Difference between revisions of "Oregairu (Indonesia):Jilid 10 Bab 9"
m |
m |
||
Line 18: | Line 18: | ||
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;" |
||
|- |
|- |
||
− | | '''Mundur ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 10 Bab 9|Bab |
+ | | '''Mundur ke''' [[Oregairu (Indonesia):Jilid 10 Bab 9|Bab 8]] |
| '''Kembali ke''' [[Yahari Ore no Seishun Rabu Kome wa Machigatteru (Indonesia)|Halaman Utama]] |
| '''Kembali ke''' [[Yahari Ore no Seishun Rabu Kome wa Machigatteru (Indonesia)|Halaman Utama]] |
||
| '''Lanjut ke''' [[Oregairu (Indonesia):Catatan Penulis|Catatan Penulis]] |
| '''Lanjut ke''' [[Oregairu (Indonesia):Catatan Penulis|Catatan Penulis]] |
Revision as of 09:28, 23 June 2015
Aku menutup Bukuku yang belum selesai di atas Bookmark-ku, Melemparnya ke pinggir meja, Dan mengangkat wajahku. pemandangan dari orang-orang yang kembali menikmati hari libur mereka dan mudah keliatan keluar masuk dari kafe yang buka dekat station Chiba.
Dari semua Tempat, Kenapa kafe dibuka pada akhir bulan di hari yang berawan dan beku begini? Aku mengenakan jaketku lagi dan membuat tatapan mencela. Diujung tatapanku, seseorang yang lagi kutunggu sedang berjalan kerarahku dengan lambaian tangan. Setelah memesan cepat kopi ke pelayan, orang itu duduk didepanku.After a quick order of coffee at the register, that person took a seat in front of me.
“Maaf membuat menunggu!”
Seseorang yang kutemui ialah Yukinoshita Haruno dan dia berbicara kepadaku dalam nada senang sama ketika dia tiba-tiba menelponku kemarin malam.
Aku Biasanya mengabaikan telpon dari orang yang nomornya tak diketahui, tapi setelah panggilan beruntunnya, aku menyerah. Aku mengangkatnya berfikir kalau itu mungkin sesuatu yang penting, tapi setelah menginformasiku tempat dan waktu pertemuan, telpon terputus dan disinalah aku. Aku berusaha menelpon kembali dengan segera untuk menyatakan penolakanku, tapi dia bahkan mau mengangkat...
“...Um, Kenapa kau bisa tahu nomorku?”
“Aku dapat dari Hayato,” ucap Haruno-san, tidak menunjukkan se-ons pun perasaan malu dengan mengedipkan mata☆. Oh yah, Aku memberikan nomorku ke hayama pada waktu itu, Iya kan? Si bajingan itu… Dia pergi dan mengoceh kepada orang yang paling harus tidak boleh diberitahu...
Tapi tidak ada yang bisa dilakukan sekarang setelah dia tahu. Aku membuat sumpah teguh dalam hatiku untuk memblokir semua komunikasi dari dia dari hari ini dan seterusnya, dan memutuskan untuk mempertanyakan usahanya untuk memanggilku hari ini. “Apa kau ada perlu sesuatu dariku?”
Mundur ke Bab 8 | Kembali ke Halaman Utama | Lanjut ke Catatan Penulis |
Catatan Tranlasi
<references>