Difference between revisions of "Oregairu (Indonesia):Jilid 10 Bab 9"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
m
m
Line 25: Line 25:
 
Kelihatnnya dia tak suka langsung loncat ke inti masalah, pipi Haruno-san mengembung jengkel dan dia menerlingkan matanya padaku. “Kita berdua akhirnya bisa berkencan, Jangan jadi perusak suasana dong. Sikapmu jauuuuuh berbeda sewaktu bersama Gahama-chan.”
 
Kelihatnnya dia tak suka langsung loncat ke inti masalah, pipi Haruno-san mengembung jengkel dan dia menerlingkan matanya padaku. “Kita berdua akhirnya bisa berkencan, Jangan jadi perusak suasana dong. Sikapmu jauuuuuh berbeda sewaktu bersama Gahama-chan.”
   
“ke… Bukan, Itu bukanlah kencan, sama sekali bukan, dan maupun saat ini.” Aku menjawan seketika salam kebingungan.
+
“ken… Bukan, Itu bukanlah kencan, sama sekali bukan, dan maupun saat ini.” Aku menjawab seketika dalam kebingungan.
   
 
Haruno-san mengubah tampilannya dengan senyuman dan menunjuk dirinya sendiri. “Hikigaya-kun, Apa kau tidak suka pada onee-sans cantik sepertiku?”
 
Haruno-san mengubah tampilannya dengan senyuman dan menunjuk dirinya sendiri. “Hikigaya-kun, Apa kau tidak suka pada onee-sans cantik sepertiku?”
   
  +
“Aku yakin tidak ada yang dapat dilakukan jika kamu membenci gadis-gadis cantik yang dapat berbicara hal-hal seperti itu mengenai diri mereka sendiri” Jawabku.
“I don’t believe a thing can be done if you end up hating beauties who can say things like that about themselves.” I answered.
 
   
After Haruno-san nodded, she gave me an upward glance and poked back. “But you hate girls who pretend as if they’re not a lot more, right?”
+
Setelah Haruno-san mengangguk, dia memberiku sekilas pandangan keatas dan menyolekku. “Tetapi kau lebih membenci para gadis yang berpura-pura jika mereka tidak seperti itu, kan?”
   
  +
“…ya Begitulah.”
“…True.”
 
   
  +
Sial, Dia Mengerti diriku… Meski sebenarnya, Aku merasa gadis semacam itu sedikit jauh dalam jangkauanku.
Crap, she got me… Though truthfully, I felt those kinds of girls really were a little out there for me.
 
   
Well, if I were to be honest about it… I definitely preferred pretty onee-sans a lot more!
+
Yah, Jika aku Harus jujur tentang hal itu… Aku sudah pasti lebih suka onee-sans cantik!
   
But concerning Yukinoshita Haruno, I had other sentiments that were much stronger.
+
Tapi mengenai Yukinoshita Haruno, Aku punya perasaan lain yang lebih kuat.
   
  +
Orang ini membuatku takut. Ini bukan hanya karena topeng sempurnanya, Tapi dibalik topeng itu ada wajah yang tak henti bahkan tak perlu repot baginya untuk menyembunyikan dari orang yang melihatnya. dan terakhit, Matanya kalau ada banyak hal lain yang disembunyikan didalamnya. Itu sebabnya aku diam-diam mengalihkan tatapanku lagi, dan Bertanya, “Tapi sebenarnya, ada sebab apa sampai sibuk menyuruhku kesini, Apa kau punya kepentingan denganku?”
This person frightens me. It’s not just because of her perfect mask, but that unrelenting inner face that she wouldn’t bother to hide once it’s been seen through. And lastly, her eyes which indicated that there’s something else hidden in her depths. That’s why I covertly averted my gaze and again, asked, “But really, since you went through the trouble of calling me out here, do you have some business with me?”
 
   
“Ah, Benar, Benar. I was thinking of checking your answer as I promised. Apa kau sudah menanyakan jurusan apa yang dipilih yukino-chan?”
+
“Ah, Benar, Benar. Kupikir aku akan memeriksa jawabanmu sesuai janjiku. Apa kau sudah menanyakan jurusan apa yang dipilih yukino-chan?”
   
 
“… Sebagian besarnya, Aku sudah tahu sih, tapi bukannya itu sangat tidak sopan kalau aku katakan.”
 
“… Sebagian besarnya, Aku sudah tahu sih, tapi bukannya itu sangat tidak sopan kalau aku katakan.”
   
“Oh, Anak yang sopan sekali. Tapi begitu ya. Ternyata jika itu Hikigaya-kun, Dia akan memberitahumu sebagaimana semesetinya. Mmhmm… Sepertinya Yukino-chan Sudah sedikit mempercayaimu, iya kan?” Ucap Haruno-san, smirking as though indicating how pleasant that was.
+
“Oh, Anak yang sopan sekali. Tapi begitu ya. Ternyata jika itu Hikigaya-kun, Dia akan memberitahumu sebagaimana semesetinya. Mmhmm… Sepertinya Yukino-chan Sudah sedikit mempercayaimu, kan?” Ucap Haruno-san, Tersenyum ringai seolah betapa senangnya dia itu.
   
 
<noinclude>
 
<noinclude>

Revision as of 04:57, 25 June 2015

Aku menutup Bukuku yang belum selesai di atas Bookmark-ku, Melemparnya ke pinggir meja, Dan mengangkat wajahku. pemandangan dari orang-orang yang kembali menikmati hari libur mereka dan mudah keliatan keluar masuk dari kafe yang buka dekat station Chiba.

Dari semua Tempat, Kenapa kafe dibuka pada akhir bulan di hari yang berawan dan beku begini? Aku mengenakan jaketku lagi dan membuat tatapan mencela. Diujung tatapanku, seseorang yang lagi kutunggu sedang berjalan kerarahku dengan lambaian tangan. Setelah memesan cepat kopi ke pelayan, orang itu duduk didepanku.After a quick order of coffee at the register, that person took a seat in front of me.

“Maaf membuat menunggu!”

Seseorang yang kutemui ialah Yukinoshita Haruno dan dia berbicara kepadaku dalam nada senang sama ketika dia tiba-tiba menelponku kemarin malam.

Aku menutup Bukuku yang belum selesai di atas Bookmark-ku, Melemparnya ke pinggir meja, Dan mengangkat wajahku. pemandangan dari orang-orang yang kembali menikmati hari libur mereka dan mudah keliatan keluar masuk dari kafe yang buka dekat station Chiba.

Dari semua Tempat, Kenapa kafe dibuka pada akhir bulan di hari yang berawan dan beku begini? Aku mengenakan jaketku lagi dan membuat tatapan mencela. Diujung tatapanku, seseorang yang lagi kutunggu sedang berjalan kerarahku dengan lambaian tangan. Setelah memesan cepat kopi ke pelayan, orang itu duduk didepanku.

“Maaf membuat menunggu!”

Seseorang yang kutemui ialah Yukinoshita Haruno dan dia berbicara kepadaku dalam nada senang sama ketika dia tiba-tiba menelponku kemarin malam.

Aku Biasanya mengabaikan telpon dari orang yang nomornya tak diketahui, tapi setelah panggilan beruntunnya, aku menyerah. Aku mengangkatnya berfikir kalau itu mungkin sesuatu yang penting, tapi setelah menginformasiku tempat dan waktu pertemuan, telpon terputus dan disinalah aku. Aku berusaha menelpon kembali dengan segera untuk menyatakan penolakanku, tapi dia bahkan mau mengangkat...

“...Um, Kenapa kau bisa tahu nomorku?”

“Aku dapat dari Hayato,” ucap Haruno-san, tidak menunjukkan se-ons pun perasaan malu dengan mengedipkan mata☆. Oh yah, Aku memberikan nomorku ke hayama pada waktu itu, Iya kan? Si bajingan itu… Dia pergi dan mengoceh kepada orang yang paling harus tidak boleh diberitahu...

Tapi tidak ada yang bisa dilakukan sekarang setelah dia tahu. Aku membuat sumpah teguh dalam hatiku untuk memblokir semua komunikasi dari dia dari hari ini dan seterusnya, dan memutuskan untuk mempertanyakan usahanya untuk memanggilku hari ini. “Apa kau ada perlu sesuatu dariku?”

Kelihatnnya dia tak suka langsung loncat ke inti masalah, pipi Haruno-san mengembung jengkel dan dia menerlingkan matanya padaku. “Kita berdua akhirnya bisa berkencan, Jangan jadi perusak suasana dong. Sikapmu jauuuuuh berbeda sewaktu bersama Gahama-chan.”

“ken… Bukan, Itu bukanlah kencan, sama sekali bukan, dan maupun saat ini.” Aku menjawab seketika dalam kebingungan.

Haruno-san mengubah tampilannya dengan senyuman dan menunjuk dirinya sendiri. “Hikigaya-kun, Apa kau tidak suka pada onee-sans cantik sepertiku?”

“Aku yakin tidak ada yang dapat dilakukan jika kamu membenci gadis-gadis cantik yang dapat berbicara hal-hal seperti itu mengenai diri mereka sendiri” Jawabku.

Setelah Haruno-san mengangguk, dia memberiku sekilas pandangan keatas dan menyolekku. “Tetapi kau lebih membenci para gadis yang berpura-pura jika mereka tidak seperti itu, kan?”

“…ya Begitulah.”

Sial, Dia Mengerti diriku… Meski sebenarnya, Aku merasa gadis semacam itu sedikit jauh dalam jangkauanku.

Yah, Jika aku Harus jujur tentang hal itu… Aku sudah pasti lebih suka onee-sans cantik!

Tapi mengenai Yukinoshita Haruno, Aku punya perasaan lain yang lebih kuat.

Orang ini membuatku takut. Ini bukan hanya karena topeng sempurnanya, Tapi dibalik topeng itu ada wajah yang tak henti bahkan tak perlu repot baginya untuk menyembunyikan dari orang yang melihatnya. dan terakhit, Matanya kalau ada banyak hal lain yang disembunyikan didalamnya. Itu sebabnya aku diam-diam mengalihkan tatapanku lagi, dan Bertanya, “Tapi sebenarnya, ada sebab apa sampai sibuk menyuruhku kesini, Apa kau punya kepentingan denganku?”

“Ah, Benar, Benar. Kupikir aku akan memeriksa jawabanmu sesuai janjiku. Apa kau sudah menanyakan jurusan apa yang dipilih yukino-chan?”

“… Sebagian besarnya, Aku sudah tahu sih, tapi bukannya itu sangat tidak sopan kalau aku katakan.”

“Oh, Anak yang sopan sekali. Tapi begitu ya. Ternyata jika itu Hikigaya-kun, Dia akan memberitahumu sebagaimana semesetinya. Mmhmm… Sepertinya Yukino-chan Sudah sedikit mempercayaimu, kan?” Ucap Haruno-san, Tersenyum ringai seolah betapa senangnya dia itu.


Mundur ke Third Memorandum Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Catatan Penulis

Catatan Tranlasi

<references>