Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid3 Bab3

From Baka-Tsuki
Revision as of 14:23, 28 October 2012 by TakoMiko (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Bab 3: Ulang Tahun Claire

Bagian 1

Kemudian, Kamito pergi untuk menjalani pelajaran tambahan.

Sejak Est, tidak suka duduk dan mendengarkan ceramah, ia memilih bermain di luar bersama Claire.

Ketika ia membuka pintu kelas, Terlihat Figure tidak asing di dalam, ia mengenalinya dari kerumunan murid dalam kelas.

Rambut Biru dengan kuncir kuda....tidak di ragukan lagi, pimpinan pasukan Sylphid, Ellis.

"Ia juga ikut pelajaran tambahan?"

Cukup mengejutkan, untuk gadis seperti Ellis yang selalu terlihat serius, gagal dalam pelajaran.

Kamito mencoba menghampirinya dari belakang.

Masih terasa mengganjal, ia ingin menjelaskan insiden pagi tadi.

Ellis membuka buku tebal yang di tuli dengan bahasa Roh dan membacanya pelan-pelan.

Terlihat begitu fokus dalam belajarnya sampai ia tidak menyadari Kamito mendekat.

"Apa mungkin ia mencoba mengapal tiap kata demi kata yang ada di dalam buku?"

Kamito berfikir tidak mungkin, Tapi Ellis sendiri terlihat memang sedang mencoba menghapalnya.

"..Oh, begitu, ia orang yang mudah serius tapi payah dalam belajar"

Dilihat ia adalah tipe yang Tergesa-gesa, Tipe seperti ini bisa berkembang selama ia tidak membuat kesalahan dalam prosesnya, tapi beberapa waktu ke waktu juga akan mengalami Hambatan.


"Yo, Ellis"

"Hyan!"

Di saat Kamito memanggil, terjadi Kilatan cahaya.

Ellis berbalik sembari mengayunkan pedangnya Vertical kebawah.

"...."

berhasil di hindari pedang nyangkut di meja.

Ada jarak setipis kertas saat Kamito menghindarinya.

"A-apa...kau coba membunuhku?"

"K-Kazehaya Kamito, jangan tiba tiba berdiri di belakang ku"

Sudah Hampir terbunuh, di marahi pula.

"jeritanmu imut sekali captain"

"mau kujadikan ayam cincang"

Ellis memandang dengan mengancam.

"Maaf mengejutkan mu Ellis, dan..apa kau juga mengikuti pelajaran tambahan?

"Yeah, itu benar, aku gagal dalam subject dasar"

"Berat sekali untuk kita berdua, tapi sejak kita satu kelas, mari saling membantu"

"Jangan samakan aku dengan mu, aku sibuk mengurus pasukan"

Kamito hanya membuat senyuman pahit melihat Ellis marah dan duduk di sampingnya.

Ellis tidak mengenakan Pelindung dada saat ini.

Tapi melihatnya mengenakan seragam biasa seperti ini terlihat menyegarkan.

ia selalu menunjukan Ekpressi gagah. Tapi sekarang, terlihat menawan.

...dadanya Ellis besar juga

Kamito adalah remaja dalam masa puber, tidak bisa di salahkan jika matanya melayang kesana.

jika sebesar itu, bukannya sempit kalau menggunakan pelindung dada?

Ketika ia berfikir seperti itu-

"Err...Kazehaya Kamito"

Ellis tiba tiba berdeham.

"uh?"

"tentang pagi ini, aku minta maaf"

"Eh?"

"Aku sudah dengar situasinya dari Claire, sepertinya hanya sebuah salah paham. Aku minta maaf...maukah kau memaafkan ku?"

Ellis menundukan kepalanya kebawah.

"Ah, tidak perlu di pikirkan, sebenarnya malah, bagaimana aku mengatakannya, jika Ellis tidak datang saat itu keadaan bisa menjadi lebih kacau lagi"

Kamito membuat senyuman sembari melambaikan tangannya, Ellis mengeluarkan nafas lega.

"Mereka sedang membuat cokelat untuk <<Festival Suci Valentia>>kan?"

"ya, sepertinya, Ellis apakah kau juga membuatnya?"

"A-aku"

Wajah Ellis menjadi merah.

"Aku tidak punya ketertarikan dengan hal semacam itu"

Ia menjadi marah.

"Ambil bagian di acara yang tidak jelas seperti itu, sama saja mengabaikan tugas sebagai pelajar"

Ellis terbatuk dan membenarkan pandangannya kearah buku text.

Untuk menenangkan wajahnya yang panas, ia mulai bergumam membaca lagi.

Tidak tahan hanya melihat, Kamito memberikan saran padanya.

"dari pada dibaca semua, bukannya lebih baik jika di baca bagian yang penting aja?"

"T-tapi aku tidak akan bisa belajar dengan tepat"

"Lebih tidak tepat jika hanya menghafal isi buku tanpa mengerti maknanya, lihat"

"Whuaa,a-a-apa yang kau lakukan!"

"Pertama keluarkan catatan mu, biar ku beri tahu bagian yang akan di pelajari"

"K-kau menyentuh dada ku.....err......"

"Apa?"

Ellis mengatakan sesuatu tapi tidak begitu terdengar.

Kamito semakin mendekatkan wajahnya dan muka Ellis semakin memerah.

Tidak sadar, Kamito hanya terus memberi tanda bagian yang akan di pelajari.

"Yang ini, ini, dan yang ini"

"B-begitu......Cara mengajar mu bagus"

"Yang benar?"

Memang jika di bandingkan dengan cara mengajar Claire, ini lebih baik. Claire selalu menjelaskan isi buku sebelum mulai mengajarkannya, tapi jujur saja, Kamito tidak mengerti apa yang di katakan.

Tipe seperti Claire cuma pinter buat diri sendiri.

"Jika ada waktu, bisa kau ajari aku lagi, cara mengajar mu mudah di mengerti"

"Ahh, tidak masalah"

Kamito membalasnya dengan senyuman ramah berjanji, kembali ke belajar, ia memusatkan perhatiannya ke depan.

Berdiri di podium adalah Freya yang akan mengajar.

Jika mereka telat sedetik saja memutar pandangan kedepan, batangan kapur akan datang berterbangan.



Bagian 2

Pelajaran di mulai.

Ellis seperti biasa dengan serius mendengarkan perkataan.

"Dengan kata lain, tergantung situasi , terjadi beberapa kasus Roh terkontrak yang Lenyap seluruhnya, dan tentu saja tidak akan ada mereka yang cukup bodoh untuk mencoba <<Kutukan Senjata Tersegel>>"

Apa yang guru Freya katakan adalah tentang alat pembobol Segel Roh <<Kutukan Senjata Tersegel>>

Bisa di katakan seseorang bisa melakukan Kontrak dengan roh melalui cara buatan.

Masih digunakan saat perang rambal, tapi sekarang sudah dilarang karena melanggar perjanjian antar negara. Walaupun bukan rahasia umum lagi beberapa negara masih melakukan penelitian lebih lanjut.

Di <<Sekolah Instruktur>> pun, aku juga melakukan penelitian <<Kutukan Senjata Tersegel>>

<<Sekolah Instruktur>> untuk Yatim Piatu, Jio Inzagi yang mereka lawan tempo hari juga berasal dari tempat yang sama.

Di dalam tubuhnya tersegel 72 roh.

Di samping menyegel Roh, <<Kutukan Senjata Tersegel>> juga memberikan Effect tambahan seperti menarik paksa kekuatan Roh dan penambahan Element baru. Terdengar sepertinya sangat praktis, tapi sampai di larang karena menyalahi perjanjian antar negara juga ada sebabnya.

Beberapa dari seluruh orang yang di pasangkan <<Kutukan Senjata Tersegel>>, menerima efek samping yang fatal.

"saat perang Rambal, banyak Kontraktor roh yang di pasangkan <<Kutukan Senjata Tersegel>>, Kalian Tahu apa Efek samping yang di akibatkan?- Ellis coba jawab"

"Okay, kekuatan Mereka sebagai kontraktor roh menjadi lepas kendali"

Ellis berdiri dari tempatnya dan menjawab dengan jelas.

"itu benar, jumlah mereka yang tidak cocok dengan <<Kutukan Senjata Tersegel>> tidak lebih dari 10%. Akan tetapi penelitian sampai sekarang masih di lanjutkan untuk mereka yang menginginkan kekuatan instan"

Guru Freya berkata dengan keras sembari mengayunkan tongkat.

Tiba tiba Kamito yang merasa ada yang Ganjil dari sikap gurunya berbisik pelan kepada Ellis.

"Topic <<Kutukan senjata Tersegel>> ini terlalu di bicarakan panjang lebar, seingatku ini bukan bagian dari Kurikulum"

"...yes, faktanya ada pemberitahuan untuk Pasukan Sylphid pagi ini"

Ellis sedikit mengagguk.

"beberapa hari ini terjadi penjualan <<Kutukan Senjata Tersegel>> menjelang tarian pedang di kota akademi, barusan tadi mungkin bagian dari pemberitahuan"

Tentu saja, Penjualan Kutukan senjata Terkutuk di larang di kerajaan Ordenshia.

Para Gadis di akademi ini juga mengerti tentang resiko yang di hadapi.

Meskipun begitu, beberapa di antara mereka masih ada yang ingin meraih kekuatan mudah.

Terutama mereka dengan team yang Rankingnya kurang memuaskan sebelum Tarian Pedang, tidak akan aneh jika banyak dari mereka yang masih mengunakannya meskipun sadar resikonya.

Pemasangan <<Kutukan Senjata Tersegel>> memakan banyak biyaya, tapi semua perempuan yang masuk ke akademi ini adalah gadis bangsawan dengan yang punya modal.

Bukannya hanya di anggap Illegal oleh berbagai organisasi, Resikonya jauh lebih rendah dari pada penangkapan roh untuk di jual di pasar gelap.

"Bukti sebuah hati menjadi lemah adalah tergoda untuk memiliki <<Kutukan Senjata Tersegel>>, akan tetapi yang jahat tetaplah mereka yang mendistribusikan, sebagai penjaga keamanan aku tidak akan pernah memaafkan mereka karena mengacaukan ketertiban akademi"

Kelemahan hati yang menginginkan kekuatan, Kamito tidak bisa menyalahkan.

Siapapun juga tidak akan menolak dengan godaan itu.

Begitu pula dengan Claire.

Menderita dengan kelemahan dirinya, ia menerima Roh Sinting pemberian Restia.

Menginginkan kekuatan tidak peduli apapun bayarannya, itu sesuatu yang Kamito mengerti sebagai seseorang yang pernah meraih Gelar terkuat.

Bisa melakukan kontak dengan Roh walaupun dirinya adalah pria. Bahkan ketika ia berfikir mengutuk kekuatan tersebut, orang itu juga sama, ia yang dirinya pernah di sebut sebagai raja setan paling kejam dalam sejarah.

-Akan tetapi, aku bisa membayangkannya

Kamito memalingkan mata untuk melihat lengan kirinya.

Jika ia tidak bisa memaksanyaRestiaherdengan kekuatannya yang sekarang.

Ada kemungkinan Kamito juga akan mencoba kekuatan terlarang.

"Berapa orang yang pasukan Sylphid amankan?"

"err,tentu saja untuk menguak organisasi ilegal seperti ini di butuhkan waktu, tapi sejak insiden serangan kemarin, kami jadi kekurangan orang"

"begitu..."

Ini adalah tentang insiden penyerangan oleh Jio Inzagi, pencurian Roh Militer yang di segel di perpustakaan akademi.

Lima orang dari pasukan Sylhid terluka saat itu, di tambah lagi Rakka dan Reishia yang juga teman satu teamnya Ellis terluka saat tugas di kota Tambang.

Jadi total jumlah orang yang masih bisa aktif, hanya sekitar 20.

Yang mana artinya, organisasi mereka tidak akan bisa berfungsi maksimal.

"Kedua teman mu, mereka baik-baik saja?"

"Mereka sudah pulih, paling tidak mereka bisa menggerakan anggota badan,Mereka belum pulih sepenuhnya untuk bisa kembali ke akademi. Jika tidak datang saat itu, mereka benar benar tidak akan bisa kembali ke akademi......sekali lagi aku berterima kasih kepadamu"

"Kami kebetulan ada di sana karena Tugas, lagi pula wajar jika melindungi teman satu akademi, jadi Ellis itu bukan sesuatu yang kau harus merasa berhutang karenanya, kami juga menerima penghargaan terima kasih atas surat rekomendasi dari mu"

Kamito reflex menjadi tegang dalam membuat senyuman.

"Itu sesuatu yang pantas di terima team scarlet, yang aku coba katakan di sini err, itu aku ingin menunjukan rasa terima kasih kepada mu secara pribadi lebih tepat di katakan, aku ingin melakukannya"

"uh?"

Ellis bergumam saat mengatakannya, tidak biasa ia seperti itu.

"Maaf, bisa katakan lebih keras?"

"....M-maksud ku"

Elli mendekatkan badannya.

Aroma sabun yang tadi ia gunakan mandi bisa tercium, Kamito secara spontan kepanikan.

"Err, kau punya rencana selesai pelajaran tambahan?"

"Rencana?, ahh ya kita akan merayakan pesta kemenangan dengan Claire dan yang lainnya.. Ellis, kau mau ikut?"

"....."

Ketika Kamito menjawab, Elli menempatkan dagu di tangan seperti ia sedikit cemberut.

"Tidak, aku menolak, sepertinya aku tidak di sukai Claire Rouge"

Ellis dengan tenang menggelengkan kepala.

"Jadi, kau bebas sore ini?"

"Asalkan tidak larut malam"

Kamito memeringkan kepalanya.

"Akan tetapi kenapa?"

"uh, ah.....aku cuma mau minta bantuan dalam belajar"

"Belajar?"

"b-benar, bukannya kau berjanji mau mengajari ku"

Wajah Ellis merah padam.

"yah, memang...tapi ini terlalu tiba-tiba"

"....kau mau mengajari ku atau tidak!"

"A-aku mengerti...kita lihat, jam 5 di depan auditorium"

"aku mengerti, aku sendiri juga banyak yang harus di persiapkan"

"Persiapan?"

"Bukan apa-apa...liat aja nanti"

Setelah mengatakannya sebelah pihak, Ellis membenamkan wajahnya di buku teks.

.......apa-apaan sih?



Bagian 3

Setelah pelajaran tambahan berakhir berpisah dengan Ellis, Kamito egera lari ke gerbang utama akademi.

"Kau terlambat Kamito"

*Pishi!* *Pishi!* claire membuat seuara lecutan dengan cambuk...ia terlihat sangat marah.

"Astaga, membuat wanita menunggu adalah hal yang terburuk"

"Jika aku yang menjadi ratu, aku sudah penggal kau"

Rinslet dan Fianna juga terlihat marah.

"Maaf..."

"Kamito, aku mau segera makan parfait"

Est, dengan ekspressi tak terpatri memandang wajah Kamito.

"Yeah, aku selalu bergantung kepada Est setiap waktu, jadi hari ini silahkan minta apa saja"

"Aku bahagia sekali Kamito"

Setelah itu, Est langsung merangkul Erat tangannya Kamito.

"Wh-"

Claire dan yang lainnya, mereka bertiga menjadi kaku seperti membeku.

"hn, ada apa?"

Mereka bertiga terus melihat kesal Kamito, selagi merenguh "Gununu...".

"fufuf, semuanya, sebelah masih kosong"

Carol menaruh tangannya di mulut dengan senyuman lembut.

"ti-tidak seperti itu" "gandengan tangan dan semacamnya..." "A-aku bukan anak kecil"

tiga Ojou-sama merasa malu dan berbalik.

"Ah begitu, karena tidak ada yang mau, buat saya saja"

Carol merangkul sebelah tangan Kamito.

Ah begitu, karena tidak ada yang mau, buat saya saja

"...."

"ini sedikit memalukan....Hmm ada apa semuanya?"

"Bukan apa-apa, dasar idiot"

Claire berjalan lebih dulu.

"Pria yang memainkan perasaan wanita lebih baik mati"

"Haa, Kamito-kun, kau memang raja setan malam hari.."

Rinslet dan Fianna juga berjalan lebih dulu.

"...Kenapa sih?"

Dengan kedua lengan yang meggandeng dua orang gadis, Est dan Carol Kamito menggelengkan kepalanya.



Bagian 4

Jika Akademi Areshia adalah sebuah Kastil, maka kota Akademi adalah Kota dalam kastil.

Bagain terluar dari linkaran di kelilingi Hutan Roh dan padang rumput, kotanya di bagi menjadi 5 area sesuai dengan 5.



Next, Dead by Assigment