High School DxD (Bahasa Indonesia):Jilid 5 Life.4

From Baka-Tsuki
Revision as of 11:04, 6 August 2012 by SATRIA (talk | contribs) (Created page with "==Bab 4 : Buchou Vs Kaichou : Paruh pertama!== ===Bagian 1=== Malam sebelum pertarungan penentuan melawan keluarga Sitri. Kami berkumpul di kamar Sensei dan mengadakan pertemu...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Bab 4 : Buchou Vs Kaichou : Paruh pertama!

Bagian 1

Malam sebelum pertarungan penentuan melawan keluarga Sitri.

Kami berkumpul di kamar Sensei dan mengadakan pertemuan terakhir kami.

Terjadi serangan oleh Bikou dan onee-san Koneko-chan, namun masalah itu sudah terselesaikan untuk sementara waktu berkat mereka dienyahkan oleh kelompok Buchou dan Tannin-ossan, dan hal hal mengenai itu untuk saat ini ditutup.

Ada juga pembicaraan tentang Buchou mendapat pengakuan dan penilaian lebih tinggi berkat pertarungan itu. karena Tim Vali berhasil diusir dan dia membuatku mencapai Balance Breaker. Sepertinya poin untuk semua ini sangat tinggi.

Y-Yaa, nampaknya dia tak bisa melaporkan pada para petinggi kalau aku mencapai balance Breaker dengan memencet payudaranya. Bagaimanapun juga mustahil baginya untuk melaporkan itu.....

Jadi, kami menyelenggarakan pertemuan. Saat ini, Azazel mempertanyakan aku yang sudah mencapai Balance Breaker.

“Ise, bagaimana kondisi Balance Breakermu?”

“Ya. Aku berhasil membiasakannya, namun ada beberapa syarat yang diperlukan.”

Aku memberitahu kawan kawanku tentang syarat syarat itu.

Aku entah bagaimana sekarang bisa memakai Balance Breaker [Boosted Gear Scale Mail], namun disertai dengan beberapa syarat, sehingga aku masih jauh dari mampu memakainya secara bebas.

“Pertama, saat aku berubah menjadi Balance Breaker, perlu waktu sampai tranformasi terjadi. Waktu sampai transformasi ditampilkan di berlian gauntletku. Lebih jauh lagi, saat aku memasuki kondisi menunggu itu, aku tak bisa memakai Sacred Gearku. Baik kekuatan pengganda dan transfer tak bisa kupakai. Selain itu, aku hanya bisa bertransformasi sehari sekali, dan biarpun aku membatalkan transformasi sebelum ia berakhir, Sacred Gearku akan kehilangan hampir semua kekuatannya.”

Sensei mengangguk usai aku menjawab pertanyaannya.

“Ya, seperti yang data katakan. Hampir sama dengan kebanyakan Sekiryuutei masa lalu. Meski ada kasus dimana mereka bisa memakai Sacred Gear bahkan setelah mereka melepaskan armor. Jadi dalam kasusmu, berapa waktu yang diperlukan untuk bisa bertransformasi?”

“Dua menit.”

“Jadi waktunya dipersingkat berkat latihanmu dan kamu sudah membiasakannya. Namun, dua menit itu adalah perkara hidup-mati. Jujur saja, itu sulit digunakan dalam pertarungan nyata. Apalagi, waktu sepanjang transformasi dimana Sacred Gear tak bisa digunakan itu terlalu menyakitkan. Karena ada banyak sekali orang yang bisa menghabisimu dalam jeda dua menit itu. kamu harus berpikir bagaimana cara melindungi dirimu sampai kamu bertransformasi. Dua menit itu adalah kelemahan terbesarmu.”

....Ia dengan sekejap mementahkan Balance Breakerku tepat di depan wajahku. Memang begitulah sensei. Karena itu juga aku jadi lebih mudah melihat masalahku saat ini. Apa yang harus kulakukan sepanjang dua menit transformasi itu? Apa aku tak punya pilihan selain mengelak dan kabur?

“kekuatan pengganda dan transfer dari Boosted Gear juga penting, karena mereka memiliki kegunaan yang luas. Namun, Balance Breaker sangat tak ternilai harganya saat menghadapi musuh kuat. Kondisi normal dan kondisi Balance Breaker masing masing memiliki keuntungan dan kerugiannya sendiri. Jadi, berapa lama kamu bisa memakai Balance Breaker?”

“Ya, dalam kondisi penuh, kira kira tiga puluh menit. Saat aku memakai kekuatanku, waktu itu semakin berkurang.”

“Itu cukup bagus untuk batas waktu pertamamu. Itulah hasil dari latihanmu. Namun, dalam pertandingan resmi, itu masih payah. Sangat payah karena hanya bisa bertahan tiga puluh menit, dan semakin berkurang semakin sering kamu memakainya. Akan ada juga Game dengan jangka waktu panjang dan jarak jauh. Kita tak punya pilihan selain meningkatkan batas waktu Ise mulai dari sekarang.”

Jadi semua latihanku itu masih belum cukup!? Lantas kapan aku bisa mengejar Vali!?

Namun, Balance Breaker juga tergantung pada waktu dan situasi. Aku telah meraih kekuatan yang kuharapkan, namun bergantung pada situasi sepanjang pertarungan, ada juga waktu dimana memakai kekuatan pengganda dan transfer normal secara handal jauh lebih penting dibanding memakai Balance Breaker.

Aku bisa memakai kekuatan transfer dalam mode Balance Breaker sih, tapi aku akan kehabisan bensin dengan cepat kalau aku memakainya. Asal bisa mengalahkan musuh sebelum bensin habis sih tak apa apa, tapi tak ada jaminan untuk itu. Ya, ini benar benar rumit.

Saat aku memikirkan semua ini dengan otak kerdilku, sensei membuat posisi memencet dengan tangannya sambil memasang ekspresi mesum. Aku merespon dengan senyum, dan ikut memencet udara seperti yang dia lakukan.

Melihat itu, sensei mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Aku menerimanya!

Ya, sensei! Aku telah mencapai Balance Breaker dengan memencet payudara Buchou!

Aku dengan sunyi mengkomunikasikan itu pada sensei! Dengan kami berdua terasa penuh oleh emosi, kami kembali ke percakapan pertemuan.

“Rias, Sona Sitri memahami kelompok Gremory sampai derajat tertentu, kan?”

Oleh pertanyaan sensei, Buchou mengangguk.

“Ya, dia memahami kita secara garis besar. Misalnya, dia memahami senjata andalan Ise, Kiba, Akeno, Asia, dan Xenovia. Apalagi rekaman video dari pertarungan kita dengan keluarga Phoenix juga disiarkan secara terbuka pada publik. Lebih jauh lagi, Sacred Gear Gasper dan latar belakang Koneko juga mulai tersingkap.”

“Yah, itu artinya dia memahami kalian semua. Jadi, apa yang kamu ketahui tentang pihaknya?”

“Aku tahu kemampuan Sona, Wakil presiden [Ratu] nya, dan beberapa budaknya yang lain. Meski beberapa kemampuan mereka masih belum terkonfirmasi.”

“Jadi kamu dalam posisi tidak diuntungkan. Yah, hal semacam itu sudah wajar untuk Game atau pertarungan nyata. Itu bahkan sering terjadi baik di Game dan pertarungan nyata. Ada juga kasus dimana Sacred Gear berevolusi dan bertransformasi sepanjang pertarungan. Kamu harus lebih memperhatikan dengan seksama. Jumlah lawanmu adalah delapan.”

“Ya, satu [Raja], satu [Ratu], satu [Benteng], satu [Kuda], dua [Peluncur], dan dua [Pion], totalnya ada delapan lawan. Sepertinya dia belum memakai seluruh bidaknya, namun jumlahnya sama dengan kami.”

Iyaah, percakapan dengan sensei berlanjut! Buchou juga dengan seksama mendengarkan komentar sensei.

Berarti, ada delapan lawan. Di pihak kami, juga ada delapan, diantaranya Buchou, Akeno-san, Kiba, Koneko-chan, Asia, Xenovia, Gasper, dan aku. Jumlah kami sama.

Kemudian, sensei menulis sesuatu di papan tulis yang dia persiapkan.

“Rating Game mengklasifikasikan para pemain ke dalam tipe tipe bertarung tertentu. Kekuatan, Teknik, Wizard, dan Support. Dari semua ini, Rias adalah tipe-Wizard. Tipe yang handal dalam sihir secara umum. Akeno juga sama. Kiba adalah tipe-Teknik. Dia bertarung dengan kecepatan dan teknik. Xenovia adalah tipe-Kekuatan yang handal di area kecepatan. Pemain yang mengincar satu-serangan-pembunuh-mematikan. Asia dan Gasper adalah tipe-Support. Lalu, kalau mau diklasifikasikan lebih rinci, Asia lebih mendekati tipe-Wizard, dimana Gasper lebih mendekati tipe-Teknik. Koneko adalah tipe-Kekuatan. Dan terakhir, Ise. Kamu juga tipe-Kekuatan. Namun, kamu juga bagus untuk menjadi tipe-Support, yakni dengan kekuatan [Gift]mu.”

Aku dibuat bingung oleh semua hal yang tiba tiba harus kuingat dan pelajari ini, namun dengan kata lain ada beragam tipe di dalam keluarga yang mengikuti Game. Jadi aku adalah tipe-Kekuatan yang juga bisa bertindak sebagai tipe-Support, huh.

Sensei menulis garis membentuk silang, dan menulis nama nama empat tipe di dalam tiap tiap empat kuadran dari salib, sehingga membuat sebuah karta.

Nama nama kami ditulis pada karta menurut lokasi tipe. Aku diletakkan di tipe-Kekuatan dimana diposisikan di dekat tipe-Support. Kiba diletakkan pada Teknik. Xenovia di tipe-Kekuatan, dan para anggota yang lain diletakkan di tempat tempat lain pada karta, sehingga membuat ilustrasi diagram yang mudah untuk dipahami.

Saat aku melihatnya seperti ini, bukankah kelompok kami cukup seimbang? Kami tak memiliki tipe-Wizard yang juga diposisikan pada tipe-Kekuatan sih. Juga tak ada [Prajurit Penyihir] di kelompok kami.

Sensei tiba tiba melingkari aku, Xenovia, dan Koneko di tipe-Kekuatan dan berbicara.

“Hal hal yang tipe-Kekuatan harus waspadai adalah – serangan balik. Kelas merepotkan diantara tipe-Teknik, yakni kemampuan serangan balik. Bahkan ada tipe-Serangan balik diantara Sacred Gear, sehingga jika berhadapan dengan tipe lawan seperti ini, tipe-Kekuatan seperti Ise, Koneko, dan Xenovia bisa dibuat kelimpungan hanya dengan satu serangan. Itu karena serangan balik membalikkan kekuatan lawan kembali pada mereka, plus kekuatan dari serangan balik. Kalau seseorang itu kuat, sudah wajar kalau serangan yang dibalikkan juga kuat.”

B-begitu, memang menyeramkan kalau serangan kalian dikembalikan pada kalian. Kalau kekuatan Balance Breakerku sampai dibalikkan, itu tidak hanya akan menghancurkanku, tapi rekan rekanku juga.

“Kalau ada serangan balik, aku hanya perlu melawannya dengan kekuatan.”

Xenovia mengatakan itu dengan berani. Namun, sensei menggeleng kepalanya.

“Memang mungkin untuk melakukan itu, tapi lain ceritanya kalau lawanmu adalah jenius di bidang itu. hindarilah serangan sebisa mungkin. Lebih baik melawan pengguna serangan balik dengan pengguna-sihir Akeno, pengguna-teknik Kiba, atau Gasper dengan kekuatan Vampir spesialnya. Semua ini hanya masalah kompatibilitas. Tipe-Kekuatan itu memang kuat, namun resikonya tinggi saat mereka harus berhadapan dengan tipe-Teknik.”

Xenovia terdiam oleh penjelasan sensei. Karena Xenovia memiliki pengalaman bertarung panjang, dia pasti memahami semua makna ucapan sensei. Sensei kemudian menoleh padaku.

“Ise, kamu punya Balance Breaker sekarang, tapi apa menurutmu kamu bisa menang dari Kiba?”

“....Jujur saja, dia mungkin akan berlarian kesana kemari memakai kecepatannya dan tak menerima seranganku.”

Itulah pemikiran jujurku. Memang, aku telah mencapai Balance Breaker yang dahsyat. Namun, saat ditanya apakah aku bisa menang dari Kiba, jawabannya adalah tidak. Mustahil bagiku, yang baru mencapai Balance Breaker, untuk menang melawan Kiba, yang sudah mencapainya sebulan lalu. Apalagi, pengalaman bertarung kami sejak awal sudah beda jauh.

Kekuatan yang kutunjukkan saat menghadapi Vali itu hanya sementara. Memang bisa saat aku sedang mengamuk. Tapi kekuatan pada aku yang biasa tak akan cukup.

“Jadi begitulah. Entah itu melawan Kiba atau siapapun, kamu memiliki celah untuk serangan balik. Ise, kalau kamu tak menciptakan tindakan penanganan melawan pengguna-serangan balik, kamu takkan bisa menang dari Kiba seumur hidupmu. Itulah arti dari kompatibilitas pertarungan.”

Nuuh, jadi pertama, aku harus melampaui dinding Kiba. Kalau aku tak bisa melewati itu, aku takkan bisa mengejar Vali, bukan?

Sensei berbicara pada Buchou.

“Rias, kalau ada tipe serangan balik pada kelompok Sona Sitri, mereka pasti akan mengincar Ise, tahu? Kalau tipe penyerang balik memangsa kekuatannya, maka habislah sudah. Kamu harus memikirkan dan mengasah sejumlah taktik untuk menanggulangi itu.”

“Tapi, kalau lawannya perempuan, kemungkinan itu terjadi.........akan rendah.”

Buchou, apa maksudmu? Aku keheranan sejenak, namun aku segera mengetahui jawabannya.

“.....Dress Break. Karena dia adalah musuh perempuan, kukira takkan ada satupun dari mereka yang mau melawannya.”

Lidah tajam Koneko-chan! Ah! Sungguh pembunuhan seketika! Begitu, jadi aku adalah musuh wanita! Buchou juga mengangguk! Jadi aku seperti itu di mata kalian!?

Itu benar, mereka takkan mau menghadapi lawan yang bisa memusnahkan pakaian mereka!

Selain itu, Koneko-chan, kamu sudah kembali ke dirimu yang dulu. Aku senang. Karena ada insiden itu di hari sebelumnya, aku khawatir. Apa kamu mungkin sudah berhasil mengalahkan masalahmu itu?

Tapi, itu masalah. Karena aku takkan bisa menghadapi wanita, biarpun aku sudah menciptakan jurus baru sepanjang latihanku di gunung.....sekarang karena aku sudah mencapai Balance Breaker, kupikir itu bisa dilakukan. Jurus baruku yang berada di bidang lebih tinggi dari Dress Break—

“Ngomong ngomong, Ise. Fakta kalau kamu mencapai Balance Breaker sudah disadari oleh orang orang di dekat sana sepanjang serangan Bikou dan yang lain. Sona Sitri juga pasti sudah mengetahuinya. Kamu harus lebih hati hati lagi. karena peluang kamu dihancurkan sebelum bisa bertransformasi sangat tinggi.”

Sensei, ternyata anda secemas itu.......aku memasang senyum pahit.

“Fuh, jangan cemas. Aku ini orang dewasa.”

Sambil meletakkan tanganku di dahi, aku merespon dengan senyum bangga.

“Ada apa? Entah kenapa, kamu bersikap seolah sudah dewasa?”

“Sensei, aku sudah dewasa. Karena aku sudah memencetnya.”

Sambil mengacungkan jempol, aku mengangguk bangga. Ya, aku memiliki eksistensi spesial yang sudah memencet payudara Buchou. Aku sudah mendaki bintang bintang menuju kedewasaan.

“Ah, aku paham. Aku paham.”

Sensei, tolong jangan bicara begitu. Aku baru mencapai titik baru.

“Kiba.”

Aku meletakkan tanganku di bahu Kiba.

“Ada apa?”

Pada Kiba yang terlihat bingung, aku memberinya kata kata agung dengan mata pemahaman.

“Ada dua jenis laki laki. Laki laki yang sudah memencet payudara dan laki laki yang belum memencet payudara. Aku yang pertama. Itu tak tertandingi. Luar biasa. Aku telah menempuh jalur baru.”

Kupikir itu adalah pernyataan paling kerenku. Fufufu, Kiba. Kamu lelaki bahagia. Karena kamu bisa berdiri sebanding dengan lelaki sepertiku yang sudah memencet payudara.

Kiba memasang wajah mengasihani, dan menggeleng kepalanya berkali kali.

“......Buchou, ini tidak bagus. Dia perlu menerima konseling sebelum Game.”

Hmph. Karena aku sudah menjadi makhluk agung, sepertinya ada hal hal yang tak lagi bisa dipahami satu sama lain. Namun, Kiba, itu bukan salahmu. Aku adalah pendosan karena memencet payudara Buchou.

Ya, akulah pendosa jahat. Mulai dari sekarang, aku akan memperkenalkan diriku sebagai [Welsh Dragon Kegelapan]. Fufufu.

“Ise-senpai senyumnya menyeramkan.......aku jadi takut.......”

“....Gya-kun, jangan dekati dia, atau kamu akan terinfeksi oleh kebodohannya kalau dekat dekat dengannya.”

Gasper dan Koneko-chan menatapku dengan pandangan aneh, tapi......Fufufu, pesonaku bahkan dipahami oleh gadis laki laki dan anak loli.....

Sensei menutup bolpennya dan mengucapkan kesimpulan akhir.

“Akan kukatakan kalau peluang kemenangan kalian dalam Game ini sekitar 80 persen. Aku yakin kalian akan menang, tapi—aku tak yakin kalau kalian “pasti” menang. Dan nilai tiap tiap bidak juga tidak absolut. Seperti dalam permainan catur nyata, nilai setiap bidak akan berubah tergantung situasi di atas papan catur.”

Sensei melanjutkan. Semua orang memperhatikan dengan serius dan cermat. Kata kata orang ini – memiliki efek kuat. Hingga berakar ke dalam tubuh dan pikiran.

“Aku sudah hidup sangat lama. Sepanjang waktu itu, aku sudah melihat sejumlah variasi pertarungan. – aku pernah melihat orang orang yang menang meski hanya punya sepuluh persen peluang menang. Jangan anggap enteng satu persen. Jangan yakin kalau kalian pasti akan menang. Namun, berpikirlah kalau kalian ingin menang apapun yang terjadi. Ini nasehat terakhir yang bisa aku berikan pada kalian dalam kamp latihan ini.”

Itulah nasehat terakhir yang sensei berikan pada kami saat ini.

Setelah itu, sensei mendiskusikan taktik dengan para anggota yang sejak tadi dikesampingkan sampai hari pertarungan penentuan.

--Kami pasti akan menang!


Bagian 2