Hakomari (Indonesia):Jilid 2 5 Mei

From Baka-Tsuki
Revision as of 05:07, 22 January 2013 by Meis-Mean (talk | contribs) (Created page with "=== 05 Mei (Selasa) 02:10=== <i> Aku sedang bermimpi. Aku memimpikan mimpi yang sama lagi. Aku bermain dengan boneka kelinci itu, yang kehilangan sebelah telinganya, di d...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

05 Mei (Selasa) 02:10

Aku sedang bermimpi.

Aku memimpikan mimpi yang sama lagi.


Aku bermain dengan boneka kelinci itu, yang kehilangan sebelah telinganya, di depan para mayat. Aku memasukkan jari telunjukku ke lubang jahitannya dan memperlebar lubang itu.

Aku memasukkan jari-jariku ke dalam kepalanya dan menggerak-gerakkannya. Bentuk kepala kelinci itu berubah. Sentuhan kapasnya terasa nyaman. Maju mundur, naik turun. Bola matanya hampir lepas. Kapas jatuh dari wajahnya yang terkoyak.

Aku melihat kedua tanganku. Selain berlumuran dengan darah yang mulai mengering, mereka seharusnya tidak berubah. Tetapi, tangan-tangan itu bagiku terlihat seperti membusuk dan berwarna hitam kelam.

Tubuhku dipenuhi sesuatu yang seperti lumpur, yang hanya tersusun dari kebencian. Aku ingin memotong tubuhku dan mengeruk lumpur ini keluar dari sana.

"Oh begitu. Ini lumayan menarik."


"Hii!"

Suara itu mengejutkanku sampai-sampai rasanya jantungku hampir terlonjak ke tenggorokan.

"Ini kekacauan yang hebat untuk insiden yang terjadi di sekitar anak laki-laki ini. Aku benar-benar tertarik. Caramu terlibat dalam insiden ini mengesankan dan perasaanmu pada anak ini juga kelihatannya menarik."

Aku menoleh dan melihat pemilik suara ini.

Dia tampak... Aah, benar, karena ini mimpi, ya. Dia tampak tidak jelas seperti diselimuti oleh kabut. Aku sampai tidak bisa mengenali jenis kelaminnya.

"S-Siapa kau? S-Sejak kapan kau ada di sini?"

Bukannya menjawab, ia malah hanya tersenyum.

Aku menoleh ke arah Nii-san. Tampaknya ia belum menyadari keberadaan orang ini dan masih menangis tanpa suara dalam keputusasaannya.

Ngomong-ngomong, di mana aku? Ini seharusnya rumahku, tapi ada sesuatu yang ganjil. Tempat ini tidak terasa nyata, rasanya aku nyaris seperti masuk ke dalam foto.

"Kau juga seorang makhluk yang sangat menarik, meski tidak semenarik anak laki-laki ini. Aku sudah tahu kalau hati manusia akan menjadi kosong saat mereka membenci diri mereka sendiri, tapi mengamati hal ini dengan mata kepalaku sendiri sungguh menyenangkan. Aku tidak melihat suatu alasan untuk tidak memberimu sebuah 'box'."

Bukannya menjawab pertanyaanku, dia malah mengatakan hal-hal yang aneh.

Tetapi ada sesuatu yang aku mengerti.

Dia mempesona. Luar biasa.

"Apa kau punya permintaan?"

Tentu saja punya. Lagipula, aku selalu memohon.

"Ini adalah sebuah 'box' yang mengabulkan permintaan apa pun!"

Dia berkata demikian dengan suaranya yang mempesona dan mengulurkan sejenis wadah padaku. Seperti yang ia katakan, benda ini terlihat seperti sebuah kotak. Namun entah mengapa, aku tidak dapat memandangnya dengan jelas meskipun nyatanya benda itu ada tepat di hadapanku.

Aku mencoba menyentuhnya.

Hanya dengan itu aku sadar bahwa benda ini «nyata». Bukan karena sesuatu seperti logika, melainkan karena aku merasakan dengan seluruh tubuhku bahwa ia «nyata».

Aku menerimanya.

"Bagaimana aku bisa menggunakannya...?"

"Gambarkan permintaanmu dengan jelas pada dirimu sendiri. Itu saja! Manusia punya kemampuan untuk mengabulkan permintaan. Karena itu, sebenarnya 'box' ini tidak terlalu istimewa. Ia hanya menyederhanakan permintaanmu dan membuatnya lebih mudah untuk terkabul."

'Permohonanku' adalah untuk berhenti menjadi Riko Asami. Untuk menjadi orang selain Riko Asami yang kubenci.

Lalu aku harus menjadi siapa?

Yang pertama kali terlintas di pikiranku adalah Maria Otonashi yang kupuja. Tetapi ini tidak mungkin. Lagipula dia bukan manusia. Orang sepertiku tidak bisa menjadi seperti dirinya.

Tapi kemudian inilah yang terjadi.

"Aku harap,"

Dia adalah anak laki-laki yang bisa menyebut kehidupan sehari-hari itu penting seakan-akan itu adalah hal yang sudah jelas. Dia adalah anak laki-laki yang entah bagaimana telah mendapatkan Maria Otonashi.

‘Kehidupan sehari-hari itu penting'? Jangan bercanda. Coba katakan lagi setelah merasakan kehidupan sehari-hariku! Aku tidak bisa memaafkannya karena menikmati kebahagiaan tanpa alasan.

Jadi, berikan semuanya padaku!

"Aku ingin menggantikan Kazuki Hoshino."