Baka to Tesuto to Syokanju:Volume1 Soal Pertama

From Baka-Tsuki
Revision as of 08:29, 18 June 2011 by Simbadda (talk | contribs) (Created page with ""Um..." "Ada apa?" "Yuuji, kapan Reformasi Taika lagi?" "Kau sudah kelas tiga sekarang, dan kau masih belum tahu? Kau benar-benar bodoh, Shouko." "Kita belum diajari sampai s...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

"Um..."

"Ada apa?"

"Yuuji, kapan Reformasi Taika lagi?"

"Kau sudah kelas tiga sekarang, dan kau masih belum tahu? Kau benar-benar bodoh, Shouko."

"Kita belum diajari sampai situ sekarang. Kau nya saja yang terlalu pintar."

“Untuk menghafalnya mudah, ingat saja ‘Reformasi Bebas-Kecelakaan'.”

“Bebas-Kecelakaan?”

“Soalnya tidak ada kecelakaan yang terjadi ketika Reformasi Taika berlangsung. Pastikan kau mengingatnya.”

“Baiklah.”


“Reformasi itu terjadi tahun 625*.”


“Baiklah, sudah kuhafal.”

“Bagus. Pastikan ingat.”

“Jangan kuatir, aku tidak akan pernah lupa.”



Soal Pertama

Jawablah soal-soal berikut:

Untuk mengurangi massa panci penggorengan, magnesium digunakan dalam proses manufaktur pembuatan. Akan tetapi ini dapat memicu sesuatu yang tidak diinginkan ketika digunakan dalam memasak. Deskripsikan apa yang akan terjadi, dan sebutkan nama campuran yang dapat digunakan untuk menggantikan magnesium tersebut.


Jawaban Himeji Mizuki:

“Reaksi kimia keras akan terjadi ketika magnesium terkena api langsung dan menyebabkannya terbakar. Duralumin dapat digunakan untuk mengganti magnesium.”

Komentar Guru:

“Benar. Pertanyaannya dengan jelas menanyakan ‘nama campuran’, jadi jika menjawab “besi” akan salah. Bagus kau tidak terjebak.”


Jawaban Tsuchiya Kouta:

"Karena tagihan gas belum dibayar."

Komentar Guru:

"Jawaban ini tidak relevan dengan pertanyaannya."

BTS vol 01 017.jpg


Jawaban Yoshii Akihisa:

"Futuranium dapat digunakan ( <- Nantinya akan jadi sangat keras)."

Komentar Guru:

"Unsur itu belum ditemukan, kan?"



Ini adalah musim semi keduaku di Akademi Fumizuki.

Untuk menyambut siswa baru, kedua sisi lereng yang mengarah ke akademi dipenuhi pohon sakura berbunga yang mempesona. Aku biasanya bukan tipe elegan dan berkelas yang berhenti sebentar untuk menghargai keindahan, tapi nyatanya mereka terlalu indah hingga aku tak bisa menahan diriku untuk tidak terpesona.

Meski itu terjadi hanya untuk sesaat.

“Pikiranku dipenuhi dengan pikiran-pikiran musim semi, walau bukan tentang bunga sakura tentunya. Aku penasaran ingin tahu kelas baruku dan kawan-kawan seperjuanganku, yang akan berbagi kelas denganku.”




"Yoshii, kau telat."

Suara keras menyapaku saat sampai ke pintu gerbang, aku memutar kepala dan melihat ke arah suara tersebut terdengar. Seorang pria atlestis, kulitnya kecoklatan dan berambut pendek berdiri di sana.

“Ah, Besi- Maksudku, Pak Nishimura, selamat pagi!”

Aku menunduk sedikit ketika menyalaminya. Alasannya, dia adalah konselor setan. Kau jelas berada dalam masalah jika dia memanggil namamu.

“Barusan kau memanggilku ‘Ironman’?”

“Haha, Bapak salah dengar barangkali.”

“Oh, benarkah itu?”

Nyaris sekali, aku hampir memnggilnya Iron Man; seperti yang dulu biasa kulakukan.

Omong-omong, dia dijuluki “Iron Man” karena hobinya ikut lomba triathlon. Tentu saja kebiasaannya memakai baju lengan pendek bahkan di musim dingin terdingin memberikan kontribusi untuk itu juga.

“Kau tidak hanya akan menyapaku, kan?”

“Oh, maaf. Bapak kelihatan sangat gelap hari ini.”

“Kau lebih kuatir dengan warna kulitku daripada minta maaf karena terlambat?”

“Oh jadi itu maksud Bapak… Maafkan saya terlambat.”

“Astaga… Kau tidak pernah belajar ya.”

Dia mendesah napas sambil menggumamkan itu. Dari apa yang dia katakan, itu membuatku terdengar seperti pelanggar peraturan yang sering terlambat.

“Pak, biasanya aku tidak datang terlambat, kan?”

Beliau adalah wali kelasku tahun lalu, jadi seharusnya dia tahu sudah berapa kali aku telat datang ke sekolah.

“Lupakan saja, ini ambillah.”

Dia mengambil sebuah amplop dari dalam kardus dan menyerahkannya padaku. Namaku, Yoshii Akihisa, tertera di sana.

“Terimakasih.”

Aku menunduk dengan sopan kepadanya dan menerima amplopnya.

"Kenapa sekolah menyerahkan hasil pembagian kelas dengan cara yang merepotkan begini? Bukankah akan lebih mudah jika menempelnya di papan buletin?"

Bagiku tampaknya sangat tidak praktis, menyerahkan hasil untuk tiap siswa dalam amplop dan mengatarnya secara personal.

Kita sudah akan melaksanakan hal itu jika saja kita sekolah reguler biasa, tapi sekolah kita adalah yang pertama menggunakan sistem ujian canggih. Inilah alasannya kita membagikan hasil secara individual."

"Aku enggan dengan jawaban itu..."

Kujawab dia sambil membuka amplopnya. Kelas mana yang akan kumasuki? Aku tidak ingin segera mengetahuinya.

Murid kelas dua dan di atasnya Akademi Fumizuki dialokasi ke dalam kelas yang terpisah, mulai dari kelas A hingga kelas F, berdasarkan ujian kelas. Gampangnya, jenius akan ada di kelas A, dan idiot di kelas F, bersama dengan orang-orang di antaranya. Kemampuan intelejenmu akan diindikasikan oleh penempatan kelas. Untuk melindungi harga diriku, aku akan melakukan apapun agar tidak berakhir di kelas F."

"Yoshii, sesungguhnya..."

"Hm?"

Amplopnya dilem keras sekali, aku masih berusaha membukanya.

"Setelah setahun mengamatimu, aku sudah lama berpikir: Apakah mungkin Yoshii seorang idiot?"

"Kau jelas salah tentang itu, Pak. Aku sudah akan menambahkan 'Bodoh' pada julukanmu bila kau serius tentang itu."

Aku tidak sedang berusaha menjilat. Aku memang tidak belajar banyak saat ujian kemarin, tapi aku merasa bisa mengerjakan ujiannya. Pastinya, dia pasti sudah mengubah opini tentangku ketika dia melihat hasilku.

"Benar. Saat aku melihat hasilmu, aku tersadar betapa salahnya aku dulu." "Aku senang mendengarnya."

Aku tidak bisa membukanya. Sepertinya aku harus merobek bagian atasnya.

Di kelas mana aku berada? Apakah kelas D? Atau kelas C?

"Senanglah, Yoshii. Kecurigaanku padamu sudah berakhir."

Aku membuka lembaran hasil di dalamnya, dan membaca tulisan di atasnya:


"Yoshii Akihisa - Kelas F"


"Kau memang idiot."

Demikian, hidupku di kelas terburuk dimulai.



Mundur ke The Novel Illustrations Kembali ke Main Page Lanjut ke Soal Kedua