Toaru Majutsu no Index ~ Bahasa Indonesia:Volume1 Chapter1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 1 : Penyihir Mendarat di Kota. FAIR,_Occasionally_GIRL.

Part 1

Lahir di antara 20 Januari dan 18 Februari, kamu tidak bisa dihentikan, tidak peduli dalam cinta, bisnis ataupun keberuntungan! Tidak peduli apapun yang kamu lakukan, pasti hasilnya baik, jadi belilah tiket lotre! Tapi, jangan bermain game 3D atau 4D hanya karena kamu populer di antara wanita dan …

“Ok, ok … aku sudah tahu hasilnya akan seperti ini, aku tahu.”

20 Juli, hari pertama liburan musim panas.

Dalam suatu ruangan asrama di “Kota Akademi” yang AC-nya rusak, udara panas mengalir masuk memenuhi tempat tertutup itu, menyebabkan Kamijou Touma tidak bisa melakukan apa – apa. Sepertinya alasannya adalah ada sambaran petir yang menghancurkan lebih dari 80% perangkat listrik kota, termasuk kulkas tempat dia menyimpan semua makanannya. Dia ingin makan mi instan, tapi malah jatuh ke baskom. Baik, dia harus keluar dan makan. Tapi, ketika sedang mencari dompetnya, dia menginjak kartu ATM-nya, merusaknya. Dia bermaksud untuk melanjutkan tidur, tapi menerima panggilan kasih sayang dari wali kelasnya, dan mendengar, “Kamijou-chan yang bodoh, waktunya pelajaran tambahan♥ “.

Dia tahu bahwa horoskop yang berkelip di ujung laporan cuaca di layar TV tidak akan akurat. Tapi tak seorangpun bisa tertawa atas perbedaan yang sangat jauh itu.

“Aku tahu, aku tahu hasilnya akan seperti ini … Tapi apa aku tidak bisa mengeluh sedikit saja?”

Horoskop tidak pernah akurat. Dia tidak pernah mendapat hasil dari “sihir kecil” itu; inilah kehidupan sehari – hari Kamijou Touma. Awalnya, dia berpikir bahwa kesialannya juga berlangsung dalam keluarganya , tapi dia menemukan bahwa ayahnya memenangkan tempat keempat pada hadiah lotre sebelumnya (sekitar 100.000 yen). Ibunya pernah memenangkan mesin penjual otomatis secara terus – menerus, dan akhirnya memainkannya tanpa henti. Dia lalu mulai curiga apakah dia benar – benar anak mereka, tapi setelah berpikir lebih jauh, dia ingat dia tidak punya adik, dan tidak ada yang meneruskan “garis keturunan” mereka. Bagaimana bisa mereka menghadapinya?

Bagaimanapun, Kamijou Touma itu sial.

Begitu sialnya sampai hidupnya bagai lelucon.

Tetapi, Kamijou Touma tidak akan pesimis selamanya.

Kamijou tidak pernah sekalipun mengandalkan “keberuntungan”, yang membuatnya sangat mudah menyesuaikan diri.

“Baik. Sekarang, aku harus mengurus kartu ATM dan kulkas.”

Kamijou menggaruk kepalanya sambil melihat – lihat kamarnya. Dia bisa mengganti kartu ATM selama dia punya rekening, tapi yang bermasalah adalah kulkasnya. Meskipun begitu, masalah yang paling menekan adalah : bagaimana dia sarapan? Di samping itu, pelajaran tambahan pada dasarnya hanya program pengembangan kekuatan, jadi dia akan dipaksa minum tablet atau semacamnya; rasanya tidak akan enak jika dia lapar. Aku mungkin akan ke toko serba ada dan beli sesuatu, pikir Kamijou sambil melepas kaos yang telah dipakainya sebagai piyama, dan berganti ke seragam musim panasnya. Seperti semua anak tanpa otak lainnya, Kamijou menghabiskan semalaman penuh untuk berpesta merayakan hari pertama liburannya seperti orang sedang mabuk, dan sekarang, kepalanya sakit karena kurang tidur.

“Membolos pelajaran selama 4 bulan dalam satu semester, dan aku hanya harus ikut kelas tambahan selama seminggu? Ini pertukaran seimbang.” Kamijou mencoba untuk berpikir positif.

“Cuacanya bagus, sebaiknya kujemur futonku ...” Kamijou berbicara sendiri sambil mengumpulkan suasana hati positif, dan membuka pintu geser ke balkon. Jika dia membiarkan futonnya disinari matahari sekarang, futonnya akan kering dan lembut saat dia kembali dari pelajaran tambahan.

Setelah dilihat baik – baik, tembok blok tetangga jaraknya hanya sekitar 2 meter dari balkon pada lantai 7 ini.

“Kenapa langit begitu biru~? Kenapa masa depan begitu gelap~?” Kamijou menyanyi untuk dirinya sendiri.

Sangat menyedihkan. Awalnya dia bermaksud untuk menghibur dirinya sendiri, maka dia memutuskan untuk menjemur futonnya. Tapi, ini hanya membuatnya makin sedih.

Di samping itu, dia hanya membuat lelucon sendirian; tidak ada orang yang membetulkannya. Kesepian ini betul – betul bisa dipahami. Meskipun begitu, Kamijou masih tetap melipat futonnya, dan membawanya keluar. Jika dia bahkan tidak bisa membawa futon, dia betul – betul menyedihkan.

Pada saat itu, Kamijou tiba – tiba menginjak sesuatu yang lembut dan berair. Melihatnya dekat – dekat, dia sadar bahwa itu adalah roti yakisoba yang dibungkus plastik. Karena sudah dikeluarkan dari kulkas, seharusnya roti itu sudah busuk sekarang.

“Semoga tidak akan hujan tiba – tiba... “

Ini adalah firasat buruk yang datang dari hatinya, tapi Kamijou tetap membawa futonnya ke balkon.

Pada saat itu, Kamijou melihat bahwa sudah ada futon di balkon.

“?”

Meskipun tempat ini adalah asrama murid, struktur bangunannya mirip dengan apartemen bertingkat tinggi biasa. Kamijou tinggal di satu ruangan, yang berarti tidak seharusnya ada orang lain yang akan menjemur futon di sini.

Dilihat baik – baik, dia sadar bahwa benda yang dijemur itu bukan futon.

Benda itu adalah seorang gadis berpakaian putih.

“AH?!”

Futon jatuh dari tangannya, dan mendarat di tanah. Ini aneh, betul – betul bodoh. Gadis ini sepertinya dalam keadaan koma karena pinggangnya terbaring di balkon, tubuhnya membengkok setengah, dan bagian tubuhnya tergantung ke bawah.

Dia berumur... mungkin 14 atau 15? Selain itu, dia sepertinya berumur lebih muda dari Kamijou kira – kira 1 atau 2 tahun. Dia sepertinya orang asing, tidak hanya kulitnya sangat putih tapi rambutnya juga... tidak, warnanya perak. Rambutnya sangat panjang, dan karena tubuhnya membengkok ke bawah, wajahnya tertutup, jadi dia tidak bisa melihat wajahnya. Jika gadis itu berdiri, rambutnya mungkin mencapai pinggang, kan?


“Wa, ini pertama kalinya aku bertemu Suster… tidak, yang kumaksud bukan adik perempuan.”(TL: Suster yang dimaksud adalah suster gereja dan dalam bahasa Inggris Suster=Sister)

Baju itu apa namanya? Jubah suster? Di samping itu, baju itu seharusnya hanya dipakai suster gereja. Baju itu terlihat seperti gaun Barat yang hanya terdiri dari satu potong baju dan panjangnya bias mencapai pergelangan kaki. Jubah suster biasanya berwarna hitam, tapi jubah gadis ini putih bersih. Bahan untuk membuatnya seharusnya sutra, tapi jubah itu rasanya sangat berbeda dari yang lain. Ada sulaman warna emas dijahit pada setiap tepinya.

Jari indah gadis itu tiba – tiba bergerak.

Kepalanya pelan – pelan naik. Rambutnya yang seperti sutra bergerak ke samping secara alami, dan seperti tirai yang ditarik ke atas, wajah gadis itu terlihat di depan Kamijou.

Uuu... WAAHH!!!

Gadis ini terlihat manis juga. Mata hijaunya cocok dengan kulit putihnya, yang membuat Kamijou merasa seperti itu adalah karena ini adalah hal baru. Gadis itu terlihat seperti boneka.

Tapi, yang membuat Kamijou panik bukan kemanisannya.

Alasannya adalah karena dia “orang asing”. Kemampuan Bahasa Inggris Kamijou itu seperti guru Bahasa Inggrisnya mengkritik Kamijou, berkata, “Kamu harus tinggal di negara ini selamanya!!” Jika gadis ini yang berasal dari luar negeri adalah seorang penjual bulu atau alat kontrasepsi lain, sepertinya Kamijou akan mau menghabiskan sedikit uangnya.

“Aku...”

Bibir gadis yang manis dan entah kenapa kering itu perlahan mengucapkan beberapa kata.

“Aku lapar.”

“...”

Sekejap, Kamijou berpikir bahwa dia benar – benar bodoh untuk mendengar bahasa asing gadis itu seperti Bahasa Jepang. Seperti murid bodoh yang menyanyi secara acak meski tidak tahu liriknya.

“Aku lapar.”

“...”

“Aku lapar.”

“...”

“Aku bilang... aku lapar...”

Melihat ini Kamijou mempertahankan keadaan bekunya, gadis berambut perak itu seperti mengungkapkan ketidakpuasannya. Ini suram, betul – betul suram. Kenapa dia merasa bahwa gadis itu berbicara Bahasa Jepang?

“Ah... Mmm...” Kamijou menatap gadis di atas pagar balkon dan berkata, “Apa sekarang? Apa kamu mencoba untuk berkata seperti itu dalam keadaan ini, apa kamu orang sekarat yang terbaring di jalan?”

“Istilahnya adalah jatuh mati.”(?)

“...” Gadis ini benar – benar lancar berbahasa Jepang.

“Hei, aku akan sangat berterima kasih jika kamu mau mengisi perutku.”

Kamijou melihat roti yakisoba yang sudah busuk dan diinjaknya.

Dia memutuskan bahwa tak peduli dari mana gadis ini berasal, dia tidak akan mau terlibat dengannya. Kamijou berpikir liar, Kenapa aku tidak membantunya mencapai kebahagiaan di tempat yang sangat, sangat jauh? Dia membawa roti yakisoba yang berair itu, lengkap dengan bungkus plastiknya, ke dekat mulut gadis itu. Kamijou berpikir, Setelah mencium ini, bahkan seorang gila pun akan lari jauh, jauh sekali, kan? Seperti di Kyoto, jika pemilik rumah menuang teh di atas nasi, itu artinya dia bermaksud untuk “ mengusir pengunjungnya” —

“Terima kasih, aku makan.”

Roti, pembungkus plastik, dan tangan Kamijou.

Hanya seperti itu, dengan tangisan kesialan, Kamijou memulai hari baru dalam hidupnya.

Part 2

“Pertama – tama, biarkan aku memperkenalkan diri.”

“…Kenapa tidak menjelaskan alasanmu menggantung di balkonku—?”

“Namaku Index.”

“Seperti orang bakal percaya saja jika itu adalah nama asli! Apa itu ‘Index’? Apa aku harus memanggilmu Index?”

“Seperti yang kau lihat, aku seorang pastur. Ah, ini adalah hal penting: Aku bukan bagian dari Vatikan, tapi dari Anglikan.”

“Aku tidak peduli apa yang kau katakan. Dan juga, jangan hindari pertanyaanku!”

“Hm… tentang Index itu, agak sulit menjelaskannya. Ah, nama sihirku adalah Dedicatus545.”

“Oi? Halo, halo? Boleh aku tahu dari planet mana aku mendapat saluran ini?”

Melihat Kamijou memasukkan tangan ke telinganya sendiri dengan santai, Index menggigit kukunya. Sepertinya menggigit jarinya sendiri adalah kebiasaannya.

Kenapa aku harus ada di meja gelas ini dan melihat dia seperti sedang kencan? Pikir Kamijou.

Sekarang ini, Kamijou seharusnya siap – siap ke sekolah untuk mengikuti kelas tambahan musim panasnya, tapi dia tidak ingin meninggalkan gadis misterius ini di kamarnya.

Dan hal terburuk adalah gadis berambut perak yang menyebut dirinya Index sepertinya menyukai kamar ini, seperti dia ingin berguling di lantainya.

Mungkin ini salah satu “kesialan” yang ditarik Kamijou? Jika iya, ini buruk.

Index v01 031.jpg

“Jadi, jika kamu bisa mengisi perutku, aku akan sangat beterima kasih.”

“Kenapa aku harus melakukan itu? Apa gunanya meningkatkan cara pandangmu terhadapku? Jika aku akan memulai kejadian aneh dan sampai ke ‘rute Index’, lebih baik aku mengulang!!”

"Emm… apa itu cara umum berbicara? Maaf, aku tidak mengerti yang kau katakan.”

Sudah dapat diduga bahwa orang asing tidak mengerti budaya otaku Jepang.(TL: otaku adalah maniak anime/manga Jepang)

“Tapi jika kamu mau mengusirku, aku mungkin akan pingsan setelah berjalan 3 langkah, kan?” Tanya gadis itu.

“Kamu akan pingsan… ? Itu bukan urusanku.”

“Pada waktu itu, aku akan menggunakan nafas terakhirku untuk menulis catatan bunuh diri, termasuk fotomu.”

“Apa…?”

“Jika aku selamat, aku bisa berkata aku dikunci di kamar ini, disiksa habis – habisan… dan bahkan aku bisa berkata kau memaksaku memakai pakaian ini.”

“KAU BERANI MENGANCAMKU!? KAMU TERNYATA JUGA TAHU BUDAYA OTAKU KAN!!”

“?”

Index memiringkan kepalanya, memperlihatkan wajah bingung. Dia seperti anak kucing yang baru saja melihat cermin untuk pertama kalinya.

Aku harus memberinya makanan. Kenapa hanya aku yang merasa perutku dibakar?

Tunggu saja! Kau ingin makan, kan!? Kamijou berlari ke dapur dengan marah. Makanan dalam kulkas sudah busuk, jadi dia mungkin akan memenuhi mulut gadis itu dengan makanan itu. Kamijou tidak akan merasa rugi. Maka, Kamijou menuangkan makanan sisa itu ke dalam panci, dan menggorengnya seperti sayuran. Jika dia memanaskannya, tidak seorangpun akan mati, kan?

Coba pikir, dari mana gadis ini datang?

Meskipun ada orang asing di kota Akademi, gadis ini tidak mempunyai “aura” yang dimiliki penduduk sini. Tapi, jika dari luar, itu juga aneh.

Meskipun sebutan Kota Akademi adalah “kota tempat berkumpulnya ratusan sekolah”, sebetulnya lebih seperti “ sekolah dengan ratusan asrama siswa”. Kota Akademi menempati sepertiga tanah Tokyo, dan garis kelilingnya dilindungi tembok seperti “Tembok Raksasa Cina”. Meskipun tidak seketat penjara, tidak mudah untuk masuk ke dalam.

Sepertinya tidak ada yang mengatur apapun yang masuk atau keluar, tapi Universitas Industri sebetulnya meluncurkan 3 satelit yang memonitor Kota Akademi sepanjang waktu dalam samaran sebuah eksperimen. Setiap orang yang bergerak dalam kota akan dilacak dan diselidiki. Jika satelit itu menemukan sesuatu yang tidak ada dalam rekaman, Anti-Skill dan anggota Judgement dari setiap sekolah akan dikerahkan…

Namun, mungkin ini gara – gara wanita listrik yang mengeluarkan badai petir sehingga gadis ini tidak ditemukan? pikir Kamijou.

“Oh, ya, kenapa kamu bergantungan di pagar balkonku?”

Kamijou bertanya pada gadis itu sambil menuangkan kecap ke dalam wajan makanan jahat itu.

“Aku tidak bergantungan di sana.”

“Lalu apa? Jangan katakan kamu dibawa angin dan mendarat di sini?”

“… Keadaannya agak mirip.”

Kamijou, yang hanya bercanda, dengan tajam membelokkan kepalanya untuk menatap gadis itu.

“Aku ingin loncat dari atap gedung itu ke atap gedung ini, tapi aku jatuh.”.

Atap? Kamijou melihat langit – langit.

Ini adalah seujung kecil dari anggaran untuk asrama siswa, apartemen delapan tingkat tingginya diatur secara rapi bersamaan. Hanya dari melihat balkon saja, seseorang akan tahu jarak antar atap hanya sekitar dua meter. Bukannya tidak mungkin untuk meloncat dari atap ke atap, tapi…

“Apa kau serius? Tinggi atapnya delapan tingkat! Kamu akan mati jika tidak hati – hati!”

“Hm, orang yang mati karena bunuh diri tidak akan diberi kuburan.”

Index memberi jawaban yang membingungkan, dan melanjutkan,

“Tapi tidak ada pilihan lain; Aku harus melakukannya supaya bisa kabur.”

“Ka... bur?”

Mendengar kata yang memiliki arti berbahaya itu, Kamijou secara tidak sengaja mengerutkan dahinya. Tapi Index memberi jawaban “Nn” seperti anak kecil, dan melanjutkan,

“Seseorang mencoba membunuhku.”

“... “

Tangan yang menggerakkan wajan berhenti dengan sendirinya.

“Sebetulnya, aku bisa saja loncat, tapi seseorang menyerangku dari belakang ketika sedang meloncat.”

Gadis yang menyebut dirinya Index terlihat tersenyum.

“Karena itulah, aku jatuh dan mendarat di pagar balkonmu. Maaf.”

Meskipun dia tidak mengejek dirinya sendiri atau membuatnya terdengar ironis, dia hanya memberi Kamijou Touma sebuah senyuman yang murni tanpa rasa bersalah.

“’Diserang’... ?”

“Hm? Ah... Jangan khawatir dengan lukaku. Pakaian ini mempunyai efek 'Batasan Pertahanan'.”

“Apa itu ‘Batasan Pertahanan’? Apakah itu pakaian anti peluru?”

Gadis itu berputar seperti sedang memamerkan baju yang baru dibelinya. Dia tidak terlihat terluka. Tapi, apa benar dia ‘diserang’? Jika ini hanya imajinasinya, hal ini semakin dapat dipercaya.(?)

Namun demikian...

Satu hal yang dia percaya adalah bahwa dia menggantung di pagar balkon lantai tujuh Kamijou.

Jika begitu, apakah cerita gadis itu benar?

‘Siapa’ yang menyerangnya?

Kamijou mulai merenung.

Seberapa banyak keberanian yang dibutuhkan orang untuk meloncat dari bangunan bertingkat delapan ke gedung lain? Seberapa beruntungnyakah dia bergantung di pagar balkon pada lantai tujuh? Apa maksudnya dia masih tanpa luka?

“Karena seseorang mencoba membunuhku.”

Index mengatakan ini sambil tersenyum. Seberapa rumitkah cerita di balik senyumnya?

Kamijou betul – betul tidak tahu apa yang dialami Index, jadi dia tidak mengerti kata – katanya sama sekali. Dan bahkan jika Index akan menjelaskan semuanya dari awal, dia tidak akan mengerti bahkan setengahnya saja, dan bukankah akan sangat menyusahkan untuk mengerti setengah sisanya.

Tapi Kamijou mengerti sesuatu.

Itu adalah dia sudah bergantungan di pagar balkon di lantai tujuh. Jika dia tidak hati – hati, dia bisa saja mendarat di jalanan aspal. Ini membuat Kamijou khawatir.

“Makan.”

Wajah Index muncul dari belakang Kamijou. Dia menggenggam sumpit dengan tangannya. Sepertinya dia tidak tahu bagaimana cara memakai sumpit meskipun dia bisa berbicara Bahasa Jepang dengan lancarnya.

Dia menatap wajan dengan semangat. Ekspresi wajahnya seperti kucing yang baru saja diambil dari kardus pada hari hujan.

“...Ah... “

Di wajan, makanannya tidak berbeda dari sampah, ‘sayuran goreng’(dengan racun di dalamnya).

Melihat gadis lapar ini, Kamijou merasa nurani malaikat yang ada pada dirinya (yang muncul bersamaan dengan iblis yang seperti dirinya) bergulat kesakitan.

“Ah... eh ... aku ... aku... . Karena kamu sangat lapar, tolong jangan makan makanan sisa yang menjijikkan ini. Kenapa kita tidak ke restoran keluarga? Atau mungkin kita bisa pesan antar?”

“Aku tidak bisa menunggu.”

“Ah... mm... “

“Kelihatannya juga tidak buruk. Ini adalah sesuatu yang kamu buat tanpa meminta imbalan, jadi seharusnya rasanya enak.”

Pada waktu itu, Index benar – benar seperti seorang suster, memberikan senyum yang berseri – seri.

Tanpa mempedulikan Kamijou, yang perutnya bergejolak, Index mengepalkan tangannya, dan menyendok makanan dari wajan dengan sumpitnya.

Kunyah.

“Lihat, rasanya tidak terlalu buruk.”

“Be... benarkah?”

Kunyah.

“Kamu sepertinya penuh perhatian ya, membuat makanan asam untuk melegakan kelelahanku, kan?”

“Eh? Eh... a... asam?”

Kunyah.

“Jangan khawatir, aku berani makan makanan asam. Terima kasih; kau seperti kakak laki – lakiku.”

Dengan senyum yang berseri – seri, Index tetap melanjutkan makan, ada tauge di wajahnya.

“...Wo.. UUU... WOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO!!!”

Kamijou dengan cepat mengangkat wajan dengan kecepatan supersonik. Dia melihat Index, yang sangat kurang puas, sambil berpikir, Aku akan ke neraka sendiri.

“Kamu juga lapar?”

“... Ah?”

“Kalau tidak, bisakah kamu memberiku sayuran itu? Aku tidak bisa menunggu... “

Index melihat Kamijou, mulutnya menggigit ujung sumpitnya. Melihat Index seperti ini, Kamijou bertekad.

Ini kemauan Tuhan. Dia harus menyelesaikan apa yang dia mulai.

Kali ini, ini bukan kesialannya; ini kesalahannya sendiri.

Part 3

Kamijou Touma menuangkan ‘sampah’ panas ke dalam mulutnya, menunjukkan sebuah senyuman.

Namun, gadis yang menyebut dirinya Index menunjukkan ungkapan tidak senangnya sambil menggigit biskuit. Memegang kedua biskuit dengan kedua tangannya dan menggigitnya membuatnya terlihat seperti tupai.

“... Oh, ya, katamu ada seseorang yang mencoba membunuhmu. Siapa dia?”

Kamijou, yang akhirnya kembali dari neraka, tiba – tiba menanyakan pertanyaan paling penting.

Tentu saja, Kamijou tidak akan begitu pedulinya pada gadis yang baru dia kenal selama tiga puluh menit, tapi dia tidak bisa berlagak seperti orang luar sekarang.

Aku akan berpura – pura ramah, pikir Kamijou. Meskipun dia tidak bisa membantunya memecahkan masalah, paling tidak dia bisa berkata’Aku sudah mencoba’.

“Mm... “

Gadis itu berkata dengan suara yang haus,

“Aku tidak tahu—mungkin Salib Mawar (Rose Cross) atau Fajar Emas (Golden Dawn). Meskipun aku bisa menebak pasti salah satu dari kedua organisasi itu, aku tidak tahu nama mereka... dan nama tidak ada artinya bagi mereka.”

“’Mereka’?”

Kamijou mengulanginya dengan sikap bingung. Musuhnya adalah organisasi? Suatu kelompok?

Tapi Index, yang sedang dikejar, terlihat tenang. Setelah memberikan “Mn” untuk menegaskannya, dia berkata,

“Mereka adalah lembaga sihir.”

...

“Eh? Sihir... ? Emm... apa itu tipuan? Apa aku salah dengar?”

“Ah... eh... ? Emm... apa Bahasa Jepangku aneh? Maksudku SIHIR! KOMPLOTAN SIHIR RAHASIA!”

“...”

Sekarang karena dia menjelaskan dalam Bahasa Inggris, Kamijou semakin bingung.

“Apa itu? Apa kau membicarakan suatu organisasi baru yang menggunakan ajaran agama misterius baru untuk berkhotbah di depan umum, mengatakan ‘Kalian yang tidak percaya akan menderita karena kemarahan Tuhan.’ Dan memaksa mereka untuk makan suatu obat aneh sebelum mencuci otak mereka? Kedengarannya berbahaya.”

“... Sepertinya, aku merasa kau mempermainkanku.”

“Uh...”

“... Kau mempermainkanku, kan?”

“... Maaf, ini tidak mungkin. Aku betul – betul tidak bisa percaya keberadaan sihir. Aku akrab dengan ‘kekuatan aneh’ seperti menyalakan api atau melihat tembus pandang, tapi sihir... Aku betul – betul tidak bisa percaya.”

“...?”

Index memiringkan kepalanya dan merenung.

Jika ada orang biasa yang dengan tegas percaya bahwa Ilmu Pengetahuan bisa memecahkan segalanya, dia akan berteriak, “DI DUNIA INI TIDAK ADA HAL YANG TIDAK BISA DIBUKTIKAN ILMU PENGETAHUAN!!”

Namun demikian, tangan kanan Kamijou betul - betul mempunyai suatu “kekuatan spesial”.

Selama dia punya “kekuatan spesial” aneh yang disebut “Imagine Breaker”, bahkan keajaiban yang hanya muncul di mitos akan terhapus.

Kekuatan supernatural di Academy City sudah biasa. Dengan menyuntikkan obat ke dalam pembuluh darah, membiarkan listrik merambat ke leher, dan mendengarkan suatu ritme khusu dari headset, semua otak bisa “berkembang”. Semua bisa dijelaskan dengan Ilmu Pengetahuan, jadi siapa yang bisa menolak keberadaannya?

“Aku tidak mengerti apa yang kau katakan.”

“Kau tidak harus mengerti! Semua tahu, tidak diragukan lagi bahwa kekuatan super itu nyata!”

“Lalu kenapa sihir tidak... ? Tidak diragukan juga bahwa sihir itu nyata!”

Index terlihat sangat tidak senang. Pandangannya seperti orang yang mengkritik hewan peliharaan orang lain sebagai kucing kampungan.

“Eh... biar kukatakan ini. Kamu tahu janken? Eh, tunggu, itu budaya global, kan?”(TL: janken=suit jepang)

“... Sepertinya suatu bentuk budaya Jepang, tapi aku tahu itu.”

“Jika aku kalah sepuluh kali dari sepuluh kali janken, apa kau pikir ada alasan?”

“... Wu...”

“Tidak ada alasan, kan? Tapi manusia akan percaya bahwa ada sesuatu yang bekerja!”

Kamijou berkata dalam nada tidak tertarik,

“Kebanyakan orang biasa akan berpikir, 'Kenapa aku begitu sial?' dan bertanya – tanya apakah ada kekuatan yang tidak terlihat di sekitarnya. Ketika seseorang berpikir seperti itu dan menghubungkannya dengan astrologi, apa yang akan terjadi?”

“... Seperti, 'Zodiakmu Cancer, dan kamu sangat sial sekarang, lebih baik jangan berjudi', atau hal – hal lain macam itu, kan?”

“Segala macam 'sihir, kekuatan misterius' yang terjadi di sekitar kita berkembang seperti itu. Manusia membayangkan bahwa ada suatu kekuatan tidak terlihat yang menentukan keberuntungan mereka, dan akan percaya kalau hal – hal sepele semuanya adalah hasil kerja takdir; inilah sihir.”

Index mengerutkan bibirnya seperti kucing yang tidak senang. Setelah sementara waktu, dia berkata,

“... Sepertinya kau tidak punya alasan untuk percaya pada sihir.”

“Yap. Tapi karena aku memikirkannya, aku tidak bisa percaya kata – kata bodoh itu. Siapa yang percaya keberadaan penyihir yang hanya ada di dongeng? Jika kamu bisa menghabiskan MP-mu untuk membangkitkan orang mati, siapa yang mau mengembangkan kekuatan spesial? Bagaimana mungkin aku percaya 'sihir' yang tidak punya bukti alamiah di belakangnya?”

Bagi mereka yang tidak percaya keberadaan “kekuatan spesial”, mereka hanya orang bodoh.

Di Academy City, “kekuatan spesial” adalah pengetahuan umum untuk semua orang, dan bisa dijelaskan oleh Ilmu Pengetahuan.

“... Tapi sihir benar – benar ada!”

Index mengerutkan bibirnya. Mungkin “sihir” itu seperti pilar rohani baginya, seperti “Imagine Breaker” untuk Kamijou.

“Baiklah, terserah yang kau katakan. Lalu kenapa mereka mengejarmu?”

“Sihir betul – betul ada!”

“...”

“Sihir betul – betul ada!”

Sepertinya dia ingin Kamijou untuk mengakuinya tidak peduli seperti apapun caranya.

“Baik, beritahu aku : apa itu sihir? Bisakah kamu menembak bola api dari tanganmu? Bahkan tanpa melewati pelajaran kekuatan super, bisakah kamu menembak bola api? Coba lakukan di depankum dan aku mungkin akan percaya.

“Aku tidak punya mana, jadi aku tidak bisa pakai sihir.”

“...”

Apa bedanya dengan seorang pengguna kekuatan gadungan mengatakan , “Kamera akan menggangguku, jadi aku tidak bisa membengkokkan sendok”?

Di samping itu, pikiran Kamijou juga agak bingung.

Meski dia berkata bahwa tidak ada hal seperti sihir, Kamijou tidak sepenuhnya mengerti kemampuan tangan kanannya, “Imagine Breaker”. Bagaimana bisa? Kekuatan apa yang tidak terlihat dalam ruang itu? Bahkan di Academy City, yang merupakan pihak paling berwewenang dalam mengembangkan kemampuan esper, tidak dapat menjelaskan “kemampuan” Kamijou hanya melalui pemeriksaan tubuh, yang menyebabkan dia dicap sebagai esper “Level 0”.

Dan dia tidak mendapat kekuatannya dari program pengembangan ilmu pengetahuan; tapi, itu adalah kekuatan yang melekat pada tangan kanannya.

Meski dia selalu berkata bahwa “tidak mungkin ada sihir di dunia ini”, dia sendiri punya kekuatan “tidak nyata” yang membantah semua logika.

... Tapi dia tidak bisa hanya membuat kesimpulan tanpa dasar “karena ada kekuatan yang tidak dapat dijelaskan di dunia, mungkin sihir benar – benar ada” seperti itu saja.

“... Sihir itu ada!”

Kamijou menngeluh.

“Baik, aku akan menganggap sihir itu ada.”

“Menganggap?”

“Ya, kita anggap saja sihir itu ada.”

Kamijou mengabaikan gangguan Index dan melanjutkan,

“Lalu kenapa kamu dikejar orang – orang itu? Apakah ada hubungannya dengan pakaianmu?”

Kamijou merujuk pada jubah suster dari sutra yang bersulamkan emas dan berwarna putih bersih. Dengan kata lain, dia bertanya, “Apa ini melibatkan agama?”

“... Karena aku adalah sebuah indeks.” (TL: indeks ini maksudnya adalah suatu indeks buku, bukan namanya sediri)

“Apa?”

“Aku percaya mereka mengejar 103.000 buku sihir yang kumiliki.”

...

“... Kenapa aku tambah bingung sekarang?”

“Kenapa kamu seperti tidak ingin peduli ketika aku belum menjelaskannya? Kamu agak tidak sabaran, ya?”

“Baik, akan kusimpulkan. Aku tidak tahu apa itu 'buku sihir', tapi mereka hanya buku, kan? Seperti kamus?”

“Mm. Buku Eibon, Lemegeton, Buku Tanpa Nama, Buku Ritual Kanibal, Buku Orang Mati... ini contohnya. Necronomicon terlalu terkenal, dan masih banyak imitasi lain di luar sana, jadi tidak ada yang terkemuka.”

“Um... Aku tidak begitu peduli isi bukunya...”

Kamijou ingin mengatakan, “mereka kan cuma omong kosong”, tapi menekan dirinya sendiri untuk menelan kata – kata ini.

“Katamu kau memiliki seratus ribu buku; dimana mereka?”

Setidaknya, dia ingin memperjelas hal itu. Seratus ribu buku bisa memenuhi satu perpustakaan penuh.

“Apa maksudmu kau punya kunci ke suatu gudang besar?”

“Tidak.”

Index menggelengkan kepalanya, dan berkata,

“Aku membawa semua 103.000 buku.”

...Apa? Kamijou mengerut.

“... Kau tidak akan berkata bahwa orang bodoh tidak bisa lihat, kan?”

“Meskipun mereka bodoh, orang – orang tidak bisa melihatnya! Akan sia – sia jika orang dapat melihatnya.”

Setiap kata yang Index katakan sepertinya terlalu jauh; rasanya seperti dia sedang dipermainkan. Kamijou melihat ke kiri dan kanan. Apa itu ”Necronomicon”? Dia hanya bisa melihat majalah game, manga yang tersebar di lantai dan PR musim panas yang telah disingkirkan ke pojok ruangannya.

“... Huuhh...”

Kamijou, yang sudah dihibur fantasi Index, akhirnya tidak tahan lagi.

Mungkinkah skenario “seseorang mengejarku” ini hanya imajinasi liar gadis itu? Jika iya, dan dia betul – betul lompat dari gedung bertingkat delapan, gagal, dan mendarat di pagar balkon... Baik, sebaiknya tidak terlibat dengannya.

“... Bukankah bertentangan kalau kamu percaya kekuatan supranatural tapi sihir tidak?” Index mengerutkan bibirnya dan mengatakan dengan tidak senang, “Apa hebatnya kekuatan super coba? Kau seharusnya tidak merendahkan yang lain kalau kau punya suatu kemampuan khusus.”

Kamijou dengan lembut mengeluh,

“Benar, kamu benar. Hanya dengan sedikit tipuan dan kita dikelompokkan menurut sistem level. Pemikiran seperti itu mengerikan!”

Kamijou merendahkan kepalanya, melihat tangan kanannya.

Tangan kanannya tidak bisa menembakkan api atau listrik, tidak bisa melepaskan cahaya, dan tidak bisa mengeluarkan suara. Dan tentu saja, tidak akan ada garis – garis aneh muncul di pergelangan tangannya. Tapi tangan kanan Kamijou bisa menghilangkan segala “kekuatan supranatural”. Tidak peduli sifat bawaannya atau tujuannya, bahkan keajaiban yang muncul di mitos akan dihancurkan.

“Untuk orang di kota ini, namun, kekuatan super sudah seperti dorongan dari pilar rohani. Jangan mencari – cari terlalu banyak kesalahan. Dan di samping itu, aku juga salah satu dari mereka.”

“Baguslah kalau kamu mengerti, idiot! Huh, kenapa kamu mengacaukan isi otakmu? Kamu bisa membengkokkan sendok dengan tanganmu.”

“...”

“Huh, apa yang bisa dipamerkan dari orang yang menyerahkan karakter alamiahnya untuk sesuatu yang jauh di dalam kulit?”

“...Bisakah aku menjejali mulut cerewetmu?”

“Ke- kekerasan tidak bisa menakutiku!” Index terlihat seperti kucing yang tidak senang, dan berkata, “Kamu bicara banyak tentang kekuatan super, tapi kamu tidak terlihat punya kekuatan itu sendiri!”

“... Eh, tentang itu... bagaimana aku mengatakannya?”

Kamijou merasa kesulitan.

Dia jarang punya kesempatan untuk menjelaskan [Imagine Breaker] ke orang lain. Bahkan jika pernah, karena kemampuannya hanya bereaksi pada “kekuatan abnormal”, jika orang lain tidak dapat menerima bahwa “kekuatan super ada”, penjelasannya akan sia – sia saja.

“Unn, tangan kananku... ah, biar aku jelaskan. Ini alami; tidak ada pewarna buatan!”

“Oh.”

“Jika tangan kananku bersentuhan dengan...kekuatan khusus apapun, baik bola api berkekuatan nuklir ataupun railgun, bahkan keajaiban dari Tuhan akan dihapus tanpa jejak.”

“...eh...”

“... Ekspresi apa itu? Kau seperti baru saja melihat katalog belanja untuk membeli kristal keberuntungan yang cantik!”

“Aduh... kamu, seorang ateis yang tidak pernah mendengar nama Tuhan, berkata bahwa keajaiban dari Tuhan akan terhapus. Aku agak terganggu karenanya...”

Untuk bepikir bahwa Index akan menggunakan jari kecilnya untuk menggali telinganya sambil bicara.

“...Ugh, ini membuatku kesal! Untuk berpikir bahwa aku akan dibodohi oleh gadis sihir palsu yang mengatakan 'sihir benar – benar ada, hanya saja aku tidak bisa membuktikannya padamu' membuatku panas...”

Mendengar Kamijou menggumam seperti itu, Index sepertinya juga marah.

“A-Aku bukan gadis sihir palsu! Sihir benar – benar ada!”

“Lalu buktikan padaku, kau pemakai kostum Haloween! Aku akan menggunakan [Imagine Breaker]-ku untuk mengancurkan sihirmu dan kita lihat siapa yang benar! Dasar anak imajinatif!”

“Baik, akan kutunjukkan!”

Index dengan marah mengangkat tangannya, “Ini! Pakaian ini! Pakaian ini adalah pelindung pertahanan paling mutakhir yang disebut [Gereja Berjalan]!” (TL: Gereja Berjalan= Walking Church= Aruku Kyoukai)

Index mengangkat kedua tangannya, mebuat Kamijou melihat jubah suster yang membuatnya memikirkan cangkir teh kelas atas.

“Apa itu [Gereja Berjalan]?! Aku tidak mengerti sedikitpun dari hal yang kau katakan! Semua yang kau katakan adalah istilah – istilah aneh seperti 'indeks' dan 'pelindung pertahanan'! Bisakah kau menjelaskan dengan cara yang bisa kumengerti? Terlalu membingungkan! Tidak pernahkah kamu menjelaskan sesuatu yang mendalam dengan cara yang mudah dimengerti?”

“Kau... kau tidak pernah mencoba untuk mengerti, dan sekarang kau mengeluh padaku?”

Index melambaikan tangannya, “Sekarang, akan kubuktikan daripada hanya berbicara saja! Kamu bisa menggunakan pisau dapur untuk menusukku!”

“Baik! Akan kulakukan... tunggu... apa yang kau pikirkan?! Tentu saja aku akan menusukmu! Apa kau mencoba menjebakku?!”

“Ah! Kau tidak percaya aku, kan?”

Index dengan semangat menggerakkan bahunya ke atas dan bawah, “Pakaian ini memasukkan semua unsur penting dari sebuah Gereja, jadi bisa dibilang 'Gereja dalam bentuk pakaian'! Tenunan kainnya, jahitan garisnya, bahkan sulamannya juga. Semuanya direncanakan dengan hati – hati! Sebuah pisau dapur semata tidak akan menyakitiku sama sekali!”

“Aku pikir kamu hanya menggertak... jika aku benar – benar menusukmu, aku akan jadi berandalan remaja paling bodoh!”

“Kau tidak percaya aku! Pakaian ini bisa menduplikat sama persis efeknya dengan Kain Kafan Suci dari Turin, pakaian yang dipakai seorang Santo ketika ditusuk oleh tombak Longinus. Maka, kemapuan pertahanannya setingkat dengan Paus. Dalam istilahmu, kekuatannya setingkat dengan perlindungan bom nuklir, kan? Tidak peduli apakah serangan fisik ataupun sihir, pakaian ini akan menerima, dan menyerapnya... Bukankah aku berkata aku mendarat di balkonmu karena aku diserang dari belakang? Jika aku tidak punya [Gereja Berjalan] ini, tubuhku pasti sudah berlubang! Apa kau mengerti?” (TL:1.Santo=Saint=Seijin, mungkin bagi yang kurang suka dengan terjemahanku bisa kasih usul untuk memilih pakai bahasa mana 2. Paus yang dimaksud adalah pemimpin tertinggi umat Katolik)

Gadis ini benar – benar cerewet.

Melihat pakaiannya dari sisi gelapnya, pendapat Kamijou tentang Index telah turun drastis ke yang terburuk.

“Benar, betul – betul mengesankan... tapi jika itu adalah 'kekuatan abnormal dan tangan kananku memegangnya, pakaianmu akan hilang, kan?”

“Itu jika kekuatanmu benar – benar nyata~ Hoho— “ Index tersenyum menghina.

Kamijou berpikir, Aku ambil taruhannya! Dan memegang pundak Index dengan tangan kanannya.

Eh?...

Dia merasakan perasaan yang betul – betul aneh... seperti dia sedang mencoba untuk menangkap awan. Seperti semua benturan yang diserap spons lembut.

“...Tunggu sebentar...”

Kamijou, yang sudah tenang, mulai berpikir sesuatu.

Jika apa yang dikatakan Index, walau kedengarannya bodoh, itu benar dan pakaian yang disebut [Gereja Berjalaan] ini betul – betul ditenun bersamaan dengan “kekuatan abnormal”, apa yang akan terjadi?

Jika “kekuatan abnormal” itu hancur, bukankah pakaian itu akan berantakan?

“TIDAKKKKK MUNGKINNNNNNNNN?!” Perasaan menginjak kedewasaan yang tiba – tiba membuat Kamijou bereaksi dengan teriakan.

...

...

...?

“— AAAAAHHHHHHHHHH... eh?”

Tidak ada yang terjadi.

Kamijou berpikir, Sial, tadi itu membuatku khawatir saja, meskipun dia juga merasa kasihan pada gadis itu.

“Lihat! Kan?! [Imagine Breaker] apaan? Tidak ada yang terjadi!” Index meletakkan tangannya di pinggangnya, mengangkat dada kecilnya dan tersenyum. Sekejap kemudian pakaian Index terurai seperti pita hadiah, menyebar di lantai.

Index v01 051.jpg

Benang yang menjaga jubah suster itu tetap utuh mengendur, dan jubah itu menjadi satu potong kain saja. Hanya penutup kepalanya yang masih utuh, tapi mungkin itu karena penutup kepalanya tidak tersambung dengan pakaian yang dia sentuh. Sepenuhnya, membuat hal ini lebih menghina.

Index hanya berdiri di sana, tangannya di pinggang, dada kecilnya terangkat, dan tersenyum.

Tidak ada yang menutupi tubuhnya.

Part 4

Rupanya gadis bernama “Index” ini mempunyai kebiasaan menggigit orang jika marah.

“AW! AW! AW! Berhenti menggigitku! Apa kau pikir kau itu nyamuk dari perkemahan musim panas?!”

“...”

Dia tidak menjawab.

Index, yang hanya mengenakan selimut yang menutupinya, duduk tegak lurus di lantai, menggunakan setumpuk besar peniti dalam usaha yang telaten (dan sia – sia) untuk memperbaiki pakaian susternya kembali.

Suasana tidak menyenangkan dan mengerikan mendominasi ruangan.

Tentu saja, tidak seperti pembunuh berantai yang akan berjalan ke ruangan itu.

“ ... emm, permisi, tuan putri? Maaf mengganggu, tapi ada kaos kecil dan celana pendek di sini... ”

“...”

Suster itu menatap kembali padanya, melotot seperti ular.

“... emm... tuan putri?”

Kamijou Touma merasa bahwa gadis di depannya memiliki banyak ekspresi wajah sambil mencoba untuk melanjutkan percakapan dengannya.

“... apa?”

“Barusan itu salahku, ok?”

Kamijou mendapat balasan gadis itu dalam bentuk jam alarm terbang yang dilempar ke wajahnya. Ketika Kamijou berteriak kaget, sebuah bantal besar juga terbang. Setelah bantal, sebuah konsol game dan sebuah tape rekorder mini juga terbang dengan mengerikan.

“Bagaimana bisa kamu dengan santainya mengatakan hal seperti itu setelah hal memalukan ini?!”

“Emm... ini... itu... sebetulnya, pelayanmu lebih dari sedikit gugup sekarang ini. Bagaimana aku mengatakannya... 'Inilah masa muda!'?”

“Kau masih bercanda... uuuuuuuuuuuuu!”

“Ya! Ya! Aku minta maaf! Aku minta maaf! Aku minta maaf! … itu adalah tape rekorder yang aku sewa, bukan saputangan! TOLONG JANGAN MENGGIGITNYA!”

Kamijou Touma bersujud di lantai dalam sikap yang berlebihan sambil meminta maaf pada gadis itu.

Sejujurnya, Kamijou, yang baru pertama kali dalam hidupnya melihat dengan mata kepalanya sendiri gadis yang telanjang bulat dalam kemuliaan, sangat gugup sampai rasanya hatinya sedang diremas.

Baguslah dia tidak bisa melihatnya dari mukaku, pikirnya. Tapi pikirannya, sialnya, hanya pikiran belaka. Jika dia melihat cermin, dia akan tahu kalau semuanya terbaca di wajahnya.

“Sudah jadi...”

Dengan suara isak dan pilek, Index menyelesaikan waktu kerajinan pekerjaan rumah tangga yang kejam untuk mengembalikan pakaian suster itu ke bentuk semula. Setelah memutarnya untuk melihatnya...

… Hah. Pakaian suster dengan peniti yang berkelap – kelip dengan jumlah tak terhitung.

“... (Tetesan keringat)”

“Erm, apa kamu betul – betul akan memakai itu?”

“...”

“Apa kau betul – betul akan memakai tipuan yang seperti iron maiden ini?”

“... (Air mata).”

“Dalam bahasa Jepang disebut 'kasur jarum'.”

“... uu... uuuuuuuu!”

“AKU SALAH! AKU MINTA MAAF!”

Kamijou tiba – tiba berlutut di lantai, memukulkan kepalanya ke lantai seperti bawang putih yang dihancurkan. Kontrasnya, Index seperti anak kecil yang diganggu sambil menggigit keras kabel TV. Jika dia meneruskannya, kabel itu akan putus di tengah – tengahnya. Sungguh kucing yang kasar.

“Aku harus memakainya! Aku kan masih seorang suster!”

Index membuat geraman aneh sambil memakai gaunnya di bawah selimut, meniru gerakan ulat. Bagian yang tidak tertutupi selimut hanyalah kepalanya, yang terlihat semerah bom.

“… Ah, caramu mengganti pakaian mengingatkanku akan pelajaran renang di sekolah-“

“Kenapa kamu masih melihat? Kamu seharusnya membalikkan kepalamu, kan?”

“Kamu tidak akan mati kalau aku hanya melihatmu telanjang. Aku baru saja melihatmu telanjang. Ganti baju saja bukan apa – apa.”

“…”

Index berhenti sebentar, tapi melihat Kamijou yang mungkin belum sadar atau belum percaya bahwa dia megatakan sesuatu yang salah lagi, jadi dia melanjutkan memakai pakaiannya. Topinya jatuh ke lantai, tapi sepertinya dia lebih fokus memakai bajunya dalam selimut jadi dia belum menyadarinya.

Kamijou tidak tahu apa yang akan dikatakannya, tapi dia tahu situasinya akan bertambah canggung jika tak seorangpun bicara. Seperti dalam elevator bersama orang asing.

Ketika Kamijou terus berharap dia bisa kabur dari kenyataan, sesuatu memotong garis paling depan pikirannya : pelajaran tambahan musim panas!

“WA! SIAL! AKU ADA PELAJARAN TAMBAHAN!”

Kamijou melihat jam tangannya, “ Ah… emm… aku harus ke sekolah sekarang. Apa yang akan kau lakukan? Jika mau tinggal di sini, aku akan memberimu kunci.”

Ide “mengusir gadis itu” sudah sepenuhnya hilang dari pikiran Kamijou.

Karena pakaian suster Index, [Gereja Berjalan], bereaksi terhadap [Imagine Breaker], Kamijou punya bukti bahwa pakaian Index betul – betul memiliki “kekuatan supranatural”. Kata – katanya tadi sudah tidak terdengar seperti fantasi lagi.

Dia berkata dia dikejar penyihir dan jatuh dari atap ke pagar balkon Kamijou.

Dia berkata dia harus terus berlari supaya nyawanya selamat.

Benarkah ada sekelompok penyihir yang dating dari dongeng dan berlaku seperti berandalan? Di ibu kota Ilmu Pengetahuan yang bahkan mengubah kekuatan supranatural menjadi kenyataan?

… Bahkan jika dia tidak mempertimbangkan kepraktisan ini, Kamijou ingin Index tinggal di sini dan menenangkan diri setelah melihatnya begitu kesulitan.

“… tidak perlu. Aku akan pergi.”

Walaupun dia bicara seperti itu, Index memperlihatkan wajah kesulitan sambil pelan – pelan bangun dari lantai. Seperti hantu tanpa nyawa, dia melayang di depan Kamijou, sepertinya dia lupa memakai topinya yang jatuh ke lantai ketika dia memakai pakaian susternya. Kamijou ingin mengambil dan mengembalikan padanya, tapi takut kalau kekuatan tangan kanannya akan menghancurkan topi itu juga.

“Ah… emm… anu…”

“Hm? Jangan terlalu banyak berpikir!” Index menolehkan kepalanya, dan berkata, “Aku tidak pergi karena aku marah; Aku pergi karena jika aku terlalu lama tinggal di sini, orang – orang itu mungkin kembali ke sini. Kamu tidak ingin kamarmu dihancurkan, kan?”

Mendengar Index mengatakan kata – kata mengerikan dengan mudahnya, Kamijou tidak tahu bagaimana untuk membalasnya.

Index pelan – pelan berjalan ke pintu masuk dan keluar. Kamijou mengejarnya dengan panik, berpikir bahwa dia seharusnya membantunya, tapi setelah melihat isi dompetnya yang hanya berisi 320 yen. Meskipun begitu, Kamijou ingin menjaga Index di sini, di mana dia aman,jadi dia cepat – cepat berlari menuju pintu, tapi kakinya menyandung bingkai pintu.

“AH… AWWWWWWW! OOOOOOOOO!”

Index berbalik ke arah teriakan, dan melihat Kamijou memegang kakinya dan berteriak kesakitan. Sakit di kakinya membuatnya meloncat – loncat, menyebabkan telepon genggamnya katu ke lantai. Ketika Kamijou sadar semua sudah terlambat, dan sebuah retakan bisa didengar dari layar kacanya.

“Uuuuu… uuuuuuuuuuuuuuuuuuu… Aku benar – benar sial…”

“Jika kamu sial terus, mungkin kamu hanya orang kikuk…?” Index tersenyum, “Tapi karena [Imagine Breaker]-mu nyata, mungkin memang sudah seharusnya begitu, kan?”

“… Apa maksudmu?”

“Hm, ini adalah isu dari pihak Sihir, jadi mungkin kamu tidak akan percaya kalau aku mengatakannya.” Index tertawa sambil mengatakan, “Berkat Tuhan, benang merah pengikat takdir… jika hal seperti ini benar – benar ada, mereka akan dihancurkan oleh tangan kananmu juga.”

Index mengguncangkan pakaian susternya yang dipasangi peniti, berkata, “Seperti [Gereja Berjalan] yang aslinya memiliki kekuatan Tuhan. Pakaian ini merupakan perlindungan dari Tuhan.”

“Heh… apanya yang ‘beruntung’ atau ‘sial’? Bukankah itu hanya kemungkinan dan statistic? Bagaimana mungkin itu benar-“

Sebelum dia sempat menyelesaikan pernyataannya Kamijou merasakan listrik statis ketika dia menyetuh gagang pintu, mengagetkan Kamijou dan menyebabkan seluruh tubuhnya berguncang secara refleks. Ototnya gemetar dengan cara yang belum terbiasa, dan betis kanannya kram.

“—Uuuuuuu… “

Kamijou mengerang selama kira – kira enam detik.

“… erm … Suster-san…”

“Ya?”

“… tolong jelaskan…”

“Logikanya sebutulnya cukup sederhana…” Index mengatakan ini dengan nada ‘masalah kepastian’, “Jika kekuatan tangan kananmu itu nyata berarti, jika tangan kananmu ada untuk satu hari saja, kekuatan ‘keberuntungan’ akan terus diahncurkan oleh tangan kananmu.”

“.. jadi maksudmu…”

“Selama tangan kananmu menyentuh udara, kamu akan terus – terusan sial.”

“AAAAAAHHHHHHHHH! AKU BETUL – BETUL SIAL!!!”

Meskipun Kamijou tidak percaya sihir, dia sangat peka dengan kejadian yang disebut “kemalangan”. Dalam kehidupan sehari – hari Kamijou, dia sering kali begitu sialnya sampai dia mersa seluruh jagad raya menentangnya.

Dan yang berdiri di depan Kamijou Touma yang malang adalah seorang suster berpakaian putih bersih dan bersina dengan senyuman seperti dewi.

Semua orang yang melihatnya akan memberitahumu bahwa itu ekspresi untuk membuatmu percaya.

“Jika kamu berkata kamu itu sial, kamu sudah sangat sial karena mempunyai kekuatan itu.”


Melihat suster yang tersenyum di depannya, Kamijou tidak bisa menahan air matanya… oi… tunggu dulu, itu bukan maksud yang ingin dia sampaikan…

“Tidak, aku tidak bicara tentang itu! Kamu… apa kamu punya tempat tinggal lain setelah pergi dari sini? Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi penyihir – penyihir itu mungkin masih berkeliaran dekat sini, kna? Rumahku lebih aman. Apa kamu ingin tinggal di sini?

“Aku akan memancing ‘musuh’ jika aku tetap di sini.”

“Bagaimana bisa kamu begitu yakin? Selama kamu tidak menarik perhatian dan tinggal di dalam ruangan ini, kamu tidak akan ketahuan, kan?”

“Tidak semudah itu.”

Index menggenggam kerah pakaiannya dan berkata, “Pakaian ini disebut [Gereja Berjalan]. Pakaian ini dijaga oleh sihir. Meski Gereja memanggilnya [Kekuatan Tuhan], sebetulnya itu mirip dengan sihir. Dengan kata lain, ‘musuh’ bisa menggunakan ciri khusus sihir dari [Gereja Berjalan] dan menemukanku.”

“Lalu kenapa kamu memakai apa yang pada dasarnya tidak lebih dari penarik musuh?”

“Karena tingkat pertahanannya setingkat dengan Paus… sebelum dihancurkan oleh tangan kananmu.”

“…”

“Kalau saja tidak dihancurkan tangan kananmu…”

“Aku minta maaf… tolong jangan menatapku dengan mata penuh air mata itu… tunggu. Dipikir – pikir, karena [Gereja Berjalan]-mu dihancurkan oleh tangan kananku, mereka seharusnya tidak bisa melacaknya lagi, kan?”

“Mereka masih akan tahu kalau [Gerja Berjalan]-ku hancur. Seperti kataku : Kemampuan pertahanan [Gereja Berjalan] setingkat dengan Paus. Dengan kata lain, seperti [Benteng Berjalan]… jika aku adalah ‘musuh’, bahkan jika aku tidak tahu kenapa [Benteng Berjalan] hancur, aku pasti tidak akan membiarkan kesempatan seperti itu lepas. Kan?”

“Tunggu! Bukannya itu adalah alasan yang membuatmu lebih tidak bisa pergi sendirian! Meskipun aku masih tidak percaya apa yang kamu sebut ‘sihir’, tapi jika ‘musuh’ benar – benar mengejarmu, bagaimana bisa aku membiarkanmu membahayakan nyawamu di luar sana?”

Index tertegun.

Melihat ekspresinya, doa betul – betul terlihat seperti gadis biasa.

“… maksudmu jika aku akan turun ke Neraka, kamu akan menemaniku?”

Index tersenyum.

Dia memberikan senyuman tak berdaya yang membuat Kamijou terdiam.

Di belakang kata – kata halus itu ada permohonan tersembunyi : Tolong jangan terlibat dengan hal ini.

“Jangan khawatir, aku bukannya tidak punya teman. Selama aku bias lari ke Gereja, orang – orang di sana akan melindungiku.”

“… oh? Lalu… Dimana Gereja itu?”

“London.”

“Bukannya itu terlalu jauh? Berapa lama kamu akan lari?”

“Hm? Ah, jangan khawatir! Seharusnya ada beberapa cabang kecil di Jepang.”

Pakaian suster yang penuh peniti itu bergoyang ke sana – sini.

Gadis kecil yang terlihat seperti ibu rumah tangga yang bernama “Index” yang punya setiap penampilan orang yang terlalu sering diganggu berkata, “Gereja… ya, sepertinya ada satu di kota ini.”

Orang biasa yang mendengar kata “gereja” akan segera berpikir tentang bangunan besar tempat pernikahan diadakan. Di Jepang, gereja – gereja itu sangat kecil. Meski berada di Jepang, budaya Kristen belum mengakar di sana, dan dengan seringnya gempa bumi yang dialami Jepang, sulit untuk memepertahankan “bangunan dengan nilai bersejarah”.

Gereja yang Kamijou lihat dari ujung matanya ketika naik kereta hanyalah kompleks apartemen dengan salib yang didirikan di atap… dipikir – pikir, pikirkan, jika gereja itu hanya gereja yang baru mulai, itu akan sedikit mengganggu.

“Hm… tapi tidak semua gereja bisa… aku termasuk Anglikan...”

“?”

“Erm,… dalam arti luas, Agama Kristen sebetulnya dibagi menjadi banyak sekte…” Index menjelaskan dengan canggung, “Agama Kristen secara besar dibagi menjadi Katolik dan Protestan. Aku termasuk sisi Katolik, yang dibagi lagi menjadi Gereja Katolik Roma, yang berpusat di Kota Vatikan; Gereja Ortodoks Rusia, yang berpusat di Rusia; dan Gereja Anglikan, yang berpusat di Katedral St. George.”

“… jadi apa yang akan terjadi jika kamu salah masuk?”

“Aku akan diusir.” Index melanjutkan dengan senyuman pahit, “Ortodoks Rusia dan Anglikan sebagian besar berpusat di negaranya sendiri, jadi keduanya tidak mempunyai banyak cabang di Jepang.”

“…”

Semakin Kamijou mendengar, semakin dia merasa ada sesuatu yang salah.

Mungkin sebelum Index menyerah karena lapar, dia sudah sudah mengunjungi beberapa “gereja” dan diusir beberapa kali, memaksanya untuk berlari demi nyawanya? Itu bukan pikiran yang melegakan.

“Jangan khawatir. Selama aku mencapai gereja milik Anglikan, aku menang.”

“…”

Tiba – tiba, Kamijou memikirkan “kekuatan” tangan kanannya.

“Oi! Jika kamu ada masalah… carilah aku.”

Pada akhirnya, hanya itu yang bisa dia lakukan.

Meskipun dia punya kekuatan untuk membunuh Tuhan itu sendiri.

“Mn, Aku akan kembali jika lapar.”

Index memberikan sebuah senyuman yang seperti bunga morning glory . Senyum sempurna itu belum lagi membuat Kamijou tidak bisa berkata – kata.

Sebuah robot pembersih mendekat, bergerak mengitari sosok Index, dan melanjutkan perjalanannya ke depan.

“YAAAH!”

Senyum sempurna hilang dalam sekejap ketika Index jatuh ke belakang. Cara dia bergetar, seperti kakinya terkena kram. *DONG*! Kepala belakangnya menghantam tembok.

“—! BENDA ANEH BARU SAJA KELUAR BEGITU SAJA…?!”

Mata Index terisi dengan air mata sambil menjerit, bahkan lupa untuk merawat kepala belakangnya.

“KAU BERLEBIHAN! ITU HANYA ROBOT PEMBERSIH!”

Kamijou mengeluh.

Sebuah robot pembersih yang terlihat seperti silinder logam besar dengan roda di bawahnya, menggunakan pel berbentuk lingkaran untuk membersihkan lantai. Sebuah kamera yang dipasang dekat ujung atasnya membuatnya bisa menghindari penghalang. Semua gadis yang memakai rok mini membencinya.

“… Begitu. Jepang bukan Negara teknologi, tapi Negara di mana bahkan sihir dimekanisasi.”

“Oi!”

Melihat Index yang terlihat kagum oleh Jepang karena alasan aneh membuat rambut Kamijou berdiri sampai ujungnya.

“Ini Kota Akademi! Kamu bisa melihat benda seperti itu di mana – mana!”

“Kota Akademi?”

“Benar. Bagian barat Tokyo relatif lambat dalam perkembangan, jadi bagian itu dibeli untuk mendirikan ‘kota’ ini. ‘Kota sekolah’ yang termasuk beberapa universitas dan sekolah utama, sekunder dan tersier.”

Kamijou mengeluh sambil melanjutkan, “80% dari orang yang tinggal di sini adalah siswa, dan semua apartemen yang terlihat seperti kondominium (kompleks apartemen yang sangat besar) sebetulnya adalah asrama siswa.”

Kota Akademi tidak hanya mendidik siswa dalam bidang akademik, tapi juga menanam kekuatan super dan pengembangan tubuh secara rahasia.

“…Jadi layar di jalanan mungkin agak berbeda dari yang biasa. Mesin penjual makanan otomatis, kincir angin praktis untuk menghasilkan listrik, dan robot pembersih barusan… ada banyak benda seperti itu yang dikembangkan oleh universitas di sini. Tingkat teknologi di sini kasarnya dua puluh tahun lebih maju dari dunia luar.”

“Hm… “ Index menatap robot pembersih itu, dan berkata, “Jadi semua bangunan di daerah ini milik ‘Kota Akademi’?|

“Yap… jika kamu mencari Gereja Inggris di sini, nasihatku adalah coba cari di luar kota ini. Gereja di sini sebagian besar mungkin organisasi pendidikan keaagamaan atau psikologis-semu.”

Index memberikan “Mn” sambil menganggukkan kepalanya. Pada waktu itulah Index baru menggunakan tangannya untuk memegang kepala belakangnya.

“… eg? Ah… eh? To… topiku hilang!”

“Kamu baru sadar? Baru saja jatuh!”

“Eh?”

Maksud Kamijou adalah “kamu menjatuhkannya saat ganti baju di bawah selimut”, tapi sepertinya Index mendengarnya sebagai “kamu menjatuhkannya saat kamu ditakuti robot pembersih dan jatuh”. Index mencari di sekitar koridor. Gagal menemukannya, beberapa tanda Tanya muncul di atas kepalanya.

“A-HA! Benar! Pasti setan listrik itu!”

Index sepertinya telah sepenuhnya salah paham sambil berlari mengejar robot pembersih yang berbelok di ujung.

“… emm… situasi apa – apaan ini?”

Kamijou melihat kembali kamarnya, pada topi Index, dan melihat kembali ke koridor; Index sudah menghilang. Sungguh cara yang tidak berperasaan untuk pergi.

Itu membuatnya memikirkan sesuatu tanpa dasar: Jika dunia ini hancur, akankah dia bertahan hidup karena suatu alasan bodoh?

Part 5

“Hai~ Sensei telah membuat beberapa bahan pelajaran, jadi aku akan memberikannya~ Ini akan jadi isi pelajaran hari ini~”

Sudah satu semester dia berada di kelas ini, tapi bahkan sekarang, Kamijou masih merasa tertarik.

Wali kelas Tahun 1 Kelas 7, Tsukuyomi Komoe berdiri di depan meja. Para murid hanya bisa melihat ujung atas guru ini. Tingginya 135 cm, dan katanya dia ingin naik roller coaster, tapi ditolak karena keprihatinan keselamatan.Tidak masalah siapa yang melihatnya, semua orang akan merasa bahwa dia adalah seorang anak berumur duabelas tahun yang seharusnya memakai helm keamanan kuning dan membawa tas punggung merah dan sebuah rekorder. Guru yang seperti anak – anak ini betul – betul merupakan salah satu Tujuh Misteri sekolah.

“Meski aku tidak melarang semuanya untuk bicara, semuanya harus mendengarkan apa yang Sensei katakan, ok~? Sensei sudah bekerja keras untuk menyiapkan semua pertanyaan untuk kuis. Jika kamu gagal, kamu harus memainkan permainan hukuman~”

“Sensei, apa kau membicarakan tentang bermain poker dengan penutup mata? Tentu saja itu penglihatan X-ray! Untuk menang sepuluh kali berturut – turut ketika tidak bisa melihat apa – apa, atau aku tidak boleh pulang. Kamijou Touma ini merasa tidak akan pulang sampai besok pagi!”

“Ya~ tapi Kamijou, nilaimu untuk pengembangan kekuatan tidak cukup. Jadi kamu harus memainkan permainan penglihatan X-ray ini, kan?”

Kamijou merasa bahwa dia tidak bisa menangani senyum profesional dari “guru yang sedang bekerja” ini.

“Oo, sepertinya Komoe betul – betul suka padamu Kami-yan...!”

Duduk di sebelah Kamijou adalah pengamat laki – laki dengan rambut biru dan tindikan, yang mengatakan sesuatu yang bodoh pada Kamijou.

“Tidakkah kau merasa guru yang dengan senangnya berjinjit dan berbuat iseng di depan papan tulis sedang bersikap memusuhiku....?”

“Apa...? Guru manis itu? Apakah ada masalah kalau kamu gagal dalam beberapa mata pelajarannya? Kamu pasti akan mendapat banyak pengalaman jika dimarahi wanita seperti itu!”

“Dasar pedofil...! Kau pembuat masalah!”

“AHA— ! Menjadi seorang pedofil “hanya” satu dari kesenanganku. Aku tidak “hanya” suka gadis kecil, tahu~!”

Ketika Kamijou hampir merespon dengan ucapan “dasar kau omnivora pemakan sampah”,

“Kalian berdua di sana! Kalian akan bermain “Telur Columbus” jika terus berbicara!”

“Telur Columbus” ini membutuhkan seseorang untuk menyeimbangkan sebuah telur mentah untuk berdiri di meja tanpa bantuan apapun. Bahkan murid yang belajar telekinesis harus bekerja keras sampai pembuluh darah di otaknya hampir pecah untuk menahan telurnya supaya tidak jatuh; ini karena jika tekanannya terlalu besar, telur itu akan pecah. Dan juga, mereka yang gagal akan harus tinggal sampai keesokan paginya.

Kamijou dan Aogami hanya bisa menatap Tsukuyomi Komoe yang berdiri di panggung, bahkan hampir lupa untuk bernafas.

“Apa kalian mengerti~?”

Sungguh senyum yang mengerikan.

Komoe-sensei sangat membenci orang – orang yang menyebut kata “kecil”, tapi menyukai orang yang memanggilnya “manis”.

Namun, Komoe-sensei tidak keberatan jika murid – muridnya tidak melihatnya sebagai guru. Tentu saja, ini karena di sini adalah Academy City. 80% dari populasi di sini adalah “siswa”, jadi kota ini bisa disebut “Negara Anak – Anak”. Maka, kritik pada “guru – guru yang tidak bekerja dengan cukup keras” lebih keras dari sekolah – sekolah lain di luar. Di samping itu, peringkat siswa di sini termasuk “Pekerjaan Rumah” dan “Kekuatan”.

Di sini, peran para guru tidak hanya untuk “mengembangkan” kekuatan para siswanya. Para guru sendiri sebetulnya tidak memiliki kekuatan apapun. Para guru olahraga dan staf pengajar yang seperti instruktor semuanya seperti monster yang telah mengikuti organisasi militer di luar, bisa menggunakan kepalan tangan besi mereka untuk mengalahkan murid dengan kekuatan. Tentu saja, Komoe-sensei, yang mengajar kimia, tidak memiliki sifat ini.

“Aku bilang, Kami-yan…”

“Apa?”

“Dimarahi Komoe-sensei, tidakkah membuatmu senang?”

“Hanya kau yang merasa senang, idiot! Cukup, diam! Musim panas kita akan hancur jika kita dipaksa main dengan telur mentah ketika kita tidak punya kekuatan telekinesis! Berhenti memberiku masalah dengan logat Kansai palsu itu!”

“L-logat Kansai palsu? Kenapa aku harus memalsukan logat Kansai? Aku orang asli dari Osaka~!”

“Diam! Kau lahir di desa penuh ladang padi! Aku sudah jengkel; berhenti buat aku berpikir untuk berdebat denganmu!”

“A... A-a-aku tidak lahir di desa ladang padi! Ah... ah... takoyakinya betul – betul enak~”

“Berhenti mencoba jadi orang Kansai. Apa makan takoyaki dengan nasi bisa cocok?”

“Apa yang kau bicarakan? Bahkan jika kau orang asli Kansai, makan takoyaki dengan nasi saja tidak akan cocok~”

“...”

“Mungkin tidak... mungkin tidak... Tunggu ... tapi... eh... apa cocok, ya?”

“Kau menunjukkan jati dirimu, dasar orang Kansai palsu!”

Kamijou mengeluh, dan melihat keluar jendela.

Jika dia tahu pelajaran tambahan akan begini membosankan, dia pasti sudah menemani Index.

Meski Gereja Berjalan di pakaian suster yang dipakai Index bereaksi terhadap tangan kanan Kamijou- baik, “bereaksi” mungkin kata yang agak ringan- bukan berarti Kamijou percaya keberadaan “sihir”. Mungkin 80-90% dari apa yang dikatakan Index dibuat – buat, mungkin dia hanya salah paham setelah melihat fenomena alami sebagai sihir.

Tapi...

Ikan yang lepas selalu terlihat sangat besar...

Kamijou mengeluh lagi. Dibandingkan dengan terperangkap dalam kelas tanpa AC ini, dia seharusnya mengikuti Index ke dunia fantasi sihir dan pedang dan itu pasti menarik. Dan jika dia ambil bagian dalam kegiatannya, mungkin akan ada- agak dipaksakan menyebutnya cantik- pemimpin wanita manis.

“...”

Kamijou ingat topi suster yang ditinggalkan Index di kamarnya.

Pada akhirnya, dia tidak mengembalikannya. Jika dia ingin mengembalikannya, dia masih punya kesempatan. Bahkan jika Index hilang, jika dia mencarinya dengan serius, pasti akan ketemu. Bahkan jika dia tidak bisa menemukannya, logis untuk Kamijou mengayun – ayunkan topinya sambil berlari di jalanan.

Sekarang Kamijou berpikir, sebetulnya Kamijou ingin meninggalkan sesuatu sebagai pengikat mereka berdua. Kamijou diam – diam berharap bahwa suatu hari dia akan kembali untuk mengambil benda yang dilupakannya.

Ini karena senyum gadis itu begitu sempurna.

Jika dia tidak meninggalkan sesuatu sebagai pengekang mereka berdua, rasanya dia akan menghilang diantara jarinya seperti hantu.

Kamijou hanya takut pada hal ini.

...Apa yang terjadi?

Kamijou, yang sedang romantis, tiba – tiba sadar akan sesuatu.

Kamijou agaknya kejam pada gadis yang bergantungan di pagar balkonnya, tapi dia tidak begitu membenci gadis itu. Dia pastinya merasa sedikit menyesal karena mungkin dia tidak akan bertemu dia lagi di lain waktu.

“...Ah... sial!”

Kamijou mengatakan “Cheh” dalam mulutnya. Jika tahu akan menyesal sekarang, dia seharusnya memaksanya tinggal sejak dari awal.

Coba pikir, “103.000 buku sihir” apa yang tadi dia bicarakan?

“Perkumpulan sihir” itu mengejar Index (“Perkumpulan”? Apa mereka perusahaan swasta?), dia dengar mereka mengejarnya karena “103.000 buku sihir” itu- paling tidak, itulah apa yang dia katakan. Sedangkan bagi Index, dia lari karena nyawanya terancam sambil membawa “103.000 buku sihir” itu.

Dan juga, dia tidak bermaksud bahwa dia membawa kunci atau peta yang menuju ke suatu perpustakaan. Kamijou bertanya sekali “dimana buku – buku itu”, dan jawabannya jelas “semuanya di sini”.

“... Apa yang dia bicarakan?”

Kamijou hanya memiringkan kepalanya. Gereje Berjalan dari pakaian suster Index bereaksi terhadap Imagine Breaker Kamijou, tapi itu berarti bahwa apa yang dikatakannya tidak sepenuhnya salah.

“Sensei, Kamijou sedang menatap rok gadis – gadis dari klub tenis!”

Mendengar Aogami Pierce memalsukan gaya bicara Kansai yang sulit itu, Kamijou melepaskan “Ah” ketika kesadarannya ditarik kembali ke ruang kelas.

“...”

Komoe-sensei terdiam.

Sepertinya Komoe-sensei betul – betul syok dan sedih karena murid yang bernama Kamijou Touma tidak memperhatikan pelajaran. Ekspresi wajahnya seperti anak kecil berumur duabelas tahun yang baru sadar pada hari musim dingin bahwa Santa Klaus itu adalah suatu kebohongan.

Saat Kamijou memikirkan tentang ini, seluruh isi kelas menatapnya. Sepertinya mereka adalah anggota Asosiasi Pelindung Hak Asasi Anak.

Seharusnya ini pelajaran tambahan musim panas, tapi Kamijou tertahan sampa waktu pembubaran normal.

“... Sungguh sial.”

Kamijou melihat kincir angin dengan tiga kipas ketika dia sedang bicara sendiri. Karena sekolah melarang muridnya untuk keluar malam, bis dan kereta terakhir di Academy City adalah saat pembubaran sekolah.

Kamijou, yang tidak berhasil mengejar bis, hanya bisa berjalan di jalan perbelanjaan panas. Robot keamanan lewat di depan Kamijou, dan robot itu juga didesain sehingga terlihat seperti kaleng metal dengan roda di bawahnya. Fungsinya seperti alat pengawas tindak kriminal. Awalnya robot itu didesain seperti robot anak anjing, tapi robot anak anjing terlalu menarik perhatian anak kecil, membuat mereka sulit bergerak. Maka, mereka semua diubah menjadi seperti kaleng metal. Hm, alasan ini agak lucu.

“AH! Akhirnya ketemu, kamu! Oi... tunggu! Berhenti! Aku memanggilmu! Cepat berhenti!”

Kamijou tidak tahan terhadap panas di musim panas ketika dia melihat robot keamanan bergerak pelan – pelan disampingnya, berpikir.

“Ke mana Index pergi setelah mengejar robot itu?”

Dia tidak sadar kalau teriakan dari belakang itu ditujukan padanya.

Dia hanya merasa sangat berisik di belakangnya, jadi dia menoleh.

Index v01 071.jpg

“...Ah... kamu lagi, murid SMP biribiri.”

“Berhenti memanggilku Biribiri! Namaku Misaka Mikoto! Kenapa kau masih tidak ingat? Aku juga ingat kau memanggilku Biribiri saat pertama kali kita bertemu!”

“Pertama kali aku bertemu denganmu...?”

Kamijou mulai mengingat – ingat.

Hm, benar. Pertama kali bertemu dia, dia sedang dipermalukan oleh beberapa berandalan. Ingin menunjukkan semangat Urashima Tarou dengan menasihati mereka supaya tidak mencuri dompet gadis lemah, dia hanya dihadiahi gadis itu dengan reaksi kasar, “KAU TERLALU BERISIK, BERHENTI MENGGANGGU!” dan menyerangnya dengan ledakan petir. Tentu saja, Kamijou menetralisasinya dengan tangan kanannya, tapi gadis itu kaget... “Eh? Apa yang terjadi? Kenapa tidak kena? Bagaimana kalau ini... eh? Tidak kena juga...” Pada akhirnya, berakhir seperti sekarang ini.

“... Eh? Kenapa? Aku tidak begitu sedih, tapi kenapa aku begitu sedih, Ibu?”

“Kenapa kau menatap jauh...?”

Kamijou agak lelah, karena baru saja menyelesaikan pelajarannya, jadi dia memutuskan untuk tidak melihat Biribiri di depannya.

“Seorang gadis menatap Kamijou. Gadis ini adalah gadis Railgun dari kemarin. Dia betul – betul tidak senang kalau kalah dari orang lain, jadi dia datang ke Kamijou untuk balas dendam, tapi pada akhirnya selalu frustrasi.”

“Kau sedang bicara dengan siapa barusan...?”

“Gadis ini memiliki sifat keras yang tidak mengakui kekalahannya, tapi dia sebetulnya takut sendirian, karena dia adalah pemimpin sekelompok binatang.”

“Berhenti menyebut orang lain aneh!!”

Misaka Mikoto benar – benar frustrasi sampai – sampai dia mengayun – ayunkan tangannya, dan pejalan kaki di jalan tidak sengaja menoleh untuk menatapnya. Sudah bisa ditebak, karena pakaian musim panas yang terlihat biasa milik Mikoto adalah milik SMP Tokiwadai, satu dari lima rangking teratas dari sekolah di Academy City. Putri dari SMP Tokiwadai yang memberikan perasaan sopan bahkan jika ada dalam kereta ramai, tapi sifat gadis ini memberi perasaan bahwa dia adalah tipe murid yang akan memainkan handphonenya di lantai bis; tentu saja orang – orang lewat akan kaget.

“Eh? Oh, ya, ada apa, Biribiri? Bukankah ini tanggal 20 Juli? Kenapa masih pakai seragam sekolahmu? Apa kamu juga ikut pelajaran tambahan?”

“Ugh… kau… JANGAN PEDULIKAN ITU!”

“Aku mengerti, kamu tidak merasa bahwa kelinci di tempat peranakan hewan cukup aman kan?”

“BERHENTI MEMASUKKAN HEWAN DALAM KEPRIBADIANKU! DASAR BERANDALAN, AKAN KUBUAT KAU MEMBAYAR! KAKIMU AKAN GEMETAR SEPERTI KATAK KESETRUM LISTRIK! CEPAT SIAPKAN PERMINTAAN TERAKHIRMU SEKARANG!”

“Tidak.”

“KENAPA?”

“Karena aku bukan pemimpin binatang.”

“KAU… MASIH MEMPERMAINKANKU?!?!?!”

  • THOMP!* Si gadis SMP menginjak keras batu bata di jalan untuk pejalan kaki.

Dalam sekejap, telepon orang – orang yang lewat mengeluarkan suara rusak, kabel televise di jalan perbelanjaan tiba – tiba terpotong, dan bahkan robot keamanan mengeluarkan suara retakan aneh.

Rambut dari sang gadis SMP mengeluarkan suara yang seperti listrik statis.

Dia memiliki tubuh dan darah, tapi pemakai kekuatan Level 5 yang bias menembakkan Railgun ini memberikan senyum menakutkan seperti hewan buas yang memamerkan taringnya.

“HMPH! BAGAIMANA? APA INI MEMPERJELAS PIKIRANMU- Mmmph… !”

Kamijou dengan panik menggunakan tangannya untuk menutupi mulut Misaka Mikoto sepenuhnya.

Di… diam! Tolong jangan katakan apapun! Tidakkah kamu lihat orang yang telepon genggamnya rusak memancarkan niat membunuh!? Jika mereka tahu kamu yang melakukannya, kamu harus membayar mereka, apalagi untuk TV kabelnya- siapa tahu berapa yang harus kita bayar!!

Kamijou berdoa pada Tuhan supaya dia hanya akan memikirkan tentang Natal, dan pada waktu yang sama memikirkan gadis berambut perak itu.

Mungkin doanya berhasil, karena tak seorangpun mendekati Kamijou dan Mikoto.

Saat Kamijou mengeluarkan nafas kelegaanya (Ketika Mikoto mulai sesak karena tangannya),

“Bahaya! Bahaya! Kesalahan Nomor 100231-YF. Ditemukan serangan gelombang elekromagnetik yang menentang hukum keelektromagnetisan. Menegaskan keabnormalan sistem. Bisa jadi serangan teroris pengguna elektrik; tolong jangan gunakan peralatan elektronik apapun.”

Imagine Breaker dan Railgun gemetar saat mereka menoleh.

Silinder logam besar di sisi jalan mengeluarkan asap sambil mengeluarkan peringatan yang tidak bisa dimengerti.

Sesaat kemudian, robot keamanan mengeluarkan suara sirene yang keras dan melengking

Tentu, mereka harus lari.

Lari melewati lorong, menendang kaleng air plastik, menakuti kucing hitam, melanjutkan untuk lari ke depan. Kamijou berpikir saat dia lari, Tunggu sebentar, aku tidak melakukan hal yang salah, kenapa aku juga lari? Tapi kakinya hanya bisa tetap berlari walau dia memikirkan ini. Dia ingat ada program televisi yang memberitahu kalau harga satu robot keamanan dalah 1,2 juta yen.

“Uuu… SIALNYA! SEMUA KARENA AKU TERLIBAT DENGAN ORANG SEPERTI INI!!”

“BERHENTI MEMANGGILKU ‘ORANG SEPERTI INI’! NAMAKU MISAKA MIKOTO!”

Setelah lari ke suatu tempat yang dalam di bagian terdalam dari lorong, keduanya akhirnya berhenti.

Tempat ini adalah alun – alun persegi panjang yang sepertinya dibentuk saat salah satu gedung disingkirkan. Tempat ini sangat cocok untuk perkelahian 3 lawan 3.

‘KAMU TERLALU BERISIK, BIRIBIRI! GARA – GARA SERANGAN LISTRIK YANG KAU PANGGIL, ALAT LISTRIK DI RUMAHKU SEMUANYA RUSAK! APA YANG AKAN KAU LAKUKAN SEKARANG!?

“SIAPA YANG MENYURUHMU JADI ORANG YANG SANGAT MENJENGKELKAN?!”

“APA YANG MEMBUATMU MARAH!? PERNAHKAH AKU MENYETUHKAN JARIKU PADAMU!?”

Kemarin, Kamijou menggunakan tangan kanannya untuk membendung semua serangan Mikoto, termasuk “Railgun”, “Pedang Cambuk” dari pasir besi, gelombang elektromagnetik kuat yang menarget organ dalam, dan serangan terakhir : “Petir” asli.

Tapi semua itu tidak bisa menyakiti Kamijou.

Selama itu kekuatan supernatural, Kamijou Touma bisa meniadakan semuanya.

“KAU LELAH KARENAKAU TERUS MENYERANGKU, KAN? STAMINAMU TIDAK CUKUP, BERHENTI MENYALAHKANKU!”

“… Ugh…!”

Mikoto mengertakkan giginya dengan marah, dan berkata,

“ITU… ITU TIDAK DIHITUNG SEBAGAI KEKALAHANKU! AKU… AKU BAHKAN TIDAK DISERANG SEKALIPUN! SEHARUSNYA INI IMBANG!”

“Huuh, tidak butuh. Kamu menang. Meski aku mengalahkanmu karena frustasi, AC rusakku tetap tidak bisa diperbaiki.”

“UGH…! KAU… DIAM DI SINI! CEPAT BERTARUNG DENGAN SERIUS DENGANKU!!”

Melihat Mikoto melambaikan tangannya dengan liar sambil meraung, Kamijou mengeluh.

“Kamu yakin aku boleh serius?”

Mikoto tidak bisa mengatakan apapun.

Kamijou dengan lembut mengencangkan tinjunya, dan melepaskannya lagi. Gerakan sederhana ini cukup untuk membuat Misaka Mikoto mengeluarkan keringat dingin. Dia bahkan tidak bisa mundur selangkahpun; dia hanya bisa tetap mengakar di tempat itu.

Kamijou bisa menghalangi semua serangan Mikoto begitu saja, tapi Mikoto tidak mengetahui apa “kekuatan” Kamijou itu. Sebetulnya, Mikoto dipenuhi “ketakutan yang tidak diketahui” tentang Kamijou.

Bisa diduga kalau Mikoto akan takut, karena Kamijou Touma adalah orang yang bisa menghalangi semua serangan Mikoto selama lebih dari dua jam dan tetap tidak terluka sedikitpun. Pikiran tentang “siapa tahu seberapa kuat dia kalau serius” membuat Mikoto takut.

Setelah sementara, Kamijou mengeluh, dan melihat jauh.

Mikoto sepertinya akhirnya bisa lepas dari ikatannya saat dia akhirnya mengambil beberapa langkah mundur, satu per satu.

“… Kenapa aku… begitu sial…?”

Melihat Mikoto begitu takut, Kamijou, terlihat agak sedih, dan melanjutkan,

“Alat listrik di kamarku rusak, aku bertemu penyihir palsu pagi ini, dan aku bertemu Biribiri malam ini…”

“Pe… penyihir…? Apa itu…?


“…”

Kamijou termenung sesaat, dan berkata,

“Hm, apa itu…?”

Biasanya, Mikoto akan berteriak, “ DASAR BERANDALAN,APA KAU MERENDAHKANKU!? ATAU KEKUATAN ANEHMU MEMBAKAR OTAKMU?” dan mengeluarkan sejumlah serangan gelombang elektromagnetik. Tapi saat ini, dia hanya bisa mengintip wajah Kamijou dengan hati – hati.

Tentu saja, Kamijou hanya menakutinya, tapi melihat dia jadi begitu takut, dia merasa sedikit sedih.

…Penyihir…

Kamijou tiba – tiba mengingatnya. Ketika bicara dengan suster putih itu, kata ini keluar secara alami, tapi sekarang saat dia tidak di sini, Kamijou menyadari betapa jauh kata ini dari kehidupannya saat ini.

Kenapa dia bisa mengatakan kata seperti itu begitu mudahnya ketika dia bersama Index?

Apakah ada “atmosfer” misterius yang membuat Kamijou percaya padanya secara tidak sadar?

“… Apa yang aku pikirkan?”

Kamijou sepenuhnya mengabaikan Misaka Mikoto si Biribiri yang gemetar seperti anak anjing yang menggerutu sendiri.

Takdirnya dengan Index terpotong hanya seperti ini. Dunia ini begitu luas, dan tidak mungkin untuk mengharapkan sebuah “pertemuan kebetulan”. Tidak ada artinya memikirkan apa arti kata “penyihir.

Meski begitu, Kamijou tidak bisa lupa.

Dia ingat topi suster putih yang lupa diambilnya.

Hal terakhir yang dia tinggalkan, “belenggu” diantara keduanya, terus mengikat hati Kamijou, membuatnya gelisah.

Bahkan Kamijou tidak tahu kenapa dia begitu terganggu.

Dia seharusnya adalah orang yang bahkan bisa mebunuh Tuhan.

Part 6

Part 7

G