Difference between revisions of "Hakomari (Indonesia):Jilid 2 18 Mei"
m (edit dan menambah referensi) |
m |
||
Line 39: | Line 39: | ||
"...Apa, Haru?" |
"...Apa, Haru?" |
||
− | "Tidak, bukan apa-apa. Aku cuma berpikir kalau menyanyikan pujian diri sendiri itu |
+ | "Tidak, bukan apa-apa. Aku cuma berpikir kalau menyanyikan pujian diri sendiri itu menjijikkan." |
− | "...cowok yang cuma punya jersey di rumah itu |
+ | "...cowok yang cuma punya jersey di rumah itu menjijikkan." |
"Apa!? Jangan mengolok-olok jersey-jersey Adidasku!" |
"Apa!? Jangan mengolok-olok jersey-jersey Adidasku!" |
Revision as of 00:26, 19 February 2013
Sambil meremas sebungkus Umaibou [1] rasa lidah sapi, aku melihat ke sekitar ruang kelas. Teman-teman sekelasku tidak terlalu memikirkanku secara khusus lagi. Mereka hanya terlihat sedikit gugup karena tes midsemester yang akan dimulai besok.
"Ya, Kazu-kun!"
"Aduh."
Kokone memukul kepalaku sembari menyapa.
"......Pagi."
"Kau tahu, aku sebenarnya cuma jalan-jalan. Di Shibuya."
"Hah?"
Kokone mendadak mulai berbicara dengan bangga.
"Aku cuma mau pergi ke Marui atau mendengarkan musik di HMV. Tapi sepertinya dunia ini memang tidak bisa mengabaikan pesonaku! Dan E-Cup-ku ini!"
Sekarang satu ukuran lebih besar...
Dia meletakkan sebuah majalah fashion di atas mejaku dan menunjuk ke atasnya. Di sana ada foto Kokone berdiri di kota sambil tersenyum.
"Ah, wow."
Itu kesan jujurku. Kokone menjadi semakin gembira.
"Hohoho, ngomong-ngomong, hanya dalam dua jam aku sudah dipanggil sebanyak lima kali, termasuk godaan. Aku menolak mereka tapi kemudian aku malah diintai sebagai seorang model... Yaah... masyarakat sepertinya tidak mau melepaskanku. Jadi, kau suka foto ini? Gimana?"
"......Yah, bagus mungkin?"
"Kamu juga berpikir begitu? Dan lihat komentarku! «Aku hanya salah mengambil earphoneku dengan tali jaket parkaku dan memasangnya di telingaku!☆» Sungguh komentar yang sopan dari seorang gadis manis yang kikuk. Itu Moe."
"Moe, ya."
Karena mungkin masalah akan menjadi panjang jika aku mengatakan hal yang tidak perlu, aku menjawab asal saja.
Kokone kemudian berkata dengan suara marah pada Haruaki, yang melihat dengan mata setengah terpejam:
"...Apa, Haru?"
"Tidak, bukan apa-apa. Aku cuma berpikir kalau menyanyikan pujian diri sendiri itu menjijikkan."
"...cowok yang cuma punya jersey di rumah itu menjijikkan."
"Apa!? Jangan mengolok-olok jersey-jersey Adidasku!"
"Aku tidak secara khusus mengolok-olok Adidas. Aku mengolok-olok kamu."
Melihat percakapan ini, aku tanpa sadar tersenyum.
Untunglah. Ini artinya kehidupan sehari-hariku telah kembali sehingga percakapan tersebut bisa terjadi.
Faktanya, aku nyaris saja tidak bisa lagi melihat hal ini. "Sevennight in Mud" mungkin sudah hancur, tapi yang yang terjadi selama itu belum sirna. Fakta bahwa aku menyatakan cinta pada Kokone tidak menghilang.
Semua ini berkat kecerdikan Maria hubungan kami bisa kembali seperti ini.
Aku mengingat suatu percakapan berbahaya yang terjadi di bangsal rumah sakit Mogi-san.