Kagerou Days:Volume 3 Children 1 Indo

From Baka-Tsuki
Revision as of 10:02, 6 October 2013 by LoLyeah (talk | contribs) (Created page with "Translasi oleh [http://kaorihikari.blogspot.com Kaori Hikari] == Rekaman Anak-Anak 01 Part 1== ===(Shintaro, kamu menyedihkan sekali)=== Dengan suara yang nyaring, sebuah st...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Translasi oleh Kaori Hikari

Rekaman Anak-Anak 01 Part 1

(Shintaro, kamu menyedihkan sekali)

Dengan suara yang nyaring, sebuah strecther berjalan melaluiku

Aku agak terkejut dengan jarak yang bergitu dekat saat kumelihatnya, tapi situasi yang sekarang terlalu serius untuk memperdulikan hal seperti itu. Dan yang dibawa stretcher itu mungkin yang terberat, tapi juga yang terlemah, yang pernah kulihat di dunia ini.

Karena itu Rumah Sakit itu menyusahkan. Karena mereka harus menghadapi hak seperti ini.

Karena mereka biasanya hidup sehari-hari dengan kaku, tersiksa dengan kengerian kematian, inilah yang harus selalu mereka hadapi.

Sudah berapa lama waktu berlalu sejak saat itu.

Mungkin karena tiba-tiba disuruh berlari, kakiku yang ‘sedikit lebih keras dari brokoli’ mulai layu dan gemetaran. Kurasa kakiku tidakkan berguna untuk sementara.

Yah, tentu saja. Jika aku menggunakan kakiku di kehidupanku yang biasanya. Mereka cuma digunakan saat aku ke dapur atau ke kamar mandi. Menggunakan kaki ini untuk ke departemen store dan ke taman bermain, dan akhirnya, tiba-tiba berlari sekuat tenaga. Biarpun bukan aku, pasti tetap sama.

Ngomong-ngomong, ada apa sih dengan pikiran Ene. Tidak, tunggu dulu, aku tidak akan PERNAH mengerti apa yang dipikirkan Ene. Aku tidak akan pernah mau mengetahui apa yang ada di pikiran jahatnya yang jahil

Tetapi, Ene agak membuatku khawatir hari ini. Waktu kami pulang dari taman bermain, dia tiba-tiba berkata “Bisakah Master mengejar orang itu?!” dan membuatku mengejar ambulan dan saat akhirnya tiba di Rumah Sakit dia juga bilang “Bisakah Master membiarkanku sendiri dengan orang ini sebentar?” dan memberikan HPku kepada orang yang aku SAMA SEKALI TIDAK KENAL, dan lalu aku dibawa ke tempat yang tidak kuketahui. Ini benar-benar aneh.

Dan SEKARANG, pada situasi ini, aku yang berdiri di depan ruang pemeriksaan dengan bocah yang tidak kukenal di dalamnya.

Memikirkan berbagai pertanyaan dan tidak bisa pergi kemana-mana, hanya menunggu pengasuh bocah ini, yang memegang Ene, untuk kembali.

Aku duduk dengan santai bagaikan semuanya akan baik-baik saja, tetapi semakin kupikirkan, aku semakin merasa keberadaanku disini sama sekali tidak dibutuhkan. Aku bahkan tidak tau bocah yang ada di dalam situ, dan aku juga tidak membutuhkan sesuatu dari dia. Aku hanya duduk menunggu.

Jika orang tua bocah itu bersamaku sekarang, pasti mereka bertanya “Ada apa denganmu?” dan aku akan memberikan senyuman suram sambil berkata “Tidak, tidak ada apa-apa.....”

Aku sudah merasa cukup dengan semua ini. Aku sudah terbiasa dengan tingkah aneh Ene yang membuat kepalaku pusing, tapi dia terlalu keterlaluan untuk beberapa hari ini. Aku akan langsung pulang saja saat dia kembali, dan menghidupi kehidupanku yang biasa lagi. Tapi, apakah (1)Mekakushi Dan akan membiarkanku begitu saja.

Berbagai macam hal yang menyusahkan bertumpuk bersama, memikirkannya saja sudah membuat kepalaku sakit.

“Ini benar-benar tidak masuk akal........”

"HAAA." Aku menghela napas.

“Hal yang benar-benar tidak masuk akal ada disini disisiku.... beneran......”

Tiba-tiba suara berkata tepat disampingku, seperti hendak mengikutiku yang menghela napas “Haa” dan berbisik. Aku terkejut sampai-sampai aku melompat dari kursiku.

"Woahhwahhh!!! Kau! Sejak kapan kau berada disini!"

Saat aku memutar kepalaku, pemuda berambut putih yang kuberikan Ene, duduk tepat disampingku. Dia mengangkat kepalanya dan memberikanku ekspresi tidak mengerti.

“Maaf.....Aku.....”

Pemuda ini sepertinya berpikir aku marah kepadanya, dan menggunakan intonasi yang sangat lambat untuk minta maaf.

Tetapi ekspresinya tidak pernah berubah. Dia hanya terlihat lebih bodoh dan tidak terlalu khawatir dibandingkan yang tadi.

Sedangkan aku yang tidak menjawab untuk sementara waktu karena masih memikirkan “Apa yang ingin dia sampaikan”, membuat pembicaraan kami kosong dalam beberapa waktu.

“Eh? Ahh, tidak apa....Ini bukan salahmu, ini salahnya.”

Pemuda itu melihat ke layar HPku yang dia pegang berapa lama, anak berambut biru yang familiar itu mencebil dan merajuk sambil mengapung di layar.

“Yah, ada sesuatu yang kamu mau, Master?”

Dia masih mencebil sambil mengapung di layar, dia bahkan tidak melihatku sama sekali.

“Ah tidak, aku hanya berpikir kapan kau mau kembali. Ngomong-ngomong, siapa orang ini. Bukannya dia seseorang yang kau kenal?”

Aku telah dipermainkan kesana kemari sambil tidak mengetahui apa yang terjadi. Jadi aku merasa tidak salah kalau aku menanyakan inti masalah semua ini.

Makanya aku bertanya kepada Ene. Tapi entah mengapa saat aku menyanyainya, dia mengubah HPnya menjadi mode getar, dan melototiku dengan tajam.

Lototan itu adalah sesuatu yang tidak pernah kulihat dari dirinya selain sikap jahilnya. Tapi entah mengapa aku merasa ekspresi itu pernah kulihat disuatu tempat.

Kepadaku yang menjadi agak takut dengan situasi ini, Ene mencebil lagi dan berkata.

“Aku keliru. Aku tidak tau orang ini. Maaf telah membuat Master lari kesana kemari. Ayo pulang"

Ene seperti marah-marah saat dia mengatakan kebenarannya. Wajah pemuda berambut putih itu kembali menjadi suram, seperti berpikir ini adalah salahnya lagi.

“Hei kau....Tidak masalah kalau kau bilang kau keliru melihat orang, tapi kau menghentikan seseorang saat kenalannya dalam keadaan darurat. Kau pasti tidak keliru tentang hal itu, kan?”

“Itu karena....itu karena......aaaAAAHHH~~ MASTER MENYEBALKAN!!! Sudah kubilang ini keliru kan?! Pantas saja Master tidak populer, huh!!"

Ene berteriak, pemuda berambut putih itu agak takut, tapi dia hanya mengguncangkan pundaknya sedikit tanpa ada perubahan ekspresi.

Apakah dia terkejut atau apa? Sikapnya yang kaku itu seperti robot saja.

“Itu....maaf. Aku sepertinya membuatya marah. Kupikir.”

Pemuda berambut putih itu melihat kemari dengan muka tanpa ekspresi. Sambil berkata dengan intonasi yang kurasa seperti minta maaf.

“Dia menangis....sambil berkata....‘Aku merindukanmu’...dan... ‘Kupikir kamu telah mati’,....tapi aku tidak...mengerti....sama sekali.....Kurasa....dia salah....orang....”

Serasa sudah 20 detik berlalu sejak dia berkata sampai dia berhenti. Entahlah karena aku terbiasa dengan Ene yang berbicara dengan cepat ataukah intonasi orang ini yang sangat lambat sampai-sampai aku merasa waktu telah melambat.

Begitu toh. Karena pemuda ini mungkin mirip dengan temannya Ene.

Memang sih orang ini mempunyai suasana yang aneh. Jika dia benar-benar temannya Ene, aku bisa menerima keanehannya.

Tetapi yang lebih mengkhawatirkan adalah, HPku yang tidak berhenti bergetar sejak pemuda ini berhenti berbicara,

Saat aku dengan agak takut melihat ke layar, disitu ada Ene yang tidak berwarna biru murni seperi biasanya, tetapi bertelinga sangat merah dan tidak berhenti bergetar.

“Kau, kau kenapa-“

"uWAHHHHHH!!! UWAHHHH!! BERISIK!!! TIDAK ADA APA-APA, JANGAN BICARAAA!!!!!!"

Pemandangan ini berhenti untuk sesaat. Aku bisa melihat pundak pemuda itu bergetar lagi, tetapi ekspresinya tetap tak berubah.

Bahkan aku yang sudah biasa dengan gaya bicara Ene, terdiam, karena ini pertama kalinya aku melihat Ene besikap sampai seperti ini.

Di layar, Ene duduk memeluk kepalanya sambil menendang-nendang kakinya, tetapi tiba-tiba dia berdiri seperti baru menyadari sesuatu, dan tersenyum sambil berkeringat dingin kepadaku.

“....Kumohon, Master?”

Aku tidak tau apakah dia ingin menyembunyikan dirinya dari tingkah anehnya tadi, atau dia ingin mencoba bertingkah seperti biasanya, angin sunyi senyap menyebar.

Seperti tidak terlalu gembira, wajah Ene kembali menjadi merah.

“Masalah teknis....?”

Kataku sambil mengetok HPku, dia bergetar seperti ingin menunjukkan seberapa bencinya dia dengan itu.

“Memangnya Master pikir aku ini apa???? Ini bukan apa yang Master pikirkan!!!”

Ene berteriak dengan nyaring seperti terkejut. Sepertinya dia sehat-sehat saja. Tidak ada virus, mungkin karena demam....tunggu, Ene tidak bisa demam sama sekali.

Biarpun dia biasanya aneh, ini sudah melebihi keanehannya yang biasanya.

“Gak, gak apa-apakan kadang-kadang kebingungan!!! Itu karena dia mirip dengan teman lamaku dulu, jadi....itu, mungkin karena aku mengatakan sesuatu yang aneh, atau mungkin karena aku mengingat berbagai hal, menunggu.......? Apakah itu karena aku tidak sengaja menunggunya....?”

“Tidak, aku tidak mengerti apapun yang kau katakan. Singkatnya adalah, karena dia seperti teman lamamu, kau jadi emosional, kan?”

Saat aku menyelesesaikannya, Ene yang dengan canggung berkata hal-hal yang aneh tiba-tiba terdiam, seperti tercengang, terkejut. Membuatku mejadi kebingungan.

“Ah~ Aku ngerti sekarang kenapa Master tidak populer. Mungkin Master akan sendirian selamanya. Tidak buruk.” Ene berkata dengan monoton.

"Ehhh?!! Apakah aku mengatakan sesuatu yang buruk?!! Dan juga kenapa aku jadi tidak populer!! BERITAU AKU!!"

“Ah, tolong jangan berbicara denganku untuk sementara waktu, Master yang menyedihkan.”

“HEI, AKU DENGAR KAU MENGATAKAN ‘MENYEDIHKAN’ KAN?!! Biarpun kau mengatakannya dengan santai aku masih bisa mendengarnya looh!!”

“Master berisik banget!! Singkatnya, bahkan aku juga mempunyai sesuatu yang tidak bisa kuberitau kepada Master.....”

Saat Ene mencibil dan ingin berkata sesuatu, Suara nyaring terdengar dari ruang pemeriksaan dimana bocah, yang tadinya dipeluk dengan erat oleh pemuda berambut putih itu, berada.

Tidak lama kemudian, suara besi berjatuhan terdengar.

"………?! Master! Ini buruk!"

"Aku tau…..!"

Melewati koridor, aku bergegas membuka pintu ruang pemeriksaan. Bocah yang di dalamnya terjatuh di lantai. \(・`(ェ)・)/

TL Note :

  • (1) Mekakushi Dan = Kelompok Penutup Mata