Oregairu (Indonesia):Jilid 10 Bab 9

From Baka-Tsuki
Revision as of 08:00, 24 June 2015 by Blank (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Aku menutup Bukuku yang belum selesai di atas Bookmark-ku, Melemparnya ke pinggir meja, Dan mengangkat wajahku. pemandangan dari orang-orang yang kembali menikmati hari libur mereka dan mudah keliatan keluar masuk dari kafe yang buka dekat station Chiba.

Dari semua Tempat, Kenapa kafe dibuka pada akhir bulan di hari yang berawan dan beku begini? Aku mengenakan jaketku lagi dan membuat tatapan mencela. Diujung tatapanku, seseorang yang lagi kutunggu sedang berjalan kerarahku dengan lambaian tangan. Setelah memesan cepat kopi ke pelayan, orang itu duduk didepanku.

“Maaf membuat menunggu!”

Seseorang yang kutemui ialah Yukinoshita Haruno dan dia berbicara kepadaku dalam nada senang sama ketika dia tiba-tiba menelponku kemarin malam.

Aku Biasanya mengabaikan telpon dari orang yang nomornya tak diketahui, tapi setelah panggilan beruntunnya, aku menyerah. Aku mengangkatnya berfikir kalau itu mungkin sesuatu yang penting, tapi setelah menginformasiku tempat dan waktu pertemuan, telpon terputus dan disinalah aku. Aku berusaha menelpon kembali dengan segera untuk menyatakan penolakanku, tapi dia bahkan mau mengangkat...

“...Um, Kenapa kau bisa tahu nomorku?”

“Aku dapat dari Hayato,” ucap Haruno-san, tidak menunjukkan se-ons pun perasaan malu dengan mengedipkan mata☆. Oh yah, Aku memberikan nomorku ke hayama pada waktu itu, Iya kan? Si bajingan itu… Dia pergi dan mengoceh kepada orang yang paling harus tidak boleh diberitahu...

Tapi tidak ada yang bisa dilakukan sekarang setelah dia tahu. Aku membuat sumpah teguh dalam hatiku untuk memblokir semua komunikasi dari dia dari hari ini dan seterusnya, dan memutuskan untuk mempertanyakan usahanya untuk memanggilku hari ini. “Apa kau ada perlu sesuatu dariku?”

Kelihatnnya dia tak suka langsung loncat ke inti masalah, pipi Haruno-san mengembung jengkel dan dia menerlingkan matanya padaku. “Kita berdua akhirnya bisa berkencan, Jangan jadi perusak suasana dong. Sikapmu jauuuuuh berbeda sewaktu bersama Gahama-chan.”

“ke… Bukan, Itu bukanlah kencan, sama sekali bukan, dan maupun saat ini.” Aku menjawan seketika salam kebingungan.

Haruno-san mengubah tampilannya dengan senyuman dan menunjuk dirinya sendiri. “Hikigaya-kun, Apa kau tidak suka pada onee-sans cantik sepertiku?”

“I don’t believe a thing can be done if you end up hating beauties who can say things like that about themselves.” I answered.

After Haruno-san nodded, she gave me an upward glance and poked back. “But you hate girls who pretend as if they’re not a lot more, right?”

“…True.”

Crap, she got me… Though truthfully, I felt those kinds of girls really were a little out there for me.

Well, if I were to be honest about it… I definitely preferred pretty onee-sans a lot more!

But concerning Yukinoshita Haruno, I had other sentiments that were much stronger.

This person frightens me. It’s not just because of her perfect mask, but that unrelenting inner face that she wouldn’t bother to hide once it’s been seen through. And lastly, her eyes which indicated that there’s something else hidden in her depths. That’s why I covertly averted my gaze and again, asked, “But really, since you went through the trouble of calling me out here, do you have some business with me?”

“Ah, Benar, Benar. I was thinking of checking your answer as I promised. Apa kau sudah menanyakan jurusan apa yang dipilih yukino-chan?”

“… Sebagian besarnya, Aku sudah tahu sih, tapi bukannya itu sangat tidak sopan kalau aku katakan.”

“Oh, Anak yang sopan sekali. Tapi begitu ya. Ternyata jika itu Hikigaya-kun, Dia akan memberitahumu sebagaimana semesetinya. Mmhmm… Sepertinya Yukino-chan Sudah sedikit mempercayaimu, iya kan?” Ucap Haruno-san, smirking as though indicating how pleasant that was.


Mundur ke Third Memorandum Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Catatan Penulis

Catatan Tranlasi

<references>