Difference between revisions of "No Game No Life:Volume 5 Bagian 2"
(edit navigation) |
|||
(7 intermediate revisions by the same user not shown) | |||
Line 730: | Line 730: | ||
===Part 7=== |
===Part 7=== |
||
− | (Huh? |
+ | (Huh? Kamu becanda kan?) |
+ | Tangan Sora dan Shiro saling mengunci erat - Plum melihat bahwa jari-jari mereka bergerak-gerak rumit. |
||
− | Sora and Shiro’s tightly interlocked hands – Plum saw that their fingers were moving about intricately. |
||
+ | Plum menahan keinginan untuk meraung sedih sekuat yang dia bisa sejak tadi, dan untuk teori dibalik bagaimana mereka berdua dapat menghindar dan berbelok-belok diantara semua gua dan gang sempit itu - ini bahkan dapat disebut kekeliruan - dan fakta ini membuat Plum begitu terkejut dia tidak dapat mengatakan sepatah kata. |
||
− | Plum was resisting the urge to moan pitifully as hard as she could since earlier, and as for her theory behind how those two could duck and weave between all those narrow caves and alleyways – it could even be called fallacy – and this fact made Plum so shocked she was unable to say a word. |
||
+ | Yang berarti, barangkali, kemungkinan, meskipun agak tidak dapat dipercaya - ini bisa jadi jawabannya. |
||
− | Which meant, possibly, probably, although somewhat unbelievable – it could be the case. |
||
+ | Shiro akan terbang mengikuti jalanan berdasarkan pada ingatnya, dan memastikan ukuran rata-rata dari kubus. |
||
− | Shiro would fly along the streets according to her memory, and confirm the average size of the cubes. |
||
+ | Setelah itu dia akan menghitung dalam angan untuk menguraikan urutan pola dari tumpukan kubus-kubus, kemudian mencari jalan tembus kecil yang terbuat karna perbedaan tinggi. |
||
− | After which she would calculate mentally to decipher the order of the patterns of the stacked cubes, then find the small passageways created due to those height differences. |
||
+ | Dia kemudian mengirimkan informasi itu pada Sora tidak melalui kata-kata, melainkan melalui isyarat tangan. |
||
− | And she transmitted that information to Sora not through words, but instead through hand signals. |
||
+ | Sementara Sora akan membalas dengan cara untuk melepaskan diri, memperdaya, mengumpan, dan menipu pengejarnya. |
||
− | While Sora would reply with ways to shake off, trick, bait, and deceive their pursuers. |
||
+ | - Respon lain apa yang Plum dapat berikan selain diam tak mampu berkata-kata? |
||
− | - What other response could Plum have other than remaining speechless? |
||
− | + | Bagi Plum, tidak, kemungkinan untuk semua orang, hal itu di luar nalar. |
|
− | + | Berkomunikasi melalui gerakan jadi, tapi itu bukanlah informasi yang cuma berada pada tingkat 「Gerak kesini」 atau 「Pergi kesana」. |
|
+ | Dari sentuhan tangan mereka, mereka dapat menguraikan keinginan satu dan lainnya, seperti kedua Imanity ini yang memiliki masing-masih satu sayap mengepakkan sayap mereka di udara dan bergerak mulu, tanpa terlihat ragu-ragu, seakan mereka pegangan tangan mereka adalah kombinasi bagian refleks mereka. |
||
− | From the touch of their hands, they could decipher each other’s intentions, as these two Imanity that had a wing each flapped their wings in the air and moved seamlessly, without any form of hesitation, as though their clutched hands were a combined part of their reflexes. |
||
+ | Tidak salah lagi bahwa mereka masih belum benar-benar terbiasa dengan prosedur ini. |
||
− | There was no doubt about it that they still weren’t completely used to the procedure. |
||
+ | Penerbangan mereka masih membawa sedikit tanda tersendat - dan karena itu. |
||
− | Their flying still carried a slight hint of jerkiness – and because of that. |
||
+ | Plum bahkan lebih terkejut pada pemandangan yang luar biasa ini. |
||
− | Plum was even more surprised at this unbelievable sight. |
||
+ | Saling memegang tangan lainnya - berdua membentuk sepasang sayap. |
||
− | Holding each other’s hands – the two formed a pair of wings. |
||
+ | Saat satu sayap di satu sisi akan menguasai sayap yang ditenun oleh Plum lebih efisien dan mengalahkan gaya gravitasi. |
||
− | When a wing on one side were to master the wing woven by Plum more efficiently and overcome the forces of gravity. |
||
+ | Sayap lainnya akan menguasai dengan mudah gerakan separuh lainnya dan mengikuti hanya sebelum terlempar. |
||
− | The other wing would simply master the other half’s movements and play along just before being thrown off. |
||
+ | Sepanjang rentang setiap kepakan, mereka saling belajar dan menurunkan pengtahuan mereka diantara mereka juga, tanpa kesalahan ataupun tersendat sedikit pun. |
||
− | Throughout the span of each flap, they learnt from each other and passed down their knowledge between them as well, without any mistakes nor hiccups. |
||
+ | - Mereka tak henti-henti membaik dalam kecepatan luar biasa. |
||
− | - They were endlessly improving at a stunning speed. |
||
+ | Melihat ini, Plum merasa menggigil sampai ke sumsumnya, mereka berdua - lebih dari apa yang dia bayangkan - |
||
− | Upon seeing this, Plum sensed a chill rolling down her spine, those two – were more than she imagined – |
||
+ | - Saat ini, dua yang sebelumnya diam, berbicara. |
||
− | - At this time, the previously silent two spoke. |
||
− | + | “Kiri empat, empat tarik.” |
|
− | + | “…Kiri サ (sa) と (to) オ (o) ス (su), kanan カ (ka) マ (ma) ヌ (nu) ク(ku) hilang satu.” |
|
− | + | “Kembali, atas, dua belas?” |
|
+ | “…Karakter lima, selesai…tapi bahaya.” |
||
− | “…Character five, complete…but dangerous.” |
||
+ | Keduanya bercakap-cakap dalam cara mirip kode, namun Sora akhirnya membalas dengan senang dalam cara normal. |
||
− | Both of them conversed in a code-like manner, however Sora finally replied cheerfully in a normal fashion. |
||
+ | “Walaupun berbahaya kita masih harus melakukannya -! Ayo mulai serangan kita!!” |
||
− | “Even if it’s dangerous we still have to do it -! Let’s begin our attack!!” |
||
− | + | “…Mengerti! Shiro kiri Nii kanan, bahu kiri sayap kanan pinggul kiri lengan kiri!” |
|
+ | Seketika saat dia selesai - |
||
− | Immediately as she finished – |
||
“Yaaaahhhh!!” |
“Yaaaahhhh!!” |
||
+ | Mereka berputar deengan kecepatan yang mematahkan leher seakan sayap mereka - yang berarti Plum - telah terbelah dua, dan mereka terbang melalui sebuah lubang sempit - |
||
− | They spun about a breakneck speeds as if their wings – which meant Plum – had split into two, and they flew into a narrow hole – |
||
− | “-! |
+ | “-! Kita akhirnya membuat mereka tersudut!” |
+ | “Serangan menjepit, ini waktuku untuk bersinar!!” |
||
− | “Pincer attack, this is my time to shine!!” |
||
− | Sora |
+ | Sora dan Shiro dengan tidak sengaja - menurut sudut pandangan Plum - masuk ke jalan lebar. |
+ | Apa yang menunggu mereka empat Flügel di kiri dan kanan mereka berturut-turut - dan saat mereka mengatakannya, itu adalah serangan menjempit yang sempurna. |
||
− | What awaited them was four Flügel on their left and right respectively – and as they had said, it was a perfect pincer attack. |
||
+ | Namun Plum tiba-tiba teringat apa yang mereka katakan tadi. |
||
− | However Plum suddenly remembered what they had said earlier. |
||
− | - 「 |
+ | - 「Kiri kanan empat, empat tarik」…Pancing mereka keluar – kemudian serang? |
+ | Para Flügel yang berjumlah delapan mendekat dalam kecepatan yang luar biasa, tapi - jika begitu - |
||
− | The Flügel which were a total amount of eight were closing in at an extremely rapid pace, but – if so – |
||
− | + | “Ayo bergerak, Shiro!!” |
|
“…OK!” |
“…OK!” |
||
+ | - Siapakah yang benar-benar terpojok – |
||
− | - Who exactly were the ones driven into a corner – |
||
− | Sora |
+ | Sora dan Shiro menepuk telapak tangan mereka bersama, membentu sebuah 「Roh Kata」. |
+ | Karakter yang sebelumnya berada pada tangan mereka masing masing dikombinasikan - dan mengeluarkan sinar. |
||
− | The characters that were originally on their respective hands combined – and emitted light. |
||
+ | Menghadapi serangan gencar delapan Flügel, keduanya – berteriak dengan telapan mereka menghadap arah berlawanan: |
||
− | Facing the onslaught of the eight Flügel, the two – yelled with their palms facing opposite directions: |
||
− | “”- 「 |
+ | “”- 「Lubang (アナ ana) 」!”” |
− | - |
+ | - Dalam sekejab. |
− | + | Delapan Flügel yang menyerbu pada Sora dan Shiro – |
|
“--…Huh?” |
“--…Huh?” |
||
+ | Melewati mereka, dan mereka muncul di sisi berlawanan. |
||
− | Passed through them, and them appeared on opposite sides. |
||
“Ah!” |
“Ah!” |
||
+ | Meninggalkan delapan erangan, Sora dan Shiro sekali lagi terbang melalui celah diantara kubus-kubus. |
||
− | Leaving behind eight moans, Sora and Shiro once again flew into the cracks between the cubes. |
||
+ | Dalam sebuah gang sempit yang nyaris dapat cukup satu orang, Sora terbang mendatar dan tertawa. |
||
− | In a narrow passageway that could just about fit one person, Sora flew horizontally and laughed. |
||
− | “サ (sa) と (to) オ (o) ス (su) – |
+ | “サ (sa) と (to) オ (o) ス (su) – bagaimana menurutmu, Shiro, aku mendapatkan semuanya!” |
− | “…カ (ka) マ (ma) ヌ (nu) ク(ku) |
+ | “…カ (ka) マ (ma) ヌ (nu) ク(ku)…sekarang kita punya delapan…” |
+ | Mereka berdua memastikan empat karakter bercahaya yang berputar-putar di telapak masing-masing dalam gaya sudah-pasti. |
||
− | The both of them confirmed the four glowing characters that were spinning around on their respective palms in a matter-of-fact fashion. |
||
− | - Plum |
+ | - Plum bertanya takut-takut pada mereka. |
− | “…Um, |
+ | “…Um, tadi…apa itu…” |
− | + | “Apa lagi, itu adalah 「Lubang」, sebuah 「Roh Kata」 yang akan berefek pada siapaun yang bersentuhan dengannya - yang mana adalah aturan dari permainan ini.” |
|
− | + | “…Jadi…kita membuka lubang…di 「Kenyataan」.” |
|
− | Plum |
+ | Plum mulai mengingat kembali apa yang terjadi. |
+ | Mereka membuka lubang di kiri dan kanan mereka dengan menggunakan diri mereka sebagai pusat, kemudian menghubungkannya agar terhindar dari Flügel. |
||
− | They had opened holes on their left and right using themselves as the center, then connecting them together in order to avoid the Flügel. |
||
+ | Begitu mereka muncul dari lubang itu mereka tentu akan menghadap Sora dan lainnya dengan punggung mereka - dan untuk mengembalikan 「Karakter」- namun lebih penting dari itu… |
||
− | Once they were to emerge from it they would of course be facing Sora and others with their backs – and to return the 「Characters」- however more important than that… |
||
+ | “…Mungkinkah, kamu hanya memancing orang-orang yang memiliki karakter!?” |
||
− | “…Could it be, you’re only baiting the people that have characters on them!?” |
||
+ | “Tentu, tapi kami masih belum mendapatkan semua yang kami inginkan.” |
||
− | “Of course, but we haven’t got all the ones we want yet.” |
||
+ | Sora mengakui dengan santai, dan dia melihat keatas dalam kepuasan setelah melihat pada pergelangannya yang memiliki berbagai huruf digantung bagaikan manik-manik. |
||
− | Sora admitted nonchalantly, and he looked up in satisfaction after looking at his wrist that had various letters strung up around it like beads. |
||
− | - Plum |
+ | - Plum melihat keatas bersama dengannya. |
− | + | …Setelah itu empat, lima, delapan - dua belas Flügel mulai melesat ke arah mereka dalam kecepatan menakjubkan. |
|
− | “Waaaah |
+ | “Waaaah apa yang akan kita lakukan-aaaahhhhh!” |
+ | “Kembali, dari atas, tarik dua belas – semuanya sesuai dengan rencana, jangan panik.” |
||
− | “Return, from the top, pull twelve – everything’s going according to plan, don’t panic.” |
||
− | “…Nii, |
+ | “…Nii, bisakah kamu melakukannya?” |
− | Sora |
+ | Sora dan Shiro terbang dengan kecepatan tinggi melalui celah yang nyaris bisa dilewati satu orang. |
+ | Yang berarti, saat mereka mencapai ruang terbuka berikutnya, jumlah Flügel yang akan mengerumuni mereka sekaligus adalah – dua belas. |
||
− | Which meant, when they were to reach the next open space, the amount of Flügel that would be swarming them at once would be – twelve. |
||
− | + | Semanta Sora tersenyumn sombong - |
|
− | “Yep, |
+ | “Yep, tidak masa-la-aaaaahahahhhhhhhhh!?” |
+ | Badan Sora kehilangan keseimbangan saat lehernya dijilat oleh Plum tiba-tiba. |
||
− | Sora’s body lost its balance as his neck was being licked by Plum all of a sudden. |
||
− | + | Mereka mencapai ruang terbuka - dan di depan mendekat dua belas Flügel, Sora kehilangan keseimbangannya, dan karena itu pusat gravitasinya – |
|
“…Nii!?” |
“…Nii!?” |
||
Line 888: | Line 888: | ||
“….Waaaaahhh!?” |
“….Waaaaahhh!?” |
||
+ | Saat dia nyaris terlempar, Shiro mengepak panik sayapnya, berusaha untuk mempertahankan keseimbangan mereka. |
||
− | As he was about to be thrown off, Shiro frantically flapped her wing in an attempt to maintain their balance. |
||
+ | Namun Sora yang nyaris mendarat darurat tidak punya waktu untuk menangkap sosok Flügel yang mendekat dengan baik. |
||
− | However Sora who almost crash-landed had no time to properly capture the figures of the oncoming Flügel. |
||
− | “Shiro, |
+ | “Shiro, pergi!” |
− | - Sora |
+ | - Sora segera membuat keputusan, ketika dia tidak punya waktu untuk kembali ke posisi. |
− | Sora |
+ | Sora merentangkan tangannya ke Shiro – dia percaya bahwa Shiro dapat mengerti niatnya, dan memberikan 「Roh Kata」-nya pada dia. |
+ | Shiro meraih tangan Sora, memperbolehkan karakter untuk berpindah, setelah itu dia membiarkan mereka pergi dan melempar mereka ke angkasa – |
||
− | Shiro grasped Sora’s hands, allowing the characters to move, after which she let them go and threw them into the sky – |
||
− | “- 「 |
+ | “- 「Dilarang masuk (トオサヌ toosanu)」…!” |
− | - |
+ | - Begitu dia mengatakan ini, dua belas sosok yang berdatangan, nyaris ketika mereka akan datang untuk bersentuhan dengan Sora dan Shiro, tiba-tiba - |
“Ouch!” |
“Ouch!” |
||
Line 908: | Line 908: | ||
“Ah!” |
“Ah!” |
||
− | + | Ketipak-ketipuk – tidak, itu bukanlah suara lembut semacam itu. |
|
+ | Sebuah ledakan besar, seperti meriam terdengar, dan para Flügel semua menabrak tembok tak terlihat dengan keras. |
||
− | A huge, cannon-like explosion was heard, and the Flügel all violently slammed into an invisible wall. |
||
+ | Tapi masalahnya adalah -! |
||
− | But the problem was -! |
||
+ | Shiro memandang Sora, dan berdasarkan pada rencana - mereka seharusnya ber-spiral ke atas dengan cepat. |
||
− | Shiro looked over at Sora, and according to the plan – they were supposed to spiral upwards rapidly. |
||
+ | - 「Dilarang masuk」. Dia terpaksa untuk membuat pelindung dengan empat kata ini supaya menghentikan musuh mereka untuk lewat. |
||
− | - 「No entry」. She was forced to create a barrier with these four words in order to prevent their enemies from passing through. |
||
+ | Dan dalam sekejab saat itu akan terjadi, mereka hanya akan bertindak pada lima yang punya karakter saja, atau paling tidak itu tadi rencananya - |
||
− | And in the instant when that would occur, they would only act on the five that had characters inscribe on them, or at least that was the plan – |
||
“Heh-aaaaaahhhh!” |
“Heh-aaaaaahhhh!” |
||
− | - |
+ | - Dia berhasil, Shiro berpikir sambil terlihat sangat lega. |
+ | Sembari dia meninggalkan aktivasi 「Roh Kata」 pada Shiro, dia menghabiskan waktu itu untuk mendapatkan kembali ketenangannya dan kembali pada posisi sebenarnya. |
||
− | While he left the activation of the 「Word Spirits」 to Shiro, he spent that time to regain his composure and turn to his original position. |
||
− | Sora |
+ | Sora bahkan mulai berkeringat dingin, dan dia mengepakkan sayapnya sambil Shiro membantu -! |
− | + | Ketika dua belas Flügel menabrak tembok tak terlihat dan berhenti di jalurnya, dua lainnya menembus kerumunan Flügel – |
|
− | + | “Sialan, Shiro – semua terserah padamu!” |
|
“Mm!” |
“Mm!” |
||
− | Shiro |
+ | Shiro tidak sempat untuk memberitahu Sora yang mana diantara mereka yang memiliki karakter. |
− | Shiro |
+ | Shiro merentangkan tangannya, dan kemudian – |
+ | Karena itu masih belum cukup, dia menggunakan dua kakinya - dan bahkan sayapnya untuk mengumpulkan semua karakter. |
||
− | Since it still wasn’t enough, she used her two legs – and even her wing to gather up all the characters. |
||
− | “Uggghhhhhh<nowiki>~~~</nowiki> |
+ | “Uggghhhhhh<nowiki>~~~</nowiki> jangan berpikir mengenai kabur –“ |
− | + | “Mimpi!” |
|
+ | Sayap Shiro nyaris meraih, namun Sora mengepakkan sayapnya dan menggeser pusat gravitasi mereka. |
||
− | Shiro’s wing was nearly grabbed onto, however Sora flapped his wing and shifted their centre of gravity. |
||
+ | Mereka menghindari jebakan bait sangat tipis, dan keduanya mendarat di bawah tembok tak terlihat - mengepakkan sayap mereka saat mereka akan menabrak tanah - kemudia terbang melalui koridor sempit…sebelum mereka dapat mengatakan mereka aman. |
||
− | They had avoided a death trap extremely narrowly, and the two landed below the invisible wall – flapping their wings just as they were about to hit the ground – then flew into another narrow corridor…before they could say they were safe. |
||
“…Phew….phew!” |
“…Phew….phew!” |
||
+ | Bahu Sora naik-turun dengan hebat mengikuti nafasnya, dan dia akhirnya berhasil mengatur nafasnya, saat sora akan menanyakan kondisinya – |
||
− | Sora’s shoulders convulsed violently as he breathed, and he finally managed to regulate his breathing, just as Shiro was about to ask about his condition – |
||
+ | “T-tentang itu… apa kalian berdua baik-baik saja?” |
||
− | “A-about that… are both of you alright?” |
||
+ | - Pelaku yang membawa krisis ini pada mereka (Plum) mengatakannya sebelum dia. |
||
− | - The culprit that had brought this crisis upon them (Plum) did it before her. |
||
+ | Sora menggigit ke syal dan berterik dengan suaranya teredam. |
||
− | Sora bit onto the scarf and yelled with his voice muffled. |
||
− | “- Plum<nowiki>~~~</nowiki>! |
+ | “- Plum<nowiki>~~~</nowiki>! Apakah kamu mau kita mati bersama!?” |
+ | “A-A-A-A-Aku minta maaf! Itu karena spiral tiba-tiba, mulutku meninggalkan Sora-dono - dan aku bahkan sebelumnya mengatakan bahwa jika aku kehilangan sumber energi dalam beberapa detik aku akan mata!! Jadi tentu jika kita akan mati mungkin kita akan mati bersama, sampai jumpa di neraka!!” |
||
− | “I-I-I-I-I’m sorry! It was because of that sudden spiral, my mouth left Sora-dono’s presence – and I even previously said that if I were to lose a source within a few seconds I would die!! So of course if we’re going to die we might as well die together, see you all in hell!!” |
||
+ | Kawan ini pasti memiliki keberanian yang besar untuk mengatakan hal semacam itu. |
||
− | This fellow must have a huge amount of courage to say things like that. |
||
+ | Sementara Shiro mengatur jantungnya yang berdetak kencang - dan berbicara sambil melihat karakter di tangannya: |
||
− | While Shiro managed her own violently breathing heart – and spoke while looking the characters on her hand: |
||
− | “…Nii…ソ (so) ワ (wa) ケ (ke) ユ (yu) ラ(ra) |
+ | “…Nii…ソ (so) ワ (wa) ケ (ke) ユ (yu) ラ(ra)…kita punya itu…jadi sekarang…” |
− | “Yep, |
+ | “Yep, kita akhirnya menyelesaikannya.” |
− | 「ラ(ra)ユ(yu)ス(su)マ(ma)ク(ku)ケ(ke)ソ(so)カ(ka)ワ(wa)」- |
+ | 「ラ(ra)ユ(yu)ス(su)マ(ma)ク(ku)ケ(ke)ソ(so)カ(ka)ワ(wa)」- keduanya terkikik saat memikirkan 「Roh Kata」 yang akan membentuk karakter-karakter itu. |
+ | Saat mereka saling bertukar pandangan dan mengangguk satu sama lain - mereka mengepakkan sayap mereka dengan keras. |
||
− | As they exchanged glances and nodded at each other – they flapped their wings mightily. |
||
+ | Dua orang yang tadi melesat melalui kubus, sekarang - mendaki ke atas ke angkasa. |
||
− | The two who were darting through the cubes earlier, were now – climbing up into the skies. |
||
− | “- Ah, |
+ | “- Ah, ketemu!” |
+ | “Hmm…apakah mereka mengganti strateginya lagi?” |
||
− | “Hmm…are they changing their strategy again?” |
||
+ | Mereka langsung terlacak. Namun pengejarnya bereaksi lebih waspada saat ini saat melihat kehadiran Sora dan Shiro. |
||
− | They were spotted immediately. However their pursuers reacted more vigilantly this time at Sora and Shiro’s appearance. |
||
+ | Mereka tidak melaju dalam garis lurus, dan melainkan mendekati daerah mereka dalam formasi melingkar seperti mengepung mereka. |
||
− | They didn’t travel in a straight line, and instead approached their circuit in a circular formation as if to surround them. |
||
+ | - Tidak seorangpun kemungkinan memikirkan itu. |
||
− | - No one had probably thought of it. |
||
+ | Karena Plum tidak berhasil memprediksikan itu juga. |
||
− | Because Plum didn’t manage to predict it either. |
||
− | + | Di depan para Flügel yang mengepung mereka, keduanya menggenggam telapak tangan mereka untuk membentuk sebuah 「Roh Kata」. |
|
+ | - Saat tiga karakter menghilang, mereka menyentuhnya dan berteriak: |
||
− | - As three characters disappeared, they touched them and yelled: |
||
− | “- 「 |
+ | “- 「Percepat<ref>(カソク kasoku)</ref>」-!!” |
===Part 8=== |
===Part 8=== |
||
+ | Tidak hanya para pengejar. |
||
− | Not only the pursuers. |
||
− | + | Bahkan Plum dan Jibril yang menyaksikan seluruh kejadian tidak mampu berkata-kata. |
|
+ | Dari awal permainan, dari waktu mereka mendapatkan sayap mereka, kira-kira lima belas menit telah berjalan. |
||
− | From the beginning of the game, from the time they got their wings, barely fifteen minutes had passed. |
||
− | + | Mereka masing-miasng hanyalah dua Imanity dengan satu sayap yang dibuat oleh Plum. |
|
+ | - Mereka hanya meninggalkan gelombang getaran sementara mereka sendiri sudah lama pergi. |
||
− | - They merely left behind a shockwave while they themselves were already long gone. |
||
+ | - Mereka harus menyerang lurus melalui Flügel yang berdatangan, siapa yang dapat memprediksi itu? |
||
− | - They had charged straight through the oncoming Flügel, who could have predicted that? |
||
+ | Meskipun, jika itu adalah percepatan yang diciptakan oleh 「Roh Kata」, hal itu dapat benar-benar terjadi. |
||
− | Although, if it was an acceleration created by the 「Word Spirits」, it could actually happen. |
||
+ | Itulah mengapa mereka dapat mengalahkan batasan fisika, terlepas sayap mereka. |
||
− | That was why they could overcome the limitations of physics upon their wings. |
||
+ | Percepatan, kecepatan, kecepatan cahaya - keduanya telah berencana untuk mengumpulkan dan membentuk 「Roh Kata」 itu sebelum permainan dimulai. Jika tidak, menghadapi musuh yang dapat beradaptasi dan mengganti strategi mereka berdasarkan tindakan Sora dan Shiro - intinya musuh yang dapat 「Belajar」 dan 「Beradaptasi」, mereka tidak akan bisa selamat selama satu jam. Dengan demikian mereka terbang diantara kubus-kubus dengan kecepatan tertenutu, mengutamakan memancing dan mengumpulkan - saat Jibril melihat ini, matanya menyipit solah dia baru saja melihat cahaya. |
||
− | Acceleration, speed, light speed – the two had planned to collect and form those 「Word Sprits」 before the game had even began. If not, facing an enemy that could adapt to and change their strategy according to Sora and Shiro’s actions – essentially an opponent that could 「Learn」 and 「Adapt」, they wouldn’t be able to survive for an hour. Thus they flew about between the cubes at a speed, focusing more on baiting and collecting – as Jibril saw this, her eyes narrowed as if she had just seen the light |
||
− | - |
+ | - Karena itu berarti bahwa keduanya percaya pada Flügel. |
− | “Hah! |
+ | “Hah! Ini menyenangkan!” |
“…Mm!” |
“…Mm!” |
||
+ | Mereka berdua membumbung dan berputar-putar di udara seperti penari, dan tawa mereka - menyebar luas di Avant Heim. |
||
− | Both of them soared and spun about in the air like dancers, and their laughter – spread across Avant Heim. |
||
− | - |
+ | - Sejoli. |
+ | Istilah muncul di pikiran Jibril. |
||
− | This term sprung up from Jibril’s mind. |
||
+ | Namun - istilah ini rasanya kurang tepat, dan dia menggelengkan kepalanya. |
||
− | However – this term didn’t seem quite right, and she shook her head. |
||
+ | Apa yang dia lihat bukanlah semacam sosok sejoli. |
||
− | What she was looking at wasn’t the figurative kind of lovebird. |
||
+ | Dia yakin bahwa itu benar, arti sebenarnya dari 「Sejoli」. |
||
− | She was sure that it was the true, original meaning of the 「Lovebird」. |
||
+ | Sepasang pria dan wanita masing-masing memiliki satu mata dan sayap dan akan terbang bersama dengan badan mereka dikombinasikan, sebuah organisme fiktif. |
||
− | The males and females each had one eye and one wing and would fly together with their bodies combined, a fictional organism. |
||
+ | (…Dan makhluk semacam tiu terbang dengan gembira disana sekarang.) |
||
− | (…And a being just like that is flying happily right over there.) |
||
− | Jibril |
+ | Jibril melihat mereka lekat-lekat dan terlihat bangga - tapi… |
“…” |
“…” |
||
+ | Azrael yang melihat dari mereka dari kejauhan, lebih terlihat bosan dan tak tertarik, masih tidak dapat berhasil untuk mencerna maksud dari itu. |
||
− | Azrael who was gazing from them afar, appearing rather bored and disinterested, still didn’t seem to manage to grasp the meaning of it. |
||
− | - |
+ | - Melihatnya seperti itu, Jibril berkata diam-diam: |
− | “Senpai, |
+ | “Senpai, kamu tahu alasan mengapa aku menentang 「Hukum Persamaan」?” |
− | + | “…Karena Jii-chan berpikiran tertutup dan tidak suka orang lain menyentuh bukunya-nyan?” |
|
− | + | “Tidak, itu karena – Aku menikmati membaca buku yang sama berulang-ulang kali.” |
|
+ | - Ini adalah pertama kali Azrael mendengar hal semaca itu, dan dia memandangnya terkejut. |
||
− | - It was the first time Azrael had heard of such a thing, and she stared at her in shock. |
||
+ | “…Mengapa begitu-nyan? Bukankan akan cukup jika kamu menghafalkannya saja?” |
||
− | “…Why is that so-nyan? Wouldn’t it be fine if you just memorize them?” |
||
+ | “Ya, aku tahu kamu akan berkata itu, yang mana kenapa aku tidak pernah mengatakannya sebelumnya…” |
||
− | “Yes, I knew you would say that, which is why I never said it previously…” |
||
+ | Jibril menghela nafas, dan dia melajutkan lagi dengan tekad kuat: |
||
− | Jibril sighed, and she continued again in a fit of determination: |
||
+ | “Bahkan jika kamu telah membaca sebuah buku sebelumnya, setelah kamu mengumpulkan lebih banyak pengetahuan, kamu akan belajar lebih banyak hal lagi setelah membacanya lagi.” |
||
− | “Even if you’ve read a book once before, after you gather more knowledge, you’ll learn even more things even after reading them again.” |
||
“…” |
“…” |
||
+ | “Jadi jika kamu ingin membacanya lagi kamu tidak dapat, bukankan itu akan menjengkelkan - tidakkah kamu mengerti?” |
||
− | “So if you want to read them again you can’t, wouldn’t that be annoying – don’t you get it?” |
||
− | “... |
+ | “...Tidak mengerti apa-nyan?” |
− | “- |
+ | “- Sekali kamu menghafalkannya, semua berakhir.” |
+ | Jibril membungkukkan kepalanya rendah sambil memberinya sepotong nasihat menyakitkan – namun… |
||
− | Jibril bent her head low while giving her this painful piece of advice – however… |
||
− | - Azrael |
+ | - Azrael masih terlihat sangat kebingungan. |
+ | Mengabaikan opini Jibril untuk sekarang, apa yang dia paling tidak mengerti adalah - |
||
− | Ignoring Jibril’s opinion for now, what she didn’t understand the most was – |
||
− | “- |
+ | “- Apa hubungannya dengan apa yang sekarang sedang terjadi-nyan?” |
… |
… |
||
− | …Jibril |
+ | …Jibril melihat dalam matanya - sangat sedih. |
+ | Pandangannya bukanlah semacam meremehkan, bukan pula mencemooh. |
||
− | Her gaze wasn’t that of underestimation, nor was it a mocking one. |
||
+ | Itu adalah salah satu pengkhianatan pada harapannya yang diabaikan, pandangan yang pelan-pelan meningkat menjadi kekecewaan dan kesedihan saat harapannya dikhianati setiap kali. |
||
− | It was one of betrayal at her anticipation being ignored, a gaze of gradually increasing disappointment and sadness at having her anticipation being betrayed every single time. |
||
+ | - Dia tidak dapat mengerti harapan saudarinya, yang mana menghujam hatinya lebih dari apapun. |
||
− | - She couldn’t understand her sister’s anticipation, which pierced her heart even more than anything else. |
||
− | + | “Apa itu-nyan…aku salah apa-nyan…!” |
|
===Part 9=== |
===Part 9=== |
||
− | + | Diatas Avant Heim, sebuah jejak perak memotong langit malam. |
|
+ | Hambatan suara telah lamam ditinggalkan, dan Sora dan Shiro yang terbang - tidak dapat dikejar oleh siapapun. |
||
− | The sound barrier had been left behind long ago, and the flying Sora and Shiro – couldn’t be caught by anyone. |
||
+ | “Sekarang asalkan kita tidak terbawa terlalu sembrono, kita tidak akan tertangkap.” |
||
− | “Now as long as we don’t get too careless, we won’t get caught.” |
||
− | Sora |
+ | Sora dan Shiro saling memegang tangan dan melesat melalui langit malam, dan walau Sora mengatakan ini, tapi - |
− | + | “…Tapi, mengumpulkan… 「Karakter」…” |
|
+ | “Ya, I tahu, walau kita ingin bermain, kita jelas harus mengumpulkan semua karakter untuk menyelesaikan level ini dengan sempurna, dan…” |
||
− | “Yes, I know, although we want to play, we definitely have to collect all the characters to finish this level perfectly, and…” |
||
+ | Sora setuju dengan perkataan Shiro, setelah itu dia melanjutkan dengan sungguh-sungguh: |
||
− | Sora agreed with Shiro’s words, after which he continued solemnly: |
||
− | “- |
+ | “- Aku telah mengetahui sebuah 「Roh Kata」 untuk membalas orang itu.” |
+ | “Orang itu…? Siapakah yang kamu maksud?” |
||
− | “That person…? Who are you referring to?” |
||
− | Plum |
+ | Plum menanyakan sebuah pertanyaan, akan tetapi Sora mengabaikannya dan berbalik. |
+ | Bergantung pada kecepatan untuk menambah jarak diantara mereka adalah tindakan bagus - tapi untuk mengumpulkan 「Karakter」 mereka harus mendekat, dan hal itu selalu berdampingan dengan resiko tertangkap, tidak perlu disebutkan bahwa musuh mereka adalah Flügel. Juga – Sora berpikir pada diri sendiri dalam nada waspada: |
||
− | Relying on speed to increase their distance between them was good – but in order to collect the 「Characters」 they had to get close, and that always came with the risk of being caught, not to mention that their opponent was the Flügel. Also – Sora thought to himself in a cautious tone: |
||
+ | - Jangan lupa, permainan ini adalah sesuatu yang kita tidak perkirakan - ini adalah game di kandang mereka. |
||
− | - Don’t forget, this game was something we didn’t expect – it was a game on their home turf. |
||
+ | Tidak peduli seberapapun mereka berjaga diri, tidaklah mungkin untuk benar-benar menghindarinya. |
||
− | No matter how much they kept their guard up, it was impossible to completely avoid it. |
||
− | “…Huh, |
+ | “…Huh, menarik.” |
+ | Sora bergumam pada dirinya sendiri, sangat bagus - ini benar-benar sebuah permainan yang patut untuk dimainkan! |
||
− | Sora mumbled to himself, very good - this is truly a game that deserves to be played! |
||
+ | Jadi ayo kurangi risiko sebanyak mungkin yang bisa - jadi kita sebaiknya mengumpulkan sebanyak mungkin karakter yang kita bisa. |
||
− | So let’s decrease the risk as much as we can – so we had better collect as many characters as we can. |
||
+ | Itu adalah semacam polis asuransi mereka, yang mana meningkatkan 「Roh Kata」 mereka, jadi jika bahkan mereka terjebak dalam situasi yang tidak terduga - dan Sora yang menghadap ke belakang - tiba-tiba matanya bersinar. |
||
− | That was sort of their insurance policy, which was increasing their 「Word Spirits」, so even if they get into an unpredictable situation - and Sora who was facing behind – suddenly had a glint in his eye. |
||
“…Huh?” |
“…Huh?” |
||
− | Shiro |
+ | Shiro mengeluarkan gumaman penasaran saat melihat sinar itu, tapi – |
“- Cheh~~!?” |
“- Cheh~~!?” |
||
− | + | Ini adalah 「Situasi Tidak Terduga」 yang Sora pikirkan tadi, dan untuk ini Sora telah bereaksi duluan. |
|
+ | Dia menganggap dirinya sebagai sebuah pendulum dan berayun kebawah - dan sambil masih bergerak ke arah yang sama, dia menggeser 「Poros」 mereka, dan berputar dalam lengkungan. |
||
− | He took himself as a pendulum and swung downwards – and while still going along the same direction, he shifted their 「Axis」, and spun around in a curve. |
||
− | “U-um, |
+ | “U-um, apa yang kamu lakukan – kyaaaaaahhhhh!?” |
− | + | Rentetan cahaya ditembak melalui 「Position」 mereka sebelumnya, memotong perkaataan Plum. |
|
+ | - Shiro baru saja akan memuji kecepatan reaksi dan waktu pertimbangan saudaranya yang luar biasa cepat, namun sebelum itu – |
||
− | - Shiro was just about to praise her brother’s unbelievably fast reaction speed and judgement time, however before that – |
||
− | “Jibri<nowiki>~~~</nowiki>llll!! |
+ | “Jibri<nowiki>~~~</nowiki>llll!! Apa itu! Aku tidak pernah mendengar kamu menyebutkan apapun tentang itu! Kami bisa menyerang!?” |
+ | …Ketenangannya sebelumnya telah benar-benar menghilang, dan Sora tiba-tiba berteriak, dan diatas kepalanya - dengan letusan kecil… |
||
− | …His composure earlier had completely disappeared, and Sora yelled suddenly, and above his head – with a small poof… |
||
+ | Jibril mungil dengan tinggi sekitar empat kepala muncul untuk menjelaskan situasi. |
||
− | A tiny Jibril of about four heads tall appeared to explain the situation. |
||
− | + | “Tidak, Masters, itu bukanlah serangan, itu adalah 「Sihir Penangkap」 yang mengikuti targetnya.” |
|
− | + | “Apakah kamu memberitahuku itu bukan sebuah 「Peluru」?” |
|
+ | “Tidak, hal itu tidak membuat cedera sama sekali, karenanya itu hanyalah sebuah sihir yang mengikat musuh dan menariknya pada dirimu sendiri, hal itu tidak memiliki potensi apapun untuk menghancurkan karna tujuannya hanyalah untuk menangkap target. Jadi itu berbeda dari 「Peluru」 dalam dunia Master –“ |
||
− | “No, that thing does no damage at all, as it’s just a magic that binds the enemy and pulls him to yourself, it doesn’t have any potential for destruction as its aim is merely to capture its target. So it’s different from the 「Bullets」 in the Masters’ world –“ |
||
+ | Sora menggaruk kepalanya dan meraung untuk menanggapi ocehan Jibril: |
||
− | Sora scratched his head and roared in response to Jibril’s chatter: |
||
+ | “Jadi biarkan aku memfrasekan ulang kalimatku, kamu tidak pernah menyebutkan alat jarak-jauh itu dapat digunakan! Apakah kita tidak punya? Plum!!” |
||
− | “So let me rephrase my sentence, you never mentioned that long-distance tools could be used! Don’t we have any? Plum!!” |
||
+ | “Jangan terlalu memaksa aku! Melepaskan mantra rangkap dua adalah talenta alami hanya untuk para Elf, juga jika aku terus menggunakan mantra lain lagi, Aku benar-benar akan mengerut dan mati! Aku telah menjilat leher Sora-dono begitu banyak sampai mulai membengkak!” |
||
− | “Don’t go so hard on me! Double casting is a talent natural only to the Elves, also if I continue to use another spell, I’m actually going to shrivel up and die! I’ve licked Sora-dono’s neck so much that it’s starting to swell!” |
||
+ | “Aku tidak peduli apakah itu membengkak atau tidak! Lagipula aku basah dengan keringat dingin, jadi mengapa kamu tidak menjilat punggungku saja!” |
||
− | “I don’t care whether it’s swelling or not! I’m covered in cold sweat anyway, so why don’t you just lick my back!” |
||
− | + | “Benarkah!? Selamat makan~! Ah~ mm ♥” |
|
+ | Ratapanya tiba-tiba berubah menjadi erangan kenikmatan, dan Sora berbalik, tak mampu berkata-kata pada tindakan Plum. |
||
− | Her wails suddenly turned into groans of pleasure, and Sora turned around, speechless at Plum’s actions. |
||
+ | Dalam pertandingan di kandang Flügel, Sora baru saja berpikir tentang keadaan tidak terduga - dan saat dia memikirkannya hal itu langsung terjadi! |
||
− | Being a match on the Flügel’s home turf, Sora was just thinking about unforeseen circumstances – and as he thought about that they occurred immediately! |
||
+ | Musuh jelas mengatakan mereka akan 「Melarang teleportasi」- tapi… |
||
− | The opponent did say they would 「Ban teleportation」- but… |
||
− | - |
+ | - Mereka tidak pernah berkata 「Melarang sihir」- |
− | + | “Sialan – Aku terlambat menyadarinya!” |
|
+ | “…Kita seharusnya telah menduganya…!” |
||
− | “…We should have expected it…!” |
||
− | - |
+ | - Mengenai 「Roh Kata」, aturannya akan sangat sesuai dengan keinginan mereka jika mereka dapat menang dengan hanya menggunakan 「Roh Kata」. |
− | + | Saat mereka menyadari kesalahan mereka untuk tidak menyadari itu sebelumnya, Sora dan Shiro - tidak, Shiro menggerigiti kukunya, merasa sangat frustasi sekali. |
|
+ | Aturan untuk menyerang musuh… celah bahasa ini adalah tanggungjawabnya untuk mengetahuinya sebab dia satu-satunya yang akan menghafal seluruhnya kata demi kata. |
||
− | Rules to attack the opponent… this language loophole was her responsibility to discover since she was the one that would memorize everything word for word. |
||
− | Sora |
+ | Sora membelai kepala Shiro dan berkata: |
+ | “Biasa untuk game seperti ini bahwa kita tidak dapat mengantisipasinya, jadi sakit menimpa, sesal terlambat<ref>peribahasa indonesia, artinya: tidak ada gunanya meenyesali apa yang telah terjadi</ref>, apa yang penting sekarang adalah –“ |
||
− | “It’s normal for games like these that we couldn’t anticipate, so there’s no use crying over spilt milk, what’s important now is –“ |
||
“…Mm.” |
“…Mm.” |
||
+ | - Dalam permainan kejutan yang mereka tidak ketahui sepenuhnya, masuk akal jika berpikir bahwa hal-hal tak terduga semacam itu dapat terjadi. |
||
− | - Being a surprise game that they didn’t have complete knowledge about, it was reasonable to think that unpredictable things like that could happen. |
||
− | + | Walaupun begitu mereka masih dapat menang - karena beradaptasi pada tindakan musuh secepat kilat adalah kemampuan sebenarnya dari {{furigana|「」|Kuuhaku}}- tidak ada waktu untuk menyesal! |
|
− | “- Jibril, |
+ | “- Jibril, berapa banyak tembakan yang benda itu tembakkan?” |
+ | “Biarkan aku berpikir…hal itu bervariasi tergantung kemampuan dari orang yang berbeda, tapi sekitaran enam tembakan aku kira?” |
||
− | “Let me think…it varies for the abilities of different people, but about six shots I guess?” |
||
+ | “- Hal itu sulit untuk ditangani, tapi karena hanya enam tembakan, musuh kita tidak akan menyianyiakan amunusi mereka, karenanya –“ |
||
− | “- It’s hard to handle, but since there are only six shots our opponents won’t waste their ammunition, thus –“ |
||
− | “Ah, |
+ | “Ah, bukan seperti itu, Master.” |
− | + | Di titik ini Sora yang menghadap ke belakang melihat enam bayangan mendarat di atas kubus-kubus - para Flügel. |
|
+ | Mereka mengangkat telapak mereka - dan langit malam berubah begitu terang seakan siang hari. |
||
− | They raised their palms – and the night sky turned so bright it was like daylight. |
||
+ | “Itu 「Hingga enam tembakan yang dapat ditembakkan sekaligus」, jadi tidak ada batas berapa banyak tembakannya!“ |
||
− | “It’s that 「Up to six shots can be fired at once」, there’s no limit to the amount of shots!“ |
||
+ | “Aku benar-benar berpikir bahwa monster sepertimu akan punya hal semacam 「Batasan」 untuk beberapa saat, bodohnya aku!” |
||
− | “I actually thought that monsters like you would have such things as 「Limitations」 for a moment there, I’m so stupid!” |
||
− | “…Nii, |
+ | “…Nii, kesini -!” |
− | + | Kali ini Shiro yang lebih cepat untuk bereaksi, dan dia mengepakkan sayapnya dengan dahsyat. |
|
− | Sora |
+ | Sora langsung meninggalkan mini-Jibirl dan mengikuti Shiro tanpa menjawab, dan mereka berakselerasi bersama. |
− | + | 「Cahaya Pengikat」 membentuk pola rumit di udara saat mendekat - meski jika itu mengejar seperti yang Jibril telah katakan – |
|
“…Mm!” |
“…Mm!” |
||
+ | Shiro mengepakkan sayapnya sekali sekuat mungkin, dan Sora mengikutinya, telah memahami niatnya dari gerakan tangannya. |
||
− | Shiro flapped her wing once as hard as she could, and Sora played along, having understood her intentions from her hand motions. |
||
+ | Tak terhitung kilatan cahaya mendekati mereka, dan bahkan Sora dan Shiro yang telah menggunakan 「Roh Kata」 percepatan dari sebelumnya tidak dapat kabur dari cengkraman mereka. |
||
− | Countless streaks of light approached them, and even Sora and Shiro who had used the acceleration 「Word Spirit」 from earlier couldn’t escape their clutches. |
||
− | And as the light approached their backs - 「Chandelle」<ref>See: [http://en.wikipedia.org/wiki/Chandelle Chandelle] |
+ | Dan saat cahaya mencapai punggung mereka - And as the light approached their backs - 「Chandelle」<ref>See: [http://en.wikipedia.org/wiki/Chandelle Chandelle] untuk keterangan tambahan</ref>. |
+ | Mereka berbelok keatas diagonal dalam sudut empat puluh lima deraja dari terbang lurus, mengubah kecepatan mereka menjadi ketinggian, dan mendaki keatas - karena 「Cahaya Pengikat」 kemungkinan akan mengaktifkan sekering perkiraan saat mencapai jarak tertentu dari mereka - sebuah keliatan cahaya meledak di belakang mereka saat pendakian tajam menyebabkan kecepatan mereka berkurang yang membiarkan 「Cahaya Pengikat」 mendekat - dan itu memicunya. |
||
− | They turned diagonally upwards at a forty-five degree curve from flying straight, turning their speed to altitude, and climbed upwards – since the 「Binding Light」 would probably activate its proximity fuse as it reached a certain distance away from them – a flash of light burst from behind them as their sharp ascent caused their speed to decrease which allowed the 「Blinding Light」 to approach – and it triggered. |
||
“Aaaaaahhhhh!” |
“Aaaaaahhhhh!” |
||
+ | Mengabaikan teriakan Plum, Shiro buru-buru membatalkan dakian tajam orisinil mereka dengan sedikit kepakan sayapnya. |
||
− | Ignoring Plum’s cries, Shiro immediately cancelled their original sharp ascent with a slight flip of her wing. |
||
+ | Dia tidak menolah, malahan dia mengepakkan sayapnya lagi dan sekali lagi mulai naik, menjauhkan diri mereka dari ledakan cahaya di belakang mereka. |
||
− | She didn’t turn around, instead she flapped her wing again and once again began their ascent, distancing themselves from the exploding lights behind them. |
||
+ | - Mereka menghindarinya. Baru saja mereka mengambil nafas, rentetan cahaya sekali lagi bergelora ke arah mereka, dan Shiro menarik semuanya kearahnya kemudian menukar arahnya. |
||
− | - They dodged it. Just as they were catching their breath, streaks of light once again surged at them, and Shiro attracted them all to her then swapped her direction. |
||
+ | Dia memancing dengan metode yang sama persis seperti sebelumnya, namun kali ini dia melesat ke bawah diagonal, mengubah ketinggian menjadi kecepatan. Saat cahaya yang terhitung itu meledak di belakang mereka, dia meloloskan diri dengan momentum yang sama, dan dia mendapatkan kecepatan dari ini – |
||
− | She baited them with the exact same method from earlier, however this time she darted diagonally downward, changing altitude to speed. As for the countless lights that exploded behind them, she escaped them with the same momentum, and she acquired speed from this – |
||
“Yaaaaaaahhhhh!” |
“Yaaaaaaahhhhh!” |
||
+ | Plum yang masih dalam bentuk sayap berteriak-teriak, karena berada dalam keadaan berkecapatan ultra-tinggi yang menyebabkan sayap-sayap berhenti berkepak. |
||
− | Plum who was still in wing form let out a cry, as being in a state of ultra-high speeds had caused the wings to stop flapping. |
||
+ | Mereka berspiral di udara, menggambar lingkaran dengan badan mereka, menghindari cahaya tak terhitung yang meledak dalam jarak dekat. |
||
− | They spiralled about in the air, drawing circles with their bodies, dodging the countless lights that exploded within close proximity of them. |
||
+ | Namun kali ini mereka berputar di arah lainnya sambil mengepakkan sayap dengan keras untuk menhindari cahaya sisa. |
||
− | However this time they spun about in the other direction while flapping furiously to avoid the remaining lights. |
||
− | Sora |
+ | Sora dan Shiro terbang bersama dalam gaya horizontal, dan mereka terbang ke dalam celah diantara kubus yang sedikit lebih besar - setelah itu - |
+ | Ledakan tak terhitung dan kilatan cahaya terjadi di mulut celah. |
||
− | Countless explosions and flashes of lights occurred at the opening of the crack. |
||
− | - |
+ | - Karena itu adalah sebuah 「Alat pengejar」, mereka hanya harus 「Menarik」-nya. |
+ | Adalah tanggungjawab Shiro untuk memperhitungkan jalur cahaya yang harus mereka hindari - |
||
− | It was Shiro’s responsibility to calculate the paths of the lights they had to avoid – |
||
+ | “Fiuh…fiuh…” |
||
− | “Phew…phew…” |
||
− | + | Namun Shiro berkeringat dingin dan terengah-engah tak terkendali seakan dia baru saja selamat dari sebuah Sirkus Itano<ref>Istilah ini berasal dari [http://www.youtube.com/watch?v=BzXfVgYCxWI adegan terkenal di Macross]. </ref>. |
|
+ | Hal itu seakan dia telah menulis kata-kata ini di wajahnya: aku harus melakukan semuanya sebagai pertobatan untuk tidak menyadari bahwa mereka tidak pernah mencegah penggunaan sihir. |
||
− | It was as if she had these words written on her face: I must do all I can in repentance for not realizing that they never prevented the usage of magic. |
||
+ | Dan rasa pertanggungjawaban itu membuat dia masih terlihat tidak puas bahkan setelah pertunjukkan megah dari ketrampilannya tadi. |
||
− | And that sense of responsibility caused her to still appear unsatisfied even after that glorious display of skill from earlier. |
||
− | “- Shiro, |
+ | “- Shiro, Aku sungguh bangga memilikimu sebagai saudariku.” |
+ | Sora membelai kepala saudarinya sambil terbang melalui celah sempit, dan dia memujinya, setelah itu – |
||
− | Sora fondled his sister’s head while flying through the narrow cracks, and he complimented her, after which – |
||
+ | “Aku tidak bisa menahan lagi, aku ingin mengundurkan diri dari permainan ini, jika begini terus tubuhku takkan kuat menerimanya!!” |
||
− | “I can’t take this anymore, I want to withdraw from this game, if this goes on my body won’t be able to take it!!” |
||
+ | Supaya mengimbangi gerakan mereka, sayap - Plum sangat kelelahan sekali. |
||
− | In order to keep up with their movements, the wings – Plum was extremely exhausted. |
||
+ | Tekanan itu membuatnya meraung seperti itu, dan dari nada tangisnya adalah bukti bahwa dia sudah di ambang batas. |
||
− | That pressure caused her to cry out like that, and from her teary tone it was evident that she was at her limit. |
||
+ | Dan - Sora termenung dengan keringat dingin mengucur di punggungnya pula - setelah mereka keluar dari gang… |
||
− | And – Sora pondered with cold sweat running down his back as well - after they were to get out of the alleyway… |
||
+ | Disana pasti akan sejumlah besar Flügel sedang berbaring menunggu. |
||
− | There would definitely be a large amount of Flügel lying in wait. |
||
− | + | Dari cara Flügel dapat beradaptasi yang Sora telah amati, dia yakin bahwa mereka tidak akan melewatkan kesempatan ini. |
|
+ | “-…Nii…Shiro…” |
||
− | “-…Nii…Shiro is…” |
||
+ | - Mereka jelas akan mencatat metode menghindar mereka sebelumnya juga. |
||
− | - They would definitely account from their previous evasion method as well. |
||
+ | 「Cahaya Pengikat」 pasti akan datang berlipat-lipat dan dengan sedikit perbedaan waktu diantara mereka. |
||
− | The 「Binding Lights」 would undoubtedly come in multiples and with slight time differences between them. |
||
+ | Jika begitu bahkan seseorang seperti Shiro tidak akan dapat menghindari semuanya, tidak perlu disebutkan bahwa Plum sudah diambang batasnya. |
||
− | If so even someone like Shiro wouldn’t be able to avoid all of them, not to mention that Plum was at her limit. |
||
− | + | Jadi - Sora dan Shiro melihat ke pergelangan mereka. |
|
− | - |
+ | - Meerka hanya punya 「Roh Kata」 untuk menyelamatkan mereka, tapi karater yang mereka miliki adalah - 「ラ(ra)ユ(yu)ス(su)マ(ma)ケ(ke)ワ(wa)」 |
+ | Semua kata itu sangatlah sulit untuk dipakai dalam sebuah permainan kata -! |
||
− | All of them were characters extremely hard to use in a word game -! |
||
+ | Sora mengutuk dirinya dengan gelisah. Mereka hanya punya beberapa detik lagi di dalam gang sebelum keluar. |
||
− | Sora cursed to himself anxiously. They had only a few more seconds in the passageway before the exit. |
||
+ | Dalam beberapa detik, dia harus memikirkan sebuah kata yang dapat membuat mereka menghindari atau melindungi mereka dari kilatan cahaya yang berdatangan tak terhitung banyaknya -! |
||
− | In a few seconds, he had to think of a word that could allow them to avoid or shield them from the oncoming countless flashes of light -! |
||
− | “「 |
+ | “「Kekalahan<ref>負け (マケ, ma ke)</ref>」! Tidak... Nii, maaf –“ |
+ | Shiro tidak sadar mengeluarkan kata pertama yang dia pikirkan, setelah itu dia segera mengoreksinya sendiri. |
||
− | Shiro unconsciously uttered the first word she thought of, after which she immediately corrected herself. |
||
+ | Meski di kenyataan, adalah 「Roh Kata」 yang paling mungkin berpengaruh. |
||
− | Although in reality, it was the 「Word Spirit」 that was the most likely to take effect. |
||
+ | Bagaimana mereka bisa menggunakan karakter-karakter untuk menahan serangan? Pelindung, tameng, menangkis, menghindar - mereka kekurangan karakter yang dibutuhkan untuk semua itu. |
||
− | How could they use the characters to block the attacks? Barrier, shield, reflect, avoid – they lacked the characters needed for all of those. |
||
+ | (Cara untuk membalikkan situasi ini - untuk membalikkannya -!) |
||
− | (A way to reverse this situation – to reverse it -!) |
||
+ | Sora menggertakkan giginya dan mempekerjakan otaknya dengan kecepatan yang seolah membuat otaknya terbakar, mereka memiliki enam karakter, dan semuanya sangat sulit digunakan. |
||
− | Sora clenched his jaw and worked his brain at a speed that as if it was going to overheat, they had six characters, and all of them were extremely hard to use. |
||
+ | 「Roh Kata」 dibutuhkan untuk membalikkan keadaan - membalikkan… tidak. |
||
− | The 「Word Spirit」 needed to reverse the situation – reverse… no. |
||
− | “- |
+ | “- Membalikkan keadaan… itu pekerjaanku -!” |
“…Huh?” |
“…Huh?” |
||
− | Shiro |
+ | Shiro membalas dengan aneh pada gumaman Sora. |
+ | Dalam sekejab - dalam pikiran Sora, roda gigi mulai berputar dan saling bertaut, dan beberapa pikiran mulai saling menumpuk. |
||
− | In an instant – in Sora’s mind, gears began whirling and meshing together, and multiple thoughts began overlapping. |
||
+ | - Seperti yang Jibril katakan, itu adalah sihir pengangkap yang akan aktif dalam jarak yang begitu dekat pada sasarannya seperti sekering perkiraan. |
||
− | - As Jibril had said, it was a capturing magic that would activate in extremely close proximity to its target like a proximity fuse. |
||
− | - |
+ | - Pada kecepatan yang bahkan lebih cepat daripada Flügel, yang berarti Sora dan Shiro pasti tidak akan dapat menghindarinya. |
+ | Dan saat cahaya akan ditembakkan, apa yang Sora lihat adalah - saat ingatan tersebut bersatu, Sora tersenyum. |
||
− | And as the light was about to be fired, what Sora saw was – as those memories combined into one, Sora smiled. |
||
+ | “Mengapa kita harus menghindarinya - bukankan ini kesempatan emas!! Shiro, naik.” |
||
− | “Why do we have to avoid it – isn’t this a great opportunity!! Shiro, ascend.” |
||
− | + | “Apa~~!?” |
|
+ | Jika mereka akan naik, mereka akan terkena oleh 「Cahaya Pengikat」, namun Plum satu-satunya yang berteriak penuh penderitaan pada perkataan Sora. |
||
− | If they were to ascend they would be hit by the 「Binding Light」, however Plum was the only one that let out a cry of agony at Sora’s words. |
||
+ | “…Dimengerti.” |
||
− | “…Understood.” |
||
+ | Shiro mengepakkan sayapnya dan naik ke atas - karena saudaranya telah mencapai kesimpulan itu, dia tidak membutuhkan bukti lain. |
||
− | Shiro flapped her wing and rose upwards – since her brother had reached that conclusion, she needed no other evidence. |
||
+ | Mereka terus naik dalam kecepatan tinggi, dan terbang ke atas sepanjang terowongan - kemudian keluar. |
||
− | They continued to ascend at high speeds, and flew upwards along the tunnel – then exited it. |
||
+ | Seperti yang diduga - |
||
− | As expected – |
||
+ | Hujan cahaya yang menyirami langit malam menjadi terang benderang jatuh di atas mereka. |
||
− | A rain of light that dyed the night sky bright white fell upon them. |
||
“Waaaaaaaaaaahahahhhhhhhhhhhh!!” |
“Waaaaaaaaaaahahahhhhhhhhhhhh!!” |
||
+ | Cahaya itu tidak memiliki kekuatan penghancur sedikitpun, namun itu masih sebuah sihir Flügel. |
||
− | It didn’t have any destructive power, however it was still a magic of the Flügel. |
||
+ | Jika mereka tertangkap permainan akan berakhir, dan satu-satunya jalan mereka untuk dapat mengumpulkan informasi mengenai kondisi untuk membangunkan Ratu akan – |
||
− | If they were caught the game would be over, and the only way they could gather information regarding the conditions to awaken the Empress would be – |
||
+ | - Plum berteriak-teriak lagi saat dia khawatir mengenai dua hal ini. |
||
− | - Plum cried out once again as she was worried about these two things. |
||
+ | Meskipun bereaksi pada hal ini, Sora tanpa takut membiarkan tiga karakter dari pergelangannya untuk menghilang sehingga membentuk 「Roh Kata」. |
||
− | Although in reaction to this, Sora fearlessly allowed three characters from his wrist to disappear to form 「Word Spirits」. |
||
+ | Dan saat dia akan dihantam oleh 「Cahaya Pengikat」, apa yang malah terjadi adalah… |
||
− | And as he was about to be hit by the 「Binding Light」, what happened instead was… |
||
+ | Apa yang terjadi adalah - Flügel yang menembakkan cahaya roboh. |
||
− | What happened was – the Flügel that shot out the light had collapsed. |
||
+ | Sembari yang telah meninggalkan gang juga dan yang telah menembakkan cahaya ke arah mereka juga. |
||
− | While the ones that had left the passage as well and had fired the lights coming at them collapsed as well. |
||
+ | Tanpa terkecuali - semua orang yang berdiri di kubus. |
||
− | Leaving no exceptions – everyone was standing on the cubes. |
||
+ | - Mereka tidak dapat menembak tanpa berada di atas tanah, jadi - tidak perlu untuk menghindar. |
||
− | - They couldn’t shoot without being on the ground, so – there was no need to evade. |
||
+ | Diantara sorotan cahaya yang berdatangan, Sora mendaki ke pintu keluar gang. |
||
− | Amongst the oncoming beams of light, Sora climbed onto the exit of the passageway. |
||
− | + | Dia melempar 「Word Spirits」 yang dia bentuk ke tanah dengan sekuat tenaganya - dan berteriak. |
|
− | “- 「 |
+ | “- 「Balik」-!!”<ref>(マワス, mawasu)</ref> |
− | - |
+ | - Setelah tertunda sedikit – |
+ | Mengabaikan semua hukum bidang fisik, tiba-tiba - |
||
− | Ignoring all the laws of the physical plane, suddenly – |
||
− | - |
+ | - Seluruh cakrawala Avant Heim 「terbalik」. |
“””Aaaaaaahahhh -!?””” |
“””Aaaaaaahahhh -!?””” |
||
− | + | Tidak hanya Plum, tapi para Flügel yang menembakkan 「Cahaya Pengikat」 juga – bahkan orang-orang yang menonton dari kejauhan, Jibril berteriak terkejut. |
|
− | + | Apa yang terjadi jika seluruh arena (Avant Heim) terbalik? |
|
+ | Segala sesuatu yang berada di langit - 「Cahaya Pengikat」 bergerak-gerak di udara dan Flügel disana akan tetap sama. |
||
− | Everything in the skies - the 「Binding Lights」 moving about in the air and the Flügel there would remain the same. |
||
− | + | Bahkan suara frekuensi tinggi mereka mengikuti Efek Dopper<ref>Lihat: [http://id.wikipedia.org/wiki/Efek_Doppler Efek Doppler] untuk keterangan lebih lanjut</ref>, dan yang berdiri di arena - orang-orang yang berada di atas lantai - yang mana adalah Flügel, Sora dan Shiro. |
|
+ | - Posisi mereka bertukar dan berbalik. |
||
− | - Their positions were swapped and reversed. |
||
“””Yaaaaaaaahhhhhhhh!””” |
“””Yaaaaaaaahhhhhhhh!””” |
||
+ | “Bahkan yang menembakkan cahaya tidak akan dapat menghindarinya karena cahaya akan muncul di depannya dalam sekejab!” |
||
− | “Even the ones that fired the lights won’t be able to evade them since they’ll appear in front of them in an instant!” |
||
− | Sora |
+ | Sora berbicara sambil tersenyum, dan hanya Shiro yang melihat sudut mulutnya melengkung ke atas sebegitu sedikitnya. |
− | 「- |
+ | 「- Putar Avant Heim」… |
+ | Jika mereka tidak memutarnya dari posisi mereka, cahaya akan cuma datang dalam arah yang berbeda. |
||
− | If they didn’t spin it from the position they did, the light would merely come over in a different direction. |
||
+ | Senyuman Sora adalah senyum seorang pejudi yang baru saja memenangkan kartu beresiko - meskipun jika 「Cahaya Pengikat」 seperti apa yang Jibril katakan, itu akan – |
||
− | Sora’s smile was that of a gambler who had just won an extremely risky hand – although if the 「Binding Light」 as Jibril said it would – |
||
“- Shiro!!” |
“- Shiro!!” |
||
+ | Saudaranya memanggilkan tanpa keraguan, dan Shiro langsung mengerti apa niatnya, membalas: |
||
− | Her brother called upon her without hesitation, and Shiro having immediately understood his intentions, replied: |
||
+ | “…Dua puluh lima karakter…!” |
||
− | “…Twenty-five characters…!” |
||
− | + | Ya - 「Cahaya Pengikat」 bekerja seperti apa yang Jibril jelaskan. |
|
+ | - Cahaya itu menangkap sasarannya, dan menariknya kembali ke sumber tembakan, namun jika posisi sumber dibalik! |
||
− | - It captures its target, and pulls it back to the source of the shot, however if the position of the source is reversed! |
||
“Aaaaaahhhhh!” |
“Aaaaaahhhhh!” |
||
− | + | “T-unggu sebentar, eek~~!!” |
|
− | - |
+ | - Sejumlah besar Flügel ditarik ke arah Sora dan Shiro. |
− | + | “Semua terserah kamu, Shiro!!” |
|
+ | - Semua ini sesuai dengan rencana Sora - dan itu adalah resiko yang hanya dapat mereka ambil satu kali. |
||
− | - All this was in accordance to Sora’s plan – and it was a risk they could only take once. |
||
− | + | Dari 「Tiga puluh delapan」 Flügel yang diseret – mereka memperoleh dua puluh lima karakter. |
|
− | タ(ta)•ホ(ho)•シ(si)•テ(te)•キ(ki)•メ(me)•ヤ(ya)•ル(ru)•エ(e)•イ(i)•モ(mo)•ツ(tsu)•へ(he)•レ(re)•ヨ(yo)•ネ(ne)•セ(se)•二(ni)•フ(hu)•ノ(no)•ム(mu)•ン(n)•ウ(u)•リ(ri)•コ(ko) - |
+ | タ(ta)•ホ(ho)•シ(si)•テ(te)•キ(ki)•メ(me)•ヤ(ya)•ル(ru)•エ(e)•イ(i)•モ(mo)•ツ(tsu)•へ(he)•レ(re)•ヨ(yo)•ネ(ne)•セ(se)•二(ni)•フ(hu)•ノ(no)•ム(mu)•ン(n)•ウ(u)•リ(ri)•コ(ko) - Tapi… |
− | + | “…T-tapi, Nii!” |
|
Shiro called out in confusion. |
Shiro called out in confusion. |
||
+ | - Hal tersebut adalah hasil yang mencengangkan, dimana tiga puluh delapan Flügel ditarik dalam posisi bervariasi. |
||
− | - It was a stunning result, as thirty-eight Flügel were pulled over in various positions. |
||
+ | Namun hanya Shiro yang tahu posisi kata-kata, belum mempertimbangkan batas waktu. |
||
− | However only Shiro knew the positions of the words, not considering the time limit. |
||
+ | Dalam periode waktu yang pendek, harus mengumpulkan karakter dari dua puluh lima orang, bagi satu orang sendiri hal itu akan – meskipun begitu Sora langsung tersenyum dan – |
||
− | In such a short period of time, to collect characters from twenty-five people, for one person alone it would be – although Sora immediately smiled and – |
||
− | + | “Pertama kita harus mempertimbangkan rating! 「Uap air<ref>湯気 (ユゲ yuge)</ref>」!!” |
|
+ | Kepulan uap air mulai menutupi daerah begitu cepat, menutupi semua Flügel yang tertarik kesana. |
||
− | Billows of steam began covering the area extremely quickly, covering all the Flügel that had been drawn there. |
||
− | + | Setelah itu - Sora tersenyum lebar, dan menggunakan 「Roh Kata」 lain. |
|
+ | Dia mempercikkan pada semua orang di depannya - Shiro masih tidak peduli membaca tindakan saudaranya, dan dia membuka-setengah matanya. |
||
− | He splashed it at everyone in front of him – Shiro still didn’t bother reading her brother’s actions, and she had her eyes half open. |
||
− | + | Di saat yang sama, Sora dan Shiro mengepakkan sayapnya dengan hebat dan terbang menjauh secepat yang mereka bisa - dan kemudian - |
|
− | “- |
+ | “- Karena semuanya telah berada di tempat - 「Bugil<ref>裸 (ラra)</ref>」!!” |
− | + | Flügel yang bercampur aduk dan terikat bersama dalam posisi bervariasi oleh 「Cahaya Pengikat」… |
|
+ | - Pakaian mereka semua menghilang sekaligus, dengan begini Sora sekarang dapat tahu dimana posisi karakter-karakter. |
||
− | - Their clothes all vanished at once, thus Sora could now tell where the positions of the characters were. |
||
+ | Sora memiliki ekspresi - kegembiraan mutlak di wajahnya - dan dia menutup matanya dan berkata: |
||
− | Sora had an expression of – absolute glee on his face – and he closed his eyes and said: |
||
− | “Ah, |
+ | “Ah, aku dapat melihatnya, Shiro, aku dapat melihat begitu banyak hal!!” |
− | “…Nii |
+ | “…Nii ambil kiri, Shiro… kanan.” |
− | “Ah! |
+ | “Ah! Serahkan padaku, saudariku! Hahahahahah! Bergeloralah, tangan kiriku!” |
+ | Saudarinya memandangnya dengan tatapan yang begitu dingin bahkan atom disekitarnya turun suhu ke nol mutlak, sedangkan saudaranya memiliki pandangan yang begitu berapi-api yang membuat medan magnet disekitar mereka akan menguap. |
||
− | The sister glanced at him with a gaze so cold that even the atoms around hit absolute zero temperatures, while the brother had a gaze so fiery that the magnetic fields around them would evaporate. |
||
+ | - Jika temperatur pandangan orang-orang dapat berefek, seluruh planet akan dilanda badai topan. |
||
− | - If the temperature of people’s gazes could cause effect, the entire planet would probably be engulfed in a typhoon. |
||
+ | Tapi untungnya– |
||
− | But luckily – |
||
“Ah!” |
“Ah!” |
||
Line 1,460: | Line 1,460: | ||
“Yah!” |
“Yah!” |
||
+ | - Satu-satunya pemandangan yang melanda adalah paduan suara dari dua puluh lima erangan Flügel. |
||
− | - The only thing the scene was engulfed with was the chorus of twenty-five Flügel’s moans. |
||
+ | Meskipun dia ingin terus mendengarkan paduan suara itu, Sora dan Shiro hanya dapat lewat melalui mereka secara cepat dan meninggalkan mereka di belakang. |
||
− | Although he wanted to continue listening to that chorus, Sora and Shiro could only pass through them quickly and leave them behind. |
||
+ | Setelah itu mereka akan berakselerasi tinggi naik ke atas langit sekali lagi. |
||
− | After which they accelerated up high into the skies once again. |
||
+ | “- Bagaimana aku mengatakannya, tindakanmu begitu cepat, bahkan aku terkesima.” |
||
− | “- How should I put it, your actions were so fast that even I was amazed.” |
||
− | “Heheheh, |
+ | “Heheheh, kamu dapat memuji aku lebih, Plum! Heheheh.” |
− | “…Nii, |
+ | “…Nii, kecabulanmu sepanjang parsec<ref>Sekitar 3,26 tahun-cahaya (31 triliun kilometer).</ref>…” |
+ | “Apakah aku baru saja diomeli dengan satuan astronomi? Saudaramu bekerja keras untuk semua ini!!” |
||
− | “Did I just get scolded with an astronomical unit!? Your brother worked very hard for all this!!” |
||
− | - Sora |
+ | - Sora telah mengumpulkan dua belas karakter, dan Shiro tiga belas. |
+ | Juga, Sora telah menikmati beberapa kontak fisik yang tidak perlu dan membuat beberapa suara menjijikan, yang Shiro langsung omeli. |
||
− | Also, Sora had enjoyed some unnecessary skin-on-skin contact and had made some disgusting noises, to which Shiro scolded him outright. |
||
+ | Si kakak agak kesal pada adiknya yang mengomelinya dengan satuan yang merepresentasikan sekitar 3,26 tahun cahaya, namun Shiro tidak berhenti disana. |
||
− | The brother was rather upset at the sister scolding him with a unit that represented about 3.26 light years, however Shiro didn’t stop there. |
||
− | “…Nii, 「 |
+ | “…Nii, 「Uap air」 and 「Bugil」…kamu menyia-nyiakan…tiga karkter…” |
− | “Hey, |
+ | “Hey, adik tersayangku, berhenti main-main, bagaimana bisa itu tersia-sia? Tidak mungkin.” |
+ | Sora menyenyumkan senyuman yang berlebihan bahkan orang Amerika akan bangga, dan dia menyangkal perkataan Shiro: |
||
− | Sora smiled a smile so exaggerated even an American would be proud, and he rebutted Shiro’s words: |
||
+ | “Ada tiga tujuan agung pada tindakan itu: mengumpulkan karakter; mencegah mereka mengejar kita lagi karna mereka sekarang enggan terbang bugil; dan yang paling penting –“ |
||
− | “There were three glorious aims to that action: collecting the characters; preventing them from chasing us again since they will now have an aversion to flying naked; and most importantly –“ |
||
+ | Sora berhenti sejenak - dan melanjutkan dengan ekspresi yang begitu khidmat… |
||
− | Sora stopped for a while – and continued with an incredibly solemn expression… |
||
+ | Dia mengumumkan dengan penuh tekad: |
||
− | He declared determinedly: |
||
− | + | “Ini adalah pilihan Steins;Gate<ref>Steins;Gate adalah game terkenal yang diadaptasi menjadi anime.</ref>.” |
|
+ | “…Lebih seperti Nii;Gerbang(Gate) nafsu…” |
||
− | “…More like the Gate of Nii’s desires…” |
||
+ | Shiro melanjutkan mengomentari dengan nada sedingin es, sedangkan Plum mendeteksi kehadiran di belakang mereka dan berteriak: |
||
− | Shiro continued to comment in an icily cold tone, while Plum detected presences behind them and she yelled out: |
||
− | “Waaaaahahh~~ |
+ | “Waaaaahahh~~ mereka mendatangai kita dari belakang tanpa malu!!” |
− | + | “Apa~!? Aku tidak memikirkan itu!! ...Mereka datang dari depan juga, Shiro?” |
|
− | + | “…Tidak ada kata.” |
|
+ | Shiro membalas dengan agak tidak senang, saat beberapa Flügel bertelanjang bulat yang melepaskan diri dari cahaya pengikat dan juga tiga lainnya mendekat dari belakang dan depan bersamaan. |
||
− | Shiro replied somewhat unpleased, as multiple completely naked Flügel who had escaped the binding lights as well as three others were approaching from the back and front respectively. |
||
− | Sora |
+ | Sora dengan sengaja menghadap pada Flügel yang datang, menyiapkan kameranya dan menyusun sebuah 「Roh Kata」. |
[[File:NGNL5 208.jpg|thumb]] |
[[File:NGNL5 208.jpg|thumb]] |
||
+ | Setelah itu keduanya dengan anggun menghindari jangkuan tangan mereka - dan melempar 「Roh Kata」. |
||
− | After which the two gracefully dodged their outstretched hands – and threw the 「Word Spirit」 over. |
||
− | “- 「 |
+ | “- 「Meremas payudara<ref>胸揉め (ムネモメ munemome)</ref>」”… mereka berseru. |
− | + | Setelah itu mereka melakukan ''backflip'' di udara, dan Sora menggunakan sayapnya untuk menutupi nata Shiro dan menghidupkan kameranya. |
|
+ | “Sekarang orang-orang ini akan membantuku untuk menghalangi pengejar kita…fiuh…” |
||
− | “Now these people will help me trip up our pursuers…phew…” |
||
+ | Flügel yang berpakaian mulai meremas payudara Flügel yang bugil, melambatkan kecepatan mereka. |
||
− | The clothes-wearing Flügel began to fondle the breasts of the naked Flügel, slowing down their pace. |
||
+ | “Fiuh – Aku akhirnya melihat Nirvana dengan mata kepalaku sendiri… sungguh pemandangan yang agung, tapi sayangnya sedang malam, aku penasaran apakah kamera berhasil menangkap gambar-gambar tadi?” |
||
− | “Phew – I finally saw Nirvana with my very own eyes… what a glorious sight, but sadly it’s at night so I wonder whether the camera did get those shots?” |
||
+ | “…Aku tak mampu berkata-kata sampai pada titik dimana aku tidak tahu lagi apakah aku terkesima oleh Sora-dono lagi…” |
||
− | “…I’m speechless to the point where I don’t know whether to feel awed by Sora-dono anymore…” |
||
===Part 10=== |
===Part 10=== |
||
+ | - Para Master yang menari-nari di langit terlihat begitu bahagia dan berenergi, dan mereka bahkan dapat tersenyum saat sedang menghadapi bahaya. |
||
− | - The Masters who were dancing about in the skies appeared so cheerful and energetic, and they could even smile in the face of danger. |
||
− | + | Namun melihat pada sosok yang tergambar di langit malam itu, Azrael masih terlihat tidak dapat mengerti. |
|
“-…” |
“-…” |
||
− | Jibril |
+ | Jibril tidak tahu berapa kali dia menghela nafas pada Azrael yang cuma mengerutkan alis kebingungan. |
+ | …Jika begini terus Master akan menang - walaupun tidak akan ada artinya. |
||
− | …At this rate the Masters would win – although there would be no meaning in that. |
||
+ | Azrael akan mengkhianati harapan Master tanpa mengetahui apapun -! |
||
− | Azrael would betray the Masters’ expectations without knowing anything -! |
||
− | “…Senpai, |
+ | “…Senpai, mengapa kamu tidak dapat mengerti saja…” |
“-…” |
“-…” |
||
+ | “Kamu ingin memerintahkan semua orang untuk bunuh diri begitu saja? Untuk mati hanya karenamu?” |
||
− | “You want to order everyone to commit suicide just like that? To die just because of you?” |
||
+ | Azrael masih tidak dapat mengerti suara berat rendah kegundahan dalam suara Jibril. |
||
− | Azrael still couldn’t understand the heavy undertones of worry within Jibril’s voice. |
||
+ | - Mengapa Flügel harus takut mati? |
||
− | - Why should the Flügel fear death? |
||
− | + | Bahkan Flügel seharusnya tidak memiliki emosi itu. |
|
+ | Dan dia tidak takut akan kematiannya sendiri - dia takut pada bocah-bocah tersebut? |
||
− | And she wasn’t afraid of her own death – she was afraid of those brats? |
||
+ | “Kamu melihat wajah Master, wajah anak-anak itu, dan kamu masih tidak dapat mengerti sedikit pun? Jika kamu menyegel potensi anak-anak itu hanya karena kebodohan dan kekeras-kepalaanmu sendiri, dan membuang enam ribu tahun ini –“ |
||
− | “You saw the Masters’ faces, those children’s faces, and you still don’t understand a thing? If you seal those children’s potential just because of your own stupidity and stubbornness, and waste this six thousand years –“ |
||
− | - |
+ | - Tolong, tolong mengerti. |
+ | “Yang membuang enam ribu tahun ini - adalah kamu!!” |
||
− | “The one that wasted these six thousand years – is you!!” |
||
+ | Air mati nyaris muncul di mata Jibril, dan suaranya seakan dia sedang berusaha sekuat tenaga untuk menahannya keluar. |
||
− | Tears were almost appearing in Jibril’s eyes, and her voice sounded as if she was trying her hardest to squeeze it out. |
||
+ | Tapi Azrael masih tidak dapat mengerti, apakah yang dia tidak dapat mengerti? Apakah itu? Apakah itu…! |
||
− | But Azrael still couldn’t understand, what was it that she didn’t understand? What is it? What is it…! |
||
- … |
- … |
||
− | “Ugh~ |
+ | “Ugh~ Aku tidak dapat menangkap mereka!!” |
+ | “Berputar ke jalan satunya dan kepung mereka! Tembakkan sihir pengikat dalam bentuk silang! Sepanjang kita membuat mereka membuang-buang kata-kata mereka, kita memiliki kesempatan!” |
||
− | “Go around the other way and surround them! Fire the binding magic in a cross shape! As long as we make them waste their words, we have a chance!” |
||
− | “Huh~? |
+ | “Huh~? Tapi mereka pun masih akan menghindarinya.” |
+ | “Coba saja, jika kita tidak bisa, kita akan memikirkan cara lain, ayo!” |
||
− | “Just try it, if we can’t we’ll just think of another way, let’s go!” |
||
− | + | Flügel mulai menari-nari di udara setelah diskusi singkat, dan untuk alasan tertentu – |
|
+ | Di wajahnya mereka adalah senyuman - alami, kekanak-anakan. |
||
− | On their faces were pure, unadultered – smiles. |
||
+ | - …Apa yang membuat mereka begitu gembira? |
||
− | - …What made them so happy? |
||
+ | Sora dan Shiro sekali lagi berspiral ke bawah saat mereka menyadari Flügel menembaki mereka dalam bentuk silang, dan menghindari seluruh tembakannya seperti yang telah diduga. |
||
− | Sora and Shiro once again spiralled downwards as they realized they were firing at them in a cross shape, and avoided the shots entirely as expected. |
||
+ | “Benarkan, lihat, mereka menghindarinya.” |
||
− | “Really, look, they did dodge it.” |
||
+ | “Heh, jadi ayo tembak mereka bersamaan dari atas dan bawah! Semua menyebar dan menembak saat aku memberikan sinyal!” |
||
− | “Heh, so let’s fire at them simultaneously from above and below! Everyone scatter and fire at my signal!” |
||
− | + | “Mengerti!!” |
|
+ | - …Apa yang membuat mereka begitu gembira? |
||
− | - …What made them so happy? |
||
+ | Bagaimana mungkin bisa mereka tersenyum seperti itu sambil mengejar musuh yang mereka tidak dapat kalahkan? |
||
− | How could they possibly smile like that while chasing an enemy they couldn’t beat? |
||
- … |
- … |
||
− | Azrael |
+ | Azrael terlihat frustasi sendiri karena tidak mengerti, sembari Jibril berbicara lembut padanya: |
− | “Senpai, |
+ | “Senpai, apakah kamu mengingat catatan pertempuranku? |
+ | “…Aku ingat semuanya-nyan, aku ingat semua hal yang adik kecil manisku telah lakukan.” |
||
− | “…I remember all of it-nyan, I remember everything my cute little sister has done.” |
||
+ | Dia membungkukkan kepalanya dan terlihat sedang melihat ke arah horizon - suatu tempat dimana dulu dia tidak ada disana - dan tersenyum dengan pandangan perpisahan. |
||
− | She bent her head down and appeared to look into the horizon – somewhere that wasn’t where she was – and smiled with a faraway gaze. |
||
− | “Gigants, |
+ | “Gigants, kamu membantu mengalahkan sembilan belas dari mereka, dan membunuh satu dari mereka sendirian; dan Dragonias, kamu membantu mengalahkan tiga dari mereka, dan membunuh satu dari mereka sendirian -!” |
+ | - Kepala terpenggal dari Dragonias yang tergantung di pohon raksasa di pinggiran kota adalah piala Jibril. |
||
− | - The severed heads of the Dragonias that were hanging on the humongous tree on the outskirts of the city were Jibril’s trophies. |
||
+ | Dan tengkorak itu untuk merayakan hasilnya, Azrael menaruhnya disana dengan sengaja - itu adalah sebuah dekorasi, dan - |
||
− | And that skull was to celebrate her results, Azrael had put it there intentionally – it was a decoration, and – |
||
− | “Phantasma, |
+ | “Phantasma, kamu membantu membunuh tiga - dan membunuh satu sendirian, nyan.” |
− | + | Sama saja, Jibril adalah satu-satunya yang berhasil membunuh Phantasma sendirian. |
|
+ | Azrael tersenyum sambil mengingat-ingat kembali masa lalu mereka - senyum itu tidak mengandung kejahatan, tidak pula kepalsuan. |
||
− | Azrael smiled while recalling their past – that smile had nothing sinister to it, nor was it fake. |
||
+ | “Unit akhir memiliki hasil yang begitu menakjubkan dalam pertempuran dengan hanya melalui dua ratus empat puluh lima operasi, dan selamat…bagaimana mungkin aku bisa lupa?” |
||
− | “The final unit had had such amazing results in combat merely throughout two hundred and forty-five campaigns, and survived…how could I possibly forget?” |
||
+ | …Itu semua jauh di masa lalu, dimana semua ingatan bahagia mereka berada - saat mereka masih memiliki masa depan. |
||
− | …That was in the distant past, where all their cherished memories were – when they still had a future. |
||
− | + | Melihat Azrael membicarakan tentang masa lalu mereka dengan senyum murni di wajahnya, Jibril sedikit memiringkan kepalanya dan bertanya: |
|
+ | “…Jadi, kamu ingat berapa kali aku terluka begitu buruk sampai-sampai membutuhkan mantra perbaikan darurat?” |
||
− | “…So, do you remember how many times I got injured so badly that I needed emergency spell repair?” |
||
− | + | “Seratus empat puluh enam kali, nyan.” |
|
+ | Jawabnya dalam sekejab. |
||
− | Her reply was instant. |
||
+ | Jibril telah kembali dari ambang kematian, yang membuat dia khawatir tiada henti. |
||
− | Jibril had always returned from the brink of death, which worried her to no end. |
||
− | + | “…Dan semua itu disebabkan oleh operasi tunggalmu-nyan…” |
|
− | - |
+ | - Gigants, Dragonias dan Phantasma – dia membunuh masing-masing satu. |
+ | Jibril telah membunuh tiga anggota spesias berangking tinggi sendirian. |
||
− | Jibril had killed three members of high-ranking species alone. |
||
+ | Walaupun dimana dia gagal untuk melakukannya adalah dua puluh sembilan kali lebih dari itu. |
||
− | Although the times she had failed to do so were twenty-nine times more than that. |
||
+ | Dan apa yang ditunjukkan - mengapa dia tidak dapat mengerti saja, Jibril menggertakkan giginya. |
||
− | And what that signified – why couldn’t she just understand, Jibril clenched her jaw. |
||
+ | “Jadi – apakah kamu tahu mengapa aku bersikeras untuk melakukan operasi tunggal sepanjang waktu?” |
||
− | “So – do you know why I insisted on campaigning solo all the time?” |
||
+ | - Itu adalah petunjuk akhir, dan nada Jibril mengandung indikasi kuat pada ini. |
||
− | - That was the final hint, and Jibril’s tone carried a strong indication to this. |
||
+ | Di antara nada kesungguhannya, sedikit terselip ketakutan akan pengkhianatan dan harapan. |
||
− | Amongst her determined tone, there were slight dashes of fear of betrayal and anticipation. |
||
− | + | Namun… Azrael hanya dapat menggelengkan kepalanya. |
|
+ | “…Sejujurnya, aku tidak pernah mengerti tindakan Jii-chan, dan omong-omong –“ |
||
− | “…To be honest, I’ve never understood Jii-chan’s actions, and speaking of which –“ |
||
+ | “Ya, omong-omong mereka musuh yang tak tertaklukkan.” |
||
− | “Yes, speaking of which they were unconquerable enemies.” |
||
+ | - Ya, mereka semua adalah makhluk ber-rangking tinggi yang mereka tidak pernah harapankan untuk menaklukkannya sendirian. |
||
− | - Yes, they were all high-ranking beings that they could never hope to conquer alone. |
||
− | + | Karena saat Flügel diciptakan, mereka tidak pernah diberikan kemampuan itu. |
|
+ | - Ini adalah kesempatan terkahir, jika dia masih tidak dapat mengerti – |
||
− | - This was the last chance, if she still couldn’t understand – |
||
+ | “Karena itulah - aku ingin mematahkan pemikiran itu.” |
||
− | “That’s why – I wanted to break that mind-set.” |
||
--…. |
--…. |
||
− | + | “…Aku tidak mengerti, nyan, mengapa begitu-nyan? Apa yang Jii-chan lihat dalam mereka berdua-nyan?” |
|
“…” |
“…” |
||
− | Jibril |
+ | Jibril kehabisan kata-kata. |
+ | - Itu seolah-olah dia telah mengatakan bahwa dia telah melepaskan semua harapannya. |
||
− | - It was as though she was saying she had given up all her anticipation. |
||
+ | - Jika dia dapat mengerti, maka tidak mungkin yang lainnya tidak dapat - pemikiran itu lambat laun runtuh. |
||
− | - If she could understand it, it was impossible that others couldn’t – that thought slowly crumbled. |
||
− | + | Dan hatinya berdarah untuk Azrael, lebih sulit daripada yang dapat tanggungnya, dan - |
|
− | “…Jii-chan, Jii-chan |
+ | “…Jii-chan, Jii-chan spesial-nyan…” |
“…?” |
“…?” |
||
− | “Jii-chan |
+ | “Jii-chan tidak tahu tentang itu, tapi Artosh-sama memberikan Jii-chan 「Kemampuan Spesial」, jadi apa yang Jii-chan mengerti, semua orang lainnya mungkin tidak-nyan.” |
“…” |
“…” |
||
− | Jibril |
+ | Jibril tetap diam, sembari Azrael berbicara seolah sebuah pengakuan: |
+ | “Aku ingin tahu 「Jawaban」 juga, aku tidak inigin semua hal berakhir seperti ini!! Jika itu terjadi, apa artinya enam ribu tahun ini bagi kita!? Tapi hanya tidak dapat mengerti - aku sudah berada di batasku, aku hanya tidak dapat berbohong pada diriku sendiri lagi-nyan!!” |
||
− | “I want to know the 「Answer」 as well, I don’t want everything to end like this!! If that happens, what would these six thousand years have been to us!? But I just don’t understand – I’m at my limit, I just can’t lie to myself any more-nyan!!” |
||
− | - |
+ | - Unit pertama, Azrael. |
− | + | Menjadi Flügel pertama yang diciptakan, dia diciptakan oleh Artosh dalam pencarian 「Kesempurnaan」. |
|
+ | She tidak memiliki kemampuan untuk menangis, tapi mungkin karena mereka berdua sendiri disana… |
||
− | She didn’t possess the ability to cry, but maybe because they were the only two there… |
||
+ | Azrael menangis hampir terlihat memohon, dan kata-kata benar-benar jujur pertamanya dibawakan dengan suara rendah nyaris terisak pada mereka. |
||
− | Azrael cried out in an almost pleading fashion, and her first truly truthful words carried an almost moist undertone to them. |
||
+ | - Seseorang tolong beritahu aku. |
||
− | - Someone please tell me. |
||
− | - |
+ | - Untuk apa kami hidup? |
+ | - Mengapa kami selamat? |
||
− | - Why do we survive? |
||
+ | - Apa yang kami cari? |
||
− | - What are we searching for? |
||
+ | - Apa yang harus kami lakukan untuk menemukan pembuktian bahwa kami benar-benar hidup - tolong beritahu aku. |
||
− | - What do we have to find to prove that we have truly lived – please tell me. |
||
− | Jibril |
+ | Jibril melihatnya tak mampu berkata-kata. |
+ | - Namun dia dengan sengaja berbicara dengan nada sedingin es, seakan menjauhkannya tanpa perasaan. |
||
− | - However she intentionally spoke in an icily cold tone, as if pushing her away heartlessly. |
||
+ | - Begitu saja, dia mengucapkan kata-kata yang kemungkinan akan digunakan Master-nya. |
||
− | - Just like that, she spoke words that her Masters would probably use. |
||
+ | “…Itulah bagaimana kamu memanfaatkanku - memanfaatkan keterbatasanmu sebagai alasan.” |
||
− | “…That’s how you’re making use of me – making use of your limits as an excuse.” |
||
“-------!!” |
“-------!!” |
||
+ | “Tidak peduli kamu atau aku, yang selamat semuanya adalah pecundang, dan kita telah hidup sebagai pecundang selama enam ribu tahun.” |
||
− | “No matter you or me, the ones that survived are all losers, and we have lived as losers for six thousand years.” |
||
+ | Azrael membungkukkan kepalanya rendah, dan tangannya mengepal kuat. |
||
− | Azrael bent her head low, and her fists were clenched tight. |
||
+ | “Kita tidak belajar apapun sepanjang waktu, dan itu bukan karena kita spesial - itu karena kemalasanmu.” |
||
− | “We didn’t learn anything the entire time, and it’s not because we’re special – it was because of your laziness.” |
||
− | Jibril |
+ | Jibril mengepalkan tangannya juga. |
+ | …Dia tiba-tiba teringat, meskipun dia telah berkali-kali berada di situasi nyaris mati sebelumnya, dia tidak pernah merasa lebih tegang. |
||
− | …She suddenly recalled, although she had been in multiple near-death situations before, she had never felt more tense. |
||
+ | Dia mengatakan pada dirinya sendiri, gunakan dengan baik ekspresi palsumu, jangan getarkan suaramu, dan jangan ubah pandanganmu. |
||
− | She told herself, get your fake expression right, don’t tremble your voice, and don’t shift your gaze. |
||
+ | Dia memaksa mengikat erat-erat Roh yang menyusun badannya, dan memanipulasinya. |
||
− | She forcefully tied down the Spirits that made up her body, and manipulated them. |
||
+ | - Dapatkah dia melakukannya? Pemikiran tidak nyaman itu lewat di pikirannya, tapi dia menggelengkan kepalanya, melakukan penolakan. |
||
− | - Could she do it? That uneasy thought flashed past her mind, but she shook her head in denial. |
||
+ | Itu bukan masalah dia bisa atau tidak melakukannya, tapi dia harus melakukannya - itu adalah apa yang dia telah pelajari. |
||
− | It wasn’t a matter of whether or not she could do it, but she had to do it – that was what she had learned. |
||
+ | Dia menyerap apa yang dia pelajari dari Master-nya, kemudian bertindak seperti apa yang dia telah pelajari dari mereka. |
||
− | She absorbed what she had learnt from her Masters, then acted upon what she had learnt from them. |
||
− | - Jibril |
+ | - Jibril belum terbiasa. |
+ | Dia memutuskan untuk bertaruh – dan itu adalah… |
||
− | She decided to make a gamble – and that was… |
||
+ | (Master, aku akan mengikutimu sampai titik darah penghabisan, jadi mohon maafkan ketidakmampuan Jibril.) |
||
− | (Masters, I will follow you to the very bitter end, so please forgive Jibril’s incompetence.) |
||
+ | Dia berpikir pada diri sendiri, dan dengan sepotong harapan terakhirnya - dia… |
||
− | She thought to herself, and with her final silver of anticipation – she… |
||
+ | (Jadi tolong biarkan aku untuk terus mempercayai apa yang Master miliki selama ini.) |
||
− | (So please allow me to continue believing in what the Masters have all this time.) |
||
+ | Jibril menirukan - ekspresi paling meremehkan yang dia dapat kumpulkan. |
||
− | Jibril imitated the most – underestimating expression she could muster. |
||
− | + | “Untuk kamu yang 「Pengecut, benar-benar lemah」, Aku hanya punya kejijikan dari hatiku yang terdalam – Azrael (sampah).”<!--Note: dalam furigana?--> |
|
+ | Selama enam ribu empat ratus tujuh tahun hidupnya, ini adalah pertama kalinya - dia mengatakan kebohongan. |
||
− | Throughout her six thousand, four hundred and seventh years of her life, it was the first time – she told a lie. |
||
… |
… |
||
+ | …Tiba-tiba… |
||
− | …Suddenly… |
||
+ | Wajah Azrael tiba-tiba mendiadakan semua ekspresi, dan dia berbicara lemah, nyaris kelelahan. |
||
− | Azrael’s face suddenly became devoid of all expression, and she spoke weakly, almost exhaustedly. |
||
− | + | “…Luapakan-nyan.” |
|
+ | Dalam sekejab - langit dan bumi mulai bergoncang. |
||
− | In an instant – the skies and the earth began to shake. |
||
<noinclude> |
<noinclude> |
||
Line 1,759: | Line 1,759: | ||
==References== |
==References== |
||
<references /> |
<references /> |
||
− | {{SimpleNav}} |
||
</noinclude> |
</noinclude> |
||
+ | {|border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |
||
+ | |Kembali ke [[No_Game_No_Life:Volume_5_Bagian_1|Bab 1]] |
||
+ | |Pergi ke [[No_Game_No_Life_(Indonesia)|Halaman Utama]] |
||
+ | |Lanjut ke [[No_Game_No_Life:Volume_5_Bagian_3|Bab 3]] |
Latest revision as of 06:00, 24 August 2014
Bagian 2: Gagal[edit]
Part 1[edit]
Di saat yang sama - di ibukota Elkia, di dalam perpustakaan raja terdahulu.
“…Kou…Steph-kou, Aku lapar, des.”
Steph perlahan-lahan sadar begitu dia digoyang-goyangkan oleh seseorang.
Dia yang tadinya terkapar di meja dan ngiler, tiba-tiba berdiri dan dengan panik mengamati sekitarnya.
“- Eh!? Huh? Aneh, kapan aku tidur!?”
“Kamu jatuh dengan muka dulu ke meja begitu kamu selesai makan, des. Aku pikir kamu mati, des.”
- Jadi dia tampaknya telah makan dan mengisi perutnya, kemudian – 「Pingsan」.
“J-jam berapa sekarang…?”
Steph melipat mantel - yang kelihatannya ditaruh disana oleh Izuna - di atas punggungnya, dan bertanya sambil masih mengantuk.
Setelah itu dia mendengar suara gemuruh lucu.
Izuna menaruh tangannya di perutnya, kemudian memandang ke atas ke arah Steph dan berkata terus terang:
“Sekitar enam jam setelah kamu makan, des.”
“…Sungguh jam yang lucu.”
Terakhir kali mereka makan adalah sekitar jam dua malam - yang berarti sekarang sudah pagi?
Tidak ada jendela di perpustakaan, sehingga matahari tidak dapat masuk, tapi pada saat itu kemungkinan jalanan sudah mulai dipenuhi oleh aktivitas.
“Steph-kou, Steph-kou, ayo makan, des.”
Izuna menarik satu lengan baju Steph dan meminta makan, sambil Steph menjawab:
“Ah…Kamu benar…jadi aku akan membuatkan sarapan…huh?”
Tiba-tiba Steph menyadari ada segunung buku-buku di sebelah tempat Izuna duduk.
“Izuna, apa itu?”
“…? Bukankah itu buku, des.”
“Tidak, buka itu maksudku - kenapa semua itu ada disana?”
“…Jelas-jelas karena aku membacanya, des.”
“- Huh? Aku pikir Izuna tidak bisa membaca bahasa Imanity…!?”
“Aku bilang bahwa aku akan mempelajarinya, des. Jadi aku pelajari, des.”
Tidak mungkin - Steph terbelalak.
Steph telah memberikannya buku berisi permainan membandingkan bahasa Werebeast dan Imanity - sebuah buku pelajaran untuk bahasa Werebeast.
Bergantung pada buku itu saja, dia belajar bahasa Imanity selama dia tertidur, dan bahkan membaca begitu banyak sekali buku -?
- Dia buruk di hal apapun selain permainan, jadi sebaliknya, asalkan itu sebuah permainan –
Saat menyadari bahwa dia tidak hanya telah mempelajari bahasa dalam waktu yang sangat singkat, tapi juga dia telah membaca banyak buku melebihi dirinya, rambut Steph langsung kaku dalam kekagetan.
“…Tidak heran dia selalu dekat dengan Sora dan Shiro.”
Sora dan Shiro telah membuatnya melupakan fakta ini, dan sekarang Steph mengingatnya.
Hatsuse Izuna, anak ini, gadis Werebeast ini yang bahkan lebih muda daripada Shiro.
- Dia bertarung melawan Kuuhaku「」, dan bahkan kalah hanya setipis kertas, jadi kemampuan jelas kemampuan yang sebenarnya.
Bagaimanapun…
“…Izuna, kapan terakhir kamu tidur?”
“…Huh? …A-aku makan lima kali, jadi… hmm~… des?”
Izuna mulai menghitung dengan jarinya, kemudian tiba-tiba terlihat kebingungan.
Kantung mata hitam telahh berkumpul di bawah matanya, yang berarti bahwa dia belum tidur dalam waktu yang cukup lama.
- Saat dipikir lebih dalam, hal itu masuk akal.
Bahkan jika itu adalah 「Kemampuan sebenarnya」, hal tersebut tidak dapat datang secara natural.
Izuna telah berjuang tanpa tidur untuk - belajar bahasa Imanity, dan dia telah membaca buku sebanyak ini pula.
“…Maaf, Izuna, Cuma aku saja yang tidur.”
“Steph-kou, tidak apa-apa, des. Seonggok sampah tetap saja seonggok sampah, jika sampah itu mau tidur, tidur saja, des.”
Steph tersunyum pada kelakukan Izuna yang berlebihan.
Dia telah menemukan secercah harapan diantara tugas yang tak-ber-akhir ini dan Steph menepuk pipinya untuk membangunkan dirinya sendiri.
Omong-omong, dia harus menyiapkan makan, dan kemudian - saat dia keluar dari perpustakaan -
“…? Izuna, sesuai urutan apa kamu membaca buku-buku ini?”
Dia menyadari buku-buku di lantai kemungkinan dipilih karena suatu alasan atau semacamnya.
“Aku memilih buku yang berbau harum, des.”
- Izuna menyatakan pernyataan yang diluar nalar ini dengan ekspresi sudah-jelas di mukanya.
Tiba-tiba, Steph tertarik dengan judul-judul pada buku-buku di lantai, jadi dia mengambil satu untuk dilihat.
Karena buku-buku tersebut adalah - buku-buku yang berhubungan dengan posisi Sora dan Shiro sekarang.
“-「Para Flügel, senjata milik Master yang sudah meninggal」… mengapa kamu membaca ini?”
Steph melafalkan kata-kata yang tertulis dalam tulisan kakeknya - raja terdahulu.
Izuna membaunya dan membalas:
“Ada bau Sora dan Shiro di situ, des. Mereka membacanya sekitar sebulan lalu, des.”
“Mereka berdua membaca ini…?”
- Di pantai setelah mereka kembali dari Oceande.
Sora mengumumkan bahwa dia akan melanjutkan ke Avant Heim dan mendapatkan tiga ras.
Untuk metode yang dia gunakan - seperti biasa - Steph tidak pernah mendengar dia menyebutkannya. Dia membuka buku.
Sebulan lalu - yang berarti, mereka membacanya sebelum mereka menyerang Serikat Timur -
Steph membaca isi buku tersebut yang ditulis, dan untuk semua buku lain di ruangan ini, oleh kakeknya.
「Para Flügel – saat perang besar dahulu kala, mereka adalah spesies pembunuh-dewa diciptakan oleh sang 【Dewa Perang Artosh】 -」
「Para Flügel – mereka tidak mengumpulkan pengetahuan karna ketertarikan mereka sendiri.」
Itu adalah catatat yang dikumpulkan oleh kakeknya - raja terdahulu dari pengamatannya pada Flügel.
Yang berarti, mereka mengamati Jibril, paling tidak seharusnya mereka… tapi…
「Tindakan tersebut agar mereka bertahan hidup - tidak, agar mereka tidak mati.」
Dalam mata batin Steph, sesulit itu untuk memahami orang muncul.
「Senjata hidup milik Master yang telah meninggal… Mereka hanyalah seonggok daging kosong berjalan.」
Dia mengingat orang itu dengan senyum yang seperti menyembunyikan emosinya, orang yang akan melakukan apapun untuk rasa ingin tahunyua dan Master-nya, orang yang dapat terlalu antusias suatu waktu.
「Alasan mengapa mereka hidup, tidak, apa bukti untuk menyimpulkan mengapa mereka masih hidup?」
- Mengapa?
Jibril dalam pengamatan kakeknya benar-benar berbeda dengan Jibril yang dia tahu.
Ketakukan ini menyebabkan Steph tanpa sadar berhenti setelah hanya membaca beberapa halaman, dan dia tenggelam dalam pikirannya.
…Sora dan Shiro telah pergi ke Avant Heim setelah membaca buku ini.
Apa yang mereka berdua pikirankan -
“Steph-kou, sekarang mungkin bukan waktunya untuk membacanya, des.”
“Huh? Ah, benar, ya.”
Apa yang penting bukanlah Flügel, tapi informasi mengenai para Seiren - Steph memadukan sendiri.
Saat ini, suara gemuruh mulai lagi.
“Kita sebaiknya makan sekarang, des.”
Izuna berbicara dengan mata membara.
Steph tersenyum pahit, dan saat dia menempatkan buku kembali ke rak - kemungkinan karena kerja berlebihan, dia merasa pusing.
“Ah…”
Buku-buku mulai berjatuhan dari rak yang dia tempatkan buku tadi.
Buku-buku yang mereka telah baca dan yang belum tercampur aduk - saat dia akan roboh dan mulai menangis -
- Sebuah hembusan angin melewatinya.
Itu adalah batas apa yang dia dapat rasakan, karnanya itu adalah kecepatan yang Steph tidak dapat bereaksi terhadapnya.
Izuna melesat dari pintu dalam sekejap ke ujung ruangan, dan di dalam mulutnya - adalah sebuah buku.
“…? Apakah ini, des?”
“…B-bukankah itu pertanyaanku? Ada apa denganmu.”
Menghiraukan Steph yang membelalakkan terkejut, Izuna dengan penasaran mengendus buku dalam mulutnya.
“Ini adalah bau ikan, des…? Tidak, des…ah!”
Dia melempar buku tersebut, tak tertarik, dan berkata:
“Buku ini berbau Seiren, des. Aku tidak bisa makan ini, des.”
- Dalam sekejap, sebuah lampu menyala dalam otak kacau Steph.
Mengenai urutan buku yang dia baca sebelumnya, Izuna berkata dia membacanya berdasarkan seberapa enak baunya.
Mengapa dia memilih buku yang Sora dan Shiro telah baca - tidak, pertanyaan sebenarnya adalah -
“M-mengapa buku kakekku berbau Seiren?”
“Siapa yang tahu, des. Mungkin seorang Seiren menyentuhnya, atau mungkin seseorang yang menyentuhg seorang Seiren menyentuh buku ini juga, des.”
Izuna berbicara dengan kepalanya sedikit miring.
“Apakah itu Sora atau Shiro… atau kita!?”
“…? Tidak, des. Semua buku-buku disini berbau seperti orang tua, des.”
Itu bukan bau Steph, bukan pula bau Sora dan Shiro.
Omong-omong, karena Sora dan dan lainnya pergi ke Oceande, mereka tidak seharusnya berada disiini - jadi -!?
“K-kamu tahu kapan orang ini menyentuh bukunya?”
Steph bertanya sambil condong kedepan, sembari Izuna memulai menghitung dengan jarinya sekali lagi dengan kesulitan dan membalas:
“Tidak cukup jari, des.”
- Namun hal itu cukup untuk menyimpulkan bahwa bau itu berasal lebih dari sepuluh tahun lalu.
“…T-tunggu dulu, bagaimana kamu bisa bilang begitu?”
“Tidakkah Steph-kou tahu, des? Ada bau yang tertinggal, des.”
Siapa yang akan tahu hal aneh semacam itu, walaupun dia berteriak hal ini pada dirinya sendiri, tapi - teka-teki telah terpecahkan.
Alasan mengapa Sora ingin Izuna untuk membantu, dan alasan mengapa mereka memilih buku yang Sora dan Shiro telah baca, dan - semua ini membuktikan bahwa sepuluh tahun lalu kakeknya melalukan kontak dengan para Seiren!
Sekarang apa yang kurang adalah -!
“Dapatkah kamu menemukan buku yang ditulis setelah itu?”
Izuna mengendus sekitaran kemudian memiringkan kepalanya dan berkata:
“…Baunya lemah, des. Tapi jika aku berusaha sangat keras… Aku kemungkinan bisa melakukannya, des.”
- Dunia telah dipenuhi oleh cahaya.
Jika begitu, cakupan pencarian akan dipersempit secara signifikan!
“Baru sekarang~ jika kamu memiliki kemampuan yang berguna semacam itu, kamu harusnya menggunakannya dari tadi-aaaah tapi terima kasih-aaaaaahhhh akhirnya menemukan jalan keluar dari neraka –“
Steph memeluk Izuna dalam emosi yang tiba-tiba meluap dan mulai membelainya tanpa henti, namun Izuna tiba-tiba loncat ke belakang.
“- Uuuuuugghhhhhhhh!!”
Rambutnya berdiri seperti dia akan menggiggit kapanpun, dan dia mendesis pada Steph.
“Eh? U-um…m-maaf, apakah aku melakukan sesuatu yang salah?”
“…Steph-kou, kemampuan membelaimu buruk, des!”
Steph mengamati sekitarnya dalam kepanikan saat dia menyadari bahwa Izuna masih dalam siaga penuh.
Apa yang dia lihat adalah –
“Ah, b-benar, i-ini untukmu, dapatkah kamu memaafkanku?”
“- Apa itu, des?”
“I-ini biskuit yang aku buat sendiri, i-ini.”
Steph makan satu untuk membuktikan bahwa biskuit itu aman untuk dimakan - dan kemudian dia memberikan beberapa padanya dengan gugup.
Izuna mengendus biskuit yang diberikan padanya.
“…Lumayan, des. Tapi aku mau makan nasi, des. Dan ikan, des.”
- Dia mengambil biskuit dalam mulutnya, dan suasana hatinya langsung membaik.
Izuna menggoyangkan ekor berbulunya seperti hamster dan mulai menggerogoti biskuit itu.
“Ah, j-jadi aku akan pergi membuat makanan! Ikan panggang, ikan kukus, sashimi… kamu mau yang mana –“
“Semua, des.”
“Huh?”
“Semua, des.”
Izuna mulai ngiler dengan espresi penuh kemauan di wajahnya, dan Steph –
“~Okelah! Lagipupla, aku sekarang punya rekan yang bisa diandalkan, jadi akan akan melakukan usaha terbaikku untuk menyiapkan semua hidangan ikan yang aku tahu!! Sementara itu, dapatkah kamu mencari semua buku yang kakekku tulis sekitar periode itu!?”
“OK, des!”
Izuna berdiri setelah menjawab penuh energi.
Akhirnya, dia melihat jalan keluar! Saat Steph akan keluar perpustakaan, dibelakangnya –
Dia mendengar sebuah ledakan.
“Apa?”
- Alasan mengapa Steph tahu bahwa itu adalah suara Izuna menembus hambatan suara karena –
Itu disebabkan jantunganya menyuarakan teriakan rendah, dan mulai berdetak begitu kenc ang seperti akan keluar dari dalam tubuhnya. Dia memegang hampir sepuluh buku di tangannya, dan bahunya naik turun bersama dengan nafasnya - Izuna yang terbasuh merah-darah seluruhnya karna menggunakan「Penghancuran Darah」, melaporkan statusnya.
“- Hah, hah – Aku menemukan semuanya, des -! Apakah ikannya belum disiapkan? Des!”
…Jika dia mencoba sekuat tenaga…dia kemungkinan bisa melakukannya.
Izuna memang mencoba sekuat tenaga seperti yang dia katakan sebelumnya.
- Dia telah mencoba cukup keras untuk menantang hukum fisika, dan dia telah menggunakan kemampuan fisiknya untuk mengalahkan hukum dasar tersebut…
Dia melihat Izuna dengan pembuluh darah membesar, dengan mulutnnya mengiler dan matanya memiliki pandangan seekor predator sedang melihat mangsanya –
“…D-dapatkan kamu membantuku untukk pergi keluar dan mendapatkan bahan makanan?”
Steph memilih「Taktik Menunda」…
Part 2[edit]
- Di atas Avant Heim yang ditelan langit malam..
Hanya sinar remang dipancarkan dari kubus dan sinar rembulan yang menerangi pemandangan kubus tak terhitung yang tersebar di sekitar.
Sora dan lainnya terbang sedikit bergetar dan kikuk di dalam pemandangan itu sendiri - tidak, mereka melayang.
“U-um…benarkah kita bisa menang…?”
“Tolong jangan berbicara padaku sekarang, kamu akan mengganggu konsentrasiku!”
“…Nii…seperti ini…sedikit lagi…”
mereka terlihat seakan mereka akan jatuh dan hancur dengan satu kesalahan, memperlihatkan bahaya luar biasa.
Plum yang menghubungkan kedua sayap mereka bergumam sendiri saat melihat kejenakaan mereka:
“M-musuhnya adalah seorang Flügel! Bahkan jika kamu meminjam kekuatanku, um, kalian berdua tidak pernah terbang sebelumnya…tidak mungkin untuk menyaingi Flügel dalam hal kecepatan…”
Suara Sora tetap tenang walau sedang berjuang untuk mengendalikan sayapnya.
“Santai, jelas keunggulan jika dapat berlari dengan cepat dalam permainan patungan - tapi itu tidak akan memastikan kemenanganmu.”
“Itu betul…tapi meskipun begitu…”
Plum dalam wujud syal menghela melihat mereka.
- Flügel, bahkan mengesampingkan kemampuan mereka untuk teleport, eksistensi mereka sendiri sudah melanggar semua hukum fisika.
Walaupun Plum tidak pernah melihat seorang pun dari mereka terbang dalam kecepatan penuh, dia dapat dengan mudah mengimajinasikannya dari kemampuan fisik mereka.
Jika mereka menggunakan kekuatan penuh - jangankan kecepatan suara, mereka mungkin bahkan dapat bepergian lebih cepat dari itu.
Kendati patungan bukanlah kontes kecepatan, lagipula, akan tidak mungkin bagi seekor kura-kura berbalapan melawan seekor kuda.
Apapun yang terjadi, dengan kemampuan terbang mereka yang kasar -
Untuk meraih kemenangan - tidak akan -?
“…Huh? A-aneh?”
Saat Plum berpikir sendiri, dia merasa tiba-tiba rasa ketakutan.
Postur Sora dan Shiro saat mereka mengepakkan sayap mereka telah stabil dan dia tidak menyadarinya.
Kecepatan mereka mulai bertambah perlahan, dan syal - angin menyerang Plum makin kuat.
“…Um, mengapa kamu mau aku untuk membiarkan setiap kalian mengontrol satu sayap?”
Plum bertanya pada mereka hal ini ketika tiba-tiba teringat.
Si saudara dalam sekekjap telah mengubah perlahan sayap yang dia anyam untuk mereka menjadi sayap mereka sendiri.
Mereka saling melihat satu sama lain dan tersenyum.
“Tentu - karena jika kita tidak melakukannya, kemenangan kita tidak akan dipastikan.”
Intinya, jika mereka melakukannya mereka pasti akan menang, dan mereka berdua berkata ini sambil saling memegang tangan.
- Sepanjangan tangan kami saling berpegangan satu dengan yang lain.
- Kami tidak akan kalah pada siapapun.
Part 3[edit]
Senjata berselongsong kosong - hanya obyek - cuma boneka - Flügel.
Mereka awalnya adalah alat yang diciptakan oleh tuan mereka untuk memusnahkan dewa.
Tapi telah lebih dari enam ribu tahun sejak mereka kehilangan tuannya - mengapa ras Flügel masihi tetap hidup?
Guna mencari 「Jawaban」 itu, mereka telah berkelana dengan Avant Heim untuk waktu yang sangat lama sekali sampai hari ini.
Dan - Jibril yang menyendirikan dirinya tapi telah kembali seperti tiba-tiba - tampaknya telah terlihat berubah.
Seakan-akan…ya – seakan-akan dia telah menemukan 「Jawaban」.
…
Azrael menggunakan tangannya untuk menangkupkan pipinya dan melihat langit malam.
Dalam persetujuan dengan syarat Sora, di balkon tadi - seratus Flügel yang sedang menunggu disana selama lima menit juga melihat ke arah yang sama.
Bayangan yang muncul di langit malam - sosok Sora dan Shiro.
“…Jii-chan, perintah terakhir yang Artosh-sama pernah berikan padaku – jika ada orang yang bisa menemukan 「Jawaban」, Aku percaya yang bisa hanyalah 「Unit Akhir」 Jii-chan, nyan.”
“…”
- Dia memiliki alasan untuk itu.
Namun itu bukanlah pertanyaan sesungguhnya, dan Azrael melanjutkan dengan pertanyaan sebenarnya di pikirannya.
“Jika 「Jawaban」 Jii-chan ditanamkan dalam kepalamu melalui Ikrar oleh Imanity –“
- Mereka mendiskusikan hal itu dalam bahasa asli Flügel sehingga tidak membiarkan Sora dan Shiro untuk tahu apa yang sedang terjadi.
Seolah-olah mencoba untuk memperingatkannya lagi, Azrael menyenyumkan senyuman yang begitu palsu sehingga terlihat seperti dia sedang menggunakan topeng, dan dia berkata pada Jibril:
“Aku akan menggunakan「Hak Spesial」- kamu tahu apa maksudnya kan?”
“Ya, tapi -! Hanya orang bodoh menanyakan pertanyaan yang mereka sudah tahu jawabannya! Senpai.”
Mendengar kata-kata ini, Flügel yang sedang melihat langit malam tiba-tiba tegang, membuat suasana semakin berat dalam sekejap.
- 「Duta Para Bersayap」- kepala dari 「Dewan Delapan Belas Sayap」, Azrael –
Satu-satunya hak spesial yang Azrael miliki untuk tidak menjadi duta penuh para Flügel adalah…
Itu adalah sesuatu yang disetujui lebih dari enam ribu tahun lalu secara mufakat oleh semua orang.
“-「Hak untuk memerintahkan semua Flügel bunuh diri」...apakah ada yang salah?”
Pandangan Azrael langsung menajam pada suara meremehkan Jibril.
“Itu adalah hak yang asalanya dibuat oleh Azrael-senpai saat kita masih menggali tujuan kita untuk terus hidup setelah tuan kita dibunuh supaya mencegah kita dari bunuh diri, jadi jika kamu pikir bahwa kita tidak punya alasan untuk terus hidup – silahkan saja.”
Pada titik ini, emosi yang menyapu kerumunan bukanlah takut – para Flügel tidak takut mati sejak awal.
Meraka adalah ras yang diciptakan sebagai senjata, jadi bagi mereka kematian bahkan dianggap sebagai kehormatan.
Meskipun begitu, alasan mengapa partisipan mereka tegang adalah karena mereka 「Mengantisipasi」.
- Untuk sesuatu dimulai, atau kemungkinan untuk sesuatu berakhir.
Hanya itulah perbedaannya, tapi –
Semua orang hanya meresa antisipasi seperti prediksi.
“…Bagus jika kamu tahu-nyan…”
Sedangkan satu-satunya yang hadir yang terlihat tidak mengerti apa yang terjadi adalah Azrael.
Jibril menatapnya agak kecewa karna menyadari itu.
- Tatapannya perlahan mengkorosi Azrael.
“Azrael-senpai, kamu diantara semua orang harusnya tahu, kita – para Flügel memilikin kesalahpahaman yang sangat mendasar.”
- Sora dan lainnya tidak tahu.
Tapi itu karena Jibril telah bertemu mereka - setelah itu dia telah berubah drastis.
Sebelum kalah oleh Sora dan lainnya, Jibirl - bahkan jika dia adalah tipe yang langsung bertindak setelah ada sesuatu yang keliru, dia hampir sama dengan Azrael.
Mengubah yang tidak dikenal menjadi dikenal - itu adalah satu-satunya hal yang berarti baginya.
Dia harus membalik yang tidak dikenal, dan tidak ada motif tersembunyi di balik itu, apa yang dia maksud adalah - itu adalah 「Musuh」 yang dia harus musnahkan.
Jibril kemungkinan lebih haus untuk bertempur daripada unit lain melawan 「Musuh」 itu.
- Namun, paradigmanya berubah di hari dia kalah oleh Sora dan Shiro.
“Pengetahuan yang kita habiskan ribuan, puluhan ribu tahun kumpulkan dilenyapkan oleh Master yang baru hampir berjalan sepuluh tahun di bumi ini, dan maksud dibalik ini, arti intinya – Senpai, kamu tidaklah mengerti.”
“…”
Wajahnya dipenuhi oleh gairah yang Azrael tidak pernah lihat sebelumnya.
Beradasarkan ingatannya, dia tidak pernah melihat Jibril melakukan itu, bahkan tidak pada Artosh.
“Ini perasaan yang membingungkan, bahkan lebih hebat daripada nafsu untuk memusnahkan yang tidak dikenal. Ini aalah jalan hidup, terus menerus membalikkan menjadi tidak dikenal yang menuntunku untuk mengikuti Master-ku oleh keinginanku sendiri - itu benar-benar tidak ada hubungannya pada ikrar.”
Azrael diam, tidak mampu berkata-kata membalas perkataan Jibril.
Karena sejujurnya, dia sama sekali tidak terpikir apa maksudnya.
Mengubah yang dikenal menjadi tidak dikenal? – Bukankah hal semacam itu akan membuat seseorang merasa ngeri?
- Tapi...
Mungkin karena mereka tergerak oleh kata-kata Jibril…
Setelah mendengar pidato singkatnya, seratus Flügel yang tidak sabar untuk bergerak memiliki pancaran kegembiraan di mata mereka - dan sayap mereka bergetar.
- Azrael tidak dapatn mengerti mengapa itu terjadi, dan dia sekali lagi menangkupkan pipinya dengan tangannya.
Paling itu itu bukan 「Jawaban」.
Dia melihat dalam langit kosong begitu saja - pada pasangan terbang kikuk.
“I tahu Azrael-senpai peduli lebih dari siapapun tentang masa depan para Flügel, tapi –“
“…”
Dia memandang ke samping, hanya untuk melihat Jibril dengan ekspresi kebulatan tekad penuh di wajahnya, dan dia berbicara dengan nyaris gaya memohon:
“Jawaban yang kamu cari tidak berada di tempat yang kamu pikirkan.”
Part 4[edit]
“Hnnnnnnnnggg~……hnnnnnnnnnnnnngggg~~…. Aku sudah batasku…terlalu capek, aku ingin menyerah…”
“Hei, belum juga tiga menit! Bahkan Ultr*man[1] lebih kuat darimu, kamu tahu!?”
Plum (wujud syal) mengeluh sejak hampir dari awal, sementara Sora menyuapinya dengan kata-kata semangat.
“Aku berbeda dari monster-monster Flügel itu! Mengalahkan gaya gravitasi dan beratmu dikombinasikan lebih sulit daripada yang kalian berdua bayangkan!! Aku bahkan harus meminjamkanmu sayapku juga – tolong pikirkan aku –“
“Jika kamu ingin mengatakan tentang keringat, aku sudah berkeringat banyak, jadi kamu bisa menjilatinya sesuka hati!”
“Untuk kalian berdua, bagaimana mungkin aku bisa menyerah! - Baiklah, ayo lanjutkan!!”
“Kamu benar-benar telah menghancurkan suasana!!”
Sensasi lehernya dijila,t mengirim sinyal geli tak nyaman turun ke tulang belakangnya.
Syal yang menjadi samaran Plum…
Itu adalah samaran dia untuk 「Penampilan fisik」, supaya memberikan impresi bahwa dia menghubungkan Sora dan Shiro dalam wujud sebuah syal.
Kedua ujung syal bergerak sesuai dengna kemauan Sora dan Shiro, dan mereka bertindak sebagai kegunaan yang sama sebagai sepasang sayap.
“Hei, bagi kami ini terlihat sebagai sebuah syal dengan sayap, tapi sebenarnya seperti apa?”
“Jilat…ah, bahagianya ♥ - huh, apa? Um~ Aku sekarang sedang memeluk leher Sora-dono dan menjilatinya…dan menggunakan kakiku untuk mengait pada leher Shiro-dono.”
“Heh, bukankah ini cara yang cabul untuk terbang!”
“…Nii, lelucon itu buruk, kamu berisik…dan itu menyedihkan…”
“Aku hanya bilang, apakah kamu benar-beanr perlu untuk menanggapinya secara berlebihan seperti itu!?”
Rentetan air mata berkelebat melewati langit malam Avant Heim.
Namun Plum tidak sabar membantah:
“Biarkan aku menegaskan ini, sudah menjadi hak spesial bagi Elf untuk melepaskan beberapa mantra sekaligus! Sebauh sihir seperti mengubah diriku menjadi syal terbang sambil memungkinkan kali berdua untuk terbang sesuai dengan keinginan sendiri, sangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat layak untuk dipuji, OK!!”
Plum mengucapkan kalimat yang sangaaaaaaaaaaaaat panjang ini.
“Juga, ini lebih melelahkan daripada yang aku kira…jika pasokan energiku berhenti, aku kemungkinan akan mati dalam beberapa detik.”
“…Aku terkejut kamu setuju dengan sesuatu seberbahaya ini.”
“Huh? Karena jika aku melakukan ini aku bisa menjilat leher Sora-dono sesuka hatiku…slurp~ nikmat, nikmat.”
“AHHHH! AKU MELEPAS SYAL INI SEKARANG JUGA!!”
Saat Sora mempertimbangkan untuk mengabaikan konsekuansi dan menanggalkan syal seluruhnya -
“…Nii, waktunya.”
Lima menit telah lewat – pandangan Sora menajam saat mendengar peringat Shiro.
Yang berarti saat ini, para Flügel yang terlambat memulai akan mulai mencoba menangkap mereka.
“- Benar, Plum, nyawa kita di tanganmu sekarang, jadi jangan sampai kamu kehabisan energi di tengah jalan!”
“Tidak masalah. Takdir kita terikat, jadi jika aku kehabisan energi di tengah jalan kita paling hanya akan mati bersama.”
“Kita tidak perlu untuk berpikir tentang itu!! Sudah, ayo pergi!”
Saat dia mengucapkan ini, Sora dan Shiro segera mulai mengepakkan sayap mereka dengan kuat dan simultan - langsung menurunkan ketinggian mereka.
“Kyaaaaahhhhhhhhhh!”
Mereka mempercepat dalam sekejap begitu cepat hingga Plum harus menjerit.
Kecepatan-turun mereka dan kekuatan sayap membuat mereka tidak habis-habis ber-akselerasi, dan angin kuat menerpa mereka -
Saat nyaris akan menabrak tanah - punggung dari Avant Heim, mereka mulai terbang mendatar.
(Mereka mencoba untuk melepaskan diri dari pengejar dengan momentum dari gerakan turun kita…kemungkinan.)
Plum tidak mengatakan apapun tapi hanya berpikir sendiri, setelah itu dia bergumam: Tapi -
Sebuah sensasi kehadiran datang dari belakang, saat para Flügel yang baru saja pergi sudah mengejar mereka.
Sora dan Shiro telah benar-benar menguasai kendali sayap mereka dengan kecepatan yang menakjubkan.
Tapi – tidak peduli bagaimana mereka mengontrol sayap yang ditenun oleh Plum, mereka masih tidak dapat untuk mengalahkan hukum fisika.
Sudah menjadi berkat bahwa mereka dapat mencapai dua ratus kilometer per jam, namun di lain pihak para Flügel adalah eksistensi yang dengan mudahnya melempar hukum fisika keluar jendela.
(K-kalau begini terus mereka akan segera untuk menyusul kita aaaahhhh apa yang kita lakukan sekarang!?)
Plum mulai berteriak pada dirinya sendiri, namun Sora dan Shrio cuma menoleh untuk melihat dengan tenang -
“Empat orang, tanpa formasi.”
“…Huruf, satu, tiga…”
“Arah, pulih?”
“…Satu di bawah sayap 「ナ (na) 」…tiga sisi kiri perut 「ア (a) 」.”
“- Shiro tiga, ayo bergerak!”
- Mereka bercakap-cakap singkat yang Plum benar-benar tidak dapat mengerti, saat mereka menyelesaikan diskusi mereka dalam semenit –
Huh? Saat Plum mengeluarkan ekspresi penasaran ini, Sora and Shiro sudah sedikit membelokkan arah mereka.
- Dalam sekejab.
“Hehe~ Aku pertama~!”
“Aku akan mengambilnya!”
Seperti yang mereka perkirakan, waktu lima menit untuk menunggu tidak berarti apapun untuk mereka, ketika dua Flügel sudah mendekati.
Tanngan mereka menggapai Sora dan Shiro - tapi meleset.
“”- Huh!?””
Keduanya yang tidak dapat menangkap Sora dan Shiro tidak dapat memikirkan bagaimana mereka berhasil menghilang dari mata mereka dalam sekejab, membuat mereka berseru kebingungan. Ketika itu –
“”Ah!!””
- Di belakang mereka.
Di bawah sayap dan sisi kiri perut berturut-turut - karakter tertulis disana disentuh, dan mereka berdua mengeluarkan sebuah erangan lembut.
Dua lainnya di belakang mereka agak sedikit terlambat dan berakhir kehilangan buruan mereka, dan mereka mulai buru-buru memeriksa sekitarnya.
Itu bukanlah kejutan, saat itu Sora dan Shiro sudah terbang ke arah kubus terhubung dalam pola spiral.
Mereka melesat dan menyelip melalui celah - melalui jalan-jalan Avant Heim - menuju kubus terhubung.
Dua 「Karakter」 telah berada dalam genggaman mereka.
“…Huh? Baru saja…apa itu tadi!?”
Itu terjadi dalam waktu sebentar sekali yang bahkan Plum yang terlilit di leher mereka tidak dapat memahami apa yang terjadi.
Di lain sisi sihir penyamaran, Plum terbelalak terkejut, dan Sora berkata padanya:
“Barrel roll[2] – bukankah ini adalah salah satu teknik dasar untuk menghindari unit terbang yang lebih cepat darimu dan hanya terbang lurus?”
- Keita Sora dan Shiro memperhatikan bahwa mereka punya rombongan, mereka menarik mereka sedekat mungkin kemudian sedikit membelokkan arah mereka, supaya diantara mereka berempat - dua dengan karakter tertulis akan memimpin, dan mereka hanya harus berbelok sedikit.
Dan dalam sekejab ketika mereka akan ditangkap, mereka mengembangkan sayap mereka, dan cuma - berguling dalam posisi diagonal.
Jadi, dengan arah yang umumnya masih sama, Sora dan Shiro memperlambat ketika mereka berputar spiral di udara. Di lain pihak, para Flügel pikir bahwa Sora dan Shiro hanya menghilang karna mereka terlalu cepat – gampangnya, mereka cuma 「Kelewatan」.
Mereka masih tidak biasa dengan sayap mereka, dan mereka tidak akan pernah bisa mencapai keecepatan seorang Flügel tidak peduli seberapa keras mereka mencoba, jadi –
“Karena kami tidak dapat mengendalikan sayap kami, kami hanya harus berhenti di jalur kami, dan untuk para Flügel yang benar-benar mengabaikan pelajaran aerodinamik, yang sepertinya – mereka hanyalah pesawat tempur yang terbang mengikuti jalur tertentu…”
“…Bahkan jika mereka tahu…mereka tidak pernah terganggu dengan itu…”
Mereka berdua tersenyum nakal, dan di tangan mereka tepat seperti apa yang Shiro telah nyatakan tadi - karakter 「ナ (na) 」 dan 「ア (a) 」 berputar-putar disana.
Plum tidak mampu berkata-kata, baru menyadari apa yang telah terjadi.
“…Jangan bilang – kamu menghafalkan posisi semua karakter!?”
Sora tersenyum pahit dan membalas:
“Plum, apakah kamu meremehkan adik-agung ku?”
Kalimat ini sendiri bahkan membuat seseorang macam Plum merasa tertekan, dan dia menutup mulutnya.
“Omong-omong…Shiro, kata yang kita benar-benar butuhkan…kamu harusnya tahu kan?”
“Tentu.”
“Jadi kita perlu untuk menahan orang-orang ini, juga musuh kita tidak benar-benar tolol, jadi stategi udara kita tidak akan berhasil terus menerus.”
“…Mm, mengerti…”
- Menahan. Mereka berdua menyatakan itu secara alamiah seakan hal itu memang akan terjadi, membuat Plum membelalakkan matanya terkejut.
Mereka jelas bermain patungan melawan Flügel, namun mereka sendiri bertindak seolah mereka adalah pengejar.
Sora dan Shiro terbang di sekitar kota Avant Heim seperti 「Melewati celah-celah」.
Part 6[edit]
- Di atas lantai dimana hanya dua orang tersisa setelah sisa dari Flügel telah pergi.
Jibril dan Azrael berdiri bersama dan menonton kejadian yang berlansung di udara di atas mereka.
Perasaan dalam dada Jibril - berubah menjadi 「Kaget」 begitu cepat.
Shiro telah menghafalkan semua karakter dan orang-orang yang memilikinya, dan bahkan dimana mereka berada.
Itulah mengapa mereka dapat menghindar dan memulihkan monuver dengan sempurna sebelumnya - bagaimanapun, apa yang membuatnya lebih terkejut adalah mereka mengetahui kota ini seperti punggung tangan mereka sendiri, seperti mereka sedang terbang di halaman belakang mereka sendiri. Jibril tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya pada dua Master-nya.
Kota Avant Heim dengan kubus tak terhitung bertumpuk-tumpuk dalam formasi rumit samar-samar diterangi oleh cahaya rembulan dalam selimutan kegelapan, namun mereka masih dapat menghindari dan berbelok-belok melalui ruang diantara kubus-kubus seperti seorang penenun yang sedang memasukkan benang ke jarum.
Mereka masih kurang dalam kecepatan, namun dalam kasus ini jika pengejar mereka terlalu cepat mereka malah akan kehilangan mereka.
Gang gelap, sempit dan celah yang terbentuk diantara kubus -
Bahkan celah yang nyaris cukup untuk satu orang lewat, begitu mudahnya dilewati dengan terbang berdua, jadi jika pengejar mereka terlalu cepat - jika mereka tidak hati-hati mereka akan menabrak kubus, memberikan mereka rute kabur yang bersih.
(…Mereka memang sesuatu…tapi jika begitu -)
Ada satu bagian yang dia tidak dapat jelaskan, dan Jibril mulai menanyakannya.
Jibriil tidak dapat membantahkan fakta bahwa Flügel sebagai sebuah ras – memiliki keinginan untuk meraih kemenangan melalui kekerasan.
Tapi meskipun begitu, mereka masih dapat 「Berkoordinasi」. Jika mereka tidak dapat, mereka tidak akan layak disebut 「Senjata」.
Bahkan jika mereka tidak memiliki 「Kecepatan」 , mereka akan berganti strategi menjadi 「Mengepung」 – dan –
“Huh!? Huh, mengapa -!?”
Seorang Flügel perempuan menjerit ratapan, saat mereka semua menjaga celah yang Sora dan lainnya lalui yang mana hanya memiliki satu jalan keluar - namun mereka berdua terbang melalui jalan yang tidak mereka sangka.
Sora dan Shiro menghindari sambaran mereka dengan mudah.
Mereka hanya sempat melihat sekilas peta, dan mereka telah berhasil memahami begitu dalam seluruh kota (Avant Heim) dalam jangka waktu itu?
- Tidak mungkin. Jika itu adalah salah satu Master - Shiro, ada kemungkinan bahwa dia dapat menghafal peta dalam hitungan detik.
Namun kota ini dibangun dari berbagai macam, tidak terhitung kubus saling tertumpuk rumit dengan struktur dan ketinggian yang berbeda, jadi tidaklah mungkin untuk benar-benar menguasai gang dan jalan pintas kota ini dengan peta saja, jadi bagaimana mereka melakukannya -
Begitu saja, bahkan Jibril yang mengamati mereka untuk waktu terlama akhirnya menyadari bahwa dia mencurigai penjelasan sendiri lebih dibandingkan orang lain.
Part 7[edit]
(Huh? Kamu becanda kan?)
Tangan Sora dan Shiro saling mengunci erat - Plum melihat bahwa jari-jari mereka bergerak-gerak rumit.
Plum menahan keinginan untuk meraung sedih sekuat yang dia bisa sejak tadi, dan untuk teori dibalik bagaimana mereka berdua dapat menghindar dan berbelok-belok diantara semua gua dan gang sempit itu - ini bahkan dapat disebut kekeliruan - dan fakta ini membuat Plum begitu terkejut dia tidak dapat mengatakan sepatah kata.
Yang berarti, barangkali, kemungkinan, meskipun agak tidak dapat dipercaya - ini bisa jadi jawabannya.
Shiro akan terbang mengikuti jalanan berdasarkan pada ingatnya, dan memastikan ukuran rata-rata dari kubus.
Setelah itu dia akan menghitung dalam angan untuk menguraikan urutan pola dari tumpukan kubus-kubus, kemudian mencari jalan tembus kecil yang terbuat karna perbedaan tinggi.
Dia kemudian mengirimkan informasi itu pada Sora tidak melalui kata-kata, melainkan melalui isyarat tangan.
Sementara Sora akan membalas dengan cara untuk melepaskan diri, memperdaya, mengumpan, dan menipu pengejarnya.
- Respon lain apa yang Plum dapat berikan selain diam tak mampu berkata-kata?
Bagi Plum, tidak, kemungkinan untuk semua orang, hal itu di luar nalar.
Berkomunikasi melalui gerakan jadi, tapi itu bukanlah informasi yang cuma berada pada tingkat 「Gerak kesini」 atau 「Pergi kesana」.
Dari sentuhan tangan mereka, mereka dapat menguraikan keinginan satu dan lainnya, seperti kedua Imanity ini yang memiliki masing-masih satu sayap mengepakkan sayap mereka di udara dan bergerak mulu, tanpa terlihat ragu-ragu, seakan mereka pegangan tangan mereka adalah kombinasi bagian refleks mereka.
Tidak salah lagi bahwa mereka masih belum benar-benar terbiasa dengan prosedur ini.
Penerbangan mereka masih membawa sedikit tanda tersendat - dan karena itu.
Plum bahkan lebih terkejut pada pemandangan yang luar biasa ini.
Saling memegang tangan lainnya - berdua membentuk sepasang sayap.
Saat satu sayap di satu sisi akan menguasai sayap yang ditenun oleh Plum lebih efisien dan mengalahkan gaya gravitasi.
Sayap lainnya akan menguasai dengan mudah gerakan separuh lainnya dan mengikuti hanya sebelum terlempar.
Sepanjang rentang setiap kepakan, mereka saling belajar dan menurunkan pengtahuan mereka diantara mereka juga, tanpa kesalahan ataupun tersendat sedikit pun.
- Mereka tak henti-henti membaik dalam kecepatan luar biasa.
Melihat ini, Plum merasa menggigil sampai ke sumsumnya, mereka berdua - lebih dari apa yang dia bayangkan -
- Saat ini, dua yang sebelumnya diam, berbicara.
“Kiri empat, empat tarik.”
“…Kiri サ (sa) と (to) オ (o) ス (su), kanan カ (ka) マ (ma) ヌ (nu) ク(ku) hilang satu.”
“Kembali, atas, dua belas?”
“…Karakter lima, selesai…tapi bahaya.”
Keduanya bercakap-cakap dalam cara mirip kode, namun Sora akhirnya membalas dengan senang dalam cara normal.
“Walaupun berbahaya kita masih harus melakukannya -! Ayo mulai serangan kita!!”
“…Mengerti! Shiro kiri Nii kanan, bahu kiri sayap kanan pinggul kiri lengan kiri!”
Seketika saat dia selesai -
“Yaaaahhhh!!”
Mereka berputar deengan kecepatan yang mematahkan leher seakan sayap mereka - yang berarti Plum - telah terbelah dua, dan mereka terbang melalui sebuah lubang sempit -
“-! Kita akhirnya membuat mereka tersudut!”
“Serangan menjepit, ini waktuku untuk bersinar!!”
Sora dan Shiro dengan tidak sengaja - menurut sudut pandangan Plum - masuk ke jalan lebar.
Apa yang menunggu mereka empat Flügel di kiri dan kanan mereka berturut-turut - dan saat mereka mengatakannya, itu adalah serangan menjempit yang sempurna.
Namun Plum tiba-tiba teringat apa yang mereka katakan tadi.
- 「Kiri kanan empat, empat tarik」…Pancing mereka keluar – kemudian serang?
Para Flügel yang berjumlah delapan mendekat dalam kecepatan yang luar biasa, tapi - jika begitu -
“Ayo bergerak, Shiro!!”
“…OK!”
- Siapakah yang benar-benar terpojok –
Sora dan Shiro menepuk telapak tangan mereka bersama, membentu sebuah 「Roh Kata」.
Karakter yang sebelumnya berada pada tangan mereka masing masing dikombinasikan - dan mengeluarkan sinar.
Menghadapi serangan gencar delapan Flügel, keduanya – berteriak dengan telapan mereka menghadap arah berlawanan:
“”- 「Lubang (アナ ana) 」!””
- Dalam sekejab.
Delapan Flügel yang menyerbu pada Sora dan Shiro –
“--…Huh?”
Melewati mereka, dan mereka muncul di sisi berlawanan.
“Ah!”
Meninggalkan delapan erangan, Sora dan Shiro sekali lagi terbang melalui celah diantara kubus-kubus.
Dalam sebuah gang sempit yang nyaris dapat cukup satu orang, Sora terbang mendatar dan tertawa.
“サ (sa) と (to) オ (o) ス (su) – bagaimana menurutmu, Shiro, aku mendapatkan semuanya!”
“…カ (ka) マ (ma) ヌ (nu) ク(ku)…sekarang kita punya delapan…”
Mereka berdua memastikan empat karakter bercahaya yang berputar-putar di telapak masing-masing dalam gaya sudah-pasti.
- Plum bertanya takut-takut pada mereka.
“…Um, tadi…apa itu…”
“Apa lagi, itu adalah 「Lubang」, sebuah 「Roh Kata」 yang akan berefek pada siapaun yang bersentuhan dengannya - yang mana adalah aturan dari permainan ini.”
“…Jadi…kita membuka lubang…di 「Kenyataan」.”
Plum mulai mengingat kembali apa yang terjadi.
Mereka membuka lubang di kiri dan kanan mereka dengan menggunakan diri mereka sebagai pusat, kemudian menghubungkannya agar terhindar dari Flügel.
Begitu mereka muncul dari lubang itu mereka tentu akan menghadap Sora dan lainnya dengan punggung mereka - dan untuk mengembalikan 「Karakter」- namun lebih penting dari itu…
“…Mungkinkah, kamu hanya memancing orang-orang yang memiliki karakter!?”
“Tentu, tapi kami masih belum mendapatkan semua yang kami inginkan.”
Sora mengakui dengan santai, dan dia melihat keatas dalam kepuasan setelah melihat pada pergelangannya yang memiliki berbagai huruf digantung bagaikan manik-manik.
- Plum melihat keatas bersama dengannya.
…Setelah itu empat, lima, delapan - dua belas Flügel mulai melesat ke arah mereka dalam kecepatan menakjubkan.
“Waaaah apa yang akan kita lakukan-aaaahhhhh!”
“Kembali, dari atas, tarik dua belas – semuanya sesuai dengan rencana, jangan panik.”
“…Nii, bisakah kamu melakukannya?”
Sora dan Shiro terbang dengan kecepatan tinggi melalui celah yang nyaris bisa dilewati satu orang.
Yang berarti, saat mereka mencapai ruang terbuka berikutnya, jumlah Flügel yang akan mengerumuni mereka sekaligus adalah – dua belas.
Semanta Sora tersenyumn sombong -
“Yep, tidak masa-la-aaaaahahahhhhhhhhh!?”
Badan Sora kehilangan keseimbangan saat lehernya dijilat oleh Plum tiba-tiba.
Mereka mencapai ruang terbuka - dan di depan mendekat dua belas Flügel, Sora kehilangan keseimbangannya, dan karena itu pusat gravitasinya –
“…Nii!?”
“….Waaaaahhh!?”
Saat dia nyaris terlempar, Shiro mengepak panik sayapnya, berusaha untuk mempertahankan keseimbangan mereka.
Namun Sora yang nyaris mendarat darurat tidak punya waktu untuk menangkap sosok Flügel yang mendekat dengan baik.
“Shiro, pergi!”
- Sora segera membuat keputusan, ketika dia tidak punya waktu untuk kembali ke posisi.
Sora merentangkan tangannya ke Shiro – dia percaya bahwa Shiro dapat mengerti niatnya, dan memberikan 「Roh Kata」-nya pada dia.
Shiro meraih tangan Sora, memperbolehkan karakter untuk berpindah, setelah itu dia membiarkan mereka pergi dan melempar mereka ke angkasa –
“- 「Dilarang masuk (トオサヌ toosanu)」…!”
- Begitu dia mengatakan ini, dua belas sosok yang berdatangan, nyaris ketika mereka akan datang untuk bersentuhan dengan Sora dan Shiro, tiba-tiba -
“Ouch!”
“Ah!”
Ketipak-ketipuk – tidak, itu bukanlah suara lembut semacam itu.
Sebuah ledakan besar, seperti meriam terdengar, dan para Flügel semua menabrak tembok tak terlihat dengan keras.
Tapi masalahnya adalah -!
Shiro memandang Sora, dan berdasarkan pada rencana - mereka seharusnya ber-spiral ke atas dengan cepat.
- 「Dilarang masuk」. Dia terpaksa untuk membuat pelindung dengan empat kata ini supaya menghentikan musuh mereka untuk lewat.
Dan dalam sekejab saat itu akan terjadi, mereka hanya akan bertindak pada lima yang punya karakter saja, atau paling tidak itu tadi rencananya -
“Heh-aaaaaahhhh!”
- Dia berhasil, Shiro berpikir sambil terlihat sangat lega.
Sembari dia meninggalkan aktivasi 「Roh Kata」 pada Shiro, dia menghabiskan waktu itu untuk mendapatkan kembali ketenangannya dan kembali pada posisi sebenarnya.
Sora bahkan mulai berkeringat dingin, dan dia mengepakkan sayapnya sambil Shiro membantu -!
Ketika dua belas Flügel menabrak tembok tak terlihat dan berhenti di jalurnya, dua lainnya menembus kerumunan Flügel –
“Sialan, Shiro – semua terserah padamu!”
“Mm!”
Shiro tidak sempat untuk memberitahu Sora yang mana diantara mereka yang memiliki karakter.
Shiro merentangkan tangannya, dan kemudian –
Karena itu masih belum cukup, dia menggunakan dua kakinya - dan bahkan sayapnya untuk mengumpulkan semua karakter.
“Uggghhhhhh~~~ jangan berpikir mengenai kabur –“
“Mimpi!”
Sayap Shiro nyaris meraih, namun Sora mengepakkan sayapnya dan menggeser pusat gravitasi mereka.
Mereka menghindari jebakan bait sangat tipis, dan keduanya mendarat di bawah tembok tak terlihat - mengepakkan sayap mereka saat mereka akan menabrak tanah - kemudia terbang melalui koridor sempit…sebelum mereka dapat mengatakan mereka aman.
“…Phew….phew!”
Bahu Sora naik-turun dengan hebat mengikuti nafasnya, dan dia akhirnya berhasil mengatur nafasnya, saat sora akan menanyakan kondisinya –
“T-tentang itu… apa kalian berdua baik-baik saja?”
- Pelaku yang membawa krisis ini pada mereka (Plum) mengatakannya sebelum dia.
Sora menggigit ke syal dan berterik dengan suaranya teredam.
“- Plum~~~! Apakah kamu mau kita mati bersama!?”
“A-A-A-A-Aku minta maaf! Itu karena spiral tiba-tiba, mulutku meninggalkan Sora-dono - dan aku bahkan sebelumnya mengatakan bahwa jika aku kehilangan sumber energi dalam beberapa detik aku akan mata!! Jadi tentu jika kita akan mati mungkin kita akan mati bersama, sampai jumpa di neraka!!”
Kawan ini pasti memiliki keberanian yang besar untuk mengatakan hal semacam itu.
Sementara Shiro mengatur jantungnya yang berdetak kencang - dan berbicara sambil melihat karakter di tangannya:
“…Nii…ソ (so) ワ (wa) ケ (ke) ユ (yu) ラ(ra)…kita punya itu…jadi sekarang…”
“Yep, kita akhirnya menyelesaikannya.”
「ラ(ra)ユ(yu)ス(su)マ(ma)ク(ku)ケ(ke)ソ(so)カ(ka)ワ(wa)」- keduanya terkikik saat memikirkan 「Roh Kata」 yang akan membentuk karakter-karakter itu.
Saat mereka saling bertukar pandangan dan mengangguk satu sama lain - mereka mengepakkan sayap mereka dengan keras.
Dua orang yang tadi melesat melalui kubus, sekarang - mendaki ke atas ke angkasa.
“- Ah, ketemu!”
“Hmm…apakah mereka mengganti strateginya lagi?”
Mereka langsung terlacak. Namun pengejarnya bereaksi lebih waspada saat ini saat melihat kehadiran Sora dan Shiro.
Mereka tidak melaju dalam garis lurus, dan melainkan mendekati daerah mereka dalam formasi melingkar seperti mengepung mereka.
- Tidak seorangpun kemungkinan memikirkan itu.
Karena Plum tidak berhasil memprediksikan itu juga.
Di depan para Flügel yang mengepung mereka, keduanya menggenggam telapak tangan mereka untuk membentuk sebuah 「Roh Kata」.
- Saat tiga karakter menghilang, mereka menyentuhnya dan berteriak:
“- 「Percepat[3]」-!!”
Part 8[edit]
Tidak hanya para pengejar.
Bahkan Plum dan Jibril yang menyaksikan seluruh kejadian tidak mampu berkata-kata.
Dari awal permainan, dari waktu mereka mendapatkan sayap mereka, kira-kira lima belas menit telah berjalan.
Mereka masing-miasng hanyalah dua Imanity dengan satu sayap yang dibuat oleh Plum.
- Mereka hanya meninggalkan gelombang getaran sementara mereka sendiri sudah lama pergi.
- Mereka harus menyerang lurus melalui Flügel yang berdatangan, siapa yang dapat memprediksi itu?
Meskipun, jika itu adalah percepatan yang diciptakan oleh 「Roh Kata」, hal itu dapat benar-benar terjadi.
Itulah mengapa mereka dapat mengalahkan batasan fisika, terlepas sayap mereka.
Percepatan, kecepatan, kecepatan cahaya - keduanya telah berencana untuk mengumpulkan dan membentuk 「Roh Kata」 itu sebelum permainan dimulai. Jika tidak, menghadapi musuh yang dapat beradaptasi dan mengganti strategi mereka berdasarkan tindakan Sora dan Shiro - intinya musuh yang dapat 「Belajar」 dan 「Beradaptasi」, mereka tidak akan bisa selamat selama satu jam. Dengan demikian mereka terbang diantara kubus-kubus dengan kecepatan tertenutu, mengutamakan memancing dan mengumpulkan - saat Jibril melihat ini, matanya menyipit solah dia baru saja melihat cahaya.
- Karena itu berarti bahwa keduanya percaya pada Flügel.
“Hah! Ini menyenangkan!”
“…Mm!”
Mereka berdua membumbung dan berputar-putar di udara seperti penari, dan tawa mereka - menyebar luas di Avant Heim.
- Sejoli.
Istilah muncul di pikiran Jibril.
Namun - istilah ini rasanya kurang tepat, dan dia menggelengkan kepalanya.
Apa yang dia lihat bukanlah semacam sosok sejoli.
Dia yakin bahwa itu benar, arti sebenarnya dari 「Sejoli」.
Sepasang pria dan wanita masing-masing memiliki satu mata dan sayap dan akan terbang bersama dengan badan mereka dikombinasikan, sebuah organisme fiktif.
(…Dan makhluk semacam tiu terbang dengan gembira disana sekarang.)
Jibril melihat mereka lekat-lekat dan terlihat bangga - tapi…
“…”
Azrael yang melihat dari mereka dari kejauhan, lebih terlihat bosan dan tak tertarik, masih tidak dapat berhasil untuk mencerna maksud dari itu.
- Melihatnya seperti itu, Jibril berkata diam-diam:
“Senpai, kamu tahu alasan mengapa aku menentang 「Hukum Persamaan」?”
“…Karena Jii-chan berpikiran tertutup dan tidak suka orang lain menyentuh bukunya-nyan?”
“Tidak, itu karena – Aku menikmati membaca buku yang sama berulang-ulang kali.”
- Ini adalah pertama kali Azrael mendengar hal semaca itu, dan dia memandangnya terkejut.
“…Mengapa begitu-nyan? Bukankan akan cukup jika kamu menghafalkannya saja?”
“Ya, aku tahu kamu akan berkata itu, yang mana kenapa aku tidak pernah mengatakannya sebelumnya…”
Jibril menghela nafas, dan dia melajutkan lagi dengan tekad kuat:
“Bahkan jika kamu telah membaca sebuah buku sebelumnya, setelah kamu mengumpulkan lebih banyak pengetahuan, kamu akan belajar lebih banyak hal lagi setelah membacanya lagi.”
“…”
“Jadi jika kamu ingin membacanya lagi kamu tidak dapat, bukankan itu akan menjengkelkan - tidakkah kamu mengerti?”
“...Tidak mengerti apa-nyan?”
“- Sekali kamu menghafalkannya, semua berakhir.”
Jibril membungkukkan kepalanya rendah sambil memberinya sepotong nasihat menyakitkan – namun…
- Azrael masih terlihat sangat kebingungan.
Mengabaikan opini Jibril untuk sekarang, apa yang dia paling tidak mengerti adalah -
“- Apa hubungannya dengan apa yang sekarang sedang terjadi-nyan?”
…
…Jibril melihat dalam matanya - sangat sedih.
Pandangannya bukanlah semacam meremehkan, bukan pula mencemooh.
Itu adalah salah satu pengkhianatan pada harapannya yang diabaikan, pandangan yang pelan-pelan meningkat menjadi kekecewaan dan kesedihan saat harapannya dikhianati setiap kali.
- Dia tidak dapat mengerti harapan saudarinya, yang mana menghujam hatinya lebih dari apapun.
“Apa itu-nyan…aku salah apa-nyan…!”
Part 9[edit]
Diatas Avant Heim, sebuah jejak perak memotong langit malam.
Hambatan suara telah lamam ditinggalkan, dan Sora dan Shiro yang terbang - tidak dapat dikejar oleh siapapun.
“Sekarang asalkan kita tidak terbawa terlalu sembrono, kita tidak akan tertangkap.”
Sora dan Shiro saling memegang tangan dan melesat melalui langit malam, dan walau Sora mengatakan ini, tapi -
“…Tapi, mengumpulkan… 「Karakter」…”
“Ya, I tahu, walau kita ingin bermain, kita jelas harus mengumpulkan semua karakter untuk menyelesaikan level ini dengan sempurna, dan…”
Sora setuju dengan perkataan Shiro, setelah itu dia melanjutkan dengan sungguh-sungguh:
“- Aku telah mengetahui sebuah 「Roh Kata」 untuk membalas orang itu.”
“Orang itu…? Siapakah yang kamu maksud?”
Plum menanyakan sebuah pertanyaan, akan tetapi Sora mengabaikannya dan berbalik.
Bergantung pada kecepatan untuk menambah jarak diantara mereka adalah tindakan bagus - tapi untuk mengumpulkan 「Karakter」 mereka harus mendekat, dan hal itu selalu berdampingan dengan resiko tertangkap, tidak perlu disebutkan bahwa musuh mereka adalah Flügel. Juga – Sora berpikir pada diri sendiri dalam nada waspada:
- Jangan lupa, permainan ini adalah sesuatu yang kita tidak perkirakan - ini adalah game di kandang mereka.
Tidak peduli seberapapun mereka berjaga diri, tidaklah mungkin untuk benar-benar menghindarinya.
“…Huh, menarik.”
Sora bergumam pada dirinya sendiri, sangat bagus - ini benar-benar sebuah permainan yang patut untuk dimainkan!
Jadi ayo kurangi risiko sebanyak mungkin yang bisa - jadi kita sebaiknya mengumpulkan sebanyak mungkin karakter yang kita bisa.
Itu adalah semacam polis asuransi mereka, yang mana meningkatkan 「Roh Kata」 mereka, jadi jika bahkan mereka terjebak dalam situasi yang tidak terduga - dan Sora yang menghadap ke belakang - tiba-tiba matanya bersinar.
“…Huh?”
Shiro mengeluarkan gumaman penasaran saat melihat sinar itu, tapi –
“- Cheh~~!?”
Ini adalah 「Situasi Tidak Terduga」 yang Sora pikirkan tadi, dan untuk ini Sora telah bereaksi duluan.
Dia menganggap dirinya sebagai sebuah pendulum dan berayun kebawah - dan sambil masih bergerak ke arah yang sama, dia menggeser 「Poros」 mereka, dan berputar dalam lengkungan.
“U-um, apa yang kamu lakukan – kyaaaaaahhhhh!?”
Rentetan cahaya ditembak melalui 「Position」 mereka sebelumnya, memotong perkaataan Plum.
- Shiro baru saja akan memuji kecepatan reaksi dan waktu pertimbangan saudaranya yang luar biasa cepat, namun sebelum itu –
“Jibri~~~llll!! Apa itu! Aku tidak pernah mendengar kamu menyebutkan apapun tentang itu! Kami bisa menyerang!?”
…Ketenangannya sebelumnya telah benar-benar menghilang, dan Sora tiba-tiba berteriak, dan diatas kepalanya - dengan letusan kecil…
Jibril mungil dengan tinggi sekitar empat kepala muncul untuk menjelaskan situasi.
“Tidak, Masters, itu bukanlah serangan, itu adalah 「Sihir Penangkap」 yang mengikuti targetnya.”
“Apakah kamu memberitahuku itu bukan sebuah 「Peluru」?”
“Tidak, hal itu tidak membuat cedera sama sekali, karenanya itu hanyalah sebuah sihir yang mengikat musuh dan menariknya pada dirimu sendiri, hal itu tidak memiliki potensi apapun untuk menghancurkan karna tujuannya hanyalah untuk menangkap target. Jadi itu berbeda dari 「Peluru」 dalam dunia Master –“
Sora menggaruk kepalanya dan meraung untuk menanggapi ocehan Jibril:
“Jadi biarkan aku memfrasekan ulang kalimatku, kamu tidak pernah menyebutkan alat jarak-jauh itu dapat digunakan! Apakah kita tidak punya? Plum!!”
“Jangan terlalu memaksa aku! Melepaskan mantra rangkap dua adalah talenta alami hanya untuk para Elf, juga jika aku terus menggunakan mantra lain lagi, Aku benar-benar akan mengerut dan mati! Aku telah menjilat leher Sora-dono begitu banyak sampai mulai membengkak!”
“Aku tidak peduli apakah itu membengkak atau tidak! Lagipula aku basah dengan keringat dingin, jadi mengapa kamu tidak menjilat punggungku saja!”
“Benarkah!? Selamat makan~! Ah~ mm ♥”
Ratapanya tiba-tiba berubah menjadi erangan kenikmatan, dan Sora berbalik, tak mampu berkata-kata pada tindakan Plum.
Dalam pertandingan di kandang Flügel, Sora baru saja berpikir tentang keadaan tidak terduga - dan saat dia memikirkannya hal itu langsung terjadi!
Musuh jelas mengatakan mereka akan 「Melarang teleportasi」- tapi…
- Mereka tidak pernah berkata 「Melarang sihir」-
“Sialan – Aku terlambat menyadarinya!”
“…Kita seharusnya telah menduganya…!”
- Mengenai 「Roh Kata」, aturannya akan sangat sesuai dengan keinginan mereka jika mereka dapat menang dengan hanya menggunakan 「Roh Kata」.
Saat mereka menyadari kesalahan mereka untuk tidak menyadari itu sebelumnya, Sora dan Shiro - tidak, Shiro menggerigiti kukunya, merasa sangat frustasi sekali.
Aturan untuk menyerang musuh… celah bahasa ini adalah tanggungjawabnya untuk mengetahuinya sebab dia satu-satunya yang akan menghafal seluruhnya kata demi kata.
Sora membelai kepala Shiro dan berkata:
“Biasa untuk game seperti ini bahwa kita tidak dapat mengantisipasinya, jadi sakit menimpa, sesal terlambat[4], apa yang penting sekarang adalah –“
“…Mm.”
- Dalam permainan kejutan yang mereka tidak ketahui sepenuhnya, masuk akal jika berpikir bahwa hal-hal tak terduga semacam itu dapat terjadi.
Walaupun begitu mereka masih dapat menang - karena beradaptasi pada tindakan musuh secepat kilat adalah kemampuan sebenarnya dari Kuuhaku「」- tidak ada waktu untuk menyesal!
“- Jibril, berapa banyak tembakan yang benda itu tembakkan?”
“Biarkan aku berpikir…hal itu bervariasi tergantung kemampuan dari orang yang berbeda, tapi sekitaran enam tembakan aku kira?”
“- Hal itu sulit untuk ditangani, tapi karena hanya enam tembakan, musuh kita tidak akan menyianyiakan amunusi mereka, karenanya –“
“Ah, bukan seperti itu, Master.”
Di titik ini Sora yang menghadap ke belakang melihat enam bayangan mendarat di atas kubus-kubus - para Flügel.
Mereka mengangkat telapak mereka - dan langit malam berubah begitu terang seakan siang hari.
“Itu 「Hingga enam tembakan yang dapat ditembakkan sekaligus」, jadi tidak ada batas berapa banyak tembakannya!“
“Aku benar-benar berpikir bahwa monster sepertimu akan punya hal semacam 「Batasan」 untuk beberapa saat, bodohnya aku!”
“…Nii, kesini -!”
Kali ini Shiro yang lebih cepat untuk bereaksi, dan dia mengepakkan sayapnya dengan dahsyat.
Sora langsung meninggalkan mini-Jibirl dan mengikuti Shiro tanpa menjawab, dan mereka berakselerasi bersama.
「Cahaya Pengikat」 membentuk pola rumit di udara saat mendekat - meski jika itu mengejar seperti yang Jibril telah katakan –
“…Mm!”
Shiro mengepakkan sayapnya sekali sekuat mungkin, dan Sora mengikutinya, telah memahami niatnya dari gerakan tangannya.
Tak terhitung kilatan cahaya mendekati mereka, dan bahkan Sora dan Shiro yang telah menggunakan 「Roh Kata」 percepatan dari sebelumnya tidak dapat kabur dari cengkraman mereka.
Dan saat cahaya mencapai punggung mereka - And as the light approached their backs - 「Chandelle」[5].
Mereka berbelok keatas diagonal dalam sudut empat puluh lima deraja dari terbang lurus, mengubah kecepatan mereka menjadi ketinggian, dan mendaki keatas - karena 「Cahaya Pengikat」 kemungkinan akan mengaktifkan sekering perkiraan saat mencapai jarak tertentu dari mereka - sebuah keliatan cahaya meledak di belakang mereka saat pendakian tajam menyebabkan kecepatan mereka berkurang yang membiarkan 「Cahaya Pengikat」 mendekat - dan itu memicunya.
“Aaaaaahhhhh!”
Mengabaikan teriakan Plum, Shiro buru-buru membatalkan dakian tajam orisinil mereka dengan sedikit kepakan sayapnya.
Dia tidak menolah, malahan dia mengepakkan sayapnya lagi dan sekali lagi mulai naik, menjauhkan diri mereka dari ledakan cahaya di belakang mereka.
- Mereka menghindarinya. Baru saja mereka mengambil nafas, rentetan cahaya sekali lagi bergelora ke arah mereka, dan Shiro menarik semuanya kearahnya kemudian menukar arahnya.
Dia memancing dengan metode yang sama persis seperti sebelumnya, namun kali ini dia melesat ke bawah diagonal, mengubah ketinggian menjadi kecepatan. Saat cahaya yang terhitung itu meledak di belakang mereka, dia meloloskan diri dengan momentum yang sama, dan dia mendapatkan kecepatan dari ini –
“Yaaaaaaahhhhh!”
Plum yang masih dalam bentuk sayap berteriak-teriak, karena berada dalam keadaan berkecapatan ultra-tinggi yang menyebabkan sayap-sayap berhenti berkepak.
Mereka berspiral di udara, menggambar lingkaran dengan badan mereka, menghindari cahaya tak terhitung yang meledak dalam jarak dekat.
Namun kali ini mereka berputar di arah lainnya sambil mengepakkan sayap dengan keras untuk menhindari cahaya sisa.
Sora dan Shiro terbang bersama dalam gaya horizontal, dan mereka terbang ke dalam celah diantara kubus yang sedikit lebih besar - setelah itu -
Ledakan tak terhitung dan kilatan cahaya terjadi di mulut celah.
- Karena itu adalah sebuah 「Alat pengejar」, mereka hanya harus 「Menarik」-nya.
Adalah tanggungjawab Shiro untuk memperhitungkan jalur cahaya yang harus mereka hindari -
“Fiuh…fiuh…”
Namun Shiro berkeringat dingin dan terengah-engah tak terkendali seakan dia baru saja selamat dari sebuah Sirkus Itano[6].
Hal itu seakan dia telah menulis kata-kata ini di wajahnya: aku harus melakukan semuanya sebagai pertobatan untuk tidak menyadari bahwa mereka tidak pernah mencegah penggunaan sihir.
Dan rasa pertanggungjawaban itu membuat dia masih terlihat tidak puas bahkan setelah pertunjukkan megah dari ketrampilannya tadi.
“- Shiro, Aku sungguh bangga memilikimu sebagai saudariku.”
Sora membelai kepala saudarinya sambil terbang melalui celah sempit, dan dia memujinya, setelah itu –
“Aku tidak bisa menahan lagi, aku ingin mengundurkan diri dari permainan ini, jika begini terus tubuhku takkan kuat menerimanya!!”
Supaya mengimbangi gerakan mereka, sayap - Plum sangat kelelahan sekali.
Tekanan itu membuatnya meraung seperti itu, dan dari nada tangisnya adalah bukti bahwa dia sudah di ambang batas.
Dan - Sora termenung dengan keringat dingin mengucur di punggungnya pula - setelah mereka keluar dari gang…
Disana pasti akan sejumlah besar Flügel sedang berbaring menunggu.
Dari cara Flügel dapat beradaptasi yang Sora telah amati, dia yakin bahwa mereka tidak akan melewatkan kesempatan ini.
“-…Nii…Shiro…”
- Mereka jelas akan mencatat metode menghindar mereka sebelumnya juga.
「Cahaya Pengikat」 pasti akan datang berlipat-lipat dan dengan sedikit perbedaan waktu diantara mereka.
Jika begitu bahkan seseorang seperti Shiro tidak akan dapat menghindari semuanya, tidak perlu disebutkan bahwa Plum sudah diambang batasnya.
Jadi - Sora dan Shiro melihat ke pergelangan mereka.
- Meerka hanya punya 「Roh Kata」 untuk menyelamatkan mereka, tapi karater yang mereka miliki adalah - 「ラ(ra)ユ(yu)ス(su)マ(ma)ケ(ke)ワ(wa)」
Semua kata itu sangatlah sulit untuk dipakai dalam sebuah permainan kata -!
Sora mengutuk dirinya dengan gelisah. Mereka hanya punya beberapa detik lagi di dalam gang sebelum keluar.
Dalam beberapa detik, dia harus memikirkan sebuah kata yang dapat membuat mereka menghindari atau melindungi mereka dari kilatan cahaya yang berdatangan tak terhitung banyaknya -!
“「Kekalahan[7]」! Tidak... Nii, maaf –“
Shiro tidak sadar mengeluarkan kata pertama yang dia pikirkan, setelah itu dia segera mengoreksinya sendiri.
Meski di kenyataan, adalah 「Roh Kata」 yang paling mungkin berpengaruh.
Bagaimana mereka bisa menggunakan karakter-karakter untuk menahan serangan? Pelindung, tameng, menangkis, menghindar - mereka kekurangan karakter yang dibutuhkan untuk semua itu.
(Cara untuk membalikkan situasi ini - untuk membalikkannya -!)
Sora menggertakkan giginya dan mempekerjakan otaknya dengan kecepatan yang seolah membuat otaknya terbakar, mereka memiliki enam karakter, dan semuanya sangat sulit digunakan.
「Roh Kata」 dibutuhkan untuk membalikkan keadaan - membalikkan… tidak.
“- Membalikkan keadaan… itu pekerjaanku -!”
“…Huh?”
Shiro membalas dengan aneh pada gumaman Sora.
Dalam sekejab - dalam pikiran Sora, roda gigi mulai berputar dan saling bertaut, dan beberapa pikiran mulai saling menumpuk.
- Seperti yang Jibril katakan, itu adalah sihir pengangkap yang akan aktif dalam jarak yang begitu dekat pada sasarannya seperti sekering perkiraan.
- Pada kecepatan yang bahkan lebih cepat daripada Flügel, yang berarti Sora dan Shiro pasti tidak akan dapat menghindarinya.
Dan saat cahaya akan ditembakkan, apa yang Sora lihat adalah - saat ingatan tersebut bersatu, Sora tersenyum.
“Mengapa kita harus menghindarinya - bukankan ini kesempatan emas!! Shiro, naik.”
“Apa~~!?”
Jika mereka akan naik, mereka akan terkena oleh 「Cahaya Pengikat」, namun Plum satu-satunya yang berteriak penuh penderitaan pada perkataan Sora.
“…Dimengerti.”
Shiro mengepakkan sayapnya dan naik ke atas - karena saudaranya telah mencapai kesimpulan itu, dia tidak membutuhkan bukti lain.
Mereka terus naik dalam kecepatan tinggi, dan terbang ke atas sepanjang terowongan - kemudian keluar.
Seperti yang diduga -
Hujan cahaya yang menyirami langit malam menjadi terang benderang jatuh di atas mereka.
“Waaaaaaaaaaahahahhhhhhhhhhhh!!”
Cahaya itu tidak memiliki kekuatan penghancur sedikitpun, namun itu masih sebuah sihir Flügel.
Jika mereka tertangkap permainan akan berakhir, dan satu-satunya jalan mereka untuk dapat mengumpulkan informasi mengenai kondisi untuk membangunkan Ratu akan –
- Plum berteriak-teriak lagi saat dia khawatir mengenai dua hal ini.
Meskipun bereaksi pada hal ini, Sora tanpa takut membiarkan tiga karakter dari pergelangannya untuk menghilang sehingga membentuk 「Roh Kata」.
Dan saat dia akan dihantam oleh 「Cahaya Pengikat」, apa yang malah terjadi adalah…
Apa yang terjadi adalah - Flügel yang menembakkan cahaya roboh.
Sembari yang telah meninggalkan gang juga dan yang telah menembakkan cahaya ke arah mereka juga.
Tanpa terkecuali - semua orang yang berdiri di kubus.
- Mereka tidak dapat menembak tanpa berada di atas tanah, jadi - tidak perlu untuk menghindar.
Diantara sorotan cahaya yang berdatangan, Sora mendaki ke pintu keluar gang.
Dia melempar 「Word Spirits」 yang dia bentuk ke tanah dengan sekuat tenaganya - dan berteriak.
“- 「Balik」-!!”[8]
- Setelah tertunda sedikit –
Mengabaikan semua hukum bidang fisik, tiba-tiba -
- Seluruh cakrawala Avant Heim 「terbalik」.
“””Aaaaaaahahhh -!?”””
Tidak hanya Plum, tapi para Flügel yang menembakkan 「Cahaya Pengikat」 juga – bahkan orang-orang yang menonton dari kejauhan, Jibril berteriak terkejut.
Apa yang terjadi jika seluruh arena (Avant Heim) terbalik?
Segala sesuatu yang berada di langit - 「Cahaya Pengikat」 bergerak-gerak di udara dan Flügel disana akan tetap sama.
Bahkan suara frekuensi tinggi mereka mengikuti Efek Dopper[9], dan yang berdiri di arena - orang-orang yang berada di atas lantai - yang mana adalah Flügel, Sora dan Shiro.
- Posisi mereka bertukar dan berbalik.
“””Yaaaaaaaahhhhhhhh!”””
“Bahkan yang menembakkan cahaya tidak akan dapat menghindarinya karena cahaya akan muncul di depannya dalam sekejab!”
Sora berbicara sambil tersenyum, dan hanya Shiro yang melihat sudut mulutnya melengkung ke atas sebegitu sedikitnya.
「- Putar Avant Heim」…
Jika mereka tidak memutarnya dari posisi mereka, cahaya akan cuma datang dalam arah yang berbeda.
Senyuman Sora adalah senyum seorang pejudi yang baru saja memenangkan kartu beresiko - meskipun jika 「Cahaya Pengikat」 seperti apa yang Jibril katakan, itu akan –
“- Shiro!!”
Saudaranya memanggilkan tanpa keraguan, dan Shiro langsung mengerti apa niatnya, membalas:
“…Dua puluh lima karakter…!”
Ya - 「Cahaya Pengikat」 bekerja seperti apa yang Jibril jelaskan.
- Cahaya itu menangkap sasarannya, dan menariknya kembali ke sumber tembakan, namun jika posisi sumber dibalik!
“Aaaaaahhhhh!”
“T-unggu sebentar, eek~~!!”
- Sejumlah besar Flügel ditarik ke arah Sora dan Shiro.
“Semua terserah kamu, Shiro!!”
- Semua ini sesuai dengan rencana Sora - dan itu adalah resiko yang hanya dapat mereka ambil satu kali.
Dari 「Tiga puluh delapan」 Flügel yang diseret – mereka memperoleh dua puluh lima karakter.
タ(ta)•ホ(ho)•シ(si)•テ(te)•キ(ki)•メ(me)•ヤ(ya)•ル(ru)•エ(e)•イ(i)•モ(mo)•ツ(tsu)•へ(he)•レ(re)•ヨ(yo)•ネ(ne)•セ(se)•二(ni)•フ(hu)•ノ(no)•ム(mu)•ン(n)•ウ(u)•リ(ri)•コ(ko) - Tapi…
“…T-tapi, Nii!”
Shiro called out in confusion.
- Hal tersebut adalah hasil yang mencengangkan, dimana tiga puluh delapan Flügel ditarik dalam posisi bervariasi.
Namun hanya Shiro yang tahu posisi kata-kata, belum mempertimbangkan batas waktu.
Dalam periode waktu yang pendek, harus mengumpulkan karakter dari dua puluh lima orang, bagi satu orang sendiri hal itu akan – meskipun begitu Sora langsung tersenyum dan –
“Pertama kita harus mempertimbangkan rating! 「Uap air[10]」!!”
Kepulan uap air mulai menutupi daerah begitu cepat, menutupi semua Flügel yang tertarik kesana.
Setelah itu - Sora tersenyum lebar, dan menggunakan 「Roh Kata」 lain.
Dia mempercikkan pada semua orang di depannya - Shiro masih tidak peduli membaca tindakan saudaranya, dan dia membuka-setengah matanya.
Di saat yang sama, Sora dan Shiro mengepakkan sayapnya dengan hebat dan terbang menjauh secepat yang mereka bisa - dan kemudian -
“- Karena semuanya telah berada di tempat - 「Bugil[11]」!!”
Flügel yang bercampur aduk dan terikat bersama dalam posisi bervariasi oleh 「Cahaya Pengikat」…
- Pakaian mereka semua menghilang sekaligus, dengan begini Sora sekarang dapat tahu dimana posisi karakter-karakter.
Sora memiliki ekspresi - kegembiraan mutlak di wajahnya - dan dia menutup matanya dan berkata:
“Ah, aku dapat melihatnya, Shiro, aku dapat melihat begitu banyak hal!!”
“…Nii ambil kiri, Shiro… kanan.”
“Ah! Serahkan padaku, saudariku! Hahahahahah! Bergeloralah, tangan kiriku!”
Saudarinya memandangnya dengan tatapan yang begitu dingin bahkan atom disekitarnya turun suhu ke nol mutlak, sedangkan saudaranya memiliki pandangan yang begitu berapi-api yang membuat medan magnet disekitar mereka akan menguap.
- Jika temperatur pandangan orang-orang dapat berefek, seluruh planet akan dilanda badai topan.
Tapi untungnya–
“Ah!”
“Yah!”
- Satu-satunya pemandangan yang melanda adalah paduan suara dari dua puluh lima erangan Flügel.
Meskipun dia ingin terus mendengarkan paduan suara itu, Sora dan Shiro hanya dapat lewat melalui mereka secara cepat dan meninggalkan mereka di belakang.
Setelah itu mereka akan berakselerasi tinggi naik ke atas langit sekali lagi.
“- Bagaimana aku mengatakannya, tindakanmu begitu cepat, bahkan aku terkesima.”
“Heheheh, kamu dapat memuji aku lebih, Plum! Heheheh.”
“…Nii, kecabulanmu sepanjang parsec[12]…”
“Apakah aku baru saja diomeli dengan satuan astronomi? Saudaramu bekerja keras untuk semua ini!!”
- Sora telah mengumpulkan dua belas karakter, dan Shiro tiga belas.
Juga, Sora telah menikmati beberapa kontak fisik yang tidak perlu dan membuat beberapa suara menjijikan, yang Shiro langsung omeli.
Si kakak agak kesal pada adiknya yang mengomelinya dengan satuan yang merepresentasikan sekitar 3,26 tahun cahaya, namun Shiro tidak berhenti disana.
“…Nii, 「Uap air」 and 「Bugil」…kamu menyia-nyiakan…tiga karkter…”
“Hey, adik tersayangku, berhenti main-main, bagaimana bisa itu tersia-sia? Tidak mungkin.”
Sora menyenyumkan senyuman yang berlebihan bahkan orang Amerika akan bangga, dan dia menyangkal perkataan Shiro:
“Ada tiga tujuan agung pada tindakan itu: mengumpulkan karakter; mencegah mereka mengejar kita lagi karna mereka sekarang enggan terbang bugil; dan yang paling penting –“
Sora berhenti sejenak - dan melanjutkan dengan ekspresi yang begitu khidmat…
Dia mengumumkan dengan penuh tekad:
“Ini adalah pilihan Steins;Gate[13].”
“…Lebih seperti Nii;Gerbang(Gate) nafsu…”
Shiro melanjutkan mengomentari dengan nada sedingin es, sedangkan Plum mendeteksi kehadiran di belakang mereka dan berteriak:
“Waaaaahahh~~ mereka mendatangai kita dari belakang tanpa malu!!”
“Apa~!? Aku tidak memikirkan itu!! ...Mereka datang dari depan juga, Shiro?”
“…Tidak ada kata.”
Shiro membalas dengan agak tidak senang, saat beberapa Flügel bertelanjang bulat yang melepaskan diri dari cahaya pengikat dan juga tiga lainnya mendekat dari belakang dan depan bersamaan.
Sora dengan sengaja menghadap pada Flügel yang datang, menyiapkan kameranya dan menyusun sebuah 「Roh Kata」.
Setelah itu keduanya dengan anggun menghindari jangkuan tangan mereka - dan melempar 「Roh Kata」.
“- 「Meremas payudara[14]」”… mereka berseru.
Setelah itu mereka melakukan backflip di udara, dan Sora menggunakan sayapnya untuk menutupi nata Shiro dan menghidupkan kameranya.
“Sekarang orang-orang ini akan membantuku untuk menghalangi pengejar kita…fiuh…”
Flügel yang berpakaian mulai meremas payudara Flügel yang bugil, melambatkan kecepatan mereka.
“Fiuh – Aku akhirnya melihat Nirvana dengan mata kepalaku sendiri… sungguh pemandangan yang agung, tapi sayangnya sedang malam, aku penasaran apakah kamera berhasil menangkap gambar-gambar tadi?”
“…Aku tak mampu berkata-kata sampai pada titik dimana aku tidak tahu lagi apakah aku terkesima oleh Sora-dono lagi…”
Part 10[edit]
- Para Master yang menari-nari di langit terlihat begitu bahagia dan berenergi, dan mereka bahkan dapat tersenyum saat sedang menghadapi bahaya.
Namun melihat pada sosok yang tergambar di langit malam itu, Azrael masih terlihat tidak dapat mengerti.
“-…”
Jibril tidak tahu berapa kali dia menghela nafas pada Azrael yang cuma mengerutkan alis kebingungan.
…Jika begini terus Master akan menang - walaupun tidak akan ada artinya.
Azrael akan mengkhianati harapan Master tanpa mengetahui apapun -!
“…Senpai, mengapa kamu tidak dapat mengerti saja…”
“-…”
“Kamu ingin memerintahkan semua orang untuk bunuh diri begitu saja? Untuk mati hanya karenamu?”
Azrael masih tidak dapat mengerti suara berat rendah kegundahan dalam suara Jibril.
- Mengapa Flügel harus takut mati?
Bahkan Flügel seharusnya tidak memiliki emosi itu.
Dan dia tidak takut akan kematiannya sendiri - dia takut pada bocah-bocah tersebut?
“Kamu melihat wajah Master, wajah anak-anak itu, dan kamu masih tidak dapat mengerti sedikit pun? Jika kamu menyegel potensi anak-anak itu hanya karena kebodohan dan kekeras-kepalaanmu sendiri, dan membuang enam ribu tahun ini –“
- Tolong, tolong mengerti.
“Yang membuang enam ribu tahun ini - adalah kamu!!”
Air mati nyaris muncul di mata Jibril, dan suaranya seakan dia sedang berusaha sekuat tenaga untuk menahannya keluar.
Tapi Azrael masih tidak dapat mengerti, apakah yang dia tidak dapat mengerti? Apakah itu? Apakah itu…!
- …
“Ugh~ Aku tidak dapat menangkap mereka!!”
“Berputar ke jalan satunya dan kepung mereka! Tembakkan sihir pengikat dalam bentuk silang! Sepanjang kita membuat mereka membuang-buang kata-kata mereka, kita memiliki kesempatan!”
“Huh~? Tapi mereka pun masih akan menghindarinya.”
“Coba saja, jika kita tidak bisa, kita akan memikirkan cara lain, ayo!”
Flügel mulai menari-nari di udara setelah diskusi singkat, dan untuk alasan tertentu –
Di wajahnya mereka adalah senyuman - alami, kekanak-anakan.
- …Apa yang membuat mereka begitu gembira?
Sora dan Shiro sekali lagi berspiral ke bawah saat mereka menyadari Flügel menembaki mereka dalam bentuk silang, dan menghindari seluruh tembakannya seperti yang telah diduga.
“Benarkan, lihat, mereka menghindarinya.”
“Heh, jadi ayo tembak mereka bersamaan dari atas dan bawah! Semua menyebar dan menembak saat aku memberikan sinyal!”
“Mengerti!!”
- …Apa yang membuat mereka begitu gembira?
Bagaimana mungkin bisa mereka tersenyum seperti itu sambil mengejar musuh yang mereka tidak dapat kalahkan?
- …
Azrael terlihat frustasi sendiri karena tidak mengerti, sembari Jibril berbicara lembut padanya:
“Senpai, apakah kamu mengingat catatan pertempuranku?
“…Aku ingat semuanya-nyan, aku ingat semua hal yang adik kecil manisku telah lakukan.”
Dia membungkukkan kepalanya dan terlihat sedang melihat ke arah horizon - suatu tempat dimana dulu dia tidak ada disana - dan tersenyum dengan pandangan perpisahan.
“Gigants, kamu membantu mengalahkan sembilan belas dari mereka, dan membunuh satu dari mereka sendirian; dan Dragonias, kamu membantu mengalahkan tiga dari mereka, dan membunuh satu dari mereka sendirian -!”
- Kepala terpenggal dari Dragonias yang tergantung di pohon raksasa di pinggiran kota adalah piala Jibril.
Dan tengkorak itu untuk merayakan hasilnya, Azrael menaruhnya disana dengan sengaja - itu adalah sebuah dekorasi, dan -
“Phantasma, kamu membantu membunuh tiga - dan membunuh satu sendirian, nyan.”
Sama saja, Jibril adalah satu-satunya yang berhasil membunuh Phantasma sendirian.
Azrael tersenyum sambil mengingat-ingat kembali masa lalu mereka - senyum itu tidak mengandung kejahatan, tidak pula kepalsuan.
“Unit akhir memiliki hasil yang begitu menakjubkan dalam pertempuran dengan hanya melalui dua ratus empat puluh lima operasi, dan selamat…bagaimana mungkin aku bisa lupa?”
…Itu semua jauh di masa lalu, dimana semua ingatan bahagia mereka berada - saat mereka masih memiliki masa depan.
Melihat Azrael membicarakan tentang masa lalu mereka dengan senyum murni di wajahnya, Jibril sedikit memiringkan kepalanya dan bertanya:
“…Jadi, kamu ingat berapa kali aku terluka begitu buruk sampai-sampai membutuhkan mantra perbaikan darurat?”
“Seratus empat puluh enam kali, nyan.”
Jawabnya dalam sekejab.
Jibril telah kembali dari ambang kematian, yang membuat dia khawatir tiada henti.
“…Dan semua itu disebabkan oleh operasi tunggalmu-nyan…”
- Gigants, Dragonias dan Phantasma – dia membunuh masing-masing satu.
Jibril telah membunuh tiga anggota spesias berangking tinggi sendirian.
Walaupun dimana dia gagal untuk melakukannya adalah dua puluh sembilan kali lebih dari itu.
Dan apa yang ditunjukkan - mengapa dia tidak dapat mengerti saja, Jibril menggertakkan giginya.
“Jadi – apakah kamu tahu mengapa aku bersikeras untuk melakukan operasi tunggal sepanjang waktu?”
- Itu adalah petunjuk akhir, dan nada Jibril mengandung indikasi kuat pada ini.
Di antara nada kesungguhannya, sedikit terselip ketakutan akan pengkhianatan dan harapan.
Namun… Azrael hanya dapat menggelengkan kepalanya.
“…Sejujurnya, aku tidak pernah mengerti tindakan Jii-chan, dan omong-omong –“
“Ya, omong-omong mereka musuh yang tak tertaklukkan.”
- Ya, mereka semua adalah makhluk ber-rangking tinggi yang mereka tidak pernah harapankan untuk menaklukkannya sendirian.
Karena saat Flügel diciptakan, mereka tidak pernah diberikan kemampuan itu.
- Ini adalah kesempatan terkahir, jika dia masih tidak dapat mengerti –
“Karena itulah - aku ingin mematahkan pemikiran itu.”
--….
“…Aku tidak mengerti, nyan, mengapa begitu-nyan? Apa yang Jii-chan lihat dalam mereka berdua-nyan?”
“…”
Jibril kehabisan kata-kata.
- Itu seolah-olah dia telah mengatakan bahwa dia telah melepaskan semua harapannya.
- Jika dia dapat mengerti, maka tidak mungkin yang lainnya tidak dapat - pemikiran itu lambat laun runtuh.
Dan hatinya berdarah untuk Azrael, lebih sulit daripada yang dapat tanggungnya, dan -
“…Jii-chan, Jii-chan spesial-nyan…”
“…?”
“Jii-chan tidak tahu tentang itu, tapi Artosh-sama memberikan Jii-chan 「Kemampuan Spesial」, jadi apa yang Jii-chan mengerti, semua orang lainnya mungkin tidak-nyan.”
“…”
Jibril tetap diam, sembari Azrael berbicara seolah sebuah pengakuan:
“Aku ingin tahu 「Jawaban」 juga, aku tidak inigin semua hal berakhir seperti ini!! Jika itu terjadi, apa artinya enam ribu tahun ini bagi kita!? Tapi hanya tidak dapat mengerti - aku sudah berada di batasku, aku hanya tidak dapat berbohong pada diriku sendiri lagi-nyan!!”
- Unit pertama, Azrael.
Menjadi Flügel pertama yang diciptakan, dia diciptakan oleh Artosh dalam pencarian 「Kesempurnaan」.
She tidak memiliki kemampuan untuk menangis, tapi mungkin karena mereka berdua sendiri disana…
Azrael menangis hampir terlihat memohon, dan kata-kata benar-benar jujur pertamanya dibawakan dengan suara rendah nyaris terisak pada mereka.
- Seseorang tolong beritahu aku.
- Untuk apa kami hidup?
- Mengapa kami selamat?
- Apa yang kami cari?
- Apa yang harus kami lakukan untuk menemukan pembuktian bahwa kami benar-benar hidup - tolong beritahu aku.
Jibril melihatnya tak mampu berkata-kata.
- Namun dia dengan sengaja berbicara dengan nada sedingin es, seakan menjauhkannya tanpa perasaan.
- Begitu saja, dia mengucapkan kata-kata yang kemungkinan akan digunakan Master-nya.
“…Itulah bagaimana kamu memanfaatkanku - memanfaatkan keterbatasanmu sebagai alasan.”
“-------!!”
“Tidak peduli kamu atau aku, yang selamat semuanya adalah pecundang, dan kita telah hidup sebagai pecundang selama enam ribu tahun.”
Azrael membungkukkan kepalanya rendah, dan tangannya mengepal kuat.
“Kita tidak belajar apapun sepanjang waktu, dan itu bukan karena kita spesial - itu karena kemalasanmu.”
Jibril mengepalkan tangannya juga.
…Dia tiba-tiba teringat, meskipun dia telah berkali-kali berada di situasi nyaris mati sebelumnya, dia tidak pernah merasa lebih tegang.
Dia mengatakan pada dirinya sendiri, gunakan dengan baik ekspresi palsumu, jangan getarkan suaramu, dan jangan ubah pandanganmu.
Dia memaksa mengikat erat-erat Roh yang menyusun badannya, dan memanipulasinya.
- Dapatkah dia melakukannya? Pemikiran tidak nyaman itu lewat di pikirannya, tapi dia menggelengkan kepalanya, melakukan penolakan.
Itu bukan masalah dia bisa atau tidak melakukannya, tapi dia harus melakukannya - itu adalah apa yang dia telah pelajari.
Dia menyerap apa yang dia pelajari dari Master-nya, kemudian bertindak seperti apa yang dia telah pelajari dari mereka.
- Jibril belum terbiasa.
Dia memutuskan untuk bertaruh – dan itu adalah…
(Master, aku akan mengikutimu sampai titik darah penghabisan, jadi mohon maafkan ketidakmampuan Jibril.)
Dia berpikir pada diri sendiri, dan dengan sepotong harapan terakhirnya - dia…
(Jadi tolong biarkan aku untuk terus mempercayai apa yang Master miliki selama ini.)
Jibril menirukan - ekspresi paling meremehkan yang dia dapat kumpulkan.
“Untuk kamu yang 「Pengecut, benar-benar lemah」, Aku hanya punya kejijikan dari hatiku yang terdalam – Azrael (sampah).”
Selama enam ribu empat ratus tujuh tahun hidupnya, ini adalah pertama kalinya - dia mengatakan kebohongan.
…
…Tiba-tiba…
Wajah Azrael tiba-tiba mendiadakan semua ekspresi, dan dia berbicara lemah, nyaris kelelahan.
“…Luapakan-nyan.”
Dalam sekejab - langit dan bumi mulai bergoncang.
References[edit]
- ↑ Ultraman.
- ↑ TL note : video/gambar
- ↑ (カソク kasoku)
- ↑ peribahasa indonesia, artinya: tidak ada gunanya meenyesali apa yang telah terjadi
- ↑ See: Chandelle untuk keterangan tambahan
- ↑ Istilah ini berasal dari adegan terkenal di Macross.
- ↑ 負け (マケ, ma ke)
- ↑ (マワス, mawasu)
- ↑ Lihat: Efek Doppler untuk keterangan lebih lanjut
- ↑ 湯気 (ユゲ yuge)
- ↑ 裸 (ラra)
- ↑ Sekitar 3,26 tahun-cahaya (31 triliun kilometer).
- ↑ Steins;Gate adalah game terkenal yang diadaptasi menjadi anime.
- ↑ 胸揉め (ムネモメ munemome)
Kembali ke Bab 1 | Pergi ke Halaman Utama | Lanjut ke Bab 3 |