Difference between revisions of "Madan no Ou to Vanadis (Bahasa Indonesia) :Prolog Volume 1"
(Created page with "Ujung pedang tersebut lurus dilancangkan. Yang memegang pedang tersebut ialah seorang gadis cantik. Dengan rambut perak yang terjuntai hingga ke pinggangnya, dia melihat ke b...") |
|||
(6 intermediate revisions by 3 users not shown) | |||
Line 1: | Line 1: | ||
Ujung pedang tersebut lurus dilancangkan. |
Ujung pedang tersebut lurus dilancangkan. |
||
− | Yang memegang pedang tersebut ialah seorang gadis cantik. Dengan rambut perak yang terjuntai hingga ke pinggangnya, dia melihat |
+ | Yang memegang pedang tersebut ialah seorang gadis cantik. Dengan rambut perak yang terjuntai hingga ke pinggangnya, dia melihat pemuda itu dari atas kudanya. |
"Buang busurmu." |
"Buang busurmu." |
||
− | Pemuda |
+ | Pemuda itu mematuhinya, meletakkan busur yang dia pegang dengan tangannya ke tanah. |
− | Dia tak merasa layaknya menolak. |
+ | Dia tak merasa layaknya menolak. Anak panahnya telah habis. |
− | Dikelilingi banyak mayat yang terbaring di atas tanah. Pedang yang patah, tombak yang tertancap |
+ | Dikelilingi banyak mayat yang terbaring di atas tanah. Pedang yang patah, tombak yang tertancap di tanah layaknya batu nisan, dan angin yang membawa aroma darah. |
− | " |
+ | "Namaku adalah Eleonara Viltaria. Dan kau?" |
− | Seketika |
+ | Seketika aroma darah terhapus, suara jelas gadis itu bergema. |
Dia tampak berwibawa, dan selain itu dia memiliki cahaya di sana yaitu, mata merah pekat. |
Dia tampak berwibawa, dan selain itu dia memiliki cahaya di sana yaitu, mata merah pekat. |
||
− | Pemuda |
+ | Pemuda itu menjawab pertanyaannya dengan terkesima. |
− | " |
+ | ".... Tigrevurmud Vorn." |
Setelah menanyakan beberapa pertanyaan, dia menyarungkan pedang, tampak bahagia. |
Setelah menanyakan beberapa pertanyaan, dia menyarungkan pedang, tampak bahagia. |
||
− | + | Lalu, kepada pemuda itu, dia tersenyum manis. |
|
"Mulai sekarang, kau milikku." |
"Mulai sekarang, kau milikku." |
||
+ | |||
+ | <noinclude> |
||
+ | {| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |
||
+ | |- |
||
+ | | Kembali ke [[Madan_no_Ou_to_Vanadis_(Bahasa_Indonesia)_:Ilustrasi_Volume_1|Ilustrasi]] |
||
+ | | Menuju ke [[Madan_no_Ou_to_Vanadis_(Indonesia)|Halaman Utama]] |
||
+ | | Lanjut ke [[Madan_no_Ou_to_Vanadis_(Bahasa_Indonesia)_:Volume_1_Chapter_1|Bab 1]] |
||
+ | |- |
||
+ | |} |
||
+ | </noinclude> |
Latest revision as of 18:02, 25 January 2015
Ujung pedang tersebut lurus dilancangkan.
Yang memegang pedang tersebut ialah seorang gadis cantik. Dengan rambut perak yang terjuntai hingga ke pinggangnya, dia melihat pemuda itu dari atas kudanya.
"Buang busurmu."
Pemuda itu mematuhinya, meletakkan busur yang dia pegang dengan tangannya ke tanah.
Dia tak merasa layaknya menolak. Anak panahnya telah habis.
Dikelilingi banyak mayat yang terbaring di atas tanah. Pedang yang patah, tombak yang tertancap di tanah layaknya batu nisan, dan angin yang membawa aroma darah.
"Namaku adalah Eleonara Viltaria. Dan kau?"
Seketika aroma darah terhapus, suara jelas gadis itu bergema.
Dia tampak berwibawa, dan selain itu dia memiliki cahaya di sana yaitu, mata merah pekat.
Pemuda itu menjawab pertanyaannya dengan terkesima.
".... Tigrevurmud Vorn."
Setelah menanyakan beberapa pertanyaan, dia menyarungkan pedang, tampak bahagia.
Lalu, kepada pemuda itu, dia tersenyum manis.
"Mulai sekarang, kau milikku."
Kembali ke Ilustrasi | Menuju ke Halaman Utama | Lanjut ke Bab 1 |