Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid2 Bab8

From Baka-Tsuki
Revision as of 11:56, 26 June 2012 by SATRIA (talk | contribs) (Created page with "==Bab 8 : Pengakuan Fianna== ===Bagian 1=== “Ug.......” “Kamito!” “Kamito-kun!” Saat Kamito terbangun, terdapat wajah dua gadis di hadapannya. “.....Claire, ...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Bab 8 : Pengakuan Fianna

Bagian 1

“Ug.......”

“Kamito!”

“Kamito-kun!”

Saat Kamito terbangun, terdapat wajah dua gadis di hadapannya.

“.....Claire, Fianna.”

“Syukurlah, kamu sudah bangun.”

“Kamu terlalu berlebihan........bego.”

......sepertinya dia menghabiskan kekuatan spiritualnya, dan pingsan.

Usai bangkit dari tanah yang dingin, Kamito melihat ke arah sekelilingnya.

Cahaya berkedip kedip dari Bijih Roh sedikit menyinari kegelapan.

Lorong telah runtuh dan sepertinya jalan benar benar terblokir oleh jatuhan tanah dan batu.

“Kalian berdua, apa luka kalian baik baik saja?”

“Ya, kami baik baik saja..........kamu nggak apa apa?”

“Ah, aku hanya sedikit berlebihan memakai kekuatan spiritualku. Apa, apa aku sudah mencemaskanmu?”

“Id-Idiot, bukannya aku khawatir pada kamu atau semacamnya!”

“Ouchhhhh!”

Telapan tangan Claire mendaratkan serangan tepat di lukanya. Kamito merintih oleh rasa sakitnya.

“.....Ayolah, apa yang kalian lakukan?”

Fianna menghela nafas dengan tercengang.

Kamito menekan bahunya yang sakit sambil ia meneliti situasi sekeliling.

“Apa yang lain selamat?”

“Ya......meski, sulit mengatakan kalau mereka selamat. Untuk sekarang, aku sudah lakukan perawatan darurat.”

Saat Fianna menyalakan cahaya, penampilan Ellis dan yang lainnya terbaring di tanah bisa terlihat.

......Kondisi mereka memang belum bisa dikatakan aman.

Rakka dan Reishia, yang menerima racun secara langsung, berada dalam kondisi kritis tak sadarkan diri.

Ellis nampaknya masih punya kesadarannya, namun sepertinya berjalan sangat mustahil dalam kondisinya saat ini.

Disebelah Rinslet, yang tengah bersandar dan duduk di dinding, Fenrir tengah menjilat luka majikannya.

“Apa yang sebenarnya terjadi pada dia—Jio Inzagi?”

“Fianna melepaskan Roh yang tersegel dalam Bijih Roh. Dia tertelan kedalam pilar cahaya dan menghilang........Tapi, meski begitu, kupikir dia belum mati.”

“Apa itu Bijih Roh........?”

Saat Kamito menghadap Fianna, dia mengangguk dengan “Ya”.

“Namun, Bijih Roh yang bisa menyegel Roh seperti itu—“

Itu sungguh kekuatan penghancur besar yang memukul balik Thanatos Jio Inzagi, dan membuat lorong runtuh.

Roh Suci yang Fianna lepaskan itu adalah, tanpa ragu, Roh Peringkat Tinggi.

Namun, Kamito belum pernah mendengar sesuatu seperti eksistensi Bijih Roh dan semacamnya yang bisa menyegel Roh Peringkat Tinggi.

“Batu Darah – harta karun yang diwariskan dalam keluarga Kerajaan Orudeshia.”

“....?”

“Hei kamu, kamu juga nggak tahu Batu Darah? Itu pengetahuan umum untuk Kontraktor Roh.”

Claire mendesah dengan tercengang pada Kamito yang mengernyit.

“Apa boleh buat, aku berbeda dari bangsawan, dan aku tak familiar dengan hal seperti itu.”

Saat Kamito mengatakan itu, Claire mengangkat bahunya dalam kekecewaan kemudian memberi penjelasan.

“Batu Darah bukan Bijih Roh biasa. Ia bisa menyegel sebagian kekuatan Roh Peringkat Tinggi dengan Bijih Roh istimewa yang ditambang di tanah suci Astral Zero. Tentu saja, itu bukan sesuatu yang bisa kamu beli dengan uang ataupun kekuasaan. Bagaimanapun juga, itu adalah harta karun asli tingkat nasional.”

“Begitukah......”

Meski eksistensinya dihapuskan dari keluarga Bangsawan, Fianna adalah mantan Tuan Putri kedua dari Kekaisaran Orudeshia. Momen ketika dia mendaftar ke Akademi Roh Areishia, dia mungkin menyembunyikan benda itu diam diam.

“Aku sudah menipu semua penjaga istana bodoh dan mengambilnya diam diam dari aula harta karun keluarga. Karena sudah kutukar dengan imitasi, nggak akan apa apa.”

Si Tuan Putri membusungkan dadanya.

“Ah, kupikir juga seperti itu........hn.”

Entah kenapa, Kamito merasakan kalau ada sesuatu yang terasa ganjil.

Identitas dari perasaan ganjil itu adalah..........Dada Fianna yang mengempis.

.....Kecil. Tampak jelas menjadi lebih kecil.

“Itu mengingatkanku. Barusan Fianna......”

Dia menyembunyikan Bijih Roh itu—Batu Darah di dadanya.

Meski itu bukan benda yang besar, bagaimana dia menyembunyikannya?

“Ug.....Ja-jangan lihat.......”

Fianna, yang menyadari arah tatapan Kamito, menyilangkan kedua tangannya dan dengan malu malu menutupi dadanya.

“Kamito, Fianna, kamu tahu, sudah mengelabui kita sepanjang waktu ini.”

Claire mengacungkan jari telunjuknya dengan keras seolah hendak menyalahkannya.

“Mengelabui?”

“Benar sekali, gadis ini adalah Tuan Putri Dada palsu.”

“....”

Kamito perlahan menoleh ke arah Fianna dengan ekspresi datar,

“....Uh, apa itu benar?”

“I-Itu benar, mereka hanya penyumpal.......apa itu salah?”

Pipi si Tuan Putri memerah, dan dia dengan cepat membuang wajahnya.

“Nggak, nggak perlu dibuat marah, tapi..........kenapa kamu melakukan hal seperti itu?”

“....Untuk melindungi Batu Darah. Takkan ada yang bisa mencurinya, kalau kusembunyikan dalam dadaku. Apalagi, la-laki laki suka gadis berdada besar, kudengar begitu.....”

Sejak awal, tujuannya datang ke Akademi adalah untuk menjerat Kamito dan menjadikan ia sebagai rekannya.

.....Itu mengingatkan Kamito kalau dia sering seenaknya datang dan menekankan dadanya, tapi apa itu untuk hal semacam itu?

“Nggak, ada juga laki laki yang suka wanita biarpun dada mereka kecil.”

“Eh?”

Entah kenapa, telinga Claire bereaksi dengan kedutan pada ucapan Kamito.

“Ka-Kamito, yang kamu katakan tadi........apa itu benar?”

“Ya, apalagi, tiap orang punya selera lawan jenis sendiri. Tapi, secara pribadi, kupikir dibanding nggak punya sama sekali, punya itu lebih baik.........Ouw!”

Pada saat itu, cambuk Claire terbang ke arahnya.

“Ka-kamu, kamu.......!”

“Bukan, yang kukatakan tadi Cuma pikiran pribadiku. Di dunia, ada banyak juga laki laki yang memiliki pilihan semacam itu........”

“Uuu!”

Air mata muncul di mata merah delimanya, sambil Claire menggigit bibirnya.

“Yang jelas, perasaan lembut itu dari penyumpal.....?”

.....Kamito betul betul tak menyadarinya. Sudah diduga, level teknologikal dari Ibukota Kekaisaran tak bisa dianggap enteng.

“Meski rencanaku adalah menggunakan Batu Darah dalam [Tarian Pedang] sebagai kartu truf.”

Menurunkan drastis suaranya, Fianna menepuk nepuk dadanya, sambil ia bergumam.

Meski begitu, ukurannya tidak kecil kecil amat. Ukurannya normal untuk gadis seusianya.

Setidaknya, itu bukan payudara tak berkembang seperti milik Claire—

“Uh, apa?”

“....Nggak, maaf. Bukan apa apa.”

Kamito memalingkan tatapannya dengan gugup dari Claire, yang melotot tajam dengan matanya yang berair.

Ahem, Kamito berdehem dan berpaling pada Fianna.

“Namun, kenapa kamu harus membawa Bijih Roh itu?”

Roh dan bagian kekuatannya, yang dilepaskan dari Bijih Roh, akan sekejap kembali ke Astral Zero, dan takkan bisa digunakan lagi.

Sehingga, Kontraktor Roh, yang memiliki Roh Terkontrak, normalnya tak menggunakan Bijih Roh. Bagaimanapun juga, akan jauh lebih efektif untuk menggunakan sihir Roh dan Roh Terkontrak sepanjang waktu dalam Tarian Pedang.

“....”

Saat Kamito bertanya, Fianna menundukkan kepalanya dan mendesah dengan tenang.

“Yah, suatu saat pasti akan ketahuan juga. Akan kukatakan pada kalian disini dan sekarang juga.”

“...?”

Kamito dan Claire saling bertukar tatap pada ekspresi serius tak wajar Fianna.

“—Itu terjadi empat tahun lalu, aku kehilangan kemampuan untuk menggunakan Rohku.”


Bagian 2

Untuk alasan inilah bahwa meski diharapkan sebagai kandidat Tuan Putri Roh setelah Rubia Elstein—Fianna Ray Ordeshia sang Tuan Putri kedua mengundurkan diri dari posisi itu dan dihapus dari keluarga kerajaan.

Itu karena dia tak bisa menggunakan Roh Terkontraknya.

“Gadis Tuan Putri, yang bahkan tak bisa memakai Roh Terkontrak, tak memiliki kualifikasi untuk menjadi Tuan Putri Roh yang layak melayani Raja Elemental.”

Fianna memandang kebawah, dan bergumam seolah mencela dirinya sendiri.

“....”

Kontraktor Roh yang tak bisa menggunakan Rohnya adalah—secara pasti—bukan lagi Kontraktor Roh.

Dan kemudian, situasi, dimana Kontraktor Roh mendadak tak mampu menggunakan Rohnya, bukan hal yang tidak biasa.

Misalnya, ada kasus dimana tubuhnya mungkin ternodai, atau sumpah yang dibuat sepanjang kontrak patah—bahkan diluar kasus kasus itu, ada kasus dimana seseorang menjadi tak mampu bertukar perasaan dengan Rohnya karena semacam trauma emosional.

Singkat kata, pertukaran perasaan dengan Roh sangat bergantung pada kondisi pikiran si Kontraktor Roh.

Apa insiden yang sudah menyebabkan itu—Fianna juga tak berbicara apa apa tentang itu.

Kamito bermaksud tak menggali lebih dalam.

“Namun, bicara soal empat tahun lalu—“

Itu adalah insiden besar besaran yang mengguncang Kekaisaran Ordeshia.

Itu adalah tahun dimana pembangkangan sang Ratu Bencana—Rubia Elstein berlangsung.

Dan kemudian, Fianna adalah Gadis Tuan Putri dari [Institut Ritual Kedewaan] yang sama dengannya.

Dia mengalami insiden itu, yang memberikan trauma emosional sampai membuatnya kehilangan kekuatan Kontraktor Rohnya.

Sebuah kebetulan—Kamito tak berpikir seperti itu.

“Maaf sudah menyembunyikannya. Meski begitu, aku bermaksud menceritakannya suatu hari......kalau aku diketahui tak mampu bertukar perasaan dengan Rohku, aku nggak akan diizinkan berada dalam Akademi.”

“Tapi, bagaimana kamu bisa lolos dalam Ujian masuk? Kalau aku tidak salah, pasti ada Ujian Praktek kan?”

Kamito diterima tanpa syarat tanpa Ujian karena kekuasaan Greyworth, namun, pada dasarnya, ada Ujian praktek yang sangat ketat di Akademi. Tidak semua orang yang memiliki kemampuan Kontraktor Roh bisa masuk.

“Aku menyembunyikan beberapa potong Bijih Roh di dalam lengan bajuku, dan melepaskannya berturut turut. Untuk berpura pura seolah aku sedang memakai Roh. Karena dulu aku memiliki prestasi saat masih menjadi kandidat Tuan Putri Roh di [Institut Ritual Kedewaan], mereka mudah dikelabui.”

“Kamu menggunakan Bijih Roh yang berharga untuk ujian masuk curang ke dalam Akademi?”

“Petugas Pengawas juga tak pernah berpikir kalau akan ada orang melakukan hal seperti itu.”

“Bego amat, kalau kamu masuk dengan cara itu, bukankah sudah jelas kalau kamu akan terekspos dalam sekejap? Sampai kamu melakukan hal seperti itu, kenapa kamu datang ke Akademi ini?”

“Itu—“

Fianna melirik ke arah Kamito.

Tujuannya adalah masuk dalam tim dengan Penari Pedang Terkuat dan memenangkan Tarian Pedang.

Namun, Kamito akan kelimpungan kalau Claire diberitahu seperti itu.......sangat kelimpungan.

Sehingga, Fianna tersenyum dengan cara yang hanya Kamito pahami.

“Itu untuk mencium Kamito-kun.....”

“Bukan itu. Hei, Claire, jangan angkat cambukmu.”

Fianna melihat alis Claire terangkat dan terkikik.

“Bercanda kok. Tujuanku adalah menang dalam Tarian Pedang dan mengabulkan [permohonan]ku. Untuk meraih kembali kekuatan Kontrak Rohku yang hilang.”

“Semua orang sama sama mengincar kemenangan dalam Tarian Pedang. Namun, kenapa kamu berpikir untuk masuk dalam tim kami? Memang aneh kalau aku mengatakan ini tapi, Tim kami punya peringkat terendah.”

“....”

Kemudian, Fianna tiba tiba menempatkan jarinya di bibirnya sambil merenung.

“.....Itu benar. Karena aku berpikir kalau kalian akan menerima aku.”

Itu sedikit berbeda dari nada nakal Fianna yang biasanya.

“Apa maksudmu?”

“Bagaimanapun juga, kalian memiliki Kontraktor Roh laki laki dan kamu adalah adik dari Ratu Bencana. Biarpun Ratu yang Hilang sepertiku, yang sudah kehilangan kualifikasi Kontraktor Rohnya bergabung, nggak akan terlihat ganjil, ya kan?”

Dia memakai nada bercanda. Ia memiliki nada kesepian seolah dia tengah menyalahkan dirinya sendiri entah kenapa.

Alasan mengapa Fianna datang ke Akademi dan mendekati Kamito.

Agar bisa memenangkan Tarian Pedang, ia akan menggunakan Kamito, yang pernah menjadi Penari Pedang Terkuat—itulah yang ia pikirkan.

Namun, alasan sejatinya – tanpa diduga – mungkin lebih dari ini.

Selalu kesepian, selalu diremehkan, Tuan Putri yang terbuang hanya menginginkan teman—

“Baiklah, aku sudah mengakui rahasiaku, tapi—“

Ahem, Fianna berdehem dan berujar.

“Apa yang aku harus lakukan? Sebuah Tim nggak akan memerlukan Kontraktor Roh yang nggak bisa memakai Roh Terkontraknya, jadi bagaimana?”

Tuan putri itu menatap Kamito dan Claire di hadapannya dengan ekspresi kesepian.

Nadanya memang dengan bercanda, namun pupil hitamnya bergetar kuat, seperti merasa cemas.

Dan kemudian, Claire mungkin juga menyadari. Kalau ujung jarinya sedikit gemetaran.

Tak lama kemudian—

“Nggak masalah, hal semacam itu.”

Kamito menghela nafas.

“Fianna, kamu melindungi kami dengan mempertaruhkan nyawamu. Kamu adalah rekan tim kami.”

“...!”

Fianna tercengang sambil melebarkan matanya.

“Hei, apa itu nggak masalah?”

Kamito menoleh ke arah Claire—

“Nggak apa apa.”

Claire mengangguk sambil menatap dada Fianna, yang sudah mengempis.

“Fianna, kamu adalah temanku. Teman dari aliansi tanpa dada.”

“Jangan samakan aku denganmu! Aku punya lebih banyak dari kamu, Claire!”

“A-Apa apaan itu!”

‘Gogogogogogo’.......Rambut Claire membara, berdiri sampai ujungnya; pada saat itu—

“.....!?”

Mendadak, tanah berguncang.

Dari langit langit yang hampir runtuh, pecahan puing puing berjatuhan dalam jumlah besar.

“.....Gempa lagi!?”

“Jangan jangan........Jormungandr sudah hampir bangun?”

“Sepertinya begitu. Namun, selama Jio Inzagi belum menemukan [Kuil Sejati], dia seharusnya takkan bisa melepas segel secara sempurna.”

“Berarti, asal kita bisa menemukan [Kuil Sejati] terlebih dulu........”

Claire berhenti di tengah kalimatnya dan menghela nafas dalam kekagetan.

“Material spesifikasi penyegelan yang dicuri dari Akademi—Lokasi keberadaan Kuil Sejati mungkin sudah tercatat di dalamnya.”

“Begitu! Kalau itu adalah tujuan dia mencuri material itu—“

“Bukan, material militer sudah dikodekan. Membaca kodenya seharusnya perlu waktu.”

Seorang, yang mengangkat suaranya, adalah Ellis yang mengangkat setengah tubuhnya dari tanah.

Sepertinya dia terbangun dari gempa barusan.

“Ellis, kamu sudah bisa bergerak?”

Kamito memanggilnya.

“Belum, aku masih belum kuat berjalan. Ini memalukan tapi kakiku lumpuh oleh racun.”

Ellis memukul lututnya yang tak mau bergerak sambil menggigit bibirnya, nampak sangat kecewa.

“Aku juga belum pulih sampai poin aku bisa bertarung.”

Kali ini adalah Rinslet, yang bersandar di dinding, mengeraskan suaranya.

“Fianna, biarpun kamu kehilangan kekuatan Rohmu, bisakah kamu menarikan ritual Kagura?”

“Ya, memang nggak sekuat saat aku masih di [Upacara Ritual Kedewaan], namun aku setidaknya bisa melakukan penyegelan ulang.”

Fianna mengangguk dan dengan lembut meletakkan tangannya di dagunya.

“Meski begitu, kita harus mencari Kuil Sejati tersembunyi lebih dulu, dan merebutnya.”

“Apa kita harus mencari di dalam tambang seluas ini.....?”

Yang jelas, ini adalah Tambang yang diabaikan beberapa dekade lalu. Lorongnya tidak dipertahankan, dan di atas semua itu, ada bahaya kalau itu akan runtuh sendiri bahkan oleh gempa kecil seperti yang barusan terjadi.

“Selain itu, bisa saja kita menemui Jio Inzagi itu lagi.”

Semua orang dibuat terdiam oleh gumaman Claire.

Ia adalah Kontraktor Roh laki laki, yang menggunakan tak terhitung jumlah Roh.

Biarpun para anggota, yang menyatakan memiliki kemampuan level top membentuk kelompok, mereka masih bukan tandingannya.

“Dia tahu soal Restia.........”

Kamito secara insting menggenggam tangan kirinya, yang tertutupi oleh sarung tangan kulitnya.

“Siapa dia sebenarnya?”

“Pria itu, seolah olah dia adalah Raja Iblis yang sebenarnya.......”

“Uh, dia terpukul mundur oleh serangan Fianna barusan, namun kupikir itu saja nggak mungkin mengalahkan dia.”

Ellis mengangguk dengan ekspresi setuju pada gumaman Rinslet.

Pada saat itu.

“Kamito, aku tahu lokasi dari Kuil Sejati.”

Suara datang dari pedang yang bersandar di dinding.

“Est?”

Kamito menyentuh gagang Est, dan membatalkan status senjata elementalnya.

Pembunuh Iblis menjadi partikel cahaya, lenyap ke ruang kosong, dan bertransformasi menjadi gadis cantik dalam sekejap.

“Apa maksudmu kamu tahu lokasi dari Kuil Sejati?”

“Ya, Kamito, pada waktu dahulu sekali sebelum tempat ini menjadi tambang – beberapa ratus tahun lalu, gunung ini sendiri adalah Kuil Peringkat Tinggi yang digunakan untuk memuja Roh. Aku mengunjungi tempat ini beberapa kali sebelum aku disegel kedalam pedang.”

Itu benar, Est pada dasarnya adalah Roh Peringkat Tinggi, yang disegel beberapa ratus tahun lalu. Tidaklah aneh bahkan kalau dia dipuja oleh semua orang di Gunung suci.

“Bisakah kamu memandu kami ke lokasi Kuil Sejati?”

“Tentu saja.”

“Hebat sekali, Est.”

“Ya, Kamito. Kalau begitu, tolong belai kepala Est.”

“Ahh.”

STnBD V02 217.jpg

*Suri suri*Nade nade*

“Hn, terasa nyaman, Kamito.”

Est menutup sebagian matanya seperti kucing yang dibelai dagunya.

“....”

Mereka berdua—

*Hyooooooo.......!*

Para gadis menatap mereka dengan tatapan seperti membeku.

“Ap-Apa.....”

“Aku sudah memikirkan ini sejak dulu, tapi Kamito, tidakkah menurutmu kamu terlalu lembut pada Est?”

“Ku-Kupikir nggak juga.”

Dia secara insting melangkah mundur oleh tatapan tajam para gadis.

Pada saat itu.

“......”

Berguncang lagi........kali ini, bahkan lebih kencang dari beberapa saat yang lalu.

“Kita sebaiknya buru buru.”

“Ah—“

Kamito mengangguk, tapi—dia mendadak berhenti dan menolehkan kepalanya.

Ellis menggeleng kepalanya saat ia menyadari apa yang Kamito tengah pikirkan.

“Kami baik baik saja. Selagi kamu tak sadarkan diri, aku sudah melepaskan dan mengirim Simorg ke Akademi. Para Ksatria pasti akan berdatangan untuk membantu kami disini di waktu subuh.”

“Ellis.......”

“Pergilah, Kazehaya Kamito. Kami gagal dalam misi kami. Kupercayakan sisanya pada kalian.”

“Sepertinya aku juga nggak bisa bertarung, aku akan tinggal disini untuk merawat mereka.”

“........”

Kamito meremas tinjunya kuat kuat—

“......Aku paham. Aku akan kembali sesegera mungkin.”

“Ayo pergi Kamito, Fianna.”

Claire mengangkat Lidah Api di atas kepalanya, dan menghempaskan gunungan puing puing yang memblokir jalannya.