Suzumiya Haruhi ~ Indonesian Version:Jilid1 Bab03

From Baka-Tsuki
Revision as of 20:25, 31 May 2007 by Nandaka (talk | contribs) (started chapter 3)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Chapter 3

Dikarenakan peristiwa gadis kelinci yang terkenal, Asahina juga menjadi nama yang umum di sekolah. Setelah mengambil ijin sehari, dia kembali hadir dengan berani di ruang klub.

Karena belum ada aktivitas klub yang berarti, aku membawa papan Othello, yang terkubur dalam di rumahku, lama terlupakan, dan memainkan beberapa kali bersama Asahina sambil mengobrol dengannya.

Situs web-nya sudah selesai, tapi sama sekali tidak berguna karena tidak ada pengunjung maupun email satu pun. Komputer itu hanya berguna untuk menjelajahi internet. Kalau orang-orang dari Kelompok Belajar Komputer mengetahuinya, mereka pasti akan menangis sendirian sampai mati.

Duduk di sebelah Nagato Yuki, yang membaca buku seperti biasa, aku memulai ronde ketiga dengan Asahina.

"Suzumiya-san benar-benar makan waktu." Asahina berkata lembut sambil menatap ke papan.

Mengetahui kalau dia tidak terpengaruh dengan apa yang terjadi sebelumnya, aku mengeluarkan nafas lega. Apapun yang terjadi, bisa bersama dalam satu ruangan dengan gadis imut yang satu tahun diatasmu cukup membuat orang bergidik.

"Hari ini ada murid pindahan datang, aku yakin di pergi untuk mencarinya."

"Murid pindahan?"

Asahina mengangkat kepalanya seperti burung kecil.

"Haruhi menjadi bersemangat saat dia mendengar kalau ada murid pindahan di kelas 1-9. Dia sepertinya suka dengan yang namanya murid pindahan!"

Aku menaruh keping hitan di papan dan membalikan keping putih.

"Uh huh..."

"Oh ya, Asahina-san, aku tidak pernah berpikir kalau kamu akan datang hari ini!"

"Um... aku memang ragu-ragu untuk sementara, tapi aku agak penasaran, jadi pada akhirnya aku datang."

Di mana rasanya aku pernah mendengar itu sebelumnya?

"Apa yang membuatmu penasaran?"

Plak! Dia menumpahkan papan kepingan satunya dengan jari kecilnya.

"Um... bukan apa-apa."

Aku berbalik dan menyadari Nagato menatap ke papan. Wajahnya kaku bagaikan boneka tanah liat, tapi di balik kacamatanya, matanya memperlihatkan kilau yang sebelumnya tidak pernah terlihat.

"..."

Tatapannya seperti kucing yang baru lahir terkejut melihat anjing untuk pertama kalinya. Aku merunut tatapannya yang menuju tanganku yang memegang papan kepingan.

"...Nagato-san, kamu ingin bermain?"

Setelah aku berkata demikian, Nagato mengedipkan matanya seperti robot, dan dengan cara yang sangat kecil yang kamu mungkin tidak sadari kecuali kamu memperhatikan dengan sangat, menganggukan kepalanya dengan ringan. Jadi aku bertukar tempat dengan Nagato dan duduk di sebelah Asahina.

Nagato mengambil salah satu keping dan mempelajarinya dengan seksama. Saat mengetahui kepingannya dapat menempel karena bersifat magnetis, dia tiba-tiba menarik tangannya seperti ketakutan.

"Nagato-san, pernahkan kamu bermain Othello sebelumnya?"

Dia perlahan menggelengkan kepalanya.

"Apakah kamu tahu peraturannya?"

Jawabannya negatif.

"Jadi begini, karena kamu pegang hitam, tujuanmu adalah untuk mengelilingi keping putih dengan keping hitammu. Dan kemudian kamu membalikan keping putih yang telah dikepung dan mereka akan menjadi keping hitam. Pada akhirnya, yang memiliki lebih banyak keping yang menang."

Dia menganggukan kepalanya. Kemudian, dia meletakakan keping dengan elegan di atas papan, walau dia agak ceroboh dalam membalikkan keping lawan.

Setelah lawannya diganti, Asahina mulai terlihat lebih gelisah. Aku menyadari jari Asahina mulai gemetaran, dan dia tidak akan berani mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah Nagato. Dia terkadang menoleh sekilah ke Nagato dan kemudian mengalihkan pandangan dengan cepat, yang dilakukannya beberapa kali. Pada akhirnya karena Asahina tidak bisa berkonsentrasi, jadi hitam dengan cepat mendapat keuntungan dalam permainan.

Mengapa bisa? Asahina sepertinya sangat waspada terhadap Nagato, aku tidak mengerti mengapa.

Itu tidaklah lama sebelum hitam menang dengan meyakinkan. Saat mereka berdua akan memulai ronde selanjutnya, otak yang bertanggung jawab dari semua kekacauan kembali dengan korban baru.

"Hiya, m'buat kalian menunggu!"

Haruhi menyapa kita dengan kasual sambil menarik kerah dari murid laki-laki.

"Ini adalah murid pindahan baru di kelas 1-9, namanya adalah..."

Haruhi tiba-tiba berhenti dan memberi tampang "ini giliranmu". Korban itu berbalik dan tersenyum ke arah kami.

"...Koizumi Itsuki, senang berkenalan dengan anda."

Figur yang langsing, dia memberikan kesan akan pemuda yang energetik. Senyum yang sangat menyenangkan, mata yang lembut, dan wajah yang tampan. Kalau dia berpose sebagai model di selebaran supermarket, pasti dia akan mendapat banyak fans. Kalau dia orang yang baik, pasti dia akan lebih populer.

"Ini adalah ruangan klub Brigade SOS. Aku adalah komandannya, Suzumiya Haruhi. Mereka ini adalah Bawahan Satu, Dua, dan Tiga. Oh dan, kamu Nomor Empat, ingat untuk bisa bersama dengan baik!"

Perkenalan macam apa itu!? Nama yang disebutkan hanya kamu dan dia saja!

"Aku tidak masalah untuk bergabung!"

Koizume, sang murid pindahan, tersenyum lembut:

"Jadi klub macam apa ini?"

Jika di sini ada seratus orang, pasti mereka akan bertanya hal yang sama. Banyak orang yang menanyakan hal ini kepadaku, tapi aku tidak pernah bisa mendapatkan jawaban untuk itu. Kalau seseorang bisa menjawab hal itu dengan lancar, maka dia pasti berbakat sebagai penipu! Meskipun begitu, Haruhi sepertinya tidak terlihat terlalu peduli, dan terseyum kepada kami dan berkata:

"Biar aku menjelaskan kepada mu tentang apa Brigade SOS itu, dan itu adalah..."

Haruhi perlahan mengambil nafas, dan lalu memaparkan secara dramatis kebenaran yang mengejutkan.

"Untuk mencari alien, penjelajah waktu dan esper, dan berteman dengan mereka!"

(15% complete)


Kembali ke Main Page Mundur ke Chapter 2 Maju ke Chapter 4