Difference between revisions of "Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 15 Chapter 8"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
(Created page with "Hari selanjutnya, Minggu, 21 Oktober. Jadwal investigasi hari itu berlanjut dengan dibagi menjadi dua kelompok. Tapi, Mikihiko lebih bersemangat daripada kemarin, karena teman...")
 
m (Blanked the page)
Line 1: Line 1:
Hari selanjutnya, Minggu, 21 Oktober. Jadwal investigasi hari itu berlanjut dengan dibagi menjadi dua kelompok. Tapi, Mikihiko lebih bersemangat daripada kemarin, karena temannya telah menyampaikan tujuan sesungguhnya.
 
 
Tatsuya, Miyuki, Minami pergi dengan Masaki dan Minoru ke Gunung Arashi, sementara Mikihiko, Erika, dan Leo pergi ke Takaragaike, menuju Matsugasaki. Mereka berdelapan berencana untuk berkumpul di hotel pagi-pagi.
 
 
Namun, situasi berubah secara tak terduga.
 
 
“…Maafkan aku, Tatsuya-san.”
 
 
Minoru mengatakan itu dari futon nya dengan suaranya yang lemah. Dia tiba-tiba demam pagi ini, ini benar-benar tak diduga oleh mereka semua.
 
 
“Jangan kau pikirkan. Ini bukan salahmu, Minoru.”
 
 
“Namun… Aku merasa begitu tak berguna.”
 
 
Mendengar perkataan Tatsuya, Minoru cemberut seperti panas wajahnya.
 
 
“Minoru, kau tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri. Kau sudah cukup membantu.”
 
 
Orang yang berada diruangan itu hanyalah Tatsuya dan Minoru. Yang lain kecuali mereka berdua telah menunggu di lobi.
 
 
“Aku dengar tubuhmu lemah. Ini bukan kesalahanmu, aku menerima bantuanmu dan sudah mengerti keadaanmu.”
 
 
Minoru memalingkan pandangannya dari Tatsuya.
 
 
“Kau sudah cukup membantu. Kami tidak akan bisa sampai ke tempat shaman itu kemarin, jika bukan karena bantuanmu.”
 
 
“…Benarkah?”
 
 
Selagi memalingkan wajahnya didepan Tatsuya, Minoru menjawab dengan suara yang kecil.
 
 
“Aku benar-benar merasa seperti itu.”
 
 
Minoru kembali menatap Tatsuya dengan dengan malu-malu.
 
 
Ekspresi Tatsuya seperti biasa. Dia tidak menunjukkan senyuman, ataupun senyum palsu di wajahnya. Wajah Tatsuya setulus perkataannya.
 
 
“Kau benar-benar membantu, kau seharusnya tidak terlalu memaksakan dirimu sekarang. Karena, kau akan lebih membantu dalam keadaan darurat nanti.”
 
 
“Apa aku masih… merupakan teman Tatsuya-san?”
 
 
“Apapun yang terjadi, kita tidak akan bisa sampai ke tempat Zhou Gongjin hari ini. Kita akan memerlukan dirimu nanti. Itulah mengapa, kau harus beristirahat hari ini.”
 
 
“….Aku mengerti.”
 
 
Minoru tersenyum sedikit lemah. Walaupun dia masih sedih, setidaknya dia telah berhenti menyalahkan dirinya sendiri.
 
 
“Aku akan meminta Minami menjagamu. Dia dapat melakukan semua pekerjaan rumah. Jangan sungkan-sungkan untuk meminta bantuannya, karena Minami juga akan melakukannya dengan senang hati.”
 
 
Minoru menunjukkan ekspresi malu. Dia mungkin memiliki alasan lain terhadap wajah merahnya daripada demam. Mungkin, dia malu untuk menerima bantuan dari seseorang yang dibantunya.
 
 
“Tolong jaga bawaan kami selagi kami pergi.”
 
 
Ini bukan berarti mereka akan segera kembali ke Tokyo setelah investigasi mereka selesai, ini hanya sampai mereka kembali kesini lagi.
 
 
“Serahkan padaku.”
 
 
Minoru kelihatannya mengerti kebaikan Tatsuya, dia tersenyum.
 
 
Setelah Tatsuya keluar ruangan, dia bertemu dengan Minami yang telah berdiri sendirian, dan berbicara kepadanya.
 
 
“Maaf menyusahkanmu, tolong jada dirinya.”
 
 
“Tidak apa-apa. Ini adalah bagian pekerjaanku. Serahkan saja Minoru-sama kepadaku.”
 
 
Minami menjawabnya selagi membungkuk, Tatsuya pergi menuju lobi dimana Miyuki dan teman-temannya sudah menunggu.
 
 
Saat dia tidak bisa melihat punggungnya lagi, Minami mengetuk pintu kamar Minoru.
 
 
Tanpa menunggu jawabannya, Minami membuka pintu dengan kunci elektronik yang diberikan kepadanya oleh Tatsuya. Minami tidak berniat untuk mengganggu istirahatnya.
 
 
Dia menutup pintu depan, dan membuka pintu geser, dimana Minoru mencoba untuk bangkit dari futon nya. Minami berlari duduk disampingnya tanpa mengeluarkan suara, dia menekan kedua bahu Minoru dengan lembut untuk membaringkannya lagi.
 
 
“Minoru-sama, tolong jangan pikirkan diriku. Jika kau seperti itu, tidak ada gunanya aku menjagamu.”
 
 
Minoru merasa perkataan itu keluar dari mulut musuh yang mencoba untuk menyalahkannya karena telah memaksakan dirinya. Namun, tidak peduli seberapa keras Minami mencoba, dia tidak akan bisa memperlakukan Minoru seperti itu, sepertinya Minoru telah salah memahami maksud Minami.
 
 
“Aku mengerti. Maka, aku akan tidur.”
 
 
Kali ini, Minami menunjukkan ekspresi kecewa.
 
 
Minami duduk disamping Minoru selagi menatapnya, dia duduk dengan sikap yang formal.
 
 
Setelah 30 menit berjalan, mata Minoru mulai terbuka, dan dia tersenyum sedikit tidak nyaman.
 
 
“Sakurai-san, jika kau telah menatap seorang pria seperti itu, ini sedikit memalukan, bahkan untukku.”
 
 
Dia seharusnya sudah terbiasa ditatap orang lain karena penampilannya. Tapi, dia merasa seperti kebebasannya dipengaruhi seperti itu, dan wajah tidurnya telah dilihat oleh orang lain dengan intens.
 
 
“Maafkan sikapku!”
 
 
Minami menundukkan kepalanya sampai mengenai tatami dengan permintaan maaf ‘uwaa’, dia juga mundur sejauh dua meter dari jarak tempat duduknya.
 
 
Wajah merahnya yang menghadap kebawah di tatami tidak dapat dilihat oleh Minoru.
 
 
Bagi Minami, dia tidak bermaksud untuk menatap wajah Minoru. Tidak ada seseorangpun didalam ruangan yang bisa diajaknya berbicara, dan dia berpikir jika dia membaca atau menonton akan tidak sopan, faktanya, dia hanya bingung tanpa mengerti sedikit pun.
 
 
Namun, setelah mendengar perkataan Minoru, Minami bahkan meragukan tindakannya dengan ekspresi ‘apa benar begitu?’.
 
 
Apa yang dikatakan Minoru tentang dia yang menatap Minoru.
 
 
Minami bertanya kepada dirinya sendiri, ‘apa aku memang menatapnya seintens itu?’.
 
 
—‘Dan jika kau memang seperti itu, apa tujuannya aku melakukan itu?’
 
 
Wajahnya yang memerah makin memerah.
 
 
Bahkan Minoru yang terbaring dapat melihat telinganya memerah, Minoru khawatir tentang kondisi fisik Minami karena pose dogeza yang dilakukannya terlihat seperti membuatnya tidak nyaman.
 
 
“Ehh, umm… apa kau tidak apa-apa?”
 
 
Minoru baru saja akan berdiri.
 
 
“Aku tidak apa-apa! Tolong lanjutkan istirahatmu!”
 
 
Dia menggunakan nada yang kuat pada suaranya yang hampir seperti sebuah teriakan jika dibandingkan dengan dorongan lembut tangannya, Minami berdiri dan pergi keluar ruangan selagi menyembunyikan wajahnya.
 
 
Dia menutup pintu geser dengan keras. Tapi, masih meninggalkan sedikit bagian.
 
 
Tidak ada suara pintu depan terbuka atau tertutup.
 
 
Minoru terlihat terkejut untuk sesaat, dengan tangan yang terlentang pada Minami yang sekarang telah pergi.
 
 
◊ ◊ ◊
 
 
Walaupun pada rencana asli kelompok Tatsuya terdiri dari lima anggota, karena Minoru sakit dan Minami menjaganya, pada akhirnya mereka hanya terdiri dari tiga orang, sama seperti kelompok Mikihiko. Dan Masaki yang seharusnya mengikutikomuter mereka dengan sepeda, karena komuter hanya untuk empat orang, mereka akhirnya naik komuter besama-sama.
 
 
Dua kursi didepan ditempati oleh Tatsuya dan Masaki, sementara Miyuki duduk dibelakang sendirian. Sejujurnya, Masaki ingin untuk duduk disamping Miyuki, tapi dia menahan keinginannya dan duduk disamping Tatsuya, karena dia mengutamakan akal sehar dan sopan santun dalam situasi ini.
 
 
Orang yang menentukan destinasi adalah Tatsuya. Masaki setuju untuk pergi ke Gunung Arashi selama pertemuan kemarin, karena itu Tatsuya langsung lanjut untuk memarkir komuter bahkan tanpa berhenti untuk berpikir dua kali.
 
 
“Shiba, bukankah kita pergi ke Gunung Arashi?”
 
 
“Kita akan mencari petunjuk sebelum pergi kesana.”
 
 
Dia menjawab Masaki selagi melihat kebelakang, Tatsuya melihat kebelakang pada kaki diluar mobil.
 
 
“Aku ingin kau untuk tidak membicarakan Zhou Gongjin lagi mulai sekarang.”
 
 
“…Bukankah itu seharusnya sebuah rahasia?”
 
 
“Aku tidak ingin untuk melibatkan orang itu, jika bisa.”
 
 
Masaki membalas Tatsuya dengan tatapan meragukan. Tatsuya menduga bahwa Masaki salah mengerti perkataannya, tapi mereka sudah sampai di tempat tujuan pertama. Terlebih lagi, Tatsuya tidak merasa perlu untuk memberikan alasan.
 
 
Sudah tiga menit sejak kelompok Tatsuya sampai disitu.
 
 
“Tatsuya-kun, maaf aku membuatmu menunggu.”
 
 
“Tidak, kau tepat waktu.”
 
 
Tatsuya mengatakan itu kepada seorang mahasiswi yang sedang berlari keluar dari komuternya.
 
 
“Huh? Miyuki-san?”
 
 
“Selamat pagi, Saegusa-senpai. Aku pikir aku tidak bertemu denganmu terakhir kalo, jadi ‘lama tidak jumpa’.”
 
 
Mata Mayumi membelalak, selagi Miyuki tersenyum kepadanya.
 
 
“Aku tidak menduga Miyuki-san akan ikut.”
 
 
Seperti yang dikatakannya, Tatsuya tidak memberitahu Mayumi bahwa dia tidak pergi sendirian.
 
 
Namun, Mayumi harus menahan dirinya dari menggunakan nada sarkastiknya karena adanya orang lain.
 
 
“Ichijou Masaki-kun, bukan? Ini pertama kalinya kita dapat bertemu secara langsung. Aku Saegusa Mayumi.”
 
 
Daripada menunjukkan sikap nakalnya didepan Tatsuya, dia memperkenalkan dirinya sendiri sebagai putri dari Keluarga Saegusa dari Sepuluh Master Clan.
 
 
“Aku ingat wajahmu. Aku Ichijou Masaki.”
 
 
Masaki membalas dengan sedikit kegugupan. Seperti yang mereka katakan, ini bukanlah pertama kalinya mereka bertemu. Namun, sudah empat tahun sejak mereka saling bertemu dan ini adalah kedua kalinya. Walaupun mereka mengenal satu sama lain seperti selebritis di dunia sihir, jika tidak, akan aneh untuk mengingat nama mereka.
 
 
“Maafkan aku, Ichijou-kun… Tatsuya-kun, ikut aku sebentar.”
 
 
Mayumi mundur dari Masaki dengan senyuman bingung, selagi melingkarkan tangan kanannya pada tangan kiri Tatsuya—tidak dengan maksud bermesra-mesraan—dia menarik Tatsuya. Setelah menjauh 2 meter, Mayumi mulai bertanya kepada Tatsuya.
 
 
“Tatsuya-kun, mengapa kau tidak bilang jika Miyuki-san akan ikut datang?”
 
 
Tatsuya menunjukkan wajah naturalnya.
 
 
“Aku tidak berpikir bahwa aku perlu memberitahumu tentang hal ini. Bukankah kau ingin aku datang dengan Miyuki?”
 
 
Karena gagal membantah, Mayumi menunjukkan ‘ekspresi menyerah’.
 
 
“Itu benar… Tidak mungkin Miyuki-san akan membiarkan Tatsuya-kun pergi sendirian, bukan.”
 
 
Dia menggelengkan kepalanya, sebelum tiba-tiba berputar kebelakang dengan ekspresi serius. Pandangannya tertuju pada Masaki.
 
 
“Lalu, aku ingin tahu mengapa Ichijou-kun juga ikut.”
 
 
“Ini benar-benar kebetulan. Kemarin, Yoshida yang melakukan investigasi di area sekitar Kompetisi Thesis bertemu dengan Ichijou yang memiliki tujuan yang sama. Karena dia berkeliling di tempat untuk mencari orang mencurigakan, aku membawanya sebagai pengawal.”
 
 
“Jadi Yoshida-kun dan yang lain juga disini… Ah, tentu saja, lagipula dia sekarang adalah Ketua Moral Publik.”
 
 
“Kau cukup tahu tentang apa yang terjadi di SMA.”
 
 
Tanpa mengatakan maksud aslinya, Tatsuya mencoba untuk mengatakan ‘kau cukup tahu walaupun kau sudah lulus’, Mayumi memberikan tatapan ‘aku tidak akan ketinggalan’ pada Tatsuya. Sepertinya Mayumi tahu bahwa Tatsuya memiliki kebiasaan untuk mencari sesuatu yang dapat digunakan untuk melawannya.
 
 
“Lalu, apa Ichijou-kun tahu tentang keadaanku?”
 
 
“Aku tidak mendapat izin dari senpai, aku tidak akan mengatakan hal yang tidak penting.”
 
 
Kecurigaan muncul dimata Mayumi, mereka makin lama makin bertambah.
 
 
Tatsuya juga menyadari kecurigaan Mayumi ditujukan kepadanya. Namun, Tatsuya tidak dapat merasa terganggu hanya dengan itu.
 
 
“Ngomong-ngomong, senpai, apa kau benar-benar tidak ingin memberitahukan keadaanmu kepada Ichijou? Aku rasa dia adalah orang yang dapat kau andalkan.”
 
 
Tatsuya tersenyum kepada Mayumi.
 
 
Mayumi sedikit menghela napas.
 
 
“Apa ini tidak apa-apa… Untuk menggunakan satu-satunya putra Keluarga Ichijou dibawah perintahmu.”
 
 
“Aku tidak menggunakannya dibawah perintahku. Yang paling penting, dia bahkan bukanlah orang seperti itu.”
 
 
Tatsuya menjawab dengan suara kecewa, Mayumi sedikit tertawa dan tersenyum.
 
 
“Baiklah, kalau begitu aku akan menerima bantuanmu.”
 
 
Dia akhirnya menang, Mayumi mungkin akan menerimanya seperti itu. Tapi, suasana hatinya sudah kembali, dan memberi ijin kepada Tatsuya untuk menjelaskan keadaannya kepada Masaki.
 
 
Dipimpin oleh detektif yang bertugas, mereka berempat masuk ke ruang barang bukti di kantor polisi.
 
 
Masaki menunjukkan sikap terkejut saat dia mendengar bahwa dia ingin untuk mencari pelaku pembunuhan Nakura. Sepertinya dia menunjukkan sedikit simpati (apa yang ditunjukkannya) dalam investigasi untuk menghilangkan rasa kecewa dari pengawalnya. Sebagai kepala keluarga selanjutnya dari Sepuluh Master Clan, pemikiran dari (apa yang ditunjukkannya) menggunakan bawahannya hanya sebagai alat sepertinya menyentuh hatinya.
 
 
Biasanya, tujuan seperti ini sering dihindari. Karena sejak dulu, ‘Dia yang mengejar dua kelinci tidak akan mendapat apa-apa’, ini adalah peribahasa biasa. Namun, Tatsuya punya firasat. Bukan dari nalarnya, tapi hanya sebuah ‘firasat’.
 
 
–Orang yang membunuh Nakura Saburou adalah Zhou Gongjin—
 
 
Tatsuya menduga seperti itu. Itulah mengapa bahkan saat Masaki menunjukkan keberaniannya untuk Mayumi, tidak bertentangannya dengan rencananya. Itulah mengapa dia tidak merasa terganggu.
 
 
Selagi berpikir, detektif kembali datang dengan membawa barang milik Nakura di meja.
 
 
“Ini adalah baju yang digunakan oleh Pak Nakura pada hari itu. Sayanganya CAD nya….”
 
 
CAD Nakura tentunya diambil oleh Kouichi. Sebuah CAD tidak hanya bergunan bagi siapa yang tahu bagaimana mengaturnya, tapi juga sebuah bahan penelitian yang dapat digunakan untuk meneliti sihir apa yang digunakan oleh pemiliknya. Dengan demikian, sudah biasa dalam masyarakat sihir untuk tidak membiarkan rahasia semacam ini bocor ke orang luar.
 
 
Namun, Mayumi ingat rasa bersalah yang mengelilingi Kouichi saat dia mengambil kembali CAD Nakura. Sebenarnya, kita dapat menganalisa apa yang terjadi dalam pertarungan melalui CAD. Ini bahkan dapat mengembalikan keadaan saat pertarungan, dan mengetahui luka seperti apa yang diterima musuh. Kemungkinan selanjutnya termasuk mengurangi kemungkinan pelaku dengan menginvestigasi pasien yang mengunjungi rumah sakit untuk mendapat perawatan. Ini adalah hal yang biasa bagi penyihir untuk tidak membiarkan CAD nya jatuh ke tangan orang lain, tapi ini mungkin karena Kouichi bekerja sama dengan polisi, atau, benar-benar tidak bekerja sama.
 
 
“Maafkan aku, Pak Polisi. Darah siapa ini?”
 
 
Detektif itu menjawab dengan gelengan yang penuh kesedihan.
 
 
“Sayangnya, semuanya berasal dari korban.”
 
 
Walaupun tidaklah mudah untuk mengetahui semua darah yang terciprat di baju korban, teknologi forensik modern sudah dapat melakukannya. Menginvestigasi semua cairan tubuh pada tubuh korban untuk mencari petunjuk pelaku adalah prosedur dasar dari semua kasus pembunuhan.
 
 
“Perut Nakura-san telah pecah dari dalam, otot dadanya meledak keluar dari dalam, dan jantungnya juga pecah.”
 
 
Maka dari itu ini disebut mayat aneh.
 
 
Namun, koran tidak melaporkan hal ini sedetail itu. Tatsuya mengetahui ini dari Mayumi.
 
 
“Meledak dari dalam…?”
 
 
Masaki menunjukkan kecurigaan dalam perkataannya.
 
 
“Ini tepat seperti jika dia ‘meledak’.”
 
 
“Tidak, Shiba! Keluarga Ichijou benar-benar tidak terlibat!”
 
 
Kebingungan melayang di pikirannya, membuat Masaki menunjukkan reaksi berlebihannya.
 
 
Mendengar suara sebesar itu di sebuah ruangan kecil, Mayumi sedikit mengangkat alisnya.
 
 
Tatsuya tidak benar-benar meragukan keterlibatan Keluarga Ichijou.
 
 
“Namun, ini adalah fenomena yang tidak dapat dijelaskan bagaimana dada seseorang dapat meledak dari dalam, untuk mengatur cairan dalam tubuh manusia, seorang penyihir melakukan itu, aku rasa tidak ada sihir lain yang dapat memanipulasi cairan dari dalam tubuh dan dapat meledakkannya seperti ini.”
 
 
Tujuan dari diskusi ini adalah untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin.
 
 
“Itu…”
 
 
--Walau begitu, ini adalah situasi yang sulit.
 
 
“’Ledakan’ milik Keluarga Ichijou bukanlah sesuatu yang dapat dengan mudah ditiru siapapun.”
 
 
“Tentu saja! Ah, tapi.”
 
 
“Tenang saja. Aku hanya mengatakan bahwa ini terlihat seperti dia ‘meledak’. Aku tidak memiliki maksud apa-apa dalam perkataanku, Aku bahkan tidak ragu bahwa Keluarga Ichijou meman tidak terlibat.”
 
 
Masaki sedikit tersipu, sadar akan hal itu, dan dia mungkin merasa malu untuk ditegur. Tatsuya melihat bahwa sikap orang ini dapat berubah pada beberapa situasi tertentu.
 
 
“Sihir yang mengganggu tubuh orang lain sulit untuk dilaukan. Namun, tidak akan terlalu sulit jika dilakukan kepada tubuh sendiri. Contohnya, sihir pengakselerasian diri cukup sering digunakan orang.”
 
 
Mayumi membuka mulutnya.
 
 
“Tatsuya-kun, apa kau berpikir bahwa Nakura-san meledakkan dirinya—membunuh dirinya sendiri?”
 
 
Mayumi bertanya kepada Tatsuya dengan malu-malu, dan Tatsuya menggelengkan kepalanya.
 
 
“Bahkan jika dia meledakkan dirinya, dia tidak akan bunuh diri.”
 
 
“Onii-sama, apa kau piker Nakura-san memilih untuk meledakkan dirinya karena dia terkena luka yang fatal?”
 
 
Tatsuya mengangguk kepada Miyuki yang berada disampingnya.
 
 
Sebelum kembali menatap Mayumi.
 
 
“Aku pikir jantung yang pecah adalah semacam efek samping dari sihirnya.”
 
 
“Dia pasti sudah terkena luka yang dalam pada perutnya, jadi dia bersamaan menyerang pembunuh itu dengan sihir?”
 
 
“Senpai. Apa Nakura-san memilik sihir khusus yang menggunakan cairan sebagai senjatanya?”
 
 
Setelah mendengar pertanyaan Masaki, dia kembali bertanya kepada Mayumi.
 
 
“…Maafkan aku, Nakura-san tidak pernah menggunakan sihir saat didepanku.”
 
 
Namun, Mayumi gagal menjawab pertanyaan itu.
 
 
“Aku mengerti.”
 
 
Tatsuya tidak menjawab dengan kecewa.
 
 
Tapi, Mayumi mendengar adalah kesabaran pada jawabannya.
 
 
“Ah, tapi aku pernah dengar sesuatu saat pertama kali bertemu dengannya. Tunggu sebentar.”
 
 
Mayumi melipat lengannya, selagi berpikir dengan mengeluarkan suara ‘umm, umm’.
 
 
(Entah bagaimana… Dia sedikit terlihat seperti karakter komik.)
 
 
Sebelum Tatsuya berpikir ‘ini mungkin sedikit kasar’, Mayumi akhirnya mengingat apa yang sedang dipikirkanya.
 
 
“Sekarang aku ngat, Nakura-san ahli dalam sihir yang membuat jarum dari air.”
 
 
Masaki mengangkat alisnya.
 
 
“Jarum air? Bagaimana? Dan efek seperti apa yang bias dihasilkan?”
 
 
“Aku tidak yakin bagaimana dia melakukannya, aku ingin tahu jika ini untuk menusuk sesutau karena lagipula ini adalah sebuah jarum. Jika kau melakukan sihir tipe konvergen pada air, ini bahkan dapat mengumpulkan kekuatan pada air sampai pada tingkat kekuatan yang setara dengan senjata.”
 
 
Masaki merasa terganggu dengan jawaban tak menarik yang didengarnya, dan baru saja akan bertanya pertanyaan lain. Namun, pada saat itu juga, dia ingat bahwa Miyuki ada disana.
 
 
“…Itu berarti, korban merubah darahnya sendiri menjadi jarum dan menembak si pembunuh, huh.”
 
 
“Sebuah serangan balasan dengan bayaran nyawanya….”
 
 
Tatsuya menyimpan informasi dari darah Nakura dari bajunya dengan Elemental Sight.
 
 
“Shiba, apa yang sedang kau lakukan?”
 
 
“Aku sedang memeriksa jika ada jejak dari sihir lain yang tertinggal pada area perut.”
 
 
“Aku mengerti…”
 
 
Orang yang menyipitkan matanya mendengar kebohongan Tatsuya bukan hanya Masaki saja, tapi Mayumi juga. Mereka sebenarnya merasakan lebih merasakan penggunaan sihir daripada pengamatan dengan lima indera, untuk mengenali sihir dengan mata seseorang adalah analisa langsung.”
 
 
“Umm, tidak ada yang tertinggal.”
 
 
Mayumi mejatuhkan bahunya setelah mendengar perkataan Tatsuya dengan penuh kekecewaan, Masaki juga menghela napas panjang setelah mendengarnya.
 
 
“Aku juga. Aku tidak merasakan adanya jejak apapun disini, tapi coraknya terlalu tidak jelas untuk dimengerti… Shiba, apa kau menemukan sesuatu?”
 
 
“Aku tidak dapat mendapatkan petunjuk untuk menentuan orang tertentu. Tapi, luka ini mungkin disebabkan oleh Genjuu.”
 
 
“Genjuu?”
 
 
“Onii-sama, apa itu Genjuu?”
 
 
Mayumi dan Miyuki seperti baru saja mendengar bahasa planet lain. Detektif dibelakang mereka juga sepertinya sudah siap untuk mencatat.
 
 
Tatsuya mencoba untuk menawarkan kesempatan ini kepada Masaki, tapi Masaki menolak penawarannya. Dia juga sepertinya tidak tahu, atau dia hanya mencoba untuk menjelaskan masalah ini.
 
 
Karena orang yang bertanya adalah Miyuki, dia mungkin akan menjawabnya dengan senang hati. Karena itu, Tatsuya berpikir bahwa Masaki, kemungkinan besar, juga tidak tahu.”
 
 
“Genjuu adalah sejenis kasei-tai. Ini memantulkan cahaya yang berkontak dengan tubuh melalui sihir, yang dapat menyebabkan itu memiliki sebuah badan dan bahkan melakukan penekanan pada suatu objek. Ini menunjukkan sebuah bentuk kepada musuh melalui sebuah ilusi yang dipantulkan oleh cahaya. Karena itu, ini juga memiliki efek untuk menyesuaikan dengan wujud sesuatu, sama seperti Kasei-tai.”
 
 
“Kasei-tai dapat dilihat oleh siapapun karena mereka memantulkan cahaya secara fisik. Namun, genjuu menggunakan sihir dari Sistem Pengganggu Roh, ini hanya akan dapat terlihat bagi musuh yang dimaksud oleh pengguna. Apa aku betul?”
 
 
Tatsuya menunjukkan anggukan dengan penuh kebanggaan pada penjelasan Miyuki.
 
 
“Itu benar. Kau sudah menjelaskannya dengan baik. Ini adalah tipe ilusi yang tidak dapat dilihat orang lain. Ada juga yang menggunakan genjuu untuk ilusi pendengaran.”
 
 
“Tunggu sebentar, Tatsuya-kun. Jika aku berpikir kembali, kau mengatakan bahwa genjuu tidak akan berbentu jika itu tidak disadari oleh musuh bukan?”
 
 
“Peredaan utama antara genjuu dan Kasei-tai adalah pada Rangkaian Sihir mereka yang mempengaruhi musuh untuk berpikir bahwa ada ‘sesuatu’.”
 
 
Mayumi tidak benar-benar memikirkan ini, wajahnya dipenuhi oleh pertanyaan.
 
 
“Jika seperti itu, maka mengapa serangannya datang dari belakang? Dia akan menyadarinya jika ada suara. Jika itu terbentuk dibaliknya, Nakura-san seharusnya akan menyadarinya jika jarah mereka cukup dekat, dia seharusnya tidak berakhir ditusuk dari belakang.”
 
 
“Dia tidak sadar bahwa ada mahluk dibelakangnya.”
 
 
“Apa maksudmu…?”
 
 
“Seandainya itu genjuu, itu dapat bekerja bahkan tanpa sepengetahuan musuhnya. Karena genjuu tidak ada secara fundamental, jika seseorang melihat bentuknya secara jelas, orang itu akan tahu bahwa itu adalah sebuah ilusi. Selama kegelisahan mulai muncul, saat melawan mahluk yang tidak diketahui, itu akan memberikan kekuatan untuk genjuu yang adalah sebuah fenomena yang seharusnya tidak nyata.”
 
 
“…Aku tidak benar-benar mengerti.”
 
 
“Maafkan aku, apa kau membingungkanmu? Untuk lebih jelasnya, musuhnya pertama melakuka sihir yang membentuk hewan yang kan berpura-pura bahwa dia akn menyerang sesuatu, yang akan menyebabkan musuh menjadi lebih kuat. Ini bahkan tidak masalah jika ilusi pertama yang ditunjukkan hanya sebuah kasei-tai.”
 
 
“Dengan ditandai oleh sihir musuh, dia memperkuat kekuatan musuh…?”
 
 
“Jika kau mengerti ini, efeknya akan berkurang setengah. Efeknya sudah dapat kau lihat di baju Nakura-san.”
 
 
Dia menurungkan kepalanya perlahan setelah mendengarkan perkataan Tatsuya.
 
 
Mayumi bingung sampai pada titik tidak tahu bagaimana lagi dia akan bereaksi.
 
 
Mereka berempat menaiki komuter yang sama ke Gunung Arashi (Komuter yang digunakan oleh Mayumi sudah pergi dengan orang lain, karena belum diatur untuk menunggu.)
 
 
Kursi depan diduduki oleh Tatsuya dan Masaki, sementara Mayumi dan Miyuki duduk dibelakang.
 
 
Saat komuter itu mulai berjalan, Masaki berbicara kepada Tatsuya.
 
 
“Shiba, tentang masalah genjuu tadi.”
 
 
Bukan Tatsuya ataupun bahkan Miyuki salah mendengarnya. Masaki memanggil Tatsuya dengan ‘Shiba’ tanpa akhiran, sementara memanggil Miyuki dengan ‘Shiba-san’.
 
 
“Apa mereka berbeda dengan ‘Kugutsu-shiki-oni’ yang kita temui kemarin?”
 
 
“Aku juga tidak pernah mendengar tentang Kugutsu-shiki-oni sebelumnya.”
 
 
Tatsuya duduk di kursi depan, tapi komuter tidak memintanya untuk mengemudi karena ini jalan secara otomatis. Karena itu, tidak ada masalah jika dia memalingkan pandangannya.
 
 
“Tapi, kau seharusnya pernah mendengar tentang Golems, karena itu sudah sering terdengar. Kau seharusnya dapat mengetahui perbedaan mereka dari namanya?”
 
 
“Ichijou-san, Onii-sama, maad menganggu pembicaraan kalian.”
 
 
Miyuki sedikit membungkuk dari kursinya. Lebih tepatnya, dia memegang kursi depan dan memajukan kepalanya.
 
 
“Onii-sama, aku juga hanya tahu nama Golem, apa tidak apa-apa jika kau menjelaskannya lebih jelas tentang karakeristiknya?”
 
 
Tatsuya mendapat pertanyaan sesaat. Golems terkenal diantara kultur Kristen dan Yahudi. Miyuki yang menerima pelajaran tentang penyihir luar mengetahui itu hanya namanya saja.
 
 
Namun, dia sadar bahwa mata adkinya tertuju pada Masaki, jadi dia sadar maksud sesungguhnya. Dia tidak berpikir bahwa dia adalah orang yang suka ikut campur, dia bahkan tidak menyia-nyiakan usahanya untuk melakukannya. Tatsuya mulai menjelaskan tentang Golem sedikit untuk Masaki daripada Miyuki.
 
 
“Golems dibentuk dari menyatukan bagian-bagian dari organisme atau monster dengan informasi tubuh independen yang deprogram untuk mengikutik legenda, ini secara lanjut merubah posisi dari setiap bagian untuk sihir tipe konvergen, sebuah robot sihit yang meproduksi sebuah organisme.”
 
 
“Contohnya, pasukan golem raksasa. Pada pandangan pertama, ini hanya seperti kumpulan batu keras yang menyatu, tapi saat bergerak, itu meniru gerakan manusia. Namun, ini bukan karena sistem yang sepenuhnya terhubung. Ini sama dengan sihir pertahanan, sihir yang hanya untuk menjaga posisi tertentu. Singkatnya, setiap bagian tubuh hanya ditumpuk satu sama lain.”
 
 
“Konsekuensinya, golem akan menjadi tidak teratur, tergantung pada pembentuk tubuhnya. Material inorganik seperti air, atau material organik seperti kayu, dan semacamnya. Namun, memiliki kemampuan untuk bergabung dengan material fisik, tidak seperti kasei-tai dan genjuu.”
 
 
“Untuk menggerakkan golem, kita harus memasukkan program inforasi tubuh tentang pola kebiasaannya. Jika penyihir itu berhenti memberikan Psion, rangkaian sihir untuk golem juga akan berhenti bekerja. Jika penyihir itu sendiri dikalahkan, golem juga akan kehilangan kekuatannya. Ini juga berlaku pada sesuatu yang dibuat dari materal tak berwujud, seperti air, setelah itu golem akan hancur.”
 
 
“Untuk golem yang terbuat dari kayu atau batu, mereka sering menggunakan tehnik sihir ukiran. Sebaliknya, golem yang terbuat dari amorf, seperti yang terbuat dari air, itu menggunakan komunikator sihir yang membuat penyihir untuk terus mengeluarkan sihir terus menerus. Golem kemarin masih kecil dan mudah dihancurkan, kemungkinan besar itu terbuat dari darah pengguna ninjutsu sebagai komunikator.”
 
 
“Sebelum sihir modern digunakan, darah sudah dianggap sebagai alat sihir. Sihir kuno sering menggunakannya, dan juga ada beberapa sihir lain, yang menggunakan darah sebagai medium. Dalam sihir modern, eidos dari darah secara langsung terhubung pada energi kehidupan tubuhmu, termasuk otak, yang merekam detail dari Psion. Karena itu, darah dapat dikatakan sangat cocok dengan sihir.”
 
 
“…Singkatnya, perbedaan antara genjuu dan kaseitai dengan golem adalah wujudnya?”
 
 
Mayumi menyimpulkan penjelasan Tatsuya dalam satu kalimat, dia mungkin sudahmulai mengerti.
 
 
“Setelah mendengar penjelasanmu, menurutku golem yang memiliki wujud lebih mudah dihancurkan.”
 
 
Tatsuya menggelengkan kepalanya utuk merespon opini Masaki.
 
 
“Hanya jika kasei-tai dan genjuu cukup kuat, tidak akan merepotkan dan tidak efisien bagi wujud biologis. Faktanya, sihir itu dipusatkan pada pinggi nukleus, dan dapat dihilangkan dengan mudah jika nukleus itu hancur. Atau kau dapat dengan mudah menghancurkan medan kekuatan yang membentuk gambaran virtual. Terlebih lagi, golem lebih berguna dalam hal kekuatan fisik, karena memiliki kekuatan penghancur yang cukup besar.”
 
 
Selagi mereka berbicara, komuter sudah makin dekat dengan tujuan mereka.
 
 
◊ ◊ ◊
 
 
Minami membaca dengan tenang disamping Minoru yang sedang tidur.
 
 
Selain demamnya, kondisi tubuhnya stabil. Tidak ada pekerjaan rumah yang harus dilakukan di hotel, dan tidak akan yang perlu untuk dilakukan untuk menyiapkan makanan ataupu teh. Minami akhirnya dapat merasa rileks setelah sekian lama.
 
 
Tapi, dia sedang bersama dengan seorang pria – atau lebih tepatnya anak laki-laki yang seumuran dengannya, hanya mereka berdua sendirian. Terlebih lagi, yang satunya adalah orang yang sangat cantik, jadi dia merasa tidak berbeda. Tapi, dia bertanya-tanya mengapa dia merasa begiru rileks.
 
 
Ini bukan seperti dia terbiasa dengan Miyuki. Berdua dia dan Miyuki – terkadang tidak berpikir seperti itu—wanita. Minoru adalah pria. Tentu saja dia akan merasa berbeda tentangnya.
 
 
Terlebih lagi, kunjungan mereka ke Nara sebelumnya, juga, saat dia berada didekat Minoru, dia merasa sangat gugup. Dia sada bahwa dia gugup. Ini bukan karena dia adalah ‘putra Keluarga Kudou’ yang membuatnya gugup. Tapi lebih tepatya, karena dia melihat Minoru sebagai lawan jenis yang seumuran dengannya. Dia adalah ‘pria’ seperti Tatsuya.
 
 
Dia memiliki sihir yang hebat, dan bahkan dapat dikatakan sebagai salah satu yang terkuat. Dia bahkan mungkin dapat disetarakan dengan mahakarya milik Yotsuba, Miyuki.
 
 
Dia terlihat sangat luar biasa, yang tidak perlu dikatakan lagi.
 
 
Tapi, mengapa dia merasa sangat terbiasa. Didalam dirinya, dia hanya merasa seperti itu. Dia tertarik dengannya, dia sadar bahwa Minoru menyadari hal itu, yang membuat Minami merasa gugup.
 
 
Minami memegang pipinya dengan tangannya. Bukan untuk membaca buku, tapi sebagai sikap duduk disamping Minoru. Dia sadar bahwa napas Minoru tiba-tiba makin cepat.
 
 
Napasnya pendek dan terlihat menyakitkan. Tangannya makin panas. Minami segera pergi memanggil dokter, tapi dia berhenti di tengah-tengah.
 
 
Minoru berasal dari Keluarga Kudou. Seorang penyihir yang memiliki darah dari Laboratorium Ke-9. “Aku bertanya-tanya apa seorang dokter biasa bias mengobatinya?”
 
 
Minami berpikir. Sakit Minoru pastinya tidak bisa ditangani oleh seorang amatir. Namun, dia tidak dapat meutuskan apa dia bisa memanggil dokter.
 
 
Sebuah solusi terlintas di pikiran Minami.
 
 
Dia ingin bertanya kepada Tatsuya.
 
 
Minami segera mengambil terminal informasinya, dan memilih fungsi komunikasi suara.
 
 
◊ ◊ ◊
 
 
Tatsuya menerima panggilan dari Minami tepat setelah dia keluar dari komuter.
 
 
“Bagaimana kondisi Minoru? Aku mengerti. Kau memang benar tidak meminta bantuan dari resepsionis. Lebih baik kita menghubungi Fujibayashi… Ya; tidak masalah. Sebenarnya, di memintaku untuk menghubunginya jika terjadi sesuatu kepada Minoru. Aku memintamu untuk menjaganya sebentar karena sekarang dia mungkin sedang menuju ke hotel… Tidak, aku tidak memberinya obat apapun… Baiklah, baguslah kalau begitu. Mungkin ini sedikit menyusahkan, tapi aku bergantung kepadamu… Ya, kuserahkan semua padamu.”
 
 
Miyuki melihat Tatsuya yang baru saja selesai berbicara dengan Minami dengan gelisah.
 
 
Merubah pandangannya, Tatsuya memanggil nomor yang sudah ada di terminal informasinya.
 
 
“Fujibayashi-san? Ini Shiba. Sebenarnya, Minoru sedang sakit, dan sekarang Minami sedang menjaganya, dia mengatakan napasnya terlihat menyakitkan… Hotel CR, ruang XXX… Baik, kuserahkan semua padamu.”
 
 
“Apa baru saja itu Kyouko-san?”
 
 
Dari sampingnya, terdengar suara Mayumi yang gelisah.
 
 
“Apa kondisi Minoru-kun memburuk?”
 
 
Ditanyai oleh adiknya, Tatsuya hanya mengangguk.
 
 
“Shiba, apa tidak apa-apa kita tidak kembali?”
 
 
Masaki bertanya dengan wajah serius. Mereka baru saja bertemu kemarin, tapi sepertinya dia benar-benar khawatir terhadap Minoru.
 
 
“Aku sudang menghubungi kerabatnya, dia akan segera sampai di hotel sekitar satu jam lagi.”
 
 
“Sakit tiba-tiba? Kerabat Kyouko-san?”
 
 
Mayumi masih belum bertemu dengan Minoru.
 
 
“Putra termuda dari Keluarga Kudou. Dia membantu kami saat sebelumnya kami di Kyoto.”
 
 
“Putra termuda Keluarga Kudou, apa dia Minoru-kun? Aku dengar kondisi tubuhnya lemah.”
 
 
Mengejutkan mendengar Mayumi kenal dengan Minoru. Seperti yang diharapkan dari putri tertua dari Keluarga Saegusa, yang dikatakan orang paling trendi diantara seluruh Sepuluh Master Clan.
 
 
Namun, bagi Mayumi, dia masih tidak tahu tentang keadaan Minoru. Dari informasi yang didapatya, dia membayangkan Minoru memiliki keadaan yang sama dengan Itsuwa Mio. Karena Mayumi sering mengunjungi Mio, dia telah terbiasa dengan orang yang memiliki keadaan yang lemah.
 
 
“Dia sering sakir, tapi dia tidak terlihat lemah. Aku belum pernah mendengar dari dokternya, jadi aku tidak tahu banyak detailnya, tapi sepertinya kondisinya disebabkan oleh kekuatan sihir pada tubuhnya terlalu kuat.”
 
 
“….Apa hal semacam itu bisa terjadi?”
 
 
Mayumi memiringkan kepalanya karena bingung, sementara Miyuki menunjukkan wajahnya dari samping untuk melihat apa yang terjadi.
 
 
“Apapun yang terjadi, Fujibayashi-san sedang menuju kesana, kita dapat melanjutkan rencana kita.”
 
 
Mayumi kenal dengan Fujibayashi. Bahkan sebelum Insiden Yokohama tahu lalu; dari hubungan keluarga mereka. Tentu saja, dia tahu situasi Fujibayashi Kyouko dan Keluarga Kudou.”
 
 
Sebaliknya, Masaki tidak tahu apapun tentang Fujibayashi. Tapi, dia belum mengatakan apapun dari mulutnya.
 
 
Tubuh Nakura ditemukan diseberang Sungat Katsuragawa, tepat disamping distrik Arashiyama di Taman Nakanoshima. Tepat sebelum Sungai Katsuragawa, menuju ke selatan, ada beberapa gundukan pasir yang tersebar.
 
 
Penyelidikan polisi sepertinya sudah selesai, Tatsuya dapat memasuki tempat itu tanpa masalah. Tentu saja, tidak ada bekas darah yang tertinggal. Walaupun, menggunakan Elemental Sight mungkin dapat membantunya untuk menemukan dan mencocokkan dengan data yang didapatnya sebelumnya, Tatsuya memutuskan untuk tidak membuang-buang tenaganya disana.
 
 
“Apa disini?”
 
 
“Ya.”
 
 
Masaki bertanya, Mayumi mengangguk. Masaki sedikit optimis pada investigasi ini.
 
 
“Kondisi seperti ini, tidak mungkin dia jatuh di hulu.”
 
 
Miyuki mengatakan itu selagi melihat ke Tatsuya. Tatsuya berpikir, tampaknya, adiknya memiliki kemampuan detektif yang rendah.
 
 
“Itu kemungkinan tidak ada.”
 
 
Tatsuya menghentikan jawabannya disitu, dia tidak melanjutkan perkataannya, tidak ada jejak darah yang ditemukan di daerah ini.
 
 
“Shiba, bagaimana menurutmu situasinya? Apa Nakura-san mendekati criminal yang berdiri disini, atau pembunuh itu yang mendekati Nakura-san lebih dulu?”
 
 
“Aku tidak tahu.”
 
 
Tatsuya segera menjawab Masaki.
 
 
“Kesimpulannya tidak akan keluar walaupun kita memikirkannya. Yang paling penting, kita tidak tahu apa Nakura-san dan pembunuh itu berjanji bertemu disini, atau Nakura-san diserang secara acak oleh pembunuh itu.”
 
 
“….Betul juga.”
 
 
Masaki tidak menunjukkan ekspresi tidak berguna, dan menjawab Tatsuya.
 
 
“Onii-sama, apa yang harus kita lakukan?”
 
 
Setelah Miyuki menanyainya, Tatsuya menghadap Mayumi.
 
 
“Aku tidak apa-apa aku sedikit mengamati sekitar?”
 
 
Mayumi terkejut dengan perkataan tiba-tiba itu, ‘Ya, akulah yang meminta tolong kepadamu, jika kau ingin melakukan sesuatu, aku akan mengikutimu’.
 
 
Tatsuya tidak hanya diam di pinggi sungai, tapi menuju ke hulu melewati Jembatan Togetsukyou. Daripada kembali, ini lebih jauh menuju ke distrik Arashiyama di Taman Kameyama; ada beberapa gudang kecil di kaki Gunung Ogura sebelah timur.
 
 
Tatsuya menuju ke tempat menurut petunjuk ang didapatkannya dari shaman yang ditemuinya di toko tofu dekat Kuil Kiyomizu, tempat dimana Zhou Gongjin bersembunyi. Dia tidak memberitahu itu kepada Mayumi, tapi dia mengikutinya tanpa komplain apapun.
 
 
Ini sudah tengah-tengah musim gugur, Mayumi mengenakan sandal. Berbeda jauh dari Miyui yang menggunakan celana panjang dan sepatu, Mayumi menggunakan high heels dengan gaun panjang. Dia seharusnya mengerti apa yang akan mereka lakukan dan memilih baju yang sesuai, tapi tetap saja ini bukan acara memanjat gunung.
 
 
Tak terhindarkan, mereka berempat berjalan makin lambat.
 
 
Di taman, di area lereng, ada ‘hutan bambu’. Tatsuya masuk kedalamnya tanpa ragu sedikitpun. Mayumi merasa sedikit tidak nyaman saat dia melihat tidak adanya keraguan pada Tatsuya.
 
 
“Hey, Tatsuya-kun.”
 
 
“Apa? Apa kita terlalu cepat?”
 
 
Mendengar suara Mayumi, Tatsuya menghentikan jalannya. Masaki dan Miyuki juga berhenti bersamaan.
 
 
“Tidak, bukan itu, tapi.”
 
 
Karena dia mengatakan itu, Mayumi sadar bahwa dia mulai kehilangan napas. Dia tidak mengerti mengapa Tatsuya dan Masaki tidak sepertinya, tapi bahkan Miyuki tidak sepertinya, dia merasa sedikit tidak enak.
 
 
“Tatsuya-kun, apa kau memiliki tujuan dipikiranmu? Kau sepertinya begitu yakin sejak tadi.”
 
 
Setelah Mayumi mengatakan itu, Tatsuya sadar bahwa sikapnya pasti aneh baginya sampai mengatakan itu.
 
 
Dia ingin untuk menghilangkan kecurigaan itu, bukan karena dia ingin untuk terus berbohong, tapi dia tidak ingin menyeret Mayumi ke masalah ini. Bagi Minoru, dia mengatakan bahwa dia keturunan langsung dari Sepuluh Master Clan sejak mereka pertama kali bertemu, Masaki juga tidak curiga dalam keteribatannya, karena mereka sudah mulai sedikit berbicara dengan satu sama lain. Namun, Mayumi yang merupakan teman dekat. Akan canggung rasanya saat dia ditarik kedalam masalahnya. Walaupun dia tidak akan meminta Tatsuya untuk ‘bertanggu jawab’, tapi pada akhirnya dia akan membantu Tatsuya. Tatsuya tidak ingin merusak citranya yang menolong Mayumi, ini adalah kebohongannya.
 
 
Dia bingung dalam menjawabnya.
 
 
Dia berpikir sebentar.
 
 
Hanya sedetik, karena dia tidak bisa lama-lama.
 
 
“Onii-sama!”
 
 
Miyuki menaikkan area penggangguannya.
 
 
Onibi yang terbang menuju mereka menghilang, dihancurkan oleh sihirnya. Sihir kuno ‘Onibi’ bukanlah api asli, itu adalah sihir yang terihat seperti api. Tidak mungkin sihir seperti itu dapat melewai area penggangguan Miyuki.
 
 
Sepertinya musuh sudah bersiap-siap, dan mengeluarkan senjata terlebih dahulu. Namun, ini akan berakhir dengan sama. Apa mereka menggunakan pedang ataupun pedan udara, dia pasti menjaga sihirnya terus-menerus dalam gangguang yang kuat.
 
 
“Ichijou!”
 
 
“Serahkan padaku!”
 
 
Tatsuya menyerang dari depan, dengan Masaki dibelakang. Mereka berdua bersiap-siap untuk melindungi Miyuki dan Mayumi.
 
 
Tali tipis keluar dari kanan dan kiri hutan bambu menuju Miyuki. Dengan lima warna biru, merah, putih, hitam, dan kuning.
 
 
Tatsuya menangkap tali itu sebelum sampai pada Miyuki.
 
 
Gelombang yang seperti Cast Jamming tiba-tiba muncul.
 
 
(Sistem perangkap esoterik dari sihir kuno!)
 
 
Tidak seperti Cas Jamming yang menyebarkan Psion untuk mengganggu aktivasi sihir, metode ini efektif untuk menyegel sihir lawan dengan mengeluarkan suara langsung.
 
 
Tatsuya mendekomposisi suara itu tanpa menghancurkan tali itu. Dia memutus tali itu dengan tangannya.
 
 
Tatsuya memiliki kekuatan fisik yang tinggi, tapi dia tidak memiliki kekuatan yang seperti manusia super. Sebenarnya, perangkap seperti ini mungkin membutuhkan kekuatan dari dua oang. Namun, ini mengejutkan musuh mereka, sekarang mereka sudah melihat sihir mereka hancur dengan cara yang tak terduga. Tatsuya menggunakan kesempatan itu untuk mengetahui siapa yang bersembunyi.
 
 
Tatsuya meningkatkan penjagaannya. Terlebih lagi, dia sadar bahwa seseorang telah menghilang. Tatsuya mengasumsikan bahwa pelindung itu dibuat untuk melindungi dirinya dan teman-temannya, tapi pelindung itu sebenarnya dibuat untuk mencegah publik memasuki are itu.
 
 
Namun, itu untuk kenyamananmereka, mereka tidak perlu khawatir mereka akan dilihat oleh publik.
 
 
Tali itu sekarang menuju ke Masaki dan Mayumi, Masaki mendorongnya dengan hembusan angin.
 
 
Angin itu sendiri tidak dipengaruhi oleh sihir pada tali itu, karena itu adala hasil dari sihir.
 
 
Hutan bambu mulai tertiup dengan keras, daun-daun tertiup angin.
 
 
Mayumi melancarkan sihirnya. Ini adalah bentuk asli dari ‘Magic Shooter’, sihir yang menghujani musuh dengan es kering. ‘Dry Blizzard’.
 
 
Konsentrasi karbon dioksida di udara adlaah 350 sampai 400 ppm. Sekitar 3/10.000 sampai 4/10.000. Itu berada dalam standar normal, faktanya, pada area normal tidak kurang dari itu. Namun, jumlah seperti itu hanya dihitung sampai 10.000 meter di troposfer, dan ini memungkinkan kita untuk membuat es kering dari karbon dioksida bertekanan hanya dalam dua meter.
 
 
Komponen udara disebarkan di atmosfer. Saat penyebaran itu diganggu oleh sihir, Eidos akan mencoba untuk memperbaiki hal itu. Mentarget gas secara spesifik dalam area yang sempit, kali ini, mengumpulkan karbon dioksida, dan mengkonsentrasikan mereka bersama. Karena alam mencoba untuk menghindari hal ini, konsentrasi moleul di area dimana sihir diaktifkan akan mengeluarkan aliran udara yang menggantikan molekul gas untuk berkurang.
 
 
Sihir untuk membuat es kering adalah proses konvergen dari karbon dioksida, molekul gas digantian dengan kecepatan yang melebihi kecepatan suara. Itu adalah fenomena yang menarik untuk diamati dengan mikroskop. Tapi, modifikasi yang dipicu oleh penyihir sebenarnya tidak merbah konfigurasi dari molekul gas-makro pada tingkatan atmosfer. Tehnik ini berfokus pada konvergensi karbon dioksida, yang merupakan bahan mentah untuk es kering; dalam area yang sempit, dunia akan segera mendapatkan bahan mentah dalam waktu yang singkat untuk membalas efek dari modifikasi fenomena alam yang disebabkan oleh sihir.
 
 
Badai es itu berada tepat diatas hutan bambu. E situ berputar dalam kecepatan 500 sampai 600 km/jam yang jauh lebih lambat dari kecepatan suara. Peluru ini juga lebih ringan dibandingkan dengan peluru asli. Namun, mereka telah diperkuat dengan sihir dan cukup kuat untuk menembus tubuh manusia.
 
 
Enam orang segera keluar dari hutan bambu. Mereka tidak terluka serius, mungkin karena pelindung sihir untuk menghindari peluru es kering. Tapi masih saja, ada jejak darah pada tubuh mereka.
 
 
Sebaliknya, dua penyihir dikalahkan oleh Tatsuya, dan Miyuki segera mengaktifkan sihirya untuk menurunkan suhu tubuh mereka sampai pada suhu hibernasi. Adiknya tidak segan-segan untuk membunuh orang, karena itu, Tatsuya kesulitan untuk menetapkan batasan sihir adiknya.
 
 
Tatsuya menggunakan tangannya, membuat posisi karate dengan Sihir Decomposition. Dia tidak membawa Silver Horn kali ini. Sebaliknya dia menggunakan CAD yang berbentuk gelang pada pergelangannya. Dia dapat menambahkan beberapa arah pada antena alatnya, yang akan memberikan efek yang sama dengan alat pendukung semacamnya.
 
 
CAD yang telah dipasang didadanya digunakan melalui perintah. Ini memaksanya untuk menggunakan gaya bertarung yang baru yang tidak membutuhkan tangannya dalam bertarung.
 
 
Lagipula, pada jarak sedekat ini, Tatsuya dapat mengaktifkan Sihir Decomposition miliknya bahwa tanpa bantuan CAD atau alat semacamnya. Bidikannya, bambu yang ada diatas kepala orang yang menyembunyikan Psion nya dari tadi. Mungkin tidak ada percikan darah dari serangan itu, tapi penyihir itu memutuskan untuk menutup matanya.
 
 
Karena matanya yang tertutup, tradisionalis tidak dapar memastikan identitas dari penyerang. Mereka telah mengerti bahwa serangan ini adalah peringatan. Ini bukanlah serangan yang sembarangan, yang dimaksudkan untuk bersembunyi.
 
 
Segera setelah itu, mereka memutuskan untuk muncul, empat penyihir tradisionalis keluar dari hutan bambu. Termasuk mereka berdua yang sudah dikalahkan Tatsuya sebelumnya, ada 12 orang yang terdeteksi, tapi yang satunya lagi masih hilang.
 
 
“Ichijou!”
 
 
“Serahkan padaku!”
 
 
Tatsuya tahu dengan baik kemampuan Masaki. Dia tidak pernah khawatir tentang Masaki, dan sekarang dia memastikan bahwa kekhawatiran seperti itu tidak berdasar. Tatsuya focus untuk mengurus empat orang didepannya.
 
 
Didepan Masaki, berdiri enam penyihir. Dia tahu bahwa musuhnya adalah tradisionalis dari sekte Budhisme sebelumnya. Karena itu, dia sudah tidak merasa bingung akan apa yang akan dilakukannya.
 
 
Dari belakang Masaki, tanda dari sihir yang sedang diaktifkan dapat dirasakan. Mayumi sudah berada di posisi siap untuk menggunakan sihir.
 
 
Masaki dan Mayumi berdua memiliki kekuatan yang terkenal.
 
 
Diantara Sepuluh Master Clan, putri tertua Keluarga Saegusa. Seorang saingan dari SMA 1, mantan Ketua Dewan Siswa yang dianggap jenius dalam sihir tembakan jarak jauh.
 
 
Namun, Masaki tidak memiliki niat untuk melawan Mayumi.
 
 
Tehnik tadi, Dry Blizzard. Masaki mengetahuinya hanya dengan sekali melihatnya bahwa dia sengaja mengurangi kekuatannya.
 
 
Akibatnya, dia gagal untuk mengalahkan musuhnya. Itu memang melukai musuh, tapi Masaki berpikir bahwa itu mungkin disebabkan oleh kebodohan musuh.
 
 
Dia bertanya-tanya apa Mayum tidak terbiasa dalam perang. Penyihir tradisionalis yang lebih tua muncul didepan mereka.
 
 
Sihir kuno memiliki kecepatan yang lebih rendah daripada sihir modern.
 
 
Ini adalah fakta yang tak terbantahkan.
 
 
Tradisionalis dari sekte Budhisme tahu akan hal ini. Maka dari itu mereka mengembangkan tehnik yang disebut ‘Ichijishu’ yang dapat mengaktifkan sihir jauh lebih cepat, dekat dengan kecepatan sihir modern.
 
 
Namun, ini masih tidak dapat melampui kecepatan sihir modern. Sihir modern dibentuk melalui penggabungan ESP dan sihir, dan itulah faktanya.
 
 
Masaki berpikir seperti itu.
 
 
Tapi.
 
 
“Tiarap!”
 
 
Masaki mengarahkan CAD berbentuk pistol favoritnya, diikuti dengan teriakan dari tradisionalis yang ketakutan melihat itu.
 
 
Segera setelah itu, sihir Masaki mulai menunjukkan efek, tangan kanan dari tradisionalis terbakar.
 
 
“Apa!?”
 
 
“Apa ini!?”
 
 
Mereka tidak mengira ini sebuah ilusi. Tidak, ini memang bukan. Baju orang-orang itu sudah terbakar. Pertama dari tangan kanan, sampai ke siku, lengan mereka terbakar hingga gosong, sebelum bau yang tidak sedap mulai tercium oleh hidung Masaki dan Mayumi, bau dari terbakarnya protein.
 
 
“Uhh…..!”
 
 
Mayumi menutup hidungnya. Dia sepertinya lebih bermasalah dengan bau yang diciumnya dengan apa yang dilihatnya.
 
 
Masaki melihat tangannya dan lupa menarik pelatuk CAD nya.
 
 
Dari tangan kanan yang masih terbakar itu, sebuah pedang api mulai keluar.
 
 
Api itu berputar-putar disekeliling pedang itu, sebuah tongkat bermata dua, dibungkus oleh api seperti naga.
 
 
Jika Mikihiko disini, dia akan dapat mengetahui pedang itu.
 
 
Pedang Kurikara, dan.
 
 
Dua orang memegang pedang itu, dan mereka mengarahkannya pada Masaki.
 
 
Mereka berempat, mereka tidak memiliki waktu untuk bertanya. Masaki mengarahkan CAD favoritnya ditangan kanannya dan mengoperasikan CAD umum ditangan pergelangan tangan kirinya untuk membuat pelindung.
 
 
Namun, pelindung ini dengan mudah dihancurkan oleh pedang itu dengan satu ayunan.
 
 
Pedang Kurikara adalah sebuah Komanoriken. Itu dapat memotong menembus ‘sihir’. Dengan pemikiran itu, pedang itu memiliki kemampuan untuk memotong apapun yang dibentuk dari sihir.
 
 
“Mustahil!”
 
 
Selagi pelindungnya dihancurkan, Masaki berteriak karena reflek.
 
 
Pedang itu diayunkan didepan matanya.
 
 
Tiupan angin muncul dari samping dan mengenai kedua penyihir tradisionalis.
 
 
“Ichijou-kun, potong sihirnya!”
 
 
Hanya dengan beberapa kata yang dikatakan kepadanya, Masaki mengerti peringatan Mayumi. Tiupan angina yang dibentuk oleh modifikasi fenomena. Bukan sihir itu sendiri, tapi merupakan hasil dari penulisan ulang proses fenomena. Efek dari pedang itu, terasa pendek.
 
 
Masaki menggenggam lagi CAD nya yang jatuh dari tangan kanannya.
 
 
Pemilih Aktivasi Sihir sudah ditempatkan di pelatuknya.
 
 
Tangan kanan mereka makin mengecil – terbakar selama beberapa waktu – enam penyihir tradisionalis mengangkat pedang itu bersamaan.
 
 
Wajah mereka terlihat menderita.
 
 
Masaki mengerti dengan baik bahwa mereka tidak sadar apa yang mereka lakukan.
 
 
--Penyihir ini hanyalah boneka hidup.
 
 
Sebagai ganti dari marionette, dia menggunakan sihir untuk memanipulasi tubuh mereka.
 
 
Masaki membidik CAD merahnya pada tubuh enam boneka itu.
 
 
--Sihir yang mengendalikan mereka terpotong?
 
 
--‘Ledakan’ku seharusnya tidak menyebabkan hal seperti ini.
 
 
Masaki menarik pelatuknya enam kali.
 
 
Boneka-boneka itu melindungi pedang itu dengan tubuh mereka. Itu adalah bentu pertahanan mereka.
 
 
Tidak masaki ataupun Mayumi tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.
 
 
Lagipula,itu tidak berarti.
 
 
Kaki tradisionalis yang merupakan boneka hidup meledak.
 
 
Bunga merah mulai mekar.
 
 
Bunga tersebut mekar di udara, karena sel darah merah yang keluar dari kulit setelah plasmanya menguap.
 
 
Masaki menyesuaikat kekuatan ‘Ledakan’ nya, dan sengaja menggunakan serangan tidak fatal hanya untuk melumpuhkan lawan.
 
 
Dalam seketikan, semua kaki tradisionalis meledak satu per satu.
 
 
Meledak terbuka.
 
 
Meledak terbuka, lagi dan lagi.
 
 
Enam bunga merah mekar, yang segera ditiup pergi oleh angin.
 
 
Enam penyihir itu segera jatuh kea nah, dengan satu kaki terbakar terbuka.
 
 
Karena luka dalam yang mereka alami, api pada pedang itu mati.
 
 
Tangan kanan mereka telah dikarbonasikan; sampai hanya sedikit yang tersisa.
 
 
Salah satu kaki mereka pecah, pembuluh darah, otot, dan kulit, kecuali tulang sudah menjadi debu.
 
 
Mayumi menutup mulutnya melihat pemandangan yang mengerikan itu.
 
 
Reaksi yang mengejutkan dari salah satu anggota Sepuluh Master Clan, karena biasanya orang akan muntah selesai melihatnya.
 
 
Masaki berbalik menghadapnya, tidak ada keraguan ataupun penyesalan di wajahnya.
 
 
Hal yang sama terjadi pada Tatsuya.
 
 
Empat tangan penyihir itu tersulut api.
 
 
Perbedaannya disini.
 
 
Tangan mereka dikelilingi kabut putih.
 
 
Api itu mencoba untuk bertahan dari udara dinin, udara dingin yang mengalir disekitar kulit mereka dan membakar mereka.
 
 
Tidak perlu dikatakan, itu adalah sihir Miyuki.
 
 
Api sihir itu seharusnya membakar, kalah dengan ‘sihir’ kuat itu.
 
 
Tatsuya menunjuk kaki musuh.
 
 
Dari dari mereka berempat telah hilang seketika.
 
 
Penyihir-penyihir itu terkalahkan, suara teriakan penuh kesakitan mulai terdengar dari mereka.
 
 
(Sebelah sana.)
 
 
Tatsuya melihat ke samping hutan bambu, dengan tatapan tak bersuara.
 
 
Sebuah gangguan yang disebabkan oleh Psion, tidak ada gelombang Psion yang dapat mengelabuhi ‘mata’ Tatsuya.
 
 
Dia memutar tangan kanannya menghadap ke semak-semak.
 
 
Dia berhadapan dengan laba-laba yang menghujani kepalanya dengan tangan kirinya.
 
 
Laba-laba itu hilang tanpa jejak, secara bersamaan, sebua teriakan dapar terdengar dari semak-semak.
 
 
“Ini terasa aneh.”
 
 
“Sepertinya masih perlu dibiasakan untuk bisa merasa nyaman.”
 
 
Namun, Miyuki mengatakan hal yang berbeda dari Tatsuya.
 
 
Mereka berdua memiliki hal lain yang perlu dipikirkan, terutama tentang teriakan dibalik semak-semak dan enam orang yang dilihat mereka. Namun, Tatsuya tahu bahwa pengguna Houjutsu tidak akan dapat melarikan diri akibat luka yang mereka terima, Miyuki juga yakinbahwa tidak ada mangsa yang dapat melarikan diri dari kakaknya.
 
 
Tatsuya melempar pengguna Houjutsu yang telah ditariknya keluar dari semak-semak. Orang itu cukup tua, sepertinya dia berusia 60-an.
 
 
Pengguna Houjutsu itu dipaksa untuk sadar. Dia menusuk dirinya dengan jarum panjang pada pinggangnya, tampaknya itu untuk mengurangi rasa sakit yang diterimanya sebelumnya. Tatsuya ingin tahu apa itu sejenis metode akupuntur.
 
 
“Tatsuya-kun, Ichijou-kun, kita apakan mereka?”
 
 
Tatsuya menghadap Masaki.
 
 
Orang pertama yang membuka mulutnya adalah Masaki.
 
 
“Sebenarnya, aku ingin menginterogasi orang ini, tapi.”
 
 
Masaki melihat pengguna Houjutsu itu yang sedang duduk di tanah dengan wajah yang menyedihkan. Satu-satunya orang yang masih sadar diantara para penyerang hanyalah orang tua ini.
 
 
“Dia sepertinya tidak dapat memberikan kita jawaban langsung, karena mereka telah dikalahkan, bangsal Sihir Kuno seharusnya juga sudah hancur.”
 
 
“Orang-orang… mungkin datang, huh?”
 
 
“Itu benar. Aku rasa kita dapat menganggap apa yang kita lakukan sebagai perlindungan diri, tapi… lengan kanan mereka yang hangus adalah akibat mereka sendiri.”
 
 
“Namun, interogasi yang dilakukan oleh kita tidak akan dianggap. Tapi kita akan ditangkap dengan dugaan… penyiksaan, main hakim sendiri, intimidasi, penyerangan, bukan.”
 
 
“Betul sekali.”
 
 
“Tatsuya-kun, bagaimana menurutmu?”
 
 
“Walaupun aku rasa kita tidak akan ditahan, aku setuju dengan argumen lain. Yang lebih penting, mari kita cari detektif saja untuk melakukan itu.”
 
 
Mayumi sedikit mengerutkan alisnya, sebelum menyerah dan mengikuti perkataan Tatsuya.
 
 
“Ayo kita hubungi polisi.”
 
 
“Senpai, aku akan menghubungi polisi.”
 
 
Setelah mengatakan itu, Miyuki mengeluarkan terminal informasinya.
 
 
“Miyuki-san, kuserahkan padamu.”
 
 
Selagi Miyuki menghubungi polisi, Mayumi dan Masaki tetap memandangnya.
 
 
Mereka tidak sadar bahwa Tatsuya sedang melihat tradisionalis sekte Budhisme yang sedang terbaring di tanah.
 
Mereka berdua tidak sadar jika Tatsuya tidak fokus pada luka mereka.
 
 
◊ ◊ ◊
 
 
Pada akhirnya, investigasi kelompok Tatsuya di Gunung Arashi berakhir dengan ditanyai oleh polisi.
 
 
Luka mereka sudah terlalu parah. Detektif yang mengurus mereka tidak terlihat peduli dengan nama Saegusa dan Ichijou.
 
 
Terlebih lagi, detektif yang bertugas itu sepertinya sedikit tidak suka dengan Sepuluh Master Clan, dia bahkan dengan sengaja mencari-cara kesalahan mereka.
 
 
Detektif yang bertugas tentang kejahatan sihir sebagaian besar adalah penyihir, tapi tidak semuanya penyihir modern. Di area timur, dimana pengaruh Sihir Modern kuat, anggota polisi didominasi oleh penyihir modern. Namun, di area seperti Kyoto, dimana banyak penyihir kuno, mereka juga diperhitungkan, terkadang bahkan lebih dari anggota yang merupakan penyihir modern.
 
 
Tangan Tatsuya sedang menahan Miyuki yang sedang marah terhadap polisi yang meragukan mereka dan bahkan memberitahu mereka bahwa mereka menggunakan sihir yang berlebihan dalam hal perlindungan diri.
 
 
Saat mereka akhirnya dilepaskan dari kantor polisi, Tatsuya secara signifikan diam dan kembali ke hotel. Fujibayashi sedang menunggu di kamar. –Masaki pergi ke stasiun dengan sepedanya kembali ke Kanazawa, dia menaiki kereta jarak jauh agar bisa membawa sepedanya. Mayumi istirahat di hotel, karena dia sudah memesan kamar sebelumnya.
 
 
“Tatsuya-kun dan Miyuki-san, kalian berdua sepertinya kelelahan.”
 
 
Setelah disambut seperti itu, kalian pertama yang keluar dari Fujibayashi adalah itu.
 
 
“Kami ditahan oleh polisi.”
 
 
“Polisi? Memangnya apa yang kalian lakukan?”
 
 
“Kita bicarakan ini nanti. Yang lebih penting, bagaimana kondisi Minoru?”
 
 
Tatsuy bertanya seperti itu selagi dia duduk didepan Fujibayashi. Miyuki juga duduk disamping kakaknya.
 
 
Minoru sedang tidur. Jika dilihat dari wajahnya, sepertinya dia sudah membaik.
 
 
“Dia tidur setelah diberikan obat. Dia sedikit kesakitan belum lama ini.”
 
 
Fujibayashi menjawab dengan wajah yang tidak tenang. Dari wajahnya, sepertinya ini tidak dapat dikatakan ‘sakit yang biasa’.
 
 
“…Hey, Tatsuya-kun. Bisakan aku minta tolong?”
 
 
“Apa itu?”
 
 
Tatsuya kembali bertanya kepada Fujibayashi.
 
 
Dia segera memalingkan matanya, ragu untuk menjawab.
 
 
Fujibayashi memberitahu ‘permintaannya’, setelah jarum panjang jam berputar selama satu putaran.
 
 
“Ini tentang tubuh Minoru.”
 
 
Tatsuya mendengarkan Fujibayashi dengan tenang.
 
 
“Anak ini, sudah menjalani semua tes kesehatan dan dikatakan sehat. Bahkan dari sistem sarafnya sampai sistem imunnya, tidak ada masalah. Tapi, mengapa dia sakit-sakitan, bahkan dokter tidak dapat mengetahui alasannya.”
 
 
“Letnan dua, aku tidak tahu apa-apa tentang hal-hal medis, kau tahu bukan?”
 
 
“Kalau memang itu tujuanku, aku sudah pergi ke pendeta.”
 
 
“Biasanya aku akan begitu. Lalu, apa maksudnya?”
 
 
“Aku… bukan hanya diriku, tapi semua peneliti dari Keluarga Fujibayashi juga memiliki opini yang sama tentang kondisi tubuh Minoru, aku menduga kalau alasannya dibalik semuanya adalah pada tubuh-Psion.”
 
 
Tubuh-Psion adalah nama lain dari Eidos, yang mereka informasi fisik, keberadaannya seperti daging. Teorinya, ini seharusnya disebut tubuh halus, tapi kesimpulan itu belum diputuskan.
 
 
Tubuh Psion dibentuk oleh tubuh itu sendiri. Manusia dilatih untuk mengkontrol pergerakan tubuh mereka tanpa Psion melalui saraf yang mengendalikan gerakan tubuh. Lebih jauh lagi, dengan mengontrol bagian informasi dari bagian yang terhubung dengan organ dalam, ini memungkinkan kita untuk memperbaiki fungsi mendalam, atau bahkan memperkuat mereka.
 
 
Bagi penyihir seperti Tatsuya, ide untuk merubah tubuh Psion yang memodulasi tubuh mustahil untuk dilakukan.
 
 
“Apa yang kau ingin aku lakukan?”
 
 
Tubuh Psion dapat mempengaruhi tubuh. Ini adalah ide yang terkenal diantara masyarakat sihir. Faktanya, banyak peneliti mempelajari hal ini. Peneliti Keluarga Fujibayashi salah satu dari mereka. Tatsuya tidak pernah mendengar bahwa dia akan diminta untuk menginvestigasi masalah ini sendirian.
 
 
“Aku ingin kau melihat tubuh Psion Minoru dengan Elemental Sight.”
 
 
Tatsuya dibanjiri dengan perasaan yang tak terduga. Tidak hanya Tatsuya, tapi juga Miyuki yang duduk disampingnya hanya terdiam.
 
 
“Sejauh yang aku tahu, Tatsuya-kun, kau dapat menganalisa Psion seseorang. Namun, ini sepenuhnya terserah padamu. Aku tidak memintamu untuk menyembuhkan keadaan Minoru. Aku hanya ingin tahu penyebabnya.”
 
 
Itu meman benar. Tidaklah aneh baginya untuk berpikir seperti itu, karena dia tahu tentang kekuatan Tatsuya. Tapi…..
 
 
“Letnan Fujibayashi. Apa kau benar-benar mengerti apa yang dimaksud untuk ‘menunjukkan’ padaku informasi sebanyak itu?”
 
 
Mata Tatsuya membaca informasi, ‘kau terbuat dari apa’.
 
 
Dari material apa, bagaimana kau bisa ada.
 
 
Apa penyebab dasarnya, apa yang dapat menyebabkan hal ini.
 
 
‘Matanya’ dapat membaca struktur informasi, dan menganalisa penyebab dan efeknya. Target dari ‘matanya’ adalah ‘akar’ dari manusia yang bernama Kudou Minoru.
 
 
“Tolong. Aku akan bertanggung jawab penuh.”
 
 
“Aku mengerti.”
 
 
Tidak apa orang yang dapat menanggung tanggung jawab itu. Tatsuya tahu akan itu, dan mengangguk.
 
 
Fujibayashi seharusnya tahu akan hal itu. Dia berjanji untuk bertanggung jawab penuh dari apa yang dapat dia tanggung. Tatsuya tidak mengerti mengapa dia akan melakukannya sejauh ini. Namun, jika ini hanya untuk melihat keadaan Minoru sekarang, maka dia tidak apa-apa. Dia juga sudah merepotkan Fujibayashi dengan banyak hal, jadi setidaknya dia bermaksud untuk memenuhi permintaan Fujibayashi.
 
 
‘Matanya’ tertuju pada Minoru yang sedang tidur. Karena dia sedang tidur karena efek obat, dia seharusnya tidak dapat menangkal ‘pandangan’ yang tertuju kepadanya. Seperti pikiran Tatsuya,akses menuju ke tubuh Psion Minoru berjalan lancar.
 
 
“Onii-sama.”
 
 
Bahkan belum satu detik berjalan, saat dia ditarik kembali ke dunia nyata oleh suara Miyuki. Tatsuya dipenuhi keringat.
 
 
“Aku tidak apa-apa, jangan khawatir.”
 
 
Setelah mengatakan itu, sebuah senyuman muncul di wajah adiknya.
 
 
Miyuki segera menunjukkan ekspresi lega di wajahnya, dan menuju ke kamar mandi dengan langkah yang cepat.
 
 
Dia kembali dengan membawa handuk basah ditangannya.
 
 
“Aku lakukan sendiri.”
 
 
“Tidak, Onii-sama. Tolong biarkan aku yang melakukannya.”
 
 
Tanpa banyak bicara, Tatsuya membiarkan Miyuki untuk membersihkan keringat di wajahnya.
 
 
“Tatsuya-kun… bagaimana?”
 
 
Fujibayashi menanyainya, setelah dia selesai menghapus keringat di wajahnya.
 
 
Tatsuya segera mengetahui apa yang Fujibayashi, tidak, Keluarga Kudou lakukan dibalik kelahiran Minoru. Dia dapat melihat akar dari Minoru, dan baru saja mengetahui rahasia dibalik kelahirannya.
 
 
Tapi, bahkan tanpa penjelasan, Tatsuya hanya akan menjawab apa yang ditanyakannya.
 
 
“Seperti yang sudah kau katakana. Aku yakin kesehatan Minoru baik-baik saja, kerapuhannya disebabkan oleh besarnya kekuatan sihir yang dimilikinya. Tubuhnya tidak dapat menahan tekan Psion pada tubuhnya.”
 
 
“Dengan kata lain, sihirnya terlalu kuatlah yang mempengaruhi tubuhnya?”
 
 
“Tubuh Psion adalah kotak bagi Psion didalam tubuh manusia. Konsep tekanan sama dengan konsep tekanan gas, dimana jumlah Psion dan kapasitas penggunaan telah ditentukan. Pada kasus Minoru, Psion nya bergerak terlalu cepat bahkan bagi seorang penyihir.”
 
 
“Tekanan Psion nya…. Apa itu merusak tubuh Psion?”
 
 
“Walaupun ini sedikit sulit untuk dibayangkan, tubuh Psion terdiri dari pipa tipis denan cabang yang tak terhitung, dengan bentuk yang sama dengan tubuh manusia. Tekanan berlebihan pada pipa inilah yang menyebabkan pipa itu pecah, yang memberikan efek merusak pada tubuhnya.”
 
 
Fujibayashi baru saja akan berteriak. Namun, Tatsuya melanjutkan perkataannya.
 
 
“Aku tidak tahu jika aku harus mengatakan ini keberuntungan atau apa, pipa Psion nya pecah karena tekanan Psion nya. Psion nya sangat aktif dan itu sebenarnya secara aktif memperbaiki bagian yang rusak. Perusakan dan pemerbaikan dari tubuh Psion terjadi dalam siklus kecil. Aku rasa ini adalah penyebab utama dari kondisi tubuh Minoru.”
 
 
“Jadi itu tidak akan pecah selamanya, bukan….?”
 
 
“Aku rasa, dia memiliki lebih banyak kekuatan untuk memperbaiki itu daripada penyihir lain.”
 
 
Fujibayashi menunjukkan ekspresi lega di wajahnya. Namun, kecantikannya segera hilang setelahnya.
 
 
“Tapi, apa yang dapat kita lakukan sekarang?”
 
 
“Cara yang paling jelas adalah untuk membatasi aktivitas Psion, tapi ini juga berarti akan membelenggunya sebagai penyihir. Keluarganya tidak akan memperbolehkannya untuk merendahkan sihirnya. Lalu, satu-satunya cara adalah memperkuat tubuh Psion nya.”
 
 
“Bagaimana?”
 
 
“Aku tidak tahu tentang itu.”
 
 
Fujibayashi menyembunyikan ekspresinya dengan tundukannya. Dia mungkin tidak ingin menunjukkan konflik perasaan pada dirinya. Jika kau berpikir tentang Minoru, membatasi kemampuan sihirnya adalah solusi pertama. Namun, sihir Minoru bukanlah pijakan semata, dirinya sebagai penyihir yang kuat adalah bagian dari identitasnya.”
 
 
Tatsuya tidak berpikir bahwa Minoru akan senang hidup dengan tubuh yang sehat dengan bayaran sihirnya. Tapi, lebih sulit bagi keluarganya daripada dirinya sendiri, untuk melihatnya menghapiskan seperempat dari hidupnya di ranjang rumah sakit.
 
 
“……Terima kasih. Informasi ini sudah sangat cukup. Aku akan mencoba untuk mengkonsultasikannya nanti dengan para ahli.”
 
 
Fujibayashi mengatakan itu saat masih membungkuk.
 
 
Minoru bangun kira-kira 30 menit setelahnya. Saat itu, Fujibayashi sudah kembali seperti biasa. Dia berusaha keras agar Minoru tidak melihat wajah kacaunya.
 
 
“Minoru-kun, bagaimana perasaanmu?”
 
 
“Maafkan aku sudah merepotkanmu.”
 
 
Minoru membungkuk dalam merespon pertanyaan Fujibayashi. Tidak, dia baru saja akan melakukan itu.
 
 
Sebelum Tatsuya menghentikannya dengan tangannya, dan meluruskan Minoru tepat didepannya.
 
 
“Tidak perlu sampai menundukkan kepalamu. Bahkan jika kau tidak mengabaikan kesehatanmu, tubuhmu memiliki kondisi yang lemah, bukan? Ini bukan salahmu. Kau tidak bis bertanggung jawab dan menundukkan kepalamu untuk sesuatu yang dliuar kendalimu.”
 
 
Suara Tatsuya kuat. Tapi lebih halus, dengan nada kekanak-kanakan. Dia menegur Minoru dengan ‘kau terlalu menyalahkan dirimu’, dan menyemangati Minoru setelahya.
 
 
“Maaf, tidak, terima kasih.”
 
 
Minoru setuju dengan perkataan Tatsuya.
 
 
Kali ini Tatsuya tidak mengatakan apa-apa.
 
 
“Lalu, Tatsuya-kun.”
 
 
Fujibayashi menanyainya, ‘apa kita bisa mendengar masalahmu tadi saat di kantor polisi yang sudah kita tunda sebelumnya’, sebelum mengatakan kembali ‘selamat datang kembali~ Tatsuya-kun, Miyuki. Huh? Letnan Fujibayashi-san?”
 
 
“Letnan Fujibayashi? Ah, Tatsuya sampai lebih dulu.”
 
 
“Kami sudah kembali, Tatsuya. Wah…, Letnan Fujibayashi-san, lama tidak berjumpa.”
 
 
Kelompok Mikihiko yang pergi ke tempat Kompetisi Thesis sudah kembali. Mereka tidak mengetahui bahwa Fujibayashi datang.
 
 
“Hari ini, aku tidak sedang dalam misi militer. Kau bisa berhenti memanggilku letnan dan memanggilku Fujibayashi.”
 
 
Fujibayashi tersenyum untuk melihat keterkejutan mereka melihat ‘senyum orang dewasa’. Erika sama-sama perempuan, dan Leo tidak terlalu memperdulikannya. Satu-satunya orang tersisa, bereaksi seperti anak muda. Ini mungkin untung tidak ada Mizuki disini.
 
 
Erika duduk di seberang futon yang ditiduri Minoru. Dibandingkan dengan Miyuki yang duduk dengan elegan, pose duduk Erika lurus dan rapi, mereka memiliki rasa yang berbeda, tapi figur mereka sama.
 
 
“Minoru-kun, bagaimana perasaanmu?”
 
 
“Aku-aku baik-baik saja sekarang. Maaf membuatmu khawatir.”
 
 
Erika memang cantik, namun, wajah Minoru memang lebih baik. Tapi semuanya akan merasa tidak nyama dengan senyuman ramah itu yang lebih imut daripada usianya. Satu hal, Erika berbicara dengan sikap yang ramah, dia tidak memiliki pengalaman berbicara dengan gadis disekitarnya.
 
 
“Aku mengerti.”
 
 
Tatsuya mulai pindah ke tengah ruangan. Miyuki mengikuti kakaknya. Fujibayashi pindah kesamping Minoru, sebaliknya Minami pindah ke samping Miyuki. Erika duduk didepan Tatsuya, sementara Leo dan Mikihiko duduk. Karena itu, semuanya duduk melingkar.
 
 
“Mari kita mulai bertukar informasi.”
 
 
“Aku yang pertama.”
 
 
Mikihiko setuju untuk memulai.
 
 
“Walau begitu, hampir tidak ada yang perlu dikatakan. Kita tidak menemukan lokasi apapun yang berpotesi sebagai tempat persembunyian atau semacamnya. Tidak ada balasan juga dari shikigami. Terlebih, ada banyak polisi yang menjaga tempat itu sejak kemarin. Dengan itu, bahkan jika ada ancaman dari mata-mata luar, aku tidak yakin akan sebesa tahun lalu.”
 
 
“Terima kasih sudah menyusahkan dirimu untuk memeriksa lokasi Kompetisi Thesis.”
 
 
“Menyusahkan diriku, ya, bisa dikatakan seperti itu.”
 
 
Wajah Mikihiko tidak bimbang sama sekali, tapi Erika menggoda Mikihiko seperti biasa, ‘itu tugas kami’, ‘apa katamu!’, jadi tidak ada yang peduli tentang mereka dan meninggalkan mereka sendirian.
 
 
“Dengan kata lain, kita sudah selesai mencari mata-mata asing di area Kompetisi Thesis, dan hasilnya tidak ada.”
 
 
“Penangkapan kemarin sudah merupakan pencapaian yang cukup. Para polisi sepertinya sudah berhasil mulai memasuki tempat persembunyian itu, kita dapat menyerahkan sisanya kepada pihak berwenang. Sebenarnya, investigasi juga bagian dari pekerjaan polisi.”
 
 
“Onii-sama, kau tidak perlu mengatakan itu seterus terang itu.”
 
 
Mendengar perkataan Miyuki, Tatsuya melanjutkan laporannya.
 
 
“Kami diserang di kaki Gunung Ogura.”
 
 
“Kaki Gunung Ogura, bukankah itu di distrik Arashiyama di Taman Kameyama?”
 
 
Tatsuya mengangguk untuk menjawab Minoru, sebelum kembali melanjutkan penjelasannya.
 
 
“Ada 13 penyerang. 12 diantaranya berasal dari sekte Budhisme, dan yang satunya merupakan pengguna Houjutsu buangan yang mengendalikan mereka. Mereka semua sekarang sedang ditahan polisi.”
 
 
“Ini hasil yang pasti kita dengar jika ditempat itu ada Tatsuya, Miyuki, dan pewaris Keluarga Ichijou. Mereka tidak akan menang bahkan setelah mereka 10 kali lebih banyak.”
 
 
“Mereka tidak semudah itu.”
 
 
Tatsuya tersenyum kecut dan mendadak ingat dengan pertanyaan sebelumnya.
 
 
“Oh ya, Mikihiko, penyerang itu memegang pedang bermata dua dengan ular, atau api naga yang membungkusnya. Apa kau tahu sihir apa itu?”
 
 
Walaupun dilempar pertanyaan mendadak, Mikihiko segera menjawabnya. Tapi dia tetap baru menjawabnya 10 detik kemudian.
 
 
“…Itu seharusnya adalah ‘Kurikara-ken’.”
 
 
“Pedang milik Acala.”
 
 
“Ya, itu adalah sihir yang meminjam kekuatan dari pedang Acala. Simbol dri kekuatan yang dapat menghancurkan ‘sihir’. Saat berhadapan dengan sihir modern, pedang itu akan mengaktifkan Eidos dan menjadi semacam sihir balasan untuk menghancurkan Rangkaian Sihir yang sudah terbuat.”
 
 
“Hee… Untuk dapat memiliki sihir seperti itu, Sihir Kuno lumayan kuat juga, huh.”
 
 
Mikihiko yang cemberut menghadap Erika. Dia merasa perkataannya meremahkan Sihir Kuno. Namun, Erika tidak peka untuk sadar bahwa dia sedikit kasar, bahkan jika dia ingin untuk merubah perkataannya, ini sudah terlambat.
 
 
“Aku terkejut mereka memiliki penyihir yang bisa menggunakan sihir setinggi itu. Kurikara-ken biasanya sangat sulit untuk dikendalikan, karena penyihir itu sendiri akan mematikannya untuk menjaga sihirnya.”
 
 
“Apa yang akan terjadi jika kau memaksa orang lain untuk menggunakannya?”
 
 
“Itu sepertinya mustahil. Asal dari aktivasi sihir ada ditangan penyihir, itu berisi mantra Kurikara-ken yang tidak dapat disentuh siapapun. Pedang itu secara otomatis akan mematikan sihir apapun yang berkontak dengan apinya, jadi tidak perlu untuk memegangnya agak jauh dari tangan penyihir. Tidak ada penyihir yang mampu melakukan itu…. Walaupun, akan beda cerita jika itu dilakukan bersama-sama.”
 
 
“Setelah memaksa mereka untuk melakukannya, apa yang akan terjadi?”
 
 
“Tangan mereka akan terbakar.”
 
 
“Eehh!?”
 
 
Erika berteriak keras. Miyuki sedikit menaikkan alisnya karena merasa tidak nyaman.
 
 
“Meskipun dibentuk dengan sihir, api Kurikara-ken itu api asli. Karena itu, tidaklah aneh jika tanganmu terbakar setelah memegangnya, bukan? Ada beberapa rumor tentang epdang itu sengaja dilemparkan kepada musuh agar digunakan mereka, agar tangan mereka terbakar, namun, itu bukanlah Pedang Kebijaksanaan tapi Pedang Kejahatan.”
 
 
Tatsuya dan Miyuki melihat satu sama lain. Mereka memutuskan untuk tidak memberitahu yang lain cerita sebenarnya dengan kontak mata.
 
 
“Aku mengerti, memang cukup sulit.”
 
 
“Kau benar-benar sesuatu, Tatsuya, untuk dapat mengalahkan musuh seperti itu.”
 
 
“Itu berkat Miyuki dan Ichijou. Lalu, tentang apa yang akan kita lakukan selanjutnya.”
 
 
“Eh? Bukankah besok kita akan kembali ke Tokyo?”
 
 
Seperti yang dikatakan Erika, mereka sebenarnya berencana untuk keluar hotel sore hari dan kembali ke Tokyo.
 
 
“Ya, kau akan kembali ke Tokyo lebih dulu. Aku akan tinggal satu malam lagi. Besok, aku akan pergi ke kantor polisi untuk mendengar testimony dari penangkapan penyerang tadi.”
 
 
“Aku juga sama dengan Onii-sama.”
 
 
“Miyuki.”
 
 
Tatsuya memotong perkataan Miyuki ditengah.
 
 
“Kau adalah Ketua Dewan Siswa. Tidak baik bagimu untuk absen selama dua hari.”
 
 
Tatsuya lebih penting bagi Miyuki daripada sekolah, namun, karena dia diperintahkan dengan nada tegas kakaknya, dia tidak bisa menolak.
 
 
“Aku mengerti.”
 
 
“Lalu, aku akan tetap disini! Kau selalu bermasalah dengan polisi.”
 
 
“Erika, jangan mencara alasan untuk membolos.”
 
 
“Membolos? Kasarnya!”
 
 
Tatsuya berpaling dari Erika menuju Mikihiko.
 
 
“Kalau tidak apa-apa dengan Tatsuya.”
 
 
“Aku harus menginvestigasi hal lain sedikit lebih banyak.”
 
 
Mikihiko dan Leo tahu ‘pendirian’ Tatsuya. Erika sudah mengetahui detailnya. Saat dia mengatakan itu, mereka hanya bisa mundur.
 
 
Miyuki dan yang lain pergi ke stasiun dan Tatsuya kembali ke hotel. Ini membutuhkan waktu yang agak panjang untuk memasukkan Miyuki ke kereta, tapi entah bagaimana dia berhasil membujuknya untuk pergi ke Tokyo. Dia sudah siap untuk membatalkan rencananya saat dia melihat mata sedihnya selagi mengatakan ‘Onii-sama, jaga dirilah’ dengan tangan kanannya memeluknya, sepertinya dia terlalu memikirkannya.
 
 
Minoru seharusnya pulang dengan Fujibayashi karena kondisinya sudah stabil. Minoru sendiri sepertinya ingin untuk membantunya dengan investigasinya besok, namun dia juga bermasalah dengan janjinya. Dia sudah setuju dengan Fujibayashi untuk pulang, yang dianggapnya sebagai kakaknya, dan menegur keras dirinya.
 
 
Untungnya, hotel itu masih memiliki kamar kosong. Tatsuya pindah ke satu kamar bergaya barat, karena ini terlalu besar untuk satu orang. Segera setelahnya, Tatsuya bertemu dengan Mayumi di ruang duduk.
 
 
“Tatsuya-kun, apa tidak apa-apa bagimu untuk bolos sekolah? Walaupun aku tidak dalam posisi untuk mengatakan itu juga.”
 
 
“Tidak, aku sudah memutuskan sendiri untuk melanjutkan investigasiku lebih lanjut.”
 
 
“Apa itu berhubungan dengan…. pekerjaan itu?”
 
 
Ada beberapa orang lain di ruangan itu. Dia tidak bisa mengeluarkan pelindung suara ditempat seperti ini. Maka dari itu Mayumi merubah perkataannya sesuai dengan situasi di situ.
 
 
“Ya, kau tidak perlu khawatir, Senpai.”
 
 
“Sejujurnya, tentang besok, Senpai, bisakan kau menungguku lagi?”
 
 
“Disini… apa maksudmu di hotel!?”
 
 
Saat Tatsuya mengangguk, Mayumi segera memperbaiki suasana hatinya.
 
 
“Apa aku seorang penghambat? Ya, aku mungkin tidak terlalu berguna hari ini.”
 
 
“Bukan seperti itu.”
 
 
Tatsuya menggelengkan kepalanya selagi menatap mata Mayumi secara langsung.
 
 
Mayumi memalingkan matanya selagi tersipu.
 
 
“Lalu kapan kau memintaku untuk mundur?”
 
 
“Ini bukan karena bahayanya.”
 
 
Mayumi mungkin berpikir bahwa dia akan menjawab ‘ini berbahaya’. Dia melihat kembali Tatsuya dengan ekspresi ‘Eh?’.
 
 
“Keadaannya tidak terlalu jelas hari ini, tapi besok akan lebih berat. Aku tidak ingin menunjukkan hal seperti tu pada seorang gadis. Terutama gadis seperti Senpai.”
 
 
Mayumi kembali memalingkan matanya dari Tatsuya.
 
 
“Tidak apa-apa. Meskipun aku seperti ini, aku sudah terbiasa melihat hal seperti itu.”
 
 
Pastinya, dia bahkan dapat menang melawan ‘Macan Pemangsa Manusia’ saat di Insiden Yokohama. Dia mungkin dapat menghadapi hal seperti itu, tapi pembicaraan mereka mulai menjurus ke arah yang canggung.
 
 
“Walau begitu, tetap saja aku tidak ingin kau melihat hal seperti itu.”
 
 
Tatsuya menekannya lagi, tidak ingin untuk menyerah. Mayumi masih memalingkan pandangannya, dan mulai untuk menaruh tangannya dan memijat tangannya dengan jarinya.
 
 
“Jika itu masalahnya, maka tidak ada yang bisa kulakukan.”
 
 
Saat dia mengatakan itu, dia benar-benar mengalihkan pandangannya, tubuh Mayumi sedikit gemetar bahkan tanpa disadarinya.
 
 
“…Hampir saja.”
 
 
Mayumi kembali menatap Tatsuya. Matanya menyipit menandakan bahwa dia curiga.
 
 
“Aku baru saja hampr tertangkap tanganmu.”
 
 
Tatsuya melepas tangannya, dan menggelengkan kepalanya pelan-pelan kepada Mayumi yang menatapnya.
 
 
“Aku tidak menipumu. Aku benar-tidak ingin orang sepertimu melihat hal seperti itu.”
 
 
“Onee-san tidak akan dibodohi seperti itu.”
 
 
Mayumi masih menatap Tatsuya. Tatsuya memutuskan untuk tidak memperdulikan hal itu lagi.
 
 
“…Baiklah. Sebagai gantinya, tolong jangan pingsan saat melihatnya, mengerti?”
 
 
Tatsuya mengalah dan Mayumi tertawa dengan senang untuk alasan tertentu.
 
 
“Aku baik-baik saja. Meskipun aku seperti ini, aku tetaplah sudah dewasa.”
 
 
Tidak dapat diandalkan, pikir Tatsuya, tapi tentu saja dia tidak akan sengaja mengatakan hal seperti itu dari mulutnya.
 
 
“Ah,untunglah. Kau sampai dengan aman.”
 
 
“Miyuki sedikit gelisah karena Onii-sama tidak ikut dengannya.”
 
 
“Tidak apa-apa, aku selalu menjagamu. ‘Mataku’ tidak pernah beralih darimu.”
 
 
“Itu benar. Maafkan aku.”
 
 
“Kau tidak perlu meminta maaf. Akulah yang seharusnya meminta maaf karena tiba-tiba berubah, aku pasti akan kembali besok, jadi jangan lupa untuk mengunci pintu dan beristirahatlah mala mini.”
 
 
“Ah, Onii-sama, aku terlalu tua untuk diperlakukan seperti anak kecil.”
 
 
“Tidak peduli setua apapun dirimu, kau masihlah adikku.”
 
 
“…Aku rasa itu adalah perkataan yang dikatakan ayah kepada anaknya.
 
 
“Kau tidak ingin ayah kita mengatakan hal seperti itu bukan?”
 
 
“Benar. Lalu, akan kulakukan apa yang Onii-sama katakana, aku akan mengunci pintu dan beristirahat mala mini. Onii-sama, selamat malam.”
 
 
“Ini mungkin terlalu cepat, tapi, selamat malam, Miyuki.”
 
 
Segera setelah dia selesai menelepon Miyuki, pintu kamar Tatsuya diketuk. Dia pergi ke pintu depan, dan menyalakan layar. Mayumi tampil di layar.
 
 
“Ada apa? Pada jam ini…”
 
Tatuya membuka pintu, dan Mayumi bertanya begitu. Walaupun ini masih jam 8 malam, ini bukanlah waktu yang tepat bagi seorang gadis muda untuk mengunjungi pria yang bukan kekasihnya.
 
 
Setidaknya, itulah apa yang dipikirkan Tatsuya, walaupun Mayumi sepertinya punya maksud lain.
 
 
“Tatsuya-kun, apa kau sudah makan? Mengapa kita tidak makan sama-sama?”
 
 
Pastinya, Tatsuya belum makan, tapi dia tidak bisa dengan mudah makan di ruang makan public. Walaupun dia tidak bermaksud untuk makan di restoran mewah didalam hotel.
 
 
“Di restoran?”
 
 
“Ya, aku baru saja memesan kursi di meja depan, karena dia memberitahuku ada tiga kursi kosong. Makanannya Perancis.”
 
 
Tampaknya, dia sudah memutuskan bahwa dia akan mengawalnya.
 
 
Dia harus berhati-hati untuk tidak menunjukkan perasaannya.
 
 
“Aku mengerti. Bisakah kau menungguku di lobi sementara aku ganti baju dulu?”
 
 
“Tidak apa-apa.”
 
 
“Aku tidak akan pergi jika kau seperti itu.”
 
 
Walaupun gaun Mayumi tidak terlalu formal, gaun dengan renda diatas yang membuatnya terlihat indah. Terlebih lagi, dia mengenakan sepatu yang cocok dan aksesoris untuk memperindah gaunnya, ini bukanlah penampilan yang dapat kau lihat sehari-hari.
 
 
Tatsuya menutup pintunya dengan senyuman tegang.
 
 
“Wah! Tatsuya-kun, itu cocok sekali denganmu.”
 
 
“Masih tidak secocok dirimu.”
 
 
Perkataan Tatsuya memang berdasarkan fakta bukan untuk menghinanya. Apa yang dikenakannya adalah setelan dan dasi yang disiapkannya untuk masalah darurat, untuk menyesuaikan dengan dress code standard.
 
 
“Kalau begitu, ayo duduk.”
 
 
Restoran ini tidak seformal apa yang dibayangkan Tatsuya. Tidak ada pelayan, hanya seorang pelayang yang memandu mereka.
 
 
“Silahkan.”
 
 
Tatsuya menarik kursi untuk Mayumi.
 
 
“Oh, terima kasih.”
 
 
Mayumi duduk dan tersenyum.
 
 
Tatsuya duduk didepannya, Mayumi membuka buku menu nya untuk memilih makanannya. Ini sudah jarang sekali, dicetak di buku.
 
 
“Tatsuya-kun, kau pesan apa?”
 
 
“Mari kita lihat. Aku pesan ini.”
 
 
“Aku mengerti~. Aku pikir A la carte juga tidak buruk, tapi karena ini pertama kali bagiku, lebih aman jika aku pesan ini saja.”
 
 
Setelah itu, mereka berdua memesan makanan mereka.
 
 
Mereka berdua tidak memiliki acara setelah makan malam itu.
 
 
Karena mereka tidak yakin mereka dimata-matai. Mereka tidak dapat membahas insiden tadi siang.
 
 
Saat tiba-tiba Mayumi complain ‘sangatlah tidak nyaman tidak bisa membuat pelindung suara’, Tatsuya memfokuskan matanya.
 
 
Dia mengetahuinya dua hari yang lalu. Orang-orang Kyoto tidak terlalu ramah terhadap penyihir. Sejak Pusat dari Asosiasi Sihir didirikan disini, Tatsuya pikir, orang-orang lokal setidaknya akan netral, namun yang terjadi sebaliknya.
 
 
--Apa sesuatu terjadi antara Asosiasi dan warga lokal.
 
 
Akhirnya dia memikirkan hal-hal itu. Itulah alasan mengapa dia membawa CAD nya dibalik lengannya sedikit diatas pergelangannya. Tatsuya pikir bahwa dia seharusnya mencoba untuk tidak bersikap seperti penyihir disini.
 
 
Namun Mayum tidak membawa CAD nya. Tatsuya hanya dapat bertanya-tanya alasannya, apa itu agar orang lain tidak kasar terhadapnya, atau hanya karena itu tidak akan cocok dengan bajunya.
 
 
Acara malam itu dimulai selagi dia sedang menikmati pencuci mulut ditemani dengan kopi. Mayumi melihat ini dan memintanya untuk menemaninya ke bar.
 
 
“Lagipula aku tidak perlu mengatakannya kali ini, tapi aku masih anak SMA.”
 
 
“Ya, tidak akan ada yang tahu kalau kau anak SMA. Karena kau tidak menggunakan seragammu, kau tidak kelihatan seperti itu.”
 
 
Perkataan Mayumi sebenarnya tidak memiliki maksud berbahaya, Tatsua berhasil dipaksanya untuk menemaninya ke bar.
 
 
Saat mereka sampai disana, Mayumi mendekatkan jarak antara mulutnya dan telinga Tatsuya.
 
 
“’Senpai’ dilarang disini, jadi bisakah kau memanggilku Mayumi?”
 
 
“…Mengapa?”
 
 
Tatsuya mengatakan itu sedetik setelahnya. Bahkan jika dia tidak menunjukkannya, dia sedikit terganggu dengan Mayumi.
 
 
“Kalau kau memanggilku Senpai, mereka akan tahu kalau kita Senpai-kouhai dari SMA bukan? Aku juga akan memanggilmu ‘Tatsuya-san’” Dia bertanya-tanya apa Mayumi ingin bermain peran.
 
 
“Akan jadi masalah jika mereka tahu kau masih SMA.”
 
 
Dengan alasan itu, Mayumi menarik lengan Tatsuya ke bar. Tempatnya kecil, hanya satu kounter saja.
 
 
Hanya ada beberapa pasangan yang duduk dibelakang mereka.
 
 
Pelayan bar itu hanya melihat mereka saat mereka masuk, dan terus mengaduk (mengaduk dengan pelan cocktail yang dibuatnya).
 
 
Mayumi duduk di samping kounter, diikuti Tatsuya yang duduk disebelahnya.
 
 
“Master, aku pesan Alexander. Tatsuya-san, kau pesan apa?”
 
 
“Satu Summer Delight.”
 
 
Pelayan bar itu meluruskan pandangannya pada Tatsuya. Dia segera mengangguk kemudian setelahnya tanpa mengatakan apa-apa, dan mengambil sebuah cangkir besar ditangannya.
 
 
Setelah sedikit mengamati, tidak hanya kulitnya saja, tubuhnya terbentuk bagus dan kokoh. Walaupun kebiasaannya normal, dia memberi kesan bahwa dia pernah mendapat pelatihan bertarung sebelumnya. Apa yang dilakukannya di masa lalu… Tatsuya benar-benar penasaran.
 
 
“Mengapa kau memesan minuman non-alkohol?”
 
 
Tapi, Mayumi tertarik dengan pesanan Tatsuya. Isi dari Summer Delight hanyalah sirup jeruk nipis dan soda. Ini memanglah minuman non-alkohol seperti katanya.
 
 
“Tolong maafkan aku, Mayumi Ojou-sama.”
 
 
“Huh?”
 
 
“Aku tidak boleh melengahkan kewaspadaanku jika terjadi masalah karena aku pengawalmu.”
 
 
“Huh? Huh?”
 
 
Mayumi mungkin menanti-nanti untuk berpura-pura menjadi kekasih Tatsuya. Tapi, sesuai dugaan, itu berbanding terbalik dengan pola pikir Tatsuya.
 
 
Pelayan bar mengocok pengocok itu dengan perlahan, dia menuangkan minuman berwarna coklat chestnut kedala gelas transparan, sebelum menyajikannya kepada Mayumi.
 
 
Lalu dia berbicara kepada Tatsuya.
 
 
“Pelanggan, apa kau kau pengawalnya? Kau muda, tapi kau terlihat kuat.”
 
 
“Aku hanyalah seorang murid.”
 
 
“Kau rendah hati sekali.”
 
 
Pelayan itu mengeluarkan pengocok baru, dia menungkan air jeruk nipis dan sirup Grenadin merah. Setelah menuang semua campuran kedalam gelas, dia menambahkan sedikit gula.
 
 
Dengan gerakannya yang lincah. Dia menungkan air soda kedalam gelas dan menyajikan minuman itu kepada Tatsuya.
 
 
“Pelanggan, dengan hormat silahkan dinikmati.”
 
 
Pelayan itu mengatakan seperti itu sebelum bertanya kepada Tatsuya.
 
 
Pengunjung yang diujung kounter ini sedang dalam dunia mereka sendiri, dan tidak mendengarkan pembicaraan lain.
 
 
“Pelanggan, apa kau bukan penyihir?”
 
 
Tatsuya tidak menunjukkan wajah yang terkejut mendengarnya.
 
 
“Jika kau sampai bisa mengatakan seperti itu, Master, bukankah kau juga seorang penyihir?”
 
 
Pasangan itu meninggalkan tempat duduk mereka. Pelayan bar itu menunduk dengan sopan.
 
 
Saat pelayan bar itu sedang mencuci, dia melanjutkan pembicaaannya.
 
 
“Ini suda cerita lama. Aku kehilangan kekuatanku sebagai penyihir karena kecelakaan dalam latihan.”
 
 
“Aku mengerti. Maafkan kelancanganku.”
 
 
Pelayan bar itu segera menggelengkan kepalanya mendengar permintaan maaf Tatsuya.
 
 
“Seperti yang sudah kukatakan, ini sudah cerita lama. Lagipula, akulah yang memulai pembicaraan ini.”
 
 
Pada saat itu juga, Mayumi berbicara dengan suara pelan.
 
 
“Master, aku segelas lagi.”
 
 
“Ojou-sama, bisakah kau sedikit pelan-pelan meminumnya….”
 
 
“Aku baik-baik saja. Tatsuya-san yang tidak ingin minum sake jangan ikut campur.”
 
 
Tampaknya, dia tidak suka Tatsuya terus berbicara dengan pelayan bar itu. Atau mungkin, dia tidak suka dianggap Ojou-sama.
 
 
“Maafkan kelancanganku.”
 
 
Pelayan bar itu menundukkan kepalanya seperti jika itu kesalahannya, dia kembali mencuci selagi sedikit menyeringai.
 
 
Namun, Tatsuya tidak bermaksud menghentikan pembicaraan mereka meskipun situasinya seperti itu.
 
 
“Master, ada sesuatu yang ingin kutanyakan.”
 
 
Walaupun pelayan bar itu bertanya kepadanya dengan tatapan mata, ‘apa tidak apa-apa membiarkannya sendirian’, tapi Tatsuya tidak pernah menganggap Mayumi.
 
 
“Apa ada suatu masalah antara Asosiasi Sihir dan penduduk lokal Kyoto?”
 
 
“Mengapa kau bertanya seperti itu?”
 
 
“Ini mungkin hanya perasaanku saja, tapi orang-orang di kota ini sepertinya tidak senang dengan penyihir.”
 
 
“Ah, kau sadar bahwa penduduk lokal Kyoto tidak terlalu ramah terhadap penyihir.”
 
 
Pelayan bar itu mengeringkan tangannya dengan handuk. Dia mulai untuk mengeringkan gelas dengan tangan keringnya. Tatsuya mengamati hal itu, semua produknya tidak dibuat dengan mesin, dan dia berpikir ini lebih seperti aksi panggung daripada sebuah bar.
 
 
“Sebenarnya tidak ada masalah besar. Tapi ada beberapa kesalahpahaman. Dari sudut pandang orang luar, itu adalah hal yang biasa mereka katakan. Namun, karena pihak satunya adalah penyihir, orang-orang di area bereaksi terlalu berlebihan.”
 
 
Tatsuya menunjukkan wajah yang tidak terlalu puas. Pelayan bar itu mengeluarkan sebuah kudapan dengan sebuah potongan coklat.
 
 
“Nona sebelah sana, silahkan dinikmati.”
 
 
“Terima kasih banyak.”
 
 
Tatsuya menerima kudapan itu dan menyerahkannya kepada Mayumi.
 
 
Mayumi mematahkan coklat itu dan memasukkannya ke mulutnya, selagi memalingkan pandangannya, seperti membuat gestur ‘hmph’.
 
 
Tatsuya sedikit tersenyum kepada pelayan bar itu.
 
 
Pelayan bar itu tertawa melalui mulut dan matanya, selagi melanjutkan pembicaraannya.
 
 
“Ini mungkin disebabkan oleh Pusat Asosiasi Sihir. Para penduduk lokal mungkin merasa jika penyihir mulai mengambil alih.”
 
 
“Walaupun mereka tidak seperti itu, masih ada penyihir yang tinggal disini sebenarnya adalah penduduk asli Kyoto, tapi.”
 
 
“Walaupun kau kehilangan sihirmu, kau mengerti kami, tapi bagi seseorang yang bukan penyihir, penyihir adalah mahluk yang mengerikan. Sebagai manusia yang tidak bisa melakukan sihir mereka tidak akan bisa bertahan melawan seorang penyihir. Apalagi, mereka tidak tahu apa yang akan penyihir itu lakukan kepadanya, apa akan menahan mereka atau melukai mereka, atau yang paling buruk, membunuh mereka, aku mengerti kegelisahan mereka.”
 
 
Pelayan bar itu tiba-tiba berbicara saat Tatsuya baru saja akan melanjutkan perkataannya.
 
 
“Tidak ada yang bisa menahannya, bahkan dengan senjata sekalipun. Tapi, tolong pikirkan akhir yang lain. Untuk penduduk lokal yang bukan penyihir, penyihir adalah mahluk misterius dengan senjata tak terlihat. Kyoto tidak special, hal seperti itu terjadi di setiap kota lain.”
 
 
Mayumi pergi meninggalkan bar, dengan cara jalan yang cukup aneh.
 
 
(Itulah mengapa aku mengatakan kepadanya kalau tiga gelas itu terlalu banyak.)
 
 
Tatsuya mengeluh dalam hati, tapi itu sudah terlambat. Dia tidak tahu bahwa persentasi alcohol dalam minuman Mayumi diatas 20%.
 
 
“Senpai, ini kamarmu, tolong bertahanlah.”
 
 
“Ya, terima kasih, Tatsuya-kun.”
 
 
Mayumi merasa seperti dia bisa tidur kapansaja. Dia sudah mengantarnya sampai kekamarnya dengan aman, jadi misi Tatsuya seharusnya sudah selesai, tapi.
 
 
“Ugh.”
 
 
Setelah melihat Mayumi duduk dan mabuk didepan kamarnya, sesuai dugaan, dia tidak bisa hanya mengatakan ‘permisi’ dan meninggalkannya sendirian.
 
 
“Senpai, dimana kau menyimpan kuncimu?”
 
 
“Disini…”
 
 
Mayumi mengeluarkan kartunya ditangannya. Dan untuk suatu alasan, dia baru saja akan memasukkannya ke dadanya, tapi Tatsuya segera menangkap kunci itu.
 
 
(…Apa sebenarnya yang ingin dilakukan orang ini.)
 
 
Setelah itu, Tatsuya membuka pintu kamar Mayumi.
 
 
Unungnya, tidak ada pakaian dalam yang terpencar di kamarnya seperti dalam film-film.
 
 
“Saegusa-senpai, silahkan tidur di ranjang.”
 
 
“Ya, aku tahu…”
 
 
Tatsuya mengetahui satu hal. Mayumi adalah tipe orang yang penurut seperti bayi saat mabuk. Sepertinya Tatsuya dikelilingi tipe-tipe oang yang seperti ini. Mungkin ini masih lebih baik daripada menangis dan memeluk, tapi ini tetap saja memakan waktu.
 
 
Mayumi berjalan ke ranjangnya, Tatsuya membantunya, karena dia sempoyongan.
 
 
Tatsuya menuntun Mayumi ke ranjang.
 
 
“Senpai, kau sudah di ranjang. Lebih baik kau ganti baju, daripada gaun indahmu kusut.”
 
 
“Apa yang kau inginkan?”
 
 
“Bantu aku ganti baju.”
 
 
Mendengar jawaban yang sudah diduganya, kepala Tatsuya mulai sedikit pusing.
 
 
◊ ◊ ◊
 
 
Senin, 22 Oktober. Tatsuya pergi lagi ke Gunung Arashi, Sagano. Ini adalah tempat dimana dia diserang oleh para tradisionalis kemarin.
 
 
Mayumi sedang tidur di hotel karena merasa tidak enak badan. Tidak perlu dikatakan, dia benar-benar bebas. Tatsuya berpikir bahwa inilah satu-satunya efek positif dari insiden kemarin malam.
 
 
Tidak ada tanda-tanda polisi. Setidaknya, tidak ada yang menginvestigasi tempat itu hari ini. Sepertinya detektif yang membenci Sepuluh Master Clan sudah tidak berniat untuk melanjutkan investigasi. Atau mungkin, ada hal lain yang terjadi. Apapun yang terjadi, ini adalah keunungan bagi Tatsuya untuk tidak diperhatikan oleh polisi.
 
 
Tatsuya berdiri di gerbang, dia ingat informasi yang sudah didapatnya. Ini sama seperti hivernasi karena dia terluka kemarin, dan tidak ada gelombang Psion yang dikeluarkan di tempat itu, kemungkinan pingsan karena mengingat informasi ini sudah direndahkan, dia membuka data ‘darimana mereka keluar’. Koordinat dari ‘persembunyian’ tradisionalis.
 
 
Akan mencolok sekali jika dia berdiri di tengah-tengah hutan bamboo. Karena itu, Tatsuya kembali turun ke jalan selagi menggabungkan peta dari ingatannya dan data dari terminal informasi.
 
 
Destinasinya dengan mudah ditemukan.
 
 
Itu adalah rumah agak besar.Tidak, jika itu sebesar itu, itu mungkin tidak dapat dikategorikan agak.
 
 
Pada pandangan pertama, suasana pedesaan di daerah itu masih terasa, itu adalah bangunan yang sama digunakan untuk sebagai tempat pertemuan di desa dan kota.
 
 
Tatsuya diam-diam memindai bangunan itu dengan Elemental Sight. Namun, itu bukanlah sesuatu yang dapat diketahuinya hanya dari luar.
 
 
Dia menaruh tangannya di pintu geser. Tentu saja, itu terkunci. Itu adalah pintu berkunci ganda, elektronik dan fisik. Sayangnya bagi Tatsuya, dia tidak memiliki keduanya. Dia tidak memiliki sihir untuk hal seperti ini. Karena itu, dia memutuskan untuk membuka itu dengan sihir yang dimilikinya.
 
 
Kunci pintu itu rusak.
 
 
Tatsuya membuka pintu itu tanpa ragu dan masuk kedalamnya, dengan cara yang sama dia gunakan saat dia masuk melewati gerbang. Sebuah senjata berbentu roda segera menyerangnya. Pedang itu memiliki cincin yang memiliki delapan pisau dari tengah sampai ujung. Itu adalah alat Buddhisme yang disebut Hourin, yang terlihat seperti senjata proyektil.
 
 
Saat Tatsuya menghindari Hourin itu, benda itu berhenti di udara sebelum akhirnya itu menghancurkan pintu. Hourin lain menyerangnya dari arah yang berbeda, benda itu masih menggunakan pergerakan yang sama. Setelah melakukan sedikit pengamatan, ada sebuah Psion yang mengendalikan Hourin itu.
 
 
“Yoyo, huh?”
 
 
Gerakannya sama seperti yoyo. Sisanya sederhana. Tatsuya menghindar, sekarang, empat Hourin, dan membongkar benan-benar Psion itu.
 
 
Hourin itu terbang menuju pintu dan sampai keluar.
 
 
Ada agitasi keluar dari balik tembok. Tatsuya mendekomposisi empat serangan itu, dan mendekatkan jarak antara dia dan penyihir yang bersembunyi dengan tehnik kamuflase optik dengan satu lompatan.
 
 
 
Figur seseorang mulai terlihat, dan sedang memegang senjata yang seperti pedang dengan kedua tangannya. Itu adalah alat dari sekte Budhisme yang disebut Dokumeikine. Itu adalah senjata yang sama seperti ‘yoyo Hourin’.
 
 
Rangkaian Sihir yang muncul dari kedua ujung Dokumeiki itu adalah sihir cahaya. Itu ditampilkan, tapi tidak sepenuhnya menulis ulang Eidos. Mengabaikan sihir itu, Tatsuya menggunakan Flash Cast pada telapaknya dan memukulnya pada dada bayangan itu.
 
 
Karena dampak dari gelombag virtual yang membuat getaran didalamnya pada, dan juga oleh Ranjau Udara yang aktif. Lapisan didalam tubuh bergetar keras dari titik dimana terkena telapak Tatsuya. Getaran itu menyebar ketubuh atas bersama dengan cairan, dan orang itu terjatuh. Kamuflase optikal miliknya terbongkar, dia memiliki penampilan yang sama dengan penyerang kemarin.
 
 
Tatsuya merunduk, selagi orang tak terlihat itu mendekatinya dari belakang—dia sudah memastikan bahwa itu adalah kamuflase optikal dan bukan sihir tubuh transparan—menghentikan langkahnya. Daripada menerima tendangan memutar penyerang itu yang seperti Ahli Bela Diri China, Tatsuya menaikkan kakinya untuk menahan kaki musuhnya.
 
 
Orang tak terlihat itu kewalahan. Figurnya mulai terlihat, terutama punggungnya
 
 
Dia menggunakan telapaknya dengan getaran sihir untuk melumpuhkannya. Penyerang kedua tergeletak di lantai/
 
 
“Bahkan aku tahu bagaimana cara kerja sihir transparan. Berhenti membuang-buang waktuku dan tunjukkan dirimu.”
 
 
Setelah mendengar provokasi Tatsuya, orang yang usianya berbeda jauh darinya keluar dari bayang-bayang. Ada 10 orang. Untungnya, mereka bukanlah wanita. Bukan seperti kalau Tatsuya akan lemah terhadap wanita, tapi apa yang dilakukannya akan sulit untuk dilupakan dirinya sendiri.
 
 
“Mengapa, Marishiten tidak bekerja padanya….”
 
 
Itu karena sihirmu tidak berpengalaman, walaupun Tatsuya tidak mengatakan itu. Kemampuan mereka rendah, Tatsuya yakin itulah penyebabnya. Jika Yakumo menggunakan sihir yang sama, bahkan Tatsuya akan kesulitan untuk mengetahui lokasinya.
 
 
“Ikat dan kutuk dia!”
 
 
Salah satu dari mereka meneriakkan instruksi. Dia bukanlah yang tertua, tapi Tatsuya merasa bahwa dialah yang terkuat. Tatsuya mentarget orang itu yang terlihat seperti ketua mereka.
 
 
Tatsuya maju dengan berani ke tengah. Tidak ada furniture atau gangguan lain di ruangan itu, sudah sama seperti dojo Kendo. ‘Jadi ini bukanlah tempat bertemu, tapi sebuah dojo’, Tatsuya tiba-tuba berpikir seperti itu.
 
 
10 penyihir itu mengelilingi Tatsuya.
 
 
Membentuk segi sepuluh, dengan jarak masing-masing orang 36o, atau bentuk bintang lima.
 
 
Tatsuya melompat, sementara kelima penyihir itu melempar tali dari setiap tangan mereka.
 
 
Bukan menuju Tatsuya, tapi menuju yang lain secara diagonal.
 
 
Setelah mereka melempar tali itu, mereka mengambil tali yang lain.
 
 
Tatsuya mengamati itu dari atas.
 
 
Kemungkinan besar, bintang segi lima itu semacam sihir yang memojokkan target di tengah dengan melipat gandakan tekanan dari kelima arah.
 
 
Namun, Tatsuya tidak berencana untuk hanya berdiri ditengah sampai mereka menggunakan sihir mereka.
 
 
Waktu dimana tali itu dilemparkan, dia melompat tepat diatasnya.
 
 
Sebelum dia sampai di langit-langit, dia menendang udara dan menuju ke satu titik dari bintang itu.
 
 
Itu adalah gerakan yang jarang digunakan dalam pertarungan. Tapi, adegan itu disebabkan oleh orang lain yang terpukau.
 
 
Dia membuat pijakan untuk kakinya. Dan berakselerasi dengan menendang langit-langit, dia memukul wajah penyihir dengan kekuatan penuhnya saat berakselerasi.
 
 
Penyihir itu terjatuh. Efek dari itu mengkhawatirkan, tapi Tatsuya tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan hal seperti itu.
 
 
Formasi itu segera hancur. Namun, ini bukanlah akhir dari usaha mereka.
 
 
Tatsuya menendang lutut seorang penyihir yang berada disampingnya sebelum dia mendarat.
 
 
Sihir hanya diaktifkan saat dia ingin untuk membuat pijakan kaki. Itu dapat dilakukan karena dia membuatnya dengan Flash Cast yang memiliki kecepatan aktivasi yang cepat.
 
 
Tradisionalis yang menyerangnya tidaklah lemah. Meskipun mereka menekankan pada asketisme, tapi mereka tetaplah petarung kelas satu. Namun, itu hanya saat pertandingan formal. Mereka tidak dapat mengimbangi kecepatan akrobatik Tatsuya.
 
 
Waktu dimana mereka dapat merespon terhadap serangan kejutan Tatsuya, hanya lima dari mereka yang tersisa.
 
 
Enam mata tertuju padanya, sementara dua penyihir lainnya berada dibelakangnya. Datu penyihir dibelakangnya telah mengaktifkan sihir cahaya.
 
 
Sihir Modern tidak dapat mengeluarkan aliran listrik langsung pada subjek.
 
 
Namun, Sihir Kuno dapat mengeluarkan listrik dari penyihir menuju ke lokasi tertentu.
 
 
Perbedaan ini biasanya bukanlah masalah besar, karena kecepatan petir adalah 100.000 km/detik. Itu adalah serangan yang mustahil untuk dihindari bahkan untuk seseorang yang sadar bahwa dirinya akan tersambar petir.
 
 
Tepat sebelum sihir itu dikeluarkan, Tatsuya melompat ke samping untuk menganggu serangannya.
 
 
Penyihir yang baru saja akan mengeluarkan sihirnya kehilangan Tatsuya. Petir keluar dari Doukumeiki dan bertabarkan dengan serangan yang lain.
 
 
Karena itu, mereka ragu-ragu untuk menggunakan sihir.
 
 
Terciptalah kekosongan, menyediakan waktu yang cukup bagi Tatsuya.
 
 
Dengan mengeluarkan medan kekuatan, dia dapat menggunakan kecepatan yang setara dengan sihir akselerasi diri dengan mempercepat gerakannya, Tatsuya menghajar penyerang yang lain.
 
 
Penyihir tradisionalis yang menjadi ketua kelompok, terbangun karena rasa sakit yang menusuk tubuhnya.
 
 
Dia tidak dapat berpikir dengan baik ditengah rasa sakit seperti itu.
 
 
Namun, dia tidak bisa tetap tidak sadarkan diri karena rasa sakit itu.
 
 
“Apa kau sudah sadar? Jika kau mengerti apa yang kukatakan. Akan kukurangi rasa sakitmu.”
 
 
Rasa sakit itu berkurang, dan kesadaran orang itu mulai kembali, dia menggelengkan kepalanya.
 
 
Sesuai yang dijanjikan, rasa sakit itu sedikit berkurang.
 
 
Pandangannya sedikit berkunang-kunang, dia mulai sadarkan diri.
 
 
Seorang anak muda.
 
 
Orang itu menutupi wajahnya, untuk menyembunyikan identitasnya.
 
 
Pemimpin itu berusaha untuk menempelkan tangannya untuk mengeluarkan sihir.
 
 
Pada saat itu juga, rasa sakit yang luar biasa menyerang kesadarannya.
 
 
“Jangan melakukan hal yang tidak-tidak. Kau hanya perlu menjawab pertanyaanku.”
 
 
Pemimpin itu mengangguk, saat suara itu berbicara kepadanya untuk menurut.
 
 
Rasa sakit itu berkurang lagi.
 
 
Kali ini, bahkan membuatnya sampai bisa berpikir, tapi pandangannya masih berkunang-kunang.
 
 
“Zhou Gongjin ada disini bukan? Penyihir luar negeri yang datang dari Chinatown di Yokohama.”
 
 
Pemimpin itu tidak memiliki alasan untuk berbohong, dia mengangguk dengan jujur.
 
 
“Orang itu berada disini sampai Jumat, tanggal 12. Apa aku benar?”
 
 
Tanggal 12, 12… pemimpin itu berpikir keras karena kepalaya belum bekerja dengan baik. Lalu, dia mengingat Zhou Gongjin disitu sampai Jumat, dia menggelengkan kepalanya atas bawah.
 
 
“Kemana Zhou Gongjin pergi?”
 
 
Ada rasa sakit baru yang mengenainya. Anehnya, dia makin dapat berpikir dengan baik.
 
 
Matanya berkunang-kunang dan tubuhnya masih belum bisa mengangkat jarinya, tapi mulutnya bisa berbicara dengan bebas.
 
 
“Dia bilang kan pergi ke Uji. Dia mengatakan bahwa ada persembunyian yang bagus didekat makam… Aku tidak tahu itu benar atau tidak… Aku tidak tahu.”
 
 
“Orang-orangmu sudah digunakan sebagai boneka oleh pengguna Houjutsu dari benua, apa kau mengetahuinya?”
 
 
“Aku tidak… guru mereka… aku tidak punya…. Kewenangan apapun untuk memerintah mereka.”
 
 
“Kau pemimpin mereka bukan?”
 
 
“Mereka memang rekanku… kami setara… kami tidak menerima perintah dari siapapun….”
 
 
“Aku mengerti. Kerja bagus.”
 
 
Segera setelahnya, semua rasa sakit kembali terasa. Kesadarannya mulai hilang lagi.
 
 
Tatsuya mengirim pesan kepada Fujibayashi, mengenai tempat dimana penyihir tradisionalis. Akhirnya, dia memintanya untuk membawa para tradisionalis, dia bertanya-tanya jika catatan itu tidak diperlikan. Bahkan tanpa catatan itu, Fujibayashi pasti sudah akan membawa mereka.”
 
 
Tatsuya dapat menajaga kredibilitas dari informasi yang didapatnya dari pemimpin kelompok itu. Memang tidak dapat dipercaya bahwa mereka tidak menerima perintah dari siapapun.
 
 
Namun, informasi persembunyian Zhou Gongjin sama dengan apa yang didapatnya dari shaman di Kuil Kiyomizu. Dia memutuskan untuk percaya fakta ini karena pendeta Buddha itu dan shaman itu tidak mungkin memberikan informasi palsu kepadanya, dia tidak meragukan mereka.
 
 
Tatsuya memutuskan untuk melapor kepada Hayama tentang persembunyian Zhou Gongjin sepertinya akan berada disekitar makam di Uji, karena dia harus segera kembali kerumah hari ini.
 
 
Setelah pekerjaannya selesai, dia disambut memalukan. Dia tidak mengatakan ‘kacau’ atau ‘ini tidak sesuai janjumu’ dari mulutnya, tapi pipinya sekarang sedang memerah.
 
 
Dia sepertinya tahu penyebab mengapa dia tersipu.
 
 
Kemarin malam, Tatsuya menerima permintaan tak beralasan dari nona muda (Mayumi) untuk menelanjanginya. Dia segera menelanjanginya sebelum timbul masalah baru, dan mendorongnya ke ranjang hanya dengan pakaian dalamnya. Lalu dia segera keluar ruangan sebelum disadari Mayumi.
 
 
Bahkan Tatsuya berpikir bahwa dia sedikit liar kemarin malam. Namun, dia juga merasakan hal yang sama. Untung saja Mayumi tidak menyerangnya secara seksual di situasi seperti itu. –Tenu saja, dia tidakan mengatakan hal seperti itu keras-keras.
 
 
“Ngo-ngomong – ngomong.”
 
 
Bahkan Mayumi yang cukup percaya diri berdiri disampingnya, tiba-tiba menggigit lidahnya.
 
 
“Umm, itu, ada sesuatu yang harus kubicarakan denganmu Tatsuya-kun.”
 
 
Tatsuya berpikir dalam hatinya, ‘aku menolak’ atau semacamnya saat itu, selagi hanya diam. Dia dapat menebak apa yang akan dikatakan oleh Mayumi jika melihat dari sikapnya.
 
 
“Aku….”
 
 
Meskipun mengetahui mereka sendirian dalam kamar, Mayumi terlihat tidak nyaman, seperti jika dia takut kedengaran, dia mendekatkan jarah bibirnya dan wajah Tatsuya.
 
 
“Mengapa… aku tidur hanya memakai pakaian dalam?”
 
 
Karena kau bilang ingin ditelanjangi… Tapi tidak mungkin dia mengatakan seperti itu, Tatsuya tidak bisa menemukan cara untuk menyampaikannya.
 
 
“Bukankah kau sendiri yang melakukannya? Tidak peduli seberapa mabuknya dirimu, kau seharusnya tidak mengenakan gaun saat tidur bukan?”
 
 
Tatsuya mundur selangkah dari bibir Mayumi yang hampir menyentuhnya, dan menjawab dengan penuh kepolosan.
 
 
“Aku ingin tahu apa orang mabuk bisa berpikir seperti itu?”
 
 
“Siapa tahu? Karena yang kita bicarakan adalah Senpai disini, kau seharusnya mengerti dirimu sendiri lebih baik dariku bukan?”
 
 
“Tatsuya-kun, aku.”
 
 
Perimeter mata Mayumi memerah dengan malu, dia menatap Tatsuya untuk pertama kalinya sejak dia kembali.
 
 
“Aku memang mudah mabuk, tapi aku adalah tipe orang yang mengingat semuanya.”
 
 
Saat itu Tatsuya merasa seperti ingin segera pergi dari tempat itu. Sayangna, dia mengerti bahwa dia tidak bisa seperti itu sebagai pria.
 
 
“…Walaupun aku rasa kalau kau tidak perlu sekasar itu.”
 
 
Memang benar, dia mendorong Mayumi ke ranjang dengan kasar.
 
 
Namun, apa dia disalahkan karena itu? Dia bertanya kepada dirinya sendiri saat dia mengingatna. Tapi, untuk mengatakan ‘kaulah yang ingin untuk ditelanjangi’ akan menjadi boomerang.
 
 
Mayumi masih menatap Tatsuya dengan malu-malu.
 
 
Di situasi canggung itu, sudah selayaknya untuk mengantarkan Mayumi kembali ke stasiun terdekat untuk pulang, sementara Tatsuya menunggu sampai selesai.
 
 
◊ ◊ ◊
 
 
Momen saat Tatsuya membuka gerbang rumah, pintu depan itu terbuka.
 
 
“Onii-sama, selamat datang kembali.”
 
 
Orang yang menyambutnya adalah Miyuki, seperti biasa.
 
 
“Aku pulang. Maaf kali ini.”
 
 
Miyuki tidak dapat menyembunyikan perasaan khawatirnya dari wajahnya. Secara logika, tidak mungkin Tatsuya akan terluka, tapi kekhawatirannya pada aspek yang berbeda. Tatsuya mengatakan ‘maaf’ karena dia mengerti ‘kesalahannya’.
 
 
“Tidak. Selama Onii-sama selamat, Miyuki sudang senang.”
 
 
Miyuki menggelengkan kepalanya pada permintaan maafnya.
 
 
Tatsuya segera masuk kedalam rumah, dan pergi ke ruang keluarga setelah melepas sepatunya. Tasnya dibawa oleh Minami, sementara dia duduk dengan Miyuki di sofa.
 
 
Tidak ada gunanya menahan diri. Daripada memberikan pelayanan, dia mungkin menerima pelayanan itu sendiri. Dia membiarkan adiknya melakukan semaunya.
 
 
Miyuki duduk disamping Tatsuya dengan senang sementara Tatsuya mengangkat kopinya. Namun, dia tiba-tiba menaruh kembali kopinya dan menghilang. Dia berulang-ulang memandang wajah Tatsuya.
 
 
“Tidak apa-apa. Aku sudah mulai menjalankan permintaan Oba-ue dengan baik. Pada tingkat ini, seharusnya ini sudah dapat membuat Oba-ue senang.”
 
 
Miyuki pastinya ingin mendengarkan perkembangannya hari ini. Karena dia berpikir seperti itu, Tatsuya menceritakan kemajuannya hari ini.
 
 
“Tidak, lagipula ini karena Onii-sama.”
 
 
Namun, sepertinya Miyuki ingin untuk bertanya tentang hal yang berbeda.”
 
 
“Katakan. Apa yang ingin kau tanyakan?”
 
 
Tatsuya mendorongnya untuk berbicara, Miyuki terlihat ragu-ragu untuk sesaat dan akhirnya menghilangkan keraguannya dan bertanya kepada kakaknya.
 
 
“Onii-sama, apa penyebab lemahnya kondisi Minoru?”
 
 
Untuk merespon hal yang tidak diduga Tatsuya ini, Tatsuya tidak bisa segera menjawabnya dengan cepat.
 
 
“…Seperti yang kukatakan kemarin. Kekuatan sihir Minoru terlalu kuat bagi tubuhnya.”
 
 
Wajah Miyuki berkabut, selagi mengerutkan alisnya.
 
 
“Itu keadaannya sekarang bukan? Onii-sama, bukankah kau sudah melihat penyebabnya?”
 
 
“Apa kau ingin tahu hal seperti itu?”
 
 
“Perkataaanmu waktu itu tidaklah seperti Onii-sama biasanya. Aku hanya ingin tahu apa yang membuatmu seperti itu.”
 
 
“Onii-sama, tolong. Jika kau memiliki sesuatu yang kau khawatirkan, tolong biarkan Miyuki mendengarnya.”
 
 
Miyuki berusaha keras untuk terus menatap Tatsuya. Dia menghargai usaha adiknya untuk meringankan hatinya dari dalam.
 
 
“Lebih baik kau tidak mengetahuinya.”
 
 
Namun, dia ragu untuk memberitahu Miyuki tentang rahasia yang didapatnya. –Ngomong-ngomong, Tatsuya tidak merasa bersalah untuk mengetahui rahasia Keluarga Kudou dan Minoru.
 
 
“Tolong. Aku tidak ingin Onii-sama menderita sendirian.”
 
 
Namun, karena Miyuki memaksanya dengan tampilan sedih, Tatsuya tidak dapat merahasiakan hal itu lebih lama lagi.
 
 
“Aku mengerti. Ini sedikit mengejutkan, jadi kau harus kuat mendengarnya.”
 
 
Miyuki lega mendengarnya. Melihat adiknya yang lega, Tatsuya memberitahukan rahasia Minoru.
 
 
“Minoru dan Fujibayashi bukanlah saudara kandung.”
 
 
Miyuki tidak mengerti apa yang dikatakan Tatsuya.
 
 
Dia harus mencerna perkataan Tatsuya saat dia menutup mulutnya dengan tangannya.
 
 
“Tapi! Ibu Fujibayashi-san adalah adik dari ayah Minoru-kun.”
 
 
“Minoru adalah tubuh eksperimen. Mungkin dia dibuat melalui inseminasi buatan. Kasarnya, itu bukan incest, tapi tetap saja dia adalah anak yang lahir dari dua saudara.”
 
 
Miyuki terkejut mendengarnya. Membutuhkan beberapa waktu bagi dirinya untuk dapat kembali berbicara.
 
 
“Lalu…. Kondisi Minoru-kun, apa disebabkan karena incest?”
 
 
Tatsuya menggelengkan kepalanya. Tapi, dia tidak mengatakan kalau itu salah juga.
 
 
“Aku tidak bisa menyimpulkannya. Masalahnya terletak pada ketidakseimbangan tubuh Psion miliknya, yang mempengaruhi tubuhnya. Ini mungkin disebabkan oleh kesalahan penyesuaian saat proses.”
 
 
Tatsuya menghela napas sebelum melanjutkannya.
 
 
“Tapi, ini mungkin juga disebabkan oleh dekatnya hubungan gen yang tidak terbantahkan. Bahkan dalam penelitian sihir, peneliti menolak untuk menggunakan gen dari induk dan anak atau antara saudara. Masih ada banyak aspek dari tubuh Psion.”
 
 
Kekagetan Miyuki dapat dilihat dari wajahnya.
 
 
Dia benar-benar terkejut, seperti jika yang sedang dibicarakan itu adalah dirinya sendiri.
 

Revision as of 22:36, 1 January 2017