Difference between revisions of "Baka to Tesuto to Syokanju:Volume1 Soal Pertama"
(→Prolog) |
|||
Line 2: | Line 2: | ||
− | " |
+ | "Eh..." |
− | " |
+ | "Ada apa?" |
− | "Yuuji, kapan |
+ | "Tadi Yuuji bilang, kapan reformasi Taika?" |
− | "Kau |
+ | "Kau anak kelas tiga sekarang, dan kau masih belum tahu? Kau sungguh bodoh, Shouko." |
"Kita belum diajari sampai situ sekarang. Kau saja yang terlalu pintar." |
"Kita belum diajari sampai situ sekarang. Kau saja yang terlalu pintar." |
||
− | “Untuk menghafalnya mudah |
+ | “Untuk menghafalnya mudah. Ingat saja 'Reformasi Tanpa-Kecelakaan'.” |
“Tanpa-Kecelakaan?” |
“Tanpa-Kecelakaan?” |
||
− | “Karena tidak ada kecelakaan yang terjadi ketika |
+ | “Karena tidak ada kecelakaan yang terjadi ketika itu. Ingat ya.” |
“Baik.” |
“Baik.” |
||
− | “Reformasi itu terjadi di tahun 625.”<ref>Tanpa-Kecelakaan dalam Bahasa Jepang kedengaran seperti 625</ref> |
+ | “Reformasi itu terjadi di tahun 625.”<ref>Tanpa-Kecelakaan dalam Bahasa Jepang kedengaran seperti 625, ini lelucon dalam bahasa Jepang.</ref> |
“Baiklah, sudah kuhafal.” |
“Baiklah, sudah kuhafal.” |
||
− | “Bagus. Pastikan kau |
+ | “Bagus. Pastikan kau mengingatnya.” |
− | “Jangan khawatir, aku |
+ | “Jangan khawatir, aku tak akan lupa.” |
Line 35: | Line 35: | ||
'''Jawablah soal-soal berikut ini:''' |
'''Jawablah soal-soal berikut ini:''' |
||
− | Untuk mengurangi massa panci penggorengan, unsur magnesium digunakan dalam proses |
+ | Untuk mengurangi massa panci penggorengan, unsur magnesium digunakan dalam proses manufakturnya. Akan tetapi hal ini dapat memicu hal yang tidak diinginkan ketika digunakan dalam memasak. Deskripsikan sesuatu yang tidak diinginkan tersebut, dan sebutkan nama logam campuran yang dapat digunakan untuk menggantikan magnesium tersebut. |
Line 53: | Line 53: | ||
'''Komentar Guru:''' |
'''Komentar Guru:''' |
||
− | " |
+ | "Tidak relevan dengan pertanyaannya." |
[[image:BTS vol 01 017.jpg|thumb|Meja kecil gaya Jepang.]] |
[[image:BTS vol 01 017.jpg|thumb|Meja kecil gaya Jepang.]] |
||
Line 59: | Line 59: | ||
'''Jawaban Yoshii Akihisa:''' |
'''Jawaban Yoshii Akihisa:''' |
||
− | "Futuranium dapat digunakan ( -> Nantinya akan |
+ | "Futuranium dapat digunakan ( -> Nantinya akan sangat keras)." |
'''Komentar Guru:''' |
'''Komentar Guru:''' |
||
− | " |
+ | "Ini belum ditemukan, kan?" |
Line 69: | Line 69: | ||
− | + | Sekarang adalah musim semi keduaku di Akademi Fumizuki. |
|
− | + | Seolah menyambut murid baru, kedua sisi lereng yang mengarah ke akademi dipenuhi pohon sakura berbunga mempesona. Aku bukan prang tipe elegan dan berkelas yang biasanya berhenti sebentar untuk menikmati keindahan, tapi pemandangan ini terlalu indah hingga aku tidak bisa tidak terpesona. |
|
− | Meski itu terjadi hanya untuk sesaat |
+ | Meski itu terjadi hanya untuk sesaat. |
− | Pikiranku dipenuhi dengan hal-hal musim semi, tapi bukan tentang bunga sakura. Aku ingin tahu kelas baruku dan teman-teman seperjuanganku, yang akan berbagi kelas denganku. |
+ | Pikiranku dipenuhi dengan hal-hal berbau musim semi, tapi bukan tentang bunga sakura. Aku ingin tahu kelas baruku dan teman-teman seperjuanganku, yang akan berbagi kelas denganku selama setahun ke depan. |
Line 83: | Line 83: | ||
"Yoshii, kau telat." |
"Yoshii, kau telat." |
||
− | Suara tidak ramah menyapaku saat sampai ke gerbang sekolah. Aku menolehkan kepala dan melihat ke arah suara tersebut. Seorang pria kekar, kulit kecoklatan dan rambut pendek, berdiri di sana. |
+ | Suara yang tidak ramah menyapaku saat sampai ke gerbang sekolah. Aku menolehkan kepala dan melihat ke arah suara tersebut. Seorang pria bertubuh kekar, kulit kecoklatan dan rambut pendek, berdiri di sana. |
“Ah, Iron- Maksudku, Pak Nishimura, selamat pagi!” |
“Ah, Iron- Maksudku, Pak Nishimura, selamat pagi!” |
||
− | Aku menundukkan kepala sedikit ketika menyapanya. Bagaimanapun juga, dia adalah guru |
+ | Aku menundukkan kepala sedikit ketika menyapanya. Bagaimanapun juga, dia adalah guru killer. Kau jelas berada dalam masalah jika dia memanggil namamu. |
− | + | “Barusan kau memanggilku ‘Iron Man’?” |
|
“Haha, Bapak salah dengar.” |
“Haha, Bapak salah dengar.” |
||
Line 95: | Line 95: | ||
“Oh, benarkah?” |
“Oh, benarkah?” |
||
− | Nyaris sekali, aku hampir |
+ | Nyaris sekali, aku hampir memanggilnya seperti yang biasa kulakukan. |
− | Omong-omong, dia dipanggil “Iron Man”<ref>Triatlon adalah sebuah kompetisi yang terdiri atas serangkaian cabang olahraga, yaitu renang, balap sepeda, dan lari yang dilakukan secara berkesinambungan dalam satu kesatuan waktu. Triatlon adalah kompetisi kecepatan waktu di mana peserta harus dapat membagi tenaga dalam setiap tahapnya. Dan event pertama triatlon modern jarak jauh adalah Triatlon Ironman Hawai. Penulis memakai nama Ironman mengacu pada hal ini.</ref> |
+ | Omong-omong, dia dipanggil “Iron Man” karena hobinya ikut lomba triatlon<ref>Triatlon adalah sebuah kompetisi yang terdiri atas serangkaian cabang olahraga, yaitu renang, balap sepeda, dan lari yang dilakukan secara berkesinambungan dalam satu kesatuan waktu. Triatlon adalah kompetisi kecepatan waktu di mana peserta harus dapat membagi tenaga dalam setiap tahapnya. Dan event pertama triatlon modern jarak jauh adalah Triatlon Ironman Hawai. Penulis memakai nama Ironman mengacu pada hal ini.</ref>. Tentu saja kebiasaannya memakai baju lengan pendek bahkan di musim dingin memberikan kontribusi untuk itu juga. |
− | + | “Hmm, kau tidak hanya akan menyapaku, kan?” |
|
− | “Oh, maaf. Bapak kelihatan agak |
+ | “Oh, maaf. Bapak kelihatan agak hitam hari ini.” |
“Kau lebih kuatir dengan warna kulitku daripada meminta maaf yang sopan karena terlambat?” |
“Kau lebih kuatir dengan warna kulitku daripada meminta maaf yang sopan karena terlambat?” |
||
− | “Oh jadi itu maksudnya… Maaf saya |
+ | “Oh jadi itu maksudnya… Maaf saya terlambat.” |
“Ya ampun… Kau tidak pernah belajar.” |
“Ya ampun… Kau tidak pernah belajar.” |
||
− | Dia mengeluarkan desahan sambil menggumam |
+ | Dia mengeluarkan desahan sambil menggumam. Dari apa yang dia bilang, kedengarannya aku pelanggar peraturan yang sering terlambat. |
“Pak, biasanya saya tidak terlambat, kan?” |
“Pak, biasanya saya tidak terlambat, kan?” |
||
− | Beliau adalah wali kelasku tahun lalu, jadi seharusnya |
+ | Beliau adalah wali kelasku tahun lalu, jadi seharusnya tahu sudah berapa kali aku telat datang ke sekolah. |
“Lupakan saja, ini ambillah.” |
“Lupakan saja, ini ambillah.” |
||
Line 121: | Line 121: | ||
“Terima kasih.” |
“Terima kasih.” |
||
− | Aku menunduk dengan sopan |
+ | Aku menunduk dengan sopan dan mengambil amplopnya. |
− | "Kenapa pihak sekolah menyerahkan hasil pembagian kelas dengan cara yang |
+ | "Kenapa pihak sekolah menyerahkan hasil pembagian kelas dengan cara yang merepotkan? Bukankah akan lebih mudah jika menempelnya di papan buletin?" |
Kelihatannya bagiku tampak sangat tidak praktis, menyerahkan hasil untuk tiap siswa dalam amplop dan mengatarnya secara pribadi. |
Kelihatannya bagiku tampak sangat tidak praktis, menyerahkan hasil untuk tiap siswa dalam amplop dan mengatarnya secara pribadi. |
||
− | Kita akan |
+ | "Kita akan melakukan itu jika kita sekolah reguler biasa, tapi sekolah kita adalah yang pertama menggunakan sistem ujian tercanggih. Inilah alasannya kita membagikan hasil secara individual." |
− | "Entah kenapa aku |
+ | "Entah kenapa aku segan dengan jawaban itu..." |
Kujawab dia sambil membuka amplopnya. Kelas mana yang akan kutempati? Aku tidak sabar ingin mengetahuinya. |
Kujawab dia sambil membuka amplopnya. Kelas mana yang akan kutempati? Aku tidak sabar ingin mengetahuinya. |
||
[[Image:BTS_vol_01_004.jpg|thumb|Bagan/Peta lantai kelas dua]] |
[[Image:BTS_vol_01_004.jpg|thumb|Bagan/Peta lantai kelas dua]] |
||
− | Murid kelas dua dan yang lebih tua di Akademi Fumizuki akan ditempatkan ke dalam ruangan kelas yang terpisah, mulai dari kelas A hingga kelas F, dan dibagi berdasarkan hasil ujian kelas. Mudahnya, di Kelas A ada anak jenius, dan anak yang paling igot pasti ada di Kelas F, bersama dengan orang-orang di antaranya. Kemampuan |
+ | Murid kelas dua dan yang lebih tua di Akademi Fumizuki akan ditempatkan ke dalam ruangan kelas yang terpisah, mulai dari kelas A hingga kelas F, dan dibagi berdasarkan hasil ujian kelas. Mudahnya, di Kelas A ada anak jenius, dan anak yang paling igot pasti ada di Kelas F, bersama dengan orang-orang di antaranya. Kemampuan intelejen akan ditandai oleh kelas mana kau berada. Untuk melindungi harga diriku sebagai lelaki, aku akan melakukan apapun agar ''tidak'' berakhir di Kelas F." |
"Yoshii, sesungguhnya..." |
"Yoshii, sesungguhnya..." |
||
Line 141: | Line 141: | ||
Amplopnya dilem rekat sekali, aku masih berusaha membukanya. |
Amplopnya dilem rekat sekali, aku masih berusaha membukanya. |
||
− | "Setelah setahun mengamatimu, aku sudah lama berpikir: ''Apakah |
+ | "Setelah setahun mengamatimu, aku sudah lama berpikir: ''Apakah Yoshii seorang idiot?''" |
"Bapak jelas salah tentang itu. Aku sudah akan menambahkan 'Bodoh' pada julukanmu bila kau serius tentang itu." |
"Bapak jelas salah tentang itu. Aku sudah akan menambahkan 'Bodoh' pada julukanmu bila kau serius tentang itu." |
||
− | Aku tidak sedang berusaha untuk menjilat. Aku memang tidak belajar banyak saat ujian kemarin, tapi |
+ | Aku tidak sedang berusaha untuk menjilat. Aku memang tidak belajar banyak saat ujian kemarin, tapi aku rasa aku bisa mengerjakan ujiannya. Pastinya, beliau sudah mengubah opini tentangku ketika dia melihat hasilku. |
− | "Benar. Saat aku melihat hasilmu, aku tersadar betapa |
+ | "Benar. Saat aku melihat hasilmu, aku tersadar betapa kelirunya aku dulu." |
"Aku senang mendengarnya, Pak." |
"Aku senang mendengarnya, Pak." |
Revision as of 18:47, 24 December 2011
Prolog
"Eh..."
"Ada apa?"
"Tadi Yuuji bilang, kapan reformasi Taika?"
"Kau anak kelas tiga sekarang, dan kau masih belum tahu? Kau sungguh bodoh, Shouko."
"Kita belum diajari sampai situ sekarang. Kau saja yang terlalu pintar."
“Untuk menghafalnya mudah. Ingat saja 'Reformasi Tanpa-Kecelakaan'.”
“Tanpa-Kecelakaan?”
“Karena tidak ada kecelakaan yang terjadi ketika itu. Ingat ya.”
“Baik.”
“Reformasi itu terjadi di tahun 625.”[1]
“Baiklah, sudah kuhafal.”
“Bagus. Pastikan kau mengingatnya.”
“Jangan khawatir, aku tak akan lupa.”
Soal Pertama
Jawablah soal-soal berikut ini:
Untuk mengurangi massa panci penggorengan, unsur magnesium digunakan dalam proses manufakturnya. Akan tetapi hal ini dapat memicu hal yang tidak diinginkan ketika digunakan dalam memasak. Deskripsikan sesuatu yang tidak diinginkan tersebut, dan sebutkan nama logam campuran yang dapat digunakan untuk menggantikan magnesium tersebut.
Jawaban Himeji Mizuki:
“Reaksi kimia keras akan terjadi ketika magnesium berhubungan langsung dengan api dan menyebabkannya terbakar. Duralumin dapat digunakan untuk mengganti magnesium.”
Komentar Guru:
“Benar. Pertanyaannya dengan jelas menanyakan ‘nama logam campuran’, jadi jika menjawab “besi” akan salah. Bagus, kau tidak terjebak.”
Jawaban Tsuchiya Kouta:
"Tagihan gasnya belum dibayar."
Komentar Guru:
"Tidak relevan dengan pertanyaannya."
Jawaban Yoshii Akihisa:
"Futuranium dapat digunakan ( -> Nantinya akan sangat keras)."
Komentar Guru:
"Ini belum ditemukan, kan?"
Sekarang adalah musim semi keduaku di Akademi Fumizuki.
Seolah menyambut murid baru, kedua sisi lereng yang mengarah ke akademi dipenuhi pohon sakura berbunga mempesona. Aku bukan prang tipe elegan dan berkelas yang biasanya berhenti sebentar untuk menikmati keindahan, tapi pemandangan ini terlalu indah hingga aku tidak bisa tidak terpesona.
Meski itu terjadi hanya untuk sesaat.
Pikiranku dipenuhi dengan hal-hal berbau musim semi, tapi bukan tentang bunga sakura. Aku ingin tahu kelas baruku dan teman-teman seperjuanganku, yang akan berbagi kelas denganku selama setahun ke depan.
"Yoshii, kau telat."
Suara yang tidak ramah menyapaku saat sampai ke gerbang sekolah. Aku menolehkan kepala dan melihat ke arah suara tersebut. Seorang pria bertubuh kekar, kulit kecoklatan dan rambut pendek, berdiri di sana.
“Ah, Iron- Maksudku, Pak Nishimura, selamat pagi!”
Aku menundukkan kepala sedikit ketika menyapanya. Bagaimanapun juga, dia adalah guru killer. Kau jelas berada dalam masalah jika dia memanggil namamu.
“Barusan kau memanggilku ‘Iron Man’?”
“Haha, Bapak salah dengar.”
“Oh, benarkah?”
Nyaris sekali, aku hampir memanggilnya seperti yang biasa kulakukan.
Omong-omong, dia dipanggil “Iron Man” karena hobinya ikut lomba triatlon[2]. Tentu saja kebiasaannya memakai baju lengan pendek bahkan di musim dingin memberikan kontribusi untuk itu juga.
“Hmm, kau tidak hanya akan menyapaku, kan?”
“Oh, maaf. Bapak kelihatan agak hitam hari ini.”
“Kau lebih kuatir dengan warna kulitku daripada meminta maaf yang sopan karena terlambat?”
“Oh jadi itu maksudnya… Maaf saya terlambat.”
“Ya ampun… Kau tidak pernah belajar.”
Dia mengeluarkan desahan sambil menggumam. Dari apa yang dia bilang, kedengarannya aku pelanggar peraturan yang sering terlambat.
“Pak, biasanya saya tidak terlambat, kan?”
Beliau adalah wali kelasku tahun lalu, jadi seharusnya tahu sudah berapa kali aku telat datang ke sekolah.
“Lupakan saja, ini ambillah.”
Dia mengambil sebuah amplop dari dalam kotak kardus dan menyerahkannya padaku. Namaku, Yoshii Akihisa, jelas tertera di sana.
“Terima kasih.”
Aku menunduk dengan sopan dan mengambil amplopnya.
"Kenapa pihak sekolah menyerahkan hasil pembagian kelas dengan cara yang merepotkan? Bukankah akan lebih mudah jika menempelnya di papan buletin?"
Kelihatannya bagiku tampak sangat tidak praktis, menyerahkan hasil untuk tiap siswa dalam amplop dan mengatarnya secara pribadi.
"Kita akan melakukan itu jika kita sekolah reguler biasa, tapi sekolah kita adalah yang pertama menggunakan sistem ujian tercanggih. Inilah alasannya kita membagikan hasil secara individual."
"Entah kenapa aku segan dengan jawaban itu..."
Kujawab dia sambil membuka amplopnya. Kelas mana yang akan kutempati? Aku tidak sabar ingin mengetahuinya.
Murid kelas dua dan yang lebih tua di Akademi Fumizuki akan ditempatkan ke dalam ruangan kelas yang terpisah, mulai dari kelas A hingga kelas F, dan dibagi berdasarkan hasil ujian kelas. Mudahnya, di Kelas A ada anak jenius, dan anak yang paling igot pasti ada di Kelas F, bersama dengan orang-orang di antaranya. Kemampuan intelejen akan ditandai oleh kelas mana kau berada. Untuk melindungi harga diriku sebagai lelaki, aku akan melakukan apapun agar tidak berakhir di Kelas F."
"Yoshii, sesungguhnya..."
"Hmm?"
Amplopnya dilem rekat sekali, aku masih berusaha membukanya.
"Setelah setahun mengamatimu, aku sudah lama berpikir: Apakah Yoshii seorang idiot?"
"Bapak jelas salah tentang itu. Aku sudah akan menambahkan 'Bodoh' pada julukanmu bila kau serius tentang itu."
Aku tidak sedang berusaha untuk menjilat. Aku memang tidak belajar banyak saat ujian kemarin, tapi aku rasa aku bisa mengerjakan ujiannya. Pastinya, beliau sudah mengubah opini tentangku ketika dia melihat hasilku.
"Benar. Saat aku melihat hasilmu, aku tersadar betapa kelirunya aku dulu."
"Aku senang mendengarnya, Pak."
Aku tetap tidak bisa membukanya. Sepertinya aku harus merobek bagian atasnya.
Di kelas mana aku akan berada? Apakah kelas D? Atau kelas C?
"Bahagialah, Yoshii. Kecurigaanku padamu sudah berakhir."
Aku membuka lembaran hasil di dalamnya, dan membaca tulisan di atasnya:
"Yoshii Akihisa - Kelas F"
"Kau memang idiot."
Demikian, hidupku di kelas terparah dimulai.
Catatan Translator
- ↑ Tanpa-Kecelakaan dalam Bahasa Jepang kedengaran seperti 625, ini lelucon dalam bahasa Jepang.
- ↑ Triatlon adalah sebuah kompetisi yang terdiri atas serangkaian cabang olahraga, yaitu renang, balap sepeda, dan lari yang dilakukan secara berkesinambungan dalam satu kesatuan waktu. Triatlon adalah kompetisi kecepatan waktu di mana peserta harus dapat membagi tenaga dalam setiap tahapnya. Dan event pertama triatlon modern jarak jauh adalah Triatlon Ironman Hawai. Penulis memakai nama Ironman mengacu pada hal ini.
Previous Page Ilustrasi Novel | Back to Halaman Utama | Next Page Soal Kedua |