Suzumiya Haruhi ~ Indonesian Version:Jilid1 Bab02

From Baka-Tsuki
Revision as of 22:41, 26 May 2007 by Nandaka (talk | contribs) (New page: '''Chapter 2.''' Dilihat dari hasilnya, ramalanku sudah menjadi kenyataan. Setelah jam pelajaran, Haruhi tidak langsung menghilang dari ruangan kelas seperti biasanya. Kali ini, dia mena...)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Chapter 2.

Dilihat dari hasilnya, ramalanku sudah menjadi kenyataan.

Setelah jam pelajaran, Haruhi tidak langsung menghilang dari ruangan kelas seperti biasanya. Kali ini, dia menarik tanganku dengan paksa dan menyeretku keluar ruangan, melalui koridor, naik sampai ke atas tangga, dan akhirnya berhenti tepat di depan pintu yang menuju ke atap.

Pintu tersebut biasanya dikunci, dan tangga di atas lantai empat sepertinya sudah menjadi gudang untuk klub kesenian. Kanvas raksasa, pigura yang hampir patah, patung dewa-dewa perang dengan hidung yang hilang dan sebagainya ditumpuk di atas tangga kecil, membuat jalan yang harusnya sudah sempit menjadi semakin sempit.

Apa yang akan dilakukan kepadaku olehnya dengan membawaku ke sini?

"Aku butuh bantuanmu."

Haruhi berkata demikian dengan tetap memegang dasiku. Dengan tatapan tajam yang diarahkan ke bagian bawah kepalaku, aku dapat merasakan kalau dia sedang mengancamku.

"Membantumu soal apa?"

Aku berpura-pura cuek.

"Bantu aku buat klub baru!"

"OK, tapi jelaskan kepadaku, kenapa aku harus bantu kamu menyelesaikan hal yang baru saja kamu pikirkan?"

"Karena aku harus mengamankan ruangan untuk klub dan juga anggota, jadi kamu harus cari tahu apa saja yang urusan apa saja yang perlu diselesaikan untuk sekolah."

Dia bahkan tidak mendengarkan. Aku menampik tangan Haruhi.

"Klub apa yang mau kamu buat?"

"Itu nggak penting! Yang penting adalah membuat klub dulu!"

Aku benar-benar nggak yakin sekolah ini mengijinkan klub yang kerjaannya nggak jelas.

"Sekarang dengarkan! Setelah sekolah selesai, kamu pergi dan cari tahu apa saja yang perlu diselesaikan, dan aku pergi mencari ruangan untuk klub, mengerti?"

'NGGAK!'

Jikalau saat itu aku membalasnya seperti itu, Aku yakin, aku pasti bakal dibunuh. Saat aku ragu-ragu bagaimana menjawabnya, Haruhi sudah terlanjur berbalik dan menuruni tangga, meninggalkan cowok yang hilang arah yang berdiri sendirian di tangga penuh debu.

"...Aku bahkan belum menjawab setuju untuk membantunya..."

Keluhku, mengatakan hal ini ke patung gips itu nggak ada gunanya. Aku hanya bisa menyeret kakiku yang berat, memikirkan bagaimana caraku menjelaskan semua hal ini kepada teman-teman sekelasku yang penasaran.


Return to Chapter1 Back to Chapter3