Difference between revisions of "Absolute Duo (Indonesia):Jilid 3 Prolog"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
m (Blanked the page)
 
Line 1: Line 1:
==Prolog==
 
 
 
“Aku, penasaran aku akan jatuh cinta pada orang seperti apa………..”
 
 
 
 
Sang gadis-----Hotaka Miyabi tidak nyaman dengan lawan jenis.
 
 
Bukannya dia memiliki trauma mendalam dari masa kanak-kanaknya…………hanya saja dia tidak nyaman dengan orang yang tidak dia kenal dan pemalu. Alasan lainnya adalah dia bersekolah di SMP putri sama seperti saudara perempuannya.
 
 
Karena itu, keberadaan laki-laki yang sebaya dengan Miyabi saat SMP hanya muncul di cerita seperti drama atau manga.
 
 
Tapi walaupun dia tidak nyaman dengan laki-laki, dia bukannya tidak memiliki ketertarikan pada masalah cinta.
 
 
Dia selalu membayangkan dia akan jatuh cinta pada seseorang suatu hari nanti------sesuatu seperti itu.
 
 
Walaupun dia tidak menyadarinya, kepalanya berubah menjadi kosong saat dia melihat target kasih sayangnya dicium----walaupun hanya di pipi. Bagi Miyabi, yang baru saja terbiasa mengobrol dengan lawan jenis, sebuah ciuman adalah perbuatan tingkat sangat tinggi.
 
 
Saat dia memperoleh kembali ketenangannya, kritik yang keluar dari mulutnya adalah-------sebuah seruan manis yang memanggilnya orang mesum. Tentu saja, bukannya ada niat buruk di dalamnya dan kata itu adalah satu-satunya kata yang bisa Miyabi pikirkan dalam keadaan setengah paniknya.
 
 
Namun, dia menemukan jenis emosi lain di dadanya saat dia mengingat peristiwa itu dengan tenang setelah beberapa saat berlalu dan hari sudah menjadi malam. Seakan diselimuti kabut tipis, emosi itu membuatnya sulit bernapas dan di saat yang sama membuat pikirannya menjadi lebih berat.
 
 
Berkat hal itu, Miyabi merasa terganggu.
 
 
(Perasaan apa ini………)
 
 
“Miyabi, aku akan mematikan lampu.”
 
 
“Ah, un………….”
 
 
Karena dia sedang melamun di ranjang mengenai perasaan di dalam dadanya, hari sudah melewati waktu lampu dimatikan tanpa dia sadari, dan Tachibana, teman sekamarnya dan juga <<Duo>>nya, memanggilnya.
 
 
Setelah Miyabi mengangguk, Tomoe mematikan lampu dan kamar itu diselimuti kegelapan.
 
 
Dia menutup matanya. Tapi, peristiwa yang terjadi siang tadi tidak menghilang. Bayangan anak laki-laki itu, yang sudah memberinya perasaan untuk bekerja lebih keras di akademi Kouryou dan merupakan teman laki-laki pertamanya, dicium.
 
 
Kabut tipis dalam dadanya tidak mau menghilang.
 
 
Kabut itu ada disana, baik saat dia tidur maupun terbangun.
 
 
 
 
 
 
 
Sang gadis-----Tachibana itu tidak peka.
 
 
Tentu saja, ketidak pekaannya disini mengenai lawan jenis-----yang berarti berhubungan dengan emosi cinta.
 
 
Dia bisa mengurus semuanya selain urusan cinta, dan dia terampil mengurusi orang lain.
 
 
Walaupun dia sedikit keras kepala, dia rajin, ramah, dan dianggap baik oleh orang lain.
 
 
Tapi dia tidak peka.
 
 
Hal itu adalah sesuatu yang dibuat karena lingkungannya.
 
 
Dilahirkan dalam keluarga bela diri dari aliran Tachibana, Tomoe mencurahkan sebagian besar masa kanak-kanaknya berlatih untuk mewarisi nama keluarganya. Untungnya dia diberkati dengan talenta bela diri, dan latihan keras pastinya membuahkan hasil walaupun hanya sedikit demi sedikit.
 
 
Namun, itu menjadi kemalangan Tomoe. Latihan aliran Tachibana bertujuan memberikan kekuatan pada gadis-gadis.... kekuatan yang membuat laki-laki sebaya akan lari tunggang langgang.
 
 
Kekuatan pada dasarnya adalah sesuatu yang biasa pada laki-laki-----terutama remaja.
 
 
Kenyataan bahwa ada seorang gadis yang lebih kua dari mereka membuat remaja laki-laki di sekitar Tomoe memiliki hati yang keras. Hal itu demikian parah sampai-sampai tidak ada satupun anak laki-laki yang bisa memberitahukan perasaan mereka padanya walaupun mereka punya niat baik terhadapnya.
 
 
Jika satu saja dari mereka bisa berterus terang, maka Tomoe mungkin dapat menemukan cinta.
 
 
………………Dinilai dari titik dimana orang lain mengatakan perasaan mereka, ada beberapa kali dia mendapat surat dan coklat dari gadis lain, tapi itu hanya membuatnya bingung.
 
 
Pokoknya-------karena dilahirkan dalam lingkungan dimana dia dibesarkan, dan dengan telentanya itu, Tomoe tumbuh tanpa mengenal cinta. Berbeda dari Miyabi, salah satu alasannya adalah dia tidak mungkin menyentuh hal apapun yang dapat membuatnya mendambakan cinta.
 
 
Pemicu perubahan perasaan itu adalah diperlakukan sebagai seorang gadis oleh seorang remaja laki-laki yang dia temui di akademi Kouryou.
 
 
Walaupun itu tidak berarti dia jatuh cinta, hal itu cukup kuat untuk membuatnya perhatian pada anak laki-laki itu secara tidak sadar.
 
 
Perasaannya masih kecil. Dadanya berdesir saat dia melihat laki-laki itu dicium, dan dia menghancurkan kesempatan untuk menyadari perasaan ini dengan meneriakkan tentang seberapa tak tahu malunya kejadian itu------yang dilakukan di luar kesadarannya.
 
 
Walaupun begitu ceritanya tidak berhenti dan masih berlanjut.
 
 
Secara bertahap tapi pasti, dia mulai tertarik pada laki-laki itu tanpa dia menyadarinya.
 
 
 
 
 
Setelah beberapa hari berlalu, anak laki-laki itu------Kokonoe Tooru keluar dari rumah sakit dan dikembalikan pada gadis-gadis itu.
 
 
 
 
 
 
Saat Miyabi memikirkan Tooru, dadanya terasa sakit. Dadanya terasa gatal dan tidak tenang.
 
 
Anehnya, perasaan itu menghilang saat Tooru benar-benar berdiri di depannya malahan dia diselimuti perasaan halus dan nyaman yang menggembirakan.
 
 
Hal itu sama seperti '''''dulu''''' saat Tooru memanggilnya saat dia pergi sendirian menuju kafetaria saat sore.
 
 
---Ya, dulu.
 
 
“Eh……Ah, kau akan bersama dengan Tomoe-chan besok pagi………..?”
 
 
Apa yang Tooru katakan adalah, bahwa dia kemungkinan besar tidak bisa bergabung dengannya dalam lari pagi selama beberapa waktu karena dia akan belajar bela diri dari Tomoe mulai besok pagi.
 
 
“Maaf. Kami berjanji dia akan mengajariku setelah <<Survive>> berakhir.”
 
 
Walaupun dia tidak berjanji apapun pada Miyabi, Tooru merasa sedikit bersalah padanya karena dia lari bersamanya hampir setiap hari.
 
 
Percakapan mendadak ini memberi Miyabi sebuah kejutan karena dia secara tidak sadar menantikan lari bersamanya lagi mulai besok pagi.
 
 
---Tapi dia menggelengkan kepalanya panik saat dia melihat ekspresi bersalah Tooru.
 
 
“Ti-tidak ada alasan bagi Tooru-kun untuk meminta maaf. Kau lihat, itu tidak seperti kita sudah berjanji untuk berlari bersama………d-dan, kau akan menunjukkan wajahmu karena sudah lama kan? Kalau begitu, aku akan lari semampuku dan menjadi lebih cepat supaya bisa membuatmu terkejut Tooru-kun, fufu.”
 
 
Miyabi mencoba semampunya untuk tersenyum dan Tooru merasa terselamatkan saat dia melihat ekspresi itu.
 
 
“Aku mengerti. Baiklah, aku menantikan hari itu……….. hari dimana waktu putaran Miyabi lebih cepat dariku.”
 
 
“-----E-eeeeeeeeeeeeh!? To-Tooru-kun, jangan meminta yang tidak mungkin<nowiki>~~~~</nowiki>”
 
 
Aliran suasana diantara mereka kembali menjadi suasana yang baik seperti biasanya.
 
 
Sesaat setelahnya Miyabi akan memandang ke arah Tooru, yang sedang asyik mengobrol dengan temannya, beberapa kali saat makan malam dan secara tidak sadar akan menghela napas kecil setiap kali.
 
 
(Begitu………..Dengan Tomoe-chan, ya………..)
 
 
Pada akhirnya, Miyabi tidak berselera selama makan malam hari ini dan tidak menghabiskan makanannya.
 
 
 
 
 
Malam hari berlalu dan hari menjadi pagi-----
 
 
Tepat di dalam lorong diantara asrama dan belakang aula, Tooru dan Tomoe saling menghadap satu sama lain.
 
 
“Baiklah kalau begitu, kita akan memulai pengenalan teknik dari aliran Tachibana sekarang.”
 
 
“Aku mengandalkanmu master Tachibana.”
 
 
“He-hentikan itu. Memang benar aku yang akan menuntunmu, tapi aku masih seorang pemula jadi aku tidak bisa berhenti merasa gelisah jika aku dipanggil seperti itu.”
 
 
Tomoe menggaruk pipinya sambil terlihat malu dan terganggu karena lelucon yang kubuat terhadap aliran Tachibana.
 
 
“Aku akan mengatakannya sebelum kita mulai; hal yang akan kuajarkan padamu adalah hal dasar, jadi latihan biasa dan sederhana akan berlanjut. Aku minta maaf, tapi tolong persiapkan dirimu untuk hal itu. Jika kau ingin pedang yang bagus maka tempalah pedang itu dari bijihnya, itulah pemikiran pembimbing di dalam Tachibana-----”
 
 
“Haha, aku diberitahu sesuatu yang mirip oleh guruku sebelumnya. Yah, yang kutahu itu sebuah pohon daripada sebuah pedang sih.”
 
 
Saat Tooru berbicara mengenai pepatah yang dia katakan pada Miyabi sebelumnya, Tomoe mengangguk setuju.
 
 
Dan di saat yang sama, dia memiliki anggapan baik pada Tooru yang mengerti pentingnya hal dasar yang mudah diabaikan dan dilupakan walaupun itu merupakan hal yang biasa dilakukan.
 
 
“Kalau begitu, ayo mulai. Pertama-tama tolong tirukan kuda-kudaku……………ya, seperti itu. Kemudian gerakkan kakimu-----”
 
 
Bimbingan pergerakan tubuh dimulai. Walaupun dia bingung pada awalnya, Tooru dengan segera mengangguk mengerti.
 
 
“------Uuun, aku bisa mengerti bentuknya tapi, aku harus membuat tubuhku familiar dengan bentuk itu supaya aku bisa melakukannya.”
 
 
Setelah dia mengatakannya, Tomoe tersenyum kecil sambil menatap Tooru yang mengulangi gerakan yang dia pelajari dengan serius sambil sedikit bersenang-senang.
 
 
(Fufu, Sepertinya dia akan cepat berkembang dengan kecepatan ini.)
 
 
Tidak peduli ketrampilan apapun itu, tetap saja membutuhkan waktu bagi tubuh untuk benar-benar mengerti hal itu. Namun waktu itu berubah dengan besar oleh hati penuh antusias yang ingin belajar.
 
 
Setelah beberapa saat, bimbingan untuk teknik berikutnya-----hal dasar jalan dari delapan aliran dimulai.
 
 
“----------Itu saja. Jika kau terbiasa dengan hal itu maka kau akan bisa menggabungkannya dengan gerakan pertama. Aku akan menunjukkan contohnya padamu. Sekarang aku akan mendekatimu dan kau menusukkan tinjumu.”
 
 
Tooru menusukkan tinjunya ke arah Tomoe yang mendekat seperti yang dia suruh------dan disaat itu, Tomoe tiba-tiba memutar tubuhnya dan menggenggam lengannya sebelum menyelinap ke area dadanya.
 
 
“Dan, begitulah. Aku bilang kalau akau akan melakukan bantingan disini. Mungkin bagus untuk menambah sikutan disini tergantung situasinya.”
 
 
“………….Ini adalah gerakan yang membuatku kalah saat <<Latihan tinju>> beberapa waktu lalu, tapi sekarang aku mengerti. Hubungan antara menyerang dan membloknya menakjubkan.”
 
 
“Namanya Ryuusui<ref>Air mengalir</ref>. Baik itu pergerakan, cara melakukan, maupun penyerangan, semua itu akan mengalir bersamaan sebagai kesatuan. Oke, mari kita coba. Aku akan menusukkan tinjuku sekarang, jadi coba kau lakukan hal yang sama.”
 
 
Tooru mengangguk dan menghindari pukulannya sama seperti yang dia lakukan tadi dan memasang kuda-kuda membanting setelah dia menyelinap ke area dada bersamaan dengan saat menggenggam tangannya tapi-----
 
 
Dia menyadarinya.
 
 
Payudara besar dan lembut Tomoe menyentuh punggungnya.
 
 
“Benar sekali, seperti itu. Oke, ayo ulangi lagi selama 10 kali. Namu, kau bisa mengeluarkan kekuatan lebih di lenganmu dan menarik lebih keras kali ini.”
 
 
Wajah Tooru menjadi kaku.
 
 
Payudara di belakangnya akan menyentuh lebih keras semakin dia menarik lebih kuat dan itu akan membuatnya lebih menyadari hal itu.
 
 
(Ce-cepatlah berakhiiiiiiiiiiir!!)
 
 
Hati Tooru menjadi kalang kabut karena merasakan benda itu menyentuh punggungnya.
 
 
Tomoe memikirkan hal yang berbeda saat dia melihat Tooru seperti itu.
 
 
(Umu, wajah yang bagus. Semangat ingin menguasai gerakan ini secepatnya sedang dia tunjukkan.)
 
 
“…………Oke, karena kita sudah seperti ini, mari tambah 10 kali lagi!”
 
 
Tooru berteriak dalam hati mendengar usulan Tomoe.
 
 
 
 
 
Seperti itu------Tachibana Tomoe memperdalam hubungannya dengan Tooru melalui bimbingan bela diri.
 
 
 
 
 
Ada seseorang yang sedang menatap mereka berdua dari bayangan pepohonan.
 
 
Itu adalah Miyabi.
 
 
Dia biasanya berlari di luar sekolah di waktu seperti ini tapi, dia penasaran mengenai Tooru dan Tomoe hari ini dan melakukan perbuatan tidak mengasyikkan seperti mengintip seperti ini.
 
 
(Apa yang kulakukan…………)
 
 
Miyabi menghela nafas saat dia menatap tujuan perbuatannya.
 
 
Walaupun dia bertanya-tanya mengapa matanya tidak bisa meninggalkan mereka karena beberapa alasan aneh, dia terus menatap keduanya tanpa mendapatkan jawaban apapun dan-----
 
 
“-----!!”
 
 
Tiba-tiba saja, Tooru memeluk Tomoe dari belakang.
 
 
---Tentu saja, itu hanya demonstrasi dari kombinasi gerakan dan cara melakukannya dan benar-benar tidak berhubungan dengan hubungan lki-laki dan perempuan, tapi Miyabi keliru memahaminya dan mengambil napas yang besar.
 
 
Hanya pada saat dia melihat posisi Tooru dan Tomoe berganti dan melakukan hal yang sama------aksi berulang-ulang mendekatkan tubuh mereka dan melepaskannya, dia melepaskan nafas yang sudah ia hirup.
 
 
(O-oh Begitu………Itu latihan…………)
 
 
<nowiki>*</nowiki>Dokun**dokun* detak jantung dari dadanya menjadi lebih cepat melihat kejutan itu.
 
 
Dia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkannya sebisanya dan pelan-pelan mengeluarkannya. Dia kemudian mengulanginya.
 
 
Detang jantungnya mulai tenang dan-----
 
 
“Haa……….”
 
 
Perasaan Miyabi tenggelam bersamaan dengan itu, dan menghela nafas yang besar------dia kemudian menggumam.
 
 
“Enaknya…………”
 
 
Itu adalah pikiran sebenarnya yang dia katakan secara tidak sadar.
 
 
Itu diarahkan pada adegan dari Tomoe------dan Tooru mendekatkan kedua tubuh mereka.
 
 
(Eh………?)
 
 
Setelah dia menggumamkannya, Miyabi merasa terkejut mendengar kata-katanya sendiri.
 
 
(Kenapa aku berpikir 'enaknya' tadi……….?)
 
 
Miyabi bingung dengan pikirannya yang sebenarnya yang dia katakan secara tidak sadar.
 
 
Tidak mungkin bagi akal sehatnya sampai saat ini untuk berpikir bahwa memeluk seorang laki-laki itu membuat iri.
 
 
Sebaliknya, itu adalah sesuatu yang cukup untuk membuatnya malu dan berpaling saat dia melihat laki-laki dan perempuan-----pasangan mendekatkan tubuh mereka di kota.
 
 
Tapi walaupun begitu, Miyabi terus bertanya-tanya mengapa dan------jawabannya muncul.
 
 
Jawabannya muncul dari kata-kata yang tanpa sadar dia katakan.
 
 
Ya, Miyabi iri pada Tomoe. Dia mengerti dengan sendirinya dia merasa iri padanya yang mendekatkan tubuhnya pada orang yang tak lain adalah Tooru.
 
 
Dan untuk menemukan jenis emosi apa ini, Miyabi menggunakan pengetahuan yang sudah dia miliki sebelumnya----
 
 
(Ah-re…………? Itu berarti……….aku, mungkin sudah……..)
 
 
Dia menjadi bingung saat dia menemukan jawabannya.
 
 
Namun, jawaban itu dibenarkan oleh denyutan hati yang dia miliki hanya dengan mendengar suara Tooru.
 
 
Dia ingin mendengar suaranya lebih banyak.
 
 
Dia ingin melihat wajahnya lebih banyak.
 
 
Rasa malu itu cukup untuk membuatnya ingin mati tapi, dia ingin berlari ke arahnya dan memeluknya.
 
 
Tidak peduli walaupun Tooru adalah teman laki-laki pertamanya yang dia punya, tidak mungkin dia akan memiliki emosi seperti ini pada seorang teman.
 
 
Miyabi bergumam.
 
 
“Jadi, aku mencintai-----Tooru-kun, ya…………..”
 
 
 
 
 
Seperti ini-----Hotaka Miyabi menyadari cinta pertamanya.
 
 
 
<noinclude>
 
 
==Catatan Penerjemah dan Referensi==
 
 
<references />
 
 
<br/>
 
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
 
|-
 
| Sebelumnya [[Absolute Duo (Indonesia):Jilid 3 Ilustrasi|Ilustrasi]]
 
| Kembali ke [[Absolute Duo (Indonesia)|Halaman Utama]]
 
| Selanjutnya [[Absolute Duo (Indonesia):Jilid 3 Bab 1|Bab 1]]
 
|-
 
|}
 
</noinclude>
 

Latest revision as of 20:04, 30 May 2015