Baka to Tesuto to Syokanju:Volume8 Soal Terakhir

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Soal Terakhir

Jawablah pertanyaan dibawah ini.

Seorang penembak ulung sedang berdiri diatas pohon dengan posisi sama tingginya dengan seekor monyet. Disaat peluru ditembakkan, ranting yang dipijak monyet patah, dan si monyet jatuh. Apa yang akan terjadi pada si monyet dan pelurunya ? Jika diperlukan, silahkan pergunakan nilai berikut untuk perhitungan.

Jarak antara si Monyet dan penembak ulung adalah A. Ketinggian si Monyet diatas pohon adalah H, dan waktu untuk peluru sampai menjangkau ke ranting adalah t. Ketinggian dari peluru tersebut adalah h(i), dan Ketinggian dari si Monyet adalah h(j). Kecepatan dari peluru tersebut adalah v, tarikan gravitasi adalah g. Dimisalkan tidak ada tekanan udara.

BTS vol 08 228.jpg

Jawaban dari Himeji Mizuki

h(i)=H-1/2 gt2

h(j)=H-1/2 gt2

Oleh karena itu,

h(i)=h(j)

Dari pernyataan diatas, kita dapat menyimpulkan ketinggian si Monyet dan peluru adalah sama, jadi peluru akan tepat mengenai monyet.

Komentar dari Pak Guru

Tepat sekali. Orang biasanya beranggapan kalau peluru itu terlalu cepat dan tidak akan terpengaruh oleh gravitasi. Tapi faktanya, si Monyet jatuh ke tanah pada terminal velocity. Pada momen ini, ketinggian peluru dan ketinggian monyet tidak ada pengaruhnya dengan kecepatan V, tapi hanya terpengaruh pada gravitasi dan waktu t. Pak guru sengaja memberikan simbol yang tidak penting, tapi memang Himeji-san hebat, jawaban yang tepat sekali.


Jawaban dari Sakamoto Yuuji

BTS vol 08 229.jpg

'Peluru akan tepat mengenai kepala si Monyet dan otaknya akan keluar bagaikan buah pomegranate.'

Komentar dari Pak Guru

Penampilan Himeji-san di turnamen baseball Summoned Beast sepertinya memang sangat luar biasa.


Jawaban dari Yoshii Akihisa

h(i)t=(i)ta(i)[2].

Komentar dari Pak Guru

Walaupun yang ditembak itu bukan monyet, tetap akan sakit.



"Sel, selamat datang, Akihisa-kun!"

"..."

Disaat aku membuka pintu rumahku, Himeji -san keluar dan menyambut dengan salam.

Dia sedang berdiri di koridor, sama seperti kemarin.

Dia sedang tampak cemas, sama seperti kemarin.

Dan dia… mengenakan baju yang bahkan lebih buka-bukaan daripada yang kemarin.

…Er—m…

“Umm, Himeji-san…”

“i, iya!”

“Rumor itu cuma salah paham, kamu mengerti kan?”

“Iya, aku sudah salah paham, Akihisa-kun...aku minta maaf...”


Himeji-san kelihatannya sangat menyesal seraya menundukkan kepalanya padaku. Umm, sepertinya dia sudah mengerti bahwa rumor aneh antara aku dan Yuuji hanya sebuah rumor bohong belaka.

“Trus, kenapa kamu berpakaian seperti ini?”

“…I...Ini pakaian yang biasa aku kenakan sehari-hari.”

Kalo begitu, kenapa kau tidak bisa bicara dengan menatap ke wajahku?

“Himeji-san, coba ku perjelas lagi. Rumor-rumor itu hanyalah rumor ngawur, dan aku itu menyukai perempuan—kau sudah paham kan?”

“Iya.”

“Kalo udah paham, kamu nggak perlu lagi mengenakan pakaian-”

“Ma, makanya aku harus lebih melakukan ini padamu!”

Himeji-san mendadak makin bertekad. A, apa?

“Makanya, aku harus berpakaian sepetrti ini, karena—”

“Karena?”

“Karena Akihisa-kun menyukai perempuan dan lagi nggak terlihat tertarik denganku kemarin.”

“…Apa?”

Apa maksud yang dia katakan? Otakku nggak bisa mengerti perkembangan dari percakapan ini.

Eh, mungkin…maksudnya, aku bilang kalo aku menyukai perempuan, tapi kemarin aku nggak bereaksi apa-apa pada Himeji-san yang berpakaian buka-bukaan, dan harga dirinya sebagai perempuan merasa terjatuh, begitukah? Nggak nggak nggak! Ini sudah pasti salah paham! Tentu saja aku tertarik pada Himeji-san yang berpakaian buka-bukaan. Hanya saja aku mengerahkan kekuatan rohani untuk menahan napsu birahi!

“Karena aku sudah terlanjur bilang! Ini adalah pertempuran yang tidak mungkin aku akan mundur!”

Himeji-san berkata begitu sambil mendorong badannya ke arahku. Tu, tu, tunggu dulu!

Te, tetetete tenang dulu, Himeji-san! Ini nggak baik buat kesehatan!”

“Aku tahu ini nggak baik! Tapi aku nggak akan mungkin mundur sekarang karena keadaan sudah terlanjur seperti ini!”