Difference between revisions of "Mushoku Tensei (Indonesia):Volume 1 Chapter 1"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
 
m
 
(2 intermediate revisions by 2 users not shown)
Line 1: Line 1:
  +
==Bab 1 – Mungkinkah ini dunia lain?==
Ketika aku tersadar, yang pertama kali aku rasakan adalah mataku terasa silau.
 
   
  +
Ketika aku terbangun, hal pertama yang dapat ku rasakan adalah kesilauan yang ada di mataku.
Cahaya memasuki mataku, dan aku menyipitkan mataku karena merasa tak nyaman.
 
   
Ketika aku merasa mataku sudah bisa menyesuaikan dengan terangnya cahaya, aku melihat gadis muda dengan rambut berwarna emas menatapku.
 
   
  +
Cahaya memenuhi pengheliatanku, dan aku menyipitkan mataku dalam ketidaknyamanan.
Seorang gadis cantik..... Bukan, seorang wanita cantik akan lebih tepat untuk mendeskripsikannya.
 
   
(Siapa?)
 
   
  +
Setelah mataku terbiasa dengan kecerahan, aku menemukan seorang wanita muda berambut pirang menatapku.
Di sisinya, seorang pria dengan rambut coklat dengan umur yang kira-kira sama dengan si wanita menunjukkan senyuman kecil yang kaku.
 
   
Seorang pria yang tampak kuat dan arogan. Otot-ototnya luar biasa.
 
   
  +
Seorang gadis cantik...... tidak, seorang wanita cantik akan lebih tepat.
Memiliki rambut coklat, dan bersifat arogan. Melihat orang yang memiliki penampilan seperti seorang berandalan ini, aku harusnya menunjukkan reaksi penolakan, tapi anehnya, tak sedikitpun aku merasa tak nyaman.
 
   
Itu mungkin karena warna rambut pria tidak disebabkan oleh pewarna rambut. Itu adalah rambut berwarna coklat alami yang sangat indah.
 
   
  +
(Siapa dia?)
[-----XX----XXXX]
 
   
Wanita itu merekahkan senyuman padaku dan mengatakan sesuatu.
 
   
  +
Di sampingnya ada seorang pria dengan rambut cokelat dengan usia muda yang sama, memberikan senyum kaku ke arahku.
Apa yang ia katakan? Ucapannya terdengar aneh, dan aku tidak mengerti sama sekali.
 
   
Apa mungkin dia bukan orang Jepang?
 
   
  +
Seorang pria kuat dan terlihat arogan. Otot-ototnya terlihat menakjubkan.
[------XXXXXX----XXXX]
 
   
Si pria menunjukkan ekspresi ramah dan menjawab si wanita. Serius deh, apa yang barusan dia ucapkan? Aku tidak mengerti sama sekali.
 
   
  +
Rambut cokelat, tipe arogan. Melihat pada penampilannya, aku seharusnya merasa takut. Anehnya, aku tidak merasa jika dia tidak menyenangkan.
[-----XX-----XXXX]
 
   
Suara orang ketiga terdengar dari suatu tempat.
 
   
  +
Rambutnya berwarna cokelat indah, mungkin karena rambutnya tidak dicat, aku pikir.
Aku tidak bisa melihatnya.
 
   
Aku mencoba untuk duduk, dan bertanya pada mereka "Dimana tempat ini, dan siapa kalian?"
 
   
  +
"----- XX ----- XXXX"
Meskipun aku seorang hikikomori, aku masih bisa berkomunikasi dengan orang lain.
 
  +
  +
  +
Wanita itu menampilkan sebuah senyuman saat melihatku dan mengatakan sesuatu.
  +
  +
  +
Apa yang dia katakan? Merasa bingung, aku tidak bisa mendengar dengan jelas dan tidak mengerti sama sekali.
  +
  +
  +
Apakah itu bukan bahasa Jepang?
  +
  +
  +
"------ XXXXX ---- XXX," pria itu menjawab dengan ekspresi lembut. Sungguh, apa yang dia katakan? Aku tidak mengerti sama sekali.
  +
  +
  +
"------ XX ----- XXX"
  +
  +
  +
Suara orang ketiga datang dari suatu tempat.
  +
  +
  +
Aku tidak bisa melihat mereka.
  +
  +
  +
Aku mencoba untuk duduk dan bertanya pada mereka, "Di mana ini, dan siapa kalian?"
  +
  +
  +
Bahkan jika aku seorang hikikomori, aku bukan pecundang yang tidak bisa berkomunikasi.
  +
   
 
Aku masih bisa melakukan sesuatu seperti ini.
 
Aku masih bisa melakukan sesuatu seperti ini.
   
[Ah, Ah-------]
 
   
Tapi, apa yang keluar dari mulutku, aku tak mengerti dengan jelas, entah itu adalah erangan atau hanya nafas berat.
 
   
  +
"Ah ah------"
Tubuhku tidak bisa digerakkan.
 
  +
  +
  +
Tapi aku tidak tahu apakah apa yang keluar dari bibir aku berupa erangan atau hanya napas berat.
  +
  +
  +
Tubuhku tidak bisa bergerak.
  +
  +
  +
Aku merasakan sensasi di jari-jari dan pergelangan tanganku, tapi aku tidak bisa menggerakkan tubuh bagian atasku.
  +
  +
  +
"XXX - XXXXX"
  +
  +
  +
Pada akhirnya, pria itu menggendongku.
  +
  +
  +
Ini adalah sebuah lelucon, kan? Tubuhku beratnya lebih dari 100 kilogram, dan ia mengangkatku begitu mudah....
   
Aku merasakan sensasi dari jari-jari dan pergelangan tanganku, tapi aku tidak bisa menggerakan tubuh atasku.
 
   
  +
Tidak, mungkin aku berada dalam koma selama belasan hari, dan itu menyebabkan berat badanku turun.
[XXX--XXXXXX]
 
   
Pada akhirnya, pria itu mengangkatku.
 
   
  +
Itu adalah insiden besar. Ada kemungkinan besar bahwa aku kehilangan lengan atau kakiku.
Ini bercanda, kan? Berat badanku yang lebih dari 100kg, diangkat begitu mu....
 
   
Tidak, mungkin aku koma selama lebih dari puluhan hari, dan itu membuat berat badanku turun drastis.
 
   
  +
(Sebuah nasib lebih buruk daripada kematian, kah......)
Dari insiden besar semacam itu, kemungkinan untuk kehilangan tangan atau kaki sangat tinggi.
 
   
[Takdir yang lebih buruk daripada mati, hah....]
 
   
 
Pada hari itu.
 
Pada hari itu.
   
Itu adalah pikiranku.
 
   
  +
Itulah pikiranku.
----
 
  +
  +
   
 
Sebulan berlalu.
 
Sebulan berlalu.
   
Sepertinya aku bereinkarnasi.
 
   
Aku akhirnya menyadari fakta ini.
+
Sepertinya aku bereinkarnasi. Aku akhirnya menyadari fakta itu.
   
Aku menjadi bayi.
 
   
  +
Aku telah kembali menjadi bayi.
Ketika aku digendong, dan tubuhku sendiri masuk ke dalam sudut pandangku, aku menyadari fakta ini.
 
   
Meskipun aku tidak tahu kenapa aku masih punya ingatan masa laluku, aku pikir itu bukanlah hal yang buruk.
 
   
  +
Aku sudah mengkonfirmasi ini ketika aku digendong dan tubuhku terlihat di hadapanku.
Tetap memiliki ingatan setelah mengalami reinkarnasi---- Semua orang, pasti akan pernah memiliki khayalan seperti itu setidaknya sekali dalam seumur hidup.
 
   
Tapi aku tak mengira bahwa khayalan seperti itu akan menjadi kenyataan....
 
   
  +
Aku tidak tahu mengapa aku masih memiliki kenangan masa laluku, tapi itu tidak masalah memiliki ingatanku.
Dua orang pertama yang aku lihat ketika aku membuka mataku, kelihatannya adalah orang tuaku.
 
   
Umur mereka mungkin sekitar 20 tahun paruh pertama. Mereka jelas-jelas lebih muda dari diriku di kehidupan dahulu.
 
   
  +
Memiliki kenangan saat reinkarnasi ----- siapa pun akan terhibur dengan delusi seperti itu setidaknya sekali.
Dari sudut pandang seseorang yang berumur 34 tahun, memanggil mereka kaum remaja tidaklah salah.
 
   
Mempunyai anak pada umur segitu, benar-benar membuat orang-orang iri pada mereka.
 
   
  +
Tapi aku tidak berpikir bahwa khayalan seperti itu akan menjadi kenyataan......
Aku sudah menyadarinya dari awal, tapi sepertinya tempat ini bukan Jepang.
 
   
Bahasanya berbeda, wajah orang tuaku tidak terlihat seperti orang Jepang, dan pakaian merekapun terlihat seperti berasal dari kampung.
 
   
  +
Pasangan pertama yang telah kulihat ketika aku membuka mataku tampaknya merupakan orang tuaku.
Aku tidak bisa melihat apapun yang mendekati perangkat elektronik (Orang yang mengenakan pakaian seperti maid menggunakan kain untuk membersihkan barang-barang), dan berbagai peralatan seperti mangkuk dan furnitur, semuanya terbuat dari kayu secara kasar. Tempat ini mungkin bukan sebuah negara yang maju dan berkembang.
 
   
Tentunya, masih ada kemungkinan kalau mereka ternyata sangatlah miskin dan tak bisa membayar biaya listrik.
 
   
  +
Mereka mungkin berusia awal 20-an.
..... Mungkin, teori itu yang memiliki kemungkinan paling tinggi?
 
   
Karena ada seseorang yang terlihat seperti pembantu, aku pikir mereka pasti punya uang, tapi jika pembantu itu adalah orang yang memiliki hubungan saudara dari pihak ayah atau ibu, maka itu tidaklah aneh. Membersihkan rumah adalah hal yang sangat normal.
 
   
  +
Jelas, mereka lebih muda dariku dalam kehidupan masa laluku.
Aku pasti ingin memulai hidupku dari awal, tapi tinggal di keluarga yang tidak bisa membayar tagihan listrik, membuatku sangat gelisah.
 
  +
  +
  +
Dari perspektif manusia berusia 34 tahun, itu baik-baik saja untuk memanggil mereka muda.
  +
  +
  +
Itu benar-benar membuatku iri bahwa mereka memiliki anak pada usia itu.
  +
  +
  +
Aku sudah menyadari ini dari awal, tapi aku tampaknya tidak berada di Jepang.
  +
  +
  +
Bahasanya berbeda, wajah orangtuaku tidak terlihat seperti orang Jepang, dan pakaian mereka bahkan tampak seperti dari pakaian penduduk lokal.
  +
  +
  +
Aku tidak bisa melihat apa pun yang menyerupai perangkat elektronik (orang yang mengenakan celemek pelayan membersihkan dengan kain), dan peralatan dapur, mangkuk, dan furnitur dari kayu. Itu mungkin bukan sebuah negara maju atau berkembang.
  +
  +
  +
Cahaya diproduksi dari bola lampu, tapi dari lilin dan lentera.
  +
  +
  +
Tentu saja, ada kemungkinan mereka sangat miskin dan tidak mampu membayar tagihan listrik.
  +
  +
  +
..... Mungkin kemungkinan itu sangat tinggi?
  +
  +
  +
Aku pikir mereka pasti punya uang, karena ada seseorang yang berpakaian seperti pelayan.
  +
  +
  +
Tapi itu tidak akan aneh jika dia adalah adik dari salah satu orang tuaku. Ini akan menjadi hal yang normal baginya untuk bersih-bersih.
  +
Akumemang ingin memulai lagi dari awal, tapi tinggal di sebuah keluarga yang bahkan tidak mampu membayar tagihan listrik membuatku sangat gelisah.
  +
   
----
 
   
 
Setengah tahun berlalu.
 
Setengah tahun berlalu.
   
Dalam setengah tahun ini, dengan mendengarkan percakapan orang tuaku, aku mulai mengerti  tentang berbagai hal sedikit demi sedikit.
 
   
  +
Mendengarkan percakapan orang tuaku selama setengah tahun terakhir, aku mulai memahami sedikit demi sedikit tentang berbagai hal.
Hasil ujian bahasa inggrisku tidak bisa dianggap bagus, tapi [mempelajari bahasa asing akan jadi lambat ketika kau dikelilingi oleh orang yang menggunakan bahasamu sendiri], kelihatannya peribahasa itu benar. Atau bisa jadi, bahwa pemikiran yang dimiliki oleh tubuh ini sangatlah bagus. Karena masih muda, aku bisa mengingat berbagai hal dengan cepat.
 
   
Saat ini, aku sudah bisa merangkak.
 
   
  +
Nilai bahasa Inggrisku tidak bisa dibilang baik, tetapi tampaknya benar bahwa belajar bahasa asing bisa menjadi cukup lambat ketika banyak dipengaruhi oleh bahasa asli. Atau mungkinkah pikiran dalam tubuh ini cukup baik? Mungkin itu karena usia muda, tapi aku bisa mengingat banyak hal dengan cepat.
Bisa berjalan merupakan hal yang menyenangkan.
 
   
Aku tidak pernah merasa berterimakasih seperti ini, hanya gara-gara aku bisa bergerak.
 
   
  +
Pada saat ini, aku sudah bisa merangkak.
"Jika aku hanya mengalihkan mataku sedetik saja, dia akan berlari ke tempat lain."
 
   
"Bukankah itu bagus kalau dia anak yang aktif. Aku khawatir setengah mati ketika dia tidak menangis sama sekali ketika dia dilahirkan."
 
   
  +
Mampu bergerak adalah hal yang indah.
"Dia bahkan tidak pernah menangis sampai sekarang."
 
   
Kata orang tuaku, ketika mereka melihatku merangkak kemana-mana.
 
   
  +
Aku tidak pernah merasa bersyukur untuk hanya bisa bergerak.
Setidaknya aku tidak pada usia ketika aku akan menangis keras ketika aku lapar.
 
   
Tapi, meskipun aku mencoba untuk menahannya, barang yang berada dibawah masih akan bocor, jadi aku hanya meninggalkan hal itu sendiri seperti apa adanya.
 
   
  +
"Dia akan lari ke tempat lain ketika aku mengalihkan pkaunganku darinya."
Meskipun aku hanya bisa merangkak, aku sudah bisa memahami cukup banyak hal.
 
   
Pertama-tama, keluarga ini, cukup kaya.
 
   
  +
"Bukankah baik jika dia aktif? Aku sangat khawatir ketika dia tidak menangis sama sekali ketika dia lahir."
Rumah ini memiliki 2 tingkat dan terbuat dari kayu, dan ada lebih dari 5 ruangan. Ada juga satu pembantu yang dipekerjakan.
 
   
Pada awalnya aku pikir pembantu itu adalah bibiku atau sejenisnya, tapi rasa hormat yang ia tunjukkan kepada orang tuaku, membuatnya terlihat kalau ia sebenarnya bukan berasal dari keluarga.
 
   
  +
"Bahkan sekarang pun, dia tidak menangis."
Tempat ini adalah sebuah desa.
 
   
Dari pemandangan diluar jendela, aku bisa melihat pemandangan desa yang tenang.
 
   
  +
Orang tuaku berkata demikian ketika mereka melihatku merangkak ke mana-mana.
Rumah yang lain tersebar disekitar, dan satu sisi ladang gandum mempunyai 2 atau 3 keluarga yang tinggal disana.
 
   
Tempat yang sangat terpencil. Kabel listrik, lampu, atau segala hal sejenis itu tidak bisa terlihat. Mungkin karena tidak ada generator listrik di dekat sini.
 
   
  +
Lagi pula aku tidak berada pada usia dimana aku menangis keras ketika lapar.
Meskipun aku dengar ada negara asing yang menempatkan kabel listrik mereka dibawah tanah, tapi semisal hal itu diterapkan disini, aneh juga rasanya kalau rumah ini tidak mempunyai listrik.
 
   
Desa ini benar-benar terlalu terpencil. Itu membuatku, yang telah direndam oleh gelombang peradaban modern, sangat menderita. Meskipun aku telah bereinkarnasi, aku masih tetap ingin punya komputer pribadi.
 
   
  +
Bahkan jika aku mencoba untuk menahannya, benda-benda yang keluar dari bagian bawah tubuhku masih dapat bocor keluar, jadi aku hanya membiarkan hal-hal ini.
Pikiranku yang seperti itu berakhir pada suatu sore hari.
 
   
Aku yang sedang tak punya kerjaan ingin mengagumi pemandangan sawah, memanjat ke kursi seperti biasa, menatap keluar jendela, dan terkejut.
 
   
  +
Meskipun aku hanya bisa merangkak, setelah aku melakukannya, aku mengerti banyak hal.
Ayah sedang mengayun-ayunkan sebilah pedang di halaman rumah.
 
   
[Eh, apa? Apa yang dia lakukan?]
 
   
  +
Pertama-tama, keluarga ini relatif kaya.
Orang yang sudah begitu tua dan masih mengayunkan pedang itu adalah ayahku? Chunnibyou?
 
   
[Ah, sial...]
 
   
  +
Bangunan ini berupa rumah kayu berlantai dua, dan ada lebih dari lima kamar. Mereka menyewa seorang pelayan.
Karena terkejut, aku terjatuh dari kursi.
 
  +
  +
  +
Pada awalnya aku pikir pelayan itu merupakan bibiku atau semacamnya, tapi sikap hormatnya terhadap orang tuaku membuatnya terlihat seperti bukan bagian dari keluarga.
  +
  +
  +
Tempat ini merupakan sebuah desa.
  +
  +
  +
Dari pemkaungan yang bisa kulihat dari jendela, ini adalah pemkaungan yang tenang dari lahan-lahan pertanian.
  +
  +
  +
Rumah-rumah lainnya tersebar di sekitarnya, dan di satu sisi ladang gandum aku bisa melihat dua, tiga keluarga.
  +
  +
  +
Ini adalah tempat yang cukup terpencil. Aku tidak bisa melihat kabel listrik, lampu, atau sesuatu yang serupa. Mungkin tidak ada generator di dekat sini.
  +
  +
  +
Aku pernah mendengar ada negara-negara asing yang menempatkan kabel mereka di bawah tanah, tetapi jika itu kasusnya, ini adalah hal yang aneh karena rumah ini tidak memiliki perangkat elektronik.
  +
  +
  +
Tempat ini terlalu terpencil. Itu menyakitkan bagiku yang telah terbiasa dalam gelombang peradaban.
  +
  +
  +
Bahkan jika itu merupakan reinkarnasi, aku masih ingin memiliki sebuah komputer pribadi.
  +
  +
  +
Jalan pikiran itu berakhir pada waktu sore tertentu.
  +
  +
  +
Dengan tidak adanya hal yang bisa dilakukan, aku naik ke kursi seperti biasa, berniat untuk mengagumi pemkaungan ladang. Ketika aku melihat keluar jendela, aku sangat terkejut.
  +
  +
  +
Ayah mengayun-ayunkan sebuah pedang di halaman.
  +
  +
  +
(Ap, huh? Apa yang dia lakukan?)
  +
  +
  +
Ayahku masih mengayunkan benda itu di usianya sekarang? Chuunibyou?
  +
  +
  +
(Ah, sial ....)
  +
  +
  +
Karena kaget, aku jatuh dari kursi.
  +
  +
  +
Tanganku yang belum berkembang meraih kursi, tapi mereka tidak mampu menopang tubuhku dan bagian belakang kepalaku menyentuh tanah pertama kali.
   
Tanganku yang masih belum cukup besar berhasil meraih kursi, tapi tanganku tak mampu menopang tubuhku, dan kepalaku yang lebih berat terbentur ke tanah terlebih dahulu.
 
   
 
"Kyaa!"
 
"Kyaa!"
   
Aku mendengar jeritan, saat aku membentur lantai.
 
   
  +
Aku mendengar jeritan saat aku terbentur lantai.
Pakaian yang baru saja dicuci jatuh dari tangan ibuku, dan ia meletakkan kedua tangannya dihadapan mulutnya, sambil memandangku dengan wajah putih pucat.
 
   
"Rudei! Apa kau baik-baik saja!?"
 
   
  +
Ibuku melihatku dan menjatuhkan cuciannya, tangannya berada di atas mulutnya, melihat ke arahku dengan wajah pucat pasi.
Ibuku bergegas ke arahku, dan mengangkatku.
 
   
Setelah bertukar pandang, ia merasa lega dan mengelus dadanya.
 
   
".... Ah, kau kelihatannya baik-baik saja."
+
"Rudi! Apa kau baik-baik saja!?"
   
[Nyonya, menggerakkan seseorang setelah kepala mereka menerima benturan itu tidak baik.]
 
   
  +
Ibuku bergegas ke arahku dalam keadaan panik dan menggendongku.
Aku memberinya saran  di dalam hatiku.
 
   
Dari sikap cemas yang ia tunjukkan, cara aku terjatuh ternyata cukup berbahaya.
 
   
  +
Dia menatap mataku dan meletakkan tangannya di dada, tampak lega.
Sangatlah mungkin aku menjadi idiot karena kepalaku terbentur. Nah, mungkin tidak akan ada perbedaan meski aku jadi idiot.
 
   
Kalau dipikir-pikir, ada rasa nyeri di belakang kepalaku. Yah, aku berhasil mengurangi kecepatan jatuh ku dengan meraih kursi.
 
   
  +
"..... Fiuh, kau tampaknya baik-baik saja."
Dari reaksi ibuku yang tidak terlalu panik, seharusnya tidak ada darah sedikitpun yang keluar. Kemungkinan kepalaku hanya bengkak.
 
   
Ibu mengamati kepalaku dengan cermat.
 
   
  +
(Ibu, lebih baik untuk tidak menggerakan seseorang setelah kepala mereka baru saja terbentur,) aku mengingatkannya dalam hati.
Ekpresinya seolah-olah mengatakan, jika ada luka itu akan jadi serius.
 
  +
Dari sikap cemasnya, tampaknya aku telah jatuh dengan cara yang cukup berbahaya.
   
Akhirnya, ia menaruh tangannya di atas kepalaku.
 
   
  +
Sepertinya mungkin bagiku menjadi idiot karena benturan di kepalaku. Yah, walau pun tidak akan jauh berbeda.
"Untuk jaga-jaga.... Biarkan kuasa Tuhan diubah menjadi rejeki yang melimpah, dan diberikan pada orang yang telah kehilangan kekuatan mereka agar bisa bangkit sekali lagi, 『HEALING』"
 
   
Aku hampir tertawa ngakak.
 
   
  +
Ada rasa sakit berdenyut di belakang kepalaku. Setidaknya meraih kursi dengan tanganku telah menurunkan kecepatan jatuhku.
Hey, hey, apakah ini [Sakit, sakit, cepatlah pergi] versi negeri ini?
 
   
Ataukah, tak hanya ayahku yang pendekar pedang, namun ibuku juga seorang chunnibyou?
 
   
  +
Berdasarkan reaksi dari ibuku yang tampak tidak panik aku berasumsi tidak ada darah yang menetes. Mungkin hanya sebuah benjolan.
Pernikahan antara warrior dan cleric?
 
   
Saat aku memikirkan itu.
 
   
  +
Ibu berhati-hati saat memeriksa kepalaku.
Tangan ibuku memancarkan cahaya kecil, dan dalam sekejap, rasa sakitku menghilang.
 
   
[... Eh?]
 
   
  +
Ekspresinya seakan mengatakan, jika ada cedera itu akan menjadi serius.
"Lihat, sekarang udah gak sakit. Begini-begini, ibumu ini dulu petualang yang lumayan terkenal lho."
 
   
Ucap ibuku dengan penuh bangga.
 
   
  +
Akhirnya, dia meletakkan tangannya di atas kepalaku,
Pikiranku langsung jatuh ke dalam kekacauan.
 
   
Pedang, warrior, petualang, healing, chanting, cleric. Semua kata-kata ini berenang di kepalaku.
 
   
  +
"Untuk berjaga-jaga....... Biarkan kekuatan Dewa dikonversi menjadi hasil panen yang melimpah, dan diberikan kepada mereka yang telah kehilangan kekuatan untuk berdiri sekali lagi, 「 HEALING 」"
Sebenarnya apa yang tadi itu? Apa yang baru saja ia lakukan?
 
  +
  +
  +
Aku hampir berteriak, "Hey, hey, apakah ini seperti [rasa sakit, rasa sakit, hilanglah~~]?"
  +
  +
  +
Atau itu, sama dengan ayahku yang menegang pedang, ibuku juga seorang chuunibyou?
  +
  +
  +
Sebuah keluarga dari Warrior dan Cleric?
  +
  +
  +
Ketika aku berpikir tentang itu.
  +
  +
  +
Tangan ibuku memancarkan cahaya redup, dan, dalam sekejap, rasa sakit yang kurasakan hilang.
  +
  +
  +
(...... Eh?)
  +
  +
  +
"Lihat, tidak apa-apa sekarang. Lagi pula, ibumu adalah seorang petualang terkenal," kata ibuku dengan sikap sombong.
  +
Aku langsung terjun ke dalam kebingungan.
  +
  +
  +
Pedang, warrior, petualang, penyembuhan, chanting, cleric. Semua istilah ini bergema dalam kepalaku.
  +
  +
  +
Apa itu tadi? Apa yang dia lakukan?
  +
   
 
"Ada apa?"
 
"Ada apa?"
   
Ayahku melihat kedalam jendela dari luar, ketika dia mendengar teriakan ibuku.
 
   
  +
Ayahku menengok dari luar jendela ketika ia mendengar jeritan ibuku.
Karena barusan berlatih pedang, seluruh tubuhnya basah kuyup dengan keringat.
 
   
"Dengarkan aku sayang, anak kita Rudei, sebenarnya memanjat ke atas kursi.... Hari ini dia nyaris mendapatkan luka berat."
 
   
  +
Seluruh tubuhnya berkeringat karena ia baru saja mengayunkan pedang.
"Ya bagus dong, gak baik kalau anak laki-laki gak aktif."
 
   
Ibu yang sedikit khawatir, dan ayah yang tak menganggap anaknya terjatuh sebagai masalah besar dan menenangkan sang istri.
 
   
  +
"Dengarkan aku, sayang. Rudi baru saja naik ke atas kursi ..... dan hampir mendapat cedera serius."
Sebuah peristiwa yang biasa terlihat di mana-mana.
 
   
Tapi, mungkin karena bagian belakang kepalaku ketatap tanah terlebih dahulu, ibuku tak begitu saja merasa tenang.
 
   
  +
"Yah, itu tidak bagus jika anak laki-laki tidak aktif."
"Sebentar sayang. Anak ini bahkan belum mencapai setahun sejak dia dilahirkan. Bisa tidak kau khawatir sedikit saja!"
 
   
"Meskipun kau mengatakan itu, anak kecil yang jatuh waktu dia bermain itu wajar. Dengan begitu dia akan menjadi sehat. Disamping itu, meskipun dia terluka, bukankah tak akan ada masalah kalau kau merawat dia."
 
   
  +
Seorang ibu yang sedikit khawatir, dan seorang ayah yang tidak memperlakukannya seperti masalah besar dan menenangkannya.
"Tapi aku benar-benar khawatir, kalau aku memikirkan dia mendapatkan luka berat dan aku tidak mampu menyembuhkan dia....."
 
   
"Dia akan baik-baik saja"
 
   
  +
Ini adalah pemandangan yang biasa terlihat.
Ayahku mengucapkan itu, dan kemudian ia memeluk ibu dengat erat.
 
  +
  +
  +
Tapi, ibuku tidak mundur, mungkin karena bagian belakang kepalaku telah terbentur tanah pertama kali.
  +
  +
  +
"Tunggu sebentar, sayang. Anak ini bahkan belum setahun. Seharusnya kau lebih mengkhawatirkannya!"
  +
  +
  +
"Meskipun begitu, seorang anak dimaksudkan untuk terus tumbuh dan terjatuh dalam mendapatkan pembelajaran. Dengan cara ini ia akan menjadi sehat. Selain itu, bahkan jika dia terluka, bukankah kau bisa mengobatinya?"
  +
  +
  +
"Tapi aku benar-benar khawatir, aku terus memikirkan dia mengalami luka berat dan aku tidak mampu mengobatinya......"
  +
  +
  +
"Dia akan baik-baik saja."
  +
  +
  +
Ayah aku mengatakan itu dan memeluknya erat-erat.
  +
   
 
Wajah ibuku memerah.
 
Wajah ibuku memerah.
   
  +
"Aku khawatir ketika dia tidak menangis sama sekali saat ia baru lahir. Tapi jika dia begitu nakal seperti ini, aku rasa dia akan baik-baik saja....."
 
  +
"Aku sangat khawatir ketika dia tidak menangis sama sekali sejak lahir, tetapi jika dia begitu nakal, dia pasti akan baik-baik saja ......"
  +
   
 
Ayahku mencium ibuku.
 
Ayahku mencium ibuku.
   
Hey, hey, kalian menunjukan ini padaku dengan sengaja kan, hey, kalian berdua?
 
   
  +
Hey, hey, Kalian sengaja memamerkan ini padaku kan? Kalian berdua!
Kemudian, mereka berdua meletakkanku ke kamar sebelah untuk tidur, kemudian mereka naik ke lantai dua, dan bekerja keras untuk membuat adik-adik baru untukku.
 
  +
  +
  +
Kemudian mereka berdua menempatkanku di kamar sebelah untuk tidur, pindah ke lantai dua, dan memulai tugas membuatkanku saudara.
  +
Bahkan jika Kalian berdua pergi ke lantai dua, aku masih bisa mendengar suara-suara “nyan” “nyan”, dasar orang offline sukses sialan ...
  +
  +
  +
(Tapi, sihir ya.....)
  +
  +
  +
Kemudian, aku mulai memperhatikan percakapan antar kedua orang tuaku dan si pelayan.
  +
  +
  +
Dan kemudian aku mendengar banyak hal yang tidak berada dalam kosa kataku.
  +
  +
  +
Terutama nama-nama negara, distrik, dan berbagai lokasi lainnya.
  +
  +
  +
Beberapa kata benda yang belum pernah kudengar sebelumnya.
  +
  +
  +
Mungkin tempat ini.....
  +
  +
  +
Tidak, aku yakin akan hal itu.
  +
  +
  +
Ini bukan Bumi, tetapi merupakan dunia yang berbeda.
  +
  +
  +
Sebuah dunia yang berbeda yang memiliki pedang dan sihir di dalamnya.
   
Meskipun kalian berdua pergi ke lantai dua, aku masih bisa mendengar suara nyan nyan, apes banget dah.
 
   
  +
Pada saat ini, aku punya bayangan singkat sebuah inspirasi.
[Tapi, sihir huh....]
 
   
----
 
   
  +
....... Jika di dunia ini, mungkin aku bisa mencapainya.
Setelah itu, aku mulai memperhatikan percakapan antara orang tuaku dan si pembantu.
 
   
alhasil, aku menemukan banyak istilah yang tidak pernah aku dengar sebelumnya.
 
   
  +
Jika itu adalah dunia dengan pedang dan sihir, sebuah dunia yang berbeda dari kehidupanku sebelumnya dan apa yang aku tahu akan menjadi pemikiran biasa, mungkin aku bisa melakukannya.
Terutama soal nama negara, nama distrik, dan berbagai nama tempat.
 
   
Juga ada beberapa kata benda yang aku tidak pernah dengar sebelumnya.
 
   
  +
Untuk hidup seperti orang normal, bekerja keras seperti orang normal, untuk dapat bangkit kembali ketika aku jatuh, untuk menjalani hidupku dengan sepenuhnya.
Mungkinkah tempat ini....
 
   
Tidak, aku yakin itu.
 
   
  +
Aku memiliki banyak penyesalan ketika aku mati dalam kehidupanku sebelumnya.
Ini bukan Bumi, tapi dunia yang lain.
 
   
Sebuah dunia berbeda yang mempunyai pedang dan sihir didalamnya.
 
   
  +
Mati dengan penuh penyesalan atas ketidakmampuanku dan fakta bahwa aku tidak memiliki pencapaian apa pun.
Pada detik ini, aku mendapat inspirasi.
 
   
............ Jika di dunia ini, mungkin aku bisa mencapainya.
 
   
  +
Tapi driku yang mengalami semua itu.
Jika ini dunia yang memiliki pedang dan sihir, dunia yang berbeda dari akal sehat, mungkin aku bisa melakukannya.
 
   
Hidup seperti orang normal, bekerja keras seperti orang normal. Sekalipun aku terjatuh, aku masih bisa bangkit, dan menjalani hidupku sepenuhnya.
 
   
  +
Memiliki pengetahuan dan pengalaman hidupku sebelumnya, mungkin aku bisa benar-benar melakukannya.
Ketika aku mati di kehidupanku yang sebelumnya, hatiku hanya penuh oleh rasa penyesalan.
 
   
Mati dengan kegelisahan yang tiada tara dikarenakan ketidakberdayaanku, dan juga karena aku tak bisa meraih apapun ketika aku masih hidup.
 
   
  +
-Untuk menjalani hidup dengan serius.
Tapi bagi aku yang mengalami semua itu, dengan menyimpan pengetahuan dan pengalaman yang kudapat dari hidupku yang sebelumnya, mungkin aku benar-benar bisa melakukan itu.
 
   
Untuk menjalani hidup dengan serius.
 
   
 
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
 
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
Line 303: Line 441:
 
| Sebelumnya [[Mushoku_Tensei_(Indonesia):Volume_1_Prolog|Prolog]]
 
| Sebelumnya [[Mushoku_Tensei_(Indonesia):Volume_1_Prolog|Prolog]]
 
| Kembali Ke [[Mushoku Tensei (Indonesia)|Halaman Utama]]
 
| Kembali Ke [[Mushoku Tensei (Indonesia)|Halaman Utama]]
| Selanjutnya [[Mushoku_Tensei_(Indonesia):Volume_1_Chapter 2|Chapter 2]]
+
| Selanjutnya [[Mushoku_Tensei_(Indonesia):Volume_1_Chapter_2|Chapter 02]]
 
|-
 
|-
 
|}
 
|}

Latest revision as of 14:55, 16 October 2016

Bab 1 – Mungkinkah ini dunia lain?[edit]

Ketika aku terbangun, hal pertama yang dapat ku rasakan adalah kesilauan yang ada di mataku.


Cahaya memenuhi pengheliatanku, dan aku menyipitkan mataku dalam ketidaknyamanan.


Setelah mataku terbiasa dengan kecerahan, aku menemukan seorang wanita muda berambut pirang menatapku.


Seorang gadis cantik...... tidak, seorang wanita cantik akan lebih tepat.


(Siapa dia?)


Di sampingnya ada seorang pria dengan rambut cokelat dengan usia muda yang sama, memberikan senyum kaku ke arahku.


Seorang pria kuat dan terlihat arogan. Otot-ototnya terlihat menakjubkan.


Rambut cokelat, tipe arogan. Melihat pada penampilannya, aku seharusnya merasa takut. Anehnya, aku tidak merasa jika dia tidak menyenangkan.


Rambutnya berwarna cokelat indah, mungkin karena rambutnya tidak dicat, aku pikir.


"----- XX ----- XXXX"


Wanita itu menampilkan sebuah senyuman saat melihatku dan mengatakan sesuatu.


Apa yang dia katakan? Merasa bingung, aku tidak bisa mendengar dengan jelas dan tidak mengerti sama sekali.


Apakah itu bukan bahasa Jepang?


"------ XXXXX ---- XXX," pria itu menjawab dengan ekspresi lembut. Sungguh, apa yang dia katakan? Aku tidak mengerti sama sekali.


"------ XX ----- XXX"


Suara orang ketiga datang dari suatu tempat.


Aku tidak bisa melihat mereka.


Aku mencoba untuk duduk dan bertanya pada mereka, "Di mana ini, dan siapa kalian?"


Bahkan jika aku seorang hikikomori, aku bukan pecundang yang tidak bisa berkomunikasi.


Aku masih bisa melakukan sesuatu seperti ini.


"Ah ah------"


Tapi aku tidak tahu apakah apa yang keluar dari bibir aku berupa erangan atau hanya napas berat.


Tubuhku tidak bisa bergerak.


Aku merasakan sensasi di jari-jari dan pergelangan tanganku, tapi aku tidak bisa menggerakkan tubuh bagian atasku.


"XXX - XXXXX"


Pada akhirnya, pria itu menggendongku.


Ini adalah sebuah lelucon, kan? Tubuhku beratnya lebih dari 100 kilogram, dan ia mengangkatku begitu mudah....


Tidak, mungkin aku berada dalam koma selama belasan hari, dan itu menyebabkan berat badanku turun.


Itu adalah insiden besar. Ada kemungkinan besar bahwa aku kehilangan lengan atau kakiku.


(Sebuah nasib lebih buruk daripada kematian, kah......)


Pada hari itu.


Itulah pikiranku.


Sebulan berlalu.


Sepertinya aku bereinkarnasi. Aku akhirnya menyadari fakta itu.


Aku telah kembali menjadi bayi.


Aku sudah mengkonfirmasi ini ketika aku digendong dan tubuhku terlihat di hadapanku.


Aku tidak tahu mengapa aku masih memiliki kenangan masa laluku, tapi itu tidak masalah memiliki ingatanku.


Memiliki kenangan saat reinkarnasi ----- siapa pun akan terhibur dengan delusi seperti itu setidaknya sekali.


Tapi aku tidak berpikir bahwa khayalan seperti itu akan menjadi kenyataan......


Pasangan pertama yang telah kulihat ketika aku membuka mataku tampaknya merupakan orang tuaku.


Mereka mungkin berusia awal 20-an.


Jelas, mereka lebih muda dariku dalam kehidupan masa laluku.


Dari perspektif manusia berusia 34 tahun, itu baik-baik saja untuk memanggil mereka muda.


Itu benar-benar membuatku iri bahwa mereka memiliki anak pada usia itu.


Aku sudah menyadari ini dari awal, tapi aku tampaknya tidak berada di Jepang.


Bahasanya berbeda, wajah orangtuaku tidak terlihat seperti orang Jepang, dan pakaian mereka bahkan tampak seperti dari pakaian penduduk lokal.


Aku tidak bisa melihat apa pun yang menyerupai perangkat elektronik (orang yang mengenakan celemek pelayan membersihkan dengan kain), dan peralatan dapur, mangkuk, dan furnitur dari kayu. Itu mungkin bukan sebuah negara maju atau berkembang.


Cahaya diproduksi dari bola lampu, tapi dari lilin dan lentera.


Tentu saja, ada kemungkinan mereka sangat miskin dan tidak mampu membayar tagihan listrik.


..... Mungkin kemungkinan itu sangat tinggi?


Aku pikir mereka pasti punya uang, karena ada seseorang yang berpakaian seperti pelayan.


Tapi itu tidak akan aneh jika dia adalah adik dari salah satu orang tuaku. Ini akan menjadi hal yang normal baginya untuk bersih-bersih. Akumemang ingin memulai lagi dari awal, tapi tinggal di sebuah keluarga yang bahkan tidak mampu membayar tagihan listrik membuatku sangat gelisah.


Setengah tahun berlalu.


Mendengarkan percakapan orang tuaku selama setengah tahun terakhir, aku mulai memahami sedikit demi sedikit tentang berbagai hal.


Nilai bahasa Inggrisku tidak bisa dibilang baik, tetapi tampaknya benar bahwa belajar bahasa asing bisa menjadi cukup lambat ketika banyak dipengaruhi oleh bahasa asli. Atau mungkinkah pikiran dalam tubuh ini cukup baik? Mungkin itu karena usia muda, tapi aku bisa mengingat banyak hal dengan cepat.


Pada saat ini, aku sudah bisa merangkak.


Mampu bergerak adalah hal yang indah.


Aku tidak pernah merasa bersyukur untuk hanya bisa bergerak.


"Dia akan lari ke tempat lain ketika aku mengalihkan pkaunganku darinya."


"Bukankah baik jika dia aktif? Aku sangat khawatir ketika dia tidak menangis sama sekali ketika dia lahir."


"Bahkan sekarang pun, dia tidak menangis."


Orang tuaku berkata demikian ketika mereka melihatku merangkak ke mana-mana.


Lagi pula aku tidak berada pada usia dimana aku menangis keras ketika lapar.


Bahkan jika aku mencoba untuk menahannya, benda-benda yang keluar dari bagian bawah tubuhku masih dapat bocor keluar, jadi aku hanya membiarkan hal-hal ini.


Meskipun aku hanya bisa merangkak, setelah aku melakukannya, aku mengerti banyak hal.


Pertama-tama, keluarga ini relatif kaya.


Bangunan ini berupa rumah kayu berlantai dua, dan ada lebih dari lima kamar. Mereka menyewa seorang pelayan.


Pada awalnya aku pikir pelayan itu merupakan bibiku atau semacamnya, tapi sikap hormatnya terhadap orang tuaku membuatnya terlihat seperti bukan bagian dari keluarga.


Tempat ini merupakan sebuah desa.


Dari pemkaungan yang bisa kulihat dari jendela, ini adalah pemkaungan yang tenang dari lahan-lahan pertanian.


Rumah-rumah lainnya tersebar di sekitarnya, dan di satu sisi ladang gandum aku bisa melihat dua, tiga keluarga.


Ini adalah tempat yang cukup terpencil. Aku tidak bisa melihat kabel listrik, lampu, atau sesuatu yang serupa. Mungkin tidak ada generator di dekat sini.


Aku pernah mendengar ada negara-negara asing yang menempatkan kabel mereka di bawah tanah, tetapi jika itu kasusnya, ini adalah hal yang aneh karena rumah ini tidak memiliki perangkat elektronik.


Tempat ini terlalu terpencil. Itu menyakitkan bagiku yang telah terbiasa dalam gelombang peradaban.


Bahkan jika itu merupakan reinkarnasi, aku masih ingin memiliki sebuah komputer pribadi.


Jalan pikiran itu berakhir pada waktu sore tertentu.


Dengan tidak adanya hal yang bisa dilakukan, aku naik ke kursi seperti biasa, berniat untuk mengagumi pemkaungan ladang. Ketika aku melihat keluar jendela, aku sangat terkejut.


Ayah mengayun-ayunkan sebuah pedang di halaman.


(Ap, huh? Apa yang dia lakukan?)


Ayahku masih mengayunkan benda itu di usianya sekarang? Chuunibyou?


(Ah, sial ....)


Karena kaget, aku jatuh dari kursi.


Tanganku yang belum berkembang meraih kursi, tapi mereka tidak mampu menopang tubuhku dan bagian belakang kepalaku menyentuh tanah pertama kali.


"Kyaa!"


Aku mendengar jeritan saat aku terbentur lantai.


Ibuku melihatku dan menjatuhkan cuciannya, tangannya berada di atas mulutnya, melihat ke arahku dengan wajah pucat pasi.


"Rudi! Apa kau baik-baik saja!?"


Ibuku bergegas ke arahku dalam keadaan panik dan menggendongku.


Dia menatap mataku dan meletakkan tangannya di dada, tampak lega.


"..... Fiuh, kau tampaknya baik-baik saja."


(Ibu, lebih baik untuk tidak menggerakan seseorang setelah kepala mereka baru saja terbentur,) aku mengingatkannya dalam hati. Dari sikap cemasnya, tampaknya aku telah jatuh dengan cara yang cukup berbahaya.


Sepertinya mungkin bagiku menjadi idiot karena benturan di kepalaku. Yah, walau pun tidak akan jauh berbeda.


Ada rasa sakit berdenyut di belakang kepalaku. Setidaknya meraih kursi dengan tanganku telah menurunkan kecepatan jatuhku.


Berdasarkan reaksi dari ibuku yang tampak tidak panik aku berasumsi tidak ada darah yang menetes. Mungkin hanya sebuah benjolan.


Ibu berhati-hati saat memeriksa kepalaku.


Ekspresinya seakan mengatakan, jika ada cedera itu akan menjadi serius.


Akhirnya, dia meletakkan tangannya di atas kepalaku,


"Untuk berjaga-jaga....... Biarkan kekuatan Dewa dikonversi menjadi hasil panen yang melimpah, dan diberikan kepada mereka yang telah kehilangan kekuatan untuk berdiri sekali lagi, 「 HEALING 」"


Aku hampir berteriak, "Hey, hey, apakah ini seperti [rasa sakit, rasa sakit, hilanglah~~]?"


Atau itu, sama dengan ayahku yang menegang pedang, ibuku juga seorang chuunibyou?


Sebuah keluarga dari Warrior dan Cleric?


Ketika aku berpikir tentang itu.


Tangan ibuku memancarkan cahaya redup, dan, dalam sekejap, rasa sakit yang kurasakan hilang.


(...... Eh?)


"Lihat, tidak apa-apa sekarang. Lagi pula, ibumu adalah seorang petualang terkenal," kata ibuku dengan sikap sombong. Aku langsung terjun ke dalam kebingungan.


Pedang, warrior, petualang, penyembuhan, chanting, cleric. Semua istilah ini bergema dalam kepalaku.


Apa itu tadi? Apa yang dia lakukan?


"Ada apa?"


Ayahku menengok dari luar jendela ketika ia mendengar jeritan ibuku.


Seluruh tubuhnya berkeringat karena ia baru saja mengayunkan pedang.


"Dengarkan aku, sayang. Rudi baru saja naik ke atas kursi ..... dan hampir mendapat cedera serius."


"Yah, itu tidak bagus jika anak laki-laki tidak aktif."


Seorang ibu yang sedikit khawatir, dan seorang ayah yang tidak memperlakukannya seperti masalah besar dan menenangkannya.


Ini adalah pemandangan yang biasa terlihat.


Tapi, ibuku tidak mundur, mungkin karena bagian belakang kepalaku telah terbentur tanah pertama kali.


"Tunggu sebentar, sayang. Anak ini bahkan belum setahun. Seharusnya kau lebih mengkhawatirkannya!"


"Meskipun begitu, seorang anak dimaksudkan untuk terus tumbuh dan terjatuh dalam mendapatkan pembelajaran. Dengan cara ini ia akan menjadi sehat. Selain itu, bahkan jika dia terluka, bukankah kau bisa mengobatinya?"


"Tapi aku benar-benar khawatir, aku terus memikirkan dia mengalami luka berat dan aku tidak mampu mengobatinya......"


"Dia akan baik-baik saja."


Ayah aku mengatakan itu dan memeluknya erat-erat.


Wajah ibuku memerah.


"Aku sangat khawatir ketika dia tidak menangis sama sekali sejak lahir, tetapi jika dia begitu nakal, dia pasti akan baik-baik saja ......"


Ayahku mencium ibuku.


Hey, hey, Kalian sengaja memamerkan ini padaku kan? Kalian berdua!


Kemudian mereka berdua menempatkanku di kamar sebelah untuk tidur, pindah ke lantai dua, dan memulai tugas membuatkanku saudara. Bahkan jika Kalian berdua pergi ke lantai dua, aku masih bisa mendengar suara-suara “nyan” “nyan”, dasar orang offline sukses sialan ...


(Tapi, sihir ya.....)


Kemudian, aku mulai memperhatikan percakapan antar kedua orang tuaku dan si pelayan.


Dan kemudian aku mendengar banyak hal yang tidak berada dalam kosa kataku.


Terutama nama-nama negara, distrik, dan berbagai lokasi lainnya.


Beberapa kata benda yang belum pernah kudengar sebelumnya.


Mungkin tempat ini.....


Tidak, aku yakin akan hal itu.


Ini bukan Bumi, tetapi merupakan dunia yang berbeda.


Sebuah dunia yang berbeda yang memiliki pedang dan sihir di dalamnya.


Pada saat ini, aku punya bayangan singkat sebuah inspirasi.


....... Jika di dunia ini, mungkin aku bisa mencapainya.


Jika itu adalah dunia dengan pedang dan sihir, sebuah dunia yang berbeda dari kehidupanku sebelumnya dan apa yang aku tahu akan menjadi pemikiran biasa, mungkin aku bisa melakukannya.


Untuk hidup seperti orang normal, bekerja keras seperti orang normal, untuk dapat bangkit kembali ketika aku jatuh, untuk menjalani hidupku dengan sepenuhnya.


Aku memiliki banyak penyesalan ketika aku mati dalam kehidupanku sebelumnya.


Mati dengan penuh penyesalan atas ketidakmampuanku dan fakta bahwa aku tidak memiliki pencapaian apa pun.


Tapi driku yang mengalami semua itu.


Memiliki pengetahuan dan pengalaman hidupku sebelumnya, mungkin aku bisa benar-benar melakukannya.


-Untuk menjalani hidup dengan serius.


Sebelumnya Prolog Kembali Ke Halaman Utama Selanjutnya Chapter 02