Toaru Majutsu no Index ~ Bahasa Indonesia:Volume2 Chapter2
Part 1
Kamijou memandang ekspresi gadis kecil bernama Index.
Pengetahuannya mulai mengeluh. Dia memiliki memori sempurna yang tidak akan pernah lupa dan karena ini, dia bisa mengingat 103.000 grimoires.
Tetapi, kemampuan ini juga tidak selamanya bagus: dia tidak bisa melupakan sesuatu yang ingin dia lupakan. Memori tak berguna dari brosur supermarket sampai wajah semua orang ketika jam kerja juga tertanam di memorinya, tak bisa dilupakan.
Sihir dibutuhkan untuk menghapuus memorinya setiap tahun. Jika memorinya tidak dihapus, beban yang besar pada otaknya akan membunuhnya. Tapi, pada saat itu, dia, disamping Kamijou, sedang tersenyum dengan riang.
Menurutnya, yang menolong Index dari keadaan sulit itu adalah Kamijou sendiri. Tetapi, dia tak bisa mengingat apa yang ia pikirkan atau apa yang telah dia lakukan.
Kemudian, Kamijou mulai berpikir.
Dia sudah berpisah dengan Styil dan kembali dengan Index ke asrama. Setelah itu, Kamijou perlu kembali ke medan perang bernama Misawa Cram School.
Tentu saja, membawa Index bersamanya jelas tidak mungkin, lebih baik tak usah memberitahu anak itu tentang Misawa.
Tapi, kalau dia tidak memberi alasan yang tepat, Index pasti akan curiga dan memaksa ikut pergi.
"Touma?"
Tangannya mulai berkeringat. Situasi berbahaya, dia harus menahan Index disini.
“Aku bilang… ‘Touma!’”
Dengan itu, yang harus dia lakukan sudah jelas.
Kamijou, untuk menyembunyikan kegelisahannya, mulai menembaki serangan verbal.
"AKU MAU PERGI KE INSTITUT BUDAYA UTAMA! TEMPAT SUPER TEKNOLOGI TINGGI! EH? KAMU MAU PERGI JUGA? JELAS TIDAK! KAMU NGGAK TAHU APA-APA SOAL MESIN, KAMU JELAS NGGAK BISA MEMAKAI DETEKSI OTAK SUPER MAGNETIK! KAMU BAKAL TERKUNCI DI PINTU OTOMATIS! KARENA SEKURITI TERMASUK LEVEL 4, KALAU DATABASE TIDAK PUNYA DATAMU, KAMU AKAN DISETRUM! BIRI BIRI ION SUMBU NEGATIF!"
Sesuai dugaan, dalam pemboman verbal urusan teknologi, kepala Index mulai menguap. Benar-benar sesuai dugaan. Index, yang kurang mengerti soal dunia modern, adalah tipe orang yang keheranan dengan mesin penjual otomatis di stasiun kereta yang bersuara "selamat datang".
