Oregairu (Indonesia):Jilid 9 Bab 7

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 7: Suatu Hari, Yuigahama Yui akan

Aku tumbang ke atas sofa setelah aku sampai ke rumah.

Setelah apa yang terjadi, kami kembali ke ruangan klub dengan hening. Kami mengutarakan ucapan sampai jumpa kami dan menuju ke rumah dengan perasaan canggung yang tertinggal karena tidak mampu mengatakan apapun dan perasaan malu.

Yukinoshita langsung pergi menandakan dia akan mengembalikan kuncinya, aku menuju ke area parkir sepeda seakan sedang melarikan diri, dan Yuigahama bergegas berlari ke tempat perberhentian bus. Terasa seperti kami hanya mampu membuat percakapan yang bertahan selama beberapa patah kata di antara kami bertiga.

Selagi aku terbenam ke dalam sofa, aku memikirkan kembali kejadian-kejadian hari ini.

Kenapa aku mengucapkan kata-kata memalukan itu…?

Wuaaaah! Aku mau mati! Aku benar-benar mau matiiiii! Aku tidak ingin pergi ke sekolah besoooook! Kamu itu tolol, bukan!? Kamu itu tolol, bukan! Toloool! Toloool! Wuoooooooooon!

Selagi aku berteriak di dalam lubuk otakku dan membuat suara mengerang dalam, aku terjelembab ke bawah. Tentu saja, karena sofanya tidak begitu besar, hanya perlu sekitar tiga setengah putaran sebelum aku sampai ke lantai.

Persis saat menghantam lantainya, kucing peliharaan kami Kamakura melesat keluar dengan kaget dari kotatsu di dekat sini karena suara duk itu. Dia dengan ribut bergerak melingkar dengan cepat di sekitar ruangannya sebelum berlari keluar dari ruang tamu seperti ZvezdaCite error: Invalid <ref> tag; refs with no name must have content.

Aku berakhir membuat pemikiran super tidak berguna ini seperti bagaimana lari kucing kami itu lebih dinamis dari yang kusangka, dan bagaimana cheetah itu merupakan variasi dari kucing dan bagaimana PeterCite error: Invalid <ref> tag; refs with no name must have content itu sudah pasti Ikehata Shinnosuke.

Aku sedang tergeletak dengan wajah di atas karpet seperti aku sekarang ini.

“…Aku ingin mati.”

Gugamku dengan suara mungil.

Ada dua tingkatan pada trauma kilasan balik. Pertama, kamu akan mendapatkan rasa berketegangan tinggi dari dorongan untuk menghancurkan. Setelah itu, kamu akan diterjang oleh rasa melankolis berketegangan rendah.

Aku akan menjalani perulangan dari menghantam-hantam, merasa tersiksa, dan kemudian berhenti di tempat seperti saat benang boneka dipotong. Ketika aku hampir berpikir aku sedang sekarat, aku akan sadar bahwa aku masih hidup dan terus menghantam-hantam dengan gila-gilaan lagi seperti seekor jangkrik. Seekor serangga, itulah siapa diriku.

Setelah menjalani ronde-ronde penderitaan dari menghadapi diriku sendiri, aku menerima kekalahan hanya sedikit saja. Ketika aku membuat helaan besar dan menggulingkan diriku ke sebrang ruangan, mataku bertemu dengan mata Komachi, yang kelihatannya baru saja masuk ke ruang tamu dan sedang berdiri di depan pintu terlihat tercengang.

“…Ada apa, onii-chan?”

Komachi menanyaiku, setengah kaget dan setengah gelisah. Tapi sekarang ini, aku tidak merasa ingin menemani adik kecilku tidak peduli seimut apapun dia. Aku tiba-tiba memalingkan wajahku dengan tingkah cemberut.

“Tinggalkan aku sendiri. Onii-chan sedang di tengah-tengah krisis identitas sekarang ini.”

Ketika aku memberitahunya dengan suara lesu dan melankolis. Komachi membuat helaan yang berlebih-lebihan.

“Lihat kemari, onii-chan.”

Catatan Tranlasi

<references>