Difference between revisions of "Oregairu (Indonesia):Jilid 4 Prolog"
(Created page with " == Prolog == '''“Tugas Musim Panas SMP - Buku Laporan”''' <<Kokoro>><ref>Pertama diterbitkan pada 1914. [http://en.wikipedia.org/wiki/Kokoro]</ref> oleh Natsume Sōseki...") |
m |
||
(2 intermediate revisions by the same user not shown) | |||
Line 1: | Line 1: | ||
+ | ==Prolog== |
||
+ | '''“Tugas Musim Panas SMP - Resensi Buku”''' |
||
− | == Prolog == |
||
+ | <<Kokoro>><ref>Pertama diterbitkan pada tahun 1914. [http://en.wikipedia.org/wiki/Kokoro]</ref> oleh Natsume Sōseki |
||
− | '''“Tugas Musim Panas SMP - Buku Laporan”''' |
||
+ | Kelas 2-3, Hikigaya Hachiman |
||
− | <<Kokoro>><ref>Pertama diterbitkan pada 1914. [http://en.wikipedia.org/wiki/Kokoro]</ref> oleh Natsume Sōseki |
||
− | Kelas 2-3 Hikigaya Hachiman |
||
+ | <<Kokoro>> karya Natsume Sōseki jelas sekali sebuah novel tentang penyendiri. |
||
+ | Inti dari karya itu pastilah bukan tentang cinta segitiga. Cerita ini, yang terpenting, menggambarkan cerita mengenai kecurigaan manusia, cerita mengenai pengasingan seseorang dari dunia ini, cerita mengenai kebenaran yang tidak menawarkan penyelesaian apapun. |
||
− | <<Kokoro>> Natsume Sōseki adalah novel yang mengeksplor konsep pengasingan. |
||
+ | Bahkan jika bendera dikibarkan<ref>Bendera Dikibarkan maksudnya melakukan suatu hal yang menyebabkan hubunganmu dengan seseorang menjadi lebih baik, Dari TvTrope: [http://tvtropes.org/pmwiki/pmwiki.php/Main/EventFlag?from=Main.DeathFlag] dan contohnya: [http://langintro.com/js-vine/docs/flags.html]</ref>, bukan berarti itu akhir yang bahagia; seseorang mungkin dapat memahamimu, tapi kalian tidak bisa mendapatkan kedekatan yang sesungguhnya. Cinta dan pertemanan tidak dapat menenangkan rasa sakit kesendirian. |
||
− | Ini dari buku itu bukanlah tentang keterlibatan hubungan ketiga, melainkan gambaran realistik ketidakpercayaan terhadap orang lain, terpisah dari dunia dan kehilangan harapan akan penyelamatan. |
||
+ | Tak ada cara untuk menghilangkan perasaan diasingkan, atau "sabishisa"(rasa kesepian di dalam hati), sebagaimana disebut Natsume Sōseki. Tapi kami, masyarakat modern telah terbiasa hidup dengan "pengasingan" ini. Kami memandangnya seolah itu alami. Bahkan ada yang berkata itu diperlukan untuk membangun jiwa individualistis. |
||
− | Bahkan jika bendera dikibarkan<ref>Definition, kudos to TV Tropes: [http://tvtropes.org/pmwiki/pmwiki.php/Main/EventFlag?from=Main.DeathFlag] and an example: [http://langintro.com/js-vine/docs/flags.html]</ref>, bukan berarti itu akhir bahagia; seseorang mungkin akan memahamimu, tapi itu bukan berarti mereka akan menjadi orang kepercayaanmu. Cinta dan pertemanan tetap tak akan menenangkan rasa sakit kesendirian. |
||
+ | Pendapatku, dengan menulis novel ini, Natsume Sōseki ingin menggambarkan bagaimana manusia sebenarnya adalah makhluk penyendiri, dan mereka hanya bisa menjalani kehidupan mereka meratapi penolakan mereka dari masyarakat, tak pernah dipahami oleh orang lain. |
||
− | Tak ada cara untuk menghilangkan kesendirian seperti itu, atau "pengasingan", sebagaimana disebut Natsume Sōseki. Masyarakat modern telah tumbuh terbiasa dengan "pengasingan", memandangnya seolah itu alami. Bahkan ada yang berkata itu diperlukan agar manusia mengembangkan individual yang mandiri. |
||
+ | Contohnya, karakter pada cerita ini, "Aku", "Sensei,", "K" dan "Istri Sensei", mereka masing-masing adalah manusia yang diasingkan. Mereka mengibarkan bendera, memenangkan hati orang lain, namun mereka tidak pernah puas. |
||
− | Pendapatku, dengan menulis novel ini, Natsume Sōseki ingin mennggambarkan bagaimana manusia sebenarnya adalah makhluk kesendirian dan hanya bisa menjalani hidup celaka dikeluarkan dari grup, tak pernah dipahami oleh orang lain. |
||
+ | Meskipun mereka hidup bersama dan menjalani momen bersama, mereka tidak dapat membagi "kokoro" (hati dan jiwa) mereka bersama. |
||
− | Contohnya, karakter pada cerita ini, "Aku", "Sensei,", "K" dan "Istri Sensei", mereka adalah individual yang kesepian. Berhasil mengibarkan bendera, memenangkan hati orang lain, tapi mereka tak pernah puas. |
||
+ | Ratusan tahun telah berlalu semenjak Era Meiji<ref>[https://id.wikipedia.org/wiki/Zaman_Meiji Era Meiji] (23 Oktober 1868 - 30 Juli 1912), adalah Jepang di bawah kepemimpian Kaisar Mutsuhito, atau Kaisar Meiji. Restorasi Meiji yang terkenal terjadi di masa ini.</ref>. Meskipun Era tersebut sudah lama berlalu, mungkin fakta bahwa karya ini masih terkenal dan dibaca sampai hari ini mungkin adalah bukti dari sifat naluriah manusia. |
||
− | Bahkan meski mereka hidup dan menjalani momen bersama, "hati" mereka masih tak dapat meraih kepahaman. |
||
+ | Akhirnya, aku ingin menyimpulkannya dengan kutipan dari "Sensei" dalam novel. |
||
− | Bahkan hari ini, ratusan tahun setelah Era Meiji<ref>For the history buffs: [http://en.wikipedia.org/wiki/Meiji_period]</ref>, pekerjaan ini masih terkenal luas dan dibaca. Mungkin ini adalah bukti bahwa kepentingan manusia memang seperti itu. |
||
+ | Tidak ada yang namanya orang yang 100̥% jahat di dunia ini. Dalam kondisi normal, semua orang itu bisa dibilang baik, atau, setidaknya, biasa-biasa saja. Tapi pancing saja mereka, dan mereka mungkin akan tiba-tiba berubah. Itulah yang membuat manusia begitu menakutkan. Kamu harus terus waspada. |
||
− | Akhirnya, aku akan mengakhiri dengan kutipan dari "Sensei" dalam novel. |
||
− | |||
− | Penjahat tidak hanya satu dan tidak sama. Kebanyakan orang biasanya baik, atau setidaknya karakter moral rata-rata. Tapi jika terdesak, mereka akan tiba-tiba memperlihatkan warna asli mereka. Itulah bagian yang menakutkan, jadi jangan lengah. |
||
Jangan percayai siapapun - itulah yang Natsume Sōseki coba katakan pada kita. |
Jangan percayai siapapun - itulah yang Natsume Sōseki coba katakan pada kita. |
||
+ | ==Catatan Translasi== |
||
+ | <references/> |
||
<noinclude> |
<noinclude> |
||
− | |||
− | ===Translation Notes=== |
||
− | |||
− | <references/> |
||
− | |||
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |
||
|- |
|- |
||
+ | | '''Mundur ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 4 Ilustrasi|Ilustrasi]] |
||
− | | Back to [[My youth romantic comedy is wrong as I expected v4 Illustrations|Novel Illustrations]] |
||
+ | | '''Kembali ke''' [[Yahari Ore no Seishun Rabu Kome wa Machigatteru (Indonesia)|Halaman Utama]] |
||
− | | Return to [[My Youth Romantic Comedy Is Wrong As I Expected|Main Page]] |
||
+ | | '''Lanjut ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 4 Bab 1|Bab 1]] |
||
− | | Forward to [[My youth romantic comedy is wrong as I expected v4 Chapter 1|Chapter 1]] |
||
|- |
|- |
||
|} |
|} |
Latest revision as of 17:33, 18 January 2017
Prolog[edit]
“Tugas Musim Panas SMP - Resensi Buku”
<<Kokoro>>[1] oleh Natsume Sōseki
Kelas 2-3, Hikigaya Hachiman
<<Kokoro>> karya Natsume Sōseki jelas sekali sebuah novel tentang penyendiri.
Inti dari karya itu pastilah bukan tentang cinta segitiga. Cerita ini, yang terpenting, menggambarkan cerita mengenai kecurigaan manusia, cerita mengenai pengasingan seseorang dari dunia ini, cerita mengenai kebenaran yang tidak menawarkan penyelesaian apapun.
Bahkan jika bendera dikibarkan[2], bukan berarti itu akhir yang bahagia; seseorang mungkin dapat memahamimu, tapi kalian tidak bisa mendapatkan kedekatan yang sesungguhnya. Cinta dan pertemanan tidak dapat menenangkan rasa sakit kesendirian.
Tak ada cara untuk menghilangkan perasaan diasingkan, atau "sabishisa"(rasa kesepian di dalam hati), sebagaimana disebut Natsume Sōseki. Tapi kami, masyarakat modern telah terbiasa hidup dengan "pengasingan" ini. Kami memandangnya seolah itu alami. Bahkan ada yang berkata itu diperlukan untuk membangun jiwa individualistis.
Pendapatku, dengan menulis novel ini, Natsume Sōseki ingin menggambarkan bagaimana manusia sebenarnya adalah makhluk penyendiri, dan mereka hanya bisa menjalani kehidupan mereka meratapi penolakan mereka dari masyarakat, tak pernah dipahami oleh orang lain.
Contohnya, karakter pada cerita ini, "Aku", "Sensei,", "K" dan "Istri Sensei", mereka masing-masing adalah manusia yang diasingkan. Mereka mengibarkan bendera, memenangkan hati orang lain, namun mereka tidak pernah puas.
Meskipun mereka hidup bersama dan menjalani momen bersama, mereka tidak dapat membagi "kokoro" (hati dan jiwa) mereka bersama.
Ratusan tahun telah berlalu semenjak Era Meiji[3]. Meskipun Era tersebut sudah lama berlalu, mungkin fakta bahwa karya ini masih terkenal dan dibaca sampai hari ini mungkin adalah bukti dari sifat naluriah manusia.
Akhirnya, aku ingin menyimpulkannya dengan kutipan dari "Sensei" dalam novel.
Tidak ada yang namanya orang yang 100̥% jahat di dunia ini. Dalam kondisi normal, semua orang itu bisa dibilang baik, atau, setidaknya, biasa-biasa saja. Tapi pancing saja mereka, dan mereka mungkin akan tiba-tiba berubah. Itulah yang membuat manusia begitu menakutkan. Kamu harus terus waspada.
Jangan percayai siapapun - itulah yang Natsume Sōseki coba katakan pada kita.
Catatan Translasi[edit]
- ↑ Pertama diterbitkan pada tahun 1914. [1]
- ↑ Bendera Dikibarkan maksudnya melakukan suatu hal yang menyebabkan hubunganmu dengan seseorang menjadi lebih baik, Dari TvTrope: [2] dan contohnya: [3]
- ↑ Era Meiji (23 Oktober 1868 - 30 Juli 1912), adalah Jepang di bawah kepemimpian Kaisar Mutsuhito, atau Kaisar Meiji. Restorasi Meiji yang terkenal terjadi di masa ini.
Mundur ke Ilustrasi | Kembali ke Halaman Utama | Lanjut ke Bab 1 |