Saenai Heroine no Sodatekata (Indonesia):Jilid 1 Bab 3
Pada mulanya, pola diciptakan dewa (bagian awal)
"Maaf"
"ts......"
Matahari terbenam yang menyinari ruang kesenian sepulang sekolah, sepenuhnya condong dan mencapai sampai ke koridor.
"Aku sangat gembira dengan perasaan kakak. Sungguh"
"Ah, tidak, emm"
Rambut yang bersinar keemasan menerima cahaya merah itu, yang sebenarnya bukan bawaan dari lahir saja, sekarang kelihatannya sedikit menampilkan penegasan dirinya yang kuat.
"Hanya saja aku, sekarang pikiranku penuh dengan pameran kali ini, jadi itu......"
"Be, begitu ya ! Mengincar kemenangan dua tahun berturut-turut ya. Maaf, waktu serius seperti ini aku......"
"Tidak, hal semacam itu...... aku sungguh-sungguh minta maaf"
Alasannya, aku tahu.
Ora......gadis itu, tidak mungkin terpojok oleh sekedar semacam pameran siswa saja.
Walau festival budaya, walau pameran, walau batas akhir dari percetakan, jika tidak puas dengan hasil karyanya, ia punya keberanian untuk melanggar batas waktu yang tersedia dengan tenang.
"Kalau begitu ya, untuk sementara sekarang ditahan dulu !"
"Eh......"
"Ketika pameran selesai, aku ingin kau coba kembali memikirkannya sekali lagi, bagaimana ?"
"............"
"Tidak bisa ya ?"
"............"
"Sa, Sawamura......?"
Kemudian, aku tahu. Di tengah diamnya ia sekarang, kemarahan yang luar biasa perlahan-lahan merembes.
"cih...... ada kau ya ?"
"Ya"
Matahari terbenam yang menyinari ruang kesenian sepulang sekolah, sepenuhnya condong dan dengan cara ini mencapai sampai ke koridor.
Lima menit sejak akhirnya, pada saat-saat terakhir kakak kelas yang berani dan tidak tahu apa-apa diabaikan dengan ganasnya meninggalkan ruang kesenian dengan murung dan bahu tertunduk.
Selama itu, orang itu tanpa menyadari laki-laki senior yang menerima kejutan, dengan tangkasnya merapikan cat seperti tidak ada apa-apa, tergesa-gesa mengunci ruang persiapan, dengan kencang menyelesaikan persiapan pulang, keluar dari ruang kesenian sambil bersenandung.
"Lalu, apa kau melihatnya ?"
"Yah, kebetulan"
"Dari kapan ?"
"Sejak sekitar 'Ada yang ingin kubicarakan Sawamura. Pokoknya tidak bisa kalau tidak dikatakan, penting'[1]"
"A~ra, ketika mengatakan kebetulan tapi mengintip dan tidak melakukan apa-apa dari awal sampai akhir adalah hobi yang sepertinya sangat tidak baik~"
"Bahasa sopan jadi tidak jelas maknanya oi"
Bersamaan dengan penggunaan kata-kata yang aneh itu, kucir rambut emasnya dengan entengnya...... atau dengan halusnya bergoyang.
Bagian yang diikat di sisi, gaya sentrifugalnya mengerikan.
"Lalu, apa yang kau inginkan ? Jika ada urusan harap ringkas. Ah, sayang waktuku habis. Kalau begitu sampai nanti"
"Hanya untuk membahas yang bisa kau katakan dalam 0,5 detik itu sudah lebih 0,5 detik !"
"Aku sudah mendengarkan semua yang ingin kau katakan kemarin. Aku sudah mengatakan semua yang ingin kukatakan kemarin. Di mana tempatnya melanjutkan pembicaraan lebih jauh dari ini ?"
Ya, hari ini adalah masa depan kemarin.......
Yang dengan ganasnya mencari-cari kesalahan itu. Esoknya prologpresentasi.
"Nah, sejak aku mendengarkan pendapat kedua orang, aku melakukan revisi proposal lagi. Karena itu, untuk meringkas dan menjelaskan poin kali ini......"
"Bukannya aku sudah mengatakan 'aku sudah mengatakan semua yang ingin kukatakan kemarin' !?"
"Oou......"
Hal yang tidak bisa didekati ini, hanya karena kucir rambut pirangnya membawa serta gaya sentrifugal dan datang menyerang dengan bwuss.
Maksudku akhirnya mencapai ke pipiku. Ow geli.
"Pokoknya, ketika kucoba mendengarkan pembicaraan sampah tidak bisa melakukan apa-apa menyebut dirinya sendiri direktur mengumpulkan anggota di internet mulai mengatakan hal-hal yang memanaskan kepala seperti tanpa dibayar, apalagi tidak saja akhirnya hanya bermain-main tanpa membuat apa-apa, ketika sebenarnya tahu aku perempuan terus menerus mengajak, hal seperti itu yang paling kubenci tahu"
"Di atas pidato panjang yang terlalu kelewat nyata aku hanya bisa merasa itu cerita pengalaman pribadi !?"
Orang ini pun, dahulunya terjadi bermacam-macam hal kah......?
"Dengan alasan itulah aku pulang karena mengingatkan masa lalu yang menjijikan. Pulang, tidur dan melupakan semuanya"
Sudah kuduga memang terjadi......
"Kalau begitu, sampai minggu depan"
"Ah, tunggu sebentar"
"Apa, yang kubicarakan sudah......"
"Masalah itu, aku membawanya karena telah menyelesaikannya. Untuk perubahan suasana di akhir pekan bagaimana ?"
"......dadah"
Mengertikah pada kata-kata terakhirku atau tidak......
Pada akhirnya menampilkan pandangan tajam dengan ketat di akhir, sambil terus menjaga postur lurus berjalan di tengah-tengah koridor dan pergi berlalu.
"......dah, ya"
Sawamura Spencer Eriri.
Jagoan klub seni nomor satu di sekolah dengan reputasi putri tiruan, hari ini pun jengkel.
"Nah, Jumat akhir pekan yang dipenuhi mimpi dan harapan, bagaimana kalau kita habiskan bersama-sama semuanya ~?"
"Itu bukan alasan karena datang terlambat dari waktu yang sudah ditentukan kan ?"
Ketika aku akhirnya tiba di tempat yang kutunjuk yaitu ruang audiovisual, Katou dengan cepat mengunci pintu itu, dan mau pergi mengembalikan kuncinya ke ruang guru.
"Ya~maaf, maaf, ketika aku meninggalkan kelas, ketua kelas yang keras hati mengejarku dengan 'Hey tunggu, giliranmu membersihkan kelas ~!'"
"Walaupun demikian, karena aku sudah menutup kuncinya kegiatan perkumpulan hari ini dengan ini berakhir tidak apa-apa kan ?"
"......maaf karena keterlambatanku"
Pada teguran tipikal protagonis galge yang walau sedikit genit dan cenderung cabul tak bisa kubenci, Katou dengan cepat menghindarinya.
Yah pertama-tama, mungkin interaksinya tidak cocok dengan anti galge heroine yang dengan cepat memutuskan untuk pulang hanya dengan keterlambatan protagonisnya sepuluh menit.
"Ah, tapi, karena dengan susah payah semua anggotanya terkumpul seperti ini, apa kau tidak ingin sedikit membicarakan bagaimana cara melanjutkan setelah ini ?"
"Semua anggota itu kedengarannya sedikit menyesatkan tapi...... ah ya, mau singgah ke kafe yang kita kita datangi sebelumnya bersama ?"
"Ya, baiklah. Jika kafenya sama, jumlah latar belakangnya akan berkurang"
"......walau aku tidak mengerti arti yang kau katakan, nah ayo kita berangkat ?"
"Oh, aku mau ke lokerku sebentar"
"Kalau begitu kita ke kelas dulu"
Ketika Katou meng-OK ajakanku seperti sudah pasti, ia mulai berjalan di koridor dengan langkah yang senang seperti biasanya.
Hanya satu minggu sejak pertemuan, mungkin, jika dilihat dari luar kami sepertinya terlihat menyusun hubungan yang lumayan baik kurasa.
Menjadi sekelas, jadi sering ngobrol, memulai klub bersama, jadi menghabiskan waktu berdua hampir setiap hari......
"Jadi, apa yang kau pikirkan soal cara melanjutkan setelah ini ? Apa kau kenal dengan anggota lainnya ?"
"......nah, Jumat akhir pekan yang kehabisan segala cara dan mimpi dan harapan yang telah dihancurkan berkeping-keping, bagaimana kalau kita habiskan bersama-sama semuanya ~?"
"Kurasa masih hanya bermain-main dengan satu rencana saja ?"
"Jika memikirkan satu hal yang menunjukkan semua hal, tidak bisa tidak mengatakan satu rencana adalah segala rencana"
"Mengatakan hal-hal yang sepertinya argumentatif, apa itu sama sekali tidak berhubungan ?"
Kemudian, bersama-sama melewati penderitaan di depan mata......sepertinya tidak.
Walau segera satu minggu sejak pertemuan, mungkin, jika dilihat dari dalam, kami memperkuat pendirian hanya sebagai teman dengan bagusnya kurasa.
"Yaa, pokoknya, hanya bisa melakukannya dengan keras kepala sedikit lebih lama lagi"
"Eh, masih belum menyerah ? Dengan Sawamura dan kak Kasumigaoka"
"Hmm, dari awal memang tidak kupikirkan menerima OK hanya dalam satu hari"
Presentasi kemarin, dilihat dari sudut pandang sebaik apa pun hasilnya buruk sekali.
Bagaimana pun juga yang ada di sana adalah kesulitan empat kali lipat penolakan, penghinaan, keraguan, dan kasihan.
Tembok tinggi hingga memusingkan, berdiri menghalangi di depan kami berdua.
"Yaah pokoknya, pertama jika tidak memenangkan kedua orang itu tidak ada yang bisa dimulai ~"
"Begitulah Aki"
"Yang mana Katou"
"Untuk memulai, rintangannya sudah terlalu tinggi dari awal"
"Tapi, kalau hanya berdua tidak bisa membuat game"
Tidak, walau ada orang yang membuat doujin game hanya sendirian, hal itu paling tidak orangnya bisa membuat naskah, gambar asli dan skenario, paling banyak dua orang yang tidak bisa membuat naskah, gambar asli dan skenario tidak mungkin memenuhi kondisi itu.
Memang sembrono kah rencana ini ?
"Tapi, maka dari itu, kenapa jadi yang dipanggil di awal dua orang itu ?"
"Aneh kah ? Karena kemampuan sebenarnya......"
"Intinya kedua orang itu sama sekali di luar jangkauan"
"Jangkauan ?"
"Sebab Sawamura jagoan klub seni, Kak Kasumigaoka murid teladan nomor satu di sekolah"
"......ah, masalah itu"
Aku mengerti, apakah kritik pribadi seperti itu tetap bertahan jika mengubah sudut pandang, kedua orang itu......
"Karena itu walau menurutku pastinya pandai menggambar dan bisa menulis karangan, makanya selebritis dalam artian berbeda dengan Aki itu tidak akan ikut serta dalam perkumpulan otaku ini kan ?"
"Yah, pastinya walau mereka selebritis......"
Entah bagaimana antara aku dan Katou, sepertinya ada perbedaan pengetahuan yang serius terhadap kedua orang itu.
Yah, mungkin tanpa mengetahui "karakter sebenarnya" mereka secara pasti, merasakan itu adalah kebenaran yang dapat disangkal lagi kah?
......benar-benar punya selera buruk ya mereka.
"Lalu sebelum itu, pertama hanya memanggil gadis itu......"
"............"
Ketika akhirnya tiba di koridor depan kelas, aku membuka loker secara diam-diam untuk menghalangi pandangan Katou.
"Ternyata Aki begitu ya, er~mm, hey...... Otak Galge ?"
"............"
Kemudian, aku menegaskan bahwa memang barang satu kilo lebih yang diletakkan dalam loker pagi ini telah menghilang sama sekali.
"Atau maksudku, kau terlalu berlebihan dalam memasukkan cita-cita dua dimensi ke kenyataan"
"Hey, Katou"
"Ah, apa bicara sedikit terlalu banyak ? Maa......"
"Esok, bisa tidak datang ke rumahku ?"
"......eh ?"
Aku mengundang Katou ke "kamarkutempat latar belakang yang sering muncul untuk scene recolection"
Lalu, Sabtu.
"Maaf membuat menunggu ~"
"......you"
Katou, walau terlambat sekitar tiga menit di tempat yang ditentukan, muncul dengan tepat.
"Untung cerah ya ~ hari ini. Aku cemas karena ramalannya sedikit meragukan"
"Begitulah"
Pada undanganku kemarin yang sudah mendadak, mengandung arti yang lumayan mendalam pula, Katou menunjukkan gerakan mempertimbangkan dengan menaruh tangan di pipi hanya dalam beberapa detik.
Tapi, langsung wuss~ dengan ekspresi relaks "Ya, ba~iklah".
Hal ini bagiku......tidak, bukan hanya bagiku keberhasilan yang lumayan besar.
Dalam satu minggu sejak berkenalan, membawa teman perempuan ke rumah bukan perbuatan otaku.
Kalau normal, ini hampir pasti perkembangan di mana flag penting berdiri tapi......
"Hee~ Rumah Aki berada di sekitar sini ya. Aku kadang-kadang melewatinya ?"
"Aku tahu"
"Begitu kah ? Ah, kalau diingat, di sini kan tempatnya topiku terbang"
"......haa"
Sekarang menyadarinya.
Walau aku dengan sengaja, menunjuk tempat yang bahkan tidak ada perhentian bus di dekat sini.
"Agak ngantuk ya ? Anime tengah malam ?"
"Begitulah. Lalu setelah itu tanpa tidur mengantar koran. Tapi tidur sedikit setelah pulang"
"Aki itu, benar-benar seorang pekerja keras yang berlawanan dengan penampilannya ya. Walau tujuannya berjuang sedikit berbeda dari orang lain"
"............"
Mengalir ke situ.
Tapi pada sepedaku waktu itu pun banyak koran yang menumpuk.
"Benar-benar kelihatan lelah ya"
"Ya......kali ini mendadak sih"
"Tidak apa-apa ? Apa kau mau aku pulang saja hari ini ?"
"Nah, tenang. Daripada itu, pakaian itu"
"Ah, ini ? Aku membelinya satu setel sekaligus minggu lalu. Karena agak mulai hangat, sebentar lagi waktunya ganti baju musiman kan"
"Begitu......"
Kardigan dan celana panjang sesuai dengan warna muda yang hangat.
Pastinya ini pakaian yang seperti musim semi kurasa.
Meski bermain-main denganku, normalnya mengerti gaya itu poinnya tinggi.
Tetapi......
"Tidak cocok kah ?"
"Tidak, cocok kok. Bukannya baik kalau energik ?"
"Terima kasih. Seperti itulah, selain lumayan mudah bergerak, aku juga menyukai ini"
"Benarkah......baguslah"
Benar, gaun one-piece putih itu pakaian musim dingin.
Tidak, aku mengerti bahwa meminta sejauh itu tak masuk akal.
Tapi, atau harus kukatakan, walau hanya sedikit ada kenangan yang redup......
Atau dalam percakapan singkat ini tiga flag pun tidak dihancurkan......
"Benar-benar tidak apa-apa ?"
"Sudah tidak apa-apa, ayo segera ke rumahku"
"Ya, baik, maaf menggangu ~"
"Masih sepuluh menit berjalan kaki lagi. Awalnya menaiki tanjakan ini"
"Eh~ rumah Aki di atas tanjakan. Mendaki ini susah~"
Benar-benar gadis ini, paling tidak bisa menggelitik hati Otaku !
Aku jadi sedikit percaya diri.
Percaya diri bahwa apa pun yang terjadi hari ini aku sama sekali tidak akan menyerang Katou.
"Nah, walau berantakan, silakan duduk seenaknya"
"Maaf mengganggu lagi~......uwaa, penggambaran sesungguhnya dari kamar otaku ya"
"Ah, aku pun ingin jadi makhluk penggambaran sesungguhnya dari cepat"
"Mengatakan hal-hal semacam itu dengan jelas pun tidak terlalu menjijikan adalah kebaikan Aki ya"
"Yeah, aku pun ingin memperoleh kekuatan untuk membuat nyata dakimakura dengan semakin menimbun kebaikan"
"......maaf, yang tadi sedikit menjijikan"
Yah, aku sudah mengharapkan sejauh itu......
Katou Megumi, memasuki kamar pun, akhirnya seperti biasa.
Ketika menjadi tegang sambil mengatakan 'Ah, panas ya ~ kamar ini' terpaksa membuka jendela, lalu salah duduk di tempat tidur 'Ma, maaf !' dan dengan tergesa-gesa berdiri, mencari manga ero atau AV sambil mengatakan 'mana barang berharganya ~?', sama sekali tidak ada tanda-tanda seperti itu.
Eh, yang terakhir bukan.
"Nah, untuk sekarang silakan menghabiskan waktu dengan bermain galge. Tidak apa-apa, karena tidak ada eroge di kamar ini"
"Entah karena untuk sementaranya, entah karena tidak apa-apanya tapi aku merasa lega"
Oleh karena itu aku pun, benar-benar hanya bisa jadi aku saat mengundang teman otaku seperti biasanya.
Jika game satu heroine selesai. Jika anime menonton semua episode satu seri, kondisi untuk pulang ke rumah.
Ya, itu karena datang bermain ke rumahku......
"Hari ini menyenangkan. Lain kali ajak lagi ya"
"Kalau begitu, mari kita pulang"
"Makanya, tidak apa-apa mengumpulkan anggota. Untuk membuat game banyak orang yang diperlukan, yang itu pun aku mengerti"
"Kalau galge PC tidak seperti itu, ada saatnya dengan dua, tiga orang bisa membuat walau perdagangannya kecil"
"Tapi jika berkata orang yang tepat pada posisi yang tepat, hanya memilih dengan hobi Aki......"
"Nah kalau menanyakan sebaliknya, menurutmu orang seperti apa yang baik ?"
"Seperti, bertubuh besar, walau musim dingin berkeringat, sama sekali tidak melepas bandana, memanggil orang dengan 'dono' , lalu menambahkan akhiran 'dao' atau 'dyufu' yang tidak terlalu kumengerti......"
"Nah maafkan aku. Maksudku Katou tidak apa-apa dengan orang seperti itu ?"
"Eh~ walau tidak suka tapi mau bagaimana lagi ? Yang kudengar dasar dari industri Aki cs terdiri dari orang-orang seperti itu"
"Kau ini kejam kah baik hati kah aku tidak terlalu mengerti"
"Hari ini benar-benar menyenangkan ~. Harus ajak lagi ya ? Janji ?"
"Kalau begitu, mari kita pulang bersama-sama"
"Tapi, yang paling penting memiliki motivasi atau tidak kan ?"
"Yang penting motivasi dan kemampuan. Lalu yang jika dikatakan yang mana penting yang belakangan. Apa yang bisa dilakukan ketika terkumpul kerumunan orang berantakan"
"Aku pun mengatakan itu"
"Atau harus kukatakan penampilan, kepribadian atau jenis kelamin tidak ada hubungannya. Yang memilih berdasarkan kriteria seperti itu hanya Katou"
"Aku meragukan orang-orang yang memilih tidak berdasarkan kriteria seperti itu berada di atas kriteria seperti itu daripada aku yang memilih berdasarkan kriteria seperti itu"
"Kau, benar-benar jangan menjawab dengan kata-kata seperti itu"
"Daripada itu, rasanya game ini gambarnya sedikit tua ya"
"Karena memang tua. Karya agung klasik"
"Hari ini melelahkan ya"
"Kalau begitu, pulanglah. Selamat tinggal"
"Tapi ya, kedua orang itu kan amatir mengenai masalah otaku, sepertinya memang tidak mungkin......"
"Sejak kapan kau merasa mereka amatir ?"
"Eh ? Masalah apa ?"
"......stereotip ya Katou ?"
"A,apanya......"
"Kau membuat kesalahan pada pilihan tadi"
"Eh, sejak kapan berganti jadi cerita game ?"
"Hadiah yang kau pilih sebenarnya minus 1 nilai niat baiknya"
"Eh~! Kalau anak perempuan, memberikan aksesori tidak salah kan !?"
"Berhati-hatilah dengan pernyataan yang merendahkan nilai perempuan dari dirimu"
"Masalahnya heroine gamenya, karena semacam itu"
"............"
"Aki ?"
"Sekarang, menginterupsi gamenya sebentar, istirahat dan nasehat time"
"Abaikan istirahat sebentar, kenapa nasehat ?"
"Katou, kau tidak mengerti apa itu heroine galge. Walau mereka hanya simbol, mereka bukanlah alat yang mengembalikan jawaban yang pasti sama ketika menekan pilihan. Lumayan hangat dan mengasihi, ia haruslah manusia sendiri yang lebih memesona daripada perempuan di kenyataan ! Bagaimana bisa kau yang mengatakan akan jadi heroine galge setelah ini sama sekali tidak bisa mengerti dasar seperti itu !?"
"......paling tidak lakukan setelah menyediakan teh"
"Nah, kalau seperti ini tidak dingin kan ?"
"Wah, indahnya......white christmas"
"Walau ada keuntungannya Aki tidak takut dengan siapa pun, memang sebaiknya sampai taraf tertentu pasangannya yang memilih kurasa"
"............"
"Bagaimana pun juga tidak ada Sawamura. Kau tahu kan dia orangnya bagaimana ?"
"............"
"Aki ?"
"Ah, maaf, menghadaplah ke layar"
"......ya, jadi"
"Lalu, cerita soal apa ?"
"Sawamura. Sawamura Eriri dari kelas dua G"
"Sawamura Spencer Eriri. Untuk sekarang nama keluarga Inggrisnya masih tertinggal"
"Jagoan klub seni kan ? Tahun lalu masuk sekolah dan langsung terpilih di pameran kota, jadi topik pembicaraan dalam sekolah kau tahu ?"
"Dinilai dari kemampuan sebenarnya orang itu, level kota itu tentu saja"
"? Apalagi ada gosip kalau keluarganya orang kaya, atau ayahnya adalah diplomat"
"Ah, walau pun ayahnya benar diplomat yang berasal dari Inggris, mungkin, sama sekali berbeda kesannya dengan yang dibayangkan oleh Katou"
"?? Biarpun begitu tidak sombong dan baik hati pada semua orang, di atas semuanya, karena penampilannya adalah apa yang terlihat, tidak hanya teman sekelas, bahkan sangat terkenal di kalangan kakak kelas, tidak ada habisnya anak baru yang mendengar gosip yang sampai datang ke kelas untuk melihatnya"
"Sebenarnya, itu karena setelah masuk ke SMA cara menyembunyikannya sempurna"
"??? anu Aki ?"
"Nah, Katou"
"Eh, apa ?"
"Game itu yang kau mainkan barusan, ada bermacam-macam heroinenya kan ?"
"Mengapa tiba-tiba ?"
"Sosial, sains, seni, atletik, tidak mengikuti ekskul......kaya variasi"
"Emm, ya, memang ada banyak"
"Di antaranya, ada yang heroine mudah ditaklukkan, dan sebaliknya, heroine yang susah pun ada"
"Betul, menyulitkan sampai menangkap hubungan dengan parameter protagonisnya"
"Tetapi, hanya satu yang ingin kukatakan......"
"Eeeh, apa itu ?"
"Yaitu......mengenai yang bisa ditangkap oleh semua orang"
"E, eh ?"
"Teman masa kecil, manajer, lalu bahkan gadis dari klub seni !"
"Memang sih, di sini pun ada yang dari klub seni......"
"Tidak hanya itu saja ! Gadis yang merasa kawan lelakinya tidak menyenangkan juga ! Bahkan gadis yang hanya ditemui di koridor kelas tiga juga !"
"Apa tidak kabur yang ingin kau katakan dan yang kau katakan sejauh itu ?"
"Tidak, tenang saja ! Karena yang ingin kukatakan adalah, manusia, asal ada motivasi dan gairah bisa melakukan apa saja !"
"Hal itu, walaupun tidak salah jika di galge, tapi dalam kenyataan tidak berjalan seperti itu"
"Demikianlah, tiga tahunku berakhir sudah"
"Dalam tiga tahun ini, tidak terjadi hal-hal yang baik"
"............"
"............"
"......jangankan kenyataan, dalam game pun tidak berjalan dengan lancar ya"
"Jelas, pilihan kencan musim semi tahun kedua tidak tepat"
"Itu pun rasanya tak enak karena anehnya musimnya sama dengan di kenyataan......"
Sembari mendengar aliran suara laki-laki yang dipenuhi kesedihan dari layar, aku dan Katou tenggelam dalam gema yang mengakhiri pertarungan keras tiga tahun kehidupan SMA.
Ketika kebetulan melihat ke luar, pemandangan yang tercermin di jendela tanpa disadari dipenuhi kegelapan.
Dengan kata lain, artinya menghabiskan waktu hanya berdua saja sekitar 5~6 jam tanpa henti.
"Sudah jam segini kah......kalau begitu aku segera"
"Ah......"
Kata Katou mulai berdiri.
Event penting memanggil gadis ke rumah untuk pertama kalinya dan menghabiskan waktu hanya berdua, untuk protagonis anak SMA otaku perawan berlanjut dengan terlalu bagus.
Perebutan game controller, berkali-kali melepas sentuhan tangan karena saling bertindihan, bertukar obrolan panas mengenai metode menaklukkan atau ciri khas heroine, saling berbagi waktu yang sangat berharga.
"Terima kasih untuk hari ini. Sangat menyenangkan daripada yang kukira"
Makanya sudah, hari ini sampai sini cukup......
"Kalau begitu"
"Tunggu"
"Eh ?"
"Bukannya sudah kukatakan kalau tidak akan kubiarkan pulang sebelum selesai satu orang ?"
"Makanya dengan tepat sampai endingnya......"
"Yang tadi bad end. Tidak dihitung"
Tidak, ini salah.
Pada dasarnya, masih belum ada yang dimulai.
"Tapi, sebentar lagi jam tujuh kan ? Di luar gelap sekali"
"Ah, tidak apa-apa. Karena hari ini kedua orang tuaku pulang ke rumah tengah malam"
"Bukannya sama sekali tidak baik-baik saja !?"
Karena, ini hal penting untuk klub kami.
Karena yang dihindari adalah jalan terjal, tidak bisa dilalui.
"Berjanjilah Katou......jangan pulang dulu"
"A,Aki......"
"Kumohon !"
Oleh karena itu, kutatap Katou tanpa bergerak.
Menerima hal yang tidak masuk akal.
Mengerti bahkan hal yang mengandung arti terlalu mendalam.
Biarpun begitu, aku......
"Yah sebenarnya, karena aku berkata mungkin akan telat ke rumah hari ini sebentar lagi tidak apa-apa"
"Setuju !?"
Aku lumayan bingung dengan Katou yang tidak terlalu gelisah bertahan di rumah laki-laki hingga saat ini.
Kalau begini, jangankan membiarkan yaitu tidak marah biar memohon dengan tulus, menggonggong......
"Kau punya semangat ! Ayo kita menuju Koushien bersama denganku !"
"Karena itu, kembali ke pembicaraan beberapa saat yang lalu"
"Ng ? apa tadi ya?"
Dalam permainan kedua Katou menyerah dengan main heroine dan sepertinya mengubah target ke gadis berambut biru pendek[2].
"Mengenai menaklukkan, bagaimana ?"
"Ah, pertama jika memasuki klub olahraga dan hanya melakukan kegiatan klub akan berdebar-debar sendirinya"
"Bukan yang itu, soal Sawamura"
"......oh !"
Entah bagaimana setelah Katou menaikkan topik pembicaraan itu, derajat kesulitan menaklukkannya bukan heroine game yang persis seperti Katou, mungkin seperti heroine sungguhan yang pucat Fujixx Shixx[3].
"Sebelumnya, kau ditolaknya dengan sepenuh hati, bukannya jadi tidak ingin mendengarkan pembicaraanmu sama sekali lagi ?"
"Mmm, mungkin yang disana berniat seperti itu. Penerimaan ponsel pun ditolak"
"E......"
Apalagi dengan ini ketiga puluh enam kalinya.
"Makanya membuat pergerakan strategis. Setelah itu hanya bisa menunggu"
Bagaimanapun juga meski memutuskan langsung membatalkan tanpa menahan dengan ketidaknyamanan, ia lumayan tidak mendapat pelajaran.
"Jika ia menyadari tanda itu, pastinya akan datang dari sana......"
"Pergerakan strategis ? Tanda ? Soal apa ?"
"Ah iya...... misalnya jika game yang disarankan penggila moe yang berkata 'kecantikan heroinenya moe mampus !" sebenarnya adalah game suram yang 'heroine cantik moenya tewas' marah kan ?"
"Maaf, aku tidak terlalu mengerti arti yang kau katakan"
"Nah......misalnya jika game yang disarankan scenariofag yang berkata "karena ini pasti menangis !", sebenarnya adalah game membuat menangis dengan arti beda yang penuh dengan bug hingga bergerak normal saja tidak bisa, gusar kan ?
"Itu, sama sekali tidak mudah dimengerti......"
"Lalu, dari sini masalah pokoknya......sama dengan itu, orang yang membenci horor, jika ditipu dan dipinjami karya horor akan marah kan ?"
"Mengapa masalah pokoknya paling mudah dimengerti"
"Lalu, jika menerima perlakuan seperti itu, kalau tidak mengatakan satu kata pada orang yang meminjamkan tidak akan bisa tenang kan ?"
"Hmmm, tidak ? jika dipinjami dengan gratis kurasa akan sedikit marah"
"Minta maaf ! Terutama pada otaku !"
Pada penyedia inspirasi cerita contoh terutama di awal, rasanya menghabiskan seluruh tenagaku untuk menghina dengan telepon tiga jam, sungguhan enam jam......
"Err, anu, Aki...... tidak, terlepas dari keseluruhan orang otaku, Sawamura tidak termasuk ka......"
".......kau serius mengatakan itu ?"
"Eh ?"
"Katou, apa kau mengetahui Eriri......Sawamura Spencer Eriri yang sesungguhnya ?"
"Maksudku yang membuatku tertarik sebaliknya, Aki tahu panjang lebar soal Sawamura ya ?"
Pada kobaranku yang berlebihan, tsukkomi Katou membalasnya ~dengan ringan seperti biasa, tapi tidak biasanya ada sisi tajamnya.
"......Mengapa kau merasa begitu ?"
"Karena begini, soal nama aslinya, keluarganya, dahulunya......apa aku memikirkannya berlebihan ?"
Yah, tapi mungkin persepsi wanita kecenderungannya sama sekali berbeda.
"Ngomong-ngomong memikirkannya berlebihan, maukah kuajarkan hanya satu lagi ?"
Lalu, aku mendekati arah jendela barat, menunjuk ke depan.
Di sana, mendaki tanjakan dari rumah kami, masih ada dataran tinggi untuk melihat ke atas.
"Keluarganya orang kaya ~ kau mengatakan itu kan"
"Ya, tapi hanya gosip"
"Itu juga sungguhan. Dari sini terlihat rumah yang sangat besar itu kan ?"
"Ah, rumah besar yang dibangun di dataran tinggi itu ? Kalau itu juga terlihat dari jendela sekolah kita"
"Ya, itu kediaman Sawamura"
"Eh ?"
"Ngomong-ngomong, sama dengan area sekolah kita. Anak di sana dan anak di sini pergi sekolah ke SD shimamura dan SMP shimamura di kaki bukit"
"......eh"
"Yah, walau berbeda jika masuk ke sekolah swasta, keluarga Sawamura......atau paman Spencer bukan orang yang memberikan perlakuan istimewa seperti itu"
"Eh ? Eh......"
Oleh karena itu, dahulunya terjadi bermacam-macam hal.
"Kebetulan sekarang, dari dataran tinggi itu sebuah cahaya turun ke arah sini kan ?"
"Ermm......ah, betul. Apa ya, sepeda ?"
"Itu bisa saja......"
Saat ini mungkin, uap dari kepala sedang menyembur.
"A, Aki...... ia berhenti ! Di depan rumah ini !"
"Ah, sepertinya begitu"
Entah betapa tergesa-gesanya, suara nyaring rem bergema di sekitar selama kira-kira 3 detik.
"A, Aki...... ia masuk ! Ke rumah ini !"
"Ah, sepertinya begitu"
Suara pintu yang dibanting sampai membentur dinding, kembali bergema di sekitar.
Apakah ia akan mengembalikan kunci cadangannya dengan tepat ke bawah pot bunga ?
"A, Aki...... ia mendekat dengan cepat ! Ke Kamar ini !"
"Ah, sepertinya begitu"
Dug, dug suara berlari menaiki tangga dengan lompatan dua langkah, sekarang bergema ke seisi rumah.
"A, Aki...... ? Sepertinya ia terjatuh ?"
"betapa konyolnya......"
Tak, gedebuk-gedebuk, suara terpeleset tangga dengan ganasnya, kembali bergema ke seisi rumah.
Itu......mungkin sakit.
"A, Aki...... kali ini, ermm~"
"Ah, sepertinya begitu ya...... Katou"
"Eh ?"
"Untuk sementara, bersembunyilah"
Srrk, srkk, kali ini suara selangkah demi selangkah merayap ke atas tangga......
Sepenuhnya, hey, itu, er~mm......
"Anime battle moe apanyaaaaaaaaaaaa~~~!!!"
Lalu, bersamaan dengan teriakan seperti otaku seperti itu, kotak DVD melayang.