Oregairu (Indonesia):Jilid 7 Bab 4

From Baka-Tsuki
Revision as of 11:08, 16 February 2014 by Truthlie (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Akhirnya besok kami akan pergi karya wisata. Kami mengadakan pertemuan terakhir di ruangan klub service sebelum berangkat untuk karya wisata.

Pembagian grup telah berjalan dengan baik sebelumnya dan rencana awal untuk membuat situasi agar Tobe dan Ebina dapat berjalan bersama telah sukses.

Saya pikir apa yang kami lakukan ini tidak akan membuat banyak perbedaan bagaimanapun juga jika kami membantu atau tidak karena hal itu bisa saja terjadi secara alami, tapi ya, bahwa dengan melihat pada perbedaan yang dapat terjadi kalau saya ada di sana ataupun tidak ada disana. Hal semacam itu tidak akan berubah jika saya berada di sana.

Sekarang, kami harus punya sebuah rencana yang dapat menunjukkan daya tarik Tobe kepada Ebina. Kami akan mengeluarkan bintang dari Tobe. Dia akan menjadi seorang bintang! Pak Produser!.

Dan juga, informasi dari berbagai tempat seperti Jalan, Rurubi, Tabelog, dan bahkan Gnavi telah dipersiapkan sehingga kami dapat melakukan beberapa penelitian untuk hotspot yang direkomendasikan.[1]

"Baiklah, mari kita berpikir!"

Dengan kejutan yang tiba-tiba, Yuigahama meletakkan berbagai macam majalah wisata dan panduannya di meja.

"Dari mana kamu mendapatkan semua ini ...?"

"Eh? Beberapa dibawa Yukinon, sebagian dari perpustakaan, dan sisanya dari Hiratsuka sensei."

Lepas dari kami berdua, ada apa dengan orang yang terkahir ini? Orang ini sangat menantikan perjalanan ini, iya kan...?. Tapi, tak ada yang salah dengan hal tersebut.

Kenyataannya, saya juga menantikan perjalanan ke Kyoto ini. Seharusnya ini akan lebih menyenangkan jika ini bukan karya wisata.

Lalu, saya membalik beberapa halaman dari majalah yang dekat denganku. Tetap saja, apa-apan majalah ini? Halamannya dilapisi warna kemerahan dan pink yang terlihat kewanitaan. Tidakkah kamu punya majalah wisata yang lebih keren, gelap seperti "One-Man Trip ~Kyoto Edition~" atau Edisi 10 Konspirasi Yang Berani atau bahkan Edisi Kenang-Kenangan? Bagaimanapun, saya menandai lokasi turis yang paling terkenal dan mengabaikan informasi makanan yang kadang-kadang muncul di antaranya. Saya merasa mengalir di sini.

Sebenarnya, kami mengira membuat rencana tersebut bersama seluruh anggota di grup masing-masing. Malahan, Yuigahama, di grup cewek, dan saya, di grup cowok sebagai relawan, seolah-olah tangan nasib telah dibuat, akan menghasilkan sesuatu seperti: "Oh, rencana kita sama, sungguh suatu kebetulan!" Tapi, saya tidak berpikir seseorang akan jatuh ke hal yang demikian...

"Jika kami saling bertabrakan seperti ini, kelihatan akan seperti takdir atau semacamnnya"

Yuigahama berkata tiba-tiba, tapi hal seperti itu tidak akan pernah terjadi. Kau pikir kamu orang yang romantis? Tolong hentikan! Berhenti jadi orang yang romantis! Di samping itu, karena kita dapat bergerak bebas, jika kita bertabrakan dengan gadis, kita akan berpikir "Oh sial, sebaiknya hal ini terjadi dengan cara yang tidak akan membuat mereka curiga pada saya!" Lalu kita berlari secara sengaja di depan mereka dan mengambil jalan memutar ke rute yang lain. Dasar sialan, jangan mengira kami para cowok tidak sadar diri!

Tapi, Yuigahama, yang bahkan tidak mengerti akan salah satu dari tiga kenaifan anak SMA, melanjutkan percakapan ketika mengecek majalah wisata.

"Tempat yang sangat bagus untuk dikunjung~..."

Yuigahama terlihat berkomat-kamit sambil membalik halaman majalah tanpa memperhatikan setiap bagian isi pengumumannya. Saya merasa seperti telah melihat kecepatan membaca ini entah di mana.

Cara Yuigahama membaca majalahnya dengan perasaan yang sungguh-sungguh terlihat seperti dia yang sesungguhnya. Ini sangat kontras dengan Yukinoshita yang kelihatan membaca setiap karakter di buku.

"Saya mengira,... ini masih di musim gugur makanya mungkin setibanya di sana Arashiyama dan Toufukuji akan menjadi tempat yang indah untuk dikunjungi. Jika kami pergi ke Toufukuji, maka akan ada juga Fushimi Inari di dekatnya juga..."

"Detail kondisi tempatnya... Kamu.. sudah kesana sebelumnya?"

Ketika saya bertanya, Yukinoshita memperlihatkan teka-teki di wajahnya.

"Belum"

"Jadi kamu mecari tau dengan caramu sendiri?"

"Saya memeriksanya karna ini merupakan kali pertama saya pergi ke sana. Semuanya juga ikut, jadi lebih baik jika lebih menyenangkan, bukan?"

Yukinoshita tersenyum saat mengatakannya.

Terkejut akan sikapnya, kata-kata yang optimis, saya tidak dapat berbuat apa-apa kecuali bersuara kecil dengan lesu.

Yukinoshita jadi lebih lembut dari biasanya. Saya yakin Yuigahama berperan besar dalam perubahan Yukinoshita dan saya tidak berpikir itu sesuatu yang buruk. Hanya saja, saya akan sangat berterimakasih jika dia bisa lebih lembut yang saya dapat mengerti. Perkataannya sampai hari ini lebih tajam, yeah, perkataanmu.

"Ah, lihat, lihat Hikki. Ini kelihatannya lokasi yang pas."

"Itu cuman tempat yang ingin kamu kunjungi..."

Ketika kami bertiga saling melihat majalah sambil bicara pelan, tiba-tiba ketukan di pintu terdengar. Ketukannya sangat pelan, jadi kami mengabaikannya sebentar.

Suara ketukan terus terdengar.

"Silahkan masuk."

Pemimpin ruangan ini, Yukinoshita, memanggil masuk.

"Permisi."

Orang tersebut membalas salamnya sambil membuka pintu dengan pelan.

Seorang perempuan masuk ke ruangan.

Rambut hitamnya terkulai di bahunya dan dia memakai kacamata dengan frame merah. Kamu bisa lihat matanya melalui lensa kacamatanya yang transparan dan antara muka serta tinggi badan yang tidak terlalu tinggi. Jika dia duduk di tempat petugas perpustakaan, dia bisa menjadi gambar yang sangat bagus.

"Oh rupanya Hina."

Suara dari kursi bergeser terdengar ketika Yuigahama berdiri. Ebina pun melihat Yuigahama.

"Hei, Yui. Haroharo~."

"Yahallo~!"

...Eh, apa itu, apa itu suatu salam dari suatu suku di luar sana? Mungkin Miura, orang yang telah berurusan dengan hal semacam ini, adalah sebenarnya seorang yang sangat bijaksana.

"Yukinoshita dan Hikitani juga, Haroharo~"

"Halo."

Saya menyapa balik seperti seorang karakter NHK saat Yukinoshita juga melakukannya dengan sikap yang kalem.

"Lama tak jumpa. Silahkan duduk."

Ebina duduk dekat kursi yang ditawarkan Yukinoshita. Ebina melihat-lihat ruangan.

Ebina pernah ikut bersama kami sewaktu perkemahan musim panas dan juga ikut menyelesaikan masalah di sana. Dia seharusnya tahu apa yang dilakukan klub service, setidaknya sedikit.

"Jadi ini klub layanan sosial, huh."

Dia mengangguk dan melihat ke depan dengan tiba-tiba, memfokuskan perhatiannya pada Yukinoshita.

"Saya punya sesuatu untuk didiskusikan, jadi saya datang ke sini..."

Jadi kamu datang karena sebuah permintaan. Apa yang Ebina ingin diskusikan mengganggu ketertarikanku. Saya tidak pernah berpikir dia adalah tipe orang yang mengkhawatirkan banyak hal atau meminta bantuan orang lain. Dia menunjukkan kesan yang rendah diri.

Yukinoshita dan Yuigahama kelihatan sepemikiran dengan saya, kami mensejajarkan posisi kami dam membuat postur yang serius.

"U-um, kau tau..l"

Ketika kami memfokuskan perhatian kami padanya, dia memalingkan pandangannya dengan pipi yang memerah. Bagaimanapun juga, dia telah mempersiapkan dirinya untuk mengatakan hal yang ingin dia katakan.

"Saya punya sesuatu yang ingin didiskusikan tentang Tobecchi..."

"To, Tototobecchi!? Ap, apa, apa!?"

Sudah biasa bagi Yuigahama jadi latah karna kata-kata itu. Hanya beberapa saat lalu, ato seharusnya saya katakan beberapa hari yang lalu, kekhwatiran Tobe, Ato lebih spesifik, Tobe telah memberitahukan perasaannya terhadap Ebina.

Saya tertarik terutama apa yang akan dikatakan Ebina tentang Tobe, khususnya mengingat kelakuannya yang hati-haati.

Ketika kami fokus memandang dia, Ebina jadi lebih memerah. "Um, su-sulit untuk mengatakannya tapi..."

Ebina memalingkan pandangannya ke bawah dan memutar-mutar ujung bajunya yang nampaknya mencari kata yang tepat untuk diucapkan. U-um, sedikit susah untuk mengatakannya tapi... saya tidak dapat melepaskan pandangan terhadap apa yang sedang dia lakukan jadi lebih baik kamu berhenti melakukan itu. Selain itu, untuk seorang Ebina yang selalu enerjik jadi kelihatan malu-malu dan kehilangan kata-kata, sebenarnya apa yang ingin dia katakan?

...J-jangan bilang, ini sudah jadi kemenanga luar biasa Tobe? Saya tentu tidak akan menijinkan ini.

“Tentang Tobecchi...”

“Ada apa dengan Tobecchi!?”

Yuigahama merespon dengan sangat cepat seolah ingin membuat percakapan ini lebih baik dan Ebina kelihatan telah siap akan hal yang lebih buruk. Setelah mengambil nafas yang kecil, Ebina membuka matanya dengan lebar dan mengatakan perasaanya yang sebenarnya.

“Tobecchi, akhir ini, sudah, seperti, sangat dekat denngan Hayato dan Hikitani, jadi Ooka dan Yamato saaaangat frustasi! Saya ingin melihat hubungan yang lebih hot! Pada titik ini, Triangel Heart saya bisa jadi hancur lebur dan terbuang!”

Terbuang! Buang! Ang! Ng! g...

Hanya suara Ebina yang bergema di ruangan ini. Kami hanya dapat memandang ke ruangan yang kosong, tidak dapat berkata sepatah kata apapun.

Kami benar-benar mati kamus. Dan saya tidak berbicara mengenai lima atau tujuh suku kata disini, tapi nol. Sebenarnya kamu bisa mendapatkan getaran dari manga tentang band dari ZECK.

Orang yang pertama bereaksi adalah Yuigahama. Unutk seorang yang sudah dekat dengan Ebina, dia dengan cepat mengeluarkan suara tiba-tiba.

“Erm.. jadi, apa maksudnya?”

Ketika Yuigahama bertanya, Ebina mengangguk dengan kuat.

“Akhir ini, Tobecchi dan Hikitani sangat sering bicara. Juga, grupnya jadi tidak seperti biasanya dan mereka jadi saling bertukar pandang dengan suatu maksud, gufufuf...”

Ebina yang sedang tertawa aneh di tengah pembicaraannya ini terlihat menakutkan...

“Ah, gak bagus, gak bagus.”

Setelah kembali jadi dirinya yang normal, Ebina mengusap air liurnya yang keluar dari mulutnya. Dengan tidak adanya Miura yang mengatur Ebina, khayalan Ebina jadi semakin liar. Saya pikir Miura insting keibuan padanya huh... pasti ada yang salah dengan Miura yang mau berteman dengan Ebina dan tidak sec dekat Yuigahama. Kupikir hari ini dia kelihatan menyedihkan. Ato saya juga berpikir, tapi ini bukan waktunya memalingkan pandangan saya pada kenyataan. Ebina masih saja bicara. Saya mendesak dia berhenti dengan tatapan saya.

Mengetahui hal tersebut, Ebina tersenyum senang.

“Saya tidak tahu persis kenapa kamu begitu dekat dengannya tiba-tiba, tapi... saya hanya sadar bahwa tiba-tiba ada jarak diantara kalian dan Ooka dan Yamato.”

Saya dapat melihat dari mana Ebina berasal. Grup Hayama terpecah jadi beberapa grup kecil yang menyebabkan saya dan Totsuka bisa gabung dengan mereka secara tidak alami. Kelihatannya satu kelas kami juga menyadari keganjilan ini.

“Ah, baik, pada dasarnya...”