Difference between revisions of "Kagerou Days:Volume 3 Children 2 Indo"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
Line 120: Line 120:
 
===(Cerita Masa Lalu Kido)===
 
===(Cerita Masa Lalu Kido)===
   
  +
“Yah, setiap orang memiliki situasinya masing-masing. Hei, aku berpikir untuk menanyakan situasi anak itu makanya dia aku bawa kemari, tapi.....”
   
  +
Kido melihat ke sampingnya, Konoha telah tertidur dengan sangat-sangat lelap. Untuk apa semua pertarungannya melawan kengantukan, pada akhirannya dia tetap kalah. “Haa...” bersamaan dengan hembusan napas Kido. Konoha akhirnya terjatuh dari sofa ke lantai.
  +
  +
“Kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk itu sekarang. Yah sebenarnya kita sama sekali tidak bisa melakukan apa-apa sekarang.”
  +
  +
Kido dengan berat bersandar di sofa, meletakkan tangannya disitu, dan menyilangkan kakinya.
  +
  +
“Esok...huh. Anak itu, bagaimana keadaannya.”
  +
  +
“Hmm? Ah. Maksudmu Hibiya kan, hal yang muncul dimatanya itu, kurasa adalah tanda dari adanya ‘kemampuan’ seperti kami”
  +
  +
Kido berkata sambil menatap langit-langit.
  +
  +
Rupanya Hibiya tidak bangun kembali, tetapi sepertinya dia tidak dalam kondisi tidak stabil. Seto yang telah mengerti apa yang telah terjadi dengan suka rela merawatnya untuk jaga-jaga. Itulah situasi sekarang.
  +
  +
“Begitu kah....yah, karena Seto lah yang merawatnya, kurasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”
  +
  +
Aku tanpa sadar menatap ke salah satu dari bohlam lampu di langit-langit bersamaan aku berkata itu, tapi Kido hanya tertawa dengan pelan.
  +
  +
“Tidak tidak, Seto memang bisa diandalkan, tetapi dia juga punya kelemahan. Mungkin saja dia sedang tidur sekarang.”
  +
  +
Saat pertama kali aku bertemu Seto, dia memberikan aura ‘dapat diandalkan’, tapi ada juga sesuatu yang orang seperti Kido, yang telah mengenalnya lebih lama, ketahui selain itu.
  +
  +
Bukan salahku, aku baru saja bertemu dengannya pagi ini, jadi tidak mungkin aku bisa mengerti dirinya dengan dalam.
  +
  +
“Hei, kalian semua itu....”
  +
  +
“Hmm? Apa?”
  +
  +
Kido memperlihatkan wajah bingung dan melihat ke arahku yang menghentikan perkataannya di tengah-tengah. Tidak apakah aku menanyakan hal seperti ini? Apakah aku bisa kembali lagi setelah aku menanyakan ini? Bersamaan aku memikirkan itu aku mulai merasa mengantuk, dan perlahan mulutku terbuka.
  +
  +
“Mata yang kalian punyai itu....sebenarnya aku tidak tau bolehkah aku menanyakan ini, tapi....itu sesuatu yang tidak biasa bukan? Sama juga dengan kondisi Momo. Dia bilang dia tidak ingat sejak kapan dia menjadi seperti itu, tapi kurasa ini bukan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan kalian.”
  +
  +
Menemui pertanyaanku yang blak-blakan, Kido yang terlihat kebingunan saat masih mendengarkannya, tapi setelah aku menyelesaikan perkataanku, dia tersenyum dengan hangat.”
  +
  +
“.....Harusnya aku lebih dulu memberitaukannya kepadamu sebelum pemuda ini. Maaf.”
  +
  +
Kido membengkokkan badanya ke depan dan menyatukan jarinya sambil meletakkan kedua belah tangannya di kakinya.
  +
  +
“Eh, tidak. Tidak apa-apa. Aku hanya merasa aku butuh mengetahuinya...”
  +
  +
Aku tiba-tiba memerah dan mengalihkan pandanganku.
  +
  +
“Tidak, aku harusnya menjelaskannya kepadamu....hanya saja, seperti yang kau katakan, ini bukan pembicaraan yang biasa, bukan sesuatu yang dengan mudah bisa kau bicarakan. Karena kemampuan ini kami pernah dianiyaya. Karena itulah, untuk melindungi diri kami sendiri, kami tidak bisa langsung mengatakannya.”
  +
  +
Bersamaan aku mendengar perkataan Kido aku mengangkat kepalaku.
  +
  +
Dia tidak terlihat sedih, matanyapun tidak mempunyai kegelapan di dalamnya, yang ada hanya kesadaran yang kuat di dalamnya.
  +
  +
“I-iya itu juga. Itu juga sesuatu yang tidak kuketahui. Itu juga....yah.”
  +
  +
Benar juga. Setelah mengetahui apa yang terjadi dengan mereka, apa yang bisa kulakukan? Itulah mengapa aku menghentikan perkataanku di tengah-tengah.
  +
  +
.
  +
  +
Kenapa aku tertarik mendengarkan ini?
  +
  +
Apa yang bisa kulakukan?
  +
  +
.
  +
  +
‘Insiden’ dimana Hibiya terlibat, menurutnya kematian telah terjadi.
  +
  +
Mungkin saja polisi tidak bisa menyelesaikannya.
  +
  +
Kemampuan Hibiya akan terbangun seperti Kido dan yang lainnya. Saat Kido dan yang lainnya melindunginya dan membantunya menguasai kemampuan itu.
  +
  +
.
  +
  +
Apakah yang bisa kulakukan?
  +
  +
Tidak apakah menanyakan ini?
  +
  +
.
  +
  +
Jika aku tidak menanyakan apa-apa sekarang, esok pagi aku hanya akan kembali ke rumah seperti tidak terjadi apa-apa, dan kembali ke kehidupanku yang biasanya. Aku mempunyai pilihan untuk melakukan itu.
  +
  +
.
  +
  +
Benar, ini tidak ada hubungannya denganku. Aku hanya....
  +
  +
‘mencoba untuk lari lagi?’
  +
  +
.
  +
  +
Pada saat itu punggungku merinding. Hatiku perih seperti dipegang sesuatu dan dahiku perlahan mengeluarkan keringat dingin.
  +
  +
.
  +
  +
.
  +
  +
“Shintaro? Oi, kau tidak apa-apa? Kau sepertinya pucat.....”
  +
  +
“Ah, ah. Tidak tidak tidak apa-apa. Aku tidak apa-apa. Maaf yah.”
  +
  +
“....begitu yah. Mungkin kau juga terlalu lelah. Mari lanjutkan ini esok saja, oke?”
  +
  +
Esok, apakah aku masih akan disini esok. Ene bahkan berkata “Ayo pulang” tadi. Mungkin...tidak, mungkin saja dia khawatir denganku.
  +
  +
Tetapi, tapi........
  +
  +
“....tidak, sedikit saja tidak apa-apa kok, tolong beritau aku.”
  +
  +
Jika aku kembali ke kamar itu, tidak akan ada lagi yang bisa kulakukan.
  +
  +
Mungkin, mungkin ini karena aku tidak ingin meninggalkan mereka.
  +
  +
Mungkin aku takut untuk sendirian lagi.
  +
  +
“Aku mengerti. Akan kuceritakan, bagaimana aku bisa mendapatkan kemampuan ini.”
  +
  +
Kido, seperti telah mengerti sesuatu, tersenyum kembali dan mengedipkan matanya, untuk membuat matanya merah.
  +
  +
“Kemampuan mata penyembunyi....Kano menyebutnya itu, intinya adalah mengurangi keberadaan diriku dan sekitarku.”
  +
  +
Sambil berbicara, Kido mengambil majalah dari samping meja. Kido memberikannya kepadaku, lalu majalahhnya mulai menghilang dari ujungnya, dan pada akhirnya menghilang tanpa ada bekas.
  +
  +
Saat aku melihatnya, aku kembali mengerti bahwa kemampuan mereka benar-benar menajubkan. Pantas saja Kido tidak bisa mengatakannya dengan blak-blakan.
  +
  +
Kemampuan ini, jika publik mengetahuinya para media pasti akan sibuk untuk berhari-hari. Pada akhirnya dia akan dibawa ke pusat penelitian atau apalah dan mungkin akan terjadi sesatu yang sangat tidak diinginkan.
  +
  +
“Sebelum aku mendapatkan ‘ini’, aku juga mempunyai orang tua. Tapi aku tidak mempunyai hubungan darah sama sekali dengan ibuku. Ayahku kejam. Karena dia adalah playboy perusahaannya bankrut. Sebelum dia meninggal dia bahkan membakar seluruh rumah.
  +
  +
“A-apa.....”
  +
  +
Ekstrim sekali mendengarkan masa lalu Kido hanya dalam beberapa detik. Tetapi Kido tidak terlihat merasa sakit karena kenangan ini, dia hanya seperti ‘yah itu pernah terjadi’ dan berbicara dengan tenang seperti kami sedang membicarakan kenangannya saat di SD.
  +
  +
“Hahah. Cerita yang menyedihkan bukan? Tetapi, pembicaraan sebenarnya dimulai sekarang.”
  +
  +
"Oh, oh………"
  +
  +
“Saat ayahku membakar rumahnya, aku sekeluarga semuanya berada di dalam rumah. Pada akhirnya aku dan kakakku tidak bisa kabur dari rumah”
  +
  +
“I-itu akan menyebabkan kematian....”
  +
[[File:CDReason_Kido.png|thumb|"Sebenarnya aku agak takut saat mendengarkannya, Kido sepertinya menyadari itu, dia membuat seringai jahat dan melanjutkan.]]
  +
Sebenarnya aku agak takut saat mendengarkannya, Kido sepertinya menyadari itu, dia membuat seringai jahat dan melanjutkan.
  +
  +
“Ahhm tentu saja aku mati. Sedikit demi sedikit aku mulai tidak bisa bernapas, bahkan badanku juga terbakar.”
  +
  +
"EEK…………….."
  +
  +
“Dan lalu, pada saat itu aku melihatnya. Dindingnya berubah dan terpisah, MENJADI SEPERTI MULUT BESAR YANG TERBUKA LEBAR DENGAN TARING YANG TAJAM.”
  +
  +
"UWAAAHH!!!"
  +
  +
Kido berkata dengan semangat seperti sedang menceritakan cerita horor yang seram.
  +
  +
Dan mungkin itu adalah timing yang bagus karena dia berhasil menakuti diriku.
  +
  +
Ditakut-takuti oleh orang ini yang pingsan saat di rumah hantu hari ini tadi, membuatku merasa sangat menyesal.
  +
  +
Tetapi, setelah aku kembali merasa penasaran Kido tidak melanjutkan ceritanya, dia hanya melipat tangannya dan terlihat senang, seperti dia bertanya bagaimana ceritanya.
  +
  +
“Ja-jadi?”
  +
  +
Akhirnya aku bertanya, Kido tidak merubah posenya dan dengan ceria menjawab.
  +
  +
"Hmm? Selesai"
  +
  +
━Σ(゚Д゚|||)━
   
 
==Rekaman Anak Anak 02 Part 3==
 
==Rekaman Anak Anak 02 Part 3==

Revision as of 07:28, 3 November 2013

Rekaman Anak-Anak 02 Part 1

(Mengejutkan...Kisaragi...be-berat)

Di dalam ruangan yang menggemakan suara tik-tok dari jam.

Waktu kini hampir jam 9 malam.

Lampu yang tergantung diberbagai tempat di langit-langit kosong, membuatnya menjadi tidak terlalu terang, tempat yang sempurna untuk hidup.

Di dapur berdiri Kido yang dengan cekatan mencuci piring bekas makan 6 orang. Tumpukkan piring-piring dengan rapi tersusun di lemari.

Dari arah kebalikan dari sofa dimana meja diletakkan diantaranya, Konoha yang baru saja menyelesaikan makanannya bertarung dengan kelopak matanya agar tidak menutup, dia mengantuk hampir ingin tidur, tapi dia berkata ‘JanganJangan’ dan tetap bertarung untuk tetap membuka matanya

"nnnnyyaa…… gak bisa makan lagi……… ah, gaa bisah maam lajiee………"

Sedangkan disamping kiriku, adik kecilku yang menyedihkan mengeluarkan liur sambil tertidur lelap dengan wajah bahagia dimukanya.

.....tunggu dulu. Apa yang kami lakukan? Memangnya mereka itu anak-anak apa? Atau mungkin Kido lah yang benar-benar terlihat seperti ‘ibu’ sekarang?

Yang benar saja, sejak kapan ini menjadi seperti pesta tidur di sebuah rumah teman.

Pagi ini aku bahkan mengerut dan berpikir ‘Siapa mereka? Sangat mencurigakan’ kepada Mekakushi Dan, tetapi baru sehari kami bersama aku sudah bersahabat baik dengan mereka.

Bahkan diriku yang tidak berbicara kepada siapapun untuk agak lama bisa bersahabat dengan mudah dengan mereka, mereka benar-benar ramah untuk teman sehari.

“Dia bahkan makan di dalam mimpinya, wow, benar-benar (1)imouto-san....omong-omong imouto-san langsung tidur setelah dia makan, ini artinya apa Master.”

“Jangan hiraukan dia. Kupikir Momo sudah menjadi seperti sapi?” Mungkin karena dia kelelahan, setelah dia menyelesaikan makanannya dia langsung tidur.

“Dia bahkan marah saat dia dipanggil gendut, ada apa sih dengan anak ini....” Kupikir dia sendiri sudah lupa dengan kegendutan dirinya yang seperti ibu hamil, biarpun dia berkata “Aku bahkan belum menikah, onii-chan terlalu melebih-lebihkan....” bukti berkata lain.

“Ah, itu tidak terlalu buruk juga kok. Mungkin saja dia terlalu lelah. Hei Kisaragi, bangun. Kalau kau mau tidur pergilah ke kamarku.”

Setelah mencuci piring Kido melepaskan apronnya yang bertuliskan “(2)技” di depannya yang membuat ada rasa khas tukang kayu dan berjalan ke arah Momo.

Dia dengan lembut mengetok wajah Momo, tapi Momo hanya berkata “Ehh~ sepertinya aku masih bisa makaaan…….”, dan melanjutkan makan besarnya dalam mimpi.

“Ah~ maaf. Setelah cewe ini tidur dia tidak akan pernah bangun sampai pagi tiba. Tidak usah menghiraukannya, dia tidak apa-apa kok.”

“Tapi, ini tidak baik. Yah, tak ada pilihan lain selain menggendongnya....Hmm!?”

Saat Kido ingin menggendong Momo, ekspresinya sedikit berubah seperti tidak menduga sesuatu.

“Mengejutkan....Kisaragi...be-berat....!”

Kido mencoba menggendong Momo, tapi dibandingkan dengan kemudahannya mengangkat Hibiya, napasnya menjadi cepat.

Ngomong-ngomong, aku pernah membaca profil Momo yang diupload di kamus idola, disitu tertuliskan ‘berat’nya yang membuatku tidak bisa menahan tawaku pada saat itu.

Melihat bagaimana Kido dengan susah payah menggendong Momo dan berjalan maju, sekarang Konoha lah yang mendengkur di sofa.

Pemuda ini benar-benar tidak bisa dipercaya. Dari wajah oon nya, sangat sulit untuk mengerti apa yang dia pikirkan.

Dia sekarang ada dirumah orang yang baru saja dia kenal, tapi dia tidak merasa was-was sama sekali dan hanya tidur lelap seperti itu.

………………….. seperti anak kecil yang tiba-tiba tumbuh besar.

Dari tingkahnya Hibiya, sepertinya mereka terlibat suatu ‘insiden’ yang rumit.

Tidak, tidak hanya mereka berdua saja, Ene juga, Mekakushi Dan juga, sepertinya ada sesuatu yang terjadi dengan mereka yang tidak bisa dijelaskan juga.

Aku agak melupakannya, tapi saat aku melihat wajah Ene tadi aku kembali mengingatnya, kalau mungkin saja ada sesuatu yang terjadi di masa lalunya juga. Sampai-sampai menyembunyikan identitas aslinya seperti itu, dia benar-benar hebat.

‘Sebelum dia datang kepadaku apakah yang terjadi padanya.’bukannya aku tidak pernah berpikir seperti itu, tapi biarpun aku menanyakan itu kepadanya, dia paling akan menghindarinya.

Tiba-tiba, saat aku perlahan melihat ke layar HPku, Ene yang tidak mungkin bisa mengetahui pikiranku, dengan semangat menyiapkan selimut.

“......Apa yang kau lakukan.”

“Eh? Aku cuma bersiap untuk tidur. Kenapa?”

"Ah, aahh begitu yah."

Suara pintu yang menutup, Kido lalu berkata sambil memutar-mutar pundaknya.

“Ngomong-ngomong, akan lebih baik jika Kisaragi bisa mengurangi nafsu makannya.”

“Haha, maaf yah, sudah banyak menggangu kalian hari ini.”

“Tidak, ini semua apa yang ingin kami lakukan. Jangan pikirkan. Tapi hari ini....benar-benar banyak yang terjadi.”

Gerutu Kido sambil terlihat terkejut, dan duduk di sofa kebalikan dariku.

Untuk saat ini yang masih bangun hanya aku, Kido, dan Ene. Konoha hanya tertidur, dengan lemas terbaring di sofa di samping Kido, kedua tangannya dilebarkan.

“Arara, sepertinya '(3)Nisemono-san' sudah tidur~ santai sekali.”

Ene mengintip dari selimutnya, dengan hanya wajahnya yang terbuka, dan menggerutu sambil menatap wajah Konoha.

“Apa itu ‘Nisemono-san'?"

"Erm. Itu nama panggilan untuk pemuda itu. Terlalu mudah untuk salah memanggilnya jadi aku memutuskan memanggilnya itu."

“Ah, soal dia yang sangat mirip dengan temanmu kan. Ngomong-ngomong, temanmu itu sebenarnya.....”

Saat aku hampir ingin melontarkan pertanyaanku, Ene langsung melototiku dengan tajam.

“A-ada apa sih...Ah~ Aku ngerti aku ngerti. Asalkan aku tidak menanyakannya kan....?”

Saat aku mengatakan itu Ene tersenyum puas.

“Untunglah Master mengerti itu. Hei, akulah yang kebingungan disini, tapi saat aku sudah mengerti semuanya aku akan menjelaskannya pada Master nanti. Kapan kapan.”

Dan sekarang dia terlihat agak sedih.

Seperti biasa dia menghindarinya, tapi mendengar ‘akan menjelaskan nanti’ dari dirinya, kurasa baru pertama kali.

Tunggu dulu, kalau ini Ene...mungkin dia mengatakannya cuma untuk main-main. ( ͡° ͜ʖ ͡°)

Translator Note

  • (1)Imouto-san = Adik perempuan/kecil
  • (2)技(Ji) = Keterampilan
  • (3)Nisemono-san = Si Palsu

Rekaman Anak Anak 02 Part 2

(Cerita Masa Lalu Kido)

“Yah, setiap orang memiliki situasinya masing-masing. Hei, aku berpikir untuk menanyakan situasi anak itu makanya dia aku bawa kemari, tapi.....”

Kido melihat ke sampingnya, Konoha telah tertidur dengan sangat-sangat lelap. Untuk apa semua pertarungannya melawan kengantukan, pada akhirannya dia tetap kalah. “Haa...” bersamaan dengan hembusan napas Kido. Konoha akhirnya terjatuh dari sofa ke lantai.

“Kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk itu sekarang. Yah sebenarnya kita sama sekali tidak bisa melakukan apa-apa sekarang.”

Kido dengan berat bersandar di sofa, meletakkan tangannya disitu, dan menyilangkan kakinya.

“Esok...huh. Anak itu, bagaimana keadaannya.”

“Hmm? Ah. Maksudmu Hibiya kan, hal yang muncul dimatanya itu, kurasa adalah tanda dari adanya ‘kemampuan’ seperti kami”

Kido berkata sambil menatap langit-langit.

Rupanya Hibiya tidak bangun kembali, tetapi sepertinya dia tidak dalam kondisi tidak stabil. Seto yang telah mengerti apa yang telah terjadi dengan suka rela merawatnya untuk jaga-jaga. Itulah situasi sekarang.

“Begitu kah....yah, karena Seto lah yang merawatnya, kurasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan.”

Aku tanpa sadar menatap ke salah satu dari bohlam lampu di langit-langit bersamaan aku berkata itu, tapi Kido hanya tertawa dengan pelan.

“Tidak tidak, Seto memang bisa diandalkan, tetapi dia juga punya kelemahan. Mungkin saja dia sedang tidur sekarang.”

Saat pertama kali aku bertemu Seto, dia memberikan aura ‘dapat diandalkan’, tapi ada juga sesuatu yang orang seperti Kido, yang telah mengenalnya lebih lama, ketahui selain itu.

Bukan salahku, aku baru saja bertemu dengannya pagi ini, jadi tidak mungkin aku bisa mengerti dirinya dengan dalam.

“Hei, kalian semua itu....”

“Hmm? Apa?”

Kido memperlihatkan wajah bingung dan melihat ke arahku yang menghentikan perkataannya di tengah-tengah. Tidak apakah aku menanyakan hal seperti ini? Apakah aku bisa kembali lagi setelah aku menanyakan ini? Bersamaan aku memikirkan itu aku mulai merasa mengantuk, dan perlahan mulutku terbuka.

“Mata yang kalian punyai itu....sebenarnya aku tidak tau bolehkah aku menanyakan ini, tapi....itu sesuatu yang tidak biasa bukan? Sama juga dengan kondisi Momo. Dia bilang dia tidak ingat sejak kapan dia menjadi seperti itu, tapi kurasa ini bukan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan kalian.”

Menemui pertanyaanku yang blak-blakan, Kido yang terlihat kebingunan saat masih mendengarkannya, tapi setelah aku menyelesaikan perkataanku, dia tersenyum dengan hangat.”

“.....Harusnya aku lebih dulu memberitaukannya kepadamu sebelum pemuda ini. Maaf.”

Kido membengkokkan badanya ke depan dan menyatukan jarinya sambil meletakkan kedua belah tangannya di kakinya.

“Eh, tidak. Tidak apa-apa. Aku hanya merasa aku butuh mengetahuinya...”

Aku tiba-tiba memerah dan mengalihkan pandanganku.

“Tidak, aku harusnya menjelaskannya kepadamu....hanya saja, seperti yang kau katakan, ini bukan pembicaraan yang biasa, bukan sesuatu yang dengan mudah bisa kau bicarakan. Karena kemampuan ini kami pernah dianiyaya. Karena itulah, untuk melindungi diri kami sendiri, kami tidak bisa langsung mengatakannya.”

Bersamaan aku mendengar perkataan Kido aku mengangkat kepalaku.

Dia tidak terlihat sedih, matanyapun tidak mempunyai kegelapan di dalamnya, yang ada hanya kesadaran yang kuat di dalamnya.

“I-iya itu juga. Itu juga sesuatu yang tidak kuketahui. Itu juga....yah.”

Benar juga. Setelah mengetahui apa yang terjadi dengan mereka, apa yang bisa kulakukan? Itulah mengapa aku menghentikan perkataanku di tengah-tengah.

.

Kenapa aku tertarik mendengarkan ini?

Apa yang bisa kulakukan?

.

‘Insiden’ dimana Hibiya terlibat, menurutnya kematian telah terjadi.

Mungkin saja polisi tidak bisa menyelesaikannya.

Kemampuan Hibiya akan terbangun seperti Kido dan yang lainnya. Saat Kido dan yang lainnya melindunginya dan membantunya menguasai kemampuan itu.

.

Apakah yang bisa kulakukan?

Tidak apakah menanyakan ini?

.

Jika aku tidak menanyakan apa-apa sekarang, esok pagi aku hanya akan kembali ke rumah seperti tidak terjadi apa-apa, dan kembali ke kehidupanku yang biasanya. Aku mempunyai pilihan untuk melakukan itu.

.

Benar, ini tidak ada hubungannya denganku. Aku hanya....

‘mencoba untuk lari lagi?’

.

Pada saat itu punggungku merinding. Hatiku perih seperti dipegang sesuatu dan dahiku perlahan mengeluarkan keringat dingin.

.

.

“Shintaro? Oi, kau tidak apa-apa? Kau sepertinya pucat.....”

“Ah, ah. Tidak tidak tidak apa-apa. Aku tidak apa-apa. Maaf yah.”

“....begitu yah. Mungkin kau juga terlalu lelah. Mari lanjutkan ini esok saja, oke?”

Esok, apakah aku masih akan disini esok. Ene bahkan berkata “Ayo pulang” tadi. Mungkin...tidak, mungkin saja dia khawatir denganku.

Tetapi, tapi........

“....tidak, sedikit saja tidak apa-apa kok, tolong beritau aku.”

Jika aku kembali ke kamar itu, tidak akan ada lagi yang bisa kulakukan.

Mungkin, mungkin ini karena aku tidak ingin meninggalkan mereka.

Mungkin aku takut untuk sendirian lagi.

“Aku mengerti. Akan kuceritakan, bagaimana aku bisa mendapatkan kemampuan ini.”

Kido, seperti telah mengerti sesuatu, tersenyum kembali dan mengedipkan matanya, untuk membuat matanya merah.

“Kemampuan mata penyembunyi....Kano menyebutnya itu, intinya adalah mengurangi keberadaan diriku dan sekitarku.”

Sambil berbicara, Kido mengambil majalah dari samping meja. Kido memberikannya kepadaku, lalu majalahhnya mulai menghilang dari ujungnya, dan pada akhirnya menghilang tanpa ada bekas.

Saat aku melihatnya, aku kembali mengerti bahwa kemampuan mereka benar-benar menajubkan. Pantas saja Kido tidak bisa mengatakannya dengan blak-blakan.

Kemampuan ini, jika publik mengetahuinya para media pasti akan sibuk untuk berhari-hari. Pada akhirnya dia akan dibawa ke pusat penelitian atau apalah dan mungkin akan terjadi sesatu yang sangat tidak diinginkan.

“Sebelum aku mendapatkan ‘ini’, aku juga mempunyai orang tua. Tapi aku tidak mempunyai hubungan darah sama sekali dengan ibuku. Ayahku kejam. Karena dia adalah playboy perusahaannya bankrut. Sebelum dia meninggal dia bahkan membakar seluruh rumah.

“A-apa.....”

Ekstrim sekali mendengarkan masa lalu Kido hanya dalam beberapa detik. Tetapi Kido tidak terlihat merasa sakit karena kenangan ini, dia hanya seperti ‘yah itu pernah terjadi’ dan berbicara dengan tenang seperti kami sedang membicarakan kenangannya saat di SD.

“Hahah. Cerita yang menyedihkan bukan? Tetapi, pembicaraan sebenarnya dimulai sekarang.”

"Oh, oh………"

“Saat ayahku membakar rumahnya, aku sekeluarga semuanya berada di dalam rumah. Pada akhirnya aku dan kakakku tidak bisa kabur dari rumah”

“I-itu akan menyebabkan kematian....”

"Sebenarnya aku agak takut saat mendengarkannya, Kido sepertinya menyadari itu, dia membuat seringai jahat dan melanjutkan.

Sebenarnya aku agak takut saat mendengarkannya, Kido sepertinya menyadari itu, dia membuat seringai jahat dan melanjutkan.

“Ahhm tentu saja aku mati. Sedikit demi sedikit aku mulai tidak bisa bernapas, bahkan badanku juga terbakar.”

"EEK…………….."

“Dan lalu, pada saat itu aku melihatnya. Dindingnya berubah dan terpisah, MENJADI SEPERTI MULUT BESAR YANG TERBUKA LEBAR DENGAN TARING YANG TAJAM.”

"UWAAAHH!!!"

Kido berkata dengan semangat seperti sedang menceritakan cerita horor yang seram.

Dan mungkin itu adalah timing yang bagus karena dia berhasil menakuti diriku.

Ditakut-takuti oleh orang ini yang pingsan saat di rumah hantu hari ini tadi, membuatku merasa sangat menyesal.

Tetapi, setelah aku kembali merasa penasaran Kido tidak melanjutkan ceritanya, dia hanya melipat tangannya dan terlihat senang, seperti dia bertanya bagaimana ceritanya.

“Ja-jadi?”

Akhirnya aku bertanya, Kido tidak merubah posenya dan dengan ceria menjawab.

"Hmm? Selesai"

━Σ(゚Д゚|||)━

Rekaman Anak Anak 02 Part 3

(Mulut Besar itu adalah kuncinya

Rekaman Anak Anak 02 Part 4

(Tidak Apakah Berteman dengan mereka?)

Rekaman Anak Anak 02 Part 5

(Shintaro dihantui Ayano)