Difference between revisions of "Hakomari (Indonesia):Jilid 3 Epilog"
Heru Uchiha (talk | contribs) |
Heru Uchiha (talk | contribs) |
||
Line 207: | Line 207: | ||
"Uh---" |
"Uh---" |
||
− | + | Apakah aku gagal---?<!--DT?--> |
|
− | + | Jika Daiya tidak mengganti peraturannya untukku, Aku tidak akan memperoleh tujuanku. Jadi ini jalan buntu?<!--DT?--> |
|
− | + | Akankah aku---tidak bisa menyelamatkan Maria?<!--DT?--> |
|
+ | "Tapi ini tampak menarik." |
||
− | "But this seems interesting." |
||
− | Daiya |
+ | Daiya bilang. |
"......eh?" |
"......eh?" |
||
− | "<u> |
+ | "<u>Aku akan menerima tantanganmu</u>. Itu yang aku katakan." |
+ | Tapi aku masih belum paham dan menjatuhkan rahangku. |
||
− | But I was still unable to comprehend and dropped my jaw. |
||
− | " |
+ | "Disana ada trik tersembunyi untuk mengakhiri [Kingdom Royale] tanpa membunuh siapapun." |
+ | Daiya melanjutkannya tanpa mempedulikanku. Aku berhasil menutuup mulutku lagi dan berkonsentrasi pada pembicaraanku dengan Daiya. |
||
− | Daiya continued without caring about me. I managed to close my mouth again and concentrated on the conversation with Daiya. |
||
+ | "Apa kamu ingat apa yang beruang hijau bilang bahwa akan membosankan jika semuanya berubah jadi mumi?" |
||
− | "Do you remember that that green bear said that it would be boring if everyone turned into a mummy?" |
||
+ | Aku mencoba untuk menelusuri kembali ingatanku. |
||
− | I tried to retrace my memory. |
||
− | « |
+ | «OkAy - AkU MengingInKan DarI - kaLIAn seMua UntUk - peRtaRungAn yANg bagUs! - jaNGaN akhIri- gAme deNgAN - melAkUkaN SesUAtu - yG meMBosAnkaN- sePertI berUBAh - Jadi MuMi Oke seMuANya?» |
− | Yeah, |
+ | Yeah, dia bilang begitu. |
− | " |
+ | "lagi, ini adalah 'kotak' yang melayani untuk mencegah kebosanan. Ronde yang berakhir secara damai tanpa ada apapun yang terjadi itu tidak diinginkan. Aku tidak mempertimbangkan sebuah akhir dimana tak ada orang yang tidak membunuh siapapun, and I also have no interest in such an end. Therefore, Jika sudah pasti tak ada yng membunuh, game akan di paksa untuk berakhir. Jadi, jika semuanya kehabisan makanan dan waktunya tiba, pemain akan di lepaskan seperti itu saja." |
− | " |
+ | "Dengan kata lain---" |
+ | "Kamu bisa selamat jika gak ada yang membunuh selama delapan hari tersebut." |
||
− | "You can survive if nobody kills anyone during those eight days." |
||
− | Aah, |
+ | Aah, Itu dia.<!--DT--> |
+ | Itu bisa menjadi landasan bahwa aku bisa menang melawan 'kotak' dan mempertahankan kehidupan sehari - harikuT.<!--DT--> |
||
− | That can become proof that I managed to win against the 'box' and maintain my everyday life.<!--DT--> |
||
− | " |
+ | "Dan---jika kamu bisa menyebabkan akhir seperti itu, Akan ku hancurkan 'Game of Idleness'. Itu adalah 'adil' yang kau bicarakan, benar?" |
− | "... |
+ | "...Sungguh?" |
+ | "Pernahkah aku bohong padamu?" |
||
− | "Have I ever lied to you?" |
||
− | ...... |
+ | ......sangat sering sebenernya.<!--No DT, I guess--> |
+ | Karna ini Daiya, Dia akan memegang janjinya. Gak mungkin orang seangkuh Daiya bakalan menghancurkan janjinya yang sudah jelas tentang Menang atau Kalah. |
||
− | Since it was Daiya, he would keep his promise. There was no way someone as prideful as him would break a promise that was that clearly about victory or defeat. |
||
+ | Kemenanganku jadi mungkin. |
||
− | My victory had become possible. |
||
− | + | tenntu saja, Itu lebih sulit untuk mencegah Daiya, Koudai Kamiuchi dan yang lainnya dari membunuh seseorang. Ketika batas waktunya hampir tiba dan takut akan kematian memburu mereka, seseorang mungkin membuat kesalahan. Ini adalah tugas berat untuk di mencapai akhir dimana tak ada apapun terjadi. |
|
+ | Tapi tetap saja, Aku harus mencobanya. |
||
− | But still, I had to attempt it. |
||
"...Daiya." |
"...Daiya." |
||
+ | Aku mengarahkan jari tengahku padanya. |
||
− | I pointed my index finger at him. |
||
− | + | Sejauih ini Daiya menyebut [Kingdom Royale] sebuah «Pertarungan menuju kematian yang tak bererti». |
|
+ | Tapi aku membantahnya. |
||
− | But I denied that. |
||
− | + | Disana masih ada arti. Yuuri-san, Iroha-san dan perjuangan yang lainnya telah mengajariku cara untuk menang melawan Daiya. |
|
+ | Aku pastinya tidak akan membuat penderitaan semuanya sia - sia. |
||
− | I definitely wouldn't render everyone's suffering futile. |
||
− | "<u> |
+ | "<u>Aku akan menang melawanmu, Daiya</u>!" |
+ | Daiya menyeringai dengan percaya diri dan Menyatakan, |
||
− | Daiya grinned confidently and declared, |
||
− | "<u> |
+ | "<u>Benar - benar mustahil</u>." |
+ | |||
+ | ==Catatan Penerjemah== |
||
+ | <references/> |
||
+ | |||
+ | {| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |
||
+ | |- |
||
+ | | Balik ke [[Hakomari (Indonesia):Jilid 3 Putaran Ketiga|Putaran Ketiga]] |
||
+ | | Kembali ke [[Utsuro no Hako to Zero no Maria Bahasa Indonesia|Halaman Utama]] |
||
+ | | Lanjut ke [[Hakomari (Indonesia):Jilid 3 Catatan Pengarang|Catatan Pengarang]] |
||
+ | |- |
||
+ | |} |
||
+ | </noinclude> |
Revision as of 10:53, 3 September 2014
Goncangan memabukan berhenti dan tangan transparan yang membawaku masuk menghilang.
Di depan mataku dalah mesih permainan dengan [Kingdom Royale] tertulis padanya.
Aku telah kembali ke ruangan hitam. Aku merasa jijik terhadap udara hitam yang menyentuh seluruh tubuhku --- dan ingat.
Ya. Tangan - tangan transparan itu keluar dari mesin permainan dan menangkapku, dan---
"Selamat datang kembali dari pertarungan menuju kematian yang tak berarti itu."
Daiya Oomine, 'Pemilik' dari 'Game of Idleness', berdiri di depan mataku.
"Bagaimana [Pengalaman yg seolah dialami sendiri] itu?"
Daiaya bilang seperti itu.
"itu adalah [Pengalaman yg seolah dialami sendiri]...?"
"Yeah, kamu sebenarnya gak mengalami apa yang terjadi di [Kingdom Royale] oleh dirimu sendiri. bagaimana aku harus menjelaskannya... Benar, anggap seperti mengalami sesuatu seperti memori atau masa lalu dari pemain lain."
Apa yang ia bicarakan? Memori pemain lain? Tapi kenapa aku melihat memori itu dari sudut pandangku?
Itu adalah ingatanku!
"Tampaknya kamu tak mengerti."
"...well, Maksudku, itu sudah jelas aku yang ada di---"
"Itu adalah NPC."
Daiya menyela.
"...Hah?"
"Kamu bahkan gak tahu istilah game seperti itu? Denger, orang itu, yang kamu pikir dirimu sendiri, sebenarnya adalah karakter musuh dikendalikan oleh komputer [Kingdom Royale]. Jika itu beneran kamu, kamu akan sulit berada disini sekarang, yakan? Kamu sudah mati dua kali."
...Aku tidak mengerti. Sebuah NPC punya kekhawatiran yang aku punya dan menderita seperti itu?
"...Itu bohong! Gak mungkin cara pikir dan tingkahku bisa ditiru seakurat itu."
"Bukankah itu jadi bukti kalau ini adalah 'Kotak' karna ini bisa melakukannya?"
"...well, mungkin begitu, tapi..."
Berpikir tentang itu, Maria gak punya 'Kotak' nya. Pakah itu bisa menjelaskan kalu dia itu NPC??
"...tapi untuk tujuan apa kamu melibatkan mereka?"
"Seperti yang sudah ku ceritakan sebelumnya, 'Game of Idleness' ini adalah 'kotak' yang memaksa orang untuk bermain [Kingdom Royale] agar mencegah kebosanan. tapi [Kingdom Royale] gak akan mulai sampai seseorang mulai membunuh. Dan bagaimana bisa ini mencegah kebosanan kalau gak mulai? Jadi, Pertanyaanku: bagaimana bisa kami membuat yakin kalau seseorang benar - benar membunuh orang lain?"
Tanpa membiarkanku menyela, dia bilang,
"Cukup membuat sistem yang memaksa kamu untuk membunuh."
"Bagaimana bisa keberadaan NPC menjamin seseorang akan membunuh?"
"Hanya ada satu pemain di [Kingdom Royale] yang bertarung dalam arti sebenarnya. Orang yang mati jika kalah. Yang lainnya NPC. Ngerti?"
Aku mengangguk dengan mengerutkan dari .
"Pemain itu tahu kalau pemain lain cuma NPC. Itu masih sulit untuk membawanya untuk melakukan itu, tapi dia tau kalau yang aslinya masih tetap hidup bahkan jika dia membunuh NPC. Sebaliknya, dia juga tahu kalau hanya dia yang akan mati beneran. Jadi, Aku bertanya - tanya: Bisakah seorang pemain di posisi itu mencegah dirinya membunuh orang lain?"
Aku mengingat apa yang Yuuri-san bilang padaku di ronde kedua.
«Aku gak mau mati!»
Pemain di ronde itu kemungkinan besar dia. Jika dia tahu sepenuhnya tentang keaadaannya, apakah dia bisa pergi sejauh itu? Aku meragukannya. Itu adalah fakta bahwa yang lainnya adalah NPC yang membiarkannya mengambil langkah terakhir, pasti.
Nggak, itu lebih jelas di kasusnya Iroha-san. Karna dia tahu kalau dia tidak mau mencuri kesempatan kami, dia menekan perasaannya dan mengakhiri permainan dengan cepat.
Ketiga ronde itu berjalan dengan berbeda sepenuhnya, cuma dengan mengganti pemain. Ini menunjukan pengaruh berat dari pemain dan membuat jelas bahwa keberadaan pemain benar - benar kunci untuk memulai [Kingdom Royale].
"...jadi kenapa Yuuri-san sangat enggan untuk membunuh kami dan menderita seperti itu? Bukankah dia tau kalau kami hanya NPC?"
"Kamu itu sepotong sampah tanpa imajinasi, ya kan? Kamu sadar kalau NPC itu salinan sempuna dari kamu, benar? Pasti, Kamu gak akan mati kalau dia di bunuh. ... tapi cuma sejauh itu."
"......?"
"NPCmu gak ada bedanya sama kamu. Kepribadian dan yang lainnya juga sama seperti kamu. Bisakah kamu dengan mudahnya memaafkan seseorang yang membunuh keberadaan yang sama denganmu? Atau sebaliknya: apa kamu bisa dengan tenangnya membunuh NPC yang mirip dengan orang lain?"
Aku menutup mulutku.
"Kamu tahu jawabannya karna kamu mengalami [Pengalaman yg seolah dialami sendiri], benar? Membunuh NPC sama saja seperti membunuh yang asli."
...benar. Diriku yang asli gak ada hubungannya dengan NPCku. Mereka benar - benar sama sepertiku dan mereka dibunuh olehYuuri-san and Iroha-san.
NPC milikku dan aku adalah orang yang sama tapi berada secara terpisah.
"...Daiya, kamu menyebutkan [Pengalaman yg seolah dialami sendiri] beberapa kali. Apa maksudmu aku secara tidak langsung mengalami apa yang NPC milikku alami lwat mata mereka?"
"Yeah, Itu benar."
Jadi aku belum menang ataupun kalah di [Kingdom Royale] sampai titik ini.
Ini akan diputuskan sekarang.
Aku melihat ke mesin permainan di depanku.
Kali ini aku akan memulai [Kingdom Royale] dalam artian sebenarnya. Aku akan memulai permainan yang aku tidak akan sembuh dari kematian.
"Giliranmu."
"...pemain sampai sekarang kamu, Yuuri-san dan Iroha-san, benar?"
"Yeah, apa emang?"
"dimana Yuuri-san dan Iroha-san sekarang?"
"Mereka ada di ruangan gelap. Mereka sedang tidur... atau lebih tepatnya, mereka berada di kondisi yang terhenti. kamu bisa menemukan mereka disini, tapi itu tak berguna karna kamu gak bisa melakukan apa-pa untuk mereka. Mereka akan dilepaskan ketika semua enam pemain menyelesesaikan permainan."
"Semuanya telah selamat sampai sekarang , benar?"
"Yeah. Karena mereka menang saat mereka jadi pemain."
"...ingatan dari [Kingdom Royale] tidak akan hilang, aku kira?"
"Yeah, gak akan."
Aku ingat. karna aku tak mengalaminya sendiri, ini mungkin bukan ekspresi yang benar, meskipun... anyway, aku ingat.
Mata kosong Yuuri Yanagi.
Ratapan Iroha Shindou.
Mereka menderita dan terbebani dosa yang tak bisa di perbaiki. Tak peduli apapun yang aku lakukan di Ronde ku, aku tidak bisa menyelamatkan mereka.
Aku tidak bisa menyelamatkan mereka berdua lagi.
Aku hanya bisa menyelamatkan diri ku sendiri, seperti yng mereka telah lakukan.
...tidak, itu tidak sepenuhnya benar.
"Daiya."
"apa?"
"Kapan giliran maria?"
Daiya menjawab,
"Setelah kamu."
Aku mengerti, jadi---
---Aku bisa menyelamatkan Maria.
Aku melihat ke sekeliling ruangan gelap untuk mencari tubuhnya. Tapi semuanya terhalangi oleh kegelapan yang tak mengenakan, jadi aku hanya bisa melihat sekeliling mesin permainan.
Yuuri-san dan Iroha-san telah memberiku beberapa petunjuk untuk menang. Mereka telah mengajariku bagaimana cara untuk mengalahkan mereka.
Tapi itu gak baik untukku.
Masalahnya gak peduli apapun maria tidak bisa menang di gma ini. Game ini mewajibkan pemain untuk menipu dan membunuh yang laian, tapi dia tidak bisa melakukan keduanya.
Dia gak berdaya di 'Game of Idleness'.
Aku harus menyelamatkannya. Juka tidak, Untukku, dia akan menjadi «Nana Yanagi» lainnya.
Tapi apa yang harus kulakukan? Bahkan jika aku menang [Kingdom Royale], itu cuma berarti aku selamat dan bukan menyelamatkanMaria.
Benar---ini bukan hanya untuk memenangkan [Kingdom Royale].
Ini adalah untuk menghancurkan 'kotak' bodoh ini; untuk menghancurkan 'Game of Idleness'.
"...ada apa dengan tatapan angkuh itu, Kazu?"
Daiya mengerutkan dahinya padaku saat aku menatapnya.
"Kamu gak adil, ya kan, Daiya?"
"apa?"
"Aku ilang kalau kamu tdak adil."
Daiya dengan jelas tidak suka dengan kata-kata itu, seperti yang sudah kurencanakan.
"Kok begitu? aku adalah yang pertama jadi pemain di [Kingdom Royale]. Karna aku tidak bisa bergantung pada [Pengalaman yg seolah dialami sendiri], Sudah jelas kalau aku rugi dan harus mencari jalanku sendiri. Dan kamu masih bilang aku gak adil?"
"Tujuan kita berbeda."
"apa?"
"Untuk ku, menang di [Kingdom Royale] tidak mencapai tujuanku. aku cuma berhasil selamat. Kamu tau kalau tujuanku adalah kembali ke kehidupanku sehari - hari yakan?"
"......"
"Aku tidak bisa mencapai tujuanku kalau cuma membunuh seseorang di game. jika [Kingdom Royale] benar-benar gam yang hanya bisa berakhir jika aku membunuh seseorang, pastiinya aku tidak bisa memperoleh tujuanku. Dengan kata lain, Aku tak bisa menang. Dan kamu hanya mengurungku kedalam sangkar itu dan menonton kematian takterelakan ku. Bagaimana bisa kamu menyebut itu adil?"
Daiya cuma menatapku dengan diam ketika aku menyatakannya. Aku menyembunyikan kekhawatiranku dan menatap balik padanya.
Keadaan ini cuma bertahan sebentar---tapi kemudian Daiya mulai tertawa.
"A-apanya yang lucu?"
"Apa yang kamu katakan? Bukankah kamu memulai kontes bertatapan ini untuk membuatku tertawa? Aah, yeah yeah, I lost. Wajahmu benar - benar menggelikan!"
"...beritahu aku apanya yang lucu!"
"Itu sudah jelas bukan? maksudku, dengan provokasi ini kamu jelas - jelas mencoba untuk memperoleh keuntungan dari ku."
"......Ah."
Dia tahu.
"Tolong lakukan itu ketika kamu menjadi ahli seperti Yanagi. Tidak mungkin aku akan jatuh pada kinerja yang jelek . Kamu benar - benar pia bodoh dan menggelikan."
"Uh---"
Apakah aku gagal---?
Jika Daiya tidak mengganti peraturannya untukku, Aku tidak akan memperoleh tujuanku. Jadi ini jalan buntu?
Akankah aku---tidak bisa menyelamatkan Maria?
"Tapi ini tampak menarik."
Daiya bilang.
"......eh?"
"Aku akan menerima tantanganmu. Itu yang aku katakan."
Tapi aku masih belum paham dan menjatuhkan rahangku.
"Disana ada trik tersembunyi untuk mengakhiri [Kingdom Royale] tanpa membunuh siapapun."
Daiya melanjutkannya tanpa mempedulikanku. Aku berhasil menutuup mulutku lagi dan berkonsentrasi pada pembicaraanku dengan Daiya.
"Apa kamu ingat apa yang beruang hijau bilang bahwa akan membosankan jika semuanya berubah jadi mumi?"
Aku mencoba untuk menelusuri kembali ingatanku.
«OkAy - AkU MengingInKan DarI - kaLIAn seMua UntUk - peRtaRungAn yANg bagUs! - jaNGaN akhIri- gAme deNgAN - melAkUkaN SesUAtu - yG meMBosAnkaN- sePertI berUBAh - Jadi MuMi Oke seMuANya?»
Yeah, dia bilang begitu.
"lagi, ini adalah 'kotak' yang melayani untuk mencegah kebosanan. Ronde yang berakhir secara damai tanpa ada apapun yang terjadi itu tidak diinginkan. Aku tidak mempertimbangkan sebuah akhir dimana tak ada orang yang tidak membunuh siapapun, and I also have no interest in such an end. Therefore, Jika sudah pasti tak ada yng membunuh, game akan di paksa untuk berakhir. Jadi, jika semuanya kehabisan makanan dan waktunya tiba, pemain akan di lepaskan seperti itu saja."
"Dengan kata lain---"
"Kamu bisa selamat jika gak ada yang membunuh selama delapan hari tersebut."
Aah, Itu dia.
Itu bisa menjadi landasan bahwa aku bisa menang melawan 'kotak' dan mempertahankan kehidupan sehari - harikuT.
"Dan---jika kamu bisa menyebabkan akhir seperti itu, Akan ku hancurkan 'Game of Idleness'. Itu adalah 'adil' yang kau bicarakan, benar?"
"...Sungguh?"
"Pernahkah aku bohong padamu?"
......sangat sering sebenernya.
Karna ini Daiya, Dia akan memegang janjinya. Gak mungkin orang seangkuh Daiya bakalan menghancurkan janjinya yang sudah jelas tentang Menang atau Kalah.
Kemenanganku jadi mungkin.
tenntu saja, Itu lebih sulit untuk mencegah Daiya, Koudai Kamiuchi dan yang lainnya dari membunuh seseorang. Ketika batas waktunya hampir tiba dan takut akan kematian memburu mereka, seseorang mungkin membuat kesalahan. Ini adalah tugas berat untuk di mencapai akhir dimana tak ada apapun terjadi.
Tapi tetap saja, Aku harus mencobanya.
"...Daiya."
Aku mengarahkan jari tengahku padanya.
Sejauih ini Daiya menyebut [Kingdom Royale] sebuah «Pertarungan menuju kematian yang tak bererti».
Tapi aku membantahnya.
Disana masih ada arti. Yuuri-san, Iroha-san dan perjuangan yang lainnya telah mengajariku cara untuk menang melawan Daiya.
Aku pastinya tidak akan membuat penderitaan semuanya sia - sia.
"Aku akan menang melawanmu, Daiya!"
Daiya menyeringai dengan percaya diri dan Menyatakan,
"Benar - benar mustahil."
Catatan Penerjemah
Balik ke Putaran Ketiga | Kembali ke Halaman Utama | Lanjut ke Catatan Pengarang |