Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid2 Epilog

From Baka-Tsuki
Revision as of 02:51, 27 June 2012 by SATRIA (talk | contribs) (Created page with "==Epilog== —Esok paginya, Kamito terbangun di atas ranjang di kantor kesehatan. Dia, sejujurnya, tak mengingat banyak tentang apa yang terjadi setelah itu. Dia sudah memaksa...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Epilog

—Esok paginya, Kamito terbangun di atas ranjang di kantor kesehatan.

Dia, sejujurnya, tak mengingat banyak tentang apa yang terjadi setelah itu.

Dia sudah memaksakan kekuatan spiritualnya dalam memakai Est, dan kesadarannya menjadi kabur.

Jio Inzagi kemudian diringkus oleh para Ksatria dari Akademi, yang datang menyerbu, dan diserahkan pada militer Orudeshia sebagai pelaku dari insiden. Raja Iblis palsu itu, yang kehilangan kekuatan Batu Darahnya, tak lagi memiliki kekuatan untuk melawan.

JormungandrRoh Militer Tipe-Strategi, yang tertidur di bawah tambang, telah disegel ulang tanpa masalah oleh Fianna yang menyelenggarakan ritual penyegelan Kagura. Kuil, di atas tanah, juga telah dihancurkan tanpa sisa oleh para Ksatria. Semestinya takkan ada waktu lagi dimana dia akan dilepaskan.

Roh Kegelapan Restia telah lenyap tepat saat lengan Jio terpotong.

Bukan berarti dia sudah lenyap—itulah yang detak pada segel Roh, yang terukir di tangan kirinya, beritahu padanya.

“Restia, apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan?”

—Karena itu adalah harapan dia. Mantan Roh Terkontraknya mengatakan itu. Dan kemudian, bahwa Kamito akan menemui dia suatu saat nanti.

Siapa sebenarnya dia yang ia sebutkan? Apa dia menyebut Ren Ashbell lain yang ikut serta dalam Tarian Pedang putaran ini?—

“Pokoknya, selama kita terus maju, kita pasti akan bisa bertarung dengannya.”

Peringkat sekolah mereka meningkat pesat karena pencapaian misi peringkat S kali ini, namun masih banyak Tim yang berperingkat lebih tinggi. Selain itu, biarpun mereka mencapai [Tarian Pedang], juara juara elit akan dipilih, bukan hanya dari Akademi ini, namun dari setiap negara di benua.

“Ini bukan waktunya untuk berbaring disini.........”

Membuat senyum pahit, Kamito mencoba bangun dari ranjang, pada saat itu—

Sensasi lembut tengah menggeliat di bawah selimutnya.

“....E-Est! Kamu lagi!?”

Dia membalikkan selimut dengan panik.

Est telanjang—

—Tak ada di atas ranjang.

“......Fianna!?”

Kamito membiarkan mulutnya terbuka lebar.

Seorang yang berada disana, adalah Fianna, yang mengenakan seragam seperti gaun di tubuhnya.

“Mengecewakan, aku ketahuan deh. Padahal aku sudah berniat memainkan beberapa hal setelah ini.”

Sang Tuan Putri menyibakkan rambut hitam glamornya, dan dengan imut menjulurkan lidahnya.

Ditatap oleh pandangan lembut yang seksi, Kamito dengan spontan merona merah.

“Ap-Ap-Ap-Apa yang kalian lakukan!?”

“Fufu, apa kamu tahu kalau Gadis Tuan Putri dari [Institut Ritual Kedewaan] mengetahui banyak teknik untuk bisa menghibur Roh?”

“K-Kamu, apa yang kamu rencanakan......”

“Bercanda kok. Namun, lihat, apa kamu merasa kalau vitalitasmu sudah pulih?”

“....? Ya, memang......”

Dia merasa ada semacam energi yang mengalir ke seluruh tubuhnya. Normalnya, kekuatan spiritualnya takkan pulih sebanyak ini hanya dengan beristirahat satu hari.

“Itu adalah ritual Kagura rahasia dari [Institut Ritual Kedewaan] untuk mendistribusikan kekuatan spiritual Gadis Tuan Putri – Namun, untuk menggunakannya, kulit kita harus saling bersentuhan. Kalau kamu keberatan, maaf ya.”

Fianna dengan cepat tersipu malu, dan dengan canggung melihat ke bawah.

“Kamu nggak berpikir kalau aku ga-gadis tak tahu malu kan? Bahkan aku.........sangat malu.”

“M-Maaf......makasih. Namun, kamu nggak perlu memaksa dirimu.”

Kamito meminta maaf dengan gugup.

Fianna berpura pura bersikap dewasa, namun sebetulnya dia Tuan Putri yang polos. Setelah membuatnya secemas ini, Kamito tak mungkin memintanya untuk menyingkir.

“Aku nggak memaksa diriku, aku melakukannya karena a-aku suka.”

Fianna dengan cepat membuang wajahnya dengan wajah masih merah.

“.....Hei, Fianna, tak apa apakah kalau kamu tak kembali ke [Institut Ritual Kedewaan]?”

Alasan untuk dia berpartisipasi dalam Tarian Pedang seharusnya adalah mendapatkan kembali kekuatan Roh Terkontraknya dengan [permohonan] yang diberikan pada pemenang.

[harapan] itu sudah terkabul, jadi – tak ada lagi artinya tetap berada di Akademi ini.

“Tak mungkin aku bisa kembali setelah sepanjang waktu ini. Selain itu, kamu tahu—“

Fianna menyibak rambut hitam panjangnya, dan dengan lembut mendekatkan wajahnya.

“Aku mempunyai [permohonan] lain yang aku ingin kabulkan.”

“Apa? Apa harapanmu yang lain itu?”

“Rahasia—“

Ada sensasi lembut di pipinya.

Seiring bibir merah seperti cherry-nya mendekat, ia bersentuhan dan lepas dengan lembut.

“......Kamu belum menyerah untuk menjeratku, kan?”

Kamito menggerutu dengan ekspresi datar.

“Ya, benar sekali. Kali ini aku serius.”

Si Tuan Putri memasang senyum nakal – dan, pada saat itu.

*Gacha* - pintu ruangan terbuka.

“Ka-Kamito!?”

Rambut kuncir kuda yang berayun.

Itu adalah Claire yang membawa sejumlah besar makanan persik kaleng.

....sepertinya dia datang untuk menengok Kamito.

Ia melihat Kamito, yang menempel erat dengan Fianna di atas ranjang.

*Gogogogogogogogo.......!*

“K-Kamu b-berdua, a-a-apa yang kalian lakukan....”

“Tunggu, ini salah paham. Karena ini nggak seperti pikiranmu.......”

“Oh, Kamito-kun, apanya yang salah paham?”

Fianna dengan erat menempelkan tubuhnya pada Kamito.

“Ke-Kenapa kamu membuat kepura puraan seperti melempar kayu bakar ke mulut gunung berapi!?”

“.....Scarlet, panggang mereka!”

“Georgios, usir keluar cewek berisik itu!”

Pada saat itu, kucing neraka dan ksatria berarmor muncul dari ruang kosong.

Saat kucing neraka membuat intimidasi, si ksatria mengacungkan pedangnya.

“Hei, stop, ini ruang kesehatan—“

Teriakan Kamito itu terhapus dengan sia sia oleh suara keras dari benturan senjata.

Ruang kesehatan yang damai berubah menjadi medan tempur Tarian Pedang untuk beberapa saat.