Difference between revisions of "Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 2 Bab 3"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
 
(26 intermediate revisions by 12 users not shown)
Line 1: Line 1:
 
==Gadis Embun Pagi (Lantai ke-22 Aincrad, Oktober 2024)==
 
==Gadis Embun Pagi (Lantai ke-22 Aincrad, Oktober 2024)==
 
===Bagian 1===
 
===Bagian 1===
  +
Asuna selalu menyetel alarm paginya ke pukul tujuh lewat lima puluh.
 
  +
Asuna selalu menyetel alarm paginya ke pukul tujuh lewat limapuluh.
   
 
Jika kamu bertanya mengapa pada pukul tersebut, ini karena alarm pagi Kirito yang berbunyi tepat pada pukul delapan.
 
Jika kamu bertanya mengapa pada pukul tersebut, ini karena alarm pagi Kirito yang berbunyi tepat pada pukul delapan.
Line 7: Line 8:
 
Pagi ini, Asuna sekali lagi terbangun dengan suara lembut dari instrumen tiup kayu dan terus berbaring, menatap wajah tidur Kirito sambil merebahkan kepalanya di atas tangannya.
 
Pagi ini, Asuna sekali lagi terbangun dengan suara lembut dari instrumen tiup kayu dan terus berbaring, menatap wajah tidur Kirito sambil merebahkan kepalanya di atas tangannya.
   
Dia jatuh cinta setengah tahun yang lalu. Mereka menjadi partner clearing dua minggu yang lalu. Dan baru enam hari berlalu semenjak mereka menikah dan pindah ke tempat ini, di dalam hutan lantai ke dua puluh dua. Meskipun sebagai pasangan tercintanya, masih banyak hal tentang Kirito yang tidak dia ketahui. Sempat, sambil mengintip wajah tidurnya, dia pelan-pelan menjadi ragu akan usianya.
+
Dia jatuh cinta setengah tahun yang lalu. Mereka menjadi partner clearing dua minggu yang lalu. Dan baru enam hari berlalu semenjak mereka menikah dan pindah ke tempat ini, di dalam hutan lantai ke duapuluh dua. Meskipun sebagai pasangan tercintanya, masih banyak hal tentang Kirito yang tidak dia ketahui. Sempat, sambil mengintip wajah tidurnya, dia pelan-pelan menjadi ragu akan usianya.
   
Baru beberapa waktu lalu, karena sifatnya yang tidak peduli dan suka menyendiri, ia menduga bahwa dia seharusnya lebih sedikit tua darinya. Namun, melihat kirito, lelap dalam tidur, dengan kepolosan yang begitu naif, membuat dirinya hanya dapat dilihat seperti anak yang masih kecil, tidak lebih tua dari dia.
+
Baru beberapa waktu lalu, karena sifatnya yang tidak peduli dan suka menyendiri, ia menduga bahwa dia seharusnya lebih sedikit tua darinya. Namun, melihat kirito yang terlelap dalam tidur, dengan kepolosan yang begitu naif, membuat dirinya terlihat seperti anak yang masih kecil, tidak lebih tua dari Asuna.
   
 
Menanyakan hal seperti usia mungkin— bukanlah masalah. Namun, melanggar batas ke permasalahan di dunia nyata kuranglah disukai, dan lagipula, keduanya telah menjadi suami istri. Daripada usia, bertemu lagi setelah kembali ke dunia nyata, bertukar informasi dari nama dan alamat asli sampai ke rincian kontak, akan lebih meyakinkan.
 
Menanyakan hal seperti usia mungkin— bukanlah masalah. Namun, melanggar batas ke permasalahan di dunia nyata kuranglah disukai, dan lagipula, keduanya telah menjadi suami istri. Daripada usia, bertemu lagi setelah kembali ke dunia nyata, bertukar informasi dari nama dan alamat asli sampai ke rincian kontak, akan lebih meyakinkan.
   
Namun tetapi, Asuna kurang cukup berani untuk mengatakannya dengan suara keras.
+
Akan tetapi, Asuna tidak berani untuk mengatakannya dengan suara keras.
   
Dia takut kalau membicarakan permasalahan dunia nyata, «kehidupan pernikahan» ini akan terasa hanyalah seperti khayalannya yang bukan-bukan. Untuk Asuna yang sekarang, satu kenyataan yang paling penting baginya, adalah hari-hari lembut di rumah hutan ini; bahkan jika tidak bisa lari dari dunia ini, dengan tubuh mereka yang di dunia nyata menyambut kematian, ia masih akan tetap puas, dapat terus hidup seperti ini sampai akhir, meninggalkan dunia ini tanpa penyesalan.
+
Dia takut kalau membicarakan permasalahan dunia nyata, «kehidupan pernikahan» ini akan terasa hanyalah seperti khayalannya yang bukan-bukan. Untuk Asuna yang sekarang, satu kenyataan yang paling penting baginya, adalah hari-hari tenang di rumah hutan ini; bahkan jika tidak bisa melarikan dari dunia ini, dengan tubuh mereka yang di dunia nyata menyambut kematian, ia masih akan tetap puas, dapat terus hidup seperti ini hingga akhir, meninggalkan dunia ini tanpa penyesalan.
   
 
Itulah sebabnya dia enggan untuk bangun dari mimpi ini dulu— Berpikir demikian, Asuna perlahan mengulurkan tangannya dan membelai wajah tidur Kirito.
 
Itulah sebabnya dia enggan untuk bangun dari mimpi ini dulu— Berpikir demikian, Asuna perlahan mengulurkan tangannya dan membelai wajah tidur Kirito.
Line 21: Line 22:
 
Biarpun begitu, wajah tidur itu memanglah kekanak-kanakan.
 
Biarpun begitu, wajah tidur itu memanglah kekanak-kanakan.
   
Pada saat ini, sudah memang sewajarnya kemampuan Kirito tidak perlu diragukan. Dengan jumlah pengalaman yang sangat besar dari saat bermain pada masa beta test, serta status numerik yang didapat lewat pertempuran yang tidak ada hentinya, dan menggunakan semua itu secara efektif, penilaian dan tekad. Dia mungkin kalah kepada pemimpin Knight of the Blood, «Holy Sword» Heathcliff, tapi Kirito adalah pemain terkuat yang pernah di kenal Asuna. Meski bagaimanapun meburuknya kondisi di medan perang, dia tidak akan pernah merasa takut dengannya yang berada di sisinya.
+
Pada saat ini, memang sewajarnya kemampuan Kirito tidak perlu diragukan. Dengan jumlah pengalaman yang sangat besar dari saat bermain pada masa beta test, serta status numerik yang didapat lewat pertempuran yang tidak ada hentinya, dan menggunakan semua itu secara efektif, penilaian dan tekad. Dia mungkin kalah kepada pemimpin Knight of the Blood, «Holy Sword» Heathcliff, tapi Kirito adalah pemain terkuat yang pernah dikenal Asuna. Meski bagaimanapun memburuknya kondisi di medan pertempuran, dia tidak akan pernah merasa takut dengannya yang berada di sisinya.
   
Namun, saat ia menatap Kirito yang baring tergelung, entah bagaimana ada satu perasaan yang dengan begitu kuat berusaha untuk keluar dari dadanya bahwa dia hanya seperti adik kecil yang naif dan rapuh. Perasaan bahwa ia harus melindunginya.
+
Namun, saat ia menatap Kirito yang terbaring, entah bagaimana ada satu perasaan yang begitu kuat berusaha untuk keluar dari dadanya bahwa dia hanya seperti adik kecil yang naif dan rapuh. Perasaan bahwa ia harus melindunginya.
   
 
Sambil bernafas dengan lembut, Asuna membungkuk, menyelubungi tubuh Kirito dengan tanganya. Dengan pelan dia kemudian berbisik.
 
Sambil bernafas dengan lembut, Asuna membungkuk, menyelubungi tubuh Kirito dengan tanganya. Dengan pelan dia kemudian berbisik.
   
“Kirito… Aku cinta kamu. Tinggallah bersamaku selamanya, oke?”
+
“Kirito… Aku mencintaimu. Tinggallah bersamaku selamanya, oke?”
   
 
Pada saat itu, Kirito bergerak dengan pelan, dan perlahan membuka kelopak matanya. Pasangan itu saling bertukar pandang, dengan wajah mereka yang didepan satu sama lain.
 
Pada saat itu, Kirito bergerak dengan pelan, dan perlahan membuka kelopak matanya. Pasangan itu saling bertukar pandang, dengan wajah mereka yang didepan satu sama lain.
Line 43: Line 44:
 
“T-Tidak, tidak ada apa- apa!”
 
“T-Tidak, tidak ada apa- apa!”
   
Menyelesaikan sarapan pagi telor ceplok tengan roti gandum, salad dan kopi dan merapikan meja dalam beberapa detik, Asuna kemudian menepuk kedua tangannya.
+
Menyelesaikan sarapan pagi telor ceplok dengan roti gandum, salad dan kopi lalu merapikan meja dalam beberapa detik, Asuna kemudian menepuk kedua tangannya.
   
 
“Baiklah! Kemana kita akan bermain hari ini?”
 
“Baiklah! Kemana kita akan bermain hari ini?”
Line 51: Line 52:
 
Dan Kirito tersenyum kecut.
 
Dan Kirito tersenyum kecut.
   
"Jangan membicarakan hal itu dengan begini,"
+
"Jangan membicarakan hal itu secara blak-blakan,"
   
"Tapi setiap hari telah sangatlah menyenangkan!"
+
"Tapi setiap hari sangatlah menyenangkan!"
   
 
Ini adalah pemikiran Asuna yang nyata dan murni.
 
Ini adalah pemikiran Asuna yang nyata dan murni.
Line 59: Line 60:
 
Berpikir kebelakang hanyalah membawa duka, tetapi dalam satu setengah tahun, dari saat ia menjadi tawanan SAO sampai ia jatuh cinta dengan Kirito, Asuna telah menempa dan mengeraskan hatinya.
 
Berpikir kebelakang hanyalah membawa duka, tetapi dalam satu setengah tahun, dari saat ia menjadi tawanan SAO sampai ia jatuh cinta dengan Kirito, Asuna telah menempa dan mengeraskan hatinya.
   
Mengorbankan tidur untuk meningkatan skillnya, dipilih menjadi sub-leader dari clearing guild, Knights of the Blood, dia telah terjun ke banyak labirin dengan begitu cepatnya bahkan cukup untuk membuat anggotanya menyerah pada sesekali.
+
Mengorbankan tidur untuk meningkatan skillnya, dipilih menjadi sub-leader dari clearing guild, Knights of the Blood, dia telah terjun ke banyak labirin dengan begitu cepatnya bahkan cukup untuk membuat anggotanya menyerah sesekali.
   
Semua yang ada dihatinya itu hanyalah semata mata untuk menyelesaikan game ini dan melarikan diri; sehingga ia berkesimpulan bahwa semua aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan itu adalah sia sia.
+
Semua yang ada dihatinya itu hanyalah semata-mata untuk menyelesaikan game ini dan melarikan diri; sehingga ia berkesimpulan bahwa semua aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan itu adalah sia-sia.
   
Dengan pemikiran yang seperti ini, Asuna tidak bisa berbuat apa apa kecuali menyesal tidak bertemu Kirito lebih awal. Hari- hari setelah bertemu dengan Kirito sangatlah berwarna, penuhi dengan begitu banyak kejutan yang bahkan melewati kehidupannya yang lalu di dunia nyata. Jika bersama Kirito, semua waktu yang telah dihabiskan disini dapat dianggap sebagai pengalaman yang langka.
+
Dengan pemikiran yang seperti ini, Asuna tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menyesal tidak bertemu Kirito lebih awal. Hari-hari setelah bertemu dengan Kirito sangatlah berwarna, penuh dengan begitu banyak kejutan yang bahkan melewati kehidupannya yang lalu di dunia nyata. Jika bersama Kirito, semua waktu yang telah dihabiskan disini dapat dianggap sebagai pengalaman yang langka.
   
Itulah sebabnya bagi Asuna, akhirnya bisa mendapakatkan hari dimana mereka berdua dapat menghabiskan waktu bersama, tiap tiap detik dapat dianggap perhiasan berharga dengan sendirinya. Dia ingin pergi, sebagai pasangan, ke banyak dan lebih banyak tempat lagi bersama dan membicarakan banyak hal yang berbeda.
+
Itulah sebabnya bagi Asuna, akhirnya bisa mendapakatkan hari dimana mereka berdua dapat menghabiskan waktu bersama, tiap-tiap detik dapat dianggap perhiasan berharga dengan sendirinya. Dia ingin pergi, sebagai pasangan, ke banyak dan lebih banyak tempat lagi bersama dan membicarakan banyak hal yang berbeda.
   
Asuna meletakkan tanganya di pinggang dan berbicara sambil cemberut.
+
Asuna meletakkan tangannya di pinggang dan berbicara sambil cemberut.
   
 
“Apakah Kirito-kun tidak ingin pergi ke suatu tempat dan bermain?”
 
“Apakah Kirito-kun tidak ingin pergi ke suatu tempat dan bermain?”
   
Dalam menanggapi itu, Kirito tersenyum lebar dan melambaikan tangan kirinya, memanggil peta. Mengubahnya menjadi modus visible, dia menunjukkannya kepada Asuna
+
Menanggapi itu, Kirito tersenyum lebar dan melambaikan tangan kirinya, memunculkan peta. Mengubahnya menjadi mode agar bisa terlihat, dia menunjukkannya kepada Asuna
   
 
"Tepat disekitar ini."
 
"Tepat disekitar ini."
Line 77: Line 78:
 
Apa yang ditunjuk adalah sudut hutan, tidak terlalu jauh dari rumah mereka.
 
Apa yang ditunjuk adalah sudut hutan, tidak terlalu jauh dari rumah mereka.
   
Menjadi salah satu dari lantai bawah, Lantai ke-dua puluh dua cukuplah luas. Diameter dari seluruh wilayah ini mungkin lebih dari delapan kilometer. Sebuah danau raksasa berada di tengah dan sampai ke pantai selatan, disana terdapat kota utama, «Coral» Village. Di pantai utara terdapat labyrinth. Sisa dari wilayah tersebut ditutupi oleh hutan konifera yang indah. Rumah kecil milik Asuna dan Kirito berada di dalam sebuah area di tepi selatan lantai ini, dan apa yang sekarang ditunjuk Kirito sekitara dua kilometer jauhhnya, di arah timur laut.
+
Menjadi salah satu dari lantai bawah, Lantai ke duapuluh dua cukuplah luas. Diameter dari seluruh wilayah ini mungkin lebih dari delapan kilometer. Sebuah danau raksasa berada di tengah dan sampai ke pantai selatan, disana terdapat kota utama, «Coral» Village. Di pantai utara terdapat labirin. Sisa dari wilayah tersebut ditutupi oleh hutan konifer yang indah. Rumah kecil milik Asuna dan Kirito berada di dalam sebuah area di tepi selatan lantai ini, dan apa yang sekarang ditunjuk Kirito sekitar dua kilometer jauhhnya, di arah timur laut.
   
"Ini adalah tentang rumor yang aku dengar di desa kemarin.. Dibagian ini, dimana hutan menebal...”itu” tampaknya akan keluar."
+
"Well, Ini tentang rumor yang aku dengar di desa kemarin.. Di daerah sini, dimana hutan semakin rimbun...”itu” tampaknya akan keluar."
   
 
"Hah?"
 
"Hah?"
   
Kepada Kirito yang sedang tersenyum halus, Asuna dengan ragu menjawab.
+
Kepada Kirito yang sedang tersenyum lembut, Asuna dengan ragu menjawab.
   
 
"Apanya?"
 
"Apanya?"
Line 91: Line 92:
 
Asuna diam sejenak, dengan takut dia bertanya
 
Asuna diam sejenak, dengan takut dia bertanya
   
"...Itu berarti, seekor monter dari tipe Astral?Sesuatu seperti roh atau banshee?"
+
"...Itu berarti, seekor monster dari tipe Astral? Sesuatu seperti roh atau banshee?"
   
 
"Bukan, ini hantu asli. Seorang player... jadi, roh manusia. Sepertinya seorang wanita."
 
"Bukan, ini hantu asli. Seorang player... jadi, roh manusia. Sepertinya seorang wanita."
Line 97: Line 98:
 
"Aah..."
 
"Aah..."
   
  +
Asuna tanpa sadar menjengit. Mengarah ke topik seperti ini, Asuna yakin bahwa dia akan terpengaruh jauh lebih buruk dari rata-rata orang. Dia cukup tidak baik dengan hal semacam itu bahkan sampai memikirkan alasan yang sembarangan untuk tidak mengikuti clearing labirin kastil tua, membentangi lantai enampuluh lima dan enampuluh enam yang terkenal karena tema horornya.
---
 
 
 
Asuna tanpa sadar meringis Menuju topik seperti ini, Asuna terkena lebih buruk daripada rata-rata orang.. Dia cukup buruk dengan mereka untuk memikirkan alasan acak untuk menjelajah labirin kastil tua, membentang di atas enam puluh lima dan 66 lantai, terkenal karena tema horor nya.
 
   
"B-Tapi Anda lihat, ini adalah dunia maya permainan Sesuatu seperti-hantu keluar, sesuatu seperti itu tidak pernah bisa terjadi.."
+
“T-Tapi lihat, ini adalah dunia virtual permainan. Sesuatu seperti— hantu yang keluar, sesuatu seperti ini tidak akan pernah terjadi.
   
Memaksa dirinya untuk tetap tersenyum, ia mulai melakukan protes keras.
+
Memaksa dirinya untuk tetap tersenyum, dia mulai memprotes dengan suara keras.
   
  +
“Benar atau tidaknya, aku juga ingin tahu…”
"Seberapa benar adalah bahwa, aku bertanya-tanya ..."
 
   
Namun Kirito, yang tahu bahwa Asuna adalah lemah terhadap hantu, antusias melanjutkan pelanggaran.
+
Namun untuk Kirito, yang tahu bahwa Asuna lemah terhadap hantu, ia dengan antusias lanjut menyerang.
   
"Misalnya ... Seorang pemain yang meninggal dengan penyesalan yang tak terpenuhi, memiliki Gear saraf masih melekat dan diaktifkan ... mengembara melalui lapangan, malam demi malam ..."
+
“Misalnya… Seorang pemain yang mati dengan penyesalan, merasuki NervGear yang masih dipakai dan aktif… mengeluyuri wilayah, malam demi malam…”
   
  +
“Hentik--!”
"Hentikan th-!"
 
   
"Wahaha, maaf soal itu, itu hanya lelucon yang buruk. Yah, aku ragu bahwa roh benar-benar akan muncul, tapi jika kita pergi ke suatu tempat, yang terbaik untuk menuju tempat dengan kesempatan yang lebih tinggi terjadi sesuatu yang menarik, tepat ? "
+
“Wahahaha, maaf, ini hanya lelucon. Yah, aku ragu kalau roh akan benar-benar muncul, tapi kalau kita mau pergi ke suatu tempat, lebih baik menuju ke tempat yang lebih tinggi memiliki kemungkinan untuk terjadi sesuatu, kan?
   
  +
“Aaah…”
"Aaah ..."
 
   
Curling bibirnya ke mencibir, Asuna menggeser fokusnya luar jendela.
+
Mengerutkan bibirnya memberi muka masam, Asuna mengganti fokusnya ke luar jendela.
   
Meskipun musim dingin segera mendekati, cuaca pasti baik-baik saja sinar matahari tampak hangat dan lembut, mengalir turun ke halaman kebun.. Sebuah waktu yang paling cocok untuk acara seperti penampilan hantu. Karena bagaimana Aincrad terstruktur, meskipun itu tidak mungkin untuk melihat matahari secara langsung kecuali selama pagi dan malam, berkat pencahayaan sekitarnya yang memadai, lapangan itu jelas menyala.
+
Meskipun musim dingin yang mendekati, cuacanya sangat baik. Sinar matahari terasa hangat dan lembut, membasuh halaman kebun. Waktu yang paling tidak cocok untuk acara seperti penampakan hantu. Karena bagaimana Aincrad terancang, sungguh tidak mungkin untuk melihat matahari secara langsung kecuali pada awal pagi dan sore hari, berkat pencahayaan sekitar yang memadai, wilayahnya jelas ternyala.
   
Asuna berbalik arah Kirito dan menjawab, dengan kepala terangkat tinggi-tinggi.
+
Asuna berbalik ke arah Kirito dan menjawab, dengan kepalanya yang terangkat tinggi.
   
"Baiklah, mari kita pergi Untuk membuktikan bahwa tidak ada cara sesuatu seperti hantu benar-benar bisa eksis.."
+
“Baiklah, Mari kita pergi. Untuk membuktikan kalau sesuatu seperti hantu tidaklah nyata."
   
"Dan itu that.-Jika kita tidak menemukannya hari ini, kita akan pergi di tengah malam waktu berikutnya, ya?"
+
“Jadi begitu, --Kalau kita tidak menemukannya hari ini, lain kali kita akan pergi di tengah malam, oke?
   
"Tidak mungkin! ...! Saya tidak akan membuat setiap makanan untuk pengganggu seperti itu."
+
“Tidak mungkin!! .Aku tidak akan membuatkan makanan untuk orang yang jahat seperti itu.
   
"Gah, goresan itu. Anda tidak mendengar apa-apa."
+
“Gah, lupakan itu. Kau tidak mendengar apa-apa.
   
Pemberian Kirito yang terakhir cemberut, Asuna tersenyum lebar dan tertawa.
+
Cemberut kepada Kirito untuk terakhir kalinya, Asuna kemudian tersenyum lebar dan tertawa.
   
"Nah, mari kita selesaikan persiapan. Aku akan memanggang ikan, sehingga Kirito-kun, memotong roti, oke?"
+
“Nah, mari kita selesaikan persiapan. Aku akan memanggang ikan, jadi Kirito-kun potong rotinya, oke?"
   
Cepat memasukkan kotak makan siang dengan burger ikan, itu jam sembilan pagi hari ketika mereka meninggalkan rumah.
+
Dengan cepat memasukkan kotak makan siang dengan burger ikan, sekitar jam sembilan pagi ketika mereka meninggalkan rumah.
   
Melangkah ke rumput di kebun, Asuna berbalik kembali ke Kirito dan berbicara.
+
Melangkah ke rumput di kebun, Asuna berbalik kembali ke arah Kirito dan berbicara.
   
"Hei, biarkan aku naik di bahu Anda."
+
"Hei, biarkan aku naik di bahumu."
   
"Biarkan Anda naik di bahu saya!?"
+
"Biarkan kamu naik di bahuku!?"
   
Kirito menjawab liar, kembali pertanyaan.
+
Kirito menjawab secara liar, kembali bertanya.
   
"Anda lihat, selalu melihat dari ketinggian yang sama akan membosankan Ini harus menjadi sepotong kue dengan stat kekuatan fisik Kirito-kun, kan?."
+
"Kau lihat, selalu melihat dari ketinggian yang sama terasa membosankan, seharusnya kan enteng dengan status kekuatan fisik Kirito-kun, kan?."
   
"Nah, yang mungkin menjadi kenyataan ... Ya ampun, betapa umurmu ..."
+
"Baiklah, mungkin itu benar ... Ya ampun, berapa sih umurmu ..."
   
"Usia tidak ada hubungannya dengan itu Bukankah itu baik? Ini tidak seperti ada yang! Menonton."
+
"Usia tidak ada hubungannya dengan itu. Bukankah itu benar? Lagipula tidak ada yang melihat."
   
"Al-Baiklah, kurasa .."
+
"Ba-baiklah, kurasa .."
   
Terkejut, Kirito berjongkok dan berbalik ke arah Asuna sambil geleng-geleng kepala. Raising roknya, dia mengangkat kakinya ke bahu.
+
Terkejut, Kirito berjongkok dan berbalik ke arah Asuna sambil geleng-geleng kepala. Mengangkat roknya, dia mengangkat kakinya ke bahu.
   
"Di sana kami pergi Tapi aku akan pastikan untuk memukul Anda jika Anda melihat ke belakang, baik-baik saja.."
+
"Nah, ayo pergi. Tapi aku akan pastikan memukulmu jika kamu melihat ke belakang, Ok.."
   
"Bukankah Anda menjadi tidak masuk akal ...?"
+
"Itu sungguh tak beralasan ...?"
   
Menggerutu tentang situasi, Kirito gesit naik, sehingga kenaikan instan dalam sudut pandang.
+
Menggerutu tentang situasi tersebut, Kirito dengan gesit berdiri, sehingga menaikan sudut pandang.
   
"Waa! Dengar, Anda bahkan dapat melihat danau dari sini!"
+
"Waa! Lihat, kamu bahkan dapat melihat danau dari sini!"
   
"Saya tidak bisa melihatnya!"
+
"Aku tidak bisa melihatnya!"
   
"Kalau begitu aku akan melakukannya untuk Anda nanti juga."
+
"Kalau begitu aku akan juga melakukannya untukmu nanti."
   
 
"..."
 
"..."
   
Menempatkan tangannya di atas kepala Kirito, yang telah merosot lebih dengan kelelahan atas kejadian terkini, Asuna berbicara.
+
Menempatkan tangannya di atas kepala Kirito, yang telah merosot lebih karena kelelahan atas kejadian tersebut, Asuna berbicara.
   
"Sekarang, saatnya untuk berangkat Set kursus,! Utara dengan utara-timur!"
+
"Sekarang, saatnya untuk berangkat! dari utara ke timur laut"
   
Tertawa riang kapal bahu Kirito, yang terus berjalan ke depan, Asuna mampu memahami betapa berharganya hari ini adalah, mampu hidup bersama. Dia sepenuh hati bisa percaya bahwa ini adalah saat ia merasa paling «hidup» di semua tujuh belas tahun dari hidupnya.
+
Tertawa riang diatas bahu Kirito sambil terus berjalan ke depan, Asuna mampu memahami betapa berharganya hari ini, mampu hidup bersama. Dia sepenuh hati bisa percaya bahwa ini adalah saat ia merasa paling «hidup» di semua tujuh belas tahun dari hidupnya.
   
   
Berjalan di sepanjang jalan-baik, Kirito adalah satu-satunya yang benar-benar dimasukkan ke dalam upaya, tapi-Setelah sekitar sepuluh menit, salah satu danau banyak menghiasi lantai dua puluh dua akhirnya datang ke tampilan. Mungkin tergoda oleh cuaca lembut, ada sudah beberapa pemain yang berada di sana sejak pagi, casting ke danau, umpan menggantung di air Jalan meringkuk di sekitar danau, menuju menanjak, cukup jarak jauh dari tepi danau.. Tapi saat mereka mendekat, pemain yang disadari oleh berpaling ke arah mereka dan melambaikan tangan. Tampaknya bahwa setiap orang yang mereka lihat tersenyum pada mereka dan beberapa bahkan tertawa keras.
+
Berjalan di sepanjang jalan-Kirito adalah satu-satunya yang benar-benar berupaya, tapi-Setelah sekitar sepuluh menit, salah satu danau yang menghiasi lantai duapuluh dua akhirnya muncul dipandangan. Mungkin tergoda akan cuaca cerah, sudah ada beberapa player yang berada di sana sejak pagi, memancing ke danau, dimana umpannya menggantung di air. Jalan berliku di sekitar danau, menjaadi tanjakan, cukup jauh dari tepi danau. Tapi saat mereka mendekat, melihat player yang berpaling ke arah mereka dan melambaikan tangan. Tampaknya setiap orang yang mereka lihat tersenyum pada mereka dan beberapa bahkan tertawa keras.
   
"... Ini bukan seperti menonton tidak ada yang sama sekali!"
+
"... sepertinya banyak orang yang melihat kita!"
   
"Ahaha, sehingga ada orang-orang di sekitar ... Hei, Kirito-kun, gelombang kembali pada mereka juga."
+
"Ahaha, jadi ada orang-orang di sekitar ... Hei, Kirito-kun, lambaikan tangan pada mereka juga."
   
"Tidak ada cara saya akan melakukannya."
+
"Aku tak mau melakukannya."
   
Meski mengeluhkan, Kirito tidak menunjukkan tanda-tanda ingin membiarkan Asuna turun. Asuna mengerti bahwa dia benar-benar geli oleh pergantian peristiwa.
+
Meski mengeluhkan, Kirito tidak menunjukkan tanda-tanda untuk menurunkan Asuna. Asuna mengerti jika Kirito malu atas peristiwa tersebut.
   
Jalan segera ke bawah miring, ke arah kanan, menuju ke dalam hutan. Tenun melalui ruang antara pohon konifer besar menyerupai cedar, menjulang di atas segalanya, mereka berjalan di ringan. The gemerisik daun, yang bergumam dari sungai kecil, kicau burung kecil. Semua suara menjabat sebagai pelengkap untuk pemandangan hutan, dicelup dalam warna-warna musim gugur.
+
Jalannya tiba-tiba menurun, ke arah kanan, menuju ke dalam hutan. Melalui celah antar pohon konifer besar yang menyerupai cedar, menjulang di atas segalanya, mereka berjalan beriringan. Gemerisik daun, deru aliran air, dan kicau burung kecil terdengar. Semua suara ini adalah pelengkap untuk suasana hutan, yang menjadi satu dalam warna-warna musim gugur.
   
Asuna berpaling matanya ke arah puncak pohon, yang lebih dekat baginya daripada biasanya.
+
Asuna memalingkan matanya ke arah puncak pohon, yang lebih dekat daripada biasanya.
   
"Pohon itu pasti besar ... Hei, apakah Anda pikir Anda bisa mendaki itu ...?"
+
"Pohon itu sungguh besar ... Hei, apakah kamu pikir kamu bisa mendaki pohon itu ...?"
   
 
"Hm ... Mm ..."
 
"Hm ... Mm ..."
   
Dalam menanggapi permintaan Asuna itu, Kirito memikirkannya untuk sementara waktu.
+
Menanggapi permintaan Asuna tersebut, Kirito memikirkannya untuk sementara waktu.
   
"Ini mungkin dalam batas-batas dari sistem ... Ingin mencobanya?"
+
"Mungkin dalam batas-batas dari sistem ... Ingin mencobanya?"
   
"Nah, mari kita meninggalkan ke depan time.-Sekarang aku berpikir tentang pendakian."
+
"Nah, mari kita pikirkan itu lain kali. -Sekarang. Aku berpikir tentang mendaki."
   
Asuna membentang tubuhnya sementara dipasang pada bahu Kirito dan memandang ke arah tepi luar Aincrad, melalui celah-celah di antara pepohonan.
+
Asuna membentangkan tubuhnya yang berada pada bahu Kirito dan memandang ke arah tepi luar Aincrad, melalui celah-celah di antara pepohonan.
   
"Hal-hal di sekitar tepi, orang-orang yang terlihat seperti mendukung, mereka terhubung sepanjang jalan ke lantai berikutnya, benar aku bertanya-tanya ...? Hanya apa yang akan terjadi jika kita naik itu?"
+
"Benda yang berada di sekitar tepi, tampaknya saling terhubung, itu menghubungkan semua jalan ke lantai berikutnya, benar kan? aku bertanya-tanya ...? Apa yang akan terjadi jika kita naik dari situ?"
   
"Ah, aku mencoba itu sebelumnya."
+
"Ah, aku pernah mencoba itu sebelumnya."
   
 
"Eeh!?"
 
"Eeh!?"
   
Bending tubuhnya, dia berbalik dan menatap Kirito.
+
Mengendalikan tubuhnya, dia berbalik dan menatap Kirito.
   
  +
"Kenapa kau tidak mengundangku juga."
"Kenapa kau tidak mengundang saya terlalu <-. Tidak ada tanda tanya di Penulis teks asli mungkin ingin mengungkapkan garis dengan nada datar lisan daripada pertanyaan satu -!?>."
 
   
"Yah, itu dari ketika kita tidak mengenal satu sama lain yang juga belum."
+
"Yah, itu ketika kita tidak mengenal satu sama lain dengan baik."
   
 
"Apa, itu hanya karena Kirito-kun terus melarikan diri."
 
"Apa, itu hanya karena Kirito-kun terus melarikan diri."
   
"... D-Apakah saya benar-benar melakukan itu?"
+
"... A-Apakah aku benar-benar melakukan hal tersebut?"
   
"Itu benar aku selalu mencoba mengundang Anda,. Tapi kau bahkan tidak mau menemani saya untuk minum teh."
+
"Itu benar. Aku selalu mencoba mengundangmu,. Tapi kau bahkan tidak mau menemaniku untuk minum teh."
   
"Th-Itu ... Kami-Nah, menempatkan bahwa selain."
+
"I-Itu ... Ba-baiklah, kesampingkan hal itu."
   
Kemudi percakapan yang mulai mengambil giliran aneh kembali ke topik semula, Kirito melanjutkan.
+
Kemudian percakapan yang mulai aneh kembali ke topik semula, Kirito melanjutkan.
   
"Jika Anda menilai berdasarkan murni hasil, itu adalah kegagalan Climbing dari bagian mana batu-batu yang lebih kasar adalah sangat mudah,. Tapi setelah naik untuk sekitar delapan puluh meter, pesan kesalahan muncul, akan semua, 'Anda tidak bisa melampaui daerah ini dan membuatku jengkel. "
+
"Jika kau menilai berdasarkan secara logis, memanjatnya pasti gagal. Memanjat dari bagian batu-batu yang kasar sangat mudah,. Tapi setelah naik sekitar delapanpuluh meter, pesan kesalahan muncul, 'Anda tidak bisa melampaui daerah ini' dan membuatku jengkel. "
   
 
"Ah ha ha, jadi seperti yang diharapkan, kecurangan tidak bekerja, ya."
 
"Ah ha ha, jadi seperti yang diharapkan, kecurangan tidak bekerja, ya."
   
"Ini bukan bahan tertawaan tangan saya tergelincir dari shock dan aku jatuh megah ...."
+
"Ini bukan bahan tertawaan, tanganku tergelincir. terkejut dan aku jatuh dari ketinggian ...."
   
"E-Eh!? Bukankah Anda biasanya meninggal karena sesuatu seperti itu?"
+
"E-Eh!? Bukankah kamu bisa mati karena sesuatu seperti itu?"
   
"Ya. Saya pikir saya ditakdirkan Jika saya adalah tiga detik akhir dengan Kristal Teleport, aku akan menjadi merekrut baru pada daftar pemain tewas dalam aksi.."
+
"Ya. Aku pikir aku akan ditakdirkan mati dan tertulis dalam daftar pemain yang tewas, akan tetapi aku dengan segera menggunakan kristal teleport.."
   
"Ya ampun, itu berbahaya Pastikan Anda tidak mengulanginya, baik-baik saja?."
+
"Ya ampun, itu berbahaya. Pastikan dirimu tidak mengulanginya, Oke."
   
"Itulah yang ingin saya katakan!"
+
"Itulah yang ingin kukatakan!"
   
Berjalan-jalan sambil bertukar percakapan tanpa tujuan mereka, hutan secara bertahap menjadi lebih padat Bahkan teriakan burung yang sulit dipahami sekitar, serta sinar matahari, bocor melalui pepohonan mulai memudar..
+
Berjalan-jalan sambil bertukar percakapan tanpa tujuan, hutan berangsur-angsur menjadi lebih rimbun. Bahkan kicauan burung mulai samar-samar, begitu juga sinar matahari yang terpancar melalui pepohonan mulai memudar.
   
Seperti Asuna memandang berkeliling sekali lagi, ia mempertanyakan Kirito.
+
Asuna memandang berkeliling sekali lagi, ia bertanya pada Kirito.
   
"Hei, itu ... tempat dalam rumor, hanya jalan mana itu?"
+
"Hei, itu ... tempat dalam rumor, apakah jalan itu?"
   
 
"Yah, itu ..."
 
"Yah, itu ..."
   
Kirito melambaikan tangannya, memeriksa bantalan mereka di peta.
+
Kirito melambaikan tangannya, memeriksa posisi mereka di peta.
   
"Ah, kita cukup dekat dengan kita akan mencapainya dalam beberapa menit.."
+
"Ah, kita cukup dekat dengan tujuan. Kita akan mencapainya dalam beberapa menit.."
   
"Hmm ... Hei, tentang kasus ini, apakah ada rincian tentang hal itu?"
+
"Hmm ... Hei, tentang kasus ini, apakah ada rincian tentang hal tersebut?"
   
Dia tidak benar-benar ingin mendengar tentang hal itu, tapi tidak tahu apa-apa membuatnya seperti gelisah, mendorong dia untuk bertanya.
+
Dia tidak benar-benar ingin mendengar tentang hal itu, tapi tidak tahu apapun membuatnya gelisah, dan mendorongnya untuk bertanya.
   
"Nah, sekitar seminggu kembali, seorang pengrajin kayu (woodcraft) pemain tampaknya telah datang di sini untuk mengumpulkan beberapa log The kayu yang dapat dipanen dari hutan ini adalah kualitas yang cukup baik,. Dan sementara pemain asyik dalam tugas , hari mulai gelap ... Pemain bergegas untuk kembali, tetapi tertutup oleh naungan pohon-pohon ... ada pemandangan sekilas putih. "
+
"Nah, sekitar seminggu yang lalu, seorang pengrajin kayu telah datang ke sini untuk mengumpulkan beberapa kayu. Kayu yang dapat dipanen dari hutan ini memiliki kualitas yang cukup bagus, dan keika pemain sibuk dengan pekerjaannya, hari mulai gelap... Pemain tersebut bergegas untuk kembali, tetapi tertutup oleh rimbunnya pohon-pohon ... ada pemandangan putih sekilas. "
   
 
"..."
 
"..."
   
Ini sudah batas untuk Asuna, namun Kirito tanpa ampun terus.
+
Ini sudah menjadi batas untuk Asuna, namun Kirito tanpa ampun melanjutkan.
   
"Pemain mendapat bingung berpikir bahwa itu adalah sebuah rakasa, tapi rupanya, bukan itu itu adalah manusia, atau lebih tepatnya, seorang gadis kecil, sebagai pemain telah disebutkan.. Panjang, rambut hitam pada pakaian putih. Perlahan berjalan menuju rumpun pohon. Kalau bukan rakasa, itu hanya bisa menjadi pemain, pemain berpikir, menatap padanya. "
+
"Pemain tersebut dengankebingungan berpikir bahwa sosok tersebut adalah seekor monster, tapi rupanya bukan, itu adalah manusia, atau lebih tepatnya, seorang gadis kecil, seorang pemain yang tadi aku sebutkan. Berpakaian putih dan memiliki rambut hitam panjang. Secara perlahan ia menghampiri menuju rimbunnya pepohonan. Jika bukan seekor mosnter, itu pastilah seorang pemain, sambil berpikir seperti itu, ia menatap sosoknya."
   
 
"..."
 
"..."
Line 269: Line 267:
 
"Ee ..."
 
"Ee ..."
   
Sebuah teriakan lembut sengaja bocor keluar dari tenggorokannya.
+
Sebuah teriakan keluar dari tenggorokan Asuna.
   
"Tidak ada cara yang mungkin Meskipun berpikir bahwa, pemain semakin dekat.. Dan bahkan memanggilnya. Melakukan hal itu, gadis itu berhenti semua gerakan ... dia secara bertahap berbalik ke arahnya ..."
+
"Tidak mungkin. Meskipun berpikir seperti itu, pemain tersebut semakin mendekat.. Dan bahkan memanggilnya. Melakukan hal tersebut, gadis tersebut menghentikan gerakannya... dia secara bertahap berbalik ke arahnya ..."
   
"Th-Th-Itu e-eno ..."
+
"Cu-Cu-Cukup..."
   
"Lalu, pria itu akhirnya melihat Gadis itu,. Sebagai cahaya bulan bersinar turun ke baju putihnya, pohon-pohon di sampingnya-bisa dilihat langsung melalui dirinya."
+
"Lalu, pria itu akhirnya menyadari sesuatu. Gadis itu, karena cahaya bulan menyinari baju putihnya, pohon-pohon yang berada di sampingnya-bisa dilihat tembus melalui dirinya."
   
"-!"
+
"-!!"
   
Menyesakkan jeritan, Asuna mencengkeram rambut ke Kirito erat-erat.
+
Menyesakkan jeritan, Asuna mencengkeram rambut Kirito erat-erat.
   
"Ini adalah akhir dari saya jika dia berbalik, dia berpikir dan lari. Akhirnya mendapatkan pergi cukup jauh untuk melihat cahaya dari desa, ia menduga bahwa ia aman dan berhenti ... mengi, ia berbalik untuk melihat ke belakang .. . "
+
"Ini akhir hidupku jika dia berbalik, si pengrajin berpikir lalu berlari. Akhirnya pergi cukup jauh untuk melihat cahaya dari desa, ia menduga bahwa ia aman dan berhenti... kelelahan, ia berbalik lalu melihat ke belakang .. . "
   
"- H!?"
+
"- Ap!?"
   
"Dan tidak ada siapa pun di sana Dan dia hidup bahagia selamanya.."
+
"Dan tidak ada siapa pun di sana. Lalu ia hidup bahagia selamanya.."
   
"... Ki-Ki-Kirito-kun, idiot-!!"
+
"... Ki- Ki- Kirito-kun, kamu bodoh-!!"
   
Melompat turun dari bahunya, dia mengangkat tinjunya, serius bersiap-siap untuk melepaskan pukulan di punggungnya-saat itu.
+
Melompat turun dari bahu Kirito, Asuna mengangkat tinjunya, bersiap-siap dengan serius untuk melepaskan pukulan di punggungnya- pada saat itu.
   
Jauh di dalam kedalaman hutan, suram, meskipun itu masih tengah hari, pada jarak dari pasangan, sesuatu yang putih mengintip mereka dari sisi batang pohon konifer.
+
Jauh di dalam rimbunnya dan gelapnya hutan, meskipun masih tengah hari, pada jarak Kirito dan Asuna, sesuatu yang putih mengintip mereka dari sisi batang pohon konifer.
   
Diserang oleh aura menyenangkan, Asuna menjadi membeku ketakutan. Bahkan jika itu tidak sebanyak itu Kirito, keterampilan persepsi Asuna itu juga, agak disempurnakan melalui pengalaman. Pasif Toggling penggunaan keterampilan, dia bisa meningkatkan kejelasan apa pun yang dia berfokus pada.
+
Diserang oleh aura menyeramkan, Asuna membeku ketakutan. Bahkan jika tidak setakut Kirito, skill persepsi milik Asuna yang telah disempurnakan melalui pengalaman. menggunakan skill tersebut, dia bisa meningkatkan kejelasan apa pun ketika ia memfokuskan sesuatu.
   
Sesuatu putih tampak berkibar tertiup angin Itu bukan tanaman. Juga batu.. Tapi kain. Atau dengan kata secara rinci, itu adalah salah satu bagian gaun dengan garis-garis yang berbeda Mengintip keluar dari hem dua ramping, panjang. - kaki.
+
Sesosok putih tampak berkibar tertiup angin. Itu bukan tanaman. Atau batu. Tapi kain. Atau dengan rincinya, itu adalah gaun satu setel dengan garis-garis yang berbeda. Mengintip keluar gaun tersebut adalah dua buah kaki.
   
Gadis itu berdiri diam. Hampir Kirito telah dijelaskan, dia adalah seorang gadis muda mengenakan gaun satu potong putih, tidak bergerak, diam-diam menatap pasangan.
+
Gadis itu masih berdiri. Seperti yang Kirito jelaskan, dia adalah seorang gadis muda yang mengenakan gaun satu satu setel yang berwarna putih, tidak bergerak, ia diam-diam menatap Asuna dan Kirito.
   
Merasa pingsan karena kesadarannya luntur, Asuna agak berhasil membuka mulutnya. Dia membiarkan keluar bisikan serak.
+
Merasa takut karena kesadarannya akan hilang, Asuna entah bagaimana berhasil membuka mulutnya. Dia membisikkan sesuatu dengan suara serak.
   
"Ki ... Kirito-kun, di sana."
+
"Ki... Kirito-kun, di sana."
   
Kirito segera diikuti tatapan Asuna itu. Segera, dia juga, membeku.
+
Kirito segera mengikuti arah tatapan Asuna. Segera, dia juga, membeku.
   
"Th-Ini harus menjadi kebohongan ..."
+
"I-Ini pasti bohongan ..."
   
Gadis itu tidak bergerak. Berdiri kira-kira sepuluh meter dari pasangan, tatapannya tertuju pada mereka. Pada saat itu, Asuna menguatkan dirinya sendiri, berpikir bahwa ia pasti akan pingsan jika gadis itu datang lebih dekat.
+
Gadis itu tidak bergerak. Berdiri kira-kira sepuluh meter dari mereka, tatapannya tertuju pada Asuna dan Kirito. Pada saat itu, Asuna menguatkan dirinya sendiri, berpikir bahwa ia pasti akan pingsan jika gadis itu datang lebih dekat.
   
Tubuh gadis itu bergoyang-goyah Seperti boneka mekanik yang telah kehabisan energi, ia jatuh ke tanah, dengan gerakan seperti itu dari makhluk hidup.. Sebuah bunyi cahaya lembut bergema keluar.
+
Tubuh gadis itu bergoyang-goyang. Seperti boneka mekanis yang telah kehabisan tenaga, ia jatuh ke tanah. Sebuah bunyi ringan terdengar.
   
"Ada ..."
+
"Itu ..."
   
 
Saat itu, Kirito menyipitkan matanya.
 
Saat itu, Kirito menyipitkan matanya.
   
"Tidak ada cara seperti itu hantu!"
+
"Tidak mungkin itu hantu!"
   
 
Dan berlari sambil berteriak.
 
Dan berlari sambil berteriak.
   
"Wa-Tunggu, Kirito-kun!"
+
"Tu-Tunggu, Kirito-kun!"
   
Meskipun permohonan untuk berhenti dari Asuna yang tertinggal, Kirito bergegas menuju gadis jatuh, bahkan tanpa melihat ke belakang.
+
Meskipun permohonan untuk berhenti dari Asuna yang tertinggal, Kirito bergegas menuju gadis yang jatuh itu, bahkan tanpa melihat ke belakang.
   
 
"Ya ampun!"
 
"Ya ampun!"
   
Asuna enggan berdiri dan mengejarnya Meskipun hatinya masih gemetar, ia belum pernah mendengar tentang hantu yang bisa pingsan dan terjatuh.. Itu tidak bisa menjadi apa pun tetapi pemain.
+
Asuna dengan enggan berdiri dan mengejarnya. Meski hatinya masih gemetar, ia belum pernah mendengar tentang hantu yang bisa pingsan dan jatuh. Itu tidak mungkin kecuali pemain.
   
Terlambat beberapa detik, setelah mencapai tempat teduh di bawah pohon konifera, dia menemukan gadis itu sudah membuai dalam lengan Kirito ini Dia masih sadar Matanya,. Dinaungi bulu mata yang panjang, masih ditutup, dengan tangan lemah tergantung lurus ke bawah.. Menatap dengan sungguh-sungguh atas sosoknya, dibungkus gaun, bagian satu Asuna menegaskan kembali bahwa itu tidak tembus dengan cara apapun.
+
Terlambat beberapa detik, setelah mencapai tempat teduh di bawah pohon konifer, dia menemukan gadis itu sudah tertidur dalam lengan Kirito. Dia masih tak sadarkan diri. Matanya, ditutupi oleh bulu mata yang panjang, tangan lemahnya tergantung lurus ke bawah. Menatap dengan sungguh-sungguh atas sosoknya yang memakai gaun, dan Asuna memastikan kembali jika itu tidak tembus pandang.
   
[[Image:Sword_Art_Online_Vol_02_-_191.jpg |thumb]]
+
[[Image: Sword Art Online Vol 02 - 191.jpg|thumb]]
  +
"Ap-apa dia baik-baik saja?"
   
  +
"Hmm..."
"Saya baik-baik saja-Apakah dia?"
 
 
"Hmm ..."
 
   
 
Kirito berbicara, mengintip ke wajah gadis itu.
 
Kirito berbicara, mengintip ke wajah gadis itu.
   
"Nah, jujur ​​... Tidak perlu untuk bernapas di dunia ini, juga tidak hati mengalahkan ..."
+
"Nah, sejujurnya.. kita tidak perlu bernapas di dunia ini, begitu pun detak jantung"
 
Dalam SAO, fungsi fisiologis yang paling manusia dapat direproduksi, tetapi dihilangkan Hal ini dimungkinkan untuk sengaja mengambil napas, bersama dengan sensasi udara yang mengalir melalui saluran pernapasan Anda,. Tapi avatar tidak perlu bernapas sadar dan tidak akan melakukannya Demikian juga, untuk detak jantung,. meskipun sensasi itu mengalahkan keras melalui ketegangan atau kegembiraan, tidak ada cara untuk merasa bahwa orang lain.
 
 
"Tapi tetap saja, dia tidak menghilang ... jadi dia masih harus hidup, saya kira ... Tapi ini tentu aneh ...."
 
   
  +
Dalam SAO, fungsi gerak manusia dapat dibuat, tetapi dihilangkan. Hal ini mungkinkan kita untuk menarik nafas, bersama dengan sensasi udara yang berhembus melalui saluran pernafasan, tetapi avatar tidak perlu bernapas secara sadar dan tidak akan melakukannya. Demikian juga detak jantung, meskipun detak jantung terasa semakin kencang melalui ketegangan dan kegembiraan, tidak mungkin untuk merasakan yang lain.
Finishing komentarnya, Kirito memiringkan kepalanya ke samping.
 
   
  +
"Tapi tetap saja, dia tidak menghilang... jadi kurasa dia masih hidup. Tapi ini... jelas saja aneh..."
"Apa yang aneh?"
 
   
  +
Setelah Asuna selesai berkomentar, Kirito memiringkan kepalanya ke samping.
"Dia tidak bisa menjadi hantu, berhubung aku bisa menyentuhnya seperti ini Tapi tetap, kursor ... tidak keluar ...."
 
   
  +
"Apa yang Aneh?"
"Ah ..."
 
   
  +
"Dia tidak mungkin hantu, berhubung aku bisa menyentuhnya seperti ini. Tapi kursornya... masih belum muncul..."
Asuna sekali lagi terkonsentrasi visinya pada formulir gadis Namun, kursor warna yang pasti akan muncul ketika objek dinamis di Aincrad, seperti pemain, monster, atau bahkan NPC, menjadi sasaran, tidak dalam kasus ini.. Itu adalah fenomena yang belum pernah terjadi sampai sekarang.
 
   
  +
"Ahh..."
"Apakah mungkin, bug, atau sesuatu seperti itu?"
 
   
  +
Asuna sekali lagi mengkonsentrasikan pengelihatannya ke badan gadis itu. Bagaimanapun, kursor berwarna akan segera muncul ketika objek di Aincrad, seperti player, monster, maupun NPC ketika ditargetkan, tidak terjadi disaat ini. Itu fenomena yang tidak pernah terjadi sampai sekarang.
"Mungkin itu Dalam situasi seperti ini, seseorang biasanya akan panggilan untuk GM dalam jaring yang biasa-game,. Tapi tidak ada GM di SAO ... Tapi tetap, itu bukan hanya kursor. Untuk pemain, dia terlihat terlalu muda. "
 
   
  +
"Apakah mungkin bug, atau semacam itu?"
Itu benar Tubuh didukung oleh tangan Kirito itu sangat kecil. Dia bahkan tidak tampaknya berada di luar sepuluh tahun.. Ada seharusnya menjadi batasan usia ketika mengatur Gear saraf, sebelum dapat mendaftar, melarang anak, mungkin di bawah usia tiga belas tahun, dari mampu untuk menggunakannya.
 
   
  +
"Mungkin benar. Dalam situasi seperti ini, Seseorang biasanya menghubungi GM di permainan online lain, tapi tidak ada GM dalam SAO... Tetap saja, bukan kursornya saja. Untuk seorang pemain, dia masih sangat muda."
Asuna lembut mengulurkan tangannya, menyikat atas dahi gadis itu. Rasanya agak dingin dan halus saat disentuh.
 
   
  +
Itu benar. Tubuh yang ditahan Kirito luar biasa kecil. Dia tidak terlihat lebih tua dari 10 tahun. Seharusnya ada batasan usia ketika menyeting Nerve Gear, sebelum bisa sign up, melarang anak kecil, mungkin dibawah 13 tahun, untuk bisa menggunakannya.
"Mengapa ... ada seorang gadis, semuda ini, di SAO ...?"
 
   
  +
Asuna mengulurkan tangannya dengan lembut, mengusap dahi gadis itu. Rasanya agak dingin dan halus saat disentuh.
Tegas menggigit bibirnya, Kirito berbicara saat ia bangkit.
 
   
  +
"Mengapa.. ada gadis semuda ini didalam SAO..?"
"Untuk saat ini, kita tidak bisa hanya meninggalkannya sendirian Kita harus dapat menemukan sesuatu ketika dia bangun.. Mari kita membawanya kembali bersama kami."
 
   
  +
Menggigit bibirnya dengan kuat, Kirito berbicara saat ia bangkit berdiri.
"Ya, itu benar."
 
   
  +
"Untuk saat ini, kita tidak bisa meninggalkan dia sendiri. Kita harus menemukan sesuatu ketika dia bangun. Ayo kita membawanya kembali bersama kita."
Kirito bangkit saat ia memegang gadis dalam pelukannya Asuna santai melirik lingkungan,. Tetapi tidak mampu menemukan apa-apa selain dari tunggul, besar membusuk, dia tidak berhasil mengetahui alasan keberadaan gadis itu di daerah.
 
   
  +
"Ya, Itu benar."
   
  +
Kirito berdiri sambil membawa gadis itu di tangannya. Asuna dengan santai menoleh ke sekitarnya, namun tidak mampu menemukan apapun selain tunggul kayu besar yang busuk, dia tidak berhasil mengetahui alasan keberadaan gadis itu di daerah ini.
Mereka berlari hampir seluruh jalan, tapi gadis itu tidak sadar, bahkan setelah mereka keluar hutan dan tiba kembali di rumah. Meletakkan gadis itu di tempat tidur Asuna dan pengaturan selimut, pasangan duduk, berdampingan, di dekat tidur, milik Kirito.
 
   
  +
Mereka berlari hampir di sepanjang jalan, tapi gadis itu tidak sadar, bahkan setelah mereka keluar dari hutan dan kembali ke rumah. Meletakkan gadis itu di tempat tidur Asuna dan menyelimutinya, pasangan itu duduk, berdampingan, di tempat tidur yang berdekatan milik Kirito.
Ada keheningan sesaat di udara, sebelum Kirito santai memecah kesunyian.
 
   
  +
Ada keheningan sesaat di udara, sebelum Kirito dengan santai memecah kesunyian.
"Nah, jika ada satu hal yang kita bisa yakin, itu adalah bahwa dia tidak NPC karena kami berhasil memindahkan dia di sini."
 
   
  +
"Nah, ada satu hal yang kita bisa yakin, yaitu bahwa dia bukan NPC karena kita bisa membawanya kesini."
"Ya ... itu benar."
 
   
  +
"Ya... itu benar."
NPC di bawah kendali sistem memiliki posisi mereka tetap dalam rentang tertentu koordinat dan, dengan demikian, tidak dapat dipindahkan sesuai dengan keinginan pemain. Jika mereka mencoba menyentuh atau memegang mereka, jendela laporan pelecehan akan dipicu dalam hitungan detik, memberikan mereka kejutan menyakitkan dan meniup mereka pergi.
 
   
  +
NPC dibawah kendali sistem memiliki posisi tetap mereka masing-masing serta rentang koordinat tertentu dan dengan demikian, tidak dapat dipindahkan sesuai dengan keinginan pemain. Jika pemain mencoba menyentuh atau memegang mereka, jendela laporan pelecehan akan muncul dalam hitungan detik, memberi pemain kejutan menyakitkan dan melempar mereka pergi.
Ringan mengangguk perjanjian Asuna itu, dilanjutkan dengan pemotongan Kirito nya.
 
   
  +
Mengangguk ringan setuju dengan pendapat Asuna, dilanjutkan dengan potongan oleh Kirito.
"Selain itu, tidak bisa menjadi pembuka untuk beberapa jenis pencarian. Jika itu terjadi, jendela pencarian seharusnya segar saat kita menyentuh .... nya Dengan kata lain, anak ini harus menjadi pemain, yang kehilangan caranya ... atau setidaknya, yang seharusnya menjadi kesimpulan yang paling masuk akal. "
 
   
  +
"Juga, hal seperti itu tidak mungkin awal mula terjadinya suatu quest. Jika pembukaan suatu quest, maka jendela quest seharusnya akan muncul begitu kita menyentuhnya… Dengan kata lain, anak ini pastilah seorang pemain yang tersesat... Atau setidaknya, pasti ada kesimpulan yang masuk akal."
Cepat menggeser tatapannya menuju tempat tidur, ia melanjutkan.
 
   
  +
Menggeser tatapannya ke tempat tidur secara cepat, kirito melanjutkan pemikirannya.
"Tidak memiliki kristal di tangan, mungkin bahkan tidak menyadari metode mendapatkan sekitar, saya percaya dia tidak pernah berani keluar ke lapangan, dan hanya tinggal di dalam« Kota Mulai »Aku. Tidak tahu mengapa dia datang semua Cara ke tempat seperti ini, tapi di Kota Mulai, kita mungkin menemukan seseorang yang tahu dia ... bahkan mungkin orang tuanya atau wali mungkin ada di sana. "
 
   
  +
"Tidak memiliki kristal, mungkin tidak khawatir tentang cara berkelana, aku yakin dia tidak pernah berani keluar menuju field, dan hanya menetap di «Starting City». Aku tak tau mengapa dia datang sejauh ini ke suatu tempat seperti ini, namun di Starting City, kita mungkin menemukan seseorang yang mengenalinya... mungkin juga kita bisa menemukan orang tuanya atau pengasuhnya."
"Ya saya pikir. Juga begitu. Saya tidak percaya anak semuda ini bahkan bisa oleh dirinya. Seharusnya dia datang dengan keluarganya atau seseorang seperti itu ... Saya benar-benar berharap, bahwa mereka aman though. "
 
   
  +
"Yeah. Aku berpikir seperti itu juga. Aku tak percaya bahwa anak sekecil ini berkeliaran sendiri. Dia seharusnya datang bersama keluarganya atau seorang seperti itu... Meskipun, aku berharap mereka aman."
Rupanya setelah berjuang dengan baris terakhir, Asuna berbalik dan menghadapi Kirito.
 
   
  +
Setelah mengucapkan kalimat terakhir dengan kesulitan, Asuna berbalik dan menghadap Kirito.
"Hei, dia harus sembuh, kan?"
 
   
  +
"Hei, gadis ini akan bangun kan?"
"Ah. Jika dia tidak menghilang lagi, dia masih harus terhubung ke Gear saraf Kondisinya harus dekat untuk tidur.. Itulah sebabnya, cepat atau lambat, ia akan bangun ... saya percaya."
 
   
  +
"Ah. Jika dia belum menghilang, dia seharusnya masih mengenakan Nerve Gear. Kondisinya pasti tidak jauh berbeda dengan tidurnya. Itulah mengapa, cepat atau lambat, dia akan bangun... aku yakin."
Keras mengangguk kepalanya, kata-kata Kirito itu adalah diwarnai dengan harapan.
 
   
  +
Menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat, kata–kata Kirito penuh dengan harapan.
Seperti Asuna bangkit, dia berlutut di depan tempat tidur di mana gadis itu tertidur, dan mengulurkan tangan dengan tangan kanannya. Ia dibelai dengan lembut kepala gadis itu.
 
   
  +
Karena Asuna bangun, dia berlutut di depan tempat tidur dimana si gadis sedang tertidur, dia mengulurkan tangan kanannya dan dengan lembut membelai kepala si gadis tersebut.
Dia pasti seorang gadis cantik Daripada seorang anak manusia, kehadirannya bisa dikatakan lebih dekat dengan peri.. Kulitnya mirip dengan komposisi alabaster, halus dan putih salju. Rambutnya yang panjang dan hitam berkilau elegan, dan dengan eksotis tampak nya fitur, dia akan, tanpa diragukan lagi, menjadi menarik jika ia membuka matanya dan tersenyum.
 
   
  +
Dia memang gadis yang cantik. Dibandingkan dengan anak-anak, kehadirannya bisa dikatakan lebih menyerupai seorang peri. Kulitnya mirip dengan batu pualam, halus dan putih bersih. Rambut panjang hitamnya yang berkilau elegan, dan wajahnya yang enak dipandang, tanpa keraguan, dia akan mempesona jika telah membuka matanya dan tersenyum.
Kirito semakin dekat juga, menurunkan tubuhnya di samping Asuna. Ragu-ragu mengulurkan tangan kanannya, ia membelai rambut gadis itu.
 
   
  +
Kirito juga lebih mendekat, menurunkan tubuhnya di samping Asuna. Menjulurkan tangan kanannya dan membelai rambut si gadis dengan ragu–ragu.
"Dia tampaknya tidak menjadi sepuluh ... Mungkin sekitar delapan?"
 
   
  +
"Dia tidak terlihat berusia sepuluh tahun... Mungkin sekitar delapan tahun?"
"Ini harus sekitar sana ... Dia adalah pemain termuda yang pernah kutemui."
 
   
  +
"Seharusnya sekitar segitu... Dia pemain termuda yang pernah aku temui."
"Itu benar saya datang. Menemukan binatang perempuan penjinak sebelumnya, tapi bahkan dia sekitar tiga belas tahun."
 
   
  +
"Benar. Aku bertemu beast tamer perempuan sebelumnya, namun tampaknya dia berusia sekitar tiga belas tahun."
Secara naluriah bereaksi terhadap sesuatu yang belum pernah mendengar tentang, Asuna menatap Kirito.
 
   
  +
Mendengar sesuatu yang belum pernah dia dengar, secara naluri Asuna menatap Kirito.
"Hmm, jadi Anda punya teman lucu seperti itu, ya."
 
   
  +
"Hmm, jadi kamu memiliki teman imut seperti itu, huh."
"Ah, kami hanya bertukar mail setiap sekarang dan kemudian ... n-tidak, itu saja, tidak ada yang lain untuk itu!"
 
   
  +
"Ah, kami hanya bertukar email hingga sekarang dan... ti- tidak, Cuma itu, tak ada hal lain!"
"Aku ingin tahu Kirito-kun membosankan, setelah semua.."
 
   
  +
"Aku heran. Kirito-kun itu menyebalkan."
Dan dia berpaling tajam.
 
   
  +
Dan Asuna berbalik dengan emosi mengerikan.
Seakan ia merasakan pembicaraan menuju arah yang aneh, Kirito berdiri dan berbicara.
 
   
  +
Karena merasa pembicaraan telah menuju arah yang aneh, Kirito berdiri dan berbicara.
"Ah, itu sudah selarut ini Mari kita memiliki beberapa makan siang.."
 
   
  +
"Ah, sudah selarut ini. Ayo kita makan."
   
"Tentang cerita itu, saya akan pastikan untuk memiliki Anda dengan jelas menjelaskan semua rincian nanti, oke."
+
"Tentang cerita itu, aku akan memastikan bahwa kamu harus menjelaskan semua detailnya di lain hari, oke."
   
Memelototi Kirito sekali lagi, Asuna bangun juga, tertawa saat ia memutuskan untuk menjatuhkan masalah untuk sementara waktu.
+
Memelototi Kirito sekali lagi, Asuna juga berdiri, tertawa karena dia tidak mempermasalahkan masalah tersebut untuk saat ini.
   
"Nah, mari kita makan siang dikemas Aku akan pergi dan membuat teh.."
+
"Well, mari kita makan. Aku akan membuatkan teh."
   
Sore akhir musim gugur meninggal dengan damai, dan bahkan sebagai waktu untuk lampu merah, banjir di dari matahari di tepi luar, memudar datang, gadis itu masih tidak aduk dari tidurnya.
+
Sore hari di musim gugur dilalui dengan damai, bahkan ketika langit memerah karena matahari terbenam di ufuk timur, si gadis masih belum terbangun dari tidurnya.
   
Sebagai tirai ditarik ditutup dan lampu menyala di dinding, Kirito terjadi kembali dari perjalanan ke desa. Diam-diam menggelengkan kepalanya, ia menyampaikan kegagalan untuk menemukan petunjuk tentang gadis itu.
+
Ketika menutup tirai dan menyalakan lampu di dinding, Kirito telah kembali dari perjalanannya ke desa. Menggelengkan kepalanya perlahan, dia gagal menemukan petunjuk tentang si gadis.
   
Tidak dalam suasana hati terbaik untuk menikmati makan malam yang hidup, pasangan memilih untuk makan sederhana sup dan roti, dan Kirito memulai usaha setelah melihat dari atas berbagai jenis surat kabar yang ia beli.
+
Tidak dalam kondisi menyenangkan untuk menikmati makan malam untuk memilih sepasang sop atau roti, lalu Kirito memulai berusaha setelah melihat berbagai macam koran yang dia bawa.
   
Meskipun disebut sebagai surat kabar, tidak seperti orang-orang dari dunia nyata, potongan-potongan kertas yang diikat bersama-sama, tetapi sebaliknya, hanya satu bagian dari perkamen, dengan ukuran yang sama dengan majalah. Hal ini diwakili dengan cara seperti itu dari layar jendela sistem, dan dengan mengedit seperti situs web, dapat digunakan untuk mengatur dan menampilkan informasi yang dikumpulkan.
+
Meskipun disebut koran, namun tidak seperti koran yang ada di dunia nyata dimana lembaran kertas diikat secara bersamaan, namun sebaliknya, merupakan selembar perkamen yang ukurannya mirip dengan majalah. Koran ini dapat digambarkan seperti sistem layar jendela, dan dengan mengeditnya seperti website, dapat digunakan untuk mengatur serta menampilkan informasi yang telah dikumpulkan.
   
Isi juga, yang identik dengan situs walkthrough permainan dikelola oleh pemain, yang terdiri dari banyak topik:. Berita, panduan pemula, FAQ, daftar item, dll Dalam mereka, ada juga Lost & Found / Q & A bagian, di mana Sepasang mata mereka meletakkan pada mereka pikir ada kemungkinan seseorang mencari seorang gadis.. Namun-
+
Isi korannya juga mirip dengan situs walkthrough game yang diatur oleh pemain, yang terdiri dari : berita, petunjuk bagi pemula, FAQs, daftar item, dll. Disamping itu, ada juga bagian Hilang & Temukan / Q&A, dimana mataku tertuju. Aku berfikir bahwa ada kemungkinan jika ada seseorang yang mencari seorang anak perempuan. tetapi—
   
  +
"...Tak ada, eh..."
"... Tidak, eh ..." <- Ini adalah Kirito, diikuti oleh Asuna aku tidak tahu bagaimana untuk membuatnya terdengar lebih maskulin / feminin sekaligus mempertahankan sesak garis dalam bahasa Inggris meskipun -! ..>
 
   
"Tidak ada, ya ..."
+
"Tidak ada, huh..."
   
Pengeluaran puluhan menit untuk pergi melalui surat kabar seluruh, dua melirik dipertukarkan dan mengendurkan ketegangan di bahu mereka. Tak ada lagi yang bisa mereka lakukan selain menunggu gadis itu akhirnya terbangun dan menjelaskan keadaan.
+
Menghabiskan sepuluh menit melihat seluruh isi koran, dua kali melihat lagi dan akhirnya merilekskan ketegangan yang ada di bahuku. Tak ada yang bias kulakukan hingga si gadis terbangun dan menjelaskan seluruh kejadiannya.
   
Pada malam yang normal, mereka berdua akan tinggal sampai larut malam memiliki percakapan bermakna, bermain game sederhana, kadang-kadang bahkan mengambil berjalan-jalan malam, atau kegiatan lain yang tak terhitung jumlahnya yang mereka lakukan lebih jarang, tapi tak satu pun dari mereka berada dalam mood untuk mereka malam ini .
+
Pada malam yang biasa, Kirito dan Asuna akan terjaga hingga larut malam dan berbincang–bincang, bermain game, bahkan berjalan–jalan di malam hari, atau aktifitas tak terhitung lainnya yang jarang mereka lakukan, tapi keduanya tidak dalam mood untuk melakukan hal–hal itu malam ini.
   
  +
"Sepertinya satu hari telah terlewat."
"Mari kita menyebutnya hari sudah."
 
   
"Hm kurasa. Begitu."
+
"Hm. Aku kira juga begitu."
   
Asuna mengakui kata-kata Kirito dengan anggukan.
+
Asuna merespon kata–kata Kirito dengan anggukan.
   
Menghidupkan lampu di ruang off, mereka menuju ke kamar tidur. Sebagai gadis itu menempati salah satu tempat tidur, salah satu dari mereka harus tidur dengan yang lain-yah, itu sudah terjadi setiap malam, tapi-dan mereka berubah menjadi pakaian tidur mereka terburu-buru.
+
Mematikan lampu yang berada di ruang tamu, mereka berdua menuju ke dalam kamar tidur. Karena si gadis menempati salah satu tempat tidur, salah satu dari Kirito atau Asuna harus tidur harus tidur satu sama lain— well, hal seperti itu sudah pernah dilakukan setiap malam, tapi— dan mereka berdua cepat-cepat berganti pakaian tidur.
   
Lampu di kamar tidur juga disiram, dan pasangan berbaring di tempat tidur.
+
Lampu di kamar tidur juga dipadamkan, dan keduanya berbaring ke kasur.
   
Kirito tentu memang memiliki beberapa keterampilan yang unik yang aneh,. Tapi tetap, tampaknya bahwa tidur dengan mudah dan baik disertakan antara mereka Ketika Asuna merasa dalam mood untuk berbicara dan diserahkan, sudah ada suara mantap pernapasan saat tidur.
+
Kirito benar–benar memiliki beberapa skills unik dan aneh; Namun, skill mudah tidur tampaknya termasuk ke dalam skill aneh yang dimilikinya. Ketika Asuna mempunyai mood untuk mengobrol, dia berbalik ke arah kirito, dan telah terdengar suara nafas ktika tidur.
   
 
"Ya ampun."
 
"Ya ampun."
   
Softly menggumamkan ketidaksetujuan, ia membalik ke sisi lain, menghadapi tempat tidur di mana gadis itu tertidur Dalam kegelapan biru pucat, gadis berambut hitam itu masih tertidur lelap seperti sebelumnya.. Meskipun ia belum pernah membuat upaya sadar untuk berpikir tentang masa lalu gadis itu, pikirannya melayang secara bertahap ke arah itu saat ia terus menatap.
+
Sedikit berguman atas ketidakterimaannya, Asuna berbalik ke sisi lain, menghadap kasur dimana si gadis kecil masih tertidur. Dalam pucatnya malam, si gadis berambut hitam masih tetap tertidur seperti sebelumnya. Meskipun Asuna belum pernah melakukan upaya nyata untuk mengungkap masa lalu si gadis ini, pikirannya secara perlahan memikirkan ke arah itu ketika Asuna tetap menatap si gadis.
   
Jika dia tinggal sampai sekarang dengan wali, seperti orang tuanya atau saudara, yang akan baik-baik saja Namun,. Dalam hal bahwa ia datang ke dunia ini sendirian dan menghabiskan dua tahun dalam ketakutan dan isolasi-ke tahun hanya delapan atau sembilan anak berusia, hari-hari pasti tak tertahankan. Jika dia berada dalam situasi itu, dia mungkin tidak akan bisa mempertahankan kewarasannya.
+
Jika si gadis ini tinggal dengan pengasuhnya sampai sekarang, seperti orang tua ataupun saudaranya, hal itu masih baik. Tetapi, jika kasusnya bahwa dia datang ke dunia ini sendiri dan menghabiskan dua tahun dalam ketakutan dan pengasingan— untuk anak usia delapan atau sembilan tahun, hari–hari itu pastilah tidak menyenagkan. Jika gadis ini dalam situasi seperti itu, dia mungkin tidak bias mempertahankan kewarasannya.
   
.. Mungkinkah-Asuna melompat ke kesimpulan terburuk mungkin Mungkin, alasan mengapa dia berkeliaran di hutan itu dan memudar hingga tak sadarkan diri adalah karena beberapa masalah yang disebabkan oleh kondisi pikirannya Tentu saja, tidak ada psikiater di Aincrad; keduanya tidak ada administrator sistem untuk mencari bantuan dari The prediksi paling optimis untuk membersihkan permainan masih setengah tahun setidaknya,. dan tidak bisa dicapai dengan hanya Asuna dan usaha Kirito itu pula. Karena kenyataan bahwa mereka berdua saat ini tidak ada dari garis depan, jumlah pemain pada tingkat mereka akan berkurang oleh dua, dan menciptakan sebuah partai yang seimbang akan lebih sulit juga.
+
Mungkinkah— Asuna memperkirakan kesimpulan terburuk. Mungkin, alasan mengapa dia berkeliaran di tengah hutan dan tak sadarkan diri karena beberapa alasan yang disebabkan kondisi mentalnya. Tentunya, tidak ada psikoterapi dalam Aincrad; juga tidak ada sistem administrator untuk hal seperti itu. Prediksi paling optimis untuk menyelesaikan game ini masih setengah tahun lagi setidaknya, dan tidak bisa dicapai hanya oleh usaha Asuna dan Kirito saja. Berdasarkan fakta, keduanya masih absen dari garis depan, jumlah pemain pada level yang setingkat dengan Asuna dan Kirito akan berkurang dua, serta menciptakan party yang seimbang pasti juga lebih sulit.
   
Terlepas dari seberapa dalam gadis itu menderita, dia tidak memiliki kemampuan untuk menyelamatkannya-Menyadari bahwa, Asuna terserang dengan kesakitan di dadanya. Dia sadar meninggalkan tempat tidur dan pindah ke sisi gadis tidur.
+
Terlepas dari seberapa dalam penderitaan yang dilalui gadis ini, Asuna tidak mempunyai kemampuan untuk menyelamatkannya— Menyadari hal itu, Asuna merasakan sakit dalam dadanya. Dia secara sadar berpindah ke sisi si gadis kecil yang masih tidur.
   
Menyikat rambut gadis itu untuk saat pendek, Asuna lembut berbalik kembali selimut dan berbaring di sampingnya Dengan kedua lengan, dia erat memeluk tubuh kecil itu.. Meskipun gadis itu tidak bergerak bahkan inci tunggal, ekspresinya tampak melembut, dan Asuna diam-diam berbisik.
+
Membelai rambut si gadis untuk sesaat, Asuna berbalik secara lembut untuk menyelimiti dan berbaring di sampingnya. Dengan kedua tangannya, Asuna memeluk tubuh kecilnya dengan erat. Meskipun gadis tersebut tidak bergerak bahkan satu inci pun, ekspresinya telihat tampak nyaman, lalu Asuna berbisik secara pelan.
   
"Goodnight Alangkah baiknya, jika Anda bangun besok ...."
+
"Selamat malam. Pasti akan menyenangkan jika kamu segera bangun besok..."
   
===Part 2===
+
===Bagian 2===
  +
Bermandikan cahaya pagi, sebuah nada merdu terdengar dalam kesadaran Asuna yang masih mengantuk. Suara itu adalah suara jam alarm dengan nada yang memainkan oboe<ref>Oboe, suatu alat musik tiup yang berbentuk seperti seruling. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di http://en.wikipedia.org/wiki/Oboe</ref>. Berada dalam sensasi di ujung bangunnya, Asuna menikmati melodi tersebut, entah mengapa berisi bernostalgia. Belum lama ini, gema menyegarkan yang berasal dari instrument senar dan klarinet saling berkaitan satu sama lain, bersamaan suara senandung samar
   
  +
—Senandung?
Bermandikan cahaya pagi putih, nada lembut mengalir ke dalam kesadaran mengantuk Asuna It was bangun alarm nya dengan suara yang bermain oboe. Enshrouded dalam sensasi melayang di tepi kebangkitan., Asuna terjun diri ke melodi, entah bagaimana diisi dengan nostalgia. Tak lama, gema menyegarkan instrumen string dan irama terkemuka dari klarinet mengalir satu sama lain, bersama dengan bersenandung samar suara-
 
   
  +
Asuna bukanlah orang yang bersenandung. Asuna membuka matanya.
-Humming?
 
   
  +
Dalam pelukannya, kelopak mata si gadis berambut hitam masih tertutup... namun, dia bersenandung bersamaan dengan melodi yang berasal dari jam alarm milik Asuna.
Dia bukan satu bernyanyi. Asuna bentak matanya terbuka.
 
   
  +
Si gadis bahkan tidak melewatkan satupun nada. Bagaimanapun, hal itu mustahil. Karena Asuna mengatur alarm tersebut hanya untuk didengarkan olehnya saja, tak mungkin orang lain dapat menghafal nada seperti bernyanyi bersamaan melodi di dalam pikirannya.
Dalam pelukannya, gadis berambut hitam memiliki kelopak matanya ditutup ... Humming bersama dengan melodi bangun alarm Asuna itu.
 
   
  +
Setidaknya, Asuna memilih untuk mengesampingkan keraguan tersebut untuk saat ini. Dibandingkan itu—
Gadis itu bahkan tidak melewatkan mengalahkan tunggal Namun,. Itu mustahil. Sebagai Asuna telah mengatur alarm untuk didengar hanya dirinya sendiri, tidak ada kesempatan bahwa siapa pun bisa mencapai prestasi seperti bernyanyi bersama untuk melodi dalam pikirannya.
 
   
  +
"Ki- Kirito-kun, ya ampun, Kirito-kun!!"
Dalam kasus apapun, Asuna memutuskan untuk menyisihkan keraguan bahwa untuk saat ini. Daripada itu-
 
   
  +
Tanpa bergerak satu inci pun, dia memanggil Kirito yang sedang tertidur di kasur belakang. Ada tanda dari Kirito yang berguman sedikit menandakan dia terbangun.
"Ki-Kirito-kun, ya ampun, Kirito-kun!"
 
   
  +
"...Selamat pagi. Ada sesuatu?"
Tidak bergerak satu inci, ia dipanggil untuk Kirito, tidur di tempat tidur di belakang. Ada tanda-tanda segera Kirito lembut bergumam saat ia terbangun.
 
   
  +
"Cepat, kesini!"
"... Pagi. Sesuatu terjadi?"
 
   
  +
Terdengar derit lantai kayu. Mengganti tatapannya pada Asuna yang berada di kasur, Kirito membuka matanya lebar-lebar dengan segera.
"Cepat, datang ke sini!"
 
   
  +
"Dia bernyanyi...!?"
Derak sunyi dari lantai. Pergeseran tatapannya lebih Asuna, ke tempat tidur, Kirito melebar matanya segera juga.
 
   
"Dia bernyanyi ...!?"
+
"Y- Yeah..."
   
  +
Asuna secara pelan menggoncangkan si gadis dengan kedua tangannya dan memanggilnya.
"Y-Ya ..."
 
   
  +
"Hei, bangun... buka matamu."
Asuna ringan mengguncang gadis dalam tangannya dan berteriak.
 
   
  +
Si gadis menghentikan gerakan bibirnya. Segera, bulu matanya yang panjang bergetar lemah dan perlahan terangkat.
"Hei, bangun ... Buka, mata Anda."
 
   
  +
Dengan matanya yang berair, dia mengintip langsung ke dalam mata Asuna, tepat sebelum melihat Asuna. Berkedip beberapa kali, dia hampir membuka bibirnya yang sedikit kecil dan tak berwarna.
Gadis itu berhenti bergerak bibirnya Segera, bulu mata panjang lemah gemetar,. Dan perlahan-lahan naik ke atas.
 
   
  +
"Aa... uu..."
Dengan mata hitam berkabut, ia mengintip langsung ke mata Asuna, tepat di depannya. Berkedip beberapa kali, ia membuka bibirnya hampir tidak berwarna hanya sedikit terkecil.
 
   
  +
Suara si gadis terdengar, seperti perak yang sedikit bergetar, sebuah suara yang indah. Asuna berdiri, masih memegang si gadis.
"Aa ... uu ..."
 
   
  +
"...Syukurlah, kamu akhirnya bangun. Apakah kamu mengetahui sesuatu, well, apa yang terjadi padamu?"
Suara gadis itu terdengar, seperti getaran halus perak, suara sekilas indah. Asuna duduk, masih memegang gadis itu.
 
   
  +
Ketika berbicara seperti itu, si gadis tetap terdiam setelah beberapa detik lalu menggelengkan kepalanya sedikit.
"... Thank goodness, Anda bangun. Apakah Anda tahu apa-apa tentang, well, apa yang terjadi padamu?"
 
   
  +
"Aku paham... Siapa namamu? Bisakah kamu memberitahunya?"
Ketika berbicara, gadis itu tetap diam selama beberapa detik, menggeleng-geleng kecil, gerakan singkat.
 
   
  +
"N... aama... nama.. ku... "
"Saya melihat ... Siapa namamu? Dapatkah Anda mengatakan itu?"
 
   
  +
Karena si gadis memiringkan kepalanya, rambut hitamnya yang berkilau jatuh ke pipinya.
"N. .. ame ... M. .. y ... nama ..."
 
   
  +
"Yu... i. Yui. Itu... namaku..."
Sebagai gadis itu menunduk, seuntai glossy rambutnya, hitam jatuh ke pipinya.
 
   
  +
"Owh, Yui-chan? Sungguh nama yang cantik. Aku Asuna. Dan orang itu adalah Kirito."
"Yu ... i. Yui Yaitu ... nama ...."
 
   
  +
Karena Asuna berbalik, si gadis yang memanggil dirinya sendiri Yui mengikuti dan menggeser pandangannya. Melihat kesana kemari di antara Asuna dan Kirito yang setengah membungkuk ke depan, lalu ia membuka mulutnya.
"Jadi, Yui-chan? Itu nama yang cukup aku Asuna.. Dan orang itu adalah Kirito."
 
   
  +
"A... una. Ki... to."
Seperti Asuna berbalik, gadis yang menyebut dirinya Yui mengikuti dan bergeser penglihatannya. Melihat ke sana kemari antara Asuna dan Kirito, yang membungkuk setengah ke depan, ia membuka mulutnya.
 
   
  +
Dengan bibirnya yang goyah, dia berbicara dengan suara terputus-putus. Ketakutan Asuna dari malam sebelumnya kembali. Penampilan luar si gadis setidaknya berusia delapan tahun; jika kamu mempertimbangkan waktu yang telah berlalu sejak dia log in, usia sebenarnya seharusnya mencapai usia sepuluh tahun sekarang. Namun, kata-kata gemetar si gadis ini, seolah-olah keluar dari seorang bayi yang baru saja memperoleh kesadaran.
"A. .. una Ki .... Untuk."
 
   
  +
"Hei, Yui-chan. Mengapa kamu berapa di lantai duapuluh dua? Apakah ayah atau ibumu mungkin, berada di sekitar sini?"
Dengan bibirnya goyah, dia berbicara dengan suara terputus-putus Asuna merasakan ketakutannya dari malam sebelumnya kembali penampilan luar gadis itu setidaknya delapan tahun; .. Jika Anda mempertimbangkan waktu yang telah berlalu sejak ia login, sebenarnya dia usia seharusnya mencapai sekitar sepuluh sekarang Tapi kata gemetar gadis itu, yang seolah-olah mereka datang dari bayi yang baru saja memperoleh kesadaran..
 
   
  +
Yui menggerakkan bibirnya kebawah dan tenggelam dalam diam. Tetap terdiam selama beberapa saat, dia menggelengkan kepalanya kebelakang dan depan.
"Hei, Yui-chan. Mengapa Anda di lantai dua puluh dua? Apakah ayah atau ibu mungkin, di dekat sini?"
 
   
  +
"Aku tidak... tahu... Aku tidak...tahu, apapun..."
Yui pindah matanya ke bawah dan tenggelam ke dalam keheningan. Menjaga tenang untuk beberapa saat, ia menggelengkan kepalanya kembali dan sebagainya.
 
   
  +
Setelah duduk di kursi pada meja makan dan menawarkan segelas susu manis hangat, si gadis memegang cangkir di dada dengan kedua tangannya lalu meminumnya. Mengawasinya dari sudut matanya, Asuna mendiskusikan situasi ini dengan Kirito dengan jarak terpisah dari si gadis.
"Aku tidak tahu ... Aku ... tidak ... tahu, apa-apa ..."
 
   
  +
"Hei, Kirito-kun. Apa yang kamu pikirkan...?"
   
  +
Kirito menggigit bibirnya dengan ekspresi serius, tapi segera berbicara dengan wajah tertunduk.
Setelah ditempatkan ke dalam posisi duduk di kursi di meja makan dan menawarkan beberapa susu hangat, manis, gadis itu memegang cangkir sampai ke dadanya dengan kedua tangan dan mulai menghirup itu. Menonton atas keluar nya dari sudut matanya , Asuna memutuskan untuk membahas situasi dengan Kirito jarak jauh dari gadis itu.
 
   
  +
"Tampaknya... dia telah kehilangan ingatannya. Tetapi, dengan reaksi seperti itu... seperti, pikirannya juga mendapat kerusakan atau..."
"Hei, Kirito-kun Apa. Pikiran Anda ...?"
 
   
  +
"Yeah... kamu juga berpikir seperti itu kan, huh..."
Kirito mengunyah bibirnya dengan ekspresi serius, tapi segera berbicara, dengan wajahnya tertunduk.
 
   
  +
"Sial."
"Dia tidak ... tampaknya memiliki kenangan nya. Tapi, dengan reaksi-reaksi ... itu seperti, pikirannya, rusak atau ..."
 
   
  +
Wajah Kirito berubah, tampaknya hendak mengeluarkan air mata.
"Ya ... Kau pikir juga begitu, ya ..."
 
   
  +
"Di dunia ini... aku telah melihat banyak hal mengerikan... tapi, hal ini... yang paling buruk. Ini terlalu kejam..."
"Sialan."
 
   
  +
Melihat mata Kirito berair, Asuna juga merasakan sesuatu yang meledak dari dadanya. Menggenggam tangan Kirito, dia berbicara.
Wajah Kirito yang terdistorsi, tampaknya di ambang air mata.
 
   
  +
"Hal ini pasti akan baik-baik saja kan, Kirito-kun. ...jika itu kita, pasti ada sesuatu yang bisa kita lakukan."
"Di dunia ini ... Saya telah melihat banyak hal buruk ... tapi ini adalah yang terburuk ... Ini terlalu kejam ...."
 
   
  +
"...Yeah. benar..."
Melihat matanya berair gilirannya, Asuna juga merasakan sesuatu yang meledak keluar dari dadanya. Wrapping memeluk Kirito, dia berbicara.
 
   
  +
Kirito mengangkat kepalanya dan tersenyum kecil, menepuk tangannya ke pundak Asuna dan kembali ke meja makan. Asuna mengikuti di belakangnya.
"Ini akan baik-baik saja, Kirito-kun .... Jika kita, pasti ada sesuatu ... bisa kita lakukan."
 
   
  +
Pindah ke kursi dengan dentuman, Kirito duduk di samping Yui lalu memulai percakapan dengan suara menyenangkan.
"Ya ... Itu. Benar ..."
 
   
  +
"Aah, Yui-chan....Bolehkah aku memanggilmu Yui?"
Kirito mengangkat kepalanya dan tersenyum samar, menempatkan tangannya di bahu Asuna dan kembali menuju meja makan. Asuna mengikuti di belakangnya.
 
   
  +
Mengangkat mukanya dari cangkir, Yui mengangguk.
Memindahkan kursi dengan berisik, Kirito duduk di samping Yui dan memulai percakapan dengan suara terang.
 
   
  +
"Aku mengerti. Lalu, Yui bisa memanggilku, Kirito."
"Aah, Yui-chan .... Bisakah saya, memanggil Anda Yui?"
 
   
  +
"Ki... to."
Mengangkat wajahnya dari cangkir, Yui mengangguk.
 
   
  +
"Itu, Kirito. Ki, ri, to."
"Saya melihat Kemudian, Yui hanya bisa memanggil saya, Kirito.."
 
 
"Ki ... untuk."
 
 
"Ini, Kirito Ki, ri, untuk.."
 
   
 
"..."
 
"..."
   
Yui mengenakan ekspresi kompleks dan diam sejenak.
+
Yui memasang ekspresi rumit dan tetap terdiam untuk beberapa saat.
   
"... Kiito."
+
"...Kiito."
   
Kirito tersenyum lebar dan meletakkan tangannya di atas kepala Yui.
+
Kirito tersenyum lebar dan meletakkan tangannya di kepala Yui.
   
"Mungkin itu agak sulit Anda bisa, panggil aku dengan nama lain yang lebih mudah Anda inginkan.."
+
"Mungkin itu sedikit sulit. Kamu bisa memanggilku dengan nama lain yang lebih mudah kamu inginkan."
   
Yui sekali lagi merenung sejenak Dia tidak aduk inci,. Bahkan ketika Asuna mengambil cangkir dari meja dan mengisi susu.
+
Yui sekali lagi terdiam untuk sementara waktu. Dia tidak mengaduk isi gelasnya sedikitpun, bahkan ketika Asuna mengambil cangkir dari atas meja dan mengisi kembali dengan susu.
   
Segera cukup, Yui perlahan-lahan mengangkat wajahnya dan menatap Kirito, dan malu-malu, ia membuka mulutnya.
+
Cukup lama menunggu, Yui menaikkan wajahnya perlahan dan menatap Kirito, dengan takut - takut, dia membuka mulutnya.
   
"... Papa."
+
"...Papa."
   
Selanjutnya, ia berpaling ke Asuna dan berbicara.
+
Lalu, Yui berbalik kearah Asuna dan berbicara.
   
"Auna adalah ... Mama."
+
"Auna adalah... Mama."
   
Asuna gemetar tak terkendali Dia tidak tahu apakah gadis itu hanya salah mereka untuk orang tua yang sebenarnya, atau mungkin-bahwa orang tuanya tidak ada di dunia ini sama sekali, dan dia ingin mereka sebagai gantinya,. Tapi sebelum berurusan dengan kecurigaan bahwa, Asuna panik mencoba untuk menahan perasaan mengisi hatinya dan berjuang untuk membebaskan diri dan mengangguk sambil tersenyum.
+
Asuna tak bisa mengendalikan gemetarannya. Dia tidak tahu jika gadis ini salah paham jika Kirito dan Asuna adalah orang tua sebenarnya, atau mungkin— bahwa orang tuanya tidak ada di dunia ini sama sekali, dan dia menginginkan keduanya; tapi sebelum berurusan dengan kecurigaan tersebut, Asuna dengan panik mencoba untuk menahan perasaan yang mengisi hatinya dan mencoba untuk keluar, lalu Asuna mengangguk sambil tersenyum.
   
"Itu benar ... Ini Mama, Yui-chan."
+
"Betul... Ini Mama, Yui-chan."
   
Mendengar itu, Yui masuk ke senyum untuk pertama kalinya bawah pinggiran lurus nya,. Matanya bersinar dengan ekspresi yang sebelumnya mengkilat, dan dalam sekejap itu, warna tampaknya kembali ke wajahnya dengan boneka-seperti fitur.
+
Mendengar itu, Yui tersenyum untuk pertama kalinya. Di bawah rambutnya yang lurus, matanya yang berseri tanpa ekspresi, dan dalam waktu singkat, warna tampaknya telah kembali ke wajahnya seperti boneka.
   
"Mama ...!"
+
"...Mama!"
   
Melihat tangan terulur ke arahnya, Asuna merasakan sakit menyentak kekerasan dalam dadanya.
+
Melihat lengan yang terentang ke arahnya, Asuna merasakan sakit di dalam dadanya.
   
"Uu ..."
+
"Uu..."
   
Sungguh-sungguh menahan air mata mengancam meluap, dia entah bagaimana berhasil mempertahankan senyumnya Dia membawa bingkai kecil Yui dari kursi,. Dan saat dia tegas memeluknya, Asuna merasakan setetes air mata, penuh dengan kekacauan emosi yang berbeda, tumpah dan menetes di pipinya.
+
Dengan sungguh-sungguh menahan air mata yang akan keluar, Asuna entah bagaimana berhasil untuk mempertahankan senyumnya. Dia membawa Yui dari atas kursi dan memeluknya, Asuna meneteskan sebuah air mata yang terisi dengan berbagai macam emosi, lalu menetes di pipinya.
   
   
Finishing off minumannya susu panas dan roti kecil, Yui tampaknya telah tumbuh mengantuk sekali lagi, dengan kepalanya mulai bergoyang ke sana kemari sambil duduk di kursi.
+
Setelah selesai meminum susu hangat dan menghabiskan roti kecil miliknya, Yui tampaknya telah mengantuk sekali lagi, karena kepalanya bergoyang kesana kemari sambil duduk di atas kursi.
   
Melihat status gadis itu sambil duduk di sisi berlawanan dari meja, Asuna mengusap matanya dengan tangan menyentak dan memandang ke arah Kirito, di sampingnya.
+
Melihat tingkah laku si gadis sambil duduk di sisi lain meja, Asuna mengusap matanya dengan tangannya lalu melihat kearah Kirito yang duduk di sebelahnya.
   
"Aku-aku ..."
+
"A- Aku..."
   
Meskipun membuka mulutnya, dia tidak mampu membentuk kata-kata yang ingin memadai.
+
Meskipun membuka mulutnya, Asuna tak bisa membentuk kata-kata yang ingin ia ucapkan.
   
"Maafkan aku, aku hanya tidak tahu, apa yang harus saya lakukan ..."
+
"Maaf, aku tak tahu harus aku lakukan..."
   
Kirito menatap pada Asuna dengan mata simpatik, tapi segera berbicara dengan mendesah.
+
Kirito menatap Asuna dengan mata iba, tapi segera berbicara dengan suara mendesah.
   
"... Sampai anak itu mendapatkan kembali kenangan, Anda ingin tinggal di sini dan setelah melihat dia, saya mengerti benar ... perasaan.? Saya merasakan hal yang sama. Tapi tetap ... itu adalah dilema nyata ... Jika kita melakukan itu, kita tidak bisa kembali ke menyelesaikan permainan untuk sementara waktu, dan dengan itu, waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan anak ini bebas dari sini akan tertunda juga ... "
+
"...Hingga anak ini mendapatkan kembali ingatannya, kamu ingin tinggal dan menjaganya kan? Aku mengerti... perasaan tersebut. Aku juga merasakan hal yang sama... hal ini sungguh menyakitkan... jika kita melakukannya, kita tak bisa kembali untuk menyelesaikan game sementara waktu, dan dengan hal tersebut, waktu untuk membebaskan anak ini juga akan tertunda..."
   
"Ya ... itu benar, setelah semua ..."
+
"Yeah... itu semua benar..."
   
Menempatkan dirinya samping, Asuna mulai berpikir Tidak melebih-lebihkan,. Tetapi kehadiran Kirito sebagai pemain kliring menjulang tinggi di atas sisa dari mereka, menyediakan peta wilayah traversable dalam labirin, dengan jumlah luar bahkan serikat terkemuka banyak, sementara menjadi pemain solo Meskipun perencanaan sebagai hanya beberapa minggu kehidupan baru menikah, memonopoli Kirito sendirian suka. ini sudah cukup untuk membuatnya merasa jejak bersalah.
+
Menyandarkan dirinya kesamping, Asuna mulai berpikir. Bukannya melebih - lebihkan, tapi kehadiran Kirito sebagai seorang clearing player berada di atas rata - rata, dia menyediakan peta perjalanan di dalam area labirin dengan jumlah di atas rata-rata guild terkemuka sambil menjadi seorang solo player. Sementara merencanakan hal tersebut hanya terlewat beberapa minggu karena bulan madu setelah menikah, memonopoli Kirito oleh dirinya sendiri seperti ini cukup membuatnya merasa sedikit bersalah.
   
"Untuk saat ini, mari kita melakukan apa yang kita bisa."
+
"Untuk sekarang, mari lakukan apa yang kita bisa."
   
Memandang ke Yui, yang telah tertidur, Kirito melanjutkan kata-katanya.
+
Melihat ke arah Yui yang telah tertidur, Kirito melanjutkan perkataannya.
   
"Pertama, mari kita menuju Kota Memulai dan melihat apakah kita dapat menemukan orang tua anak atau saudara kandung Dengan dirinya berdiri keluar begitu banyak sebagai pemain, saya percaya ada pasti ada beberapa orang yang mengenalinya, setidaknya.."
+
"Pertama - tama, mari pergi ke Starting City dan lihat apakah kita bisa menemukan orang tua atau saudaranya. Dengan kehadirannya sebagai pemain, aku yakin setidaknya ada sekelompok orang yang mengenalinya."
   
 
"..."
 
"..."
   
.. Itu adalah kesimpulan alami Tapi Asuna memperhatikan perasaan nya tidak ingin lepas dari gadis itu, dari dalam dirinya itu adalah kehidupan di mana dia bisa berduaan dengan Kirito, bahwa ia bahkan bermimpi tentang, tapi entah bagaimana, dia tidak punya keberatan dengan itu menjadi kelompok tiga. Mungkin karena dia merasa seolah-olah Yui akan menjadi seperti anak Kirito dan dia ... Mendapatkan dengan garis pemikiran, Asuna terkejut dan datang ke indranya, memerah ke telinganya .
+
Hal itu sebuah kesimpulan yang alami. Namun, Asuna menyadari perasaannya yang tidak ingin berpisah dari gadis ini. Ini adalah kehidupan dimana ia bisa hidup berduaan dengan Kirito, yang mana pernah ia impikan; tapi entah mengapa, Asuna tidak keberatan jika hidup bertiga bersama Yui. Hal ini mungkin disebabkan karena ia merasa jika Yui bisa menjadi putri dari Kirito dengannya...Mendapat pikiran seperti itu, Asuna terkejut dan kembali ke kesadarannya, dan tersipu.
   
"... Apa? Masalahnya?"
+
...? Kenapa sih?"
   
"Aku tidak-Itu!!"
+
"B- Bukan apa - apa!!"
   
Asuna berpaling kepada Kirito, yang tampak mencurigakan, dan menggelengkan kepalanya ke belakang dan sebagainya.
+
Asuna berbalik dari Kirito yang tampak curiga, dan menggoncangkan kepalanya ke belakang dan depan.
   
"Th-Itu benar Ketika Yui-chan bangun, mari kita pergi ke Kota Mulai.. Kita dapat menempatkan sesuatu di Q & A sudut koran di jalan juga."
+
"I- Itu benar. Ketika Yui-chan bangun, mari pergi ke Starting City. Kita juga bisa mencari sesuatu di pojok tanya jawab pada koran ketika dalam perjalanan."
   
Masih tidak dapat melihat Kirito di wajah, Asuna berbicara dengan cepat sambil merapikan meja terburu-buru. Ketika dia melihat ke arah Yui, terdengar tertidur di kursi, mungkin itu hanya imajinasinya, tapi wajah tidurnya tampak berbeda dari kemarin, muncul lebih tenang.
+
Masih tidak bisa melihat wajah Kirito, Asuna berbicara dengan cepat sambil merapikan meja makan dengan tergesaa - gesa. Ketika ia melihat ke arah Yui yang tertidur di atas kursi, mungkin ini hanya imajinasinya saja, namun wajah tertidurnya terlihat berbeda dari kemarin, kali ini tampak lebih cerah.
   
Pindah ke tempat tidur, Yui tidur melalui seluruh pagi, dan bertanya-tanya apakah dia telah pergi ke koma lagi, Asuna gugup khawatir, tapi untungnya, dia bangun hanya sebagai persiapan untuk makan siang telah diselesaikan.
+
Dipindahkan ke kasur, Yui tertidur sepanjang pagi, dan bertanya-tanya apakah dia kembali koma, Asuna benar-benar khawatir; tapi untungnya, dia terbangun ketika persiapan untuk makan siang telah selesai.
   
Meskipun memanggang kue buah, yang jarang dia pernah membuat, demi Yui, ketika Yui mengambil tempat di meja, bukan kue, dia menunjukkan minat lebih dalam sandwich, diisi dengan banyak mustard, yang Kirito itu sungguh-sungguh menggigit , membingungkan pasangan.
+
Meskipun memanggang kue buah-buahan yang jarang Asuna buat. Karena untuk Yui, ketika Yui menduduki tempatnya di meja makan, daripada kue, Yui menunjukkan ketertarikan lebih pada sandwich penuh mustard yang digigit oleh Kirito hingga menjadi dua.
   
"Ah, Yui, ini benar-benar pedas."
+
"Ah, Yui, yang ini benar-benar pedas lho."
   
"Uu ... Saya ingin, memiliki sama seperti Papa."
+
"Uu... Yui ingin punya makanan yang sama dimiliki Papa."
   
"Saya lihat Saya tidak akan menghentikan Anda jika Anda sudah membuat pikiran Anda.. Semuanya adalah sebuah pengalaman."
+
"Aku mengerti. Aku tidak akan menghentikanmu jika Yui telah membuat pilihan. Pengalaman adalah segalanya."
   
Penyerahan sandwich atas, Yui melebar mulut mungil-nya dengan semua kekuatan dan mengambil gigitan tanpa jejak tunggal ragu-ragu.
+
Setelah menyerahkan sandwich, Yui melebarkan mulut mungilnya dengan sekuat tenaga lalu mengambil gigitan pertama tanpa ragu - ragu.
   
Pasangan itu diadakan napas mereka saat mereka mengawasi dirinya, Yui, mengunyah makanan dengan ekspresi yang rumit, akhirnya menelannya tenggorokannya dengan tegukan dan berseri-seri riang.
+
Kirito dan Asuna menahan nafas mereka ketika melihatnya mengunyah makanan dengan ekspresi rumit, dan akhirnya Yui berhasil menelannya menuju tenggorokan dengan tegukan lalu berseri riang.
   
 
"Yummy."
 
"Yummy."
   
  +
"Anak ini punya nyali juga."
"Yang satu ini telah mendapat cukup beberapa nyali."
 
   
Kirito juga tersenyum sambil mengusap kepala Yui.
+
Kirito tersenyum lalu mengusap kepala Yui.
   
"Mari kita menantang diri kita sendiri dengan penuh kursus pembakaran panas untuk makan malam."
+
"Ayo kita coba tantangan dengan memakan hidangan makan malam yang sangat pedas."
   
"Ya ampun, jangan terbawa Tidak ada cara saya akan membuat sesuatu seperti itu!"
+
"Ya ampun, jangan terbawa! Tak mungkin aku membuat makanan seperti itu!"
   
Tetapi jika mereka menemukan wali Yui di Kota Mulai, satu-satunya kembali di sini akan hanya mereka berdua. Berpikir begitu, Asuna merasa semburat kesepian berjalan melalui hatinya.
+
Tapi jika Kirito dan Asuna menemukan pengasuh Yui di Starting City, orang yang kembali ke sini hanya mereka berdua. Berpikir seperti itu, Asuna merasakan kesepian yang berada di hatinya.
   
Asuna menghadapi menuju Yui, yang memutuskan untuk menyelesaikan sisa sandwich dan minum teh susu dengan tampilan puas, sebelum berbicara.
+
Asuna menatap ke arah Yui yang telah selesai memakan sisa sandwich dan sedang meminum susu dengan tatapan puas, sebelum berbicara.
   
"Oh, Yui-chan, mari kita pergi keluar untuk sedikit di sore hari."
+
"Oh, Yui-chan, ayo pergi keluar di sore ini."
   
 
"Pergi keluar?"
 
"Pergi keluar?"
   
Langsung menatap wajah bingung Yui, ia berhenti, bertanya-tanya bagaimana menjelaskan saat Kirito dipotong masuk
+
Menatap lurus ke arah wajah Yui yang kebingungan, Asuna berhenti sejenak, bertanya-tanya bagaimana menjelaskannya ketika Kirito memotong.
   
"Kita akan mencari teman Yui."
+
"Kita pergi mencari teman-teman Yui."
   
"Teman-teman ... Apa itu?"
+
"Teman... Apa itu?"
   
Bereaksi terhadap jawaban itu, kedua melirik naluriah dipertukarkan. Ada ciri khas banyak «sindrom» Yui Daripada. Hanya usia mentalnya surut, itu lebih dekat untuk memberikan kesan seolah-olah potongan-potongan ingatannya yang hilang.
+
Bereaksi atas jawaban tersebut, keduanya bertukar pandang secara reflek. Ada banyak keganjilan pada «sindrom» yang diderita Yui. Bukan hanya kemunduran mental, sindrom ini lebih memberi kesan bahwa kepingan ingatannya hilang.
   
Dalam rangka meningkatkan kondisinya, akan lebih baik untuk menemukan wali yang sebenarnya dia ... Mengatakan bahwa dirinya, Asuna dihadapi Yui dan menjawab.
+
Untuk memulihkan kondisinya, menemukan pengasuh sebenarnya pastilah cara terbaik... mengatakan hal seperti itu pada dirinya sendiri, Asuna menatap Yui lalu menjawab.
   
"Nah, teman-teman adalah orang-orang yang mampu untuk membantu Yui-chan Sekarang, mari kita bersiap-siap.."
+
"Well, teman itu adalah orang yang bisa membantu Yui-chan. Sekarang, ayo siap - siap."
   
Ekspresi Yui masih menunjukkan tanda-tanda keraguan, tapi dia mengangguk dan bangkit.
+
Ekspresi Yui masih menunjukkan sedikit keraguan, namun ia mengangguk lalu berdiri.
   
Gaun one-piece putih dikenakan oleh gadis itu, memiliki lengan isapan pendek dan terbuat dari bahan tipis, tampak seperti itu akan menjadi dingin untuk pergi keluar di saat musim ini, awal musim dingin. Tentu saja, rasa dingin, atau mungkin menangkap dingin, menderita beberapa kerusakan, hal-hal seperti itu tidak terjadi-baik, itu akan menjadi cerita yang berbeda jika Anda adalah untuk strip dan pergi ke daerah dingin, tapi-Fakta yang satu biasanya akan merasa kegelisahan tidak berubah.
+
Baju putih satu setel yang di kenakan gadis ini memiliki lengan pendek dan terbuat dari bahan tipis, pastilah dingin jika pergi keluar ketika musim seperti ini, awal musim dingin. Tentunya, merasa dingin, atau mungkin bisa masuk angin, menderita karena damage, hal seperti itu tak akan terjadi— well, namun akan lain ceritanya jika kamu telanjang dan pergi ke area dingin, tapi— fakta bahwa seseorang biasanya akan merasa gelisah tidaklah berubah.
   
Asuna menggulir melalui daftar item nya, mewujudkan pakaian yang berat, satu demi satu, dan ketika ia akhirnya menemukan sweter yang cocok gadis itu, dia datang ke berhenti mendadak.
+
Asuna menggerakkan daftar item miliknya, mematerialkan pakaian tebal satu persatu, dan akhirnya Asuna menemukan sebuah sweater yang cocok untuk Yui, ia mendatanginya lalu tiba-tiba berhenti.
   
Biasanya, ketika melengkapi pakaian, orang akan memanipulasi angka peralatan dari jendela status Kain, cairan dan benda-benda lembut seperti tidak sangat baik direproduksi di SAO., Dan dengan demikian, bukan obyek, independen yang terpisah, pakaian diperlakukan sebagai bagian dari tubuh sebagai gantinya.
+
Umumnya, ketika mengequipkan pakaian, seseorang akan memanipulasi equipment melalui jendela status. Baju, cairan dan benda-benda halus lainnya tidak dibuat secara baik di SAO, oleh karena itu, dibandingkan sebuah benda terpisah secara sendiri, pakaian dianggap sebagai bagian dari tubuh itu sendiri.
   
Memperhatikan ragu-ragu Asuna itu, Kirito mempertanyakan Yui.
+
Menyadari keragu-raguan Asuna, Kirito menanyai Yui.
   
"Yui, tentang jendela Anda, bisa Anda membukanya?"
+
"Yui, tentang jendela milikmu, dapatkah kamu membukanya?"
   
Seperti yang diharapkan, gadis itu memiringkan kepala ke samping dalam ketidaktahuan lengkap.
+
Seperti yang diduga, si gadis menggelengkan kepalanya sebagai tanda ketidaktahuan.
   
"Kalau begitu, coba pindahkan jari Anda pada tangan kanan Anda Seperti ini.."
+
"Well, coba gerakkan jari pada tangan kananmu. Seperti ini."
   
Kirito melambaikan jarinya, dan jendela persegi panjang ungu muncul di bawah tangannya Melihat itu, Yui menirukan gerakan dengan tangan goyah,. Tapi jendela tidak terbuka.
+
Kirito mengayunkan jarinya, lalu sebuah jendela persegi berwarna ungu muncul di bawah tangannya. Melihat hal itu, Yui meniru gerakan tersebut dengan tangan gemetar, tetapi jendela miliknya tidak terbuka.
   
"... Seperti yang saya pikir, ada beberapa jenis bug sistem Tapi tetap, tidak mampu membuka status Anda hanya terlalu serius ... Anda tidak dapat melakukan hal seperti itu.."
+
"...Seperti dugaanku, ada semacam bug pada sistemnya. Tetapi, tidak bisa membuka jendela status milik sendiri itu masalah serius... kamu tidak bisa melakukan apapun jika seperti itu."
   
Sama seperti Kirito menggigit bibirnya, dalam sekejap bahwa Getting kesal, Yui, yang melambaikan jarinya di tangan kanannya, melambaikan tangan kirinya bukan saat ini.. Tepat pada saat itu, sebuah jendela ungu menyala yang ditampilkan di bawah tangannya.
+
Karena Kirito menggigit bibirnya, merasa terganggu, Yui yang baru saja melambaikan jari pada tangan kanannya, kini melambaikan tangan kirinya. Tepat pada saat itu, sebuah jendela keunguan muncul di bawah tangannya.
   
  +
"Jendelanya keluar!"
"Ini di luar!"
 
   
Di atas Yui, yang menyeringai pergi dengan gembira, Asuna bertukar pandang dengan Kirito, yang terkejut dengan kejutan. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi lagi.
+
Diatas Yui yang menyeringai penuh kepuasan, Asuna bertukar pandang dengan Kirito, yang melihat kembali sambil terkejut. Asuna tak tahu apa yang baru saja terjadi.
   
"Yui-chan, biarkan aku memeriksanya."
+
"Yui-chan, bolehkah aku melihat-lihat."
   
Asuna membungkuk dan mengintip ke jendela gadis Namun, status itu biasanya tersembunyi untuk semua kecuali pemilik, dan semua dia mendapat sekilas adalah layar, telanjang polos..
+
Asuna membungkuk dan memandang dengan tajam ke dalam jendela milik Yui. Bagaimanapun juga, status pemain biasanya tersembunyi untuk semua orang, kecuali pemiliknya, dan apa yang bisa Asuna lihat hanyalah layar sederhana yang kosong.
   
"Maaf, biarkan aku memiliki tangan Anda."
+
"Maaf, bolehkah kupegang tanganmu sebentar."
   
Asuna mengambil tangan Yui di miliknya, bergerak jari telunjuk ramping, klik di mana dia pikir tombol modus visibilitas adalah dengan intuisi.
+
Asuna memegang tangan Yui dengan tangannya, menggerakkan jari kecilnya, mengklik di sekitar tempat dimana ia pikir tombol visibility mode berada.
   
Her bertujuan akurat, fitur layar segera mulai terlihat dengan efek suara singkat Biasanya,. Sebagai mencuri sekilas ke status orang lain dianggap pelanggaran berat etiket, meskipun keadaan biasa, Asuna mencoba nya terbaik untuk menjaga dari melihat dan gesit terbuka hanya persediaan, tapi ...
+
Tujuan utama Asuna adalah agar fitur layar jendela segera terlihat keluar dengan efek suara kecil. Biasanya, melihat status orang lain bisa dianggap suatu etika paling buruk, meskipun dalam situasi yang tidak biasa, Asuna mencoba yang terbaik agar bisa melihatnya dan yang terbuka hanya penyimpanan, tatapi...
   
"Ap-apa dengan ini?"
+
"Ap- Apa ini!?"
   
Yang kedua ia melirik di bagian atas layar, dia meledak keluar dengan takjub.
+
Memandang untuk kedua kalinya pada bagian atas layar, ia benar-benar kaget.
   
Layar atas jendela menu itu biasanya dipisahkan menjadi tiga daerah pengaturan itu sedemikian rupa sehingga di bagian paling atas, nama itu ditampilkan dalam karakter bahasa Inggris bersama dengan HP panjang dan tipis dan bar EXP,. Dan di bawah itu, di sisi kanan , akan menjadi sosok peralatan, sementara separuh kiri akan menjadi ringkasan tombol perintah Ada desain sampel yang tak terhitung jumlahnya untuk menyesuaikan dengan untuk ikon dan semacamnya, tetapi tata letak default tidak dapat diubah.. Di sisi lain, di bagian paling atas jendela Yui, hanya nama tampilan yang aneh, «Yui-MHCP001» ada, dengan tidak bar HP atau bar EXP, atau bahkan layar tingkat. Meskipun angka peralatan ada di sana, jumlah tombol perintah adalah drastis lebih sedikit dari biasanya, dengan hanya «Barang» dan «Option» ada.
+
Bagian atas menu jendela memang terlihat normal, terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pengaturan ada di bagian paling atas, nama ditampilkan dalam bahasa inggris bersamaan dengan bar HP dan EXP yang panjang dan tipis, lalu dibawahnya, pada bagian kanan tengah, merupakan bagian equipment figure, sedangkan bagian kiri sisanya merupakan rangkuman dari tombol perintah. Ada begitu banyak contoh desain untuk memodifikasi icon dan semacamnya, tetapi layout default tak bisa diganti. Dengan kata lain, pada bagian paling atas dari jendela milik Yui, hanya nama aneh yang ditampilkan yaitu «Yui-MHCP001», dengan tidak adanya bar HP ataupun bar EXP, dan juga level yang tidak ditampilkan. Meskipun bagian equipment figure ada, jumlah tombol perintah sangat sedikit dari biasanya, hanya ada «Item» dan «Option».
   
Menemukan amis membekukan Asuna itu, Kirito mendekat dan mengintip ke jendela juga, kehilangan napas Yui,. Tidak tahu arti dibalik kelainan jendela itu sendiri, menatap pasangan penasaran.
+
Menyadari Asuna yang terdiam membeku, Kirito juga mendekat dan mengintip kedalam jendela milik Yui, dan menahan nafasnya ketika ia melihat. Yui, yang tidak mengetahui keanehan jendela miliknya, menatap keduanya dengan tatapan ingin tahu apa yang terjadi.
   
"Apakah ini juga ... bug di sistem ...?"
+
"Apakah ini juga... sebuah bug pada sistem...?"
   
Asuna bergumam, dan erangan yang mendalam lolos dari tenggorokan Kirito itu.
+
Asuna berguman, dan erangan keluar dari tenggorokan Kirito.
   
"Untuk beberapa alasan ... bukan bug, tampak lebih seperti itu dirancang dengan cara ini dari awal ... Sial, saya tidak berpikir saya pernah lebih jengkel bahwa tidak ada GM sekitar, lebih dari saya sekarang. "
+
"Untuk beberapa alasan... dibandingkan sebuah bug, tampaknya jendela ini lebih terlihat seperti sebuah desain yang benar-benar awal... Sial, aku tak pernah berfikir untuk lebih kesal karena tidak ada GM sebelumnya, namun hal ini."
   
"Biasanya, di SAO, tidak ada benar-benar ada bug atau lag untuk berbicara, sehingga tidak ada benar-benar ada kebutuhan untuk GM ... Tidak ada titik merenung tentang masalah itu lagi, saya kira ..."
+
"Umumnya, di dalam SAO, jarang ada bug ataupun lag untuk dibicarakan, jadi kita jarang membutuhkan bantuan GM... Aku kira tidak ada gunanya merenung akan masalah ini lagi sekarang..."
   
Mengangkat bahu, Asuna pindah jari Yui sekali lagi, membuka persediaan. Menempatkan sweater dia mengambil dari meja ke atasnya, item disimpan ke jendela dengan kilatan cahaya. Selanjutnya, dia menyeret nama sweter terhadap sosok peralatan, menjatuhkannya di sana.
+
Mengangkat bahunya, Asuna menggerakkan jari Yui sekali lagi, membuka penyimpanan. Menempatkan sweater yang ia ambil dari atas meja kedalamnya, item akan tersimpan kedalam jendela penyimpanan dengan sekejap. Selanjutnya, Asuna menyeret nama sweater menuju menu equipment figure, dan menjatuhkannya disana.
   
Seiring dengan efek suara yang menyerupai bel, tubuh Yui diliputi partikel cahaya langsung, memodifikasi sweter cahaya merah muda menjadi objek yang sebenarnya ke dia.
+
Bersamaan efek suara yang terdengar seperti sebuah bel, tubuh Yui diselimuti cahaya, menampilkan sweater berwarna pink ke dalam bentuk nyata pada Yui.
   
"Waah ..."
+
"Waah..."
   
Mengenakan ekspresi cerah, Yui mengulurkan tangannya dan menatap tubuhnya sendiri. Asuna melanjutkan, mendapatkan rok warna yang sama dengan stoking hitam, sepatu merah dan melengkapi item pada, satu demi satu, akhirnya setelah kembali yang asli -sepotong gaun kembali ke persediaan, dia diberhentikan jendela.
+
Memperlihatkan ekspresi senang, Yui melebarkan tangannya dan melihat ke seluruh bagian tubuhnya sendiri. Asuna mengikuti, memakai baju yang memiliki warna yang agak mirip dengan celana hitam, dan sepatu merah lalu mengequipkan item tersebut satu sama lain, akhirnya setelah mengembalikan baju satu setel miliknya kedalam penyimpanan, Asuna menghilangkan jendela miliknya.
   
Selesai berpakaian, Yui tampak senang, menggosok pipinya tekstur sweter berbulu dan menarik pada rok.
+
Selesai berpakaian, Yui terlihat senang, lalu ia menggosok pipinya dengan sweater lembut dan menarik roknya.
   
"Sekarang, mari kita pergi, lalu."
+
"Sekarang, ayo berangkat."
   
  +
"Um. Papa, gendong."
"Um. <- Asli:!" Un ".? Apakah ada pengganti yang tepat untuk itu dalam bahasa Inggris Suara kanak-kanak yang terdengar afirmatif dengan hanya satu suku kata -> Papa, bawa."
 
   
Menanggapi Yui menjangkau dengan kedua tangan tanpa peduli, Kirito malu-malu tersenyum kecut saat ia mengangkat tubuh gadis itu ke atas. Meskipun demikian, ia melirik Asuna, dan berbicara.
+
Menanggapi reaksi Yui yang membuka kedua tangannya tanpa peduli, Kirito dengan malu memberikan senyum masam lalu mengangkat tubuh si gadis. Ketika melakukan itu, ia memandang Asuna lalu berbicara.
   
"Asuna, untuk berjaga-jaga, bersiaplah untuk berperang kapan Kita tidak harus pergi keluar kota,. Tapi ... itu adalah« Army »'s wilayah, setelah semua ..."
+
"Asuna, dalam masalah ini, bersiaplah untuk bertarung kapanpun. Kita tidak seharusnya pergi ke kota, tetapi... karena kota itu adalah daerah kekuasaan milik «The Army»..."
   
"Hm ... Yang terbaik untuk tidak membiarkan penjaga kami turun."
+
"Hm... lebih baik tidak menurunkan kewaspadaanmu."
   
Dengan anggukan, Asuna diperiksa melalui inventarisasi sendiri dan berjalan menuju pintu bersama dengan Kirito Akan baik jika wali gadis itu ditemukan, .. Mereka benar-benar adalah perasaan jujur, tapi perpisahan dengan membayangkan Yui membuatnya merasa tidak nyaman anehnya Mereka memiliki hanya saling kenal selama satu hari, namun Yui tampaknya telah benar-benar mengambil alih bagian lembut hati Asuna itu.
+
Dengan satu anggukan, Asuna mengecek kembali penyimpanan miliknya lalu berjalan menuju pintu dengan Kirito. Pastilah baik jika pengasuh gadis ini berhasil ditemukan; hal ini adalah perasaan jujur milik Asuna, tapi membayangkan membuat party dengan Yui membuatnya merasa tidak nyaman. Mereka baru saja satu hari bertemu, namun tampaknya Yui telah mengambil sebagian hati milik Asuna.
   
   
Ini benar-benar telah bulan sejak keturunan terakhirnya ke lantai pertama, «Kota Starting».
+
Sebenarnya telah berbulan-bulan berlalu sejak kunjungannya menuju lantai pertama, «Starting City».
   
Merasa emosi yang kompleks dalam dirinya, Asuna berdiri diam di dekat pintu keluar gerbang teleport itu, Pramuka keluar plaza besar dan jalan-jalan peregangan keluar di luar itu.
+
Merasakan emosi yang komplek dalam hatinya, Asuna masih berdiri di dekat gerbang keluar teleport, menatap plaza yang besar ini dan jalan-jalan membentang diluarnya.
   
Tentu saja, karena ini adalah kota Aincrad terbesar, membandingkan jumlah fasilitas penting untuk bertualang di sini dengan orang-orang dari kota-kota lain, tidak ada kompetisi sama sekali Harga yang umumnya rendah,. Dan segala macam penginapan dapat ditemukan di sini. Dilihat dari segi efisiensi, ini adalah tempat yang paling cocok untuk digunakan sebagai kota basis.
+
Tentu saja, karena ini adalah kota terbesar dalam Aincrad, membandingkan fasilitas penting untuk berpetualang disini dengan kota-kota lain, benar-benar tak ada kompetisi disini. Harga-harga secara umum rendah, dan segala macam penginapan bisa ditemukan disini. Dilihat dari segi efisiensi, kota ini adalah tempat yang paling cocok untuk digunakan sebagai kota awal.
   
Namun, jika Anda pergi oleh kontak Asuna, bahkan tidak seorang pemain tingkat tinggi tunggal telah tinggal di Kota Mulai sepanjang jalan sampai sekarang. The penindasan dari «Army» adalah salah satu alasan, tapi itu terutama disebabkan oleh fakta bahwa ketika berdiri di alun-alun pusat dan menengadah ke langit, kita tidak bisa membantu tetapi mengingat apa yang terjadi saat itu.
+
Akan tetapi, jika kamu pergi bersama Asuna, tidak ada seorangpun yang berlevel tinggi tinggal di Starting City hingga sekarang. Penindasan dari «The Army» menjadi salah satunya, tapi mungkin lebih disebabkan karena fakta ketika berdiri di central plaza dan melihat ke atas langit, ia tak bisa mengingat apa yang terjadi pada waktu itu.
   
Awal dari semua itu hanyalah main-main.
+
Awal dari semua itu adalah suatu kehendak.
   
Lahir melalui hubungan antara seorang ayah dan ibu pengusaha sarjana, Asuna-Yuuki Asuna, dibesarkan, tunduk pada harapan orang tuanya dari waktu yang sangat ia memperoleh kesadaran. Kedua orang tuanya adalah orang-orang yang tanpa ampun perusahaan dengan diri mereka sendiri, sementara menjadi lembut ke Asuna, dan karena itu, ia takut bagaimana mereka akan bereaksi jika ia tidak memenuhi harapan mereka.
+
Terlahir dari hubungan dari ayah seorang pebisnis dan ibu seorang sarjana, Asuna—Yuuki Asuna, telah dididik untuk mematuhi harapan orang tuanya sejak pertama kali ia memperooleh kesadaran. Kedua orang tuanya adalah orang yang tanpa ampun jika berurusan dengan mereka, sementara bertindak dengan lembut terhadap Asuna, dan karena itulah, Asuna menjadi khawatir atas reaksi mereka jika ia tidak bisa hidup atas harapan keduanya.
   
  +
Kakaknya juga mungkin sama. Asuna dan kakanya telah memilih sekolah privat atas kehendak orang tuanya, dan tanpa hambatan, secara bertahap mereka mendapatkan hasil yang memuaskan.
Kakaknya mungkin sama Kedua Asuna dan kakaknya telah pergi ke sekolah swasta yang dipilih oleh orang tua mereka,. Dan tanpa hambatan, terus mempertahankan hasil yang sangat baik mereka. Dari waktu kakaknya akhirnya mencapai usia yang akan diterima ke universitas dan kiri rumah, dia ada dengan apa-apa di pikirannya, tetapi semata-mata untuk memenuhi harapan orangtuanya Mengambil pelajaran untuk beberapa kegiatan, bersosialisasi dengan teman-teman hanya disetujui oleh orangtuanya,. tapi saat ia menjalani kehidupan seperti itu, akhirnya merasa Asuna dunianya menyusut, seolah-olah itu terus mengempis. Jika dia terus di jalan ini-melanjutkan seterusnya ditentukan untuk sekolah tinggi dan universitas yang dipilih oleh orang tuanya, menikahi pasangan yang dipilih oleh orang tuanya, dia yakin dia pasti akan terjebak dalam suatu yang luar biasa cangkang keras, bahkan lebih kecil daripada dia kemudian, dan menjadi selamanya tidak dapat melarikan diri dari itu, ini adalah ketakutan dia selalu menderita.
 
   
  +
Sejak kakaknya akhirnya mencapai umur untuk diterima di universitas dan meninggalkan rumah, ia hidup tanpa apa-apa dalam pikirannya, tetapi semata-mata hanya hidup untuk memenuhi harapan orang tuanya. Mengambil pelajaran untuk beberapa kegiatan, bersosialisasi dengan teman yang hanya diterima oleh orang tuanya, namun karena ia melalui hidup seperti itu, Asuna akhirnya merasa jika dunianya lama-lama menjadi semakin kecil. Jika ia terus berjalan pada jalan yang telah ditentukan— masuk ke SMA dan universitas yang telah ditentukan oleh kedua orang tuanya, menikah dengan pasangan yang ditentukan oleh kedua orang tuanya, ia yakin nahwa ia telah terjebak dalam cangkang yang benar-benar sangat keras, meskipun lebih kecil ketika sebelumnya, dan tidak bisa untuk lari darinya; hal ini adalah ketakutan yang selalu ia derita.
Itu sebabnya, ketika kakaknya dipekerjakan oleh perusahaan yang dikelola oleh ayahnya dan datang kembali ke rumah, berbicara begitu penuh semangat dengan Aksesoris saraf dan salinan SAO bahwa ia sudah melalui koneksi nya, tentang apa yang akan menjadi pertama di dunia «VRMMO », bahkan Asuna yang tidak menyentuh permainan konsol televisi sebelumnya, merasakan jejak kecil yang menarik tentang itu dunia baru yang aneh.
 
   
  +
Itulah mengapa, ketika kakaknya telah bekerja di perusahaan yang di kelola ayahnya dan pulang kerumah, ia berbicara penuh antusias tentang Nerve Gear dan salinan game SAO yang ia peroleh melalui koneksinya, tentang seperti apa dunia «VRMMO» pertama, meskipun Asuna belum pernah memainkan suatu konsol permainan sebelumnya, ia merasakan ketertarikan tentang dunia tersebut.
Tentu saja, jika kakaknya adalah untuk menggunakannya di kamar sendiri, dia mungkin akan segera terlupakan dan tidak peduli tentang hal-hal seperti Gear saraf. Namun, berkat waktu yang buruk, kakaknya harus pergi pada perjalanan bisnis ke luar negeri pada hari pertama dari awal layanan SAO, dan sebagainya, Asuna akhirnya meminta untuk meminjamnya dari kakaknya, hanya satu hari pada kemauan belaka. Merasa keinginan untuk mengintip ke dunia yang belum pernah dia lihat sebelumnya, itu semua itu-
 
   
  +
Tentunya, jika kakaknya menggunakan Nerve Gear di dalam kamarnya, Asuna mungkin akan segera lupa dan tidak akan merasa terganggu tentang suatu hal seperti Nerve Gear. Akan tetapi, karena momen yang tak begitu baik, kakaknya harus pergi dalam perjalanan bisnis keluar negeri pada hari pertama dimulainya SAO, dan begitulah, Asuna akhirnya meminjam Nerve Gear dari kakaknya hanya untuk satu hari karena keinginannya. Merasakan hasrat untuk melihat dunia yang belum pernah ia lihat sebelumnya, semua itu penyebabnya—
Dan dengan demikian, segalanya berubah.
 
   
  +
Lalu, semuanya berubah.
Bahkan sekarang, ia masih bisa mengingat kegembiraan hari itu, ketika ia berubah dari Asuna ke "Asuna" <-! Asuna dalam kanji, untuk Asuna di katakana ->, menemukan dirinya di jalan yang tidak diketahui, antara orang-orang tidak dikenal padanya .
 
   
  +
Hingga sekarang, Asuan masih mengingat keisengan pada hari itu, ketika ia beubah dari Asuna menjadi "Asuna", mencari jati dirinya sendiri di jalanan yang tak dikenal, diantara orang-orang yang tak mengenalnya.
Tapi segera setelah itu, ketika bahwa tuhan kekosongan turun ke bawah dan mengumumkan permainan kematian, dengan ketidakmampuan untuk melarikan diri dari dunia ini, Asuna hal pertama adalah berpikir tentang pekerjaan Matematika bahwa dia belum memulai.
 
   
  +
Tetapi secara tiba-tiba setelahnya, ketika dewa kekosongan turun dan mengumumkan tentang game kematian ini, dengan ketidakmungkinan untuk melarikan diri dari dunia ini, hal pertama yang Asuna pikirkan adalah tugas matematika miliknya yang belum ia kerjakan.
Jika dia tidak terburu-buru kembali dan menyelesaikan hal tersebut, ia akan dimarahi oleh gurunya dalam pelajaran hari berikutnya. Untuk kehidupan yang Asuna telah memimpin sejauh ini, itu akan menjadi kegagalan yang dia tidak bisa membiarkan ... tapi tentu saja, keparahan situasinya tidak seperti gelar.
 
   
  +
Jika ia tidak segera kembali dan mengerjakannya, ia akan dimarahi oleh gurunya pada saat pelajaran. Demi kehidupan Asuna yang telah ia tempuh sejauh ini, pastilah menjadi suatu kegagalan yang tak bisa ia maafkan... tapi tentu saja, kerasnya situasi tersebut bikanlah hambatan.
Satu minggu, dua minggu, bahkan saat setiap hari yang iseng lewat, tidak ada tanda-tanda bantuan dari luar. Secluding dirinya dalam salah satu kamar penginapan Kota yang Mulai itu, meringkuk di atas tempat tidur, Asuna terus mengalami jumlah yang konyol panik Menjerit setiap sekarang dan kemudian, bahkan mengalahkan di dinding saat ia menangis.. Itu adalah musim dingin tahun ketiga di sekolah menengah. Segera akan ujian nya, dan setelah itu, istilah sekolah baru. Menjadi tergelincir dari jalan yang dianggap sama dengan kehancuran hidupnya, ke Asuna.
 
   
  +
Satu minggu, dua minggu, bahkan tiap hari terlewati dengan santainya, tak ada tanda-tanda adanya bantuan dari luar. Mengasingkan diri sendiri di salah satu penginapan di Starting City, meringkuk di atas tempat tidur, Asuna terus menerus mengalami kepanikan. Menjerit setiap saat, bahkan memukul tembok ketika ia meratap. Hari tersebut adalah musim salju pada tahun ketiganya di SMP. Ujian sekolahnya akan segera dimulai, dan setelah itu, ujian masuk SMA. Menjadi seorang yang telah tergelincir dari jalan yang ditempuh sama saja merupakan kehancuran bagi hidup Asuna.
Asuna menghabiskan setiap hari di tengah cocok bermasalah, merangkul dalam, keyakinan keruh.
 
   
  +
Asuna menghabiskan hari-harinya penuh masalah, merasa sangat malu, merasa tak percaya.
Daripada khawatir bagi tubuh anak mereka, orang tuanya pasti sibuk yang sangat kecewa atas putri yang gagal ujian nya karena konsol game. Teman-temannya, sementara menderita beberapa kesedihan, yang mungkin mengasihani orang yang drop out dari kelompok mereka , atau mungkin mencibir di atasnya.
 
   
  +
Daripada mengkhawatirkan kondisi tubuh anaknya, orang tua Asuna pasti sangat kecewa atas putrinya yang telah gagal atas ujiannya karena sebuah konsol game. Teman- temannya, daripada bersedih, mungkin mereka mengasihaninya yang di keluarkan dari kelompok mereka, atau mungkin malah mencibirnya.
Ketika dia melewati titik kritis nya dengan pikiran-pikiran gelap, Asuna akhirnya membuat keputusan-untuk meninggalkan penginapan Tidak menunggu untuk diselamatkan, tetapi untuk melarikan diri dari sini dengan kekuatan sendiri.. Untuk menjadi penyelamat yang akan mengakhiri insiden ini Jika dia tidak mengambil jalan itu, dia kemungkinan besar tidak akan mampu mempertahankan kehadirannya dalam pikiran orang-orang di sekelilingnya lagi..
 
   
  +
Ketika ia melalui saat-saat kritis dengan pikiran kelam, Asuna akhirnya membuat sebuah keputusan—untuk meninggalkan penginapan. Tidak menunggu untuk di selamatkan, tetapi untuk melarikan diri dari dunia ini dengan kekuatannya sendiri. Untuk menjadi seorang penyelamat yang mengakhiri insiden ini. Tanpa menempuh jalan itu, ia kemungkinan besar tidak akan mampu menahan kehadirannya bersama orang-orang disekitarnya tak lama lagi.
Asuna menyiapkan beberapa peralatan, hafal seluruh referensi manual, dan menuju keluar ke lapangan waktu tidur untuk setiap hari dibatasi untuk dua, tiga jam, dan sisa waktunya tenggelam dalam pelatihan tingkat.. Sebagai hasil dari fokus semua kearifan alam dan kemauan dalam membersihkan permainan, itu tidak lama sebelum dia bisa masuk daftar pemain tingkat atas. Ini adalah bagaimana swordswoman bersemangat, Asuna yang «flash», lahir.
 
   
  +
Asuna menyiapkan beberapa equipment, mengingat seluruh referensi manual, dan menuju ke field. Waktu untuk tidur setiap hari ia batasi selama dua jam, tiga jam, dan sisa waktu miliknya ia kerahkan untuk meningkatkan levelnya. Sebagai hasil memfokuskan kebijakan miliknya dan keinginan kuat untuk menyelesaikan permainan, hal tersebut tidak terlalu lama sebelum ia masuk dalam daftar pemain tingkat atas. Inilah bagaimana si swordswoman yang bersemangat, Asuna the «Flash» terlahir.
   
Dan kembali ke masa kini-Dua tahun telah berlalu, dan Asuna sekarang tujuh belas tahun kembali menatap diri dari waktu itu dengan perasaan pahit. Tidak, bukan hanya periode tepat setelah pertandingan dimulai. Menuju semua yang telah terjadi sebelum itu, bahwa diri yang hidup dalam dunia yang, padat menyusut juga, dia teringat bahwa bagian dari masa lalunya dengan kesedihan, celaka menyakitkan.
+
Kembali ke masa kini— dua tahun telah berlalu, dan saat ini Asuna telah berusia tujuh belas tahun, ia menatap kembali pada saat-saat itu dengan peresaan pahit. Bukan, tidak hanya ketika waktu permainan ini dimulai. Semua hal yang terjadi sebelumnya, bahwa dirinya hidup dalam dunia yang keras dan sempit, ia teringat bahwa sebagian besar masa lalunya penuh dengan kesedihan.
   
Dia tidak memahami arti dari apa rasanya «hidup». Semua dia lakukan adalah memikirkan apa-apa selain masa depan yang ideal, mengorbankan hadir dalam proses. The «sekarang» sia-sia itu tetapi berarti membawa tentang sempurna masa depan, dan karenanya, dengan kehancurannya, ada kiri ada tapi menghilang ke tengah kehampaan.
+
Asuna rasanya tidak mengerti arti dari, «untuk hidup». Semua hal yang pernah ia lakukan hanyalah tentang masa depan yang ideal, pengorbanan masa kini. «Masa Kini» adalah suatu hal yang sia-sia untuk mewujudkan masa depan yang sempurna, dan karenanya, dengan hilangnya hal tersebut, tak ada yang tersisa. Hal tersebut menghilang dalam ketiadaan.
   
Itu tidak baik dengan hanya satu atau yang lain. Menghadap dunia SAO, sehingga ia menyimpulkan serius.
+
Hal tersebut tidaklah baik jika satu sama lain. Menghadapi dunia SAO, ia menyimpulkannya secara serius.
   
Satu mengejar masa depan akan seperti apa dia dulu, fanatik maju ke arah pembukaan permainan, sementara satu menempel hanya untuk masa lalu masih akan meringkuk di kamar sebuah penginapan Dan orang yang hidup hanya untuk saat ini akan mencari kesenangan sementara. sebagai penjahat di kali.
+
Ia yang mengejar masa depan akan menjadi seorang Asuna yang dulu, maju ke depan untuk menyelesaikan permainan ini, sementara ia yang menempel di masa lalu akan tetap menjadi seseorang yang meringkuk di kamar penginapan lantai pertama. Dan ia yang hidup untuk saat ini akan mencari kesenagan sementara sebagai seorang kriminal.
   
Tapi meskipun berada di dunia ini, ada orang-orang yang menikmati saat ini, membuat kenangan, satu demi satu, sementara bekerja keras untuk melarikan diri Orang yang mengajarkan bahwa baginya adalah pendekar pedang berambut hitam dia bertemu setahun yang lalu.. Keinginan untuk cara hidupnya-dari saat itu memasuki pikirannya, rona hari ke hari hidup berubah.
+
Tetapi meskipun berada di dunia ini, ada orang-orang yang menikmati masa kini, membuat suatu kenangan satu sama lain sementara bekerja keras untuk lari dari dunia ini. Seseorang yang mengajarinya adalah si pendekar pedang berambut hitam yang ia temui setahun lalu. Cara hidupnya— ketika hal itu memasuki pikirannya, warna dari kehidupannya telah berubah.
   
Sekarang, bahkan jika itu di dunia nyata, dia merasa seperti dia akan mampu menembus shell yang Dia percaya bahwa dia akan dapat hidup demi dirinya sendiri.. Selama orang ini tinggal dengan dia side-
+
Sekarang, jika dunia ini adalah dunia nyata, ia merasa seperti bisa untuk menghancurkan cangkang yang menutupi hidupnya. Ia percaya jika ia akan bisa hidup untuk dirinya sendiri. Selama orang ini berada di sisinya—
   
Asuna lembut mendekati Kirito, merangkul perasaannya sendiri yang mendalam saat ia menatap jalanan. Rasa sakit yang ia rasakan sekali lagi, saat ia menatap pada atap batu di langit, adalah hal, hanya pingsan.
+
Asuna perlahan mendekati Kirito dengan malu menyembunyikan perasaan terdalamnya sambil menatap jalanan. Rasa sakit yang ia rasakan lagi, ketika menatap atap lantai di atasnya kini telah sedikit berkurang.
   
  +
Menggelengkan kepalanya sekali lagi seolah-olah ingin menghilangkan pemikiran tadi, Asuna mengintip ke wajah Yui yang masih digendong oleh Kirito.
   
  +
"Yui-chan, apa kamu memiliki ingatan tentang bangunan- bangunan, atau hal seperti itu?"
Menggelengkan kepalanya sekali seolah-olah dia sedang berusaha untuk membersihkan sentimen nya, Asuna mengintip ke wajah Yui, masih dibawa oleh Kirito.
 
   
  +
"Uu..."
"Yui-chan, apakah Anda memiliki kenangan dari setiap bangunan, atau hal-hal seperti itu?"
 
   
  +
Dengan ekspresi rumit, Yui melihat sekeliling pada struktur bangunan, lalu memandang keluar dari plaza, dan akhirnya ia menggelengkan kepalanya.
"Uu ..."
 
   
  +
"Aku tak tahu..."
Dengan ekspresi yang kompleks, Yui memandang sekeliling pada struktur batuan, memperluas keluar dari plaza, sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya.
 
   
  +
"Well, Starring City memang sangat luas."
"Aku tidak tahu ..."
 
 
"Nah, Kota Memulai sangat sangat besar, setelah semua."
 
   
 
Kirito berbicara sambil mengusap kepala Yui.
 
Kirito berbicara sambil mengusap kepala Yui.
   
"Nah, sesuatu yang mungkin akan membunyikan lonceng cepat atau lambat jika kita terus berjalan sekitar Mari kita memeriksa pasar sentral untuk saat ini.."
+
"Well, suatu hal pasti akan membuatnya teringat sesegera jika kita tetap berkeliling. Ayo kita cek pusat tempat belanja untuk sekarang ini."
   
  +
"Mungkin ada benarnya juga."
"Kurasa kau benar."
 
   
Mengangguk setuju, pasangan mulai berjalan menuju jalan utama ke selatan.
+
Mengangguk sepakat, keduanya mulai berjalan menuju jalan utama di selatan.
   
Tapi tetap-Saat dia berjalan, Asuna menoleh plaza sekali lagi dengan beberapa keraguan. Ada sejumlah kecil tak terduga dari orang-orang sekitar.
+
Akan tetapi— ketika ia berjalan, Asuna memandang plaza sekali lagi dengan suatu keraguan. Hanya ada beberapa orang di sekitar.
   
The plaza gerbang Kota Mulai masih melebar seperti yang diharapkan, mampu memenuhi semua sepuluh ribu pemain dua tahun yang lalu, pada pembukaan server. Di tengah semua bahwa ruang batu-diaspal kosong dalam bentuk lingkaran yang sempurna, terletak sebuah menara jam yang menjulang tinggi, dengan gerbang teleport berkedip-kedip biru dalam bagian yang lebih rendah. Flowerbeds diperpanjang keluar, diatur dalam lingkaran konsentris sekitar menara, dengan beberapa elegan, bangku putih berbaris di antara mereka. Ini tidak akan aneh sama sekali untuk itu akan penuh sesak dengan orang-orang yang mencari momen istirahat pada suatu sore yang bagus, tetapi semua figur manusia sekitar yang baik di pintu gerbang, atau menuju pintu keluar plaza, dengan hampir tidak ada orang berdiri di sekitar atau duduk di bangku-bangku.
+
Gerbang plaza dari Starting City sungguh lebar seperti yang kira, bisa menampung sepuluh ribu pemain dua tahun yang lalu pada acara pembukaan server SAO. Di tengah jalan berbatu adalah tempat kosong dalam bentuk bulat sempurna, terdapat subuah menara jam yang menjulang tinggi dengan gerbang teleport yang berkedip kebiruan di bagian yang lebih rendah. Bunga-bunga bermekaran ditanam di sekeliling menara, dan dengan elegan, bangku putih berada di antara keduanya. Tidaklah mengherankan jika plaza ini akan penuh dengan orang-orang yang mencari tempat untuk istirahat di sore hari; namun, tak ada orang-orang yang berada di sekitar gerbang ataupun menuju keluar plaza, dan hampir tidak ada orang yang duduk di bangku yang berada di sini.
   
Untuk jalan-jalan utama di lantai atas, plaza gerbang akan selalu berada dalam kekacauan dengan membanjirnya pemain terlibat dalam gosip cepat, mencari anggota partai, mendirikan kios-kios jalanan sederhana, dan sebagai hasil dari semua orang berkeliaran, bahkan berjalan ke depan sulit, tapi-
+
Untuk jalan utama dari kota lantai atas, gerbang plazanya akan selalu ramai karena para pemain yang sangat banyak. Menggosip, mencari anggota party, berkumpul di toko pinggir jalan, sebagai hasilnya karena orang yang berkumpul sungguh banyak, untuk berjalan saja sungguh menyulitkan, tetapi—
   
"Hei, Kirito-kun."
+
"Hey, Kirito-kun."
   
 
"Hm?"
 
"Hm?"
   
Asuna tanya Kirito berbalik.
+
Asuna bertanya pada Kirito yang berbalik.
   
"Sekitar berapa banyak pemain di sini sekarang?"
+
"Sekitar berapa jumlah pemain yang berada di lantai pertama saat ini?"
   
"Hmm, well ... Jumlah pemain masih hidup adalah sekitar enam ribu, dan kira-kira tiga puluh persen yang masih di Kota Mulai jika kita termasuk« Army », sehingga akan tepat di bawah dua ribu, tidak akan itu? "
+
"Hmm, well... jumlah pemain yang masih hidup sekitar enam ribu, dan tiga puluh persen diantaranya masih berada di Starting City jika kita menghitung «The Army»; jadi seharunya jumlah para pemain di bawah angka dua ribu, kan?"
   
  +
"Menyadari jumlah itu, bukankah menurutmu ada sedikit pemain di sini?"
"Menimbang bahwa, jangan Anda berpikir ada adalah orang-orang terlalu sedikit sekitar?"
 
   
"Ketika Anda menunjuk keluar seperti itu ... Mungkin mereka berkumpul di sekitar pasar?"
+
"Ketika kamu berkata seperti itu... Mungkin mereka hanya berkumpul di sekitar toko?"
   
Namun, memasuki jalan utama dari plaza, bahkan saat mereka mendekat ke area pasar dengan toko-toko dan gerobak berbaris, jalan-jalan tetap tenang. The acak menggembar-gemborkan dari pemilik toko NPC energik bergema sia-sia di jalan-jalan.
+
Bagaimanapun juga, ketika memasuki jalan utama plaza, bahkan ketika mereka mendekat ke area belanja dengan toko dan gerobak berbaris, jalanan masih tetap sepi. Teriakan-teriakan promosi dari NPC penjaga toko bergema sia-sia melewati jalanan.
   
Meskipun demikian, mereka dapat menemukan seorang pria duduk di bawah pohon besar di tengah jalan, dan Asuna mendekat dan mencoba memanggilnya.
+
Meskipun begitu, keduanya akhirnya bisa menjumpai seseorang yang sedang duduk di bawah pohon besar di tengah jalan, lalu Asuna menghampiri dan mencoba memanggilnya.
   
"Ah, maafkan aku."
+
"Ah, permisi."
   
Pria itu, menatap ke atas menuju puncak pohon dengan ekspresi aneh serius, berbicara seolah-olah itu mengganggu, tanpa menyesuaikan pandangannya.
+
Si pria, menatap ke atas puncak pohon dengan ekspresi yang sangat aneh, dan berbicara tanpa menyesuaikan pandangannya meskipun hal tersebut terlihat mengganggu.
   
"Apa itu?"
+
"Ada apa."
   
"Yah ... Sekitar daerah ini, apakah ada tempat-tempat yang bertindak sebagai ruang untuk mencari orang-orang?"
+
"Well... Di sekitar sini, apakah ada tempat untuk mencari orang hilang?"
   
Mendengar kata-kata itu, orang itu akhirnya bergeser ke arah visi Asuna. Ia meneliti wajah Asuna tanpa reserve.
+
Mendengar ucapan tersebut, si pria akhirnya menggeser pandangannya menuju Asuna. Ia memandang wajah Asuna tanpa berbalik.
   
"Apa, sehingga Anda orang luar."
+
"Apa, jadi kamu orang luar."
   
"Ah, ya. Yah ... kita seperti mencoba untuk mencari penjaga anak ini ..."
+
"Ah, iya. Well... kami sedang mencari pengasuh dari anak ini..."
   
Dia menunjuk Yui, tertidur sementara diadakan di lengan Kirito itu, di belakangnya.
+
Asuna menunjuk Yui, yang masih tertidur sementara di lengan Kirito.
   
Berpakaian dalam seragam polos yang membuatnya sulit untuk menentukan kelasnya, pria itu membelalakkan matanya sedikit ketika ia memberikan pandangan sekilas di Yui, tetapi ia segera pindah pandangannya kembali ke puncak pohon.
+
Karena mengenakan seragam sehingga sulit untuk mengetahui tingkat class miliknya, si pria melebarkan matanya sedikit ketika ia memandang sekilas pada Yui, tapi ia segera berpaling ke pandangan awalnya pada puncak pohon.
   
"... Seorang anak hilang, ya, itu jarang terjadi .... Pada gereja di samping Sungai distrik ketujuh di timur, ada sekelompok pemain anak berkumpul dan tinggal di sana, jadi coba di sana."
+
"...Seorang anak hilang, huh, sungguh jarang terjadi.... Pada gereja di sisi lain sungai pada distrik ke tujuh di timur, ada sekelompok pemain anak-anak yang berkumpul dan tinggal disana, jadi cobalah kalian mencari di sana."
   
"Th-Terima kasih."
+
"Te- Terima kasih."
   
Mampu mendapatkan Kuasai informasi mengejutkan menjanjikan, Asuna cepat menundukkan kepalanya. Setelah melakukannya, ia mencoba memadamkan pertanyaan lain.
+
Mendapat informasi yang benar-benar mengejutkan, Asuna menundukkan kepalanya dengan cepat. Setelah melakukan hal itu, ia mencoba mengajukan pertanyaan lain.
   
"Ahh ... Hanya apa, yang kau lakukan di sini? Dan juga, mengapa ada orang yang begitu sedikit sekitar?"
+
"Ahh... Sebenarnya apa yang kamu lakukan di sini? Dan juga, mengapa hanya ada sedikit pemain di sekitar?"
   
Bahkan saat pria itu meringis, dia menjawab, tampaknya tidak terganggu karena ia mungkin muncul.
+
Si pria tersebut hanya membuat senyuman kecil, ia menjawab, tampaknya ia tidak terganggu.
   
"Itu akan menjadi rahasia rahasia, atau jadi saya ingin mengatakan Nah,. Mengingat kau luar ... Lihat, Anda bisa melihatnya, kan? Itu cabang tinggi di atas sana."
+
"Info ini mungkin sangat rahasia, atau seperti itulah aku menyebutnya. Well, melihat kamu orang luar... Lihat, kamu bisa melihatnya kan? Cabang pohon tertinggi yang berada di sana."
   
Asuna mengikuti jalur jari terentang pria The cabang menggantung dari pohon-pohon yang cukup besar dengan jalan yang jelas dicelup dalam warna musim gugur,. Tetapi jika Anda adalah untuk fokus dan menatap mereka, Anda bisa melihat buah kuning beberapa bermunculan di bayangan daun.
+
Asuna mengikuti arah jari yang si pria tunjuk. Cabang-cabang yang menjorok dari pohon yang cukup besar dengan jalan yang cukup jelas berwarna kecoklatan, tapi jika kalu lebih fokus dan menatap mereka, kamu bisa melihat beberapa buah berwarna kuning bermunculan dalam bayang-bayang dedaunan.
   
"Tentu saja, seperti pohon-pohon pinggir jalan adalah objek dihancurkan, bahkan jika Anda naik, Anda bahkan tidak akan bisa mendapatkan daun tunggal dari itu."
+
"Tentunya, karena pohon-pohon yang berada di pinggir jalan adalah objek yang tak bisa dihancurkan, meskipun kamu mencoba menaikinya, kamu tak akan bisa mendapatkan selembar daunnya sekalipun."
   
Pria itu melanjutkan kata-katanya.
+
Si pria melanjutkan perkataannya.
   
"Setiap hari, ada beberapa kali ketika buah yang jatuh ... Hanya ada beberapa menit sebelum membusuk dan menghilang, tetapi jika Anda tidak melewatkan kesempatan itu dan berhasil mengambilnya, Anda bisa menjualnya kepada NPC untuk cukup sedikit. Belum lagi rasanya cukup bagus. "
+
"Setiap hari, ada beberapa saat ketika buahnya terjatuh dari pohon... Hanya ada beberapa menit sebelum buah tersebut membusuk lalu menghilang, namun jika kamu tidak melewatkan kesempatan dan berhasil mengambilnya, kamu bisa menjualnya ke NPC dengan harga murah. Belum lagi rasanya sungguh enak."
   
 
"Ohhh."
 
"Ohhh."
   
Bagi Asuna, yang telah menguasai keahlian memasak, diskusi tentang item bahan adalah kepentingan yang luar biasa.
+
Untuk Asuna, yang telah menguasai skill mamasaknya, berdiskusi tentang bahan-bahan adalah suatu kesenangan tersendiri.
   
"Sekitar berapa pergi untuk?"
+
"Sekitar berapa harga buah itu kalau dijual?"
   
"... Jangan menyebarkan sekitar Untuk setiap dari mereka, lima col.."
+
"...Jangan menyebarkan info ini. Setiap satu buah bisa laku lima coll."
   
 
"..."
 
"..."
   
Mencari pada ekspresi bangga pria itu, Asuna tidak sengaja diberikan berkata-kata Dia terkejut oleh betapa murah harga.. Dalam hal ini, bekerja keras dengan menempel ke pohon ini sepanjang hari tidak cukup cocok dengan hasil.
+
Melihat tatapan bangga si pria, Asuna tak bisa berkata - kata. Ia terkejut karena betapa murahnya harga terebut. Dalam hal ini, bekerja keras dengan bersandar di pohon ini dan menunggu buah terjatuh sepanjang waktu tidaklah sesuai dengan hasil yang didapat.
   
"Ah, well ... Dalam hal ini, itu tidak cukup layak, atau lebih tepatnya ... Jika Anda hanya mengalahkan cacing tunggal di lapangan, Anda bisa mendapatkan tiga puluh col."
+
"Ah, well... jika seperti itu, sepertinya usahamu sungguh sia - sia, atau lebih tepatnya... jika kamu mengalahkan satu ekor worm di field, kamu bisa mendapat tiga puluh coll."
   
Pada saat dia mengatakan bahwa, pria itu menatap heran saat ini Dia tidak cukup menuduhnya tidak yang benar di kepala,. Namun berpaling ke arah Asuna dengan ekspresi yang menunjukkan betapa absurdnya dia pikir itu.
+
Pada saat ia berkata seperti itu, si pria memandang penuh tanya kali ini. Dia tidak menyalahkan Asuna karena tidak benar dalam pikirannya, tetapi ia berbalik menuju Asuna dengan ekspresi yang menunjukkan betapa tak jelasnya apa yang telah ia lakukan.
   
"Kau serius mengatakan bahwa jika Anda pergi dan melawan monster di lapangan ...? Anda mungkin benar-benar mati, tidak akan Anda."
+
"Kamu serius berkata seperti itu. Jika kamu pergi dan bertarung melawan monster di field... kamu mungkin akan benar-benar mati kan."
   
 
"..."
 
"..."
   
. Asuna tidak bisa memikirkan jawaban Itu hanya sebagai pria itu mengatakan, Melawan monster selalu memiliki bahaya kematian yang menyertainya Tapi dengan mentalitas saat Asuna itu, rasanya seperti mengkhawatirkan tentang mendapatkan ke dalam kecelakaan lalu lintas saat melintasi jalan di. dunia nyata sepanjang hari dan malam, tidak ada penggunaan mendapatkan takut di atasnya.
+
Asuna tak bisa memikirkan sebuah jawaban. Itu karena si pria ini telah berkata; bertarung melawan monster selalu menimbulkan bahaya kematian yang selalu menyertainya. Tetapi, dengan mental Asuna saat ini, hal tersebut hanyalah seperti kekhawatiran akan terjadinya kecelakaan ketika menyebrangi jalan di dunia nyata selama siang dan malam; tak ada gunanya takut akan hal seperti itu.
  +
  +
Kalaupun inderanya sendiri telah menjadi tumpul karena menghadapi kematian di SAO, atau kalaupun si pria ini menjadi terlalu gugup, Asuna tak bisa menyalahkannya secara tiba - tiba, Asuna masih berdiri tak bergerak. Mungkin, keduanya tak dapat dianggap sebagai pihak yang benar. Pada Starting City, apa yang dikatakan pria ini adalah hal yang umum.
   
  +
Tak menyadari kondisi mental Asuna yang rumit, si pria melanjutkan perkataannya.
Apakah rasa sendiri dari kematian di SAO telah tumpul, atau apakah orang itu menjadi terlalu gugup, tidak mampu menilai bahwa dalam sekejap, Asuna berdiri motionlessly masih Mungkin,. Keduanya bisa dianggap sebagai benar. Di Kota Mulai , apa yang pria itu katakan pasti akal sehat.
 
   
  +
"Dan, apa ya, alasan mengapa tidak ada orang di sekitar? Itu karena mereka bukan tidak ada di sekitar. Semuanya mengunci dirinya sendiri di kamar penginapan. Mereka mungkin bertemu dengan pasukan The Army penagih pajak di siang hari."
Tidak mengambil pemberitahuan negara rumit jiwa Asuna, orang itu terus berbicara.
 
   
  +
"Pe- Penagih pajak... apa maksudnya itu?"
"Dan, apa itu, alasan mengapa tidak ada orang di sekitar Bukan berarti mereka tidak ada.? Semua orang terkurung di kamar penginapan mereka. Mereka mungkin bertemu dengan kekuatan pemungutan pajak Angkatan Darat di siang hari, setelah semua . "
 
   
  +
"Hanya suatu pemerasan dalam cara sopan. Tetap jaga kewaspadaanmu; orang-orang ini tidak akan mengampunimu meskipun kamu orang luar. Oh lihat, tampaknya ada yang jatuh... cukup sekian obrolan kita kali ini."
"Ta-Pajak koleksi ... Hanya apa yang Anda maksud dengan itu?"
 
   
  +
Menutup mulutnya, si pria mulai menatap langit secara serius. Asuna dengan cepat menunduk sebagai tanda terima kasih, dan menyadari bahwa Kirito telah terdiam selama percakapan tadi, berbalik menghadap Asuna.
"Ini hanya cara sopan untuk mengatakan pemerasan Jadilah di lookout,.. Orang-orang tidak akan mengampuni Anda bahkan jika Anda orang luar Oh, terlihat seperti jatuh seseorang ... itulah akhir dari obrolan ini."
 
   
  +
Di tempat tersebut, adalah sosok Kirito yang fokus menatap buah berwarna kuning dengan tatapan serius, tidak seperti menatap worn di tengah pertarungan. Tampaknya ia bermaksud untuk menunggu buah selanjutnya terjatuh.
Menutup mulutnya, pria itu mulai memelototi langit serius Asuna cepat membungkuk,. Dan menyadari bahwa Kirito masih diam selama seluruh percakapan, berbalik ke punggungnya.
 
   
  +
"Hentikan tatapan itu, ya ampun!"
Pada titik itu, adalah sosok Kirito, berfokus pada buah kuning dengan wajah serius, tidak seperti yang dipakai di tengah-tengah pertempuran. Tampaknya ia berniat untuk pergi keluar semua untuk mencapai buah berikutnya yang turun.
 
   
  +
"T- Tapi kamu lihatkan, apakah itu mengganggumu?"
"Hentikan itu sudah, Ya ampun!"
 
   
  +
Mencengkram tenguk Kirito, Asuna mulai berjalan sambil menyeretnya.
"B-Tapi Anda lihat, tidak mengganggu Anda?"
 
   
  +
"Ah, ahh... dan tampaknya buah itu terasa enak..."
Mencengkeram Kirito oleh tengkuknya, Asuna mulai berjalan sambil menyeret dia pergi.
 
   
  +
Menjewer telinga Kirito, dengan penyesalan yang masih tersisa, Asuna mendorongnya untuk berbalik.
"Ah, ahh ... dan itu tampak bagus juga ..."
 
   
  +
"Dibanding itu, jalan mana yang menuju distrik tujuh di timur? Tampaknya ada pemain-pemain muda yang tinggal disana, ayo segera pergi kesana."
Menarik Kirito oleh telinganya, dengan penyesalan masih tersisa, ia memaksa dia untuk berbalik.
 
   
  +
"...Yeea."
"Daripada itu, yang cara adalah distrik timur ketujuh? Tampaknya ada pemain muda yang tinggal bersama-sama di sana, jadi mari kita coba pergi ke sana."
 
   
  +
Sambil menggendong Yui yang telah benar-benar tertidur, dan berpegang erat padanya, Asuna menatap peta sambil menjaga kecepatan berjalannya di samping Kirito.
"... Yeeah."
 
   
  +
Karena Yui memiliki tubuh luar sekitar umur sepuluh tahun, menggendongnya seperti ini di dunia nyata akan menyebabkan lengannya capek dalam beberapa menit, namun bersyukurlah karena ada keuntungan dari parameter kekuatan fisiknya, Asuna tidak merasakan berat apapun dibanding guling yang terisi bulu.
Mengambil alih Yui, yang telah benar-benar jatuh tertidur, dan berpegangan erat-erat, Asuna dituangkan melalui peta tetap menyesuaikan samping Kirito.
 
   
  +
Berjalan menuju tenggara melalui jalan-jalan lebar selama sepuluh menit, dan cukup berpapasan dengan orang- orang sebelumnya, mereka akhirnya sampai ke area taman yang luas. Hutan yang luas- pohon-pohon berdaun dengan warna yang telah berubah, melambaikan kesedihannya karena angin dingin pada awal musim salju.
Karena Yui memiliki bentuk eksternal dari seseorang sekitar sepuluh tahun, melakukan sesuatu seperti ini di dunia nyata akan menyebabkan lengannya gagal hanya dalam beberapa menit, namun berkat kompensasi dari parameter kekuatan fisiknya, Asuna merasakan berat lebih dari bantal diisi dengan bulu apa-apa.
 
   
  +
"Ayo kita lihat, tempat ini menunjukkan distrik timur ketujuh pada peta, namun... aku bertanya-tanya dimanakah gereja itu sebenarnya."
Berjalan ke arah selatan-timur melalui jalan-jalan yang luas selama sepuluh menit, hampir lewat orang seperti sebelumnya, mereka akhirnya mendekati taman-seperti yang luas daerah. Hutan dari pohon berdaun lebar dengan warna mereka berubah melambaikan sedih dalam angin dingin awal musim dingin.
 
   
  +
"Ah, bukankah yang itu?"
"Mari kita lihat, ini ditampilkan sebagai kabupaten ketujuh timur pada peta, tapi ... Aku bertanya-tanya di mana gereja itu."
 
   
  +
Dibalik hutan, membentang di sisi kanan jalan, Asuna melihat menara tinggi yang unik dan kokoh dalam arah pandangan yang ditunjuknya. Pada puncak menara yang beratap biru pucat, sebuah logam ankh<ref>Ankh, seperti salib tapi dengan lingkaran di bagian atasnya. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di http://en.wikipedia.org/wiki/Ankh</ref> terbentuk dengan menyatukan sebuah salib dan lingkaran, bercahaya. Itu adalah sebuah tanda dari gereja. Sebuah bangunan yang berdiri setidakanya satu di setiap kota dan melalui altar di dalamnya, tugas-tugas seperti melenyapkan serangan unik dari monster, «Curse», dan memberkati senjata untuk melawan monsters undead menjadi mungkin. Dalam SAO, dimana komponen berbasis sihir ada, gereja bisa dianggap tempat paling misterius.
"Ah, bukan itu di sana?"
 
   
  +
Juga, selama coll ditawarkan secara teratur, sebuah ruangan didalam gereja bisa di sewa dan digunakan sebagai pengganti sebuah penginapan.
Di luar hutan, membentang di sisi kanan jalan, Asuna melihat puncak menara khas tinggi dan tetap pandangannya ke arah itu. Pada puncak menara beratap pucat biru, Ankh logam dibentuk dengan menggabungkan salib dengan lingkaran, yang berkilauan Itu tanda jelas dari gereja, yang setidaknya satu ada di setiap kota.. Dan melalui bagian dalam altar, tugas-tugas seperti menghapus serangan unik untuk monster, «Kutukan», dan berkat senjata naik melawan monster mayat hidup dengan, itu mungkin Dalam SAO, di mana sihir berbasis komponen hampir tidak ada, itu bisa dianggap sebagai tempat yang paling misterius.. Juga, asalkan col secara teratur ditawarkan, sebuah ruangan kecil di dalam gereja bisa dipinjam dan digunakan sebagai pengganti untuk sebuah penginapan.
 
   
"Wa-Tunggu sebentar."
+
"Tu- tunggu sebentar."
   
Asuna tanpa disadari disebut Kirito berhenti, sama seperti ia berencana untuk berjalan menuju gereja.
+
Asuna tanpa disadari memanggil Kirito untuk berhenti, ketika ia hampir berjalan menuju gereja tersebut.
   
"Hm Apa? Itu?"
+
"Hm? Ada apa?"
   
"Ah, tidak ... Nah ... jika, kita terjadi pada wali Yui di sana, kita akan ... meninggalkan Yui-chan ada, kan ...?"
+
"Ah, tidak... Well... jika, kita berhasil bertemu dengan pengasuh Yui di sana, kita akan... meninggalkan Yui-chan disini kan...?"
   
 
"..."
 
"..."
   
Mata hitam Kirito itu melunak dengan simpati terhadap Asuna. Ia menarik lengannya dekat, lembut merangkul tubuh Asuna ini bersama dengan tidur Yui.
+
Mata hitam Kirito melunak penuh simpati terhadap Asuna. Ia menarik tangannya lebih dekat dengan lembut dan merangkul tubuh Asuna bersama Yui yang sedang tertidur.
   
"Aku tidak mau berpisah dengan dia baik. Hanya bagaimana saya mengatakan ini ... dengan kehadiran Yui, bahwa rumah di hutan benar-benar merasa seperti itu menjadi rumah yang nyata ... well, itu bagaimana rasanya. Tapi .., tidak seperti Anda tidak akan pernah bertemu lagi Jika Yui mendapatkan kembali kenangan, dia pasti akan datang dan mengunjungi lagi.. "
+
"Aku juga tak ingin menjadi bagian darinya. Bagaimana mengatakannya ya... dengan kehadiran Yui, rumah kita yang berada di hutan sungguh terasa seperti rumah sesungguhnya... well, seperti itulah rasanya... Namun, ini tidak seperti kamu tak akan pernah bertemu dengannya lagi. Jika Yui berhasil mendapatkan ingatannya kembali, ia pasti akan datang dan berkunjung lagi.
   
"Hm ... Itu benar."
+
"Hm... Betul si."
   
Memberikan mengangguk kecil, Asuna membawa Yui, masih dalam pelukannya, lebih dekat dan ringan menyerempet pipinya, sebelum berjalan keluar, setelah diselesaikan perasaannya.
+
Memberi anggukan kecil, Asuna membawa Yui yang masih di lengannya lebih dekat dan sedikit menyentuh pipinya sebelum berjalan kedepan, setelah perasaanya terasa lebih baik.
   
Bangunan gereja itu agak hanya bila dibandingkan dengan skala kota Itu adalah bangunan bertingkat dua, dengan hanya puncak menara tunggal yang bertindak sebagai simbolnya.. Tapi tetap, ada beberapa gereja di Kota Mulai, dan yang dekat plaza gerbang berada di ukuran sebuah kastil kecil.
+
Bangunan gereja terlihat kecil jika dibandingkan skala kota ini. Gereja tersebut berlantai dua, dengan puncak menara tunggal sebagai simbolnya. Tetapi, ada berbagai macam gereja didalam Starting City, dan gereja yang ada di dekat gerbang plaza seukuran kastil kecil.
   
Mencapai pintu ganda besar di depan, Asuna mendorong salah satu dari mereka terbuka dengan tangan kanannya Menjadi fasilitas umum, itu tentu tidak terkunci.. Interior itu remang-remang, dan hanya api dari lilin, dekorasi altar di depan , dibakar, lemah menerangi lantai batu-diaspal. Tidak ada tanda-tanda kehidupan pada pandangan pertama.
+
Setelah sampai di depan pintu ganda yang berukuran besar, Asuna mendorong salah satunya dengan tangan kanannya. Menjadi fasilitas umum, suatu gereja pastilah tidak terkunci. Interior didalamnya redup, dan hanya ada penerangan dari lilin yang menghiasi altar di depan dan menerangi lantai dari batu. Tak ada tanda –tanda kehidupan pada awalnya.
   
Popping hanya bagian atas tubuhnya melalui pintu masuk, Asuna berteriak.
+
Memunculkan tubuh bagian atasnya melalui pintu masuk, Asuna memanggil.
   
"Ahh, apakah ada orang di sini?"
+
"Ahh, adakah orang di sini?"
   
  +
Meskipun suaranya bergema, tak seorangpun terlihat keluar.
Bahkan sebagai suaranya tertinggal jauh dengan efek echo, tidak ada yang tampaknya telah muncul.
 
   
"Apakah tidak ada seorang pun di sini ...?"
+
"Apakah tak ada orang...?"
   
Saat ia memiringkan kepala ke samping, Kirito membantah dengan suara rendah.
+
Saat Asuna memiringkan kepalanya ke samping, Kirito membantahnya dengan suara pelan.
   
"Nah, ada orang Tiga di ruang yang tepat, empat di sebelah kiri ... Dan lebih di lantai dua.."
+
"Nah, tampaknya ada orang di sini. Tiga di ruang sebelah kanan, empat di sebelah kiri... dan masih banyak lagi di lantai dua."
   
"... Dengan deteksi <-!". "Dalam" Scan untuk Deteksi Enemy "terjemahan Sharramon tampaknya lebih cocok meskipun -.> Keterampilan, Anda bahkan dapat memberitahu jumlah orang di luar dinding"?
+
"...Dengan skill deteksi milikmu, kamu bahkan bisa mengetahui jumlah orang-orang yang ada di balik tembok?"
   
"Dari kemampuan dari sembilan ratus delapan puluh, yang Ini cukup berguna, sehingga Anda harus meningkatkan juga.."
+
"Tingkat kemahiran skill punyaku sudah sembilan ratus delapan puluh. Skill ini sungguh efisien, kamu seharusnya meningkatkan juga."
   
"Tidak mungkin, pelatihan begitu membosankan bahwa saya hanya akan gila .... Puting samping itu, saya bertanya-tanya mengapa mereka bersembunyi ..."
+
"Tak mau, latihan yang membosankannya akan membuatku gila.... Kesampingkan itu, ngomong-ngomong mengapa mereka bersembunyi..."
   
Asuna pelan melangkah ke interior gereja Lingkungan ditelan dalam hening,. Tapi dia entah bagaimana merasakan kehadiran orang menyembunyikan napas mereka dalam.
+
Asuna perlahan melangkah ke dalam bangunan gereja. Kondisi di dalamnya sungguh sepi, tapi entah mengapa ia bisa meresakan kehadiran orang lain yang sedang menahan nafas mereka..
   
"Ah, maafkan aku, kita mencari seseorang!"
+
"Ah, permisi, kami sedang mencari seseorang!"
   
Dia mencoba berteriak dengan suara keras. Dengan-pintu di sisi kanan dibuka hanya sedikit saja, dan suara wanita yang lemah terdengar dari sana.
+
Ia mencoba memanggil dalam suara keras. Dengan hal itu— pintu di sisi kanan sedikit terbuka, dan suara gemetar seorang perempuan terdengar dari sana.
   
"... Anda tidak dari« Army », kan?"
+
"...kamu bukan dari the «Army» kan?"
   
"Kami tidak Kami datang ke sini dari lantai atas.."
+
"Bukan. Kami datang dari lantai atas."
   
Kedua Asuna dan Kirito tidak memiliki pedang mereka, atau bahkan satu bagian dari baju besi dimaksudkan untuk pertempuran mengenakan. Pemain milik Angkatan Darat memiliki seragam baju besi berat pada setiap saat, jadi salah satu harus dapat memberitahu bahwa mereka tidak berhubungan Angkatan Darat bahkan melalui penampilan saja.
+
Asuna dan Kirito tidak membawa pedang mereka, bahkan tidak mengenakan armor untuk bertarung. Pemain yang masuk ke the Army mengenakan seragam yang terbuat dari armor berat sepanjang waktu, jadi seseorang seharusnya bisa mengenali bahwa Asuna dan Kirito tidak ada hubungannya dengan the Army jika dilihat melalui penampilan.
   
Tak lama kemudian, pintu berderit terbuka, dan pemain perempuan tunggal takut-takut muncul.
+
Cukup lama, pintu tersebut terbuka, dan seorang pemain wanita muncul dengan ketakutan.
   
Sebuah kepala rambut pendek biru kusam, dengan sepasang kacamata besar dengan warna hitam pelek, dan dalam mereka, mata hijau tua yang terbuka lebar, penuh dengan ketakutan. Mengenakan gaun polos warna biru gelap yang sederhana, ia memiliki belati berselubung dalam sarungnya di tangannya.
+
Sebuah kepala berambut biru dengan kacamata besar berbingkai hitam, dan mata berwarna hijau terbuka lebar terisi penuh ketakutan muncul. Mengenakan gaun polos sederhana berwarna biru tua, ia memiliki belati yang tertutup sarung belati di tangannya.
   
"Kau benar-benar ... tidak dari kelompok koleksi Angkatan Darat pajak, kan ...?"
+
"Kamu benar - benar... bukan dari kelompok penagih pajak the Army kan...?"
   
Asuna memberi wanita senyum menenangkan, dan mengangguk.
+
Asuna memberikan senyuman tenag. Lalu mengangguk.
   
"Ya, kami sedang mencari seseorang dan hanya sampai di sini dari atas hari Kami benar-benar tidak berhubungan dengan Angkatan Darat sama sekali.."
+
"Ya, kami hanya mencari seseorang dan baru saja turun dari atas hari ini. Kami benar-benar tak ada hubungannya dengan the Army."
   
  +
Seketika itu juga—
Dalam sekejap-
 
   
"Dari atas? Anda! Berarti bahwa Anda pedang yang sebenarnya!?"
+
"Dari atas!? Maksudmu, kamu benar-benar seorang swordsmen!?"
   
Seiring dengan teriakan bernada tinggi boyish, pintu belakang wanita itu terbuka lebar, dan beberapa sosok manusia berlari keluar kacau Segera setelah itu, pintu di sisi kiri altar dilemparkan terbuka juga,. Dan juga, beberapa orang meledak keluar.
+
Bersamaan dengan sorakan bernada tingginya, pintu di belakang si wanita terbuka lebar, beberapa sosok pemain berlarian tak berarutan. Secara tiba-tiba, pintu di sebelah kiri altar juga ikut terbuka, beberapa orang lalu keluar secara berdesakan.
   
Terkejut dengan kejutan, karena Asuna dan Kirito mengawasi adegan tanpa berbicara, yang berbaris berturut-turut di kedua sisi wanita berkacamata itu semua pemain muda yang bisa dianggap sebagai anak laki-laki dan perempuan. Yang termuda adalah mungkin dua belas, sedangkan yang tertua akan menjadi sekitar empat belas. Semuanya berada dalam keadaan minat atas Asuna dan Kirito, mengerling semua atas mereka.
+
Terkejut akan hal itu, Asuna dan Kirito memantau pemandangan tersebut tanpa bisa berkata - kata, yang berbaris di kedua sisi si wanita berkaca mata adalah semua pemain muda yang bisa dikatakan hanya anak - anak laki-laki dan perempuan. Pemain yang paling muda mungkin sekitar dua belas tahun, sementara yang paling tua mungkin sekitar empat belas tahun. Semuanya memandang Asuna dan Kirito dengan penuh ketertarikan.
   
"Hei, kalian semua, aku berkata untuk tetap tersembunyi di dalam ruangan, tidak saya!"
+
"Hei, kalian semua, Aku bilang untuk tetap bersembunyi di dalam ruangan kan!"
   
Hanya wanita, mendorong kembali anak-anak di fluster, dapat dilihat sebagai sekitar dua puluh usia. Yang mengatakan, tidak seorang anak pun yang mengikuti urutan.
+
Hanya si wanita yang mendorong anak-anak tersebut dalam kebingungan, sepertinaya ia berusia sekitar duapuluh tahun. Tampaknya tak seorang pun anak mematuhi perintahnya.
   
Namun tepat setelah itu, yang pertama yang berlari keluar dari ruangan, anak laki-laki dengan singkat, merah, rambut meremang berdiri pada akhir berteriak dengan nada kecewa.
+
Tetapi setelah itu, anak pertama yang keluar dari ruangan, seorang anak lelaki berambut merah pendek yang sedang berdiri di ujung, berteriak dengan nada penuh kekecewaan.
   
"Apa dengan itu, Anda bahkan tidak memegang pedang tunggal Hei, kau tidak datang dari atas?. Tidak Jika Anda memiliki senjata setidaknya?"
+
"Apaan sih, kamu bahkan tidak memegang sebuah pedang. Hei, bukankah kamu dari lantai atas? Seharusnya kamu memiliki senjata?"
  +
Hampir separuh perkataan itu ditujukan kepada Kirito.
   
  +
"B- Bukan, ini tidak seperti yang terlihat, tapi..."
Paruh kedua kata-kata itu ditujukan kepada Kirito.
 
   
  +
Kirito membalas ketika ia mendaratkan matanya penuh keterkejutan, dan wajah anak-anak tersebut bersinar sekali lagi. Ijinkan aku melihat, ijinkan aku melihat, mereka semua memohon secara bersamaan.
"N-Tidak, itu bukan karena kita tidak memiliki apapun, tapi ..."
 
   
  +
"Lihat, kalian tidak boleh berbicara tak sopan kepada orang yang baru saja kalian temui—
Kirito menjawab sambil melesat matanya tentang kaget, dan wajah anak-anak langsung cerah sekali lagi. Coba lihat, biar lihat, mereka semua mengaku tubi.
 
   
  +
Maaf, kami jarang menerima tamu belakangan ini, jadi..."
"Lihat di sini sekarang, Anda tidak bisa hanya pergi tentang berbicara sehingga tidak sopan kepada orang-orang yang baru saja met.-Maaf, kami jarang pernah menyambut setiap tamu di sekitar, jadi ..."
 
   
Menghadapi wanita berkacamata benar-benar menyesal tampak membungkuk, Asuna berbicara terburu-buru.
+
Menghadapi si wanita berkacamata yang memohon maaf sambil menunduk, Asuna berbicara segera.
   
"N-Tidak, itu bukan problem.-Hei, Kirito-kun, saya pikir Anda memiliki beberapa masih tersisa dalam persediaan Anda, jadi mengapa tidak Anda membiarkan mereka lihat?"
+
"Bu- Bukan, Bukan itu masalahnya. —Hei, Kirito-kun, kamu masih memiliki beberapa di dalam penyimpananmu, bisakah kamu memperlihatkan pada mereka?"
   
"Y-Ya."
+
"Y- Yea."
   
Mengangguk usulan Asuna itu, Kirito membuka jendela dan pindah jarinya, mengubah sekitar sepuluh senjata-jenis item menjadi obyek pada saat yang sama, dan menumpuknya di atas meja panjang di dekatnya. Mereka adalah item yang dijatuhkan oleh monster selama petualangan baru-baru ini yang ditinggal sendirian karena ia tidak punya waktu untuk menjual mereka belum.
+
Mengangguk karena persetujuan Asuna, Kirito membuka jendela miliknya dengan jarinya, mengubah sepuluh senjata ke dalam bentuk nyata secara bersamaan, lalu menumpuknya pada meja panjang terdekat. Senjata tersebut adalah item yang dijatuhkan monster ketika petualangan terakhir dan terlupakan karena ia tak memiliki waktu untuk menjualnya.
   
. Kirito menutup jendela, dengan semua barang surplus kecuali peralatan pasangan dibawa keluar, dan anak-anak bersorak keras dan menyerbu sekitar mereka Mendapatkan nuansa pedang, maces dan semacamnya, satu demi satu, menangis dari "Heavyy <! - - y ganda dimaksudkan -> "dan" Cool "segera bergema Itu adalah adegan yang akan meninggalkan orangtua overprotective samar, tapi tidak peduli bagaimana senjata yang ditangani dalam kota, mustahil bagi mereka untuk mengalami kerusakan..
+
Kirito lalu menutup jendelanya, dengan semua item yang berlebih kecuali beberapa pasang equipment yang telah diambil, anak-anak ini bersorak dan menyerbu di sekitar meja. Mengetahui rasa menyentuh pedang, palu dan semacamnya satu sama lain, mereka merengek karena "Berattt" dan "Keren". Pemandangan ini akan meninggalkan keoverprotektifan orang tua, namun tak peduli bagaimana senjata di pegang di dalam kota, tak mungkin mengakibatkan damage ketika tergores.
   
"-Aku benar-benar menyesal ..."
+
"—Aku benar-benar minta maaf..."
   
Meskipun wanita berkacamata menundukkan kepala ke bawah bermasalah, senyum datang ke wajahnya saat melihat anak-anak senang, dan dia berbicara.
+
Meskipun si wanita meminta maaf karena masalah yang ditimbulkan, sebuah senyum tampak di wajahnya karena melihat anak-anak yang senang, ia lalu berbicara.
   
"... Ah, jangan datang dengan cara ini saya akan mempersiapkan teh,. Begitu ..."
+
"...Ah, karena telah datang sejauh ini. Aku akan membuatkan teh, jadi..."
   
Dipandu ke kamar kecil di tempat ibadah, Asuna dan Kirito meneguk teh panas yang ditawarkan kepada mereka dan mendesah lega.
+
Dipandu ke dalam ruangan kecil di dalam tempat ibadah, Asuna dan Kirito meneguk teh hangat yang dihidangkan pada keduanya.
   
"Lalu ... Anda menyebutkan bahwa Anda datang untuk mencari seseorang ...?"
+
"Jadi... kamu bilang bahwa kamu datang untuk mencari seseorang...?"
   
Pemain perempuan berkacamata duduk di kursi lawan bertanya, dengan sedikit miring kepalanya.
+
Si pemain wanita yang duduk berlawanan meja mengajukan pertanyaan tersebut dengan memiringkan sedikit kepalanya.
   
"Ah, ya. Er ... Saya Asuna, dan orang ini akan Kirito."
+
"Ah, iya. Er... Aku Asuna, dan orang ini adalah Kirito."
   
"Ahh, maafkan aku, aku bahkan belum diberikan nama saya belum. I am Sasha."
+
"Ahh, maaf, aku bahkan belum memperkenalkan diri. Namaku Sasha."
   
  +
Ia lalu menunduk karena memperkenalan dirinya.
Dan dia cepat-cepat membungkuk dengan pengantar.
 
   
"Dan, anak ini adalah Yui."
+
"Lalu, anak ini bernama Yui."
   
Sementara menyikat rambut dari Yui masih tidur di pangkuannya, Asuna melanjutkan.
+
Sambil membelai rambut Yui yang masih tertidur di pangkuannya Asuna melanjutkan.
   
"Anak ini tersesat di tengah hutan di lantai dua puluh dua Dia ... tampaknya telah kehilangan ingatannya, jadi ...."
+
"Anak ini tersesat di tengah hutan pada lantai ke duapuluh dua. Dia... tampaknya kehilangan ingatannya, jadi..."
   
"Saya ..."
+
"Astaga..."
   
Wanita yang menyebut dirinya Sasha melebar mata besar nya hijau tua, tersembunyi di balik kacamatanya.
+
Si wanita yang memanggil dirinya Sasha melebarkan mata kehijauannya yang tersembunyi di balik kacamata lebih lebar.
   
"Dia tidak punya apa-apa selain dari pakaian dilengkapi baik, sehingga tidak tampak seperti dia tinggal di lantai atas ... Jadi, mungkin wali dia berada di Kota Mulai ... atau mungkin orang yang mengenal anak ini mungkin berada di sekitar, kami pikir, dengan itu, kami datang ke sini untuk menemukan mereka Jadi, ketika kita mendengar bahwa anak-anak berkumpul di gereja di sini ... ".
+
"Ia bahkan tak memiliki apapun selain pakaian yang terequip, jadi tampaknya ia tidak tinggal di lantai bagian atas... Dan juga, mungkin pengasuhnya berada di Starting City... atau mungkin orang yang mengenali anak ini mungkin bisa di temukan, kami berpikir kemungkinan tersebut, lalu kami datang ke sini untuk menemukan mereka. Selain itu, ketika kami mendengar bahwa pemain anak-anak berkumpul di gereja ini..."
   
  +
"Itulah cerita singkatnya..."
"Jadi itu adalah bagaimana hal itu ..."
 
   
Sasha meraih cangkir dalam tangannya, dan menjatuhkan pandangannya ke meja.
+
Sasha meraih cangkir teh dengan tangannya, lalu menjatuhkan pandangannya ke meja.
   
"... Saat ini, ada dua puluh tinggal di sini di gereja ini, anak-anak dari sekolah dasar untuk anak-anak di sekolah menengah. Saya percaya itu harus, lebih atau kurang, semua pemain anak sekitar di kota ini Pada saat ini. pertandingan dimulai ... "
+
"...Sekarang ini, ada duapuluh orang pemain yang tinggal di gereja ini, anak-anak dari sekolah dasar hingga tingkat smp. Aku kurang lebihnya yakin, semua pemain anak-anak di sekitar kota ini. Pada waktu ketika game dimulai..."
   
Sasha mulai berbicara dengan nada berbisik, namun jelas.
+
Sasha mulai berbicara dalam suara berbisik, tapi masih bisa didengar.
   
"Hampir bahwa banyak anak-anak pergi ke serangan panik dan pada dasarnya menjalani masalah mental Tentu saja, ada anak-anak yang terbiasa dengan permainan dan meninggalkan kota, tapi saya percaya mereka untuk menjadi pengecualian.."
+
"Hampir semua anak-anak menjadi panik dan mengalami trauma mental. Tentu saja, ada anak-anak yang terbiasa lalu meninggalkan kota, tapi aku percaya mereka adalah pengecualian."
   
Itu adalah sesuatu yang dialami Asuna juga, pada tahun ketiga dari sekolah menengah pada saat itu. Ketika ia terpencil dirinya di ruang penginapan, ia percaya bahwa ia pasti merasa pikirannya runtuh pergi, hampir didorong ke sudut.
+
Hal seperti itu juga pernah Asuna alami, di tahun ketiga smpnya pada waktu itu. Ketika ia mengunci dirinya sendiri di kamar penginapan, ia yakin bahwa pikirannya akan hancur karena merasa terpojok.
   
"Ini hanya untuk diharapkan,. Mereka masih pada usia ketika mereka ingin dimanjakan oleh orang tua mereka Untuk tiba-tiba mengatakan sesuatu seperti mereka tidak mampu untuk keluar dari sini, bahkan mungkin tidak pernah kembali ke dunia-yang nyata anak sebagian besar rusak, dan di dalamnya ... tampaknya ada beberapa yang memutuskan hubungan begitu saja. "
+
"Seperti yang diharapkan; mereka masih dalam usia ketika mereka masih ingin dimanjakan orang tuanya. Lalu tiba-tiba diberitahu seseorang bahwa mereka tidak bisa keluar dari sini, mungkin juga tak akan pernah bisa kembali ke dunia nyata— anak-anak tersebut menjadi down, dan di dalam pikiran mereka... tampaknya ada sesuatu yang hilang."
   
Mulut Sasha tegas tumbuh kaku.
+
Mulut Sasha menjadi kaku.
   
"Untuk satu bulan atau lebih setelah pertandingan dimulai, aku memikirkan bertujuan untuk penyelesaian permainan dan pergi untuk melatih di lapangan, tapi ... suatu hari, saya melihat salah satu dari anak-anak di sebuah sudut jalan, dan aku hanya tidak bisa meninggalkan anak sendirian,. jadi saya membawa anak dengan saya dan mulai hidup bersama di penginapan Dan kemudian, ketika saya memikirkan semua anak-anak lain masih sekitar seperti anak kecil itu, aku mulai pergi tentang kota, sehingga memanggil anak-anak sendiri. Sebelum aku tahu itu, ternyata cara ini. Itu sebabnya, entah bagaimana ... meskipun ada yang orang berkelahi di lantai atas seperti Anda berdua, untuk berpikir bahwa saya keluar, rasanya dimaafkan. "
+
"Selama sebulan ketika game dimulai, aku berpikir untuk menyelesaikan game ini dan berencana berlatih di field, tetapi... suatu hari, aku melihat salah satu dari anak-anak tersebut di sudut jalanan, aku tak bisa meninggalkan anak tersebut sendiri begitu saja; jadi aku membawa anak-anak bersamaku dan memulai hidup di penginapan. Selanjutnya, ketika aku berpikir bahwa masih ada anak-anak sepertinya, aku mulai berkeliling kota, dan mencari anak-anak tersebut. Sebelum aku menyadarinya, semuanya telah berakhir seperti ini. Itulah mengapa... meskipun ada orang-orang yang bertarung di lantai atas seperti kalian berdua, aku merasa tak bisa memaafkan diriku sendiri karena tak bisa membantu menyelesaikan game ini."
   
"Itu ... Itu bukan-"
+
"Itu... Itu tidak-"
   
Sementara menggelengkan kepalanya, Asuna berjuang dengan segala kekuatannya untuk menemukan kata-kata yang tepat, tapi suaranya tercekat di tenggorokan. Mengambil kendur, Kirito berbicara.
+
Sambil menggelengkan kepalanya, Asuna berusaha untuk menemukan kata-kata yang tepat, tapi suaranya tersangkut di tenggorokan. Mengambil alih pembicaraan, Kirito berbicara.
   
"Itu tidak benar sama sekali Anda berjuang dengan gagah berani .... Jauh lebih besar daripada orang seperti saya ini."
+
"Itu tidak sepenuhnya benar. Kamu berjuang dengan sangat berani... bahkan lebih hebat daripada orang sepertiku."
   
"Terima kasih banyak Tapi aku. Aku tidak cukup melakukan hal ini keluar dari rasa kewajiban. Sudah hidup sangat menyenangkan dengan anak-anak."
+
"Aku sungguh berterima kasih. Namun aku tidak cukup melakukan hal ini tanpa adanya tanggung jawab. Sungguh menyenangkan hidup bersama anak-anak ini."
   
Sasha tersenyum manis dan menatap tidur Yui cemas.
+
Sasha tersenyum manis sambil menatap Yui yang sedang tertidur pulas.
   
"Itu sebabnya ... Selama dua tahun berturut-turut, kami pergi melalui semua bangunan di daerah setiap hari, memeriksa untuk melihat apakah ada anak-anak yang membutuhkan bantuan. Jika ada seperti anak kecil tersisa di sekitar, kita akan pasti melihat Saya. maaf untuk mengatakan ini ... tapi untuk anak ini, saya tidak percaya dia tinggal di Kota Mulai. "
+
"Itulah mengapa... selama dua tahun ini, setiap hari kami berkeliling di semua bangunan yang ada di setiap area, mengecek jika ada anak-anak yang membutuhkan bantuan. Jika ada sejumlah anak-anak yang masih tertinggal, kami akan segera menyadarinya. Maaf untuk mengatakan ini... tetapi tampaknya anak ini, aku tak yakin jika ia pernah tinggal di Starting City."
   
"Apakah itu begitu ..."
+
"Begitu ya..."
   
Asuna menundukkan kepalanya ke bawah, memeluk erat ke Yui. Dia menarik diri dan memandang ke arah Sasha.
+
Asuna menundukkan kepalanya ke bawah sambil memeluk Yui. Ia menarik diri lalu memandang ke arah Sasha.
   
"Eh, ini tampaknya seperti itu akan mengganggu ke dalam privasi Anda, tapi bagaimana Anda dapatkan dengan, untuk biaya hidup sehari-hari Anda dan semacamnya?"
+
"Er, tampaknya ini akan mengganggu privasimu, tetapi bagaimana kamu memperoleh penghasilan untuk keperluan sehari-hari dan semacamnya?"
   
"Ah, untuk itu, selain dari saya, ada anak-anak yang lebih tua beberapa melindungi tempat ini sekitar ... mereka pada tingkat yang menjamin keselamatan lengkap mereka selama mereka tinggal di dalam ladang di sekitar kota ini, jadi kami masih bisa melakukan sesuatu tentang pasokan makanan kita. Kita tidak mampu untuk hidup mewah sekalipun. "
+
"Ah, hal itu, selain aku, ada beberapa anak-anak yang lebih dewasa yang melindungi tempat ini...mereka berada pada level yang menjamin keselamatan mereka selama mereka berada di field sekitar kota ini, jadi kami masih bisa menyimpan cadangan makanan. Kami tak bisa hidup dalam kemewahan."
   
"Oh, itu menakjubkan ... Dilihat dari apa yang saya dengar sebelumnya di kota, seperti berburu monster di lapangan dianggap sebagai tindakan bunuh diri yang bertentangan dengan akal sehat."
+
"Oh, sungguh mengagumkan... menilai dari apa yang kudengar sebelumnya di kota ini, sesuatu seperti berburu monster di dalam field bisa dianggap suatu tindakan bunuh diri yang bertentangan dengan akal sehat."
   
Sasha mengangguk mendengar kata-kata Kirito itu.
+
Sasha mengangguk atas perkataan Kirito.
   
"Pada dasarnya, saya percaya itulah yang semua pemain yang tersisa di Kota Mulai pikir saya tidak akan menyangkal gagasan bahwa, itu tidak benar-benar bisa membantu, ketika Anda mempertimbangkan ada bahaya kematian ... Namun, yang juga bisa. menjadi alasan mengapa kita mendapatkan uang lebih banyak bila dibandingkan dengan pemain rata-rata di kota ini. "
+
"Pada dasarnya, aku percaya bahwa pikiran seperti itulah yang dipikirkan pemain yang masih tersisa di kota ini. Aku tidak menyangkat hal tersebut; hal itu tak akan membantumu, ketika kamu mengira akan adanya bahaya kematian... Bagaimanapun juga, pikiran tersebut juga manjadi alasan mengapa kita mengumpulkan uang di atas rata-rata pemain di kota ini."
   
Itu memang benar,. Untuk teratur cadangan ruang tamu di gereja ini, col seratus mungkin akan diperlukan setiap hari Itu adalah jumlah yang sangat melebihi pendapatan harian bahwa pemburu buah dari sebelumnya.
+
Itu memang benar; untuk mengatur pengeluaran di gereja ini, seratus coll setidaknya di butuhkan setiap harinya. Jumlah ini melebihi pendapatan harian si pemburu buah sebelumnya.
   
"Itu sebabnya saya sudah menjaga mata saya pada mereka baru-baru ini ..."
+
"Itulah mengapa aku terus mengawasi mereka akhir-akhir ini..."
   
"... Pada siapa?"
+
"...Mengawasi siapa?"
   
Mata lembut Sasha berubah tegas dalam sekejap. Sama seperti dia membuka mulutnya untuk melanjutkan kata-katanya, pada saat itu ...
+
Mata lembut Sasha berubah dalam sekejap. Ketika ia membuka mulut untuk melanjutkan perkataannya, pada saat itu...
   
  +
"Sensei! Sasha-sensei! Ini mengerikan!!"
"Sensei <-. Jujur saya punya tidak tahu tentang hubungan mereka belum, jadi aku hanya akan menyimpannya sebagai sensei bukannya menerjemahkannya untuk sesuatu seperti guru untuk sekarang Jika saya masih tidak tahu pada akhir bab ini,! Saya hanya akan menambahkan catatan TL -!!.> Sasha-sensei Ini mengerikan "!!
 
   
Pintu ke kamar membanting terbuka, dan beberapa anak membanjir seperti longsoran salju.
+
Pintu pada ruang ini terbanting terbuka, dan beberapa anak membanjiri ruang ini seperti longsor salju.
   
"Hei sekarang, Anda bersikap kasar kepada tamu kami!"
+
"Hei, kalian tak sopan pada tamu!"
   
"Itu bukan masalah di sini!"
+
"Itu tak penting sekarang!!"
   
Pemuda berambut merah dari sebelumnya berteriak, dengan air mata mengancam akan tumpah dari matanya.
+
Si rambut merah yang sebelumnya kini berteriak, dengan air mata yang akan tumpah dari matannya.
   
"Gin-bro dan lain-lain telah ditangkap oleh Angkatan Darat!"
+
"Kak Gin dan lainnya telah tertangkap oleh the Army!"
   
"Di mana-!?"
+
"—Dimana!?"
   
Bangun dengan cara yang sangat tegas bahwa rasanya seolah-olah dia menjadi orang lain, Sasha minta dari anak laki-laki.
+
Bangun dengan cara yang begitu tegas bahwa ia merasa seolah-olah dirinya menjadi orang lain, Sasha menanyai anak ini.
   
"Di lahan kosong di belakang toko kedua tangan di distrik timur kelima. Tentara menghalangi lorong dengan sepuluh orang atau lebih Kotta itu. Satu-satunya yang berhasil lolos."
+
"Di lahan kosong di belakang toko bekas pada distrik timur kelima. The Army telah memblokir lorongnya dengan sepuluh orang atau lebih. Hanya Kotta yang berhasil melarikan diri."
   
"Mengerti, aku akan langsung pergi away.-Permisi, tapi ..."
+
"Mengerti, aku akan pergi kesana sekarang. —Maaf, tapi..."
   
Berbalik untuk menghadapi Asuna dan Kirito, Sasha ringan menundukkan kepalanya.
+
Berbalik menghadap wajah Asuna dan Kirito, Sasha menundukkan kepalanya.
   
"Saya tidak bisa begitu saja mengabaikan anak-anak yang membutuhkan Kami akan melanjutkan pembicaraan nanti ...."
+
"Aku tak bisa mengabaikan anak-anak ini. Kita akan melanjutkan percakapan ini nanti..."
   
"Kami akan pergi juga, sensei!"
+
"kami juga akan pergi, sensei!!"
   
Sebagai anak laki-laki berambut merah berteriak, kerumunan seluruh anak belakang juga, berteriak dalam perjanjian. Bergegas sebelah Kirito, anak itu memiliki ekspresi putus asa saat ia berbicara.
+
Karena anak berambut merah menangis, seluruh anak-anak yang dibelakang juga berteriak karena sepakat. Bergegas menuju samping Kirito, si anak laki-laki yang memiliki ekspresi putus asa berbicara.
   
"Bro, mari kita memiliki senjata dari sebelumnya untuk sementara waktu Jika kita memilikinya, bahkan orang-orang dari Angkatan Darat akan lari!"
+
"Kak, pinjami kami senjata sebelumnya sebentar saja! Jika kami memiliki senjata itu, orang-orang dari the Army akan melarikan diri!"
   
  +
"Aku tak terima!"
"Saya tidak bisa menerima itu!"
 
   
Sasha membiarkan longgar penolakannya.
+
Sasha menolak dengan tegas.
   
"Yang banyak Anda akan menunggu di sini!"
+
"Kalian semua akan menunggu di sini!"
   
Pada saat itu, Kirito, yang telah mengawasi pengembangan diam-diam, mengangkat tangan kanannya, seolah-olah untuk menenangkan anak-anak Dia jarang pernah membaca udara atau memahami tingkat percakapan yang tepat,. Tetapi hanya pada saat-saat seperti ini, apakah dia menunjukkan keberadaan misterius, cepat membungkam anak-anak.
+
Saat itu juga, Kirito yang telah mengamati keadaan secara diam -diam, mengangkat tangan kanannya seolah-olah menenangkan anak-anak. Ia jarang membaca sejauh mana isi pembicaraan sekarang ini, tetapi hanya kali ini, ia menunjukkan suatu harapan yang segera menenagkan semua anak-anak.
   
  +
"—Sayang sekali—"
"Sayang-meskipun-"
 
   
Kirito mulai berbicara dengan nada tenang.
+
Kirito mulai berbicara dalam nada tenang.
   
"Parameter yang diperlukan untuk senjata yang terlalu tinggi, sehingga orang seperti Anda tidak akan mampu untuk melengkapinya Kami akan membantu Anda keluar.. Bahkan jika dia memang terlihat seperti itu, bahwa sis besar di sana tidak masuk akal yang kuat."
+
"Parameter yang dibutuhkan untuk senjata itu terlalu tinggi, sehingga kau tak akan bisa mengequipkannya. Kami akan membantu kalian. Meskipun terlihat seperti itu, kakak perempuan yang disana sungguh sangat kuat."
   
Melirik Kirito, Asuna juga kembali mengangguk tegas. Bangun, dia berpaling ke arah Sasha dan membuka mulutnya.
+
Melirik Kirito, Asuna juga mengangguk. Berdiri, Asuna menuju Sasha dan membuka mulutnya.
   
"Harap memungkinkan kami untuk membantu juga Memiliki tenaga kerja lebih harus yang terbaik.."
+
"Ijinkan kami untuk membantu. Memiliki kekuatan lebih seharusnya lebih baik."
   
"-Terima kasih, aku akan mengandalkan Anda."
+
"—Terima kasih, aku akan bergantung padamu."
   
Sasha memberi membungkuk dalam-dalam, tegas menarik kacamatanya, dan berbicara.
+
Sasha mengangguk dalam, menarik kacamatanya lalu berbicara.
   
"Kalau begitu, maafkan saya, tapi kita akan berjalan!"
+
"Nah, maafkan aku, tapi kita akan berlari!"
   
   
Bergegas keluar dari gereja, Sasha mulai berjalan lurus ke depan dengan belati gemetar di pinggangnya. Mengacu pada Yui, Asuna juga mengejar di belakangnya bersama dengan Kirito. Seperti Asuna melirik ke arah belakang sambil berlari, dia menemukan kerumunan anak-anak mengikuti belakang, tapi itu tidak tampak seperti Sasha punya niat untuk mengusir mereka.
+
Bergegas keluar dari gereja, Sasha mulai berlari kedepan sambil membawa belatinya di pinggang. Menggendong Yui, Asuna juga mengejar di belakangnya bersama Kirito. Saat Asuna melirik punggungnya sambil berlari, ia menyadari segerombol anak mengikuti mereka di belakang, tetapi tampaknya Sasha tak memiliki niat untuk menyuruh mereka pulang.
   
Tenun jalan melalui perkebunan pohon, mereka memasuki distrik timur keenam dan dove melalui gang-gang belakang. Tampaknya bahwa mereka mengambil jalan pintas untuk jarak sesingkat mungkin, dan saat mereka menyeberang melalui front toko NPC, kebun milik rumah-rumah pribadi dan seperti, mereka melihat sekelompok memblokir gang tipis di depan. Ada mungkin setidaknya sepuluh orang. mengenakan seragam abu-peralatan hijau dan baja hitam, mereka agaknya anggota «Army».
+
Berlari melalui rimbunnya pohon, mereka memasuki distrik timur keenam dan menuju gang-gang belakang. Tampaknya Sasha mengambil jalan pintas yang paling pendek menuju lokasi, karena ia melewati toko-toko NPC, taman milik rumah pribadi dan semacamnya, mereka melihat sekelompok orang yang memblokir jalan kecil didepan. Tampaknya setidaknya ada sepluh orang. Berpakaian seragam hijau keabu-abuan dan equipment baja hitam, tidak salah lagi mereka adalah anggota the «Army».
   
Seperti Sasha, yang berlari melalui lorong-lorong tanpa ragu-ragu, menarik berhenti, ia menarik perhatian para pemain dari Angkatan Darat, dan mereka berbalik dengan senyum lebar.
+
Sasha yang berlari tanpa keraguan melewati lorong-lorong akhirnya berhenti, ia menarik perhatian para pemain the Army, dan mereka berbalik dengan senyum lebar.
   
"Oh, bayi-sitter di sini."
+
"Oh, si pengasauh ada di sini."
   
"... Silakan kembali anak-anak."
+
"...Tolong kembalikan anak-anak."
   
Sasha berbicara dengan suara yang tak tergoyahkan.
+
Sasha berbicara dengan suara yakin.
   
"Jangan hanya merusak reputasi kami seperti itu kami akan mengembalikannya segera; Kami hanya menanamkan beberapa etiket sosial yang tepat ke dalamnya.."
+
"Jangan rusak reputasi kami seperti itu. Kami akan segera mengembalikan mereka; kami hanya ingin mengajari mereka sopan santun."
   
"Ya, ya Warga desa yang. Memiliki tanggung jawab untuk membayar pajak mereka, setelah semua."
+
"Ya, ya. orang-orang kota memiliki kewajiban untuk membayar pajak."
   
Para pria pergi wa-ha-ha-ha, membiarkan tawa parau longgar. Kepalan Sasha tertutup rapat gemetar.
+
Si pria itu lalu tertawa wa-ha-ha-ha, dan semakin keras. Sasha makin mendekat.
   
"Gin Kain!! Everyone!! Apakah Anda ada!?"
+
"Gin! Kain! Semuanya!! Kalian disana!?"
   
Ketika Sasha berteriak ke arah pria, suara genit ketakutan segera terdengar di respon.
+
Ketika Sasha memanggil seperti itu, suara ketakutan terdengar membalas.
   
"Sensei Sensei ...! Membantu kami!"
+
"Sensei! Sensei... tolong kami!"
   
"Jangan khawatir tentang uang, cukup menyiapkan dan menyerahkan seluruh!"
+
"Jangan khawatirkan masalah uang, serahkan saja semuanya!"
   
"Sensei ... kita tidak bisa hanya ...!"
+
"Sensei... kami tak bisa...!"
   
Kali ini, itu adalah suara kekanak-kanakan tegang.
+
Kali ini, suara anak si rambut merah terdengar.
   
 
"Nha, ha, ha."
 
"Nha, ha, ha."
   
  +
Salah satu anggota Army yang memblokir jalan tertawa sangat keras.
Salah seorang pria menghalangi jalan sembur tertawa yang menyerupai kejang-kejang.
 
   
"Nah, itu semua karena kalian belum membayar sampai sedikit pajak ... Uang saja tidak cukup seperti ini, eh."
+
"Well, semua ini karena kalian belum membayar pajak... Uangnya tidak akan cukup kalau hanya segini, eh."
   
"Itu benar, itu benar Kami akan telah Anda drop peralatan Anda di sini juga.. Semua armor juga ... setiap bagian, single terakhir."
+
"Benar, sangat benar. Kami ingin kalian juga menyerahkan equipment. Semua armor kalian... setiap lembar armor."
   
Melihat pada pada menyeringai vulgar pria, Asuna langsung menebak pada keadaan dari dalam gang ini «pajak kekuatan koleksi». Tidak diragukan lagi menuntut untuk kelompok anak-anak, termasuk seorang gadis, melepas semua pakaian mereka sebagai baik. Sebuah kemarahan dekat dengan darah-haus mulai pembengkakan dalam Asuna.
+
Melihat senyum mesum si pria tersebut, Asuna langsung bisa menebak kondisi mereka di dalam jalanan sempit ini. «Pasukan Penagih Pajak» ini tanpa diragukan lagi akan menuntut kelompok anak - anak, termasuk juga perempuan untuk menyerahkan pakaian mereka. Darah dalam diri Asuna mulai mendidih karena kemarahan.
   
Sasha tampaknya telah mencapai kesimpulan yang sama, mendekat kepada para pria, penuh dengan permusuhan.
+
Sasha tampaknya juga telah mengambil kesimpulan yang sama, ia mendekat menuju anggota the Army dengan hawa permusuhan.
   
"Keluar ... Dapatkan keluar dari jalan Jika tidak ...!"
+
"Minggir... jangan menghalangi! Jika tidak..."
   
"Kalau tidak apa, baby-sitter Anda akan membayar pajak di tempat mereka?"
+
"Jika tidak akan apa hah, pengasuh bayi? Kau akan membayar pajak di tempat ini?"
   
Orang-orang menyeringai tidak berusaha untuk bergerak sama sekali.
+
Orang-orang tersebut menyeringai tanpa ada niat untuk menyingkir.
   
Dalam kota, atau dalam batas jangkauan kota, sehingga untuk berbicara, sebagai program yang dikenal sebagai Kode Perlindungan Kejahatan selalu diaktifkan, berusaha untuk menimbulkan kerusakan, serta upaya untuk memindahkan pemain lain yang bertentangan dengan keinginan mereka benar-benar mustahil. Tapi . sebagai imbalannya, pemain berbahaya memblokir jalan tidak dapat dihilangkan Sealing atas jalan dengan berdiri di sana, untuk «blok», bahkan mendapatkan beberapa orang untuk mengelilingi target langsung untuk melumpuhkan korban, untuk «kotak», keberadaan metode ini pelecehan tidak etis akhirnya diperbolehkan.
+
Di dalam kota, atau setidaknya dalam ruang jangkauan kota, program yang dikenal sebagai Kode Anti Kriminal selalu aktif, mencoba untuk membuat kerusakan, begitu juga untuk memindahkan pemain lain di luar kehendak mereka benar-benar tak mungkin. Akan tetapi, para pemain yang memblokir jalan ini juga begtu. Menyegel jalan dengan cara berdiri di sini, dengan maksud memblokir; bahkan beberapa orang mengelilingi target secara langsung untuk melumpuhkan si korban ke dalam «Area»; keberadaan metode tak bermoral ini bisa di perbolehkan.
   
Yang mengatakan, tindakan-tindakan itu hanya efektif dalam kasus-kasus di mana salah satunya bergerak di tanah setelah semua Asuna memandang Kirito,. Dan berbicara.
+
Seperti itulah, tindakan tersebut hanya efektif dalam kasus dimana seseorang telah bergerak kedalamnya. Asuna menatap Kirito, lalu berbicara.
   
"Mari kita pergi, Kirito-kun."
+
"Ayo maju, Kirito-kun."
   
"Ya."
+
"Yea."
   
Mengangguk setuju, mereka santai menggebrak tanah.
+
Mengangguk setuju, mereka bersama-sama menendang tanah tempat mereka berpijak.
   
Menjelang jumping pasangan menggunakan semua ketangkasan dan kekuatan, Sasha dan anggota Angkatan Darat hanya bisa mencari tercengang ketika mereka membumbung atas mereka dengan mudah, mendarat di ruang yang tertutup dari semua sisi.
+
Mereka berdua melompat ke depan dengan mengggunakan ketangkasan dan kekuatan yang mereka miliki, Sasha dan anggota the Army hanya bisa melihat tercengang ke atas ketika mereka melewati halangan dengan begitu mudah, dan akhirnya mendarat di ruang yang tertutup dari segala sisi.
   
 
"Woah!?"
 
"Woah!?"
   
Beberapa pria di sana melompat kembali dengan ketakutan.
+
Beberapa orang melompat mundur karena ketakutan.
   
Di sudut daerah, dua anak laki-laki dan seorang gadis di puluhan awal mereka meringkuk bersama-sama kaku armor mereka sudah dihapus, hanya mengenakan pakaian sederhana.. Asuna menggigit bibirnya, melangkah ke anak-anak, dan berbicara dengan senyum di .
+
Di pojok area tersebut, dua anak laki-laki dan satu anak perempuan di usia sepuluh tahunan meringguk kaku bersama-sama. Armor mereka telah dicopot, hanya berpakaian pakaian dalam. Asuna menggigit bibirnya, lalu melangkah menuju anak-anak tersebut, dan berbicara sambil tersenyum.
   
"Ini baik-baik saja sekarang Anda dapat mengembalikan peralatan Anda.."
+
"Sudah tak apa-apa sekarang. Kalian bisa mendapatkan kembali equipment kalian."
   
Para pemuda segera mengangguk dengan mata bulat, mengambil baju besi di kaki mereka panik, dan mulai beroperasi jendela mereka.
+
Mereka akhirnya mengangguk dengan mata terbuka, mengambil kembali armor mereka yang berada di dekat kaki dengan panik, dan mulai mengoperasikan jendela mereka.
   
"Oi ... Oi, oi, oi!!"
+
"Oi... Oi, oi, oi!!"
   
Pada saat itu, seorang pemain dari Angkatan Darat akhirnya tersadar dan berteriak keras-keras.
+
Pada saat itu, seorang pemain dari the Army akhirnya datang dan berteriak keras.
   
"The sih itu dengan kalian! Jangan berani-berani menghalangi pekerjaan« Army »!"
+
"Apa urusan kalian!! Jangan berani-berani menghalangi pekerjaan the Army!!"
   
"Sekarang, sekarang, tunggu sebentar."
+
"Tunggu, tunggu sebentar."
   
Menghentikan itu, seorang pria dengan baju besi terasa berat melangkah maju. Ia tampaknya menjadi pemimpin kelompok.
+
Menghentikan teriakan si pria, pemain dengan armor berat melangkah ke depan. Tampaknya ia adalah pemimpin grup ini.
   
"Kami belum melihat kalian sekitar, tetapi apakah Anda tahu apa artinya melawan Angkatan Pembebasan? Jika Anda masih berniat untuk, kita bahkan bisa mendengar keluar kasus Anda secara rinci di kantor pusat."
+
"Kami belum pernah menjumpai kalian di sekitar sini, tetapi apakah kau tau jika tindakanmu itu menentang pasukan pembebasan? Jika kalian masih bermaksud seperti itu, kami bisa menginterogasimu di markas pusat."
   
Mata ramping pemimpin bersinar dengan cahaya keji Menarik sebuah pedang besar dari pinggangnya, ia melangkah sambil berulang kali memukul pisau pedang dengan telapak tangannya, seolah-olah sengaja.. Permukaan pedang berkilauan dengan cahaya dari low- berbaring matahari terbenam Sebuah sinar dangkal khas senjata yang tidak pernah mengalami atau pernah diperbaiki dari kerusakan bahkan satu waktu..
+
Mata sipit si pemimpin tersebut bersinar penuh kekejian. Mencabut pedang besar dari pinggangnya,ia melangkah sambil berulang kali mengasar mata pedangnya di telapak tangannya dengan tujuan tertentu. Permukaan pedang tersebut berkilau karena cahaya matahari yang hampir terbenam. Sebuah kilauan ciri khas suatu senjata yang tak pernah digunakan ataupun diperbaiki dari kerusakan bahkan satu kalipun.
   
"Atau apakah Anda ingin membawa ini« luar batas »untuk menyelesaikan itu, di luar batas Eh!??"
+
"Atau kamu ingin melunasi «persahabatan dari luar» ini, persahabatan dari luar? Eh!?"
   
Pada saat ia mendengar bahwa frase tunggal.
+
Pada saat Asuna mendengar kalimat tersebut.
   
The mengepalkan gigi Asuna berdering keluar Dia pikir itu yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini secara damai,. Tapi ketika ia melihat pemuda menggigil ketakutan, kemarahannya sudah melewati batas nya.
+
Gemertak gigi Asuna bisa terdengar. Ia berpikir jika masalah ini bisa diselesaikan dengan damai, akan tetapi ketika ia melihat anak-anak yang ketakutan, amarahnya sudah melewati batasnya.
   
"... Kirito-kun, aku akan meninggalkan Yui-chan kepada Anda."
+
"...Kirito-kun, aku serahkan Yui-chan padamu."
   
Yui diserahkan kepada Kirito, dan sebelum ada yang tahu apa yang terjadi, ia sudah melemparkan keluar Rapier Asuna terwujud itu <- Kanji yang digunakan secara harfiah "pedang tipis", bukan katakana biasa untuk "Rapier", tapi ..! ya - ..> dengan satu tangan <-.! ulangi baris sebelumnya jika mungkin -.> Menggambar pedang saat ia menerimanya, ia gesit bergerak menuju pemimpin.
+
Yui diserahkan pada Kirito, dan sebelum seorangpun tahu apa yang terjadi, ia telah mematerialkan rapier miliknya dengan satu tangan. Menghunus rapier yang diterimanya, ia lalu bergerak cepat menuju si pemimpin.
   
"A. ... Ah ...?"
+
"A.... Ah...?"
   
Menghadapi pria, masih tidak dapat mengejar ketinggalan dengan situasi dengan mulutnya dibiarkan setengah terbuka, Asuna tiba-tiba melemparkan semua kekuatannya ke dalam tusukan tunggal-tangan.
+
Menghadapi si pria yang masih belum memahami situasi dengan mulutnya yang setengah terbuka, Asuna tiba-tiba memusatkan kekuatannya dalam serangan tusukan satu tangan.
   
Lingkungan yang dicelup dalam sekejap violet cahaya Suara dampak pada tingkat ledakan.. Wajah mengancam pria itu terlempar ke belakang, dan ia jatuh ke belakang ke belakang dalam keadaan linglung, dengan matanya masih terbuka.
+
Area sekitar tiba-tiba di selimuti cahaya keunguan. Suara hantamannya seperti sebuah ledakan. Wajah si pria terdorong, dan ia jatuh ke belakang dengan linglung karena matanya masih terbuka.
   
"Jika Anda ingin untuk pertempuran yang banyak, tidak perlu untuk pergi semua jalan ke lapangan."
+
"Jika kau sebegitu inginnya bertarung, tak perlu jauh-jauh pergi ke field."
   
Berjalan sampai ke orang itu, Asuna sekali lagi mengacungkan tangan kanannya kilat diulang,. Dan suara memekakkan telinga bergemuruh keluar. Pemimpin jatuh mundur, seolah-olah ia ditolak.
+
Melangkah menuju hadapan si pria, Asuna sekali lagi mengacungkan tangan kanannya. Cahaya tersebut terulang lagi, dan suara yang memekakan telinga bergemuruh lagi. Si pemimpin grup ini terdorong kebelakang seolah-olah ia ditolak.
   
"Jangan khawatir, HP Anda tidak turun setelah semua Nah,. Berkat bahwa meskipun, saya tidak harus berhenti baik."
+
"Jangan khawatir, HP milikmu tak akan menurun. Well, terima kasih karenanya, aku tak perlu menahan lagi."
   
Sambil menatap sosok Asuna mendekati dengan langkah mantap dengan bibir gemetar, pemimpin tampaknya telah akhirnya menyadari apa yang tersirat.
+
Menatap Asuna yang perlahan mendekat dengan bibirnya gemetar, si pemimpin tampaknya menyadari maksud tersirat Asuna.
   
. Dalam rentang Kode Pencegahan Kejahatan, bahkan jika serangan dari senjata ditargetkan pada pemain, maka akan dihentikan oleh penghalang tak terlihat dan tidak ada kerusakan akan ditimbulkan Tapi aturan ini juga memiliki makna alternatif: bahwa penyerang akan tidak memiliki kekhawatiran yang rusak ke dalam warna disediakan untuk penjahat.[[Image:Sword_Art_Online_Vol_02_-_241.jpg |thumb]]
+
Dalam jangkauan Kode Anti Kriminal, bahkan jika menyerang kepada pemain lain, serangan tersebut akan dihentikan oleh dinding yang tak terlihat dan tak ada damage yang diberikan. Akan tetapi aturan ini juga memiliki celah tertentu: yaitu si penyerang tak perlu khawatir jika ia berubah warna menjadi pemain orange.
  +
[[Image: Sword Art Online Vol 02 - 241.jpg|thumb]]
Sebuah contoh yang menggunakan fakta bahwa akan menjadi «Dalam Batas Pertempuran», biasanya dilakukan sebagai pertempuran tiruan yang digunakan untuk latihan Namun,. Dengan peningkatan statistik penyerang dan keterampilan, kebisingan dampak dan luminositas warna yang diciptakan oleh sistem, pada saat Kode itu diaktifkan, akan ditingkatkan sesuai,. Dan di samping itu, dengan kekuatan keterampilan pedang yang digunakan, meskipun sedikit, efek knockback akan diproduksi serta Bagi orang-orang tidak terbiasa dengan hal itu, itu bukan hal yang mudah untuk menanggung, bahkan jika mereka mengerti bahwa HP mereka tidak berkurang.
 
   
  +
Sebagai contohnya celah tersebut bisa digunakan «Dalam Jangkauan Pertarungan», biasanya digunakan untuk pertarungan palsu untuk latihan. Bagaimanapun juga, karena tingkat status dan skill si penyerang, suara dari hantaman dan terangnya warna yang diciptakan oleh sistem, pada waktu yang sama kode tersebut diaktifkan, dan serangan akan ditingkatkan sesuai status si penyerang; dan ditambah dengan kekuatan sword skill yang digunakan, meskipun sedikit, efek dorongan ke belakang akan tetap dihasilkan. Untuk orang yang belum terbiasa, efek tersebut tidaklah mudah untuk ditahan, meskipun kamu tahu bahwa HP tak akan menurun.
"Eek ... s-sto ..."
 
   
  +
"Eek... h- henti..."
Merobohkan ke tanah oleh serangan pedang Asuna itu, pemimpin berdecit keluar.
 
   
  +
Terdorong ke tahan karena serangan Asuna, ia menjerit.
"Kalian ... jangan hanya menonton ... melakukan sesuatu tentang hal itu ...!"
 
   
  +
"Kalian... jangan cuma menonton... lakukan sesuatu...!!"
Akhirnya mendapatkan kembali indera mereka dengan suara itu, para anggota Angkatan Darat ditarik keluar satu demi satu senjata mereka.
 
   
  +
Akhirnya mendapat kesadaran karena suara si pemimpin, para anggota the Army mengeluarkan senjata mereka satu persatu.
Para pemain memblokir, yang merasakan kelainan situasi, berlari dalam juga, dari utara dan selatan jalan.
 
   
  +
Para pemain yang sebelumnya memblokir jalan, kini merasakan ketidaknormalan pada situasi ini akhirnya berlari dari jalanan utara dan selatan.
Dikelilingi oleh laki-laki dalam bentuk setengah lingkaran, Asuna menghadapi mereka dengan mata menyala terang, seolah-olah dia telah kembali ke waktu ketika dia adalah prajurit bersemangat. Menendang dari tanah tanpa kata, dia mengiris pasukan tepat di depannya.
 
   
  +
Dikelilingi oleh pemain the Army dalam bentuk setengah lingkaran, Asuna menatap mereka dengan mata yang berkobar - kobar, seolah-olah ia telah kembali ke waktu ketika ia menjadi seorang pemain yang bersemangat. Menendang tanah tanpa berkata - kata, ia menerjang pasukan tersebut yang tepat dihadapannya.
Hanya dalam sekejap, ruang sempit itu dipenuhi dengan berturut-turut lolongan suara gemuruh menggelegar.
 
  +
  +
Dalam waktu singkat, jalanan sempit itu terisi oleh raungan-raungan bagaikan petir.
   
 
Sekitar tiga menit kemudian.
 
Sekitar tiga menit kemudian.
   
Seperti Asuna, setelah kembali indranya, berhenti bergerak dan menurunkan pedangnya, semua yang diletakkan di dalam daerah itu, adalah mayat runtuh para pemain dari Angkatan Darat, tersebar di sekitar. Satu-satunya meninggalkan semua tampaknya telah meninggalkan pemimpin mereka dan melarikan diri.
+
Setelah Asuna mendapatkan kembali kesadarannya, ia berhenti melangkah ke depan dan menurunkan pedangnya, apa yang terbaring di area tersebut adalah para pemain the Army yang telah kalah. Satu-satunya yang masih tersisa telah meninggalkan pemimpin mereka dan ia telah kabur.
   
"Wah ..."
+
"Whew..."
   
Mengambil napas besar udara, ia berselubung Rapier nya kembali ke sarungnya dan berbalik-semua yang dilihatnya adalah sosok Sasha dan anak-anak dari gereja, berdiri saham masih, kehilangan kata-kata.
+
Mengambil nafas dalam - dalam, Asuna menyarungkan rapier miliknya dan berbalik kebelakang— apa yang ia lihat adalah sosok Sasha dan anak-anak dari gereja yang masih berdiri penuh shok, kehilangan kata-kata.
   
"Ah ..."
+
"Ah..."
   
Asuna mengambil langkah mundur sambil menahan napas. Dia percaya bahwa dia benar-benar takut anak-anak ketika ia meninggalkan dirinya untuk marah dan mengecam sebelumnya, dan melemparkan matanya ke dalam depresi.
+
Asuna mundur selangkah sambil menahan nafas. Ia yakin nahwa ia telah menakuti anak-anak tersebut ketika sangat marah dan mengancam the Army sebelumnya, lalu ia memalingkan matanya penuh depresi.
   
Tetapi pada saat itu, anak laki-laki biasa yang berdiri di kepala anak-anak, dengan nya disisir ke belakang rambut merah, berteriak dengan mata berbinar nya.
+
Pada saat itu, si anak laki-laki yang seperti biasa berdiri kedepan di hadapan anak lainnya, sambil menyisir rambut merahnya kembali, bersorak sambil matanya berbinar.
   
"Menakjubkan ... Itu menakjubkan, sis! Itu! Pertama kalinya saya melihat hal seperti itu!"
+
"Mengagumkan... itu mengagumkan kak!! Itu pertama kalinya aku melihat hal seperti itu!!"
   
"Saya katakan bahwa ini kakak tidak masuk akal yang kuat, kan?"
+
"Aku bilang juga apa, kakak ini benar-benar kuat kan?"
   
Kirito melangkah maju dengan senyum lebar. Mengacu pada Yui dengan tangan kirinya, pedang digantung diturunkan di sebelah kanannya. Tampaknya bahwa ia telah berhadapan beberapa orang lain.
+
Kirito melangkah maju dengan senyum lebar. Memegang Yui dengan tangan kirinya, sebuah pedang dibawa di tangan kanannya. Tampaknya ia juga ingin menghadapi beberapa di antara mereka.
   
"... A-Ahaha."
+
"...A- Ahaha."
   
Asuna tertawa, merasa bermasalah, dan anak-anak tiba-tiba memberikan sorak-sorai keras beberapa, melompat ke arahnya.
+
Asuna tertawa karena hal tersebut, lalu anak-anak tiba-tiba menyoraki dan melompat ke arahnya.
   
Sasha memegang kedua tangannya erat sebelum dadanya, tersenyum dengan mata yang tampak menahan air mata.
+
Sasha memegang kedua tangannya erat-erat di dadanya, tersenyum sambil matanya hendak meneteskan air mata.
   
  +
"Semuanya.... Perasaan semuanya-"
"Hati .... Semua orang Semua orang itu adalah-"
 
   
Sebuah suara sedikit, tapi jelas bergema. Asuna mengangkat wajahnya, kaget Dalam lengan Kirito itu, Yui yang telah terbangun tanpa ada yang diperhatikan,. Memandang ke arah udara kosong dan menjangkau dengan tangan kanannya.
+
Suara kecil namun bisa didengar jelas. Asuna mengangkat wajahnya karena kaget. Dalam lengan Kirito, Yui yang telah terbangun tanpa seorangpun menyadari, menatap ke atas pada udara hampa dan mengacungkan tangan kanannya.
   
Asuna memandang ke arah itu dalam fluster, tapi tak ada di sana.
+
Asuna melihat ke arah yang ditunjuk, namun tak ada apapun disana.
   
  +
"Perasaan semuanya..."
"Hati Semua orang ... adalah ..."
 
   
"Yui Apa! Masalah, Yui!!"
+
"Yui! Ada apa, Yui!!"
   
Kirito berteriak, dan Yui berkedip dua atau tiga kali, mencari di dengan Asuna blanked keluar ekspresi. Juga berlari dalam kebingungan nya, menggenggam tangan ke Yui.
+
Kirito berteriak, lalu Yui berkedip dua hingga tiga kali, melihat dengan ekspresi kosong. Asuna juga berlari penuh kebingungan lalu menggenggam tangan milik Yui.
   
"Yui-chan ... mungkinkah, bahwa Anda teringat sesuatu!?"
+
"Yui-chan... mungkinkah, kamu mengingat sesuatu!?"
   
"... I. .. I. .."
+
"...Aku... Aku..."
   
Sambil mengerutkan kening, ia menutup kepalanya ke bawah.
+
Sambil mengerutkan kening, ia menundukkan kepalanya.
   
"Saya, tidak ... di sini ... Selalu, sendiri, dalam kegelapan ..."
+
"Aku, tidak pernah... disini... aku selalu sendirian dalam kegelapan..."
   
Sambil mengerutkan kening seolah-olah dia teringat sesuatu, ia menggigit bibirnya Dan,. Pada saat itu ...
+
Sambil mengerutkan kening seolah-olah ia teringat sesuatu, Yui menggigit bibirnya. Dan, pada saat itu...
   
"Wa ... aa ... aaah!"
+
"Wa... aa... aaah!!"
   
Melontar kepalanya ke belakang, jeritan bernada tinggi melonjak keluar dari tenggorokan ramping.
+
Memalingkan kepalanya ke belakang, sebuah jeritan bernada tinggi keluar dari tenggorokannya.
   
"...?"
+
"...!?"
   
Zsh, zsh, suara yang mirip dengan suara elektronik bergema dalam telinga Asuna untuk pertama kalinya sejak dia berada di SAO. Segera setelah itu, tubuh membatu Yui mulai gemetar di sana-sini, seolah-olah mereka membusuk pergi.
+
Zsh, zsh, suara yang mirip mesin elektronik bergema dalam telinga Asuna untuk pertama kalinya sejak ia berada dalam SAO. Tiba-tiba setelah hal itu, tubuh Yui mulai bergetar di sana-sini seolah-olah akan runtuh.
   
"Yu ... Yui-chan ...!"
+
"Yu... Yui-chan...!"
   
Asuna menjerit dan membungkus tangannya di sekitar tubuh yang panik.
+
Asuna menjerit dan membungkus tangannya di sekitar tubuh Yui secara panik.
   
"Mama ... Mama ... menakutkan ...!"
+
"Mama... menakutkan... Mama...!!"
   
Memegang up Yui lemah merintih dari lengan Kirito itu, Asuna memeluknya erat dalam dadanya Beberapa detik kemudian, fenomena misterius tenang,. Dan kekuatan melarikan diri dari tubuh kaku Yui.
+
Memeluk tubuh lemah Yui dalam lengan Kirito, Asuna memeluknya erat dalam dadanya. Beberapa detik kemudian, fenomena aneh tersebut menenang, dan tenaga menghilang dari tubuh Yui yang kaku.
   
"Apa yang terjadi ... hanya sekarang ..."
+
"Sebenarnya apa yang terjadi barusan..."
   
  +
Bisikan kosong dari Kirito samar-samar mengalir dalam keheningan.
   
===Part 3===
+
===Bagian 3===
   
"Setiap orang, mengambil sepotong roti masing-masing!"
+
"Semuanya, masing-masing ambillah satu potong roti!"
   
"Hei, itu akan tumpah jika Anda tidak memperhatikan!"
+
"Hei, minumannya akan tumpah jika kamu tak memperhatikan!"
   
"Aah, sensei! Gin mencuri cerah-sisi-up telur goreng saya!"
+
"Aah, sensei! Gin mengambil telur goreng matahari milikku!"
   
"Aku memberimu wortel saya sebagai imbalannya, tidak saya!"
+
"Aku telah memberikan wortelku sebagai gantinya kan!"
   
"Ini adalah ... menakjubkan ..."
+
"Ini... sungguh mengagumkan..."
   
"Ya, itu adalah ..."
+
"Ya, sungguh..."
   
Kedua Asuna dan Kirito menatap pada adegan sarapan, menyerupai medan pertempuran berlangsung tepat di depan mata mereka, dan bergumam satu sama lain dalam keadaan linglung.
+
Baik Asuna dan Kirito menatap adegan sarapan yang tampak seperti medan perang di depan mereka, dan berguman satu sama lain dalam kebingungan.
   
Kota Mulai, ruang tamu dalam gereja distrik timur ketujuh. Piring besar telur, sosis, salad sayuran dan seperti yang berjajar pada sepasang besar, meja-meja panjang, hampir meluap mereka, dan dirusak oleh dua puluh atau lebih anak dalam kerusuhan besar.
+
Pada Starting City, tepatnya di ruang tamu dalam gereja pada distrik timur ketujuh. Piring besar penuh telur, sosis, salad sayur dan sejenisnya berbaris di sepanjang meja makan yang besar, meja tersebut hampir terpenuhi oleh duapuluh anak-anak atau lebih dalam keributan.
   
  +
"Tetapi, tampaknya mereka menikmatinya."
"Tapi tetap saja, sepertinya mereka benar-benar bersenang-senang."
 
   
Di meja bundar sedikit menjauh, Asuna duduk dengan Kirito, Yui, dan Sasha, tersenyum sambil membawa secangkir teh ke bibirnya.
+
Pada meja lingkaran yang sedikit jauh, Asuna duduk bersama Kirito, Yui, dan Sasha yang tersenyum setelah meminum secangkir teh.
   
"Ini seperti ini setiap hari Itu tidak tenggelam dalam tidak peduli berapa kali mereka diberitahu untuk menjadi tenang.."
+
"Seperti inilah setiap harinya. Keadaan ini tak akan tenang tak peduli berapa kali kamu menyuruh mereka diam."
   
Karena itu, Sasha menyipitkan mata penuh dengan kasih dari lubuk hatinya, saat ia menatap anak-anak.
+
Setelah berkata seperti itu, Sasha menyipitkan matanya yang terisi kasih sayang dari dalam lubuk hatinya ketika ia menatap anak-anak.
   
"Kau benar-benar seperti anak-anak, kan?"
+
"Kamu sungguh menyayangi anak-anak kan?"
   
Asuna berbicara, dan Sasha tersenyum malu.
+
Asuna berkata dan Sasha hanya tersenyum malu.
   
. "Di sisi lain, saya berlatih untuk menjadi seorang guru di universitas Anda lihat, kekacauan kelas selalu menjadi masalah, kan Kesempatan untuk dapat membimbing anak-anak;? Aku selalu gotten bersemangat olehnya . Tapi ketika saya datang ke sini, ketika saya mulai hidup dengan anak-anak, hampir semuanya berbeda dari apa yang saya percaya ... Rasanya seperti aku adalah orang mengandalkan mereka sebagai gantinya, bahwa mereka mendukung saya lebih daripada yang lain jalan di sekitar. Tapi, well, yang mungkin baik juga ... Saya mulai percaya bahwa itu hanyalah sebuah hasil alami. "
+
"Di dunia nyata, aku telah berlatih untuk menjadi seorang guru di universitas. Kamu mengerti kan, kekacauan dalam kelas selalu menimbulkan masalah. Kemampuan untuk bisa mengarahkan anak - anak; aku selalu terpancing akan hal tersebut. Namun ketika aku tiba di sini, ketika aku memulai hidup bersama anak-anak tersebut, semuanya tampak berbeda dari apa yang aku yakini... rasanya aku menjadi yang bergantung pada mereka; bahwa mereka telah mendukung aku lebih banyak. Namun, yah hal itu mungkin baik-baik saja... aku mulai mempecayai bahwa hal tersebut hanyalah hasil alami."
   
"Yah, kurasa aku mengerti entah bagaimana."
+
"Yah, aku menjadi mengerti entah bagaimana."
   
Asuna mengangguk, lembut menyikat kepala Yui, yang sungguh-sungguh menempatkan sendok ke mulutnya samping Kehangatan nya dibawa oleh keberadaan Yui mengejutkannya Itu berbeda dengan cinta menyayat hati ia merasa di dadanya yang diperketat ketika disentuh oleh Kirito; .. Ini seperti yang terselip bulu tak terlihat, sebelum dibahas sekali lagi, sebuah ketenangan yang tenang.
+
Asuna mengangguk, sambil mengusap kepala Yui yang telah memasukkan sendok kemulutnya dengan lembut. Kehangatan yang dibawa oleh kehadiran Yui mengejutkan Asuna. Kehangatan tersebut berbeda dari kehangatan cinta yang ia rasakan di dadanya ketika bersentuhan dengan Kirito; kehangatan seperti dimasukkan kedalam bulu yang tak bisa dilihat, sebelum tersadar sekali lagi; sebuah ketenangan terasa.
   
Kemarin, pingsan setelah masuk ke cocok misterius, Yui untungnya datang ke setelah beberapa menit Namun,. Sebagai Asuna tidak ingin segera membuat perjalanan panjang atau menggunakan gerbang teleport, dan juga sebagian karena undangan yang tajam Sasha, mereka akhirnya meminjam salah satu kamar yang tersedia Gereja untuk malam.
+
Kemarin, setelah pingsan secara tiba - tiba, Yui secara beruntung bangun setelah beberapa menit. Bagaimanapun juga, karena Asuna tidak ingin membuat perjalanan panjang ataupun menggunakan gerbang teleport lagi, dan juga karena undangan Sasha, Kirito dan Asuna akhirnya meminjam salah satu kamar yang tersedia di gereja untuk menginap.
   
Kondisi Yui tampak baik sejak pagi, sehingga Asuna dan Kirito merasa lega untuk saat ini, tapi keadaan aslinya tidak berubah. Menurut kenangan samar yang tampaknya telah kembali ke Yui, ia tampaknya tidak pernah datang ke Kota Mulai, dan di tempat pertama, dia tidak tinggal bersama wali Dalam hal ini, asal dari cacat dalam memori Yui, gejala back regresi ke bayi, itu benar-benar tidak diketahui,. dan mereka bingung untuk apa yang mereka harus lakukan selanjutnya.
+
Kondisi Yui tampaknya semakin membaik sejak pagi hari, jadi Asuna serta Kirito menjadi senang karena hal tersebut, tetapi asal usul asli Yui belum diketahui. Berdasarkan ingatan samar-samar yang telah Yui dapatkan, ia tampaknya tak pernah datang ke Starting City, dan lebih parahnya lagi, ia tidak tinggal bersama seorang pengasuh. Dalam hal ini, penyebab rusaknya ingatan milik Yui, atau gejala kemunduran otaknya benar-benar tak di ketahui dan mereka berdua bingung apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.
   
Tapi Asuna telah marah perasaan dari lubuk hatinya.
+
Namun Asuna telah bersabar dari perasaan yang ada di dalam hatinya.
   
Mulai sekarang juga, dia akan terus hidup bersama dengan Yui sampai hari kembali ingatannya Bahkan jika istirahat nya adalah untuk mengakhiri,. Dan dia harus kembali ke garis depan, harus ada cara untuk entah bagaimana-
+
Juga hingga sekarang, ia akan melanjutkan hidupnya bersama Yui hingga ingatannya kembali. Bahkan jika cutinya akan berakhir, dan ia harus kembali ke garis depan, pasti ada suatu cara untuk—
   
Seperti Asuna tersesat dalam kecemasan sambil membelai rambutnya Yui, Kirito meletakkan cangkir dan mulai berbicara.
+
Karena Asuna terdiam karena kecemasannya ketika membelai rambut Yui, Kirito meletakkan cangkirnya dan mulai berbicara.
   
"Sasha-san ..."
+
"Sasha-san..."
   
 
"Ya?"
 
"Ya?"
   
"... Yah, ini tentang Angkatan Darat Sejauh pengetahuan saya,. Meskipun tirani yang luar biasa dari orang-orang, mereka masih bertekad untuk menjaga ketertiban umum. Tapi melihat kembali pada orang-orang dari kemarin, itu seolah-olah mereka penjahat ... Sejak saat itu telah seperti itu? "
+
"...Well, ini tentang the Army. Sejauh pengetahuanku, meskipun kekejaman dari meraka sungguh luar biasa, mereka masih bertekad untuk menjaga ketertipan umum. Melihat kembali tindakan orang-orang kemarin, tampaknya mereka bertindak seperti seorang kriminal... sejak kapan hal seperti itu terjadi?"
   
Sasha tegang mulutnya dan menjawab.
+
Sasha menjawab dengan tegang.
   
"Waktu aku merasakan perubahan dalam tujuan seharusnya sekitar setengah tahun yang lalu ... Ada beberapa yang melakukan tindakan pemerasan dengan nama pemungutan pajak, serta yang lain yang, di sisi lain, menindak mereka Saya telah. juga menyaksikan adegan dari sesama anggota Angkatan Darat menghadapi satu sama lain beberapa kali. Menurut rumor, tampaknya bahwa ada perebutan kekuasaan di antara-up yang lebih tinggi atau sesuatu seperti itu ... "
+
"Waktu ketika aku merasakan ada perubahan dalam tujuan mereka telah terjadi setengah tahun yang lalu... ada beberapa orang yang melakukan tindakan pemerasan dengan dalih pemungutan pajak, begitu juga di sisi lain, yang ingin menumpas tindakan pemerasan tersebut.
   
  +
Aku juga pernah melihat sesama anggota the Army saling berhadapan satu sama lain beberapa kali. Berdasarkan rumor, tampaknya ada perebutan kekuasaan diantara para petingginya atau hal semacam itulah..."
"Yeaah ... Yah, mereka masih sebuah organisasi besar dari lebih dari seribu anggota sekarang, setelah semua ada cara mereka monolitik meskipun .... Tapi tetap saja, jika apa yang terjadi kemarin adalah urusan sehari-hari, mereka Mestinya ' t bisa hanya membiarkannya saja ... Asuna. "
 
  +
  +
"Yeaa... Well, mereka masih sebuah organisasi besar yang memiliki anggota lebih dari seribu sekarang ini. Tak ada pikiran yang terlintas ketika mereka akan memonopoli... Akan tetapi, jika apa yang terjadi kemarin adalah kegiatan harian mereka, mereka tidak seharusnya dibiarkan... Asuna."
   
 
"Apa?"
 
"Apa?"
   
"Apakah orang itu tahu tentang situasi ini?"
+
"Apakah pria itu tahu akan situasi ini?"
   
Menebak-nebak siapa Kirito disebut dengan kata-kata enggan berbicara, "orang itu," berbicara Asuna sambil menahan senyum.
+
Menebak siapa orang yang dimaksud dengan kata-kata enggan, orang itu, Asuna berbicara sambil menahan senyum.
   
"Yah, saya kira dia akan tahu ... Pemimpin Heathcliff memiliki pengetahuan, bahkan tentang gerakan Angkatan Darat, setelah semua. Tapi tentang dia, bagaimana saya harus mengatakan ini, ia tampaknya tidak memiliki banyak minat dalam siapa pun selain dari tinggi diratakan clearers ... Dia telah meminta berbagai hal tentang Kirito-kun di masa lalu, namun pada saat penaklukan serikat pembunuhan, «Tertawa Coffin», ia hanya meninggalkan kami dengan satu baris akan, "Saya ' akan menyerahkan kepada Anda. "Oleh karena itu, saya percaya bahwa dia mungkin tidak akan memobilisasi kelompok kliring demi mempengaruhi Angkatan Darat."
+
"Well, aku kira ia akan tahu... Ketua Heathcliff itu orang yang serba tahu, bahkan tentang gerakan the Army. Berbicara tentangnya, bagaimana caranya aku mengatakan ini ya, ia tampaknya tak tertarik pada apapun selain pemain level atas... ia pernah menanyai berbagai macam hal tentang Kirito-kun ketika sebelumnya, tetapi pada saat penaklukan guild pembunuh, «Laughing Coffin», berlangsung, ia hanya meninggalkan kita dengan satu pasukan untuk pergi, Aku akan menyerahkannya padamu. Bagaimanapun, aku percaya ketua mungkin tak akan mengerahkan grup penyelesai demi memperngaruhi the Army."
   
"Nah, itu tampaknya seperti itu mungkin ketika Anda mempertimbangkan orang itu ... Tapi dalam kasus itu, kita tidak bisa berbuat banyak dengan hanya kami berkeliling."
+
"Well, tampaknya hal itu mungkin juga jika kamu menganggap seperti itu... Tetapi dalam kasus ini, kita tak bisa bertindak banyak jika hanya kita berdua."
   
Merajut alis sambil menghirup tehnya, Kirito tiba-tiba mengangkat wajahnya dan memandang ke arah pintu masuk gereja.
+
Mengerutkan alisnya ketika ia meminum teh, Kirito tiba-tiba mengangkat wajahnya dan menatap pintu masuk gereja.
   
"Seseorang di sini ... Satu orang."
+
"Seseorang disini. Satu orang..."
   
"Eh ... Mungkinkah tamu lain ..?"
+
"Eh... Mungkinkah tamu lain..."
   
Seolah-olah untuk menekankan kata-kata Sasha, ketukan keras bergema di seluruh bangunan.
+
Menegaskan kata-kata Sasha, sebuah ketukan terdengar di dalam bangunan gereja.
   
  +
Seseorang yang memasuki ruang tamu bersama Sasha yang membawa sebuah belati tergantung di pinggangnya, dan Kirito, yang juga mengikuti Sasha untuk memastikan, adalah seorang pemain wanita berpostur tinggi.
  +
Rambut keperakan yang diikat ekor kuda memberikan kesan sosok yang berwawasan, serta mata berwarna biru langitnya terisi penuh semangat, wajah yang cantik.
   
  +
Gaya rambut, warna rambut, bahkan warna pupil mata bisa di atur sesuka hati dalam SAO, tetapi karena kebanyakan sistem yang bekerja adalah buatan Jepang, pemain dengan corak warna kuat seperti ini bisa dikatakan cukup jarang. Asuna juga pernah sekali mencoba sekuat tenaga untuk mewarnai rambutnya menjadi merah muda; kejadian itu adalah sebuah masa lalu yang tak boleh dikatakan dimana ia akhirnya mengembalikan warnanya menjadi coklat karena kecewa.
Orang yang memasuki ruang makan dengan Sasha, keris digantung di pinggang, dan Kirito, yang mengikuti dia yakin, adalah pemain perempuan bertubuh tinggi.
 
   
  +
Ia adalah wanita yang cantik, dan setelah mendapat kesan pertama juga termasuk bahwa ia adalah wanita dewasa, Asuna menjatuhkan pandangannya sekali lagi menuju equipment yang dikenakan si wanita tersebut, lalu ia terkejut secara reflek.
Panjang, rambut perak diikat di ekor kuda-nya penampilan memberi dari kesan kecerdasan, dan langit-biru matanya bersinar intens dengan cahaya di wajah tajam, baik fitur.
 
   
  +
Meskipun equipment tersebut tersembunyi oleh jubah abu - abu, pada tubuh si pemain wanita ini, ia mengenakan sebuah mantel hijau kehitaman dengan bawahan berwarna sama hingga pahanya; armor metal dengan warna pudar ini tak salah lagi adalah seragam dari the «Army». Di sisi kanan pinggangnya ada sebuah pedang pendek, dan sebuah cambuk menggulung di sisi kirinya.
Hairstyle, warna rambut, dan bahkan warna pupil mata 'dapat disesuaikan dengan kehendak seseorang di SAO, tetapi karena apa yang sebagian besar dari sistem harus bekerja dengan orang Jepang, pemain yang sesuai warna yang kuat warna seperti ini bisa dikatakan . secara adil Asuna langka juga, pernah mencoba sekarat rambutnya menjadi merah muda ceri sendiri, itu adalah masa lalu tak dpt disebut di mana ia kembali ke cokelat dalam kekecewaan.
 
   
  +
Anak-anak yang menyadari kehadiran si wanita langsung terdiam secara bersamaan dan berhenti bergerak sementara mata mereka terisi penuh kewaspadaan. Akan tetapi, Sasha tersenyum kepada mereka dan berbicara seolah ia menghapus rasa ketidak percayaan mereka.
Dia adalah orang yang indah, dan setelah mendapatkan kesan pertama yang termasuk beberapa kerinduan untuk orang dewasa seperti gambar-nya, Asuna menjatuhkan tatapannya sekali lagi, terhadap peralatan gadis itu, dan tubuhnya mengejang di atas refleks.
 
   
  +
"Semuanya, tenanglah, jangan khawatir atas kehadiran wanita ini. Lanjutkan sarapan kalian."
Meskipun itu disembunyikan oleh besi abu-abu cape di tubuhnya, ia mengenakan mantel berwarna hijau gelap dengan legging baik dipasang pada pahanya,. The baju besi logam dengan sinar kusam adalah agaknya seragam dari «Army» Di sisi kanan dari pinggang adalah shortsword, dan meringkuk cambuk tergantung di kirinya.
 
   
  +
Anak-anak memandang penuh tanya, tetapi dengan kata-kata Sasha yang mereka percayai, semuanya melepaskan ketegangan yang ada di pundak mereka dengan perasaan senang, lalu keributan kembali hadir di ruang tamu tersebut. Si pemain wanita yang telah berjalan menuju meja bundar di tengah-tengah semuanya dan mengambil tempat duduk yang telah disediakan oleh Sasha, ia akhirnya duduk dengan sedikit membungkuk.
Anak-anak yang telah melihat penampilan wanita tenggelam dalam keheningan sekaligus dan berhenti bergerak dengan mata mereka dicelup dalam kewaspadaan. Namun, Sasha tersenyum terhadap anak-anak dan berbicara seolah-olah dia sedang mengurangi ketidakpercayaan mereka.
 
   
  +
Tidak memaham situasi ini, ia menatap Kirito dengan penuh tanya, dan Kirito yang juga telah duduk di kursi menundukkan kepalanya kesamping hingga ia menghadap Asuna lalu berbicara.
"Semua orang, tidak apa-apa, jangan khawatir tentang wanita ini Lanjutkan makanan Anda.."
 
   
  +
"Er, well, orang ini bernama Yuriel-san. Tampaknya ia memiliki suatu hal untuk dibicarakan dengan kita."
Anak-anak melemparkan pandangan dipertanyakan, tetapi dengan kata-kata dari Sasha, dimana mereka telah menempatkan kepercayaan semaksimal mungkin, setiap orang merilis ketegangan di bahu mereka merasa lega, dan suara gemuruh segera kembali ke ruang makan. Pemain perempuan yang berjalan semua jalan ke meja bundar di tengah-tengah semua yang mengambil kursi yang ditawarkan oleh Sasha dan duduk dengan busur pendek.
 
  +
Pemain berambut silver pengguna cambuk yang telah diperkenalkan sebagai Yuriel menatap lurus ke arah Asuna untuk sesaat, sebelum akhirnya ia menundukkan kepalanya dan membuka mulutnya.
   
  +
"Senang bertemu denganmu, Namaku Yuriel. Aku masuk dalam sebuah Guild, namanya ALF."
Tidak memahami situasi, Asuna memandang Kirito tanya, dan dia, yang duduk di kursi, juga, mencondongkan kepalanya ke samping saat ia menghadapi Asuna dan berbicara.
 
 
"Eh, well, orang ini adalah Yuriel-san Tampaknya dia memiliki sesuatu untuk memberitahu kami.."
 
 
Yang berambut perak itu cambuk-user yang diperkenalkan sebagai Yuriel melihat langsung di Asuna sejenak, sebelum dengan cepat menundukkan kepalanya dan membuka mulutnya.
 
 
"Senang bertemu denganmu, aku Yuriel I milik serikat, ALF.."
 
   
 
"ALF?"
 
"ALF?"
   
Asuna balik bertanya pada nama dia mendengar untuk pertama kalinya, mendorong Yuriel untuk memberikan sedikit membungkuk dengan kepala.
+
Asuna bertanya akan nama guild tersebut yang ia dengar untuk pertama kalinya, dengan cepat si wanita menundukkan kepalanya.
   
"Ah, maafkan aku Itu akan menjadi singkatan untuk Angkatan Pembebasan Aincrad.. Saya tidak cukup seperti nama resmi, jadi ..."
+
"Ah, maafkan saya. Nama itu adalah sebuah singkatan untuk the Aincrad Liberation Force. Aku tak begitu suka nama resminya, jadi..."
  +
Suara si wanita terdengar begitu elegant. Perasaan iri tumbuh semakin besar dalam hati Asuna yang selalu berpikir bahwa suaranya kekanak-kanakan, jadi ia kembali memperkenalkan dirinya.
   
  +
"Senang berkenalan denganmu. Aku dari guild Knights of the Blood's— ah, tidak, aku sedang liburan untuk sementara waktu, kamu bisa memanggilku Asuna. Lalu anak ini bernama Yui."
Suaranya adalah dari, terdiri alto elegan. Perasaan iri tumbuh lebih besar dalam Asuna, yang selalu mengira suaranya sendiri adalah kekanak-kanakan, karena dia kembali salam.
 
   
  +
Setelah menghabiskan sup dan sedang menikmati jus buahnya, Yui mengangkat wajahnya tiba - tiba, memperhatikan Yuriel lebih dekat. Ia sedikit mencondongkan kepalanya, lalu ia segera memberikan sebuah senyum manis, lalu memundurkan tatapannya.
"Senang bertemu Anda saya. Serikat, Knights of the Blood's-ah, tidak, saya saat pensiun untuk saat ini, tetapi Anda bisa memanggil saya Asuna Dan anak ini adalah Yui.."
 
   
  +
Pada saat nama Knights of the Blood sampai di telingan Yuriel, ia membuka mata biru langitnya lebih lebar.
Setelah mengosongkan porsi sup dalam waktu berlalu dan saat menantang jus buah, Yui tiba-tiba mengangkat wajahnya, mengamati dengan seksama Yuriel Ia sedikit memiringkan kepala,. Tapi segera tersenyum manis, mundur tatapannya.
 
   
  +
"KoB... aku mengerti, tak heran jika orang-orang itu dikalahkan dengan mudah."
Saat nama Knights Darah mencapai telinga Yuriel, dia membuka langit-biru matanya lebar.
 
   
  +
Asuna yang menyadari siapa orang yang dimaksud, meningkatkan kewaspadaannya sambil berbicara.
"Kob ... Saya melihat, dalam kasus itu, tak heran orang-orang yang mudah ditangani."
 
   
  +
"...Dengan kata lain, kamu kesini untuk menanyakan kejadian kemarin, benar begitu kan?"
Asuna, yang menduga "orang-orang" disebut serangan dan kelompok pemerasan dari kemarin, meningkat kewaspadaan saat ia berbicara.
 
   
  +
"Bukan, bukan, bukan untuk itu aku kemari. Malah kebalikannya; aku ingin mengungkapkan rasa terima kasihku karena kalian melakukan hal seperti itu."
"... Dengan kata lain, Anda berada di sini untuk mempertanyakan kejadian dari kemarin, adalah bahwa hal itu?"
 
 
"Tidak, tidak, bukan itu sama sekali Ini sebaliknya, Ini lebih seperti saya ingin menyampaikan terima kasih saya untuk melakukan pekerjaan yang baik.."
 
   
 
"..."
 
"..."
   
Menghadap ke arah Kirito dan Asuna, yang diam saat mereka mencoba untuk mendapatkan Kuasai dari situasi, Yuriel meluruskan dirinya.
+
Menatap Kirito dan Asuna yang terdiam karena tidak memahami maksudnya,Yuriel berterus terang akan maksud tujuannya kemari.
   
"Hari ini, saya datang ke sini dengan permintaan untuk kalian berdua."
+
"Hari ini, aku datang ke sini karena aku ingin meminta bantuan kalian berdua."
   
"A-Permintaan ...?"
+
"S-sebuah permintaan...?"
   
Mengangguk sebagai rambutnya perak bergoyang, yang swordswoman dari Angkatan Darat terus.
+
Rambut silvernya bergoyang karena mengangguk, si swordswoman dari the Army melanjutkan perkataannya.
   
"Ya Lalu aku. Akan mulai penjelasan saya dari awal. Apa yang dikenal sebagai Angkatan Darat, tidak bernama seperti itu sejak lama ... Alasan mengapa ALF menjadi nama saat ini untuk Angkatan Darat, adalah karena fakta bahwa mantan sub-pemimpin, seorang pria bernama, Kibaou <-! "Kibaou" ditulis dalam katakana ("Kibaou", diucapkan "Ki-ba-oh"), tetapi jika Anda adalah untuk memasukkannya ke dalam kanji, "Fang King" kemungkinan akan, yang akan menjadi "Fang King" - ..>, yang saat ini kepala berpengaruh, mengambil kontrol atas hal itu Awalnya, itu nama serikat, MTD ... Apakah Anda pernah mendengar tentang itu?
+
"Iya. Aku akan memulai penjelasanku dari sangat awal. Apa yang kita kenal sebagai the Army, bukanlah nama yang terkenal jika dulu... alasan mengapa ALF menjadi nama Army saat ini dikarenakan fakta bahwa si wakil ketua yang mendirikan guild ini, seorang pria yang bernama Kibaou, sekarang ia menjadi pemimpin yang menguasai guild ini. Pada awalnya, ia memilih nama guild, MTD... pernahkan kamu mendengarnya?"
   
Asuna tidak ingat pernah mendengar hal itu, namun Kirito memberikan balasan yang cepat.
+
Asuna tidak mengingat jika pernah mendengar nama itu sebelumnya, namun Kirito memberikan balasan tiba-tiba.
   
"Itu mungkin singkatan untuk« Hari MMO ». Saat itu SAO mulai, itu adalah net-game terbesar informasi situs berkumpul di Jepang Orang yang membentuk serikat seharusnya administrator dari sana.. Jika saya tidak salah , nama itu ... "
+
"Nama itu mungkin sebuah singkatan dari «MMO Today». Pada waktu ketika SAO dimulai, nama tersebut adalah situs perkumpulan informasi game terbesar di jepang. Orang yang membentuk guild seharusnya menjadi seorang administrator dari sana. Jika aku tak salah, namanya adalah..."
   
 
"Sinker."
 
"Sinker."
   
Pada saat nama itu diucapkan, wajah yang berkerut Yuriel sedikit.
+
Pada saat nama tersebut diucapkan, wajah Yuriel sedikit berubah.
   
"Dia ... pasti tidak mencoba untuk membuat sebuah organisasi diri benar seperti bagaimana sekarang Yang ia inginkan adalah untuk sama-sama berbagi informasi dan sumber daya pangan di antara pemain sebanyak mungkin ...."
+
"Dia... dulunya tidak ingin membuat organisasi sok kuasa seperti sekarang ini. Apa yang ia inginkan hanyalah kesetaraan pembagian informasi serta sumber makanan diantara pemain sebanyak mungkin..."
   
Bahkan Asuna tahu semua tentang cita-cita dan runtuhnya «Army» selama waktu itu melalui desas-desus. Cita-cita memburu monster dengan banyak orang, menurunkan tingkat bahaya sebanyak yang mereka bisa, di mana mereka dapat memperoleh stabil pendapatan dan menyebarkan bahwa sama, tidak cacat dalam dirinya sendiri. Tapi esensi dari MMORPGs adalah perebutan sumber daya oleh pemain untuk diri mereka sendiri, dan itu tidak berubah, bahkan dengan, belum lagi, kondisi aneh yang ekstrim melekat pada pertandingan tersebut sebagai SAO. Tidak, sebenarnya, dapat dikatakan bahwa kondisi tersebut diperkuat anggapan bahwa alih-alih.
+
Bahkan setelah Asuna mengetahui keinginan serta gagalnya the «Army» ketika waktu itu melalui desas-desus. Keinginan untuk memburu monster dengan banyak orang, mengurangi tingkat bahaya sebanyak mungkin, melalui itu semua mereka bisa mendapatkan pemasukan tetap dan pengeluaran yang seimbang, tindakan seperti itu bukanlah suatu aib. Tatapi inti dari MMORPGs adalah perebutan sumber daya oleh pemain untuk mereka sendiri, dan hal tersebt tidaklah berubah bahkan bagi orang yang tak dikenal, tidak hanya kondisi extreme yang ada di permainan seperti SAO. Tidak, sebenarnya, bisa dikatakan bahwa kondisi seperti itu malahan semakin menguatkan.
   
Oleh karena itu, rencana pragmatis dan kepemimpinan yang kuat bagi organisasi yang penting untuk mewujudkan cita-cita, dan untuk menambahkan ke itu, Angkatan Darat itu terlalu besar. Menyembunyikan item diperoleh merajalela, kudeta dan pemberontakan yang terjadi satu demi satu, dan para pemimpin secara bertahap kehilangan kendali mereka atas serikat.
+
Terlebih lagi, rencana serta kepemimpinan yang kuat bagi sebuah organisasi sangat penting untuk mewujudkan keinginan organisasi, untuk tambahan juga, the Army terlalu besar. Persembunyian dari item yang diperoleh semakin merajalela, pemberontakan secara tiba-tiba terjadi satu persatu, lalu pemimpin guild secara perlahan kehilangan kendali atas guildnya.
   
"Dan orang yang berkuasa saat itu adalah pria bernama Kibaou."
+
"Dan seseorang yang datang untuk memperkuatnya adalah laki-laki bernama Kibaou."
   
Yuriel berbicara dengan nada tidak menyenangkan.
+
Yuriel berbicara dalam nada yang tidak senang.
   
"Dia mendukung konsep individualisme dari Sinker, mulai memperkuat struktur organisasi dengan pemain peringkat atas dengan pandangan yang sama, dan mengubah nama serikat untuk Angkatan Pembebasan Aincrad Selain itu, ia mengusir berburu turun dari penjahat dan. monopoli bidang dengan tingkat bunga efektif atas, melalui penggunaan kebijakan resmi. Dia setidaknya dianggap persahabatan dengan guild lainnya dengan membela etiket pada area berburu sampai saat itu, tapi setelah itu, ia terus monopoli tersebut untuk jangka waktu yang panjang melalui menampilkan beberapa kekuasaan, tajam meningkatkan keuntungan serikat, dan menyebabkan pendukung Kibaou berakhir mendapatkan kekuasaan politik dengan cepat Baru-baru ini, Sinker telah semakin mengundurkan diri dengan status boneka belaka .... sedangkan pemain dari kelompok Kibaou telah mendapatkan terbawa, tindakan mulai dari pemerasan dengan dalih «pengumpulan pajak», bahkan dalam batas-batas kota. Kemarin, orang-orang yang menyebabkan kalian semua bahwa pertemuan menyedihkan adalah bagian dari orang-orang dari golongan itu. "
+
"Dia mendukung konsep individualise dari Sinker, lalu memulai memperkuat struktur organisasi dengan pemain-pemain berlevel tinggi yang memiliki pandangan yang sama, dan mengubah nama guild menjadi Aincrad Liberation Force. Untuk tambahan saja, dia mendukung perburuan kriminal dan memonopoli field dengan keefektifan diatas rata - rata, melalui penggunaan kebijakan resmi. Dia setidaknya mempertimbangkan hubungan dengan guild lain dengan cara mempertahankan etika berburu pada area-area setelahnya, dia tetap memonopoli dalam periode waktu lama melalui berbagai cara kekerasan, meningkatkan keuntungan guild dengan tajam, serta menyebabkan pendukung Kibaou memperoleh kekuasaan politik secara cepat. Akhirnya, Sinker secara cepat menjadi tak lebih dari pemimpin palsu... sedangkan pemain-pemain dari kelompok Kibaou telah memulai tindakan pemerasan dibalik dalih «penagihan pajak» bahkan di dalam batas kota. Kemarin, orang yang menyebabkan kalian menemui keadaan berbahaya adalah bagian dari kelompok tersebut."
   
Yuriel mengambil menghirup udara, minum teh Sasha telah dibuat, dan melanjutkan.
+
Yuriel mengmbil nafas, meminum teh yang Sasha buat lalu melanjutkan.
   
"Namun, bahkan klik Kibaou memiliki kelemahan Artinya, mereka kecanduan apa-apa kecuali akumulasi kekayaan, hampir tidak melanjutkan dengan selesainya permainan.. Keyakinan bahwa mereka keliru penyebab akhir ini menjadi populer di kalangan ujung ekor para pemain ... Untuk menahan ketidakpuasan itu, baru-baru Kibaou mengambil berjudi ceroboh dalam bawahannya, ia mengumpulkan pesta sepuluh pemain diratakan tertinggi, mengirim mereka untuk menghabisi bos terkemuka.. "
+
"Bagaimanapun juga, meskipun kelompok Kibaou memiliki kelemahan. Mereka tak mencari apapun selain pengumpulan kekayaan, mereka juga hampir tidak melanjutkan penyelesaian permainan ini. Kepercayaan pada mereka menyebabkan suatu akhir, dan menjadi pembicaraan populer diantara para pemain yang mengikuti Kibaou... Untuk mengendalikan ketidakpuasan tersebut, Kibaou akhirnya memilih bertaruh. Bersama bawahannya, dia membentuk sebuah party yang terdiri dari sepuluh pemain yang memiliki level paling atas, lalu mengirim mereka untuk mengalahkan boss paling atas."
   
Asuna sengaja bertukar pandang dengan Kirito. Kasus pemain dari Angkatan Darat, Colbert, yang menantang bos lantai lantai Seventy-fourth, «The Gleameyes», bahkan tanpa persiapan yang tepat dan meninggal dengan tragis menemukan detail baru untuk menambah pada ingatannya.
+
Asuna secara sengaja bertukar pandang dengan Kirito. Pemain dari the Army yang bernama Colbert menantang boss lantai tujuh puluh empat «The Gleameyes», tanpa persiapan yang tepat dan akhirnya tewas secara tragis, sungguh kenangan yang buruk bagi Asuna.
   
"Terlepas dari seberapa tinggi level tersebut mungkin, sejak awal, bila dibandingkan dengan mereka yang berasal dari kelompok kliring, kita tidak dapat menyangkal kurangnya kompetensi kita .... Pada akhirnya, partai itu dihilangkan, dan dengan kemungkinan terburuk Sebagai akibat dari kematian komandan. Kibaou itu sangat disalahkan untuk itu menampilkan kecerobohan. Kami hanya sedikit pendek dari mampu pengasingan dirinya, tapi ... "
+
"Bagaimanapun juga betapa tingginya levelmu sejak awal, ketika dibandingkan dengan grup penyelesai, kita tak bisa menolak kurangnya kecapakan yang dimiliki ... hingga akhirnya, party tersebut dihancurkan, dan yang terburuk adalah si pemimpin party tersebut tewas. Kibaou menyalahkan hasil tersebut. Kita sedikit lagi hampir bisa untuk mengeluarkannya dari guild, tetapi..."
   
Keriput berkerut di jembatan hidung tinggi Yuriel, dan dia menggigit bibirnya.
+
Kerutan terbentuk di batang hidung Yuriel, lalu ia menggigit bibirnya.
   
"Tiga hari lalu, Kibaou, mengambil langkah-langkah drastis karena ia diburu, memasang perangkap untuk Sinker Ia menggunakan kristal koridor, set ke jauh di dalam ruang bawah tanah, di jalan keluar,. Dan pemberat akhirnya mendapatkan diusir gantinya. Pada saat itu , Sinker pergi tanpa peralatan nya, percaya pada kata-kata Kibaou itu, 'Mari kita berbicara sambil bersenjata,' dalam status yang menjamin bahwa seseorang tidak akan mampu menerobos gerombolan monster dari bagian terdalam dari penjara dan kembali oleh diri sendiri. Tampaknya bahwa dia bahkan tidak membawa kristal teleport dengan dia ... "
+
"Tiga hari lalu, Kibaou mengambil tindakan berlebih karena ia diburu lalu memasang sebuah perangkap kepada Sinker. Dia menggunakan kristal koridor yang telah diatur menuju dungeon terdalam pada pintu keluarnya, dan Sinker secara singkat langsung terbuang menuju dungeon tersebut. Pada waktu itu, Sinker pergi tanpa membawa equipment miliknya karena percaya pada perkataan Kibaou, 'Ayo berbincang tanpa menggunakan senjata,' serta di dungeon tersebut seseorang tak akan bisa melewati mob monster dari bagian paling dalam dan bisa kembali sendiri. Tampaknya ia juga tak membawa kristal teteport..."
   
"Th-Tiga hari telah berlalu ...? Dalam hal ini, Sinker-san! ...?"
+
"T- tiga hari telah berlalu...!? Sinker-san pasti...?"
   
Menuju Asuna yang menjawab dengan pertanyaan, Yuriel mengangguk sedikit.
+
Menghadap Asuna yang memberikan pertanyaan, Yuriel mengangguk ringan.
   
"Namanya pada« Monumen Hidup »masih tidak berubah, sehingga tampaknya ia berhasil membuat semua jalan ke zona aman entah Namun,. Sebagai lokasi masih bagian dalam dari penjara diratakan cukup tinggi, kita tampaknya tidak dapat mengambil tindakan apapun ... Seperti yang Anda ketahui, pesan tidak dapat dikirim dalam ruang bawah tanah, dan penyimpanan serikat tidak dapat diakses dari dalam, sehingga kita tidak bisa hanya mengirim kristal teleport baik dalam. "
+
"Namanya pada «Monument of Life» masih belum terconteng, jadi tampaknya ia berhasil menuju area aman. Akan tetapi, karena lokasi dungeonnya kemungkinan berlevel tinggi, kami tak bisa mengambil tindakan apapun... kamu tahu kan, pesan tak bisa dikirimkan jika di dalam dungeon, dan jendela penyimpanan guild tak bisa diakses dari dalam sana, jadi kami juga tak bisa mengirimkan kristal teleport."
   
Karena menggunakan kristal koridor yang menuju langsung ke tujuan kematian adalah teknik dasar yang dikenal sebagai, «Portal PK», Sinker alami harus tahu tentang hal itu. Namun, ia mungkin bahkan tidak menganggap bahwa seorang pemimpin sub-dari serikat yang sama akan pergi sampai sejauh itu, bahkan dengan kepahitan antara mereka Atau mungkin., dia hanya tidak mau percaya sama sekali.
+
Semenjak menggunakan Kristal koridor bisa mengirimkanmu ke tujuan kematian, hal tersebut adalah salah satu teknik dasar yang biasa dikenal sebagai, «Portal PK», Sinker seharusnya tahu akan hal tersebut. Akan tetapi, ia mungkin tidak mempertimbangkan jika wakil ketua pada guild yang sama akan melakukan tindakan seperti itu bahkan penuh kebencian diantara mereka berdua. Atau mungkin, Sinker hanya tidak ingin mempercayai fakta tersebut.
   
Seolah-olah dia telah membaca pikiran Asuna itu, Yuriel bergumam, "Dia terlalu banyak orang yang baik," sambil mendesah, dan melanjutkan.
+
Karena kelihatannya ia bisa membaca pikiran Asuna, Yuriel berguman, "Dia hanya orang yang terlalu baik," lalu melanjutkan.
   
"... Orang-orang hanya mampu memanipulasi bukti seorang pemimpin serikat, yang« Gulir Kontrak », adalah sinker dan Kibaou, dan pada tingkat ini, dengan sinker tidak kembali, personel manajemen dan serikat tersebut, bahkan keuangan; semuanya akan ditinggalkan di bawah kendali Kibaou The jawab karena tidak mencegah Sinker jatuh ke dalam perangkap terletak dengan asistennya, yang akan saya,. dan saya tidak punya pilihan selain untuk pergi dan menyelamatkannya. Tapi aku tidak memiliki kesempatan untuk menerobos penjara ia terbatas dengan tingkat saya, tidak bisa saya sebut dukungan dari para pemain dari «Army» ".
+
"...seseorang yang hanya bisa memanipulasi bukti seorang pemimpin guild, the «Scroll of Contracts», adalah Sinker dan Kibaou, jika terus seperti ini, dengan tidak kembalinya Sinker, manajemen guild dan semacamnya, bahkan masalah keuangan; semua hal tersebut akan dikendalikan oleh Kibaou. Kewajiban untuk mencegah Sinker jatuh kedalam perangkap bersama asistennya, adalah aku, dan aku tak punya pilihan lain serta menyelamatkannya. Namun aku tak mungkin melewati dungeon yang sulit demgam levelku saat ini; begitu juga memanggil dukungan dari pemain the «Army»."
   
Dia menggigit bibirnya erat, sebelum melihat langsung di Kirito, maka Asuna.
+
Ia menggigit bibirnya rapat, sebelum menatap lurus menuju Kirito lalu ke Asuna.
   
"Dan pada saat itu, saya menangkap angin dari berita bahwa sepasang luar biasa kuat muncul di dalam kota, maka itu adalah dengan maksud untuk meminta bantuan, bahwa saya datang ke sini, karena saya tidak bisa hanya mengabaikan situasi dan melakukan apa-apa. Kirito -san-Asuna-san. "
+
"Dan pada waktu itu, aku mendengar kabar burung jika sepasang pemain yang sangat kuat muncul di kota ini, oleh karenanya aku datang ke sini untuk meminta bantuan, aku tak bisa mengabaikan situasi ini dan tak melakukan apapun. Kirito-san— Asuna-san."
  +
Yuriel membungkuk dalam, lalu berbicara.
   
  +
"Aku yakin ini sungguh tindakan yang lancang karena kita baru saja bertemu, tetapi kumohon, bisakah kalian membantuku untuk menyelamatkan Sinker?"
Yuriel membungkuk dalam-dalam, dan berbicara.
 
   
  +
Asuna menatap Yuriel sungguh-sungguh yang telah menyelesaikan cerita panjangnya.
"Saya percaya ini menjadi sangat kurang ajar saya untuk menanyakan hal ini ketika kita baru saja bertemu, tapi tolong, tidak akan Anda membantu saya dalam menyelamatkan Sinker?"
 
   
  +
Ini menyedihkan untuk dikatakan sebenarnya, tetapi dalam SAO, kata-kata dari orang lain tak bisa dipercaya sebegitu mudahnya. Bahkan untuk masalah seperti ini, kemungkinan hal ini adalah konspirasi untuk memancing Kirito dan Asuna menuju batas luar kota lalu melukai mereka berdua tak bisa diabaikan begitu saja. normalnya, selama memiliki pengetahuan yang cukup tentang permainan ini, mungkin bisa menemukan kebohongan pada cerita ini, namun tak beruntungnya, Asuna dan teman-temannya mengetahui lebih motif asli yang melibatkan the «Army».
Asuna menatap tajam Yuriel, yang telah berakhir cerita panjang dan menutup mulutnya.
 
   
  +
Bertukar pandang dengan Kirito, Asuna membuka mulutnya untuk berbicara dengan sopan.
Mungkin menyedihkan untuk mengatakannya, tapi dalam SAO, kata-kata orang lain tidak bisa dipercaya begitu mudah Bahkan untuk hal seperti ini, kemungkinan itu menjadi konspirasi untuk memikat Kirito dan Asuna luar jangkauan kota,. Sehingga mencelakai ke mereka, tidak dapat ditinggalkan dulu Biasanya, asalkan ada pengetahuan yang cukup tentang permainan, seseorang akan mampu menemukan lubang dalam cerita pembohong mungkin,. tapi sayangnya, Asuna dan perusahaan jauh terlalu bodoh tentang keadaan sebenarnya mengenai «Army».
 
   
  +
"—Jika ada sesuatu yang bisa kami lakukan, kami seharusnya meminjamkan kekuatan kami—itulah apa yang aku yakini. Tetapi tentang masalah yang terjadi, pertama-tama kami harsu melakukan penyelidikan terlebih dahulu setidaknya untuk mengkonfirmasi ceritamu..."
Bertukar pandangan dengan Kirito, Asuna membuka mulut untuk berbicara dengan hati-hati.
 
   
  +
"Seperti yang kuharapkan, aku seharusnya..."
"-Jika ada sesuatu yang bisa kita lakukan, kita harus menawarkan kami kekuatan itu adalah apa yang saya percaya Tapi untuk itu terjadi, pertama-tama kita harus melakukan penelitian setidaknya, sehingga untuk mengkonfirmasi cerita Anda ...."
 
 
"Itu-seperti yang diharapkan, saya kira ..."
 
   
 
Yuriel mengangguk sedikit.
 
Yuriel mengangguk sedikit.
   
"Saya menyadari, bahwa ini adalah permintaan yang masuk akal ... Namun, itu tidak akan yg tak terpikir untuk garis horizontal yang akan terukir dalam nama pemberat di dalam« Monumen Kehidupan »dari Castle Black Iron setiap saat sekarang .. . "
+
"Aku menyadari bahwa ini mungkin permintaan yang tak masuk akal... bagaimanapun juga, aku tak ingin garis horizontal terukir pada nama Sinker lebih dulu pada «Monument of Life» di Black Iron Castle sekarang ini..."
 
Mata perusahaan berambut perak cambuk-pengguna tampaknya awan di atas, bergoyang perasaan Asuna yang Dia sangat dirasakan keinginannya untuk percaya.. Tetapi pada saat yang sama, pengalaman yang ia dikumpulkan selama dua tahun di dunia ini memperingatkan dia, berangkat alarm lonceng tentang bahaya membiarkan emosi longgar.
 
 
Mengambil melihat Kirito, dia juga, tampaknya tenggelam dalam pikirannya lagi. Mereka mata hitam tajam mencari cara ini mencerminkan keraguan hatinya, antara keinginan untuk membantu Yuriel dan kepedulian terhadap kesehatan Asuna itu.
 
 
-Itu terjadi saat itu. Yui, yang telah diam sampai kemudian, tiba-tiba mengangkat wajahnya dari cangkir dan berbicara.
 
   
  +
Mata si pengguna cambuk berambut silver tampak meredup untuk mempengaruhi perasaan Asuna. Ia ingin untuk percaya. Tetapi pada waktu yang sama, pengalaman yang telah ia kumpulkan lebih dari dua tahun di dunia ini memperingatkannya, bel alarm tentang bahaya menggoyahkan emosinya..
"Tidak apa-apa, Mama itu orang, dia tidak berbohong.."
 
   
  +
Melihat ke arah Kirito, ia juga tamapaknya kehilangan arah pikirannya sekali lagi. Mata hitamnya bermaksud menampilkan gejolak hatinya, keinginan untuk membantu Yuriel dan kuatir akan kesehatan Asuna.
Asuna terkejut dan menatap tajam Yui. Mengesampingkan isi pidatonya, itu Jepang yang sangat baik, seolah-olah cara dia goyah dengan kata-katanya sampai kemarin itu bohong.
 
   
  +
—Kemudian itu terjadi. Yui yang terdiam cukup lama hingga kini tiba-tiba mengangkat kepalanya dari cangkir lalu berbicara.
"Yu ... Yui-chan, kamu bisa memahami sesuatu seperti itu ...?"
 
   
  +
"Tak apa Mama. Orang ini tak berbohong kok."
Setelah mengajukan pertanyaan sebagai Asuna menatap wajahnya, Yui memberi anggukan.
 
   
  +
Asuna kaget dan menatap Yui. Mengesampingkan isi perkataannya, kata-kata Yui sungguh bahasa jepang yang fasih, tampaknya perkataan terputus-putusnya kemarin suatu kebohongan.
"Un Saya tidak. Bisa ... benar-benar memasukkannya ke dalam kata-kata, tapi aku mengerti ..."
 
   
  +
"Yu... Yui-chan, apa kamu bisa memahami hal seperti itu...?"
Setelah mendengar kata-kata itu, Kirito mengulurkan dengan tangan kanannya, mengacak-acak kepala Yui. Ia memandang Asuna dan menyeringai.
 
   
  +
Ditanyai pertanyaan oleh Asuna yang menatap wajahnya, Yui memberikan anggukan.
"Mari kita menyesal percaya dalam dirinya, bukannya menyesal mencurigai dirinya Mari kita pergi.. Kami akan menanganinya entah bagaimana."
 
   
  +
"Un. Aku tak bisa... mencari kata-kata yang tepat, tapi aku mengerti..."
"Kau sama riang seperti biasa, ya."
 
   
  +
Setelah mendengar kata-kata tersebut, Kirito mengangkat tangan kanannya, menyentuh kepala Yui. Kirito menatap Asuna lalu menyeringai.
Menggelengkan kepalanya saat ia menjawab, Asuna juga mengulurkan tangan ke rambut Yui dengan tangannya.
 
  +
"Ayo percaya padanya, daripada mencurigainya. Ayo pergi. Kita akan menangani ini."
   
  +
"Kamu selalu tak memikirkan seperti sebelumnya, huh."
"Maaf tentang itu, Yui-chan. Kami akan tertunda dalam mencari teman-teman Anda untuk satu hari, tapi ampunilah kami."
 
   
  +
Menggoyangkan kepalanya ketika membalas, Asuna juga membelai rambut Yui dengan tangannya.
Dia berbisik dengan suara kecil, meskipun dia tidak yakin apakah dia benar-benar memahaminya Yui tersenyum besar dan mengangguk.. Sambil membelai rambutnya hitam glossy-nya sekali lagi, Asuna berpaling ke arah Yuriel dan berbicara, tersenyum.
 
   
  +
"Maaf ya Yui-chan. Kami akan terlambat mencari teman-temanmu untuk satu hari, maafkan kami ya."
"... Kita mungkin tidak banyak membantu, tetapi memungkinkan kita untuk membantu Anda Keinginan untuk membantu seseorang penting bagi Anda, saya juga mengerti perasaan itu ...."
 
   
  +
Asuna berbisik dalam suara kecil, meskipun ia yakin jika Yui memahaminya Yui tersenyum lebar dan mengangguk. Menggerakkian rambut hitamnya sekali lagi, Asuna berbalik menghadap Yuriel dan berkiata sambil tersenyum.
Seperti air mata menggenang di langit-biru Yuriel mata, ia mengambil membungkuk dalam-dalam.
 
   
  +
"...Kami mungkin tak bisa membantu banyak, tetapi ijinkan kami menemanimu. Keinginan menolong orang yang penting denganmu; aku juga mengerti perasaan itu..."
"Terima kasih ... Terima kasih banyak ..."
 
   
  +
Air mata menetes dari mata berwarna biru langit milik Yuriel, ia lalu membungkuk dalam.
"Mari kita menyimpan itu untuk setelah kami menyelamatkan Sinker-san."
 
   
  +
"Terima kasih... terima kasih banyak..."
Asuna memberikan lagi senyum, dan Sasha, yang sedang mencari atas situasi dalam keheningan sejauh ini, bertepuk tangan bersama-sama.
 
   
  +
"Simapn saja terima kasihnya setelah kita menyelamatkan Sinker-san."
"Dalam hal ini, pastikan untuk mendapatkan mengisi Anda Masih lebih kiri, sehingga memiliki beberapa juga, Yuriel-san.!"
 
   
  +
Asuna memberikan senyum lainnya, dan Sasha yang sejauh ini melihat dalam keheningan, menepukkan kedua tangannya.
   
  +
"Maka dari itu, pastikan kalian mengisi perut dulu! Masih ada makanan yang tersisa, kamu juga makanlah Yuriel-san."
Sinar matahari lemah dari awal musim dingin bocor melalui puncak pohon dari pohon-pohon pinggir jalan merubah sebuah padam, casting bayangan pada batu paving. Nyaris orang melewati gang-gang Kota Mulai, dan ditambah dengan jalan-jalan yang membentang keluar selamanya, yang muram Kesan itu memberi off tidak dapat dipungkiri.
 
  +
Cahaya matahari yang bersinar lemah di awal musim dingin berwarna merah terang setelah melewati puncak pohon di jalanan, menciptakan bayangan pada jalanan berbatu. Hampir tidak ada seorangpun melalui jalanan di Starting City, dan jalanan yang membentang si kejauhan, kesan suram benar-benar tak bisa ditolak.
   
Asuna, benar dipersenjatai dengan peralatan nya, bergegas melewati jalan bersama dengan Kirito, membawa Yui, di bawah bimbingan Yuriel itu.
+
Asuna mempercepat mengenakan equipmentnya melewati jalanan bersama Kirito yang menggendong Yui dibawah panduan Yuriel.
   
Asuna alami mencoba untuk meninggalkan Yui belakang dalam perawatan Sasha, tetapi sebagai Yui keras kepala bersikeras pergi bersama-sama, dia akhirnya enggan membawanya bersama Tentu saja, kristal teleport disiapkan untuknya di sakunya.. Jika situasi yang disebut untuk itu-meskipun itu akan kesulitan Sasha-itu diatur untuk memungkinkan dia untuk mundur menjauh dari sana.
+
Asuna umumnya akan meninggalkan Yui bersama Sasha, akan tetapi Yui bersikeras untuk ikut pergi bersama, akhirnya ia membawa Yui. Tantunya, sebuah kristal teleport telah disiapkan didalam kantongnya. Jika situasi semakin memburuk—meskipun mengganggu Sasha—mereka akan segera mundur dari dungeon.
   
"Ah, sekarang aku berpikir tentang hal itu, Anda tidak menyebutkan sesuatu yang penting belum."
+
"Ah, sekarang aku kepikiran sesuatu, kamu masih belum menyebutkan hal penting."
   
Kirito memanggil Yuriel, yang sedang berjalan di depan.
+
Kirito memanggil Yuriel yang berjalan di depan.
   
  +
"Dungeon tersebut ada di lantai berapa?"
"Yang lantai adalah penjara dalam pertanyaan ini?"
 
   
Yuriel memberikan jawaban sederhana.
+
Yuriel memberi sebuah jawaban sederhana.
   
"Ini, di sini."
+
"Di sini."
   
 
"...?"
 
"...?"
   
Asuna naluriah cenderung kepalanya ke samping.
+
Asuna menolehkan kepalanya secara naluri.
   
"Di sini ... eh?"
+
"Di sini... eh?"
   
"Ini, well, Kota Memulai ini ... ada penjara besar di bawah tanah di bagian tengah dari itu Sinker ini. ... Mungkin, di bagian terdalam dari ..."
+
"Itu, yah, di Starting City... ada sebuah dungeon besar di dalam tanah pada pusat kota. Sinker mungkin... ada di bagian paling dalam..."
   
 
"Serius?"
 
"Serius?"
   
Kirito berbicara seolah-olah dia mengerang.
+
Kirito berbicara seperti sedang mengerang.
   
"Tidak ada sesuatu seperti itu selama uji beta Apa miss ...."
+
"Tak ada dungeon seperti itu ketika beta test. Mungkin salah..."
   
"Pintu masuk ke ruang bawah tanah itu, adalah di Black Iron Castle-dengan kata lain, itu di markas Angkatan Darat Itu tidak muncul bahwa itu adalah jenis dungeon yang membuka dengan kliring dari lantai atas, dan itu hanya menemukan. sekitar waktu Kibaou berkuasa, dengan mereka berencana untuk memonopoli untuk kelompok mereka sendiri Itu dirahasiakan untuk beberapa waktu, bahkan dari Sinker, dan tentu saja,. diriku juga ... "
+
"Pintu masuk menuju dungeon tersebut ada di Black Iron Castle— dengan kata lain markas pusat the Army. Dungeon tersebut bukanlah jenis dungeon yang akan terbuka jika kamu menyelesaikan lantai atas, serta dungeon tersebut baru ditemukan ketika Kibaou datang untuk memperkuat, mereka tampaknya ingin memonopoli dungeon tersebut dengan kelompok mereka sendiri. Dungeon tersebut masih menjadi rahasia untuk sementara waktu bahkan dari Sinker, dan tentunya dari aku..."
   
"Jadi itu Ada cukup banyak item langka yang muncul hanya sekali dalam ruang bawah tanah yang belum dijelajahi, setelah semua.. Mereka harus telah membuat cukup keuntungan dari itu."
+
"Jadi begitu. Ada banyak item langka yang muncul ketika di dalam dungeon yang masih belum dijelajahi. Mereka pasti mendapat keuntungan dari itu."
   
"Yah, itu tidak sepenuhnya benar."
+
"Well, tidak sepenuhnya benar si."
   
Nada Yuriel tentang suara itu dicelup dengan jejak sedikit kesenangan.
+
Nada Yuriel kehilangan kesenangan.
   
"Meskipun itu berada di lantai dasar, tingkat kesulitan untuk penjara itu sangat tinggi ... Bahkan di antara para monster dasar ada, tingkat mereka dekat dengan orang di sekitar lantai keenam puluh. Sepertinya bahkan partai terlebih dahulu dipimpin oleh Kibaou dirinya mendapat dipecah dan dikejar sekitar, nyaris melarikan diri dengan hidup mereka dengan teleporting keluar. Berkat mereka kristal sembarangan digunakan, kami pergi jauh di dalam merah dan semua.
+
"Meskipun dungeon itu ada di bawah tanah, tingkat kesulitannya benar-benar tinggi... bahkan diantara monster bawah tanah, level mereka hampir mendekati monster yang ada di lantai enam puluh. Party yang dipimpin Kibaou beberapa waktu yang lalu dihancurkan dan mereka melarikan diri dengan berteleport keluar. Bersyukurlah karena mereka terburu-buru menggunakan kristal, kita bisa masuk sejauh ini."
   
"Hahaha, saya melihat."
+
"Hahaha, aku mengerti."
   
Yuriel menanggapi tertawa Kirito dengan senyum, tapi segera tenggelam dalam kegelapan.
+
Yuriel membalas tawa Kirito dengan senyuman, tetapi langsung hilang tergantikan kemurungan.
   
"Namun, sekarang, itulah alasan mengapa menyimpan Sinker sulit Kristal koridor yang Kibaou digunakan dibuat dengan menandai tempat yang agak jauh di dalam bahwa ia berhasil melewati sebagai ia berlari di sana-sini jauh dari monster. ... Sinker adalah mungkin di ujung tempat itu ditandai. Itu tidak cukup mustahil bagi saya untuk menangani monster sana jika itu satu-satu, tapi pertempuran berturut-turut akan benar-benar hopeless.-Saya minta maaf, tapi dua dari Anda akan ... "
+
"Bagaimanapun juga sekarang ini, itulah alasan menyelamatkan Sinker menjadi sulit. Kristal koridor yang digunakan Kibaou menempatkannya agak dalam, lalu ia berlari kesana kemari, menjauhi monster-monster... Sinker mungkin berada di ujungnya. Tak mungkin bagiku untuk menangani monster tersebut jika satu lawan satu, dan melawan mereka yang saling berkaitan sungguh tak mungkin. —Maaf, tapi kalian berdua akan..."
   
"Ah, well, jika itu di lantai keenam puluh ..."
+
"Ah, yah jika mereka berlevel sekitar enam puluhan..."
   
  +
"Kami seharusnya bisa menanganinya."
"Kita harus mampu menangani entah bagaimana."
 
   
Menindaklanjuti pernyataan Kirito itu, Asuna mengangguk Untuk penjara di lantai enam puluh,. Tingkat 70 yang diperlukan untuk berlimpah jelas, tapi Asuna telah saat ini mencapai tingkat 87, sedangkan Kirito telah dengan mudah melampaui 90. Dengan itu, seharusnya mungkin untuk menerobos penjara bahkan sekaligus melindungi Yui, dan dia merilis ketegangan di bahunya lega. Namun, Yuriel melanjutkan pidatonya tanpa mengubah cemas tampak ekspresinya.
+
Mengikuti pernyataan Kirito, Asuna mengangguk. Untuk dungeon lantai enam puluh, level 70 bisa menanganinya, akan tetapi level Asuna yang kini ia telah capai adalah level 87, sementara Kirito telah mencapai level 90. Dengan ini, kelihatannya kita mungkin bisa melalui dungeon ini sambil melindungi Yui, dan Asuna melepas ketegangan di pundaknya dengan senang. Bagaimanapun juga, Yuriel melanjutkan perkataannya tanpa kehilangan ekspresi cemasnya.
   
".... Juga, ada masalah lain yang menjadi perhatian Ini informasi didapat dari para pemain yang berpartisipasi dalam partai sebelumnya, namun jauh di dalam penjara ... sebuah rakasa humongous itu terlihat, sesuatu yang berpangkat bos ..."
+
"...Dan juga, ada hal lain yang perlu kita perhatikan. Informasi ini aku dapat dari pemain yang ikut serta dalam party sebelumnya, di dalam dungeon ini... monster besar terlihat; kelihatannya seperti boss..."
   
 
"..."
 
"..."
Line 1,693: Line 1,686:
 
Asuna bertukar pandang dengan Kirito.
 
Asuna bertukar pandang dengan Kirito.
   
  +
"Boss ini mungkin berlevel sekitar enam puluhan... bagaimana penampilan boss dari lantai enam puluhan?"
"Bos mungkin bahwa salah satu dari seluruh lantai keenam puluh ... Bagaimana bos dari sana lagi?"
 
   
"Eh, well, saya percaya ... itu adalah sesuatu seperti seorang prajurit lapis baja yang terbentuk dari batu."
+
"Eh, yah, aku yakin... boss itu kelihatan seperti seorang kesatria berarmor yang terbuat dari batu."
   
"Ah, yang satu, ya .... Itu tidak terlalu sulit, jika saya tidak salah ..."
+
"Ah, yang itu huh. ... tak terlalu sulit jika aku tak salah..."
   
Menghadap ke arah Yuriel, dia memberi mengangguk lagi.
+
Menghadap Yuriel, ia mengangguk sekali lagi.
   
"Yah, seperti untuk itu, kita mungkin harus mampu menangani itu juga."
+
"Well, kita mungkin bisa dengan mudah mengatasinya."
   
  +
"Syukurlah kalau begitu!"
"Dalam hal ini, aku lega!"
 
   
Yuriel akhirnya mengendurkan rahangnya dan melanjutkan kata-katanya sambil menyipitkan mata, seolah-olah dia sedang melihat sesuatu yang menyilaukan.
+
Yuriel akhirnya mengurangi ketegangannya lalu melanjutkan perkataannya sambil berkedip, karena ia kira ia melihat sesuatu yang mempesona.
   
"Itu benar ... The Anda berdua selalu mengalami pertempuran bos ... Maafkan aku, untuk mengambil waktu berharga Anda ..."
+
"Benar... kalian berdua telah berpengalaman dengan pertarungan melawan boss... Maaf telah mengambil waktu berharga kalian..."
   
"Tidak, kami sedang istirahat sekarang, setelah semua."
+
"Tidak, kami masih berlibur kok."
   
Asuna bingung, melambaikan tangannya.
+
Asuna melambaikan tangannya.
   
Ketika mereka bertukar percakapan tersebut, bentuk bangunan besar, bersinar dengan kilau hitam, mulai muncul di jalan-jalan di luar mereka. Ini adalah pembentukan terbesar dari Kota Mulai, «Black Iron Puri». Di kanan lorong setelah masuk melalui gerbang utama, «Monumen Hidup», dengan nama-nama dari setiap pemain yang tercantum di dalamnya, itu didirikan, dan meskipun siapa pun bisa memasukkan sampai saat itu, sebagian besar alasan yang lebih dalam yang sepenuhnya di bawah kendali Angkatan Darat .
+
Setelah mereka bercakap - cakap, bentuk dari bangunan besar yang berkilau hitam mulai tampak di jalan didepan mereka.. bangunan ini adalah bangunan terbesar yang ada di Starting City, the «Black Iron Castle». Di ruang depan setelah masuk melalui gerbang utama, «Monument of Life» dengan nama setiap pemain tercatat, berdiri tegak disana, meskipun setiap orang bisa masuk hingga titik ini, kebanyakan ruang yang lebih dalam telah dikontrol sepenuhnya oleh the Army.
   
Yuriel tidak menuju pintu masuk utama ke istana, bergerak ke belakang Dinding benteng tinggi dan parit yang mendalam yang mengitarinya, menyangkal penyusup., Terus selamanya. Sama sekali tidak ada lalu lintas manusia.
+
Yuriel tidak masuk melalui pintu utama, melainkan melalui pintu belakang. Tembok kastil tinggi serta parit dalam mengelilingi kastil ini, menolak penyusup hingga selamanya. Bebar-benar tak ada manusia yang melewatinya..
   
Setelah berjalan selama beberapa menit, tempat Yuriel terhenti adalah sebuah tangga yang turun dari jalan, turun menuju suatu tempat dekat dengan permukaan air dari parit. Mengintip di, ada bagian yang gelap terbuka lebar di sisi kanan di ujung tangga.
+
Setelah berjalan beberapa menit, tempat yang Yuriel datangi adalah jalanan menurun, turun hingga dimana dekat dengan permukaan air parit. Mengintip kedalam, ada jalan lebar terbuka di sisi kanan tangga.
   
"Kami akan memasuki selokan benteng dari sini dan kepala untuk pintu masuk ke ruang bawah tanah itu mungkin sedikit gelap dan sempit meskipun ...."
+
"Kita akan masuk ke aliran pembuangan kastil dari sini dan menuju pintu masuk dungeon. Mungkin akan sedikit gelap dan sempit..."
   
Yuriel memotong kata-katanya di sana, melirik Yui, dalam lengan Kirito, dengan keprihatinan. Dengan itu, Yui cemberut seolah-olah dia sedang marah,
+
Yuriel menghentikan perkataannya disana, memandang Yui yang masih di lengan Kirito dengan penuh perhatian. Karena hal ini, Yui tak senang dan terlihat marah,
   
"Yui tidak takut!"
+
"Yui tak takut!"
   
dan bersikeras begitu. Senyum tidak sengaja bocor dari Asuna, saat ia memandang situasi.
+
Setelah itu. Sebuah senyum keluar dari Asuna karena meluhat situasi ini.
   
Untuk Yuriel, Yui dijelaskan dengan tidak lebih dari, "Kita hidup bersama." Dia tidak mencoba untuk mengorek ke sesuatu di luar itu, tapi dia mungkin memiliki keberatan tentang membawanya bersama ke ruang bawah tanah, seperti yang diharapkan.
+
Kepada Yuriel, Yui mengatakan tak lebih dari, "Kami tinggal bersama." Ia tak mencoba untuk mengetahui lebih dari itu, namun Yuriel mungkin keberatan membawa Yui kedalam dungeon.
   
 
Asuna berbicara untuk mengurangi kekhawatirannya.
 
Asuna berbicara untuk mengurangi kekhawatirannya.
   
"Tidak apa-apa, anak ini jauh lebih waspada daripada dia muncul, setelah semua."
+
"Tak apa; anak ini lebih waspada dari penampilannya."
   
"Yap Dia pasti akan menjadi swordswoman baik di masa depan.."
+
"Yep. Ia pasti menjadi seorang swordswoman yang kuat di masa depan."
   
Dengan pernyataan Kirito itu, Asuna bertukar pandang dengan dia dan tersenyum, dan Yuriel mengangguk dalam.
+
Dengan kata-kata Kirito, Asuna memandangnya dan tersenyum, lalu Yuriel mengangguk
   
"Kalau begitu, mari kita pergi!"
+
"Okelah, ayo pergi!"
   
   
 
"Nuooooo"
 
"Nuooooo"
   
Dan pedang digenggam oleh tangan kanan menembus rakasa dengan garis miring,
+
Pedang di tangan kanan memotong monster dengan sebuah tebasan,
   
 
"Ryaaaaaaa"
 
"Ryaaaaaaa"
   
Dan pedang digenggam oleh tangan kiri meniup pergi dengan sebuah ledakan.
+
Dan pedang di tangan kiri meledakkannya.
   
Melengkapi dua pedang untuk pertama kalinya dalam beberapa saat, Kirito melepaskan semua energi yang disimpan naik dari liburannya, meletakkan sampah ke kawanan musuh tanpa jeda, satu demi satu Asuna, tangan memegang Yui, dan Yuriel,. Mencengkeram cambuk logam itu, tidak memiliki kesempatan untuk melakukan apa-apa Setiap kali kelompok musuh, yang terdiri dari besar katak-jenis monster tertutup lendir, lobster-jenis monster yang membawa penjepit kemilau hitam, dan seperti muncul, apa yang menyerang mereka dengan kemarahan sembrono adalah. pedang dari kiri dan kanan, robek melalui segala sesuatu di sekitar mereka, menyelesaikan musuh off.
+
Mengequip dua pedang untuk pertama kalinya sementara, Kirito melepaskan energi yang di simpannya selama liburan ini, menebas musuh-musuh tanpa berhenti satu sama lain. Asuna yang memegang tangan Yui, serta Yuriel yang menggenggam cambuk metalnya tak memiliki kesempatan untuk membantu. Setiap kali kelompok musuh yang terdiri dari monster katak besar yang di selubungi smile, monster type udang yang memiliki pencapit hitam kemilau, dan semacamnya muncul, Kirito menebas mereka semua dengan penuh kemarahan dari pedang di tangan kanan dan kirinya tanpa menyisakan apapun.
   
Pikiran Asuna itu pergi, "Oh, ya ampun," tapi Yuriel menatap pada ini Kirito pengamuk-gaya dengan heran, mulutnya menganga Itu mungkin sebuah tontonan terlalu berbeda dari pengetahuan tentang pertempuran.. Dengan Yui bersorak pada dengan "bersalah Papa, lakukan terbaik, "menguap ketegangan di udara lebih jauh.
+
Dalam pikiran Asuna hanya terlintas, "Oh, ya ampun," akan tetapi Yuriel ternga-nga menatap Kirito yang sedang dalam mode mengamuk dengan penuh kekaguman. Mungkin ini tontonan yang terlalu berbeda diluar pengetahuannya . sementara Yui menyoraki dengan polosnya untuk mengurangi ketegangan yang ada di udara "Papa, lakukan yang terbaik,"
   
Puluhan menit telah berlalu sejak pos dari pasokan air yang gelap dan lembab tanah, sampai menyerang penjara ini terbuat dari batu hitam Itu lebih luas, mendalam dan penuh dengan monster dari yang diharapkan,. Tetapi dengan Kirito melanggar keseimbangan permainan, berbalik sepasang nya pedang dengan semangat, dua swordswomen menderita hampir nol kelelahan.
+
Beberapa menit telah berlalu sejak mereka memasuki gelapnya bawah tanah yang penuh air, hingga menyerbu dungeon ini dari batu hitam sebelumnya. Tempat ini lebih lebar, dalam, dan terisi oleh monster daripada yang diharapkan, tetapi Kirito menerobos keseimbangan game, mengayunkan sepasang pedangnya dengan penuh kekuatan, sementara dua swordswomen hanya terdiam.
   
"Kami ... Yah, aku menyesal sedikit tentang hal ini, meninggalkan itu semua untuk Anda ..."
+
"We... Well, aku sungguh minta maaf karena membiarkan kalian mengurus ini..."
   
  +
Menatap Yuriel yang penuh penyesalan sambil menunduk, Asuna hanya tersenyum masam.
Menjelang apologetic tampak Yuriel, dengan kepala tertunduk, Asuna menjawab dengan senyum kecut.
 
   
"Tidak, orang itu sudah terpesona, setelah semua ... Tidak apa-apa hanya membiarkan dia melakukan segalanya."
+
"Tidak, pertarungan tadi benar-benar memikat... tak apa kok membiarkannya melakukan hal itu."
   
"Hei, ada apa dengan itu, itu mengerikan."
+
"Hei, apa-apaan itu, itu mengerikan."
   
Kirito, kembali dari menghancurkan kelompok, merajuk seperti kata-kata Asuna mencapai telinganya.
+
Kirito kembali dengan kesal setelah menghancurkan kelompok monster karena perkataan Asuna sampai di telinganya.
   
"Ingin beralih, maka?"
+
"Jadi ingin switch?"
   
"... Ju-hanya sedikit lebih."
+
"...Se- sedikit lagi."
   
Asuna dan Yuriel tersenyum saat mereka bertemu pandang masing-masing.
+
Asuna dan Yuriel akhirnya tersenyum setelah saling tatap.
   
Setelah pengguna cambuk berambut perak melambaikan tangan kirinya, menampilkan peta, dia menunjukkan titik bercahaya yang mewakili penanda teman, menunjukkan posisi sekarang Sinker itu. Karena dia tidak memiliki peta untuk dungeon, jalan menuju titik bersinar kosong, tapi mereka sudah dipersingkat tujuh puluh persen dari total jarak.
+
Setelah si pengguna cambuk berambut silver melambaikan tangan kirinya karena ingin menampilkan peta, ia menunjuk titik bercahaya yang melambangkan tanda seorang teman, menunjukkan posisi Sinker. Karena ia tak memiliki peta dungeon, jalanan menuju titik bercahaya masih kosong, akan tetapi mereka telah mencapai tujuh puluh persen dari jarak total.
   
"Posisi Sinker itu tidak bergerak selama beberapa hari saya percaya bahwa ia mungkin harus di daerah yang aman. Jika kita mampu menjangkau semua perjalanan ke sana, kita hanya bisa menggunakan kristal untuk menarik, jadi. ... Saya Maaf, aku akan mengandalkan Anda untuk hanya sedikit lebih lama. "
+
"Posisi Sinker tidak berubah setelah beberapa hari. Aku yakin ia berada di area aman. Jika kita bisa sampai kesana, kita bisa menggunakan kristal untuk mundur, jadi... maaf, aku akan mengandalkan kalian sedikit lagi."
   
Yuriel menunduk, dan Kirito panik melambaikan tangannya.
+
Yuriel menundukkan kepalanya, Kirito bingung sambil melambaikan tangannya.
   
"N-Tidak, kita melakukannya karena kita ingin, dan ada item menjatuhkan juga, jadi ..."
+
"T- tidak, kami melakukan ini karena kami ingin, dan juga ada item yang dijatuhkan, jadi..."
   
 
"Oh?"
 
"Oh?"
   
Asuna balik bertanya dengan refleks.
+
Asuna menjawab secara reflek.
   
"Apakah sesuatu yang drop yang baik?"
+
"Apa ada item bagus yang jatuh?"
   
 
"Yup."
 
"Yup."
   
Kirito gesit dimanipulasi jendela, dan daging merah gelap muncul dari permukaan dengan suara clacking. Wajah Asuna yang membeku, berpikir tentang bagaimana hal itu harus merasa aneh.
+
Kirito memanipulasi jendelanya dengan cepat, lalu daging merah kehitaman muncul dari sana dengan suara gemerincing. Wajah Asuna membeku memikirkan bagaimana anehnya yang ia rasakan.
   
"Wha ... Hanya apa itu?"
+
"Ap... Apa sih itu sebenarnya?"
   
"Frog daging Anda pasti akan mengatakan bahwa tastiness adalah sebanding dengan keanehan nya, jadi pastikan untuk memasak nanti.!"
+
"Daging katak! Kamu pasti berkata jika daging ini enak jika dibandingkan dengan daging lain, pastikan untuk memasaknya nanti ya."
   
"I. Tidak akan Lakukan.!!"
+
"Aku. Tak akan memasaknya!!"
   
Asuna berteriak, dan membuka jendela kamarnya juga. Mengakses persediaan bersama dengan Kirito, ia menyeret karakter string akan, «Daging Scavenger x24», dan tanpa ampun melemparkannya ke tanda tong sampah.
+
Asuna berteriak dan juga membuka jendelanya. Membuka penyimpanan yang terhubung dengan Kirito, ia menggeser item yang bernama «Scavenger Meat x24», lalu tanpa ampun membuangnya ke tanda tempat sampah.
   
"Ah aaaaaa ...!"
+
"Ah! Aaaaaa..."
   
Melihat pada Kirito benar-benar sedih yang tampak berbicara dengan nada pahit, Yuriel tidak bisa menahan tawa, memegang perutnya, bahkan saat ia mencoba menahan itu. Pada saat itu,
+
Menatap Kirito yang terlihat kesal dan mengomel, Yuriel tak bisa membantu namun tertawa sambil memegangi perutnya, meskipun ia mencoba untuk menahannya. Tepat pada saat itu,
   
"Big sis, akhirnya Anda tertawa!"
+
"Kakak akhirnya bisa tertawa!"
   
Yui berteriak riang. Dia juga tersenyum lebar.
+
Yui berteriak gembira. Yuriel juga menyeringai lebar.
   
Melihat itu, butuh Asuna terkejut-mengingat apa yang terjadi saat itu Sehari sebelumnya, saat Yui pergi ke kejang juga tepat setelah anak-anak semua tertawa bersama-sama, setelah ditolak orang-orang dari Angkatan Darat.. Tampaknya gadis itu memiliki sensitivitas yang unik terhadap senyum orang-orang di sekelilingnya Apakah itu kepribadian ia dilahirkan dengan, atau mungkin karena semua perasaan yang menyakitkan yang dideritanya sampai sekarang-Asuna naluriah mengangkat Yui dalam pelukannya, memeluknya erat.. Dia bersumpah dalam hatinya, bahwa ia akan selalu tersenyum ketika samping anak ini.
+
Melihat hal tersebut, Asuna mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Hari sebelumnya, ketika Yui mengejang juga tepat setelah anak-anak tertawa bersama setelah mengalahkan orang-orang dari the Army. Tampaknya gadis ini memiliki sensifitas yang unik terhadap orang-orang di sekitarnya. Apakah ia terlahir dengan kepribadian seperti itu, atau mungkin karena perasaan sakit yang selama ini ia derita— Asuna menggenggam tangan Yui, memeluknya lebih dekat. Ia bersumpah akan selalu tersenyum di sisi gadis ini.
   
"Nah, mari kita pergi!"
+
"Well, ayo kita lanjutkan!"
   
Suara Asuna, Zidane melangkah maju, menuju pernah jauh ke kedalaman.
+
Merespon suara Asuna, party tersebut melangkah semakin dalam menuju dungeon.
   
Kelompok monster terutama terdiri dari air berbasis makhluk dari saat mereka memasuki dungeon berubah menjadi orang-orang dari keluarga momok, seperti zombie dan hantu, karena mereka menuruni tangga, mengirimkan menggigil intens turun hati Asuna, tapi sepasang Kirito tentang pedang terus membantai musuh muncul di instants belaka, tidak menunjukkan sedikit pun ragu-ragu.
+
Kelompok monster kebanyakan terdiri dari makhluk air sejak mereka memasuki dungeon, kini telah berubah menjadi type hantu, seperti zombie serta hantu, karena mereka menuruni tangga, udara dingin terasa sampai ke hati Asuna, namun sepasang pedang milik Kirito masih lanjut menebas sosok-sosok musuh yang muncul secara sekejap tanpa menunjukka keragu-raguan.
   
Biasanya, hal ini tidak cukup baik untuk dianggap pemain diratakan tinggi untuk pergi liar di bidang berburu jauh di bawah mereka, tapi ada tidak perlu keberatan tentang hal itu saat ini, karena tidak ada bahkan orang lain ada. Jika ada waktu yang tersedia, itu akan menjadi kesempatan untuk bekerja menuju naik level Yuriel, yang menjadi konten dukungan, tapi Sinker menyelamatkan didahulukan saat ini.
+
Normalnya, sedikit tak terhormat bagi pemain berlevel atas untuk berburu ke area di bawah level mereka, tetapi hal tersebut tak perlu dipikirkan saat ini karena tak ada seorangpun disini. Jika ada waktu luang, akan jadi kesempatan bagi Yuriel yang bertugas sebagai penduking untuk naik level, kan tetapi menyelamatkan Sinker lebih diprioritaskan saat ini.
   
Dalam dua jam yang berlalu dalam sekejap mata, jarak antara posisi saat ini ditampilkan pada peta, dan di mana lokasi pemberat itu, dianggap sebagai zona aman, terus dipersempit.
+
Dalam dua jam yang telah berlalu sekejap mata, jarak mereka dengan posisi Sinker yang berada di area aman dalam peta semakin berkurang.
  +
Tak tahu berapa banyak monster yang ditumbangkan karena pedang milik Kirito menghancurkan swordsmen tengkorak hitam menjadi berkeping-keping, dan mereka akhirnya menangkap sedikit cahaya tepat di depan mereka.
   
  +
"Ah, itu zona aman!"
Itu benar-benar tidak diketahui berapa banyak sudah jatuh, seperti Kirito itu pedang meniup bahwa pendekar kerangka tertentu hitam-potong, dan akhirnya mereka melihat sebuah bagian berkilauan dengan cahaya hangat hanya di luar sana.
 
   
  +
Ketika Asuna berucap, Kirito juga mengangguk untuk memastikan dengan skill deteksinya.
"Ah, itu adalah zona aman!"
 
   
  +
"Ada seseorang di dalam sana. Dia aman."
Seperti Asuna berbicara, Kirito mengangguk juga, setelah dikonfirmasi dengan keterampilan deteksi nya.
 
 
"Ada pemain yang sendirian di dalam Ini aman.."
 
   
 
"Sinker!"
 
"Sinker!"
   
Yuriel berteriak dan berlari dengan baju besi logam denting nya, tidak dapat menahan dirinya kembali lagi. Kirito menurunkan dua pedang dan bergegas di belakangnya, bersama dengan Asuna memegang ke Yui.
+
Yuriel berteriak lalu berlari dengan armornya yang berdenting, ia tak bisa menahan dirinya lebih lama. Kirito menurunkan dua pedangnya dan mengikuti di belakangnya bersama Asuna yang memegang Yui.
   
Mereka berlari menuju cahaya Saat mereka pergi melalui jalan yang membungkuk ke kanan selama beberapa detik, garpu besar di jalan,. Dan lebih dari itu, sebuah ruangan kecil, segera datang ke tampilan.
+
Mereka berlari menuju cahaya itu. Ketika mereka melewati jalanan yang berbelok ke kanan setelah beberapa detik, di depan cabang dari jalan tersebut sebuah ruang kecil dapat terlihat.
   
Untuk mata mereka, terbiasa dengan kegelapan, ruangan dipenuhi dengan cahaya cukup terang untuk membutakan mereka, dan seorang pria lajang berdiri di pintu masuk Wajahnya teduh karena lampu latar,. Tapi dia liar melambaikan tangannya ke arah mereka.
+
Karena mata mereka membiasakan diri terhadap kegelapan, ruang tersebut terisi cahaya yang cukup terang yang bisa menyilaukan mereka, dan seorang laki-laki berdiri di pintu masuknya. Wajahnya tak terlihat karena cahaya di belakangnya, akan tetapi ia melambaikan tangannya dengan liar menuju arah sini.
   
 
"Yurieeel!!"
 
"Yurieeel!!"
   
Saat ia menegaskan angka, pria itu meraung keluar namanya. Yuriel melambaikan tangan kirinya juga, berlari pernah cepat.
+
Pada saat ia meyakinkan sosok tersebut, si laki-laki meneriakkan nama Yuriel. Yuriel juga melambaikan tangan kirinya sambil berlari lebih cepat.
   
 
"Sinkerrr!!"
 
"Sinkerrr!!"
   
Seolah-olah suaranya dicampur dengan air mata, pria itu menangis-
+
Suaranya tercampur dengan air mata, tangisan si pria—
   
"Jangan datang closeeer apapun! Bahwa jalan adalah! ...!!"
+
"Jangan datang lebih dekat!! Jalanannya...!!"
   
Mendengar itu, Asuna memperlambat langkahnya, terkejut Tapi itu tidak tampaknya telah mencapai telinga Yuriel itu.. Dia bergegas langsung menuju ruangan.
+
Mendengar hal itu, Asuna melambatkan langkahnya penuh tanya. Tampaknya kata-kata tersebut tak sampai ke telinga Yuriel. Ia tetap berlari menuju ruang di depannya.
   
Pada saat itu.
+
Pada saat itu juga.
   
Beberapa meter sebelum ruangan, di blind spot di sisi kanan, di jalan yang memotong jalan yang ketiga sedang berjalan melalui, sebuah kursor kuning tak terduga tunggal muncul Asuna segera memeriksa nama.. Layar adalah «The Fatal-sabit» -
+
Beberapa meter sebelum area aman, di titik buta pada sisi kanan, pada jalan kecil yang memotong jalanan tempat mereka bertiga berlari, kursor kuning yang tak di harapkan muncul. Asuna dengan cepat mengecek namanya. Yang bisa ditampikan adalah «The Fatal-scythe»
  +
Dengan arti nama scythe yang memotong takdir, nama itu juga memiliki "The" yang terlampir. Sebuah bukti jika monster itu adalah boss.
  +
"Jangan!! Yuriel-san, mundurlah!!"
   
  +
Asuna berteriak. Kursor kuning bergerak perlahan ke sisi kiri, mendekati persimpangan jalanan. Jika seperti ini, Yuriel akan berlari ke persimpangan tersebut. Hanya tersisa beberapa detik.
Dengan arti sebuah sabit yang memutuskan nasib, itu yang mendefinisikan "The" melekat padanya. Bukti dari rakasa bos.
 
 
"Nooo! Yuriel-san!, Kembali!"
 
 
Asuna menjerit Kursor kuning lancar bergerak ke arah kiri, menutup dalam menuju persimpangan persimpangan.. Pada tingkat ini, Yuriel akan lari ke dalamnya di penyeberangan. Ada nyaris tanpa waktu yang tersisa.
 
   
 
"Ku-!!"
 
"Ku-!!"
   
Tiba-tiba, Kirito yang telah berjalan di sebelah kiri Asuna yang tampaknya-telah lenyap. Dalam kenyataannya, ia melesat pada kecepatan yang luar biasa. Dinding sekitarnya bergetar dengan suara dampak tersebut.
+
Tiba-tiba Kirito yang berlari di sisi kiri Asuna telah menghilang. Kenyataannya, ia telah berlari dengan kecepatan yang dasyat. Tembok di sekeliling bergetar karena suara tubrukannya.
 
Dia melakukan perjalanan beberapa meter dengan kekuatan pada tingkat teleportasi, dan sebagai Kirito memegang Yuriel dari belakang dengan tangan kanannya, ia menyodorkan pedang di kirinya ke dalam batuan dasar dengan seluruh kekuatannya Suara logam yang luar biasa.. Percikan api yang tak terhitung jumlahnya. Melakukan rem mendesak yang mampu membakar udara yang sangat, dalam ruang di depan pasangan yang nyaris berhasil berhenti sebelum persimpangan jalan, tanah menderu seperti tremored, sebagai bayangan hitam raksasa melintas.
 
   
  +
Ia telah sampai beberapa meter dengan kecepatan seperti teleport, lalu Kirito memegang Yuriel dari belakang dengan tangan kanannya, ia mendorong pedang di tangan kirinya ke jalanan batu di bawahnya dengan seluruh kekuatannya. Suara logam terdengar hebat sekali. Percikan bunga api tak terhitung banyaknya muncul. Mengeluarkan rem mendadak bisa membakar udara, di tempat Kirito dan Yuriel berhenti tepat di depan persimpangan, tanahnya meraung seperti suatu getaran karena raksasa bayangan hitam melewatinya.
Kursor kuning yang menerjang ke bagian di sebelah kiri berhenti setelah sekitar sepuluh meter The rakasa bertubuh diketahui dingin berubah arah dan. Muncul untuk mengisi dalam sekali lagi.
 
   
  +
Kursor kuning yang menyergap pada jalanan di sisi kiri akhirnya berhenti setelah sepuluh meter. Monster yang tingginya tak diketahui ini merubah arahnya dan muncul sekali lagi.
Kirito dirilis Yuriel, dan menarik pedang yang menusuk ke lantai, ia melompat ke bagian kiri. Asuna mengikuti di belakang panik.
 
   
  +
Kirito melepaskan Yuriel dan menarik pedangnya yang tertancap ke lantai, ia melompat ke kiri. Asuna mengikuti dalam bingung.
Sambil Yuriel, yang telah jatuh karena shock, kembali ke indranya, dia mendorong ke arah sisi berlawanan dari persimpangan. Membiarkan Yui turun dari pelukannya dan mempercayakan dia dengan Yuriel, Asuna meninggalkan panggilan singkat.
 
   
  +
Menggoncangkan Yuriel yang terjatuh karena syok, Asuna mendorongnya menuju sisi yang berlawanan persimpangan. Menurunkan Yui dari lengannya dan menyerahkannya ke Yuriel, Asuna hanya memberikan sedikit perintah.
"Silakan mundur ke zona aman dengan anak ini!"
 
   
  +
"Mundurlah ke area aman bersama anak ini!"
Cambuk-pengguna mengangguk dengan wajah putihnya, dan setelah dikonfirmasi bahwa dia membawa Yui menuju ruangan, Asuna menarik Rapier saat ia berbelok ke kiri.
 
   
  +
Si pengguna cambuk mengangguk dengan wajah pucatnya, ia menyetujui untuk membawa Yui ke dalam ruangan, Asuna menghunus rapier miliknya sambil berbelok kea rah kiri.
Pemandangan punggung Kirito, tinggal masih dalam sikap pisau ganda nya, memasuki visi nya. Apa yang meletakkan lebih lanjut-adalah keberadaan dua setengah meter, siluet humanoid berpakaian mengepakkan jubah hitam.
 
   
  +
Sosok punggung Kirito masih berdiri dengan dual blades miliknya memasuki pandangan Asuna. Apa yang terlihat di sana adalah sesosok humanoid berjubah hitam setinggi dua setengah meter.
Dalam kap mesin, senjata mengintip keluar dari borgol, yang gelap, jasmani dan menggeliat karena mereka melingkar sekitar. Di dalam wajah keruh, semua yang diduduki itu adalah sepasang bola mata energik, pembuluh darah mereka terlihat, menatap pasangan. Ini memegang sebuah sabit hitam besar di tangan kanan Dari tepi bahwa kurva kejam, kental merah bercak menetes, setetes demi setetes.. Secara keseluruhan, itu sosok seperti itu dari dewa seharusnya kematian.
 
   
  +
Dengan tudungnya, tangan si boss yang bergelayut mengintip dari jubah benar-benar hitam. Di dalamnya tampak wajah yang suram, di dalamnya hanya ada sepasang bola mata penuh energi, urat nadinya bisa terlihat seolah menatap Kirito dan Asuna. Dia memegang sabit besar berwarna hitam di tangan kanannya. Dari sisi sudutnya, noda merah menetes turun, tetes demi tetes. Secara keseluruhan, boss ini memiliki tubuh seperti seorang dewa kematian.
Bola mata dewa kematian berputar di sekitar, dan melihat langsung di Asuna. Pada saat itu, menggigil berlari melalui seluruh tubuhnya, seakan hatinya dicekam ketakutan murni.
 
   
  +
Bola mata sang dewa kematian berputar lalu menatap lurus ke arah Asuna. Tepat setelahnya, hawa dingin merasuki seluruh tubuhnya seolah hatinya di cengkram oleh ketakutan.
Namun tingkat tidak boleh terlalu banyak untuk menangani.
 
   
  +
Tampaknya level boss ini masih bisa diatasi.
Dengan pikiran itu dalam kepalanya, saat ia menyiapkan Rapier nya sekali lagi, Kirito berbicara kasar, berdiri di depannya.
 
   
  +
Dengan pikiran seperti itu di kepalanya, saat ia menyiapkan rapier miliknya sekali lagi, Kirito berkata keras dari depannya.
"Asuna, mendapatkan ketiga di zona aman dan melarikan diri dengan kristal sekarang."
 
  +
"Asuna, temani mereka bertiga ke area aman lalu larilah dengan kristal."
   
"Eh ...?"
+
"Eh...?"
   
"Orang ini buruk Bahkan keterampilan. Identifikasi saya tidak bisa menemukan data apapun di atasnya Dalam hal kekuasaan, mungkin peringkat di antara lantai sembilan puluh.."
+
"Boss ini sungguh kuat. Bahkan skill identifikasiku tak bisa menemukan data apapun. Dalam hal kekuatan, rangking boss ini mungkin sekitar lantai Sembilan puluh."
   
 
"...?"
 
"...?"
   
Asuna kehilangan napas dan mengeras juga. Bahkan di saat-saat, dewa kematian secara bertahap bergerak melalui udara, mendekati pasangan.
+
Asuna kehilangan nafasnya serta terdiam kaku. Bahkan ketika saat ini si dewa kematian perlahan bergerak melewati udara, mendekati mereka berdua.
   
"Aku akan mengulur waktu, begitu cepat dan keluar dari sini!"
+
"Aku akan mengulur waktu, cepatlah keluar dari sini!!"
   
"Ki-Kirito juga, kita harus baik ..."
+
"Ki- Kirito juga, kita berdua harus..."
   
"Aku akan pergi setelah Anda Cepat ...!"
+
"Aku akan mengerjarmu! cepatlah...!!"
   
Meskipun kristal teleport adalah ukuran terakhir bagi mundur, itu bukan alat yang sangat kuat. Antara mencengkeram kristal, menetapkan tujuan, dan benar-benar menyelesaikan teleportasi, ada jeda waktu beberapa detik. Jika ada orang yang menerima serangan dari sebuah rakasa dalam periode waktu, teleportasi akan dibatalkan. Ketika rantai komando rusak dalam partai, dengan orang-orang mundur murni untuk memberikan kemudahan mereka sendiri bermunculan, alasan mengapa sisanya menjadi korban, tidak dapat bahkan mengulur waktu yang cukup untuk teleport, karena ini.
+
Jika kristal teleport digunakan sebagai pilihan terakhir untuk mundur, kristal itu bukanlah alat yang cukup kuat. Diantara celah ketika memegang kristal dan menentukan tujuan, lalu melakukan teleportasi, ada jeda waktu beberapa detik. Jika seseorang menerima serangan dari monster di antara jeda waktu itu, teleportasinya akan gagal. Ketika serangkaian perintah gagal dalam sebuah party, karena orang-orang mundur atas keinginan mereka sendiri, maka sisanya akan menjadi korban karena tak bisa mengulur waktu untuk teleport.
   
Asuna adalah bingung Bahkan jika mereka berempat teleport pertama, dengan kemampuan Kirito yang berjalan, dia mungkin bisa berlari lebih cepat dari bos untuk mencapai zona aman.. Namun, kecepatan pengisian ditunjukkan oleh bos sebelumnya benar-benar menakutkan. Jika mungkin - dia adalah untuk melarikan diri terlebih dahulu, dan setelah itu, dia tidak muncul Itu adalah pikiran dia tidak tahan..
+
Asuna tampak bimbang. Jika mereka berempat melakukan teleport terlebih dahulu, dengan kemampuan berlari Kirito, ia bisa berlari menuju area aman. Akan tetapi, perubaha kecepatan yang di tunjukkan si boss sebelumnya benar-benar mengerikan. Jika— ia lari terlebih dahulu lalu setelahnya jika Kirito tidak muncul. Pikiran seperti itulah yang tak bisa Asuna tahan.
   
Asuna mengambil melirik kedalaman jalan di sebelah kanan.
+
Asuna memandang jalan si sisi kanannya.
   
-Maaf, Yui-chan. Meskipun saya mengatakan bahwa kita akan bersama-sama ...
+
—Maaf Yui-chan. Meskipun aku berkata akan selalu bersama...
   
Berbisik sehingga dalam hatinya, ia berteriak.
+
Berbisik seperti itu dari dalam hatinya, ia berteriak.
   
"Yuriel-san, aku akan meninggalkan Yui untuk Anda! Silahkan melarikan diri bersama-sama, kalian bertiga!"
+
"Yuriel-san, aku akan menyerahkan Yui padamu! Kalian bertiga cepatlah lari!"
   
Yuriel menggeleng, ekspresi wajahnya membeku.
+
Yuriel menggelengkan kepalanya, ekspresinya tampak membeku.
   
  +
"Aku tak bisa... melakukannya..."
"Saya tidak akan membiarkan hal itu ... sesuatu seperti itu ..."
 
   
"Cepat!"
+
"Cepat!!"
   
Itu kemudian Dewa kematian,. Bergoyang sabit yang memegang, mulai pengisian dengan semangat mengejutkan, racun menyebar dari ujung jubah nya.
+
Ketika itu. Si dewa kematian mengayunkan sabit lebarnya dengan sepenuh tenaga, racun menyebar dari dalam tudungnya.
   
Kirito menyeberangi pedang di tangannya, mengambil sikap memaksakan sebelum Asuna. Asuna panik menempel ke punggung itu, pertemuan dua Kirito itu pedang dengan satu tangan kanannya Kematian Tuhan,. Tanpa peduli untuk tiga pedang, mengayunkan sabit bawah, bertujuan di atas kepala pasangan itu.
+
Kirito menyilangkan pedang di tangannya, memaksakan berdiri di hadapan Asuna. Asuna secara panik mendekat dari belakang, bertemu dengan dua pedang milik Kirito dengan rapier di tangan kanannya. Si dewa kematian tanpa memedulikan ketiga pedang, masih menebaskan sabitnya ke bawah, mengincar kepala mereka berdua.
   
Sebuah flash merah. Dampak An.
+
Sebuah kilatan merah. Sebuah hantaman.
   
Asuna merasa dirinya berputar-putar. Pertama, ia dilemparkan ke tanah, lalu ia menabrak langit-langit pada rebound, sebelum jatuh kembali ke tanah lagi. Napasnya berhenti, dan bidangnya visi mulai gelap.
+
Asuna merasakan dirinya berputar beberapa kali. Pertama, ia terlempar ke tanah, lalu menghantam langit - langit, dan terjatuh kembali ke tanah sekali lagi. Nafasnya terhenti, dan pandangannya mulai berubah gelap.
   
Kesadaran berkabut, dia diperiksa itu Kirito dan sendiri HP bar, keduanya telah setengah dicukur jauh dari itu hit single Indikator kuning tanpa ampun disampaikan ketidakmampuan untuk bertahan hidup serangan berikutnya.. Dia harus bangkit kembali. Itulah apa yang dia pikir , tapi tubuhnya tidak bisa bergerak-
+
Kesadarannya mulai kabur, ia melihat HP bar milik Kirito dan miliknya sendiri, keduanya telah berkurang hingga setengah dalam sekali pukul. Indikator kuning sebagai tanda paralyze semakin membuat Asuna khawatir, mereka tak mampu untuk bertahan dari serangan selanjutnya. Ia harus berdiri. Itulah yang ia pikirkan, akan tetapi tubuhnya tak bisa bergerak—
   
-Dan, pada saat itu.
+
—Tepat pada saat itu.
   
Langkah pendek setelah langkah pendek, ia mendengar langkah kaki orang-orang yang lembut dekat dengan telinganya Pergeseran penglihatannya, bingung, langkah seperti anak-anak, seperti yang kucing, maju ke depan tanpa peduli untuk bahaya yang akan datang memasuki visi nya..
+
Langkah pendek demi langkah pendek terdengar, ia mendengar langkah kaki tersebut semakin mendekat dengan pendengarannya. Menolehkan pandangannya, ia bingung, suara langkah kaki anak-anak, langkah kaki tersebut mendekat tanpa mempedulikan bahaya yang memasuki pandangannya.
   
Tangan ramping dan kaki panjang,. Rambut hitam. Itu Yui, yang seharusnya berada di zona aman. Memiliki pandangan tanpa jejak sedikit pun rasa takut, ia menatap lurus dewa raksasa kematian.
+
Tangan dan kaki langsing. Rambut hitam panjang. Itu Yui yang seharusnya berada di dalam area aman dibelakang mereka. Mamandang tanpa ketakutan, ia menatap lurus menuju si dewa kematian yang begitu besar.
   
"Idiot! Cepatlah!, Pergi!"
+
"Idiot!! Cepat lari!!"
   
Panik berjuang untuk memindahkan bagian atas tubuhnya, Kirito berteriak Dewa kematian diadakan sabit yang tinggi-tinggi dengan gerakan yang disengaja sekali lagi.. Jika dia diseret ke serangan rentang tersebut, Yui HP pasti akan terpesona. Asuna juga mencoba untuk bergerak mulutnya. Tetapi dengan bibirnya kaku, dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
+
Berjuang untuk menggerakkan tubuh bagian atasnya, Kirito berteriak. Si dewa kematian memegang sabitnya ke atas secara perlahan sekali lagi. Jika Yui menerima serangan dalam jarak seperti ini, HP milik Yui akan benar-benar habis. Asuna juga berusaha untuk menggerakkan mulutnya. Tetapi karena mulutnya kaku, ia tak bisa mengucapkan sepatah katapun.
   
Tapi di saat berikutnya, sesuatu yang luar biasa terjadi.
+
Tetapi sesaat kemudian, sesuatu yang tak bisa dipercaya terjadi.
   
"Tidak apa-apa, Papa, Mama."
+
"Tak apa-apa, Papa, Mama."
   
Seiring dengan kata-kata, tubuh Yui lembut melayang ke udara.
+
Bersama kata-kata tersebut, tubuh Yui perlahan mengambang di udara.
   
Itu tidak melompat Bergerak seolah-olah dia mengepakkan sayap tak terlihat, dia datang ke berhenti lengkap pada ketinggian dua meter.. Dia lembut menggantungnya tangan kanan terlalu kecil di udara.
+
Itu bukan lompatan. Ia tampaknya bergerak dengan sayap tak terlihat, Yui berhenti pada ketinggian dua meter. Ia mengangkat tangan kanannya perlahan di tengah udara.
   
"Nooo ... Pergi! Pergi, Yui-chan!"
+
"Jangan...! Menyingkirlah!! Menyingkirlah Yui-chan!!"
   
Seolah-olah untuk menghapus jeritan Asuna itu, sabit dewa kematian yang tanpa henti berayun turun, menggambar garis gelap-lampu merah. Tepi menunjuk mengerikan datang dalam jangkauan putih murni Yui-sawit
+
Bersamaan dengan teriakan Asuna, sabit si dewa kematian terayun tanpa belas kasihan, memperlihatkan garis cahaya hitam kemerahan. Ujung sabit mengarah langsung menuju telapak tangan putih milik Yui—
   
Tepat sebelum ia datang ke dalam kontak dengan dia, itu terhalang oleh penghalang ungu hidup, dan jijik dengan suara yang besar. Tag sistem yang melayang sebelum sawit Yui menyebabkan Asuna untuk menatap dengan takjub.
+
Tepat sebelum itu terjadi, tangan Yui terhalangi oleh pelindung keunguan, diikuti dentuman yang begitu keras. Sistem tag yang mengambang di tangan Yui menyebabkan Asuna diam membatu.
   
[Immortal Object], yang pasti apa yang tertulis di sana. Keabadian-atribut yang tidak ada pemain yang harus dimiliki.
+
[Immortal Object], itulah apa yang tertulis disana. Immortality— bukanlah atribut pemain yang bisa diperoleh.
   
Kematian Dewa hitam berputar bola mata yang tentang, seolah-olah itu bingung. Segera setelah itu, fenomena Asuna kejutan lanjut terjadi.
+
Mata si dewa kematian berputar, seolah ia bingung. Secara tiba-tiba setelahnya sebuah fenomena yang mengejutkan Asuna terjadi.
   
"Gouu!!," Seiring dengan suara ini, api merah datang sebagainya, melingkar di sekitar, dengan tangan kanan Yui sebagai inti mereka Api tersebar luas sesaat,. Sebelum segera kondensasi, dan mulai bergabung bersama menjadi bentuk panjang dan sempit Sebagai salah satu memandang,. angkanya berubah ke arah yang dari pedang besar. Sebuah pisau, berkilau dalam nuansa api, muncul dari dalam api, memperluas keluar tanpa henti.
+
"Gouu!!," bersama dengan suara itu, api merah muncul, menggulung-gulung di depan dengan tangan Yui sebagai pusatnya. Api tersebut menyebar semakin luas secara tiba - tiba, sebelum akhirnya memadat dan bergabung menjadi bentuk panjang nan tipis.. sekilas, api tersebut berubah menjadi pedang panjang. Sebuah pedang yang menyala dari api terbentuk dari api sebelumnya, kini semakin memanjang tanpa batas.
   
The greatsword yang muncul di tangan kanan Yui adalah dari panjang yang mudah melebihi tinggi badan gadis itu Radiance dari logam yang tampaknya berada di ambang pencairan diterangi jalur.. Seakan meriah api pedang, pakaian musim dingin besar dikenakan pada formulir Yui dibakar dalam sekejap. Dari bawah itu, gaun one-piece putih gadis itu pada awalnya muncul Anehnya,. bahkan ketika api tele sekitar gaun one-piece, serta bahwa rambut panjang hitam , tampaknya ada sama sekali tidak berpengaruh pada mereka.
+
Pedang besar yang muncul di tangan kanan Yui kini memiliki panjang yang melampaui tinggi tubuhnya. Pancaran cahaya dari pinggir logam tampaknya menyinari seluruh lorong. Karena memegang api dari pedang, pakaian musim salju yang dikenakan Yui terbakar seketika. Dari baliknya, baju putih satu setel yang dikenakan pertama kalinya muncul. Cukup aneh karena angin dari api tak membakar baju tersebut, begitu juga rmbut hitam panjangnya seolah tak terkena efek.
   
Dia santai memutar pedang yang melebihi tinggi badannya sekitar, sekali-
+
Yui mengayunkan pedang yang melampaui tingginya secara sederhana—
   
Tanpa menunjukkan sedikit ragu-ragu, Yui menantang dewa kematian saat ia menarik stroke api.
+
Tanpa menunjukkan keragu-raguan, Yui menantang si dewa kematian seolah ia memukulkan api.
   
Meskipun tindakannya yang diatur oleh tidak lebih dari algoritma sederhana dari sistem, dalam mata merah yang rakasa bos, Asuna percaya ia melihat mereka dicelup dalam warna yang berbeda dari rasa takut.
+
Meskipun tindakannya tersebut tak lebih dari algoritma sederhana dari sistem, dalam mata merah si monster, Asuna yakin ia melihatnya penuh dengan ketakutan yang sangat jelas.
   
Terbungkus dalam gumpalan api, Yui dibebankan melalui udara dengan raungan memekakkan telinga Kematian Tuhan mengangkat sabit sebelum dirinya sendiri dan mengambil sikap defensif,. Seolah-olah itu takut gadis, jauh lebih kecil dari dirinya sendiri. Dan mendekati sebagainya, Yui mengayunkan pedang, besar menyala lurus ke bawah dengan semua kekuatan nya.
+
Mengggunakan pedang yang terbuat dari api, Yui mengubah udara menjadi raungan yang memekakan. Si dewa kematian mengangkat sabitnya dan membuat posisi bertahan, tampaknya ia terlihat ketakutan oleh si gadis yang lebih kecil darinya. Maju ke depan, Yui mengayunkan pedang besar menyalanya dengan sepenuh kekuatan.
[[Image:Sword Art Online Vol 02 - 276.jpg|thumb]]
+
[[Image: Sword Art Online Vol 02 - 276.jpg|thumb]]
Pisau, memancarkan api intens, bertabrakan ke pegangan sabit horisontal itu. Sejenak, gerakan pasangan itu berhenti.
 
   
  +
Pedang memancarkan api yang begitu hebat bertubrukan dengan sabit. seketika, gerakan keduanya terhenti.
Tanpa waktu untuk berpikir, pedang Yui flaming pindah sekali lagi. Seperti logam itu terbakar dengan layu jumlah panas, pisau bercahaya makan ke bit pegangan sabit itu demi sedikit. Dengan kekuatan yang cukup untuk mengobrak-abrik segala sesuatu tetapi rambut panjang Yui dan satu -sepotong gaun, serta jubah dewa kematian, berkedip-kedip di belakang mereka, hamburan bunga api besar di kali, menerangi interior dungeon, pencelupan oranye daerah.
 
   
  +
Tanpa menunggu waktu untuk berpikir, pedang api milik Yui bergerak sekali lagi. Logamnya tampak berkobar dengan jumlah api yang begitu banyak, cahaya dari pedang menggerogoti gagang sabit secara perlahan. Dengan kekuatan yang cukup untuk mematahkan apapun, akan tetapi rambut panjang dan baju satu setelnya juga jubah si dewa kematian berkelap-kelip di belakangnya, menyebabkan percikan cahaya pada saat yang sama, menyinari bangunan dalam dungeon menjadi orange.
Sebelum lama-
 
   
  +
Tanpa lama—
Seiring dengan suara ledakan, "Gou," sabit dewa kematian akhirnya dipotong setengah Segera setelah itu, sebagai energi akumulasi sejauh itu dilepaskan, greatsword berubah menjadi pilar api,. Mencolok langsung ke tengah-tengah bos wajah.
 
   
  +
Bersamaan dengan suara ledakan, "Gou," sabit si dewa kematian patah menjadi dua. Diikuti pedang besar kini telah berubah menjadi tiang api, menyerang langsung ke tengah-tengah wajah si boss.
"H-...!"
 
   
  +
"-h...!!"
Asuna dan Kirito memicingkan mata mereka dan terlindung wajah mereka pada refleks, bereaksi terhadap kekuatan berlebihan kuat dari bola terik api yang muncul di saat itu. Pada saat yang sama Yui mengayunkan pedang lurus ke bawah, bola api meledak, menelan sampai Bentuk dewa kematian di swirls merah karena mengalir lebih dalam ke bagian itu. Tersembunyi dalam bahwa suara gemuruh menggelegar, jeritan samar kematian dan penderitaan bergema.
 
   
  +
Asuna dan Kirito mengedipkan mata mereka serta melindungi wajahnya secara reflek karena bereaksi terhadap kekuatan yang hebat dari bola api yang muncul pada saaat itu. Pada saat yang sama Yui menebaskan pedangnya ke bawah, bola api tersebut meledak, si dewa kematian tertelan oleh putaran api yang mengalir ke lorong-lorong. Dalam raungan tersebut, suara menderita dari si dewa kematian terdengar.
Ketika mereka membuka mata mereka, mereka segera menutup mereka untuk sesaat karena bagaimana menyilaukan api adalah Sosok yang rakasa bos tidak lebih.. Kebakaran kecil bergoyang sekitar, tertinggal di sana-sini di jalan, membuat suara retak. Dan di tengah itu semua, Yui masih berdiri sendirian, tampak tertunduk. Pedang terik yang berdiri di tanah, dibubarkan dan hancur ke dalam apa-apa karena memancarkan api seperti waktu yang terwujud.
 
  +
Ketika mereka membuka mata karena silau dari api, sosok monster boss tak lagi tampak. Api kecil tersisa di sisi belakang lorong, membuat suara gemericik. Dan di tengahnya, masih berdiri sendiri, dengan tatapan putus asa. Pedang api yang masih berdiri di tanah, hancur lalu menghilang seperti saat pedangnya di materialisasikan.
   
Asuna bangkit, akhirnya setelah kembali kekuatan dalam tubuhnya, perlahan-lahan berdiri dengan menggunakan Rapier nya sebagai pendukung Kirito juga., Berdiri tak lama setelah. Pasangan ini mendekati gadis dengan langkah goyah.
+
Asuna berdiri setelah memperoleh kekuatan di tubuhnya, perlahan berdiri menggunakan rapier miliknya sebagai pembantu. Kirito juga berdiri setelahnya. Mereka berdua menghampiri si gadis dengan langkah terbata-bata.
   
"Yui ... chan ..."
+
"Yui... chan..."
   
Asuna berseru dengan suara kasar, dan gadis itu kembali tanpa suara bibir mungilnya menunjukkan senyum,. Tapi di mata jet hitam besar, banyak air mata yang bengkak.
+
Asuna memanggilnya dengan suara serak, si gadis berbalik tanpa membuat suara. Bibir kecilnya menunjukkan subuah senyuman, akan tetapi mata hitamnya berlinang air mata yang begitu banyak.
   
Yui menatap Asuna dan Kirito saat ia diam-diam berbicara.
+
Yui manatap Asuna dan Kirito kemudian ia berkata lirih.
   
"Papa ... Mama ... I, mengingat semuanya sekarang ..."
+
"Papa... Mama... Sekarang aku mengingat segalanya..."
   
  +
Area aman dari bagian terdalam labirin bawah tanah Black Iron Castle berbentuk kotak sempurna. Hanya ada satu pintu masuk, dan di tengahnya batu hitam halus berbentuk kubus tampak seperti meja. Asuna dan Kirito menatap Yui yang duduk di tengah, ia terdiam.. Yuriel dan Sinker yang di minta lari terlebih dulu, jadi hanya ada mereka bertiga sekarang ini.
   
  +
Ingatanku telah kembali, dengan kata tersebut, Yui selama beberapa menit tak bicara. Ekspresinya entah bagaimana tampak berduka seolah ia ragu-ragu untuk berbicara, namun Asuna memantapkan hatinya lalu bertanya.
Zona aman dari bagian terdalam dari labirin bawah tanah Kastil Besi Hitam dibentuk sebagai persegi yang sempurna Hanya ada satu pintu masuk,. Dan di tengah-tengah itu, halus, berkilau, batu kubus hitam bertindak sebagai meja diposisikan.
 
   
  +
"Yui-chan... Apakah kamu mengingat...? Semuanya hingga sekarang..."
Asuna dan Kirito memandang di Yui, duduk di meja batu, tampak kecil dan tenang, dalam keheningan. Yuriel and Sinker diminta untuk melarikan diri terlebih dahulu, sehingga tiga itu sendiri sekarang.
 
   
  +
Yui masih terlihat putus asa, akan tetapi ia akhirnya mengangguk dengan ekspresi campuran antara tersenyum dan menangis, lalu ia membuka bibir mungilnya.
"Ingatanku kembali",. Dengan hanya kata-kata, Yui pergi melalui beberapa menit tanpa berbicara pada semua ekspresi itu tampak sedih entah bagaimana, seolah-olah dia ragu-ragu untuk berbicara, tetapi Asuna mengumpulkan tekad dan bertanya.
 
   
  +
"Iya... aku akan menjelaskan semuanya— Kirito-san, Asuna-san."
"Yui-chan ... Apakah Anda ingat ... Semuanya up? Sampai sekarang ..."
 
   
  +
Saat Asuna mendengar nada bicara sopannya, hati Asuna tertekan oleh dugaan muram. Percaya karena sesuatu akan segera berakhir.
Yui masih terus mencari tertunduk, tapi akhirnya memberi anggukan. Dengan ekspresi seperti campuran antara tersenyum dan menangis, ia mengangkat bibir kecilnya.
 
   
  +
Di dalam ruang berbentuk kotak ini, kata-kata Yui perlahan terucap.
"Ya ... Aku akan, menjelaskan semuanya-Kirito-san, Asuna-san."
 
   
  +
"Dunia ini bernama «Sword Art Online», ia diatur oleh satu sistem yang besar. Nama sistem tersebut adalah «Cardinal». Dunia ini diatur berdasarkan keputusan Cardinal. Pertama - tama, Cardinal tidak dirancang untuk keperluan manusia. Dengan dua program inti yang saling melakukan koreksi kesalahan secara bersamaan, dan tak terhitung jumlah program-program rendah, ia mengatur isi dunia ini... AI untuk monster dan untuk NPC, keseimbangan peredaran item serta uang, apaun dan semuanya diatur oleh kelompok program dibawah perintah Cardinal. —Akan tetapi, ada satu hal yang harus diserahkan kepada manusia. Gagasan masalah dalam kondisi mental para pemain; itulah hal yang hanya bisa diselesaikan oleh manusia sendiri... untuk tujuan itu, berlusin-lusin anggota staf harus disiapkan."
Saat dia mendengar bahwa bentuk sopan berbicara, dada Asuna menegang dengan harapan terpencil. Sebuah keyakinan menyesakkan bahwa sesuatu akan berakhir.
 
   
  +
"GM..."
Dalam ruang persegi, kata-kata Yui dengan lembut mulai mengalir sebagainya.
 
   
  +
Kirito berbicara dengan sedikit menghembuskan nafas.
"Ini dunia bernama,« Pedang Art Online », dikelola oleh sebuah sistem tunggal yang besar nama Sistem adalah« Kardinal »Artinya, cara dunia ini dikelola didasarkan pada keputusannya.. Pertama-tama, Kardinal dirancang. untuk tidak memerlukan perawatan dari manusia Dengan dua program inti melakukan koreksi kesalahan bersama di sisi lain,. dan di samping itu, tak terhitung banyaknya bundel program yang lebih rendah, mereka mengatur seluruh dunia ini ... The AI ​​untuk monster dan NPC, keseimbangan tingkat item dan mata uang, apa saja dan semuanya dikelola oleh cluster program di bawah komando Cardinal.-Namun, ada satu hal yang bisa dipercayakan kepada apa-apa kecuali manusia Masalah yang berasal dari kondisi mental para pemain ';. yang adalah satu-satunya hal yang bisa diselesaikan oleh tidak lain dari manusia itu sendiri ... dan untuk tujuan itu, puluhan anggota staf harus disusun. "
 
   
  +
"Yui, dengan singkatnya, apa kamu seorang gamemaster...? staf dari Argus...?"
"GM ..."
 
   
  +
Setelah beberapa detik terdiam, Yui menggelengkan kepalanya perlahan.
Kirito berbicara sambil menghela napas.
 
   
  +
"...Ketika pengembang Cardinal mempercayakan kondisi pemain pada sistem, mereka mengetes beberapa program. Menggunakan fitur unik dari Nerve Gear, program tersebut memonitori kondisi emosi pemain secara mendetail, dan program tersebut akan muncul di sisi pemain ketika menemukan masalah untuk didengarkan... «Mental Health - Counselling Program», MHCP versi 1, codename, «Yui». Itulah aku sebenarnya."
"Yui, singkatnya, Anda mengatakan bahwa Anda gamemaster ... Seorang staf dari Argus ...??"
 
  +
Nafas Asuna seolah tertarik keluar saking shoknya. Ia tak bisa menahan apa yang baru saja Yui katakan.
   
  +
"Progam...? Maksudmu seorang AI...?"
Setelah menghabiskan beberapa detik dalam keheningan, Yui lembut menggelengkan kepalanya.
 
   
  +
Asuna berbicara dengan suara lirih. Yui mengangguk, senyuman sedih tampak dari wajahnya.
"... Ketika pengembang Kardinal dipercayakan perawatan bahkan pemain ke sistem, mereka menjalankan percobaan dari program tertentu. Menggunakan fitur unik untuk Gear saraf, itu dipantau emosi pemain secara rinci, dan muncul di sisi pemain ditemukan memiliki masalah untuk mendengar mereka keluar ... «Kesehatan Mental - Program Konseling», MHCP versi 1, codename, «Yui» Itu akan saya "..
 
   
  +
"Untuk menenangkan para pemain, aku diberikan fungsi emosi tiruan. —Palsu, semuanya ini palsu... bahkan air mata ini... Maaf Asuna-san..."
Napas Asuna itu dibawa pergi dengan berapa banyak kejutan itu. Dia tidak bisa menangkap apa yang telah dikatakan langsung.
 
   
  +
Air mata menetes dari mata Yui, lalu menjadi pertikel cahaya dan menghilang. Asuna mengambil satu langkah kedepan menuju Yui. Ia membuka tangannya, namun Yui sedikit menggelengkan kepalanya. Seolah jika— Yui tak berhak untuk menerima pelukan Asuna.
"Program ... Apakah Anda? Berarti AI ...?"
 
   
  +
Masih tak mempercayai situasi ini, Asuna memaksa mengeluarkan kata-katanya.
Dia bertanya dengan suara rendah. Yui memberikan mengangguk, senyum sedih di wajahnya.
 
   
  +
"Tapi... tapi, ingatanmu yang hilang...? Apakah mungkin hal seperti itu terjadi pada seorang AI...?"
"Jadi untuk tidak ketidaknyamanan pemain, saya diberi imitasi emosi function.-It 's palsu, semua itu ... bahkan air mata ini ... Maafkan aku, Asuna-san ..."
 
   
  +
"...Dua tahun lalu... hari ketika layanan SAO dimulai secara resmi..."
Air mata yang besar tumpah dari mata Yui, menjadi partikel cahaya, dan hilang Asuna mengambil langkah, satu lembut terhadap Yui.. Ia mengulurkan tangannya, tapi Yui samar-samar menggelengkan kepalanya. Seakan-dia memenuhi syarat untuk menerima pelukan Asuna itu.
 
   
  +
Yui menurunkan matanya sambil melanjutkan penjelasannya.
Masih mampu percaya situasi, Asuna dipaksa keluar kata-katanya.
 
   
  +
"Meskipun aku tak tahu secara detail atas apa yang sebenarnya terjadi, Cardinal memberiku perintah yang tak direncanakan kepadaku. Sebuah larangan untuk berinteraksi dengan semua pemain.. tak diijinkan untuk mengadakan kontak dengan mereka secara nyata, aku dengan enggan tak melakukan apapun, hanya memonitori kondisi kesehatan mental para pemain."
"Tapi ... Tapi, kehilangan kenangan Anda ... Dapatkah sesuatu seperti itu terjadi pada seorang AI ...??"
 
   
  +
Asuna bereaksi; ia menduga jika «perintah tak direncana» adalah manipulasi yang dilakukan oleh GM SAO, Kayaba Akihiko. Yui menggerakkan bibir kecilnya sekali lagi, wajahnya tampak tenggelam dalam duka cita.
"... Dua tahun yang lalu ... hari layanan resmi dimulai ..."
 
   
  +
"Situasi itu— benar-benar terburuk... dengan mudah emosi para pemain dikuasai oleh emosi negative seperti ketakutan, keputus-asaan, dan kemarahan sepanjang waktu; pada saat itu, ada beberapa yang menjadi gila. Aku terus melihat kedalam hati orang-orang itu. Pada dasarnya, aku tak bisa menghentikan diriku untuk mendatangi para pemain tersebut, mendengarkan cerita mereka lalu menylesaikan masalahnya... tetapi aku tak bisa melakukan kontak dengan mereka pada saat itu... karena merasakan perlawanan antara kewajibanku namun dihalangi oleh wewenang dari Cardinal, aku perlahan mengalami eror dan akhirnya rusak..."
Yui menurunkan matanya, dan melanjutkan penjelasannya.
 
   
  +
Di dalam labirin bawah tanah, suara Yui terasa hening, seperti getaran perak. Asuna dan Kirito tak bisa membantu namun mendengarkan penuh perhatian tanpa mengutarakan sepatah katapun.
"Meskipun saya tidak menyadari rincian lengkap tentang apa yang sebenarnya terjadi juga, Kardinal diturunkan perintah yang tidak direncanakan untuk saya Sebuah larangan lengkap dari campur dengan semua pemain .... Unpermitted untuk datang ke setiap kontak yang nyata dengan mereka, aku enggan dilanjutkan dengan apa-apa kecuali pemantauan kondisi kesehatan mental para pemain '. "
 
   
  +
"Suatu hari, ketika aku memonitori seperti biasa, aku menyadari parameter mental milik sepasang pemain yang berbeda dari pemain lainnya. Aku tak pernah menjumpai pola pikir seperti itu. Kenikmatan... kedamaian... bukan hanya itu saja... apa sebenarnya perasaan tersebut; memikirkan itu, aku melanjutkan melihat mereka berdua. Hasrat misterius tumbuh semakin tinggi dalam diriku ketika aku mengintip percakapan dan tindakan mereka. Rutinitas seperti itu tak pernah ada, namun... aku ingin lebih dekat dengan mereka berdua... untuk mengenalnya, aku ingin bercakap-cakap dengan mereka secara langsung... berharap utuk semakin lebih dekat, bahkan mengenalnya, aku bertanya-tanya setiap hari, melalui sistem konsol terdekat di rumah pasangan tersebut tinggal. Aku yakin jika aku rusak pada waktu itu..."
Asuna bereaksi secara refleks,. Ia menduga bahwa «agar tidak direncanakan» disebabkan oleh manipulasi yang dilakukan oleh GM hanya SAO, Kayaba Akihiko Yui, yang mungkin dalam gelap tentang dirinya, pindah bibirnya sekali lagi, wajahnya terdistorsi dalam kesedihan.
 
   
  +
"Dan di hutan lantai duapuluh dua...?"
"Itu situasi-hanyalah yang terburuk ... Praktis semua pemain diambil alih oleh emosi negatif seperti rasa takut, putus asa dan kemarahan sebagian besar waktu,. Kadang-kadang, bahkan ada beberapa yang jatuh ke dalam kegilaan saya terus melihat ke hati dari orang-orang. Awalnya, saya tidak akan mampu menahan diri dari pergi langsung ke para pemain, mendengarkan cerita-cerita mereka dan menyelesaikan masalah mereka ... tapi tidak ada cara datang ke dalam kontak dengan mereka dari posisi saya Dengan ... bahwa kontradiksi dari memiliki rasa kewajiban, namun kurangnya kewenangan untuk melakukannya, saya secara bertahap dibanjiri dengan kesalahan, dan rusak ... "
 
   
  +
Yui mengangguk sedikit.
Di bagian bawah labirin bawah tanah diam, suara halus Yui bergelombang keluar, seperti benang perak gemetar. Asuna dan Kirito tidak bisa membantu tetapi mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa mengucapkan satu kata pun.
 
   
  +
"Iya. Kirito-san, Asuna-san... aku selalu ingin bertemu... bertemu dengan kalian berdua... di hutan itu ketika aku melihat kalian berdua... aku benar-benar merasa senang... sungguh aneh; tak mungkin jika aku bisa berpikir seperti itu... aku tak lebih dari, sebuah program..."
"Suatu hari, ketika saya melakukan pemantauan yang biasa saya, saya melihat sepasang dengan parameter mental yang berbeda sebagian besar dari orang-orang dari pemain lain yang saya belum pernah bertemu pola otak orang-orang yang saya mengambil sampai saat itu.. Joy ... peace ... tapi bukan hanya mereka ... Hanya apa yang emosi; .. berpikir bahwa, saya terus memantau dua keinginan Misterius tumbuh dalam diri saya, karena saya paksa ke dalam percakapan dan tindakan mereka ada rutinitas tersebut harus sudah ada, tapi ... aku ingin untuk lebih dekat dengan dua ... dalam suasana akrab, saya ingin berkomunikasi dengan mereka secara langsung ... Dengan keinginan untuk menjadi lebih dekat, bahkan sedikit sedikit lebih, aku berjalan sekitar setiap hari, mewujudkan di sistem konsol paling dekat dengan player rumah bahwa pasangan tinggal masuk saya percaya saya harus telah jauh dipecah pada titik waktu ... "
 
   
  +
Berlinangan air mata, Yui menutup mulutnya. Asuna tertusuk oleh perasaan yang tak bisa dideskripsikan, memegang kedua tangannya dengan erat, sebelum ke dadanya.
"Dan itu, hutan lantai dua puluh dua ...?"
 
   
  +
"Yui-chan... kamu seorang true AI kan? Jadi kamu memiliki kecerdasan yang sebenarnya kan...”
Yui lembut mengangguk.
 
   
  +
Ia berbisik, Yui menurunkan kepalanya sedikit lalu menjawab.
"Ya Kirito-san,. Asuna-san ... Saya selalu ingin ... untuk bertemu dengan kalian berdua ... Di hutan itu, saat aku melihat kalian berdua ... saya merasa sangat senang. .. Itu aneh, itu tidak mungkin bahwa aku bisa memikirkan sesuatu seperti itu ... Saya hanyalah sebuah program hanya ... "
 
   
  +
"Aku.. tak mengerti... sebenarnya, apa yang telah terjadi padaku..."
Dipenuhi dengan air mata, Yui menutup mulutnya. Asuna terserang perasaan tak terlukiskan, menggenggam tangannya erat sebelum dadanya.
 
   
  +
Pada saat itu, Kirito yang terdiam selama ini, melangkah kedepan.
"Yui-chan ... Anda adalah AI yang benar, bukan? Jadi Anda memiliki kecerdasan yang sebenarnya, jangan Anda ...
 
   
  +
"Yui bukanlah sebuah program yang dikendalikan sistem. Terlebih lagi, kamu bisa mengataklan keinginanmu sendiri."
Saat dia mengatakan hal itu dalam bisikan, Yui cenderung kepalanya sedikit dan menjawab.
 
  +
Kirito berkata dengan suara lembut
   
  +
"Apa yang kamu inginkan, Yui?"
"I.. Tidak mengerti ... Persis, apa yang telah terjadi kepada saya ..."
 
   
  +
"Aku... Aku ingin..."
Pada saat itu, Kirito, yang terus diam sampai kemudian, mengambil langkah maju.
 
   
  +
Yui merentangkan lengan mungilnya kearah Kirito dan Asuna.
"Yui tidak lagi sebuah program yang dioperasikan oleh sistem Oleh karena itu, Anda harus dapat menyuarakan keinginan Anda sendiri.."
 
   
Dan dia berbicara dengan nada lembut.
+
"Untuk selalu, bersama dengan... Papa... Mama...!"
   
  +
Tanpa mengusap air mata yang menetes di wajahnya, Asuna berlari ke arah Yui memeluk erat tubuh kecilnya.
"Apa yang Anda inginkan, Yui?"
 
   
  +
"kita akan selalu bersama Yui-chan."
"I. .. Aku ingin ..."
 
   
  +
Setelahnya, Kirito juga melingkarkan lengannya di antara Yui dan Asuna.
Yui merentangkan lengan ramping terhadap pasangan kuat.
 
   
  +
"Aah... Yui adalah anak kami. Ayo pulang ke rumah. Kita akan hidup bersama... selamanya..."
"Untuk selalu bersama-sama ... Papa ... Mama ...!"
 
   
  +
Akan tetapi— di dalam pelukan Asuna, Yui menggelengkan kepalanya perlahan.
Tanpa bahkan menyeka air mata mengalir di wajahnya, Asuna bergegas ke Yui, erat memegang tubuhnya yang mungil.
 
   
  +
"Eh..."
"Kami akan selalu bersama-sama, Yui-chan."
 
   
  +
"Sudah... sudah terlambat..."
Tak lama setelah, Kirito juga, itu memeluk Yui dan Asuna.
 
   
  +
Kirito bertanya kebingungan.
"Aah ... Yui adalah anak kita Mari kita pulang.. Kita semua akan hidup bersama selamanya ... ..."
 
   
  +
"Mengapa... mengapa terlambat..."
Namun dalam payudara-Asuna itu, Yui lembut menggelengkan kepalanya.
 
   
  +
"Alasan mengapa aku mendapatkan kembali ingatanku... karena aku menyentuh batu itu."
"Eh ..."
 
   
  +
Yui menatap tengah ruangan dimana batu berbentuk kubus berada.
"Ini ... terlambat ..."
 
  +
"Ketika Asuna mendorongku ke dalam area aman sebelumnya, aku menyentuh batu itu tanpa sengaja, dan menjadi mengerti. Batu itu bukanlah sekedar objek pajangan... batu tersebut adalah konsol yang digunakan untuk meminta akses darurat kepada GM."
   
  +
Sepertinya ada perintah tersembunyi dalam kata-kata Yui, beberapa garis cahaya bermunculan menuju batu hitam itu. Secara tiba-tiba, dengan suara beep, keyboard berwarna biru muda mujcul pada permukaannya.
Kirito bertanya, bingung.
 
   
  +
"Aku yakin jika monster boss sebelumnya telah diletakkan disini untuk menjauhkan para pemain. Aku mengakses sistem menggunakan console tersebut dan memusnahkannya dengan pemanggilan «Object Eraser». Pada saat itu, dengan kemampuan koreksi kesalahan milik Cardinal, kerusakan dalam berbahasa milikku telah disembuhkan, tapi... pada saat yang sama, Cardinal juga menemukanku yang sebelumnya ditinggalkan hingga sekarang. Sekarang ini, sistem utama masih menscan program milikku. Sistem tersebut telah menyimpulkan jika aku adalah keberadaan asing, dan tampaknya aku akan segera dihapus. Aku... tak memiliki banyak waktu tersisa..."
"Mengapa begitu ... apa terlambat ..."
 
   
  +
"Itu... Itu..."
"Alasan mengapa saya telah kembali kenangan saya ... karena saya telah menyentuh bahwa batu."
 
   
  +
"Tak bisakah kita melakukan sesuatu! Jika kita keluar dari tempat ini..."
Yui memandang ke arah tengah ruangan, menunjuk pada kubus hitam disimpan di sana dengan tangan mungilnya.
 
   
  +
Yui memberikan senyum yang dipaksakan terhadap kata-kata itu. Air mata menetes dari pipi Yui sekali lagi.
"Ketika Asuna-san mendorong saya pergi ke dalam zona aman sebelumnya, saya menyentuh batu itu secara kebetulan, dan dipahami Itu bukan hanya benda dekoratif ... Ini adalah konsol diinstal dalam kasus bahwa GM memerlukan akses mendesak.."
 
   
  +
"Papa, Mama, terima kasih. Mungkin ini adalah perpisahan kita."
Seolah-olah ada perintah dari beberapa macam dalam kata-kata Yui, beberapa baris dari ledakan cahaya menuju batu hitam Segera,. Dengan bunyi 'bip' memudar, biru pucat holo-keyboard naik ke permukaan.
 
   
  +
"Tak mungkin! Aku tak menginginkan hal seperti ini!!"
"Saya percaya bahwa rakasa bos dari sebelumnya ditempatkan di sini untuk menjaga pemain pergi aku memasuki sistem menggunakan konsol ini, dan menghilangkan rakasa dengan« Eraser Obyek »memanggil.. Pada saat itu, dengan kemampuan koreksi Kardinal kesalahan, bahasa yang rusak saya fakultas dipulihkan, tapi ... pada saat yang sama, Kardinal juga menemukan tahu tentang saya, yang ditinggalkan sendirian sampai saat Sekarang, sistem inti pemindaian atas program saya.. Ini akan menyimpulkan dengan jawaban bahwa saya asing entitas, dan saya akan kemungkinan besar akan terhapus saya sudah. ​​... tidak punya banyak waktu tersisa ... "
 
   
  +
Asuna berteriak putus asa.
"Itu ... Itu ..."
 
   
  +
"Ini hanyalah awal!! Dari sekarang, kita akan hidup bahagia selamanya... tinggal penuh kedamaian satu sama lain..."
"Tidak bisa sesuatu yang harus dilakukan tentang hal itu Jika kita pergi dari tempat ini ...?"
 
   
  +
"Di dalam kegelapan... ketika aku rusak dan tak tahu kapan akhirnya, kehadiran Papa dan Mama menghibur hatiku."
Yui hanya tersenyum kecut terhadap kata-kata pasangan itu. Air mata mengalir di pipi putih Yui sekali lagi.
 
   
  +
Yui menatap lurus ke arah Asuna. Cahaya redup mulai menutupi tubuhnya.
"Papa, Mama, terima kasih ini akan menjadi perpisahan kami.."
 
   
  +
"Yui, jangan pergi!!"
"Tidak mungkin saya tidak ingin sesuatu seperti itu!"
 
   
  +
Kirito memegang tangan Yui. Jemari Yui kini digenggam oleh Kirito.
Asuna sangat menjerit.
 
   
  +
"Ketika aku bersama Papa dan Mama, semuanya bisa tersenyum... aku sungguh senang karenanya. Ini permintaanku; dari sekarang... menggantikan posisiku... tolonglah semua orang... kebahagiaan..."
"Ini hanyalah awal! Mulai sekarang, gembira, bersama-sama dengan semua orang ... hidup! Damai satu sama lain ..."
 
   
  +
Rambut hitam serta baju satu setel milik Yui mulai menghilang menjadi partikel cahaya, seperti embun pagi. Wajah tersenyum Yui perlahan menjadi transparan. Tubuhnya semakin menghilang.
"Dalam kegelapan itu ... Selama penderitaan yang panjang di mana saya bahkan tidak tahu akhir, keberadaan Papa dan Mama adalah satu-satunya pelipur lara."
 
   
  +
"Tidak! Aku tak ingin hal seperti ini!! Jika Yui tak ada di sini, aku tak akan bisa tersenyum!!"
Yui menatap lurus di Asuna. Cahaya samar mulai menyelubungi tubuh itu.
 
   
  +
Dikelilingi oleh cahaya yang menyebar, Yui tersenyum manis. Ia membelai dada Asuna dengan tangannya diambang menghilang.
"Yui, jangan pergi!"
 
   
  +
—Mama, tersenyumlah...
Kirito memegang tangan Yui. Jari-jari kecil Yui lembut tertangkap memegang itu Kirito.
 
   
  +
Suara lemah bergema di dalam pikiran Asuna, cahaya mempesona mulai membanjiri; seketika itu pula menghilang, tak ada apapun di dalam lengan Asuna.
"Ketika aku bersama Papa dan Mama, semua orang bisa tersenyum ... saya sangat senang untuk itu Ini adalah permintaan saya,. Itu mulai sekarang juga ... di tempat saya ... membantu semua orang keluar ... memberi mereka sukacita ... "
 
 
Rambut hitam Yui dan one-piece dress mulai hancur diri menjadi partikel penyebaran transien cahaya, seperti embun pagi wajah Yui tersenyum perlahan menjadi transparan.. Kehadirannya memudar.
 
 
"Tidak, aku! Tidak ingin ini!! Jika Yui-chan tidak ada di sini, saya tidak akan bisa tersenyum!!"
 
 
Tercakup dalam cahaya memperluas, Yui tersenyum manis. Dia membelai pipi Asuna dengan tangannya, di ambang menghilang.
 
 
-Mama, lakukan senyum ...
 
 
Sebagai dengan suara lemah bergema dalam pikiran Asuna, sebuah cahaya yang menyilaukan besar tersebar keluar, seperti itu juga memudar, tidak ada dalam pelukan Asuna itu.
 
   
 
"Uwaaaaaa!!"
 
"Uwaaaaaa!!"
   
Mengangkat suaranya tak terkendali, Asuna jatuh berlutut. Berlutut di atas batu paving, ia menangis dengan keras seperti anak kecil. Air mata tumpah ke tanah, penurunan setelah drop, dicampur bersama-sama dengan butir cahaya yang ditinggalkan oleh Yui, menghilang pergi.
+
Menaikkan suaranya sendiri dengan tak terkontrol, Asuna jatuh pada kakinya. Berlutut di atas ubin batu, ia menangis begitu kencang seperti seorang anak kecil. Air matanya terjatuh ke tanah, tetes demi tetes, bergabung bersama cahaya yang tertinggal dari Yui yang telah lenyap.
   
  +
===Bagian 4===
   
  +
Hawa dingin yang dirasakan kemarin seolah suatu kebohongan, hembusan angin hangat bertiup melewati rerumputan. Mungkin menarik beberapa burung kecil yang hinggap di ranting pohon, burung-burung tersebut tampak mengawasi orang-orang dengan penuh ketertarikan.
===Part 4===
 
   
  +
Pesta kebun yang diadakan oleh Sasha tanpa mempedulikan musim di pekarangan luas depan gereja, meja besar dari ruang makan telah dipindahkan disini. Makanan telah diangkat dari alat pemanggang seperti sebuah sihir, semakin membuat keramaian dari anak-anak.
   
  +
"Tak pernah terpikir jika makanan selezat ini... benar-benar ada di dunia ini..."
   
  +
Kepala pemimpin dari «Army» yang baru saja diselamatkan malam sebelumnya, Sinker, menggigit barbeque yang Asuna buat dengan kemampuannya, lalu berkomentar kagum. Disisinya, Yuriel melihat keadaan sambil tersenyum. Ketika pertama kali melihatnya, ia tampak seperti kesatria wanita berkepala dingin, akan tetapi ketika ia disisi Sinker, ia terlihat seperti istri muda yang penuh ceria.
Seolah-olah dingin sampai kemarin itu bohong, angin, hangat lembut meniup di halaman. Mungkin tertarik dengan bergembira, burung kecil beberapa turun ke cabang pohon taman, muncul untuk melihat selama manusia dengan minat yang besar.
 
   
  +
Begitu pula bagi Sinker, meskipun tak memiliki waktu untuk berkenalan dengannya kemarin, ketika duduk pada meja yang sama seperti saat ini, ia adalah pribadi yang memancarkan aura lembut, tak seperti orang perkedudukan atas seperti organisasinya.
Sebuah pesta kebun diselenggarakan tanpa perawatan untuk musim di halaman depan yang luas gereja Sasha, dengan meja besar dari ruang makan pindah dan mengatur sana Makanan dibawa keluar dari panggangan besar seperti sihir,. Meningkatkan raungan grand sukacita dari anak-anak.
 
   
  +
Dengan postur sedikit lebih tinggi dari Asuna, namun lebih pendek dari Yuriel. Pakaian yang dikenakan tubuhnya tampak sederhana, bahkan ia tidak membawa satupun senjata. Disampingnya, Yuriel juga tak mengenakan seragam the Army miliknya.
"Untuk berpikir bahwa sesuatu yang lezat ini ... sebenarnya di dunia ini ..."
 
   
  +
Sinker menerima botol wine yang ditawarkan Kirito ke gelasnya, dan tampaknya tidak pertama kalinya ia memberikan tundukan ramah.
Para kepala eksekutif «Army» yang diselamatkan hanya malam sebelumnya, Sinker, menggigit barbekyu yang Asuna telah dipamerkan bakatnya di, saat ia berbicara dengan kagum. Sampingnya, Yuriel menoleh situasi sambil tersenyum. Dia memiliki kehadiran seorang prajurit berkepala dingin perempuan pada kesan pertama, tetapi ketika ia berada di samping Sinker, dia mirip tidak lebih dari seorang istri muda ceria.
 
   
  +
"Asuna-san, Kirito-san. Kami benar-benar harus berterima kasih pada kalian. Bagaimana cara kami melakukannya..."
Dan untuk Sinker, meskipun tidak ada banyak waktu untuk mendapatkan tampilan yang baik padanya kemarin, ketika duduk di meja yang sama seperti ini sebagai gantinya, ia memiliki karakter yang memberi dari aura kelembutan, sangat banyak tidak seperti apa yang bagian atas sebuah organisasi besar akan dianggap.
 
   
  +
"Tidak, aku juga berhutang budi pada «MMO Today» kok."
Dengan perawakan dari tingkat sedikit lebih tinggi dari Asuna, ia jelas lebih pendek dari Yuriel Tubuhnya agak gempal berpakaian dengan pakaian preman, dan dia tidak memiliki senjata tunggal di tangan.. Sampingnya, Yuriel juga tidak berada di Angkatan Darat nya seragam gaya hari ini.
 
 
Sinker menerima botol anggur Kirito ditawarkan ke gelasnya, dan tampaknya bukan untuk pertama kalinya, ia memberikan busur perusahaan.
 
 
"Asuna-san, Kirito-san. Kami benar-benar wajib untuk Anda saat ini hanya bagaimana saya bisa berterima kasih ...."
 
 
"Tidak, saya cukup berutang budi kepada« Hari MMO »di sisi lain, setelah semua."
 
   
 
Kirito menjawab sambil tersenyum.
 
Kirito menjawab sambil tersenyum.
   
"Itu nama nostalgia."
+
"Itu nama yang sungguh berkenang."
   
Sebuah senyum lebar di wajah menunjukkan putaran Sinker ini setelah mendengar bahwa.
+
Senyum lebar tampak pada wajah bulat Sinker ketika mendengarnya.
   
"Pada saat itu, dengan beban yang memperbarui sehari-hari adalah, saya berpikir bahwa saya tidak harus repot-repot melakukan situs berita, tetapi bila dibandingkan dengan menjadi pemimpin serikat, itu pasti sedikit lebih mudah. ​​Saya akan menjadi lebih baik menjalankan koran berdiri di sini juga, ya. "
+
"Pada saat itu, dengan beban untuk memperbaharui situs setiap hari, aku berpikir jika aku tidak seharusnya membuat situs berita, namun ketika dibandingkan dengan menjadi seorang pemimpin sebuah leader, tampaknya membuat situs terlihat lebih mudah. Aku juga sebaiknya menjalankan situs berita disini, huh."
   
Tawa lembut mengalir keluar dari meja.
+
Tawa ramah terdengar dari meja.
   
"Dan juga ... bagaimana hal-hal pergi dengan« Army »...?"
+
"Dan, yah... bagaimana dengan the «Army»...?"
   
Asuna bertanya, dan pemberat mengubah ekspresinya.
+
Asuna menanyakan lalu Sinker mengubah ekspresinya.
   
"Kibaou dan para pengikutnya diusir saya benar-benar harus memiliki melakukannya lebih awal .... Dengan kepribadian saya menjadi buruk di argumen, situasi terus memburuk ...-Aku bahkan berpikir tentang membubarkan Angkatan Darat."
+
"Kibaou dan pengikutnya telah diasingkan. Aku seharusnya melakukan hal itu lebih awal... dengan pribadiku yang sangat buruk jika berargumen, situasinya malah memburuk... —Aku juga berpikir untuk membubarkan the Army."
   
Asuna dan Kirito cepat membuka mata mereka kaget.
+
Asuna serta Kirito membuka mata mereka dengan cepat karena terkejut.
   
  +
"Kamu... harus mempertimbangkan hal seperti itu."
"Kau ... pasti merenungkan bahwa untuk cukup sedikit."
 
   
"Tentara telah menjadi terlalu besar ... Aku akan mogok serikat dan dari itu, menciptakan organisasi yang lebih damai untuk saling membantu sekali lagi Memecahnya dan. Meninggalkan semua itu hanya bertanggung jawab setelah semua."
+
"The Army telah menjadi terlalu besar... aku akan membubarkan guild dan setelahnya aku akan menciptakan organisasi yang lebih damai untuk menolong sesama sekali lagi. Membubarkan the army dan meninggalkannya hanyalah bentuk ketidaktanggungjawaban."
   
Yuriel lembut memegang tangan pemberat dan dilanjutkan sebagai penggantinya.
+
Yuriel memegang tangan Sinker dengan lembut dan melanjutkan perkataannya.
   
"Kami percaya kami-akan mendistribusikan aset bahwa Angkatan Darat telah terkumpul sejauh ini untuk tidak hanya anggota, tetapi juga di antara semua penduduk kota ini juga. Kami telah menyebabkan kesulitan seperti sampai sekarang setelah semua ... Sasha-san, kami benar-benar menyesal. "
+
"—Kami percaya, kami akan membagi aset-aset milik the army yang telah dikumpulkan sejauh ini bukan hanya untuk para anggota, tapi juga akan membaginya kepada semua penduduk kota ini. Kami telah membuat banyak masalah hingga kini... Sasha-san, kami sungguh minta maaf."
   
Yuriel dan pemberat tiba-tiba memberi membungkuk dalam-dalam, menyebabkan mata Sasha untuk berkedip dengan kejutan dalam kacamatanya. Dia panik melambaikan tangannya di depan wajahnya.
+
Yuriel dan Sinker tiba-tiba membungkuk dalam, menyebabkan mata Sasha berkedip karena terkejut. Ia melambaikan tangannya di depan wajahnya karena bingung.
   
"Tidak, itu terlalu banyak Anak-anak telah menerima bantuan dari rakyat baik dari Angkatan Darat di lapangan juga, setelah semua.."
+
"Tidak, itu terlalu berlebihan. Anak-anak juga menerima bantuan dari anggota the Army yang baik dalam field juga kok."
   
Dengan penolakan candid Sasha, tempat itu penuh dengan tawa lembut sekali lagi.
+
Dengan penolakan terus terang dari Sasha, tempat ini terisi oleh tawa sekali lagi.
   
"Nah, menempatkan bahwa selain ..."
+
"Well, kesampingkan itu..."
   
Memiringkan kepalanya, Yuriel berbicara.
+
Menggelengkan kepalanya, Yuriel berbicara.
   
"Gadis dari kemarin, Yui-chan ... bagaimana dia telah menjadi ...?"
+
"Gadis yang kemarin, Yui-chan... bagaimana kabarnya...?"
   
Asuna bertemu pandang dengan Kirito, dan menjawab dengan tersenyum.
+
Asuna bertukar pandang dengan Kirito, lalu membalas dengan tersenyum.
   
"Yui telah ... kembali ke rumahnya ..."
+
"Yui telah... kembali ke rumahnya..."
   
Dia lembut pindah jari di tangan kanannya ke dadanya sana,. Kalung tipis, yang belum ada sampai kemarin, mengilap. Di ujung rantai perak indah, liontin, perak juga, menjuntai, dengan permata jelas besar bersinar di dalamnya. Menyikat permata titik air mata berbentuk lembut, kehangatan sedikit tampaknya telah menyebar ke ujung-ujung jarinya.
+
Asuna menggerakkan jari tangan kananya perlahan menuju dadanya. Ada sebuah kalung kecil berkilat yang sebelumnya tidak ada sejak kemarin. Di ujung rantai keperakan yang begitu cantik, sebuah bandul yang juga berwarna perak menggantung dengan permata yang bersinar didalamnya. Batu permata tersebut berbentuk tetes air mata, tampaknya bandul itu menyebarkan kehangatan menuju jari-jari Asuna.
   
   
Pada waktu-itu
+
Pada saat itu—
   
Setelah Yui tertutup cahaya dan menghilang, samping Asuna, air matanya jatuh tanpa henti saat ia berlutut di batu paving, Kirito memberikan berteriak tiba-tiba.
+
Setelah Yui diselubungi cahaya lalu menghilang disisi Asuna yang menangis tanpa henti sambil berlutut diatas ubin batu, Kirito lalu berteriak.
   
"Kardinal!!"
+
"Cardinal!!"
   
Mengangkat wajah lembab nya, Kirito menatap langit-langit ruangan dan berteriak.
+
Sambil mengangkat wajahnya, Kirito menatap langit-langit ruangan tersebut dan berteriak.
   
"Jangan berani-berani berpikir bahwa itu akan selalu ... pergi seperti Anda!!"
+
"Jangan pikir jika hal ini akan berakhir seperti yang kau inginkan..!!"
   
Tegas menarik dirinya bersama-sama, ia tiba-tiba melompat di konsol hitam di tengah ruangan. Ia cekatan menyerang keyboard holo-masih ditampilkan. Kejutan nya mendorong diri kesedihannya hanya sekejap, Asuna menjerit saat dia memandang dengan heran .
+
Menekan dirinya sendiri dengan kuat, Kirito melompat mendadak menuju konsol hitam yang berada di tengah-tengah ruangan. Ia dengan cekatan menekan keyboard hologram yang masih ditampilkan. Keterkejutan Asuna menghilangkan duka miliknya secara langsung, Asuna menangis sambil melihat apa yang dilakukan Kirito.
   
"Ki-Kirito-kun ... Apa ...!?"
+
"Ki- Kirito-kun... Apa yang...!?"
   
"Jika masih ... Jika masih sekarang, saya mungkin bisa menyusup ke sistem dengan akun GM ..."
+
"Jika masih... Jika masih sempat sekarang ini, aku mungkin masih bisa mengganggu kedalam sistem menggunakan akun GM...."
   
Sebelum mata Kirito itu, terus menekan tombol saat ia bergumam, penampilan jendela besar dengan bunyi bip, dan bercahaya dari string karakter cepat masa lalu bergulir menerangi ruangan. Sementara Asuna mengawasi dia tercengang, Kirito masuk dalam perintah lebih beberapa suksesi. Sebuah jendela kemajuan bar kecil muncul, dan pada saat bar horisontal mencapai semua jalan ke kanan akhir-
+
Dihadapan mata Kirito, yang masih melanjutkan menekan tombol keyboard sambil berkomat-kamit, sebuah jendela besar muncul bersamaan bunyi beep, lalu cahaya dari Kirito bergulung melewati ruangan secara cepat. Asuna menatapnya penuh keheranan, Kirito memasuki beberapa printah program dengan sukses. Jendela kecil bar progress muncul, dan ketika bar horizontal mencapai sisi paling kanan—
   
Seluruh konsol terbuat dari batu hitam tiba-tiba berkelebat putih kebiruan, dan segera setelah itu, Kirito dikirim terbang dengan suara ledakan.
+
Seluruh konsol yang terbuat dari batu hitam tiba-tiba bercahaya putih kebiruan, lalu setelahnya Kirito terlempar bersamaan dengan bunyi ledakan yang terdengar.
   
"Ki-Kirito-kun!"
+
"Ki- Kirito-kun!!"
   
  +
Karena panik, Asuna menghampirinya yang telah terjatuh ke tanah.
Panik, dia naik tipis kepadanya, jatuh ke lantai.
 
   
Menggelengkan kepala sambil menarik tubuh bagian atas ke atas, Kirito tersenyum tipis dalam ekspresi kuyu nya,. Ia menghadapi menuju Asuna dan mengulurkan tangan kanannya tertutup Tidak memahami apa yang sedang terjadi, Asuna mengikutinya, sambil mengulurkan tangannya.
+
Menggelengkan kepalanya sambil mencoba berdiri, Kirito memberikan senyum tipis didalam ekspresinya; ia menatap Asuna dan mengulurkan tangan kanannya. Tak mengerti apa yang sedang terjadi, Asuna menggapai tangannya.
   
Apa yang telah jatuh dari tangan Kirito ke dalam s Asuna adalah kristal besar yang dibuat dalam bentuk air mata. Di tengah batu rumit faceted, dum, dum, cahaya putih itu berkedip.
+
Apa yang jatuh dari tangan Kirio menuju tangan Asuna adalah kristal besar yang berbentuk sebuah air mata. Di tengah segi batu yang luas, detakan, detakan, sebuah cahaya putih berkedip.
   
"Th-Ini adalah ...?"
+
"In- Ini adalah...?"
   
"... Sebelum otorisasi akar diaktifkan oleh Yui terputus, saya putus asa mencoba untuk memutuskan sumber program Yui dari sistem, dan diubah menjadi obyek ... Dalam itu, hati Yui ada ..."
+
"...Sebelum sumber otoritas yang diaktifkan Yui diputus, aku mencoba mati-matian untuk memutuskan program milik Yui dari sistem dan mengubahnya menjadi sebuah objek... Didalam kristal itu, hati milik Yui berada..."
   
Setelah mengatakan hal itu, Kirito jatuh ke tanah, seolah-olah dia kehabisan energi, dan memejamkan mata.
+
Sete;ah mengatakan itu, Kirito terjatuh ke tanah seolah ia kehabisan tenaga, lalu ia menutup matanya.
   
"Yui-chan ... kamu ... di sana, ya ... saya ... Yui-chan ..."
+
"Yui-chan... kamu... disana, huh... Yui-chan-ku..."
   
Sekali lagi, air matanya dicurahkan tanpa henti dalam cahaya kabur,. Seakan menjawab Asuna, dari pusat kristal, itu bersinar dengan dentuman yang kuat tunggal.
+
Sekali lagi, air mata Asuna mengalir tanpa henti. Cahaya remang seolah menjawab Asuna dari dalam kristal, kristal itu berkelip dengan kuat satu kali.
   
   
Mereka enggan melambai ke arah Sasha, Yuriel, Sinker, dan anak-anak, dan angin dingin, diresapi dengan aroma hutan, disambut Asuna dan Kirito saat mereka kembali ke lantai dua puluh dua dari gerbang teleport. Meskipun itu hanya tiga hari perjalanan, rasanya lebih lama dari itu, dan Asuna mengambil napas dalam-dalam udara.
+
Meraka berdua dengan enggan melambaikan tangan pada Sasha, Yuriel, Sinker, dan pada anak-anak, serta pada udara dingin yang menuiupkan bau khas dari hutan, Asuna serta Kirito kembali ke lantai duapuluh dua dari gerbang teleport. Meskipun perjalanan ini terjadi selama tiga hari, namun seolah terasa lebih lama, lalu Asuna mengambil nafas dalam-dalam.
   
Apa besar dunia-
+
Sungguh dunia yang luas—
   
Asuna memikirkan dunia ini mengambang misterius sekali lagi Pada masing-masing dan setiap dari lapisan yang tak terhitung jumlahnya, ada orang yang hidup pada mereka, melewati setiap hari dengan air mata dan tawa.. Tidak, peristiwa yang menyakitkan itu cenderung lebih umum bagi sebagian besar dari orang-orang Tapi tetap., setiap orang terus berjuang hari mereka sendiri pertempuran demi hari.
+
Asuna sekali lagi memikirkan dunia melayang ini. Pada tiap-tiap lapisan dunia ini, ada orang yang tinggal di dalamnya, melewati hari-hari dengan air mata dan tertawa. Bukan, kejadian-kejadian menyakitkan tampaknya menjadi lebih umum untuk kebanyakan orang-orang. Akan tetapi semuanya memiliki pertarungan mereka sendiri setiap hari.
   
Tempat di mana aku harus ...
+
Tempat yang seharusnya aku ...
   
Asuna menatap atas jalan menuju ke rumah mereka, kemudian mendongak di dasar lantai atas.
+
Asuna menatap jalanan menuju rumah mereka berdua, lalu menatap pada dasar lantai diatas mereka.
   
-Mari kita kembali ke garis depan, dia tiba-tiba berpikir.
+
—Mari kembali ke garis depan. Asuna tiba-tiba berpikir seperti itu.
   
Dalam waktu dekat, saya tidak bisa membantu tetapi mengambil pedang saya sekali lagi dan kembali ke medan perang saya sendiri saya tidak tahu berapa lama waktu yang diperlukan., Tapi saya akan berjuang sampai dunia ini selesai, untuk membiarkan semua orang menunjukkan senyum mereka yang sebenarnya sekali lagi. Untuk memberikan kebahagiaan untuk semua orang-Itulah yang Yui telah berharap untuk.
+
Di masa depan mendatang. Aku hanya bisa mengangkat pedang milikku sekali lagi lalu kembali menuju pertempuranku sendiri. Aku tak tahu berapa lama lagi pertempuran ini akan berlangsung, akan tetapi aku akan bertarung hingga dunia ini selesai, untuk menunjukkan senyum mereka sekali lagi. Untuk memberikan kebahagian bagi semuanya— Itulah apa yang Yui harapkan.
   
 
"Hei, Kirito-kun."
 
"Hei, Kirito-kun."
Line 2,264: Line 2,244:
 
"Hmm?"
 
"Hmm?"
   
"Jika permainan ini dibersihkan dan dunia ini hilang, apa yang akan terjadi Yui-chan?"
+
"Jika permainan ini selesai dan dunia ini menghilang, apa yang akan terjadi pada Yui-chan?"
  +
  +
"Aah... Well, ini mungkin akan sedikit memotong kapasitasnya. Aku telah mengubahnya menjadi data yang berhubungan dengan client program serta menyimpan Yui kedalam Memory Local Nerve Gear milikku. Dengan kata lain, ini mungkin sedikit sulit untuk membukanya kembali sebagai Yui... namun entah bagaimana seharusnya masih mungkin untuk dilakukan."
  +
  +
"Aku mengerti."
   
  +
Asuna membalik tubuhnya lalu memeluk erat Kirito.
"Aah ... Yah, mungkin peregangan kapasitas sedikit saya sudah dikonversi ke sebuah bagian dari data lingkungan untuk program klien dan disimpan ke dalam memori lokal saraf gigi saya.. Di sisi lain, mungkin cukup sulit untuk membongkar sebagai Yui ... tetapi harus mungkin entah bagaimana. "
 
   
  +
"Well, lalu pastikan kita bertemu Yui-chan sekali lagi di dunia nyata. Anak pertama kita."
"Saya melihat."
 
   
  +
"Iya. Pasti."
Asuna membalikkan tubuhnya sekitar dan memeluk erat Kirito.
 
   
  +
Asuna menatap kristal gemerlip yang berada diantara dadanya. Mama, lakukan yang terbaik... Asuna seolah mendengar redup itu dari dalam telinganya.
"Kalau begitu, mari kita pastikan untuk bertemu dengan Yui-chan lagi di sisi lain anak kami yang pertama.."
 
   
  +
(Tamat)
"Ya Pasti.."
 
   
  +
<noinclude>
Asuna menatap kristal berkilauan di antara dada pasangan itu Mama,. Melakukan yang terbaik ... Dia tampak mendengar suara samar dari dalam telinganya.
 
  +
==Catatan Penerjemah==
  +
<references/>

Latest revision as of 08:18, 30 December 2014

Gadis Embun Pagi (Lantai ke-22 Aincrad, Oktober 2024)[edit]

Bagian 1[edit]

Asuna selalu menyetel alarm paginya ke pukul tujuh lewat limapuluh.

Jika kamu bertanya mengapa pada pukul tersebut, ini karena alarm pagi Kirito yang berbunyi tepat pada pukul delapan.

Pagi ini, Asuna sekali lagi terbangun dengan suara lembut dari instrumen tiup kayu dan terus berbaring, menatap wajah tidur Kirito sambil merebahkan kepalanya di atas tangannya.

Dia jatuh cinta setengah tahun yang lalu. Mereka menjadi partner clearing dua minggu yang lalu. Dan baru enam hari berlalu semenjak mereka menikah dan pindah ke tempat ini, di dalam hutan lantai ke duapuluh dua. Meskipun sebagai pasangan tercintanya, masih banyak hal tentang Kirito yang tidak dia ketahui. Sempat, sambil mengintip wajah tidurnya, dia pelan-pelan menjadi ragu akan usianya.

Baru beberapa waktu lalu, karena sifatnya yang tidak peduli dan suka menyendiri, ia menduga bahwa dia seharusnya lebih sedikit tua darinya. Namun, melihat kirito yang terlelap dalam tidur, dengan kepolosan yang begitu naif, membuat dirinya terlihat seperti anak yang masih kecil, tidak lebih tua dari Asuna.

Menanyakan hal seperti usia mungkin— bukanlah masalah. Namun, melanggar batas ke permasalahan di dunia nyata kuranglah disukai, dan lagipula, keduanya telah menjadi suami istri. Daripada usia, bertemu lagi setelah kembali ke dunia nyata, bertukar informasi dari nama dan alamat asli sampai ke rincian kontak, akan lebih meyakinkan.

Akan tetapi, Asuna tidak berani untuk mengatakannya dengan suara keras.

Dia takut kalau membicarakan permasalahan dunia nyata, «kehidupan pernikahan» ini akan terasa hanyalah seperti khayalannya yang bukan-bukan. Untuk Asuna yang sekarang, satu kenyataan yang paling penting baginya, adalah hari-hari tenang di rumah hutan ini; bahkan jika tidak bisa melarikan dari dunia ini, dengan tubuh mereka yang di dunia nyata menyambut kematian, ia masih akan tetap puas, dapat terus hidup seperti ini hingga akhir, meninggalkan dunia ini tanpa penyesalan.

Itulah sebabnya dia enggan untuk bangun dari mimpi ini dulu— Berpikir demikian, Asuna perlahan mengulurkan tangannya dan membelai wajah tidur Kirito.

Biarpun begitu, wajah tidur itu memanglah kekanak-kanakan.

Pada saat ini, memang sewajarnya kemampuan Kirito tidak perlu diragukan. Dengan jumlah pengalaman yang sangat besar dari saat bermain pada masa beta test, serta status numerik yang didapat lewat pertempuran yang tidak ada hentinya, dan menggunakan semua itu secara efektif, penilaian dan tekad. Dia mungkin kalah kepada pemimpin Knight of the Blood, «Holy Sword» Heathcliff, tapi Kirito adalah pemain terkuat yang pernah dikenal Asuna. Meski bagaimanapun memburuknya kondisi di medan pertempuran, dia tidak akan pernah merasa takut dengannya yang berada di sisinya.

Namun, saat ia menatap Kirito yang terbaring, entah bagaimana ada satu perasaan yang begitu kuat berusaha untuk keluar dari dadanya bahwa dia hanya seperti adik kecil yang naif dan rapuh. Perasaan bahwa ia harus melindunginya.

Sambil bernafas dengan lembut, Asuna membungkuk, menyelubungi tubuh Kirito dengan tanganya. Dengan pelan dia kemudian berbisik.

“Kirito… Aku mencintaimu. Tinggallah bersamaku selamanya, oke?”

Pada saat itu, Kirito bergerak dengan pelan, dan perlahan membuka kelopak matanya. Pasangan itu saling bertukar pandang, dengan wajah mereka yang didepan satu sama lain.

“Waa!!”

Asuna segera mundur dengan panik. Mengalihkan dirinya ke sikap berlutut pada tempat tidur, dia kemudian berbicara dengan wajah yang tersipu malu.

“Se-Selamat Pagi, Kirito, …Apakah kamu… dengan yang baru aku bilang…?”

“Selamat pagi. Tadi… eh, emang ada apa?”

Menghadap Kirito yang bangkit dan menjawab sambil menahan menguap, Asuna dengan kuat menggoyangkan-goyangkan tangannya.

“T-Tidak, tidak ada apa- apa!”

Menyelesaikan sarapan pagi telor ceplok dengan roti gandum, salad dan kopi lalu merapikan meja dalam beberapa detik, Asuna kemudian menepuk kedua tangannya.

“Baiklah! Kemana kita akan bermain hari ini?”

"Oh, kamu."

Dan Kirito tersenyum kecut.

"Jangan membicarakan hal itu secara blak-blakan,"

"Tapi setiap hari sangatlah menyenangkan!"

Ini adalah pemikiran Asuna yang nyata dan murni.

Berpikir kebelakang hanyalah membawa duka, tetapi dalam satu setengah tahun, dari saat ia menjadi tawanan SAO sampai ia jatuh cinta dengan Kirito, Asuna telah menempa dan mengeraskan hatinya.

Mengorbankan tidur untuk meningkatan skillnya, dipilih menjadi sub-leader dari clearing guild, Knights of the Blood, dia telah terjun ke banyak labirin dengan begitu cepatnya bahkan cukup untuk membuat anggotanya menyerah sesekali.

Semua yang ada dihatinya itu hanyalah semata-mata untuk menyelesaikan game ini dan melarikan diri; sehingga ia berkesimpulan bahwa semua aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan itu adalah sia-sia.

Dengan pemikiran yang seperti ini, Asuna tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menyesal tidak bertemu Kirito lebih awal. Hari-hari setelah bertemu dengan Kirito sangatlah berwarna, penuh dengan begitu banyak kejutan yang bahkan melewati kehidupannya yang lalu di dunia nyata. Jika bersama Kirito, semua waktu yang telah dihabiskan disini dapat dianggap sebagai pengalaman yang langka.

Itulah sebabnya bagi Asuna, akhirnya bisa mendapakatkan hari dimana mereka berdua dapat menghabiskan waktu bersama, tiap-tiap detik dapat dianggap perhiasan berharga dengan sendirinya. Dia ingin pergi, sebagai pasangan, ke banyak dan lebih banyak tempat lagi bersama dan membicarakan banyak hal yang berbeda.

Asuna meletakkan tangannya di pinggang dan berbicara sambil cemberut.

“Apakah Kirito-kun tidak ingin pergi ke suatu tempat dan bermain?”

Menanggapi itu, Kirito tersenyum lebar dan melambaikan tangan kirinya, memunculkan peta. Mengubahnya menjadi mode agar bisa terlihat, dia menunjukkannya kepada Asuna

"Tepat disekitar ini."

Apa yang ditunjuk adalah sudut hutan, tidak terlalu jauh dari rumah mereka.

Menjadi salah satu dari lantai bawah, Lantai ke duapuluh dua cukuplah luas. Diameter dari seluruh wilayah ini mungkin lebih dari delapan kilometer. Sebuah danau raksasa berada di tengah dan sampai ke pantai selatan, disana terdapat kota utama, «Coral» Village. Di pantai utara terdapat labirin. Sisa dari wilayah tersebut ditutupi oleh hutan konifer yang indah. Rumah kecil milik Asuna dan Kirito berada di dalam sebuah area di tepi selatan lantai ini, dan apa yang sekarang ditunjuk Kirito sekitar dua kilometer jauhhnya, di arah timur laut.

"Well, Ini tentang rumor yang aku dengar di desa kemarin.. Di daerah sini, dimana hutan semakin rimbun...”itu” tampaknya akan keluar."

"Hah?"

Kepada Kirito yang sedang tersenyum lembut, Asuna dengan ragu menjawab.

"Apanya?"

"...H-Hantu."

Asuna diam sejenak, dengan takut dia bertanya

"...Itu berarti, seekor monster dari tipe Astral? Sesuatu seperti roh atau banshee?"

"Bukan, ini hantu asli. Seorang player... jadi, roh manusia. Sepertinya seorang wanita."

"Aah..."

Asuna tanpa sadar menjengit. Mengarah ke topik seperti ini, Asuna yakin bahwa dia akan terpengaruh jauh lebih buruk dari rata-rata orang. Dia cukup tidak baik dengan hal semacam itu bahkan sampai memikirkan alasan yang sembarangan untuk tidak mengikuti clearing labirin kastil tua, membentangi lantai enampuluh lima dan enampuluh enam yang terkenal karena tema horornya.

“T-Tapi lihat, ini adalah dunia virtual permainan. Sesuatu seperti— hantu yang keluar, sesuatu seperti ini tidak akan pernah terjadi.”

Memaksa dirinya untuk tetap tersenyum, dia mulai memprotes dengan suara keras.

“Benar atau tidaknya, aku juga ingin tahu…”

Namun untuk Kirito, yang tahu bahwa Asuna lemah terhadap hantu, ia dengan antusias lanjut menyerang.

“Misalnya… Seorang pemain yang mati dengan penyesalan, merasuki NervGear yang masih dipakai dan aktif… mengeluyuri wilayah, malam demi malam…”

“Hentik--!”

“Wahahaha, maaf, ini hanya lelucon. Yah, aku ragu kalau roh akan benar-benar muncul, tapi kalau kita mau pergi ke suatu tempat, lebih baik menuju ke tempat yang lebih tinggi memiliki kemungkinan untuk terjadi sesuatu, kan?”

“Aaah…”

Mengerutkan bibirnya memberi muka masam, Asuna mengganti fokusnya ke luar jendela.

Meskipun musim dingin yang mendekati, cuacanya sangat baik. Sinar matahari terasa hangat dan lembut, membasuh halaman kebun. Waktu yang paling tidak cocok untuk acara seperti penampakan hantu. Karena bagaimana Aincrad terancang, sungguh tidak mungkin untuk melihat matahari secara langsung kecuali pada awal pagi dan sore hari, berkat pencahayaan sekitar yang memadai, wilayahnya jelas ternyala.

Asuna berbalik ke arah Kirito dan menjawab, dengan kepalanya yang terangkat tinggi.

“Baiklah, Mari kita pergi. Untuk membuktikan kalau sesuatu seperti hantu tidaklah nyata."

“Jadi begitu, --Kalau kita tidak menemukannya hari ini, lain kali kita akan pergi di tengah malam, oke?”

“Tidak mungkin!! ….Aku tidak akan membuatkan makanan untuk orang yang jahat seperti itu.”

“Gah, lupakan itu. Kau tidak mendengar apa-apa.”

Cemberut kepada Kirito untuk terakhir kalinya, Asuna kemudian tersenyum lebar dan tertawa.

“Nah, mari kita selesaikan persiapan. Aku akan memanggang ikan, jadi Kirito-kun potong rotinya, oke?"

Dengan cepat memasukkan kotak makan siang dengan burger ikan, sekitar jam sembilan pagi ketika mereka meninggalkan rumah.

Melangkah ke rumput di kebun, Asuna berbalik kembali ke arah Kirito dan berbicara.

"Hei, biarkan aku naik di bahumu."

"Biarkan kamu naik di bahuku!?"

Kirito menjawab secara liar, kembali bertanya.

"Kau lihat, selalu melihat dari ketinggian yang sama terasa membosankan, seharusnya kan enteng dengan status kekuatan fisik Kirito-kun, kan?."

"Baiklah, mungkin itu benar ... Ya ampun, berapa sih umurmu ..."

"Usia tidak ada hubungannya dengan itu. Bukankah itu benar? Lagipula tidak ada yang melihat."

"Ba-baiklah, kurasa .."

Terkejut, Kirito berjongkok dan berbalik ke arah Asuna sambil geleng-geleng kepala. Mengangkat roknya, dia mengangkat kakinya ke bahu.

"Nah, ayo pergi. Tapi aku akan pastikan memukulmu jika kamu melihat ke belakang, Ok.."

"Itu sungguh tak beralasan ...?"

Menggerutu tentang situasi tersebut, Kirito dengan gesit berdiri, sehingga menaikan sudut pandang.

"Waa! Lihat, kamu bahkan dapat melihat danau dari sini!"

"Aku tidak bisa melihatnya!"

"Kalau begitu aku akan juga melakukannya untukmu nanti."

"..."

Menempatkan tangannya di atas kepala Kirito, yang telah merosot lebih karena kelelahan atas kejadian tersebut, Asuna berbicara.

"Sekarang, saatnya untuk berangkat! dari utara ke timur laut"

Tertawa riang diatas bahu Kirito sambil terus berjalan ke depan, Asuna mampu memahami betapa berharganya hari ini, mampu hidup bersama. Dia sepenuh hati bisa percaya bahwa ini adalah saat ia merasa paling «hidup» di semua tujuh belas tahun dari hidupnya.


Berjalan di sepanjang jalan-Kirito adalah satu-satunya yang benar-benar berupaya, tapi-Setelah sekitar sepuluh menit, salah satu danau yang menghiasi lantai duapuluh dua akhirnya muncul dipandangan. Mungkin tergoda akan cuaca cerah, sudah ada beberapa player yang berada di sana sejak pagi, memancing ke danau, dimana umpannya menggantung di air. Jalan berliku di sekitar danau, menjaadi tanjakan, cukup jauh dari tepi danau. Tapi saat mereka mendekat, melihat player yang berpaling ke arah mereka dan melambaikan tangan. Tampaknya setiap orang yang mereka lihat tersenyum pada mereka dan beberapa bahkan tertawa keras.

"... sepertinya banyak orang yang melihat kita!"

"Ahaha, jadi ada orang-orang di sekitar ... Hei, Kirito-kun, lambaikan tangan pada mereka juga."

"Aku tak mau melakukannya."

Meski mengeluhkan, Kirito tidak menunjukkan tanda-tanda untuk menurunkan Asuna. Asuna mengerti jika Kirito malu atas peristiwa tersebut.

Jalannya tiba-tiba menurun, ke arah kanan, menuju ke dalam hutan. Melalui celah antar pohon konifer besar yang menyerupai cedar, menjulang di atas segalanya, mereka berjalan beriringan. Gemerisik daun, deru aliran air, dan kicau burung kecil terdengar. Semua suara ini adalah pelengkap untuk suasana hutan, yang menjadi satu dalam warna-warna musim gugur.

Asuna memalingkan matanya ke arah puncak pohon, yang lebih dekat daripada biasanya.

"Pohon itu sungguh besar ... Hei, apakah kamu pikir kamu bisa mendaki pohon itu ...?"

"Hm ... Mm ..."

Menanggapi permintaan Asuna tersebut, Kirito memikirkannya untuk sementara waktu.

"Mungkin dalam batas-batas dari sistem ... Ingin mencobanya?"

"Nah, mari kita pikirkan itu lain kali. -Sekarang. Aku berpikir tentang mendaki."

Asuna membentangkan tubuhnya yang berada pada bahu Kirito dan memandang ke arah tepi luar Aincrad, melalui celah-celah di antara pepohonan.

"Benda yang berada di sekitar tepi, tampaknya saling terhubung, itu menghubungkan semua jalan ke lantai berikutnya, benar kan? aku bertanya-tanya ...? Apa yang akan terjadi jika kita naik dari situ?"

"Ah, aku pernah mencoba itu sebelumnya."

"Eeh!?"

Mengendalikan tubuhnya, dia berbalik dan menatap Kirito.

"Kenapa kau tidak mengundangku juga."

"Yah, itu ketika kita tidak mengenal satu sama lain dengan baik."

"Apa, itu hanya karena Kirito-kun terus melarikan diri."

"... A-Apakah aku benar-benar melakukan hal tersebut?"

"Itu benar. Aku selalu mencoba mengundangmu,. Tapi kau bahkan tidak mau menemaniku untuk minum teh."

"I-Itu ... Ba-baiklah, kesampingkan hal itu."

Kemudian percakapan yang mulai aneh kembali ke topik semula, Kirito melanjutkan.

"Jika kau menilai berdasarkan secara logis, memanjatnya pasti gagal. Memanjat dari bagian batu-batu yang kasar sangat mudah,. Tapi setelah naik sekitar delapanpuluh meter, pesan kesalahan muncul, 'Anda tidak bisa melampaui daerah ini' dan membuatku jengkel. "

"Ah ha ha, jadi seperti yang diharapkan, kecurangan tidak bekerja, ya."

"Ini bukan bahan tertawaan, tanganku tergelincir. terkejut dan aku jatuh dari ketinggian ...."

"E-Eh!? Bukankah kamu bisa mati karena sesuatu seperti itu?"

"Ya. Aku pikir aku akan ditakdirkan mati dan tertulis dalam daftar pemain yang tewas, akan tetapi aku dengan segera menggunakan kristal teleport.."

"Ya ampun, itu berbahaya. Pastikan dirimu tidak mengulanginya, Oke."

"Itulah yang ingin kukatakan!"

Berjalan-jalan sambil bertukar percakapan tanpa tujuan, hutan berangsur-angsur menjadi lebih rimbun. Bahkan kicauan burung mulai samar-samar, begitu juga sinar matahari yang terpancar melalui pepohonan mulai memudar.

Asuna memandang berkeliling sekali lagi, ia bertanya pada Kirito.

"Hei, itu ... tempat dalam rumor, apakah jalan itu?"

"Yah, itu ..."

Kirito melambaikan tangannya, memeriksa posisi mereka di peta.

"Ah, kita cukup dekat dengan tujuan. Kita akan mencapainya dalam beberapa menit.."

"Hmm ... Hei, tentang kasus ini, apakah ada rincian tentang hal tersebut?"

Dia tidak benar-benar ingin mendengar tentang hal itu, tapi tidak tahu apapun membuatnya gelisah, dan mendorongnya untuk bertanya.

"Nah, sekitar seminggu yang lalu, seorang pengrajin kayu telah datang ke sini untuk mengumpulkan beberapa kayu. Kayu yang dapat dipanen dari hutan ini memiliki kualitas yang cukup bagus, dan keika pemain sibuk dengan pekerjaannya, hari mulai gelap... Pemain tersebut bergegas untuk kembali, tetapi tertutup oleh rimbunnya pohon-pohon ... ada pemandangan putih sekilas. "

"..."

Ini sudah menjadi batas untuk Asuna, namun Kirito tanpa ampun melanjutkan.

"Pemain tersebut dengankebingungan berpikir bahwa sosok tersebut adalah seekor monster, tapi rupanya bukan, itu adalah manusia, atau lebih tepatnya, seorang gadis kecil, seorang pemain yang tadi aku sebutkan. Berpakaian putih dan memiliki rambut hitam panjang. Secara perlahan ia menghampiri menuju rimbunnya pepohonan. Jika bukan seekor mosnter, itu pastilah seorang pemain, sambil berpikir seperti itu, ia menatap sosoknya."

"..."

"-Tidak ada kursor."

"Ee ..."

Sebuah teriakan keluar dari tenggorokan Asuna.

"Tidak mungkin. Meskipun berpikir seperti itu, pemain tersebut semakin mendekat.. Dan bahkan memanggilnya. Melakukan hal tersebut, gadis tersebut menghentikan gerakannya... dia secara bertahap berbalik ke arahnya ..."

"Cu-Cu-Cukup..."

"Lalu, pria itu akhirnya menyadari sesuatu. Gadis itu, karena cahaya bulan menyinari baju putihnya, pohon-pohon yang berada di sampingnya-bisa dilihat tembus melalui dirinya."

"-!!"

Menyesakkan jeritan, Asuna mencengkeram rambut Kirito erat-erat.

"Ini akhir hidupku jika dia berbalik, si pengrajin berpikir lalu berlari. Akhirnya pergi cukup jauh untuk melihat cahaya dari desa, ia menduga bahwa ia aman dan berhenti... kelelahan, ia berbalik lalu melihat ke belakang .. . "

"- Ap!?"

"Dan tidak ada siapa pun di sana. Lalu ia hidup bahagia selamanya.."

"... Ki- Ki- Kirito-kun, kamu bodoh-!!"

Melompat turun dari bahu Kirito, Asuna mengangkat tinjunya, bersiap-siap dengan serius untuk melepaskan pukulan di punggungnya- pada saat itu.

Jauh di dalam rimbunnya dan gelapnya hutan, meskipun masih tengah hari, pada jarak Kirito dan Asuna, sesuatu yang putih mengintip mereka dari sisi batang pohon konifer.

Diserang oleh aura menyeramkan, Asuna membeku ketakutan. Bahkan jika tidak setakut Kirito, skill persepsi milik Asuna yang telah disempurnakan melalui pengalaman. menggunakan skill tersebut, dia bisa meningkatkan kejelasan apa pun ketika ia memfokuskan sesuatu.

Sesosok putih tampak berkibar tertiup angin. Itu bukan tanaman. Atau batu. Tapi kain. Atau dengan rincinya, itu adalah gaun satu setel dengan garis-garis yang berbeda. Mengintip keluar gaun tersebut adalah dua buah kaki.

Gadis itu masih berdiri. Seperti yang Kirito jelaskan, dia adalah seorang gadis muda yang mengenakan gaun satu satu setel yang berwarna putih, tidak bergerak, ia diam-diam menatap Asuna dan Kirito.

Merasa takut karena kesadarannya akan hilang, Asuna entah bagaimana berhasil membuka mulutnya. Dia membisikkan sesuatu dengan suara serak.

"Ki... Kirito-kun, di sana."

Kirito segera mengikuti arah tatapan Asuna. Segera, dia juga, membeku.

"I-Ini pasti bohongan ..."

Gadis itu tidak bergerak. Berdiri kira-kira sepuluh meter dari mereka, tatapannya tertuju pada Asuna dan Kirito. Pada saat itu, Asuna menguatkan dirinya sendiri, berpikir bahwa ia pasti akan pingsan jika gadis itu datang lebih dekat.

Tubuh gadis itu bergoyang-goyang. Seperti boneka mekanis yang telah kehabisan tenaga, ia jatuh ke tanah. Sebuah bunyi ringan terdengar.

"Itu ..."

Saat itu, Kirito menyipitkan matanya.

"Tidak mungkin itu hantu!"

Dan berlari sambil berteriak.

"Tu-Tunggu, Kirito-kun!"

Meskipun permohonan untuk berhenti dari Asuna yang tertinggal, Kirito bergegas menuju gadis yang jatuh itu, bahkan tanpa melihat ke belakang.

"Ya ampun!"

Asuna dengan enggan berdiri dan mengejarnya. Meski hatinya masih gemetar, ia belum pernah mendengar tentang hantu yang bisa pingsan dan jatuh. Itu tidak mungkin kecuali pemain.

Terlambat beberapa detik, setelah mencapai tempat teduh di bawah pohon konifer, dia menemukan gadis itu sudah tertidur dalam lengan Kirito. Dia masih tak sadarkan diri. Matanya, ditutupi oleh bulu mata yang panjang, tangan lemahnya tergantung lurus ke bawah. Menatap dengan sungguh-sungguh atas sosoknya yang memakai gaun, dan Asuna memastikan kembali jika itu tidak tembus pandang.

Sword Art Online Vol 02 - 191.jpg

"Ap-apa dia baik-baik saja?"

"Hmm..."

Kirito berbicara, mengintip ke wajah gadis itu.

"Nah, sejujurnya.. kita tidak perlu bernapas di dunia ini, begitu pun detak jantung"

Dalam SAO, fungsi gerak manusia dapat dibuat, tetapi dihilangkan. Hal ini mungkinkan kita untuk menarik nafas, bersama dengan sensasi udara yang berhembus melalui saluran pernafasan, tetapi avatar tidak perlu bernapas secara sadar dan tidak akan melakukannya. Demikian juga detak jantung, meskipun detak jantung terasa semakin kencang melalui ketegangan dan kegembiraan, tidak mungkin untuk merasakan yang lain.

"Tapi tetap saja, dia tidak menghilang... jadi kurasa dia masih hidup. Tapi ini... jelas saja aneh..."

Setelah Asuna selesai berkomentar, Kirito memiringkan kepalanya ke samping.

"Apa yang Aneh?"

"Dia tidak mungkin hantu, berhubung aku bisa menyentuhnya seperti ini. Tapi kursornya... masih belum muncul..."

"Ahh..."

Asuna sekali lagi mengkonsentrasikan pengelihatannya ke badan gadis itu. Bagaimanapun, kursor berwarna akan segera muncul ketika objek di Aincrad, seperti player, monster, maupun NPC ketika ditargetkan, tidak terjadi disaat ini. Itu fenomena yang tidak pernah terjadi sampai sekarang.

"Apakah mungkin bug, atau semacam itu?"

"Mungkin benar. Dalam situasi seperti ini, Seseorang biasanya menghubungi GM di permainan online lain, tapi tidak ada GM dalam SAO... Tetap saja, bukan kursornya saja. Untuk seorang pemain, dia masih sangat muda."

Itu benar. Tubuh yang ditahan Kirito luar biasa kecil. Dia tidak terlihat lebih tua dari 10 tahun. Seharusnya ada batasan usia ketika menyeting Nerve Gear, sebelum bisa sign up, melarang anak kecil, mungkin dibawah 13 tahun, untuk bisa menggunakannya.

Asuna mengulurkan tangannya dengan lembut, mengusap dahi gadis itu. Rasanya agak dingin dan halus saat disentuh.

"Mengapa.. ada gadis semuda ini didalam SAO..?"

Menggigit bibirnya dengan kuat, Kirito berbicara saat ia bangkit berdiri.

"Untuk saat ini, kita tidak bisa meninggalkan dia sendiri. Kita harus menemukan sesuatu ketika dia bangun. Ayo kita membawanya kembali bersama kita."

"Ya, Itu benar."

Kirito berdiri sambil membawa gadis itu di tangannya. Asuna dengan santai menoleh ke sekitarnya, namun tidak mampu menemukan apapun selain tunggul kayu besar yang busuk, dia tidak berhasil mengetahui alasan keberadaan gadis itu di daerah ini.

Mereka berlari hampir di sepanjang jalan, tapi gadis itu tidak sadar, bahkan setelah mereka keluar dari hutan dan kembali ke rumah. Meletakkan gadis itu di tempat tidur Asuna dan menyelimutinya, pasangan itu duduk, berdampingan, di tempat tidur yang berdekatan milik Kirito.

Ada keheningan sesaat di udara, sebelum Kirito dengan santai memecah kesunyian.

"Nah, ada satu hal yang kita bisa yakin, yaitu bahwa dia bukan NPC karena kita bisa membawanya kesini."

"Ya... itu benar."

NPC dibawah kendali sistem memiliki posisi tetap mereka masing-masing serta rentang koordinat tertentu dan dengan demikian, tidak dapat dipindahkan sesuai dengan keinginan pemain. Jika pemain mencoba menyentuh atau memegang mereka, jendela laporan pelecehan akan muncul dalam hitungan detik, memberi pemain kejutan menyakitkan dan melempar mereka pergi.

Mengangguk ringan setuju dengan pendapat Asuna, dilanjutkan dengan potongan oleh Kirito.

"Juga, hal seperti itu tidak mungkin awal mula terjadinya suatu quest. Jika pembukaan suatu quest, maka jendela quest seharusnya akan muncul begitu kita menyentuhnya… Dengan kata lain, anak ini pastilah seorang pemain yang tersesat... Atau setidaknya, pasti ada kesimpulan yang masuk akal."

Menggeser tatapannya ke tempat tidur secara cepat, kirito melanjutkan pemikirannya.

"Tidak memiliki kristal, mungkin tidak khawatir tentang cara berkelana, aku yakin dia tidak pernah berani keluar menuju field, dan hanya menetap di «Starting City». Aku tak tau mengapa dia datang sejauh ini ke suatu tempat seperti ini, namun di Starting City, kita mungkin menemukan seseorang yang mengenalinya... mungkin juga kita bisa menemukan orang tuanya atau pengasuhnya."

"Yeah. Aku berpikir seperti itu juga. Aku tak percaya bahwa anak sekecil ini berkeliaran sendiri. Dia seharusnya datang bersama keluarganya atau seorang seperti itu... Meskipun, aku berharap mereka aman."

Setelah mengucapkan kalimat terakhir dengan kesulitan, Asuna berbalik dan menghadap Kirito.

"Hei, gadis ini akan bangun kan?"

"Ah. Jika dia belum menghilang, dia seharusnya masih mengenakan Nerve Gear. Kondisinya pasti tidak jauh berbeda dengan tidurnya. Itulah mengapa, cepat atau lambat, dia akan bangun... aku yakin."

Menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat, kata–kata Kirito penuh dengan harapan.

Karena Asuna bangun, dia berlutut di depan tempat tidur dimana si gadis sedang tertidur, dia mengulurkan tangan kanannya dan dengan lembut membelai kepala si gadis tersebut.

Dia memang gadis yang cantik. Dibandingkan dengan anak-anak, kehadirannya bisa dikatakan lebih menyerupai seorang peri. Kulitnya mirip dengan batu pualam, halus dan putih bersih. Rambut panjang hitamnya yang berkilau elegan, dan wajahnya yang enak dipandang, tanpa keraguan, dia akan mempesona jika telah membuka matanya dan tersenyum.

Kirito juga lebih mendekat, menurunkan tubuhnya di samping Asuna. Menjulurkan tangan kanannya dan membelai rambut si gadis dengan ragu–ragu.

"Dia tidak terlihat berusia sepuluh tahun... Mungkin sekitar delapan tahun?"

"Seharusnya sekitar segitu... Dia pemain termuda yang pernah aku temui."

"Benar. Aku bertemu beast tamer perempuan sebelumnya, namun tampaknya dia berusia sekitar tiga belas tahun."

Mendengar sesuatu yang belum pernah dia dengar, secara naluri Asuna menatap Kirito.

"Hmm, jadi kamu memiliki teman imut seperti itu, huh."

"Ah, kami hanya bertukar email hingga sekarang dan... ti- tidak, Cuma itu, tak ada hal lain!"

"Aku heran. Kirito-kun itu menyebalkan."

Dan Asuna berbalik dengan emosi mengerikan.

Karena merasa pembicaraan telah menuju arah yang aneh, Kirito berdiri dan berbicara.

"Ah, sudah selarut ini. Ayo kita makan."

"Tentang cerita itu, aku akan memastikan bahwa kamu harus menjelaskan semua detailnya di lain hari, oke."

Memelototi Kirito sekali lagi, Asuna juga berdiri, tertawa karena dia tidak mempermasalahkan masalah tersebut untuk saat ini.

"Well, mari kita makan. Aku akan membuatkan teh."

Sore hari di musim gugur dilalui dengan damai, bahkan ketika langit memerah karena matahari terbenam di ufuk timur, si gadis masih belum terbangun dari tidurnya.

Ketika menutup tirai dan menyalakan lampu di dinding, Kirito telah kembali dari perjalanannya ke desa. Menggelengkan kepalanya perlahan, dia gagal menemukan petunjuk tentang si gadis.

Tidak dalam kondisi menyenangkan untuk menikmati makan malam untuk memilih sepasang sop atau roti, lalu Kirito memulai berusaha setelah melihat berbagai macam koran yang dia bawa.

Meskipun disebut koran, namun tidak seperti koran yang ada di dunia nyata dimana lembaran kertas diikat secara bersamaan, namun sebaliknya, merupakan selembar perkamen yang ukurannya mirip dengan majalah. Koran ini dapat digambarkan seperti sistem layar jendela, dan dengan mengeditnya seperti website, dapat digunakan untuk mengatur serta menampilkan informasi yang telah dikumpulkan.

Isi korannya juga mirip dengan situs walkthrough game yang diatur oleh pemain, yang terdiri dari : berita, petunjuk bagi pemula, FAQs, daftar item, dll. Disamping itu, ada juga bagian Hilang & Temukan / Q&A, dimana mataku tertuju. Aku berfikir bahwa ada kemungkinan jika ada seseorang yang mencari seorang anak perempuan. tetapi—

"...Tak ada, eh..."

"Tidak ada, huh..."

Menghabiskan sepuluh menit melihat seluruh isi koran, dua kali melihat lagi dan akhirnya merilekskan ketegangan yang ada di bahuku. Tak ada yang bias kulakukan hingga si gadis terbangun dan menjelaskan seluruh kejadiannya.

Pada malam yang biasa, Kirito dan Asuna akan terjaga hingga larut malam dan berbincang–bincang, bermain game, bahkan berjalan–jalan di malam hari, atau aktifitas tak terhitung lainnya yang jarang mereka lakukan, tapi keduanya tidak dalam mood untuk melakukan hal–hal itu malam ini.

"Sepertinya satu hari telah terlewat."

"Hm. Aku kira juga begitu."

Asuna merespon kata–kata Kirito dengan anggukan.

Mematikan lampu yang berada di ruang tamu, mereka berdua menuju ke dalam kamar tidur. Karena si gadis menempati salah satu tempat tidur, salah satu dari Kirito atau Asuna harus tidur harus tidur satu sama lain— well, hal seperti itu sudah pernah dilakukan setiap malam, tapi— dan mereka berdua cepat-cepat berganti pakaian tidur.

Lampu di kamar tidur juga dipadamkan, dan keduanya berbaring ke kasur.

Kirito benar–benar memiliki beberapa skills unik dan aneh; Namun, skill mudah tidur tampaknya termasuk ke dalam skill aneh yang dimilikinya. Ketika Asuna mempunyai mood untuk mengobrol, dia berbalik ke arah kirito, dan telah terdengar suara nafas ktika tidur.

"Ya ampun."

Sedikit berguman atas ketidakterimaannya, Asuna berbalik ke sisi lain, menghadap kasur dimana si gadis kecil masih tertidur. Dalam pucatnya malam, si gadis berambut hitam masih tetap tertidur seperti sebelumnya. Meskipun Asuna belum pernah melakukan upaya nyata untuk mengungkap masa lalu si gadis ini, pikirannya secara perlahan memikirkan ke arah itu ketika Asuna tetap menatap si gadis.

Jika si gadis ini tinggal dengan pengasuhnya sampai sekarang, seperti orang tua ataupun saudaranya, hal itu masih baik. Tetapi, jika kasusnya bahwa dia datang ke dunia ini sendiri dan menghabiskan dua tahun dalam ketakutan dan pengasingan— untuk anak usia delapan atau sembilan tahun, hari–hari itu pastilah tidak menyenagkan. Jika gadis ini dalam situasi seperti itu, dia mungkin tidak bias mempertahankan kewarasannya.

Mungkinkah— Asuna memperkirakan kesimpulan terburuk. Mungkin, alasan mengapa dia berkeliaran di tengah hutan dan tak sadarkan diri karena beberapa alasan yang disebabkan kondisi mentalnya. Tentunya, tidak ada psikoterapi dalam Aincrad; juga tidak ada sistem administrator untuk hal seperti itu. Prediksi paling optimis untuk menyelesaikan game ini masih setengah tahun lagi setidaknya, dan tidak bisa dicapai hanya oleh usaha Asuna dan Kirito saja. Berdasarkan fakta, keduanya masih absen dari garis depan, jumlah pemain pada level yang setingkat dengan Asuna dan Kirito akan berkurang dua, serta menciptakan party yang seimbang pasti juga lebih sulit.

Terlepas dari seberapa dalam penderitaan yang dilalui gadis ini, Asuna tidak mempunyai kemampuan untuk menyelamatkannya— Menyadari hal itu, Asuna merasakan sakit dalam dadanya. Dia secara sadar berpindah ke sisi si gadis kecil yang masih tidur.

Membelai rambut si gadis untuk sesaat, Asuna berbalik secara lembut untuk menyelimiti dan berbaring di sampingnya. Dengan kedua tangannya, Asuna memeluk tubuh kecilnya dengan erat. Meskipun gadis tersebut tidak bergerak bahkan satu inci pun, ekspresinya telihat tampak nyaman, lalu Asuna berbisik secara pelan.

"Selamat malam. Pasti akan menyenangkan jika kamu segera bangun besok..."

Bagian 2[edit]

Bermandikan cahaya pagi, sebuah nada merdu terdengar dalam kesadaran Asuna yang masih mengantuk. Suara itu adalah suara jam alarm dengan nada yang memainkan oboe[1]. Berada dalam sensasi di ujung bangunnya, Asuna menikmati melodi tersebut, entah mengapa berisi bernostalgia. Belum lama ini, gema menyegarkan yang berasal dari instrument senar dan klarinet saling berkaitan satu sama lain, bersamaan suara senandung samar

—Senandung?

Asuna bukanlah orang yang bersenandung. Asuna membuka matanya.

Dalam pelukannya, kelopak mata si gadis berambut hitam masih tertutup... namun, dia bersenandung bersamaan dengan melodi yang berasal dari jam alarm milik Asuna.

Si gadis bahkan tidak melewatkan satupun nada. Bagaimanapun, hal itu mustahil. Karena Asuna mengatur alarm tersebut hanya untuk didengarkan olehnya saja, tak mungkin orang lain dapat menghafal nada seperti bernyanyi bersamaan melodi di dalam pikirannya.

Setidaknya, Asuna memilih untuk mengesampingkan keraguan tersebut untuk saat ini. Dibandingkan itu—

"Ki- Kirito-kun, ya ampun, Kirito-kun!!"

Tanpa bergerak satu inci pun, dia memanggil Kirito yang sedang tertidur di kasur belakang. Ada tanda dari Kirito yang berguman sedikit menandakan dia terbangun.

"...Selamat pagi. Ada sesuatu?"

"Cepat, kesini!"

Terdengar derit lantai kayu. Mengganti tatapannya pada Asuna yang berada di kasur, Kirito membuka matanya lebar-lebar dengan segera.

"Dia bernyanyi...!?"

"Y- Yeah..."

Asuna secara pelan menggoncangkan si gadis dengan kedua tangannya dan memanggilnya.

"Hei, bangun... buka matamu."

Si gadis menghentikan gerakan bibirnya. Segera, bulu matanya yang panjang bergetar lemah dan perlahan terangkat.

Dengan matanya yang berair, dia mengintip langsung ke dalam mata Asuna, tepat sebelum melihat Asuna. Berkedip beberapa kali, dia hampir membuka bibirnya yang sedikit kecil dan tak berwarna.

"Aa... uu..."

Suara si gadis terdengar, seperti perak yang sedikit bergetar, sebuah suara yang indah. Asuna berdiri, masih memegang si gadis.

"...Syukurlah, kamu akhirnya bangun. Apakah kamu mengetahui sesuatu, well, apa yang terjadi padamu?"

Ketika berbicara seperti itu, si gadis tetap terdiam setelah beberapa detik lalu menggelengkan kepalanya sedikit.

"Aku paham... Siapa namamu? Bisakah kamu memberitahunya?"

"N... aama... nama.. ku... "

Karena si gadis memiringkan kepalanya, rambut hitamnya yang berkilau jatuh ke pipinya.

"Yu... i. Yui. Itu... namaku..."

"Owh, Yui-chan? Sungguh nama yang cantik. Aku Asuna. Dan orang itu adalah Kirito."

Karena Asuna berbalik, si gadis yang memanggil dirinya sendiri Yui mengikuti dan menggeser pandangannya. Melihat kesana kemari di antara Asuna dan Kirito yang setengah membungkuk ke depan, lalu ia membuka mulutnya.

"A... una. Ki... to."

Dengan bibirnya yang goyah, dia berbicara dengan suara terputus-putus. Ketakutan Asuna dari malam sebelumnya kembali. Penampilan luar si gadis setidaknya berusia delapan tahun; jika kamu mempertimbangkan waktu yang telah berlalu sejak dia log in, usia sebenarnya seharusnya mencapai usia sepuluh tahun sekarang. Namun, kata-kata gemetar si gadis ini, seolah-olah keluar dari seorang bayi yang baru saja memperoleh kesadaran.

"Hei, Yui-chan. Mengapa kamu berapa di lantai duapuluh dua? Apakah ayah atau ibumu mungkin, berada di sekitar sini?"

Yui menggerakkan bibirnya kebawah dan tenggelam dalam diam. Tetap terdiam selama beberapa saat, dia menggelengkan kepalanya kebelakang dan depan.

"Aku tidak... tahu... Aku tidak...tahu, apapun..."

Setelah duduk di kursi pada meja makan dan menawarkan segelas susu manis hangat, si gadis memegang cangkir di dada dengan kedua tangannya lalu meminumnya. Mengawasinya dari sudut matanya, Asuna mendiskusikan situasi ini dengan Kirito dengan jarak terpisah dari si gadis.

"Hei, Kirito-kun. Apa yang kamu pikirkan...?"

Kirito menggigit bibirnya dengan ekspresi serius, tapi segera berbicara dengan wajah tertunduk.

"Tampaknya... dia telah kehilangan ingatannya. Tetapi, dengan reaksi seperti itu... seperti, pikirannya juga mendapat kerusakan atau..."

"Yeah... kamu juga berpikir seperti itu kan, huh..."

"Sial."

Wajah Kirito berubah, tampaknya hendak mengeluarkan air mata.

"Di dunia ini... aku telah melihat banyak hal mengerikan... tapi, hal ini... yang paling buruk. Ini terlalu kejam..."

Melihat mata Kirito berair, Asuna juga merasakan sesuatu yang meledak dari dadanya. Menggenggam tangan Kirito, dia berbicara.

"Hal ini pasti akan baik-baik saja kan, Kirito-kun. ...jika itu kita, pasti ada sesuatu yang bisa kita lakukan."

"...Yeah. benar..."

Kirito mengangkat kepalanya dan tersenyum kecil, menepuk tangannya ke pundak Asuna dan kembali ke meja makan. Asuna mengikuti di belakangnya.

Pindah ke kursi dengan dentuman, Kirito duduk di samping Yui lalu memulai percakapan dengan suara menyenangkan.

"Aah, Yui-chan....Bolehkah aku memanggilmu Yui?"

Mengangkat mukanya dari cangkir, Yui mengangguk.

"Aku mengerti. Lalu, Yui bisa memanggilku, Kirito."

"Ki... to."

"Itu, Kirito. Ki, ri, to."

"..."

Yui memasang ekspresi rumit dan tetap terdiam untuk beberapa saat.

"...Kiito."

Kirito tersenyum lebar dan meletakkan tangannya di kepala Yui.

"Mungkin itu sedikit sulit. Kamu bisa memanggilku dengan nama lain yang lebih mudah kamu inginkan."

Yui sekali lagi terdiam untuk sementara waktu. Dia tidak mengaduk isi gelasnya sedikitpun, bahkan ketika Asuna mengambil cangkir dari atas meja dan mengisi kembali dengan susu.

Cukup lama menunggu, Yui menaikkan wajahnya perlahan dan menatap Kirito, dengan takut - takut, dia membuka mulutnya.

"...Papa."

Lalu, Yui berbalik kearah Asuna dan berbicara.

"Auna adalah... Mama."

Asuna tak bisa mengendalikan gemetarannya. Dia tidak tahu jika gadis ini salah paham jika Kirito dan Asuna adalah orang tua sebenarnya, atau mungkin— bahwa orang tuanya tidak ada di dunia ini sama sekali, dan dia menginginkan keduanya; tapi sebelum berurusan dengan kecurigaan tersebut, Asuna dengan panik mencoba untuk menahan perasaan yang mengisi hatinya dan mencoba untuk keluar, lalu Asuna mengangguk sambil tersenyum.

"Betul... Ini Mama, Yui-chan."

Mendengar itu, Yui tersenyum untuk pertama kalinya. Di bawah rambutnya yang lurus, matanya yang berseri tanpa ekspresi, dan dalam waktu singkat, warna tampaknya telah kembali ke wajahnya seperti boneka.

"...Mama!"

Melihat lengan yang terentang ke arahnya, Asuna merasakan sakit di dalam dadanya.

"Uu..."

Dengan sungguh-sungguh menahan air mata yang akan keluar, Asuna entah bagaimana berhasil untuk mempertahankan senyumnya. Dia membawa Yui dari atas kursi dan memeluknya, Asuna meneteskan sebuah air mata yang terisi dengan berbagai macam emosi, lalu menetes di pipinya.


Setelah selesai meminum susu hangat dan menghabiskan roti kecil miliknya, Yui tampaknya telah mengantuk sekali lagi, karena kepalanya bergoyang kesana kemari sambil duduk di atas kursi.

Melihat tingkah laku si gadis sambil duduk di sisi lain meja, Asuna mengusap matanya dengan tangannya lalu melihat kearah Kirito yang duduk di sebelahnya.

"A- Aku..."

Meskipun membuka mulutnya, Asuna tak bisa membentuk kata-kata yang ingin ia ucapkan.

"Maaf, aku tak tahu harus aku lakukan..."

Kirito menatap Asuna dengan mata iba, tapi segera berbicara dengan suara mendesah.

"...Hingga anak ini mendapatkan kembali ingatannya, kamu ingin tinggal dan menjaganya kan? Aku mengerti... perasaan tersebut. Aku juga merasakan hal yang sama... hal ini sungguh menyakitkan... jika kita melakukannya, kita tak bisa kembali untuk menyelesaikan game sementara waktu, dan dengan hal tersebut, waktu untuk membebaskan anak ini juga akan tertunda..."

"Yeah... itu semua benar..."

Menyandarkan dirinya kesamping, Asuna mulai berpikir. Bukannya melebih - lebihkan, tapi kehadiran Kirito sebagai seorang clearing player berada di atas rata - rata, dia menyediakan peta perjalanan di dalam area labirin dengan jumlah di atas rata-rata guild terkemuka sambil menjadi seorang solo player. Sementara merencanakan hal tersebut hanya terlewat beberapa minggu karena bulan madu setelah menikah, memonopoli Kirito oleh dirinya sendiri seperti ini cukup membuatnya merasa sedikit bersalah.

"Untuk sekarang, mari lakukan apa yang kita bisa."

Melihat ke arah Yui yang telah tertidur, Kirito melanjutkan perkataannya.

"Pertama - tama, mari pergi ke Starting City dan lihat apakah kita bisa menemukan orang tua atau saudaranya. Dengan kehadirannya sebagai pemain, aku yakin setidaknya ada sekelompok orang yang mengenalinya."

"..."

Hal itu sebuah kesimpulan yang alami. Namun, Asuna menyadari perasaannya yang tidak ingin berpisah dari gadis ini. Ini adalah kehidupan dimana ia bisa hidup berduaan dengan Kirito, yang mana pernah ia impikan; tapi entah mengapa, Asuna tidak keberatan jika hidup bertiga bersama Yui. Hal ini mungkin disebabkan karena ia merasa jika Yui bisa menjadi putri dari Kirito dengannya...Mendapat pikiran seperti itu, Asuna terkejut dan kembali ke kesadarannya, dan tersipu.

”...? Kenapa sih?"

"B- Bukan apa - apa!!"

Asuna berbalik dari Kirito yang tampak curiga, dan menggoncangkan kepalanya ke belakang dan depan.

"I- Itu benar. Ketika Yui-chan bangun, mari pergi ke Starting City. Kita juga bisa mencari sesuatu di pojok tanya jawab pada koran ketika dalam perjalanan."

Masih tidak bisa melihat wajah Kirito, Asuna berbicara dengan cepat sambil merapikan meja makan dengan tergesaa - gesa. Ketika ia melihat ke arah Yui yang tertidur di atas kursi, mungkin ini hanya imajinasinya saja, namun wajah tertidurnya terlihat berbeda dari kemarin, kali ini tampak lebih cerah.

Dipindahkan ke kasur, Yui tertidur sepanjang pagi, dan bertanya-tanya apakah dia kembali koma, Asuna benar-benar khawatir; tapi untungnya, dia terbangun ketika persiapan untuk makan siang telah selesai.

Meskipun memanggang kue buah-buahan yang jarang Asuna buat. Karena untuk Yui, ketika Yui menduduki tempatnya di meja makan, daripada kue, Yui menunjukkan ketertarikan lebih pada sandwich penuh mustard yang digigit oleh Kirito hingga menjadi dua.

"Ah, Yui, yang ini benar-benar pedas lho."

"Uu... Yui ingin punya makanan yang sama dimiliki Papa."

"Aku mengerti. Aku tidak akan menghentikanmu jika Yui telah membuat pilihan. Pengalaman adalah segalanya."

Setelah menyerahkan sandwich, Yui melebarkan mulut mungilnya dengan sekuat tenaga lalu mengambil gigitan pertama tanpa ragu - ragu.

Kirito dan Asuna menahan nafas mereka ketika melihatnya mengunyah makanan dengan ekspresi rumit, dan akhirnya Yui berhasil menelannya menuju tenggorokan dengan tegukan lalu berseri riang.

"Yummy."

"Anak ini punya nyali juga."

Kirito tersenyum lalu mengusap kepala Yui.

"Ayo kita coba tantangan dengan memakan hidangan makan malam yang sangat pedas."

"Ya ampun, jangan terbawa! Tak mungkin aku membuat makanan seperti itu!"

Tapi jika Kirito dan Asuna menemukan pengasuh Yui di Starting City, orang yang kembali ke sini hanya mereka berdua. Berpikir seperti itu, Asuna merasakan kesepian yang berada di hatinya.

Asuna menatap ke arah Yui yang telah selesai memakan sisa sandwich dan sedang meminum susu dengan tatapan puas, sebelum berbicara.

"Oh, Yui-chan, ayo pergi keluar di sore ini."

"Pergi keluar?"

Menatap lurus ke arah wajah Yui yang kebingungan, Asuna berhenti sejenak, bertanya-tanya bagaimana menjelaskannya ketika Kirito memotong.

"Kita pergi mencari teman-teman Yui."

"Teman... Apa itu?"

Bereaksi atas jawaban tersebut, keduanya bertukar pandang secara reflek. Ada banyak keganjilan pada «sindrom» yang diderita Yui. Bukan hanya kemunduran mental, sindrom ini lebih memberi kesan bahwa kepingan ingatannya hilang.

Untuk memulihkan kondisinya, menemukan pengasuh sebenarnya pastilah cara terbaik... mengatakan hal seperti itu pada dirinya sendiri, Asuna menatap Yui lalu menjawab.

"Well, teman itu adalah orang yang bisa membantu Yui-chan. Sekarang, ayo siap - siap."

Ekspresi Yui masih menunjukkan sedikit keraguan, namun ia mengangguk lalu berdiri.

Baju putih satu setel yang di kenakan gadis ini memiliki lengan pendek dan terbuat dari bahan tipis, pastilah dingin jika pergi keluar ketika musim seperti ini, awal musim dingin. Tentunya, merasa dingin, atau mungkin bisa masuk angin, menderita karena damage, hal seperti itu tak akan terjadi— well, namun akan lain ceritanya jika kamu telanjang dan pergi ke area dingin, tapi— fakta bahwa seseorang biasanya akan merasa gelisah tidaklah berubah.

Asuna menggerakkan daftar item miliknya, mematerialkan pakaian tebal satu persatu, dan akhirnya Asuna menemukan sebuah sweater yang cocok untuk Yui, ia mendatanginya lalu tiba-tiba berhenti.

Umumnya, ketika mengequipkan pakaian, seseorang akan memanipulasi equipment melalui jendela status. Baju, cairan dan benda-benda halus lainnya tidak dibuat secara baik di SAO, oleh karena itu, dibandingkan sebuah benda terpisah secara sendiri, pakaian dianggap sebagai bagian dari tubuh itu sendiri.

Menyadari keragu-raguan Asuna, Kirito menanyai Yui.

"Yui, tentang jendela milikmu, dapatkah kamu membukanya?"

Seperti yang diduga, si gadis menggelengkan kepalanya sebagai tanda ketidaktahuan.

"Well, coba gerakkan jari pada tangan kananmu. Seperti ini."

Kirito mengayunkan jarinya, lalu sebuah jendela persegi berwarna ungu muncul di bawah tangannya. Melihat hal itu, Yui meniru gerakan tersebut dengan tangan gemetar, tetapi jendela miliknya tidak terbuka.

"...Seperti dugaanku, ada semacam bug pada sistemnya. Tetapi, tidak bisa membuka jendela status milik sendiri itu masalah serius... kamu tidak bisa melakukan apapun jika seperti itu."

Karena Kirito menggigit bibirnya, merasa terganggu, Yui yang baru saja melambaikan jari pada tangan kanannya, kini melambaikan tangan kirinya. Tepat pada saat itu, sebuah jendela keunguan muncul di bawah tangannya.

"Jendelanya keluar!"

Diatas Yui yang menyeringai penuh kepuasan, Asuna bertukar pandang dengan Kirito, yang melihat kembali sambil terkejut. Asuna tak tahu apa yang baru saja terjadi.

"Yui-chan, bolehkah aku melihat-lihat."

Asuna membungkuk dan memandang dengan tajam ke dalam jendela milik Yui. Bagaimanapun juga, status pemain biasanya tersembunyi untuk semua orang, kecuali pemiliknya, dan apa yang bisa Asuna lihat hanyalah layar sederhana yang kosong.

"Maaf, bolehkah kupegang tanganmu sebentar."

Asuna memegang tangan Yui dengan tangannya, menggerakkan jari kecilnya, mengklik di sekitar tempat dimana ia pikir tombol visibility mode berada.

Tujuan utama Asuna adalah agar fitur layar jendela segera terlihat keluar dengan efek suara kecil. Biasanya, melihat status orang lain bisa dianggap suatu etika paling buruk, meskipun dalam situasi yang tidak biasa, Asuna mencoba yang terbaik agar bisa melihatnya dan yang terbuka hanya penyimpanan, tatapi...

"Ap- Apa ini!?"

Memandang untuk kedua kalinya pada bagian atas layar, ia benar-benar kaget.

Bagian atas menu jendela memang terlihat normal, terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pengaturan ada di bagian paling atas, nama ditampilkan dalam bahasa inggris bersamaan dengan bar HP dan EXP yang panjang dan tipis, lalu dibawahnya, pada bagian kanan tengah, merupakan bagian equipment figure, sedangkan bagian kiri sisanya merupakan rangkuman dari tombol perintah. Ada begitu banyak contoh desain untuk memodifikasi icon dan semacamnya, tetapi layout default tak bisa diganti. Dengan kata lain, pada bagian paling atas dari jendela milik Yui, hanya nama aneh yang ditampilkan yaitu «Yui-MHCP001», dengan tidak adanya bar HP ataupun bar EXP, dan juga level yang tidak ditampilkan. Meskipun bagian equipment figure ada, jumlah tombol perintah sangat sedikit dari biasanya, hanya ada «Item» dan «Option».

Menyadari Asuna yang terdiam membeku, Kirito juga mendekat dan mengintip kedalam jendela milik Yui, dan menahan nafasnya ketika ia melihat. Yui, yang tidak mengetahui keanehan jendela miliknya, menatap keduanya dengan tatapan ingin tahu apa yang terjadi.

"Apakah ini juga... sebuah bug pada sistem...?"

Asuna berguman, dan erangan keluar dari tenggorokan Kirito.

"Untuk beberapa alasan... dibandingkan sebuah bug, tampaknya jendela ini lebih terlihat seperti sebuah desain yang benar-benar awal... Sial, aku tak pernah berfikir untuk lebih kesal karena tidak ada GM sebelumnya, namun hal ini."

"Umumnya, di dalam SAO, jarang ada bug ataupun lag untuk dibicarakan, jadi kita jarang membutuhkan bantuan GM... Aku kira tidak ada gunanya merenung akan masalah ini lagi sekarang..."

Mengangkat bahunya, Asuna menggerakkan jari Yui sekali lagi, membuka penyimpanan. Menempatkan sweater yang ia ambil dari atas meja kedalamnya, item akan tersimpan kedalam jendela penyimpanan dengan sekejap. Selanjutnya, Asuna menyeret nama sweater menuju menu equipment figure, dan menjatuhkannya disana.

Bersamaan efek suara yang terdengar seperti sebuah bel, tubuh Yui diselimuti cahaya, menampilkan sweater berwarna pink ke dalam bentuk nyata pada Yui.

"Waah..."

Memperlihatkan ekspresi senang, Yui melebarkan tangannya dan melihat ke seluruh bagian tubuhnya sendiri. Asuna mengikuti, memakai baju yang memiliki warna yang agak mirip dengan celana hitam, dan sepatu merah lalu mengequipkan item tersebut satu sama lain, akhirnya setelah mengembalikan baju satu setel miliknya kedalam penyimpanan, Asuna menghilangkan jendela miliknya.

Selesai berpakaian, Yui terlihat senang, lalu ia menggosok pipinya dengan sweater lembut dan menarik roknya.

"Sekarang, ayo berangkat."

"Um. Papa, gendong."

Menanggapi reaksi Yui yang membuka kedua tangannya tanpa peduli, Kirito dengan malu memberikan senyum masam lalu mengangkat tubuh si gadis. Ketika melakukan itu, ia memandang Asuna lalu berbicara.

"Asuna, dalam masalah ini, bersiaplah untuk bertarung kapanpun. Kita tidak seharusnya pergi ke kota, tetapi... karena kota itu adalah daerah kekuasaan milik «The Army»..."

"Hm... lebih baik tidak menurunkan kewaspadaanmu."

Dengan satu anggukan, Asuna mengecek kembali penyimpanan miliknya lalu berjalan menuju pintu dengan Kirito. Pastilah baik jika pengasuh gadis ini berhasil ditemukan; hal ini adalah perasaan jujur milik Asuna, tapi membayangkan membuat party dengan Yui membuatnya merasa tidak nyaman. Mereka baru saja satu hari bertemu, namun tampaknya Yui telah mengambil sebagian hati milik Asuna.


Sebenarnya telah berbulan-bulan berlalu sejak kunjungannya menuju lantai pertama, «Starting City».

Merasakan emosi yang komplek dalam hatinya, Asuna masih berdiri di dekat gerbang keluar teleport, menatap plaza yang besar ini dan jalan-jalan membentang diluarnya.

Tentu saja, karena ini adalah kota terbesar dalam Aincrad, membandingkan fasilitas penting untuk berpetualang disini dengan kota-kota lain, benar-benar tak ada kompetisi disini. Harga-harga secara umum rendah, dan segala macam penginapan bisa ditemukan disini. Dilihat dari segi efisiensi, kota ini adalah tempat yang paling cocok untuk digunakan sebagai kota awal.

Akan tetapi, jika kamu pergi bersama Asuna, tidak ada seorangpun yang berlevel tinggi tinggal di Starting City hingga sekarang. Penindasan dari «The Army» menjadi salah satunya, tapi mungkin lebih disebabkan karena fakta ketika berdiri di central plaza dan melihat ke atas langit, ia tak bisa mengingat apa yang terjadi pada waktu itu.

Awal dari semua itu adalah suatu kehendak.

Terlahir dari hubungan dari ayah seorang pebisnis dan ibu seorang sarjana, Asuna—Yuuki Asuna, telah dididik untuk mematuhi harapan orang tuanya sejak pertama kali ia memperooleh kesadaran. Kedua orang tuanya adalah orang yang tanpa ampun jika berurusan dengan mereka, sementara bertindak dengan lembut terhadap Asuna, dan karena itulah, Asuna menjadi khawatir atas reaksi mereka jika ia tidak bisa hidup atas harapan keduanya.

Kakaknya juga mungkin sama. Asuna dan kakanya telah memilih sekolah privat atas kehendak orang tuanya, dan tanpa hambatan, secara bertahap mereka mendapatkan hasil yang memuaskan.

Sejak kakaknya akhirnya mencapai umur untuk diterima di universitas dan meninggalkan rumah, ia hidup tanpa apa-apa dalam pikirannya, tetapi semata-mata hanya hidup untuk memenuhi harapan orang tuanya. Mengambil pelajaran untuk beberapa kegiatan, bersosialisasi dengan teman yang hanya diterima oleh orang tuanya, namun karena ia melalui hidup seperti itu, Asuna akhirnya merasa jika dunianya lama-lama menjadi semakin kecil. Jika ia terus berjalan pada jalan yang telah ditentukan— masuk ke SMA dan universitas yang telah ditentukan oleh kedua orang tuanya, menikah dengan pasangan yang ditentukan oleh kedua orang tuanya, ia yakin nahwa ia telah terjebak dalam cangkang yang benar-benar sangat keras, meskipun lebih kecil ketika sebelumnya, dan tidak bisa untuk lari darinya; hal ini adalah ketakutan yang selalu ia derita.

Itulah mengapa, ketika kakaknya telah bekerja di perusahaan yang di kelola ayahnya dan pulang kerumah, ia berbicara penuh antusias tentang Nerve Gear dan salinan game SAO yang ia peroleh melalui koneksinya, tentang seperti apa dunia «VRMMO» pertama, meskipun Asuna belum pernah memainkan suatu konsol permainan sebelumnya, ia merasakan ketertarikan tentang dunia tersebut.

Tentunya, jika kakaknya menggunakan Nerve Gear di dalam kamarnya, Asuna mungkin akan segera lupa dan tidak akan merasa terganggu tentang suatu hal seperti Nerve Gear. Akan tetapi, karena momen yang tak begitu baik, kakaknya harus pergi dalam perjalanan bisnis keluar negeri pada hari pertama dimulainya SAO, dan begitulah, Asuna akhirnya meminjam Nerve Gear dari kakaknya hanya untuk satu hari karena keinginannya. Merasakan hasrat untuk melihat dunia yang belum pernah ia lihat sebelumnya, semua itu penyebabnya—

Lalu, semuanya berubah.

Hingga sekarang, Asuan masih mengingat keisengan pada hari itu, ketika ia beubah dari Asuna menjadi "Asuna", mencari jati dirinya sendiri di jalanan yang tak dikenal, diantara orang-orang yang tak mengenalnya.

Tetapi secara tiba-tiba setelahnya, ketika dewa kekosongan turun dan mengumumkan tentang game kematian ini, dengan ketidakmungkinan untuk melarikan diri dari dunia ini, hal pertama yang Asuna pikirkan adalah tugas matematika miliknya yang belum ia kerjakan.

Jika ia tidak segera kembali dan mengerjakannya, ia akan dimarahi oleh gurunya pada saat pelajaran. Demi kehidupan Asuna yang telah ia tempuh sejauh ini, pastilah menjadi suatu kegagalan yang tak bisa ia maafkan... tapi tentu saja, kerasnya situasi tersebut bikanlah hambatan.

Satu minggu, dua minggu, bahkan tiap hari terlewati dengan santainya, tak ada tanda-tanda adanya bantuan dari luar. Mengasingkan diri sendiri di salah satu penginapan di Starting City, meringkuk di atas tempat tidur, Asuna terus menerus mengalami kepanikan. Menjerit setiap saat, bahkan memukul tembok ketika ia meratap. Hari tersebut adalah musim salju pada tahun ketiganya di SMP. Ujian sekolahnya akan segera dimulai, dan setelah itu, ujian masuk SMA. Menjadi seorang yang telah tergelincir dari jalan yang ditempuh sama saja merupakan kehancuran bagi hidup Asuna.

Asuna menghabiskan hari-harinya penuh masalah, merasa sangat malu, merasa tak percaya.

Daripada mengkhawatirkan kondisi tubuh anaknya, orang tua Asuna pasti sangat kecewa atas putrinya yang telah gagal atas ujiannya karena sebuah konsol game. Teman- temannya, daripada bersedih, mungkin mereka mengasihaninya yang di keluarkan dari kelompok mereka, atau mungkin malah mencibirnya.

Ketika ia melalui saat-saat kritis dengan pikiran kelam, Asuna akhirnya membuat sebuah keputusan—untuk meninggalkan penginapan. Tidak menunggu untuk di selamatkan, tetapi untuk melarikan diri dari dunia ini dengan kekuatannya sendiri. Untuk menjadi seorang penyelamat yang mengakhiri insiden ini. Tanpa menempuh jalan itu, ia kemungkinan besar tidak akan mampu menahan kehadirannya bersama orang-orang disekitarnya tak lama lagi.

Asuna menyiapkan beberapa equipment, mengingat seluruh referensi manual, dan menuju ke field. Waktu untuk tidur setiap hari ia batasi selama dua jam, tiga jam, dan sisa waktu miliknya ia kerahkan untuk meningkatkan levelnya. Sebagai hasil memfokuskan kebijakan miliknya dan keinginan kuat untuk menyelesaikan permainan, hal tersebut tidak terlalu lama sebelum ia masuk dalam daftar pemain tingkat atas. Inilah bagaimana si swordswoman yang bersemangat, Asuna the «Flash» terlahir.

Kembali ke masa kini— dua tahun telah berlalu, dan saat ini Asuna telah berusia tujuh belas tahun, ia menatap kembali pada saat-saat itu dengan peresaan pahit. Bukan, tidak hanya ketika waktu permainan ini dimulai. Semua hal yang terjadi sebelumnya, bahwa dirinya hidup dalam dunia yang keras dan sempit, ia teringat bahwa sebagian besar masa lalunya penuh dengan kesedihan.

Asuna rasanya tidak mengerti arti dari, «untuk hidup». Semua hal yang pernah ia lakukan hanyalah tentang masa depan yang ideal, pengorbanan masa kini. «Masa Kini» adalah suatu hal yang sia-sia untuk mewujudkan masa depan yang sempurna, dan karenanya, dengan hilangnya hal tersebut, tak ada yang tersisa. Hal tersebut menghilang dalam ketiadaan.

Hal tersebut tidaklah baik jika satu sama lain. Menghadapi dunia SAO, ia menyimpulkannya secara serius.

Ia yang mengejar masa depan akan menjadi seorang Asuna yang dulu, maju ke depan untuk menyelesaikan permainan ini, sementara ia yang menempel di masa lalu akan tetap menjadi seseorang yang meringkuk di kamar penginapan lantai pertama. Dan ia yang hidup untuk saat ini akan mencari kesenagan sementara sebagai seorang kriminal.

Tetapi meskipun berada di dunia ini, ada orang-orang yang menikmati masa kini, membuat suatu kenangan satu sama lain sementara bekerja keras untuk lari dari dunia ini. Seseorang yang mengajarinya adalah si pendekar pedang berambut hitam yang ia temui setahun lalu. Cara hidupnya— ketika hal itu memasuki pikirannya, warna dari kehidupannya telah berubah.

Sekarang, jika dunia ini adalah dunia nyata, ia merasa seperti bisa untuk menghancurkan cangkang yang menutupi hidupnya. Ia percaya jika ia akan bisa hidup untuk dirinya sendiri. Selama orang ini berada di sisinya—

Asuna perlahan mendekati Kirito dengan malu menyembunyikan perasaan terdalamnya sambil menatap jalanan. Rasa sakit yang ia rasakan lagi, ketika menatap atap lantai di atasnya kini telah sedikit berkurang.

Menggelengkan kepalanya sekali lagi seolah-olah ingin menghilangkan pemikiran tadi, Asuna mengintip ke wajah Yui yang masih digendong oleh Kirito.

"Yui-chan, apa kamu memiliki ingatan tentang bangunan- bangunan, atau hal seperti itu?"

"Uu..."

Dengan ekspresi rumit, Yui melihat sekeliling pada struktur bangunan, lalu memandang keluar dari plaza, dan akhirnya ia menggelengkan kepalanya.

"Aku tak tahu..."

"Well, Starring City memang sangat luas."

Kirito berbicara sambil mengusap kepala Yui.

"Well, suatu hal pasti akan membuatnya teringat sesegera jika kita tetap berkeliling. Ayo kita cek pusat tempat belanja untuk sekarang ini."

"Mungkin ada benarnya juga."

Mengangguk sepakat, keduanya mulai berjalan menuju jalan utama di selatan.

Akan tetapi— ketika ia berjalan, Asuna memandang plaza sekali lagi dengan suatu keraguan. Hanya ada beberapa orang di sekitar.

Gerbang plaza dari Starting City sungguh lebar seperti yang kira, bisa menampung sepuluh ribu pemain dua tahun yang lalu pada acara pembukaan server SAO. Di tengah jalan berbatu adalah tempat kosong dalam bentuk bulat sempurna, terdapat subuah menara jam yang menjulang tinggi dengan gerbang teleport yang berkedip kebiruan di bagian yang lebih rendah. Bunga-bunga bermekaran ditanam di sekeliling menara, dan dengan elegan, bangku putih berada di antara keduanya. Tidaklah mengherankan jika plaza ini akan penuh dengan orang-orang yang mencari tempat untuk istirahat di sore hari; namun, tak ada orang-orang yang berada di sekitar gerbang ataupun menuju keluar plaza, dan hampir tidak ada orang yang duduk di bangku yang berada di sini.

Untuk jalan utama dari kota lantai atas, gerbang plazanya akan selalu ramai karena para pemain yang sangat banyak. Menggosip, mencari anggota party, berkumpul di toko pinggir jalan, sebagai hasilnya karena orang yang berkumpul sungguh banyak, untuk berjalan saja sungguh menyulitkan, tetapi—

"Hey, Kirito-kun."

"Hm?"

Asuna bertanya pada Kirito yang berbalik.

"Sekitar berapa jumlah pemain yang berada di lantai pertama saat ini?"

"Hmm, well... jumlah pemain yang masih hidup sekitar enam ribu, dan tiga puluh persen diantaranya masih berada di Starting City jika kita menghitung «The Army»; jadi seharunya jumlah para pemain di bawah angka dua ribu, kan?"

"Menyadari jumlah itu, bukankah menurutmu ada sedikit pemain di sini?"

"Ketika kamu berkata seperti itu... Mungkin mereka hanya berkumpul di sekitar toko?"

Bagaimanapun juga, ketika memasuki jalan utama plaza, bahkan ketika mereka mendekat ke area belanja dengan toko dan gerobak berbaris, jalanan masih tetap sepi. Teriakan-teriakan promosi dari NPC penjaga toko bergema sia-sia melewati jalanan.

Meskipun begitu, keduanya akhirnya bisa menjumpai seseorang yang sedang duduk di bawah pohon besar di tengah jalan, lalu Asuna menghampiri dan mencoba memanggilnya.

"Ah, permisi."

Si pria, menatap ke atas puncak pohon dengan ekspresi yang sangat aneh, dan berbicara tanpa menyesuaikan pandangannya meskipun hal tersebut terlihat mengganggu.

"Ada apa."

"Well... Di sekitar sini, apakah ada tempat untuk mencari orang hilang?"

Mendengar ucapan tersebut, si pria akhirnya menggeser pandangannya menuju Asuna. Ia memandang wajah Asuna tanpa berbalik.

"Apa, jadi kamu orang luar."

"Ah, iya. Well... kami sedang mencari pengasuh dari anak ini..."

Asuna menunjuk Yui, yang masih tertidur sementara di lengan Kirito.

Karena mengenakan seragam sehingga sulit untuk mengetahui tingkat class miliknya, si pria melebarkan matanya sedikit ketika ia memandang sekilas pada Yui, tapi ia segera berpaling ke pandangan awalnya pada puncak pohon.

"...Seorang anak hilang, huh, sungguh jarang terjadi.... Pada gereja di sisi lain sungai pada distrik ke tujuh di timur, ada sekelompok pemain anak-anak yang berkumpul dan tinggal disana, jadi cobalah kalian mencari di sana."

"Te- Terima kasih."

Mendapat informasi yang benar-benar mengejutkan, Asuna menundukkan kepalanya dengan cepat. Setelah melakukan hal itu, ia mencoba mengajukan pertanyaan lain.

"Ahh... Sebenarnya apa yang kamu lakukan di sini? Dan juga, mengapa hanya ada sedikit pemain di sekitar?"

Si pria tersebut hanya membuat senyuman kecil, ia menjawab, tampaknya ia tidak terganggu.

"Info ini mungkin sangat rahasia, atau seperti itulah aku menyebutnya. Well, melihat kamu orang luar... Lihat, kamu bisa melihatnya kan? Cabang pohon tertinggi yang berada di sana."

Asuna mengikuti arah jari yang si pria tunjuk. Cabang-cabang yang menjorok dari pohon yang cukup besar dengan jalan yang cukup jelas berwarna kecoklatan, tapi jika kalu lebih fokus dan menatap mereka, kamu bisa melihat beberapa buah berwarna kuning bermunculan dalam bayang-bayang dedaunan.

"Tentunya, karena pohon-pohon yang berada di pinggir jalan adalah objek yang tak bisa dihancurkan, meskipun kamu mencoba menaikinya, kamu tak akan bisa mendapatkan selembar daunnya sekalipun."

Si pria melanjutkan perkataannya.

"Setiap hari, ada beberapa saat ketika buahnya terjatuh dari pohon... Hanya ada beberapa menit sebelum buah tersebut membusuk lalu menghilang, namun jika kamu tidak melewatkan kesempatan dan berhasil mengambilnya, kamu bisa menjualnya ke NPC dengan harga murah. Belum lagi rasanya sungguh enak."

"Ohhh."

Untuk Asuna, yang telah menguasai skill mamasaknya, berdiskusi tentang bahan-bahan adalah suatu kesenangan tersendiri.

"Sekitar berapa harga buah itu kalau dijual?"

"...Jangan menyebarkan info ini. Setiap satu buah bisa laku lima coll."

"..."

Melihat tatapan bangga si pria, Asuna tak bisa berkata - kata. Ia terkejut karena betapa murahnya harga terebut. Dalam hal ini, bekerja keras dengan bersandar di pohon ini dan menunggu buah terjatuh sepanjang waktu tidaklah sesuai dengan hasil yang didapat.

"Ah, well... jika seperti itu, sepertinya usahamu sungguh sia - sia, atau lebih tepatnya... jika kamu mengalahkan satu ekor worm di field, kamu bisa mendapat tiga puluh coll."

Pada saat ia berkata seperti itu, si pria memandang penuh tanya kali ini. Dia tidak menyalahkan Asuna karena tidak benar dalam pikirannya, tetapi ia berbalik menuju Asuna dengan ekspresi yang menunjukkan betapa tak jelasnya apa yang telah ia lakukan.

"Kamu serius berkata seperti itu. Jika kamu pergi dan bertarung melawan monster di field... kamu mungkin akan benar-benar mati kan."

"..."

Asuna tak bisa memikirkan sebuah jawaban. Itu karena si pria ini telah berkata; bertarung melawan monster selalu menimbulkan bahaya kematian yang selalu menyertainya. Tetapi, dengan mental Asuna saat ini, hal tersebut hanyalah seperti kekhawatiran akan terjadinya kecelakaan ketika menyebrangi jalan di dunia nyata selama siang dan malam; tak ada gunanya takut akan hal seperti itu.

Kalaupun inderanya sendiri telah menjadi tumpul karena menghadapi kematian di SAO, atau kalaupun si pria ini menjadi terlalu gugup, Asuna tak bisa menyalahkannya secara tiba - tiba, Asuna masih berdiri tak bergerak. Mungkin, keduanya tak dapat dianggap sebagai pihak yang benar. Pada Starting City, apa yang dikatakan pria ini adalah hal yang umum.

Tak menyadari kondisi mental Asuna yang rumit, si pria melanjutkan perkataannya.

"Dan, apa ya, alasan mengapa tidak ada orang di sekitar? Itu karena mereka bukan tidak ada di sekitar. Semuanya mengunci dirinya sendiri di kamar penginapan. Mereka mungkin bertemu dengan pasukan The Army penagih pajak di siang hari."

"Pe- Penagih pajak... apa maksudnya itu?"

"Hanya suatu pemerasan dalam cara sopan. Tetap jaga kewaspadaanmu; orang-orang ini tidak akan mengampunimu meskipun kamu orang luar. Oh lihat, tampaknya ada yang jatuh... cukup sekian obrolan kita kali ini."

Menutup mulutnya, si pria mulai menatap langit secara serius. Asuna dengan cepat menunduk sebagai tanda terima kasih, dan menyadari bahwa Kirito telah terdiam selama percakapan tadi, berbalik menghadap Asuna.

Di tempat tersebut, adalah sosok Kirito yang fokus menatap buah berwarna kuning dengan tatapan serius, tidak seperti menatap worn di tengah pertarungan. Tampaknya ia bermaksud untuk menunggu buah selanjutnya terjatuh.

"Hentikan tatapan itu, ya ampun!"

"T- Tapi kamu lihatkan, apakah itu mengganggumu?"

Mencengkram tenguk Kirito, Asuna mulai berjalan sambil menyeretnya.

"Ah, ahh... dan tampaknya buah itu terasa enak..."

Menjewer telinga Kirito, dengan penyesalan yang masih tersisa, Asuna mendorongnya untuk berbalik.

"Dibanding itu, jalan mana yang menuju distrik tujuh di timur? Tampaknya ada pemain-pemain muda yang tinggal disana, ayo segera pergi kesana."

"...Yeea."

Sambil menggendong Yui yang telah benar-benar tertidur, dan berpegang erat padanya, Asuna menatap peta sambil menjaga kecepatan berjalannya di samping Kirito.

Karena Yui memiliki tubuh luar sekitar umur sepuluh tahun, menggendongnya seperti ini di dunia nyata akan menyebabkan lengannya capek dalam beberapa menit, namun bersyukurlah karena ada keuntungan dari parameter kekuatan fisiknya, Asuna tidak merasakan berat apapun dibanding guling yang terisi bulu.

Berjalan menuju tenggara melalui jalan-jalan lebar selama sepuluh menit, dan cukup berpapasan dengan orang- orang sebelumnya, mereka akhirnya sampai ke area taman yang luas. Hutan yang luas- pohon-pohon berdaun dengan warna yang telah berubah, melambaikan kesedihannya karena angin dingin pada awal musim salju.

"Ayo kita lihat, tempat ini menunjukkan distrik timur ketujuh pada peta, namun... aku bertanya-tanya dimanakah gereja itu sebenarnya."

"Ah, bukankah yang itu?"

Dibalik hutan, membentang di sisi kanan jalan, Asuna melihat menara tinggi yang unik dan kokoh dalam arah pandangan yang ditunjuknya. Pada puncak menara yang beratap biru pucat, sebuah logam ankh[2] terbentuk dengan menyatukan sebuah salib dan lingkaran, bercahaya. Itu adalah sebuah tanda dari gereja. Sebuah bangunan yang berdiri setidakanya satu di setiap kota dan melalui altar di dalamnya, tugas-tugas seperti melenyapkan serangan unik dari monster, «Curse», dan memberkati senjata untuk melawan monsters undead menjadi mungkin. Dalam SAO, dimana komponen berbasis sihir ada, gereja bisa dianggap tempat paling misterius.

Juga, selama coll ditawarkan secara teratur, sebuah ruangan didalam gereja bisa di sewa dan digunakan sebagai pengganti sebuah penginapan.

"Tu- tunggu sebentar."

Asuna tanpa disadari memanggil Kirito untuk berhenti, ketika ia hampir berjalan menuju gereja tersebut.

"Hm? Ada apa?"

"Ah, tidak... Well... jika, kita berhasil bertemu dengan pengasuh Yui di sana, kita akan... meninggalkan Yui-chan disini kan...?"

"..."

Mata hitam Kirito melunak penuh simpati terhadap Asuna. Ia menarik tangannya lebih dekat dengan lembut dan merangkul tubuh Asuna bersama Yui yang sedang tertidur.

"Aku juga tak ingin menjadi bagian darinya. Bagaimana mengatakannya ya... dengan kehadiran Yui, rumah kita yang berada di hutan sungguh terasa seperti rumah sesungguhnya... well, seperti itulah rasanya... Namun, ini tidak seperti kamu tak akan pernah bertemu dengannya lagi. Jika Yui berhasil mendapatkan ingatannya kembali, ia pasti akan datang dan berkunjung lagi.”

"Hm... Betul si."

Memberi anggukan kecil, Asuna membawa Yui yang masih di lengannya lebih dekat dan sedikit menyentuh pipinya sebelum berjalan kedepan, setelah perasaanya terasa lebih baik.

Bangunan gereja terlihat kecil jika dibandingkan skala kota ini. Gereja tersebut berlantai dua, dengan puncak menara tunggal sebagai simbolnya. Tetapi, ada berbagai macam gereja didalam Starting City, dan gereja yang ada di dekat gerbang plaza seukuran kastil kecil.

Setelah sampai di depan pintu ganda yang berukuran besar, Asuna mendorong salah satunya dengan tangan kanannya. Menjadi fasilitas umum, suatu gereja pastilah tidak terkunci. Interior didalamnya redup, dan hanya ada penerangan dari lilin yang menghiasi altar di depan dan menerangi lantai dari batu. Tak ada tanda –tanda kehidupan pada awalnya.

Memunculkan tubuh bagian atasnya melalui pintu masuk, Asuna memanggil.

"Ahh, adakah orang di sini?"

Meskipun suaranya bergema, tak seorangpun terlihat keluar.

"Apakah tak ada orang...?"

Saat Asuna memiringkan kepalanya ke samping, Kirito membantahnya dengan suara pelan.

"Nah, tampaknya ada orang di sini. Tiga di ruang sebelah kanan, empat di sebelah kiri... dan masih banyak lagi di lantai dua."

"...Dengan skill deteksi milikmu, kamu bahkan bisa mengetahui jumlah orang-orang yang ada di balik tembok?"

"Tingkat kemahiran skill punyaku sudah sembilan ratus delapan puluh. Skill ini sungguh efisien, kamu seharusnya meningkatkan juga."

"Tak mau, latihan yang membosankannya akan membuatku gila.... Kesampingkan itu, ngomong-ngomong mengapa mereka bersembunyi..."

Asuna perlahan melangkah ke dalam bangunan gereja. Kondisi di dalamnya sungguh sepi, tapi entah mengapa ia bisa meresakan kehadiran orang lain yang sedang menahan nafas mereka..

"Ah, permisi, kami sedang mencari seseorang!"

Ia mencoba memanggil dalam suara keras. Dengan hal itu— pintu di sisi kanan sedikit terbuka, dan suara gemetar seorang perempuan terdengar dari sana.

"...kamu bukan dari the «Army» kan?"

"Bukan. Kami datang dari lantai atas."

Asuna dan Kirito tidak membawa pedang mereka, bahkan tidak mengenakan armor untuk bertarung. Pemain yang masuk ke the Army mengenakan seragam yang terbuat dari armor berat sepanjang waktu, jadi seseorang seharusnya bisa mengenali bahwa Asuna dan Kirito tidak ada hubungannya dengan the Army jika dilihat melalui penampilan.

Cukup lama, pintu tersebut terbuka, dan seorang pemain wanita muncul dengan ketakutan.

Sebuah kepala berambut biru dengan kacamata besar berbingkai hitam, dan mata berwarna hijau terbuka lebar terisi penuh ketakutan muncul. Mengenakan gaun polos sederhana berwarna biru tua, ia memiliki belati yang tertutup sarung belati di tangannya.

"Kamu benar - benar... bukan dari kelompok penagih pajak the Army kan...?"

Asuna memberikan senyuman tenag. Lalu mengangguk.

"Ya, kami hanya mencari seseorang dan baru saja turun dari atas hari ini. Kami benar-benar tak ada hubungannya dengan the Army."

Seketika itu juga—

"Dari atas!? Maksudmu, kamu benar-benar seorang swordsmen!?"

Bersamaan dengan sorakan bernada tingginya, pintu di belakang si wanita terbuka lebar, beberapa sosok pemain berlarian tak berarutan. Secara tiba-tiba, pintu di sebelah kiri altar juga ikut terbuka, beberapa orang lalu keluar secara berdesakan.

Terkejut akan hal itu, Asuna dan Kirito memantau pemandangan tersebut tanpa bisa berkata - kata, yang berbaris di kedua sisi si wanita berkaca mata adalah semua pemain muda yang bisa dikatakan hanya anak - anak laki-laki dan perempuan. Pemain yang paling muda mungkin sekitar dua belas tahun, sementara yang paling tua mungkin sekitar empat belas tahun. Semuanya memandang Asuna dan Kirito dengan penuh ketertarikan.

"Hei, kalian semua, Aku bilang untuk tetap bersembunyi di dalam ruangan kan!"

Hanya si wanita yang mendorong anak-anak tersebut dalam kebingungan, sepertinaya ia berusia sekitar duapuluh tahun. Tampaknya tak seorang pun anak mematuhi perintahnya.

Tetapi setelah itu, anak pertama yang keluar dari ruangan, seorang anak lelaki berambut merah pendek yang sedang berdiri di ujung, berteriak dengan nada penuh kekecewaan.

"Apaan sih, kamu bahkan tidak memegang sebuah pedang. Hei, bukankah kamu dari lantai atas? Seharusnya kamu memiliki senjata?" Hampir separuh perkataan itu ditujukan kepada Kirito.

"B- Bukan, ini tidak seperti yang terlihat, tapi..."

Kirito membalas ketika ia mendaratkan matanya penuh keterkejutan, dan wajah anak-anak tersebut bersinar sekali lagi. Ijinkan aku melihat, ijinkan aku melihat, mereka semua memohon secara bersamaan.

"Lihat, kalian tidak boleh berbicara tak sopan kepada orang yang baru saja kalian temui—

Maaf, kami jarang menerima tamu belakangan ini, jadi..."

Menghadapi si wanita berkacamata yang memohon maaf sambil menunduk, Asuna berbicara segera.

"Bu- Bukan, Bukan itu masalahnya. —Hei, Kirito-kun, kamu masih memiliki beberapa di dalam penyimpananmu, bisakah kamu memperlihatkan pada mereka?"

"Y- Yea."

Mengangguk karena persetujuan Asuna, Kirito membuka jendela miliknya dengan jarinya, mengubah sepuluh senjata ke dalam bentuk nyata secara bersamaan, lalu menumpuknya pada meja panjang terdekat. Senjata tersebut adalah item yang dijatuhkan monster ketika petualangan terakhir dan terlupakan karena ia tak memiliki waktu untuk menjualnya.

Kirito lalu menutup jendelanya, dengan semua item yang berlebih kecuali beberapa pasang equipment yang telah diambil, anak-anak ini bersorak dan menyerbu di sekitar meja. Mengetahui rasa menyentuh pedang, palu dan semacamnya satu sama lain, mereka merengek karena "Berattt" dan "Keren". Pemandangan ini akan meninggalkan keoverprotektifan orang tua, namun tak peduli bagaimana senjata di pegang di dalam kota, tak mungkin mengakibatkan damage ketika tergores.

"—Aku benar-benar minta maaf..."

Meskipun si wanita meminta maaf karena masalah yang ditimbulkan, sebuah senyum tampak di wajahnya karena melihat anak-anak yang senang, ia lalu berbicara.

"...Ah, karena telah datang sejauh ini. Aku akan membuatkan teh, jadi..."

Dipandu ke dalam ruangan kecil di dalam tempat ibadah, Asuna dan Kirito meneguk teh hangat yang dihidangkan pada keduanya.

"Jadi... kamu bilang bahwa kamu datang untuk mencari seseorang...?"

Si pemain wanita yang duduk berlawanan meja mengajukan pertanyaan tersebut dengan memiringkan sedikit kepalanya.

"Ah, iya. Er... Aku Asuna, dan orang ini adalah Kirito."

"Ahh, maaf, aku bahkan belum memperkenalkan diri. Namaku Sasha."

Ia lalu menunduk karena memperkenalan dirinya.

"Lalu, anak ini bernama Yui."

Sambil membelai rambut Yui yang masih tertidur di pangkuannya Asuna melanjutkan.

"Anak ini tersesat di tengah hutan pada lantai ke duapuluh dua. Dia... tampaknya kehilangan ingatannya, jadi..."

"Astaga..."

Si wanita yang memanggil dirinya Sasha melebarkan mata kehijauannya yang tersembunyi di balik kacamata lebih lebar.

"Ia bahkan tak memiliki apapun selain pakaian yang terequip, jadi tampaknya ia tidak tinggal di lantai bagian atas... Dan juga, mungkin pengasuhnya berada di Starting City... atau mungkin orang yang mengenali anak ini mungkin bisa di temukan, kami berpikir kemungkinan tersebut, lalu kami datang ke sini untuk menemukan mereka. Selain itu, ketika kami mendengar bahwa pemain anak-anak berkumpul di gereja ini..."

"Itulah cerita singkatnya..."

Sasha meraih cangkir teh dengan tangannya, lalu menjatuhkan pandangannya ke meja.

"...Sekarang ini, ada duapuluh orang pemain yang tinggal di gereja ini, anak-anak dari sekolah dasar hingga tingkat smp. Aku kurang lebihnya yakin, semua pemain anak-anak di sekitar kota ini. Pada waktu ketika game dimulai..."

Sasha mulai berbicara dalam suara berbisik, tapi masih bisa didengar.

"Hampir semua anak-anak menjadi panik dan mengalami trauma mental. Tentu saja, ada anak-anak yang terbiasa lalu meninggalkan kota, tapi aku percaya mereka adalah pengecualian."

Hal seperti itu juga pernah Asuna alami, di tahun ketiga smpnya pada waktu itu. Ketika ia mengunci dirinya sendiri di kamar penginapan, ia yakin bahwa pikirannya akan hancur karena merasa terpojok.

"Seperti yang diharapkan; mereka masih dalam usia ketika mereka masih ingin dimanjakan orang tuanya. Lalu tiba-tiba diberitahu seseorang bahwa mereka tidak bisa keluar dari sini, mungkin juga tak akan pernah bisa kembali ke dunia nyata— anak-anak tersebut menjadi down, dan di dalam pikiran mereka... tampaknya ada sesuatu yang hilang."

Mulut Sasha menjadi kaku.

"Selama sebulan ketika game dimulai, aku berpikir untuk menyelesaikan game ini dan berencana berlatih di field, tetapi... suatu hari, aku melihat salah satu dari anak-anak tersebut di sudut jalanan, aku tak bisa meninggalkan anak tersebut sendiri begitu saja; jadi aku membawa anak-anak bersamaku dan memulai hidup di penginapan. Selanjutnya, ketika aku berpikir bahwa masih ada anak-anak sepertinya, aku mulai berkeliling kota, dan mencari anak-anak tersebut. Sebelum aku menyadarinya, semuanya telah berakhir seperti ini. Itulah mengapa... meskipun ada orang-orang yang bertarung di lantai atas seperti kalian berdua, aku merasa tak bisa memaafkan diriku sendiri karena tak bisa membantu menyelesaikan game ini."

"Itu... Itu tidak-"

Sambil menggelengkan kepalanya, Asuna berusaha untuk menemukan kata-kata yang tepat, tapi suaranya tersangkut di tenggorokan. Mengambil alih pembicaraan, Kirito berbicara.

"Itu tidak sepenuhnya benar. Kamu berjuang dengan sangat berani... bahkan lebih hebat daripada orang sepertiku."

"Aku sungguh berterima kasih. Namun aku tidak cukup melakukan hal ini tanpa adanya tanggung jawab. Sungguh menyenangkan hidup bersama anak-anak ini."

Sasha tersenyum manis sambil menatap Yui yang sedang tertidur pulas.

"Itulah mengapa... selama dua tahun ini, setiap hari kami berkeliling di semua bangunan yang ada di setiap area, mengecek jika ada anak-anak yang membutuhkan bantuan. Jika ada sejumlah anak-anak yang masih tertinggal, kami akan segera menyadarinya. Maaf untuk mengatakan ini... tetapi tampaknya anak ini, aku tak yakin jika ia pernah tinggal di Starting City."

"Begitu ya..."

Asuna menundukkan kepalanya ke bawah sambil memeluk Yui. Ia menarik diri lalu memandang ke arah Sasha.

"Er, tampaknya ini akan mengganggu privasimu, tetapi bagaimana kamu memperoleh penghasilan untuk keperluan sehari-hari dan semacamnya?"

"Ah, hal itu, selain aku, ada beberapa anak-anak yang lebih dewasa yang melindungi tempat ini...mereka berada pada level yang menjamin keselamatan mereka selama mereka berada di field sekitar kota ini, jadi kami masih bisa menyimpan cadangan makanan. Kami tak bisa hidup dalam kemewahan."

"Oh, sungguh mengagumkan... menilai dari apa yang kudengar sebelumnya di kota ini, sesuatu seperti berburu monster di dalam field bisa dianggap suatu tindakan bunuh diri yang bertentangan dengan akal sehat."

Sasha mengangguk atas perkataan Kirito.

"Pada dasarnya, aku percaya bahwa pikiran seperti itulah yang dipikirkan pemain yang masih tersisa di kota ini. Aku tidak menyangkat hal tersebut; hal itu tak akan membantumu, ketika kamu mengira akan adanya bahaya kematian... Bagaimanapun juga, pikiran tersebut juga manjadi alasan mengapa kita mengumpulkan uang di atas rata-rata pemain di kota ini."

Itu memang benar; untuk mengatur pengeluaran di gereja ini, seratus coll setidaknya di butuhkan setiap harinya. Jumlah ini melebihi pendapatan harian si pemburu buah sebelumnya.

"Itulah mengapa aku terus mengawasi mereka akhir-akhir ini..."

"...Mengawasi siapa?"

Mata lembut Sasha berubah dalam sekejap. Ketika ia membuka mulut untuk melanjutkan perkataannya, pada saat itu...

"Sensei! Sasha-sensei! Ini mengerikan!!"

Pintu pada ruang ini terbanting terbuka, dan beberapa anak membanjiri ruang ini seperti longsor salju.

"Hei, kalian tak sopan pada tamu!"

"Itu tak penting sekarang!!"

Si rambut merah yang sebelumnya kini berteriak, dengan air mata yang akan tumpah dari matannya.

"Kak Gin dan lainnya telah tertangkap oleh the Army!"

"—Dimana!?"

Bangun dengan cara yang begitu tegas bahwa ia merasa seolah-olah dirinya menjadi orang lain, Sasha menanyai anak ini.

"Di lahan kosong di belakang toko bekas pada distrik timur kelima. The Army telah memblokir lorongnya dengan sepuluh orang atau lebih. Hanya Kotta yang berhasil melarikan diri."

"Mengerti, aku akan pergi kesana sekarang. —Maaf, tapi..."

Berbalik menghadap wajah Asuna dan Kirito, Sasha menundukkan kepalanya.

"Aku tak bisa mengabaikan anak-anak ini. Kita akan melanjutkan percakapan ini nanti..."

"kami juga akan pergi, sensei!!"

Karena anak berambut merah menangis, seluruh anak-anak yang dibelakang juga berteriak karena sepakat. Bergegas menuju samping Kirito, si anak laki-laki yang memiliki ekspresi putus asa berbicara.

"Kak, pinjami kami senjata sebelumnya sebentar saja! Jika kami memiliki senjata itu, orang-orang dari the Army akan melarikan diri!"

"Aku tak terima!"

Sasha menolak dengan tegas.

"Kalian semua akan menunggu di sini!"

Saat itu juga, Kirito yang telah mengamati keadaan secara diam -diam, mengangkat tangan kanannya seolah-olah menenangkan anak-anak. Ia jarang membaca sejauh mana isi pembicaraan sekarang ini, tetapi hanya kali ini, ia menunjukkan suatu harapan yang segera menenagkan semua anak-anak.

"—Sayang sekali—"

Kirito mulai berbicara dalam nada tenang.

"Parameter yang dibutuhkan untuk senjata itu terlalu tinggi, sehingga kau tak akan bisa mengequipkannya. Kami akan membantu kalian. Meskipun terlihat seperti itu, kakak perempuan yang disana sungguh sangat kuat."

Melirik Kirito, Asuna juga mengangguk. Berdiri, Asuna menuju Sasha dan membuka mulutnya.

"Ijinkan kami untuk membantu. Memiliki kekuatan lebih seharusnya lebih baik."

"—Terima kasih, aku akan bergantung padamu."

Sasha mengangguk dalam, menarik kacamatanya lalu berbicara.

"Nah, maafkan aku, tapi kita akan berlari!"


Bergegas keluar dari gereja, Sasha mulai berlari kedepan sambil membawa belatinya di pinggang. Menggendong Yui, Asuna juga mengejar di belakangnya bersama Kirito. Saat Asuna melirik punggungnya sambil berlari, ia menyadari segerombol anak mengikuti mereka di belakang, tetapi tampaknya Sasha tak memiliki niat untuk menyuruh mereka pulang.

Berlari melalui rimbunnya pohon, mereka memasuki distrik timur keenam dan menuju gang-gang belakang. Tampaknya Sasha mengambil jalan pintas yang paling pendek menuju lokasi, karena ia melewati toko-toko NPC, taman milik rumah pribadi dan semacamnya, mereka melihat sekelompok orang yang memblokir jalan kecil didepan. Tampaknya setidaknya ada sepluh orang. Berpakaian seragam hijau keabu-abuan dan equipment baja hitam, tidak salah lagi mereka adalah anggota the «Army».

Sasha yang berlari tanpa keraguan melewati lorong-lorong akhirnya berhenti, ia menarik perhatian para pemain the Army, dan mereka berbalik dengan senyum lebar.

"Oh, si pengasauh ada di sini."

"...Tolong kembalikan anak-anak."

Sasha berbicara dengan suara yakin.

"Jangan rusak reputasi kami seperti itu. Kami akan segera mengembalikan mereka; kami hanya ingin mengajari mereka sopan santun."

"Ya, ya. orang-orang kota memiliki kewajiban untuk membayar pajak."

Si pria itu lalu tertawa wa-ha-ha-ha, dan semakin keras. Sasha makin mendekat.

"Gin! Kain! Semuanya!! Kalian disana!?"

Ketika Sasha memanggil seperti itu, suara ketakutan terdengar membalas.

"Sensei! Sensei... tolong kami!"

"Jangan khawatirkan masalah uang, serahkan saja semuanya!"

"Sensei... kami tak bisa...!"

Kali ini, suara anak si rambut merah terdengar.

"Nha, ha, ha."

Salah satu anggota Army yang memblokir jalan tertawa sangat keras.

"Well, semua ini karena kalian belum membayar pajak... Uangnya tidak akan cukup kalau hanya segini, eh."

"Benar, sangat benar. Kami ingin kalian juga menyerahkan equipment. Semua armor kalian... setiap lembar armor."

Melihat senyum mesum si pria tersebut, Asuna langsung bisa menebak kondisi mereka di dalam jalanan sempit ini. «Pasukan Penagih Pajak» ini tanpa diragukan lagi akan menuntut kelompok anak - anak, termasuk juga perempuan untuk menyerahkan pakaian mereka. Darah dalam diri Asuna mulai mendidih karena kemarahan.

Sasha tampaknya juga telah mengambil kesimpulan yang sama, ia mendekat menuju anggota the Army dengan hawa permusuhan.

"Minggir... jangan menghalangi! Jika tidak..."

"Jika tidak akan apa hah, pengasuh bayi? Kau akan membayar pajak di tempat ini?"

Orang-orang tersebut menyeringai tanpa ada niat untuk menyingkir.

Di dalam kota, atau setidaknya dalam ruang jangkauan kota, program yang dikenal sebagai Kode Anti Kriminal selalu aktif, mencoba untuk membuat kerusakan, begitu juga untuk memindahkan pemain lain di luar kehendak mereka benar-benar tak mungkin. Akan tetapi, para pemain yang memblokir jalan ini juga begtu. Menyegel jalan dengan cara berdiri di sini, dengan maksud memblokir; bahkan beberapa orang mengelilingi target secara langsung untuk melumpuhkan si korban ke dalam «Area»; keberadaan metode tak bermoral ini bisa di perbolehkan.

Seperti itulah, tindakan tersebut hanya efektif dalam kasus dimana seseorang telah bergerak kedalamnya. Asuna menatap Kirito, lalu berbicara.

"Ayo maju, Kirito-kun."

"Yea."

Mengangguk setuju, mereka bersama-sama menendang tanah tempat mereka berpijak.

Mereka berdua melompat ke depan dengan mengggunakan ketangkasan dan kekuatan yang mereka miliki, Sasha dan anggota the Army hanya bisa melihat tercengang ke atas ketika mereka melewati halangan dengan begitu mudah, dan akhirnya mendarat di ruang yang tertutup dari segala sisi.

"Woah!?"

Beberapa orang melompat mundur karena ketakutan.

Di pojok area tersebut, dua anak laki-laki dan satu anak perempuan di usia sepuluh tahunan meringguk kaku bersama-sama. Armor mereka telah dicopot, hanya berpakaian pakaian dalam. Asuna menggigit bibirnya, lalu melangkah menuju anak-anak tersebut, dan berbicara sambil tersenyum.

"Sudah tak apa-apa sekarang. Kalian bisa mendapatkan kembali equipment kalian."

Mereka akhirnya mengangguk dengan mata terbuka, mengambil kembali armor mereka yang berada di dekat kaki dengan panik, dan mulai mengoperasikan jendela mereka.

"Oi... Oi, oi, oi!!"

Pada saat itu, seorang pemain dari the Army akhirnya datang dan berteriak keras.

"Apa urusan kalian!! Jangan berani-berani menghalangi pekerjaan the Army!!"

"Tunggu, tunggu sebentar."

Menghentikan teriakan si pria, pemain dengan armor berat melangkah ke depan. Tampaknya ia adalah pemimpin grup ini.

"Kami belum pernah menjumpai kalian di sekitar sini, tetapi apakah kau tau jika tindakanmu itu menentang pasukan pembebasan? Jika kalian masih bermaksud seperti itu, kami bisa menginterogasimu di markas pusat."

Mata sipit si pemimpin tersebut bersinar penuh kekejian. Mencabut pedang besar dari pinggangnya,ia melangkah sambil berulang kali mengasar mata pedangnya di telapak tangannya dengan tujuan tertentu. Permukaan pedang tersebut berkilau karena cahaya matahari yang hampir terbenam. Sebuah kilauan ciri khas suatu senjata yang tak pernah digunakan ataupun diperbaiki dari kerusakan bahkan satu kalipun.

"Atau kamu ingin melunasi «persahabatan dari luar» ini, persahabatan dari luar? Eh!?"

Pada saat Asuna mendengar kalimat tersebut.

Gemertak gigi Asuna bisa terdengar. Ia berpikir jika masalah ini bisa diselesaikan dengan damai, akan tetapi ketika ia melihat anak-anak yang ketakutan, amarahnya sudah melewati batasnya.

"...Kirito-kun, aku serahkan Yui-chan padamu."

Yui diserahkan pada Kirito, dan sebelum seorangpun tahu apa yang terjadi, ia telah mematerialkan rapier miliknya dengan satu tangan. Menghunus rapier yang diterimanya, ia lalu bergerak cepat menuju si pemimpin.

"A.... Ah...?"

Menghadapi si pria yang masih belum memahami situasi dengan mulutnya yang setengah terbuka, Asuna tiba-tiba memusatkan kekuatannya dalam serangan tusukan satu tangan.

Area sekitar tiba-tiba di selimuti cahaya keunguan. Suara hantamannya seperti sebuah ledakan. Wajah si pria terdorong, dan ia jatuh ke belakang dengan linglung karena matanya masih terbuka.

"Jika kau sebegitu inginnya bertarung, tak perlu jauh-jauh pergi ke field."

Melangkah menuju hadapan si pria, Asuna sekali lagi mengacungkan tangan kanannya. Cahaya tersebut terulang lagi, dan suara yang memekakan telinga bergemuruh lagi. Si pemimpin grup ini terdorong kebelakang seolah-olah ia ditolak.

"Jangan khawatir, HP milikmu tak akan menurun. Well, terima kasih karenanya, aku tak perlu menahan lagi."

Menatap Asuna yang perlahan mendekat dengan bibirnya gemetar, si pemimpin tampaknya menyadari maksud tersirat Asuna.

Dalam jangkauan Kode Anti Kriminal, bahkan jika menyerang kepada pemain lain, serangan tersebut akan dihentikan oleh dinding yang tak terlihat dan tak ada damage yang diberikan. Akan tetapi aturan ini juga memiliki celah tertentu: yaitu si penyerang tak perlu khawatir jika ia berubah warna menjadi pemain orange.

Sword Art Online Vol 02 - 241.jpg

Sebagai contohnya celah tersebut bisa digunakan «Dalam Jangkauan Pertarungan», biasanya digunakan untuk pertarungan palsu untuk latihan. Bagaimanapun juga, karena tingkat status dan skill si penyerang, suara dari hantaman dan terangnya warna yang diciptakan oleh sistem, pada waktu yang sama kode tersebut diaktifkan, dan serangan akan ditingkatkan sesuai status si penyerang; dan ditambah dengan kekuatan sword skill yang digunakan, meskipun sedikit, efek dorongan ke belakang akan tetap dihasilkan. Untuk orang yang belum terbiasa, efek tersebut tidaklah mudah untuk ditahan, meskipun kamu tahu bahwa HP tak akan menurun.

"Eek... h- henti..."

Terdorong ke tahan karena serangan Asuna, ia menjerit.

"Kalian... jangan cuma menonton... lakukan sesuatu...!!"

Akhirnya mendapat kesadaran karena suara si pemimpin, para anggota the Army mengeluarkan senjata mereka satu persatu.

Para pemain yang sebelumnya memblokir jalan, kini merasakan ketidaknormalan pada situasi ini akhirnya berlari dari jalanan utara dan selatan.

Dikelilingi oleh pemain the Army dalam bentuk setengah lingkaran, Asuna menatap mereka dengan mata yang berkobar - kobar, seolah-olah ia telah kembali ke waktu ketika ia menjadi seorang pemain yang bersemangat. Menendang tanah tanpa berkata - kata, ia menerjang pasukan tersebut yang tepat dihadapannya.

Dalam waktu singkat, jalanan sempit itu terisi oleh raungan-raungan bagaikan petir.

Sekitar tiga menit kemudian.

Setelah Asuna mendapatkan kembali kesadarannya, ia berhenti melangkah ke depan dan menurunkan pedangnya, apa yang terbaring di area tersebut adalah para pemain the Army yang telah kalah. Satu-satunya yang masih tersisa telah meninggalkan pemimpin mereka dan ia telah kabur.

"Whew..."

Mengambil nafas dalam - dalam, Asuna menyarungkan rapier miliknya dan berbalik kebelakang— apa yang ia lihat adalah sosok Sasha dan anak-anak dari gereja yang masih berdiri penuh shok, kehilangan kata-kata.

"Ah..."

Asuna mundur selangkah sambil menahan nafas. Ia yakin nahwa ia telah menakuti anak-anak tersebut ketika sangat marah dan mengancam the Army sebelumnya, lalu ia memalingkan matanya penuh depresi.

Pada saat itu, si anak laki-laki yang seperti biasa berdiri kedepan di hadapan anak lainnya, sambil menyisir rambut merahnya kembali, bersorak sambil matanya berbinar.

"Mengagumkan... itu mengagumkan kak!! Itu pertama kalinya aku melihat hal seperti itu!!"

"Aku bilang juga apa, kakak ini benar-benar kuat kan?"

Kirito melangkah maju dengan senyum lebar. Memegang Yui dengan tangan kirinya, sebuah pedang dibawa di tangan kanannya. Tampaknya ia juga ingin menghadapi beberapa di antara mereka.

"...A- Ahaha."

Asuna tertawa karena hal tersebut, lalu anak-anak tiba-tiba menyoraki dan melompat ke arahnya.

Sasha memegang kedua tangannya erat-erat di dadanya, tersenyum sambil matanya hendak meneteskan air mata.

"Semuanya.... Perasaan semuanya-"

Suara kecil namun bisa didengar jelas. Asuna mengangkat wajahnya karena kaget. Dalam lengan Kirito, Yui yang telah terbangun tanpa seorangpun menyadari, menatap ke atas pada udara hampa dan mengacungkan tangan kanannya.

Asuna melihat ke arah yang ditunjuk, namun tak ada apapun disana.

"Perasaan semuanya..."

"Yui! Ada apa, Yui!!"

Kirito berteriak, lalu Yui berkedip dua hingga tiga kali, melihat dengan ekspresi kosong. Asuna juga berlari penuh kebingungan lalu menggenggam tangan milik Yui.

"Yui-chan... mungkinkah, kamu mengingat sesuatu!?"

"...Aku... Aku..."

Sambil mengerutkan kening, ia menundukkan kepalanya.

"Aku, tidak pernah... disini... aku selalu sendirian dalam kegelapan..."

Sambil mengerutkan kening seolah-olah ia teringat sesuatu, Yui menggigit bibirnya. Dan, pada saat itu...

"Wa... aa... aaah!!"

Memalingkan kepalanya ke belakang, sebuah jeritan bernada tinggi keluar dari tenggorokannya.

"...!?"

Zsh, zsh, suara yang mirip mesin elektronik bergema dalam telinga Asuna untuk pertama kalinya sejak ia berada dalam SAO. Tiba-tiba setelah hal itu, tubuh Yui mulai bergetar di sana-sini seolah-olah akan runtuh.

"Yu... Yui-chan...!"

Asuna menjerit dan membungkus tangannya di sekitar tubuh Yui secara panik.

"Mama... menakutkan... Mama...!!"

Memeluk tubuh lemah Yui dalam lengan Kirito, Asuna memeluknya erat dalam dadanya. Beberapa detik kemudian, fenomena aneh tersebut menenang, dan tenaga menghilang dari tubuh Yui yang kaku.

"Sebenarnya apa yang terjadi barusan..."

Bisikan kosong dari Kirito samar-samar mengalir dalam keheningan.

Bagian 3[edit]

"Semuanya, masing-masing ambillah satu potong roti!"

"Hei, minumannya akan tumpah jika kamu tak memperhatikan!"

"Aah, sensei! Gin mengambil telur goreng matahari milikku!"

"Aku telah memberikan wortelku sebagai gantinya kan!"

"Ini... sungguh mengagumkan..."

"Ya, sungguh..."

Baik Asuna dan Kirito menatap adegan sarapan yang tampak seperti medan perang di depan mereka, dan berguman satu sama lain dalam kebingungan.

Pada Starting City, tepatnya di ruang tamu dalam gereja pada distrik timur ketujuh. Piring besar penuh telur, sosis, salad sayur dan sejenisnya berbaris di sepanjang meja makan yang besar, meja tersebut hampir terpenuhi oleh duapuluh anak-anak atau lebih dalam keributan.

"Tetapi, tampaknya mereka menikmatinya."

Pada meja lingkaran yang sedikit jauh, Asuna duduk bersama Kirito, Yui, dan Sasha yang tersenyum setelah meminum secangkir teh.

"Seperti inilah setiap harinya. Keadaan ini tak akan tenang tak peduli berapa kali kamu menyuruh mereka diam."

Setelah berkata seperti itu, Sasha menyipitkan matanya yang terisi kasih sayang dari dalam lubuk hatinya ketika ia menatap anak-anak.

"Kamu sungguh menyayangi anak-anak kan?"

Asuna berkata dan Sasha hanya tersenyum malu.

"Di dunia nyata, aku telah berlatih untuk menjadi seorang guru di universitas. Kamu mengerti kan, kekacauan dalam kelas selalu menimbulkan masalah. Kemampuan untuk bisa mengarahkan anak - anak; aku selalu terpancing akan hal tersebut. Namun ketika aku tiba di sini, ketika aku memulai hidup bersama anak-anak tersebut, semuanya tampak berbeda dari apa yang aku yakini... rasanya aku menjadi yang bergantung pada mereka; bahwa mereka telah mendukung aku lebih banyak. Namun, yah hal itu mungkin baik-baik saja... aku mulai mempecayai bahwa hal tersebut hanyalah hasil alami."

"Yah, aku menjadi mengerti entah bagaimana."

Asuna mengangguk, sambil mengusap kepala Yui yang telah memasukkan sendok kemulutnya dengan lembut. Kehangatan yang dibawa oleh kehadiran Yui mengejutkan Asuna. Kehangatan tersebut berbeda dari kehangatan cinta yang ia rasakan di dadanya ketika bersentuhan dengan Kirito; kehangatan seperti dimasukkan kedalam bulu yang tak bisa dilihat, sebelum tersadar sekali lagi; sebuah ketenangan terasa.

Kemarin, setelah pingsan secara tiba - tiba, Yui secara beruntung bangun setelah beberapa menit. Bagaimanapun juga, karena Asuna tidak ingin membuat perjalanan panjang ataupun menggunakan gerbang teleport lagi, dan juga karena undangan Sasha, Kirito dan Asuna akhirnya meminjam salah satu kamar yang tersedia di gereja untuk menginap.

Kondisi Yui tampaknya semakin membaik sejak pagi hari, jadi Asuna serta Kirito menjadi senang karena hal tersebut, tetapi asal usul asli Yui belum diketahui. Berdasarkan ingatan samar-samar yang telah Yui dapatkan, ia tampaknya tak pernah datang ke Starting City, dan lebih parahnya lagi, ia tidak tinggal bersama seorang pengasuh. Dalam hal ini, penyebab rusaknya ingatan milik Yui, atau gejala kemunduran otaknya benar-benar tak di ketahui dan mereka berdua bingung apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

Namun Asuna telah bersabar dari perasaan yang ada di dalam hatinya.

Juga hingga sekarang, ia akan melanjutkan hidupnya bersama Yui hingga ingatannya kembali. Bahkan jika cutinya akan berakhir, dan ia harus kembali ke garis depan, pasti ada suatu cara untuk—

Karena Asuna terdiam karena kecemasannya ketika membelai rambut Yui, Kirito meletakkan cangkirnya dan mulai berbicara.

"Sasha-san..."

"Ya?"

"...Well, ini tentang the Army. Sejauh pengetahuanku, meskipun kekejaman dari meraka sungguh luar biasa, mereka masih bertekad untuk menjaga ketertipan umum. Melihat kembali tindakan orang-orang kemarin, tampaknya mereka bertindak seperti seorang kriminal... sejak kapan hal seperti itu terjadi?"

Sasha menjawab dengan tegang.

"Waktu ketika aku merasakan ada perubahan dalam tujuan mereka telah terjadi setengah tahun yang lalu... ada beberapa orang yang melakukan tindakan pemerasan dengan dalih pemungutan pajak, begitu juga di sisi lain, yang ingin menumpas tindakan pemerasan tersebut.

Aku juga pernah melihat sesama anggota the Army saling berhadapan satu sama lain beberapa kali. Berdasarkan rumor, tampaknya ada perebutan kekuasaan diantara para petingginya atau hal semacam itulah..."

"Yeaa... Well, mereka masih sebuah organisasi besar yang memiliki anggota lebih dari seribu sekarang ini. Tak ada pikiran yang terlintas ketika mereka akan memonopoli... Akan tetapi, jika apa yang terjadi kemarin adalah kegiatan harian mereka, mereka tidak seharusnya dibiarkan... Asuna."

"Apa?"

"Apakah pria itu tahu akan situasi ini?"

Menebak siapa orang yang dimaksud dengan kata-kata enggan, orang itu, Asuna berbicara sambil menahan senyum.

"Well, aku kira ia akan tahu... Ketua Heathcliff itu orang yang serba tahu, bahkan tentang gerakan the Army. Berbicara tentangnya, bagaimana caranya aku mengatakan ini ya, ia tampaknya tak tertarik pada apapun selain pemain level atas... ia pernah menanyai berbagai macam hal tentang Kirito-kun ketika sebelumnya, tetapi pada saat penaklukan guild pembunuh, «Laughing Coffin», berlangsung, ia hanya meninggalkan kita dengan satu pasukan untuk pergi, Aku akan menyerahkannya padamu. Bagaimanapun, aku percaya ketua mungkin tak akan mengerahkan grup penyelesai demi memperngaruhi the Army."

"Well, tampaknya hal itu mungkin juga jika kamu menganggap seperti itu... Tetapi dalam kasus ini, kita tak bisa bertindak banyak jika hanya kita berdua."

Mengerutkan alisnya ketika ia meminum teh, Kirito tiba-tiba mengangkat wajahnya dan menatap pintu masuk gereja.

"Seseorang disini. Satu orang..."

"Eh... Mungkinkah tamu lain..."

Menegaskan kata-kata Sasha, sebuah ketukan terdengar di dalam bangunan gereja.

Seseorang yang memasuki ruang tamu bersama Sasha yang membawa sebuah belati tergantung di pinggangnya, dan Kirito, yang juga mengikuti Sasha untuk memastikan, adalah seorang pemain wanita berpostur tinggi. Rambut keperakan yang diikat ekor kuda memberikan kesan sosok yang berwawasan, serta mata berwarna biru langitnya terisi penuh semangat, wajah yang cantik.

Gaya rambut, warna rambut, bahkan warna pupil mata bisa di atur sesuka hati dalam SAO, tetapi karena kebanyakan sistem yang bekerja adalah buatan Jepang, pemain dengan corak warna kuat seperti ini bisa dikatakan cukup jarang. Asuna juga pernah sekali mencoba sekuat tenaga untuk mewarnai rambutnya menjadi merah muda; kejadian itu adalah sebuah masa lalu yang tak boleh dikatakan dimana ia akhirnya mengembalikan warnanya menjadi coklat karena kecewa.

Ia adalah wanita yang cantik, dan setelah mendapat kesan pertama juga termasuk bahwa ia adalah wanita dewasa, Asuna menjatuhkan pandangannya sekali lagi menuju equipment yang dikenakan si wanita tersebut, lalu ia terkejut secara reflek.

Meskipun equipment tersebut tersembunyi oleh jubah abu - abu, pada tubuh si pemain wanita ini, ia mengenakan sebuah mantel hijau kehitaman dengan bawahan berwarna sama hingga pahanya; armor metal dengan warna pudar ini tak salah lagi adalah seragam dari the «Army». Di sisi kanan pinggangnya ada sebuah pedang pendek, dan sebuah cambuk menggulung di sisi kirinya.

Anak-anak yang menyadari kehadiran si wanita langsung terdiam secara bersamaan dan berhenti bergerak sementara mata mereka terisi penuh kewaspadaan. Akan tetapi, Sasha tersenyum kepada mereka dan berbicara seolah ia menghapus rasa ketidak percayaan mereka.

"Semuanya, tenanglah, jangan khawatir atas kehadiran wanita ini. Lanjutkan sarapan kalian."

Anak-anak memandang penuh tanya, tetapi dengan kata-kata Sasha yang mereka percayai, semuanya melepaskan ketegangan yang ada di pundak mereka dengan perasaan senang, lalu keributan kembali hadir di ruang tamu tersebut. Si pemain wanita yang telah berjalan menuju meja bundar di tengah-tengah semuanya dan mengambil tempat duduk yang telah disediakan oleh Sasha, ia akhirnya duduk dengan sedikit membungkuk.

Tidak memaham situasi ini, ia menatap Kirito dengan penuh tanya, dan Kirito yang juga telah duduk di kursi menundukkan kepalanya kesamping hingga ia menghadap Asuna lalu berbicara.

"Er, well, orang ini bernama Yuriel-san. Tampaknya ia memiliki suatu hal untuk dibicarakan dengan kita." Pemain berambut silver pengguna cambuk yang telah diperkenalkan sebagai Yuriel menatap lurus ke arah Asuna untuk sesaat, sebelum akhirnya ia menundukkan kepalanya dan membuka mulutnya.

"Senang bertemu denganmu, Namaku Yuriel. Aku masuk dalam sebuah Guild, namanya ALF."

"ALF?"

Asuna bertanya akan nama guild tersebut yang ia dengar untuk pertama kalinya, dengan cepat si wanita menundukkan kepalanya.

"Ah, maafkan saya. Nama itu adalah sebuah singkatan untuk the Aincrad Liberation Force. Aku tak begitu suka nama resminya, jadi..." Suara si wanita terdengar begitu elegant. Perasaan iri tumbuh semakin besar dalam hati Asuna yang selalu berpikir bahwa suaranya kekanak-kanakan, jadi ia kembali memperkenalkan dirinya.

"Senang berkenalan denganmu. Aku dari guild Knights of the Blood's— ah, tidak, aku sedang liburan untuk sementara waktu, kamu bisa memanggilku Asuna. Lalu anak ini bernama Yui."

Setelah menghabiskan sup dan sedang menikmati jus buahnya, Yui mengangkat wajahnya tiba - tiba, memperhatikan Yuriel lebih dekat. Ia sedikit mencondongkan kepalanya, lalu ia segera memberikan sebuah senyum manis, lalu memundurkan tatapannya.

Pada saat nama Knights of the Blood sampai di telingan Yuriel, ia membuka mata biru langitnya lebih lebar.

"KoB... aku mengerti, tak heran jika orang-orang itu dikalahkan dengan mudah."

Asuna yang menyadari siapa orang yang dimaksud, meningkatkan kewaspadaannya sambil berbicara.

"...Dengan kata lain, kamu kesini untuk menanyakan kejadian kemarin, benar begitu kan?"

"Bukan, bukan, bukan untuk itu aku kemari. Malah kebalikannya; aku ingin mengungkapkan rasa terima kasihku karena kalian melakukan hal seperti itu."

"..."

Menatap Kirito dan Asuna yang terdiam karena tidak memahami maksudnya,Yuriel berterus terang akan maksud tujuannya kemari.

"Hari ini, aku datang ke sini karena aku ingin meminta bantuan kalian berdua."

"S-sebuah permintaan...?"

Rambut silvernya bergoyang karena mengangguk, si swordswoman dari the Army melanjutkan perkataannya.

"Iya. Aku akan memulai penjelasanku dari sangat awal. Apa yang kita kenal sebagai the Army, bukanlah nama yang terkenal jika dulu... alasan mengapa ALF menjadi nama Army saat ini dikarenakan fakta bahwa si wakil ketua yang mendirikan guild ini, seorang pria yang bernama Kibaou, sekarang ia menjadi pemimpin yang menguasai guild ini. Pada awalnya, ia memilih nama guild, MTD... pernahkan kamu mendengarnya?"

Asuna tidak mengingat jika pernah mendengar nama itu sebelumnya, namun Kirito memberikan balasan tiba-tiba.

"Nama itu mungkin sebuah singkatan dari «MMO Today». Pada waktu ketika SAO dimulai, nama tersebut adalah situs perkumpulan informasi game terbesar di jepang. Orang yang membentuk guild seharusnya menjadi seorang administrator dari sana. Jika aku tak salah, namanya adalah..."

"Sinker."

Pada saat nama tersebut diucapkan, wajah Yuriel sedikit berubah.

"Dia... dulunya tidak ingin membuat organisasi sok kuasa seperti sekarang ini. Apa yang ia inginkan hanyalah kesetaraan pembagian informasi serta sumber makanan diantara pemain sebanyak mungkin..."

Bahkan setelah Asuna mengetahui keinginan serta gagalnya the «Army» ketika waktu itu melalui desas-desus. Keinginan untuk memburu monster dengan banyak orang, mengurangi tingkat bahaya sebanyak mungkin, melalui itu semua mereka bisa mendapatkan pemasukan tetap dan pengeluaran yang seimbang, tindakan seperti itu bukanlah suatu aib. Tatapi inti dari MMORPGs adalah perebutan sumber daya oleh pemain untuk mereka sendiri, dan hal tersebt tidaklah berubah bahkan bagi orang yang tak dikenal, tidak hanya kondisi extreme yang ada di permainan seperti SAO. Tidak, sebenarnya, bisa dikatakan bahwa kondisi seperti itu malahan semakin menguatkan.

Terlebih lagi, rencana serta kepemimpinan yang kuat bagi sebuah organisasi sangat penting untuk mewujudkan keinginan organisasi, untuk tambahan juga, the Army terlalu besar. Persembunyian dari item yang diperoleh semakin merajalela, pemberontakan secara tiba-tiba terjadi satu persatu, lalu pemimpin guild secara perlahan kehilangan kendali atas guildnya.

"Dan seseorang yang datang untuk memperkuatnya adalah laki-laki bernama Kibaou."

Yuriel berbicara dalam nada yang tidak senang.

"Dia mendukung konsep individualise dari Sinker, lalu memulai memperkuat struktur organisasi dengan pemain-pemain berlevel tinggi yang memiliki pandangan yang sama, dan mengubah nama guild menjadi Aincrad Liberation Force. Untuk tambahan saja, dia mendukung perburuan kriminal dan memonopoli field dengan keefektifan diatas rata - rata, melalui penggunaan kebijakan resmi. Dia setidaknya mempertimbangkan hubungan dengan guild lain dengan cara mempertahankan etika berburu pada area-area setelahnya, dia tetap memonopoli dalam periode waktu lama melalui berbagai cara kekerasan, meningkatkan keuntungan guild dengan tajam, serta menyebabkan pendukung Kibaou memperoleh kekuasaan politik secara cepat. Akhirnya, Sinker secara cepat menjadi tak lebih dari pemimpin palsu... sedangkan pemain-pemain dari kelompok Kibaou telah memulai tindakan pemerasan dibalik dalih «penagihan pajak» bahkan di dalam batas kota. Kemarin, orang yang menyebabkan kalian menemui keadaan berbahaya adalah bagian dari kelompok tersebut."

Yuriel mengmbil nafas, meminum teh yang Sasha buat lalu melanjutkan.

"Bagaimanapun juga, meskipun kelompok Kibaou memiliki kelemahan. Mereka tak mencari apapun selain pengumpulan kekayaan, mereka juga hampir tidak melanjutkan penyelesaian permainan ini. Kepercayaan pada mereka menyebabkan suatu akhir, dan menjadi pembicaraan populer diantara para pemain yang mengikuti Kibaou... Untuk mengendalikan ketidakpuasan tersebut, Kibaou akhirnya memilih bertaruh. Bersama bawahannya, dia membentuk sebuah party yang terdiri dari sepuluh pemain yang memiliki level paling atas, lalu mengirim mereka untuk mengalahkan boss paling atas."

Asuna secara sengaja bertukar pandang dengan Kirito. Pemain dari the Army yang bernama Colbert menantang boss lantai tujuh puluh empat «The Gleameyes», tanpa persiapan yang tepat dan akhirnya tewas secara tragis, sungguh kenangan yang buruk bagi Asuna.

"Bagaimanapun juga betapa tingginya levelmu sejak awal, ketika dibandingkan dengan grup penyelesai, kita tak bisa menolak kurangnya kecapakan yang dimiliki ... hingga akhirnya, party tersebut dihancurkan, dan yang terburuk adalah si pemimpin party tersebut tewas. Kibaou menyalahkan hasil tersebut. Kita sedikit lagi hampir bisa untuk mengeluarkannya dari guild, tetapi..."

Kerutan terbentuk di batang hidung Yuriel, lalu ia menggigit bibirnya.

"Tiga hari lalu, Kibaou mengambil tindakan berlebih karena ia diburu lalu memasang sebuah perangkap kepada Sinker. Dia menggunakan kristal koridor yang telah diatur menuju dungeon terdalam pada pintu keluarnya, dan Sinker secara singkat langsung terbuang menuju dungeon tersebut. Pada waktu itu, Sinker pergi tanpa membawa equipment miliknya karena percaya pada perkataan Kibaou, 'Ayo berbincang tanpa menggunakan senjata,' serta di dungeon tersebut seseorang tak akan bisa melewati mob monster dari bagian paling dalam dan bisa kembali sendiri. Tampaknya ia juga tak membawa kristal teteport..."

"T- tiga hari telah berlalu...!? Sinker-san pasti...?"

Menghadap Asuna yang memberikan pertanyaan, Yuriel mengangguk ringan.

"Namanya pada «Monument of Life» masih belum terconteng, jadi tampaknya ia berhasil menuju area aman. Akan tetapi, karena lokasi dungeonnya kemungkinan berlevel tinggi, kami tak bisa mengambil tindakan apapun... kamu tahu kan, pesan tak bisa dikirimkan jika di dalam dungeon, dan jendela penyimpanan guild tak bisa diakses dari dalam sana, jadi kami juga tak bisa mengirimkan kristal teleport."

Semenjak menggunakan Kristal koridor bisa mengirimkanmu ke tujuan kematian, hal tersebut adalah salah satu teknik dasar yang biasa dikenal sebagai, «Portal PK», Sinker seharusnya tahu akan hal tersebut. Akan tetapi, ia mungkin tidak mempertimbangkan jika wakil ketua pada guild yang sama akan melakukan tindakan seperti itu bahkan penuh kebencian diantara mereka berdua. Atau mungkin, Sinker hanya tidak ingin mempercayai fakta tersebut.

Karena kelihatannya ia bisa membaca pikiran Asuna, Yuriel berguman, "Dia hanya orang yang terlalu baik," lalu melanjutkan.

"...seseorang yang hanya bisa memanipulasi bukti seorang pemimpin guild, the «Scroll of Contracts», adalah Sinker dan Kibaou, jika terus seperti ini, dengan tidak kembalinya Sinker, manajemen guild dan semacamnya, bahkan masalah keuangan; semua hal tersebut akan dikendalikan oleh Kibaou. Kewajiban untuk mencegah Sinker jatuh kedalam perangkap bersama asistennya, adalah aku, dan aku tak punya pilihan lain serta menyelamatkannya. Namun aku tak mungkin melewati dungeon yang sulit demgam levelku saat ini; begitu juga memanggil dukungan dari pemain the «Army»."

Ia menggigit bibirnya rapat, sebelum menatap lurus menuju Kirito lalu ke Asuna.

"Dan pada waktu itu, aku mendengar kabar burung jika sepasang pemain yang sangat kuat muncul di kota ini, oleh karenanya aku datang ke sini untuk meminta bantuan, aku tak bisa mengabaikan situasi ini dan tak melakukan apapun. Kirito-san— Asuna-san." Yuriel membungkuk dalam, lalu berbicara.

"Aku yakin ini sungguh tindakan yang lancang karena kita baru saja bertemu, tetapi kumohon, bisakah kalian membantuku untuk menyelamatkan Sinker?"

Asuna menatap Yuriel sungguh-sungguh yang telah menyelesaikan cerita panjangnya.

Ini menyedihkan untuk dikatakan sebenarnya, tetapi dalam SAO, kata-kata dari orang lain tak bisa dipercaya sebegitu mudahnya. Bahkan untuk masalah seperti ini, kemungkinan hal ini adalah konspirasi untuk memancing Kirito dan Asuna menuju batas luar kota lalu melukai mereka berdua tak bisa diabaikan begitu saja. normalnya, selama memiliki pengetahuan yang cukup tentang permainan ini, mungkin bisa menemukan kebohongan pada cerita ini, namun tak beruntungnya, Asuna dan teman-temannya mengetahui lebih motif asli yang melibatkan the «Army».

Bertukar pandang dengan Kirito, Asuna membuka mulutnya untuk berbicara dengan sopan.

"—Jika ada sesuatu yang bisa kami lakukan, kami seharusnya meminjamkan kekuatan kami—itulah apa yang aku yakini. Tetapi tentang masalah yang terjadi, pertama-tama kami harsu melakukan penyelidikan terlebih dahulu setidaknya untuk mengkonfirmasi ceritamu..."

"Seperti yang kuharapkan, aku seharusnya..."

Yuriel mengangguk sedikit.

"Aku menyadari bahwa ini mungkin permintaan yang tak masuk akal... bagaimanapun juga, aku tak ingin garis horizontal terukir pada nama Sinker lebih dulu pada «Monument of Life» di Black Iron Castle sekarang ini..."

Mata si pengguna cambuk berambut silver tampak meredup untuk mempengaruhi perasaan Asuna. Ia ingin untuk percaya. Tetapi pada waktu yang sama, pengalaman yang telah ia kumpulkan lebih dari dua tahun di dunia ini memperingatkannya, bel alarm tentang bahaya menggoyahkan emosinya..

Melihat ke arah Kirito, ia juga tamapaknya kehilangan arah pikirannya sekali lagi. Mata hitamnya bermaksud menampilkan gejolak hatinya, keinginan untuk membantu Yuriel dan kuatir akan kesehatan Asuna.

—Kemudian itu terjadi. Yui yang terdiam cukup lama hingga kini tiba-tiba mengangkat kepalanya dari cangkir lalu berbicara.

"Tak apa Mama. Orang ini tak berbohong kok."

Asuna kaget dan menatap Yui. Mengesampingkan isi perkataannya, kata-kata Yui sungguh bahasa jepang yang fasih, tampaknya perkataan terputus-putusnya kemarin suatu kebohongan.

"Yu... Yui-chan, apa kamu bisa memahami hal seperti itu...?"

Ditanyai pertanyaan oleh Asuna yang menatap wajahnya, Yui memberikan anggukan.

"Un. Aku tak bisa... mencari kata-kata yang tepat, tapi aku mengerti..."

Setelah mendengar kata-kata tersebut, Kirito mengangkat tangan kanannya, menyentuh kepala Yui. Kirito menatap Asuna lalu menyeringai. "Ayo percaya padanya, daripada mencurigainya. Ayo pergi. Kita akan menangani ini."

"Kamu selalu tak memikirkan seperti sebelumnya, huh."

Menggoyangkan kepalanya ketika membalas, Asuna juga membelai rambut Yui dengan tangannya.

"Maaf ya Yui-chan. Kami akan terlambat mencari teman-temanmu untuk satu hari, maafkan kami ya."

Asuna berbisik dalam suara kecil, meskipun ia yakin jika Yui memahaminya Yui tersenyum lebar dan mengangguk. Menggerakkian rambut hitamnya sekali lagi, Asuna berbalik menghadap Yuriel dan berkiata sambil tersenyum.

"...Kami mungkin tak bisa membantu banyak, tetapi ijinkan kami menemanimu. Keinginan menolong orang yang penting denganmu; aku juga mengerti perasaan itu..."

Air mata menetes dari mata berwarna biru langit milik Yuriel, ia lalu membungkuk dalam.

"Terima kasih... terima kasih banyak..."

"Simapn saja terima kasihnya setelah kita menyelamatkan Sinker-san."

Asuna memberikan senyum lainnya, dan Sasha yang sejauh ini melihat dalam keheningan, menepukkan kedua tangannya.

"Maka dari itu, pastikan kalian mengisi perut dulu! Masih ada makanan yang tersisa, kamu juga makanlah Yuriel-san." Cahaya matahari yang bersinar lemah di awal musim dingin berwarna merah terang setelah melewati puncak pohon di jalanan, menciptakan bayangan pada jalanan berbatu. Hampir tidak ada seorangpun melalui jalanan di Starting City, dan jalanan yang membentang si kejauhan, kesan suram benar-benar tak bisa ditolak.

Asuna mempercepat mengenakan equipmentnya melewati jalanan bersama Kirito yang menggendong Yui dibawah panduan Yuriel.

Asuna umumnya akan meninggalkan Yui bersama Sasha, akan tetapi Yui bersikeras untuk ikut pergi bersama, akhirnya ia membawa Yui. Tantunya, sebuah kristal teleport telah disiapkan didalam kantongnya. Jika situasi semakin memburuk—meskipun mengganggu Sasha—mereka akan segera mundur dari dungeon.

"Ah, sekarang aku kepikiran sesuatu, kamu masih belum menyebutkan hal penting."

Kirito memanggil Yuriel yang berjalan di depan.

"Dungeon tersebut ada di lantai berapa?"

Yuriel memberi sebuah jawaban sederhana.

"Di sini."

"...?"

Asuna menolehkan kepalanya secara naluri.

"Di sini... eh?"

"Itu, yah, di Starting City... ada sebuah dungeon besar di dalam tanah pada pusat kota. Sinker mungkin... ada di bagian paling dalam..."

"Serius?"

Kirito berbicara seperti sedang mengerang.

"Tak ada dungeon seperti itu ketika beta test. Mungkin salah..."

"Pintu masuk menuju dungeon tersebut ada di Black Iron Castle— dengan kata lain markas pusat the Army. Dungeon tersebut bukanlah jenis dungeon yang akan terbuka jika kamu menyelesaikan lantai atas, serta dungeon tersebut baru ditemukan ketika Kibaou datang untuk memperkuat, mereka tampaknya ingin memonopoli dungeon tersebut dengan kelompok mereka sendiri. Dungeon tersebut masih menjadi rahasia untuk sementara waktu bahkan dari Sinker, dan tentunya dari aku..."

"Jadi begitu. Ada banyak item langka yang muncul ketika di dalam dungeon yang masih belum dijelajahi. Mereka pasti mendapat keuntungan dari itu."

"Well, tidak sepenuhnya benar si."

Nada Yuriel kehilangan kesenangan.

"Meskipun dungeon itu ada di bawah tanah, tingkat kesulitannya benar-benar tinggi... bahkan diantara monster bawah tanah, level mereka hampir mendekati monster yang ada di lantai enam puluh. Party yang dipimpin Kibaou beberapa waktu yang lalu dihancurkan dan mereka melarikan diri dengan berteleport keluar. Bersyukurlah karena mereka terburu-buru menggunakan kristal, kita bisa masuk sejauh ini."

"Hahaha, aku mengerti."

Yuriel membalas tawa Kirito dengan senyuman, tetapi langsung hilang tergantikan kemurungan.

"Bagaimanapun juga sekarang ini, itulah alasan menyelamatkan Sinker menjadi sulit. Kristal koridor yang digunakan Kibaou menempatkannya agak dalam, lalu ia berlari kesana kemari, menjauhi monster-monster... Sinker mungkin berada di ujungnya. Tak mungkin bagiku untuk menangani monster tersebut jika satu lawan satu, dan melawan mereka yang saling berkaitan sungguh tak mungkin. —Maaf, tapi kalian berdua akan..."

"Ah, yah jika mereka berlevel sekitar enam puluhan..."

"Kami seharusnya bisa menanganinya."

Mengikuti pernyataan Kirito, Asuna mengangguk. Untuk dungeon lantai enam puluh, level 70 bisa menanganinya, akan tetapi level Asuna yang kini ia telah capai adalah level 87, sementara Kirito telah mencapai level 90. Dengan ini, kelihatannya kita mungkin bisa melalui dungeon ini sambil melindungi Yui, dan Asuna melepas ketegangan di pundaknya dengan senang. Bagaimanapun juga, Yuriel melanjutkan perkataannya tanpa kehilangan ekspresi cemasnya.

"...Dan juga, ada hal lain yang perlu kita perhatikan. Informasi ini aku dapat dari pemain yang ikut serta dalam party sebelumnya, di dalam dungeon ini... monster besar terlihat; kelihatannya seperti boss..."

"..."

Asuna bertukar pandang dengan Kirito.

"Boss ini mungkin berlevel sekitar enam puluhan... bagaimana penampilan boss dari lantai enam puluhan?"

"Eh, yah, aku yakin... boss itu kelihatan seperti seorang kesatria berarmor yang terbuat dari batu."

"Ah, yang itu huh. ... tak terlalu sulit jika aku tak salah..."

Menghadap Yuriel, ia mengangguk sekali lagi.

"Well, kita mungkin bisa dengan mudah mengatasinya."

"Syukurlah kalau begitu!"

Yuriel akhirnya mengurangi ketegangannya lalu melanjutkan perkataannya sambil berkedip, karena ia kira ia melihat sesuatu yang mempesona.

"Benar... kalian berdua telah berpengalaman dengan pertarungan melawan boss... Maaf telah mengambil waktu berharga kalian..."

"Tidak, kami masih berlibur kok."

Asuna melambaikan tangannya.

Setelah mereka bercakap - cakap, bentuk dari bangunan besar yang berkilau hitam mulai tampak di jalan didepan mereka.. bangunan ini adalah bangunan terbesar yang ada di Starting City, the «Black Iron Castle». Di ruang depan setelah masuk melalui gerbang utama, «Monument of Life» dengan nama setiap pemain tercatat, berdiri tegak disana, meskipun setiap orang bisa masuk hingga titik ini, kebanyakan ruang yang lebih dalam telah dikontrol sepenuhnya oleh the Army.

Yuriel tidak masuk melalui pintu utama, melainkan melalui pintu belakang. Tembok kastil tinggi serta parit dalam mengelilingi kastil ini, menolak penyusup hingga selamanya. Bebar-benar tak ada manusia yang melewatinya..

Setelah berjalan beberapa menit, tempat yang Yuriel datangi adalah jalanan menurun, turun hingga dimana dekat dengan permukaan air parit. Mengintip kedalam, ada jalan lebar terbuka di sisi kanan tangga.

"Kita akan masuk ke aliran pembuangan kastil dari sini dan menuju pintu masuk dungeon. Mungkin akan sedikit gelap dan sempit..."

Yuriel menghentikan perkataannya disana, memandang Yui yang masih di lengan Kirito dengan penuh perhatian. Karena hal ini, Yui tak senang dan terlihat marah,

"Yui tak takut!"

Setelah itu. Sebuah senyum keluar dari Asuna karena meluhat situasi ini.

Kepada Yuriel, Yui mengatakan tak lebih dari, "Kami tinggal bersama." Ia tak mencoba untuk mengetahui lebih dari itu, namun Yuriel mungkin keberatan membawa Yui kedalam dungeon.

Asuna berbicara untuk mengurangi kekhawatirannya.

"Tak apa; anak ini lebih waspada dari penampilannya."

"Yep. Ia pasti menjadi seorang swordswoman yang kuat di masa depan."

Dengan kata-kata Kirito, Asuna memandangnya dan tersenyum, lalu Yuriel mengangguk

"Okelah, ayo pergi!"


"Nuooooo"

Pedang di tangan kanan memotong monster dengan sebuah tebasan,

"Ryaaaaaaa"

Dan pedang di tangan kiri meledakkannya.

Mengequip dua pedang untuk pertama kalinya sementara, Kirito melepaskan energi yang di simpannya selama liburan ini, menebas musuh-musuh tanpa berhenti satu sama lain. Asuna yang memegang tangan Yui, serta Yuriel yang menggenggam cambuk metalnya tak memiliki kesempatan untuk membantu. Setiap kali kelompok musuh yang terdiri dari monster katak besar yang di selubungi smile, monster type udang yang memiliki pencapit hitam kemilau, dan semacamnya muncul, Kirito menebas mereka semua dengan penuh kemarahan dari pedang di tangan kanan dan kirinya tanpa menyisakan apapun.

Dalam pikiran Asuna hanya terlintas, "Oh, ya ampun," akan tetapi Yuriel ternga-nga menatap Kirito yang sedang dalam mode mengamuk dengan penuh kekaguman. Mungkin ini tontonan yang terlalu berbeda diluar pengetahuannya . sementara Yui menyoraki dengan polosnya untuk mengurangi ketegangan yang ada di udara "Papa, lakukan yang terbaik,"

Beberapa menit telah berlalu sejak mereka memasuki gelapnya bawah tanah yang penuh air, hingga menyerbu dungeon ini dari batu hitam sebelumnya. Tempat ini lebih lebar, dalam, dan terisi oleh monster daripada yang diharapkan, tetapi Kirito menerobos keseimbangan game, mengayunkan sepasang pedangnya dengan penuh kekuatan, sementara dua swordswomen hanya terdiam.

"We... Well, aku sungguh minta maaf karena membiarkan kalian mengurus ini..."

Menatap Yuriel yang penuh penyesalan sambil menunduk, Asuna hanya tersenyum masam.

"Tidak, pertarungan tadi benar-benar memikat... tak apa kok membiarkannya melakukan hal itu."

"Hei, apa-apaan itu, itu mengerikan."

Kirito kembali dengan kesal setelah menghancurkan kelompok monster karena perkataan Asuna sampai di telinganya.

"Jadi ingin switch?"

"...Se- sedikit lagi."

Asuna dan Yuriel akhirnya tersenyum setelah saling tatap.

Setelah si pengguna cambuk berambut silver melambaikan tangan kirinya karena ingin menampilkan peta, ia menunjuk titik bercahaya yang melambangkan tanda seorang teman, menunjukkan posisi Sinker. Karena ia tak memiliki peta dungeon, jalanan menuju titik bercahaya masih kosong, akan tetapi mereka telah mencapai tujuh puluh persen dari jarak total.

"Posisi Sinker tidak berubah setelah beberapa hari. Aku yakin ia berada di area aman. Jika kita bisa sampai kesana, kita bisa menggunakan kristal untuk mundur, jadi... maaf, aku akan mengandalkan kalian sedikit lagi."

Yuriel menundukkan kepalanya, Kirito bingung sambil melambaikan tangannya.

"T- tidak, kami melakukan ini karena kami ingin, dan juga ada item yang dijatuhkan, jadi..."

"Oh?"

Asuna menjawab secara reflek.

"Apa ada item bagus yang jatuh?"

"Yup."

Kirito memanipulasi jendelanya dengan cepat, lalu daging merah kehitaman muncul dari sana dengan suara gemerincing. Wajah Asuna membeku memikirkan bagaimana anehnya yang ia rasakan.

"Ap... Apa sih itu sebenarnya?"

"Daging katak! Kamu pasti berkata jika daging ini enak jika dibandingkan dengan daging lain, pastikan untuk memasaknya nanti ya."

"Aku. Tak akan memasaknya!!"

Asuna berteriak dan juga membuka jendelanya. Membuka penyimpanan yang terhubung dengan Kirito, ia menggeser item yang bernama «Scavenger Meat x24», lalu tanpa ampun membuangnya ke tanda tempat sampah.

"Ah! Aaaaaa..."

Menatap Kirito yang terlihat kesal dan mengomel, Yuriel tak bisa membantu namun tertawa sambil memegangi perutnya, meskipun ia mencoba untuk menahannya. Tepat pada saat itu,

"Kakak akhirnya bisa tertawa!"

Yui berteriak gembira. Yuriel juga menyeringai lebar.

Melihat hal tersebut, Asuna mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Hari sebelumnya, ketika Yui mengejang juga tepat setelah anak-anak tertawa bersama setelah mengalahkan orang-orang dari the Army. Tampaknya gadis ini memiliki sensifitas yang unik terhadap orang-orang di sekitarnya. Apakah ia terlahir dengan kepribadian seperti itu, atau mungkin karena perasaan sakit yang selama ini ia derita— Asuna menggenggam tangan Yui, memeluknya lebih dekat. Ia bersumpah akan selalu tersenyum di sisi gadis ini.

"Well, ayo kita lanjutkan!"

Merespon suara Asuna, party tersebut melangkah semakin dalam menuju dungeon.

Kelompok monster kebanyakan terdiri dari makhluk air sejak mereka memasuki dungeon, kini telah berubah menjadi type hantu, seperti zombie serta hantu, karena mereka menuruni tangga, udara dingin terasa sampai ke hati Asuna, namun sepasang pedang milik Kirito masih lanjut menebas sosok-sosok musuh yang muncul secara sekejap tanpa menunjukka keragu-raguan.

Normalnya, sedikit tak terhormat bagi pemain berlevel atas untuk berburu ke area di bawah level mereka, tetapi hal tersebut tak perlu dipikirkan saat ini karena tak ada seorangpun disini. Jika ada waktu luang, akan jadi kesempatan bagi Yuriel yang bertugas sebagai penduking untuk naik level, kan tetapi menyelamatkan Sinker lebih diprioritaskan saat ini.

Dalam dua jam yang telah berlalu sekejap mata, jarak mereka dengan posisi Sinker yang berada di area aman dalam peta semakin berkurang. Tak tahu berapa banyak monster yang ditumbangkan karena pedang milik Kirito menghancurkan swordsmen tengkorak hitam menjadi berkeping-keping, dan mereka akhirnya menangkap sedikit cahaya tepat di depan mereka.

"Ah, itu zona aman!"

Ketika Asuna berucap, Kirito juga mengangguk untuk memastikan dengan skill deteksinya.

"Ada seseorang di dalam sana. Dia aman."

"Sinker!"

Yuriel berteriak lalu berlari dengan armornya yang berdenting, ia tak bisa menahan dirinya lebih lama. Kirito menurunkan dua pedangnya dan mengikuti di belakangnya bersama Asuna yang memegang Yui.

Mereka berlari menuju cahaya itu. Ketika mereka melewati jalanan yang berbelok ke kanan setelah beberapa detik, di depan cabang dari jalan tersebut sebuah ruang kecil dapat terlihat.

Karena mata mereka membiasakan diri terhadap kegelapan, ruang tersebut terisi cahaya yang cukup terang yang bisa menyilaukan mereka, dan seorang laki-laki berdiri di pintu masuknya. Wajahnya tak terlihat karena cahaya di belakangnya, akan tetapi ia melambaikan tangannya dengan liar menuju arah sini.

"Yurieeel!!"

Pada saat ia meyakinkan sosok tersebut, si laki-laki meneriakkan nama Yuriel. Yuriel juga melambaikan tangan kirinya sambil berlari lebih cepat.

"Sinkerrr!!"

Suaranya tercampur dengan air mata, tangisan si pria—

"Jangan datang lebih dekat!! Jalanannya...!!"

Mendengar hal itu, Asuna melambatkan langkahnya penuh tanya. Tampaknya kata-kata tersebut tak sampai ke telinga Yuriel. Ia tetap berlari menuju ruang di depannya.

Pada saat itu juga.

Beberapa meter sebelum area aman, di titik buta pada sisi kanan, pada jalan kecil yang memotong jalanan tempat mereka bertiga berlari, kursor kuning yang tak di harapkan muncul. Asuna dengan cepat mengecek namanya. Yang bisa ditampikan adalah «The Fatal-scythe»— Dengan arti nama scythe yang memotong takdir, nama itu juga memiliki "The" yang terlampir. Sebuah bukti jika monster itu adalah boss. "Jangan!! Yuriel-san, mundurlah!!"

Asuna berteriak. Kursor kuning bergerak perlahan ke sisi kiri, mendekati persimpangan jalanan. Jika seperti ini, Yuriel akan berlari ke persimpangan tersebut. Hanya tersisa beberapa detik.

"Ku-!!"

Tiba-tiba Kirito yang berlari di sisi kiri Asuna telah menghilang. Kenyataannya, ia telah berlari dengan kecepatan yang dasyat. Tembok di sekeliling bergetar karena suara tubrukannya.

Ia telah sampai beberapa meter dengan kecepatan seperti teleport, lalu Kirito memegang Yuriel dari belakang dengan tangan kanannya, ia mendorong pedang di tangan kirinya ke jalanan batu di bawahnya dengan seluruh kekuatannya. Suara logam terdengar hebat sekali. Percikan bunga api tak terhitung banyaknya muncul. Mengeluarkan rem mendadak bisa membakar udara, di tempat Kirito dan Yuriel berhenti tepat di depan persimpangan, tanahnya meraung seperti suatu getaran karena raksasa bayangan hitam melewatinya.

Kursor kuning yang menyergap pada jalanan di sisi kiri akhirnya berhenti setelah sepuluh meter. Monster yang tingginya tak diketahui ini merubah arahnya dan muncul sekali lagi.

Kirito melepaskan Yuriel dan menarik pedangnya yang tertancap ke lantai, ia melompat ke kiri. Asuna mengikuti dalam bingung.

Menggoncangkan Yuriel yang terjatuh karena syok, Asuna mendorongnya menuju sisi yang berlawanan persimpangan. Menurunkan Yui dari lengannya dan menyerahkannya ke Yuriel, Asuna hanya memberikan sedikit perintah.

"Mundurlah ke area aman bersama anak ini!"

Si pengguna cambuk mengangguk dengan wajah pucatnya, ia menyetujui untuk membawa Yui ke dalam ruangan, Asuna menghunus rapier miliknya sambil berbelok kea rah kiri.

Sosok punggung Kirito masih berdiri dengan dual blades miliknya memasuki pandangan Asuna. Apa yang terlihat di sana adalah sesosok humanoid berjubah hitam setinggi dua setengah meter.

Dengan tudungnya, tangan si boss yang bergelayut mengintip dari jubah benar-benar hitam. Di dalamnya tampak wajah yang suram, di dalamnya hanya ada sepasang bola mata penuh energi, urat nadinya bisa terlihat seolah menatap Kirito dan Asuna. Dia memegang sabit besar berwarna hitam di tangan kanannya. Dari sisi sudutnya, noda merah menetes turun, tetes demi tetes. Secara keseluruhan, boss ini memiliki tubuh seperti seorang dewa kematian.

Bola mata sang dewa kematian berputar lalu menatap lurus ke arah Asuna. Tepat setelahnya, hawa dingin merasuki seluruh tubuhnya seolah hatinya di cengkram oleh ketakutan.

Tampaknya level boss ini masih bisa diatasi.

Dengan pikiran seperti itu di kepalanya, saat ia menyiapkan rapier miliknya sekali lagi, Kirito berkata keras dari depannya. "Asuna, temani mereka bertiga ke area aman lalu larilah dengan kristal."

"Eh...?"

"Boss ini sungguh kuat. Bahkan skill identifikasiku tak bisa menemukan data apapun. Dalam hal kekuatan, rangking boss ini mungkin sekitar lantai Sembilan puluh."

"...?"

Asuna kehilangan nafasnya serta terdiam kaku. Bahkan ketika saat ini si dewa kematian perlahan bergerak melewati udara, mendekati mereka berdua.

"Aku akan mengulur waktu, cepatlah keluar dari sini!!"

"Ki- Kirito juga, kita berdua harus..."

"Aku akan mengerjarmu! cepatlah...!!"

Jika kristal teleport digunakan sebagai pilihan terakhir untuk mundur, kristal itu bukanlah alat yang cukup kuat. Diantara celah ketika memegang kristal dan menentukan tujuan, lalu melakukan teleportasi, ada jeda waktu beberapa detik. Jika seseorang menerima serangan dari monster di antara jeda waktu itu, teleportasinya akan gagal. Ketika serangkaian perintah gagal dalam sebuah party, karena orang-orang mundur atas keinginan mereka sendiri, maka sisanya akan menjadi korban karena tak bisa mengulur waktu untuk teleport.

Asuna tampak bimbang. Jika mereka berempat melakukan teleport terlebih dahulu, dengan kemampuan berlari Kirito, ia bisa berlari menuju area aman. Akan tetapi, perubaha kecepatan yang di tunjukkan si boss sebelumnya benar-benar mengerikan. Jika— ia lari terlebih dahulu lalu setelahnya jika Kirito tidak muncul. Pikiran seperti itulah yang tak bisa Asuna tahan.

Asuna memandang jalan si sisi kanannya.

—Maaf Yui-chan. Meskipun aku berkata akan selalu bersama...

Berbisik seperti itu dari dalam hatinya, ia berteriak.

"Yuriel-san, aku akan menyerahkan Yui padamu! Kalian bertiga cepatlah lari!"

Yuriel menggelengkan kepalanya, ekspresinya tampak membeku.

"Aku tak bisa... melakukannya..."

"Cepat!!"

Ketika itu. Si dewa kematian mengayunkan sabit lebarnya dengan sepenuh tenaga, racun menyebar dari dalam tudungnya.

Kirito menyilangkan pedang di tangannya, memaksakan berdiri di hadapan Asuna. Asuna secara panik mendekat dari belakang, bertemu dengan dua pedang milik Kirito dengan rapier di tangan kanannya. Si dewa kematian tanpa memedulikan ketiga pedang, masih menebaskan sabitnya ke bawah, mengincar kepala mereka berdua.

Sebuah kilatan merah. Sebuah hantaman.

Asuna merasakan dirinya berputar beberapa kali. Pertama, ia terlempar ke tanah, lalu menghantam langit - langit, dan terjatuh kembali ke tanah sekali lagi. Nafasnya terhenti, dan pandangannya mulai berubah gelap.

Kesadarannya mulai kabur, ia melihat HP bar milik Kirito dan miliknya sendiri, keduanya telah berkurang hingga setengah dalam sekali pukul. Indikator kuning sebagai tanda paralyze semakin membuat Asuna khawatir, mereka tak mampu untuk bertahan dari serangan selanjutnya. Ia harus berdiri. Itulah yang ia pikirkan, akan tetapi tubuhnya tak bisa bergerak—

—Tepat pada saat itu.

Langkah pendek demi langkah pendek terdengar, ia mendengar langkah kaki tersebut semakin mendekat dengan pendengarannya. Menolehkan pandangannya, ia bingung, suara langkah kaki anak-anak, langkah kaki tersebut mendekat tanpa mempedulikan bahaya yang memasuki pandangannya.

Tangan dan kaki langsing. Rambut hitam panjang. Itu Yui yang seharusnya berada di dalam area aman dibelakang mereka. Mamandang tanpa ketakutan, ia menatap lurus menuju si dewa kematian yang begitu besar.

"Idiot!! Cepat lari!!"

Berjuang untuk menggerakkan tubuh bagian atasnya, Kirito berteriak. Si dewa kematian memegang sabitnya ke atas secara perlahan sekali lagi. Jika Yui menerima serangan dalam jarak seperti ini, HP milik Yui akan benar-benar habis. Asuna juga berusaha untuk menggerakkan mulutnya. Tetapi karena mulutnya kaku, ia tak bisa mengucapkan sepatah katapun.

Tetapi sesaat kemudian, sesuatu yang tak bisa dipercaya terjadi.

"Tak apa-apa, Papa, Mama."

Bersama kata-kata tersebut, tubuh Yui perlahan mengambang di udara.

Itu bukan lompatan. Ia tampaknya bergerak dengan sayap tak terlihat, Yui berhenti pada ketinggian dua meter. Ia mengangkat tangan kanannya perlahan di tengah udara.

"Jangan...! Menyingkirlah!! Menyingkirlah Yui-chan!!"

Bersamaan dengan teriakan Asuna, sabit si dewa kematian terayun tanpa belas kasihan, memperlihatkan garis cahaya hitam kemerahan. Ujung sabit mengarah langsung menuju telapak tangan putih milik Yui—

Tepat sebelum itu terjadi, tangan Yui terhalangi oleh pelindung keunguan, diikuti dentuman yang begitu keras. Sistem tag yang mengambang di tangan Yui menyebabkan Asuna diam membatu.

[Immortal Object], itulah apa yang tertulis disana. Immortality— bukanlah atribut pemain yang bisa diperoleh.

Mata si dewa kematian berputar, seolah ia bingung. Secara tiba-tiba setelahnya sebuah fenomena yang mengejutkan Asuna terjadi.

"Gouu!!," bersama dengan suara itu, api merah muncul, menggulung-gulung di depan dengan tangan Yui sebagai pusatnya. Api tersebut menyebar semakin luas secara tiba - tiba, sebelum akhirnya memadat dan bergabung menjadi bentuk panjang nan tipis.. sekilas, api tersebut berubah menjadi pedang panjang. Sebuah pedang yang menyala dari api terbentuk dari api sebelumnya, kini semakin memanjang tanpa batas.

Pedang besar yang muncul di tangan kanan Yui kini memiliki panjang yang melampaui tinggi tubuhnya. Pancaran cahaya dari pinggir logam tampaknya menyinari seluruh lorong. Karena memegang api dari pedang, pakaian musim salju yang dikenakan Yui terbakar seketika. Dari baliknya, baju putih satu setel yang dikenakan pertama kalinya muncul. Cukup aneh karena angin dari api tak membakar baju tersebut, begitu juga rmbut hitam panjangnya seolah tak terkena efek.

Yui mengayunkan pedang yang melampaui tingginya secara sederhana—

Tanpa menunjukkan keragu-raguan, Yui menantang si dewa kematian seolah ia memukulkan api.

Meskipun tindakannya tersebut tak lebih dari algoritma sederhana dari sistem, dalam mata merah si monster, Asuna yakin ia melihatnya penuh dengan ketakutan yang sangat jelas.

Mengggunakan pedang yang terbuat dari api, Yui mengubah udara menjadi raungan yang memekakan. Si dewa kematian mengangkat sabitnya dan membuat posisi bertahan, tampaknya ia terlihat ketakutan oleh si gadis yang lebih kecil darinya. Maju ke depan, Yui mengayunkan pedang besar menyalanya dengan sepenuh kekuatan.

Sword Art Online Vol 02 - 276.jpg

Pedang memancarkan api yang begitu hebat bertubrukan dengan sabit. seketika, gerakan keduanya terhenti.

Tanpa menunggu waktu untuk berpikir, pedang api milik Yui bergerak sekali lagi. Logamnya tampak berkobar dengan jumlah api yang begitu banyak, cahaya dari pedang menggerogoti gagang sabit secara perlahan. Dengan kekuatan yang cukup untuk mematahkan apapun, akan tetapi rambut panjang dan baju satu setelnya juga jubah si dewa kematian berkelap-kelip di belakangnya, menyebabkan percikan cahaya pada saat yang sama, menyinari bangunan dalam dungeon menjadi orange.

Tanpa lama—

Bersamaan dengan suara ledakan, "Gou," sabit si dewa kematian patah menjadi dua. Diikuti pedang besar kini telah berubah menjadi tiang api, menyerang langsung ke tengah-tengah wajah si boss.

"-h...!!"

Asuna dan Kirito mengedipkan mata mereka serta melindungi wajahnya secara reflek karena bereaksi terhadap kekuatan yang hebat dari bola api yang muncul pada saaat itu. Pada saat yang sama Yui menebaskan pedangnya ke bawah, bola api tersebut meledak, si dewa kematian tertelan oleh putaran api yang mengalir ke lorong-lorong. Dalam raungan tersebut, suara menderita dari si dewa kematian terdengar. Ketika mereka membuka mata karena silau dari api, sosok monster boss tak lagi tampak. Api kecil tersisa di sisi belakang lorong, membuat suara gemericik. Dan di tengahnya, masih berdiri sendiri, dengan tatapan putus asa. Pedang api yang masih berdiri di tanah, hancur lalu menghilang seperti saat pedangnya di materialisasikan.

Asuna berdiri setelah memperoleh kekuatan di tubuhnya, perlahan berdiri menggunakan rapier miliknya sebagai pembantu. Kirito juga berdiri setelahnya. Mereka berdua menghampiri si gadis dengan langkah terbata-bata.

"Yui... chan..."

Asuna memanggilnya dengan suara serak, si gadis berbalik tanpa membuat suara. Bibir kecilnya menunjukkan subuah senyuman, akan tetapi mata hitamnya berlinang air mata yang begitu banyak.

Yui manatap Asuna dan Kirito kemudian ia berkata lirih.

"Papa... Mama... Sekarang aku mengingat segalanya..."

Area aman dari bagian terdalam labirin bawah tanah Black Iron Castle berbentuk kotak sempurna. Hanya ada satu pintu masuk, dan di tengahnya batu hitam halus berbentuk kubus tampak seperti meja. Asuna dan Kirito menatap Yui yang duduk di tengah, ia terdiam.. Yuriel dan Sinker yang di minta lari terlebih dulu, jadi hanya ada mereka bertiga sekarang ini.

Ingatanku telah kembali, dengan kata tersebut, Yui selama beberapa menit tak bicara. Ekspresinya entah bagaimana tampak berduka seolah ia ragu-ragu untuk berbicara, namun Asuna memantapkan hatinya lalu bertanya.

"Yui-chan... Apakah kamu mengingat...? Semuanya hingga sekarang..."

Yui masih terlihat putus asa, akan tetapi ia akhirnya mengangguk dengan ekspresi campuran antara tersenyum dan menangis, lalu ia membuka bibir mungilnya.

"Iya... aku akan menjelaskan semuanya— Kirito-san, Asuna-san."

Saat Asuna mendengar nada bicara sopannya, hati Asuna tertekan oleh dugaan muram. Percaya karena sesuatu akan segera berakhir.

Di dalam ruang berbentuk kotak ini, kata-kata Yui perlahan terucap.

"Dunia ini bernama «Sword Art Online», ia diatur oleh satu sistem yang besar. Nama sistem tersebut adalah «Cardinal». Dunia ini diatur berdasarkan keputusan Cardinal. Pertama - tama, Cardinal tidak dirancang untuk keperluan manusia. Dengan dua program inti yang saling melakukan koreksi kesalahan secara bersamaan, dan tak terhitung jumlah program-program rendah, ia mengatur isi dunia ini... AI untuk monster dan untuk NPC, keseimbangan peredaran item serta uang, apaun dan semuanya diatur oleh kelompok program dibawah perintah Cardinal. —Akan tetapi, ada satu hal yang harus diserahkan kepada manusia. Gagasan masalah dalam kondisi mental para pemain; itulah hal yang hanya bisa diselesaikan oleh manusia sendiri... untuk tujuan itu, berlusin-lusin anggota staf harus disiapkan."

"GM..."

Kirito berbicara dengan sedikit menghembuskan nafas.

"Yui, dengan singkatnya, apa kamu seorang gamemaster...? staf dari Argus...?"

Setelah beberapa detik terdiam, Yui menggelengkan kepalanya perlahan.

"...Ketika pengembang Cardinal mempercayakan kondisi pemain pada sistem, mereka mengetes beberapa program. Menggunakan fitur unik dari Nerve Gear, program tersebut memonitori kondisi emosi pemain secara mendetail, dan program tersebut akan muncul di sisi pemain ketika menemukan masalah untuk didengarkan... «Mental Health - Counselling Program», MHCP versi 1, codename, «Yui». Itulah aku sebenarnya." Nafas Asuna seolah tertarik keluar saking shoknya. Ia tak bisa menahan apa yang baru saja Yui katakan.

"Progam...? Maksudmu seorang AI...?"

Asuna berbicara dengan suara lirih. Yui mengangguk, senyuman sedih tampak dari wajahnya.

"Untuk menenangkan para pemain, aku diberikan fungsi emosi tiruan. —Palsu, semuanya ini palsu... bahkan air mata ini... Maaf Asuna-san..."

Air mata menetes dari mata Yui, lalu menjadi pertikel cahaya dan menghilang. Asuna mengambil satu langkah kedepan menuju Yui. Ia membuka tangannya, namun Yui sedikit menggelengkan kepalanya. Seolah jika— Yui tak berhak untuk menerima pelukan Asuna.

Masih tak mempercayai situasi ini, Asuna memaksa mengeluarkan kata-katanya.

"Tapi... tapi, ingatanmu yang hilang...? Apakah mungkin hal seperti itu terjadi pada seorang AI...?"

"...Dua tahun lalu... hari ketika layanan SAO dimulai secara resmi..."

Yui menurunkan matanya sambil melanjutkan penjelasannya.

"Meskipun aku tak tahu secara detail atas apa yang sebenarnya terjadi, Cardinal memberiku perintah yang tak direncanakan kepadaku. Sebuah larangan untuk berinteraksi dengan semua pemain.. tak diijinkan untuk mengadakan kontak dengan mereka secara nyata, aku dengan enggan tak melakukan apapun, hanya memonitori kondisi kesehatan mental para pemain."

Asuna bereaksi; ia menduga jika «perintah tak direncana» adalah manipulasi yang dilakukan oleh GM SAO, Kayaba Akihiko. Yui menggerakkan bibir kecilnya sekali lagi, wajahnya tampak tenggelam dalam duka cita.

"Situasi itu— benar-benar terburuk... dengan mudah emosi para pemain dikuasai oleh emosi negative seperti ketakutan, keputus-asaan, dan kemarahan sepanjang waktu; pada saat itu, ada beberapa yang menjadi gila. Aku terus melihat kedalam hati orang-orang itu. Pada dasarnya, aku tak bisa menghentikan diriku untuk mendatangi para pemain tersebut, mendengarkan cerita mereka lalu menylesaikan masalahnya... tetapi aku tak bisa melakukan kontak dengan mereka pada saat itu... karena merasakan perlawanan antara kewajibanku namun dihalangi oleh wewenang dari Cardinal, aku perlahan mengalami eror dan akhirnya rusak..."

Di dalam labirin bawah tanah, suara Yui terasa hening, seperti getaran perak. Asuna dan Kirito tak bisa membantu namun mendengarkan penuh perhatian tanpa mengutarakan sepatah katapun.

"Suatu hari, ketika aku memonitori seperti biasa, aku menyadari parameter mental milik sepasang pemain yang berbeda dari pemain lainnya. Aku tak pernah menjumpai pola pikir seperti itu. Kenikmatan... kedamaian... bukan hanya itu saja... apa sebenarnya perasaan tersebut; memikirkan itu, aku melanjutkan melihat mereka berdua. Hasrat misterius tumbuh semakin tinggi dalam diriku ketika aku mengintip percakapan dan tindakan mereka. Rutinitas seperti itu tak pernah ada, namun... aku ingin lebih dekat dengan mereka berdua... untuk mengenalnya, aku ingin bercakap-cakap dengan mereka secara langsung... berharap utuk semakin lebih dekat, bahkan mengenalnya, aku bertanya-tanya setiap hari, melalui sistem konsol terdekat di rumah pasangan tersebut tinggal. Aku yakin jika aku rusak pada waktu itu..."

"Dan di hutan lantai duapuluh dua...?"

Yui mengangguk sedikit.

"Iya. Kirito-san, Asuna-san... aku selalu ingin bertemu... bertemu dengan kalian berdua... di hutan itu ketika aku melihat kalian berdua... aku benar-benar merasa senang... sungguh aneh; tak mungkin jika aku bisa berpikir seperti itu... aku tak lebih dari, sebuah program..."

Berlinangan air mata, Yui menutup mulutnya. Asuna tertusuk oleh perasaan yang tak bisa dideskripsikan, memegang kedua tangannya dengan erat, sebelum ke dadanya.

"Yui-chan... kamu seorang true AI kan? Jadi kamu memiliki kecerdasan yang sebenarnya kan...”

Ia berbisik, Yui menurunkan kepalanya sedikit lalu menjawab.

"Aku.. tak mengerti... sebenarnya, apa yang telah terjadi padaku..."

Pada saat itu, Kirito yang terdiam selama ini, melangkah kedepan.

"Yui bukanlah sebuah program yang dikendalikan sistem. Terlebih lagi, kamu bisa mengataklan keinginanmu sendiri." Kirito berkata dengan suara lembut

"Apa yang kamu inginkan, Yui?"

"Aku... Aku ingin..."

Yui merentangkan lengan mungilnya kearah Kirito dan Asuna.

"Untuk selalu, bersama dengan... Papa... Mama...!"

Tanpa mengusap air mata yang menetes di wajahnya, Asuna berlari ke arah Yui memeluk erat tubuh kecilnya.

"kita akan selalu bersama Yui-chan."

Setelahnya, Kirito juga melingkarkan lengannya di antara Yui dan Asuna.

"Aah... Yui adalah anak kami. Ayo pulang ke rumah. Kita akan hidup bersama... selamanya..."

Akan tetapi— di dalam pelukan Asuna, Yui menggelengkan kepalanya perlahan.

"Eh..."

"Sudah... sudah terlambat..."

Kirito bertanya kebingungan.

"Mengapa... mengapa terlambat..."

"Alasan mengapa aku mendapatkan kembali ingatanku... karena aku menyentuh batu itu."

Yui menatap tengah ruangan dimana batu berbentuk kubus berada. "Ketika Asuna mendorongku ke dalam area aman sebelumnya, aku menyentuh batu itu tanpa sengaja, dan menjadi mengerti. Batu itu bukanlah sekedar objek pajangan... batu tersebut adalah konsol yang digunakan untuk meminta akses darurat kepada GM."

Sepertinya ada perintah tersembunyi dalam kata-kata Yui, beberapa garis cahaya bermunculan menuju batu hitam itu. Secara tiba-tiba, dengan suara beep, keyboard berwarna biru muda mujcul pada permukaannya.

"Aku yakin jika monster boss sebelumnya telah diletakkan disini untuk menjauhkan para pemain. Aku mengakses sistem menggunakan console tersebut dan memusnahkannya dengan pemanggilan «Object Eraser». Pada saat itu, dengan kemampuan koreksi kesalahan milik Cardinal, kerusakan dalam berbahasa milikku telah disembuhkan, tapi... pada saat yang sama, Cardinal juga menemukanku yang sebelumnya ditinggalkan hingga sekarang. Sekarang ini, sistem utama masih menscan program milikku. Sistem tersebut telah menyimpulkan jika aku adalah keberadaan asing, dan tampaknya aku akan segera dihapus. Aku... tak memiliki banyak waktu tersisa..."

"Itu... Itu..."

"Tak bisakah kita melakukan sesuatu! Jika kita keluar dari tempat ini..."

Yui memberikan senyum yang dipaksakan terhadap kata-kata itu. Air mata menetes dari pipi Yui sekali lagi.

"Papa, Mama, terima kasih. Mungkin ini adalah perpisahan kita."

"Tak mungkin! Aku tak menginginkan hal seperti ini!!"

Asuna berteriak putus asa.

"Ini hanyalah awal!! Dari sekarang, kita akan hidup bahagia selamanya... tinggal penuh kedamaian satu sama lain..."

"Di dalam kegelapan... ketika aku rusak dan tak tahu kapan akhirnya, kehadiran Papa dan Mama menghibur hatiku."

Yui menatap lurus ke arah Asuna. Cahaya redup mulai menutupi tubuhnya.

"Yui, jangan pergi!!"

Kirito memegang tangan Yui. Jemari Yui kini digenggam oleh Kirito.

"Ketika aku bersama Papa dan Mama, semuanya bisa tersenyum... aku sungguh senang karenanya. Ini permintaanku; dari sekarang... menggantikan posisiku... tolonglah semua orang... kebahagiaan..."

Rambut hitam serta baju satu setel milik Yui mulai menghilang menjadi partikel cahaya, seperti embun pagi. Wajah tersenyum Yui perlahan menjadi transparan. Tubuhnya semakin menghilang.

"Tidak! Aku tak ingin hal seperti ini!! Jika Yui tak ada di sini, aku tak akan bisa tersenyum!!"

Dikelilingi oleh cahaya yang menyebar, Yui tersenyum manis. Ia membelai dada Asuna dengan tangannya diambang menghilang.

—Mama, tersenyumlah...

Suara lemah bergema di dalam pikiran Asuna, cahaya mempesona mulai membanjiri; seketika itu pula menghilang, tak ada apapun di dalam lengan Asuna.

"Uwaaaaaa!!"

Menaikkan suaranya sendiri dengan tak terkontrol, Asuna jatuh pada kakinya. Berlutut di atas ubin batu, ia menangis begitu kencang seperti seorang anak kecil. Air matanya terjatuh ke tanah, tetes demi tetes, bergabung bersama cahaya yang tertinggal dari Yui yang telah lenyap.

Bagian 4[edit]

Hawa dingin yang dirasakan kemarin seolah suatu kebohongan, hembusan angin hangat bertiup melewati rerumputan. Mungkin menarik beberapa burung kecil yang hinggap di ranting pohon, burung-burung tersebut tampak mengawasi orang-orang dengan penuh ketertarikan.

Pesta kebun yang diadakan oleh Sasha tanpa mempedulikan musim di pekarangan luas depan gereja, meja besar dari ruang makan telah dipindahkan disini. Makanan telah diangkat dari alat pemanggang seperti sebuah sihir, semakin membuat keramaian dari anak-anak.

"Tak pernah terpikir jika makanan selezat ini... benar-benar ada di dunia ini..."

Kepala pemimpin dari «Army» yang baru saja diselamatkan malam sebelumnya, Sinker, menggigit barbeque yang Asuna buat dengan kemampuannya, lalu berkomentar kagum. Disisinya, Yuriel melihat keadaan sambil tersenyum. Ketika pertama kali melihatnya, ia tampak seperti kesatria wanita berkepala dingin, akan tetapi ketika ia disisi Sinker, ia terlihat seperti istri muda yang penuh ceria.

Begitu pula bagi Sinker, meskipun tak memiliki waktu untuk berkenalan dengannya kemarin, ketika duduk pada meja yang sama seperti saat ini, ia adalah pribadi yang memancarkan aura lembut, tak seperti orang perkedudukan atas seperti organisasinya.

Dengan postur sedikit lebih tinggi dari Asuna, namun lebih pendek dari Yuriel. Pakaian yang dikenakan tubuhnya tampak sederhana, bahkan ia tidak membawa satupun senjata. Disampingnya, Yuriel juga tak mengenakan seragam the Army miliknya.

Sinker menerima botol wine yang ditawarkan Kirito ke gelasnya, dan tampaknya tidak pertama kalinya ia memberikan tundukan ramah.

"Asuna-san, Kirito-san. Kami benar-benar harus berterima kasih pada kalian. Bagaimana cara kami melakukannya..."

"Tidak, aku juga berhutang budi pada «MMO Today» kok."

Kirito menjawab sambil tersenyum.

"Itu nama yang sungguh berkenang."

Senyum lebar tampak pada wajah bulat Sinker ketika mendengarnya.

"Pada saat itu, dengan beban untuk memperbaharui situs setiap hari, aku berpikir jika aku tidak seharusnya membuat situs berita, namun ketika dibandingkan dengan menjadi seorang pemimpin sebuah leader, tampaknya membuat situs terlihat lebih mudah. Aku juga sebaiknya menjalankan situs berita disini, huh."

Tawa ramah terdengar dari meja.

"Dan, yah... bagaimana dengan the «Army»...?"

Asuna menanyakan lalu Sinker mengubah ekspresinya.

"Kibaou dan pengikutnya telah diasingkan. Aku seharusnya melakukan hal itu lebih awal... dengan pribadiku yang sangat buruk jika berargumen, situasinya malah memburuk... —Aku juga berpikir untuk membubarkan the Army."

Asuna serta Kirito membuka mata mereka dengan cepat karena terkejut.

"Kamu... harus mempertimbangkan hal seperti itu."

"The Army telah menjadi terlalu besar... aku akan membubarkan guild dan setelahnya aku akan menciptakan organisasi yang lebih damai untuk menolong sesama sekali lagi. Membubarkan the army dan meninggalkannya hanyalah bentuk ketidaktanggungjawaban."

Yuriel memegang tangan Sinker dengan lembut dan melanjutkan perkataannya.

"—Kami percaya, kami akan membagi aset-aset milik the army yang telah dikumpulkan sejauh ini bukan hanya untuk para anggota, tapi juga akan membaginya kepada semua penduduk kota ini. Kami telah membuat banyak masalah hingga kini... Sasha-san, kami sungguh minta maaf."

Yuriel dan Sinker tiba-tiba membungkuk dalam, menyebabkan mata Sasha berkedip karena terkejut. Ia melambaikan tangannya di depan wajahnya karena bingung.

"Tidak, itu terlalu berlebihan. Anak-anak juga menerima bantuan dari anggota the Army yang baik dalam field juga kok."

Dengan penolakan terus terang dari Sasha, tempat ini terisi oleh tawa sekali lagi.

"Well, kesampingkan itu..."

Menggelengkan kepalanya, Yuriel berbicara.

"Gadis yang kemarin, Yui-chan... bagaimana kabarnya...?"

Asuna bertukar pandang dengan Kirito, lalu membalas dengan tersenyum.

"Yui telah... kembali ke rumahnya..."

Asuna menggerakkan jari tangan kananya perlahan menuju dadanya. Ada sebuah kalung kecil berkilat yang sebelumnya tidak ada sejak kemarin. Di ujung rantai keperakan yang begitu cantik, sebuah bandul yang juga berwarna perak menggantung dengan permata yang bersinar didalamnya. Batu permata tersebut berbentuk tetes air mata, tampaknya bandul itu menyebarkan kehangatan menuju jari-jari Asuna.


Pada saat itu—

Setelah Yui diselubungi cahaya lalu menghilang disisi Asuna yang menangis tanpa henti sambil berlutut diatas ubin batu, Kirito lalu berteriak.

"Cardinal!!"

Sambil mengangkat wajahnya, Kirito menatap langit-langit ruangan tersebut dan berteriak.

"Jangan pikir jika hal ini akan berakhir seperti yang kau inginkan..!!"

Menekan dirinya sendiri dengan kuat, Kirito melompat mendadak menuju konsol hitam yang berada di tengah-tengah ruangan. Ia dengan cekatan menekan keyboard hologram yang masih ditampilkan. Keterkejutan Asuna menghilangkan duka miliknya secara langsung, Asuna menangis sambil melihat apa yang dilakukan Kirito.

"Ki- Kirito-kun... Apa yang...!?"

"Jika masih... Jika masih sempat sekarang ini, aku mungkin masih bisa mengganggu kedalam sistem menggunakan akun GM...."

Dihadapan mata Kirito, yang masih melanjutkan menekan tombol keyboard sambil berkomat-kamit, sebuah jendela besar muncul bersamaan bunyi beep, lalu cahaya dari Kirito bergulung melewati ruangan secara cepat. Asuna menatapnya penuh keheranan, Kirito memasuki beberapa printah program dengan sukses. Jendela kecil bar progress muncul, dan ketika bar horizontal mencapai sisi paling kanan—

Seluruh konsol yang terbuat dari batu hitam tiba-tiba bercahaya putih kebiruan, lalu setelahnya Kirito terlempar bersamaan dengan bunyi ledakan yang terdengar.

"Ki- Kirito-kun!!"

Karena panik, Asuna menghampirinya yang telah terjatuh ke tanah.

Menggelengkan kepalanya sambil mencoba berdiri, Kirito memberikan senyum tipis didalam ekspresinya; ia menatap Asuna dan mengulurkan tangan kanannya. Tak mengerti apa yang sedang terjadi, Asuna menggapai tangannya.

Apa yang jatuh dari tangan Kirio menuju tangan Asuna adalah kristal besar yang berbentuk sebuah air mata. Di tengah segi batu yang luas, detakan, detakan, sebuah cahaya putih berkedip.

"In- Ini adalah...?"

"...Sebelum sumber otoritas yang diaktifkan Yui diputus, aku mencoba mati-matian untuk memutuskan program milik Yui dari sistem dan mengubahnya menjadi sebuah objek... Didalam kristal itu, hati milik Yui berada..."

Sete;ah mengatakan itu, Kirito terjatuh ke tanah seolah ia kehabisan tenaga, lalu ia menutup matanya.

"Yui-chan... kamu... disana, huh... Yui-chan-ku..."

Sekali lagi, air mata Asuna mengalir tanpa henti. Cahaya remang seolah menjawab Asuna dari dalam kristal, kristal itu berkelip dengan kuat satu kali.


Meraka berdua dengan enggan melambaikan tangan pada Sasha, Yuriel, Sinker, dan pada anak-anak, serta pada udara dingin yang menuiupkan bau khas dari hutan, Asuna serta Kirito kembali ke lantai duapuluh dua dari gerbang teleport. Meskipun perjalanan ini terjadi selama tiga hari, namun seolah terasa lebih lama, lalu Asuna mengambil nafas dalam-dalam.

Sungguh dunia yang luas—

Asuna sekali lagi memikirkan dunia melayang ini. Pada tiap-tiap lapisan dunia ini, ada orang yang tinggal di dalamnya, melewati hari-hari dengan air mata dan tertawa. Bukan, kejadian-kejadian menyakitkan tampaknya menjadi lebih umum untuk kebanyakan orang-orang. Akan tetapi semuanya memiliki pertarungan mereka sendiri setiap hari.

Tempat yang seharusnya aku ...

Asuna menatap jalanan menuju rumah mereka berdua, lalu menatap pada dasar lantai diatas mereka.

—Mari kembali ke garis depan. Asuna tiba-tiba berpikir seperti itu.

Di masa depan mendatang. Aku hanya bisa mengangkat pedang milikku sekali lagi lalu kembali menuju pertempuranku sendiri. Aku tak tahu berapa lama lagi pertempuran ini akan berlangsung, akan tetapi aku akan bertarung hingga dunia ini selesai, untuk menunjukkan senyum mereka sekali lagi. Untuk memberikan kebahagian bagi semuanya— Itulah apa yang Yui harapkan.

"Hei, Kirito-kun."

"Hmm?"

"Jika permainan ini selesai dan dunia ini menghilang, apa yang akan terjadi pada Yui-chan?"

"Aah... Well, ini mungkin akan sedikit memotong kapasitasnya. Aku telah mengubahnya menjadi data yang berhubungan dengan client program serta menyimpan Yui kedalam Memory Local Nerve Gear milikku. Dengan kata lain, ini mungkin sedikit sulit untuk membukanya kembali sebagai Yui... namun entah bagaimana seharusnya masih mungkin untuk dilakukan."

"Aku mengerti."

Asuna membalik tubuhnya lalu memeluk erat Kirito.

"Well, lalu pastikan kita bertemu Yui-chan sekali lagi di dunia nyata. Anak pertama kita."

"Iya. Pasti."

Asuna menatap kristal gemerlip yang berada diantara dadanya. Mama, lakukan yang terbaik... Asuna seolah mendengar redup itu dari dalam telinganya.

(Tamat)


Catatan Penerjemah[edit]

  1. Oboe, suatu alat musik tiup yang berbentuk seperti seruling. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di http://en.wikipedia.org/wiki/Oboe
  2. Ankh, seperti salib tapi dengan lingkaran di bagian atasnya. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di http://en.wikipedia.org/wiki/Ankh