Zero no Tsukaima ~ Indonesian Version:Volume9 Bab1

From Baka-Tsuki
Revision as of 16:59, 23 October 2012 by Shiltz (talk | contribs) (Created page with "Chapter One : Ketakutan Louis Saat Saito terbangun, dia mendapati Majikannya sedang berbaring disampingnya, bernafas pelan. Baru kemarin ia bsia melihat wajah cantik majikann...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Chapter One : Ketakutan Louis

Saat Saito terbangun, dia mendapati Majikannya sedang berbaring disampingnya, bernafas pelan. Baru kemarin ia bsia melihat wajah cantik majikannya. Wajah majikannya yang disinari cahaya mentari pagi benar benar cantik, dan itulah yang membuat Saito bergairah. Mereka telah terpisah selama bulan Januari.. dan kini seiring berlalunya waktu, Louise terlihat makin cantik saja. Louise tampak lebih cantik. Louise mengerang dalam tidurnya dan mengguling di tempat tidur, dan Saito menahannya. Mulutnya terbuka sedikit, dan jejak tipis air liur terlihat dari sudut bibirnya. 'Fuah fuah', mulutnya sedikit dibuka dan ditutup seiring nafasnya. 'Gulp' Tangannya terangkat dan ringan menggosok ujung hidungnya. Singkatnya, dia adalah seorang gadis manja yang luar biasa cantik.

Tapi ... semua tingkahnya semakin membuatnya terlihat mempesona. Setelah perpisahan ,dia tampak lebih cantik. Memang ... Saito merasa kagum. Ini, ini ... adalah sihir "pemisah". Aye, bahkan tidak ada tingkah-sambil tidur yang membuat seseorang jadi keliatan makin imut - itulah keajaiban.

Memang ... Louise semalam juga pasti merasakan efek dari sihir pemisah! Tapi aku ... apa yang kulakukan ... Saito menyalahkan dirinya sendiri karena tadi malam. Tadi malam begitu mendebarkan! Mata Louise dipenuhi dengan perasaan itu! Itu sebabnya dia berkata kepadaku ... "Aku juga ingin merasakan ciuman yang hot!", dan "Aku tidak marah saat kamu menyentuh dada ku" ... itu adalah keajaiban yang hanya terjadi sekali! Namun, aku melepaskan kesempatanku kemarin. Saito memutuskan untuk memastikan apakah itu mimpi, sehingga ia bertanya pada Louise "Apakah ini benar-benar dada?". yah.. Aku memang anjing. aku adalah anjing goblok! Seeekor anjing kampung yang gobloknya gak ketulungan ... Saito sudah menderita di pagi hari. Tidak, Saito. Kamu tidak dapat menyebut dirimu dengan sebutan seekor 'anjing'. Meneteskan air liur terhadap Louis yang imut - kau cuma tai lalat. Tidak ... Saito menggeleng. Aku lebih rendah dari tahi lalat. Lihatlah tai lalat Guiche. Dia keren. Ia menggali lubang dan menyelamatkan kita. Jadi, aku lebih rendah dari tahi lalat ... tai serangga? Tidak, Saito menggelengkan kepalanya lagi. Saito teringat ketika membaca sebuah buku sebelum: mereka ... bisa terbang, menggali tanah, dan bahkan berenang. Darat atau laut - mereka bisa menaklukkan semua. Saya lebih rendah daripada tai lalat,-... lebih rendah dari serangga ... kemudian ... Aku kutu air. Aku melihatnya di buku bergambar, kutu air hanya makan rumput laut. Itu benar ... jadi aku cuma seekor kutu air ... Saito pikir dia pantas dengan jullukan itu. Selain itu, ia dengan canggung melepas kesempatan emasnya dan membiarkan pagi hari yang spesial ini begitu saja. aku tertekan ... Saito berkata pada dirinya sendiri. Apa sih yang kamu katakan?! Saito harus punya kepercayaan diri yang lebih dari ini! Aku adalah orang yang menghentikan 70.000 tentara! Dan aku tidak bisa menghadapi seorang gadis? Itu sulit dipercaya. Dalam rangka mendorong dirinya sendiri, Saito memperoleh keberanian. Karena Louise hanya berguling-guling di tempat tidur lagi, Saito memasang wajah yang ramah dan berkata ... "Kau sudah bangun?" Kemudian, Louise menggeliat malas dan bagian atas wajahnya mengintip keluar dari selimut. Untuk beberapa alasan, matanya basah dan pipinya merah. Saito gemetar. Apakah itu ... akhirnya? "H-hey Louise." "... Aaaaphuauaa?" Louise bertanya sambil menguap lebar. Oh, Louise bisa bersuara lucu saat belum sepenuhnya terbangun. Saito terkesan. Sekarang adalah saat dia harus menunjukkan keberaniannya. "Kau ... itu, uhm ... tentangku ..." Louise menunduk sambil menggigit bibir, ingin menanyakan sesuatu. Untuk Saito, dunia serasa berhenti. Apakah aku tidak dibutuhkan lagi? Imajinasi Saito sedang membuat Saito gila ... Setelah yakinn, Louise mulai berbicara. Kata-kata pahit terdengar dan menusuk tepat di telinga Saito. "... Apa kau membenci dada ku?" Tanya Louise. Kaah, Saito mendesah. Oh, itulah yang mengganggu Louise untuk waktu yang lama. Saito semalam bertanya, "Apakah ini benar-benar dada?" ... Aaah ..., aah, kenapa aku mengatakan ituuu!! "Aku..aku... tidak membenci nya kok!" "Sungguh?" "Y-ya ..." Louise kemudian bangkit dan duduk tegak di tempat tidur. Mencengkeram ujung roknya dengan kedua tangan dan dengan ekspresi serius di wajahnya, ia bertanya pada Saito ... "Pertanyaannya kemudian berubah. Kalau begitu, apakah yanglebih kau sukai -? dada besar atau kecil??? " keringat Saito mulai mengalir dengan deras. Sejujurnya, ia menyukai yang besar. Hal ini tidak seperti dada kecil itu buruk ... tapi itu berdasarkan naluri lelaki nya. Itu adalah hasil alami dari biologi laki-laki. dada besar menunjukkan bahwa ibu akan memiliki lebih banyak susu untuk diberikan.dada besar itu akan diisi dengan susu. Oleh karena itulah,jika memikirkan tentang masa depan keturunannya kelak, itu adalah naluri dasar untuk memilih seorang gadis dengan dada besar ... sehingga aku tidak tersdengar buruk.setidaknya banyak pria yang mencari pacar dengan dada besar bukan ? pertanyaan bodoh berputar dalam kepalanya ... Kemudian Louise, menatapnya dengan mata yang serius, menatap langsung pada mata Saito. Merah muda rambut pirang dan mata cokelat kemerahan ... hidung mungil yang mancung, bibir berwarna karang ... menjalinnya harmoni.. Seolah-olah kecantikan Louise dibuat oleh seorang seniman. Keindahan seperti dapat menekan insting apapun. Dengan cara ini, bahkan payudara kecil menjadi tidak penting. Tidak ...