Difference between revisions of "Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid5 Bab1"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
Line 52: Line 52:
   
 
"Ah? Aku demam?"
 
"Ah? Aku demam?"
  +
  +
"Mmhm, kelihatannya sekarang sudah membaik, tapi barusan panasmu tinggi banget."
  +
  +
Claire membungkuk dan meletakkan tangannya di dahi Kamito.
  +
  +
Sentuhan kulit Claire yang dingin terasa sangat nyaman. Oh ..... memang masih sedikit demam.
  +
  +
"Lagi pula, Claire -"
  +
  +
"Ya, apa?"
  +
  +
"Eh, kenapa aku pingsan?"
  +
  +
"....... Kau tidak ingat?"
  +
  +
Mata Claire terbelalak karena terkejut.
  +
  +
"Jangan bilang kau amnesia ..."
  +
  +
"Bukan, bukan begitu. Hanya saja kepalaku masih pusing dan belum bisa mengingat apa yang terjadi tepat sebelum aku pingsan."
  +
  +
Kamito menggeleng.
  +
  +
"Kejadian di pesta?"
  +
  +
"Ya, aku ingat. Kau menolak ajakan dari putra mahkota dari beberapa negara cuma dengan lambaian tangan..."
  +
  +
"Uh, yeah."
  +
  +
"Waktu itu juga, Ren Ashbell mengajakku berdansa-"
  +
  +
Kamito merasa ingatannya berangsur-angsur kembali satu persatu, tangannya memijat pelipisnya yang sakit.
  +
  +
Sesuatu yang besar pasti telah terjadi.
  +
  +
''Tidak salah lagi. Pasti ada sesuatu yang sangat penting-''

Revision as of 12:43, 4 May 2014

Rusaknya Pedang Suci

Bagian 1

"-!?"

Kamito terbangun dan menemukan dirinya di atas ranjang yang empuk.

... Dia duduk dan memeriksa tubuhnya.

Dia tidak mengenakan seragam sekolahnya, melainkan satu set piyama. Tampaknya seseorang sudah membantunya mengganti baju ketika dia pingsan.

Mimpiyang dia lihat membuat badannya berkeringat dingin.

"Aku -"

Apa yang -

Kamito mengusap kepalanya datar yang sakit, dan mencoba untuk mengingat peristiwa yang terjadi sebelum dia pingsan.

Pada saat itu juga -

"Kamito, kau sudah bangun?"

Dari sudut ruangan terdengar suara.

Kamito berbalik, dan melihat seorang gadis cantik berseragam duduk di kursi dekat dinding.

Dia punya dua Ponytails merah di samping kepalanya.

Mata merah rubinya yang bening menatap cemas ke arah Kamito.

"... Claire, kau tidak terus-terusan di sini, kan?"

"Eh? Tidak, cuma sesekali..."

Claire menggeleng dengan panik.

Tapi, lingkaran hitam di sudut-sudut matanya menandakan kalau dia kurang tidur.

"Maaf karena membuatmu khawatir."

"U-Uh, tidak, aku tidak khawatir."

Kamito membalas kekhawatiran Claire dengan senyum masam, dan melihat sekeliling ruangan.

Kamar kastil ini sudah diatur untuk peserta Dance Blade. Dilihat dari jendela yang luas dan perabotan yang berkualitas, semua orang bisa mengatakan kalau tempat ini bukan kamar Kamito yang biasanya, yang hampir sama dengan ruang penyimpanan, melainkan ruangan yang berada di tempat asing.

Dengan cepat matahari muncul dan bersinar lemah melalui celah di tirai.

"Baguslah, tidur lagi sana. Demammu belum sepenuhnya sembuh."

"Ah? Aku demam?"

"Mmhm, kelihatannya sekarang sudah membaik, tapi barusan panasmu tinggi banget."

Claire membungkuk dan meletakkan tangannya di dahi Kamito.

Sentuhan kulit Claire yang dingin terasa sangat nyaman. Oh ..... memang masih sedikit demam.

"Lagi pula, Claire -"

"Ya, apa?"

"Eh, kenapa aku pingsan?"

"....... Kau tidak ingat?"

Mata Claire terbelalak karena terkejut.

"Jangan bilang kau amnesia ..."

"Bukan, bukan begitu. Hanya saja kepalaku masih pusing dan belum bisa mengingat apa yang terjadi tepat sebelum aku pingsan."

Kamito menggeleng.

"Kejadian di pesta?"

"Ya, aku ingat. Kau menolak ajakan dari putra mahkota dari beberapa negara cuma dengan lambaian tangan..."

"Uh, yeah."

"Waktu itu juga, Ren Ashbell mengajakku berdansa-"

Kamito merasa ingatannya berangsur-angsur kembali satu persatu, tangannya memijat pelipisnya yang sakit.

Sesuatu yang besar pasti telah terjadi.

Tidak salah lagi. Pasti ada sesuatu yang sangat penting-