Baka to Tesuto to Syokanju:Volume1 Soal Kedelapan

From Baka-Tsuki
Revision as of 12:32, 22 December 2011 by Altux (talk | contribs) (Created page with "Pertanyaan Kedelapan Mohon jawab pertanyaan berikut : Perempuan akan menampakkan karakteristik seks sekunder setelah ( ), dan lalu mengembangkan karakteristik kewanitaan. Jawab...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Pertanyaan Kedelapan Mohon jawab pertanyaan berikut : Perempuan akan menampakkan karakteristik seks sekunder setelah ( ), dan lalu mengembangkan karakteristik kewanitaan.

Jawaban Himeji Mizuki : "Menstruasi" Komentar Guru : Jawaban yang tepat.

Jawaban Yoshii Akihisa : "Besok" Komentar Guru : Apa kau tak kecepatan?


Jawaban Tsuchiya Kouta : “Ia disebut menstruasi, datang bulan pertama sejak perempaun lahir. Dalam istilah medis, datang bulan disebut periode menstruasi. Menstruasi sangat berhubungan dnegan fator usia dan berat badan. Ia biasanya muncul saat tubuh perempuan mencapai 43 kg, tapi usia akan berbeda pada tiap orang. Di Jepang, rata-rata usia adalah 12 tahun. Ada faktor lain disamping berat badan, seperti ras, cuaca dan lingkungan yang akan mempengaruhi waktu kemunculan menstruasi...” Komentar Guru: Kau menulis terlalu banyak.

‘Akihisa, kau benar-benar putus asa!”

Itu hal pertama yang dikatakan Hideyoshi padaku setelah pertempuran berakhir.

“Urgh...sakit, ini benar-benar sakit...”

Bagaimanapun juga, tanganku benar-benar nyeri. Meski tidak semua gaya berbalik padaku, nyeri hasil dari menghancurkan tembok dengan tangan kosong tak main-main.

“Taktik semacam ini ...benar-benar sesuai sifatmu.”

“Apa iya? Bukankah seharusnya kau lebih memujiku lagi?”

“Ini adalah operasi luar biasa dan jantan yang memaksa dirimu pada keadaan yang sangat berbahaya dan lalu menggunakan rasa tak aman untuk menyelesaikannya.”

“...Apa kau mencoba mengatakan bahwa aku seorang tolol?”

Menghancurkan tembok di sekolah bukan masalah kecil. Aku dipaksa tinggal di kantor guru untuk menerima konseling psikologi. Jika ini bukan kenakalan pertamaku di sekolah, aku mungkin tak bisa naik kelas, atau bahkan ditendang keluar sekolah.

“Yah, inilah kekuatan Akihisa.”

Yuuji menepuk bahuku.

Menjadi tolol adalah kekuatanku? Itu bukan sesuatu yang bisa dibanggakan!

“Sekarang, mari kita mulai pertemuan yang membuat beberapa orang senang tapi juga menghinakan yang lainnya. Bagaimana pendapatmu. Pemimpin Kelas Pecundang?”

“...”

Nemoto, bagaikan balon tanpa udara sedikitpun, duduk diam di tanah.

“Sebenarnya, aku berencana mengambil seluruh peralatan kelasmu, dan lalu memberikkanmu meja-meja kecil bergaya jepang nan cantik sebagai hadiah. namun, aku bisa memberikan kalian selembar perjanjian istimewa, yang membuat kalian lolos dari hukuman ini.”

Pengumuman Yuuji sepertinya membuat reaksi-reaksi yang tak diharapkan.

“Tenang semuanya. Aku telah mengatakannya sebelumnya, target kita adalah Kelas A. Akhir kita bukan disini.”

Ya, dia benar.”

“Tempat ini hanya titik transisi bagi kita. Jadi selama Kelas B menyetujui syarat kita, kita akan melepas mereka untuk sekarang!”

Semua orang di kelasku menunjukkan pengertian pada apa yang diumumkan Yuuji. Yuuji telah mengatakan sesuatu yang mirip saat kami bertempur dengan Kelas D, jadi temen-temen sekelas sudah mengerti dia lebih baik.

“...Apa syaratnya?”

Nemoto bertanya dnegan suara lemah.

“Syaratnya berhubungan denganmu, Pemimpin Kelas Pecundang.”

“Berhubungan denganku?”

“Ya. Kali ini kau sudah telah menggunakan cukup banyak permainan-permainan kotormu, dan jujur saja, aku tak menyukaimu sejak tahun kemarin.”

Meski apa yang Yuuji katakan tak sopan, Nemoto benar-benar melakukan apa yang dikatakan Yuuji, jadia tiada yang bangkit dan membantunya. dan sepertinya dia juga mengerti situasinya.

“Aku akan memberikan kalian, Kelas B, kesempatan istimewa yang tiada duanya ini.”

Yuuji menambahkan apa yang kuminta darinya kemarin kedalam persyaratan.

“Pergi ke kelas A dan katakan pada mereka bahwa Kelas B sangat siap untuk Ujian Penyummonan. Jika kalian melakukan itu, aku takkan mengambil peralatan kelas kalian. Namun, ingat untuk tidak mengumumkan pertempuran melawan Kelas A; atau kalian takkan bisa menghindari pertempuran. Yang perlu kalian lakukan adalah membuat mereka mengerti bahwa kalian berencana bertempur, itu saja.”

“...Itu saja?”

Mata Nemoto penuh dengan rasa tak percaya. Jika ini berjalan sebagaimana rencana sebelumnya, ini akan menjadi semua yang kami minta darinya. Namun...

“Ya, selama ketua kelas B memakai ini dan mengatakan persis sama dengan apa yang baru saja kukatakan, aku akan memaafkan nyawamu kali ini.”

Ini adalah taktik untuk mendapatkan seragamnya, tapi kupikir Yuuji juga mencampur sedikit perasaan pribadinya kedalamnya.

“Be-berhenti bercanda! berani-beraninya kalian menyuruhku melakukan tindakan bodoh semacam itu!”

Nemoto mulai panik dan tak bisa berbicara dnegan benar; kupikir dia benar-benar membenci ini!

“Murid-murid Kelas B pasti akan melakukan apa yang dikatakan Tuan Yuuji (penerj: ini dari terj inggris, tapi rasanya yang asli pakai –sama)!”

“Percayakan saja pada kami! Kami pasti akan membuatnya mengenakan seragam perempuan ini!”

“Jika melakukan ini bisa melindungi peralatan Ruang kelas, kami tak punya pilihan lain!”

Ini adalah sleuruh dukungan hangat yang datang dari Murid-murid Kelas B. Dari sikap mereka, aku bisa membayangkan hal-hal kotor yang biasa dilakukan Nemoto.

“Dengan ini kita telah sepakat.”

“Oi! J-jangan mendekat! Kalian mesum...Ugh!”

“Diamkan dia dulu!”

“Oh, makasih.”

Tiba-tiba, seseorang dari Kelas B memberikan sekepal tinju ke perut ketua kelas mereka. bahkan Yuuji pun terkejut dengan kecepatan perubahan sikap mereka.

“Sekarang, mari kita mengganti bajunya. Akihisa, kuserahkan ini padamu.”

“Dimengerti.”

Aku mendekat pada Nemoto, yang tengah terbaring di tanah dan mulai melepas bajunya. Meski tiada hukuman yang lebih buruk dari melepas baju seorang lelaki, tiada yang dapat kulakukan karena ini salah satu tujuanku.

“Urgh...Urgh...”

Nemoto membuat suara-suara. Oh tidak, mungkin dia akans egera bangun.

"Ahhhh!"

"Urgh!"

Agar yakin dia tak bangun, aku memberikannnya sekepal tinju lainnya. Setelahnya, aku mengambil seragam lelakinya yang aku hapal, dan bersiap membantunya mengenakan seragam perempuan ini.

“Err...bagaimana aku memakaikan ini?”

Cara mengenakan seragam perempuan sangat berbeda dari seragam lelaki. Aku bahkan tak tahu harus mulai dari mana.

Saat aku kebingungan dan tak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya----

“Izinkan aku membantumu.”

Seorang perempuan dari Kelas B memunculkan dirinya untuk membantu.

“Benarkah? Terima kasih atas bantuannya. Ini adalah kesempatan langka, jadi berikan dia sedikit riasan cantik juga!”

“Itu mustahil, karena dasarnya sudah busuk.”

Itu sangat kasar.

“Kalau begitu, Aku akan serahkan ini padamu.”

Aku serahkan Nemoto pada perempuan itu dan mengambil seragamnya dari TKP.

Mungkin ada di sekitar sini?

Aku mencari-cari pada seragam Nemoto, dan akhirnya menemukan sebuah objek.

“...Ketemu, ketemu.”

Aku mengambil surat yang terlihat sangat kuhapal dan menaruhnya di saku.

Kini, apa yang harus kulakukan dengan seragam ini? Yah, aku memutuskan untuk melemparnya jauh-jauh. Karena ini adalah sebuah kesempatan untuk mengizinkan Nemoto menikmati sentuhan dan rasa dari sehelai seragam perempuan saat pergi pulang.

Aku memikirkan semua hal ini, dan berjalan menuju ruang Kelas F sebelum yang lain sampai.

Setelah melempar seragam Nemoto ke tong sampah, aku menarik surat dari sakuku.

“Kini waktunya mengembalikan ini ke pemiliknya yang sebenarnya.”

Aku menaruh surat itu kedalam tas Himeji yang berada di atas meja, dan misi ini resmi berakhir.

“Yoshii!”

“Apa!?”

Tiba-tiba, seseorang berteriak dari belakang. Aku tak bisa tidak menjerit bagaikan seorang tolol, malunya aku.

“A-Ada apa?”

Aku melihat ke belakang dalam panik, dan melihat Himeji berdiri disana.

"Yoshii....."

matanya terlihat seakan siap menangis kapan saja.

“A-ada apa?”

Kupikir misiku menyentuh tas Himeji telah diketahui, jadi aku mulai benar-benar panik. Tiba-tiba, Himeji memelukku, memeluk dengan sangat erat.

“Waaa!”

“T-terima kasijh atas bantuanmu...Aku benar-benar tak tahu-menahu soal apa yang harus kulakukan...”

Orang yang benar-benar tak tahu apa yang harus dilakukan seharusnya aku, kan? Sial! Apa ini taktik yang baru ditemukan untuk memaksa orang mengubah perhatian mereka?

“Ba-bagaimanapun juga, kau perlu tenang dulu, Aku akan bermasalah bila kau menangis seperti ini.”

“Y-Ya.”

Untuk menenangkan Himeji, aku mendorongnya ringan menjauh dariku.

Ah, sial! Mengapa aku harus mendorongnya menjauh! Aku takkan mendapatkan kesempatan seperti ini lagi!

“Maafkan aku, Aku kesenangan...”

Himeji mengusap matanya yang agak memerah setelah menangis.

Ah! Aku ingin sekali mengatakannya! Mohon sekali lagi peluk erat diriku!

“Aku ingin...ingin...”

“Apa?”

Ah! Itu keluar mulutku! Aku akan berada dalam masalah besar bila aku tak bisa mengatakan sesuatu untuk mengeluarkan diriku dari sini!

“...menghantam tembok lagi.”

Bodohnya aku! aku benar-benar seorang tolol ! apa kau seorang teroris? Mengapa kau ingin menghantam tembok lagi!

“Er, jika kau melakukannya lagi, kau takkan bisa naik kelas...”

Ya, aku mengerti. Aku sudah tahu itu. Jangan tatap aku seperti itu!

“...Kalau begitu, aku perlu bergabung dengan yang lain.”

“ah, mohon tunggu sebentar.”

Aku merasa benar-benar lemah dan mencoba berbalik dan kabur, tapi Himeji menarik lengan bajuku.

“A-Ada apa?”

“Er...”

Mungkin dia ingin memperkenalkan seorang dokter yang bagus padaku> Sial! Aku tak pikir bahwa apa yang kukatakan sebelumnya akan berbalik menghantamku segera. Mengapa aku harus menghadapi penghinaan semacam ini setiap waktu!

“Soal surat itu, makasih atas bantuanmu.”

Himeji menundukkan kepalanya dan berterima kasih padaku dengan suara yang sangat kecil.

“tak apa-apa! Aku hanya kebetulan menemukan surat itu dan mengambilnya dari seragam Nemoto.”

“Itu...sebuah kebohongan, kan?”

“Tidak, itu tak benar...”

“Yoshii, kau benar-benar lembut. saat aku perlu meninggalkan kursiku saat ujian pembagian kelas, kau juga bangkit dan bangkit pada pengawas, ‘Hanya karena meninggalkan kursi sebab merasa tak enak, ini sangat tak adil...!”

Kalau dipikir-pikir, hal seperti itu dulu terjadi. karena pengawas terlalu acuh, aku tak bisa tidak jadi marah.

“Dan, pertempuran ini...dimulai karenaku, kan?”

“Eh? Ah, tidak! bagaimana itu mungkin?”

Hehe, kau tak bisa menyembunyikan ini lagi. Karena, saat pengenalan diriku dihentikan, aku melihat Yoshii menanyai Yuuji untuk mendiskusikan sesuatu.”

Dia melihat kami berdiskusi? Kalau begini aku tak bisa menyembunyikannya lagi.

“Aku sangat, sangat bahagia. Yoshii, kau sangat baik, tepat seperti ketika kau di SD...”

Apa? Aku tak bisa tidak merasa keadaan ini, adegan ini, sangat aneh. Aku bahkan merasakan rasa lumpuh yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Meski aku kurang mengerti apa yang terjadi, aku sama sekali tak menyukai keadaan ini!

“S-Surat itu, aku harapkan yang terbaik bagimu!”

bagaimanapun jua, mari ubah topiknya sekarang juga atau ini mungkin berkembang ke tahap di luar jangkauan imajinasiku.

“Ah...Ya! Aku akan melakukan yang terbaik!”

Himeji tersenyum dan menjawab apa yang kukatakan. Ketika melihat senyumnya, aku tak bisa tidak memikirkan: gadis ini sangat menyukai Yuuji! Aku tahu ini dari dulu sekali, aku tahu aku tak bisa menyaingi Yuuji. Meski aku tak menyukainya, aku tak bisa berbuat apa-apa soal ini.