Difference between revisions of "Mushoku Tensei (Indonesia):Volume 1 Prolog"
Logitechf1f4 (talk | contribs) m |
m |
||
Line 1: | Line 1: | ||
==Prolog== |
==Prolog== |
||
− | Aku adalah seorang pria berumur 34 tahun yang tidak memiliki rumah dan pekerjaan. |
||
+ | Aku <ref>dia menggunakan “ore” di sini, dalam bab-bab selanjutnya, dia akan menggunakan “boku”</ref> adalah seorang tunawisma dan pengangguran yang berusia 34 tahun. |
||
− | Aku gemuk dan jelek, seorang pria baik yang menyesalkan bagaimana dia menjalani hidupnya. |
||
+ | Aku berbadan gemuk dan jelek, namun aku adalah seorang pria baik yang menyesali bagaimana menjalani hidup. |
||
− | Aku bukan gelandangan tiga jam yang lalu; aku adalah seorang NEET berpengalaman yang tidak meninggalkan kamar selama setahun terakhir. |
||
+ | Sebenarnya, 3 jam yang lalu aku bukanlah seorang tunawisma; aku adalah seorang NEET* veteran yang tidak meninggalkan kamar selama setahun terakhir. |
||
+ | [NEET merupakan kepanjangan dari Not Employment, Education, or Training. Istilah ini pertama kali muncul di daerah Inggris pada tahun 90an, istilah ini ditujukan pada orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan (pengangguran) pada usia berkisar 16 hingga 18 tahun. Dikutip dari www.J-cul.com] |
||
− | Namun, orang tuaku telah meninggal tanpa ku sadari. |
||
+ | Namun, orang tuaku telah meninggal tanpa kusadari. |
||
− | Sebagai NEET, aku bahkan tidak menghadiri pertemuan keluarga, apalagi pemakaman mereka. |
||
+ | Sebagai NEET, aku bahkan tidak menghadiri pertemuan keluarga, apalagi pemakamannya. |
||
− | Dan pada akhirnya, aku diusir dari rumah. |
||
+ | Dan pada akhirnya, aku diusir dari rumah. |
||
− | Aku memukul keras dinding dan lantai, memukul-mukul dinding dan lantai seakan tidak ada seorang pun di rumah, karena tidak seorang pun berbicara kepadaku. |
||
+ | Aku memukul keras dinding dan lantai, dan meraba-raba sekitar seakan tidak ada seorang pun di rumah, dan tentu saja tak ada seorang pun yang berbicara padaku. |
||
− | Aku sedang melakukan masturbasi di kamar pada hari pemakaman ketika saudara-saudaraku tiba-tiba bergegas masuk, mengenakan pakaian berkabung, dan menyatakan bahwa mereka memutuskan semua hubungan mereka denganku. |
||
+ | Aku melakukan masturbasi di kamar pada hari pemakaman ortuku, dan pada saat itulah saudaraku tiba-tiba bergegas masuk, dia mengenakan pakaian berkabung, dan menyatakan bahwa semua keluarga akan memutuskan hubungan denganku. |
||
− | Aku mengabaikan mereka, dan adik laki-lakiku mengambil tongkat kayu dan menghancurkan komputer yang ku hargai lebih tinggi dari hidupku sendiri. |
||
+ | Aku mengabaikan mereka, lantas adik laki-lakiku mengambil tongkat kayu, kemudian menghancurkan komputer yang lebih kuhargai daripada nyawaku sendiri. |
||
− | Setengah gila, aku menerjang mereka, tapi kakakku memiliki peringkat dan* di karate, dan aku dipukuli dengan kejam pada akhirnya. |
||
+ | Dalam keadaan setengah gila, aku menerjang mereka, tapi kakakku adalah seorang atlet karate level tinggi, sehingga aku pun dihajarnya dengan kejam. |
||
− | [Editor note: Dan adalah nama tingkatan dalam karate. Tingkat Dan dicapai setelah melewati sabuk hitam. http://shihankuroobi.blogspot.co.id/2009/03/tingkatan-dan-gelar-dalam-karate.html?m=1] |
||
− | Aku menangis dan memohon pengampunan dengan |
+ | Aku menangis dan memohon pengampunan dengan menjijikkan, tapi mereka mempersilahkan aku keluar dari pintu, dan bahkan aku tidak punya waktu untuk mengganti baju. |
− | + | Dadaku terasa begitu sakit (mungkin itu juga karena sebagian tulang rusukku hancur), lantas aku berjalan dengan lunglai di jalanan kota. |
|
− | + | Suara teguran dari saudara kandung ketika aku meninggalkan rumah, bergema di telingaku. |
|
+ | Itu adalah penghinaan keras yang sulit kuterima. |
||
− | Hinaan-hinaan kasar itu sulit untuk diterima. |
||
− | Hatiku benar-benar hancur. |
+ | Hatiku benar-benar hancur. |
+ | Apa kesalahan yang telah aku perbuat? |
||
− | Apa salahku? |
||
+ | Yang lakukan hanyalah masturbasi ketika menonton video loli ber-mosaic pada hari ketika ortuku dimakamkan ..... <ref>pada versi Light Novel-nya, kalimat ini bernada pelan, hanya disebutkan bahwa dia Onani pada “JAV yang hampir tak ber-mosaic”</ref> |
||
− | Yang aku lakukan hanyalah bermasturbasi pada video loli tanpa sensor saat pemakaman orang tuaku...... |
||
− | Apa yang harus aku lakukan selanjutnya? |
+ | Apa yang harus aku lakukan selanjutnya? |
− | Tidak, |
+ | Tidak, sejujurnya aku benar-benar tahu apa yang akan kulakukan selanjutnya. |
− | + | Yaitu, mencari pekerjaan pekerjaan atau paruh waktu, kemudian menemukan tempat tinggal dan mencari makan sendiri. |
|
− | Bagaimana |
+ | Bagaimana aku menghadapi ini semua? |
− | Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk mencari pekerjaan. |
+ | Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk mencari pekerjaan. |
− | Hmm, aku |
+ | Hmm, aku masih tahu tentang pergi ke "Hello" <ref>Hello Work adalah agensi pemerintah Jepang untuk memperkenalkan pekerjaan</ref> |
− | [Editor note: Hello Work adalah agen pemerintah Jepang yang bertujuan mengenalkan pekerjaan bagi para pencari kerja sesuai kriteria mereka] |
||
+ | Tapi, meskipun aku tidak pamer bahwa aku memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun dalam menjadi <i>hikikomori</i>, gimana caranya aku tahu dimanakah Hello berada? Lagipula, walaupun aku menemukan letak Hello, kudengar bahwa mereka hanya memperkenalkan berbagai macam pekerjaan. |
||
− | Tapi meskipun aku tidak mengumbar bahwa aku memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun tinggal di dalam rumah, bagaimana mungkin aku tahu di mana Hello berada? Terlebih lagi, bahkan jika aku pergi ke Hello, aku mendengar bahwa lembaga itu hanya memperkenalkanmu pada sebuah pekerjaan. |
||
+ | Aku harus membawa resume, pergi ke tempat yang telah mereka rekomendasikan, kemudian diwawancarai. Aku harus pergi untuk menghadiri sebuah wawancara, dengan mengenakan pakaian olahraga kotor tertutup keringat dan darah?? |
||
− | Aku harus membawa resume, pergi ke tempat yang direkomendasikan, dan melakukan sebuah wawancara pekerjaan. Aku akan pergi untuk sebuah wawancara dalam pakaian olahraga kotor yang ditutupi dengan keringat dan darah. |
||
+ | Bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan pekerjaan dengan kondisi seperti ini. Andaikan aku yang berada pada posisi bosnya, gak mungkin lah aku mengerjakan orang dalam kondisi seperti ini, meskipun orang itu adalah temanku. Mungkin aku akan bersimpati padanya, tapi aku sungguh tidak akan memperkerjakannya. |
||
− | |||
− | Sial, jika aku bisa mendapatkan pekerjaan. Bahkan aku sendiri tidak akan mempekerjakan seseorang yang mengenakan sesuatu yang gila seperti ini. Mungkin aku akan bersimpati dengan dia, tapi aku pasti tidak akan mempekerjakan dia. |
||
Line 86: | Line 84: | ||
− | Toko alat tulis? Minimarket? |
+ | Toko alat tulis? Minimarket? |
− | |||
− | |||
− | Mungkin minimarket menjual peralatan itu jika aku pergi ke sana, tapi aku tidak punya uang. |
||
+ | Mungkin jika pergi ke minimarket, aku bisa mendapatkan barang-barang itu, tapi aku tidak punya uang. |
||
− | Dan kemudian, apa yang akan ku lakukan jika aku menyelesaikan semua itu? |
||
+ | Lagian, apa yang selanjutnya akan kulakukan setelah berhasil mendapatkan barang-barang itu? |
||
− | Dengan asumsi bahwa aku beruntung, berhasil meminjam uang dari lembaga keuangan, mendapatkan baju ganti, dan membeli beberapa kertas lamaran dan alat tulis. |
||
+ | Anggap saja aku memperoleh keberuntungan, berhasil meminjam uang dari lembaga keuangan, mendapatkan baju ganti, dan membeli beberapa kertas lamaran serta alat tulis.......... |
||
− | Aku pernah mendengar bahwa kau tidak akan dapat menyelesaikan resume jika kau tidak menuliskan alamat tempat tinggalmu. |
||
+ | Aku pernah mendengar bahwa kau tidak akan bisa menyelesaikan resume jika kau tidak mencantumkan dimanakah tempat tinggalmu. |
||
− | Ini sudah berakhir. Tepat pada saat ini, aku akhirnya menyadari hidupku telah mencapai akhir. |
||
+ | Ini sudah berakhir. Tepat pada saat ini, aku merasakan bahwa hidupku mencapai akhir. |
||
− | .....Hah. |
||
+ | ..... Hah. |
||
− | Hujan mulai turun. |
||
+ | Hujan mulai turun. |
||
− | Tetesan hujan yang dingin menembus pakaian yang kupakai yang tidak tahu sudah berapa tahun kupakai, tanpa ampun mencuri panas di tubuhku. |
||
− | [[File:mushoku1_05.jpg|thumbnail]] |
||
− | ...... Jika aku bisa memulai lagi dari awal. |
||
+ | Sekarang adalah akhir musim panas, yaitu periode di mana iklimnya mulai mendingin. Hujan sedingin es menembus pakaian yang aku sudah tak ingat lagi seberapa lama kupakai, lantas kehangatan di dalam tubuhku pun mulai lenyap. |
||
+ | [[Image: Mushoku1_05.jpg|thumb]] |
||
− | Aku tidak bisa menahan diri untuk mengatakan itu. |
||
+ | |||
+ | ...... Andaikan saja aku bisa sekali lagi memulai semua kehidupan ini dari awal. |
||
− | Aku tidak |
+ | Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mengatakan itu. |
+ | Dulunya aku tidak dilahirkan sebagai manusia busuk seperti ini. |
||
− | Aku lahir sebagai anak ketiga dalam keluarga yang cukup kaya. Dua kakak laki-laki, satu kakak perempuan, dan satu adik laki-laki. Anak keempat dari lima bersaudara. Di sekolah dasar, aku dipuji sebagai seorang yang pandai meskipun masih muda. |
||
+ | Aku lahir sebagai putra ketiga dalam keluarga yang agak kaya. Aku memiliki 2 orang kakak laki-laki yang lebih tua dariku, seorang kakak perempuan, dan seorang adik laki-laki. Lebih tepatnya, aku adalah anak keempat dari lima bersaudara. Di sekolah dasar, aku dipuji sebagai siswa yang pandai, walaupun masih kecil. |
||
− | Meskipun aku tidak terlalu baik dalam belajar, aku jago dalam game, seorang bocah yang cukup baik di bidang olahraga. Aku bahkan pernah menjadi pusat perhatian di kelas. |
||
+ | Meskipun aku tidak dianggap sebagai siswa berprestasi, aku sangat ahli dalam dunia game, dan aku jugalah seorang anak nakal yang cukup baik dalam hal olahraga. Aku bahkan pernah menjadi pusat perhatian di kelasku. |
||
− | Kemudian di SMP aku masuk ke dalam klub komputer, berdasarkan referensi dari majalah, dan menabung cukup uang untuk merakit komputer. Aku menonjol di antara keluargaku, karena tidak satupun dari mereka yang bisa menulis satu baris kode pemrograman. |
||
+ | Kemudian, sewaktu duduk di bangku SMP, aku bergabung dengan klub komputer, berkonsultasi melalui majalah, dan aku berhasil menabung cukup banyak uang untuk merakit komputerku sendiri. Akulah yang paling mencolok di antara saudara-saudaraku lainnya, tak satupun dari mereka bisa menulis sebaris code pun. |
||
− | Titik balik dalam hidupku adalah saat SMA ...... tidak, itu dimulai pada tahun ketiga SMP. Aku begitu sibuk bermain-main dengan komputer hingga mengabaikan pelajaran sekolah. Jika dipikirkan lagi, saat itu di mana semuanya dimulai. |
||
+ | Titik balik dalam hidupku terjadi disaat SMA ...... tidak, lebih tepatnya itu dimulai pada kelas 3 SMP. Aku begitu sibuk bermain-main dengan komputer, sehingga aku mengabaikan pelajaran. Jika dipikir-pikir, memang itulah saat-saat dimulainya semua ini. |
||
− | Aku pikir belajar termasuk hal-hal yang tidak berguna untuk masa depan. Aku merasa hal itu tidak dapat digunakan dalam kehidupan nyata. |
||
− | Pada akhirnya, aku memasuki SMA yang paling buruk, dianggap yang terburuk di prefekturku. |
||
+ | Aku berpikir bahwa belajar tidaklah begitu berguna untuk masa depan. Aku merasa bahwa pelajaran tidak bisa digunakan dalam kehidupan nyata. |
||
− | Meski begitu, aku pikir itu tidak masalah. |
||
+ | Pada akhirnya, aku memasuki SMA yang paling konyol, itu adalah sekolah yang dicap terburuk pada prefektur ini. |
||
− | Aku merasa aku akan berhasil jika aku serius, dan aku berbeda dari orang-orang idiot lainnya. Itulah yang aku pikir. |
||
+ | Meski begitu, aku tidak peduli. |
||
− | Aku masih ingat kejadian saat itu. |
||
+ | Aku merasa bahwa seseorang bisa sukses jikalau dia mau serius dalam suatu hal, dan tidak seperti orang-orang idiot itu. Ya, begitulah yang kupikirkan. |
||
− | Saat antri untuk membeli makan siang di kantin, ada seorang pria yang memotong antrian. |
||
+ | Aku masih ingat kejadian saat itu. |
||
− | Aku menggerutu beberapa kalimat seolah-olah aku melakukan hal yang benar. Itu karena kebanggaan aneh dan kepribadian chuunibyou* yang kumiliki. |
||
− | [Editor Note: "Middle School 2nd Year Syndrome" ketika sesorang memiliki khayalan dia memiliki kekuatan super.] |
||
+ | Sembari antri untuk membeli makan siang di kantin, ada seorang pria yang memotong antrian. |
||
− | Sialnya, dia adalah kakak kelasku, dan salah satu dari dua orang yang paling berbahaya di sekolah. |
||
+ | Aku menggerutu beberapa kalimat, seolah-olah aku bertindak seperti jagoan. Semua itu kulakukan karena kebanggaan aneh hasil dari kepribadian <i>chuunibyou</i> yang kumiliki. |
||
− | Aku akhirnya ditinju di wajah sampai bengkak, ditelanjangi, dan diikat di depan sekolah. |
||
+ | Sayangnya, dia adalah <i>senpai</i>-ku, dan merupakan salah satu dari 2 preman paling berbahaya di sekolah ini. |
||
− | Dia memfotoku berkali-kali, dan mendistribusikannya ke seluruh sekolah. |
||
+ | Aku akhirnya ditinju di wajah sampai bengkak, kemudian ditelanjangi, lantas diikat di depan sekolah. |
||
− | Aku jatuh ke bagian bawah hirarki dalam sekejap, ditertawakan oleh orang-orang, dan bahkan mendapat julukan "Anak belum sunat". |
||
+ | Dia mengambil banyak foto diriku dalam kondisi seperti itu, dan dengan mudah dia sebarkan ke seluruh sekolah. |
||
− | Aku tidak pergi ke sekolah selama sebulan, dan menjadi hikikomori*. Setelah melihat aku seperti ini, ayah dan saudara-saudaraku mengatakan kata-kata yang tidak bertanggung jawab kepadaku, seperti keluarkan keberanianmu, lakukan yang terbaik. |
||
+ | Dalam sekejap aku menjadi siswa paling hina di sekolahan ini, dan ditertawakan banyak orang, bahkan mendapat julukan "bocah kulup*". |
||
− | [Editor note: Hikikomori = sebuah penyakit mental yang diderita oleh orang-orang Jepang karena trauma mental atau malas bekerja (NEET) dengan menghabiskan sebagian besar waktunya tinggal di dalam kamarnya.] |
||
+ | [Kalian tahu “kulup”? Itu adalah kulit di ujung penis yang dikupas ketika seorang laki-laki disunat.] |
||
+ | Aku tidak pergi ke sekolah selama sebulan, dan menjadi <i>hikikomori</i>. Setelah melihatku dalam keadaan begini, ayah dan saudara-saudaraku mengatakan kata-kata tidak bertanggung jawab seperti: <i>Tunjukkan keberanianmu, lakukan yang terbaik</i>. |
||
− | Bukan aku yang salah. |
||
+ | Bukan aku yang salah. |
||
− | Tak seorang pun yang berada dalam situasi semacam ini akan terus bersekolah. Tidak mungkin. |
||
+ | Tak seorang pun dalam situasi begini mampu bersekolah seperti biasanya. Sungguh tak mungkin. |
||
− | Dengan demikian, tidak peduli apa yang orang lain katakan, aku dengan tegas meneruskan gaya hidup mengurung diri dalam kamarku. |
||
+ | Dengan demikian, tidak peduli apa yang orang lain katakan, aku sudah kekeuh untuk menempuh gaya hidup <i>hikikomori</i>. |
||
− | Aku merasa orang-orang seangkatanku yang mengenalku semuanya melihat fotoku dan mengejekku. |
||
+ | Aku merasa bahwa semua teman yang mengenalku selalu mengejekku ketika melihat foto-foto itu. |
||
− | Bahkan jika aku tidak pergi keluar, selama aku memiliki komputer dan internet, aku bisa menghabiskan waktuku dengan nyaman. Karena pengaruh internet, aku mulai tertarik dengan banyak hal, dan melakukan berbagai hal. Merakit model plastik, melukis figurine, membuat weblog. Ibuku bersedia untuk mendukungku dan tampaknya dia akan memberikan uang untuk membantuku selama aku memintanya. |
||
+ | Walaupun aku tidak pergi keluar rumah, selama aku masih memiliki komputer dan internet, aku bisa menghabiskan waktu. Karena pengaruh internet inilah, aku tertarik dan melakukan banyak hal. Seperti: merakit model plastik, mewarnai figur, menciptakan weblog. Ibuku bersedia untuk mendukungku, dan sepertinya dia siap mengeluarkan uang selama aku memintanya. |
||
− | Tapi aku muak terhadap mereka semua dalam waktu kurang dari satu tahun. |
||
+ | Tapi aku mulai muak dengan ini semua, selama kurang dari setahun. |
||
− | Aku kehilangan motivasi setiap kali aku melihat seseorang menjadi lebih baik dariku. |
||
+ | Aku kehilangan motivasi setiap kali melihat seseorang menjadi lebih baik dariku. |
||
− | Bagi orang lain, aku hanya bermain-main. Tapi ketika aku yang selalu sendirian dengan begitu banyak waktu, bersembunyi di dalam ruangan gelapku, tidak ada hal kulakukan. |
||
+ | Di mata orang lain, aku hanyalah sampah. Tapi aku memiliki begitu banyak waktu sembari bersembunyi di balik kegelapan, dan aku tidak punya pekerjaan lain yang bisa kulakukan. |
||
− | Tidak, jika aku berpikir kembali, itu hanya sebuah alasan. |
||
+ | Ah tidak juga, jika dipikir-pikir lagi, itu semua hanyalah sebuah alasan. |
||
− | Setidaknya, itu akan menjadi pilihan yang lebih baik untuk menjadi mangaka dan mulai menerbitkan web komik yang buruk, atau menjadi seorang web novelis dan mulai memposting novel. |
||
+ | Setidaknya, aku memiliki pilihan yang lebih baik untuk menjadi <i>mangaka</i> dan mulai menerbitkan komik web yang mengerikan, atau menjadi seorang novelis web, dan mulai memposting novel. |
||
− | Banyak orang dengan berbagi kondisi yang sama sepertiku melakukan hal seperti itu. |
||
+ | Banyak orang lain yang terjebak dalam kondisi sama seperti diriku, namun mereka berhasil melakukan hal-hal positif seperti itu. |
||
− | Aku menertawakan dan meremehkan orang-orang itu. |
||
+ | Namun aku mempermainkan dan mengejek karya-karya mereka. |
||
− | Mengejek karya mereka, berpikir diriku sebagai seorang kritikus, mengatakan hal-hal seperti "Ini lebih buruk dari kotoran", mengkritik mereka. |
||
+ | Aku mengejek kreasi mereka, menganggap diriku sebagai seorang kritikus handal, dan mengatakan hal-hal seperti "Ini lebih buruk daripada sampah", untuk mengkritik mereka dengan pedas. |
||
− | Meskipun aku tidak melakukan apa-apa...... |
||
+ | Meskipun berlagak begitu, aku tidak pernah melakukan apapun ...... |
||
− | Aku ingin kembali. |
||
+ | Aku ingin kembali. |
||
− | Jika mungkin, aku ingin kembali ke sekolah dasar, titik tertinggi hidupku, atau kembali ke masa SMP. Tidak, bahkan jika itu satu atau dua tahun yang lalu. Bahkan jika itu hanya sebentar, aku masih bisa melakukan sesuatu. Meskipun aku menyerah setengah jalan, jika aku bisa memulainya tidak peduli apa pun. |
||
+ | Jikalau memungkinkan, aku ingin kembali ke sekolah dasar, yang merupakan titik tertinggi dalam hidupku, atau kembali ke pertengahan masa SMP. Tidak, walaupun itu satu atau dua tahun yang lalu. Walaupun itu hanya sebentar saja, aku masih bisa melakukan sesuatu di sana. Bahkan, meskipun aku menyerah setengah jalan, aku masih bisa mengulanginya, tak peduli apapun yang akan terjadi nanti. |
||
− | Jika aku berupaya dengan sungguh-sungguh, bahkan jika aku tidak menjadi yang terbaik, setidaknya aku bisa menjadi seorang profesional. |
||
+ | Jika aku berusaha semaksimal mungkin, meskipun aku gagal menjadi yang terbaik, setidaknya aku telah mencoba untuk menjadi seorang profesional. |
||
− | "......" |
||
+ | "......" |
||
− | Mengapa aku tidak melakukan apa-apa sampai sekarang? |
||
+ | Mengapa aku tidak melakukan apapun sampai sekarang? |
||
− | Aku pernah punya banyak waktu. Meskipun aku tidak keluar dari kamar selama waktu itu, aku bisa melakukan banyak hal selama aku duduk di depan komputer. Bahkan jika aku tidak bisa menjadi yang terbaik, aku bisa mencapai posisi tengah dan terus berusaha. |
||
+ | Aku pernah punya banyak waktu. Meskipun aku tidak meninggalkan ruanganku selama itu, aku bisa melakukan banyak hal selama aku duduk di depan komputer. Walaupun aku tidak bisa meraih puncak, aku masih bisa berada di tengah-tengah sembari terus berusaha menggapai puncak. |
||
− | Manga, novel, game, atau bahkan koding. Jika berusaha keras, aku seharusnya bisa membuat prestasi kecil. Bahkan kesampingkan apakah prestasi itu bisa berubah menjadi uang...... |
||
+ | Manga, novel, game, atau bahkan <i>coding</i>. Jika aku berusaha sebaik mungkin, aku pasti bisa membuat suatu prestasi, meskipun hanya prestasi yang kecil. Aku pun tidak peduli apakah prestasi itu bisa menghasilkan uang untukku ...... |
||
− | Ah, sudahlah. Percuma saja. |
||
+ | Ah, sudahlah. Percuma saja. |
||
− | Aku tidak pernah bekerja keras sebelumnya. Bahkan jika aku kembali ke masa lalu, aku mungkin akan tersandung di tempat yang sama, dan berhenti di tempat yang sama. Aku berakhir seperti ini karena aku tidak pernah bisa menyeberangi rintangan yang manusia normal dapat lakukan. |
||
+ | Aku tidak pernah bekerja keras sebelumnya. Walaupun aku kembali ke masa lalu, mungkin aku akan menjalani hidup yang sama sekali lagi, dan berhenti di tempat yang sama. Aku hanya akan berakhir seperti ini, karena aku tidak pernah bisa menyeberangi rintangan yang manusia normal bisa lalui. |
||
− | "Hm?" |
+ | "Hm?" |
− | + | Pada suatu tempat, di tengah hujan deras, aku bisa mendengar suara orang-orang berdebat. |
|
+ | Mereka meributkan apa? |
||
− | Keributan apa itu? |
||
− | Ini menjengkelkan. Aku tidak ingin terlibat. Meskipun aku |
+ | Ini menjengkelkan. Aku tidak ingin terlibat. Meskipun aku merasa bahwa, kakiku mengajakkan berjalan ke sana. |
− | "---- |
+ | "---- Itulah sebabnya, kau ----" |
− | " |
+ | "Kamu lah yang-----" |
+ | Yang terlihat di mataku adalah tiga siswa SMA, yang sepertinya sedang meributkan tentang pacar. |
||
− | Dalam pandanganku tampak pertengkaran kekasih antar tiga siswa SMA. |
||
− | Dua |
+ | Dua pria dan satu wanita. Mereka mengenakan seragam siswa berkerah yang tidak umum, dan juga seragam pelaut. |
− | Tampaknya ada semacam perang harem terjadi |
+ | Tampaknya ada semacam perang harem yang sedang terjadi di sini. Pria yang lebih tinggi bertengkar dengan gadis itu, dan pria lainnya berusaha untuk menengahi, tapi dua pihak bertikai tanpa mendengarkan sama sekali. |
− | (Hmm, aku |
+ | (Hmm, aku pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya) |
− | Aku pernah memiliki teman masa kecil yang |
+ | Aku pernah memiliki teman masa kecil yang agak manis di SMP. Dia mungkin memang layak dianggap manis, mungkin ada empat atau lima orang seperti itu. Dia berpartisipasi dalam klub lari dan olahraga lainnya, dia juga memiliki rambut yang pendek. Dia mempunyai paras yang bisa menyebabkan dua, atau tiga dari sepuluh orang melirikkan mata padanya. Namun, aku lebih tertarik pada suatu anime tertentu, dan merasa bahwa gadis-gadis yang mengikuti lomba lari harus memiliki potongan rambut kuncir kuda, jadi menurutku dia gak cantik-cantik amat. |
− | Namun, rumahnya dekat |
+ | Namun, rumahnya dekat dengan rumahku, dan kami sering sekelas ketika masih duduk di bangku SD, jadi kami pulang bersama-sama lebih dari sekali. Kami dulu punya banyak kesempatan untuk berbicara satu sama lain, dan sempat juga beberapa kali bertengkar. Itu sangat disayangkan. Di negaraku saat ini, hanya mendengarkan kata-kata: "SMP", "teman masa kecil", dan "klub maraton", itu sudah cukup bagiku untuk ‘muncrat’ 3 kali. |
− | [TL note: (You Know that mean)] |
||
+ | Ngomong-ngomong, aku mendengar bahwa teman masa kecilku itu telah menikah tujuh tahun yang lalu. |
||
− | [ED note: yah.. “keluar” dalam arti seksual kan? :p ] |
||
+ | Aku mendengar rumor ini dari ruang tamu, dari pembicaraan saudara-saudaraku. |
||
− | Ngomong-ngomong, aku mendengar bahwa teman masa kecilku menikah tujuh tahun lalu. |
||
+ | Hubungan kami tidak buruk. Kami mampu berbicara tanpa topik yang jelas karena kami sudah saling kenal sejak kecil. |
||
− | Aku mendengar rumor ini dari ruang tamu, di mana saudara-saudaraku sedang berbicara. |
||
+ | Menurutku, dia tidak menyukaiku, tetapi jika aku belajar keras dan berhasil masuk sekolah menengah yang sama, atau jika aku bergabung dengan klub maraton lantas berhasil diterima di sekolah favorit, maka aku mungkin telah mengangkat bendera <ref>ini adalah suatu kondisi pada program game yang memungkinkan berubahnya berbagai hal, seperti ketika kau berhasil mendapatkan pacar, atau sejenisnya</ref>. Jika aku menembaknya dengan serius, bukannya tidak mungkin kami sudah berkencan sekarang .. |
||
− | Hubungan kami tidak buruk. Kami bisa saling berbicara tanpa harus menahan diri karena kita sudah mengenal satu sama lain sejak usia muda. |
||
− | Aku tidak berpikir dia menyukaiku, tapi jika aku belajar keras dan masuk SMA yang sama, atau jika aku bergabung dengan klub berlari dan masuk sekolah yang sama melalui jalur rekomendasi, aku mungkin telah mengaktifkan Flag* miliknya. Jika aku membuat pengakuan yang serius, kita bahkan mungkin berkencan satu sama lain.. |
||
− | [Editor note: Flag dalam game. Tau kan?? Yg sering main VN tau lah..] |
||
+ | Aku bisa saja saling bertengkar dengan temanku lainnya untuk memperebutkan gadis itu, persis seperti yang dilakukan tiga orang di hadapanku saat ini, dan kami bahkan mungkin telah melakukan hal-hal menyimpang di kelas kosong setelah pulang sekolah. |
||
− | Akumungkin bisa bermesraan dan bertengkar dengannya seperti trio yang sedang bertengkar itu, dan kami bahkan mungkin telah melakukan hal-hal mesum di kelas kosong setelah sekolah. |
||
+ | Hah, <i>eroge</i> macam apa ini? |
||
− | Hah, eroge macam apa ini? |
||
+ | (Kalau dipikir-pikir, orang-orang ini benar-benar <i>riajuu</i> terkutuk. Gitu saja bertengkar .... Hm?) |
||
− | (Kalau dipikir-pikir, orang-orang ini benar-benar riajuu sialan. Meledak saja kalian .... Hm?) |
||
+ | Tiba-tiba, di saat itu, aku menyadarinya. |
||
− | Tiba-tiba, di saat itu, aku menyadarinya. |
||
+ | Sebuah truk melaju menuju tiga orang itu dengan kecepatan yang luar biasa. |
||
− | Sebuah truk melaju ke arah ketiga orang itu berada dengan kecepatan yang luar biasa. |
||
+ | Dan juga, sang sopir truk tampak tidak fokus. |
||
− | Juga, sopir truk itu berbaring lemas pada roda kemudi. |
||
+ | Ia mengemudi dalam keadaan ngantuk. |
||
− | Ia mengemudi dalam keadaan kurang tidur. |
||
+ | Dan tiga orang itu masih saja belum menyadari kedatangan truk tersebut. |
||
− | Dan mereka bertiga masih belum menyadari truk itu. |
||
+ | "B-b-b-b-b-bahaya !!" |
||
− | "B-B-B-Bahaya !!" |
||
+ | Aku mencoba memperingatkan mereka dengan berteriak, tapi aku belum pernah menggunakan pita suaraku sepenuhnya dalam 10 tahun terakhir ini, ditambah lagi, hujan yang dingin dan rasa sakit di tulang rusukku menyebabkan suaraku semakin menyusut. Suaraku yang begitu kecil pun lenyap di antara lebatnya hujan. |
||
− | Aku mencoba untuk memperingatkan mereka dengan berteriak, tapi aku belum pernah menggunakan pita suara milikku sepenuhnya selama lebih dari sepuluh tahun, dan hujan yang dingin dan rasa sakit di tulang rusukku telah menyebabkan suaraku menyusut lebih jauh; Suara bisikan lemah bergetar yang ku teriakkan menghilang di tengah suara hujan. |
||
+ | Aku harus menyelamatkan mereka, aku harus. Namun pada saat itu juga, aku berpikir bahwa, kenapa aku harus menyelamatkan mereka? |
||
− | Aku harus menyelamatkan mereka, harus. Pada saat yang sama, aku berpikir, mengapa aku harus untuk menyelamatkan mereka? |
||
+ | Aku punya firasat bahwa, jika aku tidak menyelamatkan mereka, aku akan menyesal lima detik kemudian. Aku benar-benar akan menyesal jika aku melihat trio itu menjadi daging cincang setelah digilas oleh truk tersebut. |
||
− | Aku punya firasat bahwa jika aku tidak menyelamatkan mereka, aku akan menyesal lima detik kemudian. Aku akan benar-benar menyesal jika aku melihat ketiga orang itu hancur menjadi bubur berdarah oleh sebuah truk. |
||
+ | Penyesalan tidak akan menyelamatkan mereka. |
||
− | Menyesal tidak menyelamatkan mereka. |
||
+ | Oleh karena itu, aku sendirilah yang harus menyelamatkan mereka. |
||
− | Oleh karena itu, aku harus menyelamatkan mereka. |
||
+ | Toh, sebentar lagi si pengangguran ini juga akan mati di tepi jalan karena kelaparan. Oleh karena itu, setidaknya biarkan aku merasakan sedikit kepuasan berbuat baik pada saat-saat terakhir. |
||
− | Dalam hal apapun, aku pikir aku mungkin akan mati kelaparan di pinggir jalan tak lama lagi. Untuk saat itu setidaknya, aku berharap untuk memiliki beberapa kepuasan diri. |
||
+ | Aku tidak mau terus menyesal sampai akhir hayat. |
||
− | Aku tidak mau mati dengan menyesal hingga akhir. |
||
+ | ....Aku berlari dan tertatih-tatih menuju ke arah mereka. |
||
− | -Aku berlari dan tertatih-tatih saat berlari menuju ke arah mereka. |
||
+ | Walaupun aku sudah memerintahkan kakiku untuk bergerak, namun mereka tak kunjung bergeser, mungkin ini karena aku jarang menggerakkannya selama 10 tahun terakhir. Ini adalah pertama kalinya seumur hidup, bahwa aku menyesal karena jarang berolahraga. Tulang rusuk yang patah terus menyiksaku dengan rasa sakit yang luar biasa, sehingga menghalangi setiap langkahku. Ini juga pertama kali dalam hidupku, aku menyesal karena tidak banyak mengonsumsi kalisium. |
||
− | Kakiku tidak bergerak seperti yang kuinginkan, karena aku tidak bergerak banyak selama sepuluh tahun terakhir. Ini adalah pertama kalinya dalam hidupku bahwa aku berharap aku berolahraga lebih banyak. Tulang rusuk yang patah berdenyut dengan rasa sakit yang menyiksa, menghalangi setiap langkah yang ku buat. Ini adalah pertama kalinya dalam hidupku bahwa aku berharap untuk memakan lebih banyak kalsium. |
||
+ | Rasanya sakit. Sakit, sampai-sampai aku tidak bisa berlari. |
||
− | Sakit. Sakit sekali sehingga membuatku tidak bisa berlari. |
||
+ | Tapi, ternyata aku masih bisa bergerak, walaupun sangat pelan. Larilah !! |
||
− | Tapi aku tetap berlari. Berlari. |
||
+ | Aku berlari. |
||
− | Aku berlari. |
||
+ | Pria yang masih saja bertengkar itu memeluk si gadis ketika ia melihat truk mendekat di depan matanya. Sedangkan pria lainnya menghadapkan punggung ke arah truk, sehingga dia masih belum melihat kedatangannya, namun dia tiba-tiba terkejut setelah melihat tingkah temannya. Aku berhasil meraih kerahnya tanpa ragu-ragu, dan kugunakan semua kekuatanku untuk menariknya mundur. |
||
− | Anak laki-laki yang sedang bertengkar memeluk gadis itu ketika ia menyadari truk yang mendekat di depan matanya. Anak laki-laki lain membelakangi truk dan tidak menyadarinya, hanya terkejut dengan tindakan tiba-tiba dari temannya. Aku mencengkeram kerahnya tanpa ragu dan menggunakan semua kekuatanku untuk menariknya ke belakang. Anak laki-laki itu tertarik dan jatuh ke pinggir jalan, menghindar dari laju truk. |
||
+ | Anak itu tertarik, lantas jatuh ke pinggir jalan, sehingga keluar dari jalur lintasan truk tersebut. |
||
− | Bagus. Tinggal dua lagi. |
||
+ | Bagus, sekarang masih ada 2 lagi. |
||
− | Ketika aku memiliki pikiran ini, truk itu sudah di depanku. Aku baru saja merencanakan untuk menarik mereka dari jarak yang aman, tapi ketika aku menarik mereka ke belakang, rekoil dari daya tarik menyebabkanku untuk bergerak maju. |
||
− | Itu tidak mengejutkan, dan itu bahkan tidak akan berarti jika aku memiliki berat lebih dari 100kg. Sebagai hasil dari berlari dengan kaki gemetarku, aku terseret ke depan oleh momentum. |
||
+ | Tepat ketika aku memikirkan itu, truk tersebut sudah ada di depanku. Aku baru saja berencana untuk menarik mereka ke tempat yang aman, tapi ketika aku menarik mereka, daya hempas membuat tubuhku maju ke depan. |
||
− | Aku merasa ada cahaya di belakangku saat aku tertabrak truk. |
||
+ | Sudah kuduga, dan itu bukanlah masalah meskipun berat tubuhku lebih dari 100 kg. Setelah berlarian dengan kaki gemetar, aku terseret maju oleh kekuatan momentum. |
||
− | Apa itu adalah cahaya yang dirumorkan sebagai cahaya kilas balik sebelum kematian? Aku tidak bisa melihat apa-apa selama waktu itu. Itu terjadi terlalu cepat. |
||
+ | Aku merasakan cahaya di belakangku, saat tertabrak oleh truk itu. |
||
− | Apakah itu berarti bahwa aku hanya melakukan sedikit dalam hidupku? |
||
+ | Apakah ini yang disebut cahaya kilas balik kehidupan ketika ajalmu sudah dekat? Aku tidak bisa melihat apapun selama beberapa detik. Itu terlalu cepat. |
||
− | Aku terpental ke dinding beton oleh truk yang memiliki berat 50 kali tubuhku. |
||
+ | Apakah itu berarti bahwa aku tidak pernah melakukan hal-hal yang besar dalam hidupku? |
||
− | "PUHH .....!" |
||
+ | Aku terkirim terbang ke dinding beton setelah terhantam oleh truk yang 50 kali lebih berat daripada bobot tubuhku. |
||
− | Udara di paru-paruku terdorong keluar. paru-paruku kejang, menuntut udara setelah bekerja dengan keras. |
||
+ | "PUHH .....!" |
||
− | Aku tidak bisa mengeluarkan suara. Tapi aku belum mati. Lemak yang bertumpuk di tubuhku mungkin yang menyelamatkanku ...... |
||
+ | Udara di paru-paruku terkuras. Paru-paruku kejang karena membutuhkan banyak udara segar setelah berusaha begitu keras. |
||
− | Tapi setelah aku memikirkan hal itu, truk muncul di depan mataku lagi. |
||
+ | Aku tidak bisa mengeluarkan suara. Tapi aku belum mati. Mungkin, lemak yang tergumpal di dalam tubuhku lah, yang sudah menyelamatkan nyawaku...... |
||
− | Aku tergencet seperti tomat diantara tanah beton dan truk. |
||
+ | Tapi setelah aku memikirkan itu, truk tersebut sekali lagi muncul di depan mataku. |
||
+ | Aku tergencet bagaikan tomat yang diapit oleh lantai beton dan truk raksasa. |
||
− | {| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |
||
− | |- |
||
− | | Sebelumnya [[Mushoku Tensei:Volume1_Illustrations|Novel Illustrations]] |
||
− | | Kembali Ke [[Mushoku Tensei (Indonesia)|Halaman Utama]] |
||
− | | Selanjutnya [[Mushoku_Tensei_(Indonesia):Volume_1_Chapter_1|Chapter 01]] |
||
− | |- |
||
− | |} |
Revision as of 04:14, 12 February 2017
Prolog
Aku [1] adalah seorang tunawisma dan pengangguran yang berusia 34 tahun.
Aku berbadan gemuk dan jelek, namun aku adalah seorang pria baik yang menyesali bagaimana menjalani hidup.
Sebenarnya, 3 jam yang lalu aku bukanlah seorang tunawisma; aku adalah seorang NEET* veteran yang tidak meninggalkan kamar selama setahun terakhir.
[NEET merupakan kepanjangan dari Not Employment, Education, or Training. Istilah ini pertama kali muncul di daerah Inggris pada tahun 90an, istilah ini ditujukan pada orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan (pengangguran) pada usia berkisar 16 hingga 18 tahun. Dikutip dari www.J-cul.com]
Namun, orang tuaku telah meninggal tanpa kusadari.
Sebagai NEET, aku bahkan tidak menghadiri pertemuan keluarga, apalagi pemakamannya.
Dan pada akhirnya, aku diusir dari rumah.
Aku memukul keras dinding dan lantai, dan meraba-raba sekitar seakan tidak ada seorang pun di rumah, dan tentu saja tak ada seorang pun yang berbicara padaku.
Aku melakukan masturbasi di kamar pada hari pemakaman ortuku, dan pada saat itulah saudaraku tiba-tiba bergegas masuk, dia mengenakan pakaian berkabung, dan menyatakan bahwa semua keluarga akan memutuskan hubungan denganku.
Aku mengabaikan mereka, lantas adik laki-lakiku mengambil tongkat kayu, kemudian menghancurkan komputer yang lebih kuhargai daripada nyawaku sendiri.
Dalam keadaan setengah gila, aku menerjang mereka, tapi kakakku adalah seorang atlet karate level tinggi, sehingga aku pun dihajarnya dengan kejam.
Aku menangis dan memohon pengampunan dengan menjijikkan, tapi mereka mempersilahkan aku keluar dari pintu, dan bahkan aku tidak punya waktu untuk mengganti baju.
Dadaku terasa begitu sakit (mungkin itu juga karena sebagian tulang rusukku hancur), lantas aku berjalan dengan lunglai di jalanan kota.
Suara teguran dari saudara kandung ketika aku meninggalkan rumah, bergema di telingaku.
Itu adalah penghinaan keras yang sulit kuterima.
Hatiku benar-benar hancur.
Apa kesalahan yang telah aku perbuat?
Yang lakukan hanyalah masturbasi ketika menonton video loli ber-mosaic pada hari ketika ortuku dimakamkan ..... [2]
Apa yang harus aku lakukan selanjutnya?
Tidak, sejujurnya aku benar-benar tahu apa yang akan kulakukan selanjutnya.
Yaitu, mencari pekerjaan pekerjaan atau paruh waktu, kemudian menemukan tempat tinggal dan mencari makan sendiri.
Bagaimana aku menghadapi ini semua?
Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk mencari pekerjaan.
Hmm, aku masih tahu tentang pergi ke "Hello" [3]
Tapi, meskipun aku tidak pamer bahwa aku memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun dalam menjadi hikikomori, gimana caranya aku tahu dimanakah Hello berada? Lagipula, walaupun aku menemukan letak Hello, kudengar bahwa mereka hanya memperkenalkan berbagai macam pekerjaan.
Aku harus membawa resume, pergi ke tempat yang telah mereka rekomendasikan, kemudian diwawancarai. Aku harus pergi untuk menghadiri sebuah wawancara, dengan mengenakan pakaian olahraga kotor tertutup keringat dan darah??
Bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan pekerjaan dengan kondisi seperti ini. Andaikan aku yang berada pada posisi bosnya, gak mungkin lah aku mengerjakan orang dalam kondisi seperti ini, meskipun orang itu adalah temanku. Mungkin aku akan bersimpati padanya, tapi aku sungguh tidak akan memperkerjakannya.
Apakah ada toko yang menjual kertas lamaran?
Toko alat tulis? Minimarket?
Mungkin jika pergi ke minimarket, aku bisa mendapatkan barang-barang itu, tapi aku tidak punya uang.
Lagian, apa yang selanjutnya akan kulakukan setelah berhasil mendapatkan barang-barang itu?
Anggap saja aku memperoleh keberuntungan, berhasil meminjam uang dari lembaga keuangan, mendapatkan baju ganti, dan membeli beberapa kertas lamaran serta alat tulis..........
Aku pernah mendengar bahwa kau tidak akan bisa menyelesaikan resume jika kau tidak mencantumkan dimanakah tempat tinggalmu.
Ini sudah berakhir. Tepat pada saat ini, aku merasakan bahwa hidupku mencapai akhir.
..... Hah.
Hujan mulai turun.
Sekarang adalah akhir musim panas, yaitu periode di mana iklimnya mulai mendingin. Hujan sedingin es menembus pakaian yang aku sudah tak ingat lagi seberapa lama kupakai, lantas kehangatan di dalam tubuhku pun mulai lenyap.
...... Andaikan saja aku bisa sekali lagi memulai semua kehidupan ini dari awal.
Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mengatakan itu.
Dulunya aku tidak dilahirkan sebagai manusia busuk seperti ini.
Aku lahir sebagai putra ketiga dalam keluarga yang agak kaya. Aku memiliki 2 orang kakak laki-laki yang lebih tua dariku, seorang kakak perempuan, dan seorang adik laki-laki. Lebih tepatnya, aku adalah anak keempat dari lima bersaudara. Di sekolah dasar, aku dipuji sebagai siswa yang pandai, walaupun masih kecil.
Meskipun aku tidak dianggap sebagai siswa berprestasi, aku sangat ahli dalam dunia game, dan aku jugalah seorang anak nakal yang cukup baik dalam hal olahraga. Aku bahkan pernah menjadi pusat perhatian di kelasku.
Kemudian, sewaktu duduk di bangku SMP, aku bergabung dengan klub komputer, berkonsultasi melalui majalah, dan aku berhasil menabung cukup banyak uang untuk merakit komputerku sendiri. Akulah yang paling mencolok di antara saudara-saudaraku lainnya, tak satupun dari mereka bisa menulis sebaris code pun.
Titik balik dalam hidupku terjadi disaat SMA ...... tidak, lebih tepatnya itu dimulai pada kelas 3 SMP. Aku begitu sibuk bermain-main dengan komputer, sehingga aku mengabaikan pelajaran. Jika dipikir-pikir, memang itulah saat-saat dimulainya semua ini.
Aku berpikir bahwa belajar tidaklah begitu berguna untuk masa depan. Aku merasa bahwa pelajaran tidak bisa digunakan dalam kehidupan nyata.
Pada akhirnya, aku memasuki SMA yang paling konyol, itu adalah sekolah yang dicap terburuk pada prefektur ini.
Meski begitu, aku tidak peduli.
Aku merasa bahwa seseorang bisa sukses jikalau dia mau serius dalam suatu hal, dan tidak seperti orang-orang idiot itu. Ya, begitulah yang kupikirkan.
Aku masih ingat kejadian saat itu.
Sembari antri untuk membeli makan siang di kantin, ada seorang pria yang memotong antrian.
Aku menggerutu beberapa kalimat, seolah-olah aku bertindak seperti jagoan. Semua itu kulakukan karena kebanggaan aneh hasil dari kepribadian chuunibyou yang kumiliki.
Sayangnya, dia adalah senpai-ku, dan merupakan salah satu dari 2 preman paling berbahaya di sekolah ini.
Aku akhirnya ditinju di wajah sampai bengkak, kemudian ditelanjangi, lantas diikat di depan sekolah.
Dia mengambil banyak foto diriku dalam kondisi seperti itu, dan dengan mudah dia sebarkan ke seluruh sekolah.
Dalam sekejap aku menjadi siswa paling hina di sekolahan ini, dan ditertawakan banyak orang, bahkan mendapat julukan "bocah kulup*".
[Kalian tahu “kulup”? Itu adalah kulit di ujung penis yang dikupas ketika seorang laki-laki disunat.]
Aku tidak pergi ke sekolah selama sebulan, dan menjadi hikikomori. Setelah melihatku dalam keadaan begini, ayah dan saudara-saudaraku mengatakan kata-kata tidak bertanggung jawab seperti: Tunjukkan keberanianmu, lakukan yang terbaik.
Bukan aku yang salah.
Tak seorang pun dalam situasi begini mampu bersekolah seperti biasanya. Sungguh tak mungkin.
Dengan demikian, tidak peduli apa yang orang lain katakan, aku sudah kekeuh untuk menempuh gaya hidup hikikomori.
Aku merasa bahwa semua teman yang mengenalku selalu mengejekku ketika melihat foto-foto itu.
Walaupun aku tidak pergi keluar rumah, selama aku masih memiliki komputer dan internet, aku bisa menghabiskan waktu. Karena pengaruh internet inilah, aku tertarik dan melakukan banyak hal. Seperti: merakit model plastik, mewarnai figur, menciptakan weblog. Ibuku bersedia untuk mendukungku, dan sepertinya dia siap mengeluarkan uang selama aku memintanya.
Tapi aku mulai muak dengan ini semua, selama kurang dari setahun.
Aku kehilangan motivasi setiap kali melihat seseorang menjadi lebih baik dariku.
Di mata orang lain, aku hanyalah sampah. Tapi aku memiliki begitu banyak waktu sembari bersembunyi di balik kegelapan, dan aku tidak punya pekerjaan lain yang bisa kulakukan.
Ah tidak juga, jika dipikir-pikir lagi, itu semua hanyalah sebuah alasan.
Setidaknya, aku memiliki pilihan yang lebih baik untuk menjadi mangaka dan mulai menerbitkan komik web yang mengerikan, atau menjadi seorang novelis web, dan mulai memposting novel.
Banyak orang lain yang terjebak dalam kondisi sama seperti diriku, namun mereka berhasil melakukan hal-hal positif seperti itu.
Namun aku mempermainkan dan mengejek karya-karya mereka.
Aku mengejek kreasi mereka, menganggap diriku sebagai seorang kritikus handal, dan mengatakan hal-hal seperti "Ini lebih buruk daripada sampah", untuk mengkritik mereka dengan pedas.
Meskipun berlagak begitu, aku tidak pernah melakukan apapun ......
Aku ingin kembali.
Jikalau memungkinkan, aku ingin kembali ke sekolah dasar, yang merupakan titik tertinggi dalam hidupku, atau kembali ke pertengahan masa SMP. Tidak, walaupun itu satu atau dua tahun yang lalu. Walaupun itu hanya sebentar saja, aku masih bisa melakukan sesuatu di sana. Bahkan, meskipun aku menyerah setengah jalan, aku masih bisa mengulanginya, tak peduli apapun yang akan terjadi nanti.
Jika aku berusaha semaksimal mungkin, meskipun aku gagal menjadi yang terbaik, setidaknya aku telah mencoba untuk menjadi seorang profesional.
"......"
Mengapa aku tidak melakukan apapun sampai sekarang?
Aku pernah punya banyak waktu. Meskipun aku tidak meninggalkan ruanganku selama itu, aku bisa melakukan banyak hal selama aku duduk di depan komputer. Walaupun aku tidak bisa meraih puncak, aku masih bisa berada di tengah-tengah sembari terus berusaha menggapai puncak.
Manga, novel, game, atau bahkan coding. Jika aku berusaha sebaik mungkin, aku pasti bisa membuat suatu prestasi, meskipun hanya prestasi yang kecil. Aku pun tidak peduli apakah prestasi itu bisa menghasilkan uang untukku ......
Ah, sudahlah. Percuma saja.
Aku tidak pernah bekerja keras sebelumnya. Walaupun aku kembali ke masa lalu, mungkin aku akan menjalani hidup yang sama sekali lagi, dan berhenti di tempat yang sama. Aku hanya akan berakhir seperti ini, karena aku tidak pernah bisa menyeberangi rintangan yang manusia normal bisa lalui.
"Hm?"
Pada suatu tempat, di tengah hujan deras, aku bisa mendengar suara orang-orang berdebat.
Mereka meributkan apa?
Ini menjengkelkan. Aku tidak ingin terlibat. Meskipun aku merasa bahwa, kakiku mengajakkan berjalan ke sana.
"---- Itulah sebabnya, kau ----"
"Kamu lah yang-----"
Yang terlihat di mataku adalah tiga siswa SMA, yang sepertinya sedang meributkan tentang pacar.
Dua pria dan satu wanita. Mereka mengenakan seragam siswa berkerah yang tidak umum, dan juga seragam pelaut.
Tampaknya ada semacam perang harem yang sedang terjadi di sini. Pria yang lebih tinggi bertengkar dengan gadis itu, dan pria lainnya berusaha untuk menengahi, tapi dua pihak bertikai tanpa mendengarkan sama sekali.
(Hmm, aku pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya)
Aku pernah memiliki teman masa kecil yang agak manis di SMP. Dia mungkin memang layak dianggap manis, mungkin ada empat atau lima orang seperti itu. Dia berpartisipasi dalam klub lari dan olahraga lainnya, dia juga memiliki rambut yang pendek. Dia mempunyai paras yang bisa menyebabkan dua, atau tiga dari sepuluh orang melirikkan mata padanya. Namun, aku lebih tertarik pada suatu anime tertentu, dan merasa bahwa gadis-gadis yang mengikuti lomba lari harus memiliki potongan rambut kuncir kuda, jadi menurutku dia gak cantik-cantik amat.
Namun, rumahnya dekat dengan rumahku, dan kami sering sekelas ketika masih duduk di bangku SD, jadi kami pulang bersama-sama lebih dari sekali. Kami dulu punya banyak kesempatan untuk berbicara satu sama lain, dan sempat juga beberapa kali bertengkar. Itu sangat disayangkan. Di negaraku saat ini, hanya mendengarkan kata-kata: "SMP", "teman masa kecil", dan "klub maraton", itu sudah cukup bagiku untuk ‘muncrat’ 3 kali.
Ngomong-ngomong, aku mendengar bahwa teman masa kecilku itu telah menikah tujuh tahun yang lalu.
Aku mendengar rumor ini dari ruang tamu, dari pembicaraan saudara-saudaraku.
Hubungan kami tidak buruk. Kami mampu berbicara tanpa topik yang jelas karena kami sudah saling kenal sejak kecil.
Menurutku, dia tidak menyukaiku, tetapi jika aku belajar keras dan berhasil masuk sekolah menengah yang sama, atau jika aku bergabung dengan klub maraton lantas berhasil diterima di sekolah favorit, maka aku mungkin telah mengangkat bendera [4]. Jika aku menembaknya dengan serius, bukannya tidak mungkin kami sudah berkencan sekarang ..
Aku bisa saja saling bertengkar dengan temanku lainnya untuk memperebutkan gadis itu, persis seperti yang dilakukan tiga orang di hadapanku saat ini, dan kami bahkan mungkin telah melakukan hal-hal menyimpang di kelas kosong setelah pulang sekolah.
Hah, eroge macam apa ini?
(Kalau dipikir-pikir, orang-orang ini benar-benar riajuu terkutuk. Gitu saja bertengkar .... Hm?)
Tiba-tiba, di saat itu, aku menyadarinya.
Sebuah truk melaju menuju tiga orang itu dengan kecepatan yang luar biasa.
Dan juga, sang sopir truk tampak tidak fokus.
Ia mengemudi dalam keadaan ngantuk.
Dan tiga orang itu masih saja belum menyadari kedatangan truk tersebut.
"B-b-b-b-b-bahaya !!"
Aku mencoba memperingatkan mereka dengan berteriak, tapi aku belum pernah menggunakan pita suaraku sepenuhnya dalam 10 tahun terakhir ini, ditambah lagi, hujan yang dingin dan rasa sakit di tulang rusukku menyebabkan suaraku semakin menyusut. Suaraku yang begitu kecil pun lenyap di antara lebatnya hujan.
Aku harus menyelamatkan mereka, aku harus. Namun pada saat itu juga, aku berpikir bahwa, kenapa aku harus menyelamatkan mereka?
Aku punya firasat bahwa, jika aku tidak menyelamatkan mereka, aku akan menyesal lima detik kemudian. Aku benar-benar akan menyesal jika aku melihat trio itu menjadi daging cincang setelah digilas oleh truk tersebut.
Penyesalan tidak akan menyelamatkan mereka.
Oleh karena itu, aku sendirilah yang harus menyelamatkan mereka.
Toh, sebentar lagi si pengangguran ini juga akan mati di tepi jalan karena kelaparan. Oleh karena itu, setidaknya biarkan aku merasakan sedikit kepuasan berbuat baik pada saat-saat terakhir.
Aku tidak mau terus menyesal sampai akhir hayat.
....Aku berlari dan tertatih-tatih menuju ke arah mereka.
Walaupun aku sudah memerintahkan kakiku untuk bergerak, namun mereka tak kunjung bergeser, mungkin ini karena aku jarang menggerakkannya selama 10 tahun terakhir. Ini adalah pertama kalinya seumur hidup, bahwa aku menyesal karena jarang berolahraga. Tulang rusuk yang patah terus menyiksaku dengan rasa sakit yang luar biasa, sehingga menghalangi setiap langkahku. Ini juga pertama kali dalam hidupku, aku menyesal karena tidak banyak mengonsumsi kalisium.
Rasanya sakit. Sakit, sampai-sampai aku tidak bisa berlari.
Tapi, ternyata aku masih bisa bergerak, walaupun sangat pelan. Larilah !!
Aku berlari.
Pria yang masih saja bertengkar itu memeluk si gadis ketika ia melihat truk mendekat di depan matanya. Sedangkan pria lainnya menghadapkan punggung ke arah truk, sehingga dia masih belum melihat kedatangannya, namun dia tiba-tiba terkejut setelah melihat tingkah temannya. Aku berhasil meraih kerahnya tanpa ragu-ragu, dan kugunakan semua kekuatanku untuk menariknya mundur.
Anak itu tertarik, lantas jatuh ke pinggir jalan, sehingga keluar dari jalur lintasan truk tersebut.
Bagus, sekarang masih ada 2 lagi.
Tepat ketika aku memikirkan itu, truk tersebut sudah ada di depanku. Aku baru saja berencana untuk menarik mereka ke tempat yang aman, tapi ketika aku menarik mereka, daya hempas membuat tubuhku maju ke depan.
Sudah kuduga, dan itu bukanlah masalah meskipun berat tubuhku lebih dari 100 kg. Setelah berlarian dengan kaki gemetar, aku terseret maju oleh kekuatan momentum.
Aku merasakan cahaya di belakangku, saat tertabrak oleh truk itu.
Apakah ini yang disebut cahaya kilas balik kehidupan ketika ajalmu sudah dekat? Aku tidak bisa melihat apapun selama beberapa detik. Itu terlalu cepat.
Apakah itu berarti bahwa aku tidak pernah melakukan hal-hal yang besar dalam hidupku?
Aku terkirim terbang ke dinding beton setelah terhantam oleh truk yang 50 kali lebih berat daripada bobot tubuhku.
"PUHH .....!"
Udara di paru-paruku terkuras. Paru-paruku kejang karena membutuhkan banyak udara segar setelah berusaha begitu keras.
Aku tidak bisa mengeluarkan suara. Tapi aku belum mati. Mungkin, lemak yang tergumpal di dalam tubuhku lah, yang sudah menyelamatkan nyawaku......
Tapi setelah aku memikirkan itu, truk tersebut sekali lagi muncul di depan mataku.
Aku tergencet bagaikan tomat yang diapit oleh lantai beton dan truk raksasa.
- ↑ dia menggunakan “ore” di sini, dalam bab-bab selanjutnya, dia akan menggunakan “boku”
- ↑ pada versi Light Novel-nya, kalimat ini bernada pelan, hanya disebutkan bahwa dia Onani pada “JAV yang hampir tak ber-mosaic”
- ↑ Hello Work adalah agensi pemerintah Jepang untuk memperkenalkan pekerjaan
- ↑ ini adalah suatu kondisi pada program game yang memungkinkan berubahnya berbagai hal, seperti ketika kau berhasil mendapatkan pacar, atau sejenisnya