Boku wa Tomodachi ga Sukunai:Jilid2 Cerita Pendek Bergilir "Saint☆Aniki"

From Baka-Tsuki
Revision as of 13:26, 3 September 2012 by Exiagundam00 (talk | contribs) (Created page with "==Cerita Pendek Bergilir "Saint☆Aniki"== Suatu hari seusai sekolah. Yozora, Sena, Yukimura, Rika, Kobato, Maria, dan aku, dengan kata lain, semua anggota Klub Sahabat berk...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Cerita Pendek Bergilir "Saint☆Aniki"[edit]

Suatu hari seusai sekolah.

Yozora, Sena, Yukimura, Rika, Kobato, Maria, dan aku, dengan kata lain, semua anggota Klub Sahabat berkumpul di ruang klub.

Aku mengerjakan PR, Yozora membaca novel, Sena memainkan galgenya di PS, Yukimura diam berdiri, Rika melakukan sesuatu dengan PSPnya, dan Kobato membaca manga.

"...Keadaan ini seperti, kita hanya melakukan apa yang kita suka."

Aku berujar setelah berhenti menulis.

"Terus? Ini yang biasa kita lakukan kan?" Ucap Yozora tanpa memalingkan kepala.

"Iya sih, tapi...jarang-jarang semuanya bisa kumpul jadi kupikir tak ada salahnya melakukan kegiatan seperti klub-klub seharusnya."

"Aniki, bisa berada di sampingmu sudah lebih dari cukup bagiku."

Kata Yukimura dengan suara pelan dengan wajahnya yang kelihatan melamun seperti biasa.

"Yukimura blak-blakan banget. Mungkin aku harus belajar darimu."

"Belajar apa emangnya..."

"Rika sangat tertarik kepadamu, Kodaka-senpai. Tolong ijinkan aku mempelajari rambutmu, bentuk wajahmu, ototmu, otakmu, dan apapun tentangmu. Ah! Apa mungkin ini...cinta?"

"Mana mungkin!"

"Aku akan berusaha mendapatkan tubuhmu dulu baru kemudian hatimu."

"Kau Seharusnya menarik hati seseorang dulu! Dan aku tak mau kau mendekati tubuhku!"

"Gak masalah kan, hati dan perasaan cuma sekadar reaksi kimia. Hanya perlu sedikit cuci otak untuk memanipulasinya."

"Memangnya kau itu apa? Ilmuwan gila?"

"Memangnya Kodaka-senpai pikir aku ini bukan?"

"Jangan mengiyakan apa yang kubilang!"

Aku menjawab semua perkataan konyol Rika dalam sekali tarikan nafas.

Rika tersenyum kecil.

"Kau selalu bisa memberikannya (menjawab semua perkataan) padaku dengan hebat Kodaka-senpai...Ngomong-ngomong Kodaka-senpai, "memberikannya padaku dengan hebat" apa tak terdengar agak mesum?"

"Kumohon, tolong jangan bicara lagi!"

"Kodaka berteriak, dan kemudian tiba-tiba dia memeluk Rika dengan bergairah dan mencoba mencuri cium bibirnya-"

"Aku tak mencuri apapun!"

"Kalau kuingat-ingat, aku punya banyak kenangan buruk dengan ciuman."

"Eh!"

Perkataan Rika mengejutkanku karena ia mengatakan hal tersebut dengan wajah serius.

"K-Kau sudah pernah berciuman sebelumnya...? Dan lebih dari sekali..."

"he he. Rika mungkin kelihatannya begini, tapi Rika punya banyak pengalaman tahu. Dulu Rika pernah memberi ciuman menggairahkan kepada ubur-ubur, tapi ubur-ubur itu malah menyengat bibirku sehingga Rika menghabiskan 3 hari berjuang antara hidup dan mati. Sekitar sebulan setelah itu bibirku membengkak lebih dari yang kau bayangkan dan rasa sakitnya juga minta ampun."

"...Terima kasih atas ceritamu yang mengagumkan."

"Rika masih punya banyak cerita lain tentang masalahku setelah tak tahan lalu mencium kumbang rusa, udang karang, cumi-cumi, ular, dan banyak binatang lainnya."

...Membayangkannya saja sudah terasa sakit.

"Juga ada saat dimana Rika mencoba mencium planaria peliharaannya, Punya, tapi Rika melakukan kesalahan ketika mendekati cawan Petri untuk menciumnya dan tak sengaja menelannya. Rika masih ingat tragedi itu seperti baru terjadi kemarin. Tentu saja Rika belajar dari semua kesalahan itu dan tak melakukannya lagi, tapi... Rika sangat ingin ciuman pertamanya dengan mamalia dilakukan denganmu, Kodaka-senpai... Ngomong-ngomong, kata-kata barusan itu senjata rahasia Rika untuk menggoda pria. Gimana? Apa kata-kata Rika barusan membuatmu deg-degan, Kodaka-senpai?"

"Um, apa kau, mungkin, sebenarnya IDIOT KELAS BERAT?"

Kataku, dan tanpa alasan jelas, pipi Rika memerah.

"Kau orang pertama yang menanyakan itu padaku, Kodaka-senpai. Kodaka-senpai, kau selalu mencuri setiap pengalaman pertama Rika..."

"Memangnya pengalaman pertama apa lagi yang pernah kucuri darimu!?"

"Kodaka-senpai adalah orang pertama yang berbicara padaku semenjak aku pertama masuk sekolah ini."

"Beneran!?"

Aku sungguh tak percaya... Kupikir sependiam-pendiamnya orang pasti pernah bicara juga... saat sedang berpikir begitu...

"Uahhh! ending buruk lagi!!"

Sena melempar stik PSnya ke lantai.

"Ini sudah yang ke 5x! Gimana sih game ini!?"

"Diam, Daging..."

Ucap Yozora, kesal mendengar keluhan Sena.

"Oh? Sena-senpai, apa judul game yang kau mainkan "The Fragrant Demon King!"?"

Tanya Rika setelah melihat ke layar TV.

"Iya, memang kenapa?"

"Kalau tak salah, game itu ada bug dimana jika pemain mengganti nama karakter, mereka pasti akan selalu mendapat ending buruk."

"Ap...!?"

Wajah Sena langsung pucat.

"Jadi maksudmu aku selamanya takkan bisa berteman dengan Kaguyama!?"

"Tidak. Kalau kau merubah namamu kembali ke default sesaat sebelum event yang memicu bug, kau bisa menghindarinya."

Walaupun Rika bilang begitu, Sena tetap menggelengkan kepalanya seperti ia benar-benar merasa sedih.

"...Aku tak bisa melakukannya. Aku tak bisa membiarkan hubungan antara aku dan Kaguyama dinodai pria lain walaupun cuma sesaat. Aku hanya perlu-!!"

Sena mengeluarkan kepingan DVD game tersebut dari PS, memencet tombol reset, dan berbicara pelan dengan suara yang sangat sedih "Selamat tinggal... Kaguyama..." lalu mematahkan DVD game itu.

Setelah itu, ia kemudian menghapus semua save data game itu.

Apa kau harus sampai mematahkan DVD game itu!?"

"Bego..."

Yozora dan aku tercengang.

Sena lalu berbicara pelan sambil menatap langit

"Hmph... Hanya ada dua jenis perempuan di dunia ini. Jenis pertama adalah yang bisa berteman denganku sedangkan jenis satunya lagi hanya sampah. Sampah yang tak mau berteman denganku mendingan mati aja ke laut..."

"Sena-senpai sangat memegang teguh idelaismenya, aku sampai kagum. Tapi kalau saja kau memberikan Rika kepingan DVD game tadi, memperbaiki bug kecil seperti itu saja sih mudah."

"Kenapa kau tak bilang lebih awal!?"

"Uu... Kaguyama... Haa... aku jadi tak ingin main game lagi hari ini..."

Sena yang patah hati pun lalu duduk di sofa dengan kepala tertunduk.

"Jadi, Kodaka, kau ingin melakukan sesuatu hari ini? Kalau iya, aku tak keberatan ikutan."

Kupikir ia mendengar perkataanku tadi saat ia sibuk memainkan galgenya.

"...Yah, kupikir tak ada salahnya mendengar idemu" kata Yozora.

"Rika belum pernah melakukan kegiatan klub apapun sebelumnya jadi Rika sangat tertarik dengan bagaimana caranya seseorang melakukan 'kegiatan seperti klub-klub seharusnya'."

"Aku akan melakukan apapun yang Aniki inginkan."

Ujar Rika dan Yukimura.

Walaupun memang aku yang mengusulkan tapi aku tak punya usul ide yang bagus...

Setelah berpikir sejenak

"...Gimana kalau cerpen bergilir?"

Itulah ideku.

"Apa itu cerpen bergilir?"

"Semuanya bergiliran menulis beberapa bagian cerita. Setelah menulis sekian banyak, kau memberikannya kepada orang setelahmu dan ia harus membuat lanjutan ceritamu tadi."

"Kenapa kau ingin melakukan kegiatan seperti itu,Kodaka?"

"Ah, di novel yang pernah kubaca, ada satu bab yang menceritakan tentang bagaimana sebuah klub melakukan kegiatan itu, jadi saat ini kegiatan itulah yang terlintas dalam benakku. Lagipula sepertinya akan menyenangkan dan terlihat seperti kegiatan yang biasa dilakukan orang-orang 'normal'."

"Ohh...? Yah, kedengarannya memang akan menarik."