Baka to Tesuto to Syokanju:Volume1 Soal Keenam

From Baka-Tsuki
Revision as of 05:54, 30 October 2011 by Yurihime (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Baka to Tesuto to Syokanju:Volume1 Soal Keenam Soal Keenam

Jawablah soal berikut ini:

Tuliskan formula molekul dari Benzene.


Jawaban Himeji Mizuki:

"C6H6"

Komentar Guru:

Soal yang mudah, kan?


BTS vol 01 151.jpg

Jawaban Tsuchiya Kouta:

"Ben + zene = Benzene"

Komentar Guru:

Apa kau menghina kimia?


Jawaban Yoshii Akihisa:

"B-E-N-Z-E-N"

Komentar Guru:

Datanglah ke ruang guru nanti, bersama Tsuchiya.



"Kerja bagus, teman-teman. Terima kasih untuk kerja keras kalian mengambil tes-tes itu."

Yuuji berkata sambil berdiri di belakang meja guru dan meletakkan tangannya di atasnya.

Sepanjang pagi ini kami mengerjakan tes. Tes-tes itu selesai belum lama ini. Sekarang kami mau makan siang. Untuk mengisi kembali sejumlah skor yang hilang dalam semua mata pelajaran, jumlah tes yang kami kerjakan sungguh mengerikan.

"Kita akan mulai Perang Tes Syokanju dengan Kelas B siang ini. Kalian siap untuk membantai?"

"Oooo...!"

Semangat kami masih tinggi, dan itu adalah satu-satunya senjata kelas kami.

"Tujuan Perang ini adalah untuk menahan musuh dalam kelas mereka; untuk itu, kita tidak boleh kalah dalam pertarungan di koridor."

"Oooo...!"

"Himeji Mizuki akan jadi komandannya. Teman-teman, bersiagalah dan bersiap untuk mati."

"Aku... Aku akan berusaha sebaik-baiknya."

Dengan malu-malu Himeji berjalan keluar dari kerumunan; mungkin ia tidak ingin berteriak seperti para cowok.

"OOOO...!"

Semangat pasukan garis depan bertambah melebihi batas karena mereka bisa bertarung bersama gadis cantik.

Kesimpulannya, inti dari Perang ini adalah pertarungan di koridor; jika kami kalah disana, habislah kami. Maka, dari 50 murid di Kelas F, kami mengirim 40 murid untuk pertarungan itu. Pasukan ini akan dipimpin oleh Himeji, yang adalah murid terkuat di kelas kami dan yang kedua terkuat di sekolah ini, jadi kami seharusnya bisa menang tanpa banyak kesulitan.


(?)


Ketika bel yang menandakan istirahat siang selesai berbunyi, Perang melawan Kelas B akhirnya dimulai.

"OK, ayo semua! Target kita adalah meja-meja yang sistematis!"

"Siap, sir!"

Untuk bisa sukses menahan musuh dalam kelas mereka, kami harus mengontrol setiap momen-nya.

Kami bergegas ke koridor di luar Kelas B dengan kecepatan penuh.

Karena banyak murid di Kelas B menguasai pelajaran bukan-sains dan karena guru matematika Hasegawa-sensei bisa menciptakan wilayah pemanggilan yang lebih besar, kami memilih matematika sebagai pelajaran utama untuk bertarung; dengan kata lain, jika kami ingin menyelesaikan pertarungan secara cepat, Hasegawa-sensei akan sangat berguna.

Di sisi kami juga ada guru Komposisi Inggris Yamada-sensei dan guru fisika Kimura-sensei. Kali ini, kami perlu meningkatkan jumlah guru pengamat dan membantai musuh secepat mungkin!

"Aku bisa melihat murid Kelas B!"

"Mereka membawa Bu Takahashi!"

Murid-murid Kelas B berjalan pelan di hadapan kami, tapi jumlah mereka hanya 10. Mereka pasti pasukan barisan depan, dan mereka hanya ingin menguju kemampuan kami.

"Jangan biarkan mereka kabur hidup-hidup!"

Bersamaan dengan teriakan yang menakutkan ini, Perang melawan Kelas B secara resmi dimulai.


Kelas B Nonaka Chounan VS Kelas F Kondou Yoshimune

Nilai Gabungan

1943 VS 764


Apa!? Dia terlalu kuat! Mereka seperti berada di level yang benar-benar berbeda!


Kelass B Kaneda Ichiyuuko VS Kelass F Mutou Keita

Matematika

159 VS 69


Kelas B Satoi Mayuko VS Kelas F Kimishima Hiroshi

Fisika

152 VS 77


Perbedaan kemampuan bertarungnya terlalu besar; pasukan garis depan kami terus-menerus kalah. Kalau kami tidak mengirim pasukan pembantu sebelum skor mereka mencapai 0, jumlah pasukan kami akan berkurang sangat banyak.

Ketika aku berusaha mengamati apakah kami punya bala bantuan atau mungkin rute-nya telah dihalangi oleh musuh...

"A-aku terlambat... M-maaf..."

Himeji yang hampir kehabisan napas tiba di tempat; kurasa ia pasti berlari sepanjang jalan menuju garis depan.

"Himeji Mizuki di sini!"

Salah satu murid Kelas B berseru. Sepertinya Kelas B sudah tahu bahwa Himeji tidak masuk ke Kelas A dan menyelidikinya, kurasa?

Semua murid Kelas B tampak syok ketika mereka mendengar hal itu. Sangat mudah dilihat bahwa mereka takut sekali pada Himeji.

"Himeji, meski kau baru saja tiba, tapi bisakah...?"

"Y-Ya. Aku pergi sekarang."

Himeji segera bergegas ke tengah-tengah arena pertarungan. Melihat gadis itu saja bisa membuatmu merasa tenang. Aku benar-benar ingin memotretnya sekarang dan menyimpannya sebagai sufenir.

"Pak Hasegawa, aku Iwashita Ritsuko dari Kelas B, dan aku mau menantang matematika Himeji Mizuki dari Kelas F!"

"Ah, Pak Hasegawa, aku Himeji Mizuki; senang bertemu denganmu."

Segera saja Himeji menjadi target musuh; mungkin musuh kami ingin menyingkirkannya secepat mungkin?

"Ritsuko, aku akan membantu!"

Seorang gadis lain dari Kelas B maju dan memanggil syokanju-nya di saat yang bersamaan. Dua dari sepuluh murid Kelas B menantangnya; kelihatannya mereka benar-benar takut pada Himeji.


"Summon!"


Lingkaran sihir muncul setelah pemanggilan, dan syokanju yang sangat familiar muncul di hadapan kami.

Syokanju-syokanju musuh mengacungkan pedang dan tombak mereka pada syokanju Himeji, tapi syokanju itu tampak sangat tenang dan hanya menggenggam greatsword-nya yang sudah pernah kami lihat sebelumnya.

Kini ketiga syokanju dengan wajah respektif pemilik mereka saling berhadapan, tapi...

"Eh? Syokanju Himeji pakai aksesori."

"Ah, ya. Karena nilai Matematika-ku cukup baik..."

"Kau bisa pakai aksesori dalam pelajaran yang kau kuasai?"

Syokanju Himeji yang hanya setinggi dua kepala itu memakai gelang indah di tangan kirinya selain memegang greatword.

"I-itu...!?"

"Dia bukan lawan yang bisa kami hadapi!"

Para musuh mulai panik ketika melihat gelang itu.

Ah, aku jadi ingat: memakai gelang berarti...

"Erm, aku akan menyerang."

Himeji memegang kencang tangannya; mengikuti tindakan Himeji, syokanju-nya melesat menuju musuh dari sisi kiri.

"Tunggu sebentar!"

"Ritsuko! Hindari serangannya!"

Kedua Syokanju mereka melompat ke samping dengan dramatis. Tiba-tiba, gelangnya syokanju Himeji mengeluarkan sinar terang.

  • Beep!*


"Ahhh!"

"Ri... Ritsuko!"

Seketika setelah gelang itu bersinar, salah satu syokanju musuh yang tidak sempat kabur langsung diselimuti api.


Kelas F Himeji Mizuki VS Kelas B Iwashita Ritsuko & Kikuiri Mayumi

Matematika

412 VS 189 & 151


Jadi, pakai gelang berarti syokanju bisa menggunakan kemampuan spesial? Meskipun aku sudah lupa berapa tepatnya skor yang dibutuhkan untuk itu, aku ingat peraturan entah-di-bagian-mana yang mengatakan bahwa syokanju dari murid yang nilainya di atas jumlah tertentu bisa memakai gelang yang membuat mereka memiliki kemampuan spesial. Peraturan ini tidak ada gunanya untukku, makannya aku melupakannya.

"M-maaf. Aku tidak bisa lembut dalam pertarungan!"

Syokanju Himeji menghampiri musuh yang sudah hilang kontrol karena mengelak dari serangan sebelumnya, kemudian membelah syokanju itu juga senjatanya, membunuhnya dengan instan dan memenangkan pertarungan.

"Iwashita dan Kikuiri tewas di pertarungan!"

"Apa!? Bagaimana mungkin!?"

"Himeji Mizuki lebih menyeramkan dari rumornya!"

Delapan murid sisa dari kelas B kelihatan sangat syok; yang tidak mengejutkan kenapa mereka bisa kelihatan begitu.

Ngomong-ngomong, Himeji, kau terlalu kuat.

"T-teman-teman, lakukan yang terbaik...!"

Himeji berkata sesuatu yang tidak terdengar seperti perintah dari seorang komandan, tapi justru sangat efektif.

"Aku akan mengerahkan kekuatanku!"

"Himeji yang terbaik!"

Jumlah penggemar Himeji bertambah drastis.

"Himeji, kau bisa istirahat sekarang!"

"Ah, ya."

Semangat musuh telah turun drastis, jadi lebih baik Himeji istirahat sekarang. Kemampuan spesial memang bisa menyebabkan damage yang besar, tapi juga menghabiskan banyak poin. Bahkan jika tidak ada Himeji, mengalahkan barisan depan musuh sekarang hanya masalah waktu saja.

"Ganti dengan pasukan utama sekarang sekaligus mundur. Jangan mati di pertarungan!"

Dan itu adalah komando musuh. Yang penting kami sudah mencapai target kami dengan sukses. Biar musuh mundur perlahan, batasi gerak mereka dalam ruang Kelas B, maka pertarungan untuk hari ini akan berakhir. Semua ini berkat kemampuan bertarung Himeji yang luar biasa sehingga rencana kami berjalan dengan lancar, terima kasih banyak!

"Akihisa, aku mau kembali ke kelas sekarang."

"Hah? Kenapa?"

Hideyoshi berjalan ke arahku ketika aku sedang mengamati situasi perang secara keseluruhan.

"Kembali"? Apa yang terjadi pada pasukan utama?

"Ketua kelas di Kelas B itu..."

"Cowok yang bernama Nemoto."

"Kau bilang 'Nemoto'; maksudmu Nemoto Kyouji?"

"Iya."

Cowok yang bernama Nemoto Kyouji punya reputasi yang sangat buruk. Menurut rumor, ia ahlinya melakukan trik kotor dan akan melakukan apa saja untuk bisa meraih tujuannya. Ada rumor tentang "meracuni tim lawan dalam permainan bola", "bawa senjata waktu berkelahi dengan yang lain", dsb. Aku tidak terlalu percaya ia sebusuk itu, tapi berhati-hati juga tak ada salahnya.

"Aku mengerti, kalau begitu lebih baik kita kembali secepatnya!"

"Meskipun kurasa Yuuji tidak akan jatuh dalam jebakannya, sebaiknya kita kembali untuk memastikan semuanya baik-baik saja."

Sesudah memberitahu Himeji tentang ini, Hideyoshi dan aku membawa beberapa orang dan kembali ke kelas.



"Wha, jahat sekali!"

"Aku tidak pernah membayangkan mereka benar-benar akan melakukan ini semua."

"Benar-benar kejam."

Ketika kami kembali ke kelas, kami melihat meja teh kami sudah berlubang-lubang, juga semua pensil dan penghapus kami rusak serta patah menjadi dua.

"Ini gawat; kita jadi tidak bisa menambah skor kita dengan lancar."

"Yeah, ini mungkin masalah kecil, tapi benar-benar akan mempengaruhi penambahan skor kita."

Ngomong-ngomong, kupikir Nemoto itu pengecut.

"Jangan terlalu dipikirkan. Memang butuh waktu untuk memperbaikinya, tapi tidak akan terlalu berpengaruh pada rencana kita."

"Yah, kalau begitu, Yuuji, kami turuti saja perkataanmu."

Sepertinya ada sesuatu yang mencurigakan.

"Bagaimana kelas ini bisa jadi serusak ini, dan Yuuji, bagaimana bisa kau tidak tahu?"

Kelas ini tidak seperti ini sebelum istirahat siang, jadi pengrusakan pasti terjadi antara waktu pertarungan dimulai sampai sekarang. Dan Yuuji seharusnya ada di kelas dan bisa menghentikan mereka, kan?

"Mereka ingin membuat kesepakatan denganku dan aku pergi untuk bernegosiasi, jadi kelas ini kosong waktu itu."

"Kesepakatan apa?"

"Yah, jika tidak ada di antara kita yang memenangkan Perang ini sebelum jam 4 sore, maka Perang-nya akan dilanjutkan besok pagi jam 9, dan sampai saat itu, kedua pihak tidak boleh melakukan apapun yang berhubungan dengan Perang Tes Syokanju."

"Mengerti. Dan kau setuju?"

"Yep."

"Tapi kalo sampai pada titik 'stamina menentukan kemenangatn', kita seharusnya lebih punya keuntungan, kan?"

"Itu benar bagi kita semua kecuali Himeji."

Ah, aku mengerti.

"Setelah mengurung mereka dalam kelas, Perang akan berakhir untuk hari ini; pertarungan yang sesungguhnya akan dimulai besok."

"Ya. Sepertinya kita memang tidak bisa mengalahkan mereka hari ini."

" Saat itu, kemampuan bertarung Himeji akan sangat diperlukan, dibanding seluruh kelas."

Maksudnya pertarungan akan berfokus dalam area tertentu? Kalau begitu bakalan sama seperti perang melawan Kelas D dan biarkan Himeji membantai Ketua Kelas, begitu?

"Jadi itulah kenapa kau menerima saran mereka: membiarkan Himeji bertarung dalam kondisi sempurna?"

"Ya. Ini cara yang bagus menurutku."

Oya? Bagus kalau begitu.

Tapi, aku merasa sedikit janggal. Mereka menghancurkan meja kami, terus membuat kesepakatan yang menguntungkan untuk kami di waktu yang bersamaan. Kupikir Nemoto Kyouji bukanlah orang yang naif.

"Akihisa, kita harus pergi ke garis depan sekarang; mereka mungkin menggunakan cara kotor lagi."

Hideyoshi berlari keluar kelas setelah ia berkata begitu.

"Yeah. Yuuji, sisanya terserah kau."

"Oh, aku mau menyiapkan pensil dan penghapus baru."

Yuuji mengangkat tangannya dan mengucapkan 'dadah'. Aku kemudian mengejar Hideyoshi.

Aku berhasil mencapai Hideyoshi dengan segera tanpa perlu berlari cepat.

"Aku tetap berpikir bahwa kita belum benar-benar melihat 'yang sesungguhnya' dari mereka!"

"Yeah. Kurasa mereka tidak akan cuma melakukan itu saja; kita sebaiknya berhati-hati."

Trik curang apa yang akan mereka lakukan selanjutnya? Sialan, mereka punya kemampuan bertarung yang jauh lebih baik daripada kami, tapi kenapa mereka tidak langsung saja menghadapi kami?

Kami hampir sampai di arena pertarungan.

"Ingat, hati-hati!"

"Kau juga, Hideyoshi!"

Setelah saling mengingatkan satu sama lain, kami kembali pada pasukan kami masing-masing.

"Yoshii! Akhirnya kau kembali!"

Yang menyambutku kembali adalah Sugawa. Hah? Bukannya yang seharusnya mengontrol pasukan adalah Shimada?

"Maaf membuat kalian menunggu! Bagaimana situasinya sekarang?"

"Sangat buruk bagi kita."

"Hah!? Kenapa!?"

Pasukan utama musuh tidak pernah muncul, dan kemampuan bertarung kami lebih baik dari mereka; kenapa sekarang situasi kami malah memburuk?

"Shimada tertangkap dan ditawan."

"Apa!?"

Sekarang mereka menggunakan tawanan!? Apa mereka benar-benar yakin mereka akan menang dengan trik curang!?

"Musuh cuma tinggal 2 orang, tapi kita jadi tidak bisa menyerang mereka. Apa yang harus kita lakukan?"

Pasukanku jadi terkonfrontasi berkat insiden ini.

"Hmmm... biar kulihat dulu situasinya sebelum bikin keputusan."

"Kalau begitu lebih baik kita kesana sekarang. Mereka menghalangi kami di koridor sana."

Sugawa memimpin, dan aku mengikutinya.

Setelah melewati pagar-pagar betis yang dibuat pasukanku, di depanku jelas terlihat situasi tepat seperti yang Sugawa katakan: Shimada dan syokanju-nya ditawan oleh 2 murid Kelas B.

Dan ada guru remedial di sebelah mereka.

"Shimada!"

"Y-Yoshii!"

Kenapa jadi terdengar seperti sinetron?

"Berhenti kalian! Lebih dekat lagi dan aku akan memberikan serangan terakhir ke syokanju-nya dan mengirim gadis ini ke ruang remedial!"

Salah satu musuh yang menangkap Shimada maju dan membatasi gerakanku.

Mereka tidak hanya membuat murid cewek yang sangat langka di kelas kami tewas, tapi mereka juga secara sengaja menawannya untuk menakut-nakuti kami dan menurunkan semangat kami di saat yang bersamaan. Benar-benar strategi yang sangat hebat.

Kalau kami langsung menerobos sebelum mengalahkan mereka, mereka akan menewaskan Shimada dan membuat kami merasa bersalah karena telah mengirimnya ke ruang remedial.

...Tidak apa-apa.

"Semua, bersiaplah menyerang!"

"Ketua, kau yakin!?"

Tidak ada cara lain! Selalu ada korban dalam setiap Perang! Ini bukan balas dendam karena aku disiksa terus setiap hari; ini hanyalah keputusan yang memang sudah seharusnya diambil oleh seorang ketua!

"T-tunggu, Yoshii!"(?)

Bahkan musuh pun menyuruhku berhenti; sungguh tidak keren.

"Bukannya kau seharusnya heran kenapa dia bisa ketangkap oleh kami?"

"Ya karena dia idiot."

"Aku akan membunuhmu!"

Hah? Apa? Kenapa Shimada terdengar lebih kuat dariku meskipun dia sedang ditawan?

"Gadis ini percaya informasi palsu tentang kau yang terluka dan kemudian meninggalkan pasukan, pergi ke UKS untuk melihat kondisimu."

Dia bilang apa!?

"Shimada..."

"A-apa?"

Apa aku berpikir terlalu banyak? Kelihatannya wajah Shimada memerah.

"Membunuhku diam-diam sewaktu aku terluka, apa kau iblis!?"

"Bukan karena itu aku pergi!"

Benar-benar menakutkan. Sekarang aku tidak bisa tidur siang dengan tenang di UKS.

"Memangnya salah kalau aku ingin menjenguk dan melihat bagaimana keadaanmu!? Aku mencemaskanmu, tahu!"

Hah...?

"Shimada, apa itu benar?"

"I-Iya. Tidak boleh?"

Shimada terlihat sedikit marah dan mengalihkan pandangannya ke samping.

Benar-benar. Dia, mencemaskan aku. Shimada yang itu...

"Haha, Sekarang kau mengerti. Dengarkan aku dan jangan lakukan apapun."

"Semuanya, serang!"

"Kenapa!?"

Kenapa? Apa pertanyaan seperti itu perlu dijawab?

"Dia bukan Shimada! Dia pasti musuh yang menyamar!"

Kalian memilih orang yang salah untuk disamar! Shimada yang itu tidak akan pernah bersikap lembut! Kalau dia benar-benar Shimada yang asli, pasti dia bakalan sangat senang mengirimku ke neraka!

"Oi, tunggu sebentar! Shimada yang ini asli!"

Murid-murid Kelas B, betapa tidak kerennya kalian.

"Diam! Kau tetap ingin pakai strategi kotor itu meskipun You still want to keep using that dirty strategy after we've seen through it? How ugly!"

"I'm telling you that she's the real one...!"