Difference between revisions of "Oregairu (Indonesia):Jilid 1 Prolog"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
Line 19: Line 19:
 
Dengan mengatasnamakan "masa remaja", mereka mampu memutarbalikkan segala bentuk norma atau hal yang sudah berlaku di masyarakat. Bagi mereka, berbagai kebohongan, rahasia, kejahatan, bahkan kegagalan sekalipun, mereka anggap sebagai "bumbu penyedap" dari "masa remaja" itu. Segala kecacatan maupun keburukan dari perbuatan tersebut, mereka cap sebagai pengecualian semata. Sementara itu, kumpulan dari setiap kegagalan tersebut pun menggumpal memenuhi kehidupan masa remaja mereka, dan mereka mencap segala yang bukan "hasil" dari masa remaja tersebut, tak lain sebagai "kegagalan" itu sendiri.
 
Dengan mengatasnamakan "masa remaja", mereka mampu memutarbalikkan segala bentuk norma atau hal yang sudah berlaku di masyarakat. Bagi mereka, berbagai kebohongan, rahasia, kejahatan, bahkan kegagalan sekalipun, mereka anggap sebagai "bumbu penyedap" dari "masa remaja" itu. Segala kecacatan maupun keburukan dari perbuatan tersebut, mereka cap sebagai pengecualian semata. Sementara itu, kumpulan dari setiap kegagalan tersebut pun menggumpal memenuhi kehidupan masa remaja mereka, dan mereka mencap segala yang bukan "hasil" dari masa remaja tersebut, tak lain sebagai "kegagalan" itu sendiri.
   
Anggapan mengenai "kegagalan" yang menjadi penanda dari masa remaja itu, bukankah merupakan esensi masa remaja bagi "mereka yang tak bisa berteman"? Kesemuanya itu penuh dengan standar ganda.
+
"Kegagalan" yang menjadi penanda dari masa remaja itu, bukankah bisa dianggap juga sebagai "esensi masa remaja" bagi "mereka yang tak bisa berteman"? Kesemuanya itu penuh dengan standar ganda.
   
 
Oleh karenanya, semua ini adalah penipuan. Kebohongan, dusta, hal yang disembunyikan, serta kecurangan yang pantas untuk dikutuk.
 
Oleh karenanya, semua ini adalah penipuan. Kebohongan, dusta, hal yang disembunyikan, serta kecurangan yang pantas untuk dikutuk.

Revision as of 00:48, 21 June 2013

Prologue

"Menilik Kembali Masa-Masa di SMA"

oleh Hachiman Hikigaya, Kelas 2-F

YahariLoveCom v1-011.png

Masa remaja tak lain hanyalah sebuah kebohongan — sesuatu yang jahat.

Mereka yang terpersona olehnya senantiasa tertipu akan diri mereka sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Mereka membenamkan diri mereka sendiri dalam keramaian, lalu berkubang dalam "pengakuan" orang lain. Bahkan, parahnya sebuah kegagalan atau hal semacamnya, justru dianggap sebagai salah satu penanda dari "masa remaja" itu — yang kesemuanya membekas ke dalam lembar kenangan masing-masing dari mereka.

Salah satu dari sekian contoh.

Kegiatan yang terkait dengan masa remaja, sebut saja, mengutil ataupun kerusuhan yang bersifat massal, hanya dicap sebagai "kenakalan remaja".

Setelah gagal saat ujian di sekolah pun, mereka biasanya hanya akan menyangkalnya dengan ucapan, "sekolah tak lebih dari sekadar tempat untuk belajar".

Dengan mengatasnamakan "masa remaja", mereka mampu memutarbalikkan segala bentuk norma atau hal yang sudah berlaku di masyarakat. Bagi mereka, berbagai kebohongan, rahasia, kejahatan, bahkan kegagalan sekalipun, mereka anggap sebagai "bumbu penyedap" dari "masa remaja" itu. Segala kecacatan maupun keburukan dari perbuatan tersebut, mereka cap sebagai pengecualian semata. Sementara itu, kumpulan dari setiap kegagalan tersebut pun menggumpal memenuhi kehidupan masa remaja mereka, dan mereka mencap segala yang bukan "hasil" dari masa remaja tersebut, tak lain sebagai "kegagalan" itu sendiri.

"Kegagalan" yang menjadi penanda dari masa remaja itu, bukankah bisa dianggap juga sebagai "esensi masa remaja" bagi "mereka yang tak bisa berteman"? Kesemuanya itu penuh dengan standar ganda.

Oleh karenanya, semua ini adalah penipuan. Kebohongan, dusta, hal yang disembunyikan, serta kecurangan yang pantas untuk dikutuk.

MEREKA sesuatu yang jahat.

Oleh karenanya, tersembunyi keadilan sejati, yang sifatnya paradoks, bagi mereka yang menghindari "masa remaja".

Kesimpulan yang bisa kutarik:


RIAJUU, HARUSNYA KAU MELEDAK SAJA.