Difference between revisions of "Hakomari (Indonesia):Jilid 3 Permulaan"
m (Created page with "Saat pertama aku melihat rambut peraknya, aku berpikir “Aah, jalan kami tak akan bertemu.” Aku rasa hampir semua teman sekelasku memiliki kesan yang sama. Daia Oomine--dia ...") |
m |
||
Line 32: | Line 32: | ||
Daiya menyentuh tindikan di telinga kanannya. |
Daiya menyentuh tindikan di telinga kanannya. |
||
− | “Semua keraguan itu terpecahkan saat aku bertemu dengan ‘0’. Saat aku bertemu dengannya--pada waktu itu aku menyadari bahwa dia, |
+ | “Semua keraguan itu terpecahkan saat aku bertemu dengan ‘0’. Saat aku bertemu dengannya--pada waktu itu aku menyadari bahwa dia, yang tidak bisa dijelaskan dengan kata lain selain ‘ganjil’, adalah alasan dari semua kejadian aneh akhir-akhir ini. Lalu dia mengatakan padaku kalau dia tertarik pada Kazuki Hoshino.” |
Tidak mampu mengerti sepenuhnya, aku cuma mendengarkan dalam diam. |
Tidak mampu mengerti sepenuhnya, aku cuma mendengarkan dalam diam. |
||
Line 56: | Line 56: | ||
Daiya menyatakan. |
Daiya menyatakan. |
||
− | “Tujuanmu adalah menghancurkan ‘harapan’ orang lain.” |
+ | <u>“Tujuanmu adalah menghancurkan ‘harapan’ orang lain.”</u> |
“Itu tidak benar!” |
“Itu tidak benar!” |
||
Line 78: | Line 78: | ||
---aku yakin karena itu tidak memiliki bentuk dalam diriku. |
---aku yakin karena itu tidak memiliki bentuk dalam diriku. |
||
− | “Karena kau ingin tetap merindukan sesuatu. Hmpf, kalaupun aku mengakui pernyataan itu, pernyataan lain tersisa. Kenapa kau menjadi seperti itu?” |
+ | “Karena kau ingin tetap merindukan sesuatu. Hmpf, kalaupun aku mengakui pernyataan itu, pernyataan lain tersisa. <u>Kenapa kau menjadi seperti itu?</u>” |
“...Eh?” |
“...Eh?” |
||
Line 93: | Line 93: | ||
---Seseorang, tertutup kabut, aku tidak bisa mengenalinya. Aku tidak bisa mengenali penampakan yang samar-samar ini. Tidak bisa mengenali?...tidak, kenyataanya aku tahu siapa dia, tidak peduli seberapa banyaknya kabut di sini. |
---Seseorang, tertutup kabut, aku tidak bisa mengenalinya. Aku tidak bisa mengenali penampakan yang samar-samar ini. Tidak bisa mengenali?...tidak, kenyataanya aku tahu siapa dia, tidak peduli seberapa banyaknya kabut di sini. |
||
− | Dia adalah--- |
+ | <u>Dia adalah---</u> |
“Mengerti?” |
“Mengerti?” |
Revision as of 04:50, 14 December 2011
Saat pertama aku melihat rambut peraknya, aku berpikir “Aah, jalan kami tak akan bertemu.”
Aku rasa hampir semua teman sekelasku memiliki kesan yang sama. Daia Oomine--dia menolak semua orang dengan seluruh keberadaannya. Aku berasumsi bahwa sikap menindas dan gaya kerasnya hanyalah cara untuk menjaga jarak dengan orang lain.
Tapi hubungan kami berjalan dengan baik. Hal ini sebagian karena peran Haruaki sebagai perantara, tapi tentu saja kalau cuma itu tidak akan cukup.
«Umm, kau adalah... Kazuki Hoshino, benar? Aku tidak bisa menjelaskan kenapa, tapi kau agak aneh!» Itu kata-kata pertamanya padaku.
Tapi aku percaya kalau kita adalah teman; walau bagaimanapun, dia selalu terlihat senang saat berbicara padaku.
Akan tetapi, dia mengatakannya.
“Kau sudah berhubungan dengan ‘0’, benar kan?”
Itu adalah saat istirahat makan siang, pada hari sebelum permulaan ujian tengah semester. Daiya tanpa khawatir duduk di samping Maria dan mengatakan hal itu.
“.....Oomine, apa kau memperoleh sebuah ‘kotak’?”
Maria menjawab untukku saat aku tak bisa menjawabnya.
“Pertanyaan retoris macam apa itu? Tentu saja aku memperolehnya. Daripada itu, sekarang aku berbicara dengan Kazu. Jadi diamlah, kau penjaga yang mengganggu.”
Maria mendesah keras, dan kemudian menatapku, seakan ingin menunjukkan bahwa ia akan menyerahkan hal itu kepadaku.
Tapi apa yang harus aku katakan?
Mengabaikan diriku yang terdiam, Daiya mulai berbicara.
“Itu selalu terasa janggal bagiku. Kemunculan Otonashi, pernyataan cintamu pada Kirino, dan berbagai hal lainnya.”
Daiya menyentuh tindikan di telinga kanannya.
“Semua keraguan itu terpecahkan saat aku bertemu dengan ‘0’. Saat aku bertemu dengannya--pada waktu itu aku menyadari bahwa dia, yang tidak bisa dijelaskan dengan kata lain selain ‘ganjil’, adalah alasan dari semua kejadian aneh akhir-akhir ini. Lalu dia mengatakan padaku kalau dia tertarik pada Kazuki Hoshino.”
Tidak mampu mengerti sepenuhnya, aku cuma mendengarkan dalam diam.
“Itu artinya bukan hanya aku saja yang merasakan keanehan dalam dirimu.
...Tahukah kau, Kazu? Setelah mengamatimu lebih dari setahun, ada satu hal yang kumengerti.”
Dia menatapku dengan tajam dan melanjutkan.
“Kau melayang.”
“...melayang?”
Aku tidak bisa memahami arti kata-katanya yang tiba-tiba dan tanpa konteks itu.
“Itu seperti kau melihat kami dari tepat yang sedikit lebih tinggi. Kau berada di sini, tapi menahan diri untuk tidak terlibat terlalu dalam. Dan kau selalu menjaga jarak tertentu. Kau tidak di dalam, tidak pula di luar. Kau hanya...melayang.”
Aku tidak mengerti apa yang dia katakan, dan menaikan satu alisku.
“Dan kau bilang kau ingin menjaga kehidupan sehari-hari. Itu selalu menjadi misteri bagiku kenapa kau mengharapkannya. Tapi saat aku berbicara dengan ‘0’---dia mengatakan padaku bahwa kau menolak ‘kotak’ yang mampu mengabulkan berbagai ‘harapan’, yang membuatku akhirnya mengerti.”
Daiya menyatakan.
“Tujuanmu adalah menghancurkan ‘harapan’ orang lain.”
“Itu tidak benar!”
Aku sendiri terkejut dengan kerasnya suaraku, tapi aku harus membuat hal ini jelas.
“Alasan kenapa aku menganggap spesial kehidupan sehari-hari adalah...karena aku berpikir merindukan sesuatu adalah bukti kehidupan...jadi...”
“Sangat bisa ditertawakan.”
Bertolak belakang dari kata-katanya, dia tidak tertawa sama sekali. Dia hanya melanjutkan dengan kejam.
“Jadi apa kau punya sesuatu yang kau rindukan? Sebutkan satu!”
“Tentu saja aku punya. Itu adalah---“
Aku berhenti.
Aku punya satu. Seharusnya aku punya satu. Tapi aku tidak bisa mengungkapkannya.
---aku yakin karena itu tidak memiliki bentuk dalam diriku.
“Karena kau ingin tetap merindukan sesuatu. Hmpf, kalaupun aku mengakui pernyataan itu, pernyataan lain tersisa. Kenapa kau menjadi seperti itu?”
“...Eh?”
Alasan kenapa aku mulai menganggap spesial kehidupan sehari-hari ini?
Bila kupikirkan lagi, apakah aku selalu seperti ini sejak dulu?
...aku tidak berpikir begitu. Jadi, sejak kapan---
“------“
Itu mengenaiku.
---Seseorang, tertutup kabut, aku tidak bisa mengenalinya. Aku tidak bisa mengenali penampakan yang samar-samar ini. Tidak bisa mengenali?...tidak, kenyataanya aku tahu siapa dia, tidak peduli seberapa banyaknya kabut di sini. Dia adalah---
“Mengerti?”
Saat Daiya menyelaku, siluet itu menghilang ke dalam kabut.
“...apa..?”
“Faktanya, pada akhirnya, kau hanya mencoba menjaga kehidupan sehari-hari secara tidak sadar, seperti salah satu anjing Pavlov.”
Aku hanya ingin menjaga kehidupan sehari-hariku, kalau begitu---
“Itu sama saja dengan menghancurkan ‘harapan-harapan’ orang lain. ...Hey, Kazu.”
Daiya memanggilku dengan sikap santainya yang biasa.
“Aku memiliki sebuah ‘kotak’. Aku menjadi keberadaan yang bertolak belakang dengan kehidupan sehari-hari ini. ---jadi apa yang akan kau lakukan?.”
Aku tidak tahu apa ‘harapan’ Daiya. Tetapi jika itu adalah sebuah ancaman bagi kehidupan sehari-hari, aku akan---
“Kau sudah membuat suatu kesimpulan, kan?”
Daiya meneruskan dengan suara tanpa ekspresi, sambil menyentuh tindikan di telinga kanannya sekali lagi:
“Jadi, aku adalah-------musuhmu.”
(incomplete)