum menjadi Ratu, jadi para Seiren harusnya telah mencoba segala macam cara untuk membangunkannya – yang berarti, sebelumnya seseorang tahu bagaimana membangunkannya, tapi kondisi tersebut kemungkinan telah dimodifikasi oleh seseorang sekarang.”
“The current Empress had entered slumber before becoming the Empress, so the Seirenes should have tried all possible methods to awaken her already – which means, previously someone knew how to awaken her, but those conditions have probably been modified by someone now.”
 
   
Can you understand everything up to here? Sora asked, to which Plum nodded in confirmation.
+
Dapatkah kau mengerti semua hal sampai sini? Sora bertanya, Plum mengangguk memastikan.
   
  +
“Selama delapan ratus tahun ini, ada orang-orang yang bermain game dalam percobaan untuk membangunkan Sang Ratu, diantaranya, sembilas-belas dari mereka tercatat oleh Avant Heim teridir dari lima ras, dan mereka telah menggunakan 「Ikrar」 pada saat itu. Sepanjang kita dapat menemukan informasi itu dan memastikan dengan semua sumber-sumber yang kita miliki, kita dapat menelusuri ulang ke masa lalu dan menemukan kondisi untuk membangunkan Ratu – itu adalah rencana awalku.”
“In the previous eight hundred years, there were of course people that played games in attempts to waken the Empress, among which nineteen of them were recorded by Avant Heim over five races, and they had found the 「Oath」 back then. As long as we can find that information and cross-reference it with everything we have, we can retrace back to the past and find the conditions to wake the Empress – that was my initial plan.”
 
   
Shiro let out a hnng~ a tiny moan, and collapsed on Sora’s knees she had overworked her brain.
+
Shiro mengeluarkan sebuah hnng~ erangan kecil, dan roboh ke lutut Sora - dia telah memperkerjakan otaknya berlebihan.
   
  +
「Ikrar」 ditulis dalam bahasa lima ras berbeda, mereka bahkan harus saling memastikan dan mencocokkan arti dari semua kata-kata – tapi…
The 「Oath」 written in the languages of five different races, they had even cross-referenced the meanings of all the words – but…
 
   
“-「The person who can wake the Empress」- that’s the limit to which we can retrace.”
+
“-「Orang yang dapat membangunkan Ratu」- itulah batasan pada apa yang kita dapat telusuri balik.”
   
  +
Orang yang dapat membangunkannya - yang berarti, 「Tidak akan jadi masalah bahkan jika kau tak mau dia jatuh cinta padamu」.”
The person that could wake her – which would mean, 「It would be fine even if you don’t let her fall in love with you」.”
 
   
  +
Untuk mendapatkan semua hal -「Memenangkan semua hak」, itu hanyalah hadiah kemenangan yang keduanya yakin ada, tapi pada titik tersebut tidak berarti apa-apa bagi mereka.
To acquire everything -「Win all the rights」, that was the only victory reward the two could affirm existed, but at that point that meant nothing to them.
 
   
What was most important was – Sora said impatiently:
+
Apa yang paling penting adalah – Sora berkata tidak sabar:
   
“Why isn’t there aVictory Condition」- they hid the wrong details!”
+
“Mengapa tidak ada sebuahKondisi Kemenangan」- mereka menyembunyikan detil yang salah!”
   
  +
Jika 「Semua hak mereka」diambil sebelum Ratu sebelumnya wafat, itu tidak akan menyebabkan mereka banyak bahaya pada keberlangsungan mereka.
If 「All their rights」 were taken before the previous Empress had died, it wouldn’t cause them much danger to their survival.
 
   
  +
Mereka harusnya mengunkapkan kondisi kemenangan supaya orang-orang dapat mengalahkan game tersebut secepat mungkin – meskipun demikian, tida ada catatan…
They should have revealed the victory conditions in order to allow people to beat the game as fast as possible – despite this, there were no records…
 
   
  +
“…Kemungkinan…paling buruk…”
“…The worst…possibility…”
 
   
 
“- Huh?”
 
“- Huh?”
   
As Plum heard Shiro mumble, she looked at her in despair, pleading for her to explain.
+
Saat Plum mendengar Shiro bergumam, dia melihatnya dalam keputusasaan, memohon padanya untuk dijelaskan.
   
  +
“…Dari sejak awal sekali…tidak ada…yang tahu kondisinya…”
“…From the very beginning…no one…knew the condition…”
 
   
  +
“…Bahkan Ratu tidak tahu, kemungkinan dari kondisi kemenangan yang tidak spesifik – contohnya…”
“…Even the Empress doesn’t know, the possibilities of a victory condition that isn’t specific – for example…”
 
   
  +
Sora mengambil nafas dalam dan berbicara, seperti merintihkan suaranya keluar:
Sora took a deep breath and spoke, almost squeezing his voice out:
 
   
“…「Amuse me. I don’t know how you’re going to do it, but you have to do it in a specific way.」- Something like that.”
+
“…「Buat aku kagum. Aku tidak tahu bagaimana kamu akan melakukannya, tapi kamu harus melakukannya dengan cara tertentu.」- Sesuatu semacam itu.”
   
  +
- Bola mata Plum berputar ke atas, matanya menjadi putih dan dia roboh, dan sejujurnya, Sora merasa benar-benar seperti dia.
- Plum’s eyes rolled up into whites and she collapsed, and to be honest, Sora felt just like her.
 
   
  +
Jika adalah kebenaran – alasan mengapa tidak seorangpun dapat membangunkan beliau, alasan mengapa Plum tidak dapat menemukan kondisinya – alasan mengapa sihir cinta bekerja dengan baik tapi tidak dapat membangunkannya, dan –
If that was the truth – the reason why no one could awake her, the reason why Plum was unable to find the condition – the reason why the love magic worked properly but was unable to wake her up, and –
 
   
  +
Bahkan alasan mengapa mereka dapat menyembunyikan kondisinya secara menyeluruh – segala hal dapat dijelaskan.
Even the reason why they could completely hide the conditions – everything could be explained.
 
   
  +
Karna tidak seorangpun tahu dari sejak awal, tidak ada alasan untuk merahasiakan itu.
Since no one knew from the very beginning, there was no reason to conceal it.
 
   
  +
Yang berarti mereka harus mencari 「Apa yang Ratu cari saat dia pergi berhibernasi」- kembali ke kotak pertama.
Which meant they had to search for 「What was the Empress looking for when she went into hibernation」- back to square one.
 
   
“Ah~ dammit, what’s wrong with that woman!?”
+
“Ah~ sialan, apa yang salah dengan wanita itu!?”
   
  +
Sora berteriak dengan suara bercampur dengan putus asa abesar, stelah itu dia roboh.
Sora yelled out in a voice saturated with heavy frustration, after which he collapsed.
 
   
Even Shiro gave up and began yawning on Sora’s lap, while Plum – fainted.
+
Bahkan Shiro menyerah dan mulai menguap diatas pangkuan Sora, sementara Plum – pingsan.
   
  +
Adegan ini dapat dijudulkan「Keputus-asaan」 dan dipigura dalam sebuah galeri seni.
This scene could be titled 「Despair」 and framed in an art gallery.
 
   
  +
“…Jadi untuk mengubah suasana, dapatkah aku memberitahu kalian semua tentang sesuatu yang terjadi di masa lalu?”
“…So for a change of mood, can I tell you all about something that happened in the past?”
 
   
  +
Jibril menyentikkan jarinya ringan, dan sekejab dinding dan langit-langit rumahnya berubah menjadi se-transparan gelas.
Jibril snapped her fingers lightly, and instant the walls and ceiling of her home turned as transparent as glass.
 
   
Sora lay on the floor, and what he saw was a night sky no, wrong.
+
Sora berbaring di atas lantai, dan apa yang dia lihat adalah langit malam - tidak, salah.
   
  +
Mereka berada pada pinggir lapisan atmosfer - pemisah antara alam semesta dan planet-planet.
They were on the edge of the atmospheric layer – the divide between the universe and planets.
 
   
  +
Yang berarti bahwa itu adalah alam semesta. Saat dia memahami itu, dia tiba-tiba mendengar suara menenangkan, seperti panggilan seekor paus.
Which meant that was the universe. As he understood that, he suddenly heard a calming sound, like the call of a whale.
 
   
“...That was…?”
+
“...Itu adalah…?”
   
“It wasHim」- the sound of the Phantasma Avant Heim.”
+
“Itu adalahDia」- suara dari Phantasma Avant Heim.”
   
As she said this – Sora recalled a huge whale-shaped slab of land during their game against Azrael.
+
Saat dia berkata ini – Sora mengingat sebongkah daratan raksasa berbentuk paus selama permainan mereka melawan Azrael.
   
  +
…Dia sedang berbaring sekarang, dan karna itu terlalu bodoh untuk dipertimbangkan, dia sadar dia akan melupakannya cepat atau lambat nantinya.
…He was on his back right now, and as that was too ridiculous to consider, he figured he would forget it soon anyway.
 
   
“「Hewas a disciple of my late Master, the Old Deus Artosh.”
+
“「Diaadalah murid dari Masterku sebelumnya, Old Deus Artosh.”
   
Jibril spoke with a nostalgic glow in her eye.
+
Jibril berbicara dengan pancaran nostalgia di matanya.
   
“Artosh died at the end of the Great WarbutHecouldn’t accept it, so he drifted from place to place in search for him, approaching any single presence of Old Dei he could find.”
+
“Artosh tewas pada akhir dari Perang BesartapDiatidak dapat menerimanya, jadi dia melayang-layang dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari dia, mendekati segala bentuk tanda kehadiran Old Dei sekecil apapun yang dapat dia temukan.”
   
Jibril looked at the sky the red moon.
+
Jibril melihat ke langit - bulan merah.
   
  +
“Bulan merah (diatas sana) adalah tempat tinggal dari 「Lunarians」 yang ber-rangking tiga belas, yang mana juga Old Dei yang menciptakan mereka.” <ref>TL note: 「Lunarians」 : Halaman terminology menuliskan mereka rangking 11, namun terjemahan menuliskan 13 (?). </ref>
“The red moon (up there) is the dwelling place of the thirteenth-ranked 「Lunarians」, as well as the Old Dei that created them.” <ref>TL note: Some discrepancies here. The terminology page claims that they are actually eleventh-ranked, but the translation says thirteenth. Could someone clarify this? I’ll leave this as thirteenth for now.</ref>
 
   
  +
- Mungkin karena bulan itu lebih besar daripada bulan di dunia asal mereka, atau karena mereka lebih dekat, itu adalah bulan merah raksasa yang dia telah lihat berkali-kali sebelumnya.
- Maybe because it was bigger than the moon of their original world, or because they were closer to it, it was a gigantic red moon he had seen countless times before.
 
   
Sora had never considered that there might beSixteen Racesup there.
+
Sora tidak pernah mempertimbangkan bahwa mungkin adaEnam Belas Rasdi atas sana.
   
“- Whenever Avant Heim sees the red moon, he will attempt to raise his altitude upon detecting the presence of Old Dei, but –“
+
“- Kapanpun Avant Heim melihat bulan merah, dia akan mencoba untuk menaikkan ketinggannya karna merasakan kehadiaran Old Dei, tapi –“
   
Jibril smiled a complex yet sad smile.
+
Jibril tersenyum kompleks pun senyum sedih.
   
“Avant Heim can’t do it.”
+
“Avant Heim tidak dapat melakukannya.”
   
  +
“…Tidak dapat melakukannya?”
“…Can’t do it?”
 
   
“Avant Heim doesn’t fly in the sky, he revolved about the planets he swims within the Elemental Galleries that the Imanity cannot see, so he can’t go into space where there are no Spiritsso…”
+
“Avant Heim tidak terbang di angkasa, dia berevolusi mengelilingi planet - dia berenang dalam Galeri Elemental yang tidak dapat dilihat Imanity, jadi dia tidak dapat pergi ke luar angkasa diaman tidak ada Rohjadi…”
   
  +
Sora mengalihkan pandangan ke atas, sama dengan Jibril, dan dia tetap terdiam membeku.
Sora’s gaze shifted up along with Jibril’s, and he remained momentarily speechless.
 
   
  +
- Dia tidak permah melihat Bima Sakti sedekat ini.
- He had never seen the Milky Way up close.
 
   
  +
Tapi dibandingkan dengan foto ''online'', hal itu jauh lebih epik dari yang dia pikirkan, sungai bintang berbinar tergantung di udara.
But compared to photos online, it was way more epic than he thought it would have been, a glittering river of stars suspended in mid-air.
 
   
  +
Tiba-tiba seberkas cahaya lewat di depan bulan merah seakan menutupinya.
Suddenly a flash of light streaked past as though to cover the red moon up.
 
   
  +
“Dia melihat pada bulan merah…dan menangis.”
“He’s looking at the red moon…and crying.”
 
   
  +
Cahaya itu meninggal berkas bersinar yang berkilau meredup saat melewatinya, dan menghilang.
The light emitted an afterglow that shimmered faintly as it passed, and swam away.
 
   
  +
Sebelumnya mereka telah mendengar suara paus juga, dan sekarang – itu terdengar agak kesepian bagi mereka.
Earlier they had heard the call of a whale as well, and now – it sounded rather lonely to them.
 
   
“…Do the Phantasma have feelings as well?”
+
“…Apakah Phantasma memiliki perasaan juga?”
   
- The 「Phantasma」 that were ranked second among the 「Sixteen Races」.
+
- 「Phantasma」 yang berangking dua diantara 「Enam Belas Ras」.
   
  +
Sora kemudian berpikir, tentu masuk akal bahwa Azrael telah dipanggil mereka dengan begitu emosional karna dia memiliki rangking juga.
Sora then thought, it was of course reasonable that Azrael had called upon them so emotionally as she was ranked as well.
 
   
  +
Tapi terlihat agak mustahil untuk mempercayai bahwa sebongkah daratan melayang dapat memiliki emosi.
But it just seemed rather impossible to believe that a floating slab of land could have emotions.
 
   
  +
Kemudian - tiba-tiba Sora teringat sesuatu, dan dia berkata dengan sedih:
Then – Sora remembered something all of a sudden, and he said sadly:
 
   
“…Even the Phantasma knowLove」, but I don’t…”
+
“…Bahkan Phantasma tahuCinta」, tapi aku tidak…”
   
“Huh? Why do you sayHeknows love?”
+
“Hah? Mengapa kamu berkataDiatahu cinta?”
   
“He knows to cry for his Master, and he has a Master to love even if it isn’t love, doesn’t that mean he knows love?”
+
“Dia tahu untuk menangisi Master-nya, dan dia memiliki Master untuk dicintai - bahkan jika itu bukanlah cinta, bukankah itu berarti dia mengetahui cinta?”
   
 
“…”
 
“…”
   
- Jibril suddenly said thoughtfully.
+
- Jibril tiba-tiba berkata serius.
   
“Master, is there a person whose absence would make you feel uncomfortable?”
+
“Master, adakah seseorang yang ketidakhadirannya membuatmu merasa tidak nyaman?”
   
 
“Shiro.”
 
“Shiro.”
   
“So the one you love is –“
+
“Jadi orang yang kamu cintai –“
   
“Shiro – ah~ so if I know love and I know how to love, does that mean I know how to fall in love?”
+
“Shiro – ah~ jadi jika aku tahu cinta dan aku tahu bagaimana mencintai, apakah itu berarti aku tahu bagaimana caranya jatuh cinta?”
   
  +
Cinta berbeda dari satu orang ke orang lain – sungguh konsep yang menyebalkan.
Love differs from person to person – what a troublesome concept.
 
   
  +
Apakah yang Ratu cari sebelum dia berhibernasi? Jika dia itu benar-benar berhubungan dengan cinta, maka dia tidak dapat melakukan apa-apa – Jibril sedang berpikir lain hal pada saat yang sama.
What was the Empress searching for before she hibernated? If it was truly related to love, then he could do nothing – Jibril was thinking of something else at the same time.
 
   
  +
“…Benarkah seperti itu?”
“…Is it really like that?”
 
   
When Artosh had been conquered, Jibril had felt crushing despair along with the rest of the Flügel.
+
Saat Artosh ditaklukkan, Jibril telah merasa putus asa total bersamaan dengan para Flügel sisanya.
   
  +
Setelah itu, para Flügel telah mulai mengumpulkan informasi, mereka tidak mengetahui apa yang mereka cari, tapi mereka masih mencari.
After that, the Flügel had begun gathering information, they didn’t know what they were searching for, but they still searched.
 
   
  +
Alasan untuk hidup, alasan untuk tetap ada, alasan untuk tidak mati –
The reason to live, the reason to exist, the reason to not die –
 
   
Searching for thoseAnswersthat couldn’t possibly existbut Jibril found it.
+
MencariJawaban-jawabantersebut yang tidak mungkin adatapi Jibril menemukannya.
   
  +
Itu bukanlah jawaban biasa, tapi jawaban itu membuatnya menemukan - alasan pribadinya untuk tetap ada.
It wasn’t a common answer, but it let her find – her own reason to exist.
 
   
“…? What is it, Jibril?”
+
“…? Apakah itu, Jibril?”
   
  +
Itu bukanlah untuk pengetahuan, melainkan untuk 「Yang tak diketahui」 di depannya yang membuatnya bingung, jika –
It wasn’t for knowledge, but instead for the 「Unknown」 ahead of her that confused her, if –
 
   
“M-master, forgive me for asking, but could you listen to a single request of mine?”
+
“M-master, maafkan aku karna bertanya, tapi dapatkah kamu mendengarkan pada satu permintaanku ini?”
   
“Yeah, what is it?”
+
“Yeah, apa?”
   
“Could you please say 「Jibril you useless fellow, I don’t need you anymore」?”
+
“Dapatkah kamu berkata 「Jibril kamu teman yang tak berguna, aku tidak membutuhkanmu lagi」?”
   
  +
“…B-biarkan aku mengatakan sesuatu, aku tidak mengerti ke arah mana pembicaraan ini sama sekali.”
“…L-let me just say something here, I don’t get where this conversation is going at all.”
 
   
“Just don’t askplease.”
+
“Mohon jangan bertanyatolong.”
   
  +
Saat dia melihat Jibril menekan dahinya diatas tanah sambil membungkuk dalam, Sora menerima permintaannya dengan agak terpaksa.
As he saw Jibril press her forehead on the ground while bowing deeply, Sora accepted her request reluctantly.
 
   
“-「Jibril you useless fellow, I don’t need you anymore」- is that alright?”
+
“-「Jibril kamu teman tak berguna, aku tidak membutuhkanmu lagi」- apakah cukup begitu?”
   
 
-
 
-
Line 1,832: Line 1,830:
 
“M-M-M-M-Master!!”
 
“M-M-M-M-Master!!”
   
“- W-w-what!?”
+
“- A-a-apat!?”
   
  +
Dia berteleportasi beigtu dekat pada Sora, hingga kepala mereka nyaris tersambung, yang membuat Sora berteriak tidak terkontrol.
She teleported so close to Sora that their heads almost connected, which caused Sora to cry out uncontrollably.
 
   
  +
“A-apa ini? Aku sekarang merasakan sensasi geli di tulang belakang yang sama saat aku menjilat kaki si telinga-panjang karna perintah Master, dan pada saat dimana aku menculik Shiro-san darimu selama pertandingan FPS di Serikat TImur - dan sebuah perasaan yang seakan membuat dadaku sesak! Sebanarnya, apakah sensasi yang tidak akhu ketahui ini!?”
“W-why is this? I’m currently feeling the same sensation of my spine tingling as I licked the feet of that long-eared one under Master’s orders, and the time where I stole Shiro-san from you during the FPS in the Eastern Federation – and a feeling as if my chest is being constricted! What exactly is this unknown sensation!?”
 
   
  +
“Aku tak tahu! Aku tak tahu, tapi tidakkah kamu menambahkan terlalu banyak elemen aneh ke dalam sini!?”
“I don’t know! I don’t know, but aren’t you adding too much weird elements into this!?”
 
   
  +
Sora menjawab dengan wajahnya membatu saat Jibril melihatnya sambil terengah-engah, merona, dan nyaris ''ngiler''.
Sora replied with his face set in stone as Jibril looked at him while panting, blushing and almost drooling.
 
   
Although, Jibril suddenly seemed to have understood somethingshe nodded, and then
+
Walaupun begitu, Jibril tiba-tiba terlihat mengerti sebuah haldia mengangguk, dan kemudian
   
“Master, in the six thousand, four hundred and seven years since my birth – Jibril has finally understood what it means to fall in love.”
+
“Master, dalam enam ribu, empat ratus tujuh tahun sejak kelahiranku - Jibril akhirnya mengerti apa yang artinya jatuh cinta.”
   
“…Huh? Are you serious?”
+
“…Huh? Apakah kamu serius?”
   
“Yes, I can finally help Master outand what love means is!”
+
“Ya, aku akhirnya dapat membantu Master – dan apa yang dimaksud cinta!”
   
Jibril kneeled down solemnly in front of Sora and reported.
+
Jibril berlutut dengan khidmat di depan Sora dan melaporkan.
   
“Master commanded Dora-chan toFall in love with you」, and ignored her aside from that one time; as for Dora-chan that was a declaration of love, so! The feelings placed within me as the Master I’ve been serving under for so long with all my heart said he doesn’t need me any longer – which is pity, bitterness, relaxation and all other sorts of feelings that make chills run down my spine, that’s love -!!”
+
“Master memerintahkan Dora-chan untukJatuh cinta denganmu」, dan mengabaikannya terlepas dari satu kali itu; bagi Dora-chan itu adalah sebuah deklarasi cinta, so! Perasaan yang berada dalamku saat Master yang telah aku layani selama ini dengan sepenuh hatiku berkata dia tidak membutuhkanku lagi yang mana adalah sayang, kepahitan, kenyamanan dan segala macam perasaan lain yang membuat aku merinding sampai ke sumsum, itulah cinta -!!”
   
“Jibril, could you please just calm down, you’re just making things more complicated –“
+
“Jibril, bisakah kamu tenang, kamu hanya membuat hal-hal semakin rumit –“
   
Sora said with his expression still carved in stone, at this timewith a loud slam! –
+
Sora berkata ini dengan ekspresinya yang masih membatu, pada saat inidengan dentuman keras! –
   
Shiro stood up.
+
Shiro berdiri.
   
“Huh!? W-what was that, Shiro, my heart nearly leaped out of my chest!”
+
“Huh!? A-apa itu tadi, Shiro, jantungku nyaris copot!”
   
  +
Namun dia benar-benar tidak memperdulikan tanggapan Sora.
However she completely ignored Sora’s response.
 
   
  +
“…Sensasi yang tidak diketahui…Aku tidak tahu…tak dapat meraih…kerinduan…Azrael tidak dapat menemukannya…Jibril menemukannya…Steph merasakannya…yang tak diketahui…masa depan…「Harapan」.”
“…Unknown sensation…I don’t know…can’t reach…yearning…Azrael couldn’t find it…Jibril found it…Steph felt it…the unknown…the future…「Hope」.”
 
   
  +
- Dia berpura-pura tidur sebelumnya, jadi dia mendegar segala hal.
- She was pretending to sleep earlier, so she had heard everything.
 
   
  +
Dia bergumam sebaris perkataan – membacakan, saat dia tiba-tiba mulai membolak-balik buku-buku.
She mumbled a string of words – recited, as she suddenly began flipping through the books.
 
   
  +
“…Sang Ratu yang menipu semua orang… - Ratu…kondisi kemenangan…tidak berubah.”
“…The Empress that deceived everyone… - the Empress…victory condition…wasn’t changed.”
 
   
  +
Kata Dia.
She said.
 
   
  +
Dia tiba-tiba mengangkat sebuah buku – dan berkata:
She suddenly lifted up a book – and said:
 
   
  +
“…Nii…aku tahu…kondisi…untuk membangunkan Ratu sekarang.”
“…Nii…I know…the condition…to awaken the Empress now.”
 
   
- As they heard this, Sora, Jibril and even Plum leaped up together and looked at Shiro.
+
- Saat mereka mendengar ini, Sora, Jibril dan bahkan Plum terperanjat bersama dan melihat ke arah Shiro.
   
And only Shiro – appeared happy, no…
+
Dan hanya Shiro – terlihat senang, tidak…
   
“…Nii as well…judgmental error…you do that sometimes.”
+
“…Nii juga…kesalahan pertimbangan…kamu melakukan itu kadangkala.”
   
  +
Ekspresinya berbeda sepenuhnya dari biasanya, karna dia benar-benar bahagia dan tertawa.
Her expression was completely different from the usual, as she actually seemed happy and laughed.
 
   
“…Nii, Nii~ haha…Nii…messed up…♪”
+
“…Nii, Nii~ haha…Nii…kacau…♪”
   
  +
Shiro menggoyangkan bahunya dari satu sisi ke sisi lain, kakinya tidak dapat ditahan untuk manari-nari - dan dia tersenyum penuh kemenangan.
Shiro shook her shoulders from side to side, her feet couldn’t help but swing about – and she smiled victoriously.
 
   
Sora didn’t get her meaning, but he did moan suddenly
+
Sora tidak dapat menangkap maksudnya, tapi dia tiba-tiba mengeluh
   
  +
“T-tunggu dulu, huh? Aku membuat kesalahan pertimbangan? T-tapi keputusan situasional adalah…”
“W-wait a second, huh? I made a judgmental error? B-but situational decisions are…”
 
   
  +
“…Ya, keahlian…Nii…tapi kali ini…Shiro menang♪”
“…Yes, Nii’s…forte…but this time…Shiro won♪”
 
   
  +
- Dia terlihat benar-benar bahagia.
- She appeared truly happy.
 
   
In that game, Sora only felt dizzy as it was the first time Shiro had beaten him at it.
+
Dalam permainan itu, Sora merasa pusing saat diaman ini adalah pertama kalinya Shiro mengalahkannya dalam hal itu.
   
  +
“B-bagaimana ini mungkin…aku kalah dalam pertimbangan situasional, deduksi, strategi, alasan untuk aku tetap ada…”
“H-how is this possible…I lost in judging situations, deduction, strategy, my reason for existence…”
 
   
-『  』 - They were the strongest Imanity gamers, two in one, and if he as the strategist were to lose in terms of judgment
+
-『  』 - Mereka adalah pemain ''game'' Imanity terkuat, dwi tunggal, dan jika dia yang seorang ahli strategi kalah dalam hal membuat pertimbangan
   
Ignoring Sora who was almost in tears, Plum immediately asked Shiro:
+
Mengabaikan Sora yang nyaris menangis, Plum langsung bertanya pada Shiro:
   
  +
“A-apa itu!? Apa yang harus kita lakukan untuk membangunkan Ratu!?”
“W-what is it!? What do we have to do to awaken the Empress!?”
 
   
  +
Saat semua orang menahan nafasnya menunggu jawabanan – dan saat Sora melihatnya dengan mata penuh air mata.
As everyone bated their breath in anticipation – and as Sora looked at her tearfully.
 
   
Shiro – revealed the answer.
+
Shiro – mengungkapkan jawaban.
   
 
<noinclude>
 
<noinclude>

Latest revision as of 09:09, 21 October 2014

Bab 3: Belajar[edit]

Part 1[edit]

(…Aku keliru.)

Bagaimana bisa dia tidak memperkirakan ini - dia pergi berbelanja untuk menyiapkan sashimi seperti yang dijanjikan, dan saat Steph membawa Izuna ke kota, dia merasa sangat bersalah pada kecerobohannya.

Ketakutan, pandangan kebencian, hinaan, ejekan - perasaan negatif menghujani Izuna yang berjalan bersama-sama Steph.

Dia tidak mungkin dapat tidak menyadarinya dengan indra Werebeast-nya.

(Meskipun kita adalah 「Federasi」, benar-benar tidak semudah itu untuk menerima perbedaan ras, tapi meski begitu…)

Dia memiliki gambaran yang jelas di pikirannya.

Sungguh benar bahwa Izuna - Si Werebeast adalah penakluk dan tiran pada para Elkian.

Namun itu hanyalah karena 「Sepuluh Ikrar」.

Kesulitan dan penderitaan semua Imanity berasal dari fakta bahwa mereka telah kalah dalam permainan.

Jika itu adalah kebencian pada hasil akhir yang telah disepakati kedua belah pihak, itu berarti mereka hanyalah pecundang sejati -

“Mengapa Steph-kou tidak membenci Izuna, des?”

“Huh -?”

“…Izuna yang mengambil benuamu, des; jadi seharusnya sangat masuk akal bagimu untuk membenciku, des; tapi Izuna menyebabkan kakekmu dipanggil sebagai raja bodoh juga, des; jadi mengapa kammu tidak membenci aku, des?”

Izuna melihat ke atas pada Steph dan bertanya, dan tangan Steph di dalamnya sesaat membeku.

Bagaimana bisa dia begitu kasar - Steph merasa marah pada ketidak-sensitif-annya sendiri.

Izuna terlalu pintar.

Dia telah menghadapi Sora dan Shiro, dengan benua - takdir Imanity dan Werebeast dipanggulnya, dengan tanggungjawab semacam itu.

- Dia tidak mungkin tidak membaca apapun tentang itu di perpustakaan raja terdahulu.

Efek dari tindakannya pada Imanity, dan bagaimana dia diperlakukan setelah itu, dia telah memprediksikannya dan menarik kesimpulan atas itu, dan satu-satunya yang tidak menyadarinya -

(Lagi-lagi hanya aku…)

Melihat ke belakang, sejak Steph terbangun - yang berarti setelah Izuna mempelajari bahasa Imanity, dia menyelimuti Steph dengan jubah saat dia tertidur, yang mana adalah perubahan sikap yang besar.

Mengapa dia tidak menyadari mengapa sikapnya berubah - Steph marah pada diri sendiri sekali lagi, meski dia menggelengkan kepala saat melihat tatapan tidak nyaman seorang gadis kecil.

Karna dia menanyakan sebuah pertanyaan - dia memiliki kewajiban untuk menjawab.

Berjalan di jalan seperti ini, menghadapi semua tatapan benci itu seperti ini.

Izuna mungkin mulai heran apakah Steph mungkin membenci juga - dia butuh menyapu habis semua pikiran yang tak terbayangkan itu dari kepalanya.

(Ya…benar, kalau tidak salah…)

Jika mereka marah pada bangsawan yang meremehkan kakek tercinta Steph, mereka pasti membenci apa yang menjadi penyebabnya, Serikat Timur - Steph tidak tahu. Dan walau dia tidak tahu mengapa - dia dapat memastikan bahwa itu bukanlah hal semacam itu.

Tiba-tiba, sudut mulut Steph melengkungkan senyum.

“Mengapa? Aku juga tidak tahu ♪”

“Apakah Steph-kou seorang idiot, des.”

“Heh, mungkin, tapi – Aku pikir bukanlah macam itu.”

Steph mengatakan ini sambil melihat dalam mata besar Izuna.

- Dia adalah seorang gadis muda berambut hitam dengan telinga dan ekor yang benar-benar jelas yang bahkan lebih muda daripada Shiro.

Dia telah nyaris seimbang saat berhadapan 『  』, dengan keberlanjutan negara terbesar ketiga di dunia berada di pundaknya - dia memiliki potensi tak terbatas.

Dia pintar, rajin, polos dan penurut, dan dia memiliki kedewasaan dan kepandaian dalam jumlah besar juga.

Steph tersenyum bahagia pada gadis itu, dan tersenyum makin lebar.

“Karena Izuna anak baik, dan kamu juga manis.”

Steph mengeluarkan pikirannya, berpikir bahwa itu adalah cara paling sederhana untuk mengekspresikan perasaannya.

Izuna membelalakkan matanya terkejut, setelah itu rambutnya berdiri dan dia mengalihkan pandangannya tanpa ekspresi.

Dia menundukkan kepalanya rendah, tidak membiarkan Steph untuk melihat wajahnya dan berbicara lemah:

“Steph-kou seorang idiot, des.”

- Walaupun dia mengatakan ini, dia menggenggam tangan Steph agak lebih erat.

Steph tersenyum agak pahit pada kelakuan Izuna yang mudah dia baca, dan saat dia akan melangkah maju sekali lagi -

“Ah~ itu Izuna!”

Keduanya berbalik pada suara yang begitu keras.

Beberapa sosok memotong melalui kerumunan, dan menyerbu ke arah mereka - mereka adalah anak-anak kecil.

“A-apa -!?”

Saat Steph membeku sejenak dalam keterkejutan, anak-anak mengerumuni mereka.

Setelah itu mereka mulai bersorak-sorak dengan keras.

“Itu Izuna! Luar biasa! Itu benar-benar orangnya!”

“Hei, Izuna, ayo bertarung! Kamu benar-benar kuat kan?”

“Kamu idiot, kamu benar-benar idiot, kamu harusnya menambahkan '-sama', kamu monyet botak!”

“Siapa orang-orang ini…des?”

Izuna bertanya kebingungan saat dia kewalahan menghadapi kerumunan anak-anak.

Saat Steph mempertimbangkan bagaimana menghentikan anak-anak itu - tiba-tiba saja, dia menyadari telinga dan ekor hewan di kerumunan - Werebeast di antara mereka, dan dia buru-buru bertanya:

“Apa yang kalian semua lakukan?”

“Kami bermain! Bersama!”

Salah satu anak-anak - seorang gadis muda dengan sepasang telinga seperti rubah membalas seakan baru belajar berbicara.

“Apakah kalian…berteman? Dengan anak-anak Werebeast juga?”

“Tentu!”

Dia langsung bertanya dalam kebingungan, sembari gadis bertelinga rubah bertanya kebingungan dengan kepalanya sedikit miring juga.

Dan anak laki-laki Imanity di sebelahnya berkata dengan gembira:

“- Kami berteman melalui permainan!”

Mendengar kalimat sederhana namun polos ini…

Steph merasa, entah emosional.

Dalam waktu itu, anak-anak yang mengerumuni Izuna masih berceloteh.

“Ayo bertarung, Aku jelas~ tidak akan kalah darimu!”

“…Aku lapar, des. Kami sedang pergi membeli ikan, des. Aku sangat sibu, des.”

Izuna melihat dengan tidak sabar pada anak laki-laki yang memegang bajunya dan memintanya untuk bermain dengan dia dan berkata -

“…Aku akan menghancurkanmu dengan menyakitkan di lain waktu, des.”

Mulut Izuna melengkung dalam senyuman.

Anak laki-laki yang jelas menjengkelkan itu memukulkan tinjunya ke udara dan bersorak mendengar itu.

“Bagus sekali! Jadi janji ya! Izuna! Kamu sebaiknya menepatinya!”

“Aku sudah berkata tambahkan '-sama', kalian gumpalan idiot! – Izuna-sama, Aku meminta maaf.”

Begitu saja, beberapa anak-anak tiba-tiba menghilang seperti saat mereka datang.

Bahkan setelah semua keributan telah menurun, amukan emosi dalam Steph masih belum, dan tetap seperti abu di perapian.

“Heh…jawabannya hanya begitu saja…”

…Atmosfir di sekitar mereka berubah menjadi kebingungan tanpa mereka menyadarinya.

Mungkin masih terlalu awal…

Tapi tidak lama lagi, saat anak-anak itu telah menjadi dewasa… fakta bahwa ras-ras dulunya saling membenci satu sama lain sepertinya akan diperlukankan sebagai candaan.

Steph tersenyum dengan harapan itu berdiam di dalam dirinya.

“Tidak begitu sering kita bisa bermain game – Aku yakin akan lebih menyenangkan seperti itu.”

“…Steph-kou, kamu ternyata bukanlah seorang idiot, des. Kamu kemungkinan cukup pintar, des.”

Steph terlihat seakan dia baru saja melihat dewa setelah mendengar perkataan itu.

“Ah, Izuna! Kamu satu-satunya yang tidak memanggilku seorang idiot!!”

“…Tapi kelakuanmu seperti itu, des.”

Izuna menyenyumkan senyum pahit saat Steph memeluknya terharu.

- Dunia akan berubah, sedang berubah, dan akan terus berubah.

Jika tidak terasa bahwa dunia sedang berubah - itu berarti - kamu hanya tidak memperhatikan -

Part 2[edit]

Dunia di sekeliling mereka berubah sepenuhnya.

“Waaaaaahhh, apa ini!?”

Sora dan yang lainnya yang sedang terbang di langit malam berteriak saat mereka jatuh terjerembab karna dampak ledakan dan angin kencang.

Tapi dibandingkan itu - yang berteriak paling keras di antara mereka pada saat kejadian itu adalah Plum.

“A-apa yang terjadi!? Ini kekuatan Roh – ini bahkan mustahil bagi para Flügel!?”

Ledakan energi begitu kuat hingga Plum dapat merasakan dibalik bentuknya sebagai scraft, dan dia gemetar ketakutan.

Jika seseorang yang dapat menggunakan sihir merasakannya, dia akan merasa aneh melihatnya - kekuatan ini yang mengguncang bumi, kekuatan ini yang berasal dari dimensi yang benar-benar berbeda, mengubah dunia sesuai keinginannya dengan kekuatannya, mengganti pemandangan dengan paksa - tidak, melukiskan ulang keseluruhannya.

“Ah~ Plum, apakah situasinya begitu buruk?”

Mereka tidak membatasi 「Mengubah panggung」… Sora bertanya dengan hal itu di dalam pikirannya, sembari Plum membalasnya dengan desahan kepanikan:

“Ini bukan sekedar buruk -!! K-kekuatan ini berasal dari Old Dei, jika tidak –“

Saat Plum baru setengah jalan menyelesaikan kalimat - dia tiba-tiba berhenti saat teringat dimana mereka sedang terbang.

- Phantasma yang berangking dua di antara 「Enam Belas Ras」- Avant Heim…

“…Aku tidak mengerti, kami tidak dapat memahaminya.”

- Azrael melayang di udara.

Di wajahnya tidak ada lagi senyuman malaikat, sempurna - senyuman terlalu sempurna.

Hal tersebut bahkan tidak memiliki sensasi 「akan tewas」 yang akan dialami saat ditatap oleh seorang Flügel…tidak…

Sora merasa cucuran keringat dingin di sekujur tubuhnya, dan dia tersenyum pahit, saat dia menghadapi kekuatan yang terlalu kuat - dia bahkan tidak dapat merasakan apapun.

Sebuah kekuatan di luar pemahaman dan imajinasi, sebuah kekuatan yang membuat bulu kuduk Sora dan Shiro berdiri merinding.

Sebuah eksistensi yang berpenampilan Azrael - berbicara perlahan:

“「Unit Akhir」- kami tidak dapat mengerti idelisme macam apa yang kau semua miliki.”

Dia kemudian berbicara dalam suara hampa, tanpa emosi:

“- Dengan demikian, kami memerintahkanmu untuk memberitahu kami jawabannya secara lansung.”

「Eksistensi」 tersebut berdeklarasi pada mereka saat pemandangan akhirnya mulai menetap. Sora dan Shiro tak mampu berkata-kata pada kejadian ini.

Angkasa pecah dalam balutan merah-darah, pasir-berputar bahkan telah mencapai stratosfer, dan tanah retak meregang melewati horizon.

Angkasa dan bumi semua retak, samudra mengering - dimana-mana penuh kematian.

Tak terhitung pecahan bebatuan bertebangan di sekitar mereka - itu adalah sisa dari bumi.

Para Flügel yang berpartisipasi dalam game, dan kapal perang tak terhitung jumlahnya yang mengeluarkan aura mengancam semuanya muncul seperti armada kapal udara yang berbentuk aneh -

“S-sebenarnya apa ini?”

Sora bertanya segera setelah dia kembali dari kekagetannya, namun baik Shiro maupun Plum tidak dapat menjawab.

Para Flügel yang masih terbang di udara - mereka terlihat ekspresi kesakitan di wajah mereka, seperti kenal dengan adegan menakutkan yang terbentang di hadapan mereka.

- Enam ribu tahun lalu - yang mana adalah tahap terakhir dari 「Perang Besar」.

Old Deus yang menciptakan Flügel mengumpulkan energi kombinasi dari 「Serangan udara」 pada Flügel, dan melepaskan dalam satu serangan.

Dan serangan itu menghancurkan bumi, membelah angkasa dan bahkan menghancurkan planet-planet dan bintang-bintang - itu benar-benar 「Serangan Ilahi」.

Mereka berdiri setelah serangan itu berlalu, dan Azrael berbicara dengan kiamat dibelakangnya:

“- Sebelumnya kita bertempur, dan kita kalah.”

Dan di belakang kiamat dunia itu - sepotong besar daratan yang terlihat seram muncul.

Mengkinkan itu - penampakan Avant Heim sebelum 「Perang Besar」.

Lempengan daratan itu terlihat seperti seeorang paus melayang - dan benteng terbang ini tidak terbuat dari kubus-kubus, malahan dilubangi dengan meriam-meriam yang tak terhitung dan memiliki sepasang mata yang dipenuhi dengan hawa membunuh.

“- Master kita melepaskan serangannya yang paling kuat - namun serangan itu 「Memantul balik padanya」, dan kita dibantai habis, yang mana begitulah bagaimana Master kita tewas.”

- Apa yang mengubah Jibril?

“Mengapa kita kalah? Mengapa kita kehilangan Master kita? Mengapa kita selamat? Mengapa –“

- Apa yang membiarkan dia menemukan alasan mengapa mereka hidup?

Plum dengan panik berusaha menjaga dirinya sadar ketika menghadapi interogasi kasar ini -

“Mengapa kita selmat, sebagai senjata hampa dari Master yang tewas? Jawab aku –“

“”- 「Artileri lapangan」-“” [1]

Kilatan cahaya menembus dada Azrael.

Dalam sekejab, sebuah sinaran cahaya menerangi senja, dan ledakan dahsyat yang datang sedikit setelahnya bahkan membuat atmosfir bergetar.

“…Huh?”

Plum berkoak bodoh, dan balasannya -

“Kami! Bicara! Terlalu! Banyak! Dialog harus berjumlah maksimal empat puluh kata, atau kamu harus menambahkan pengaturan untuk melewati naskahnya!”

“…Jangan meremehkan…kesabaran...seorang pemain STG…” [2]

Sora dan Shiro tidak sabar keceplos –

Ketika mereka benar-benar telah mendarat di tanah dan mengkombinasikan 「Roh Kata」mereka - keduanya berpegangan pada sebuah tabung logam.

Plum tidak tahu…bukan, lebih tepatnya dia tidak melihat mereka.

Keduanya menggunakan tiga karakter untuk mematerialisasi sebuah Homitzer 155-milimeter yang menembak dan melepaskan peluru yang bahkan lebih cepat daripada kecepatan suara, menembus Azrael, setelah itu tujuh kilogram peledak Komposit B yang terkandung di dalamnya meledakkan badannya berkeping-keping dengan sebuah ledakan yang membuat kepingan-kepingan tersebut melaju tiga belas ribu kilometer per detik, yang kemudian mengubahnya menjadi asap dan bertebaran - [3]

“- Huh~~ APA YANG KAMU LAKUKAN!?”

Plum berteriak saat dia menyadari apa yang baru saja terjadi, sembari si duo memandangnya dan berkata: “Melewati dialog.”

“…Orang itu tampak menyebalkan…menjijikkan…”

“A-a-apakah kamu tahu siapa itu tadi? Itu –“

“Tentu, itu tadi Azrael - dan Phantasma Avant Heim kan?”

“…H-huh?”

Sora menghela tidak sabar, menggelenggkan kepalanya dan melanjutkan:

“Azrael berbeda dengan Flügel lainnya, dia memiliki tanduk, jadi aku menebak mengapa - intinya dia adalah duta resmi Phantasma Avant Heim juga, walaupun aku tidak begitu tahu detail lengkapnya.”

“…Yang berarti…Azrael sama dengan…Phantasma…”

Keduanya sepenuhnya memahami situasi tidak seperti Plum, dan berbicara dengan cara sedikit bosan:

“…Jibril mengatakannya itu sebelum ini, Phantasma Avant Heim adalah dunia yang sepenuhnya berbeda.”

Sora mengingat penjelasan Jibril yang diucapkan saat mereka sampai, dan melanjutkan:

“Mengubah pemandangan berarti mengubah seluruh dunia, tapi jika itu adalah dunia mandiri, aku pikir hal itu tidak akan mempengaruhi dunia luar seluruhnya. Yang berarti - mengubah dunianya sendiri (dalam Avant Heim), tapi saat itu terjadi dia yang harusnya berada 「Di puncak」 Avant Heim muncul di depan kita - yang berarti, itu adalah ilusi.”

- Fakta bahwa mereka dapat menyakitinya membuktikan bahwa dia adalah sebuah ilusi, jika dia adalah orang sebenarnya, 「Sepuluh Ikrar」 akan mencegah mereka untuk menyentuhnya.

“…Baik…Plum…ini pertanyaannya…”

Mengapa mereka terlihat begitu bahagia? Plum terlihat tidak mengerti.

Sora dan Shiro benar-benar kegirangan, sementara Sora melanjutkan:

“Panggung baru saja berubah drastis, sebuah pemandangan yang terlihat seperti benteng untuk senjata terakhir muncul di depan kita, dan kita baru mendengarkan semamcam pidato panjang bos-terakhir - dan di antara alokasi 「Jam」 untuk permainan hanya -?”

“…Sisa sembilan menit dan empat puluh empat detik.”

“Apa kemungkinan artiyna ini? Sekarang kamu boleh menjawab!”

- Plum tidak memiliki pengetahuan Sora dan Shiro yang miliki dari dunia mereka, jadi ini mlaah mengundang pertanyaaan baginya.

Tapi - saat dia melihat hal itu mendekat.

Plum dengan ekspresi keputusaasaan di wajahnya, kebetulan - mengucapkan 「Jawaban yang benar」.

“…Apakah itu artinya Tamat?”

“Huh? Aku tidak pernah mengira kamu menebaknya.”

「Tirai Pengikat」 besar, kejam ditembakkan ke Avant Heim…

Sora dan Shiro saling menggenggam tangan dan berkata dengan senyuman:

“Pada dasarnya ini adalah 「Tingkat Terakhir」- akhir telah dekat!”

“…Adegan klimaks…pertunjukan hebat…♪”

Keduanya menapak di atas tanah, mengepakkan sayapnya, meninggalkan suara letusan di belakang mereka yang dihasilkan dari 「Akselerasi」, kemudian tersenyum saat mereka terbang ke arah tirai cahaya pengikat.

“BAGAIMANA KAMU MASIH BISA TERTAWA DALAM SITUASI SEPERTI INIIIIIIIIII!!”

Mereka melaju ke depan dengan kecepatan ekstrim menuju tirai cahaya yang menyebar di seluruh Avant Heim.

- Jumlah mereka besar, tapi cahaya itu tidak memiliki kemampuan pelacakan seperti 「Cahaya Pengikat」 yang ditembakkan oleh para Flügel lainnya, jadi itu hanyalah sebuah tirai yang bergantung pada jumlah dan kecepatan untuk menghancurkan musuhnya - keduanya tersenyum pahit.

“Shiro, apakah kamu telah mengetahui pola tirainya?”

“…Nyaris…Nii?”

“Kamu tahu kan? Aku semacam itu - 「Murni menghindar dengan semangat」!”

Sora mengepakkan sayapnya sekali lagi, sembari Shiro mengepakkan berdasarkan detaknya tanpa goyah.

Mereka seperti penari udara, melekuk-lekuk melewati begitu banyak sorot cahaya yang berdatangan sambil bersiul-siul, terus melaju seperti biasa -

“Dibandingkan Touhou, ini membuatku mengantuk, dapatkan kita benar-benar bergantung pada Jibril?” [4]

“…Jika bos terakhir semacam ini…kita tidak akan…para Flügel…lebih sulit dihadapi.”

Mereka dengan gesit menghindari tirai cahaya dengan tindakan yang Plum tidak dapat pahami.

Sora dan Shiro bahkan dapat melihat ke bawah ke tangan mereka untuk memastikan saat mereka menghindari cahaya-cahaya.

“…Total 「Empat puluh enam karakter」.”

“…Kita telah mengumpulkan 「Empat puluh」…”

“Kita telah menggunakan 「Dua puluh dua」?”

Karakter-karatker yang melayang di pergelangan Sora adalah - タ(ta)•シ(si)•テ(te)•キ(ki)•ル(ru)•エ(e)•イ(i)•ツ(tsu)•へ(he)-

Karakter-karatker yang melayang di pergelangan Sora adalah - レ(re)•ヨ(yo)•セ(se)•二(ni)•フ(fu)•ノ(no)•ン(n)•リ(ri)•コ(ko) -

Mereka telah cukup menabung, tapi Sora malah mengatakan:

“Hmm~ ハ(ha)、コ(ko)、ミ(mi)、ヲ(wo)、チ(chi)、ヒ(hi)…kita masih belum mendapatkan enam ini.”

“…Tapi kita punya…kartu as.”

Shiro menandakan bahwa itu sudah lebih dari cukup.

“- Aku telah mengatakan sebelumnya, aku telah memahami 「Roh Kata」 aku akan menggunakannya padanya, jadi aku kurang tiga.”

“…Dalam situasi semacam ini…mengumpulkan karakter…mustahil…”

Fakta bahwa mereka dapat menghindari dan meliuk-liuk dalam hujan cahaya sudah di luar nalar Plum.

Tapi jika mereka berhadapan dengan Flügel dalam situasi semacam ini, hal itu kemungkinan terlalu mustahil bahkan bagi mereka.

“…Kita tidak bisa terus seperti ini, Shiro, Maaf, tapi kita harus menggunakan kartu as.”

“…Nii, berapa banyak karakter yang kamu butuhkan?”

“Empat belas.”

Shiro terbelalak, yang mana adalah pemandangan langka, dan dia memperhatikan wajah saudaranya begitu dekat seakan untuk membaca keinginannya.

“Empat belas, itu adalah jumlah minimal yang kita butuhkan, namun kita kekurangan tiga.”

Walaupun di wajah Sora - adalah sebuah murni ekspresi serius.

- Sebuah「Roh Kata」 yang membutuhkan empat belas karakter?

「Kartu As」 yang Shiro sebutkan - hal itu kemungkinan adalah 「Roh Kata」 yang dapat membuat mereka melewati segala macam malapetaka.

Namun hal itu hanya dapat digunakan satu kali - hal itu benar-benar seharusnya digunakan sebagai usaha terakhir. Tetapi -

“…Mm, aku mengerti…”

Karna saudara berkata dia 「Membutuhkan」-nya, itu berarti 「Mereka membutuhkannya tidak peduli apa resikonya」, jadi Shiro menganggukkan kepalanya setuju.

Karna dia sendiri tidak bisa menafsirkan niat sebenarnya saudaranya, yang berarti saudaranya benar - itu semua cukup untuknya - !

- Tangan kiri Sora dan tangan kanan Shiro, jalinan dua tangan – empat karakter meluncur dan jatuh ke tangan mereka.

Setelah itu - Sora mengatur mereka dan membentuk sebuah 「Roh Kata」.

Dia mengangkat tangannya tinggi, dan –

“-「切断 (セツダン setsudan) 」- !!” (TL note: potong, belah)

Dia dengan kasar mengayunkannya lengannya horizontal - dan dalam sekejab…

Tirai cahaya tak terhingga yang melayang-layang di ruang udara Avant Heim tiba-tiba terpotong setengah seakan dipotong oleh pedang tak terlihat.

- Membuat imajinasi menjadi kenyataan adalah aturan dalam permainan ini, yang mana adalah 「Roh Kaata」.

「Pelindung」 dan 「Potong」 adalah dua kata yang dapat dengan mudah dibuat menjadi kenyataan asalkan mereka mengucapkannya.

Sebuah kata adigdaya yang dapat menyerang, bertahan, dan bahkan keduanya, yang dapat menghadapi semua kemungkinan situasi - itu adalah kartu as mereka.

Juga, pentingnya dan kebergunaan dari huruf 「ン (n)」 dalam permainan kata seperti ini adalah pengetahuan umum.

Konsekuensi dari mereka dengan terpaksa menggunakan 「Roh Kata」 adigdaya itu - menurut rencana Sora -

- Segala sesuatu di hadapannya seperti lelucon buruk - 「Terpotong menjadi dua」.

Ruang, pemandangan, segala sesuatu termasuk Avant Heim sendiri terbelah menjadi dua - bahkan meriam-meriam.

- Setelah itu? Saat Plum akan bertanya, Sora dan Shiro - melambat.

“- Huh!?”

Plum berteriak terkejut, saat di antara pemandangan yang runtuh dan tirai yang terputus, para Flügel berdatangan.

“…Nii…datang.”

“…Delapan belas – lebih banyak dari yang aku kira, berapa banyak yang memiliki karakter?”

“…Enam…semuanya hadir…tapi…”

- Pertanyaan sebenarnya adalah bagaimana mereka akan mengumpulkan semuanya?

Karna mereka telah menggunakan potong sebelumnya, mereka hanya punya 「Empat belas karakter」 lagi; dan menurut apa yang Sora katakan, sisa 「Empat belas」 telah dipesan.

dia juga berkata, di antara 「Enam」 yang belum dikumpulkan, 「Tiga」 penting.

Bahkan jika mereka mengumpulkan semuanya, mereka hanya dapat menggunakan tiga lagi, dan sekarang yang dapat mereka gunakan hanya 「Tiga」.

“- Baiklah, ini taruhan terakhir kita, ayo, Shiro!”

Saat mereka mengatakn ini, mereka melakukan backflip dan mendarat dalam sikap menangkis - menghadapi Flügel yang berdatangan –

Mereka baru akan mengepakkan sayap mereka, tapi –

“- H-huh?”

Plum berteriak terkejut, tidak, Sora dan Shiro merasakan hal yang sama juga.

Karena Flügel yang datang, di hadapan Sora dan Shiro - mereka berhenti.

Salah satu di antaranya membungkuk dengan hormat ke arah mereka benar-benar seperti Jibril saat setelah mereka kalahkan.

“Kalian berdua membutuhkan ini kan?”

…Saat dia mengatakan ini, telapaknya menggenggam 「ハ (ha) 」 yang tertulis di dadanya.

Seakan menirukan, lima lagi yang memiliki karakter menunjukkan diri mereka juga.

Sora dan Shiro merasa bingung karna mereka tidak mengerti niat mereka, sementara para Flügel hanya tersenyum dan berkata:

“Karena kita telah bersenang-senang –“

“Sejujurnya, sangat mengecewakan bahwa kita tidak akan mendapatkan jabat-tangan, tanda-tangan, kupon kencan dan menginap~!”

“Tapi karna kita telah mendapatkan kesempatan untuk bermain dengan kalian berdua, kami semua puas ♪”

“- Jadi, tolong.”

Mereka mendengar yang terakhir berkata -

“Kami menyerahkan Azrael-neesan padamu, dalam waktu dekat - Master masa depan kami.”

- Akhirnya…

Sora dan Shiro mengerti jebakan yang Jibril pasang dalam permainan ini.

Keduanya menjangkau karakter-karakter itu dengan tangan mereka sambil menahan hasrat tertawa terbahak-bahak.

“…Hahah, Jibril memiliki trik-trik tersembunyi sekarang!”

“…Jibril…omega kerja bagus…♪”

Sora dan Shiro menggoda, dan menyentuh enam karakter terakhir.

“…U-um, apa yang terjadi disini?”

Plum bertanya, menjadi satu-satunya yang tidak mengerti situasinya, sementara para Flügel tertawa dan membalas.

“Apakah kamu lupa, serangga kecil, bahwa kami –“

“Kami adalah Flügel, dan walaupun kami dibawah perintah saudari kami Azrael.”

“Tapi lebih dari itu kami adalah penggemar berat Sora-sama dan Shiro-sama!”

Mereka semua tersenyum - menghancurkan Plum dengan perkataan mereka.

Sora dan Shiro tersenyum pahit saat mereka pergi, dan sekali lagi - mengepakkan sayap mereka dan berakselerasi.

Mereka terbang ke arah Avant Heim yang terbelah - ke tempat dimana Azrael berada.

Part 3[edit]

“…Sepertinya yang lain telah mengerti juga…sekarang, apakah kamu masih akan menganggapku spesial?”

Jibril mengatakan ini dengan senyum pahit.

Azrael tetap tak beremosi, walaupun di bawah topeng itu adalah siksaan dan kegetiran.

- Apa tadi? Apa yang baru saja terjadi? Aku benar-benar tidak mengerti.

Azrael terus merenungkan adegan yang telah terjadi tadi di hadapannya.

Diantara Avant Heim yang runtuh perlahan, mereka berdua dengan anggun menghindari reruntuhan.

Mereka mengarah langsung - ke mereka, seakan mereka mengetahui posisi pastinya!

Tidak, mereka memang tahu! Mereka menggunakan meriam untuk menghilangkan ilusinya, kemudian mereferensi-silang 「Pemandangan sesungguhnya」 dengan daratanya yang patah dan runtuh ini, kemudian menyimpulkan posisi sebenarnya dari dia dan Jibril, dengan asumsi mereka tidak bergerak - tidak, mereka yakin akan itu!

- Ingatan pahit lewat di pikiran Azrael saat menyadari hal itu.

Artosh dibunuh dengan cara yang sama dahulu.

Semua pertahanannya diatasi, semua tindakannya dibaca, semua barikade dan penghalau dilewati oleh musuh, dan akhirnya - Master-nya dibunuh.

Mengapa kami kalah? Mengapa kami selamat! Mengapa kita masih hidup?

……….

“WAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHH!!”

“Plum! Kamu terlalu berisik!!”

Dengan Avant Heim runtuh perlahan di sekitar mereka, mereka meliuk-liuk lebih cepat daripada kecepatan suara diantara reruntuhan yang tak terhitung.

Jika mereka salah perhitungan bahkan sedikit saja, mereka akan tewas - dalam kondisi seperti itu, mereka berdua terbang dengan kecepatan sangat tinggi, menyebabkan Plum menjerit.

“AAAAAH-APAKAH KALIAN BERDUA GILA-AAHHHHHHHHH!!”

“AKU LELAH MENDENGAR KALIMAT ITU! SHIRO!!”

Pemandangan di depan mereka runtuh, begitu banyak kubus-kubus berjatuhan, terowongan terblokir, dan mustahil berbalik - kalau begini terus mereka akan menabrak.

“WAAAAAAAAAHHHHHHHHHH!”

Plum menjerit sekali lagi, sembari Shiro dengan tenang menghimpun 「Roh Kata」 di sampingnya.

“-「ミニ (mini) 」…”

Delapan belas karakter tersisa.

「Roh Kata」 teraktivasi saat itu menyentuh salah satu kubus di depan mereka.

Satu kubus menciut, menciptakan celah kecil, tapi celah tersebut terlalu kecil bagi mereka berdua untuk melewatinya -

Sora yang menghimpun 「Roh Kata」 pada saat yang sama, langsung mengarahkan ke lubang dan berteriak:

“-「Lewat」!!” [5]

- Enam belas karakter tersisa.

Keduanya terus membumbung setelah melewati celah yang sekecil lubang jarum.

Saat Plum mulai takjub dengan kemampuan beradaptasi mereka yang luar biasa, Sora tiba-tiba berkata:

“Plum, dapatkah kamu mengeluarkan gigimu sebentar?”

“Tidak! Perasaanku tidak enak mengenai ini, jadi tidak!!”

“Benarkah? Sungguh mengecewakan - Aku ingin memberimu sedikit darah –“

“Maaf, aku salah! Aku akan menempatkan gigiku di bahu Sora-sama, kamu akan dapat merasakannya!!”

“-「Darah」” [6]

- Lima belas karakter tersisa.

Darah keluar dari ujung jarinya yang tidak terpotong, menetes ke gigi Plum.

Plum berhasil menghisap darah bahkan tanpa menggigit dengan bibirnya.

“Oh, benda apa ini!? Tebal, kaya, manis namun tekstur kasar dan halus pula, menyegarkan, sensasi menyihir sebuah roh mengalir melalui badanku! Jika perlu dibuat perbandingan, ini seperti seekor kura-kura yang menangis setelah melahirkan dibawah sinar rembulan malam ♥”

- Sora tersenyum pahit saat Plum mulai berteriak semacam ulasan makanan yang tidak dapat dipahami.

“Apakah kamu sudah berenergi?”

“Tentu~! Kekuatanku mengalir di dalamku! Sekarang aku merasa aku dapat melakukan apapun!”

Plum – bukan, begitu banyak bunga mulai bermekaran di atas syal, dan melayang-layang di udara.

Sora dan Shiro tersenyum jahat pada tangisan kebahagiaannya.

“Bukankah itu bagus, jadi –“

“…Kamu bisa melakukan…apapun kan…”

“- Yap…itu yang kupikirkan juga…”

Part 4[edit]

Enam ribu tahun lalu - Artosh ditaklukkan.

Para Flügel putus asa dengan peristiwa yang tidak dapat dipercaya namun tidak terbantahkan ini.

Mereka adalah pembunuh-dewa yang diciptakan oleh Artosh - sebuah pedang untuk melenyapkan ras lain.

Mereka akan memberikan tahta Sang Dewa Tunggal Sejati pada Artosh - sebuah pedang hanya untuk tujuan ini.

Tetapi saat mereka melihat Master mereka dibunuh di depan mereka, badannya yang tidak bernyawm, eksistensi tanpa tujuan, hanya pedang satu-satunya kehilangan arti hidup.

Mereka adalah sebuah pedang yang selalu menebas dengan perintah orang lain, jadi mereka tidak pernah butuh untuk membuat keputusan apapun, walaupun kemudian - sebuah pertanyaan timbul.

Ras yang diciptakan oleh Artosh dan para pembantunya telah mencapai pada sebuah kesimpulan di tengah keputusaasaan mereka - yang mana adalah berhenti berpikir.

Dia tidak tahu siapa yang memulainya, tapi dia telah mengumpulkan semua kekuatannya - dan menusuk tubuhnya sendiri hingga berlubang.

Mereka adalah sebuah alat yang diciptakan untuk bertempur untuk tahta Sang Dewa Tunggal Sejati, dan karna Master mereka yang akan berikan tahta itu telah tiada, alat tersebut tidak memiliki alasan lagi untuk tetap ada.

Saat dia melihat saudari-saudarinya menusuk diri mereka sendiri satu demi satu, Azrel - unit pertama, dalam keputusaasaan mendalam, mengatakan sebuah dusta.

Bukan, lebih tepatnya, itu bukanlah sebuah dusta.

Hanya saja saat dia menyaksikan saudari-saudarinya menusuk diri mereka sendiri dan kehilangan cahaya di dalam mata mereka, dia tidak dapat menahan untuk berkata pada mereka.

- Perintah Master masih belum diselesaikan.

Hal itu mustahil, tapi jika, tapi jika, dia tewas dalam pertempuran - kamu harus menggantikanku dan mencari tahu mengapa aku, sang dewa perang, kalah oleh kekuatan yang tidak diketahui - itu adalah perintah terakhir Master.

- Itu adalah titah yang diberikan pada Azrael seorang - sebuah perintah.

Meskipun demikian dia berdusta dan berkata bahwa itu adalah perintah untuk semua Flügel, setelah itu dia melanjutkan:

- Setelah kita memperoleh tujuan ini, perintah terakhir Master akan terselesaikan.

- Jadi saat waktu itu datang mohon biarkan aku menentukan apakah kita masih berguna atau tidak.

…Itu adalah sebuah dusta yang bermanfaat.

Dan kendati begitu - para Flügel mulai mengejar 「Hal yang tidak diketahui」 yang mengalahkan Master mereka.

Di waktu yang sama saat perang berakhir, mereka telah mengumpulkan semua pengetahuan mereka, seakan mereka akan mengubah semua hal yang tidak diketahui di dunia menjadi pengetahuan mereka.

Dan waktu berlalu, setelah enam ribu tahun - mereka masih tidak menemukan jawaban.

Azrael telah berpikir bahwa jika ada satu orang yang akan dapat menemukan jawabannya, dia adalah Jibril.

Itu adalah kata-kata terakhir Master, Unit Akhir adalah unit spesial.

Tapi…

- Aku sudah…lelah-nyan…

Part 5[edit]

Sora dan Shiro telah mencapai aula utama tempat Azrael kemungkinan berada.

…Disana sangat gelap, jadi Sora merangkai dan mengaktifkan sebuah 「Roh Kata」.

“-「Cahaya」!” [7]

- Empat belas karakter lagi, sungguh bagus.

Sekarang mereka hanya perlu menggunakan empat belas yang terakhir, dan mereka dapat menyelesaikan level dengan memakai semua empat-puluh-enam karakter.

“Tapi, kita tidak dapat menggunakan 「Roh Kata」 lagi sampai nanti…maaf, Shiro.”

“…Asalkan itu Nii…jika memang itu pertimbanganmu…Shiro mempercayainya.”

Bersamaan dengan kalimat yang membuat saudaranya begitu bahagia - 「Cahaya」 menerangi ruangan.

“- Kita mencari selama enam ribu tahun, tapi kita masih belum dapat menemukan 「Jawaban」.”

Terdapat singgasana kosong di ruangan yang diterangi itu.

Azrael berdiri di depannya, dan -

“Siapa ‘kita’ yang dimaksud? Selain kamu, sepertinya banyak orang yang telah memahaminya!”

Sora berkata sambil melihat ke arah Jibril yang duduk di sebelahnya dengan matanya tertutup.

“Pencarian pada suatu 「Jawaban」 yang tak ada , Aku sudah lelah melayang-layang tanpa tujuan di dunia yang membosankan ini.”

Itu adalah Azrael - dan Phantasma Avant Heim bersemayam di dalamnya.

Pengakuan keduanya - bukan, sebuah boneka dan sebuah ilusi.

“- Jika 「Jawaban」 dari 「Unit Akhir」 sama dengan dusta kita.”

Setelah berhenti sedikit, dia melihat ke arah Sora dan Shiro dengan pandangan putus asa yang lebih dalam dari kawah dan berkata:

“Kita akan mempertimbangan penyebab tewasnya Master adalah 「Kebetulan Belaka」- dan akhir dari seluruh ras Flügel.”

“Hal itu akan menjadi masalah.”

“…Jibril adalah…kami…rekan.”

Mereka berdua membalas masa bodoh dengan santai, sengaja menghindari topik sementara Sora sedang berpikir.

"Begitu, jadi kalian menyesaki otak kalian dengan begitu banyak pengetahuan hanya untuk sekedar 「Jawaban」 kalian, aku mengerti bagian itu. Sejujurnya, aku tidak mengerti arti dan bawaan emosional di balik itu, tapi dapatkah kamu mengijinkanku bertanya satu pertanyaan?”

Setelah itu, dengan gaya yang sama persis saat dia menolak Azrael sebelumnya.

- Dia melihat pada mata Azrael dengan mata yang jelas-jelas menunjukkan dia benar-benar bosen dengan masalah topik ini, dan berkata:

“…Apakah kamu pernah bergantung pada dirimu sendiri untuk berpikir dan menulis apapun -?”

“- !?”

Azrael terbelalak, dan di sampingnya Jibril membungkukkan kepalanya. Jibril memegang sebuah buku yang dia perlakukan sebagai kitab suci, sebuah buku yang mengumpulkan para penggemar bahkan di Avant Heim.

Buku itu ditulis-tangan - buku harian pengamatan pada Sora dan Shiro - rincian cerita masa depan yang belum lengkap…

“Tapi, aku bisa melihatnya sekarang. Jika Shiro dan aku menang, kamu akan membantu mengumpulkan buku untuk kami, dan jika kami kalah kami harus menjalani sesi tanda-tangan, tapi kamu sebenarnya telah membuat taruhan lain diluar pengetahuan kami selain yang ini. Jibril sebenarnya mempertaruhkan nyawanya tanpa mendiskusikan hal tersebut dengan kami, jadi kami harus menghukumnya nanti, tapi –“

- Sora menggenggam lengan Shiro dengan erat dan mengembangkan sayapnya.

“Kamu benar-benar tidak tahu mengapa Jibril akan setuju untuk bertaruh seperti itu?”

“- Karena dia percaya bahwa kamu akan mengungkapkan sebuah 「Jawaban」 yang kami akan setujui –“

“Lihat, kamu idiot! Kamu memang benar-benar idiot sejati!! Kamu bahkan berani memanggil dirimu seorang kakak!?”

Sora berteriak - wajahnya dipenuhi dengan 「Angkara」, dan Sora - berteriak lagi:

“- Itu karena dia percaya padamu! Dia mempertaruhkan nyawanya karena dia yakin bahwa kamu, kakaknya, akan dapat mengerti!!”

……

Sora dan Shiro mengumpulkan kekuatan pada kaki mereka - merangkai 「Roh Kata」 terakhir.

“Kamu bahkan tidak dapat mengerti sesuatu yang sesederhana itu, dan kamu berani memintanya untuk memanggilmu kakak!?”

“…Sungguh menggelikan…mengigau seharusnya saat tidur…dan…!”

Pada saat yang sama - mereka berdua menghentak tanah dan melompat.

- Begitu cepat.

Itu adalah lompatan yang disokong 「Roh Kata」 akselerasi, dan keduanya mendekat dengan kecepatan luar biasa.

Namun Azrael memiliki kekuatan Phantasma didalamnya, dan baginya - pergerakan mereka selambat keong.

“…Begitu, Jii-chan begitu percaya padaku sampai-sampai dia mempetaruhnya nyawanya…”

Dia sadar bahwa dia telah gagal memahami sesuatu yang sesederhana itu, dan dia bahkan tidak dapat menebak niat Jibril - jadi…

“- Ya, akhiri saja semuanya…”

Azrael mengatakan ini saat dia menghentak tanah dan terbang juga.

Di dalam aula dimana langit-langit hanya setinggi nyaris beberapa ratus meter, keduanya akan beradu dalam sekejap karna mereka melaju dengan kecepatan supersonik.

- Akhirnya telah ditentukkan, Azrael akan menjulurkan tangannya dan menangkap mereka, dan semuanya akan berakhir.

Dia benar-benar tidak dapat menemukan jawabannya sampai akhir, tapi seseorang menemukannya - jadi - itu cukup.

Akhiri saja seperti ini - enam ribu tahun ini - yang tak berarti –

“AAAAAAHHHH AKI MINTA MAAF AKU MINTA MAAF TOLONG JANGAN BUNUH AKU~~!”

“- Apa?”

Azrael membungkukkan kepalanya, dan teriakan keras menggema ke seluruh ruangan saat dia menangkap sasarannya.

Dia seharusnya telah menangkap Sora dan Shiro, tapi yang berteriak tadi adalah - adalah, um, siapa namanya tadi?

…Huh? Apakah dia pernah memang menanyakan namanya dulu?

- Itu adalah semacam gadis Dhampir yang dia tidak tahu.

- Itu adalah sebuah 「Sihir Muslihat」- dia mengerti ini hanya sedikit terlambat.

Sihir muslihat Dhampir - hal itu adalah sihir ekslusif-ras yang dapat menipu bahkan para Elf atau para Flügel pada kemampuan maksimalnya.

Jika itu hanya setelah menghisap sebuah - darah - Roh yang sangat kuat - mungkin itu bahkan dapat menipu seorang Old Deus?

Tapi jika begitu, sayap Sora dan Shiro adalah - kemana mereka pergi setelah berakselerasi -!?

- Pikiran Azrael mulai berpacu.

Dia merasa sesuatu melewatinya dengan kecepatan yang menakutkan, dan dalam sekejap seperti bahwa waktu seakan berhenti.

Segala sesuatu menjadi gerakan-pelan, dan Azrael melihatnya.

Tanpa Plum - tanpa syal - Imanity tanpa sayap mereka –

Saat mereka bertemu secara singkat, tinju Sora mendarat pada bahu Azrael.


“- 「Hidup di atas bumi ini selamanya terkekang」-“ [8]

- Nol karakter tersisa.

Azrael terbelalak kaget, tapi apa yang dia kagetkan bukanlah 「Roh Kata」 yang mengenainya.

Tapi adalah - mereka berdua terbang dengan kecepatan tinggi - berhasil menanggalkan sayap mereka dan membiarkan Plum menyamarkan dirinya sendiri!?

“「Tidak adalah larangan penggunaan sihir」- kan?”

Setelah papasan singkat itu, Azrael mendengar sebuah suara yang seharusnya tidak mungkin dia dengar - saat dia berbalik dan memastikannya itu adalah Sora yang mengatakannya.

Tapi - pada kecepatan seperti itu, jika badan manusia kehilangan sayapnya - dan menabrak tanah, mereka pasti akan mati –

Sebuah kalimat yang benar-benar mengejutkan Azrael dan juga menjawab semua sangkalan yang berdengung di telinganya.

“- Kira-kira enam puluh menit…permainan…berakhir.”

- Tanpa jam ataupun alat lain.

Saat Shiro membacakan angka yang hanya ada di pikirannya -

Jibril teleport, dan dengan anggun…penuh hormat menangkap dua Master-nya.

Keadaan yang berbalik ini membuat Azrael merasa sangat jauh, semabari 「Roh Kata」 yang sebelumnya ditempatkan padanya aktif.

「Selamanya terkekang」. Dalam Azrael, bahkan kekuatan Avant Heim juga tersegel.

Disaat energi raksasa yang dapat menulis ulang dunia dilepaskan, aula dan bahkan pemandangan mulai terpecah belah seperti kaca.

Jatuh bebas dengan kondisi demikian, mata Azrael masih terbelalak kaget.

Dia tidak perlu susah-susah mengingat - tidak salah, perasaan ini sama ketika Artosh - Master-nya yang ditaklukkan - sebuah sensasi 「Ketakutan」 sejati.

…Dia tidak mengerti.

Begitu banyak, banyak, banyak sekali hal yang dia masih tidak mengerti.

Menakutkan, betapa menakutkan, seberapa banyak sebenarnya mereka tahu, mereka benar-benar dapat membuat taruhan berbahaya semacam itu.

Tidak peduli berapa banyak aku mengumpulkan pengetahuan, membuat rencana perang, seberapa banyak aku bersiap, pada saat-saat terakhir hal itu masih tidak diketahui –

Di dalam kegelapan semua variabel elemen ini, bagaimana mereka dapat - bagaimana mereka mungkin dapat menapak diatas jalinan sutra seperti ini tanpa keraguan?

Dia telah melihat begitu banyak hal luar biasa dalam rangkaian singkat.

Jatuh bebas, terus menerus turun. Azrael kehilangan kesadaran -

Part 6[edit]

Dalam mimpinya, Azrael milhat ingatan Master-nya, Artosh.

Kekacauan tak berakhir hanya akan membawa kekuatan pada 「Dewa Perang」 Artosh.

Sang Old Deus yang mengonsumsi lapar-akan-perang, permusuhan, kebencian dan darah - Sang Dewa Perang Artosh.

Dan sekarang dia dan pecahan delapan belas sayapnya - sang bulu (the Flügel) dan pengikutnya sang Phantasma (Avant Heim), dengan pasukan sekecil itu, satu dewa, satu Phantasma, dan satu ras - melancarkan perang pada seluruh dunia, dan meraih kemenangan mutlak.

Tahta Sang Dewa Tunggal Sejati dalam genggaman Artosh-sama…itu tidak perlu ditanyakan.

Seorang Master seperti ini, hanya pernah menyebut kemungkinan kalah sekali.

“Ada kemungkinan aku akan kalah.”

- Kau becanda.

“Aku sangat kuat.”

- Tentu.

“Tidak ada kekuatan seseorang yang lebih hebat daripada aku.”

- Tentu.

“Itulah mengapa ada sesuatu yang aku tidak dapat mengerti.”

Sesuatu yang tidak dapat kau mengerti?

“Aku tidak memahaminya, karena hanya yang lemahlah yang dapat. Itu adalah kemungkinan yang tidak diketahui bahwa aku mungkin kalah pada seseorang yang lebih kuat daripada aku.”

- ……

“Itulah mengapa aku ingin menciptakan - sebuah unit yang memiliki kekuatan 「Ketaksempurnaan」 yang tidak aku miliki.”

- Ketaksempurnaan?

“Unit yang tak sempurna akan menggunakan kekuatan penuhnya - apakah dia dapat menggunakan kekuatannya dan mengatasi kesulitan atau tidak, aku tidak akan memahaminya.”

- ……

“Tapi tidak pedulu apakah aku menang atau kalah - pada akhirnya mereka semua akan menjadi 「Penyebab」.”

“Bulu pertama dari delapan belas sayapku, unit pertama Azrael.”

…Ya.

“Saat aku tewas dalam pertempuran, mohon jadilah saksi kekalahanku, dan berkabunglah untukku.”

- Azrael tidak tahu apa yang Master lihat.

Tapi pada saat yang sama saat dia mengisyaratkan kemungkinan kekalahan, Master tidak takut, malah dia terlihat seperti seorang Dewa Perang sejati –

Mengantisipasi kemunculan musuh yang tidak diketahui - dan walau begitu dia berjuang untuk mengalahkan sesuatu yang tidak diketahui ini –

Sebuah senyum keberanian sederhana namun juga kebahagian sejati.

“Jadi, sekarang, mari buat unit spesial ini…namanya haruslah –“

Begitu saja, Master Artosh…

Dia akhirnya menghasilkan karya terakhirnya - 「Unit Spesial」 yang menjadi 「Unit Akhir」- unit tak sempurna.

Pada akhirnya, dia juga yang menjadi unit yang dapat menyaksikan jawaban di ujung cakrawala yang bahkan Master tidak dapat menyaksikannya.

Master memanggil namanya.

- Jibril.

Part 7[edit]

“…Senpai, apakah kamu sudah bangun?”

- Badanku begitu berat, itu adalah pikiran pertama Azrael saat dia terbangun.

Sayapku tidak dapat bergerak, danaku sepertinya tidak dapat menggunakan kekuatan - tidak!

Dia sadar bahwa dia tidak pernah tahu bagaimana rasanya menggunakan kekuatan badannya sendiri.

Bagaimana badanku bergerak? Bukankan sama saja seperti berteleportasi?

Yang disebut bumi - inikah caranya untuk membatasi kehadiran akan keberadaanku?

Mengangkat kepalanya yang terasa seberat batu, Azrael melihat ke bawah pada bayangannya sendiri.

Dan yang melihat ke bawah ke arahnya adalah Jibril - dan dua Imanity Sora dan Shiro.

Rangking terendah diantara 「Enam Belas Ras」, spesies terlemah memandang ke bawah padanya dan berkata.

“Kamu mencoba untuk memainkan sebuah game dengan status 「Aku yang Terkuat」, kemudian kamu memutuskan bahwa itu adalah permainan yang jelek setelah satu kekalahan, sungguh lucu sekali.”

Shiro tersenyum juga saat dia mendengar perkataan Sora - meski begitu Azrael tidak dapat mengerti apa yang mereka maksud –

“Sekarang kamu akan memainkan ulang permainan dengan status 「Terlemah」, dan jika kamu masih berpikir bahwa itu sebuah permainan yang jelek –“

“…Kami akan bermain bersamamu…sebanyak yang dibutuhkan…”

Dia mengerti bahwa 「Roh Kata」 yang digunakan padanya – membatasi kemampuannya sampai sama dengan seorang Imanity.

Senyuman dari dua bersaudara itu mengatakan ini - Azrael menundukkan kepalanya dan tersenyum pahit.

- Jadi, dia tidak dapat terbang, dia tidak punya sihir, dan dia bahkan tidak dapat melihat roh-roh.

Jarak, gravitasi, semua konsep-konsep yang dia tidak pernah alami sebelumnya sekarang mengekangnya.

Dia berguling ke samping, mengumpulkan kekuatannya pada lengannya yang terbatas dan mengulurkan ke langit.

- Begitu tinggi, langit begitu tinggi, dan bumi begitu luas.

Sebuah kekuatan yang mempengaruhi badannya seakan adalah sebuah tembok yang dibangun diantara dia dan langit dan bumi.

Dia bahkan tidak dapat membayangkan bagaimana rasanya 「Terbang」 lagi.

Bahkan jika seseorang memberitahu dia dapat terbang, dia tidak punya niat sedikitpun untuk melakukannya. Dan itu menakutkan.

Sementara dua Imanity yang juga sama-sama terbatas - tertawa saat mereka membumbung tinggi di angkasa, dan telah berkata mereka telah menipunya.

“…Rasanya bumi…tidak begitu buruk…kan?”

“Jika kamu tidak jatuh, kamu tidak akan pernah memiliki keinginan untuk terbang lagi.”

Mereka melayang di angkasa begitu bebas, dan mereka masih bisa berkata bahwa jatuh sekali tidaklah buruk.

“- Benar, kamu dapat berdiri lagi setelah kamu jatuh, jadi selalu ada kesempatan selanjutnya, bukankah begitu?”

Sora tersenyum saat dia menjulurkan tangannya padanya - untuk itulah apa yang mereka lakukan selama ini.

- Akhirnya, di dalam pikiran Azrael, semuanya tersambung mulus dan dia tidak dapat menahan senyuman.

Terlalu terlambat, dia hanya terlalu terlambat, memang masuk akal jika mereka memanggilnya idiot, Azrael berpikir sambil meraih pada tangan yang terjulur.

“…Otak Senpai hanya terlalu keras kepala.”

Jibril melihatnya dengan mata setengah terbuka namun menyiratkan rasa sayang, dan menyambul Azrael saat dia berdiri.

Karya terakhir Artosh - unit tak sempurna. Dia adalah 「Unit Spesial」, dan 「Unit Akhir」.

Ketaksempurnaannya hanya berarti bahwa - dia akan berjuang untuk menjadi sempurna.

Karena dia tak sempurna, dia secara alami akan berjuang untuk tak diketahui, masa depan dan harapan.

- Azrael akhirnya mengerti - alasan mengapa Jibril bersikeras untuk beroperasi sendirian.

“…Otak Jii-chan terlalu aktif-nyan…”

Dia telah menghancurkan kota para Elf dan membawa kembali semua buku-buku tersebut dengan penuh senyum bahkan tanpa diperintahkan.

Dia menaklukkan semua spesies yang berangking lebih tinggi sendirian walaupun sudah diberitahu bahwa itu mustahil, dan telah kembali nyaris mati setiap kalinya.

Dia meninggalkan dewan, pergi dari kampung halamannya, dan bahkan membawa Master baru saat dia kembali -

Ini benar-benar karena dia tak sempurna - itulah mengapa dia akan - menjadi lebih kuat dari siapapun.

“…Begitu, jadi benar-benar ada suatu hal yang tidak dapat dimengerti hanya dari membaca-nyan…”

Yang disebut mengerti bukanlah hanya bergantung pada hafalan dan peningkatan pengetahuan.

Melainkan melalui aktualisasi, pengalaman pribadi, hanya jika itu terasimilasi ke dalam roh-mu dia dapat benar-benar mengerti sesuatu.

Sesuatu yang baik Artosh maupun Azrael tidak dapat mengerti - 「Tak diketahui」.

Itu adalah 「Kemungkinan」- karakteristik yang dapat mengubah hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Itu tepat karena merekalah yang kuat, tepat karena mereka benar-benar tidak dapat gagal, tepat karena mereka tidak dapat kalah - bahwa mereka tidak dapat mengerti ini.

Sementara itu –

“Jelas bahwa saat seseorang menjadi pihak yang kalah menjadi tidak lagi sempurna…namun aku…selalu takut itu-nyan.”

Hanya Jibril yang perlahan mengerti bahwa setiap kali dia nyaris kalah.

- Kapanpun mereka kalah, tidak peduli Flügel atau Avant Heim, mereka tidak dapat menggapai ketaksempurnaan ini.

Sementara - tidak sekalipun ragu dalam langkahnya, bukanlah kejutan bahwa Jibril pergi.

Para Flügel – Azrael dan lainnya hanya dapat mengumpulkan pengetahuan.

Hanya Jibril yang dengan bebas mengejar kepenasarannya, menciptakan pengetahuan, dan meninggalkan semua hal yang dia butuhkan untuk tahu.

Dia benar-benar orang yang kuat, namun dia selalu berjuang pada tujuan yang jauh lebih hebat - dia bahkan menghormati 「Tak Diketahui」.

- Itu hanya dapat berarti satu hal.

“Nyahaha, nyahahahaha…betapa membosankan, aku tidak pernah terpikir bahwa itu akan menjadi semembosankan ini setelah aku mengerti.”

Dia melihat ke bawah, dan dia hanya dapat tertawa - yang berarti…

“Apakah kamu akhirnya mengerti?”

“Ya, sekarang aku paham - tidak ada hal yang khusus untuk dimengerti-nyan.”

- Bagaimana bisa dia tidak menertawakan hal itu?

Jawaban yang mereka telah cari selama lebih dari enam ribu tahun - pada akhirnya adalah 「Tidak ada jawabannya sama sekali」-

“Yang tak diketahui akan jelas-jlas tidak pernah dibalik menjadi pengetahuan, karena pengetahuan kita lambat laun akan berubah menjadi tak diketahui, tidak akhir untuk ini seperti apa yang menjadi pengetahuan umum kemarin mungkin tidak menjadi pengetahuan umum hari ini.”

Itu karena dia tidak pernah kalah, jadi setelah kekalahan pertamanya, dia benar-benar dapat takut akan - yang tak diketahui.

Semakin dia berusaha untuk mengerti, semakin jauh itu menghilang dari dia.

“Jadi hal yang penting adalah tidak 「Menghafal」, melainkan 「Mempelajari」- dan bahkan nikmati risiko yang datang dengan beradaptasi pada situasi.”

Demikin - satu-satunya jalan untuk terus berjuang maju –

“Alasan mengapa kita kalah dalam Perang Besar adalah kita tidak dapat menyelesaikan itu. Azrael-senpai, saat aku kalah pada Master dan berlutut di depan mereka untuk mengakui pengabdianku, perintah terakhir Artosh - terselesaikan.”

Azrael melihat ke bawah dan bergumam:

“…Artosh-sama…apakah aku telah menyelesaikan perintah terakhirmu juga?”

- Apakah dia tidak harus berbohong lagi?

Azrael melihat ke atas pada langit jauh sekali lagi saat dia menghapus air matanya.

Dia tidak pernah menyadari bahwa dia memiliki kemampuan untuk meneteskan air mata - apakah ini cukup untuk menentramkan Artosh-sama?

Sora melihat wajah dia.

“…Aku tidak begitu yakin kamu kerasukan apa, tapi ekspresi itu tidaklah buruk.”

Akhirnya - Sora berbicara pada Azrael dengan senyum di wajahnya.

“…Bolehkan aku bertanya empat pertanyaan? Imanity – bukan, So-chan, Shi-chan.”

- Tidak ada jawabnya pada awalnya, mereka hanyalah harus kembali ke kotak pertama - yang berarti bahwa dia memiliki sesuatu untuk dipastikan.

“Kalian berdua…kalian hidup untuk apa?”

“Untuk Shiro, tentu.”

“…Untuk Nii.”

“Bagaimana jika salah satu dari kalian mati?”

“Jika kita mati, kita mati bersama, jadi itu bukanlah masalah.”

“…Bersama.”

“Mengapa…apa yang membuatmu tetap hidup?”

“Aku tidak kepikiran!”

“…Tuhan tahu!”

“Kami tidak punya wkatu untuk mempertimbangkan hal semacam ini, lagipula kami berbeda darimu, hidup itu pendek.”

“…Sibuk…”

- Mereka tidak ragu-ragu, Sora membalas dengan senyum di wajahnya sementara Shiro membalas lebih serius.

Tapi - itu bukanlah jawabannya yang dia harapkan - itu hanya dapat menjadi referensi baginya.

Jadi para akhirnya - Azrael bertanya:

“Dapatkah aku…dapatkah aku menjadi seperti Jii-chan juga?”

“Itu tidak mungkin, kamu hanya bisa menjadi dirimu sendiri.”

- Mereka membalas tanpa keraguan juga, yang sudah dapat ditebak.

Dia telah mengetahuinya sejak lama, tapi saat Azrael mulai terlihat semakin melankolis, Sora malah -

“Tapi apa yang salah dengan itu?”

Benar-benar ceria - senyumnya, tidak salah lagi -

“Ekspresimu sekarang sangat sempurna, aku menyukainya saat kamu seperti ini.”

- Dia berbicara dengan senyum selebar angkasa.

…Nyahahaha.

“Jawaban yang kami cari selama ini ternyata adalah 「Kembali lagi ke kotak pertama」, Aku tidak bisa menerima ini, bahkan orang-orang yang dapat hidup selamanya bisa capek kau tahu-nyan.”

Ya – berpikir untuk diri sendiri, adalah jawaban - mereka.

Dia harus mencarinya untuk dirinya sendiri, kemudian menemukan jawabannya sendiri yang merupakan miliknya dan hanya dia seperti milik Jibril.

- Sepanjang dia tahu dia dapat menyelesaikan ini - itu sudah cukup.

Azrael berkata dengan capek, meskipun begitu –

Tiba-tiba, dia mendengar Jibril meminta maaf pada Sora.

“…Master, I telah mempertaruhkan nyawaku di ujung tanduk berdasarkan pendirianku sendiri, dan bahkan aku harus bergantung pada kekuatanmu pada akhirnya…Aku memohon ma–“

“Ah~ Tentang itu, Jibril.”

Sora menggaruk kepalanya, seperti tidak mengetahui dimana akan memulai dan berkata:

“Kawan kita disana itu tidak memiliki hak untuk memerintahkan semua Flügel untuk bunuh diri!”

“-------Apa!?”

Mengabaikan Jibril yang bengong, Azrael berkata dengan pahit:

“Huh? Anak panah telah dilepaskan![9]

Dia menjulurkan lidahnya dengan jahat dan tertawa.

“Melarang tindakan bunuh diri tanpa ijin - tidak berarti aku dapat memerintahkan kalian semua untuk bunuh diri! Hmm~ Aku tidak pernah berpikir bahwa kebohongan ini tidak akan diketahui selama lebih dari enam ribu tahun, nyahahaha ♪”

Shiro melanjutkan bahkan lebih langsung -

“…Dan bahkan dia melakukannya…Jibril milik…Nii dan Shiro…”

-

Dia telah membawa tuannya masuk, dan dia telah bersiap untuk mati -

Saat sora menyadari bahwa bahu Jibril mulai bergetar marah, dia menghela dan berkata:

“- Tapi jika itu hanya Azrael saja, dia dapat melakukannya.”

Jibril menghela tajam saat dia mendengar itu, sementara Azrael cepat-cepat menghapus senyumnya.

“Kawan disana itu mempertaruhkan dirinya sendiri dan hanya dirinya sendiri dari awal, tidak pedulu apapun konsekuensinya dia telah bersiap untuk mati sendiri. Kakak macam apa yang akan mengatakankan pada imouto tercintanya untuk membunuh dirinya sendiri? Dia adalah kakak terpercaya Jibril bagaimanapun juga!”

- Azrael tetap diam, kemudian menghela dan membalas.

Dan balasan itu lebih meyakinkan dari bentuk protes apapun yang dia pernah buat.

Jika ada sebuah 「Jawaban」, dan jika para Flügel dapat menemukan jawaban itu, bahkan jika dia menggunakan haknya untuk semuanya bunuh diri, tidak seorangpun akan ingin mati. Bahkan jika tidak jawaban, dengan Jibril sebagai kepala mereka, jika mereka semua dapat menemukan alasan untuk terus hidup, mereka tidak akan mau untuk membunuh diri mereka sendiri juga pula.

- Saat itu, Azrael yang tujuan hidupnya adalah mencegah semua orang dari bunuh diri, telah menyelesaikan misinya.

“…So-chan, apakah kamu pernah sebal pada orang-orang agar tidak mengurusi urusanmu sendiri?”

“Ya…, sering kali, dan aku sebal sekali pada mereka juga. Namun aku telah memutuskan dari lama bahwa aku tidak akan membiarkan siapapun mati dalam dunia (game) ini, jadi –“

- Dia mendengarkan satu tepukan.

“Ayo bermain game.”

Sora menepuk tangannya dan berbicara sambil tertawa.

“Akan sangat menyebalkan jika kita harus mulai dari nol, huh?”

- Tidak salah, jadi ayo bermain game.

“Jadi, hal-hal menjadi mudah sekarang, omong-omong ayo bertukar permainan dulu.”

- Ini jelas akan menjadi permainan yang sangat menarik sekali.

“Kami ingin membuat dunia ini - lebih lebih menarik.”

- Sebauh permainan yang tidak pernah jadi membosankan.

“Apakah bisa atau tidak kita melakukannya - jadi, sisi mana yang akan kamu pegang?”

-…..

“Nyaha…nyahahah, nyahahahahahhahahahah!!”

Dalam enam ribu tahun, tidak, kemungkinan untuk pertama kalinya dalam hidupnya, dia tertawa lepas.

Mungkin karena kemampuan fisknya dikekang oleh Imanity - dia tertawa terlalu keras sampai dimana perutnya mulai sakit.

Azrael tertawa begitu emosional bahkan sampai dia mulai menangis, dan dia mengangkat kepalanya - dan kemudian -

- Dia meraih Sora dan menciumnya.

“Ugh!?”

“…!?”

“Apa – M, Master!? A-Azrael-senpai!!”

…Untuk beberapa detik penuh, lidah Azrael mencium Sora dan berhenti.

“Nyahaha~ jika kedua sisi bertaruh bahwa 「Itu mungkin」, taruhannya tidak akan sah ♥”

“”…””

Sora terlihat kalah, sementara dua lainnya melihat mereka dengan pandangan yang dapat membunuh, dan Azrael berbicara, mengabaikan mereka:

“Kami...khusus untukku yang ingin mati, kamu memberiku kesempatan untuk bersenang-senang dengan kalian semua, dan aku benar-benar senang bahagia atas permintaanmu-nyan. Tapi – aku belum meiliki hak untuk berjalan berdampingan dengan So-chan seperti Jii-chan.”

Dia melambai dan berbalik untuk pergi…dia merasakan gravitasi yang mengekang badannya dan terus maju.

Adiknya khawatir terhadapnya, Imanity khawatir terhadapnya, menghiburnya, dan bahkan mencegahnya dari bunuh diri.

Tidak peduli apa yang akan kamu katakan - jika ini terus berlanjut, aku akan bergantung pada mereka terlalu banyak, dan dia tersenyum pahit.

“Tapi ini juga tidak apa-apa, karena aku bertaruh itu 「Mungkin」 juga-nyan? Sebelum hasilnya ekluar - aku akan berusaha sebaik mungkin untuk itu, karna Jii-chan percaya padaku-nyan, Aku harap kamu semua dapat menungguku sebentar lagi.”

Part 8[edit]

“…Nii…kamu membiarkan dia menciummu.”

“Tunggu sebentar, bagaimanapun kamu melihatnya, dia yang memaksa padaku kan?”

“Kau berkata begitu, tapi karena 「Sepuluh Ikrar」 tidaklah mungkin mengambil paksa hak orang lain, jadi kecuali Master menginjinkannya secara tidak sadar tidak ada cara lain agar Azrael-senpai dapat menciummu.”

“Tunggu, jika aku menolak gadis cantik seperti itu secara tidak sadar, itu petaka bagiku sebagai seorang pria!”

“…Nii tidak masalah dengan siapapun…asalkan seorang gadis…”

“Kamu mirip seperti Ino-sama.”

“Sudahlah, bagaimanapun kamu melihatnya, aku korban! Benar! Hei!”

Mulut Azrael melengkung senyum saat dia mendengar keributan di belakangnya dan dia berbicara lembut saat dia pergi:

“…Ngomong-ngomong, Jii-chan-nyan.”

“…Kamu akhirnya menambahkan –nyan di situ. Mengabaikan fakta bahwa kamu kasar pada Master-ku dan kamu telah berbohong pada kami begitu lama - bahkan seseorang yang setoleran aku hampir akan marah. Ada apa? Azrael-senpai.”

Jibril teleport ke sebelahnya dan berbicara tidak senang.

Azrael menanyakannya sebuah pertanyaan yang dia telah pikirkan.

“Jii-chan-nyan, menurutmu mengapa Imanity dapat bertahan hidup selama Perang Besar?”

“Itu karena…”

Itu adalah pertanyaan yang bersarang dalam Jibril untuk waktu yang begitu sangat lama, dan bahkan mulai mengganggunya akhir-akhir ini.

Imanity dipandang lemah, jadi tidak ada yang menaruh perhatian khusus pada mereka dan begitulah mereka dapat bertahan.

Tapi setelah bertemu Sora dan Shiro, Jibril merasa bingung.

Pada akhir Perang Besar, seluruh benua Elkian adalah wilayah teritori Imanity, apakah itu murni hanya dengan keberuntungan -

Imanity - Azrael berusaha untuk mengira-ngira sumber kekuatan mereka.

“Anggaplah bahwa mereka tetap kalah sampai mereka tidak dapat kalah lagi - itulah Imanity.”

- Mereka terus 「Belajar」 dengan menggunakan kalah atau kehilangan sebagai alasan mereka, tidak takut akan tak diketahui, malah dengan senang hati menyelam ke dalamnya.

Karena mereka lebih tidak sempurna dari siapapun, mereka adalah ras yang berjuang untuk lebih lebih sempurna dari siapapun - jika begitu…

Azrael tersenyum pahit, dan alasan dibalik itu bukanlah karena alasan mereka bertahan, tapi…

“…Mengapa aku tidak memperhatikan ras seperti itu selama Perang Besar?”

- Jibril menghela tajam.

Mengabaikan dua Master untuk sekarang, raja terdahulu telah membongkar permainan Serikat Timur, dan Kurami yang berkolaborasi dengan seorang Elf.

Potensi yang telah mereka tunjukkan nyaris mengerikan - Jibril telah mengalami hal ini sendiri.

Mereka kadang-kadang diambang batas gila, dan lain waktu bahkan tidak takut mati - walaupun begitu, mereka mampu membawa generasi selanjutnya.

“Sebuah ras yang terus menerus belajar - mengapa aku tidak menganggap ancaman seperti itu dalam pertimbangan –“

Itu berarti bahwa tidak peduli seberapa lemah seseorang, asalkan dia dapat tetap mengumpulkan pengetahuan, orang itu akan menjadi ancaman yang tak terhindarkan.

Jika dia menyadari potensi sebenarnya dari ras itu sebelumnya, apa yang akan dia lakukan selama Perang Besar dulu?

Jelas - mereka akan 「Terlalu berbahaya」, dan dia akan melenyapkan mereka segera.

“- Dan semua catatan kita tentang Imanity - semuanya telah dihapus bersih, dan mengapa begitu?”

Ya, semua catatan tentang Imanity selama Perang Besar telah dihancurkan semuanya - hal itu terlalu ganjil.

“Nyahahaha~ Aku hanya berpikir asal-nyan, mungkin kita –“

Saat Azrael berkata ini, dia melihat pada Sora dan Shiro.

“Medan pertempuran bukan hanya di benua Elkian lagi.”

Tidak salah, itu adalah sesuatu yang kelihatannya akan mereka lakukan.

“Ex-Machinae yang membunuh Artosh-sama bertingkah mencurigakan selama tahap terakhir dari Perang Besar, jika –“

Ditengah kalimatnya - dia tersenyum tanpa ada tanda lelucon di matanya, dan menyimpulkan.

“Dapatkah mereka telah dimanipulasi oleh Imanity -?”

Jika begitu - kematian Artosh yang mana adalah pemercik awal untuk pengakhiran perang -

- dengan sengaja dimanipulasi oleh seseorang - ?

“Hanya becanda~~ Aku pasti telah berpikir terlalu banyak? Nyahahaha”

Saat dia mengatakan ini, Azrael meninggalkan Jibril yang berdiri tak bergerak dan terus maju.

- Dia harusnya telah berjalan cukup jauh, tapi dia tidak mencapai manapun.

Jibril yang seharusnya berada dibelakangnya beberapa waktu lalu masih berada disampingnya acuh tak acuh, membuat Azrael merasa agak canggung.

“Jii-chan-nyan, aku akan melakukan seperti apa yang mereka katakan dan hidup terkekang sementara-nyan – dan kemudian…”

Dia tertawa.

“Saat rapat dewan selanjutnya aku akan mengusulkan「Avant Heim untuk bergabung dengan Elkian Federation」-nyan.”

“…Aku pikir usulan itu tidak akan diterima untuk sekarang.”

Itu adalah hal yang Jibril jelas inginkan -

Saat dia mempertimbangkan ini, Azrael tersenyum licik padanya.

“Mengamati dan belajar dari bocah-bocah itu (Elkia). 「Jawaban」 yang kita temukan – itu adalah sebuah「Aliansi Dangkal」 belaka yang diciptakan dalam rangka untuk mengijinkan semua orang untuk memenuhi perintah terakhir Artosh-sama – bagaimana kedengarannya? Nyaha”

Ekspresianya terlihat berkata: Aku tidak berbohong selama enam ribu tahun tanpa percuma.

“…Itu akan sulit untuk ditolak…”

Avant Heim sebenarnya adalah fraksi yang benar-benar netral, tanpa wilayah ataupun sumber daya alam.

Jika itu adalah aliansi yang hanya bersifat simbolis, dan tidak ada kewajiban moril bagi mereka untuk membantu Elkia, mereka hanya perlu berpartisipasi saat ketertarikan mereka bertemu –

Juga mereka akan memiliki jaminan dari Duta Para Bersayap bahwa itu adalah aliansi untuk Artosh - jadi seharusnya mereka tidak memiliki alasan untuk menolak.

…Pikirannya benar-benar tajam, tapi mengapa – Jibril berhela.

“Tapi…”

Tiba-tiba – Azrael melihatnya dengan sungguh-sungguh, benar-benar berlawanan dari raut mukanya sebelumnya.

“Semua Flügel termasuk aku, sebelum kita menilai apakah potensi Elkia (mereka berdua) layak untuk kita percayai, aku tidak akan mengijinkan mereka untuk menunjuk mereka berdua sebagai 「Master Baru」 mereka - mengerti?”

“Tentu, semua orang perlu untuk mengerti hal ini sendiri, jadi aku akan terus menyebarkan berita dari hari ini dan selanjutnya, tidak perlu kuatir.”

Asalkan dia terus menyebarkan kabar dari Kitab-nya (buku pengamatan harian), meningkatkan jumlah penggemar mereka - pengikutnya tidak akan masalah, Jibril berkata pada dirinya sendiri.

Azrael tersenyum pahit dan berbalik padanya sekali lagi.

“…Sebelum itu, dapatkan aku mempercayakan dua orang itu pada Jii-chan-nyan?”

Mereka berdua adalah kombinasi yang masih belum diketahui, jadi Azrael dapat mengerti mengapa mereka begitu penuh oleh karisma.

Tapi pada saat yang sama - dia takut akan mereka, seakan mereka akan mati sebelum dia dapat membuat kesimpulan, maka akan banyak masalah, setelah itu dia berkata:

“Aku meminta ini bukan sebagai Duta Para Bersayap, tapi sebagai teman belaka – kumohon?”

- Jibril tersenyum seperti yang selalu dia miliki.

“Aku selalu percaya dalam melindungi tuanku bahkan jika aku harus mengorbankan diriku sendiri - jadi aku menolak.”

“- Benarkah, sekarang…nyahahaha…”

Yang mana memberikan petunjuk bahwa mereka bukanlah teman - yang mana tentu, setelah melakukan segala hal yang keterlaluan, dia masih berani untuk menyebut dirinya sendiri seorang teman –

“Tapi jika kamu terus menyeret-nyeret kakimu seperti ini, kamu akan melewatkan segala bagian yang paling menarik -「Onee-san」."

- Jibril mengatakan ini sambil tersenyum pada 「Kakak」-nya.

“T-tidak masalah-nyan… Aku akan buru-buru ke sisi imouto-manis-ku secepat mungkin-nyan/”

Nyahahaha, dia tertawa dan berjalan menjauh untuk mencoba menahan air matanya.

Dia telah berubah dalam waktu yang singkat dalam satu jam saja juga, jadi dia telah menyadari bahwa itu tidak akan makan waktu lama -

Saat dia pergi, dia tiba-tiba berhenti dan mengamati sekelilingnya - dia menghela dan melambai.

“Semuanya~ dapatkan seseorang menggendongku~! Juga kita perlu mengadakan rapat sesegera mungkin~! Aku akan membutuhkan paling tidak sebuah jalan untuk dapat sampai rumah atau jika tidak itu akan menjadi masalah besar buatku, jadi dapatkah kamu semua membuatkannya~ nyahahaha ♪”

Berjalan pulang dengan kekuatan yang tersegel.

Dia bahkan tidak dapat melakukan itu - sensasinya terasa sangat luar biasa eksotis.

Bahkan sesuatu yang sebodoh dan semembosankan ini - terasa menarik, dan dia tidak dapat menahan untuk tidak menertawai dirinya sendiri.

Menempatkan satu per satu kakinya di atas tanah, dengan sudut pandang yang sama seperti mereka berdua miliki, melihat dunia dengan kecepatan seekor semut merayap.

- Setelah hidup selama dua puluh enam ribu tahun - hal ini tidak buruk untuk sebuah perubahan.

NGNL5 279.jpg

- ……..

- Kamu mau mereka sebagai Master barumu?

“Itu bukanlah keputusanku-nyan, jadi habiskan sedikit waktu untuk berpikirlah sendiri pula mengenai hal tersebut, Avant-kun (Avant Heim).”

- …Meskipun itu adalah keputusan sulit, aku akan mencoba.

“Sejujurnya aku tidak berpikir bahwa tidaklah buruk untuk melayani kedua bocah itu sementara waktu.”

- Karena potensi mereka?

Azrael hanya dapat menjawab dengan mengepakkan sayapnya yang tidak dapat mengangkatnya ke angkasa.

“Karena itu terlihat begitu menyenangkan-nyan! Nyahaha~!”

- Kau terlihat benar-benar bahagia.

Aku bertanya-tanya apa yang aku akan mainkan dengan mereka lain kali, dia mulai berpikir –

Part 9[edit]

- Di lain pihak, dalam ibukota Elkia, perpustakaan raja terdahulu.

Izuna menyelip ke dalam seporsi besar sashimi, sementara Steph duduk membaca di sampingnya.

Steph melihat pada Izuna yang sedang menikmati makanan yang disiapkan olehnya.

“…Izuna, kamu memang tukang makan.”

Itu membuatnya tersenyum - tapi saat dia teringat kakeknya disaat dia sedang sekarat, Steph malah merasa bingung.

izuna berusaha begitu keras, dan dia membantu begitu banyak – tapi…

Mustahil – dari ekspresinya dia tidak dapat mendeteksi sedikitpun petunjuk keterdesakan, kecemasan ataupun ketaknyamanan.

“Tentang itu, sulit bagiku untuk memulainya tapi…Izuna, apakah kamu tidak khawatir mengenai Ino-san?”

- Izuna berhenti sejenak…dengan potongan ikan masih bersarang di dalam mulutnya, dia membalas tanpa ragu-ragu:

“Tentu tidak, des. Mengapa aku akan begitu? Des.”

“…Kamu bertanya mengapa…”

“Sora dan Shiro akan menyelamatkan dia, jadi tidak ada masalah, des.”

- Dia sekali lagi membalas tanpa sedikitpun tanda keraguan, setelah itu dia melanjutkan makan.

Steph menghela nafas dan melihat buku di tangannya lagi, kemudian melanjutkan tanpa mengeluh.

Itu adalah pertanyaan kecil yang dia khawatirkan sejak sekitar beberapa saat lalu –

“Mengapa Miko-san dan Izuna, dua-duanya begitu percaya 「Penipu」 itu?”

Benar bahwa Sora dan Shiro akan selalu mengakhiri sesuatu hal di ujung akhir dengan sangat cemerlang.

Tapi sepanjang prosesnya mereka akan berbohong dan menipu, jadi seseorang tidak akan tahu kapan untuk mempercayai mereka atau tidak.

Saat Steph sedang berpikir, Izuna memiringkan kepalanya dan berkata:

“…Sora dan Shiro bukan 「Penipu」, des.”

“- Izuna dapat membaca bahasa Imanity sekarang, tapi kamu masih belum 「Menguasai」-nya.”

Jika mereka bukan 「Penipu」, siapakah mereka – Steph tersenyum pahit dan berkata, tapi –

“Aroma seorang penipu- aroma seseorang menyembunyikan dirinya yang sebenarnya, mereka tidak memiliki aroma yang aku paling benci, des.”

-

Steph tak mampu berkata-kata. Kembali di hari saat Sora berkata dia akan menyelematkan kakek Izuna.

Izuna mencium Sora di tepi laut - Izuna tersenyum saat dia mengingat aroma yang menyejukkan itu.

“Sora dan Shiro memiliki aroma yang baik, des. Mereka memang menggoda orang-orang, menipu mereka, atau bahkan mengerjai - tapi, satu hal yang tidak akan mereka lakukan adalah berbohong, des – jadi Izuna suka Sora dan Shiro, des.”

- Steph menarik nafas tajam saat dia menyadari dia telah diceramahi oleh seorang gadis muda dengan umurnya masih di bilangan satu digit.

Itu sulit dipercaya, tapi entah bagaimana dia paham sekarang - sebuah penjelasan yang tidak mungkin lewat di pikirannya.

Sora – dia berkata bohong semudah bernafas, dilahirkan sebagai pembohong.

Tapi untuk beberapa alasan kadang-kadang – Steph akan secara tidak sadar menumpuk figurnya dengan figur kakeknya.

Dipikirkan lebih jelas, tidak ada yang mengejutkan mengenai itu.

Jika dia dapat benar-benar berbohong sebaik itu…

Kemudian mengapa - akankah dia ingin bertingkah semacam itu agar orang-orang akan percaya dia sedang berbohong?

- Mengapa – mengapa dia tidak bertingkah seperti orang yang baik saja - ?

Pada titik ini, Steph sadar bahwa Izuna sedang melihatnya dengan mata setengah terbuka.

“…Bau Steph-kou enak juga, des. Tapi kadang-kadang kamu memiliki bau seorang pembohong, des.”

“A-apa!? K-apan aku pernah mengatakan kebohongan!?”

“Kapanpun kita menyebutkan Sora, kamu memiliki aroma seorang pembohong, des. Aku tidak suka Steph-kou saat kamu seperti itu, des.”

“I-itu karena Sora memaksaku untuk jatuh cinta padanya! Tentu aku harus menolak dia kan!?”

Steph mencoba mempertahankan diri sambil tetap dengan mata berair-mata, sementara ekspresi izuna tiba-tiba berubah menjadi agak kompleks.

“Kamu berbohong lagi, des…tapi baumu biasanya enak, jadi aku akan memaafkanmu, des.”

Izuna mulai makan lagi begitu dia selesai, sementara Steph berpikir pada dirinya sendiri

- Begitu, anggaplah aku kembali seratus langkah – tidak, seribu langkah, aku percaya bahwa Sora bukanlah seorang penipu.

Tapi meski begitu –

“Itu tidak berarti dia dapat menggunakan ikrar untuk mengekang kehidupan cintaku! Bukankah itu pemikiran yang sinting!?”

Steph mencengkram kepalanya dan menangis, sementara pandangannya terpaku pada sebuah buku.

Itu sedikit agak jauh darinya – sebuah buku yang terbungkus penampilan kuno.

“…「Harta Karun Puteri Sombong」…apakah ini sebuah dongeng?”

Itu adalah sebuah buku yang ditulis dalam bahasa Imanity – sebuah buku dengan judul agak kekanak-kanakan.

Saat dia membalikkannya untuk membuka, ini yang tertulis pada halaman sampul dalam:

-「Ini adalah sebuah dongeng yang beredar diantara pada Elf」-

“Apakah ini terjemahan? Penerjamahnya adalah – bukankah ini Kakek!? Mengapa buku ini bisa…”

Steph berguman pada dirinya sendiri saat dia membalikkan ke halaman selanjutnya, setelah itu dia tiba-tiba menarik nafas tajam.

Karena ini yang tertulis di halaman pertama:

- Ini adalah sebuah tempat yang bahkan lebih jauh daripada laut.

Sebuah 「Dongeng」 yang lebih jauh daripada apapun dan siapapun –

Setelah itu dia melihat coret-coretan yang akrab dibawahnya…

Yang berarti tulisan tangan raja terdahulu, dan itu terbaca:

- Berdasarkan pengamatanku, Ratu Laut yang berhibernasi pergi ke alam tidur setelah membaca cerita ini.

- Sang Ratu benar-benar seperti Putri dalam cerita ini, dicintai oleh semua orang, dan memiliki segala hal di dunia.

- Jadi dia…berkeinginan untuk mengejar sesuatu yang tak dia ketahui.

- Tepat karena dia memiliki segala hal, dia mengharapkan yang tak diketahui – sebuah cinta yang dia tidak bisa dapatkan –

“AKU MENEMUKAAANNNNNNNNYYYYYYYYAAAAAAAAAAAAAAAAA!!”

Steph berteriak dan menendang kurisnya ke samping, sementara Izuna terperanjat terkejut.

Part 10[edit]

- Avant Heim – dalam kubus sedikit lebih besar di tengahnya.

Itu adalah kediaman Jibril sebelumnya, yang telah berubah menjadi gudang penyimpanan.

Barang-barang penting, buku-buku dan semacamnya yang mungkin telah dipindahkan ke perpusatakaan Elkian, jadi diasana telah kurang rasa kerumahannya.

Flügel tidak terlihat membutuhkan tidur, jadi disana tidak ada semacam kasur ataupun jendela di tempat tersebut.

Ada sebuah ruang rahasia yang berisi barang-barang selain buku, dan untuk Sora, Shrio dan Plum yang tidak suka pergi keluar ruangan, tempat itu sungguh tepat untuk mereka.

“Ah, Master, tolong jangan sentuh itu, kerena ada kemungkinan itu, tidak, kamu akan pasti mati.”

Setelah peringatan ini, mereka membuat catatan untuk tidak memperhatikan secara khusus semua trofi dan tengkorang Jibril yang dikoleksi selama Perang Besar, yang mana terlihat buruk namun akan berguna di kemudian hari, tapi –

“…Aneh…”

Didalam tengah ruangan, ada tertumpuk gundukan buku yang telah dikumpulkan oleh nyaris seratus Flügel yang berjanji pada Ikrar.

Terkubur di dalam tumpukan buku setinggi gunung, Sora merasa capek dan mulai bergumam pada dirinya sendiri.

Shiro yang duduk diatas pangkuannya mulai menulis sesuatu di buku catatan juga, setelah itu dia mulai menggambar garis berlekuk-lekuk dengan tidak senang dan mengerang tidak sabar.

“…Master, apakah kamu ingin beristirahat?”

Keduanya merasa frustasi dengan kecepatan perkembangan mereka, sementara Jibril menyarankan mereka untuk berhenti.

- Setelah permainan berakhir, keduanya mulai membaca sejumlah besar sekali buku yang mereka menangkan, mencari informasi dalam prosesnya.

Jibril hanya tiba-tiba menyadari saat dia sedang menulis di dalam Buku Harian Pengamatan (Kitab), terakhir kali Sora dan Shiro (Master) tidur – adalah sebelum Plum tiba.

Saat dia menyadari bahwa itu adalah lima hari lalu, dia menyarankan mereka lagi, sementara Sora hanya menggaruk kepalanya seakan dia tidak mendengarnya sama sekali.

“Jelas ada sembilan belas tipe 「Sumpah」- tapi mengapa tidak ada perbedaan antara kondisi bangun?”

“Mungkinkan…kita datang kesini…untuk percuma…?”

Pada akhir permainan, Plum mengaktifkan sebuah mantra, menipu bahkan Azrael yang memiliki kekuatan sebuah Phantasma didalamnya.

Plum benar-benar sangat capek setelah prestasi itu, jadi dia mengerang-erang sambil berbaring di lantai dan bernafas lemah.

Telah telak melakukan begitu banyak, mungkinkah semua itu tiada artinya - Plum mulai terlihat putus asa, tapi Sora malah –

“…Masalahnya bahkan lebih serius daripada itu…Aku akan menjabarkan padamu!”

Sora menghela dan berbalik pada Plum untuk menjelaskan:

“Ratu Seiren adalah perwakilan resmi mereka, jadi fakta bahwa dia mempertaruhkan semua haknya dalam rangka memasuki alam tidur, dalam sudut pandang para Seiren akan berarti bahwa asalkan ada seseorang yang membangunkan beliau, Bidak Ras mereka akan diambil yang berarti setara dengan kematian – jadi mereka menyembunyikan kondisi untuk membangunkannya.”

“Y-ya…itu benar…”

“Bentuk terakhir dari perahasiaan adalah tidak membiarkan siapapun tahu, itulah mengapa Plum tidak dapat mencari tahu kondisinya seorang diri.”

- Tapi…

“Ratu sekarang telah memasuki tidur sebelum menjadi Ratu, jadi para Seiren harusnya telah mencoba segala macam cara untuk membangunkannya – yang berarti, sebelumnya seseorang tahu bagaimana membangunkannya, tapi kondisi tersebut kemungkinan telah dimodifikasi oleh seseorang sekarang.”

Dapatkah kau mengerti semua hal sampai sini? Sora bertanya, Plum mengangguk memastikan.

“Selama delapan ratus tahun ini, ada orang-orang yang bermain game dalam percobaan untuk membangunkan Sang Ratu, diantaranya, sembilas-belas dari mereka tercatat oleh Avant Heim teridir dari lima ras, dan mereka telah menggunakan 「Ikrar」 pada saat itu. Sepanjang kita dapat menemukan informasi itu dan memastikan dengan semua sumber-sumber yang kita miliki, kita dapat menelusuri ulang ke masa lalu dan menemukan kondisi untuk membangunkan Ratu – itu adalah rencana awalku.”

Shiro mengeluarkan sebuah hnng~ erangan kecil, dan roboh ke lutut Sora - dia telah memperkerjakan otaknya berlebihan.

「Ikrar」 ditulis dalam bahasa lima ras berbeda, mereka bahkan harus saling memastikan dan mencocokkan arti dari semua kata-kata – tapi…

“-「Orang yang dapat membangunkan Ratu」- itulah batasan pada apa yang kita dapat telusuri balik.”

Orang yang dapat membangunkannya - yang berarti, 「Tidak akan jadi masalah bahkan jika kau tak mau dia jatuh cinta padamu」.”

Untuk mendapatkan semua hal -「Memenangkan semua hak」, itu hanyalah hadiah kemenangan yang keduanya yakin ada, tapi pada titik tersebut tidak berarti apa-apa bagi mereka.

Apa yang paling penting adalah – Sora berkata tidak sabar:

“Mengapa tidak ada sebuah 「Kondisi Kemenangan」- mereka menyembunyikan detil yang salah!”

Jika 「Semua hak mereka」diambil sebelum Ratu sebelumnya wafat, itu tidak akan menyebabkan mereka banyak bahaya pada keberlangsungan mereka.

Mereka harusnya mengunkapkan kondisi kemenangan supaya orang-orang dapat mengalahkan game tersebut secepat mungkin – meskipun demikian, tida ada catatan…

“…Kemungkinan…paling buruk…”

“- Huh?”

Saat Plum mendengar Shiro bergumam, dia melihatnya dalam keputusasaan, memohon padanya untuk dijelaskan.

“…Dari sejak awal sekali…tidak ada…yang tahu kondisinya…”

“…Bahkan Ratu tidak tahu, kemungkinan dari kondisi kemenangan yang tidak spesifik – contohnya…”

Sora mengambil nafas dalam dan berbicara, seperti merintihkan suaranya keluar:

“…「Buat aku kagum. Aku tidak tahu bagaimana kamu akan melakukannya, tapi kamu harus melakukannya dengan cara tertentu.」- Sesuatu semacam itu.”

- Bola mata Plum berputar ke atas, matanya menjadi putih dan dia roboh, dan sejujurnya, Sora merasa benar-benar seperti dia.

Jika adalah kebenaran – alasan mengapa tidak seorangpun dapat membangunkan beliau, alasan mengapa Plum tidak dapat menemukan kondisinya – alasan mengapa sihir cinta bekerja dengan baik tapi tidak dapat membangunkannya, dan –

Bahkan alasan mengapa mereka dapat menyembunyikan kondisinya secara menyeluruh – segala hal dapat dijelaskan.

Karna tidak seorangpun tahu dari sejak awal, tidak ada alasan untuk merahasiakan itu.

Yang berarti mereka harus mencari 「Apa yang Ratu cari saat dia pergi berhibernasi」- kembali ke kotak pertama.

“Ah~ sialan, apa yang salah dengan wanita itu!?”

Sora berteriak dengan suara bercampur dengan putus asa abesar, stelah itu dia roboh.

Bahkan Shiro menyerah dan mulai menguap diatas pangkuan Sora, sementara Plum – pingsan.

Adegan ini dapat dijudulkan「Keputus-asaan」 dan dipigura dalam sebuah galeri seni.

“…Jadi untuk mengubah suasana, dapatkah aku memberitahu kalian semua tentang sesuatu yang terjadi di masa lalu?”

Jibril menyentikkan jarinya ringan, dan sekejab dinding dan langit-langit rumahnya berubah menjadi se-transparan gelas.

Sora berbaring di atas lantai, dan apa yang dia lihat adalah langit malam - tidak, salah.

Mereka berada pada pinggir lapisan atmosfer - pemisah antara alam semesta dan planet-planet.

Yang berarti bahwa itu adalah alam semesta. Saat dia memahami itu, dia tiba-tiba mendengar suara menenangkan, seperti panggilan seekor paus.

“...Itu adalah…?”

“Itu adalah 「Dia」- suara dari Phantasma Avant Heim.”

Saat dia berkata ini – Sora mengingat sebongkah daratan raksasa berbentuk paus selama permainan mereka melawan Azrael.

…Dia sedang berbaring sekarang, dan karna itu terlalu bodoh untuk dipertimbangkan, dia sadar dia akan melupakannya cepat atau lambat nantinya.

“「Dia」 adalah murid dari Masterku sebelumnya, Old Deus Artosh.”

Jibril berbicara dengan pancaran nostalgia di matanya.

“Artosh tewas pada akhir dari Perang Besar – tap 「Dia」 tidak dapat menerimanya, jadi dia melayang-layang dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari dia, mendekati segala bentuk tanda kehadiran Old Dei sekecil apapun yang dapat dia temukan.”

Jibril melihat ke langit - bulan merah.

“Bulan merah (diatas sana) adalah tempat tinggal dari 「Lunarians」 yang ber-rangking tiga belas, yang mana juga Old Dei yang menciptakan mereka.” [10]

- Mungkin karena bulan itu lebih besar daripada bulan di dunia asal mereka, atau karena mereka lebih dekat, itu adalah bulan merah raksasa yang dia telah lihat berkali-kali sebelumnya.

Sora tidak pernah mempertimbangkan bahwa mungkin ada 「Enam Belas Ras」 di atas sana.

“- Kapanpun Avant Heim melihat bulan merah, dia akan mencoba untuk menaikkan ketinggannya karna merasakan kehadiaran Old Dei, tapi –“

Jibril tersenyum kompleks pun senyum sedih.

“Avant Heim tidak dapat melakukannya.”

“…Tidak dapat melakukannya?”

“Avant Heim tidak terbang di angkasa, dia berevolusi mengelilingi planet - dia berenang dalam Galeri Elemental yang tidak dapat dilihat Imanity, jadi dia tidak dapat pergi ke luar angkasa diaman tidak ada Roh – jadi…”

Sora mengalihkan pandangan ke atas, sama dengan Jibril, dan dia tetap terdiam membeku.

- Dia tidak permah melihat Bima Sakti sedekat ini.

Tapi dibandingkan dengan foto online, hal itu jauh lebih epik dari yang dia pikirkan, sungai bintang berbinar tergantung di udara.

Tiba-tiba seberkas cahaya lewat di depan bulan merah seakan menutupinya.

“Dia melihat pada bulan merah…dan menangis.”

Cahaya itu meninggal berkas bersinar yang berkilau meredup saat melewatinya, dan menghilang.

Sebelumnya mereka telah mendengar suara paus juga, dan sekarang – itu terdengar agak kesepian bagi mereka.

“…Apakah Phantasma memiliki perasaan juga?”

- 「Phantasma」 yang berangking dua diantara 「Enam Belas Ras」.

Sora kemudian berpikir, tentu masuk akal bahwa Azrael telah dipanggil mereka dengan begitu emosional karna dia memiliki rangking juga.

Tapi terlihat agak mustahil untuk mempercayai bahwa sebongkah daratan melayang dapat memiliki emosi.

Kemudian - tiba-tiba Sora teringat sesuatu, dan dia berkata dengan sedih:

“…Bahkan Phantasma tahu 「Cinta」, tapi aku tidak…”

“Hah? Mengapa kamu berkata 「Dia」 tahu cinta?”

“Dia tahu untuk menangisi Master-nya, dan dia memiliki Master untuk dicintai - bahkan jika itu bukanlah cinta, bukankah itu berarti dia mengetahui cinta?”

“…”

- Jibril tiba-tiba berkata serius.

“Master, adakah seseorang yang ketidakhadirannya membuatmu merasa tidak nyaman?”

“Shiro.”

“Jadi orang yang kamu cintai –“

“Shiro – ah~ jadi jika aku tahu cinta dan aku tahu bagaimana mencintai, apakah itu berarti aku tahu bagaimana caranya jatuh cinta?”

Cinta berbeda dari satu orang ke orang lain – sungguh konsep yang menyebalkan.

Apakah yang Ratu cari sebelum dia berhibernasi? Jika dia itu benar-benar berhubungan dengan cinta, maka dia tidak dapat melakukan apa-apa – Jibril sedang berpikir lain hal pada saat yang sama.

“…Benarkah seperti itu?”

Saat Artosh ditaklukkan, Jibril telah merasa putus asa total bersamaan dengan para Flügel sisanya.

Setelah itu, para Flügel telah mulai mengumpulkan informasi, mereka tidak mengetahui apa yang mereka cari, tapi mereka masih mencari.

Alasan untuk hidup, alasan untuk tetap ada, alasan untuk tidak mati –

Mencari 「Jawaban-jawaban」 tersebut yang tidak mungkin ada – tapi Jibril menemukannya.

Itu bukanlah jawaban biasa, tapi jawaban itu membuatnya menemukan - alasan pribadinya untuk tetap ada.

“…? Apakah itu, Jibril?”

Itu bukanlah untuk pengetahuan, melainkan untuk 「Yang tak diketahui」 di depannya yang membuatnya bingung, jika –

“M-master, maafkan aku karna bertanya, tapi dapatkah kamu mendengarkan pada satu permintaanku ini?”

“Yeah, apa?”

“Dapatkah kamu berkata 「Jibril kamu teman yang tak berguna, aku tidak membutuhkanmu lagi」?”

“…B-biarkan aku mengatakan sesuatu, aku tidak mengerti ke arah mana pembicaraan ini sama sekali.”

“Mohon jangan bertanya – tolong.”

Saat dia melihat Jibril menekan dahinya diatas tanah sambil membungkuk dalam, Sora menerima permintaannya dengan agak terpaksa.

“-「Jibril kamu teman tak berguna, aku tidak membutuhkanmu lagi」- apakah cukup begitu?”

-

“M-M-M-M-Master!!”

“- A-a-apat!?”

Dia berteleportasi beigtu dekat pada Sora, hingga kepala mereka nyaris tersambung, yang membuat Sora berteriak tidak terkontrol.

“A-apa ini? Aku sekarang merasakan sensasi geli di tulang belakang yang sama saat aku menjilat kaki si telinga-panjang karna perintah Master, dan pada saat dimana aku menculik Shiro-san darimu selama pertandingan FPS di Serikat TImur - dan sebuah perasaan yang seakan membuat dadaku sesak! Sebanarnya, apakah sensasi yang tidak akhu ketahui ini!?”

“Aku tak tahu! Aku tak tahu, tapi tidakkah kamu menambahkan terlalu banyak elemen aneh ke dalam sini!?”

Sora menjawab dengan wajahnya membatu saat Jibril melihatnya sambil terengah-engah, merona, dan nyaris ngiler.

Walaupun begitu, Jibril tiba-tiba terlihat mengerti sebuah hal – dia mengangguk, dan kemudian –

“Master, dalam enam ribu, empat ratus tujuh tahun sejak kelahiranku - Jibril akhirnya mengerti apa yang artinya jatuh cinta.”

“…Huh? Apakah kamu serius?”

“Ya, aku akhirnya dapat membantu Master – dan apa yang dimaksud cinta!”

Jibril berlutut dengan khidmat di depan Sora dan melaporkan.

“Master memerintahkan Dora-chan untuk 「Jatuh cinta denganmu」, dan mengabaikannya terlepas dari satu kali itu; bagi Dora-chan itu adalah sebuah deklarasi cinta, so! Perasaan yang berada dalamku saat Master yang telah aku layani selama ini dengan sepenuh hatiku berkata dia tidak membutuhkanku lagi – yang mana adalah sayang, kepahitan, kenyamanan dan segala macam perasaan lain yang membuat aku merinding sampai ke sumsum, itulah cinta -!!”

“Jibril, bisakah kamu tenang, kamu hanya membuat hal-hal semakin rumit –“

Sora berkata ini dengan ekspresinya yang masih membatu, pada saat ini – dengan dentuman keras! –

Shiro berdiri.

“Huh!? A-apa itu tadi, Shiro, jantungku nyaris copot!”

Namun dia benar-benar tidak memperdulikan tanggapan Sora.

“…Sensasi yang tidak diketahui…Aku tidak tahu…tak dapat meraih…kerinduan…Azrael tidak dapat menemukannya…Jibril menemukannya…Steph merasakannya…yang tak diketahui…masa depan…「Harapan」.”

- Dia berpura-pura tidur sebelumnya, jadi dia mendegar segala hal.

Dia bergumam sebaris perkataan – membacakan, saat dia tiba-tiba mulai membolak-balik buku-buku.

“…Sang Ratu yang menipu semua orang… - Ratu…kondisi kemenangan…tidak berubah.”

Kata Dia.

Dia tiba-tiba mengangkat sebuah buku – dan berkata:

“…Nii…aku tahu…kondisi…untuk membangunkan Ratu sekarang.”

- Saat mereka mendengar ini, Sora, Jibril dan bahkan Plum terperanjat bersama dan melihat ke arah Shiro.

Dan hanya Shiro – terlihat senang, tidak…

“…Nii juga…kesalahan pertimbangan…kamu melakukan itu kadangkala.”

Ekspresinya berbeda sepenuhnya dari biasanya, karna dia benar-benar bahagia dan tertawa.

“…Nii, Nii~ haha…Nii…kacau…♪”

Shiro menggoyangkan bahunya dari satu sisi ke sisi lain, kakinya tidak dapat ditahan untuk manari-nari - dan dia tersenyum penuh kemenangan.

Sora tidak dapat menangkap maksudnya, tapi dia tiba-tiba mengeluh –

“T-tunggu dulu, huh? Aku membuat kesalahan pertimbangan? T-tapi keputusan situasional adalah…”

“…Ya, keahlian…Nii…tapi kali ini…Shiro menang♪”

- Dia terlihat benar-benar bahagia.

Dalam permainan itu, Sora merasa pusing saat diaman ini adalah pertama kalinya Shiro mengalahkannya dalam hal itu.

“B-bagaimana ini mungkin…aku kalah dalam pertimbangan situasional, deduksi, strategi, alasan untuk aku tetap ada…”

-『  』 - Mereka adalah pemain game Imanity terkuat, dwi tunggal, dan jika dia yang seorang ahli strategi kalah dalam hal membuat pertimbangan –

Mengabaikan Sora yang nyaris menangis, Plum langsung bertanya pada Shiro:

“A-apa itu!? Apa yang harus kita lakukan untuk membangunkan Ratu!?”

Saat semua orang menahan nafasnya menunggu jawabanan – dan saat Sora melihatnya dengan mata penuh air mata.

Shiro – mengungkapkan jawaban.


References[edit]

  1. TL note: 野砲 (ヤホウ yahou)
  2. TL note: Permainan tembak-tembakan
  3. TL note: http://id.wikipedia.org/wiki/Howitzer http://id.wikipedia.org/wiki/C-4
  4. TL note: Touhou adalah permainan tembak-tembakkan sambil menghindari hujan peluru neraka musuh.
  5. TL note: ヘル (heru)
  6. TL note: 血 (チchi)
  7. TL note: ヒ (hi)
  8. TL note: Jepang: 縛りプレーでこの世を生きろ. Inggris: Live upon this earth forever burdened
  9. TL Note : Dari peribahasa Indonesia : Anak panah yang sudah terlepas dari busurnya, tak dapat dikembalikan lagi (Rahasia harus disimpan baik-baik, sekali terbuka tak akan dapat tertutup lagi)
  10. TL note: 「Lunarians」 : Halaman terminology menuliskan mereka rangking 11, namun terjemahan menuliskan 13 (?).
Kembali ke Bab 2 Pergi ke Halaman Utama Lanjut ke Bab 4