Tokyo Ravens (Indonesia):Volume 2 Chapter 4
Chapter 4 – Kodoku
Bagian 1
Natsume tidak datang pada kelas sore.
Saat ini Harutora masih berada diruang kelas, sudah hampir satu jam setelah kelas sore selesai.
Ia memberengut lesu, penampilan yang ditakdirkan untuk diulang, mata intensnya yang seperti tatapan ketika melihat sebuah mangsa, harimau yang kelaparan. Kon tidak diwujudkan, namun jika ia, ia pasti akan sangat merasa khawatir karena kecanggungan tersebut.
Hampir tidak ada murid-murid lain yang terlihat diruang kelas. Selain Harutora, ada dua orang lagi yang tinggal dikelas. Satu Touji, dan yang satunya lagi adalah Kyouko, yang tak diduga.
Touji duduk dua bangku jaraknya dari Harutora, punggungnya yang bersandar dengan kakinya yang diangkat diatas meja, tak bergerak jadi tak memungkinkan untuk mengetahui ia terjaga atau tidak. Kyouko duduk satu bangku lebih jauh dari yang lainnya dengan telelpon genggamnya yang terbuka, terus-menerus menekan-nekan tombol mencoba menunjukan penampilannya yang tak peduli seolah-olah tidak ada kaitannya dengan dirinya. Namun, ia tidak pergi, melainkan tetap tinggal dikelas.
Mereka semua menunggu Natsume untuk kembali ke kelas.
Ketiganya tidak banyak berbicara, atmosfer berat pun menggantung didalam kelas yang luas, menyebar dengan Harutora yang menjadi pusatnya.
Bunyi suara pintu terbuka pun terdengar dan pintu ruang kelas pun terbuka.
Tenma yang tak tahu apa-apa melompat karena terkejut ketika ia berjalan ke dalam ruang kelas. Ia terlihat percaya bahwa sudah tidak ada lagi siapa pun didalam kelas, dan sekelompok orang yang tinggal didalamnya pun juga mengejutkannya. Khususnya, tatapan yang tertuju padanya segera setelah ia membuka pintu sangat mengejutkannya hingga hampir-hampir ia ingin berlari dari kejadian tersebut.
“……Ap-apa yang kalian lakukan? Dan kalian bertiga…… Mengapa kalian bersama?”
“Tak ada.”
Tenma bertanya gugup, dan Harutora dengan dingin menjawabnya. Tetapi suatu keberuntungan untuk Tenma masih ada orang yang mau menjawab, sebagaimana Touji tidak bereaksi sama sekali dan Kyouko yang mengabaikan pertanyaannya. Ia merasa telah memasuki area sensitif dan berbahaya, menahan senyumnya.
“Be-begitu…… Ah, namun ini bagus Harutora-kun masih ada dikelas, Ohtomo-sensei sebenarnya memberikanku ini baru saja dan memberitahukanku untuk memberikannya padamu.”
“Untukku?”
Tenma memegang tongkat yang panjang dua meter ditangannya, dan salah satu ujungnya yang terpasang set besi, dengan lingkarang besi diakhirannya, lingkaran besi tersebut memiliki enam lingkaran kecil lainnya seperti sebuah shakujou seorang pendeta atau praktisioner yang sering dibawa-bawa ketika berpergian.
Harutora merasa terkejut, keterkejutan mewarnai wajahnya, dan tatapan Touji dan Kyouko pun jelas menunjukan ketertarikan setelah melihat shakujou tersebut.
“……Apa itu?”
“Ini adalah shakujou, tidakkah kau prenah melihatnya sebelumnya?”
“Aku pernah melihatnya, namun kenapa kau memberikan benda semacam……”
“Bukankah pedang kayu kemarin hancur? Sensei ingin kau menggunakan ini.”
“Hei, mungkinkah itu berarti ia ingin aku untuk melakukan pertarungan shikigami lagi?”
“Aku tidak berpikir begitu…… sensei mungkin tidak senang bahwa pedang kayunya hancur, jadi dia ingin membalaskan dendamnya.”
Tenma berkata demikian sambil memiringkan kepalanya, terlihat seperti ia tidak terlalu yakin dengan kata-katanya sendiri.
Memang, setelah pertarungan kemarin selesai, Ohtomo mengambil pedang kayu (retakan kayu) yang telah ia beri sihir oleh dirinya sendiri, bergumam: “Ini terlalu konyol!” sepertinnya ia terlihat tidak menduga pedang kayu tersebut akan memiliki akhir yang tragis. Walaupun begitu, Harutora masih tidak mengerti darimana balas dendam itu muncul.
“……Sungguh menyebalkan.”
Harutora merengut, mengambil shakujou yang ada ditangan Tenma.
Shakujou tersebut berat, tetapi mungkin keseimbangannya bagus, dikarenakan ini lebih mudah untuk digenggam dibandingkan kesan luar yang diberikannya.
Tetapi walaupun jika ia menerima benda semacam ini, bukan hanya ini memakan tempat, ini mungkn juga akan menambah masalah. Ia tidak memiliki banyak benda sekarang ini jadi ini tak masalah, namun sebenarnya ia juga tidak memiliki banyak tempat dikamar asramanya.
“Sensei ingin memberikan ini padamu seegera mungkin, mungkinkah dia telah tahu bahwa kau masih ada dikelas?”
“Ia tahu…… Kenapa ia tahu? Aku tidak bertemu dengannya.”
“Aku, Aku tidak tahu, tapi ngomong-ngomong, kenapa kau dan yang lainnya masih dikelas, Harutora-kun?”
Tenma bertanya padda Harutora, tidak ada niatan jahat disuaranya. Harutora pun menggembungkan pipiny ketika mendengar hal tersebut seperti anak kecil yang merajuk.
“Natsume tidak datang ke kelas sore, bukan?” Dengan santai Touji menjawab dari samping.
“Ah, benar, itu sungguh mengherankan. Ini mungkin pertama kalinya Natsume-kun membolos kelas, bukan?”
“Sepertinya idiot ini telah bertengkar. Kurahashi ada disana ketika mereka bertengkar.”
“Be-benarkah?”
Tenma melihat Kyouko yang duduk dibangku paling jauh. Dikarenakan memori pada apa yang terjadi dua hari ini masih segar, tatapan yang diberikan Tenma jelas terkejut. Bahkan jika Kyouko telah menjadi topik utama, Kyouko masih dengan keras kepalanya menatap layar telepon genggamnya, menolak untuk menganhkat kepalanya.
“Apa yang kau maksud dengan membolos, kupikir dia sedang menjalani kelas khusus. Laki-laki berjas tersebut menjemputnya lagi sebelum aku pergi.” Ucap Harutora, kemarahannya masih belum sepenuhnya menghilang.
“Kelas khusus? Apa itu?”
“Kau tidak tahu? Orang itu selalu menghilang saat istirahat dan kelas selesai, gurunya pun secara khusus menjemputnya.”
Tenma masih kebingungan setelah mendengar penjelasan Harutora. Namun ketika ia bilang “Orang yang memintamu untuk memberitahukan kami dihari pertama!” Tenma pun membuat suara “huh?” dan sangat terkejut untuk suatu alasan.
“Tu-tunggu, Harutora-kun, itu—“
Tenma dengan segera membuka mulutnya untuk menjelaskan, namun Kyouko yang terdiam tiba-tiba menyela.
“……Biar kujelaskan terlebih dahulu, orang itu bukanlah seorang guru, ia adalah Investigator Mistis.”
“Investigator Mistis? Maksudmu Investigator Mistis Agensi Onmyou?”
“Apakah ada Investigator Mistis lain?”
Kyouko menjawab ketus. Harutora pun menundukkan wajahnya, dan Touji menurunkan kakinya yang ada diatas meja seolah-olah mencium aroma berbahaya, terduduk dibangkunnya.
“Kenapa seorang Investigator Mistis terus-menerus datang untuk melihat Natsume?” tanya Harutora, wajahnya masih serius.
“Investigator tersebut datang untuk menginvestigasi insiden yang terjadi sebelumnya.”
“Insiden yang terjadi sebelumnya? Apa maksudmu yang terjadi sebelumnya?”
Mungkinkah Investigator Mistis tersebut telah mengetahui tentang Dairenji Suzuka? Namun insiden tersebut tidak seharusnya terpublikasikan. Harutora bertanya, tidak mengerti, dan Kyouko dan Tenma pun tanpa disadari menunjukan keterkejutan yang sama ketika mendengar kalimat tersebut.
“Harutora-kun, mungkinkah kau tidak mengetahuinya?”
“Mengetahui apa?”
“……Ada apa ini, bukankah kau adalah shikigaminya? Ada apa dengan kalian berdua?”
“Cepatlah dan jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi!”
Keduanya mengetahui tentang apa yang terjadi pada Natsume, dan hanya dirinya yang tidak mengetahui hal tersebut, fakta ini mengganggu Harutora, dan ia pun berteriak, dengan gelisah berdiri dari tempat duduknya.
Disaat yang bersamaan—
“Harutora-sama!”
Kon tiba-tiba terwujud diatas meja didepan Harutora.
Kenapa itu? …Ketika Harutora kehilangan fokusnya, suara jatuh seperti ledakan pun terdengar dan jendela diantara ruang kelas dan koridor pun pecah, berserakan dimana-mana.
Keempatnya tidak mengerti apa yang sedang terjadi untuk sesaat dan hanya menganga, membeku tak bisa bergerak dari tempat mereka. Hanya Kon yang menunjukan kewaspadaan diwajahnya, mengeluarkan wakizashinya dari pinggangnya.
Mata Kon pun melebar melihat – ke atas.
Terdapat sebuah raksasa, makhluk yang menggeliat diatas keempat orang yang membeku dan Kon yang telah menyiapkan serangan.
Itu adalah awan gelap yang samar-samar. Sebuah awan besar kabut yang terlihat seperti sebuah kabut maupun asa, menyebar seolah-olah berencana untuk menutupi langit-langit kelas, seperti sebuah awan gelap ketika badai – tidak, itu menggerakkan tubuhnya yang mengerikan seperti sebuah makhluk hidup. Awan kabut inilah yang telah menghancurkan kaca jendela dan memaksa masuk ke dalam kelas.
Harutora dan yang lainnya pun panik panic ketika melihat hal tersebut.
“Ap-apa itu? Hei, Tenma, apa kau tahu?”
“Aku, Aku tidak tahu! Aku tidak pernah melihat hal tersebut!”
“Tenma, apakah Akademi Onmyou juga memiliki hal semacam ini?”
“Aku tidak tahu! Kenapa kau selalu bertanya padaku!?”
Awan kabur tersebut bergera-gerak dengan intensnya. Dari luar benda tersebut terlihat putih keabu-abuan, namun gas hitam seperti tinta mengeliat-liat didalamnya, dengan sulur merah gelap yang mengambang menutupi seluruh tubuhnya. Dengan tambahan, benda tersebut akan sering menyerang, memberikan bunga api dan berkilat dengan cahaya.
Penampilan tersebut seperti gunung meletusyang menyemburkan asap, namun juga seperti sebuah makhluk-lautan-dalam-yang-tidak-pernah-dilihat-sebelumnya, atau bahkan seperti chimera yang mengerikan sedang menari-nari tidak jelas. Bagian teranehnya adalah teksturnya, sebagaimana bagian luar benda tersebut terlihat seperti sebuah kabut yang melayang diudara namun juga memberikan kesan berat seperti sebuah lumpur ataupun kotoran, massa tersebutlah yang telah menghancurkan jendela.
“……Sebuah kodoku.”
Ucap Kyoko ketika ia meleihat ke atas, dan ketiga laki-laki yang mendengarnya secara bersamaan menoleh kepadanya.
“Benda ini adalah kodoku?”
Touji dengan segera bertanya untuk mengonfirmasi, dan Kyouko mengangguk sambil menatap dengan serius ke arah gas tersebut, wajahnya memucat.
Kodoku merupakan kutukan yang cukup umum dibanyak berbagai macam jenis Onmyoudou. Hal tersebut menggunakan serangga seperti laba-laba atau kelabang sebagai wadahnya. Dengna menempatkan banyak serangga didalam pot – sepert alat, mereka dibuat untuk saling membunuh satu sama lain sampai hanya satu yang tersisa menjadi individu yang terkuat. Serangga tersebut digunakan untuk melakukan kodoku, dinamakan sebagai pengorbanan untuk melayani sebagai wadah. Dengan menggabungkan energi kutukan, itu akan menjadi sebuah tipe shikigami.
“De-dengan kata lain, benda ini bisa dibilang sebagai shikigami?”
“Benar…… Dan ini bahkan sudah jelas merupakan sihir terlarang.”
Kodoku telah dimasukan sebagai sebuah shikigami ‘tipe kutukan’ dalam ‘General-style’ dan tanpa adanya izin Agensi Onmyou, hukum Onmyou dengan tegas melarang pembuatan dan penggunaannya.
“T-tapi ini sungguh aneh! Ada sebuah pelindung yang melindungi seluruh gedung akademi, jadi walaupun sebuah shikigami seharusnya tak mampu untuk menerobos masuk!”
Harutora teringat Alpha dan Omega dari penjelasan Tenma yang panic. Mungkinkah shikigami ini telah menghancurkan para komainu penjaga?
Hingga kemudian—
Pusat dari kabut tersebut melebar, membagi menjadi dua, sebuah mata raksasa muncul dari keduanya. Bola mata tersebut bergerak-gerak mencari, hingga akhirnya menetapkan pandangannya ke bawah, tepat diatas Harutora. Horor pun menyergap seluruh tubuh Harutora, dan mata Touji pun berkilat, dengan Kyouko dan Tenma yang berteriak.
“Harutora-sama, tolong mundur!”
Teriak Kon dan melompat maju, dank abut mengambang tersebut turut bergerak mengikuti.
Kabut tersebut menurun sedikit demi sedikit, bagian-bagiannya turun bagaikan hujan. Kabut yang menurun pun memberikan gerakan yang tidak menentu ditengah udara, dengan sukses menyerang Harutora dan yang lainnya.
“Uwah! Itu datang!”
“Tch – Ha-hakuou! Kokufuu!”
Shikigami pelindung Kyouko pun terwujudkan selangkah dibelakang Kon yang telah bereaksi terlebih dahulu, melompat maju dari meja dan dengan lihai menggunakan katana dan tombaknya, memotong-motong kabut tersebut yang menyerang terus-menerus. Kon juga menggunakan ekornya untuk keseimbangan sebagaimana ia bergerak diudara seolah-olah menari, melawan kabut yang terus-menerus menyerang dengan wakizashinya.
Kabut yang diserang pun menunjukan fenomena ‘lag’, kontur distorsi dan fragmennya pun berkerlap-kerlip diudara. Namun setelahnya benda tersebut pun terbelah, kabut tersebut dengan cepat menyatu kembali dengan awan besar yang berada dilangit-langit, dan hal terpenting dari tubuh utamanya adalah tidak menunjukan kelemahan sama sekali.
“Kon! Hati-hati!”
“Tolong jangan khawatir – Iyaaaah, itu menyentuh e-e-e-ekorku!”
“U-uwah! Aah! Selamatkan aku!”
“Diamlah, Tenma! Cepat dan bantu!”
“……Tidak bagus, teleponku tidak tersambung, sungguh baiknya mereka……”
Saat itu ruang kelas pun menjadi arena pertarungan, dan sebuah pertarungan yang tiada henti. Keempatnya dengan segera berkumpul dan berlindung, menggunakan tiga shikigami sebagai pelindungnya untuk melawan kodoku. Namun, mereka terpukul mundur selangkah demi selangkah dengan bertambahnya kabut yang bergerak maju, dan akhirnya mundur ke dinding disalah satu sisi koridor.
“Sungguh, ini tidak ada gunanya.”
Touji merengut. Harutora dengan kesal “sial”, mencoba membuka jendela yang ada dibelakangnya. Ia membuka kuncinya, namun jendela tersebut tak tergoyah sama sekali, seolah-olah tersangkut.
“Jendelanya tidak mau terbuka! Kenapa seperti itu?”
“Ini buruk! Terdapat pembatas, kapan itu dibuat……!”
Kyouko berbalik untuk menimang-nimang dan berucap ringan. Sebagaimana ia berbicara, energi magis yang menutupi bukan hanya dijendela, namun juga seluruh sekitar ruang kelas, dengan jelas terlihat. Sepertinya mereka telah terkunci dari dalam kelas.
Touji mengambil bangku, melemparnya ke arah jendela tanpa berkata apapun. Kyouko dan Tenma tersentak kaget, namun bangku yang dilemparkan ke jendela dengan mudah memantul kembali. Sepertinya hal tersebut tidak bisa dihancurkan secara fisik.
“Tidak bisa dihancurkan, huh…… Kurahashi, apa kau tahu cara untuk menghancurkan pembatas ini?”
“Tu-tunggu! Tidak bisakah kau melihat bahwa aku sangat sibuk!”
Serangan kodoku tersebut tidak menunjukan perlambatan sama sekali, dan jumlah kabutnya pun bertambah sangat, dan itu tidak bisa ditangani hanya mengandalkan Kon dan dua Yaksha.
“Sial, tidak adakah seorang pun yang masih ada didalam gedung akademi? Kenapa tidak ada seseorang pun yang menyadari masalah ini!”
“Ma-masalahnya adalah pembatas tersebut, suara tidak akan terdengar seribut apapun masalah yang terjadi didalam pembatas!”
“Tenma! Jika kau memiliki waktu untuk menjelaskan, cepatlah kemari dan bantu! Dua orang murid baru itu adalah amatir yang tak berguna.”
Ekspresi Kyouko bergegas, namun situasi saat itu cukup berbahaya. Wajahnya memucat sebagaimana ia memfokuskan dirinya untuk mengontrol kedua shikigaminya, dan bulir-bulir keringat pun muncul didahinya.
Tenma dengan segera mengeluarkan jimat dari kotak jimat, namun tangannya tergelincir karena gerakannya yang terlalu gugup dan jimat pun berserakan dilantai. Ia pun panik sesaat, lalu dengan segera mengambil jimat tersebut dari lantai.
Sebagaimana ia mengambil jimat, kabut tersebut menepis serangan-serangan yang dilayangkan shikigami.
Awan kabut tersebut dengan cekatan menghindari tombak Kokufuu, bergegas menuju Harutora. Harutora dengan siap mengangkat shakujou ditangannya, namun Kyouko mendecakkan lidahnya dan mengeluarkan jimat dari kotak jimatnya selangkah lebih dulu.
Ia menggunakan jimat pelindung. Jimat tersebut memberikan cahaya remang dan kabut yang menyerang pun menghasilkan suara. Disaat itu, bau terbakar pun tercium, dan kabut tersebut sebagaimana jimat pelindung tersebut pun turut terbakar.
“Te-terima kasih.”
“Diam, jangan bicara padaku!”
Tenma akhirnya mengambil jimatnya dan sekarang dengan gagap merapalka mantera, melempar jimat tersebut pada kabut. Namun, kabut tersebut sekarang menyebar ke seluruh ruang kelas, dan walaupun pada akhirnya awan tunggal tersebut tidak memberikan banyak ancaman, kesempatan mereka untuk menang tidaklah besar karena adanya massa diantara mereka.
“……Tujuan benda tersebut pastilah Harutora.” Diwaktu itu, Touji, yang sedang asyik menonton pertandingan dari jendela berbicara.
“A-aku?”
“Terlihat seperti itu, dari pergerakannya.”
Kyouko dan Tenma yang berdiri didepan mereka dengan cepat saling melirik ketika mendengar kalimat tersebut.
“Mungkinkah fanatik Yakou lagi……?”
“Itu sangat memungkinkan…… Ugh! Sungguh bercanda!”
Percakapan mereka pun terdengar oleh Harutora dan Touji.
Hari pertama ketika ia masuk kepala sekola telah memberitahukan mengenai fanatik Yakou, namun apa hubungannya dengan para pemuja Yakou dan kodoku ini?
“Ada apa!? Apa kalian berdua tahu sesuatu?”
Harutora bertanya, mendesak dari belakang. Kyouko menundukan wajahnya, dan ia pun melirik Tenma yang ada disampingnya seolah-olah ia memberikan tanggung jawab kepada Tenma untuk menjelaskan.
Tenma dengan tak bisa melawan pun membuka mulutnya:
“Harutora-kun, umm, kau tahu…… Natsume-kun adalah reinkarnasi……”
“Oh, kau membicarakan tentang rumor tersebut, tentu saja aku tahu. Jadi kalian berdua juga mengetahuinya, huh.”
Kepala sekolah telah memberikan sedikit penjelasan pada subjek tersebut. “Lalu apa?” Tenma menunjukan ekspresi sungkan sebagaimana Harutora mendesaknya, lanjut menjelaskan:
“……Sebenarnya, dua hari sebelum kalian datang, seorang fanatik yang telah mendengar rumor mengenai Natsume menyerangnya saat ia akan berangkat sekolah, mencoba untuk menghubungi dirinya. Sepertinya dia adalah orang yang keras kepala, dan pada akhirnya berencana untuk menculik Natsume-kun, yang menghasilkan pertarungan sihir oleh keduannya.”
“Apa kau bilang? Dua hari sebelum kami datang?”
Meskipun sudah lama ada rumor bahwa fanatik Yakou mencari Natsume, ia tidak menduga bahwa insiden tersebut telah terjadi baru-baru ini.
“Yah.” Tenma menganggukkan kepalanya pada Harutora yang terkejut. “Bukankah aku sudah bilang bahwa Investigator Mistis datang kesini untuk melakukan investigasi? Itu adalah untuk menginvestigasi insiden tersebut. Kudengar bahwa terdapat sekelompok besar yang melindungi fanatik tersebut saat itu.”
Harutora membeku. Sebuah kejadian besar terjadi, namun ia tidak mendengar hal terebut barang sedikit pun.
“Ta-tapi, bukankah fanatik Yakou memuja Yakou? Kenapa mereka melakukan hal tersebut? Khususnya jika mereka benar-benar percaya bahwa Natsume adalah Yakou, mereka tidak akan menggunakan kodoku!”
“Hmph! Bagaimana kita bisa menyadarkan pemikiran para fanatik gila tersebut! Juga, meskipun fanatik tersebut telah ditangani oleh guru yang dengan segera ke tempat kejadian, ia meneriakan kata-kata seperti ‘aku datang untuk membantu kebangkitan Yakou’ tanpa menyerah.”
“Tidak mungkin……!”
Kalau begitu, rekan-rekan fanatik Yakou saat itu yang melepaskan kodoku untuk membuat Natsume bangkit sebagai Yakou? Itu bukanlah hal yang bisa disebut sebagai memuja, itu hanyalah sebuah kepecayaan yang sinting dan disatu sisi gila.
“Sial, apanya yang ‘kelas khusus’! kenapa orang itu berbohong?”
“Kupikir…… Mungkin dia tidak ingin kalian yang baru saja masuk untuk terlalu khawatir.”
Touji menjawab meyakinkan. Mungkin hal tersebut memang seperti apa yang dikatakannya, namun walaupun jika mereka tidak, Harutora telah sibuk dengan masalahnya untuk mengatasi situasinya sendiri yang membuat otaknya berputar, jadi tak heran Natsume dengan prihatin dan sengaja menutupinya.
…’Harutora, Touji, mari lakukan yang terbaik.’
Saat itu, Natsume telah mengatakanya dengan senyuman dan meninggalkan bangkunya. Ia tidak pergi untuk sebuah kelas khusus, melainkan untuk berjaga-jaga mengenai fanatik yang mengintainya dan berbicara mengenai masalah yang akan mendatang dengan Investigator Mistis yang menangani masalah tersebut. Harutora pun hanya bisa marah, separuh pada Natsume yang menanggung bebannya sendiri, dan separuh lagi pada dirinya yang tidak menyadari keanehan tersebut.
Lalu, Harutora kembali sadar.
“……Tunggu, bagaimana dengan Natsume? Mungkinkah sesuatu terjadi pada Natsume saat ini?”
Tenma hanya membalas dengan ‘ah’ sebagaimana Harutora berkata demikian, wajahnya memucat.
Dikarenakan lawan telah menggunakan kodoku untuk mengatasi shikigami Harutora, Natsume tidak mungkin tidak tersentuh.
Terlebih lagi, Natsume tidak datang ke kelas sore. Bahkan jika setelah ia membicarakan tentang masalah tersebut kepada Investigator Mistis, dan bahkan jika hal tersebut tepat setelah ia bertengkar dengan sengitnya pada Harutora, ia akan menunjukan dirinya seperti dua hari sebelumnya. Mungkinkah ia membolos kelas hari ini karena sesuatu telah terjadi dan membuatnya tidak bisa datang?
Kyouko dengan segera melirik Harutora yang memucat.
“……Harutora-kun, bukankah kau baru saja mencela Natsume-kun karena tidak memiliki keberanian untuk berbicara dengan orang-orang disekitarnya?”
“Itu……”
“Tidakkah kau berpikir bahwa kau juga tidak bisa menyalahkannya karena itu? Semua orang memercayai dia adalah reinkarnasi Yakou, dan ketika kau menambahkan fannatik gila tersebut mengelilinginya, bukan hanya orang-orang yang tidak mau mengambil inisiatif untuk mendekatinya, ia tentu saja akan ragu-ragu karena takut akan memberikan masalah pada orang disekitarnya.”
“…………”
Harutora menggigit bibir bawahnya, bahkan tidak menyadari bahwa ia telah menggigit terlalu keras hingga berdarah.
…’Aku tidak perlu Harutora-kun untuk memberitahukanku hal-hal tersebut.’
Tak heran ia akan meresponnya seperti itu. Ia adalah shikigami dan teman masa kecil yang mengetahui rahasianya lebih dari siapapun, namun telah menyerang titik terlemahnya. Ia pasti akan merasa lebih tersakiti dan tidak nyaman mendengar kalimat yang keluar dari mulutnya.
Ia mengerti - itu adalah fakta yang telah tersimpan didalam hatinya ketika ia memasuki Akademi, namun ia telah menelantarkannya. Dikarenakan ia tidak bisa mengikuti dengan pelajaran, ia telah melemparkan hal penting yang telah diberitahukan oleh kepala sekolah tiga kali, mengumpulkan kekuatannya untuk membuat dirinya memiliki tempat dikelas.
Sebenarnya, Harutoralah yang pikirannya penuh akan dirinya, bukan Natsume.
“……Natsume.”
- Jangle* - lingkarang kecil yang berada dipuncak shakujou pun bersuara.
Kyouko, Tenma, dan bahkan Kon pun menoleh dengan terkejut – ke arah posisi Harutora.
Harutora terlalu sibuk untuk peduli dengan ekspresi macam apa yang muncul pada wajah mereka.
“…Kon, minggir.”
“Ha-harutora-sama? Tapi……”
“Cepat dan minggir.”
Harutora memerintah kembali, dan Kon dengan segera membuang keraguannya, berlindung ke samping. Harutora mengenggam shakujounya, dengan segera melangkah maju untuk menipiskan jarak.
Kabut tersebut dengan sengit menyerang, namun tertangkis oleh ayunan cekatan shakujou Harutora. Sebuah reaksi ‘lag’ pun muncul sesaat, dan benda tersebut pun terbelah dua.
“Tu-tunggu, kenapa kau melakukan hal itu lagi—!”
Ini adalah pertarungan yang berbeda, ini bukanlah permainan. Kyouko tidak bisa mengatakan kalimat tersebut untuk menghentikannya karena kekhawatiran tersebut tidak mampu menggoyahkan Harutora.
Harutora mengacungkan shakujounya, memberikan pukulan dengan figur yang dipaksakan yang dapat melawan Hakuou dan Kokufuu – momentumnya bahkan lebih besar dari keduanya.
Kyouko dan Tenma tidak mampu untuk tak ternganga.
“……Kurahashi, Tenma, maaf untuk melibatkanmu.” Ucap Harutora tanpa menoleh.
“Ja-jangan begitu……”
“Tapi tolong, bantu kali ini saja, dan aku akan meminta maaf denga serius pada kalian nanti. Tolong bantu aku untuk mengalahkan benda ini dan mencari Natsume.”
Harutora memohon.
Tenma gemetar dan dengan jelas menganggukan kepalanya untuk menjawab.
Kyouko memainkan bibirnya.
“……Dikarenakan kita akan mati jika kita tidak melawan balik, itulah yang hanya bisa kita lakukan.” Ia menjawab dengan tidak sabar, senyum bangga pun muncul diwajahnya. “Maaf.” Harutora meminta maaf pada keduanya lagi.
“Ini akan lebih mudah jika seperti ini. Sebenarnya aku memiliki ide, tapi aku tak tahu jika iniakan bekerja, jadi aku akan dengan senang hati bertanya pada senior untuk memberikan opininya.” Ucap Touji tenang dengan suara rendah sebagaimana ia melihat.
Bagian 2
Ketika Natsume kembali sadarkan diri, ia terbaring diatas tanah denga kedua tangan yang diikat dibelakang punggungnya dan juga pergelangan kaki yang diikat dengan tali.
Sesaat ia belum bisa mencerna keadaan disekitarnya, melebarkan matanya dan mengangkat tubuhnya.
“……Lapangan latihan sihir?”
Natsume saat ini sedang berbaring diarena dimana pertarungan shikigami kemarin diadakan.
Kenapa – ketika berpikir demikian, ingatan sebelum ia kehilangan kesadarannya tiba-tiba teringat kembali.
“Ah, kau akhirnya bangun.”
Investigator Mistis berjas tersebut berdiri disamping, berbicara sambil menatap Natsume yang terbaring ditanah lapang.
“Kau……!”
“Oh, berteriak-teriaklah sesukamu, itu tidak akan menjadi masalah dikarenakan suara tak akan terdengar dari luar. Tapi aku memohon dengan sangat untuk tidak bertindak gegabah untuk kebaikan reputasimu.”
Investigator tersebut menunjukan senyum dingin, dengan hormat membungkuk kepada Natsume yang terbaring ditanah lapang.
“Pertama, aku harus meminta maaf atas insiden beberapa hari yang lalu. Rekanku menjadi tidak sabaran dan melakukan hal yang tidak bermartabat. Meskipun, aku tidak terlalu ingin menyebut orang tersebut sebagai ‘rekan’, bahkan jika dia memiliki sikap hormat yang sama sepertiku, juga ambisi dan ketidakkonsisten kami, khususnya dikarenakan perbedaan dalam kemampuan kami itu terlalu jauh.”
Natsume tak mampu untuk tidak meragukan telinganya ketika ia mendengar ucapan Investigator tersebut. Ketika ‘insiden beberapa hari yang lalu’ disebutkan, ia hanya bisa memikirkan satu orang, fanatik Yakou yang muncul dihadapannya sebelum Harutora dan Touji memasuki akademi.
“Itu akan lebih baik jika orang itu hanya menjalankan tugasnya baik-baik, tapi sayangnya ia menjadi tidak sabaran ketika ia mendengar performamu yang menakjubkan. Bukan aku tidak mengertti perasaannya, sebagaimana pada akhirnya, hatiku juga melompat kesenangan.”
Investigator Mistis tersebut menyeringai, penampilannya terlihat seperti orang yang berbeda dibandingkan lelaki muda yang biasa ia kenal, yang dimana datang untuk menginvestigasikan insidennya
“Kau memanggil orang itu rekan, jadi mungkinkah kau juga……”
“Benar.”
Investigator Mistis tersebut terlihat sopan kembali, membungkuk dengan bangga bagaikan anak kecil.
“Aku merasa terhormat untuk turut serta dalam dirimu kini seperti ini. Pewaris dari keluarga Tsuchimikado, Tsuchimikado Natsume-sama, tuanku Raja Bintang Utara.”
Natsume mengerang dengan putus asa.
Raja Bintang Utara adalah julukan yang dipuja oleh fanatik tersebut. Bintang Utara ditujukan untuk Polaris, yang merupakan posisi terpenting dalam Onmyoudou. Orang-orang tersebut membandingkan Polaris dengan ‘cahaya malam’, yang adalah Yakou, dan mereka menganggap tuannya adalah sang raja mengimitasikan para pembantunya Hishamaru dan Kakugyouki, begitulah rumor yang tersebar. Tentu saja, Yakou sendiri tidak pernah menganggap dirinya demikian, dank arena hal tersebut hanya sedikit orang yang memanggilnya sebagai ‘Raja Bintang Utara.’
“Kenapa!?”
Natsume masih sulit untuk memercayainya, tak mampu untuk menahan teriakannya.
“Kau adalah seorang Investigator Mistis yang merupakan bagian dari Agensi Onmyou! Kenapa kau bersama dengan orang semacam seperti fanantik Yakou—?”
“Itu tidak baik untuk memanggil pemujamu sebagai ‘orang macam itu’, jadi bisakah kau menarik kata-katamu tersebut? Khususnya, kau tidak perlu untuk terkejut, cukup banyak pemuja-pemuja Raja Bintang Utara di Agensi Onmyou.”
“Bohong!”
“Kau pikir aku berbohong? Sebenarnya, bukankah keadaan seperti ini wajar? Bagaimana orang biasa yang tidak mengerti sihir mengkritisi Raja dari Bintang Utara? Hanya orang-orang yang mengenal Onmyoudou yang bisa mengerti kehebatannya, dan tidak ada tempat didunia ini yang memiliki relasi yang lebih dalam terhadap sihir kalau bukan Agensi Onmyou, bukankah itu benar?”
Investigator Mistis tersebut berbicara dengan bangga. Natsume merasa terkejut, dikarenakan penjelesannya terdengar sangat meyakinkan. Agensi Onmyou bisa dikatakan sebagai Biro Onmyou modern Jepang – kantor pusat Onmyouji. Namun disaat yang sama , Agensi Onmyou juga merupakan sarang dari para fanatik Yakou, yang mungkin bukan masalah besar. Bahkan jika itu tidak banyak, mereka mungkin akan membawa efek besar terhadap komunitas sihir suatu hari nanti jika identitasnya tidak terbongkar.
“Meskipun, kebanyakan mayoritas orang-orang saat ini berhubungan dengan sihir menikmati kemahsyuran dari asuhan Raja Bintang Utara, namun mereka mengubur dalam-dalam nama tersebut, menganggap keberadaannya adalah tabu. Terlalu bodoh! Bagaimana hal tersebut menjadi sesuatu yang tercela? Aku menunggu untuk membenarkan keselahan tersebut sesegera mungkin dan mengembalikan reputasi sang raja yang terlecehkan.”
Ucap Investigator Mistis dan tiba-tiba menatap tanpa berkedip pada Natsume. Tatapan yang terlihat panas dan bersemangat. Ia berjalan kedepannya, perlahan berlutut.
“Aku menunggu untuk menebus dosa pada sang raja, untuk memaksa dirimu untuk turun kembali ke dunia ini untuk membersihkan stigmanya…… Itu adalah penghinaan yang sangat, dan demikian aku merasa malu. Tapi sekarang, aku hanya ingin berlutut terhadapmu sesegera mungkin dan memintakan dirimu memaafkan kemalasan diri ini dan meminta izin untuk memberikan seluruh jasaku untuk kebesaran masa depan sang raja…… Kau datang untuk ini, bukan, Yakou-sama?”
Investigator Mistis tersebut menatap dalam mata Natsume, memintakan maaf dengan sangat.
Laki-laki muda itu menggunakan sikap dan ucapan yang berlebihan, menunjukan kepercayaannya yang sangat. Kepercayaan yang jelas-jelas menyimpang – gila.
Dingin pun menghampiri tubuhnya dan ilusi suhu tubuhnya menurun lurus ke bawah menyerang Natsume. Ia lega dirinya saat ini terbaring ditanah, jika saja ia berdiri, ia yakin dirinya akan runtuh jatuh ke tanah karena gemetar.
Karena rumor tentang reinkarnasi Yakou tersebut, ia telah mendapati sedikitnya cemoohan dan ditakuti sejak ia dilahirkan. Ia sering bahkan dipaksa untuk menanggung harapan-harapan yang terlalu tinggi.
Namun diantara semua emosi orang-orang yang melihatnya sebagai Yakou, tak pernah ada yang memiliki dan menunjukan ‘afeksi’ semacam ini yang kini membuatnya ketakutan dan secara fisik mengernyit. Ia merasa gigi-giginya bergemeletuk dan dengan sangat mengeratkan rahangnya.
“Aku…… Aku bukanlah Yakou……”
Natsume bergumam, membuka mulutnya untuk mengeluarkan rasa takut dan jijik dari hatinya.
Dengan kalimat tersebut, wajah lelaki muda tersebut berubah sesaat. Ia tidak lagi menunjukan penampilan seperti sebelumnya, tetapi malah memberikan aura yang menakutkan, wajahnya menggelap mengernyit memberikan ekspresi keyakinan yang menyimpang dan penuh akan prasangka.
Namun, dengan segera ia menenangkan dirinya dan bahkan memaksakan senyum baik penuh maksud, perlahan berdiri.
“Natsume-kun, aku bisa mendapatkan informasi rahasia yang tidak dipublikasikan secara umum karena identitasku. Aku sangat mengerti apa yang terjadi. ‘Child Prodigy’ Dairenji Suzuka dan juga ‘Armored Juggernaut’ muncul, bukan?”
“Ap……”
Mata Natsume melebar karena terkejut ketika insiden musim panas yang lalu disebutkan kembali. Sang Investigator pun tak mampu untuk tidak menahan seringainya melihat reaksi tersebut.
“Apakah kau mengerti perasaanku ketika mendengar laporan tersebut? Bukan hanya aku, rekan-rekanku semua juga sangat gembira. Tahun-tahun sebelumnya, banyak rumor yang mengindikasikan bahwa kau adalah reinkarnasi Raja dari Bintang Utara, namun setelah menerima laporan tersebut, kami akhirnya memiliki bukti atas kebenaran rumor tersebut! Jika kau ingat, aku mengatakan bahw salah satu rekanku tak mampu untuk tidak mengambil aksi sesegera mungkin karena ia telah mendengar performamu yang luar biasa, bukan? Sekarang, kami telah menjarakkan diri kami dari persembunyian kami dan telah menyiapkan berbagai macam persiapan untuk menyambut kebangkitanmu, sudah lama kami telah menunggu saat dimana Raja Bintang Utara bangkit kembali, hari-hari itu pun berjalan menjadi tahun!”
Sang Investigator Mistis pun berbicara penuh semangat nan berseri-seri.
Natsume terkejut kembali. Insiden dengan Dairenji Suzuka adalah ‘titik pembalik’ terpenting dalam hidupnya dan ia tidak bisa melupakannya bahkan jika ia ingin, namun sekarang itu adalah kejadian ‘masa lalu’ yang ‘telah selesai’. Ia tidak pernah bermimpi bahwa kejadian ini akan mengarah pada pemberontakan yang ia tidak ketahui sebelumnya.
Namun—
“Itu terselesaikan bukan hanya dengan kekuatanku seorang diri saja.”
Natsume bergumam pelan. Seolah-olah ia tidak mendengar dengan jelas, sang Investigator Mistis pun bertanya: “Apa kau bilang?”
“Insiden tersebut terselesaikan bukan hanya dengan kekuatanku seorang. Itu bukanlah aku yang mengalahkan Armored Juggernaut dan menghentikan Dairenji Suzuka seorang diri, itu adalah Harutora dan aku – kami hanya bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan menggabungkan kedua kekuatan kami. Kau bilang kau ‘sangat mengerti’? Sangat lucu, kau bahkan tidak tahu sama sekali! Jangan berpikir kau bisa membuat kesimpulan tentang Harutora dan aku dengan hanya mengandalkan dugaan egois milikmu.”
“Kau, itu……!”
Rasa gembira yang ditunjukan oleh sang Investigator pun menghilang. Wajah gelap yang terlintas didirinya kini muncul kembali dari balik ekspresi gembiranya. Wajah yang penuh perasaan diikuti dengan bahu yang tegang dikeraskan dan tangan seperti ia sedang menggigil kedinginan.
“Bodoh…… Terlalu bodoh dan tidak mengerti…… Ini adalah Raja? Tidak bisa dipercaya…… Tidak masuk akal…… Ini adalah……!”
Penampilan yang terdapat pada Investigator tersebut kini terpelintir menjadi sesuatu yang tidak manusiawi, seperti orang gila parah.
Namun, terlepas dari berbagai macam apapun guncangan iman yang doterima olehnya, ia masihlah seorang Investigator Mistis. Ia dengan paksa menahan perasaan-perasaan gelisahnya, bergumam dengan keras.
“Hah! Sang Raja belum bangkit, aku tidak bisa bertindak dengan tergesa-gesa dan tidak benar mencoba untuk berbicara langsung kepada sang Raja. Tapi Natsume-kun biarkan aku memberitahumu sesuatu yang akan membantumu untuk bangkit. Bocah badung yang kau sebut Harutora saat ini seharusnya telah menghembuskan nafas terakhirnya karena kodoku yang aku lepaskan!”
Sang Investigator mengatakan kata-kata tersebut dengan nada yang kesetanan, dan baru saat itu Natsume benar-benar merasa suhu tubuhnya menurun dengan sangat.
Ia dengan segera mencari aura Harutora. Sebuah ‘link’ kekuatan spiritual yang telah dibuat antara mereka sejak ia memberikan kemampuan melihat roj dan menjadikannya shikigami dirinya. Natsume bisa merasakan kehadiran Harutora sejauh apapun keduanya terpisah.
Namun, ia akhirnya menyadari bahwa kekuatannya telah disegel ketika ia mencoba mencari aura tersebut.
Empat jimat telah terpasang didada, pundak dan punggungnya, dan dan jimat tersebut adalah jimat untuk menahan kekuatan spiritualnya. Dengan demikian, dia tidak berdaya, tak mampu untuk memanggil shikigami pembantunya Hokuto dikarenakan ia tidak mampu menggunakan sihir.
“Apa kau baru menyadarinya sekarang? Sungguh ceroboh. Terlebih lagi, kau pikir memangnya ini tempat apa? Ini adalah lapangan latihan sihir, dan pusat dari arena, benar?”
Terdapat pelindung kelas satu disekitar arena yang bertujuan untuk menjaga sihir yang digunakan didalam arena lapangan tidak memengaruhi area luar. Natsume tidak bisa mengadakan ‘link’ sihir bahkan jika ia mencoba untuk mencari jejak aura Harutora. Ia pun tak mampu untuk tak diam membeku.
Sang Investigator Mistis tertawa dengan dingin.
“Apa kau merasa sedih bahwa shikigami favoritmu akan mati? Tapi, kau tidak perlu khawatir, karena aku akan menanggung beban sebagai shikigami selanjutnya – pembantumu untuk mengarahkan dan melindungimu. Akulah satu-satunya yang cocokk atas kebangkitan sang Raja, akulah Hishamaru yang baru!”
Sang Investigator berbicara tak masuk akal dengan arogan dan liar, dan Natsume sama sekali tidak mengindahkannya, pikirannya penuh dengan Harutora.
Ia ingat bahwa ia tengah bertengkar dengan Harutora tadi siang. Ia tidak percaya bahwa Harutora akan mati sedemikian rupa, namun Harutora tidaklah berdaya menghadapi kodoku yang dikeluarkan oleh seorang special Investigator Mistis.
Keputusasaan pun menyelimuti Natsume dan mata lebarnya kini hanya mampu melihat kegelapan.
“Apa ini sungguh……”
Suara pelan pun perlahan muncul bagaikan darah dari mulut Natsume. Namun… “……Apa yang terjadi?” Sang Investigator tiba-tiba mengangkat kepalanya, memindahkan pandangannya ke atas dari tubuh Natsume.
Gumpalan kabut pun masuk melalui pintu masuk ke arah bangku penonton.
Gumpalan kabut yang berdenyut, bergerak dan hidup.
Itu adalah kodoku. Kodoku dengan cepat bergerak lurus ke arah arena dari atas bangku penonton dan terhalang oleh dinding pelindung tak terlihat. Walaupun itu terhalang, kodoku masih terus lanjut menyerang mencoba memaksa masuk. Terlebih lagi, sang Investigator Mistis berdiri ditengah lapang memberikan kemarahan dan kebencian yang intens.
“Bagaimana mungkin! Kodoku yang aku lepaskan bisa kembali seperti ini?”
Ia berteriak dengan tatapan terkejut. Kebingungan Natsume melihat ke arah bangku penonton dengan matanya yang berkaca-kaca.
Tidak lama setelahnya—
Suara yang tidak mungkin salah didengarnya pun terdengar ole Natsume melalui pelindung dari sisi lain pintu masuk yang dimasuki oleh kodoku.
“—Natsume! Kau baik-baik saja!”
Natsume mengambil napas dalam.