Difference between revisions of "Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 2"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
Line 1: Line 1:
 
==Bab 2: Tanpa Masalah, Kongresnya Menari<ref> [http://en.wikipedia.org/wiki/Der_Kongre%C3%9F_tanzt Kongresnya Menari (The Congress Dances)]</ref>, namun Tidak Ada Kemajuan==
 
==Bab 2: Tanpa Masalah, Kongresnya Menari<ref> [http://en.wikipedia.org/wiki/Der_Kongre%C3%9F_tanzt Kongresnya Menari (The Congress Dances)]</ref>, namun Tidak Ada Kemajuan==
 
===2-1===
 
===2-1===
Pusat komunitas dimana isshiki dan aku akan bertemu agak dekat dengan sekolah kami. tidak butuh lebih dari beberapa menit untuk sampai kesana dengan sepeda.
+
Pusat Komunitas dimana Isshiki dan aku akan bertemu itu lumayan dekat dengan sekolah kami. Tidak memakan lebih dari beberapa menit untuk sampai ke sana menaiki sepeda.
   
Sejujurnya, aku belum pernah melangkahkan kaki di pusat komunitas. Tapi karena aku cenderung cukup sering melihatnya di kehidupan keseharianku, aku tidak menemukan masalah.
+
Sejujurnya, aku masih belum pernah menginjakkan kaki di pusat komunitas itu. Tapi karena aku cenderung lumayan sering melihatnya dalam kehidupan sehari-hariku, aku tidak ada masalah dalam menemukannya.Truthfully, I’ve yet to step foot in the community center. But since I tend to see it quite often in my everyday life, I didn’t have any problems finding it.
   
Bersebelahan langsung dengan stasiun ada bisnis besar MARINPIA (Juga dikenal sebagai: MariPin). Ketika menjelang malam, terlihat banyak ibu rumah tangga di sekitar akan keluar. Dan diantara mereka ada pelajar. Berkat berdirinya maripin disana , itu menjadi tempat yang cocok bagi murid SMA untuk mampir dan bersenang-senang dalam perjalanan pulang mereka. Dengan cara yang sama, aku terkadang akan mampir ke toko buku, arcade, dan bahkan ke Pusat pemukul.
+
Persis di samping stasiun itu terdapat pusat bisnis besar MARINPIA (aka: MariPin). Ketika hari sudah sore, pemandangan banyak ibu-ibu rumah tangga dari lingkungan sekitar akan menonjol. Dan di antara mereka terdapat para murid. Berkat MarinPin didirikan di area tersebut, itu merupakan tempat yang cocok bagi murid SMA untuk mampir dan bersenang-senang sewaktu mereka akan pulang ke rumah. Dengan cara yang sama, aku akan kadang-kadang mampir ke toko buku, ''arcade'', dan bahkan tempat baseball dalam ruang<ref> Tempat itu ada mesin bola baseball yang akan menembakkan bola pada si pemain untuk dipukulnya. [http://en.wikipedia.org/wiki/Batting_cage Batting Centre] </ref>.
   
Ketika aku tiba di pusat komunitas, aku memakirkan sepedaku di tempat parkiran sepeda.
+
Ketika aku sampai ke pusat komunitas itu, aku memarkirkan sepedaku di tempat parkir sepeda.
   
Aku melirik sebentar kesekitar dengan gelisah , tapi isshiki tak bisa kutemukan. Yah, ini tidak seperti kami menentukan waktu yang tepat untuk bertemu.
+
Aku memandang sekeliling tempat itu sekilas dengan gelisah, tapi Isshiki tidak terlihat dimanapun. Yah, itu tidak seperti kami ada menentukan waktu pasti kapan kami akan bertemu.
  +
  +
Jika ini akan terjadi, mungkin kami seharusnya datang bersama dari awal…
  +
  +
Tapi tidak ada cara selain untuk bertemu di luar sekolah untuk menjaga fakta bahwa aku sedang membantu Isshiki sendiri agar tidak sampai ke Yukinoshita dan Yuigahama. Untuk menerima suatu permintaan yang berkaitan dengan OSIS sekarang ini di depan Yukinoshita itu suatu hal yang kejam untuk dilakukan. Meskipun demikian, itu akan tidak bertanggung-jawab untuk menolak permintaan Isshiki mentah-mentah. Ada juga pilihan untuk mengecualikan Yukinoshita, tapi itu terasa seperti suatu pengkhianatan yang buruk sekali. Mempertimbangkan bagaimana keadaan Klub Servis pada saat ini, memilih untuk menerima permintaan ini sendiri <!--as a personal favor-->seharusnya merupakan pilihan yang terbaik.
  +
  +
Aku memastikan kembali kesimpulan dalam kepalaku itu dan duduk di undakan tangga di dekat pintu masuk pusat komunitas itu.
  +
  +
Aku duduk disana termenung-menung dan yang datang dari toko swalayan di seberang adalah Isshiki. Di tangannya terdapat kantong plastik yang terlihat berat. Setelah menyadari keberadaanku, dia berlari kecil ke arahku.
  +
  +
“Maaafkan aku untuk membuatmu menunggu. Aku harus pergi berbelanja sedikit…”
  +
  +
Isshiki membuat suatu helaan seakan kantong plastik toko swalayan itu berat.
  +
  +
“…Tidak, tidak masalah.”
  +
  +
Selagi aku menjawabnya, aku berpaling ke arah Isshiki dan mengulurkan tanganku. Ketika aku melakukannya, untuk beberapa alasan, Isshiki dengan lembut mengelak tanganku dan terus melihat ke arahku. Dia memiringkan kepalanya merasa tidak yakin akan arti di balik tindakanku.
  +
  +
“Huh?”
  +
  +
“Ada apa dengan tampang jengkelmu itu? Bukankah barusan tadi itu pesonamu untuk membuatku mengambilkan kantongnya untukmu karena itu berat”
  +
  +
Mendengar itu, Isshiki menggosok rambutnya dan dengan lembut mengalihkan pandangannya dariku. Wajahnya sedikit merona seakan dia merasa kaget atau bingung.
  +
  +
“Haa… Aah, tidak, aku hanya sedang bertingkah seperti diriku tadi…”
  +
  +
Ah, itu benar, huh? Bagi dirinya, dia cenderung untuk melihat para lelaki hanya sebagai pekerja jadi aku berakhir berpikir itu adalah jenis pesona yang sedang dilakukannya. Lihat, itu persis seperti bagaimana Tobe dengan alamiah menjadi si pria suruhan.
  +
  +
Isshiki mematung untuk sejenak, tapi dia tiba-tiba siap siaga setelah mendadak menyadari sesuatu<!--poised herself with a sudden realization--> dan menjauh selangkah dariku.
  +
  +
“Ha! Mungkinkah kamu sedang mencoba memikatku barusan, maafkan aku, untuk sejenak itu membuat jantungku berhenti sebentar, tapi sekarang setelah aku memikirkannya secara rasional, itu benar-benar tidak akan berhasil.”
  +
  +
“Aah, Begitu ya…”
  +
  +
Persisnya mau berapa kali aku akan terus ditolak oleh gadis ini…? Bahkan penolakannya sudah jadi menjengkelkan sekarang…
  +
  +
Namun jika itu cukup untuk membuat jantungnya berhenti sejenak, maka dia lebih baik berhati-hati karena dia tidak akan bisa pergi melakukan perjalanan dengan damai. Tidak mungkin jantungmu akan berhenti sejenak ketika si pramugari onee-san di pesawat mengambilkan barang-barangmu. Tidak mungkin, bukan…? Tidak, pasti akan berhenti (perbaikan si pramugari). Tidak, tunggu. Itu tidak harus seorang pramugari karena onee-san kerah biru <ref> Kerah biru berarti orang yang melakukan pekerjaan manual </ref>juga akan membuat jantugmu berhenti sejenak… Seperti yang bisa diduga, wanita dengan karir fisik itu menabjubkan! (perbaiki si orang yang bercita-cita jadi bapak rumah tangga).
  +
  +
“Yah, terserahlah.”
  +
  +
Aku sepenuhnya mengabaikan apa yang dikatakan Isshiki dan mengambil kantong plastik itu dari tangannya.
  +
  +
“Ah… Terima kasih banyak…”
  +
  +
Isshiki meremas lengan baju kemeja cardigannya dan dengan penuh semangat membungkukkan kepalanya. Berkat itu, aku tidak dapat mengetahui apa bentuk ekspresinya itu, tapi kata-kata berterima-kasih sopan yang tak terduga itu membuatku merasa malu.
  +
  +
“…Tidak apa-apa. Itu hanya bagian dari tugasku.”
  +
  +
Jika dia begitu bersikeras untuk mengungkapkan rasa berterima-kasihnya untuk sesuatu seperti ini setiap kali, akhirnya, dia akan berakhir meniru <!--adopting-->kebiasaan Komachi untuk mengatakan “terima kasih banyak onii-chan, aku cinta kamu”, sialan. Niatanku adalah untuk memberitahunya secara tidak langsung untuk tidak usah begitu heboh, tapi pada saat selanjutnya, aku segera menyesalinya.
  +
  +
“Waaa! Beeegitu handal! Kalau begitu, maka aku akan terus bergantung padamu lain kali ♪.”
  +
  +
Dia mengaitkan jari-jarinya di depan dadanya dan tiba-tiba membuat senyuman berseri-seri.
  +
  +
Aah, barangnya mendadak terasa seakan itu menjadi lebih berat barusan… Namun, apa saja yang ada disini?
  +
  +
Karena kantong plastik itu terasa lebih berat dari yang kusangka, aku mendapati diriku melirik ke dalam kantong itu dan didalamnya terdapat beraneka ragam makanan ringan dan jus. Yah, untuk sebuah konferensi seperti ini, itu biasa untuk memiliki makanan seperti kue-kue dan katering.
  +
  +
Ketika suara percakapan menjadi lebih kecil, orang-orang akan mengisi keheningan itu sementara dengan memakan makanan ringan mereka dan meminum teh mereka. Itu mirip dengan situasi di mana kamu membuat tawa hambar “haha” di tengan suatu percakapan dan mereka memakan sebutir FRISK segera setelahnya. Setelah mereka melakukan itu, kamu tidak bisa tidak menduga “aah, orang ini benar-benar tidak tahu apa yang mau dibicarakan<!--at a loss--> ketika berbicara denganku…”
  +
  +
Omong-omong, jika seseorang yang bahkan tidak berbicara tiba-tiba menawarkan, “apa kamu mau permen FRISK?”, itu adalah suatu tanda bahwa dia sedang secara tidak langsung mengatakan “nafasmu bau”! Waspadalah! Ada peluang dia mungkin menderita suatu penyakit dalam! Dari semua hal yang ada, itu hal yang harus diwaspadai?
  +
  +
Yah, namun pemilihan makanan ringan itu agak sulit juga. Makanan ringan yang keras dan mempunyai bau yang kuat dapat sebaliknya menjadi menggangu. Dengan demikian, aku melirik ke dalam kantong plastiknya untuk melihat apa yang Isshiki beli.
  +
  +
Fumu. Makanan ringan coklat berukuran-kecil, permen tenggorokan rasa buah dan cracker beras lembut… Yap, ini bukanlah pilihan yang buruk. Itu semua ada di dalam bungkusannya masing-masing jadi ini juga mendapatkan nilai tinggi juga. Dengan ini, kamu tidak akan perlu menyediakan piring dan semacamnya dan kamu juga bisa mencegah mengotori tanganmu. Ditambah lagi, itu tidak akan begitu merepotkan untuk diurus ketika sudah waktunya untuk pulang ke rumah.
  +
  +
“Hooo, kamu mengejutkannya pengertian, bukan?”
  +
  +
Tegasku, dengan sedikit terkesan, dan Isshiki membuat suatu ekspresi jengkel serta dongkol.
  +
  +
“Apa yang kamu maksud dengan ‘mengejutkannya’…? Aku perlu memberitahumu bahwa aku itu orang yang sangat pengertian. Yah, walau pihak mereka juga menyediakan beberapa makanan ringan juga.”
  +
  +
“Oh. Kalau begitu apa kita bahkan memerlukan ini? Toh, semua biayanya akan ditanggung pihak mereka. Kenapa tidak cukup memakan semua makanan ringan mereka saja?”
  +
  +
“Kita tidak bisa benar-benar melakukan itu…”
  +
  +
Ketika dia menjawab, ekspresi Isshiki mengeras.
  +
  +
Oh, begitu. Memang, itu terlihat seperti dia benar-benar sedang bersikap pengertian dalam berbagai cara. Jika pihak mereka menyediakan sesuatu, kami tidak bisa cukup datang dengan tangan kosong setiap kali. Itu singkatnya sesuatu seperti itu.
  +
  +
Itu sebenarnya lebih merepotkan untuk bersikap sepengertian ini dalam keadaan dimana kami diundang hanya sebagai tamu saja. Tapi selama dua sponsor gabungan mengenai acara ini memiliki kedudukan yang sama, maka mereka harus setidaknya mempertahankan hubungan setara ini meskipun itu sesuatu yang sederhana seperti membawa datang makanan ringan.
  +
  +
Harus bekerja bersama-sama sekolah lain itu masalah yang cukup menyusahkan. Karena itu akan berlanjut<!--extend--> ke dalam pekerjaan sebenarnya juga, pertanyaan tentang bagaimana itu akan mempengaruhi keadaannya membuatnya terasa seperti kantong plastik di tanganku menjadi satu tingkat lebih berat dari sebelumnya.
  +
  +
<br />
  +
  +
<center>× × ×</center>
  +
  +
<br />
  +
===2-2===
  +
  +
Diajak oleh Isshiki, aku berjalan masuk ke dalam pusat komunitas itu.
  +
  +
Bagaimanapun juga, aku tidak pernah mengunjungi pusat komunitas ini sebelumnya, jadi apa persisnya itu yang kamu lakukan di dalam sini? Aku heran, apa mereka menyembuhkan komunitasmu dengan BGM Ten Ten Terorin ♪ BGM<ref> Musik Pokemon ketika pokemonnya disembuhkan </ref> atau apa? Pusat monster apa itu?
  +
  +
Setelah kami benar-benar memasukinya, bagian dalamnya mirip sebuah kantor pemerintah dengan suasana dingin dan damai yang terus berlanjut. Itu adalah suasana yang mambuat kamu berpikir dua kali sebelum berteriak dengan suara keras. Perpustakaan yang ada di lantai satu mungkin merupakan alasan untuk itu.
  +
  +
Aku mengikuti Isshiki ke lantai dua dan suasananya berubah sedikit. Suara orang berbicara dan musik dapat terdengar.
  +
  +
Tangganya terus menjulang ke atas. Ada suara musik yang datang dari lantai tiga.
  +
  +
“Aku heran, apa yang mungkin sedang mereka lakukan?” Selagi aku memikirkan ini, aku melihat ke atas tangga dan begitu pula dengan Isshiki.
  +
  +
“Ada suatu aula besar di lantai tiga. Kelihatannya mereka akan menyelenggarakan acara Natalnya di atas sana.”
  +
  +
“Hooh…”
  +
  +
Itu terlihat seperti ada semacam tarian atau sebuah klub yang sedang di tengah-tengah melakukan aktivitas mereka di atas sana yang terbukti dari getaran yang datang dari lantai tiga.
  +
  +
Fumu… Singkatnya, ini sama saja dengan pusat komunitas pemerintah. Ini adalah suatu bangunan publik<!--establishment--> dimana para penduduk lokal akan berkumpul untuk melakukan berbagai aktivitas dan acara-acara. Jadi, apa bedanya ini dengan pusat komunitas pemerintah? Ukurannya?
  +
  +
Aku tidak begitu familier dengan bangunan ini jadi aku dengan risih melihat sekeliling. Isshiki yang maju jauh di depan berhenti di depan pintu suatu ruangan tertentu.
  +
  +
Di atas pintu tersebut tertulis “Ruangan Latihan”. Kelihatannya mereka menyewa ruangan ini untuk menyelenggarakan konferensinya.
  +
  +
Isshiki mengetuk pintunya.
  +
  +
“Ya, silahkan masuk.”
  +
  +
Ketika suatu suara memanggil dari dalam, Isshiki menarik nafas kecil dan meletakkan tangannya pada pintu tersebut.
  +
  +
Setelah membuka pintu tersebut, suara-suara keributan<!--clamor of voices--> tumpah dari ruangan itu. Keberadaan meja-meja dan kursi-kursi membuat ruangan itu terasa seperti sebuah ruang kelas di sekolah.
  +
  +
“Terima kasih atas kerja kerasmu.”
  +
  +
Isshiki memberikan sapaan riangnya<!--bubbly-like--> selagi dia masuk ke dalam ruangannya terlebih dulu. Bahkan setelah aku mengikutinya ke dalam, tidak ada tanda-tanda suara obrolan itu akan menghilang. Ditambah lagi, tidak ada satu orangpun yang mengarahkan pandangan mereka padaku. Semua orang kelihatannya sedang terasyikkan dalam percakapan mereka sendiri sehingga mereka tidak begitu tertarik denganku.
  +
  +
Tapi itu terlihat seperti Isshiki benar-benar diakui sebab suatu suara yang datang dari kelompok itu memanggil dirinya. Dilihat lebih dekat, orang yang memanggilnya dengan satu tangan terangkat itu adalah seorang laki-laki yang mengenakan seragam SMA Kaihin Sogo.
  +
  +
“Iroha-chan, sebelah sini.”
  +
  +
“Aah, seeeeelamat sore.”
  +
  +
Isshiki melambaikan tangannya selagi dia menuju ke arah kelompok itu. Aku tentu saja mengikuti persis di belakangnya. Ketika aku melakukannya, sekarang setelah aku berada di depannya, si laki-laki yang memanggil Isshiki melihat ke arahku dengan ekspresi kebingungan. Dia kemudian dengan pelan berbisik ke arah telinga Isshiki.
  +
  +
“Siapa ini?”
  +
  +
“Aah, salah satu kaki tangan<!--helping worker--> kami!”
  +
  +
Itu suatu penjelasan yang kurang ajar melihat betapa besarnya seringaianmu itu, benar bukan, Isshiki? Tapi bahkan dengan perkenalan semacam itu, laki-laki itu membuat seruan “ooh” yang terkesan dan berpaling ke arahku.
  +
  +
“Aku Tamanawa. Aku ketua OSIS SMA Kaihin Sogo. Senang berjumpa denganmu!”
  +
  +
“…Ah, senang berjumpa denganmu.”
  +
  +
Dengan segera diberikan perkenalan mendadak yang tak kusangka, aku bimbang akan apa aku seharusnya memberitahu namaku juga yang dimana Tamanawa tidak terlihat keberatan selagi dia meneruskan.
  +
  +
“Aku benar-benar senang kami bisa merencanakan ini bersama dengan SMA Sobu. Aku sedang berpikir akan bagaimana kita perlu membentuk suatu HUBUNGAN REKAN yang akan membawa sebuah efek SINERGI dimana kita bisa saling MERESPEK satu sama lain, kamu tahu.”
  +
  +
…Jangan memulainya dengan kalimat lucu<!--good punch-->, meeen. Setengah dari apa yang dia katakan masuk dari telinga kiri dan keluar dari telinga kanan, tapi kelihatannya Tamanawa adalah orang yang menyusun konferensi acara Natal ini. Aku menyadarinya dari kata-kata pilihan yang diucapkannya.
  +
  +
Karena posisi Tamanawa sebagai ketua OSIS SMA Kaihin Sogo, hanya berbicara dengannya menyebabkan orang-orang di sekitarnya terseret ke dalam percakapannya. Pada saat tersebut, orang-orang memperkenalkan diri mereka, tapi, jujur saja, aku tidak dapat mengingat mereka semua. Yah, setelah acara ini selesai, kami tidak akan bertemu lagi, jadi tidak perlu untuk memasukkan satupun dari mereka ke dalam ingatanku.
  +
  +
Hanya harus menghadapi begitu banyak orang saja sudah lumayan melelahkan. Aku secara refleks membuat suatu helaan. Aku meninggalkan sisanya pada Isshiki, duduk di suatu tempat duduk yang lebih jauh dan mengamati Isshiki dan yang lain.
  +
  +
Ketika aku melakukannya, mataku bertemu dengan mata seseorang yang memiliki tampang bingung di kerumunan orang itu. Orang itu berkedip kaget setelah melihatku. Dan kemudian orang itu berdiri dan berjalan ke arahku.
  +
  +
“Oh, Hikigaya?”
  +
  +
“…Oh.”
  +
  +
Ketika namaku dipanggil oleh orang yang mengejutkan, aku terkaget dan terlambat meresponnya. Tak kusadari, setetes keringat mengalir jatuh.
  +
  +
Seragam SMA Kaihin Sogo gadis itu agak sedikit kusut dan dia sedang menyisiri rambut ''perm'' hitamnya dengan jarinya.
  +
  +
Orimoto Kaori.
  +
  +
Dia adalah teman sekelas dari SMPku dan juga gadis yang kunyatai cintaku dahulu kala. Hanya baru-baru ini saja, kami mendapat pertemuan yang tak terduga dan kemudian aku terlempar ke dalam situasi yang tak terduga. Apa yang terjadi dahulu kala dan baru-baru ini bukanlah memori yang sangat menyenangkan.
  +
  +
Dipikir-pikir lagi, Orimoto pergi ke SMA Kaihin Sogo, bukan? Fakta bahwa dia ada di sini berarti dia terlihat dengan OSIS, huh…?
  +
  +
Kecurigaan itu juga dipikirkannya kelihatannya. Dia membuat suara kaget.
  +
  +
“Hikigaya, kamu masuk ke OSIS?”
  +
  +
“Tidak…”
  +
  +
Ketika aku menjawabnya, Orimoto mengangguk dengan yakin.
  +
  +
“Aah, Begitu ya. Kalau begitu kurasa situasi kita sama. Aku ada di sini karena ada teman yang mengajakku, kamu tahu.”
  +
  +
Saat dia mengatakan itu, Orimoto melirik ke belakangku dan melihat sekeliling dengan gelisah. Apa dia sedang mencari sesuatu?
  +
  +
“Hikigaya, apa kamu sendirian?”
  +
  +
“Ya, sama seperti biasanya.”
  +
  +
Setelah aku menjawab, Orimoto mendengus dan tertawa terbahak-bahak selagi dia memegangi perutnya.
  +
  +
“Apa-apaan, itu super kocak.”
  +
  +
“Tidak, itu tidak kocak…”
  +
  +
Tidak ada yang kocak di sini… Lagipula, aku bukan yang menerimanya! Dan aku juga bukan yang memberikannya<ref> Kalimat Fujoshi. Orimoto berkata “ukeru” yang juga dipakai dalam percakapan fujoshi, uke and seme </ref>!
  +
  +
Namun, berkat Orimoto, aku memiliki pemahaman yang sedikit lebih baik mengenai kelompok ini. Walaupun ini adalah suatu konferensi acara di antara OSIS dua sekolah, SMA Sobu, kelihatannya bahkan relawan juga berpartisipasi.
  +
  +
“Bukankah pihakmu, macam, kekurangan anggota? Atau apa hanya kami yang banyak?”
  +
  +
“Mana kutahu…?”
  +
  +
Melihat bahwa hari ini adalah yang pertama kalinya aku di sini, aku tidak begitu sadar akan situasi di dalam ruangan ini. tapi ketika aku melihat ke sekeliling ruangan, SMA Kaihon Sogo hanya ada sekitar sepuluh orang. Di sisi lain, pihak SMA Sobu ada…
  +
  +
Huh? OSIS kami… Aah, di sana mereka. Mereka berkerumun di sudut sebelah sana. Jumlah anggota selain aku dan Isshiki yang mengenakan seragam mereka ada satu, dua… empat orang huh? Ditambah lagi, tidak seperti anggota dari SMA Kaihin Sogo, anggota kami terlihat lemah jika dibandingkan. Itu terlihat agak memalukan.
  +
  +
“Kamu benar, kami tidak ada banyak anggota…”
  +
  +
“Duh, kamu bisa mengetahuinya dengan hanya melihatnya saja… Yah, tidak seperti itu penting.”
  +
  +
Ketika dia mengatakan itu, Orimoto terlihat seakan dia tidak tertarik lagi dan segera meninggalkan sisiku ke tempatnya semula. Isshiki kembali seakan dia ku-tag. Isshiki terus menatap ke arah Orimoto dengan cermat dan kata-kata itu terselip keluar.
  +
  +
“Senpai, ada yang kamu kenal?”
  +
  +
Caramu mengatakan itu terdengar seperti kamu sebenarnya sedang berkata “ada orang yang kamu kenal?” Mari hentikan itu, oke, Irohasu? Juga, kamu, kamu pernah melihatnya setidaknya sekali sebelumnya, bukan? Dia mungkin tidak ingat karena dia begitu jauh waktu itu. Pertama-tama, aku agak sedikit tidak yakin bagaimana pergi menjelaskan ini, tapi berkat itu, pada akhirnya aku bisa melemparkan jawaban biasa.
  +
  +
“Ya. Yah, hanya teman sekelas dari SMP.”
  +
  +
“Heeh…”
  +
  +
Walaupun Isshiki menanyakan mengenainya, dia tidak terlihat begitu tertarik selagi dia duduk dan mulai membagikan makanan ringan yang dia beli. Melihat itu, orang-orang dari SMA Kaihin Sogo mulai menyiapkan makanan ringan dan minuman mereka juga.
  +
  +
Kelihatannya rapatnya sudah akan dimulai segera.
  +
  +
Baik pihak Kaihin Sogo dan pihak Sobu pergi ke tempat duduk mereka yang sudah ditentukan. Semua orang duduk di tempat duduk mereka yang dijejerkan mengelilingi meja berbentuk C itu. Sekarang kalau begitu, sudut mana yang sebaiknya kududuki…? Melindungi salah satu dari empat sudut itu membuatku benar-benar merasa aku adalah salah satu Empat Hewan Suci<ref> [http://digimon.wikia.com/wiki/Digimon_Sovereigns Raja Digimon] </ref> atau begitulah yang kupikir sampai lengan bajuku ditarik.
  +
  +
“Senpai, silahkan duduk di sebelah sana~”
  +
  +
“Eh, Aku tidak masalah dengan di sudut saja…”
  +
  +
Meskipun aku mengatakan itu, Isshiki tidak mau melepaskan lengan bajuku. Aku mencoba untuk melepaskan diri dari tangan yang menangkapi diriku, tapi Isshiki terus menahannya. Ada apa dengan kekuatan ini? Caranya menahan padaku itu begitu imuti, tapi aku bahkan tidak bisa melepaskan diri sama sekali…
  +
  +
“Ayola', ayola', itu sudah mau dimulai, kamu tahuuu~”
  +
  +
Dia bahkan menarik lengan bajuku lebih kuat lagi.
  +
  +
“Oke, oke. Kamu akan menggoyaknya.”
  +
  +
Yah, tidak peduli dimana aku duduk, aku toh tidak akan mengatakan apapun, jadi itu akan sama saja pada akhirnya. Kalau begitu, tempat duduk dengan makanan ringan tepat di depanku itu akan bagus untukku. Aku dengan enggan menyerah dan duduk di samping Isshiki.
  +
  +
Walaupun itu meja berbentuk C, tepat di tengah-tengah adalah tempat duduk ulang tahun yang ditempati oleh ketua OSIS SMA Kaihin Sogo, Tamanawa. Kami, SMA Sobu, duduk di sisi kanan meja itu.
  +
  +
Dan ketika aku melihat lebih cermat lagi, persis seperti yang dikatakan Orimoto tadi, pihak mereka memiliki anggota yang lebih banyak. Kalau hanya menyangkut jumlah, mereka memiliki dua kali lipat jumlah anggota, tapi itu terasa seperti bahkan ada perbedaan yang lebih besar lagi dalam substansi dari jumlah anggota mereka. Alasan utamanya mungkin ada berhubungan dengan level keributan mereka. Para gadis dan lelaki di SMA Kaihin Sogo terlihat hidup sementara pihak SMA Sobu terlihat mati jika dibandingkan.
  +
  +
Yah, melihat bahwa pihak mereka yang menyarankan ide ini, perbedaan dalam motivasi itu sesuatu yang tidak bisa diapa-apakan. Aku rasa itu sesuatu seperti antara mereka yang penyusun acara dan mereka yang mendukung acara. Perbedaan mereka jelas ditunjukkan dalam urutan tempat duduknya.
  +
  +
Menilai dari situasinya, kelihatannya neraca kekuatannya condong ke arah SMA Kaihin Sogo dengan mereka sebagai pihak utama dalam berbagai hal sementara SMA Sobu ditunjuk sebagai pihak pendukung.
  +
  +
Ketika ketua pihak mereka, Tamanawa, memastikan bahwa semua orang telah mengambil tempat duduk mereka, dia menepuk tangannya.
  +
  +
“Eeerm, kami sekarang akan memulai konferensinya. Aku berharap untuk dapat bekerja sama dengan kalian semua.”
  +
  +
Dia berbicara seperti dia sudah terbiasa dengannya dan semua orang membungkkukan kepala mereka.
  +
  +
Akhirnya, konferensinya sudah dimulai.
  +
  +
Tamanawa memanggil satu orang dari kelompok rekan satu timnya yang bergerak menuju ke depan papan tulis. Selagi suara spidol menekan ke bawah bergema, Tamanawa membuka mulutnya selagi dia mengamati dengan pandangan menyamping.
  +
  +
“Mirip seperti sebelumnya, mari kita melakukan sedikit BRAINSTORMING.”
  +
  +
Eh, apa-apaan? Itu begitu keren. Walau aku tidak bisa memakai kemampuan macam itu?
  +
  +
Atau begitulah yang kupikir untuk sejenak, tapi dia sebenarnya hanya mengacu pada diskusi. Ada berbagai jenis definisinya, tapi itu singkatnya berarti sekelompok orang akan sebebasnya mengutarakan ide-ide mereka.
  +
  +
“Topik diskusinya akan dilanjutkan dari yang sebelumnya dan kita mengharapkan beberapa IDE mengenai KONSEP dan isi acara itu…”
  +
  +
Selagi Tamanawa melanjutkan urusannya, pihak SMA Kaihin Sogo mulai mengacungkan tangan mereka satu per satu, masing-masing memberikan pendapat mereka mengenai topik permasalahannya.
  +
  +
Aku mengamati mereka untuk sejenak. Maksudku, mengerti, singkatnya seperti itu. Memberikan idemu ketika kamu bahkan tidak memiliki pemahaman mendasar dari situasinya hanya akan berakhir menganggu. Itu tidak seperti aku sedang mencoba untuk mencari cara mudah untuk melakukannya atau mengelak dari tugas, aku hanya sedang bersikap pengertian!
  +
  +
Seseorang dari pihak mereka mengatakan ini.
  +
  +
“Jika kita mempertimbangkan tuntutan terhadap kita para murid SMA, kita sudah pasti harus membuat INOVASI dalam area-area mengenai PEMIKIRAN anak-anak muda…”
  +
  +
Fumu, Begitu ya. Pemikiran bagus.
  +
  +
Lagi, seorang murid lain di sebelah sana berbicara.
  +
  +
“kalau begitu, maka jelas itu berarti kita sudah pasti harus berpikir membentuk suatu kondisi SAMA-SAMA SENANG dengan pihak KOMUNITAS sebagai prasyaratnya.”
  +
  +
O-Oke. Yah, aku mengerti itu.
  +
  +
Sekali lagi, satu orang lain dari pihak mereka berbicara.
  +
  +
“Jika begitu, maka kita mungkin harus menaruh pertimbangan strategik dalam BIAYA-MANFAAT<ref> Cost performance: artinya suatu manfaat/keuntungan yang didapat dengan mengeluarkan biaya tertentu (Manfaat/Biaya). Idealnya ya manfaat setinggi-tingginya dengan biaya sekecil-kecilnya. </ref>. Jadi kita akan menarik suatu KONSENSUS untuk itu…”
  +
  +
Y-Ya… Benar.
  +
  +
Selagi aku mengamati mereka dengan hening sampai saat ini, pemikiran itu tiba-tiba menghantamku.
  +
  +
…Ada apa dengan konferensi ini?
  +
  +
Tidak hanya aku tidak paham sama sekali tentang apa yang sedang mereka lakukan, aku bahkan tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Mungkinkah itu? Aku heran, mungkinkah karena aku itu tolol sehingga aku tidak bisa mengerti?
  +
  +
Selagi aku berpikir dengan cemas, aku melihat pada Isshiki yang sedang duduk di sampingku dan dia sedang menganggukkan kepalanya selagi menyerukan “Whoa…” dengan suara terkagum. Kamu memahaminya? Phone a friend.<ref> Who wants to be a millionaire </ref>
  +
  +
Itu akan buruk jika aku ketinggalan meskipun aku berada di sini untuk membantu, jadi aku dengan diam-diam memastikannya dengan Isshiki.
  +
  +
“Isshiki, apa yang sedang mereka lakukan sekarang ini?”
  +
  +
Ketika aku berbisik padanya, Isshiki memutar kepalanya sedikit ke arahku. Dia dengan imut memiringkan kepalanya.
  +
  +
“Eh…? Mana kutahu?”
  +
  +
“Mana kutahu?”, jangan beritahu aku, kamu… Siapa kamu, si pemain tenis meja, Ai-chan<ref>[http://en.wikipedia.org/wiki/Ai_Fukuhara Ai Fukuhara] - Ini ada hubungannya dengan bagaimana Isshiki berkata “Mana kutahu?” yang merupakan “saa” dan Ai Fukuhara kelihatannya mengatakan “saa” dalam pertandingannya atau apalah. Itu seperti sejenis teriakan untuk menyemangati dirinya dalam pertandingan.</ref>?
  +
  +
Gadis ini, dia tidak mengerti satupun dan dia masih memiliki reaksi itu? Aku melihat ke arahnya dengan tampang kaget, tapi Isshiki tidak terlihat menghiraukan itu. Senyuman kecilnya tidak mengatakan apapun selain. “jangan kuuuatir, semua baik-baik saja.”
  +
  +
“Yah, pihak mereka yang mengeluarkan semua ide-ide mereka.”
  +
  +
“Hoohm…”
  +
  +
Jadi jika pihak mereka yang melakukan pemikirannya, maka pihak kami hanya perlu mengerjakan semuanya<!--put everything to action-->… Yah, kalau begitu, hanya aku sendiri saja sudah akan cukup kelihatannya.
  +
  +
Aku tidak membenci kerja keras yang sederhana. Melakukan suatu pekerjaan berulang-ulang tanpa henti seperti mesin mengikis jiwa, tapi jiwaku sudah sepenuhnya jauh terkikis, belum dibilang tidak tahu malu lagi. Jika aku tidak perlu bersikap pengertian deengan orang lain dan aku bisa tidak perlu memakai kepalaku, maka itu merupakan suatu surga dalam caranya sendiri.
  +
  +
Mmkei, kalau begitu aku lebih baik mendengarkan apa yang sedang terjadi supaya aku bisa setidaknya melakukan apa yang perlu kulakukan. Tapi itu terasa seperti percakapan mereka tidak ada substansi apapun di dalamnya…
  +
  +
Mengenai persoalan itu, Tamanawa yang sedang memimpin rapat itu terlihat seperti dia merasakan hal yang sama.
  +
  +
“Semuanya, bukankah ada sesuatu yang lebih penting…?”
  +
  +
Ketika Tamanawa mengucapkannya dengan nada berat, hawa dingin menjalari tempat dudukku. Seperti yang bisa diduga dari yang menjadi ketua OSIS, kehebatannya itu cukup sesuatu <!--something to behold-->. Semua orang memusatkan perhatiann mereka menunggu apa yang akan dia katakan selanjutnya.
  +
  +
Dan kemudian, Tamanawa memandang ke sekeliling pada keseluruhan Ruangan Latihan itu dan membuat gerakan tangan yang sedikit berlebih-lebihan yang terlihat seperti dia sedang memutar roda tembikar dan berkata.
  +
  +
“Kita perlu memakai PEMIKIRAN LOGIS ketika kita memikirkan tentang sesuatu secara logis.”
  +
  +
Bukankah kamu hanya mengatakan hal yang sama? Persisnya mau berapa kali kamu akan berpikir?
  +
  +
“Kita perlu mendukung PIHAK PELANGGAN<!-- make a stand on--> dari sudut pandang pelanggan, kamu tahu.”
  +
  +
Seperti yang kubilang, bukankah kalian hanya mengucapkan hal yang sama? Persisnya ada berapa banyak pelanggan yang akan kamu dapat?
  +
  +
Aku merasa seperti aku sedang memiliki senyuman berkedut yang muncul di wajahku. Tapi semua orang lain memiliki ekspresi “oh, begitu” dan sedang melihat pada Tamanawa dengan mata berbinar-binar.
  +
  +
…Itu tidak bagus. Ketua ini dan yang lain adalah orang-orang yang mengikuti pola-pola yang sama.
  +
  +
Malahan, ini adalah sebuah perkumpulan orang-orang yang serupa atau mungkin perkumpulan orang-orang yang terlihat ingin mengincar sesuatu. Alur konferensi ini tidak berubah selagi itu berlanjut. Rather, this was a gathering of similar people or maybe a gathering of people looking to aim for something. The flow of the conference didn’t change as it continued on.
  +
  +
“Kalau begitu kita harus mempertimbangkan OUTSOURCING juga.”
  +
  +
“Tapi dengan METODE kita sekarang ini, itu mungkin agak sedikit sulit, dari sisi-SKEMATIK.”
  +
  +
“Begitu ya. Kalau begitu, ada kemungkinan bahwa kita perlu memRSCHD hal-hal.”
  +
  +
Apa-apaan itu RSCHD<ref> Reschedule, penjadwalan ulang </ref>? Sebuah toko dengan lidah sapi yang lezat <ref> Watari suka makan di luar, jadi kurasa ini restoran yang dikunjunginya yang menawarkan lidah sapi </ref>? Kenapa mereka-mereka ini terus-terusan memakai katakana <ref> Seperti yang kalian lihat, ada banyak kata-kata yang di CAPS LOCK dan ini menandakan kata-kata dalam katakanan yang merupakan salah satu sistem tulisan yang biasanya dipakai untuk kata-kata serapan<!--pinjaman--> dari bahasa asing. Namun, kata-katanya digunakan sebegitu seringnya seperti yang dikatakan oleh Hachiman seperti buzzword (kata-kata teknis yang populer untuk suatu waktu yang biasanya hanya untuk pamer macam SINERGI itu tadi).</ref>? Ruu Ooshiba<ref>[http://keroro.wikia.com/wiki/Ruu_Ooshiba Ruu Ooshiba] - dia menuliskan nama penanya dalam katakana </ref>?
  +
  +
Menginovasi sebuah INOVASI! NEGOSIASI yang didiskusikan dan dinegosiasikan! Rencana yang tersolusikan itu suatu SOLUSI! Pengulangan itu terus berlanjut. AKu pikir ide mereka itu tidaklah HIP - HOP karena hati mereka jelas sekali HOP - UP.
  +
  +
Fueee… Hatiku begitu tiiiiingi sekali… Itu terasa seperti hati<!--conscience--> kecil dan malangku itu naik jauh di atas entah dimana…
  +
  +
<br />
  +
  +
<center>× × ×</center>
  +
  +
<br />
   
Jika ini yang terjadi, mungkin kami harus datang bersama di awal…
 
   
 
==Catatan Translasi==
 
==Catatan Translasi==

Revision as of 13:56, 25 April 2015

Bab 2: Tanpa Masalah, Kongresnya Menari[1], namun Tidak Ada Kemajuan

2-1

Pusat Komunitas dimana Isshiki dan aku akan bertemu itu lumayan dekat dengan sekolah kami. Tidak memakan lebih dari beberapa menit untuk sampai ke sana menaiki sepeda.

Sejujurnya, aku masih belum pernah menginjakkan kaki di pusat komunitas itu. Tapi karena aku cenderung lumayan sering melihatnya dalam kehidupan sehari-hariku, aku tidak ada masalah dalam menemukannya.Truthfully, I’ve yet to step foot in the community center. But since I tend to see it quite often in my everyday life, I didn’t have any problems finding it.

Persis di samping stasiun itu terdapat pusat bisnis besar MARINPIA (aka: MariPin). Ketika hari sudah sore, pemandangan banyak ibu-ibu rumah tangga dari lingkungan sekitar akan menonjol. Dan di antara mereka terdapat para murid. Berkat MarinPin didirikan di area tersebut, itu merupakan tempat yang cocok bagi murid SMA untuk mampir dan bersenang-senang sewaktu mereka akan pulang ke rumah. Dengan cara yang sama, aku akan kadang-kadang mampir ke toko buku, arcade, dan bahkan tempat baseball dalam ruang[2].

Ketika aku sampai ke pusat komunitas itu, aku memarkirkan sepedaku di tempat parkir sepeda.

Aku memandang sekeliling tempat itu sekilas dengan gelisah, tapi Isshiki tidak terlihat dimanapun. Yah, itu tidak seperti kami ada menentukan waktu pasti kapan kami akan bertemu.

Jika ini akan terjadi, mungkin kami seharusnya datang bersama dari awal…

Tapi tidak ada cara selain untuk bertemu di luar sekolah untuk menjaga fakta bahwa aku sedang membantu Isshiki sendiri agar tidak sampai ke Yukinoshita dan Yuigahama. Untuk menerima suatu permintaan yang berkaitan dengan OSIS sekarang ini di depan Yukinoshita itu suatu hal yang kejam untuk dilakukan. Meskipun demikian, itu akan tidak bertanggung-jawab untuk menolak permintaan Isshiki mentah-mentah. Ada juga pilihan untuk mengecualikan Yukinoshita, tapi itu terasa seperti suatu pengkhianatan yang buruk sekali. Mempertimbangkan bagaimana keadaan Klub Servis pada saat ini, memilih untuk menerima permintaan ini sendiri seharusnya merupakan pilihan yang terbaik.

Aku memastikan kembali kesimpulan dalam kepalaku itu dan duduk di undakan tangga di dekat pintu masuk pusat komunitas itu.

Aku duduk disana termenung-menung dan yang datang dari toko swalayan di seberang adalah Isshiki. Di tangannya terdapat kantong plastik yang terlihat berat. Setelah menyadari keberadaanku, dia berlari kecil ke arahku.

“Maaafkan aku untuk membuatmu menunggu. Aku harus pergi berbelanja sedikit…”

Isshiki membuat suatu helaan seakan kantong plastik toko swalayan itu berat.

“…Tidak, tidak masalah.”

Selagi aku menjawabnya, aku berpaling ke arah Isshiki dan mengulurkan tanganku. Ketika aku melakukannya, untuk beberapa alasan, Isshiki dengan lembut mengelak tanganku dan terus melihat ke arahku. Dia memiringkan kepalanya merasa tidak yakin akan arti di balik tindakanku.

“Huh?”

“Ada apa dengan tampang jengkelmu itu? Bukankah barusan tadi itu pesonamu untuk membuatku mengambilkan kantongnya untukmu karena itu berat”

Mendengar itu, Isshiki menggosok rambutnya dan dengan lembut mengalihkan pandangannya dariku. Wajahnya sedikit merona seakan dia merasa kaget atau bingung.

“Haa… Aah, tidak, aku hanya sedang bertingkah seperti diriku tadi…”

Ah, itu benar, huh? Bagi dirinya, dia cenderung untuk melihat para lelaki hanya sebagai pekerja jadi aku berakhir berpikir itu adalah jenis pesona yang sedang dilakukannya. Lihat, itu persis seperti bagaimana Tobe dengan alamiah menjadi si pria suruhan.

Isshiki mematung untuk sejenak, tapi dia tiba-tiba siap siaga setelah mendadak menyadari sesuatu dan menjauh selangkah dariku.

“Ha! Mungkinkah kamu sedang mencoba memikatku barusan, maafkan aku, untuk sejenak itu membuat jantungku berhenti sebentar, tapi sekarang setelah aku memikirkannya secara rasional, itu benar-benar tidak akan berhasil.”

“Aah, Begitu ya…”

Persisnya mau berapa kali aku akan terus ditolak oleh gadis ini…? Bahkan penolakannya sudah jadi menjengkelkan sekarang…

Namun jika itu cukup untuk membuat jantungnya berhenti sejenak, maka dia lebih baik berhati-hati karena dia tidak akan bisa pergi melakukan perjalanan dengan damai. Tidak mungkin jantungmu akan berhenti sejenak ketika si pramugari onee-san di pesawat mengambilkan barang-barangmu. Tidak mungkin, bukan…? Tidak, pasti akan berhenti (perbaikan si pramugari). Tidak, tunggu. Itu tidak harus seorang pramugari karena onee-san kerah biru [3]juga akan membuat jantugmu berhenti sejenak… Seperti yang bisa diduga, wanita dengan karir fisik itu menabjubkan! (perbaiki si orang yang bercita-cita jadi bapak rumah tangga).

“Yah, terserahlah.”

Aku sepenuhnya mengabaikan apa yang dikatakan Isshiki dan mengambil kantong plastik itu dari tangannya.

“Ah… Terima kasih banyak…”

Isshiki meremas lengan baju kemeja cardigannya dan dengan penuh semangat membungkukkan kepalanya. Berkat itu, aku tidak dapat mengetahui apa bentuk ekspresinya itu, tapi kata-kata berterima-kasih sopan yang tak terduga itu membuatku merasa malu.

“…Tidak apa-apa. Itu hanya bagian dari tugasku.”

Jika dia begitu bersikeras untuk mengungkapkan rasa berterima-kasihnya untuk sesuatu seperti ini setiap kali, akhirnya, dia akan berakhir meniru kebiasaan Komachi untuk mengatakan “terima kasih banyak onii-chan, aku cinta kamu”, sialan. Niatanku adalah untuk memberitahunya secara tidak langsung untuk tidak usah begitu heboh, tapi pada saat selanjutnya, aku segera menyesalinya.

“Waaa! Beeegitu handal! Kalau begitu, maka aku akan terus bergantung padamu lain kali ♪.”

Dia mengaitkan jari-jarinya di depan dadanya dan tiba-tiba membuat senyuman berseri-seri.

Aah, barangnya mendadak terasa seakan itu menjadi lebih berat barusan… Namun, apa saja yang ada disini?

Karena kantong plastik itu terasa lebih berat dari yang kusangka, aku mendapati diriku melirik ke dalam kantong itu dan didalamnya terdapat beraneka ragam makanan ringan dan jus. Yah, untuk sebuah konferensi seperti ini, itu biasa untuk memiliki makanan seperti kue-kue dan katering.

Ketika suara percakapan menjadi lebih kecil, orang-orang akan mengisi keheningan itu sementara dengan memakan makanan ringan mereka dan meminum teh mereka. Itu mirip dengan situasi di mana kamu membuat tawa hambar “haha” di tengan suatu percakapan dan mereka memakan sebutir FRISK segera setelahnya. Setelah mereka melakukan itu, kamu tidak bisa tidak menduga “aah, orang ini benar-benar tidak tahu apa yang mau dibicarakan ketika berbicara denganku…”

Omong-omong, jika seseorang yang bahkan tidak berbicara tiba-tiba menawarkan, “apa kamu mau permen FRISK?”, itu adalah suatu tanda bahwa dia sedang secara tidak langsung mengatakan “nafasmu bau”! Waspadalah! Ada peluang dia mungkin menderita suatu penyakit dalam! Dari semua hal yang ada, itu hal yang harus diwaspadai?

Yah, namun pemilihan makanan ringan itu agak sulit juga. Makanan ringan yang keras dan mempunyai bau yang kuat dapat sebaliknya menjadi menggangu. Dengan demikian, aku melirik ke dalam kantong plastiknya untuk melihat apa yang Isshiki beli.

Fumu. Makanan ringan coklat berukuran-kecil, permen tenggorokan rasa buah dan cracker beras lembut… Yap, ini bukanlah pilihan yang buruk. Itu semua ada di dalam bungkusannya masing-masing jadi ini juga mendapatkan nilai tinggi juga. Dengan ini, kamu tidak akan perlu menyediakan piring dan semacamnya dan kamu juga bisa mencegah mengotori tanganmu. Ditambah lagi, itu tidak akan begitu merepotkan untuk diurus ketika sudah waktunya untuk pulang ke rumah.

“Hooo, kamu mengejutkannya pengertian, bukan?”

Tegasku, dengan sedikit terkesan, dan Isshiki membuat suatu ekspresi jengkel serta dongkol.

“Apa yang kamu maksud dengan ‘mengejutkannya’…? Aku perlu memberitahumu bahwa aku itu orang yang sangat pengertian. Yah, walau pihak mereka juga menyediakan beberapa makanan ringan juga.”

“Oh. Kalau begitu apa kita bahkan memerlukan ini? Toh, semua biayanya akan ditanggung pihak mereka. Kenapa tidak cukup memakan semua makanan ringan mereka saja?”

“Kita tidak bisa benar-benar melakukan itu…”

Ketika dia menjawab, ekspresi Isshiki mengeras.

Oh, begitu. Memang, itu terlihat seperti dia benar-benar sedang bersikap pengertian dalam berbagai cara. Jika pihak mereka menyediakan sesuatu, kami tidak bisa cukup datang dengan tangan kosong setiap kali. Itu singkatnya sesuatu seperti itu.

Itu sebenarnya lebih merepotkan untuk bersikap sepengertian ini dalam keadaan dimana kami diundang hanya sebagai tamu saja. Tapi selama dua sponsor gabungan mengenai acara ini memiliki kedudukan yang sama, maka mereka harus setidaknya mempertahankan hubungan setara ini meskipun itu sesuatu yang sederhana seperti membawa datang makanan ringan.

Harus bekerja bersama-sama sekolah lain itu masalah yang cukup menyusahkan. Karena itu akan berlanjut ke dalam pekerjaan sebenarnya juga, pertanyaan tentang bagaimana itu akan mempengaruhi keadaannya membuatnya terasa seperti kantong plastik di tanganku menjadi satu tingkat lebih berat dari sebelumnya.


× × ×


2-2

Diajak oleh Isshiki, aku berjalan masuk ke dalam pusat komunitas itu.

Bagaimanapun juga, aku tidak pernah mengunjungi pusat komunitas ini sebelumnya, jadi apa persisnya itu yang kamu lakukan di dalam sini? Aku heran, apa mereka menyembuhkan komunitasmu dengan BGM Ten Ten Terorin ♪ BGM[4] atau apa? Pusat monster apa itu?

Setelah kami benar-benar memasukinya, bagian dalamnya mirip sebuah kantor pemerintah dengan suasana dingin dan damai yang terus berlanjut. Itu adalah suasana yang mambuat kamu berpikir dua kali sebelum berteriak dengan suara keras. Perpustakaan yang ada di lantai satu mungkin merupakan alasan untuk itu.

Aku mengikuti Isshiki ke lantai dua dan suasananya berubah sedikit. Suara orang berbicara dan musik dapat terdengar.

Tangganya terus menjulang ke atas. Ada suara musik yang datang dari lantai tiga.

“Aku heran, apa yang mungkin sedang mereka lakukan?” Selagi aku memikirkan ini, aku melihat ke atas tangga dan begitu pula dengan Isshiki.

“Ada suatu aula besar di lantai tiga. Kelihatannya mereka akan menyelenggarakan acara Natalnya di atas sana.”

“Hooh…”

Itu terlihat seperti ada semacam tarian atau sebuah klub yang sedang di tengah-tengah melakukan aktivitas mereka di atas sana yang terbukti dari getaran yang datang dari lantai tiga.

Fumu… Singkatnya, ini sama saja dengan pusat komunitas pemerintah. Ini adalah suatu bangunan publik dimana para penduduk lokal akan berkumpul untuk melakukan berbagai aktivitas dan acara-acara. Jadi, apa bedanya ini dengan pusat komunitas pemerintah? Ukurannya?

Aku tidak begitu familier dengan bangunan ini jadi aku dengan risih melihat sekeliling. Isshiki yang maju jauh di depan berhenti di depan pintu suatu ruangan tertentu.

Di atas pintu tersebut tertulis “Ruangan Latihan”. Kelihatannya mereka menyewa ruangan ini untuk menyelenggarakan konferensinya.

Isshiki mengetuk pintunya.

“Ya, silahkan masuk.”

Ketika suatu suara memanggil dari dalam, Isshiki menarik nafas kecil dan meletakkan tangannya pada pintu tersebut.

Setelah membuka pintu tersebut, suara-suara keributan tumpah dari ruangan itu. Keberadaan meja-meja dan kursi-kursi membuat ruangan itu terasa seperti sebuah ruang kelas di sekolah.

“Terima kasih atas kerja kerasmu.”

Isshiki memberikan sapaan riangnya selagi dia masuk ke dalam ruangannya terlebih dulu. Bahkan setelah aku mengikutinya ke dalam, tidak ada tanda-tanda suara obrolan itu akan menghilang. Ditambah lagi, tidak ada satu orangpun yang mengarahkan pandangan mereka padaku. Semua orang kelihatannya sedang terasyikkan dalam percakapan mereka sendiri sehingga mereka tidak begitu tertarik denganku.

Tapi itu terlihat seperti Isshiki benar-benar diakui sebab suatu suara yang datang dari kelompok itu memanggil dirinya. Dilihat lebih dekat, orang yang memanggilnya dengan satu tangan terangkat itu adalah seorang laki-laki yang mengenakan seragam SMA Kaihin Sogo.

“Iroha-chan, sebelah sini.”

“Aah, seeeeelamat sore.”

Isshiki melambaikan tangannya selagi dia menuju ke arah kelompok itu. Aku tentu saja mengikuti persis di belakangnya. Ketika aku melakukannya, sekarang setelah aku berada di depannya, si laki-laki yang memanggil Isshiki melihat ke arahku dengan ekspresi kebingungan. Dia kemudian dengan pelan berbisik ke arah telinga Isshiki.

“Siapa ini?”

“Aah, salah satu kaki tangan kami!”

Itu suatu penjelasan yang kurang ajar melihat betapa besarnya seringaianmu itu, benar bukan, Isshiki? Tapi bahkan dengan perkenalan semacam itu, laki-laki itu membuat seruan “ooh” yang terkesan dan berpaling ke arahku.

“Aku Tamanawa. Aku ketua OSIS SMA Kaihin Sogo. Senang berjumpa denganmu!”

“…Ah, senang berjumpa denganmu.”

Dengan segera diberikan perkenalan mendadak yang tak kusangka, aku bimbang akan apa aku seharusnya memberitahu namaku juga yang dimana Tamanawa tidak terlihat keberatan selagi dia meneruskan.

“Aku benar-benar senang kami bisa merencanakan ini bersama dengan SMA Sobu. Aku sedang berpikir akan bagaimana kita perlu membentuk suatu HUBUNGAN REKAN yang akan membawa sebuah efek SINERGI dimana kita bisa saling MERESPEK satu sama lain, kamu tahu.”

…Jangan memulainya dengan kalimat lucu, meeen. Setengah dari apa yang dia katakan masuk dari telinga kiri dan keluar dari telinga kanan, tapi kelihatannya Tamanawa adalah orang yang menyusun konferensi acara Natal ini. Aku menyadarinya dari kata-kata pilihan yang diucapkannya.

Karena posisi Tamanawa sebagai ketua OSIS SMA Kaihin Sogo, hanya berbicara dengannya menyebabkan orang-orang di sekitarnya terseret ke dalam percakapannya. Pada saat tersebut, orang-orang memperkenalkan diri mereka, tapi, jujur saja, aku tidak dapat mengingat mereka semua. Yah, setelah acara ini selesai, kami tidak akan bertemu lagi, jadi tidak perlu untuk memasukkan satupun dari mereka ke dalam ingatanku.

Hanya harus menghadapi begitu banyak orang saja sudah lumayan melelahkan. Aku secara refleks membuat suatu helaan. Aku meninggalkan sisanya pada Isshiki, duduk di suatu tempat duduk yang lebih jauh dan mengamati Isshiki dan yang lain.

Ketika aku melakukannya, mataku bertemu dengan mata seseorang yang memiliki tampang bingung di kerumunan orang itu. Orang itu berkedip kaget setelah melihatku. Dan kemudian orang itu berdiri dan berjalan ke arahku.

“Oh, Hikigaya?”

“…Oh.”

Ketika namaku dipanggil oleh orang yang mengejutkan, aku terkaget dan terlambat meresponnya. Tak kusadari, setetes keringat mengalir jatuh.

Seragam SMA Kaihin Sogo gadis itu agak sedikit kusut dan dia sedang menyisiri rambut perm hitamnya dengan jarinya.

Orimoto Kaori.

Dia adalah teman sekelas dari SMPku dan juga gadis yang kunyatai cintaku dahulu kala. Hanya baru-baru ini saja, kami mendapat pertemuan yang tak terduga dan kemudian aku terlempar ke dalam situasi yang tak terduga. Apa yang terjadi dahulu kala dan baru-baru ini bukanlah memori yang sangat menyenangkan.

Dipikir-pikir lagi, Orimoto pergi ke SMA Kaihin Sogo, bukan? Fakta bahwa dia ada di sini berarti dia terlihat dengan OSIS, huh…?

Kecurigaan itu juga dipikirkannya kelihatannya. Dia membuat suara kaget.

“Hikigaya, kamu masuk ke OSIS?”

“Tidak…”

Ketika aku menjawabnya, Orimoto mengangguk dengan yakin.

“Aah, Begitu ya. Kalau begitu kurasa situasi kita sama. Aku ada di sini karena ada teman yang mengajakku, kamu tahu.”

Saat dia mengatakan itu, Orimoto melirik ke belakangku dan melihat sekeliling dengan gelisah. Apa dia sedang mencari sesuatu?

“Hikigaya, apa kamu sendirian?”

“Ya, sama seperti biasanya.”

Setelah aku menjawab, Orimoto mendengus dan tertawa terbahak-bahak selagi dia memegangi perutnya.

“Apa-apaan, itu super kocak.”

“Tidak, itu tidak kocak…”

Tidak ada yang kocak di sini… Lagipula, aku bukan yang menerimanya! Dan aku juga bukan yang memberikannya[5]!

Namun, berkat Orimoto, aku memiliki pemahaman yang sedikit lebih baik mengenai kelompok ini. Walaupun ini adalah suatu konferensi acara di antara OSIS dua sekolah, SMA Sobu, kelihatannya bahkan relawan juga berpartisipasi.

“Bukankah pihakmu, macam, kekurangan anggota? Atau apa hanya kami yang banyak?”

“Mana kutahu…?”

Melihat bahwa hari ini adalah yang pertama kalinya aku di sini, aku tidak begitu sadar akan situasi di dalam ruangan ini. tapi ketika aku melihat ke sekeliling ruangan, SMA Kaihon Sogo hanya ada sekitar sepuluh orang. Di sisi lain, pihak SMA Sobu ada…

Huh? OSIS kami… Aah, di sana mereka. Mereka berkerumun di sudut sebelah sana. Jumlah anggota selain aku dan Isshiki yang mengenakan seragam mereka ada satu, dua… empat orang huh? Ditambah lagi, tidak seperti anggota dari SMA Kaihin Sogo, anggota kami terlihat lemah jika dibandingkan. Itu terlihat agak memalukan.

“Kamu benar, kami tidak ada banyak anggota…”

“Duh, kamu bisa mengetahuinya dengan hanya melihatnya saja… Yah, tidak seperti itu penting.”

Ketika dia mengatakan itu, Orimoto terlihat seakan dia tidak tertarik lagi dan segera meninggalkan sisiku ke tempatnya semula. Isshiki kembali seakan dia ku-tag. Isshiki terus menatap ke arah Orimoto dengan cermat dan kata-kata itu terselip keluar.

“Senpai, ada yang kamu kenal?”

Caramu mengatakan itu terdengar seperti kamu sebenarnya sedang berkata “ada orang yang kamu kenal?” Mari hentikan itu, oke, Irohasu? Juga, kamu, kamu pernah melihatnya setidaknya sekali sebelumnya, bukan? Dia mungkin tidak ingat karena dia begitu jauh waktu itu. Pertama-tama, aku agak sedikit tidak yakin bagaimana pergi menjelaskan ini, tapi berkat itu, pada akhirnya aku bisa melemparkan jawaban biasa.

“Ya. Yah, hanya teman sekelas dari SMP.”

“Heeh…”

Walaupun Isshiki menanyakan mengenainya, dia tidak terlihat begitu tertarik selagi dia duduk dan mulai membagikan makanan ringan yang dia beli. Melihat itu, orang-orang dari SMA Kaihin Sogo mulai menyiapkan makanan ringan dan minuman mereka juga.

Kelihatannya rapatnya sudah akan dimulai segera.

Baik pihak Kaihin Sogo dan pihak Sobu pergi ke tempat duduk mereka yang sudah ditentukan. Semua orang duduk di tempat duduk mereka yang dijejerkan mengelilingi meja berbentuk C itu. Sekarang kalau begitu, sudut mana yang sebaiknya kududuki…? Melindungi salah satu dari empat sudut itu membuatku benar-benar merasa aku adalah salah satu Empat Hewan Suci[6] atau begitulah yang kupikir sampai lengan bajuku ditarik.

“Senpai, silahkan duduk di sebelah sana~”

“Eh, Aku tidak masalah dengan di sudut saja…”

Meskipun aku mengatakan itu, Isshiki tidak mau melepaskan lengan bajuku. Aku mencoba untuk melepaskan diri dari tangan yang menangkapi diriku, tapi Isshiki terus menahannya. Ada apa dengan kekuatan ini? Caranya menahan padaku itu begitu imuti, tapi aku bahkan tidak bisa melepaskan diri sama sekali…

“Ayola', ayola', itu sudah mau dimulai, kamu tahuuu~”

Dia bahkan menarik lengan bajuku lebih kuat lagi.

“Oke, oke. Kamu akan menggoyaknya.”

Yah, tidak peduli dimana aku duduk, aku toh tidak akan mengatakan apapun, jadi itu akan sama saja pada akhirnya. Kalau begitu, tempat duduk dengan makanan ringan tepat di depanku itu akan bagus untukku. Aku dengan enggan menyerah dan duduk di samping Isshiki.

Walaupun itu meja berbentuk C, tepat di tengah-tengah adalah tempat duduk ulang tahun yang ditempati oleh ketua OSIS SMA Kaihin Sogo, Tamanawa. Kami, SMA Sobu, duduk di sisi kanan meja itu.

Dan ketika aku melihat lebih cermat lagi, persis seperti yang dikatakan Orimoto tadi, pihak mereka memiliki anggota yang lebih banyak. Kalau hanya menyangkut jumlah, mereka memiliki dua kali lipat jumlah anggota, tapi itu terasa seperti bahkan ada perbedaan yang lebih besar lagi dalam substansi dari jumlah anggota mereka. Alasan utamanya mungkin ada berhubungan dengan level keributan mereka. Para gadis dan lelaki di SMA Kaihin Sogo terlihat hidup sementara pihak SMA Sobu terlihat mati jika dibandingkan.

Yah, melihat bahwa pihak mereka yang menyarankan ide ini, perbedaan dalam motivasi itu sesuatu yang tidak bisa diapa-apakan. Aku rasa itu sesuatu seperti antara mereka yang penyusun acara dan mereka yang mendukung acara. Perbedaan mereka jelas ditunjukkan dalam urutan tempat duduknya.

Menilai dari situasinya, kelihatannya neraca kekuatannya condong ke arah SMA Kaihin Sogo dengan mereka sebagai pihak utama dalam berbagai hal sementara SMA Sobu ditunjuk sebagai pihak pendukung.

Ketika ketua pihak mereka, Tamanawa, memastikan bahwa semua orang telah mengambil tempat duduk mereka, dia menepuk tangannya.

“Eeerm, kami sekarang akan memulai konferensinya. Aku berharap untuk dapat bekerja sama dengan kalian semua.”

Dia berbicara seperti dia sudah terbiasa dengannya dan semua orang membungkkukan kepala mereka.

Akhirnya, konferensinya sudah dimulai.

Tamanawa memanggil satu orang dari kelompok rekan satu timnya yang bergerak menuju ke depan papan tulis. Selagi suara spidol menekan ke bawah bergema, Tamanawa membuka mulutnya selagi dia mengamati dengan pandangan menyamping.

“Mirip seperti sebelumnya, mari kita melakukan sedikit BRAINSTORMING.”

Eh, apa-apaan? Itu begitu keren. Walau aku tidak bisa memakai kemampuan macam itu?

Atau begitulah yang kupikir untuk sejenak, tapi dia sebenarnya hanya mengacu pada diskusi. Ada berbagai jenis definisinya, tapi itu singkatnya berarti sekelompok orang akan sebebasnya mengutarakan ide-ide mereka.

“Topik diskusinya akan dilanjutkan dari yang sebelumnya dan kita mengharapkan beberapa IDE mengenai KONSEP dan isi acara itu…”

Selagi Tamanawa melanjutkan urusannya, pihak SMA Kaihin Sogo mulai mengacungkan tangan mereka satu per satu, masing-masing memberikan pendapat mereka mengenai topik permasalahannya.

Aku mengamati mereka untuk sejenak. Maksudku, mengerti, singkatnya seperti itu. Memberikan idemu ketika kamu bahkan tidak memiliki pemahaman mendasar dari situasinya hanya akan berakhir menganggu. Itu tidak seperti aku sedang mencoba untuk mencari cara mudah untuk melakukannya atau mengelak dari tugas, aku hanya sedang bersikap pengertian!

Seseorang dari pihak mereka mengatakan ini.

“Jika kita mempertimbangkan tuntutan terhadap kita para murid SMA, kita sudah pasti harus membuat INOVASI dalam area-area mengenai PEMIKIRAN anak-anak muda…”

Fumu, Begitu ya. Pemikiran bagus.

Lagi, seorang murid lain di sebelah sana berbicara.

“kalau begitu, maka jelas itu berarti kita sudah pasti harus berpikir membentuk suatu kondisi SAMA-SAMA SENANG dengan pihak KOMUNITAS sebagai prasyaratnya.”

O-Oke. Yah, aku mengerti itu.

Sekali lagi, satu orang lain dari pihak mereka berbicara.

“Jika begitu, maka kita mungkin harus menaruh pertimbangan strategik dalam BIAYA-MANFAAT[7]. Jadi kita akan menarik suatu KONSENSUS untuk itu…”

Y-Ya… Benar.

Selagi aku mengamati mereka dengan hening sampai saat ini, pemikiran itu tiba-tiba menghantamku.

…Ada apa dengan konferensi ini?

Tidak hanya aku tidak paham sama sekali tentang apa yang sedang mereka lakukan, aku bahkan tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Mungkinkah itu? Aku heran, mungkinkah karena aku itu tolol sehingga aku tidak bisa mengerti?

Selagi aku berpikir dengan cemas, aku melihat pada Isshiki yang sedang duduk di sampingku dan dia sedang menganggukkan kepalanya selagi menyerukan “Whoa…” dengan suara terkagum. Kamu memahaminya? Phone a friend.[8]

Itu akan buruk jika aku ketinggalan meskipun aku berada di sini untuk membantu, jadi aku dengan diam-diam memastikannya dengan Isshiki.

“Isshiki, apa yang sedang mereka lakukan sekarang ini?”

Ketika aku berbisik padanya, Isshiki memutar kepalanya sedikit ke arahku. Dia dengan imut memiringkan kepalanya.

“Eh…? Mana kutahu?”

“Mana kutahu?”, jangan beritahu aku, kamu… Siapa kamu, si pemain tenis meja, Ai-chan[9]?

Gadis ini, dia tidak mengerti satupun dan dia masih memiliki reaksi itu? Aku melihat ke arahnya dengan tampang kaget, tapi Isshiki tidak terlihat menghiraukan itu. Senyuman kecilnya tidak mengatakan apapun selain. “jangan kuuuatir, semua baik-baik saja.”

“Yah, pihak mereka yang mengeluarkan semua ide-ide mereka.”

“Hoohm…”

Jadi jika pihak mereka yang melakukan pemikirannya, maka pihak kami hanya perlu mengerjakan semuanya… Yah, kalau begitu, hanya aku sendiri saja sudah akan cukup kelihatannya.

Aku tidak membenci kerja keras yang sederhana. Melakukan suatu pekerjaan berulang-ulang tanpa henti seperti mesin mengikis jiwa, tapi jiwaku sudah sepenuhnya jauh terkikis, belum dibilang tidak tahu malu lagi. Jika aku tidak perlu bersikap pengertian deengan orang lain dan aku bisa tidak perlu memakai kepalaku, maka itu merupakan suatu surga dalam caranya sendiri.

Mmkei, kalau begitu aku lebih baik mendengarkan apa yang sedang terjadi supaya aku bisa setidaknya melakukan apa yang perlu kulakukan. Tapi itu terasa seperti percakapan mereka tidak ada substansi apapun di dalamnya…

Mengenai persoalan itu, Tamanawa yang sedang memimpin rapat itu terlihat seperti dia merasakan hal yang sama.

“Semuanya, bukankah ada sesuatu yang lebih penting…?”

Ketika Tamanawa mengucapkannya dengan nada berat, hawa dingin menjalari tempat dudukku. Seperti yang bisa diduga dari yang menjadi ketua OSIS, kehebatannya itu cukup sesuatu . Semua orang memusatkan perhatiann mereka menunggu apa yang akan dia katakan selanjutnya.

Dan kemudian, Tamanawa memandang ke sekeliling pada keseluruhan Ruangan Latihan itu dan membuat gerakan tangan yang sedikit berlebih-lebihan yang terlihat seperti dia sedang memutar roda tembikar dan berkata.

“Kita perlu memakai PEMIKIRAN LOGIS ketika kita memikirkan tentang sesuatu secara logis.”

Bukankah kamu hanya mengatakan hal yang sama? Persisnya mau berapa kali kamu akan berpikir?

“Kita perlu mendukung PIHAK PELANGGAN dari sudut pandang pelanggan, kamu tahu.”

Seperti yang kubilang, bukankah kalian hanya mengucapkan hal yang sama? Persisnya ada berapa banyak pelanggan yang akan kamu dapat?

Aku merasa seperti aku sedang memiliki senyuman berkedut yang muncul di wajahku. Tapi semua orang lain memiliki ekspresi “oh, begitu” dan sedang melihat pada Tamanawa dengan mata berbinar-binar.

…Itu tidak bagus. Ketua ini dan yang lain adalah orang-orang yang mengikuti pola-pola yang sama.

Malahan, ini adalah sebuah perkumpulan orang-orang yang serupa atau mungkin perkumpulan orang-orang yang terlihat ingin mengincar sesuatu. Alur konferensi ini tidak berubah selagi itu berlanjut. Rather, this was a gathering of similar people or maybe a gathering of people looking to aim for something. The flow of the conference didn’t change as it continued on.

“Kalau begitu kita harus mempertimbangkan OUTSOURCING juga.”

“Tapi dengan METODE kita sekarang ini, itu mungkin agak sedikit sulit, dari sisi-SKEMATIK.”

“Begitu ya. Kalau begitu, ada kemungkinan bahwa kita perlu memRSCHD hal-hal.”

Apa-apaan itu RSCHD[10]? Sebuah toko dengan lidah sapi yang lezat [11]? Kenapa mereka-mereka ini terus-terusan memakai katakana [12]? Ruu Ooshiba[13]?

Menginovasi sebuah INOVASI! NEGOSIASI yang didiskusikan dan dinegosiasikan! Rencana yang tersolusikan itu suatu SOLUSI! Pengulangan itu terus berlanjut. AKu pikir ide mereka itu tidaklah HIP - HOP karena hati mereka jelas sekali HOP - UP.

Fueee… Hatiku begitu tiiiiingi sekali… Itu terasa seperti hati kecil dan malangku itu naik jauh di atas entah dimana…


× × ×



Catatan Translasi

<references>

  1. Kongresnya Menari (The Congress Dances)
  2. Tempat itu ada mesin bola baseball yang akan menembakkan bola pada si pemain untuk dipukulnya. Batting Centre
  3. Kerah biru berarti orang yang melakukan pekerjaan manual
  4. Musik Pokemon ketika pokemonnya disembuhkan
  5. Kalimat Fujoshi. Orimoto berkata “ukeru” yang juga dipakai dalam percakapan fujoshi, uke and seme
  6. Raja Digimon
  7. Cost performance: artinya suatu manfaat/keuntungan yang didapat dengan mengeluarkan biaya tertentu (Manfaat/Biaya). Idealnya ya manfaat setinggi-tingginya dengan biaya sekecil-kecilnya.
  8. Who wants to be a millionaire
  9. Ai Fukuhara - Ini ada hubungannya dengan bagaimana Isshiki berkata “Mana kutahu?” yang merupakan “saa” dan Ai Fukuhara kelihatannya mengatakan “saa” dalam pertandingannya atau apalah. Itu seperti sejenis teriakan untuk menyemangati dirinya dalam pertandingan.
  10. Reschedule, penjadwalan ulang
  11. Watari suka makan di luar, jadi kurasa ini restoran yang dikunjunginya yang menawarkan lidah sapi
  12. Seperti yang kalian lihat, ada banyak kata-kata yang di CAPS LOCK dan ini menandakan kata-kata dalam katakanan yang merupakan salah satu sistem tulisan yang biasanya dipakai untuk kata-kata serapan dari bahasa asing. Namun, kata-katanya digunakan sebegitu seringnya seperti yang dikatakan oleh Hachiman seperti buzzword (kata-kata teknis yang populer untuk suatu waktu yang biasanya hanya untuk pamer macam SINERGI itu tadi).
  13. Ruu Ooshiba - dia menuliskan nama penanya dalam katakana