Zero no Tsukaima ~ Indonesian Version:Volume7 Bab3
Sudah tiga hari berlalu sejak kepulangan ajaib para kesatria naga. Rene dan Saito, bersama yang lainnya, berpesta di tenda mereka selama itu.
Sejak pesta dimulai, Rene dan anggota Squadron ke-2 kesatria naga lainnya, berbuat bodoh di tenda louise setiap hari. Dikatakan sebagai "Pengawal" hanya sebuah alasan; kenyataannya, mereka disana untuk alasan-alasan yang lain.
"Cheers! Untuk keselamatan kita yang ajaib!"
Saito memberikan toast ke-17 pada hari itu, memberikannya dalam igauan seorang setengah mabuk.
"Cheers! Cheers!"
Hiruk-pikuk paduan suara para kesatria naga ikut gabung. Lagi-lagi, Mereka mengosongkan cangkir mereka, yang diisi penuh oleh Wine anggur, dalam satu teguk penuh.
"Sungguh hebat bisa hidup. kamu tetap bisa minum seperti ini!"
Kata Wakil Rene, seorang pemuda berambut merah bernama Matthew Pennterdon, selagi dia melambaikan tangannya dengan santai, membuat sebuah pusaran kecil untuk mengaduk Wine. Sebagai anak ketiga dari bangsawan miskin, dia selalu minum dengan kebiasaan menyedihkan - mencampurkan Wine dengan air sebelum meminumnya. Jadi, dia sering menggunakan sihir di kebiasaan ini untuk mengaduk gelasnya.
Pasangan kembar kesatria naga penarik perhatian, dipanggil Gilbert dan Siegfried. Dengan rambut keemasan pucat lembut dan wajah seperti gadis manis, mereka berdua datang dari keluarga bangsawan yang terperosok dalam masa sulit. Mereka saling membantu mengisi gelas dengan Wine, selagi menyeringai.
Selain Louise, yang lainnya sudah mabuk berat. Tidak... satu diantara mereka terlihat memiliki beberapa masalah, dan sedang berpikir dalam, dia adalah Fernand yang pendiam. Ketika Saito memberikannya toast, dia hanya menggerakkan kepalanya. dia terlihat mengkhawatirkan tentang sesuatu.
Pada saat itu, Rene yang bulat muncul, memeluk satu kantong penuh barang.
"Captain dari Squadron ke-2 Kesatria Naga, Rene Vonke, sudah kembali!"
"Salut. Pastinya sulit untukmu."
Saito, yang duduk di tengah-tengah kursi, tertawa terbahak-bahak, kesatria naga lainnya mengikutinya.
Duduk di pojokan tenda dan memeluk kedua kakinya, Louise hanya bisa frustasi menyaksikan mereka.
Apa-apaan kumpulan ini?
Sederhananya, mereka memperlakukan tempat ini seperti ruangan mereka sendiri. Berpura-pura sebagai pengawal tapi sebenarnya datang cuma untuk minum-minum, menjauh dari mata pengawasan para pejabat senior. Disini mereka bisa melakukan apapun yang mereka inginkan.
Louise menggigit bibirnya dalam kebencian. tentu saja, tidak mudah bagi mereka terlepas dari kematian, sedikit Wine untuk merayakan masih bisa ditolerir.
Tapi...
Mereka melakukan ini setiap hari! Setiap Hari! Dan itu mulai senja hingga fajar!
Dan orang-orang ini sama sekali tidak mengerti tentang bagaimana menjaga kebersihan kamar! Gertakan gigi Louise menjadi sangat nyaring. Botol, tulang unggas, dan kotoran sisa bertebaran dimana-mana; Pemandangan semuanya jadi tidak tertahankan.
Kapanpun dia mengomel, dia mendapatkan "Okayyyy" gembira sebagai jawaban, cuma itu saja. Tidak seorangpun membersihkan kekacauan. Akibatnya, sampah menumpuk dari hari ke hari, seperti ke frustasian Louise.
Saito yang paling tidak bisa dimaafkan. Semula, dia pikir kalau dia yang akan memperingatkan mereka menggantikan Louise. tetap, si idiot mulai memimpin keributan, dan sekarang sang "Komandan Tinggi." "Jendral mutlak dari orang-orang konyol, betapa cocok untuknya," pikir Louise, selagi dia menghela nafas.
"Laporkan!" kata Saito, dimana dia benar-benar berpikir telah menjadi seorang jendral. Rene membuka kantong dengan berisik.
"Daging asap, daging kering, sosis... dan Wine!"
Setelah melihat seluruh makanan yang dengan mudah "dipesan" dari gudang; semuanya bersorak-sorai.
"Sekarang, Aku akan menghadiahi pejabat ini dengan medali..."
Namun, dia tidak membawa medali bersamanya. Saat Saito merasa sesulitan dengan ini, seseorang memberikan sesuatu ke tangannya. Itu adalah sepotong, kain putih bersih.
"A-apa ini?"
Bisa menebak wujud sebenarnya dari "benda" tersebut, Louise terburu-buru berdiri dengan kedua kakinya.
"Hey! Itu pakaian dalamku! Apa yang kalian pikirkan?!"
"Ah, karena itu dibiarkan disana, " kata Matthew, orang yang memberikannya pada Saito.
"Masih...masih banyak di sini," seru gembira Gilbert dan Siegfried, selagi mereka membuka lemari Louise.
"Ini medali terbaik sepanjang masa!" Satu demi satu, para kesatria tertawa.
"Rendahan! Kalian sungguh rendahan!"
Louise yang memerah memukul kepala Gilbert dan dada Siegfried dengan botol Wine, melempar tulang unggas Rene yang berguling, dan seluruh kesatria naga mabuk ditendang dan dipukuli.
Terakhir, dia menendang Saito yang panik di selangkangan, dan menunggangi ke lehernya.
"Terus-terusan membuat keributan! kebiasaan seekor familiar! Itu status dari familiar! S-sta-status anjing! Anjing! Berkelakuan sesuai status!"
Membalikan kedudukan sosial. Pikiran yang tidak bertanggung jawab.
"Tidak mungkin; Jadi kamu familiarnya!" Rene dan yang lainnya menonton wajah panik Louise dan Saito dan mulai tertawa lagi.
"Manusia- sebagai familiar, cerita aneh!"
Rene dan yang lainnya memanggil dengan "Puff!" dan banyak familiar-familiar masuk ke dalam tenda. Karena mereka penyihir angin, kebanyakan dari familiar memiliki sayap... seekor burung hantu, seekor taka, seekor rubah terbang... seekor griffon kecil dan seekor hippogriffon, bahkan seekor hewan bayangan bisa terlihat.
"Ini adalah familiar! Aahahaha!"
"Jangan berpikir aku men-menyukai lelaki ini atau lainnya! Si idiot ini datang sendiri!"
"Yeah, Pelayan yang dipanggil tidak bisa memilih pasangannya!"
Rene, masih tertawa, mendekati Louise dan berkata.
"Tetapi, kamu, Nona Vallière, memanggil seorang pacar. Familiar dan orang yang dicintai sebagai satu orang, mungkin ideal bagi seorang penyihir!"
Para kesatria naga tertawa terbahak-bahak.
Dia bukan orang yang kucintai! Idiot! semuanya idiot! Kenapa kalian tidak bisa mengerti?!"
Lalu Matthew berkata sambil menyengir.
"Lalu bagaimana tentang hari yang lalu, hah?"
"Kamu sungguh telanjang di bawah selimut! Bagaimana tentang itu?!"
Bahkan leher Louise memerah.
"Penghinaan! Rendahan! Anak lelaki seusia kalian seharusnya tidak boleh berpikir seperti ini!"
Akhirnya, Louise menarik selimut dan menaruhnya hingga menutupi kepalanya.
Meski sudah tetang, dia tetap tidak ingin keluar, malah berpura-pura tidur.
"Pedas. Apa yang membuatnya begitu marah?"
Rene bergumam khawatir. Bagaimanapun mereka secara bergiliran menunggu tanggapan Saito.
Dan Saito... memiliki kerutan khawatir di wajahnya.
Dimana posisi kita?
Apa hubungan kita sekarang?
Familiar dan tuan, tetapi sepertinya hubungan mereka sudah maju...
Tapi apa benar-benar berkemajuan?
Bagaimanapun, wakti itu saat di dalam perahu, mereka menjadi dekat ketika dia memanggil Louise. Tetapi apa yang Louise sebenarnya pikirkan tentangku?
Dia merasa tidak tenang.
"Kami tidak bermaksud menyakiti, Sorry teman."
"A, aah" Dengan perasaan bercampur aduk, Saito mengangguk.
Rene dan yang lainnya saling bertukar pandangan.
"Penghinaan sudah dikatakan."
"Apa boleh buat. Kita bangsawan kelas rendah." kata Matthew.
"Ini juga terjadi pada kaum ningrat! Tapi nona Vallière mengatakannya penghinaan dan merasa terusik! Aahahaha! Siegfried dan Gilbert tertawa pada wajah mereka masing-masing.
Betul, pikir Saito. Anak-anak di Akademi Sihir adalah bangsawan muda dan ladies. Mereka semua datang dari keluarga berkedudukan tinggi seperti Louise, dan meskipun keluarga Guiche dan Montmorency memiliki kesulitan keuangan, Ayah Guiche masih seorang Marshal lapangan, dan Mashal lapangan sangat dihargai di kemiliteran, kan?
Louise dan lainnya belajar di sekolah swasta bergengsi, yang sungguh berbeda dengan sekolah umum.
Aah, jadi itu alasan kenapa dia sejak awal merasa dekat dengan orang-orang ini, pikir Saito.
Lalu dia mengingat perkataan Rene.
Dia mengatakan, kalau seseorang cuma bisa naik peringkat dalam medan perang. Merasa simpati, Saito termenung sesaat.
"Ha, minum-minum sungguh membuatku senang, setelah berbuat baik!" kata Rene.
"Benar, benar! Meski tidak memiliki sayap, Squadron ke-2 Kesatria Naga tetap menunjukkan betapa gagah mereka!"
"Aahaha" ringkik Gilbert dan Siegfried.
"Aaah, kapan kita bisa menyerang pasukan Albion di Londinium? Sudah sepuluh hari berlalu sejak kita mendarat!"
kata Matthew tidak sabar.
Benar. Tidak ada perintah menyerang dari pasukan aliansi. Sepertinya mereka sedang menunggu pasukan Albion datang ke Rosais dimana mereka bisa memukul mundur mereka... Tetapi pasukan Albion sepertinya tidak bergerak juga.
Saat itu... keinginan para kesatria naga seperti terwujud, seorang prajurit anak-anak datang ke tenda.
"Haah, sebuah perintah datang dari Komando Pusat Batalion Kesatria Naga."
Anak itu terlihat masih berusia tigabelas tahunan. Ketakutan terlihat di wajahnya saat melihat bangsawan senior vulgar dengan kekacauan di sekitarnya.
"Pusat Komando Batalion? Apa yang bisa dilakukan oleh Kesatria Naga tanpa Naganya?"
Tanya Rene sarkastis.
"Aku tidak tahu. Aku cuma menyampaikan perintah..."
Tugas apa yang bisa mereka lakukan? Gerutu Gilbert, dan semuanya, sekarang berwajah serius, mulai menyiapkan diri mereka masing-masing.