Difference between revisions of "Boku wa Tomodachi ga Sukunai:Jilid2 Shiguma Rika"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
(Created page with "==Shiguma Rika== Ini adalah sesuatu yang terjadi di jam ketiga pada suatu hari. Aku tengah berjalan,sendiri,sepanjang koridor yang memiliki ruang kelas istimewa seperti Home Ec...")
 
Line 3: Line 3:
 
Ini adalah sesuatu yang terjadi di jam ketiga pada suatu hari.
 
Ini adalah sesuatu yang terjadi di jam ketiga pada suatu hari.
   
Aku tengah berjalan,sendiri,sepanjang koridor yang memiliki ruang kelas istimewa seperti Home Economic atau ruang Audio-Visual.
+
Aku tengah berjalan, sendiri, sepanjang koridor yang memiliki ruang kelas istimewa seperti Home Economic atau ruang Audio-Visual.
   
Karena sekarang bukan waktu kelas istimewa,tak ada siapapun di koridor.
+
Karena sekarang bukan waktu kelas istimewa, tak ada siapapun di koridor.
   
Kemarin saat kelas Bahasa Inggris berakhir,Guruku memang mengatakan “Jam ketiga esok hari akan diselenggarakan di ruang kelas Bahasa”.
+
Kemarin saat kelas Bahasa Inggris berakhir, Guruku memang mengatakan “Jam ketiga esok hari akan diselenggarakan di ruang kelas Bahasa”.
   
Sehingga aku,karena aku ingin membuktikan kalau aku bukan berandalan,setelah jam kedua selesai,aku sudah pergi lebih cepat dari siapapun untuk mempersiapkan jam ketiga.
+
Sehingga aku, karena aku ingin membuktikan kalau aku bukan berandalan, setelah jam kedua selesai, aku sudah pergi lebih cepat dari siapapun untuk mempersiapkan jam ketiga.
   
Bahkan meski jam pelajaran sudah hampir selesai,tak ada siswa yang datang kemari.Dan sialnya,aku mendengar bel berbunyi untuk kelas selanjutnya.
+
Bahkan meski jam pelajaran sudah hampir selesai, tak ada siswa yang datang kemari. Dan sialnya, aku mendengar bel berbunyi untuk kelas selanjutnya.
   
   
 
Hal semacam itu sering terjadi di masa lalu.
 
Hal semacam itu sering terjadi di masa lalu.
   
Karena pergantian pelajaran,dan kami harus berganti ruang kelas,namun karena aku adalah penyendiri yang tak punya teman,takkan ada yang memberitahuku—semacam inilah.
+
Karena pergantian pelajaran, dan kami harus berganti ruang kelas, namun karena aku adalah penyendiri yang tak punya teman, takkan ada yang memberitahuku—semacam itulah.
   
Dan selain itu,hal kebalikannya juga sering terjadi.Aku tak tahu kalau aku harus pergi ke ruang kelas lain untuk pelajaran setelahnya,dan akhirnya berbaring tertidur di atas meja tanpa mengetahui apa apa.Hasilnya,semua orang di ruang kelas sudah pergi tanpa meninggalkan jejak.
+
Dan selain itu, hal kebalikannya juga sering terjadi. Aku tak tahu kalau aku harus pergi ke ruang kelas lain untuk pelajaran setelahnya, dan akhirnya berbaring tertidur di atas meja tanpa mengetahui apa apa. Hasilnya, semua orang di ruang kelas sudah pergi tanpa meninggalkan jejak.
   
..........Meski hal itu terjadi berkali kali,aku masih tak bisa menerima realita semacam itu.
+
..........Meski hal itu terjadi berkali kali, aku masih tak bisa menerima realita semacam itu.
   
Aku,sendirian,berjalan sepanjang koridor.
+
Aku,sendirian, berjalan sepanjang koridor.
   
 
Aku hanya bisa mendengar suara kakiku.
 
Aku hanya bisa mendengar suara kakiku.
   
Dan repotnya,ruang kelas istimewa tak terletak satu lantai dengan ruang kelasku,2-5,jadi aku harus melintasi sepanjang koridor supaya bisa kembali.
+
Dan repotnya, ruang kelas istimewa tak terletak satu lantai dengan ruang kelasku, 2-5, jadi aku harus melintasi sepanjang koridor supaya bisa kembali.
   
Jarak diantara ruang kelas bahasa di lantai ketiga dan ruang kelas 2-5,tak bisa dianggap jarak dekat.
+
Jarak diantara ruang kelas bahasa di lantai ketiga dan ruang kelas 2-5, tak bisa dianggap jarak dekat.
   
Melewati ruang kelas bahasa,ruang komputer,dan ruang penyimpanan pakaian,serta yang terlihat seperti ruang referensi,lalu akhirnya sampai ke tangga yang menuju ke lantai kedua.
+
Melewati ruang kelas bahasa, ruang komputer, dan ruang penyimpanan pakaian, serta yang terlihat seperti ruang referensi, lalu akhirnya sampai ke tangga yang menuju ke lantai kedua.
   
Setelah melalui banyak tempat yang terlihat seperti ruang referensi,ketika aku akhirnya berdiri disamping ruang sains,pada saat itu—
+
Setelah melalui banyak tempat yang terlihat seperti ruang referensi, ketika aku akhirnya berdiri disamping ruang sains, pada saat itu—
   
 
BANG!
 
BANG!
Line 40: Line 40:
 
“!?”
 
“!?”
   
Aku ketakutan setengah mati,dan mengarahkan perhatianku pada ruang sains.
+
Aku ketakutan setengah mati, dan mengarahkan perhatianku pada ruang sains.
   
 
Apa ada kelas yang sedang melakukan eksperimen?
 
Apa ada kelas yang sedang melakukan eksperimen?
   
Tapi kalau eksperimen itu sampai menimbulkan ledakan,bukankah para siswa di dalamnya seharusnya mulai ribut?
+
Tapi kalau eksperimen itu sampai menimbulkan ledakan, bukankah para siswa di dalamnya seharusnya mulai ribut?
   
Namun,dari dalam ruangan tak ada suara sama sekali.......justru,benar benar sunyi.
+
Namun, dari dalam ruangan tak ada suara sama sekali.......justru, benar benar sunyi.
   
Itu artinya,bukan eksperimen yang dilakukan karena ada pelajaran.
+
Itu artinya, bukan eksperimen yang dilakukan karena ada pelajaran.
   
Aku merasa terganggu olehnya,jadi aku dengan penasaran membuka pintunya dengan tenang dan mengintip kedalam.
+
Aku merasa terganggu olehnya, jadi aku dengan penasaran membuka pintunya dengan tenang dan mengintip kedalam.
   
 
Ruangannya sepi.
 
Ruangannya sepi.
Line 58: Line 58:
 
Aku membuka pintu lebar lebar dan masuk.
 
Aku membuka pintu lebar lebar dan masuk.
   
Pada saat itu,aroma aneh yang sepertinya sangat tidak enak mendadak menyerbu hidungku.
+
Pada saat itu, aroma aneh yang sepertinya sangat tidak enak mendadak menyerbu hidungku.
   
 
“........!”
 
“........!”
   
Aku lekas menahan nafasku,menutupi hidung dengan tanganku dan melempar tatapan ke penjuru ruangan.
+
Aku lekas menahan nafasku, menutupi hidung dengan tanganku dan melempar tatapan ke penjuru ruangan.
   
Kemudian,di meja terbesar dalam ruangan—yang seharusnya menjadi tempat pusat Guru memberikan pelajaran,terdapat seorang gadis terbaring disana.
+
Kemudian, di meja terbesar dalam ruangan—yang seharusnya menjadi tempat pusat Guru memberikan pelajaran, terdapat seorang gadis terbaring disana.
 
[[Image:hgn2_055.jpg|thumb]]
 
[[Image:hgn2_055.jpg|thumb]]
Diatas meja terdapat sejumlah tabung dan bejana,dan didalamnya terdapat cairan berwarna aneh.
+
Diatas meja terdapat sejumlah tabung dan bejana, dan didalamnya terdapat cairan berwarna aneh.
   
 
Asap masih mengepul dari dalam bejana.
 
Asap masih mengepul dari dalam bejana.
Line 72: Line 72:
 
.........Tapi yang penting bawa keluar gadis itu dulu!
 
.........Tapi yang penting bawa keluar gadis itu dulu!
   
Aku terus menahan nafasku,dan mengambil gadis yang terbaring di lantai,lalu dengan cepat mengeluarkannya dari ruang sains.
+
Aku terus menahan nafasku, dan mengambil gadis yang terbaring di lantai, lalu dengan cepat mengeluarkannya dari ruang sains.
   
Di saat yang sama aku membopongnya,aku sedikit mengamati penampilannya.
+
Di saat yang sama aku membopongnya, aku sedikit mengamati penampilannya.
   
Rambut hitamnya diikat di belakang kepalanya,dan disamping seragamnya,ia mengenakan jas lab besar diluarnya.Dia juga mengenakan kacamata.
+
Rambut hitamnya diikat di belakang kepalanya,dan disamping seragamnya, ia mengenakan jas lab besar diluarnya. Dia juga mengenakan kacamata.
   
Wajahnya yang manis,tampak bernafas kecil dengan lembut.
+
Wajahnya yang manis, tampak bernafas kecil dengan lembut.
   
 
.......Jangan jangan...........dia cuma tertidur?
 
.......Jangan jangan...........dia cuma tertidur?
   
Tapi aku tak boleh berpikir seperti ini,kalau asap dari bejana itu memang beracun,akan sangat gawat.
+
Tapi aku tak boleh berpikir seperti ini, kalau asap dari bejana itu memang beracun, akan sangat gawat.
   
 
Aku harus membawanya ke ruang kesehatan.
 
Aku harus membawanya ke ruang kesehatan.
   
Seperti ini,aku membawa si gadis,dan berlari ke arah ruang kesehatan.
+
Seperti ini, aku membawa si gadis, dan berlari ke arah ruang kesehatan.
   
Si perawat menerima gadis dengan jas lab bersamanya (menanyakan banyak hal padaku,sepertinya perawat ini curiga kalau aku sudah melakukan sesuatu padanya),dan aku kembali ke ruang kelas,dimana para siswa kelasku sedang mengerjakan Pe-er sepanjang waktu jam kosong.
+
Si perawat menerima gadis dengan jas lab bersamanya (menanyakan banyak hal padaku, sepertinya perawat ini curiga kalau aku sudah melakukan sesuatu padanya), dan aku kembali ke ruang kelas, dimana para siswa kelasku sedang mengerjakan Pe-er sepanjang waktu jam kosong.
   
 
Sudah setengah jam sejak kelas dimulai.
 
Sudah setengah jam sejak kelas dimulai.
   
Aku dengan berat menggerakkan diriku ke kursi,seiring para siswa di kelas melempar tatapan aneh padaku.
+
Aku dengan berat menggerakkan diriku ke kursi, seiring para siswa di kelas melempar tatapan aneh padaku.
   
Dan ketika aku menemui mata Yozora,ia dengan alami membuang tatapannya.
+
Dan ketika aku menemui mata Yozora, ia dengan alami membuang tatapannya.
   
......Mungkin akan muncul rumor lain,pikirku dengan depresi sambil duduk di kursi,lalu mulai menulis pe-er bahasa Inggrisku.
+
......Mungkin akan muncul rumor lain, pikirku dengan depresi sambil duduk di kursi, lalu mulai menulis pe-er bahasa Inggrisku.
   
   
   
Setelah jam ketiga dan keempat selesai,sekarang waktunya jam makan siang.
+
Setelah jam ketiga dan keempat selesai, sekarang waktunya jam makan siang.
   
“Aniki,saya bawakan makan siang.”
+
“Aniki, saya bawakan makan siang.”
   
Yukimura,seperti biasa,memasuki kelasku dan memberiku kue beras,jus,dan manga pari-den.
+
Yukimura, seperti biasa, memasuki kelasku dan memberiku kue beras, jus, dan manga pari-den.
   
Semua siswa di kelas sudah terbiasa melihatnya,jadi hampir tak ada seorangpun yang menyadari.
+
Semua siswa di kelas sudah terbiasa melihatnya, jadi hampir tak ada seorangpun yang menyadari.
   
“Makasih,Yukimura.”
+
“Makasih, Yukimura.”
   
“Tidak,tidak,karena bekerja demi Aniki adalah suatu kehormatan.”
+
“Tidak, tidak, karena bekerja demi Aniki adalah suatu kehormatan.”
   
Wajah cantik feminin Yukimura tersenyum simpul,kemudian berjalan keluar dari kelas.
+
Wajah cantik feminin Yukimura tersenyum simpul, kemudian berjalan keluar dari kelas.
   
Aku membuka kantong kue beras,dan mulai membalik halaman manga pari-den.
+
Aku membuka kantong kue beras, dan mulai membalik halaman manga pari-den.
   
 
<<Legenda dari Berandalan Terkuat>> , Volume 13.
 
<<Legenda dari Berandalan Terkuat>> , Volume 13.
   
......Meski tema dan ceritanya kelihatan bego banget,isinya cukup menarik,dan sebelum menyadarinya,membaca ini sudah menjadi hobiku.
+
......Meski tema dan ceritanya kelihatan bego banget, isinya cukup menarik, dan sebelum menyadarinya, membaca ini sudah menjadi hobiku.
   
 
Aku tengah memakan kue beras sambil membacanya.
 
Aku tengah memakan kue beras sambil membacanya.
   
Kali ini,Onigawara Godaigo,(Protagonis,yang sangat pemberani dan jiwa lelaki sejatinya telah dilupakan oleh semua siswa SMA zaman sekarang) dengan dua tinju bajanya,menghancurkan seluruh jebakan mematikan musuhnya.
+
Kali ini, Onigawara Godaigo, (Protagonis,yang sangat pemberani dan jiwa lelaki sejatinya telah dilupakan oleh semua siswa SMA zaman sekarang) dengan dua tinju bajanya, menghancurkan seluruh jebakan mematikan musuhnya.
   
Pada saat itu,di ruang kelas mendadak terdengar keributan kecil.
+
Pada saat itu, di ruang kelas mendadak terdengar keributan kecil.
   
Seperti waktu pertamakali Yukimura masuk ke kelasku,aku merasakan atmosfir bertekanan tinggi dalam ruang kelas.
+
Seperti waktu pertamakali Yukimura masuk ke kelasku, aku merasakan atmosfir bertekanan tinggi dalam ruang kelas.
   
.......Aku entah kenapa merasakan ramalan buruk,mengangkat kepalaku,aku melihat seorang gadis tengah berdiri di pintu masuk.
+
.......Aku entah kenapa merasakan firasat buruk, mengangkat kepalaku, aku melihat seorang gadis tengah berdiri di pintu masuk.
   
Gadis muda dengan rambut kuncir kuda berada disana,dengan jas lab diatas seragam sekolahnya.
+
Gadis muda dengan rambut kuncir kuda berada disana, dengan jas lab diatas seragam sekolahnya.
   
Wajahnya nampak kebingungan,dia sepertinya mencari seseorang.
+
Wajahnya nampak kebingungan, dia sepertinya mencari seseorang.
   
 
Gadis itu.......
 
Gadis itu.......
   
Di saat yang sama aku menyadarinya,dia juga melihatku.
+
Di saat yang sama aku menyadarinya, dia juga melihatku.
   
Si gadis sedikit menyipitkan matanya,dan berjalan lurus ke arahku seolah ia tak merasakan tatapan dari para siswa.
+
Si gadis sedikit menyipitkan matanya, dan berjalan lurus ke arahku seolah ia tak merasakan tatapan dari para siswa.
   
Saat ia sampai di hadapanku,dia memberiku tatapan dingin menyelidik.
+
Saat ia sampai di hadapanku, dia memberiku tatapan dingin menyelidik.
   
“......Rambut pirang kering,mata terlihat garang,postur tubuh medium,siswa kelas dua.Seperti yang sensei deskripsikan......”
+
“......Rambut pirang kering, mata terlihat garang, postur tubuh medium, siswa kelas dua. Seperti yang sensei deskripsikan......”
   
 
Si gadis berujar dalam suara kecil.
 
Si gadis berujar dalam suara kecil.
Line 153: Line 153:
 
Aku bertanya balik.
 
Aku bertanya balik.
   
“Rika adalah nama Rika,Shiguma Rika.’Shi’ seperti dalam ‘ambisi’,’guma’ untuk ‘beruang’,’Rika’ seperti di ‘sains’.Siswa kelas satu.”
+
“Rika adalah nama Rika, Shiguma Rika. ’Shi’ seperti dalam ‘ambisi’, ’guma’ untuk ‘beruang’, ’Rika’ seperti di ‘sains’. Siswa kelas satu.”
   
“Ahh begitu,memang aku yang membawamu ke ruang kesehatan.”
+
“Ahh begitu, memang aku yang membawamu ke ruang kesehatan.”
   
Mendengarkan balasanku,gadis muda ini yang baru saja memperkenalkan namanya tiba tiba membungkukkan kepalanya.
+
Mendengarkan balasanku, gadis muda ini yang baru saja memperkenalkan namanya tiba tiba membungkukkan kepalanya.
   
 
“Terima kasih banyak untuk pertolongannya.”
 
“Terima kasih banyak untuk pertolongannya.”
Line 172: Line 172:
 
“Senpai?”
 
“Senpai?”
   
Sedikit memiringkan kepalanya,dia menatapku melalui kacamatanya.
+
Sedikit memiringkan kepalanya, dia menatapku melalui kacamatanya.
   
Meski jas labnya terlihat aneh,dan dia tak mengenakan make-up,kalau dilihat baik baik,wajahnya sangat manis.
+
Meski jas labnya terlihat aneh, dan dia tak mengenakan make-up, kalau dilihat baik baik, wajahnya sangat manis.
   
“Ng-Nggak apa apa,jangan terlalu dipikirkan.”
+
“Ng-Nggak apa apa, jangan terlalu dipikirkan.”
   
 
Namun Rika masih menggeleng kepalanya.
 
Namun Rika masih menggeleng kepalanya.
   
“Bukan itu.Tindakan kebaikan harus ditebus secara sebanding,itulah yang tertera dalam hukum perbandingan setara.Equillibrium juga harus berlaku dalam kegiatan sehari hari.....”
+
“Bukan itu. Tindakan kebaikan harus ditebus secara sebanding, itulah yang tertera dalam hukum perbandingan setara. Equillibrium juga harus berlaku dalam kegiatan sehari hari.....”
   
 
.....dia mulai menggumamkan sesuatu yang sama sekali tak aku mengerti.
 
.....dia mulai menggumamkan sesuatu yang sama sekali tak aku mengerti.
   
Sejak awal,dia memberikan semacam kesan.......kesan yang hampir sama dengan Yozora,Sena,Yukimura,dan Kobato.Kurasa menyebutnya ‘kesan orang aneh’ akan sangat cocok.
+
Sejak awal, dia memberikan semacam kesan.......kesan yang hampir sama dengan Yozora, Sena, Yukimura,dan Kobato. Kurasa menyebutnya ‘kesan orang aneh’ akan sangat cocok.
   
“Senpai adalah penyelamat Rika,Rika harus menebus senpai dengan sesuatu yang sebanding dengan nyawa.”
+
“Senpai adalah penyelamat Rika, Rika harus menebus senpai dengan sesuatu yang sebanding dengan nyawa.”
   
“Tidak,tak perlu seserius itu........”
+
“Tidak, tak perlu seserius itu........”
   
Sebelum aku bisa menyelesaikan ucapanku,aku mendadak berpikir,mungkin menjadi penyelamat bukanlah hal yang buruk.
+
Sebelum aku bisa menyelesaikan ucapanku, aku mendadak berpikir, mungkin menjadi penyelamat bukanlah hal yang buruk.
   
 
“Jadi cairan dalam bejana itu memang berbahaya ya?”
 
“Jadi cairan dalam bejana itu memang berbahaya ya?”
Line 196: Line 196:
 
Rika menatapku dengan pandangan terperanjat.
 
Rika menatapku dengan pandangan terperanjat.
   
“Bukan.Itu hanya gas tidur yang bekerja cepat.Tak memberi efek samping juga,anggap saja kalau itu adalah eksperimen yang sangat aman.Itu adalah salah satu aset paling dibanggakan Rika.”
+
“Bukan. Itu hanya gas tidur yang bekerja cepat. Tak memberi efek samping juga, anggap saja kalau itu adalah eksperimen yang sangat aman. Itu adalah salah satu aset paling dibanggakan Rika.”
   
 
“.....Berarti aku bukan penyelamat sungguhan kan?”
 
“.....Berarti aku bukan penyelamat sungguhan kan?”
Line 202: Line 202:
 
Rika memikirkan hal itu untuk sejenak.
 
Rika memikirkan hal itu untuk sejenak.
   
“Meskipun nyawa Rika tidak dalam bahaya,namun kalau Senpai tak segera membawa Rika ke ruang kesehatan,Rika pasti terus terbaring tidur di sana.”
+
“Meskipun nyawa Rika tidak dalam bahaya, namun kalau Senpai tak segera membawa Rika ke ruang kesehatan, Rika pasti terus terbaring tidur di sana.”
   
 
“Benar......”
 
“Benar......”
   
“Dan kemudian Rika akan ditemukan oleh para siswa lelaki yang lewat,dan tak mampu menahan hasrat duniawi mereka,mereka akan melakukan hal mengerikan pada Rika selagi Rika masih tertidur,dan kemudian nyawa Rika akan benar benar dalam bahaya.”
+
“Dan kemudian Rika akan ditemukan oleh para siswa lelaki yang lewat, dan tak mampu menahan hasrat duniawi mereka, mereka akan melakukan hal mengerikan pada Rika selagi Rika masih tertidur, dan kemudian nyawa Rika akan benar benar dalam bahaya.”
   
 
“Hal mengerikan?”
 
“Hal mengerikan?”
Line 215: Line 215:
 
“Pe-pemerkosaan!?”
 
“Pe-pemerkosaan!?”
   
Aku tanpa sadar berteriak,dan aku merasa tatapan semua siswa di kelas mengarah padaku.
+
Aku tanpa sadar berteriak, dan aku merasa tatapan semua siswa di kelas mengarah padaku.
   
“Apa dia bilang perkosa....?”,”Tak bisa kupercaya.....”,”Bagaimana gadis itu diperkosa?”
+
“Apa dia bilang perkosa....?”, ”Tak bisa kupercaya.....”, ”Bagaimana gadis itu diperkosa?”
   
Aku menoleh dan melihat para siswa saling berbisik,dan mereka dengan cepat membuang wajahnya.
+
Aku menoleh dan melihat para siswa saling berbisik, dan mereka dengan cepat membuang wajahnya.
   
 
“......makin banyak rumor aneh akan tersebar ya......”
 
“......makin banyak rumor aneh akan tersebar ya......”
   
“Itu benar,pemerkosaan! Itulah hal yang selalu terjadi di buku yang Rika selalu baca.Para lelaki yang dikendalikan hasrat duniawi mereka akan merobek robek baju Rika,dan kemudian mereka akan bergiliran memasukkan sesuatu kedalam tubuh rapuh Rika.......”
+
“Itu benar, pemerkosaan! Itulah hal yang selalu terjadi di buku yang Rika selalu baca. Para lelaki yang dikendalikan hasrat duniawi mereka akan merobek robek baju Rika, dan kemudian mereka akan bergiliran memasukkan sesuatu kedalam tubuh rapuh Rika.......”
   
“Tu-Tunggu,sebaiknya kita bicarakan di tempat lain saja!”
+
“Tu-Tunggu, sebaiknya kita bicarakan di tempat lain saja!”
   
Melihat Rika yang terus berbicara terperinci,aku lekas lekas menyetopnya.
+
Melihat Rika yang terus berbicara terperinci, aku lekas lekas menyetopnya.
   
 
“Baik.”
 
“Baik.”
Line 233: Line 233:
   
   
Dibawah tatapan para siswa di kelas,Rika dan aku meninggalkan ruang kelas.
+
Dibawah tatapan para siswa di kelas, Rika dan aku meninggalkan ruang kelas.
   
Pada saat inilah aku mengkonfirmasinya,bahwa didepanku terdapat orang aneh.
+
Pada saat inilah aku mengkonfirmasinya, bahwa didepanku terdapat orang aneh.
   
   
Line 243: Line 243:
 
“.....Kurasa disini sudah tidak apa apa.”
 
“.....Kurasa disini sudah tidak apa apa.”
   
“Hmm benar,itu bukan sesuatu yang bisa kita diskusikan di depan umum.”
+
“Hmm benar, itu bukan sesuatu yang bisa kita diskusikan di depan umum.”
   
 
Ujar Rika polos.
 
Ujar Rika polos.
   
“Baiklah,melanjutkan percakapan sebelumnya,para laki laki akan......”
+
“Baiklah, melanjutkan percakapan sebelumnya, para laki laki akan......”
   
 
“Topik itu berakhir disini!”
 
“Topik itu berakhir disini!”
   
Aku berteriak.Rika menatapku dengan terkejut.
+
Aku berteriak. Rika menatapku dengan terkejut.
   
   
Line 257: Line 257:
 
“Kalau begitu mari bicara tentang bagaimana Rika harus membalas budi Senpai.”
 
“Kalau begitu mari bicara tentang bagaimana Rika harus membalas budi Senpai.”
   
“Sudah kubilang,kau nggak perlu membalas budi.”
+
“Sudah kubilang, kau nggak perlu membalas budi.”
   
 
“Tapi Rika nanti merasa bersalah.......apalagi Senpai sudah menyelamatkan keperawanan Rika.......”
 
“Tapi Rika nanti merasa bersalah.......apalagi Senpai sudah menyelamatkan keperawanan Rika.......”
Line 263: Line 263:
 
Wajah Rika mendadak membara merah.
 
Wajah Rika mendadak membara merah.
   
“Senpai,bagaimana kalau begini......Rika mengetahuinya secara teori,dan juga dari penelitian tentang larva kumbang dan siput sebelumnya,tapi Rika nggak punya pengalaman praktek.....”
+
“Senpai, bagaimana kalau begini......Rika mengetahuinya secara teori, dan juga dari penelitian tentang larva kumbang dan siput sebelumnya, tapi Rika nggak punya pengalaman praktek.....”
   
 
“Tunggu tunggu tunggu! Percakapan apa ini!?”
 
“Tunggu tunggu tunggu! Percakapan apa ini!?”
   
“Sebagai balasan menyelamatkan keperawanan Rika,Rika berpikir kalau memberikan senpai keperawanan Rika itu cukup.”
+
“Sebagai balasan menyelamatkan keperawanan Rika, Rika berpikir kalau memberikan senpai keperawanan Rika itu cukup.”
   
 
“Mana mungkin aku menginginkan itu!”
 
“Mana mungkin aku menginginkan itu!”
   
“.....Sebagai gadis,itu adalah pukulan berat.”
+
“.....Sebagai gadis, itu adalah pukulan berat.”
   
 
Rika menggigit bibir bawahnya.
 
Rika menggigit bibir bawahnya.
Line 277: Line 277:
 
Huh.
 
Huh.
   
“Apalagi,pria pria kelaparan yang akan melakukan hal semacam itu pada gadis tidur tak ada di sekolah ini.”
+
“Apalagi, pria pria kelaparan yang akan melakukan hal semacam itu pada gadis tidur tak ada di sekolah ini.”
   
 
“Sungguh? Penelitian Rika mengindikasikan kalau kebanyakan siswa laki laki SMA didominasi oleh tubuh bagian bawah dan sering memiliki pikiran kotor.”
 
“Sungguh? Penelitian Rika mengindikasikan kalau kebanyakan siswa laki laki SMA didominasi oleh tubuh bagian bawah dan sering memiliki pikiran kotor.”
Line 287: Line 287:
 
Aku tiba tiba menyadari sesuatu.
 
Aku tiba tiba menyadari sesuatu.
   
“......Ngomong ngomong,kenapa kamu ada di ruang sains sendirian saat jam pelajaran?”
+
“......Ngomong ngomong, kenapa kamu ada di ruang sains sendirian saat jam pelajaran?”
   
 
Aku memberinya pertanyaan yang sejak tadi menggangguku sejak kembali dari jam pelajaran ketiga.
 
Aku memberinya pertanyaan yang sejak tadi menggangguku sejak kembali dari jam pelajaran ketiga.
Line 301: Line 301:
   
   
Siswa ruang kesehatan—para siswa yang mengambil pelajaran di ruang kesehatan bukannya ruang kelas,terpisah dari siswa siswa kelas mereka.Hal itu cukup diperdebatkan di sekolah,namun aku masih menganggap itu aturan yang baik.
+
Siswa ruang kesehatan—para siswa yang mengambil pelajaran di ruang kesehatan bukannya ruang kelas, terpisah dari siswa siswa kelas mereka. Hal itu cukup diperdebatkan di sekolah, namun aku masih menganggap itu aturan yang baik.
   
Menjadi bagian kelas dan menerima pelajaran yang sama bersama,semua orang akan menerima fakta itu tanpa ragu.Namun ada juga mereka yang tak mau memikirkan tentang hal itu.
+
Menjadi bagian kelas dan menerima pelajaran yang sama bersama, semua orang akan menerima fakta itu tanpa ragu. Namun ada juga mereka yang tak mau memikirkan tentang hal itu.
   
Memanggil mereka ‘lemah’ atau ‘naif’ itu masih simpel,namun mereka mungkin sudah melakukan hal yang benar—bagi mereka mungkin itu adalah bentuk ampunan; bagiku itu adalah sesuatu yang selalu diluar jangkauanku.
+
Memanggil mereka ‘lemah’ atau ‘naif’ itu masih simpel, namun mereka mungkin sudah melakukan hal yang benar—bagi mereka mungkin itu adalah bentuk ampunan; bagiku itu adalah sesuatu yang selalu diluar jangkauanku.
   
 
“Bagaimana mengatakannya ya........kamu punya banyak fantasi kan.”
 
“Bagaimana mengatakannya ya........kamu punya banyak fantasi kan.”
   
“Tolong jangan tatap Rika dengan mata lembut Senpai,bikin malu saja.”
+
“Tolong jangan tatap Rika dengan mata lembut Senpai, bikin malu saja.”
   
 
Wajah Rika tersipu malu lagi.
 
Wajah Rika tersipu malu lagi.
   
“Ngomong ngomong,apa yang Senpai lakukan di koridor sepanjang jam pelajaran?”
+
“Ngomong ngomong, apa yang Senpai lakukan di koridor sepanjang jam pelajaran?”
   
 
“.....Agak susah menjelaskannya......”
 
“.....Agak susah menjelaskannya......”
   
Aku mengutarakan pada Rika tentang aku yang tak punya teman sehingga tak tahu tentang pergantian jam pelajaran.Aku bahkan menjelaskan padanya kalau gara gara mata dan rambutku,aku terus disalahartikan sebagai berandalan.
+
Aku mengutarakan pada Rika tentang aku yang tak punya teman sehingga tak tahu tentang pergantian jam pelajaran. Aku bahkan menjelaskan padanya kalau gara gara mata dan rambutku, aku terus disalahartikan sebagai berandalan.
   
Siswa ruang kesehatan.........nggak,siswa ruang sains mungkin bisa memahami perasaanku baik baik.
+
Siswa ruang kesehatan.........nggak, siswa ruang sains mungkin bisa memahami perasaanku baik baik.
   
“Emm........tentang rambutmu,bagaimana kalau begini,Senpai?”
+
“Emm........tentang rambutmu, bagaimana kalau begini, Senpai?”
   
 
Rika bertanya.
 
Rika bertanya.
Line 327: Line 327:
 
“?”
 
“?”
   
“Rika akan membantu Senpai mengecat kembali rambutnya jadi hitam.Cukup simpel mencampur bahan kimia yang akan mengubah warna rambut tanpa merusak rambut atau kulit kepala.”
+
“Rika akan membantu Senpai mengecat kembali rambutnya jadi hitam. Cukup simpel mencampur bahan kimia yang akan mengubah warna rambut tanpa merusak rambut atau kulit kepala.”
   
“Nggak,ini bukan karena dicat.”
+
“Nggak, ini bukan karena dicat.”
   
 
Rika melihatku penuh ketidakpercayaan.
 
Rika melihatku penuh ketidakpercayaan.
   
“Itu benar,warna rambutku ini alami,biarpun kelihatan seperti eksperimen pengecatan rambut yang gagal.”
+
“Itu benar, warna rambutku ini alami, biarpun kelihatan seperti eksperimen pengecatan rambut yang gagal.”
   
 
“Serius?”
 
“Serius?”
   
Rika menatapku,seolah menginspeksi rambutku.
+
Rika menatapku, seolah menginspeksi rambutku.
   
 
“Ayahmu orang Jepang?”
 
“Ayahmu orang Jepang?”
   
“Ibuku orang Inggris,Ayah orang Jepang.”
+
“Ibuku orang Inggris, Ayah orang Jepang.”
   
“Ahh,jadi senpai orang blasteran.Rika selalu berpikir kalau semua pria blasteran adalah Bishonen.”
+
“Ahh, jadi senpai orang blasteran. Rika selalu berpikir kalau semua pria blasteran adalah Bishonen.”
   
 
“Jangan bahas itu!”
 
“Jangan bahas itu!”
Line 349: Line 349:
 
Ujarku dalam kekecewaan.
 
Ujarku dalam kekecewaan.
   
Rika mengulurkan tangannya,seolah mencoba menarik rambut di kepalaku.
+
Rika mengulurkan tangannya, seolah mencoba menarik rambut di kepalaku.
   
 
“Memang alami.......Oh misteri besar dalam kehidupan....”
 
“Memang alami.......Oh misteri besar dalam kehidupan....”
Line 357: Line 357:
 
Aku tersenyum pahit.
 
Aku tersenyum pahit.
   
Melihat Rika penuh rasa penasaran,aku hanya bisa tersenyum.
+
Melihat Rika penuh rasa penasaran, aku hanya bisa tersenyum.
   
 
Pluk!
 
Pluk!
Line 365: Line 365:
 
Rika mendadak mencabut tiga helai rambutku.
 
Rika mendadak mencabut tiga helai rambutku.
   
“Ahh maaf,sebelum Rika menyadarinya Rika sudah mengumpulkan sampel.”
+
“Ahh maaf, sebelum Rika menyadarinya Rika sudah mengumpulkan sampel.”
   
 
“Sampel untuk menyelesaikan misteri dalam kehidupan?”
 
“Sampel untuk menyelesaikan misteri dalam kehidupan?”
Line 371: Line 371:
 
Ujarku sambil menekuk alisku.
 
Ujarku sambil menekuk alisku.
   
“Jadi sekarang Rika harus menebus Senpai untuk rambutnya.Rika harus memberi senpai sesuatu yang sebanding karena membantu Rika memecahkan misteri kehidupan.Bagaimana kalau sesuatu tentang asal muasal kehidupan yang dimulai dengan ‘s’ dan diakhiri dengan ‘x’?”
+
“Jadi sekarang Rika harus menebus Senpai untuk rambutnya. Rika harus memberi senpai sesuatu yang sebanding karena membantu Rika memecahkan misteri kehidupan. Bagaimana kalau sesuatu tentang asal muasal kehidupan yang dimulai dengan ‘s’ dan diakhiri dengan ‘x’?”
   
 
“Sudah kubilang aku nggak butuh balas budi!”
 
“Sudah kubilang aku nggak butuh balas budi!”
Line 379: Line 379:
 
“Maksudmu Socks (kaos kaki)?”
 
“Maksudmu Socks (kaos kaki)?”
   
“Bukan,bukan Socks,SOx seperti dalam Sulfur Oksida.”
+
“Bukan, bukan Socks, SOx seperti dalam Sulfur Oksida.”
   
 
“Kenapa kamu mau balas budi dengan gas beracun? Dan apa hubungannya dengan asal muasal kehidupan?”
 
“Kenapa kamu mau balas budi dengan gas beracun? Dan apa hubungannya dengan asal muasal kehidupan?”
Line 387: Line 387:
 
“Sudah jelas kamu hanya mengarang cerita itu.”
 
“Sudah jelas kamu hanya mengarang cerita itu.”
   
“Jadi Senpai sadar ya.Sebenarnya maksud Rika SEX,Rika bermaksud menawarkan hal terpentingnya pada Senpai—“
+
“Jadi Senpai sadar ya. Sebenarnya maksud Rika SEX, Rika bermaksud menawarkan hal terpentingnya pada Senpai—“
   
 
“H-Hal penting.......”
 
“H-Hal penting.......”
Line 393: Line 393:
 
Wajahku terbakar membara.
 
Wajahku terbakar membara.
   
“Ya,bayi penting Rika.......kumpulan video vertebrata yang kawin.Sekitar 58 jam totalnya,itu sudah lebih dari cukup untuk menyelidiki misteri kehidupan.”
+
“Ya, bayi penting Rika.......kumpulan video vertebrata yang kawin. Sekitar 58 jam totalnya, itu sudah lebih dari cukup untuk menyelidiki misteri kehidupan.”
   
 
Aku mendesah.
 
Aku mendesah.
Line 401: Line 401:
   
   
Tak lama kemudian,bel yang menandakan akhir istirahat siang berbunyi.
+
Tak lama kemudian, bel yang menandakan akhir istirahat siang berbunyi.
   
“Gawat,aku harus kembali.”
+
“Gawat, aku harus kembali.”
   
 
Kuucapkan itu buru buru lalu si siswa ruang sains Rika memandangku dengan kecewa.
 
Kuucapkan itu buru buru lalu si siswa ruang sains Rika memandangku dengan kecewa.
   
“Kalau begitu,mari diskusikan tentang masalah balas budi itu lain kali.”
+
“Kalau begitu, mari diskusikan tentang masalah balas budi itu lain kali.”
   
“Sudah kubilang tak apa apa.Sampai jumpa.”
+
“Sudah kubilang tak apa apa. Sampai jumpa.”
   
“Ah,Senpai!”
+
“Ah, Senpai!”
   
Rika tiba tiba memanggilku,saat aku hendak berbalik pergi.
+
Rika tiba tiba memanggilku, saat aku hendak berbalik pergi.
   
 
“hmm?”
 
“hmm?”
Line 419: Line 419:
 
“Rika masih belum mengenal namamu.”
 
“Rika masih belum mengenal namamu.”
   
“Oh,iya.”
+
“Oh, iya.”
   
Saling memperkenalkan diri,itu adalah tanda ‘menjadi lebih dekat’ pada seseorang kan? Pikirku seraya menyebutkan namaku.
+
Saling memperkenalkan diri, itu adalah tanda ‘menjadi lebih dekat’ pada seseorang kan? Pikirku seraya menyebutkan namaku.
   
 
“Hasegawa Kodaka.”
 
“Hasegawa Kodaka.”
Line 441: Line 441:
   
   
“.......Singkat cerita,dia juga salah satu orang yang aneh.”
+
“.......Singkat cerita, dia juga salah satu orang yang aneh.”
   
Sepulang sekolah,aku berada di ruang klub.
+
Sepulang sekolah, aku berada di ruang klub.
   
Kuceritakan pada Yozora,Sena,dan Yukimura tentang apa yang terjadi dengan siswa kelas satu Shiguma Rika.
+
Kuceritakan pada Yozora, Sena, dan Yukimura tentang apa yang terjadi dengan siswa kelas satu Shiguma Rika.
   
......Tentu saja,aku tak menceritakan tentang bagian Rika menawarkan keperawanannya.
+
......Tentu saja, aku tak menceritakan tentang bagian Rika menawarkan keperawanannya.
   
 
“Hmm.......jadi dia memang aneh seperti yang para siswa katakan?”
 
“Hmm.......jadi dia memang aneh seperti yang para siswa katakan?”
Line 455: Line 455:
 
“Kamu kenal dia?”
 
“Kamu kenal dia?”
   
“Lumayan sih.Supaya dia mau bersekolah disini,papa sudah berkali kali mengunjungi rumahnya.”
+
“Lumayan sih. Supaya dia mau bersekolah disini, papa sudah berkali kali mengunjungi rumahnya.”
   
 
“Hah!?...”
 
“Hah!?...”
Line 461: Line 461:
 
Sena menatapku dengan cool dan berkata,
 
Sena menatapku dengan cool dan berkata,
   
“Biarpun dia belum pernah muncul di Televisi atau majalah,dia sepertinya sangat terkenal di bidangnya,’Gadis penemu jenius’ Shiguma Rika.Bahkan saat ia masih di Sekolah Dasar,dia membuat segala jenis elektronik,obat obatan,dan perangkat komputer,anggap saja dia berkaitan langsung dengan pertumbuhan industri.Dia sepertinya dirancang sebagai orang sempurna dalam hidupnya,seandainya jenius seperti itu lulus dari sekolah ini,reputasi kita tentu saja akan naik.Karena itu papa menawarinya bersekolah disini tanpa mengikuti pelajaran sama sekali.”
+
“Biarpun dia belum pernah muncul di Televisi atau majalah, dia sepertinya sangat terkenal di bidangnya, ’Gadis penemu jenius’ Shiguma Rika. Bahkan saat ia masih di Sekolah Dasar, dia membuat segala jenis elektronik, obat obatan, dan perangkat komputer, anggap saja dia berkaitan langsung dengan pertumbuhan industri. Dia sepertinya dirancang sebagai orang sempurna dalam hidupnya, seandainya jenius seperti itu lulus dari sekolah ini, reputasi kita tentu saja akan naik. Karena itu papa menawarinya bersekolah disini tanpa mengikuti pelajaran sama sekali.”
   
Saat ia bercerita tentang dirinya sebagai siswa ruang sains tadi,aku merasa agak bersimpati padanya.Sepertinya dia sama sekali tak membutuhkan rasa simpatiku.
+
Saat ia bercerita tentang dirinya sebagai siswa ruang sains tadi, aku merasa agak bersimpati padanya. Sepertinya dia sama sekali tak membutuhkan rasa simpatiku.
   
Bagian mananya yang mirip dengan siswa ruang kesehatan,entahlah.
+
Bagian mananya yang mirip dengan siswa ruang kesehatan, entahlah.
   
“Ngomong ngomong,lab tempat kamu menolongnya itu dibangun secara khusus untuknya.”
+
“Ngomong ngomong, lab tempat kamu menolongnya itu dibangun secara khusus untuknya.”
   
 
“Apa??”
 
“Apa??”
   
“Pikirkan lagi,bukankah kita punya lab kimia,biologi,dan fisika disini? Lab sains baru dibangun tahun ini setelah memodifikasi ruangan yang sudah ada.”
+
“Pikirkan lagi, bukankah kita punya lab kimia, biologi, dan fisika disini? Lab sains baru dibangun tahun ini setelah memodifikasi ruangan yang sudah ada.”
   
“Kalau dipikir pikir,ruang sains itu memang lebih kecil dari ruang kelas normal......”
+
“Kalau dipikir pikir, ruang sains itu memang lebih kecil dari ruang kelas normal......”
   
“Artinya itu bukan ruang sains,namun ruang yang didesain khusus untuk Shiguma Rika,ruang pribadi untuk Rika.”
+
“Artinya itu bukan ruang sains, namun ruang yang didesain khusus untuk Shiguma Rika, ruang pribadi untuk Rika.”
   
 
Ternyata dia adalah super VIP!
 
Ternyata dia adalah super VIP!
Line 485: Line 485:
 
Sena mengatakannya dengan nada congkak.
 
Sena mengatakannya dengan nada congkak.
   
“Kita ini Akademi swasta,jadi mudah untuk membuat perkecualian seperti ini dibanding sekolah negeri.Karena bisa memicu protes dari para siswa,sekolah tak pernah mempublikasikan hal itu.”
+
“Kita ini Akademi swasta, jadi mudah untuk membuat perkecualian seperti ini dibanding sekolah negeri. Karena bisa memicu protes dari para siswa, sekolah tak pernah mempublikasikan hal itu.”
   
 
“Begitu.....”
 
“Begitu.....”
   
“Pokoknya,camkan untuk tidak membuat marah Shiguma Rika.Kalau dia mengatakan hal seperti ‘Aku tak mau datang ke sekolah lagi karena ada berandalan menggangguku......’,kamu akan kena masalah besar.”
+
“Pokoknya, camkan untuk tidak membuat marah Shiguma Rika. Kalau dia mengatakan hal seperti ‘Aku tak mau datang ke sekolah lagi karena ada berandalan menggangguku......’, kamu akan kena masalah besar.”
   
 
Sena menyebutkan kemungkinan mengerikan itu.
 
Sena menyebutkan kemungkinan mengerikan itu.
Line 503: Line 503:
 
Pintu ruang klub terbuka dan seorang gadis berjalan masuk.
 
Pintu ruang klub terbuka dan seorang gadis berjalan masuk.
   
“Ah,Kodaka-senpai ternyata ada disini.”
+
“Ah, Kodaka-senpai ternyata ada disini.”
   
......Orang itu tiada lain adalah Shiguma Rika,yang tadi sibuk kami diskusikan.
+
......Orang itu tiada lain adalah Shiguma Rika, yang tadi sibuk kami diskusikan.
   
 
“.....Ada yang bisa kubantu?”
 
“.....Ada yang bisa kubantu?”
Line 511: Line 511:
 
Tanyaku.
 
Tanyaku.
   
“Rika dengar Senpai berada di klub bernama ‘Klub Tetangga’,Rika ingin bergabung juga.”
+
“Rika dengar Senpai berada di klub bernama ‘Klub Tetangga’, Rika ingin bergabung juga.”
   
 
“BERGABUNG!?” x 3
 
“BERGABUNG!?” x 3
   
Yozora,Sena,dan aku berteriak berbarengan.
+
Yozora, Sena, dan aku berteriak berbarengan.
   
 
“Aku juga sudah mengisi formulir keikutsertaannya.”
 
“Aku juga sudah mengisi formulir keikutsertaannya.”
Line 525: Line 525:
 
Ujar Yozora dengan ekspresi tidak senang di wajahnya.
 
Ujar Yozora dengan ekspresi tidak senang di wajahnya.
   
“Ya,nama saya Rika.”
+
“Ya, nama saya Rika.”
   
“Klub ini dibentuk untuk tujuan tinggi,agar bisa bergabung kamu harus memenuhi persyaratan berikut.”
+
“Klub ini dibentuk untuk tujuan tinggi, agar bisa bergabung kamu harus memenuhi persyaratan berikut.”
   
......Tidak,kukira kita bukan klub ribet seperti itu.
+
......Tidak, kukira kita bukan klub ribet seperti itu.
   
 
“Tujuan tinggi maksudnya ‘mendapatkan teman’ kan?”
 
“Tujuan tinggi maksudnya ‘mendapatkan teman’ kan?”
Line 539: Line 539:
 
“Bagaimana kamu tahu......”
 
“Bagaimana kamu tahu......”
   
“Rika melihat poster perekrutan saat Rika sedang lewat.Kalau dibaca secara diagonal dari atas,frasenya terbaca ‘kami mencari teman’,jadi Rika memahami kalau itulah motif klub ini.”
+
“Rika melihat poster perekrutan saat Rika sedang lewat. Kalau dibaca secara diagonal dari atas, frasenya terbaca ‘kami mencari teman’, jadi Rika memahami kalau itulah motif klub ini.”
   
“......Seperti Sena,bahkan kamu bisa menemukan arti tersembunyi dalam poster itu........?”
+
“......Seperti Sena, bahkan kamu bisa menemukan arti tersembunyi dalam poster itu........?”
   
 
Ujarku sambil keringat dingin menetes di dahiku lagi.
 
Ujarku sambil keringat dingin menetes di dahiku lagi.
   
Poster perekrutan didesain oleh Yozora sendiri,bagi orang normal itu bukanlah apa apa selain tulisan biasa.Hanya seseorang yang tak memiliki teman bisa memahami makna sejatinya........kira kira seperti itu.
+
Poster perekrutan didesain oleh Yozora sendiri, bagi orang normal itu bukanlah apa apa selain tulisan biasa. Hanya seseorang yang tak memiliki teman bisa memahami makna sejatinya........kira kira seperti itu.
   
Meskipun aku sendiri tak bisa menyadari makna tersembunyi itu,Sena mengejutkanku dengan mampu menemukannya.Hari ini ada orang lain yang berhasil melakukan hal yang sama.
+
Meskipun aku sendiri tak bisa menyadari makna tersembunyi itu, Sena mengejutkanku dengan mampu menemukannya. Hari ini ada orang lain yang berhasil melakukan hal yang sama.
   
“Jadi Rika benar kan? Bukannya mau pamer,namun Rika bangga karena nggak punya teman.”
+
“Jadi Rika benar kan? Bukannya mau pamer, namun Rika bangga karena nggak punya teman.”
   
 
“Itu sama saja membanggakan diri.”
 
“Itu sama saja membanggakan diri.”
   
Karena dia selalu berada di ruangan Rika,dia tak pernah punya kesempatan menemukan teman,kurasa.
+
Karena dia selalu berada di ruangan Rika, dia tak pernah punya kesempatan menemukan teman, kurasa.
   
 
“....Hmm.....kurasa itu memenuhi persyaratan keikutsertaanmu.”
 
“....Hmm.....kurasa itu memenuhi persyaratan keikutsertaanmu.”
   
Meski dia sama sekali tidak kelihatan senang,Yozora masih menerima formulir pendaftarannya.
+
Meski dia sama sekali tidak kelihatan senang, Yozora masih menerima formulir pendaftarannya.
   
“....Aku paham.Mulai hari ini kamu adalah anggota dari klub Tetangga.”
+
“....Aku paham. Mulai hari ini kamu adalah anggota dari klub Tetangga.”
   
 
Mata Rika sedikit menutup sambil tersenyum.
 
Mata Rika sedikit menutup sambil tersenyum.
   
“Ya,dengan ini Rika bisa menemui Kodaka-senpai setiap hari sepulang sekolah.Mari kita lakukan semua hal bersama ya,senpai?”
+
“Ya, dengan ini Rika bisa menemui Kodaka-senpai setiap hari sepulang sekolah. Mari kita lakukan semua hal bersama ya, senpai?”
   
 
Ujar Rika sambil tiba tiba bergelayut di tanganku.
 
Ujar Rika sambil tiba tiba bergelayut di tanganku.
Line 569: Line 569:
 
“Semua macam hal.........apa yang kamu rencanakan?”
 
“Semua macam hal.........apa yang kamu rencanakan?”
   
Aku hampir ingin menyibakkan lengannya secara insting,tapi peringatan Sena ‘Jangan membuat marah Shiguma Rika’ berdering kencang di pikiranku.Aku tak punya pilihan selain menerimanya.
+
Aku hampir ingin menyibakkan lengannya secara insting,tapi peringatan Sena ‘Jangan membuat marah Shiguma Rika’ berdering kencang di pikiranku. Aku tak punya pilihan selain menerimanya.
   
“Kalau begitu,semuanya harap bisa akur dengan Rika.Jangan halangi Rika dan Kodaka-senpai~”
+
“Kalau begitu, semuanya harap bisa akur dengan Rika. Jangan halangi Rika dan Kodaka-senpai~”
   
 
Ujar Rika pada Yozora dan yang lainnya sambil masih bergelayut di tanganku.
 
Ujar Rika pada Yozora dan yang lainnya sambil masih bergelayut di tanganku.
 
[[Image:hgn2_075.jpg|thumb]]
 
[[Image:hgn2_075.jpg|thumb]]
Dihadapkan pada Rika yang wajahnya berbinar binar,Yozora,Sena,dan Yukimura terlihat sangat tidak senang.
+
Dihadapkan pada Rika yang wajahnya berbinar binar, Yozora, Sena, dan Yukimura terlihat sangat tidak senang.
   
 
“......Perasaan tak nyaman apa ini di dadaku.”
 
“......Perasaan tak nyaman apa ini di dadaku.”
   
Melihat wajah tak nyaman Yukimura,aku tak punya pilihan selain membuang tatapanku.
+
Melihat wajah tak nyaman Yukimura, aku tak punya pilihan selain membuang tatapanku.
   
“.....Kamu juga daging,bagaimana bisa kamu memahami poster sampah macam itu?”
+
“.....Kamu juga daging, bagaimana bisa kamu memahami poster sampah macam itu?”
   
 
“Apa yang anak ini lakukan! Kenapa dia lengket sama Kodaka?”
 
“Apa yang anak ini lakukan! Kenapa dia lengket sama Kodaka?”
   
Yozora dan Sena menggumam lembut dibawah nafas mereka,tapi aku bisa mendengarnya dengan jelas.
+
Yozora dan Sena menggumam lembut dibawah nafas mereka, tapi aku bisa mendengarnya dengan jelas.
   
 
Yang penting,
 
Yang penting,
   
Klub Tetangga mendapat anggota baru,Shiguma Rika telah bergabung secara resmi.
+
Klub Tetangga mendapat anggota baru, Shiguma Rika telah bergabung secara resmi.

Revision as of 11:56, 9 June 2012

Shiguma Rika

Ini adalah sesuatu yang terjadi di jam ketiga pada suatu hari.

Aku tengah berjalan, sendiri, sepanjang koridor yang memiliki ruang kelas istimewa seperti Home Economic atau ruang Audio-Visual.

Karena sekarang bukan waktu kelas istimewa, tak ada siapapun di koridor.

Kemarin saat kelas Bahasa Inggris berakhir, Guruku memang mengatakan “Jam ketiga esok hari akan diselenggarakan di ruang kelas Bahasa”.

Sehingga aku, karena aku ingin membuktikan kalau aku bukan berandalan, setelah jam kedua selesai, aku sudah pergi lebih cepat dari siapapun untuk mempersiapkan jam ketiga.

Bahkan meski jam pelajaran sudah hampir selesai, tak ada siswa yang datang kemari. Dan sialnya, aku mendengar bel berbunyi untuk kelas selanjutnya.


Hal semacam itu sering terjadi di masa lalu.

Karena pergantian pelajaran, dan kami harus berganti ruang kelas, namun karena aku adalah penyendiri yang tak punya teman, takkan ada yang memberitahuku—semacam itulah.

Dan selain itu, hal kebalikannya juga sering terjadi. Aku tak tahu kalau aku harus pergi ke ruang kelas lain untuk pelajaran setelahnya, dan akhirnya berbaring tertidur di atas meja tanpa mengetahui apa apa. Hasilnya, semua orang di ruang kelas sudah pergi tanpa meninggalkan jejak.

..........Meski hal itu terjadi berkali kali, aku masih tak bisa menerima realita semacam itu.

Aku,sendirian, berjalan sepanjang koridor.

Aku hanya bisa mendengar suara kakiku.

Dan repotnya, ruang kelas istimewa tak terletak satu lantai dengan ruang kelasku, 2-5, jadi aku harus melintasi sepanjang koridor supaya bisa kembali.

Jarak diantara ruang kelas bahasa di lantai ketiga dan ruang kelas 2-5, tak bisa dianggap jarak dekat.

Melewati ruang kelas bahasa, ruang komputer, dan ruang penyimpanan pakaian, serta yang terlihat seperti ruang referensi, lalu akhirnya sampai ke tangga yang menuju ke lantai kedua.

Setelah melalui banyak tempat yang terlihat seperti ruang referensi, ketika aku akhirnya berdiri disamping ruang sains, pada saat itu—

BANG!

Sesuatu seperti suara ledakan datang dari dalam ruang sains.

“!?”

Aku ketakutan setengah mati, dan mengarahkan perhatianku pada ruang sains.

Apa ada kelas yang sedang melakukan eksperimen?

Tapi kalau eksperimen itu sampai menimbulkan ledakan, bukankah para siswa di dalamnya seharusnya mulai ribut?

Namun, dari dalam ruangan tak ada suara sama sekali.......justru, benar benar sunyi.

Itu artinya, bukan eksperimen yang dilakukan karena ada pelajaran.

Aku merasa terganggu olehnya, jadi aku dengan penasaran membuka pintunya dengan tenang dan mengintip kedalam.

Ruangannya sepi.

“........?”

Aku membuka pintu lebar lebar dan masuk.

Pada saat itu, aroma aneh yang sepertinya sangat tidak enak mendadak menyerbu hidungku.

“........!”

Aku lekas menahan nafasku, menutupi hidung dengan tanganku dan melempar tatapan ke penjuru ruangan.

Kemudian, di meja terbesar dalam ruangan—yang seharusnya menjadi tempat pusat Guru memberikan pelajaran, terdapat seorang gadis terbaring disana.

Diatas meja terdapat sejumlah tabung dan bejana, dan didalamnya terdapat cairan berwarna aneh.

Asap masih mengepul dari dalam bejana.

.........Tapi yang penting bawa keluar gadis itu dulu!

Aku terus menahan nafasku, dan mengambil gadis yang terbaring di lantai, lalu dengan cepat mengeluarkannya dari ruang sains.

Di saat yang sama aku membopongnya, aku sedikit mengamati penampilannya.

Rambut hitamnya diikat di belakang kepalanya,dan disamping seragamnya, ia mengenakan jas lab besar diluarnya. Dia juga mengenakan kacamata.

Wajahnya yang manis, tampak bernafas kecil dengan lembut.

.......Jangan jangan...........dia cuma tertidur?

Tapi aku tak boleh berpikir seperti ini, kalau asap dari bejana itu memang beracun, akan sangat gawat.

Aku harus membawanya ke ruang kesehatan.

Seperti ini, aku membawa si gadis, dan berlari ke arah ruang kesehatan.

Si perawat menerima gadis dengan jas lab bersamanya (menanyakan banyak hal padaku, sepertinya perawat ini curiga kalau aku sudah melakukan sesuatu padanya), dan aku kembali ke ruang kelas, dimana para siswa kelasku sedang mengerjakan Pe-er sepanjang waktu jam kosong.

Sudah setengah jam sejak kelas dimulai.

Aku dengan berat menggerakkan diriku ke kursi, seiring para siswa di kelas melempar tatapan aneh padaku.

Dan ketika aku menemui mata Yozora, ia dengan alami membuang tatapannya.

......Mungkin akan muncul rumor lain, pikirku dengan depresi sambil duduk di kursi, lalu mulai menulis pe-er bahasa Inggrisku.


Setelah jam ketiga dan keempat selesai, sekarang waktunya jam makan siang.

“Aniki, saya bawakan makan siang.”

Yukimura, seperti biasa, memasuki kelasku dan memberiku kue beras, jus, dan manga pari-den.

Semua siswa di kelas sudah terbiasa melihatnya, jadi hampir tak ada seorangpun yang menyadari.

“Makasih, Yukimura.”

“Tidak, tidak, karena bekerja demi Aniki adalah suatu kehormatan.”

Wajah cantik feminin Yukimura tersenyum simpul, kemudian berjalan keluar dari kelas.

Aku membuka kantong kue beras, dan mulai membalik halaman manga pari-den.

<<Legenda dari Berandalan Terkuat>> , Volume 13.

......Meski tema dan ceritanya kelihatan bego banget, isinya cukup menarik, dan sebelum menyadarinya, membaca ini sudah menjadi hobiku.

Aku tengah memakan kue beras sambil membacanya.

Kali ini, Onigawara Godaigo, (Protagonis,yang sangat pemberani dan jiwa lelaki sejatinya telah dilupakan oleh semua siswa SMA zaman sekarang) dengan dua tinju bajanya, menghancurkan seluruh jebakan mematikan musuhnya.

Pada saat itu, di ruang kelas mendadak terdengar keributan kecil.

Seperti waktu pertamakali Yukimura masuk ke kelasku, aku merasakan atmosfir bertekanan tinggi dalam ruang kelas.

.......Aku entah kenapa merasakan firasat buruk, mengangkat kepalaku, aku melihat seorang gadis tengah berdiri di pintu masuk.

Gadis muda dengan rambut kuncir kuda berada disana, dengan jas lab diatas seragam sekolahnya.

Wajahnya nampak kebingungan, dia sepertinya mencari seseorang.

Gadis itu.......

Di saat yang sama aku menyadarinya, dia juga melihatku.

Si gadis sedikit menyipitkan matanya, dan berjalan lurus ke arahku seolah ia tak merasakan tatapan dari para siswa.

Saat ia sampai di hadapanku, dia memberiku tatapan dingin menyelidik.

“......Rambut pirang kering, mata terlihat garang, postur tubuh medium, siswa kelas dua. Seperti yang sensei deskripsikan......”

Si gadis berujar dalam suara kecil.


“Senpai yang sudah membawa Rika ke ruang kesehatan?”

“.....Rika?”

Aku bertanya balik.

“Rika adalah nama Rika, Shiguma Rika. ’Shi’ seperti dalam ‘ambisi’, ’guma’ untuk ‘beruang’, ’Rika’ seperti di ‘sains’. Siswa kelas satu.”

“Ahh begitu, memang aku yang membawamu ke ruang kesehatan.”

Mendengarkan balasanku, gadis muda ini yang baru saja memperkenalkan namanya tiba tiba membungkukkan kepalanya.

“Terima kasih banyak untuk pertolongannya.”


“Uhh......”

Aku sedikit terkejut oleh caranya mengucapkan terima kasih.

“Seseorang harus selalu menebus kebaikan dari orang lain......”

Ini pertamakalinya sesuatu seperti ini terjadi padaku setelah aku pindah ke sekolah ini!

“Senpai?”

Sedikit memiringkan kepalanya, dia menatapku melalui kacamatanya.

Meski jas labnya terlihat aneh, dan dia tak mengenakan make-up, kalau dilihat baik baik, wajahnya sangat manis.

“Ng-Nggak apa apa, jangan terlalu dipikirkan.”

Namun Rika masih menggeleng kepalanya.

“Bukan itu. Tindakan kebaikan harus ditebus secara sebanding, itulah yang tertera dalam hukum perbandingan setara. Equillibrium juga harus berlaku dalam kegiatan sehari hari.....”

.....dia mulai menggumamkan sesuatu yang sama sekali tak aku mengerti.

Sejak awal, dia memberikan semacam kesan.......kesan yang hampir sama dengan Yozora, Sena, Yukimura,dan Kobato. Kurasa menyebutnya ‘kesan orang aneh’ akan sangat cocok.

“Senpai adalah penyelamat Rika, Rika harus menebus senpai dengan sesuatu yang sebanding dengan nyawa.”

“Tidak, tak perlu seserius itu........”

Sebelum aku bisa menyelesaikan ucapanku, aku mendadak berpikir, mungkin menjadi penyelamat bukanlah hal yang buruk.

“Jadi cairan dalam bejana itu memang berbahaya ya?”

Rika menatapku dengan pandangan terperanjat.

“Bukan. Itu hanya gas tidur yang bekerja cepat. Tak memberi efek samping juga, anggap saja kalau itu adalah eksperimen yang sangat aman. Itu adalah salah satu aset paling dibanggakan Rika.”

“.....Berarti aku bukan penyelamat sungguhan kan?”

Rika memikirkan hal itu untuk sejenak.

“Meskipun nyawa Rika tidak dalam bahaya, namun kalau Senpai tak segera membawa Rika ke ruang kesehatan, Rika pasti terus terbaring tidur di sana.”

“Benar......”

“Dan kemudian Rika akan ditemukan oleh para siswa lelaki yang lewat, dan tak mampu menahan hasrat duniawi mereka, mereka akan melakukan hal mengerikan pada Rika selagi Rika masih tertidur, dan kemudian nyawa Rika akan benar benar dalam bahaya.”

“Hal mengerikan?”


“Pemerkosaan.”

“Pe-pemerkosaan!?”

Aku tanpa sadar berteriak, dan aku merasa tatapan semua siswa di kelas mengarah padaku.

“Apa dia bilang perkosa....?”, ”Tak bisa kupercaya.....”, ”Bagaimana gadis itu diperkosa?”

Aku menoleh dan melihat para siswa saling berbisik, dan mereka dengan cepat membuang wajahnya.

“......makin banyak rumor aneh akan tersebar ya......”

“Itu benar, pemerkosaan! Itulah hal yang selalu terjadi di buku yang Rika selalu baca. Para lelaki yang dikendalikan hasrat duniawi mereka akan merobek robek baju Rika, dan kemudian mereka akan bergiliran memasukkan sesuatu kedalam tubuh rapuh Rika.......”

“Tu-Tunggu, sebaiknya kita bicarakan di tempat lain saja!”

Melihat Rika yang terus berbicara terperinci, aku lekas lekas menyetopnya.

“Baik.”


Dibawah tatapan para siswa di kelas, Rika dan aku meninggalkan ruang kelas.

Pada saat inilah aku mengkonfirmasinya, bahwa didepanku terdapat orang aneh.


Kami akhirnya berada di koridor yang kosong.

“.....Kurasa disini sudah tidak apa apa.”

“Hmm benar, itu bukan sesuatu yang bisa kita diskusikan di depan umum.”

Ujar Rika polos.

“Baiklah, melanjutkan percakapan sebelumnya, para laki laki akan......”

“Topik itu berakhir disini!”

Aku berteriak. Rika menatapku dengan terkejut.


“Kalau begitu mari bicara tentang bagaimana Rika harus membalas budi Senpai.”

“Sudah kubilang, kau nggak perlu membalas budi.”

“Tapi Rika nanti merasa bersalah.......apalagi Senpai sudah menyelamatkan keperawanan Rika.......”

Wajah Rika mendadak membara merah.

“Senpai, bagaimana kalau begini......Rika mengetahuinya secara teori, dan juga dari penelitian tentang larva kumbang dan siput sebelumnya, tapi Rika nggak punya pengalaman praktek.....”

“Tunggu tunggu tunggu! Percakapan apa ini!?”

“Sebagai balasan menyelamatkan keperawanan Rika, Rika berpikir kalau memberikan senpai keperawanan Rika itu cukup.”

“Mana mungkin aku menginginkan itu!”

“.....Sebagai gadis, itu adalah pukulan berat.”

Rika menggigit bibir bawahnya.

Huh.

“Apalagi, pria pria kelaparan yang akan melakukan hal semacam itu pada gadis tidur tak ada di sekolah ini.”

“Sungguh? Penelitian Rika mengindikasikan kalau kebanyakan siswa laki laki SMA didominasi oleh tubuh bagian bawah dan sering memiliki pikiran kotor.”

“Bagaimana kamu melakukan penelitian itu?”


Aku tiba tiba menyadari sesuatu.

“......Ngomong ngomong, kenapa kamu ada di ruang sains sendirian saat jam pelajaran?”

Aku memberinya pertanyaan yang sejak tadi menggangguku sejak kembali dari jam pelajaran ketiga.

“Karena Rika mengambil pelajaran di ruang sains.”

Balas Rika.

“.....Itu pertamakalinya aku mendengar hal semacam itu.”

“Disini ada siswa ruang kesehatan kan? Berarti Rika adalah siswa ruang sains.”


Siswa ruang kesehatan—para siswa yang mengambil pelajaran di ruang kesehatan bukannya ruang kelas, terpisah dari siswa siswa kelas mereka. Hal itu cukup diperdebatkan di sekolah, namun aku masih menganggap itu aturan yang baik.

Menjadi bagian kelas dan menerima pelajaran yang sama bersama, semua orang akan menerima fakta itu tanpa ragu. Namun ada juga mereka yang tak mau memikirkan tentang hal itu.

Memanggil mereka ‘lemah’ atau ‘naif’ itu masih simpel, namun mereka mungkin sudah melakukan hal yang benar—bagi mereka mungkin itu adalah bentuk ampunan; bagiku itu adalah sesuatu yang selalu diluar jangkauanku.

“Bagaimana mengatakannya ya........kamu punya banyak fantasi kan.”

“Tolong jangan tatap Rika dengan mata lembut Senpai, bikin malu saja.”

Wajah Rika tersipu malu lagi.

“Ngomong ngomong, apa yang Senpai lakukan di koridor sepanjang jam pelajaran?”

“.....Agak susah menjelaskannya......”

Aku mengutarakan pada Rika tentang aku yang tak punya teman sehingga tak tahu tentang pergantian jam pelajaran. Aku bahkan menjelaskan padanya kalau gara gara mata dan rambutku, aku terus disalahartikan sebagai berandalan.

Siswa ruang kesehatan.........nggak, siswa ruang sains mungkin bisa memahami perasaanku baik baik.

“Emm........tentang rambutmu, bagaimana kalau begini, Senpai?”

Rika bertanya.

“?”

“Rika akan membantu Senpai mengecat kembali rambutnya jadi hitam. Cukup simpel mencampur bahan kimia yang akan mengubah warna rambut tanpa merusak rambut atau kulit kepala.”

“Nggak, ini bukan karena dicat.”

Rika melihatku penuh ketidakpercayaan.

“Itu benar, warna rambutku ini alami, biarpun kelihatan seperti eksperimen pengecatan rambut yang gagal.”

“Serius?”

Rika menatapku, seolah menginspeksi rambutku.

“Ayahmu orang Jepang?”

“Ibuku orang Inggris, Ayah orang Jepang.”

“Ahh, jadi senpai orang blasteran. Rika selalu berpikir kalau semua pria blasteran adalah Bishonen.”

“Jangan bahas itu!”

Ujarku dalam kekecewaan.

Rika mengulurkan tangannya, seolah mencoba menarik rambut di kepalaku.

“Memang alami.......Oh misteri besar dalam kehidupan....”

“Itu pertamakalinya seseorang mengatakan itu tentang rambutku.”

Aku tersenyum pahit.

Melihat Rika penuh rasa penasaran, aku hanya bisa tersenyum.

Pluk!

“Ouw!”

Rika mendadak mencabut tiga helai rambutku.

“Ahh maaf, sebelum Rika menyadarinya Rika sudah mengumpulkan sampel.”

“Sampel untuk menyelesaikan misteri dalam kehidupan?”

Ujarku sambil menekuk alisku.

“Jadi sekarang Rika harus menebus Senpai untuk rambutnya. Rika harus memberi senpai sesuatu yang sebanding karena membantu Rika memecahkan misteri kehidupan. Bagaimana kalau sesuatu tentang asal muasal kehidupan yang dimulai dengan ‘s’ dan diakhiri dengan ‘x’?”

“Sudah kubilang aku nggak butuh balas budi!”

“Jawabannya adalah SOX.”

“Maksudmu Socks (kaos kaki)?”

“Bukan, bukan Socks, SOx seperti dalam Sulfur Oksida.”

“Kenapa kamu mau balas budi dengan gas beracun? Dan apa hubungannya dengan asal muasal kehidupan?”

“Ada yang bilang kalau kehidupan dan kematian sebenarnya sisi berbeda dari koin yang sama......”

“Sudah jelas kamu hanya mengarang cerita itu.”

“Jadi Senpai sadar ya. Sebenarnya maksud Rika SEX, Rika bermaksud menawarkan hal terpentingnya pada Senpai—“

“H-Hal penting.......”

Wajahku terbakar membara.

“Ya, bayi penting Rika.......kumpulan video vertebrata yang kawin. Sekitar 58 jam totalnya, itu sudah lebih dari cukup untuk menyelidiki misteri kehidupan.”

Aku mendesah.

Aku tak pernah mengira kalau sekedar mendengarkan akan sangat melelahkan.


Tak lama kemudian, bel yang menandakan akhir istirahat siang berbunyi.

“Gawat, aku harus kembali.”

Kuucapkan itu buru buru lalu si siswa ruang sains Rika memandangku dengan kecewa.

“Kalau begitu, mari diskusikan tentang masalah balas budi itu lain kali.”

“Sudah kubilang tak apa apa. Sampai jumpa.”

“Ah, Senpai!”

Rika tiba tiba memanggilku, saat aku hendak berbalik pergi.

“hmm?”

“Rika masih belum mengenal namamu.”

“Oh, iya.”

Saling memperkenalkan diri, itu adalah tanda ‘menjadi lebih dekat’ pada seseorang kan? Pikirku seraya menyebutkan namaku.

“Hasegawa Kodaka.”

“Hasegawa Kodaka-senpai ya?”

“Iya.”

Aku benar benar harus kembali ke ruang kelas segera.

“Kodaka-senpai.”

Ujar Rika sambil memainkan rambutnya.

“Ini pertamakalinya Rika jadi tertarik dengan mamalia.”

..........Ekspresinya nampak sangat memikat hati.


“.......Singkat cerita, dia juga salah satu orang yang aneh.”

Sepulang sekolah, aku berada di ruang klub.

Kuceritakan pada Yozora, Sena, dan Yukimura tentang apa yang terjadi dengan siswa kelas satu Shiguma Rika.

......Tentu saja, aku tak menceritakan tentang bagian Rika menawarkan keperawanannya.

“Hmm.......jadi dia memang aneh seperti yang para siswa katakan?”

Ujar Sena setelah mendengarkan ceritaku.

“Kamu kenal dia?”

“Lumayan sih. Supaya dia mau bersekolah disini, papa sudah berkali kali mengunjungi rumahnya.”

“Hah!?...”

Sena menatapku dengan cool dan berkata,

“Biarpun dia belum pernah muncul di Televisi atau majalah, dia sepertinya sangat terkenal di bidangnya, ’Gadis penemu jenius’ Shiguma Rika. Bahkan saat ia masih di Sekolah Dasar, dia membuat segala jenis elektronik, obat obatan, dan perangkat komputer, anggap saja dia berkaitan langsung dengan pertumbuhan industri. Dia sepertinya dirancang sebagai orang sempurna dalam hidupnya, seandainya jenius seperti itu lulus dari sekolah ini, reputasi kita tentu saja akan naik. Karena itu papa menawarinya bersekolah disini tanpa mengikuti pelajaran sama sekali.”

Saat ia bercerita tentang dirinya sebagai siswa ruang sains tadi, aku merasa agak bersimpati padanya. Sepertinya dia sama sekali tak membutuhkan rasa simpatiku.

Bagian mananya yang mirip dengan siswa ruang kesehatan, entahlah.

“Ngomong ngomong, lab tempat kamu menolongnya itu dibangun secara khusus untuknya.”

“Apa??”

“Pikirkan lagi, bukankah kita punya lab kimia, biologi, dan fisika disini? Lab sains baru dibangun tahun ini setelah memodifikasi ruangan yang sudah ada.”

“Kalau dipikir pikir, ruang sains itu memang lebih kecil dari ruang kelas normal......”

“Artinya itu bukan ruang sains, namun ruang yang didesain khusus untuk Shiguma Rika, ruang pribadi untuk Rika.”

Ternyata dia adalah super VIP!

“Apakah cukup bijaksana memberikan siswa perlakuan istimewa begitu?”

“Hah? Jenius mendapat perlakuan istimewa itu alami kan? Mereka seharusnya memberikan ruang pribadi untukku juga.”

Sena mengatakannya dengan nada congkak.

“Kita ini Akademi swasta, jadi mudah untuk membuat perkecualian seperti ini dibanding sekolah negeri. Karena bisa memicu protes dari para siswa, sekolah tak pernah mempublikasikan hal itu.”

“Begitu.....”

“Pokoknya, camkan untuk tidak membuat marah Shiguma Rika. Kalau dia mengatakan hal seperti ‘Aku tak mau datang ke sekolah lagi karena ada berandalan menggangguku......’, kamu akan kena masalah besar.”

Sena menyebutkan kemungkinan mengerikan itu.

“......Sebaiknya aku lupakan ini selagi masih bisa.....”

Ujarku seraya keringat dingin menetes dari alisku.


Klik!

Pintu ruang klub terbuka dan seorang gadis berjalan masuk.

“Ah, Kodaka-senpai ternyata ada disini.”

......Orang itu tiada lain adalah Shiguma Rika, yang tadi sibuk kami diskusikan.

“.....Ada yang bisa kubantu?”

Tanyaku.

“Rika dengar Senpai berada di klub bernama ‘Klub Tetangga’, Rika ingin bergabung juga.”

“BERGABUNG!?” x 3

Yozora, Sena, dan aku berteriak berbarengan.

“Aku juga sudah mengisi formulir keikutsertaannya.”

Rika mengeluarkan selembar formulir dari jas labnya.

“.......Kamu Shiguma Rika kan?”

Ujar Yozora dengan ekspresi tidak senang di wajahnya.

“Ya, nama saya Rika.”

“Klub ini dibentuk untuk tujuan tinggi, agar bisa bergabung kamu harus memenuhi persyaratan berikut.”

......Tidak, kukira kita bukan klub ribet seperti itu.

“Tujuan tinggi maksudnya ‘mendapatkan teman’ kan?”

Yozora nampak gelagapan mendengar balasan Rika.

Aku sendiri juga kaget.

“Bagaimana kamu tahu......”

“Rika melihat poster perekrutan saat Rika sedang lewat. Kalau dibaca secara diagonal dari atas, frasenya terbaca ‘kami mencari teman’, jadi Rika memahami kalau itulah motif klub ini.”

“......Seperti Sena, bahkan kamu bisa menemukan arti tersembunyi dalam poster itu........?”

Ujarku sambil keringat dingin menetes di dahiku lagi.

Poster perekrutan didesain oleh Yozora sendiri, bagi orang normal itu bukanlah apa apa selain tulisan biasa. Hanya seseorang yang tak memiliki teman bisa memahami makna sejatinya........kira kira seperti itu.

Meskipun aku sendiri tak bisa menyadari makna tersembunyi itu, Sena mengejutkanku dengan mampu menemukannya. Hari ini ada orang lain yang berhasil melakukan hal yang sama.

“Jadi Rika benar kan? Bukannya mau pamer, namun Rika bangga karena nggak punya teman.”

“Itu sama saja membanggakan diri.”

Karena dia selalu berada di ruangan Rika, dia tak pernah punya kesempatan menemukan teman, kurasa.

“....Hmm.....kurasa itu memenuhi persyaratan keikutsertaanmu.”

Meski dia sama sekali tidak kelihatan senang, Yozora masih menerima formulir pendaftarannya.

“....Aku paham. Mulai hari ini kamu adalah anggota dari klub Tetangga.”

Mata Rika sedikit menutup sambil tersenyum.

“Ya, dengan ini Rika bisa menemui Kodaka-senpai setiap hari sepulang sekolah. Mari kita lakukan semua hal bersama ya, senpai?”

Ujar Rika sambil tiba tiba bergelayut di tanganku.

“Semua macam hal.........apa yang kamu rencanakan?”

Aku hampir ingin menyibakkan lengannya secara insting,tapi peringatan Sena ‘Jangan membuat marah Shiguma Rika’ berdering kencang di pikiranku. Aku tak punya pilihan selain menerimanya.

“Kalau begitu, semuanya harap bisa akur dengan Rika. Jangan halangi Rika dan Kodaka-senpai~”

Ujar Rika pada Yozora dan yang lainnya sambil masih bergelayut di tanganku.

Dihadapkan pada Rika yang wajahnya berbinar binar, Yozora, Sena, dan Yukimura terlihat sangat tidak senang.

“......Perasaan tak nyaman apa ini di dadaku.”

Melihat wajah tak nyaman Yukimura, aku tak punya pilihan selain membuang tatapanku.

“.....Kamu juga daging, bagaimana bisa kamu memahami poster sampah macam itu?”

“Apa yang anak ini lakukan! Kenapa dia lengket sama Kodaka?”

Yozora dan Sena menggumam lembut dibawah nafas mereka, tapi aku bisa mendengarnya dengan jelas.

Yang penting,

Klub Tetangga mendapat anggota baru, Shiguma Rika telah bergabung secara resmi.