Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid1 Bab3

From Baka-Tsuki
Revision as of 15:13, 11 April 2012 by SATRIA (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Bab 3: Teman sekelasku adalah seorang Tuan Putri

Bagian 1

Langkah kaki keras terdengar sepanjang koridor Akademi.

Seragam berlengan panjang telah disediakan secara langsung untuk Kamito,yang mengikuti si kuncir kuda dengan rambut berayun.

Seragam yang Greyworth sudah persiapkan dirancang secara khusus untuk ia kenakan.Warna dasarnya sama dengan siswa yang lain,yakni putih,namun bawahannya sudah jelas bukan rok.Kain dari celana panjangnya,yang sudah diberi kekuatan pensucian,ia kenakan dengan bagus layaknya gentleman.

(Sial,ukurannya sangat pas......dia sudah memperhitungkan hal ini sejak awal)

Kamito mengutuk Greyworth dalam kepalanya.

“Bangunan Pengajar dan bangunan siswa terhubung di koridor lantai kedua.Kantin terletak di lantai pertama.”

Memandunya sepanjang bangunan sekolah adalah gadis yang sebelumnya,Ellis Fahrengart.

Ketika Kamito sedang mengganti seragamnya,sepertinya Greyworth sengaja mengutus Ellis.

Awalnya,ia jelas jelas menunjukkan wajah tidak suka,namun karena kepribadiannya yang serius,ia tak mengabaikan Kamito di tengah jalan dan secara bertanggung jawab terus membimbingnya.

Desain bangunan sekolah sangat sangat rumit dan agar bisa menciptakan ruang yang nyaman bagi Roh,telah mengadopsi standar dari gaya arsitektural insinyur Roh terbaru.Yang jelas,sudah pasti kalau desain telah mendapat banyak pertimbangan dari orang orang yang menggunakannya.

Menatap kuncir kuda Ellis yang berayun ayun,Kamito mengingat percakapan yang tadi.Pada akhirnya,meski ia kurang puas dengan kondisi yang berpihak pada si Penyihir tua itu----

Mendengarkan nama itu,yang telah disebutkan,Kamito tak mempunyai pilihan lain.

Ren Ashbell – tiba tiba muncul tiga tahun lalu,Penari Tarian Pedang Spirit terkuat yang pernah ada.

Dan,Roh terkontrak milik Ren Ashbell itu adalah---

Roh Kegelapan dalam wujud gadis muda.

“......”

Sambil berjalan,Kamito mengarahkan pandangannya pada tangan kirinya yang terbungkus oleh sarung tangan kulit.

(.....Nggak,nggak mungkin dia.Karena dia adalah----)

Kamito menggeleng kepalanya.Mencoba menolaknya secara rasional --- tapi jangan jangan......pikiran pikiran rumit terus berkelebat dalam kepalanya.

(......terserah deh.Akan kupastikan dengan mata kepalaku sendiri.Untuk sekarang aku tinggal menari di telapak tanganmu,Greyworth!)

“Kamu.......”

Lalu Ellis,yang sejak tadi berjalan di depannya,tiba tiba berhenti.

Menghadap Kamito dengan tangan di pinggangnya,ia hanya cemberut ke arah Kamito.

“Kamu mendengarkan tidak? Aku capek capek menjelaskan ini semua demi kamu.”

“....Um,maaf ya.Aku sedang memikirkan banyak hal.”

“Mm,memikirkan sesuatu?”

Entah mengapa,wajah Ellis mendadak merona kemerahan,dan dengan cepat berjalan ke arahnya.

“Ka-Kamu! Hal macam apa yang kamu pikirkan selagi melihat punggungku sejak tadi!?”

“Tu-Tunggu! Jangan cabut pedangmu disini.”

Pedang itu sudah berada di jarak mati,dan Kamito dengan cepat menghindarinya.

(Mungkin........gadis ini juga.........)

Tampaknya sudah jadi hal umum kalau semua siswi di Akademi ini tak mempunyai kekebalan terhadap laki laki.

Mungkin alasan kenapa Ellis berjalan lebih cepat dari sebelumnya,adalah karena dia sadar akan fakta kalau Kamito adalah laki laki.

“Dengar,jangan salah paham tentang apapun! Aku belum sudi menerimamu.Aku memandumu karena aku nggak punya pilihan selain mematuhi perintah Direktur Akademi!”

“Ah,aku paham.Tapi jangan perlakukan aku seperti musuh.Mulai hari ini aku adalah siswa Akademi ini seperti kamu.”

“Aku tak akan pernah menerima dirimu.Fakta kalau ada laki laki sepertimu yang menjadi Kontraktor Spirit,tak mungkin aku bisa menerimanya!”

Kembali melangkahkan kakinya,Ellis mulai berjalan dengan lebih cepat.

“Semua hal diributkan,kenapa Direktur Akademi ingin laki laki bersekolah disini.......”

.....sepertinya Kamito benar benar tak disukai.

(Mau bagaimana lagi.Mungkin inilah takdir bagi seorang pria di taman bunga para gadis)

Seolah ada seekor singa dilepaskan dalam kerumunan kelinci.

Secara alami,para Tuan Putri terhormat harus menyadari laki laki yang sebaya dengannya.

<Festival Tarian Pedang Roh> akan diselenggarakan dua bulan lagi.

Ia harus mengumpulkan kepercayaan mereka secara perlahan lahan di kehidupan sekolahnya.

(Hmm,yeah,bicara soal kehidupan sekolah..........)

Tiba tiba,sesuatu terbersit dalam kepalanya.

“Hey Ellis.”

“Ada apa?”

Ellis menoleh dengan wajah kaku.

Ia pikir Ellis pasti marah karena memanggil namanya secara enteng,namun kelihatannya tidak terlalu.

“Dari hari ini seterusnya,dimana aku harus tinggal?”

Tak ada asrama laki laki di Akademi ini,dan tak mungkin ia bisa mendapat kamar di asrama wanita. Apa itu berarti dia harus ngelaju ke sekolah dari kota akademi di kaki gunung?

“Jangan khawatir soal itu,Akademi sudah menyiapkan tempat tinggal khusus buatmu dengan harga murah.Bagian kas Akademi sudah disisihkan secara khusus untuk biaya konstruksinya.”

“Cara bicaramu terdengar kurang mengenakkan.”

.......Itu juga tak apa apa.Ketimbang tak ada tempat tinggal atau harus tinggal di <Hutan Roh>

“Bisa dilihat dari jendela ini --- tuh,ada disana!”

Kamito melihat ke arah yang ditunjukkan oleh Ellis.

“....Um,yang sebelah mana?”

Melihat dataran yang luas,sepertinya ia tak menemukan ada bangunan tempat tinggal disana.

“Lihat baik baik,di sebelah sana di sudut Plaza segi empat.”

Ellis menunjuk ke arah----

Bangunan luas dengan atap yang besar.

Lebih luas dari rumah hunian biasa,pasti ada banyak ruangan di dalamnya.

Di sampingnya terdapat area pemandian eksklusif.Pagar telah ditempatkan berderet sepanjang pintu masuknya.

“Hey,bukannya itu kandang!”

Kamito berteriak dengan kencang.

“Apa lubang matamu itu kosong? Lihat lebih cermat!”

“Ha?”

(Um,apa ada yang salah dengan penglihatanku?)

Ia hanya bisa melihat kandang.

Tidak,disebut kandang sudah terlalu bagus.Bagaimanapun,tempat itu hanya dihuni oleh beberapa ekor kuda.

(Mm?)

---Dan kemudian,Kamito akhirnya berhasil menemukannya.

Di sebelah kandang,dimana papan papan kayu ditaruh bersamaan dan direkatkan,memang terdapat sebuah tempat tinggal.

Disini dan disana,papan papan dengan panjang berbeda tampak dipaku bersamaan.

Atapnya terlihat lapuk.Angin yang sedikit kencang akan mudah merobohkan bangunan itu.

“Ah mungkin---yang satu itu?”

“Iya.”

Ellis mengangguk dengan enteng.

“Dimana tempat tinggalku yang nyaman? Benda itu terlihat seperti dibangun dalam tiga hari!”

“Tiga jam.Jangan remehkan kemampuan Roh terkontrakku.”

“Kamu yang membangunnya!? Maksudku,bukankah itu harusnya dibangun dengan biaya besar!?”

“Biaya besar,memang.Aku membuang waktuku karena kamu.Masih kurang puas juga?”

“Aku sangat tidak puas.Ini sama saja pelecehan terhadapku!”

“Ada ranjang yang layak pakai,aku bikin dari jerami.”

“Aku dapat perlakuan yang sama dengan kuda........”

“Fu,kamu punya harga diri yang tinggi juga.Tentu saja kuda lebih pantas untuk dirawat daripada orang macam kamu.”

Dengan kuncir kudanya berayun di bahunya,Ellis mengucapkannya dengan jelas.

Entah kenapa,Kamito ingin menangis.

“Toiletnya? Lalu kamar mandi?”

“Pakai saja bagian belakang tempat tinggalmu sebagai toilet.Sayangnya,kamar mandinya kamu harus berbagi.”

“Berbagi mandi........dengan kuda?”

Kamito merengut.”Masih mau protes?” Ellis membalas ekspresi Kamito dengan tegas.

“Dengar baik baik,bahkan meski kamu berjuang sekeras nyawamu untuk masuk kedalam kamar mandi Akademi,Roh terkontrakku akan meremukkanmu menjadi jamur saute.”

“Kedengaran lezat.Jadi,kamu suka memasak?”

“Aa,itu hobi.Suatu hari seorang pangeran tampan akan meminangku ke pernikahan,dan untuk membuatnya bahagia dengan masakanku,aku biasanya berlatih memasak.”

“Sungguh? Um,kalau sempat,apa aku boleh mencicipinya juga? Setidaknya,aku punya selera makan yang bagus.”

“Aah,kalau sempat,aku akan mendemonstrasikan keahlian memasakku.......Tunggu! siapa yang kamu pikir kalau aku akan melakukan hal semacam itu padamu!”

Zing – dalam sekejap pedang diayunkan,dan Kamito menghindarinya dengan jarak setipis kertas.

“.....Kamu.Lupakan soal masakan,lagipula aku bukannya mau menikahimu----“

“Uh......”

Kamito mengeluh dengan mata setengah terbuka.Mungkin merasa sadar diri,Ellis dengan cepat membuang mukanya.

“Satu hal lagi,sebagai pemimpin dari Ksatria Akademi,bukannya kamu yang paling banyak melanggar aturan?”

“Di-Diam! Itu gara gara kamu mengatakan hal hal yang aneh!”

Kamito mengangkat bahunya,lalu meneruskan langkahnya sepanjang koridor.

“Mari tinggalkan topik tentang asrama sekarang.Dimana ruang kelasku?”

“Kelas Raven (Gagak hitam).Tempat para siswa bermasalah dikumpulkan,ruangan yang sangat sempurna untukmu.”

“Siswa bermasalah?”

“Sesuai dengan makna katanya........Hey,kenapa wajahmu kelihatan murung begitu?”

“Nggak,aku kebetulan tahu sesuatu tentang itu.”

Kamito mengingat dalam kepalanya,gadis berambut merah yang ditemuinya didalam hutan.

Pokoknya tak mungkin! – rasa ketidaknyamanan itu,ia tak bisa membuangnya jauh jauh.

“Apa kamu juga dari kelas Raven?”

Kamito nekat saja mengajukan pertanyaan itu.

Istilah “siswa bermasalah” baginya sangat cocok dengan gadis ini.

“Jangan konyol........aku dari kelas unggulan,Kelas Weasel (Musang).”

Dalam sekejap,pedang kembali diayunkan secepat kilat.

Kali ini Kamito sudah bisa memperkirakannya,dan hanya sikutnya yang sedikit tertebas.

“......Te-Teknik pedang rahasia keluarga Fahrengart bisa dihindari semudah itu?”

“......Makanya,jangan seenaknya menebas ke arahku dengan teknik rahasia itu!”

Menaiki anak tangga dan berjalan sepanjang koridor panjang,Kamito akhirnya melihat ruang kelasnya.

Pintu kayu jati raksasa dengan bentuk Roh abstrak terpahat di depannya.

Ruang kelas di Akademi Roh Areishia diatur satu lantai terpisah satu sama lain.Karena ruang kelas yang terlalu berdekatan akan mudah memicu duel atau keributan yang tak perlu.

“Semua siswa yang bersekolah di Akademi ini adalah Tuan Putri dari keluarga bangsawan.Ada juga yang menyimpan dendam terhadap satu sama lain.Meski sudah diatur dalam peraturan Akademi,bahwa perselisihan pribadi itu dilarang,insiden seperti duel masih belum bisa dihentikan.”

Sambil mengeluh,Ellis menepukkan kedua tinjunya dengan kuat.

“Kami para Ksatria Sylphid akan melindungi kedamaian Akademi ini dari para pengacau!”

“Nggak,orang yang paling banyak bikin masalah adalah kamu-----“


Itulah yang ingin dia katakan,namun Kamito memilih membungkam mulutnya.

Sambil berbicara,ekspresi wajah Ellis terlihat sangat serius.

Ia berpikir kalau Ellis hanyalah gadis ceroboh yang suka mengayunkan pedangnya sepanjang waktu – namun kesannya tentang Ellis sudah agak berubah.

Ia memiliki harga diri sebagai seorang Ksatria.

Kontraktor Roh laki laki,yang dengan kehadirannya saja akan menimbulkan kekacauan tak perlu dalam Akademi.

Dari sudut pandang pemimpin para Ksatria,yang bertugas mempertahankan kedamaian,ia secara alami tak akan bisa menerima kehadiran Kamito.

Disamping semua itu,ia masih bisa berbicara dengan lugas pada Kamito.

Sedikit keras kepala,namun sangat terhormat dari lubuk hatinya.

“.....Hm,kenapa kamu terus menatap wajahku?”

Ellis dengan curiga memicingkan alis matanya.

“Anu,aku minta maaf karena sejak tadi sudah banyak merepotkanmu.”

“..? Ke-Ke-Kenapa kamu,tiba tiba!”

Reaksinya yang malu malu itu entah kenapa terlihat sangat manis.


Bagian 2

Melihat kedalam ruang kelas auditorium besar,tak seorangpun ada disitu.Sepanjang waktu ini,para siswa sedang keluar.Mungkin mereka semua sedang melakukan latihan praktikal di area pelatihan.

“Dari sini nggak apa apa,aku bisa minta bantuan teman teman kelasku.Terima kasih untuk panduanmu.”

“Fufu,nggak perlu berterima kasih.Kalau tadi aku sampai gagal memandumu,bisa bisa kamu dengan sengaja tersesat kedalam toilet nanti.”

“Kamu masih belum bisa mempercayaiku.......?”

Usai cukup menahan derita hingga kepergian Ellis,Kamito menghembuskan nafas panjang.

Melihat pengalamannya sejauh ini di hari pertama,akan sangat sulit untuk mendapatkan rasa kepercayaan dari teman teman sekelasnya.

Sambil menggerutu dalam hati,Kamito melangkah masuk kedalam ruang kelas yang masih kosong melompong.

Lalu,disaat yang bersamaan.Swoosh! suara tebasan terdengar di udara---

“Gueh!”

Sebuah cambuk dengan paksa melingkari leher Kamito.

Tertangkap oleh serangan yang begitu tiba tiba,tubuhnya tertarik dan terlempar jatuh ke koridor.

(Ap-Apa?)

  • Uhuk*Uhuk* melihat ke sekelilingnya selagi terbatuk batuk.

“Kazehaya Kamito!”

Di atas kepalanya,suara gadis yang tak asing baginya terdengar begitu jelas.

......Sejujurnya,suara yang tak ingin ia dengar lagi.

“Ka-Ka-Kamu berani kabur dariku,meskipun sudah menjadi Roh Terkontrakku!”

“Hugh,ug.”

“Berani membangkangku!”

“Guh!”

Berpura pura bodoh dan mencoba bersiul,benda yang membelit lehernya terus mengencang.

(Dasar sial........)

Mencoba memfokuskan pandangannya,di hadapan Kamito----

Gadis cantik dengan rambut merah membara dengan tangan terlipat menatap tajam pada Kamito.

Hembusan angin dari jendela membuat rok mininya sedikit tertiup di udara.

“Claire,kamu.....”

Lenguhan dalam muncul dari tenggorokan Kamito.

“Apa,mau cari alasan supaya bisa kabur lagi?”

“Nggak,dari sini,celana dalammu kelihatan dengan jelas.”

“Ap--!!”

Wajah Claire memerah padam lalu ia dengan cepat menekan bagian bawah roknya.

“Ca-Ca-Ca-Cabul!!!!!”

Gogogogogogogogo.....!!!

Gelombang panas yang muncul dari tubuh Claire terus meningkat.

Tidak,itu bukan gelombang panas.Namun api sungguhan yang berasal dari Astral Zero.

“Sepertinya,kamu betul betul ingin berubah menjadi batubara ya,Kamito?”

“Tu,tunggu! Belum!”

Kamito merasa kalau hidupnya (sekali lagi) berada dalam bahaya,dan segera menggelengkan kepalanya.

“Warna hitam masih terlalu dini untukmu!”

“.........gu!”

Strike* ---- lalu seluruh tubuh Claire tampak memanas.

Dari leher sampai ujung telinganya,berubah kemerahan seperti gurita rebus---

“Bu-Bukan hitam! Warnanya selalu putih,hitam itu......jarang,hey,kenapa kamu membuat aku mengatakannya,idiot!”

  • Fwump*...........sepertinya dia sudah kelebihan panas.

Kehilangan kekuatannya,ia terjatuh ke lantai.

Terlalu meninggikan posisinya sebagai seorang Tuan Putri adalah kelemahan utamanya.

...........Tak apa apakah bagi Kontraktor Roh untuk bersikap senaif ini?

“Uugh,ini yang kedua kalinya...........aku nggak akan bisa menjadi pengantin lagi.”

Dengan kedua lututnya di lantai,ekspresi wajah Claire nampak sendu.

.........Entah kenapa,Kamito sudah melakukan perbuatan yang melebihi batas.

“Maafkan aku......jangan menangis,oke?”

Kamito berdiri lalu mendekatinya,Claire menatap tajam ke arahnya.

...........Mengerikan.Dia bisa membakar habis seseorang hanya dengan tatapannya.

Ia menyeka air matanya dengan lengan seragamnya,lalu menggenggam cambuk kulitnya erat erat.

“Kazehaya Kamito!”

“A-Apa?”

“A,Aku ini masih baik hati,jadi aku memberimu satu kesempatan untuk menjelaskan.”

Meskipun nadanya kalem,sudah jelas suaranya gemetaran.

.........Pasti dia sangat marah.

“Beberapa saat yang lalu,kenapa kamu kabur?”

“Nggak,sangat masuk akal kalau aku mengambil pilihan untuk kabur.”

Kamito tanpa sengaja menjawabnya dengan cepat.

Sebuah jawaban – yang akan segera ia sesali.

“........Aku paham.Hanya ada kematian bagi budak yang membangkang.”

“Tu,Tunggu dulu! Dari Roh,sekarang posisiku sudah jadi budak?”

“Budak,kamu adalah Roh Budakku.”

“Spesies Roh baru telah muncul.Kenapa nggak memberitahukannya saja pada Agensi Penelitian Roh?”

Ngomong ngomong,di <Hutan Roh> manapun di benua ini,spesies dari Roh ini masih belum terungkap.

“Bu-Budak tak tahu diri --- Nggak,tetap Roh Budak!”

“Uwah,aku me...menyerah,aku akan betul betul mati!”

Dengan paksa cambuk di lehernya mengencang dengan ganas,dan kesadarannya seolah terbang menjauh.

(Kelompok Ksatria! Ellis! Apa yang mereka lakukan,ada pembunuhan sedang terjadi disini!)

Melihat ke sekeliling koridor tanpa tanda tanda adanya siswa.

“Ngomong ngomong---“

Lalu,wajah Claire semakin mendekat.Terlihat agak tidak suka,

“Beberapa saat yang lalu,kamu sedang berbicara dengan Kelompok Ksatria Ellis Fahrengart.Kamu sepertinya sangat rukun dengan dia.Apa maksudnya itu?”

“*uhuk* Bagaimana kamu bisa menyebutnya rukun? Dia hanya menjadi penunjuk jalan buatku.”

“Penunjuk jalan? Kenapa?”

“Karena hari ini,aku secara ajaib sudah bersekolah di Akademi ini.”

“Ha...? kamu sudah pindah? Disini di Akademi Spirit Areishia?”

Claire membuka matanya lebar lebar,lalu melihat sosok Kamito yang berseragam,nampaknya ia baru saja menyadarinya.

“Nggak mungkin..........kamu kan laki laki!”

“Aa,tapi kamu sudah melihatku menjalin kontrak dengan Roh!”

Kamito mengangguk,lalu menunjukkan tangan kanan dimana Segel Roh itu tertempa.

“Aku adalah Kontraktor Roh laki laki.Karena itulah Greyworth memanggilku.”

“................”

Sehingga,Claire---

Merasa sangat kebingungan,ia meletakkan jarinya di bibirnya yang berwarna cherry.

“Astaga,apa............murid pindahan.....”

  • pfft*pfft* dia menggumamkan sesuatu pada dirinya sendiri.

(.........Kalau dia tetap tenang,dia kelihatan seperti gadis cantik yang biasa dan normal)

Dan,sambil menatap sisi wajahnya,Kamito berpikir.

Claire tiba tiba mengangkat kepalanya,lalu menoleh untuk menghadap wajahnya.

“Um,karena kamu ada disini,mungkin,kamu juga berasal dari kelas Raven?”

“Iya......apa itu artinya,kamu juga di kelas ini?”

“Yeah,aku juga dari kelas Raven.”

Claire berbicara dengan nada sangat riang.Entah kenapa dia kelihatan terlalu senang.

Senyuman di wajahnya dapat memikat siapapun yang tak sadar.

“Hey,karena sudah jadi begini,aku akan memberimu kesempatan lain,Kamito.”

“Kesempatan apa?”

“Kontrak.Tanpa ragu,kali ini jadilah Roh terkontrakku yang eksklusif.”

“Ke-kenapa aku harus melakukan hal itu?”

“Fu,itu alami! Selain itu,kamu sudah mencuri Roh yang seharusnya jadi milikku.”

Membusungkan dadanya yang menyedihkan,Claire mengarahkan jari telunjuknya ke depan matanya.

Seperti biasa,ia berpose layaknya manusia arogan.

(.......Cewek yang menjengkelkan)

Kamito sebetulnya cukup kesal.Apalagi,sudah tak berterimakasih karena nyawanya telah diselamatkan,ia juga dipanggil sebagai pencuri.

--- Buat Tuan Putri yang arogan ini,perlu diberi hukuman yang setimpal.

“Oke,aku akan membuat sumpah kontrak denganmu.”

Dengan patuh,Kamito sengaja menganggukkan kepalanya.

“.....Eh? um,jadi,setidaknya kamu sudah bisa menjadi penurut rupanya.”

Dia pikir Kamito akan terus melawan.Karena tanggapan tak terduga,Claire mengangguk saja seperti hewan yang baru dijinakkan.

“Kalau begitu ----“

Perlahan lahan,Kamito mengangkat dagu Claire dengan ujung jemarinya.

“Ha? Ap-ap-apa yang mau kamu lakukan?”

“Membuat kontrak roh kan? Kontrak roh manusia level tinggi........kamu paham kan?”

“A.......”

Wajah Claire membeku.

Kontrak manusia level tinggi.

Singkat kata,itu adalah ----

Kontrak dibuat dengan ciuman kan?

Kamito mengucapkannya,dan wajah Claire bersemu kemerahan.

“Uh,nggak-nggak perlu sampai sejauh itu – kamu tak harus melakukan itu....maksudku......”

Dengan nada yang sangat panik,Claire menggelengkan kepalanya dengan kencang.

“Ba-Bahkan tanpa formalitas seperti ini,aku nggak keberatan..........”

“Jadi kamu takut?”

“A-Aku nggak betul betul takut! Tapi,um,anu.......”

“Tutup saja matamu.”

Kamito dengan nakal berbisik ke telinga Claire yang mengecil.

“Eh,tunggu.........Hwaaaaaa!!!”

(.........dia memang masih pemula dalam hal seperti ini)

Reaksi