Baka to Tesuto to Syokanju:Volume8 Soal Kedua

From Baka-Tsuki
Revision as of 15:36, 19 February 2012 by Razor 127 (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

PERTANYAAN KEDUA

Sebutkan 4 tragedi diantara karya-karya terkenal dari Shakespeare!

Jawaban Himeji Mizuki

"1. Hamlet, 2. King Lear, 3.Othello, 4. Macbeth."

Tanggapan Pak Guru

Tepat Sekali. Shakespeare mempunyai banyak karya terkenal seperti 'Romeo dan Juliet' dan 'Merchant of Vanice', dan 4 yang tadi kamu jawab terkenal dengan sebutan '4 tragedi. Walaupun Romeo dan Juliet adalah karya yang paling terkenal, kamu setidaknya harus kenal juga tentang 4 tragedi.


Jawaban Yoshii Akihisa

"1. Hamlet, 2. King Lear, 3. Romeo dan Juliet, 4. Pernikahan Ayahku

Tanggapan Pak Guru

Memang Ayahmu diperlakukan bagaimana kalau di rumah?


Jawaban Tsuchiya Kouta

"1. Dompet ilang, 2. Kehabisan Kamera Film, 3. Mata kelilipan debu tepat disaat sedang mangambil foto, 4. Hard Disk Rusak."

Tanggapan Guru.

Jika 4 kejadian itu terjadi, mungkin Pak Guru juga bakal ikutan nangis


☆☆☆


"Fuwaaa... Kenapa ya kalo pas pagi hari aku selalu merasa ngantuk..."

"Jangan gitu donk, Akihisa-kun. Kamu harus tidur dengan cukup kalau nggak mau kesehatanmu terganggu"

"Walaupun kamu berkata seperti itu, buku yang semalam kubaca sangat menarik sekali, jadi apapun yang terjadi—fuuwaa~"


"Ah... Akihisa-kun, dasimu tidak rapi"

"Eh? Masa?"

Aku langsung merapikan dasiku. Nah sekarang udah beres kan?

"Ah, sekarang kerahnya kebuka... coba deh kamu berbalik dan menghadap kemari sebentar?"

"Ahh, kamu gak perlu repot-repot khawatirkan hal seperti ini"

"Nggak boleh. Kalo kamu nggak bisa memakai baju dengan rapi, Pak Guru Nishimura bakalan marah sama kamu"

Setelah berkata seperti itu, Himeji-san membalikkan badannya ke hadapanku dan mulai merapikan dasi juga seragamku. Uu, uuu... Entah kenapa aku merasa sedikit malu...

"..."

"Himeji-san?"

"..."

"Erm... Himeji-san?"

"..."

"Himeji-san, kamu denger nggak sih?"

"Eh? Ah, iya!?"

"Kau kenapa? Mukamu memerah"

"Eng.. Nggak kenapa-kenapa. Cuma... sedikit aneh...."

Oh, ternyata bukan cuma aku saja yang malu. Perlakuan merapikan dasi seperti ini layaknya perlakuan suami dan istri...

"Ah...Ah iya, Akihisa-kun. Apa kamu membawa sapu tangan?"

Untuk mengganti suasana, Himeji-san mengganti topik pembicaraan. Coba ku lihat sebentar... Sapu tangan, sapu tangan...

"Ah! Aku lupa bawa"

Seingatku juga aku nggak punya kebiasaan menaruh sapu tanganku ke dalam tas, ATAU bisa dibilang, memang aku biasanya nggak pernah bawa sapu tangan...

"kalau begitu, kau bisa gunakan punyaku."

Mendengar bahwa aku nggak bawa sapu tangan, Himeji-san langsung mengeluarkan sapu tangan dari dalam tas dan memberikannya padaku. Apa dia meminjamkannya padaku?

"Ah, nggak usah. nggak apa-apa kalo aku nggak punya sapu tangan. Dan juga, Himeji-san, kalo kamu meminjamkan ini padaku, kamu malah jadi nggak punya sapu tangan kan?"

"Nggak apa-apa kok. Aku bawa sapu tangan yang lain" kata Himeji-san sambil mengeluarkan sapu tangannya yang lain dari saku. Wow dia benar-benar sudah siap.

"Uu, nurut apa kata Himeji-san deh..."

setelah itu, aku menerima niat baiknya dan meminta sapu tangan dari tangannya.

"Ini, laki-laki harus memperhatikan hal-hal kecil seperti ini, kalau tidak kamu nggak akan populer diantara para gadis—"

Entah kenapa, Himeji-san langsung membisu. Dia tidak memberikan sapu tangannya padaku, tapi menggenggam erat sapu tangan tersebut.

"Himeji-san?"

"... Di pikir-pikir... nggak apa-apa deh kalo nggak punya!"

"?"

Setelah mengatakan itu, Himeji-san cepat-cepat mengantongi sapu tangannya kembali ke dalam saku.

Aku bener-bener nggak ngerti apa yang dia omongin barusan, tapi mengingat bahwa aku bisa berbincang dengan Himeji-san yang gembira, aku juga jadi ikutan gembira

—dan sampai sekarang, semua itu adalah satu-satunya kegembiraan yang aku alami di pagi yang cerah ini.


?


"dan mulai sekarang, kita akan mulai interogasi dengan terdakwa Yoshii Akihisa"

5 menit kemudian, aku sudah jadi tawanan para FFF.

Aku diculik secara paksa dari sisi Himeji-san yang kebingungan, dalam keadaan badanku semua terikat dan akhirnya dibanting ke lantai tatami kelas 2F.

"Yoshii Akihisa, ada kata-kata terakhir?"

"Aku cuma ketemu Himeji-san di tengah jalan saat lagi berangkat sekolah! Aku nggak melakukan kesalahan apapun... aku minta keringanan hukuman!!"

"..."

Setelah mendengar kata-kata ku, presiden FFF terlihat mempertimbangkan keputusannya. walaupun FFF menindak keras semua cowok yang berinteraksi dengan cewek, kalo cuma sekedar kebetulan ketemu dijalan pas lagi berangkat sekolah, bukannya terlalu berlebihan kalo aku harus dihukum? Kalo cuma begini aja cemburu gak bakal selesai-selesai masalah! Jangan bilang kalo mereka udah dibutakan rasa cemburu sama hal sepele kayak begini?! Palingan mereka akan mengirim 5 anggotanya untuk mencubit tanganku—

"— Kalau bgitu, 10 anggota masing-masing akan memberi tendangan melompat ke Yoshii Akihisa"

Kayaknya kecemburuan mereka udah lebih dari apa yang bisa aku bayangkan!

"Tu, tunggu! Bukannya hukuman ini terlalu berat? Kalau kalian menghukumku begini, apa yang akan dilakukan jika kejadian sama menimpa diri mu?"

"Uu..."

Sang presiden pun membisu kembali. Dia pasti sadar akan kemungkinan 'kejadian yang sama denganku akan terjadi juga pada mereka'

"Presiden, kurasa yang dikatakan tersangka ada benarnya juga"

"Kita ini bukan setan yang tidak punya belas kasihan. Untuk kejadian selevel ini, kupikir kita bisa menutup mata dan memaafkannya"

"Mungkin suatu hari, kejadian beruntung untuk berjalan berangkat sekolah dengan cewek mungkin akan kita alami juga."

"Dan juga, aku bakalan dihukum tiap hari dong cuma gara-gara mengerling pada seseorang"

"Para anggota mulai berdiskusi kembali. Sepertinya pernyataan tentang 'kejadian yang sama mungkin akan terjadi padamu' punya efek yang besar juga.

"untuk kasus ini, kita akan memberikan hukuman khusus yaitu menyentil perlahan ke arah dahi oleh sang presiden"

Disaat aku sedang menarik nafas lega karena pengurangan hukuman yang sangat besar—

"Mohon tunggu sebentar!"

Himeji-san datang tiba-tiba masuk ke kelas. Hm? Ada apa ini? Apa Himeji-san lari ke kelas karena ia khawatir padaku?

"Akihisa-kun nggak melakukan kesalahan apapun!—"

Terlihat Himeji-san mukanya memerah sambil berusaha keras menjelaskan kepada semua orang.

"—Akulah yang memaksanya hari ini untuk menemaniku berangkat ke sekolah!"

"20 anggota masing-masing akan melakukan teknik German Suplexes pada terdakwa. Hakim, apa ada keberatan?"

"""TIDAK ADA!!!"""

Apa-apaan ini? apa yang dikatakan Himeji-san malah merubah hukumanku yang tadinya sentil pelahan ke jidat menjadi German Suplexes, dan jumlahnya bertambah dari 1 jadi 20! Saking drastisnya sampai aku tidak bisa berkata apa-apa.

"Hi, Himeji-san, aku berterimakasih kalau kau membelaku, tapi apa yang tadi barusan kamu katakan malah menyebabkan efek yang berlawanan"

"tapi, maksud egoisku merapikan kerah Akihisa-kun dan membuat tangan kita bersentuhan! Akihisa-kun tidak melakukan apa-apa, ini bukan salah Akihisa-kun..."

"ANGKAT TATAMI!! LANGSUNG BANTING KEPALANYA KE LANTAI!!"

"SIAP! TATAMI SUDAH DIANGKAT!"

"KITA BISA TARUH PAKU BIAR TAMBAH MAKNYOS!"

"AKU JUGA SUDAH SIAPKAN BEBERAPA PANCANG BESI!"

Sialan! mereka lagi berencana untuk menguburku hidup-hidup! kalau aku tidak segera menjelaskannya maka... Oh iya! Aku hanya perlu meyakinkan mereka kalau kejadian ini bukanlah apa-apa! Dan juga menjelaskan pada mereka kalau ini adalah sesuatu yang sepele di kehidupan sehari-hari—

"Semuanya, harap tenang!! Kalau kalian menghukumku hanya karena kejadian ini, bagaimana dengan Yuuji? Bukannya kau sering lihat dia datang ke sekolah bareng Kirishima-san?"

"Kalau begitu, kita hukum juga si Sakamoto Yuuji!"

Maafkan daku Yuuji, sepertinya kata-kataku membuatmu dapat hukuman juga.

Aku langsung meminta maaf pada teman brengsek ku yang satu ini dalam hati sambil mendoakannya. Dan pada saat yang sama, CRAK, pintu depan kelas terbuka.

"Pagi all~fuwaaa... ngantuk banget nih ane"

Ahh, Yuuji, kenapa kau malah nongol di saat seperti ini?

"Hm? Akihisa? Kenapa u? Ketangkep FFF lagi? Sepertinya pagi ini adalah pagi yang berat buat-OI KENAPA KALIAN SEMUA MENGENDAP-ENDAP KE BELAKANG DAN MELINTIR TANGANKU!!?"

Yuuji, yang terlihat ngantuk saat masuk kelas, pinggangnya langsung diserobot dari belakang oleh tangan-tangan kuat para FFF.

"Himeji-san, bisakah kau menghadap dan melihat ke arahku sebentar?"

"Eh? Ah, Baiklah."

Aku mencoba mengalihkan pandangan juga perhatian Himeji-san.

Di sudut kelas, tubuh Yuuji terbang dengan indahnya di atas udara, dan pada saat yang sama, 'THOMP', 'THOMP', 'THOMP', suara benturan benda tumpul bisa didengar. Itu baru 3 kali...

"Selamat Pagi-ASTAGHFIRULLAH!! MUKA YUUJI YANG BERSIMBAH DARAH KEBANTING KE LANTAI!!"

"Sudah 17 kali?"

"APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN!? CEPAT KEMBALI KE TEMPAT DUDUK KALIAN MASING-MASING!!"

Setelah suara keras yang ke-18 kalinya menggema, kedatangan Ironman akhirnya menenangkan semua keributan, Ah, tadi bahaya sekali, 2 kali lagi kepala Yuuji dibanting, giliran berikutnya adalah kepalaku.


☆☆☆


"Sialan, pagi ini sial abis!!"

Setelah jam pelajaran pagi hari selesai, istirahat siang pun dimulai, Yuuji akhirnya sudah kembali siuman, ia sedang duduk tepat berada di depanku sambil menyiapkan bento.

"Walaupun sudah biasa, tapi melihat eksekusi di pagi hari sangat tidak baik buat kesehatan jiwa..."

Orang yang berkata tadi tidak lain tidak bukan adalah cewek bishoujo yang sedang berjalan membawa bento—Hideyoshi.

"Kebahagiaan orang lain sama seperti racun dunia. Itu adalah tradisi FFF."

Kemudian, sesosok makhluk yang diam-diam menghampiri kami sambil membawa bola nasi hasil beli dari toko swalayan adalah Tsuchiya Kouta, biasa dipanggil Muttsurini, salah seorang teman sekelasku yang pendek dan berhawa pendiam.

"Aneh? Bukannya kau ikut ambil bagian dari eksekusi tadi pagi, Muttsurini?"

"... aku tadi pagi lagi menginvestigasi beberapa hal."

"Tidak disangka diantara teman sendiri ternyata ada seorang algojo dan juga tersangka. Aku merasa ini sedikit aneh..."

"Benarkah? Bukannya pepatah mengatakan 'musuh kemarin adalah teman hari ini'?"


"Bukan, Maksudku, cara kalian gonta-ganti status antara teman dan musuh itu bener-bener bukan main."

Menurut pengalamanku, kami adalah 90% musuh diwaktu biasa, dan 10% diwaktu bahaya kritis.

"Siapa suruh kalian semua selalu melakukan hal yang sama berulang-ulang kali."

"Kukira di kelas 2 ini aku akan mendapatkan kelas yang damai."

Minami mengibaskan kuncirnya sambil berjalan kemari, dan Himeji mengikuti dari belakang.

Setelah menggabungkan beberapa meja, kami berenam mulai makan siang seperti biasanya. Pemandangan yang mulai umum akhir-akhir ini.

"Eh? Aki, kamu membawa bento hari ini?"

Minami bertanya saat aku lagi membuka bento.

"Tumben Akihisa bawa bento sendiri."

"Iya, kemarin banyak makanan yang tersisa."

Kemarin aku nggak sengaja masak terlalu banyak. Untung saja, semua adalah makanan yang tetap enak dimakan saat dingin.

"Kalo begitu, ayo lakukan yang "seperti biasanya" lagi.. Gunting, Kertas..."

"""BATU!"""

Muttsurini mebgeluarkan kertas, sedangkan yang lain gunting.

"...Uu..."

"Wah tumben-tumbenan satu ronde langsung menang. Aku pesan Teh Oolong."

"Kalo aku Teh Hijau."

"Aku ingin Lemon Soda."

"Aku Teh Susu."

"Tolong, bantu aku belikan Teh Merah tanpa gula."

Semua mengeluarkan uang 100 Yen dan mengopernya pada Muttsurini.

"... aku pergi dulu."

Setelah mengumpulkan uangnya Muttsurinilari sendirian ke Teamwork Club membeli minuman untuk semua orang. Penalti Game untuk menjadi pesuruh ini sedang ngetren dimainkan saat istirahat siang.

"Ah~ laper nih."

Yuuji membuka bento yang ia bawa, yang lainnya pun ikut-ikutan membuka semua bentonya diatas meja. Ini adalah peraturan dasar untuk tidak usah menunggu si pesuruh kembali baru mulai makan. Kalau tidak, kami semua akan merasa nyangur dan akhirnya menahan nafsu untuk makan.


"Akihisa, bento mu kelihatannya enak."

"Kau juga, Yuuji."

Jarang-jarang aku dan Yuuji membawa bento sendiri-sendiri, makanya aku ingin membandingkan miliknya dengan punyaku. Lauk Yuuji yang daging teriyaki... kelihatannya enak.

"itu tuna... tuna goreng jahe? bagus juga..."

terdengar suara Yuuji datang dari samping. Sepertinya dia sudah mengunci targetnya.

"baiklah, Akihisa, ayo kita tukeran."

"Ok, apa yang kamu mau, Yuuji?"

"Aku mau tuna goreng punyamu. Kalau kau?"

"Aku mau daging teriyaki punyamu."

"Oke, setuju."

"Yap. Nih ambil tuna goreng."

"Oh, tuh daging teriyakinya."

MASUK--- Tangkai buah tomat (tertutup saus teriyaki)

KELUAR--- sayur kol (rasa jahe)

"LU NGAJAK BERANTEM!!!???"

"GW BALIKIN KATA-KATA TADI KE ELU, itsuki!"

Kami berdua saling mencengkeram kerah baju. Orang ini sungguh picik! Bisakah dia membiarkan ku menang sesekali?

"dasar anak kecil..."

Melihat aku dan Yuuji saling mencengkeram kerah baju, Hideyoshi hanya bisa menghela nafasnya.

"Tidak. Kau salah paham, Hideyoshi. Aku ini sudah dewasa, sedangkan Yuuji adalah sampah masyarakat!"

"Hideyoshi, jangan bandingkan aku dengan Akihisa. Itu orang otaknya setara sama otak anak SD!"

""!"" (Saling melototin satu sama lain)

"Kalian sama dengan anak kecil dalam kasus ini... ampun deh dj...."

Hideyoshi menghela nafas dan kemudian mulai menggunakan sumpitnya—

"Sip, kalo begini bagaimana?"

""AH!""

Disaat aku dan Yuuji sedang memaki dan mencengkeram satu sama lain, Hideyoshi sudah menukar makanan kami.

"Tentu saja, aku minta bagian juga"

Kata Hideyoshi sambil menggerakkan sumpitnya dan menukar daging goreng miliknya. Sekarang makananku terlihat lebih berveriasi dan menambah nafsu makan.

"Apa boleh buat deh. Karena Hideyoshi bilang begitu, aku maafkan kesalahanmu kali ini, dasar Yuuji kampret."

"Harusnya aku yang berkata seperti itu!"

Tanganku langsung melepaskan kerah Yuuji. Daripada melakukan hal yang bodoh dan tidak berguna, mendingan aku mulai makan.

"Bener-bener deh... Bisa nggak sih kalian makan dengan tenang?"

"Kalau ada orang yang bikinin bento buatku sih, tentu saja aku diam dan hanya akan makan jatahku."

"ada anehnya nyiapin bento sendiri"

"kalo gitu bukannya harusnya kalian tukeran aja dari awal..."

Memang kalau aku dan Yuuji membawa bento sendiri, normal-nya akan kami buat sendiri. Memang bagus bisa memilih makanan sendiri namun saat membuka bento untuk dimakan pasti rasanya agak aneh.

Catatan lain: sebenarnya bertukar makanan secara diam diam tidak pernah ada. Karena jika itu terjadi, kami tidak bisa menaikkan porsi bento yang kami bagi. Jangan meremehkan perut anak SMA.

"Mizuki, apa yang kau bawa untuk ditukar hari ini?"

"Ah... Iya juga. Ayo bertukar sedikit..."

"Un. kalo begitu silakan"

"Ambillah"

Dengan melihat keributan kami, para cewek sepertinya ingin ikutan juga. Himeji-san dan Minami ingin mencoba keseruannya dengan menukar makanan sambil menyerahkan kotak bento-nya satu sama lain. Kalau cewek yang melakukannya sepertinya menjadi lebih tenang. Dan ini sebuah pemandangan yang indah.

"Heh. Laukmu sepertinya bagus.. Ini... Tuna? Tuna goreng jahe?"

"Yep"

"Ha? Tuna goreng jahe?"

"ACK!!!"

Aku keselek

SI, SIIIIALLL! Aku lupa aku menyiapkan bekal untuk Himeji-san juga, jadi bekalnya sama denganku!

"Ke... Kebetulan sekali, Himeji-san! Kemaren kamu nonton program 'simple cooking' kan?"

detik selanjutnya aku langsung ngungkit-ungkit program TV. Tolonglah Himeji-san! Ikuti saja!

"Eh? Akihisa-kun? Kau lupa? Yang menyiapkan bento kan ka—UU!!"

"Himeji-san, ayo pergi dulu ke suatu tempat dimana kita bisa bicara!"

Dia terlalu Naif!

Aku membekap Himeji-san dengan panik. samar samar aku menyadari itu beberapa waktu lalu tapi Himeji-san benar benar dungu.

(Kau tidak boleh ngasih tau mereka, Himeji-san! Kalau kau kasihtau, mereka akan tau kita tinggal bareng!)

(eh? mereka nggak boleh tahu?)

(SAMA SEKALI TIDAK! Orang lain tidak ada yang boleh tau!)

Ini antara reputasi Himeji-san atau hidupku

(Ah... benar juga, nggak bagus kalo satu sekolah tau kita tinggal bareng.)

(Benar! benar! bagus kau bisa ngerti!)

(okedeh. berarti ini rahasia kecil kita!)

Himeji-san mengatupkan tangan kecilnya di depan dadanya.

Tapi aku baru sadar bahwa sebelumnya aku belum membicarakan untuk menyembunyikan rahasia ini sebelumnya. Tapi bahkan dia belum kepikiran sama sekali. Mungkin ada hubungannya dengan dia menjadi naif, mungkin juga karena dia mirip mama-nya. Yang sepertinya juga telmi.

(Akihisa-kun, ayo usaha sembunyiin rahasia ini!)

(Yap)

Setelah mendapat persetujuan dengan Himeji-san, kami kembali ke tempat duduk kami. Mulai sekarang rahasia ini harus dijaga seketat ketatnya.

"Apa-apaan Akihisa? Kau buatin Himeji-san Bento?"

Tapi serangan pertama itu menggetarkanku

"Ahh... Nggak.. itu..."

Itu adalah saat saat dimana Yuuji bisa nebak antara kebohongan, juga ada Hideyoshi disebelahnya... saat baru kupikirkan−

"Kenapa sih kan dia cuma bantu ngabisin Deluxe Seafood yang kau menangkan, kan?"

"Itu banyak banget"

Sepertinya Hideyoshi dan Yuuji nggak peduli amat. aneh ya, mungkin aku bisa ngeles.

(Kau pasti bilang ke Himeji seperti 'karena ada sisa mungkin ini untukmu sebagai rasa terima kasih' sebelum memulangkannya kan? Pikiranmu lumayan cepat Akihisa.)

(Aku seharusnya melihatmu dari sudut pandang yang lain)

Mereka berbisik padaku. bagus deh kayaknya semua punya pengertian.

"Ya! Kita tidak menggunakan banyak bahan untuk Hotpot waktu itu kan?"

"Banyak yang terjadi saat itu..."

"Yep. Hotpot biasa menjadi Hotpot kegelapan. Bahan bahan itu hanya dipake buat makanan dingin buatan Minami sama yang lain kan?"

"Itu enak!"

aku ingat hidangan pemuka buatan Minami, Kudou-san dan Kirishima-san saat itu. Makanan Seafood Dingin, Tiram kukus dan Seafood Salad. semuanya enak.

"Ohya, Minami, Buat saos seafood waktu itu−"

Saat baru mau nanya Minami tentang saosnya−

"Huh!"

Dia tampak kesal

"Kenapa Minami?"

"Nggak. Nggak papa!"

Dia bilang gitu tapi mukanya kesel. Hmm apa dia mau Bento juga? Kita udah coba makanannya terakhir kali, dan nggak ada respon. Juga aku hanya buat bento buat Himeji-san. Emang nggak adil buat Minami kayaknya. Kalo gitu−

"Kalo mau lain kali kubuatin Bento deh!"

"BENERAN!?"

"Ya bisa sih buat dibagi ke 3-4 orang"

Bodo amat mau masak segimana juga. Kalo masalah ini bisa selesai cuma dengan buatin bento... Ambil yang mudah aja. bukan masalah besar.

"Oke oke! jadi buat saosnya jangan kasih Aceto Balsamico kebanyakan. Juga−"

"Balsamic Vinegar, ya? Harus diberi Pestisida Suling atau Asam Asetat?"

Disampingku Himeji-san membicarakan sesuatu yang mengerikan. Kalo mau nyiapin makanan seafood dingin lain kali aku harus hati hati. Sekali lagi aku mengecek bahaya dari Himeji-san

Anyway... ayo makan dulu. Ini pertama kali aku membuat Tuna Goreng Jahe. tapi ternyata masih enak walau sudah dingin. Memang kayaknya ini pas buat dijadikan Bento.

"...Yo!"

saat semua sedang makan sambil ngobrol, Muttsurini balik dengan tangan penuh dengan makanan dan minuman.

"Lama banget. Segitu ramenya apa?"

Yuuji nanya sambil ngambil Oolong tea pesenannya. Emang lumayan lama hari ini, bahkan untuk Muttsurini yang gampang nyempil. Agak aneh.

"...Ada yang ngajak diskusi pas beli minuman"

"Diskusi−"

Siapa? Baru mau kutanya tiba tiba seseorang muncul

"Nggak papa, Tsuchiya-kun. Aku bakal ngomong langsung."

Dia punya rambut sebahu, dan tatapan dingin. melipat tangan di depannya sambil melihat kami yang sedang duduk di Tatami. Orangnya itu−

"Hai semua anak anak Kelas F!"

"Tamu yang nggak terpikirkan."

Orang yang datang itu Ketua Kelas C; Koyama-san. sama kayak yang Yuuji bilang: Tamu yang tak terpikirkan.

"Jadi yang diskusi sama Muttsurini tadi itu−"

"Yep. tadi itu aku. tapi tadi aku sebenernya cuma ketemu didepan Teamwork Club terus tadi cuma tanya tanya dikit"

"...Kayaknya dia mau tau rencana kelas F buat perang Syoukanjuu"

"Rencana kelas kita..?"

"Yep. Maintenance Sistem kayaknya sudah selesai. 2 hari kemudian kita mau ngadain perang. Kelas F mau ada rencana apa?"

Di semester 2 ini, Summoning Battle bisa dilakukan setelah maintenance karena perubahan peralatan dan situasi lain. (Ada alasannya katanya mereka pingin ngganti Gear para Syoukanjuu-nya). tapi Perang Summon yang ketunda akan di-restart 2 hari kemudian. Tujuan kelas F pastilah balas dendam atas kekalahan di Semester 1.

Tapi walaupun gitu, Nggak terduga juga Koyama-san bakal nyamperin ke kelas F, Kelas terparah satu sekolah.

"Lu kayaknya berjaga jaga bener..."

Yuuji bilang dengan nada ngejek

"Bener deh. Kalian kelas F yang udah bikin kerusuhan diantara kelas 2 di semester 1 ya pastilah kita bakal hati hati"

Koyama-san ngacangin ejekan Yuuji dan senyum dengan santai.

"Cukup kayak penilaian buat kita. Tapi beneran bisa? Di jangka waktu kedua, kelas C kan udah dapet fasilitas yang biasa, tapi kalian malah mikirin tentang perang?"

Yuuji bilang dengan nada protes

salah satu peraturan perang ini itu kalo dalam satu perang suatu kelas bertukar fasilitas karena kekalahan, di jangka waktu selanjutnya akan di reset. buat kelas atas yang kalah sih memang di reset, tapi kalo kelas bawah, kalah, dan fasilitasnya diperparah, di-resetnya malah di semester selanjutnya.

"Ngomong ngomong kelas C kalah sama kelas A dan fasilitasnya diturunun jadi kelas D, kan?"

"Nah, fasilitas kelas C bakal balik lagi setelah jangka waktu kedua kan?"

untuk membuat penekanan buat peraturan ini, sebenernya tujuannya itu untuk meningkatkan rasa antusias di perang syoukanjuu. maka dengan itu kelas kelas bawah bisa nyerang kelas atas tanpa banyak resiko JIKA penyerangannya dilakukan di akhir semester.

Walaupun pingin banget langsung perang begitu boleh, perbedaan poin kelas kita sangat beda banget, dan kalo dipikir dengan akal sehat, kita nggak bakal bisa perang segitu gampangnya. walau gitu juga kita udah buat keributan sejak pertama masuk sekolah. dan setelah beberapa perapihan sistem dan peristiwa lain, akhir semester satu agaknya lumayan tenang.

"apa maksudnya mulai perang? aku nggak pernah mikirin inisiatif pingin perang, cuma mau nanya apa rencana kelas F"

"Dengan kata lain kalo kita nggak mau jawab kamu nggak mau ngasih tau apa apa kan?"

"Gitudeh"

Koyama-san ngasih senyum bangga

Dia pingin nyari aliansi ya? tapi kayaknya nggak. mereka nggak bakal mulai buat perjanjian sembarangan. Kita akan bahas soal pergerakan kita, Kelas C juga akan bahas pergerakan mereka. Kalo nggak ngelewatin rencana mereka, gak akan ada masalah. tapi kalo rencana kita ngelewatin keharusan ngancurin mereka, maka kita harus mikirin rencana dari awal biar kita gak harus saling serang.

"Kalo gitu kenapa nggak nanya Yuuji langsung?"

Kenapa dia nanya Muttsurini?

"kalo aku nanya Sakamoto-kun, aku nggak perlu buat perjanjian. lebih baik kalo aku nggak ngasih informasi otomatis kan?"

menghadapi keraguanku, Koyama-san langsung jawab dengan jujur. bener bener dia banget.

"Em... Yuuji, Jadi gimana?"

"Santai. Perjanjian ini kita terima"

"Beneran? Makasih banget"

Tampang Koyama-san nunjukin kayak dia tau kalo Yuuji nggak bakal nolak.

"Kita cuma harus ngasih tau rencana nyerang kelas apa kan?"

"Nggak cukup. kita juga harus tau kapan kalian mau nyerangnya. kalo kita udah tau target kalian aku nggak perlu nanya"

bener juga sih. Ultimate Target dari kelas F ya jelas kelas A. semua orang tau kok. bukan masalah banget kalo kita kasih tau siapa yang mau kita serang.

tapi tampang Yuuji agak ragu pas Koyama-san nanya siapa yang ingin kita serang. Jangan bilang dia belom kepikiran detail-nya? nggak mirip dia banget kalo dia langsung nyuruh kita serang kelas A tanpa rencana.

"Buat kelas A, abis seminggu dibolehin buka perang−2 minggu terakhir kita serang. itu rencana gue"

"hem... gitu ya.."

Aneh. kayaknya kita nggak perlu nunggu segitu lama. dengan kepribadian Yuuji kita harusnya akan nyerang langsung setelah dibuka. baru mau kutanya ke yuuji, dia memberikan lirikan tajam yang berkata "jangan banyak bacot". Kayaknya perang intel udah mulai dari sekarang. kalo gitu biar kuserahkan ke Yuuji.

"Kalo gitu target kalian siapa? Kalo kelas A juga berarti kita musuh"

"Kita nggak berambisi gitu. target kita mentok mentok kelas B. waktunya palingan sama kaya kalian. seminggu dua minggu setelah dibuka."

"..."

Kelas C targetnya kelas B? Logis aja sih, mereka susah nentuin siapa yang menang sebelumnya. aku bisa ngerti

"tapi bener baguskah? Aku ingat Nemoto-kun itu Koyama-san punya pa−"

"GUE SEMBELEH LU KALO BERANI LANJUTIN!"

aku lupa pengalaman tak terlupakannya...

"Aku suka orang pintar. bukan yang hanya suka belajar aja"

"Bener. Nemoto emang bangsat"

"untuk mencapai kemenangan harus pakai taktik yang parah kan?... Aku lumayan suka itu... cuma aku udah muak sama cowok itu"

Koyama-san ketawa. Pikiran orang mikirnya dia suka orang yang hina. kayaknya semua orang mikir beda beda...

"Aku pasti paling telat kalo main suit sama yang lain"

"Apa apaan? kau selalu kalah walopun telat! kau nggak se-beringas itu! aku selalu pura pura sakit perut pas disuruh ngepel!"

"gak gak gak. gue yang paling biadab!"

"nggak mungkin. aku yang paling beringas disini!"

"... Sebenernya aku punya sepupu seumuran, pernah kutanya tentang pacaran, terus dia ngenalin aku sama temen sekelasnya"

""SSIIALLANN!!! GUE BUNUH LU!!""

"tapi aku ingat dia belajar di sekolah khusus cowok"

"...silakan ini jus jeruk"

"...Kutraktir kau takoyaki pas pulang!"

"...Makasih cuy..."

Temen sekelas kami mulai ngomong ngomong tentang berapa biadabnya mereka. bener bener pengertian.

"Ohh. Jadi Koyama-san suka orang orang pintar?"

"Ya, Himeji-san. Aku suka orang pintar! khu khu"

Koyama-san memberikan senyuman yang kayaknya penting banget

"Ngomong ngomong, Sakamoto-kun kan pintar?"


"...(wusss... wusss... wusss...)!"

"Oi! jangan nancepin pisau lipat ke tatami! Serem tau!"

Temen sekelas kami masing masing nancepin pisau lipat bawaannya ke tatami disebelah mereka. kalo mereka lebih serius yang bolong bukan cuma tatami-nya. tapi badan Yuuji juga.

"Btw... jadi satu-dua minggu ya?"

Koyama san ngomong dengan nada agak serius. Yuuji agak kaget.

"Oke deh. Makasih udah mau bagi bagi intel! target kelas kita beda kan, ayo berjuang bareng!"

Setelah itu Koyama-san melipat tangannya dan meninggalkan kelas F. Seenggaknya musuh yang harus diwaspadai udah berkurang.

"Kayaknya kelas lain udah nyiapin buat perang lagi"

"udah berapa lama sejak kita tukeran kelas. Fasilitas udah bagusan. nggak terlalu ngagetin, kan?"

begitu perang summoning udah mulai, kaya riak air, efeknya akan nyebar diantara kelas 2. Entah efeknya akan lebih bagus atau apa.

"Ngomong ngomong katanya Gear syoukanju kita udah dibagusin?"

Disebelahku Minami memiringkan kepalanya. Iya juga ya, gimana Syoukanjuu kita sekarang?

"Perubahan peralatan... Harus kita cek biar kita bisa make-nya bener"

"...Kayaknya sistem udah diperbaiki"

"kita bisa manggil syoukanjuu kan?"

"siapa yang mau manggil guru−"

Ngomong ngomong kita butuh guru untuk men-summon syoukanjuu.

Mungkin pas banget, kita ngeliat Wali Kelas kita: Dengan Panggilan "Ironman"−Nishimura-Sensei berjalan di koridor

"apa boleh buat..."

"Ya. waktu istirahat udah mau abis"

"Kalo gitu... Nishimura sensei!"

"ha? Yoshii, Sakamoto? ada apa?"

Begitu kupanggil, Ironman masuk ke kelas. Dia manyun agak kaya najis. sikapnya kaya bilang 'ada masalah kalo ngomong sama dia'. Parah baget.

"Maaf, Bolehkan 'nggak' ngizinin 'nggak akan' untuk manggil? 'ditolak' larangan summoning war 'aku menolak' sudah dihilangkan, 'menyerahlah' jadi syoukanjuu-nya 'jangan memaksaku'... oi! berapa kali bapak sudah menolak? saya cuma minta satu hal dan bapak menolak enam kali! pertama kalinya aku bisa dalam situasi ini! menyebalkan!"

"Kalian nggak pernah mendengarkan saya kan?"

dipikir pikir juga dia nggak mendengarkan dari awal.

"Saya sudah bilang, syoukanjuu nggak bisa dipanggil sembarangan kan?"

"walau gitu juga sih..."

Syoukanjuu-ku beda dengan yang lain. bisa menyentuh benda asli dan mempunyai kekuatan berkali kali dari manusia biasa. mungkin karena itu dia khawatir.

"tenang saja, Sensei! sampai sekarang kami belum membuat masalah kan?"

"saya ingat kalian harus menulis refleksi diri lebih dari 100 kali di jangka waktu pertama kan?"

"Hemm... kira kira 1 per hari"

"cukup untuk membuat buku..."

"berapa yang kalian sudah tulis?"

Yuuji pasti menulis 99

"lagipula kalau kalian memanggilku dengan 'sensei' pasti ada yang nggak beres"

Ironman memelototi kami dengan tampang curiga. Apa apaan nih. jadi kita salah panggilan.

"tolonglah Sou-kun~ (BRAKK)"

"Beribu tolong, Souichi~ (BAKK)"

"SIAPA YANG BILANG HARUS MENYEBUT NAMAKU LANGSUNG!?!?!?!?"

""TANGANKU!!!""

Baru kami bilang itu tangan kami dipelintir dengan kekuatan bagaikan tang. kalau kita tak bisa memanggilnya demikian, KALAU BEGITU APA!?

saat kami menggelinding di lantai sambil memegangi tangan, Minami dan Himeji-san menghampiri Ironman.

"Nggak boleh-kah, Nishimira-Sensei? kami hanya ingin melihat perubahan peralatan saja, tidak macam macam!"

"Minami-chan benar! kami tak akan menggunakannya untuk jahil-jahilan!"

"tidak... tapi.."

""tolonglah, Nishimura-sensei!""

"haah aku tak mengerti kenapa kalian ingin banget mengecek peralatan baru"

saat 2 murid model kelas kami yang meminta, sikap Ironman merendah.

Oke sekali lagi

"Kumohon, Tetsun−(BAKK!)"

"Kami serahkan padamu Te-Chan! (BAKK!!)"

Kini lengan kiri kami dipelintir. sial! bagaimana bisa ada orang se-keras kepala orang ini?

"benar benar deh kalian. kalau begitu cepatlah!"

"cepat apa?"

"Aku sibuk. kalau ingin memanggil cepatlah!"

Ironman menghela napas. tapi akhirnya dia setuju

"Lagipula mau kutolak segimana juga kalian akan menggunakan Gelang Platinum Sakamoto. lebih baik sekarang kalian kuawasi."

ooh jadi ada alasannya.

"kalau begitu kenapa tak diizinkan dari awal?"

"tanganku pun dipelintir... sakit tau"

"Kalau kuberikan izin secara langsung kalian pasti ngelunjak"

Nggak lah!... mungkin sih...

"Lupakan. setidaknya udah dapet izin"

"akhirnya kita bisa dapet apa yang diinginkan"

"...(ngangguk)"

"sudah kutunggu. gimana ya Syoukanjuu kita sekarang?"

"semoga bukan tembok lagi..."

"summon dan lihat saja, siap−"


"""SUMMON!!"""

Kami berteriak. selanjutnya pola tertentu muncul disekitar kaki kami, dan syoukanjuu kami muncul.

"waw. Armor yang bagus. Menakjubkan!"

"Lance dan armor? Aku berubah menjadi Kesatria ya? bagus deh setidaknya aku tidak memakai talenan sebagai tameng. bagus!"

"Oi Yuuji! lihat! bajuku bertenun Naga!"

"lihat Akihisa! Milikku Macan!"

"Longsword dan mantel... jadi aku menjadi Shinsengumi. kelihatannya kuat."

"...Aku naik pangkat jadi Jonin"

hemm. jadi peralatan semuanya jadi lebih baik...


""TUNGGU!!!!!""


"Yoshii, Sakamoto! kenapa sih ribut banget?"


"INI NGGAK ADIL! KITA BERHAK PROTES!!"


"ohya?"

"YA! Lihatlah perubahan Himeji-san!"

"eh? Armorku semakin tebal, dan pedangku semakin panjang dan besar..."

"Minami?"

"Seragam Army-ku menjadi seragam Kesatria. dan tombakku menjadi sebuah Lance"

"Lalu Hideyoshi?"

"pejuang Naginata-ku menjadi anggota Shinsengumi."

"Muttsurini!"

"...naik pangkat jadi Jonin"

"tapi Saya dan Yuuji,−"

"Hanya ada gambar yang tergambar di seragam!"


""ITU JAUH TERLALU ANEH!!""


Aku dan Yuuji berteriak dengan serempak. memang aneh, peralatan kami nggak jauh beda dari sebelumnya.

"ohya tunggu Akihisa. Senjataku berubah"

"Beneran?"

"Metal knuckle-ku berubah menjadi pemukul baseball"

"ITU NGGAK BEDA JAUH!!!"

gimana juga aku pasti dapat peralatan yang miskin. ataukah ini kerjaan kepala sekolah?

"Baiklah, puas 'kan? aku akan menutup izinnya"

Summoning Field-nya menghilang, begitu pula syoukanjuu kami. sial aku tak bisa menerima ini...

"Istirahat hampir selesai. jangan main main dan siapkan untuk pelajaran selanjutnya!"

Ironman pun pergi.

"Aki dan Sakamoto sepertinya tidak dewasa!"

"Shimada, jangan hubungin aku dengan si idiot itu! terlalu rendah!"

"Ya, Minami! Beda dengan otak Yuuji dan dadamu, aku juga tumbuh−(KRAK!!)

"KAU BILANG APA!?"

"AKU TAK BERKATA APAPUN!"

"Akihisa benar benar belum dewasa..."

aku memegangi tanganku yang dipelintir dan menahan sakitnya yang bertahan sampai jam pelajaran sore.


☆☆☆