Difference between revisions of "Mushoku Tensei (Indonesia):Volume 1 Prolog"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
 
(3 intermediate revisions by 2 users not shown)
Line 1: Line 1:
 
==Prolog==
 
==Prolog==
Aku adalah pria berumur 34 tahun yang tak memiliki rumah dan pekerjaan.
 
   
Gendut, jelek, tapi seorang pria baik hati, yang sekarang sedang menyesali tentang bagaimana aku menjalani hidupku. Tiga jam yang lalu, aku bukan pria gelandangan, tapi seorang veteran NEET yang tidak pernah meninggalkan kamarku sepanjang tahun. Saat aku sadar, orang tuaku sudah meninggal, dan jangan sebutkan menghadiri pemakaman, aku bahkan tidak menghadiri pertemuan keluarga, karena itu, akhirnya aku hanya diusir dari rumah. Aku memukul-mukul dinding sambil menangisi orang tuaku yang telah tiada, namun belum ada satupun anggota keluarga yang mau keluar dan bicara padaku, seolah-olah tidak ada satu orangpun didalam.
 
   
  +
Aku <ref>dia menggunakan “ore” di sini, dalam bab-bab selanjutnya, dia akan menggunakan “boku”</ref> adalah seorang tunawisma dan pengangguran yang berusia 34 tahun.
Aku sedang mast*rbasi di kamarku pada hari pemakaman, ketika saudara-saudaraku tiba-tiba merengsek masuk, dan menyatakan kalau mereka ingin memutuskan segala hubungan denganku.
 
   
Aku mengabaikan mereka, dan pada akhirnya adik cowokku membawa tongkat kayu dan menghancurkan komputer yang aku anggap lebih penting bila dibandingkan dengan hidupku.
 
   
  +
Aku berbadan gemuk dan jelek, namun aku adalah seorang pria baik yang menyesali bagaimana menjalani hidup.
Aku menerjang mereka dengan penuh emosi, tapi kakakku adalah seorang pemegang peringkat 'Dan ([https://en.m.wikipedia.org/wiki/Dan_(rank) Wikipedia])'. Hasilnya? Aku dihajar habis-habisan.
 
   
Aku memohon pengampunan dengan sikap yang tak enak dilihat, tapi aku malah diusir dari pintu, dan bahkan aku tidak punya waktu untuk mengganti pakaian.
 
   
  +
Sebenarnya, 3 jam yang lalu aku bukanlah seorang tunawisma; aku adalah seorang NEET* veteran yang tidak meninggalkan kamar selama setahun terakhir.
Aku menahan rasa sakit yang ada di dadaku (bukan sakit hati, kemungkinan tulang rusukku ada yang patah), dan berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas.
 
   
  +
[NEET merupakan kepanjangan dari Not Employment, Education, or Training. Istilah ini pertama kali muncul di daerah Inggris pada tahun 90an, istilah ini ditujukan pada orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan (pengangguran) pada usia berkisar 16 hingga 18 tahun. Dikutip dari www.J-cul.com]
Ketika aku meninggalkan rumah, cemooh saudara-saudaraku bergema dengan jelas di telingaku.
 
   
  +
Namun, orang tuaku telah meninggal tanpa kusadari.
Hinaan-hinaan kelewat batas yang sulit untuk kuterima.
 
   
Hatiku sudah hancur.
 
   
  +
Sebagai NEET, aku bahkan tidak menghadiri pertemuan keluarga, apalagi pemakamannya.
Apa salahku?
 
   
Aku cuma mast*rbasi sambil nonton video bokep tanpa sensor pada saat orang tuaku dimakamkan...
 
   
  +
Dan pada akhirnya, aku diusir dari rumah.
Apa yang harus aku lakukan selanjutnya?
 
   
Nah, soal itu sebenarnya aku sudah tahu.
 
   
  +
Aku memukul keras dinding dan lantai, dan meraba-raba sekitar seakan tidak ada seorang pun di rumah, dan tentu saja tak ada seorang pun yang berbicara padaku.
Mencari pekerjaan atau kerja sampingan, kemudian sebuah tempat untuk ditinggali, dan tak lupa membeli beberapa makanan.
 
   
Bagaimana caranya aku bisa mendapatkan informasi tentang itu?
 
   
  +
Aku melakukan masturbasi di kamar pada hari pemakaman orang tuaku, dan pada saat itulah saudaraku tiba-tiba bergegas masuk, dia mengenakan pakaian berkabung, dan menyatakan bahwa semua keluarga akan memutuskan hubungan denganku.
Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk mencari pekerjaan.
 
   
Hmm, aku masih tahu tentang pergi ke "Hello*". (*Hellowork, agen pemerintah jepang untuk pengenalan pekerjaan)
 
   
  +
Aku mengabaikan mereka, lantas adik laki-lakiku mengambil tongkat kayu, kemudian menghancurkan komputer yang lebih kuhargai daripada nyawaku sendiri.
Yah, bukannya pamer kalau aku punya pengalaman 10 tahun tinggal didalam kamar, tapi bagaimana aku tahu dimana kantor Hello berada? Lagi pula, meskipun aku pergi ke Hello, aku dengar mereka hanya mengenalkanmu pada pekerjaan yang tersedia.
 
   
Membawa lamaran dan pergi ke pekerjaan yang direkomendasikan, kemudian menerima interview.
 
   
  +
Dalam keadaan setengah gila, aku menerjang mereka, tapi kakakku adalah seorang atlet karate level tinggi, sehingga aku pun dihajarnya dengan kejam.
Memakai kemeja yang basah kuyup dengan keringat dan noda darah ini untuk melakukan interview.
 
   
Gak tau dah apa aku bisa diterima kerja atau tidak. Kalau aku menjadi pihak yang menginterview, aku tidak akan mempekerjakan orang yang mengenakan pakaian seperti itu. Mungkin aku akan merasa kasihan, tapi aku tidak akan mempekerjakan dia.
 
   
  +
Aku menangis dan memohon pengampunan dengan menjijikkan, tapi mereka mempersilahkan aku keluar dari pintu, dan bahkan aku tidak punya waktu untuk mengganti baju.
Dan kalau dipikir-pikir, dimana aku bisa memperoleh kertas untuk menulis lamaran.
 
   
Toko alat tulis? Toko serba ada?
 
   
  +
Dadaku terasa begitu sakit (mungkin itu juga karena sebagian tulang rusukku hancur), lantas aku berjalan dengan lunglai di jalanan kota.
Mungkin toko serba ada mungkin memilikinya, tapi aku tidak punya uang.
 
   
Bahkan sekalipun aku punya uang, bukan berarti masalahku akan beres.
 
   
  +
Suara teguran dari saudara kandung ketika aku meninggalkan rumah, bergema di telingaku.
Dengan asumsi aku mendapatkan keberuntungan, berhasil meminjam uang dari bank, bisa mengganti pakaian dan membeli alat tulis untuk menulis lamaranku.
 
   
Aku dengar, tanpa sebuah tempat tinggal, aku tidak bisa menulis lamaran.
 
   
  +
Itu adalah penghinaan keras yang sulit kuterima.
Skakmat.
 
   
Tepat saat ini, aku akhirnya menyadari bahwa hidupku telah mencapai jalan buntu.
 
   
  +
Hatiku benar-benar hancur.
"....Hah."
 
   
[[File:Mushoku1 05.jpg|thumbnail]]
 
   
  +
Apa kesalahan yang telah aku perbuat?
Hujan mulai turun.
 
   
Saat ini adalah akhir dari musim panas, waktu dimana udara mulai berganti dingin. Hujan yang dingin menembus bajuku yang entah berapa tahun aku sudah memakainya, dan tanpa ampun mencuri hawa panas tubuhku.
 
   
  +
Yang lakukan hanyalah masturbasi ketika menonton video loli ber-mosaic pada hari ketika ortuku dimakamkan ..... <ref>pada versi Light Novel-nya, kalimat ini bernada pelan, hanya disebutkan bahwa dia Onani pada “JAV yang hampir tak ber-mosaic”</ref>
"...... Jika aku bisa mulai lagi dari awal."
 
   
Aku tidak bisa menahan diriku untuk mengucapkan kalimat itu.
 
   
  +
Apa yang harus aku lakukan selanjutnya?
Aku tidak dilahirkan sebagai sampah.
 
   
Aku dilahirkan sebagai anak laki-laki ketiga dalam sebuah keluarga kaya raya. 2 kakak laki-laki, 1 kakak perempuan, 1 adik laki-laki. Anak ke-4 dari lima bersaudara.
 
   
  +
Tidak, sejujurnya aku benar-benar tahu apa yang akan kulakukan selanjutnya.
Di sekolah dasar, aku dipuji pintar meskipun masih muda.
 
   
Walaupun matematikaku tidak terlalu bagus, tapi aku bermain game dengan baik, dan aku adalah anak bodoh yang sangat ahli soal olahraga. Pernah suatu kali aku menjadi pusat perhatian di kelasku.
 
   
  +
Yaitu, mencari pekerjaan pekerjaan atau paruh waktu, kemudian menemukan tempat tinggal dan mencari makan sendiri.
Kemudian di SMP aku bergabung dengan klub komputer, berkonsultasi melewati majalah, dan aku menabung cukup banyak uang untuk merakit komputer. Aku tampak menonjol diantara keluargaku yang tidak bisa menulis satu kode pun.
 
   
Titik balik hidupku yang terburuk terjadi saat aku masuk SMA.... bukan, mungkin saat aku masih kelas 3 SMP. Sibuk bermain-main dengan komputer, menelantarkan pelajaranku. Kalau dipikir-pikir, mungkin itulah titik balik hidupku.
 
   
  +
Bagaimana aku menghadapi ini semua?
Aku pikir mempelajari hal yang diajarkan guru di sekolah tidak akan berguna untuk masa depan. Aku rasa itu tidak bisa digunakan di kehidupan nyata.
 
   
Akhirnya, aku memasuki SMA dengan akreditasi paling bodoh dan dianggap paling buruk di prefektur tempat sekolah itu berada.
 
   
  +
Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk mencari pekerjaan.
Meskipun begitu, aku tak terlalu memikirkannya.
 
   
Karena aku merasa berbeda dengan idiot-idiot yang lain, kalau aku memang serius, maka aku pasti akan sukses.
 
   
  +
Hmm, aku masih tahu tentang pergi ke "Hello" <ref>Hello Work adalah agensi pemerintah Jepang untuk memperkenalkan pekerjaan</ref>
Kejadian itu, aku masih mengingatnya.
 
   
Saat aku mengantri untuk membeli makan siang di kantin, ada seseorang yang memotong antrian.
 
   
  +
Tapi, meskipun aku tidak pamer bahwa aku memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun dalam menjadi <i>hikikomori</i>, gimana caranya aku tahu dimanakah Hello berada? Lagipula, walaupun aku menemukan letak Hello, kudengar bahwa mereka hanya memperkenalkan berbagai macam pekerjaan.
Aku bersikap sok benar dan memprotes orang itu. Yang membuatku berani melakukan itu adalah chuunibyou stadium akhir yang aku derita saat itu.
 
   
Sayangnya, orang itu adalah senpaiku (*kakak kelas) dan salah satu dari 2 orang paling berbahaya di sekolah.
 
   
  +
Aku harus membawa resume, pergi ke tempat yang telah mereka rekomendasikan, kemudian diwawancarai. Aku harus pergi untuk menghadiri sebuah wawancara, dengan mengenakan pakaian olahraga kotor tertutup keringat dan darah??
Hasilnya, wajahku dipukuli sampai bengkak, kemudian aku ditelanjangi dan diikat di depan sekolah.
 
   
Dia mengambil banyak foto dan membagikannya ke seluruh sekolah.
 
   
  +
Bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan pekerjaan dengan kondisi seperti ini. Andaikan aku yang berada pada posisi bosnya, gak mungkin lah aku mengerjakan orang dalam kondisi seperti ini, meskipun orang itu adalah temanku. Mungkin aku akan bersimpati padanya, tapi aku sungguh tidak akan memperkerjakannya.
Aku jatuh ke bagian terendah hidupku dalam sekejap, ditertawakan oleh orang lain, dan bahkan mendapat panggilan "bocah kulup".
 
   
Aku tak masuk sekolah selama sebulan, dan menjadi hikikomori. Ayah dan kakakku yang melihatku bersikap seperti ini, mengatakan kata-kata yang tidak bertanggungjawab seperti: ‘tunjukkan keberanianmu’, atau ‘lakukan yang terbaik’.
 
   
  +
Apakah ada toko yang menjual kertas lamaran?
Tidak peduli siapapun orangnya, bila mereka berada dalam situasi seperti itu, bagaimana mungkin orang itu tetap mau pergi ke sekolah? Bagaimana mungkin?
 
   
Oleh karena itu, tidak peduli apa yang orang-orang katakan, aku dengan tegas memutuskan untuk tinggal di dalam kamar dan menolak pergi keluar.
 
   
  +
Toko alat tulis? Minimarket?
Aku merasa bahwa siapapun yang mengenalku pasti akan memiliki foto telanjangku dan terus mengejekku.
 
   
Meskipun aku tidak keluar kamar, selama aku punya komputer dan internet, aku bisa menghabiskan waktuku. Karena pengaruh internet, aku tertarik dalam banyak hal, dan melakukan sejumlah hal: merakit model plastik, melukis figurin, membuat weblog. Ibuku kelihatannya mendukungku, karena selama aku memintanya, ia akan datang membawa uang untuk membantuku.
 
   
  +
Mungkin jika pergi ke minimarket, aku bisa mendapatkan barang-barang itu, tapi aku tidak punya uang.
Tapi, tidak peduli apa yang aku lakukan, aku pasti menghentikan kegiatan itu kurang dari setahun lamanya.
 
   
Melihat seseorang yang lebih baik dariku, membuatku kehilangan motivasi.
 
   
  +
Lagian, apa yang selanjutnya akan kulakukan setelah berhasil mendapatkan barang-barang itu?
Bagi orang lain, aku hanya bermain-main. Tapi, aku yang sendirian dengan begitu banyak waktu, bersembunyi dalam cangkang gelapku, tidak punya hal lain yang bisa kulakukan.
 
   
Tidak, bahkan ketika aku memikirkannya kembali, itu hanya sebuah alasan.
 
   
  +
Anggap saja aku memperoleh keberuntungan, berhasil meminjam uang dari lembaga keuangan, mendapatkan baju ganti, dan membeli beberapa kertas lamaran serta alat tulis..........
Setidaknya, jika aku menjadi seorang mangaka dan mulai menggambar web komik berkualitas buruk, atau menjadi penulis web novel, dan mulai membuat postingan novel, itu mungkin masih lebih baik.
 
   
Banyak orang yang punya masalah yang sama denganku, melakukan hal-hal seperti itu.
 
   
  +
Aku pernah mendengar bahwa kau tidak akan bisa menyelesaikan resume jika kau tidak mencantumkan dimanakah tempat tinggalmu.
Aku menertawakan dan melecehkan mereka.
 
   
Menghina ciptaan mereka, menganggap diriku sebagai kritikus, mengatakan hal-hal seperti "Ini lebih buruk dari sampah", mengkritisi mereka.
 
   
  +
Ini sudah berakhir. Tepat pada saat ini, aku merasakan bahwa hidupku mencapai akhir.
Meskipun aku tidak melakukan apapun sama sekali....
 
   
Aku ingin kembali.
 
   
  +
..... Hah.
Jika itu mungkin, aku ingin kembali ke sekolah dasar, saat aku berada dalam titik tertinggi dalam hidupku, atau ketika pertengahan masa SMP.
 
   
Tidak, bahkan bisa kembali satu atau dua tahun pun aku sudah bersyukur.
 
   
  +
Hujan mulai turun.
Cukup berikan aku sedikit waktu, aku masih bisa melakukan sesuatu dengannya.
 
   
Meskipun aku mengerjakan segala hal dengan setengah-setengah, tapi tidak peduli yang mana, aku bisa memulai lagi.
 
   
  +
Sekarang adalah akhir musim panas, yaitu periode di mana iklimnya mulai mendingin. Hujan sedingin es menembus pakaian yang aku sudah tak ingat lagi seberapa lama kupakai, lantas kehangatan di dalam tubuhku pun mulai lenyap.
Jika aku berusaha maksimal, walaupun aku tidak menjadi yang terbaik, aku setidaknya bisa menjadi profesional.
 
   
  +
[[Image: Mushoku1_05.jpg|thumb]]
[. . . . .]
 
  +
  +
...... Andaikan saja aku bisa sekali lagi memulai semua kehidupan ini dari awal.
   
Kenapa aku dulu tidak melakukan satupun hal yang berguna?
 
   
  +
Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mengatakan itu.
Aku pernah memiliki banyak waktu. Meskipun aku tidak keluar ruangan selama waktu itu, tapi aku duduk di depan komputer dan aku bisa melakukan banyak hal. Walaupun aku bukan yang paling atas, aku bisa tetap di tengah-tengah dan berusaha.
 
   
Manga, Novel, games, atau coding. Jika aku berusaha sebisa mungkin, aku harusnya dapat membuat prestasi-prestasi kecil. Entah apa prestasi-prestasi itu mampu membuatku mendapatkan uang atau tidak.....
 
   
  +
Dulunya aku tidak dilahirkan sebagai manusia busuk seperti ini.
Ah, sudahlah. Itu tidak berguna..
 
   
Aku tidak pernah mencoba sebelumnya. Meskipun aku kembali ke masa lalu, aku mungkin akan jatuh ditempat yang sama dan berhenti ditempat yang sama. Karena aku tidak pernah menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh manusia normal yang lain, aku berakhir seperti ini.
 
   
  +
Aku lahir sebagai putra ketiga dalam keluarga yang agak kaya. Aku memiliki 2 orang kakak laki-laki yang lebih tua dariku, seorang kakak perempuan, dan seorang adik laki-laki. Lebih tepatnya, aku adalah anak keempat dari lima bersaudara. Di sekolah dasar, aku dipuji sebagai siswa yang pandai, walaupun masih kecil.
[Hm?]
 
   
Disuatu tempat di bawah hujan deras ini, aku mendengar orang bertengkar.
 
   
  +
Meskipun aku tidak dianggap sebagai siswa berprestasi, aku sangat ahli dalam dunia game, dan aku jugalah seorang anak nakal yang cukup baik dalam hal olahraga. Aku bahkan pernah menjadi pusat perhatian di kelasku.
Pertengkaran?
 
   
Menyebalkan, aku tidak ingin terlibat. Walaupun aku memikirkan itu, langkah kakiku terus berjalan ke arah suara itu.
 
   
  +
Kemudian, sewaktu duduk di bangku SMP, aku bergabung dengan klub komputer, berkonsultasi melalui majalah, dan aku berhasil menabung cukup banyak uang untuk merakit komputerku sendiri. Akulah yang paling mencolok di antara saudara-saudaraku lainnya, tak satupun dari mereka bisa menulis sebaris code pun.
[---- Itu sebabnya, kau ----]
 
   
[Kau yang ----]
 
   
  +
Titik balik dalam hidupku terjadi disaat SMA ...... tidak, lebih tepatnya itu dimulai pada kelas 3 SMP. Aku begitu sibuk bermain-main dengan komputer, sehingga aku mengabaikan pelajaran. Jika dipikir-pikir, memang itulah saat-saat dimulainya semua ini.
Dari yang kulihat, nampaknya ada 3 murid SMA sedang membuat keributan.
 
   
Dua pria dan satu gadis. Mengenakan seragam yang jarang terlihat yang mempunyai kerah tegak.
 
   
  +
Aku berpikir bahwa belajar tidaklah begitu berguna untuk masa depan. Aku merasa bahwa pelajaran tidak bisa digunakan dalam kehidupan nyata.
Sepertinya keributan itu setingkat dengan peperangan antar dewa, si cowok yang paling tinggi sedang bercekcok dengan satu-satunya cewek disitu. Cowok yang lain mencoba untuk melerai, tapi kedua orang yang bertengkar itu tidak mau mendengarkan sama sekali.
 
   
(Hmm, aku pernah memiliki sesuatu seperti itu)
 
   
  +
Pada akhirnya, aku memasuki SMA yang paling konyol, itu adalah sekolah yang dicap terburuk pada prefektur ini.
Di SMP, aku mempunyai sesuatu seperti teman masa kecil yang imut. Ia masih bisa dianggap imut, dan bisa jadi ia peringkat 4 atau 5 cewek yang paling imut di sekolah. Ia ikut dalam klub lari dan memiliki rambut pendek. Kalau ia sedang jalan-jalan, 2 atau 3 dari 10 orang akan menoleh untuk melihat dia, kira-kira penampilan yang semacam itu.
 
   
Hanya saja saat itu aku sangat antusias akan suatu anime tertentu dan merasa bahwa klub lari harus punya ikat rambut model pony tail (*ekor kuda), jadi aku pikir ia adalah gadis yang jelek.
 
   
  +
Meski begitu, aku tidak peduli.
Tapi, rumahnya cukup dekat, dan kami sering berbagi kelas yang sama selama SD, dan tak hanya sekali kami pulang ke rumah bersama-sama. Kami punya banyak kesempatan untuk ngobrol bersama, dan juga terkadang saling berbeda pendapat. Sayang sekali. Diriku sekarang, hanya dengan mendengar kata-kata: gadis SMP, teman masa kecil, klub lari, sudah cukup untuk bisa membuatku mast*rbasi sebanyak 3 kali.
 
   
Ngomong-ngomong, aku dengar kabar kalau teman masa kecilku itu kelihatannya sudah menikah.
 
   
  +
Aku merasa bahwa seseorang bisa sukses jikalau dia mau serius dalam suatu hal, dan tidak seperti orang-orang idiot itu. Ya, begitulah yang kupikirkan.
Aku kebetulan mendengar rumor ini ketika saudara-saudaraku sedang ngobrol di ruang tamu.
 
   
Hubungan kami sebenarnya tidaklah buruk. Mengenal satu sama lain sejak muda, dan kami juga bisa ngobrol tanpa canggung.
 
   
  +
Aku masih ingat kejadian saat itu.
Meskipun aku tidak berpikir kalau ia menyukaiku, tapi jika aku berusaha keras, masuk ke SMA yang sama, ataupun masuk ke klub lari dan masuk ke sekolah yang sama melalui rekomendasi, aku mungkin bisa memicu flag*, lalu menyatakan perasaanku dengan sikap yang serius, kami mungkin bisa pacaran.
 
   
(flag; sebuah kondisi dalam pemrograman game yang menyebabkan berubahnya sebuah variable, semisal kalau rute menjadi pacar mulai terbuka di game simulasi pacaran)
 
   
  +
Sembari antri untuk membeli makan siang di kantin, ada seorang pria yang memotong antrian.
Dan kemudian menggoda satu sama lain. Bahkan mungkin, melakukan hal-hal 18+ di dalam kelas saat tidak ada siapapun disekitar.
 
   
Hah, emang ini eroge?
 
   
  +
Aku menggerutu beberapa kalimat, seolah-olah aku bertindak seperti jagoan. Semua itu kulakukan karena kebanggaan aneh hasil dari kepribadian <i>chuunibyou</i> yang kumiliki.
(Kalau dipikir-pikir, orang-orang ini benar-benar terjebak dalam kenyataan. Mati aja kalian... Hm?)
 
   
Tiba-tiba, seketika aku menyadari sesuatu.
 
   
  +
Sayangnya, dia adalah <i>senpai</i>-ku, dan merupakan salah satu dari 2 preman paling berbahaya di sekolah ini.
Sebuah truk sedang melaju ke arah mereka dengan kecepatan tinggi.
 
   
Juga, pengemudi di dalam truk.
 
   
  +
Aku akhirnya ditinju di wajah sampai bengkak, kemudian ditelanjangi, lantas diikat di depan sekolah.
Tertidur di setir kemudi.
 
   
Dan mereka bertiga masih belum menyadarinya.
 
   
  +
Dia mengambil banyak foto diriku dalam kondisi seperti itu, dan dengan mudah dia sebarkan ke seluruh sekolah.
[B-b-b-Bahaya, ah]
 
   
Aku mencoba untuk memperingatkan mereka dengan berteriak, tapi karena aku tak pernah menggunakan pita suaraku selama lebih dari 10 tahun, ditambah hujan yang dingin dan rasa nyeri di tulang rusukku, suara pelan dan gagap yang aku keluarkan menghilang dibilas hujan.
 
   
  +
Dalam sekejap aku menjadi siswa paling hina di sekolahan ini, dan ditertawakan banyak orang, bahkan mendapat julukan "bocah kulup*".
Aku harus menyelamatkan mereka, harus. Kenapa kok aku merasa aku harus menyelamatkan mereka, aku memikirkan itu pada waktu yang sama.
 
   
  +
[Kalian tahu “kulup”? Itu adalah kulit di ujung penis yang dikupas ketika seorang laki-laki disunat.]
Aku punya firasat, jika aku tidak menyelamatkan mereka, 5 detik kemudian aku akan menyesalinya. Jika aku melihat 3 orang tertabrak dan menjadi gumpalan daging, aku akan benar-benar menyesalinya.
 
   
  +
Aku tidak pergi ke sekolah selama sebulan, dan menjadi <i>hikikomori</i>. Setelah melihatku dalam keadaan begini, ayah dan saudara-saudaraku mengatakan kata-kata tidak bertanggung jawab seperti: <i>Tunjukkan keberanianmu, lakukan yang terbaik</i>.
Menyesali kenapa aku tidak menyelamatkan mereka.
 
   
Oleh karena itu, aku harus menyelamatkan mereka.
 
   
  +
Bukan aku yang salah.
Toh lagian, tak lama lagi aku mungkin akan mati kelaparan di pinggir jalan. Setidaknya untuk saat itu, aku ingin memiliki kepuasan tersendiri. Aku tidak ingin terus menyesal pada saat terakhir.
 
   
Aku berlari dan tertatih-tatih sepanjang jalan kearah mereka.
 
   
  +
Tak seorang pun dalam situasi begini mampu bersekolah seperti biasanya. Sungguh tak mungkin.
Kakiku yang tidak pernah kugerakkan sejak 10 tahun yang lalu tidak mau mendengarkan pikiranku. Ini pertama kalinya dalam hidupku, aku berharap aku bisa berolahraga lebih banyak. Tulang rusukku yang patah berdenyut dengan rasa nyeri yang tak tertahankan, memperlambat setiap langkahku. Pertama kalinya dalam hidupku aku berharap aku mengkonsumsi lebih banyak kalsium.
 
   
Rasanya sakit. Sakit sekali, sampai-sampai rasanya aku tak bisa lari lagi.
 
   
  +
Dengan demikian, tidak peduli apa yang orang lain katakan, aku sudah kekeuh untuk menempuh gaya hidup <i>hikikomori</i>.
Tapi aku masih tetap berlari. Lari.
 
   
Aku sedang berlari.
 
   
  +
Aku merasa bahwa semua teman yang mengenalku selalu mengejekku ketika melihat foto-foto itu.
Pemuda yang baru saja berselisih tadi memeluk si gadis ketika dia menyadari ada truk mendekat di hadapan matanya.  Pemuda lainnya, yang punggungnya menghadap truk, masih tidak menyadari ada truk yang sedang melaju kencang. Dia hanya terkejut melihat teman cowoknya memeluk teman ceweknya.
 
   
Aku meraih kerahnya tanpa ragu-ragu, dan menggunakan semua kekuatanku untuk menariknya ke belakang. Pemuda itu berhasil kutarik, dan jatuh di luar lintasan truk di tepi jalan.
 
   
  +
Walaupun aku tidak pergi keluar rumah, selama aku masih memiliki komputer dan internet, aku bisa menghabiskan waktu. Karena pengaruh internet inilah, aku tertarik dan melakukan banyak hal. Seperti: merakit model plastik, mewarnai figur, menciptakan weblog. Ibuku bersedia untuk mendukungku, dan sepertinya dia siap mengeluarkan uang selama aku memintanya.
Bagus.
 
   
Masih ada dua lagi.
 
   
  +
Tapi aku mulai muak dengan ini semua, selama kurang dari setahun.
Baru ketika aku memikirkan itu, truk itu ternyata sudah di depanku. Aku hanya berencana untuk menarik mereka dari jarak yang aman, tapi setelah aku menarik mereka kebelakang, gaya sebaliknya* membuatku bergerak maju (*maskudnya gaya aksi dan reaksi).
 
   
Hal yang wajar. Meskipun berat badanku lebih dari 100kg, hal ini tidak akan berubah. Hasil dari menggunakan semua kekuatanku untuk berlari, membuat kakiku gemetar dan terseret oleh momentum.
 
   
  +
Aku kehilangan motivasi setiap kali melihat seseorang menjadi lebih baik dariku.
Tepat ketika aku membuat kontak dengan truk, aku merasa seperti mendapat sorotan dibelakang punggungku.
 
   
Apakah itu kilas balik sebelum kematian yang sering dirumorkan? Aku tidak bisa melihat apapun dalam waktu sesingkat itu. Itu terlalu cepat.
 
   
  +
Di mata orang lain, aku hanyalah sampah. Tapi aku memiliki begitu banyak waktu sembari bersembunyi di balik kegelapan, dan aku tidak punya pekerjaan lain yang bisa kulakukan.
Apa itu artinya konten hidupku terlalu sedikit?
 
   
Aku diterbangkan oleh truk yang beratnya 50 kali lebih berat dariku, ke dinding beton.
 
   
  +
Ah tidak juga, jika dipikir-pikir lagi, itu semua hanyalah sebuah alasan.
[Puhh....!]
 
   
Udara di paru-paruku terdorong keluar. Paru-paruku yang terus meminta udara setelah berlari keras, mengejang.
 
   
  +
Setidaknya, aku memiliki pilihan yang lebih baik untuk menjadi <i>mangaka</i> dan mulai menerbitkan komik web yang mengerikan, atau menjadi seorang novelis web, dan mulai memposting novel.
Aku bahkan tidak bisa mengeluarkan suara. Tapi, aku belum mati. Mungkin karena tumpukan lemak yang menyelamatkanku....
 
   
Tapi setelah aku memikirkan itu, truk itu muncul di depan mataku lagi.
 
   
  +
Banyak orang lain yang terjebak dalam kondisi sama seperti diriku, namun mereka berhasil melakukan hal-hal positif seperti itu.
Tubuhku dipenyet seperti tomat yang pecah diantara truk dan beton.
 
   
  +
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
 
  +
Namun aku mempermainkan dan mengejek karya-karya mereka.
|-
 
  +
| Sebelumnya [[Mushoku Tensei:Volume1_Illustrations|Novel Illustrations]]
 
  +
| Kembali Ke [[Mushoku Tensei (Indonesia)|Halaman Utama]]
 
  +
Aku mengejek kreasi mereka, menganggap diriku sebagai seorang kritikus handal, dan mengatakan hal-hal seperti "Ini lebih buruk daripada sampah", untuk mengkritik mereka dengan pedas.
| Selanjutnya [[Mushoku_Tensei_(Indonesia):Volume_1_Chapter_1|Chapter 01]]
 
  +
|-
 
  +
|}
 
  +
Meskipun berlagak begitu, aku tidak pernah melakukan apapun ......
  +
  +
  +
Aku ingin kembali.
  +
  +
  +
Jikalau memungkinkan, aku ingin kembali ke sekolah dasar, yang merupakan titik tertinggi dalam hidupku, atau kembali ke pertengahan masa SMP. Tidak, walaupun itu satu atau dua tahun yang lalu. Walaupun itu hanya sebentar saja, aku masih bisa melakukan sesuatu di sana. Bahkan, meskipun aku menyerah setengah jalan, aku masih bisa mengulanginya, tak peduli apapun yang akan terjadi nanti.
  +
  +
  +
Jika aku berusaha semaksimal mungkin, meskipun aku gagal menjadi yang terbaik, setidaknya aku telah mencoba untuk menjadi seorang profesional.
  +
  +
  +
"......"
  +
  +
  +
Mengapa aku tidak melakukan apapun sampai sekarang?
  +
  +
  +
Aku pernah punya banyak waktu. Meskipun aku tidak meninggalkan ruanganku selama itu, aku bisa melakukan banyak hal selama aku duduk di depan komputer. Walaupun aku tidak bisa meraih puncak, aku masih bisa berada di tengah-tengah sembari terus berusaha menggapai puncak.
  +
  +
  +
Manga, novel, game, atau bahkan <i>coding</i>. Jika aku berusaha sebaik mungkin, aku pasti bisa membuat suatu prestasi, meskipun hanya prestasi yang kecil. Aku pun tidak peduli apakah prestasi itu bisa menghasilkan uang untukku ......
  +
  +
  +
Ah, sudahlah. Percuma saja.
  +
  +
  +
Aku tidak pernah bekerja keras sebelumnya. Walaupun aku kembali ke masa lalu, mungkin aku akan menjalani hidup yang sama sekali lagi, dan berhenti di tempat yang sama. Aku hanya akan berakhir seperti ini, karena aku tidak pernah bisa menyeberangi rintangan yang manusia normal bisa lalui.
  +
  +
"Hm?"
  +
  +
  +
Pada suatu tempat, di tengah hujan deras, aku bisa mendengar suara orang-orang berdebat.
  +
  +
  +
Mereka meributkan apa?
  +
  +
  +
Ini menjengkelkan. Aku tidak ingin terlibat. Meskipun aku merasa bahwa, kakiku mengajakkan berjalan ke sana.
  +
  +
  +
"---- Itulah sebabnya, kau ----"
  +
  +
  +
"Kamu lah yang-----"
  +
  +
  +
Yang terlihat di mataku adalah tiga siswa SMA, yang sepertinya sedang meributkan tentang pacar.
  +
  +
  +
Dua pria dan satu wanita. Mereka mengenakan seragam siswa berkerah yang tidak umum, dan juga seragam pelaut.
  +
  +
  +
Tampaknya ada semacam perang harem yang sedang terjadi di sini. Pria yang lebih tinggi bertengkar dengan gadis itu, dan pria lainnya berusaha untuk menengahi, tapi dua pihak bertikai tanpa mendengarkan sama sekali.
  +
  +
  +
(Hmm, aku pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya)
  +
  +
  +
Aku pernah memiliki teman masa kecil yang agak manis di SMP. Dia mungkin memang layak dianggap manis, mungkin ada empat atau lima orang seperti itu. Dia berpartisipasi dalam klub lari dan olahraga lainnya, dia juga memiliki rambut yang pendek. Dia mempunyai paras yang bisa menyebabkan dua, atau tiga dari sepuluh orang melirikkan mata padanya. Namun, aku lebih tertarik pada suatu anime tertentu, dan merasa bahwa gadis-gadis yang mengikuti lomba lari harus memiliki potongan rambut kuncir kuda, jadi menurutku dia gak cantik-cantik amat.
  +
  +
  +
Namun, rumahnya dekat dengan rumahku, dan kami sering sekelas ketika masih duduk di bangku SD, jadi kami pulang bersama-sama lebih dari sekali. Kami dulu punya banyak kesempatan untuk berbicara satu sama lain, dan sempat juga beberapa kali bertengkar. Itu sangat disayangkan. Di negaraku saat ini, hanya mendengarkan kata-kata: "SMP", "teman masa kecil", dan "klub maraton", itu sudah cukup bagiku untuk ‘muncrat’ 3 kali.
  +
  +
  +
Ngomong-ngomong, aku mendengar bahwa teman masa kecilku itu telah menikah tujuh tahun yang lalu.
  +
  +
  +
Aku mendengar rumor ini dari ruang tamu, dari pembicaraan saudara-saudaraku.
  +
  +
  +
Hubungan kami tidak buruk. Kami mampu berbicara tanpa topik yang jelas karena kami sudah saling kenal sejak kecil.
  +
  +
  +
Menurutku, dia tidak menyukaiku, tetapi jika aku belajar keras dan berhasil masuk sekolah menengah yang sama, atau jika aku bergabung dengan klub maraton lantas berhasil diterima di sekolah favorit, maka aku mungkin telah mengangkat bendera <ref>ini adalah suatu kondisi pada program game yang memungkinkan berubahnya berbagai hal, seperti ketika kau berhasil mendapatkan pacar, atau sejenisnya</ref>. Jika aku menembaknya dengan serius, bukannya tidak mungkin kami sudah berkencan sekarang ..
  +
  +
  +
Aku bisa saja saling bertengkar dengan temanku lainnya untuk memperebutkan gadis itu, persis seperti yang dilakukan tiga orang di hadapanku saat ini, dan kami bahkan mungkin telah melakukan hal-hal menyimpang di kelas kosong setelah pulang sekolah.
  +
  +
  +
Hah, <i>eroge</i> macam apa ini?
  +
  +
  +
(Kalau dipikir-pikir, orang-orang ini benar-benar <i>riajuu</i> terkutuk. Gitu saja bertengkar .... Hm?)
  +
  +
  +
Tiba-tiba, di saat itu, aku menyadarinya.
  +
  +
  +
Sebuah truk melaju menuju tiga orang itu dengan kecepatan yang luar biasa.
  +
  +
  +
Dan juga, sang sopir truk tampak tidak fokus.
  +
  +
  +
Ia mengemudi dalam keadaan ngantuk.
  +
  +
  +
Dan tiga orang itu masih saja belum menyadari kedatangan truk tersebut.
  +
  +
  +
"B-b-b-b-b-bahaya !!"
  +
  +
  +
Aku mencoba memperingatkan mereka dengan berteriak, tapi aku belum pernah menggunakan pita suaraku sepenuhnya dalam 10 tahun terakhir ini, ditambah lagi, hujan yang dingin dan rasa sakit di tulang rusukku menyebabkan suaraku semakin menyusut. Suaraku yang begitu kecil pun lenyap di antara lebatnya hujan.
  +
  +
  +
Aku harus menyelamatkan mereka, aku harus. Namun pada saat itu juga, aku berpikir bahwa, kenapa aku harus menyelamatkan mereka?
  +
  +
  +
Aku punya firasat bahwa, jika aku tidak menyelamatkan mereka, aku akan menyesal lima detik kemudian. Aku benar-benar akan menyesal jika aku melihat trio itu menjadi daging cincang setelah digilas oleh truk tersebut.
  +
  +
  +
Penyesalan tidak akan menyelamatkan mereka.
  +
  +
  +
Oleh karena itu, aku sendirilah yang harus menyelamatkan mereka.
  +
  +
  +
Toh, sebentar lagi si pengangguran ini juga akan mati di tepi jalan karena kelaparan. Oleh karena itu, setidaknya biarkan aku merasakan sedikit kepuasan berbuat baik pada saat-saat terakhir.
  +
  +
  +
Aku tidak mau terus menyesal sampai akhir hayat.
  +
  +
  +
....Aku berlari dan tertatih-tatih menuju ke arah mereka.
  +
  +
  +
Walaupun aku sudah memerintahkan kakiku untuk bergerak, namun mereka tak kunjung bergeser, mungkin ini karena aku jarang menggerakkannya selama 10 tahun terakhir. Ini adalah pertama kalinya seumur hidup, bahwa aku menyesal karena jarang berolahraga. Tulang rusuk yang patah terus menyiksaku dengan rasa sakit yang luar biasa, sehingga menghalangi setiap langkahku. Ini juga pertama kali dalam hidupku, aku menyesal karena tidak banyak mengonsumsi kalisium.
  +
  +
  +
Rasanya sakit. Sakit, sampai-sampai aku tidak bisa berlari.
  +
  +
  +
Tapi, ternyata aku masih bisa bergerak, walaupun sangat pelan. Larilah !!
  +
  +
  +
Aku berlari.
  +
  +
  +
Pria yang masih saja bertengkar itu memeluk si gadis ketika ia melihat truk mendekat di depan matanya. Sedangkan pria lainnya menghadapkan punggung ke arah truk, sehingga dia masih belum melihat kedatangannya, namun dia tiba-tiba terkejut setelah melihat tingkah temannya. Aku berhasil meraih kerahnya tanpa ragu-ragu, dan kugunakan semua kekuatanku untuk menariknya mundur.
  +
  +
  +
Anak itu tertarik, lantas jatuh ke pinggir jalan, sehingga keluar dari jalur lintasan truk tersebut.
  +
  +
  +
Bagus, sekarang masih ada 2 lagi.
  +
  +
  +
Tepat ketika aku memikirkan itu, truk tersebut sudah ada di depanku. Aku baru saja berencana untuk menarik mereka ke tempat yang aman, tapi ketika aku menarik mereka, daya hempas membuat tubuhku maju ke depan.
  +
  +
  +
Sudah kuduga, dan itu bukanlah masalah meskipun berat tubuhku lebih dari 100 kg. Setelah berlarian dengan kaki gemetar, aku terseret maju oleh kekuatan momentum.
  +
  +
  +
Aku merasakan cahaya di belakangku, saat tertabrak oleh truk itu.
  +
  +
  +
Apakah ini yang disebut cahaya kilas balik kehidupan ketika ajalmu sudah dekat? Aku tidak bisa melihat apapun selama beberapa detik. Itu terlalu cepat.
  +
  +
  +
Apakah itu berarti bahwa aku tidak pernah melakukan hal-hal yang besar dalam hidupku?
  +
  +
  +
Aku terkirim terbang ke dinding beton setelah terhantam oleh truk yang 50 kali lebih berat daripada bobot tubuhku.
  +
  +
  +
"PUHH .....!"
  +
  +
  +
Udara di paru-paruku terkuras. Paru-paruku kejang karena membutuhkan banyak udara segar setelah berusaha begitu keras.
  +
  +
  +
Aku tidak bisa mengeluarkan suara. Tapi aku belum mati. Mungkin, lemak yang tergumpal di dalam tubuhku lah, yang sudah menyelamatkan nyawaku......
  +
  +
  +
Tapi setelah aku memikirkan itu, truk tersebut sekali lagi muncul di depan mataku.
  +
  +
  +
Aku tergencet bagaikan tomat yang diapit oleh lantai beton dan truk raksasa.

Latest revision as of 09:29, 22 January 2022

Prolog[edit]

Aku [1] adalah seorang tunawisma dan pengangguran yang berusia 34 tahun.


Aku berbadan gemuk dan jelek, namun aku adalah seorang pria baik yang menyesali bagaimana menjalani hidup.


Sebenarnya, 3 jam yang lalu aku bukanlah seorang tunawisma; aku adalah seorang NEET* veteran yang tidak meninggalkan kamar selama setahun terakhir.

[NEET merupakan kepanjangan dari Not Employment, Education, or Training. Istilah ini pertama kali muncul di daerah Inggris pada tahun 90an, istilah ini ditujukan pada orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan (pengangguran) pada usia berkisar 16 hingga 18 tahun. Dikutip dari www.J-cul.com]

Namun, orang tuaku telah meninggal tanpa kusadari.


Sebagai NEET, aku bahkan tidak menghadiri pertemuan keluarga, apalagi pemakamannya.


Dan pada akhirnya, aku diusir dari rumah.


Aku memukul keras dinding dan lantai, dan meraba-raba sekitar seakan tidak ada seorang pun di rumah, dan tentu saja tak ada seorang pun yang berbicara padaku.


Aku melakukan masturbasi di kamar pada hari pemakaman orang tuaku, dan pada saat itulah saudaraku tiba-tiba bergegas masuk, dia mengenakan pakaian berkabung, dan menyatakan bahwa semua keluarga akan memutuskan hubungan denganku.


Aku mengabaikan mereka, lantas adik laki-lakiku mengambil tongkat kayu, kemudian menghancurkan komputer yang lebih kuhargai daripada nyawaku sendiri.


Dalam keadaan setengah gila, aku menerjang mereka, tapi kakakku adalah seorang atlet karate level tinggi, sehingga aku pun dihajarnya dengan kejam.


Aku menangis dan memohon pengampunan dengan menjijikkan, tapi mereka mempersilahkan aku keluar dari pintu, dan bahkan aku tidak punya waktu untuk mengganti baju.


Dadaku terasa begitu sakit (mungkin itu juga karena sebagian tulang rusukku hancur), lantas aku berjalan dengan lunglai di jalanan kota.


Suara teguran dari saudara kandung ketika aku meninggalkan rumah, bergema di telingaku.


Itu adalah penghinaan keras yang sulit kuterima.


Hatiku benar-benar hancur.


Apa kesalahan yang telah aku perbuat?


Yang lakukan hanyalah masturbasi ketika menonton video loli ber-mosaic pada hari ketika ortuku dimakamkan ..... [2]


Apa yang harus aku lakukan selanjutnya?


Tidak, sejujurnya aku benar-benar tahu apa yang akan kulakukan selanjutnya.


Yaitu, mencari pekerjaan pekerjaan atau paruh waktu, kemudian menemukan tempat tinggal dan mencari makan sendiri.


Bagaimana aku menghadapi ini semua?


Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk mencari pekerjaan.


Hmm, aku masih tahu tentang pergi ke "Hello" [3]


Tapi, meskipun aku tidak pamer bahwa aku memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun dalam menjadi hikikomori, gimana caranya aku tahu dimanakah Hello berada? Lagipula, walaupun aku menemukan letak Hello, kudengar bahwa mereka hanya memperkenalkan berbagai macam pekerjaan.


Aku harus membawa resume, pergi ke tempat yang telah mereka rekomendasikan, kemudian diwawancarai. Aku harus pergi untuk menghadiri sebuah wawancara, dengan mengenakan pakaian olahraga kotor tertutup keringat dan darah??


Bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan pekerjaan dengan kondisi seperti ini. Andaikan aku yang berada pada posisi bosnya, gak mungkin lah aku mengerjakan orang dalam kondisi seperti ini, meskipun orang itu adalah temanku. Mungkin aku akan bersimpati padanya, tapi aku sungguh tidak akan memperkerjakannya.


Apakah ada toko yang menjual kertas lamaran?


Toko alat tulis? Minimarket?


Mungkin jika pergi ke minimarket, aku bisa mendapatkan barang-barang itu, tapi aku tidak punya uang.


Lagian, apa yang selanjutnya akan kulakukan setelah berhasil mendapatkan barang-barang itu?


Anggap saja aku memperoleh keberuntungan, berhasil meminjam uang dari lembaga keuangan, mendapatkan baju ganti, dan membeli beberapa kertas lamaran serta alat tulis..........


Aku pernah mendengar bahwa kau tidak akan bisa menyelesaikan resume jika kau tidak mencantumkan dimanakah tempat tinggalmu.


Ini sudah berakhir. Tepat pada saat ini, aku merasakan bahwa hidupku mencapai akhir.


..... Hah.


Hujan mulai turun.


Sekarang adalah akhir musim panas, yaitu periode di mana iklimnya mulai mendingin. Hujan sedingin es menembus pakaian yang aku sudah tak ingat lagi seberapa lama kupakai, lantas kehangatan di dalam tubuhku pun mulai lenyap.

Mushoku1 05.jpg

...... Andaikan saja aku bisa sekali lagi memulai semua kehidupan ini dari awal.


Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mengatakan itu.


Dulunya aku tidak dilahirkan sebagai manusia busuk seperti ini.


Aku lahir sebagai putra ketiga dalam keluarga yang agak kaya. Aku memiliki 2 orang kakak laki-laki yang lebih tua dariku, seorang kakak perempuan, dan seorang adik laki-laki. Lebih tepatnya, aku adalah anak keempat dari lima bersaudara. Di sekolah dasar, aku dipuji sebagai siswa yang pandai, walaupun masih kecil.


Meskipun aku tidak dianggap sebagai siswa berprestasi, aku sangat ahli dalam dunia game, dan aku jugalah seorang anak nakal yang cukup baik dalam hal olahraga. Aku bahkan pernah menjadi pusat perhatian di kelasku.


Kemudian, sewaktu duduk di bangku SMP, aku bergabung dengan klub komputer, berkonsultasi melalui majalah, dan aku berhasil menabung cukup banyak uang untuk merakit komputerku sendiri. Akulah yang paling mencolok di antara saudara-saudaraku lainnya, tak satupun dari mereka bisa menulis sebaris code pun.


Titik balik dalam hidupku terjadi disaat SMA ...... tidak, lebih tepatnya itu dimulai pada kelas 3 SMP. Aku begitu sibuk bermain-main dengan komputer, sehingga aku mengabaikan pelajaran. Jika dipikir-pikir, memang itulah saat-saat dimulainya semua ini.


Aku berpikir bahwa belajar tidaklah begitu berguna untuk masa depan. Aku merasa bahwa pelajaran tidak bisa digunakan dalam kehidupan nyata.


Pada akhirnya, aku memasuki SMA yang paling konyol, itu adalah sekolah yang dicap terburuk pada prefektur ini.


Meski begitu, aku tidak peduli.


Aku merasa bahwa seseorang bisa sukses jikalau dia mau serius dalam suatu hal, dan tidak seperti orang-orang idiot itu. Ya, begitulah yang kupikirkan.


Aku masih ingat kejadian saat itu.


Sembari antri untuk membeli makan siang di kantin, ada seorang pria yang memotong antrian.


Aku menggerutu beberapa kalimat, seolah-olah aku bertindak seperti jagoan. Semua itu kulakukan karena kebanggaan aneh hasil dari kepribadian chuunibyou yang kumiliki.


Sayangnya, dia adalah senpai-ku, dan merupakan salah satu dari 2 preman paling berbahaya di sekolah ini.


Aku akhirnya ditinju di wajah sampai bengkak, kemudian ditelanjangi, lantas diikat di depan sekolah.


Dia mengambil banyak foto diriku dalam kondisi seperti itu, dan dengan mudah dia sebarkan ke seluruh sekolah.


Dalam sekejap aku menjadi siswa paling hina di sekolahan ini, dan ditertawakan banyak orang, bahkan mendapat julukan "bocah kulup*".

[Kalian tahu “kulup”? Itu adalah kulit di ujung penis yang dikupas ketika seorang laki-laki disunat.]

Aku tidak pergi ke sekolah selama sebulan, dan menjadi hikikomori. Setelah melihatku dalam keadaan begini, ayah dan saudara-saudaraku mengatakan kata-kata tidak bertanggung jawab seperti: Tunjukkan keberanianmu, lakukan yang terbaik.


Bukan aku yang salah.


Tak seorang pun dalam situasi begini mampu bersekolah seperti biasanya. Sungguh tak mungkin.


Dengan demikian, tidak peduli apa yang orang lain katakan, aku sudah kekeuh untuk menempuh gaya hidup hikikomori.


Aku merasa bahwa semua teman yang mengenalku selalu mengejekku ketika melihat foto-foto itu.


Walaupun aku tidak pergi keluar rumah, selama aku masih memiliki komputer dan internet, aku bisa menghabiskan waktu. Karena pengaruh internet inilah, aku tertarik dan melakukan banyak hal. Seperti: merakit model plastik, mewarnai figur, menciptakan weblog. Ibuku bersedia untuk mendukungku, dan sepertinya dia siap mengeluarkan uang selama aku memintanya.


Tapi aku mulai muak dengan ini semua, selama kurang dari setahun.


Aku kehilangan motivasi setiap kali melihat seseorang menjadi lebih baik dariku.


Di mata orang lain, aku hanyalah sampah. Tapi aku memiliki begitu banyak waktu sembari bersembunyi di balik kegelapan, dan aku tidak punya pekerjaan lain yang bisa kulakukan.


Ah tidak juga, jika dipikir-pikir lagi, itu semua hanyalah sebuah alasan.


Setidaknya, aku memiliki pilihan yang lebih baik untuk menjadi mangaka dan mulai menerbitkan komik web yang mengerikan, atau menjadi seorang novelis web, dan mulai memposting novel.


Banyak orang lain yang terjebak dalam kondisi sama seperti diriku, namun mereka berhasil melakukan hal-hal positif seperti itu.


Namun aku mempermainkan dan mengejek karya-karya mereka.


Aku mengejek kreasi mereka, menganggap diriku sebagai seorang kritikus handal, dan mengatakan hal-hal seperti "Ini lebih buruk daripada sampah", untuk mengkritik mereka dengan pedas.


Meskipun berlagak begitu, aku tidak pernah melakukan apapun ......


Aku ingin kembali.


Jikalau memungkinkan, aku ingin kembali ke sekolah dasar, yang merupakan titik tertinggi dalam hidupku, atau kembali ke pertengahan masa SMP. Tidak, walaupun itu satu atau dua tahun yang lalu. Walaupun itu hanya sebentar saja, aku masih bisa melakukan sesuatu di sana. Bahkan, meskipun aku menyerah setengah jalan, aku masih bisa mengulanginya, tak peduli apapun yang akan terjadi nanti.


Jika aku berusaha semaksimal mungkin, meskipun aku gagal menjadi yang terbaik, setidaknya aku telah mencoba untuk menjadi seorang profesional.


"......"


Mengapa aku tidak melakukan apapun sampai sekarang?


Aku pernah punya banyak waktu. Meskipun aku tidak meninggalkan ruanganku selama itu, aku bisa melakukan banyak hal selama aku duduk di depan komputer. Walaupun aku tidak bisa meraih puncak, aku masih bisa berada di tengah-tengah sembari terus berusaha menggapai puncak.


Manga, novel, game, atau bahkan coding. Jika aku berusaha sebaik mungkin, aku pasti bisa membuat suatu prestasi, meskipun hanya prestasi yang kecil. Aku pun tidak peduli apakah prestasi itu bisa menghasilkan uang untukku ......


Ah, sudahlah. Percuma saja.


Aku tidak pernah bekerja keras sebelumnya. Walaupun aku kembali ke masa lalu, mungkin aku akan menjalani hidup yang sama sekali lagi, dan berhenti di tempat yang sama. Aku hanya akan berakhir seperti ini, karena aku tidak pernah bisa menyeberangi rintangan yang manusia normal bisa lalui.

"Hm?"


Pada suatu tempat, di tengah hujan deras, aku bisa mendengar suara orang-orang berdebat.


Mereka meributkan apa?


Ini menjengkelkan. Aku tidak ingin terlibat. Meskipun aku merasa bahwa, kakiku mengajakkan berjalan ke sana.


"---- Itulah sebabnya, kau ----"


"Kamu lah yang-----"


Yang terlihat di mataku adalah tiga siswa SMA, yang sepertinya sedang meributkan tentang pacar.


Dua pria dan satu wanita. Mereka mengenakan seragam siswa berkerah yang tidak umum, dan juga seragam pelaut.


Tampaknya ada semacam perang harem yang sedang terjadi di sini. Pria yang lebih tinggi bertengkar dengan gadis itu, dan pria lainnya berusaha untuk menengahi, tapi dua pihak bertikai tanpa mendengarkan sama sekali.


(Hmm, aku pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya)


Aku pernah memiliki teman masa kecil yang agak manis di SMP. Dia mungkin memang layak dianggap manis, mungkin ada empat atau lima orang seperti itu. Dia berpartisipasi dalam klub lari dan olahraga lainnya, dia juga memiliki rambut yang pendek. Dia mempunyai paras yang bisa menyebabkan dua, atau tiga dari sepuluh orang melirikkan mata padanya. Namun, aku lebih tertarik pada suatu anime tertentu, dan merasa bahwa gadis-gadis yang mengikuti lomba lari harus memiliki potongan rambut kuncir kuda, jadi menurutku dia gak cantik-cantik amat.


Namun, rumahnya dekat dengan rumahku, dan kami sering sekelas ketika masih duduk di bangku SD, jadi kami pulang bersama-sama lebih dari sekali. Kami dulu punya banyak kesempatan untuk berbicara satu sama lain, dan sempat juga beberapa kali bertengkar. Itu sangat disayangkan. Di negaraku saat ini, hanya mendengarkan kata-kata: "SMP", "teman masa kecil", dan "klub maraton", itu sudah cukup bagiku untuk ‘muncrat’ 3 kali.


Ngomong-ngomong, aku mendengar bahwa teman masa kecilku itu telah menikah tujuh tahun yang lalu.


Aku mendengar rumor ini dari ruang tamu, dari pembicaraan saudara-saudaraku.


Hubungan kami tidak buruk. Kami mampu berbicara tanpa topik yang jelas karena kami sudah saling kenal sejak kecil.


Menurutku, dia tidak menyukaiku, tetapi jika aku belajar keras dan berhasil masuk sekolah menengah yang sama, atau jika aku bergabung dengan klub maraton lantas berhasil diterima di sekolah favorit, maka aku mungkin telah mengangkat bendera [4]. Jika aku menembaknya dengan serius, bukannya tidak mungkin kami sudah berkencan sekarang ..


Aku bisa saja saling bertengkar dengan temanku lainnya untuk memperebutkan gadis itu, persis seperti yang dilakukan tiga orang di hadapanku saat ini, dan kami bahkan mungkin telah melakukan hal-hal menyimpang di kelas kosong setelah pulang sekolah.


Hah, eroge macam apa ini?


(Kalau dipikir-pikir, orang-orang ini benar-benar riajuu terkutuk. Gitu saja bertengkar .... Hm?)


Tiba-tiba, di saat itu, aku menyadarinya.


Sebuah truk melaju menuju tiga orang itu dengan kecepatan yang luar biasa.


Dan juga, sang sopir truk tampak tidak fokus.


Ia mengemudi dalam keadaan ngantuk.


Dan tiga orang itu masih saja belum menyadari kedatangan truk tersebut.


"B-b-b-b-b-bahaya !!"


Aku mencoba memperingatkan mereka dengan berteriak, tapi aku belum pernah menggunakan pita suaraku sepenuhnya dalam 10 tahun terakhir ini, ditambah lagi, hujan yang dingin dan rasa sakit di tulang rusukku menyebabkan suaraku semakin menyusut. Suaraku yang begitu kecil pun lenyap di antara lebatnya hujan.


Aku harus menyelamatkan mereka, aku harus. Namun pada saat itu juga, aku berpikir bahwa, kenapa aku harus menyelamatkan mereka?


Aku punya firasat bahwa, jika aku tidak menyelamatkan mereka, aku akan menyesal lima detik kemudian. Aku benar-benar akan menyesal jika aku melihat trio itu menjadi daging cincang setelah digilas oleh truk tersebut.


Penyesalan tidak akan menyelamatkan mereka.


Oleh karena itu, aku sendirilah yang harus menyelamatkan mereka.


Toh, sebentar lagi si pengangguran ini juga akan mati di tepi jalan karena kelaparan. Oleh karena itu, setidaknya biarkan aku merasakan sedikit kepuasan berbuat baik pada saat-saat terakhir.


Aku tidak mau terus menyesal sampai akhir hayat.


....Aku berlari dan tertatih-tatih menuju ke arah mereka.


Walaupun aku sudah memerintahkan kakiku untuk bergerak, namun mereka tak kunjung bergeser, mungkin ini karena aku jarang menggerakkannya selama 10 tahun terakhir. Ini adalah pertama kalinya seumur hidup, bahwa aku menyesal karena jarang berolahraga. Tulang rusuk yang patah terus menyiksaku dengan rasa sakit yang luar biasa, sehingga menghalangi setiap langkahku. Ini juga pertama kali dalam hidupku, aku menyesal karena tidak banyak mengonsumsi kalisium.


Rasanya sakit. Sakit, sampai-sampai aku tidak bisa berlari.


Tapi, ternyata aku masih bisa bergerak, walaupun sangat pelan. Larilah !!


Aku berlari.


Pria yang masih saja bertengkar itu memeluk si gadis ketika ia melihat truk mendekat di depan matanya. Sedangkan pria lainnya menghadapkan punggung ke arah truk, sehingga dia masih belum melihat kedatangannya, namun dia tiba-tiba terkejut setelah melihat tingkah temannya. Aku berhasil meraih kerahnya tanpa ragu-ragu, dan kugunakan semua kekuatanku untuk menariknya mundur.


Anak itu tertarik, lantas jatuh ke pinggir jalan, sehingga keluar dari jalur lintasan truk tersebut.


Bagus, sekarang masih ada 2 lagi.


Tepat ketika aku memikirkan itu, truk tersebut sudah ada di depanku. Aku baru saja berencana untuk menarik mereka ke tempat yang aman, tapi ketika aku menarik mereka, daya hempas membuat tubuhku maju ke depan.


Sudah kuduga, dan itu bukanlah masalah meskipun berat tubuhku lebih dari 100 kg. Setelah berlarian dengan kaki gemetar, aku terseret maju oleh kekuatan momentum.


Aku merasakan cahaya di belakangku, saat tertabrak oleh truk itu.


Apakah ini yang disebut cahaya kilas balik kehidupan ketika ajalmu sudah dekat? Aku tidak bisa melihat apapun selama beberapa detik. Itu terlalu cepat.


Apakah itu berarti bahwa aku tidak pernah melakukan hal-hal yang besar dalam hidupku?


Aku terkirim terbang ke dinding beton setelah terhantam oleh truk yang 50 kali lebih berat daripada bobot tubuhku.


"PUHH .....!"


Udara di paru-paruku terkuras. Paru-paruku kejang karena membutuhkan banyak udara segar setelah berusaha begitu keras.


Aku tidak bisa mengeluarkan suara. Tapi aku belum mati. Mungkin, lemak yang tergumpal di dalam tubuhku lah, yang sudah menyelamatkan nyawaku......


Tapi setelah aku memikirkan itu, truk tersebut sekali lagi muncul di depan mataku.


Aku tergencet bagaikan tomat yang diapit oleh lantai beton dan truk raksasa.

  1. dia menggunakan “ore” di sini, dalam bab-bab selanjutnya, dia akan menggunakan “boku”
  2. pada versi Light Novel-nya, kalimat ini bernada pelan, hanya disebutkan bahwa dia Onani pada “JAV yang hampir tak ber-mosaic”
  3. Hello Work adalah agensi pemerintah Jepang untuk memperkenalkan pekerjaan
  4. ini adalah suatu kondisi pada program game yang memungkinkan berubahnya berbagai hal, seperti ketika kau berhasil mendapatkan pacar, atau sejenisnya