Hakomari (Indonesia):Jilid 1 Ke-2601 kali: Difference between revisions

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
Bakayarou (talk | contribs)
This chapter currently 55% translated
 
Bakayarou (talk | contribs)
No edit summary
Line 14: Line 14:




Haruaki Usui, temanku yang biasa duduk di sebelahku mengatakan hal  
Haruaki Usui, temanku yang biasa duduk di sebelahku mengatakan hal tersebut dengan suara yang agak keras. Meski kelas masih berlangsung, dia menepuk punggungku dengan penuh semangat,


tersebut dengan suara yang agak keras. Meski kelas masih berlangsung, dia


menepuk punggungku dengan penuh semangat,
Haruaki? elo tahu nggak sih kalau itu sakit sekali. Dan juga pandangan memalukan dari murid-murid yang lain...
 
 
Haruaki? elo tahu nggak sih kalau itu sakit sekali. Dan juga pandangan  
 
memalukan dari murid-murid yang lain...




Line 32: Line 26:




"Yah, wajar saja, saat dia melihat sekeliling, bisa saja pandangannya  
"Yah, wajar saja, saat dia melihat sekeliling, bisa saja pandangannya ketemu sama elo."
 
ketemu sama elo."




Line 43: Line 35:




"Akh, lagipula, dia itu terlalu cantik! Dia pasti dianggap sebagai karya  
"Akh, lagipula, dia itu terlalu cantik! Dia pasti dianggap sebagai karya seni jika dia berada di pasaran perdagangan seluruh dunia... dan kemudian dia akan diakui sebagai harta negara. Oh, shit, sudah terlambat, hati gue sudah terebut sama dia... Gue bakal nembak tuh cewek!"
 
seni jika dia berada di pasaran perdagangan seluruh dunia... dan kemudian  
 
dia akan diakui sebagai harta negara. Oh, shit, sudah terlambat, hati gue  
 
sudah terebut sama dia... Gue bakal nembak tuh cewek!"




Line 55: Line 41:




Bel pun berbunyi. Setelah kami berdiri dan memberi salam kepada guru,  
Bel pun berbunyi. Setelah kami berdiri dan memberi salam kepada guru, Haruaki langsung pergi ke arah Otonashi-san.
 
Haruaki langsung pergi ke arah Otonashi-san.
 


"Aya Otonashi-san! Aku jatuh cinta pada pandangan pertama denganmu. Aku


suka padamu!"
"Aya Otonashi-san! Aku jatuh cinta pada pandangan pertama denganmu. Aku suka padamu!"




Line 68: Line 50:




Aku tidak dapat mendengar jawaban Otonashi-san. Tapi wajah Haruaki sudah  
Aku tidak dapat mendengar jawaban Otonashi-san. Tapi wajah Haruaki sudah memperlihatkannya, dengan kata lain dia gagal. Ah... tidak . Mestinya tidak usah melihat ke wajahnya. Itu sudah pasti.
 
memperlihatkannya, dengan kata lain dia gagal. Ah... tidak . Mestinya  
 
tidak usah melihat ke wajahnya. Itu sudah pasti.




Line 81: Line 59:




Dia pikir dia akan berhasil?... Apa kata dunia!? Kalau benar-benar  
Dia pikir dia akan berhasil?... Apa kata dunia!? Kalau benar-benar berhasil, ceritanya jadi Beauty and the Beast kali? Menakutkan karena dia terlihat super serius kayak begitu...


berhasil, ceritanya jadi Beauty and the Beast kali? Menakutkan karena dia


terlihat super serius kayak begitu...
"Itu wajar kan? Kalau elo tiba-tiba nembak dia kayak gitu, justru malah mengganggu dia!"




"Itu wajar kan? Kalau elo tiba-tiba nembak dia kayak gitu, justru malah
"Hm, betul juga. Oke, gue bakal nembak dia lagi! Tapi kali ini nggak bakal secara tiba-tiba! Yeah, perasaan gue ini pasti dapat tersampaikan ke dia suatu saat nanti!"
 
mengganggu dia!"
 
 
"Hm, betul juga. Oke, gue bakal nembak dia lagi! Tapi kali ini nggak  
 
bakal secara tiba-tiba! Yeah, perasaan gue ini pasti dapat tersampaikan  
 
ke dia suatu saat nanti!"




Line 103: Line 71:
Tapi disisi lainnya lebih baik aku tidak memikirkannya.
Tapi disisi lainnya lebih baik aku tidak memikirkannya.


"Apa kalian bersenang-senang? Buat gue, tadi itu pertunjukan yang lumayan  
"Apa kalian bersenang-senang? Buat gue, tadi itu pertunjukan yang lumayan bagus. Ngomong-ngomong, para gadis memandang kalian dengan tatapan menghina, lho."
 
bagus. Ngomong-ngomong, para gadis memandang kalian dengan tatapan  
 
menghina, lho."


Daiya bergabung ke percakapan kami dengan kalimat itu.
Daiya bergabung ke percakapan kami dengan kalimat itu.
Line 115: Line 79:




"Oh, tidak, elo juga. Gua kira, para gadis menganggap elo sejenis  
"Oh, tidak, elo juga. Gua kira, para gadis menganggap elo sejenis dengannya."
 
dengannya."




"Oh, sejenis dengan gue? Itu adalah kehormatan bagi saya! Bukan begitu,  
"Oh, sejenis dengan gue? Itu adalah kehormatan bagi saya! Bukan begitu, Hoshii?"
 
Hoshii?"




Line 128: Line 88:




"Selain itu, Daiyan, bahkan elo pun sebenarnya ingin melakukan sesuatu  
"Selain itu, Daiyan, bahkan elo pun sebenarnya ingin melakukan sesuatu buat menarik perhatiannya, kan?"


buat menarik perhatiannya, kan?"


 
Haruaki menyenggol Daiya dengan sikutnya. Alasan kenapa dia tidak takut melakukan hal itu mungkin karena mereka adalah teman sejak kecil. Atau mungkin, hanya karena dia tidak memikirkan akibatnya.
Haruaki menyenggol Daiya dengan sikutnya. Alasan kenapa dia tidak takut  
 
melakukan hal itu mungkin karena mereka adalah teman sejak kecil. Atau  
 
mungkin, hanya karena dia tidak memikirkan akibatnya.




Line 149: Line 103:




"Nggak ada hubungannya kalaupun jantung gue berdetak lebih cepat karena  
"Nggak ada hubungannya kalaupun jantung gue berdetak lebih cepat karena penampilan Otonsahi-san. Gue mungkin mengakui kecantikannya tapi gue tetap nggak bakal melakukan apapun untuk menarik perhatiannya."
 
penampilan Otonsahi-san. Gue mungkin mengakui kecantikannya tapi gue  
 
tetap nggak bakal melakukan apapun untuk menarik perhatiannya."




Line 159: Line 109:




"Haruaki, elo nggak mengerti sama sekali, ya kan? Ya, tentu saja perasaan  
"Haruaki, elo nggak mengerti sama sekali, ya kan? Ya, tentu saja perasaan ini nggak akan dimengerti oleh monyet seperti elo yang hidup hanya dengan mengandalkan nalurinya dan menembak setiap gadis yang memiliki wajah cantik."
 
ini nggak akan dimengerti oleh monyet seperti elo yang hidup hanya dengan  
 
mengandalkan nalurinya dan menembak setiap gadis yang memiliki wajah  
 
cantik."




Line 171: Line 115:




"Karena penampilan seseorang berpengaruh terhadap keberhasilannya, hal  
"Karena penampilan seseorang berpengaruh terhadap keberhasilannya, hal itu naluriah untuk merasa tertarik kepada orang yang memiliki wajah yang bagus."
 
itu naluriah untuk merasa tertarik kepada orang yang memiliki wajah yang  
 
bagus."
 
 
"Oh..","Oh.." Haruaki dan aku mengehela napas secara bersamaan karena
 
kagum pada saat yang bersamaan. Daiya memperlihatkan wajah takjub karena
 
terkejut bahwa kami belum mengetahui hal semacam itu.
 
 
"Gue tahu, Daiyan! Elo bilang kalau kecantikannya diluar jangkauan yang
 
bahkan elo sendiri nggak bisa melakukan apapun untuk menarik
 
perhatiannya, ya kan?! Sungguh, kekalahan yang tak terhindarkan! Benar
 
kan? Seperti seekor rubah yang membuat dirinya berpikir kalau 'anggur itu
 
busuk' ketika sebuah anggur tidak terjangkau olehnya. Ini disebut
 
rasionalisasi. Kalau begitu, nggak keren! Elo sama sekali nggak keren,
 
Daiyan!""
 
 
"Seberapa banyak perkataan gue yang elo dengar, hah?...yah, sebagian dari
 
pernyataan elo memang tidak jelek, tapi untuk sebagian lainnya, kubunuh
 
kau."




"Oho, jadi elo benar-benar nggak bisa melakukan apapun untuk menangkap
"Oh..","Oh.." Haruaki dan aku mengehela napas secara bersamaan karena kagum pada saat yang bersamaan. Daiya memperlihatkan wajah takjub karena terkejut bahwa kami belum mengetahui hal semacam itu.


hatinya,"


"Gue tahu, Daiyan! Elo bilang kalau kecantikannya diluar jangkauan yang bahkan elo sendiri nggak bisa melakukan apapun untuk menarik perhatiannya, ya kan?! Sungguh, kekalahan yang tak terhindarkan! Benar kan? Seperti seekor rubah yang membuat dirinya berpikir kalau 'anggur itu busuk' ketika sebuah anggur tidak terjangkau olehnya. Ini disebut rasionalisasi. Kalau begitu, nggak keren! Elo sama sekali nggak keren, Daiyan!""


Akhirnya Daiya memukul Haruaki tepat di wajahnya yang sedang terlihat


senang.
"Seberapa banyak perkataan gue yang elo dengar, hah?...yah, sebagian dari pernyataan elo memang tidak jelek, tapi untuk sebagian lainnya, kubunuh kau."
Uwaa, apa yang sebenarnya dia tahan selama ini sehingga dia memukul


Haruaki seperti itu...


"Oho, jadi elo benar-benar nggak bisa melakukan apapun untuk menangkap hatinya,"


"Ini tidak seperti 'Gue nggak bisa melakukan apapun untuk menarik


perhatiannya' tapi lebih seperti 'Dia nggak melakukan apapun untuk
Akhirnya Daiya memukul Haruaki tepat di wajahnya yang sedang terlihat senang.
Uwaa, apa yang sebenarnya dia tahan selama ini sehingga dia memukul Haruaki seperti itu...


menarik perhatian gue'."


"Ini tidak seperti 'Gue nggak bisa melakukan apapun untuk menarik perhatiannya' tapi lebih seperti 'Dia nggak melakukan apapun untuk menarik perhatian gue'."


"Sombong sekali...hey, Hoshii, bukannya orang ini terlalu sombong cuma


karena penampilannya?"
"Sombong sekali...hey, Hoshii, bukannya orang ini terlalu sombong cuma karena penampilannya?"




Line 235: Line 143:




"Dia tidak melakukan apapun untuk menarik perhatian gue bukan karena gue  
"Dia tidak melakukan apapun untuk menarik perhatian gue bukan karena gue diluar jangkauannya! Mungkin saja hal itu terjadi, tapi itu tidak berlaku padanya."
 
diluar jangkauannya! Mungkin saja hal itu terjadi, tapi itu tidak berlaku  
 
padanya."




Line 245: Line 149:




"Dia tidak menganggap gue diluar jangkauannya. Bukan, bahkan dia tidak  
"Dia tidak menganggap gue diluar jangkauannya. Bukan, bahkan dia tidak membuat klasifikasi seperti itu. Sejak awal, dia memang tidak tertarik pada kita. Dia bahkan tidak memandang kita sama sekali. Seperti menganggap serangga sebagai seekor serangga. Dia menganggap seseorang sebagai seseorang. Hanya itu. Dia tidak peduli akan perbedaan seperti antara wajah tampanku dengan wajah jelek Haruaki. Seperti kita tidak membedakan jenis kelamin kecoak. Bagaimana elo bisa menarik perhatian gadis seperti itu?"
 
membuat klasifikasi seperti itu. Sejak awal, dia memang tidak tertarik  
 
pada kita. Dia bahkan tidak memandang kita sama sekali. Seperti  
 
menganggap serangga sebagai seekor serangga. Dia menganggap seseorang  
 
sebagai seseorang. Hanya itu. Dia tidak peduli akan perbedaan seperti  
 
antara wajah tampanku dengan wajah jelek Haruaki. Seperti kita tidak  
 
membedakan jenis kelamin kecoak. Bagaimana elo bisa menarik perhatian  
 
gadis seperti itu?"




Bahkan Haruaki pun terdiam karena pernyataan tentang Otonashi-san yang  
Bahkan Haruaki pun terdiam karena pernyataan tentang Otonashi-san yang dikatakan oleh Daiya.
 
dikatakan oleh Daiya.




Line 276: Line 164:




Daiya tidak dapat berkata apapun. Ah, itu adalah reaksi yang sangat  
Daiya tidak dapat berkata apapun. Ah, itu adalah reaksi yang sangat langka. Salahkah aku? Dia pasti benar-benar memperhatikan Otonashi-san sampai dia bisa melakukan analisis seperti itu.
 
langka. Salahkah aku? Dia pasti benar-benar memperhatikan Otonashi-san  
 
sampai dia bisa melakukan analisis seperti itu.




Line 289: Line 173:




"Hey, Kazu, jika elo terus berkata seperti itu, bakal gue tambah daftar  
"Hey, Kazu, jika elo terus berkata seperti itu, bakal gue tambah daftar trauma elo."


trauma elo."


Daiya terlihat agak marah... Sepertinya dia sadar kalau dia tidak akan bisa akrab dengan Otonashi-san.


Daiya terlihat agak marah... Sepertinya dia sadar kalau dia tidak akan


bisa akrab dengan Otonashi-san.
"Meski dengan intuisi super bodoh kalian yang seperti serangga, kalian akan segera sadar dengan keabnormalannya."
 
 
"Meski dengan intuisi super bodoh kalian yang seperti serangga, kalian  
 
akan segera sadar dengan keabnormalannya."




Line 316: Line 194:




Segera setelah perkenalan, Otonashi-san tiba-tiba mengangkat tangannya.  
Segera setelah perkenalan, Otonashi-san tiba-tiba mengangkat tangannya. Tanpa menunggu izin dari Hokubo-sensei, dia berdiri dan mulai berbicara.
 
Tanpa menunggu izin dari Hokubo-sensei, dia berdiri dan mulai berbicara.




Line 324: Line 200:




Tidak peduli dengan seisi kelas yang kebingungan, dia meneruskan  
Tidak peduli dengan seisi kelas yang kebingungan, dia meneruskan kalimatnya,
 
kalimatnya,
 


"Ini hanya memerlukan waktu 5 menit. Tentu kalian dapat melakukannya


bukan?"
"Ini hanya memerlukan waktu 5 menit. Tentu kalian dapat melakukannya bukan?"




Meskipun tidak ada yang menjawab, dia maju ke depan kelas dan meminta  
Meskipun tidak ada yang menjawab, dia maju ke depan kelas dan meminta agar Hokubo-sensei keluar dari kelas, seperti dia sudah biasa melakukan hal itu dan berdiri di depan kelas. Meski hal yang dilakukan dia itu tidak wajar, ini terasa seperti sesuatu yang sudah  biasa bagiku. Melihat reaksi yang lainnya, sepertinya mereka berpikir sama.
 
agar Hokubo-sensei keluar dari kelas, seperti dia sudah biasa melakukan  
 
hal itu dan berdiri di depan kelas. Meski hal yang dilakukan dia itu  
 
tidak wajar, ini terasa seperti sesuatu yang sudah  biasa bagiku. Melihat  
 
reaksi yang lainnya, sepertinya mereka berpikir sama.




Line 348: Line 212:




Berdiri di depan kelas, Otonashi-san membuka mulutnya sambil memandang  
Berdiri di depan kelas, Otonashi-san membuka mulutnya sambil memandang lurus ke depan,
 
lurus ke depan,




Line 356: Line 218:




Otonashi-san membagikan sesuatu kepada murid yang berada di barisan  
Otonashi-san membagikan sesuatu kepada murid yang berada di barisan depan. Murid yang menerimanya mengambil selembar dan menyerahkan sisanya ke murid di belakang seperti membagikan soal ulangan. Yang kudapat cuma kertas sepanjang 10 sentimeter.
 
depan. Murid yang menerimanya mengambil selembar dan menyerahkan sisanya  
 
ke murid di belakang seperti membagikan soal ulangan. Yang kudapat cuma  
 
kertas sepanjang 10 sentimeter.




Line 371: Line 227:




Ketika Kokone bertanya seperti mewakili kelas, Otonashi-san menjawab  
Ketika Kokone bertanya seperti mewakili kelas, Otonashi-san menjawab dengan entengnya,
 
dengan entengnya,




Line 379: Line 233:




Ruang kelas yang tadinya sunyi menjadi berisik. Wajar saja, akupun tidak  
Ruang kelas yang tadinya sunyi menjadi berisik. Wajar saja, akupun tidak mengerti. Namanya? Semuanya sudah pasti tahu, karena tadi pagi dia memperkenalkan diri sebagai 'Aya Otonashi'.
 
mengerti. Namanya? Semuanya sudah pasti tahu, karena tadi pagi dia  
 
memperkenalkan diri sebagai 'Aya Otonashi'.




Line 395: Line 245:




Seketika itu juga teman-teman sekelasku menahan napas mereka. Karena  
Seketika itu juga teman-teman sekelasku menahan napas mereka. Karena mereka tahu bahwa bermusuhan dengan Daiya adalah hal yang luar biasa buruk.


mereka tahu bahwa bermusuhan dengan Daiya adalah hal yang luar biasa


buruk.
"Nama elo Aya Otonashi, kan? Kenapa elo ingin kami menuliskannya? Apa sampai segitunya elo mau agar kami semua dapat mengingat nama elo secepatnya!?"
 
 
"Nama elo Aya Otonashi, kan? Kenapa elo ingin kita semua menuliskannya? Apa  
 
sampai segitunya elo mau agar kami semua dapat mengingat nama elo  
 
secepatnya!?"




Line 412: Line 254:




"Gue bakal tulis <<Aya Otonashi>>. Gue sudah memberitahu elo, jadi, gue  
"Gue bakal tulis <<Aya Otonashi>>. Gue sudah memberitahu elo, jadi, gue nggak usah menulisnya lagi, kan?"
 
nggak usah menulisnya lagi, kan?"




Line 420: Line 260:




Daiya tidak mengira kalau dia akan diberi jawaban sesingkat itu dan dia  
Daiya tidak mengira kalau dia akan diberi jawaban sesingkat itu dan dia pun pergi tanpa mengatakan apapun.
 
pun pergi tanpa mengatakan apapun.




Line 434: Line 272:




Tidak ada yang mulai menulis. Tentu saja, kami terkejut terhadap sikap  
Tidak ada yang mulai menulis. Tentu saja, kami terkejut terhadap sikap Otonashi. Dia membuat Daiya terdiam. Sebagai teman sekelas Daiya, kami tahu seberapa luar biasanya kejadian barusan tadi.
 
Otonashi. Dia membuat Daiya terdiam. Sebagai teman sekelas Daiya, kami  


tahu seberapa luar biasanya kejadian barusan tadi.


Tidak ada yang dapat melakukan apapun selama beberapa waktu. Tapi, setelah seseorang terdengar mulai menulis sesuatu, semuanya pun mengikutinya.


Tidak ada yang dapat melakukan apapun selama beberapa waktu. Tapi,


setelah seseorang terdengar mulai menulis sesuatu, semuanya pun
Mungkin tidak ada satupun yang tahu maksud Otonashi-san, tapi pada akhirnya hanya satu hal yang dapat kami tulis.
 
mengikutinya.
 
 
Mungkin tidak ada satupun yang tahu maksud Otonashi-san, tapi pada  
 
akhirnya hanya satu hal yang dapat kami tulis.




Line 456: Line 284:




Orang pertama yang menyerahkan adalah Haruaki. Melihat hal itu, beberapa  
Orang pertama yang menyerahkan adalah Haruaki. Melihat hal itu, beberapa murid yang lain mengikutinya. Ekspresi Otonashi-san tidak berubah ketika dia menerima kertas dari Haruaki.
 
murid yang lain mengikutinya. Ekspresi Otonashi-san tidak berubah ketika  
 
dia menerima kertas dari Haruaki.




Line 478: Line 302:




"Ha? Gue cuma bisa tulis <<Aya Otonashi>> kan? Meskipun gue hampir lupa  
"Ha? Gue cuma bisa tulis <<Aya Otonashi>> kan? Meskipun gue hampir lupa menulis huruf terakhir."
 
menulis huruf terakhir."




Line 492: Line 314:




"Tapi apa elo benar-benar berpikir dia melakukan semua itu untuk membuat  
"Tapi apa elo benar-benar berpikir dia melakukan semua itu untuk membuat kita menulis nama ini ?"
 
kita menulis nama ini ?"
 


Kalau itu tujuannya, aku tidak dapat memikirkan alasan kenapa dia


melakukan ini.
Kalau itu tujuannya, aku tidak dapat memikirkan alasan kenapa dia melakukan ini.




Line 511: Line 329:




"Ya...dengar. Daiya itu terlalu pintar sampai perbuatannya tadi itu tidak  
"Ya...dengar. Daiya itu terlalu pintar sampai perbuatannya tadi itu tidak lucu kan? Perilaku buruknya memang tidak lucu."
 
lucu kan? Perilaku buruknya memang tidak lucu."




Line 519: Line 335:




"Daiya bilang kalau dia hanya akan menulis <<Aya Otonashi>> bukan? Jadi  
"Daiya bilang kalau dia hanya akan menulis <<Aya Otonashi>> bukan? Jadi dia tidak akan memikirkan nama lain untuk ditulis selain nama itu. Tentu gue juga berpikiran sama. Apa yang ingin gue katakan adalah, 'elo nggak bisa menuliskan apapun jika kita tidak dapat memikirkan apapun'."
 
dia tidak akan memikirkan nama lain untuk ditulis selain nama itu. Tentu  
 
gue juga berpikiran sama. Apa yang ingin gue katakan adalah, 'elo nggak  
 
bisa menuliskan apapun jika kita tidak dapat memikirkan apapun'."




Line 534: Line 344:




Aku merasa kalau perkataan Haruaki tepat mengenai sasaran. Dia mungkin  
Aku merasa kalau perkataan Haruaki tepat mengenai sasaran. Dia mungkin benar tentang ini.
 
benar tentang ini.
 
 
Dengan kata lain, Otonashi-san tidak peduli kepada sebagian besar teman
 
sekelasnya dan melakukan hal ini hanya untuk orang yang bisa memikirkan
 
sesuatu untuk ditulis selain pemikiran satu kelas, <<Aya Otonashi>>.




Ya, aku mengerti mengapa barusan Haruaki murung. Maksudku, dia memang
Dengan kata lain, Otonashi-san tidak peduli kepada sebagian besar teman sekelasnya dan melakukan hal ini hanya untuk orang yang bisa memikirkan sesuatu untuk ditulis selain pemikiran satu kelas, <<Aya Otonashi>>.


jatuh cinta pada pandangan pertama pada Otonashi-san. Memang dia terlihat


bercanda, tapi aku belum pernah melihatnya menyatakan cinta pada orang  
Ya, aku mengerti mengapa barusan Haruaki murung. Maksudku, dia memang jatuh cinta pada pandangan pertama pada Otonashi-san. Memang dia terlihat bercanda, tapi aku belum pernah melihatnya menyatakan cinta pada orang lain. Yah, dengan kata lain, sebenarnya dia itu serius.


lain. Yah, dengan kata lain, sebenarnya dia itu serius.


 
Otonashi-san tidak peduli pada keberadaan Haruaki dan yang lainnya...Seperti yang dikatakan Daiya.
Otonashi-san tidak peduli pada keberadaan Haruaki dan yang  
 
lainnya...Seperti yang dikatakan Daiya.




Line 566: Line 362:




Ketika aku menyembunyikan perasaan malu dengan mengatakan sesuatu yang  
Ketika aku menyembunyikan perasaan malu dengan mengatakan sesuatu yang tidak sopan itu dengan tersenyum, Haruaki bereaksi dengan tersenyum pahit.


tidak sopan itu dengan tersenyum, Haruaki bereaksi dengan tersenyum


pahit.
"Sampai nanti deh, gue bisa dibunuh senior gue kalau nggak segera pergi sekarang. Gue nggak bercanda!"
 
 
"Sampai nanti deh, gue bisa dibunuh senior gue kalau nggak segera pergi  
 
sekarang. Gue nggak bercanda!"




Line 584: Line 374:




Aku melihat kearah kertasku yang masih kosong. Aku ingin menuliskan <<Aya  
Aku melihat kearah kertasku yang masih kosong. Aku ingin menuliskan <<Aya Otonashi>> tapi pada akhirnya aku tidak bisa menulisnya.
 
Otonashi>> tapi pada akhirnya aku tidak bisa menulisnya.
 
 
Aku melihat kearah Otonashi-san, ekspresinya tidak berubah sedikitpun
 
ketika melihat kertas-kertas yang sudah dikembalikan kepadanya.  


Menurutku, semuanya tertulis <<Aya Otonashi>>.


Aku melihat kearah Otonashi-san, ekspresinya tidak berubah sedikitpun ketika melihat kertas-kertas yang sudah dikembalikan kepadanya. Menurutku, semuanya tertulis <<Aya Otonashi>>.


---Seseorang yang tidak bisa memikirkan apapun tidak akan bisa menuliskan


apapun.
---Seseorang yang tidak bisa memikirkan apapun tidak akan bisa menuliskan apapun.




Line 610: Line 392:




Tidak. Aku sadar ada yang salah denganku. Dari berbagai nama kenapa cuma  
Tidak. Aku sadar ada yang salah denganku. Dari berbagai nama kenapa cuma <<Maria>>? Aku bahkan tidak tahu darimana nama ini berasal. Jika aku memberikan nama ini padanya, dia pasti akan berteriak kepadaku dengan kalimat misalnya <<Kau pasti bercanda kan?>>
 
<<Maria>>? Aku bahkan tidak tahu darimana nama ini berasal. Jika aku  
 
memberikan nama ini padanya, dia pasti akan berteriak kepadaku dengan  
 
kalimat misalnya <<Kau pasti bercanda kan?>>




Line 622: Line 398:




Setelah berpikir keras, akhirnya aku mulai menulis diatas kertas  
Setelah berpikir keras, akhirnya aku mulai menulis diatas kertas sepanjang 10 sentimeter itu.
 
sepanjang 10 sentimeter itu.




Line 630: Line 404:




Aku berdiri dan menuju ke arah Otonashi-san. Sudah tidak ada antrian  
Aku berdiri dan menuju ke arah Otonashi-san. Sudah tidak ada antrian lagi. Sepertinya aku yang terakhir. Dengan gugup aku memberikan kertasku padanya. Otonashi-san menerimanya tanpa berkata apapun.
 
lagi. Sepertinya aku yang terakhir. Dengan gugup aku memberikan kertasku  
 
padanya. Otonashi-san menerimanya tanpa berkata apapun.




Line 646: Line 416:




Otonashi-san yang tidak bergeming sama sekali saat dia menghadapi guru  
Otonashi-san yang tidak bergeming sama sekali saat dia menghadapi guru dan Daiya, membuka matanya lebar-lebar.
 
dan Daiya, membuka matanya lebar-lebar.




Line 663: Line 431:




Dalam sekejap aku menyesali keputusanku. Sebab, ketika dia berhenti  
Dalam sekejap aku menyesali keputusanku. Sebab, ketika dia berhenti tertawa, Otonashi-san melotot ke arahku seperti dia sedang melihat musuh bebuyutannya.
 
tertawa, Otonashi-san melotot ke arahku seperti dia sedang melihat musuh  
 
bebuyutannya.




Line 673: Line 437:




Dia terlihat berusaha menahan amarahnya karena dia berbicara dengan suara  
Dia terlihat berusaha menahan amarahnya karena dia berbicara dengan suara yang pelan. Aku memang sudah memperkirakan bagian 'bercanda'nya, tapi nada suaranya mengejutkanku.
 
yang pelan. Aku memang sudah memperkirakan bagian 'bercanda'nya, tapi  
 
nada suaranya mengejutkanku.




Line 686: Line 446:




"Jadi, kau mau bilang kalau kau bisa saja menulis jawaban seperti itu  
"Jadi, kau mau bilang kalau kau bisa saja menulis jawaban seperti itu tanpa bercanda?"
 
tanpa bercanda?"




Line 697: Line 455:




Tanpa melepaskanku, dia menarikku speanjang jalan ke belakang bangunan  
Tanpa melepaskanku, dia menarikku speanjang jalan ke belakang bangunan sekolah
 
sekolah




Line 711: Line 467:




"Aku memang tidak pintar dalam membuat rencana, aku sadar akan hal itu.  
"Aku memang tidak pintar dalam membuat rencana, aku sadar akan hal itu. Ini adalah rencana gila yang sama saja seperti mengatakan <<Jika kau pelakunya, serahkan saja dirimu>>. Tidak, kau bahkan tidak bisa menyebutnya sebagai rencana. Meski begitu... Kenapa kau mengambil umpannya? Ini sudah kedua kalinya aku melakukan hal ini. Yang pertama malah kau tidak memperdulikannya sama sekali!"
 
Ini adalah rencana gila yang sama saja seperti mengatakan <<Jika kau  
 
pelakunya, serahkan saja dirimu>>. Tidak, kau bahkan tidak bisa  
 
menyebutnya sebagai rencana. Meski begitu... Kenapa kau mengambil  
 
umpannya? Ini sudah kedua kalinya aku melakukan hal ini. Yang pertama  
 
malah kau tidak memperdulikannya sama sekali!"




Dia melepaskan tangannya dari kerahku, tapi pandangannya cukup untuk  
Dia melepaskan tangannya dari kerahku, tapi pandangannya cukup untuk membuatku terdiam.


membuatku terdiam.


Otonashi-san melihat kepdaku sambil mengigit bibirnya dan menghela napasnya.


Otonashi-san melihat kepdaku sambil mengigit bibirnya dan menghela


napasnya.
"...Tidak, aku kesal karena aku akhirnya mendapat petunjuk dengan cara yang sangat mustahil seperti ini. Tapi, tanpa ragu aku bisa bilang kalau situasinya makin membaik. Jadi aku mestinya senang."
 
 
"...Tidak, aku kesal karena aku akhirnya mendapat petunjuk dengan cara  
 
yang sangat mustahil seperti ini. Tapi, tanpa ragu aku bisa bilang kalau  
 
situasinya makin membaik. Jadi aku mestinya senang."




Line 744: Line 482:




Otonashi-san melotot ke arah senyumanku yang kupaksakan. Mungkin  
Otonashi-san melotot ke arah senyumanku yang kupaksakan. Mungkin sebaiknya aku tetap diam.
 
sebaiknya aku tetap diam.
 
 
"...Aku tidak mengerti. Sebenarnya kukira kau menyerah terhadap usaha
 
kerasku... Tapi apa-apaan dengan wajah cuek seperti itu!"
 


Daripada dibilang cuek, aku tidak mengerti sama sekali tentang apa yang


kau bicarakan.
"...Aku tidak mengerti. Sebenarnya kukira kau menyerah terhadap usaha kerasku... Tapi apa-apaan dengan wajah cuek seperti itu!"




"Kau terus mengabaikanku selama 2600 kali. Berapa lamapun pengulangan
Daripada dibilang cuek, aku tidak mengerti sama sekali tentang apa yang kau bicarakan.


tidak terbatas ini berlanjut, aku tidak akan pernah menyerah. Meski


begitu, aku sudah lelah. Seharusnya kaupun merasakan kelelahan sepertiku,  
"Kau terus mengabaikanku selama 2600 kali. Berapa lamapun pengulangan tidak terbatas ini berlanjut, aku tidak akan pernah menyerah. Meski begitu, aku sudah lelah. Seharusnya kaupun merasakan kelelahan sepertiku, tapi bagaimana bisa kau terus bersabar sampai sekarang?"


tapi bagaimana bisa kau terus bersabar sampai sekarang?"


Apa yang harus aku katakan... Bahkan aku sendiri tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan.


Apa yang harus aku katakan... Bahkan aku sendiri tidak tahu apa yang


sedang kau bicarakan.
Sepertinya dia menyadari keherananku terhadap perkataannya dan melihatku dengan curiga,
 
 
Sepertinya dia menyadari keherananku terhadap perkataannya dan melihatku  
 
dengan curiga,




Line 784: Line 506:




"...Baiklah. Akting atau bukan, penjelasanku tadi tidak akan menyebabkan  
"...Baiklah. Akting atau bukan, penjelasanku tadi tidak akan menyebabkan kerugian apapun. Hm, yah... Biar simpel, aku sudah 'pindah sekolah' 2601 kali."
 
kerugian apapun. Hm, yah... Biar simpel, aku sudah 'pindah sekolah' 2601  
 
kali."




Line 794: Line 512:




"Jika kau hanya berakting, maka kau benar-benar hebat. Tapi, sepertinya  
"Jika kau hanya berakting, maka kau benar-benar hebat. Tapi, sepertinya kau hanya memang <<tidak tahu>> apapun melihat wajahmu yang bingung itu. Apapun itu, aku akan menjelaskan padamu apa yang aku tahu. Hari ini tanggal 2 maret kan?"


kau hanya memang <<tidak tahu>> apapun melihat wajahmu yang bingung itu.


Apapun itu, aku akan menjelaskan padamu apa yang aku tahu. Hari ini
Aku mengangguk
 
tanggal 2 maret kan?"




Aku mengangguk
<noinclude>
{| border="1" cellpadding="5" cellspacing="0" style="margin: 1em 1em 1em 0; background: #f9f9f9; border: 1px #aaaaaa solid; padding: 0.2em; border-collapse: collapse;"
|-
| Back to [[Utsuro no Hako Bahasa Indonesia:Volume1 8946th time|8946th time]]
| Return to [[Utsuro no Hako to Zero no Maria Bahasa Indonesia|Main Page]]
| Forward to [[Utsuro no Hako Bahasa Indonesia:Volume1 2602nd time|2602nd time]]
|-
|}
</noinclude>

Revision as of 13:54, 24 March 2011

2601st time


"Aku Aya Otonashi."


Murid pindahan itu hanya mengucapkan hal tersebut.


?


"Oh my God! Ini luar biasa!"


Haruaki Usui, temanku yang biasa duduk di sebelahku mengatakan hal tersebut dengan suara yang agak keras. Meski kelas masih berlangsung, dia menepuk punggungku dengan penuh semangat,


Haruaki? elo tahu nggak sih kalau itu sakit sekali. Dan juga pandangan memalukan dari murid-murid yang lain...


Pandangan Haruaki sudah kembali ke arah si murid pindahan, Aya Otonashi.


"Pandangan kami bertemu! Ini sungguh hebat!"


"Yah, wajar saja, saat dia melihat sekeliling, bisa saja pandangannya ketemu sama elo."


"Hoshii, ini TAKDIR!"


Tunggu, apa? Takdir?


"Akh, lagipula, dia itu terlalu cantik! Dia pasti dianggap sebagai karya seni jika dia berada di pasaran perdagangan seluruh dunia... dan kemudian dia akan diakui sebagai harta negara. Oh, shit, sudah terlambat, hati gue sudah terebut sama dia... Gue bakal nembak tuh cewek!"


Cepat sekali!!


Bel pun berbunyi. Setelah kami berdiri dan memberi salam kepada guru, Haruaki langsung pergi ke arah Otonashi-san.


"Aya Otonashi-san! Aku jatuh cinta pada pandangan pertama denganmu. Aku suka padamu!"


Uwaa, dia benar-benar melakukannya...


Aku tidak dapat mendengar jawaban Otonashi-san. Tapi wajah Haruaki sudah memperlihatkannya, dengan kata lain dia gagal. Ah... tidak . Mestinya tidak usah melihat ke wajahnya. Itu sudah pasti.


Haruaki kembali ke depan mejaku,


"Mustahil, gue... ditolak?"


Dia pikir dia akan berhasil?... Apa kata dunia!? Kalau benar-benar berhasil, ceritanya jadi Beauty and the Beast kali? Menakutkan karena dia terlihat super serius kayak begitu...


"Itu wajar kan? Kalau elo tiba-tiba nembak dia kayak gitu, justru malah mengganggu dia!"


"Hm, betul juga. Oke, gue bakal nembak dia lagi! Tapi kali ini nggak bakal secara tiba-tiba! Yeah, perasaan gue ini pasti dapat tersampaikan ke dia suatu saat nanti!"


Di satu sisi, aku pikir cara berpikirnya yang positif membuatku iri. Tapi disisi lainnya lebih baik aku tidak memikirkannya.

"Apa kalian bersenang-senang? Buat gue, tadi itu pertunjukan yang lumayan bagus. Ngomong-ngomong, para gadis memandang kalian dengan tatapan menghina, lho."

Daiya bergabung ke percakapan kami dengan kalimat itu.


"Eh!? Bukannya cuma Haruaki saja?"


"Oh, tidak, elo juga. Gua kira, para gadis menganggap elo sejenis dengannya."


"Oh, sejenis dengan gue? Itu adalah kehormatan bagi saya! Bukan begitu, Hoshii?"


A-apapun selain itu...


"Selain itu, Daiyan, bahkan elo pun sebenarnya ingin melakukan sesuatu buat menarik perhatiannya, kan?"


Haruaki menyenggol Daiya dengan sikutnya. Alasan kenapa dia tidak takut melakukan hal itu mungkin karena mereka adalah teman sejak kecil. Atau mungkin, hanya karena dia tidak memikirkan akibatnya.


Daiya menghela napas dan langsung menjawab,


"Tidak sama sekali."


"Mustahil, Daiyan! Lalu, siapa yang bisa menggerakkan hati elo!?"


"Nggak ada hubungannya kalaupun jantung gue berdetak lebih cepat karena penampilan Otonsahi-san. Gue mungkin mengakui kecantikannya tapi gue tetap nggak bakal melakukan apapun untuk menarik perhatiannya."


"Hah?"


"Haruaki, elo nggak mengerti sama sekali, ya kan? Ya, tentu saja perasaan ini nggak akan dimengerti oleh monyet seperti elo yang hidup hanya dengan mengandalkan nalurinya dan menembak setiap gadis yang memiliki wajah cantik."


"Apa!? Lagipula, apa hubungannya antara naluri dengan penampilan!?"


"Karena penampilan seseorang berpengaruh terhadap keberhasilannya, hal itu naluriah untuk merasa tertarik kepada orang yang memiliki wajah yang bagus."


"Oh..","Oh.." Haruaki dan aku mengehela napas secara bersamaan karena kagum pada saat yang bersamaan. Daiya memperlihatkan wajah takjub karena terkejut bahwa kami belum mengetahui hal semacam itu.


"Gue tahu, Daiyan! Elo bilang kalau kecantikannya diluar jangkauan yang bahkan elo sendiri nggak bisa melakukan apapun untuk menarik perhatiannya, ya kan?! Sungguh, kekalahan yang tak terhindarkan! Benar kan? Seperti seekor rubah yang membuat dirinya berpikir kalau 'anggur itu busuk' ketika sebuah anggur tidak terjangkau olehnya. Ini disebut rasionalisasi. Kalau begitu, nggak keren! Elo sama sekali nggak keren, Daiyan!""


"Seberapa banyak perkataan gue yang elo dengar, hah?...yah, sebagian dari pernyataan elo memang tidak jelek, tapi untuk sebagian lainnya, kubunuh kau."


"Oho, jadi elo benar-benar nggak bisa melakukan apapun untuk menangkap hatinya,"


Akhirnya Daiya memukul Haruaki tepat di wajahnya yang sedang terlihat senang. Uwaa, apa yang sebenarnya dia tahan selama ini sehingga dia memukul Haruaki seperti itu...


"Ini tidak seperti 'Gue nggak bisa melakukan apapun untuk menarik perhatiannya' tapi lebih seperti 'Dia nggak melakukan apapun untuk menarik perhatian gue'."


"Sombong sekali...hey, Hoshii, bukannya orang ini terlalu sombong cuma karena penampilannya?"


Haruaki berkata seperti itu tanpa ada sedikitpun rasa menyesal.


"Dia tidak melakukan apapun untuk menarik perhatian gue bukan karena gue diluar jangkauannya! Mungkin saja hal itu terjadi, tapi itu tidak berlaku padanya."


"Uwaa, beraninya dia berkata hal yang aneh!"


"Dia tidak menganggap gue diluar jangkauannya. Bukan, bahkan dia tidak membuat klasifikasi seperti itu. Sejak awal, dia memang tidak tertarik pada kita. Dia bahkan tidak memandang kita sama sekali. Seperti menganggap serangga sebagai seekor serangga. Dia menganggap seseorang sebagai seseorang. Hanya itu. Dia tidak peduli akan perbedaan seperti antara wajah tampanku dengan wajah jelek Haruaki. Seperti kita tidak membedakan jenis kelamin kecoak. Bagaimana elo bisa menarik perhatian gadis seperti itu?"


Bahkan Haruaki pun terdiam karena pernyataan tentang Otonashi-san yang dikatakan oleh Daiya.


"...Daiya."


Akupun mulai bicara


"Elo terlihat sangat tertarik kepada Otonashi-san."


Daiya tidak dapat berkata apapun. Ah, itu adalah reaksi yang sangat langka. Salahkah aku? Dia pasti benar-benar memperhatikan Otonashi-san sampai dia bisa melakukan analisis seperti itu.


"Cih, Gue nggak tertarik!"


"Hee, muka elo memerah."


"Hey, Kazu, jika elo terus berkata seperti itu, bakal gue tambah daftar trauma elo."


Daiya terlihat agak marah... Sepertinya dia sadar kalau dia tidak akan bisa akrab dengan Otonashi-san.


"Meski dengan intuisi super bodoh kalian yang seperti serangga, kalian akan segera sadar dengan keabnormalannya."


Kata-kata tadi terdengar sedikit dibuat-buat,


atau juga benar.


Kau tahu? Perkataanya tepat sekali.


?


Segera setelah perkenalan, Otonashi-san tiba-tiba mengangkat tangannya. Tanpa menunggu izin dari Hokubo-sensei, dia berdiri dan mulai berbicara.


"Aku ingin kalian semua melakukan sesuatu sekarang."


Tidak peduli dengan seisi kelas yang kebingungan, dia meneruskan kalimatnya,


"Ini hanya memerlukan waktu 5 menit. Tentu kalian dapat melakukannya bukan?"


Meskipun tidak ada yang menjawab, dia maju ke depan kelas dan meminta agar Hokubo-sensei keluar dari kelas, seperti dia sudah biasa melakukan hal itu dan berdiri di depan kelas. Meski hal yang dilakukan dia itu tidak wajar, ini terasa seperti sesuatu yang sudah biasa bagiku. Melihat reaksi yang lainnya, sepertinya mereka berpikir sama.


Ruang kelas menjadi sunyi.


Berdiri di depan kelas, Otonashi-san membuka mulutnya sambil memandang lurus ke depan,


"Aku ingin kalian menuliskan sesuatu untukku."


Otonashi-san membagikan sesuatu kepada murid yang berada di barisan depan. Murid yang menerimanya mengambil selembar dan menyerahkan sisanya ke murid di belakang seperti membagikan soal ulangan. Yang kudapat cuma kertas sepanjang 10 sentimeter.


"Jika sudah selesai, kembalikan kertasnya padaku."


"Apa maksudnya dengan << melakukan sesuatu>> itu?"


Ketika Kokone bertanya seperti mewakili kelas, Otonashi-san menjawab dengan entengnya,


"Namaku."


Ruang kelas yang tadinya sunyi menjadi berisik. Wajar saja, akupun tidak mengerti. Namanya? Semuanya sudah pasti tahu, karena tadi pagi dia memperkenalkan diri sebagai 'Aya Otonashi'.


"Sungguh bodoh!"


Orang yang bisa mengatakan hal tersebut disaat seperti ini cuma satu,


Daiya Oomine.


Seketika itu juga teman-teman sekelasku menahan napas mereka. Karena mereka tahu bahwa bermusuhan dengan Daiya adalah hal yang luar biasa buruk.


"Nama elo Aya Otonashi, kan? Kenapa elo ingin kami menuliskannya? Apa sampai segitunya elo mau agar kami semua dapat mengingat nama elo secepatnya!?"


Otonashi-san tetap santai meskipun diprotes seperti itu.


"Gue bakal tulis <<Aya Otonashi>>. Gue sudah memberitahu elo, jadi, gue nggak usah menulisnya lagi, kan?"


"Ya, aku tidak peduli."


Daiya tidak mengira kalau dia akan diberi jawaban sesingkat itu dan dia pun pergi tanpa mengatakan apapun.


"Cih!"


Daiya merobek kertas itu sekeras mungkin dan langsung meninggalkan kelas.


"Ada apa? Kenapa kalian tidak segera menulis?"


Tidak ada yang mulai menulis. Tentu saja, kami terkejut terhadap sikap Otonashi. Dia membuat Daiya terdiam. Sebagai teman sekelas Daiya, kami tahu seberapa luar biasanya kejadian barusan tadi.


Tidak ada yang dapat melakukan apapun selama beberapa waktu. Tapi, setelah seseorang terdengar mulai menulis sesuatu, semuanya pun mengikutinya.


Mungkin tidak ada satupun yang tahu maksud Otonashi-san, tapi pada akhirnya hanya satu hal yang dapat kami tulis.


Nama <<Aya Otonashi>>.


Orang pertama yang menyerahkan adalah Haruaki. Melihat hal itu, beberapa murid yang lain mengikutinya. Ekspresi Otonashi-san tidak berubah ketika dia menerima kertas dari Haruaki.


Itu mungkin...jawaban yang salah.


"Haruaki."


Aku memanggil Haruaki setelah dia berbicara kepada Mogi-san.


"Ada apa, Hoshii?"


"Apa yang elo tulis?"


"Ha? Gue cuma bisa tulis <<Aya Otonashi>> kan? Meskipun gue hampir lupa menulis huruf terakhir."


Entah kenapa Haruaki berkata seperti itu dengan wajah muram.


"...Yah, gue pikir juga cuma itu..."


"Jangan berpikir yang macam-macam, tulis sajalah!"


"Tapi apa elo benar-benar berpikir dia melakukan semua itu untuk membuat kita menulis nama ini ?"


Kalau itu tujuannya, aku tidak dapat memikirkan alasan kenapa dia melakukan ini.


Haruaki dengan cepat menjawab pertanyaanku,


"Tentu saja tidak."


"Eh? Bukannya elo menulis <<Aya Otonashi>> kan?"


"Ya...dengar. Daiya itu terlalu pintar sampai perbuatannya tadi itu tidak lucu kan? Perilaku buruknya memang tidak lucu."


Karena Haruaki tiba-tiba mengganti pembicaraan, aku menjadi bingung.


"Daiya bilang kalau dia hanya akan menulis <<Aya Otonashi>> bukan? Jadi dia tidak akan memikirkan nama lain untuk ditulis selain nama itu. Tentu gue juga berpikiran sama. Apa yang ingin gue katakan adalah, 'elo nggak bisa menuliskan apapun jika kita tidak dapat memikirkan apapun'."


"Jika kau tidak bisa memikirkan sesuatu... kau tidak akan menulisnya..."


"Tepat! Dengan kata lain, semua ini tidak ditujukan untuk kita!"


Aku merasa kalau perkataan Haruaki tepat mengenai sasaran. Dia mungkin benar tentang ini.


Dengan kata lain, Otonashi-san tidak peduli kepada sebagian besar teman sekelasnya dan melakukan hal ini hanya untuk orang yang bisa memikirkan sesuatu untuk ditulis selain pemikiran satu kelas, <<Aya Otonashi>>.


Ya, aku mengerti mengapa barusan Haruaki murung. Maksudku, dia memang jatuh cinta pada pandangan pertama pada Otonashi-san. Memang dia terlihat bercanda, tapi aku belum pernah melihatnya menyatakan cinta pada orang lain. Yah, dengan kata lain, sebenarnya dia itu serius.


Otonashi-san tidak peduli pada keberadaan Haruaki dan yang lainnya...Seperti yang dikatakan Daiya.


"Haruaki, gue terkejut dengan semua kata-kata loe tadi."


"Bagian 'Gue terkejut'nya nggak perlu elo tambahkan!"


Ketika aku menyembunyikan perasaan malu dengan mengatakan sesuatu yang tidak sopan itu dengan tersenyum, Haruaki bereaksi dengan tersenyum pahit.


"Sampai nanti deh, gue bisa dibunuh senior gue kalau nggak segera pergi sekarang. Gue nggak bercanda!"


"Oh, silahkan saja."


Anggota klub baseball yang biasa-biasa saja itu terlihat agak menuntut.


Aku melihat kearah kertasku yang masih kosong. Aku ingin menuliskan <<Aya Otonashi>> tapi pada akhirnya aku tidak bisa menulisnya.


Aku melihat kearah Otonashi-san, ekspresinya tidak berubah sedikitpun ketika melihat kertas-kertas yang sudah dikembalikan kepadanya. Menurutku, semuanya tertulis <<Aya Otonashi>>.


---Seseorang yang tidak bisa memikirkan apapun tidak akan bisa menuliskan apapun.


"----"


Jadi, apa yang harus aku lakukan?


Entah kenapa nama mustahil seperti <<Maria>> terlintas di pikiranku.


Tidak. Aku sadar ada yang salah denganku. Dari berbagai nama kenapa cuma <<Maria>>? Aku bahkan tidak tahu darimana nama ini berasal. Jika aku memberikan nama ini padanya, dia pasti akan berteriak kepadaku dengan kalimat misalnya <<Kau pasti bercanda kan?>>


Tapi, apa mungkin jawaban inilah yang dia inginkan...?


Setelah berpikir keras, akhirnya aku mulai menulis diatas kertas sepanjang 10 sentimeter itu.


<<Maria>>


Aku berdiri dan menuju ke arah Otonashi-san. Sudah tidak ada antrian lagi. Sepertinya aku yang terakhir. Dengan gugup aku memberikan kertasku padanya. Otonashi-san menerimanya tanpa berkata apapun.


Lalu, dia melihat ke huruf-huruf yang tertulis disana.


Ekspresinya berubah. Drastis.


"...Eh?"


Otonashi-san yang tidak bergeming sama sekali saat dia menghadapi guru dan Daiya, membuka matanya lebar-lebar.


"Fufufu..."


Tiba-tiba dia tertawa.


"Hoshino,"


"akhirnya kau ingat namaku."


Dalam sekejap aku menyesali keputusanku. Sebab, ketika dia berhenti tertawa, Otonashi-san melotot ke arahku seperti dia sedang melihat musuh bebuyutannya.


"...Kau! Apa kau bercanda denganku!?"


Dia terlihat berusaha menahan amarahnya karena dia berbicara dengan suara yang pelan. Aku memang sudah memperkirakan bagian 'bercanda'nya, tapi nada suaranya mengejutkanku.


Dia menarik kerahku dengan sekuat tenaga.


"Waah! M-maafkan aku! A-aku tidak bercanda kepadamu..."


"Jadi, kau mau bilang kalau kau bisa saja menulis jawaban seperti itu tanpa bercanda?"


"Err, well, Kau... mungkin benar. Aku mungkin saja bercanda."


Pertanyaannya tadi bisa saja dibilang serangan akhir.


Tanpa melepaskanku, dia menarikku speanjang jalan ke belakang bangunan sekolah


?


"Hoshino, apa kau mempermainkanku?"


Otonashi-san menekanku ke tembok bangunan sekolah dan melotot kearahku.


"Aku memang tidak pintar dalam membuat rencana, aku sadar akan hal itu. Ini adalah rencana gila yang sama saja seperti mengatakan <<Jika kau pelakunya, serahkan saja dirimu>>. Tidak, kau bahkan tidak bisa menyebutnya sebagai rencana. Meski begitu... Kenapa kau mengambil umpannya? Ini sudah kedua kalinya aku melakukan hal ini. Yang pertama malah kau tidak memperdulikannya sama sekali!"


Dia melepaskan tangannya dari kerahku, tapi pandangannya cukup untuk membuatku terdiam.


Otonashi-san melihat kepdaku sambil mengigit bibirnya dan menghela napasnya.


"...Tidak, aku kesal karena aku akhirnya mendapat petunjuk dengan cara yang sangat mustahil seperti ini. Tapi, tanpa ragu aku bisa bilang kalau situasinya makin membaik. Jadi aku mestinya senang."


"...Ya, aku pikir begitu. Kau harusnya senang! Hahaha--"


Otonashi-san melotot ke arah senyumanku yang kupaksakan. Mungkin sebaiknya aku tetap diam.


"...Aku tidak mengerti. Sebenarnya kukira kau menyerah terhadap usaha kerasku... Tapi apa-apaan dengan wajah cuek seperti itu!"


Daripada dibilang cuek, aku tidak mengerti sama sekali tentang apa yang kau bicarakan.


"Kau terus mengabaikanku selama 2600 kali. Berapa lamapun pengulangan tidak terbatas ini berlanjut, aku tidak akan pernah menyerah. Meski begitu, aku sudah lelah. Seharusnya kaupun merasakan kelelahan sepertiku, tapi bagaimana bisa kau terus bersabar sampai sekarang?"


Apa yang harus aku katakan... Bahkan aku sendiri tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan.


Sepertinya dia menyadari keherananku terhadap perkataannya dan melihatku dengan curiga,


"...Apa mungkin kau tidak sadar?"


"Sadar? Sadar apa?"


"...Baiklah. Akting atau bukan, penjelasanku tadi tidak akan menyebabkan kerugian apapun. Hm, yah... Biar simpel, aku sudah 'pindah sekolah' 2601 kali."


Aku cuma bisa terdiam.


"Jika kau hanya berakting, maka kau benar-benar hebat. Tapi, sepertinya kau hanya memang <<tidak tahu>> apapun melihat wajahmu yang bingung itu. Apapun itu, aku akan menjelaskan padamu apa yang aku tahu. Hari ini tanggal 2 maret kan?"


Aku mengangguk


Back to 8946th time Return to Main Page Forward to 2602nd time