Sword Art Online Progressive (Indonesia):Jilid 1 Bab 1 Draft
ARIA DI MALAM TANPA BINTANG (AINCARD LANTAI KE-1, NOVEMBER 2022)
Bagian 1
Hanya sekali, aku melihat komet yang sebenarnya.
Itu tak terjadi ketika liburan musim panas, tetapi aku melihatnya dari jendela rumahku. Bagi orang yang tinggal di perkotaan dengan udara bagus dan dengan kegelapan malam yang sesungguhnya, komet adalah hal yang wajar terjadi, tapi sialnya, Kota Kawagoe yang berwilayah di Saitama1, yang mana sudah menjadi tempat tinggalku selama 14 tahun, tidak mempunyai dua syarat tersebut. Meskipun saat cuacanya cerah di malam hari, kebanyakan yang dapat terlihat dengan mata telanjang hanyalah bintang yang redup.
Tapi, dipertengahan musim dingin, ketika aku menatap keluar jendela, aku benar-benar melihatnya. Di larut malam tanpa bintang, lampu-lampu kota membuat cahaya pudar yang menutupi langit. Sebagai anak kecil yang masih duduk dibangku kelas 5 SD, “Aku harus membuat sebuah harapan”... dan harapan yang muncul di pikiranku “Aku berharap drop dari monster selanjutya adalah item langkah”. Aku kira itu muncul karena kenyataannya aku bermain MMORPG, pada saat itu aku telah terlena olehnya.
Komet yang aku lihat hanya sekilas hari itu, aku lihat sekali lagi tiga atau empat tahun kemudian, bersinar dengan warna yang sama, melaju dengan kecepatan yang sama.
Bagaimanapun, kali ini, aku tak melihat komet itu dengan mata telanjang maupun di bawah sinar kelabu langit malam.
Aku melihat komet tersebut di kedalaman dungeon yang suram, yang dihasilkan NerveGear – sebuah dunia pertama kali menggunakan semua sensor pada tubuh dengan menggunakan alat penghubung bertype VR.
Salah satu yang dapat menggambarkan pertarungan yang mengerikan ini.
Siluman monster berlevel 6, «Ruin Kobold Trooper», mengayunkan senjata kapaknya dengan ganas, dan orang yang bertarung dengannya dapat menghindarinya. Aku merasakan hawa dingin yang turun kebawah punggungku dengan melihat pertarungan itu. Tapi setelah pemain itu menghindari tiga serangan berturut-turut, monster itu sepenuhnya kehilangan keseimbangan, tanpa menyia-nyiakan kesempatan itu, pemain tersebut langsung menggunakan skill pedangnya dengan kekuatan penuh.
Itu adalah skill pertama yang dapat dipelajari oleh kategori “rapier”(serangan menusuk), serangan dorongan tunggal «Linear». Itu adalah skill dasar yang sederhana dengan cara mendorong lurus kedepan dengan terlebih dahulu memegang pedang di depan tubuh lalu menempatkan untuk kedua kalinya di depan tubuh lagi, tapi kecepatannya sangat mengerikan. Yang jelas, kecepatan tersebut tidak bergantung pada sistem bantuan gerak saja, melainkan dihasilkan oleh gerakan pemain itu sendiri.
Selama beta test (beberapa pemain yang beruntung yang diizinkan untuk mencoba game yang akan dirilis), aku sering melihat dengan mata kepalaku sendiri beberapa anggota party dan monster menggunakan skill pedang ini. Tapi kali ini, aku tidak bisa melihat rapier itu sendiri, hanya lintasan yang digambar oleh efek cahaya saja, itu merupakan ciri dari skill-skill pedang. Cahaya putih murni, seperti menembus kegelapan dungeon (tempat untuk berburu monster di game, kebanyakan didalamnya terdapat bos/minibos monster dengan drop yang bagus) yang remang-remang, sehingga aku menyebutnya komet sejak hari itu.
Pengguna rapier terus-menerus menghindari serangan beruntun tiga combo, diikuti dengan serangan balasan menggunakan «Linear». Setelah menggunakan pola serang-bertahan ini tiga kali, pemain itu mengakhiri siluman bersenjata tersebut, salah satu monster terkuat yang ada di dungeon ini, tanpa mendapat sebuah luka satupun. Walaupun begitu, sepertinya pertarungan itu tidaklah terlihat mudah. Sekali skill pedang berbahaya itu menusuk dada dan monster itu menghilang menjadi partikel seperti jatuh kebelakang, pengguna rapier itu lalu terhuyung-huyung seperti terkena serpihan poligon ilusi dan bersandar di dinding koridor. Orang itu lalu turun perlahan di tembok untuk duduk dan mulai bernafas berat.
Orang tersebut sepertinya tidak mengetahui keberadaanku yang berjarak 15 meter jauhnya di pojok persimpangan.
Tanpa menimbulkan suara aku menjauhkan diri dan mencari buruanku sendiri itulah caraku biasanya. Sebulan yang lalu, di hari kejadian itu, aku memutuskan dengan egois hidup sebagai solo player (pemain game yang senang berburu sendiri), sejak saat itu, aku tidak pernah mendekati seorangpun. Satu-satunya pengecualian ketika aku melihat pemain yang dalam keadaan berbahaya dalam sebuah pertarungan, bagaimanapun, HP (nyawa seorang pemain game dalam bentuk nominal, ketika mencapai 0 maka gameover/mati) pengguna rapier itu masih hampir penuh. Setidaknya, orang itu kelihatannya belum memerlukan bantuan sama sekali dari seorang yang sok ini.
Meskipun begitu...
Setelah lima detik pertimabangan, aku meninggalkan bayang-bayang persimpangan dan menuju ke arah pengguna rapier.
Sesosok yang kurus, atau ramping. Tubuhnya memakai jubah kulit berwarna merah gelap dengan baju pelindung yang ringan, sementara bagian bawah memakai celana kain yang rapi, dengan sepatu yang sampai ke lutut. Kerudung berjubah menutupi badan dari kepala sampai dibawah pinggang, jadi wajahnya tidak dapat terlihat. Selain jubah, perlengkapan yang terlihat hanyalah anggar, tapi penampilanku sendiri sebagai seorang pemain yang menggunakan pedang hampir sama juga. Pedang kebanggaanku «Anneal Blade», hadiah dari misi yang sulit, ini sangat berat. Jadi untuk menjaga skill supaya tepat, aku memakai sedikit baju besi – hanya pelindung dada yang kecil dengan lapisan kulit warna abu-abu gelap.
Mengetahui kedatangan langkah kakiku, bahu pengguna rapier gemetaran seketika, tapi selanjutnya tidak. Kenyataannya bahwa aku bukanlah monster yang diketahui dengan kursor berwarna hijau dalam pandangan orang itu. Dia benamkan wajahnya di belakang lututnya yang tegak. Memberikan kesan kuat ‘lewatilah dan teruslah bergerak maju’, tapi aku berhenti pada jarak 2 meter dari pengguna rapier dan membuka mulut.
“... Baru saja tadi sangatlah berlebihan.”
Bahu yang kecil yang ditutupi oleh pakaian tipis berjubah sedikit bergerak lagi. Kerudungnya tersentak, bergerak sekitar 5 cm, dan dalam kegelapan, dua pupil mata menatap tajam padaku. Satu-satunya yang dapat aku pahami adalah iris yang berwarna coklat, fitur wajah tidak dapat terlihat semuanya.
Untuk beberapa detik, pengguna rapier melanjutkan melihatku dengan tatapan yang sama dengan yang dia lakukan pada saat pertarungan yang lalu, tapi akhirnya kepalanya dimiringkan sedikit kekanan yang berarti ‘aku tidak mengerti’.
Melihat itu, aku berpikir ‘Sudah aku duga’.
Untuk apa yang aku lihat seperti bermain solo bagiku, ada keganjilan besar.
«Linear» yang telah ia lakukan sangatlah sempurna bahwa aku tak bisa membantu malah gemetaran. Ketangkasan sebelum dan sesudah gerak, dan hampir semuanya, kecepatan dorongan itulah yang mencegah presepsi rapier itu sendiri. Tidak pernah sebelumnya aku merasa ketakutan semacam itu dan melihat skill pedang yang cantik.
Jadi dari permulaan, aku duga dia adalah beta tester. Sebelum dunia ini menjadi game kematian, pengalaman bertarung yang luas pasti telah dilakukan untuk mendapatkan kecepatan seperti ini.
Bagaimanapun, «Linear» yang kedua kalinya, aku ragu akan dugaanku. Skillnya sudah sempurna, tapi cara bertarungnya sangatlah beresiko. Tentu saja, «Minimal Side Step Defense» memiliki kecepatan serangan balik yang lebih tinggi daripada menangkis atau memblokir, dan itu tidak akan mengurangi daya tahan senjata / baju besi. Bagaimanapun sebagai gantinya, ketika pertahanan gagal, itu sangat berbahaya. Yang paling buruk, kerusakan balik mungkin diterapkan dan pingsan dapat terjadi. Di pertarungan solo, pingsan adalah hal yang sangat fatal.
Ketidakseimbangan antara skill pedang yang sempurna dan resiko taktik bertahan. Untuk beberapa alasan aku ingin mengetahui alasannya mengapa, tak peduli apapun itu. Itulah mengapa aku mendekati dan menyapa orang itu, mengatakan bahwa tak peduli apapun situasinya itu sangat berlebihan.
Bagaimanapun, lawan tampaknya tidak memahami tentang istilah jaringan game yang terkenal. Maksudnya, pengguna rapier yang ada di depanku bukanlah beta tester yang sebenarnya. Tidak hanya itu, dia mungkin bahkan belum pernah bermain MMO sebelum datang kesini.
Aku mengambil nafas cepat, dan menjelaskan lagi.
“Berlebihan berarti... jika dibandingkan dengan HP monster yang tersisa, kerusakan yang di hasilkan itu terlalu besar. Kobold tadi sudah hampir mati setelah «Linear» yang kedua...tidak, bisa dibilang itu sudah mati. Pengukur HP-nya hanya tersisa dua atau tiga titik. Eh malah mengakhirinya dengan «Linear», serangan normal saja sudah lebih dari cukup,”
Di dunia ini, berapa hari ... berapa minggu sejak aku terlalu banyak bicara? Merenungkan pertanyaan itu, aku berhenti bicara.
Meskipun setelah mendengar perkataanku, buah dari kerja kerasku dan keterampilan bicaraku yang buruk, rapier itu tak merespon selama lebih dari sepuluh detik. Hanya ketika aku pikir aku tak dapat melewati, suara kecil terlepas dari bawah kerudung.
“.....Berlebihan, apakah ada yang salah dengan itu?”
Pada saat ini, aku terlambat mengetahui bahwa pengguna rapier ini yang meringkuk di depanku ini adalah satu dari hal yang sangat jarang di dunia ini – terlebih lagi di kedalaman dungeon seperti ini – «pemain wanita».
Itu lebih dari satu bulan sejak jadwal peluncuran resmi VRMMORPG yang pertama «Sword Art Online». Pada saat ini, rata-rata pemain MMO akan mulai meningkatkan levelnya sampai batas level, dan peta dunia akan dijelajahi dari sudut ke sudut. Bagaimanapun untuk SAO, meskipun grup teratas baru saja mencapai level 10 – aku tidak tahu seberapa tinggi batas levelnya, tapi tidak ada cara itu dapat terjadi. Kastil mengambang Aincard, dimana game itu diselenggarakan, hanya sudah dikuasai oleh beberapa persen dari jumlah keseluruhan. Alasannya adalah SAO saat ini game yang bukanlah game, dalam artian, ini sudah menjadi penjara. Logout (fitur/menu untuk keluar dari game) secara manual sangatlah tidak mungkin dan mati disini berarti mati di dunia nyata. Dengan kondisi seperti itu, tidak banyak orang yang mau memasuki dungeon yang berisi monster-monster berbahaya dan jebakan. Juga, the GM (gamemaster : admin yang menangani game) telah memberlakukan bahwa jenis kelamin avatar disini sama dengan di dunia nyata, wanita sangatlah jarang. Meskipun sudah satu bulan, aku pikir kebanyakan mereka tetap tinggal di kota pertama. Di sebuah dungeon yang pertama cukuplah besar (dungeon lantai-1), aku telah melihat hanya dua sampai tiga pemain wanita, dan mereka semua adalah anggota dari kelompok yang besar.
Itulah mengapa aku tidak pernah membayangkan pengguna rapier bermain solo yang mana aku temui di area yang belum dijelajahi ini adalah seorang wanita.
Untuk beberapa saat, aku pikir untuk meminta maaf dan meniggalkan area. Itu bukan karena aku menemukan kesalahan dengan jenis pria yang selalu berbebicara kepada setiap wanita yang ia lihat, aku hanya tidak ingin dianggap seperti itu.
Di satu sisi, jika ia mengatakan sesuatu seperti ‘ini pilihanku’ atau ‘tinggalkan aku sendiri’ dan aku akan menjawab ‘oke baiklah’ lalu langsung pergi. Bagaimanapun, jawaban singkat pengguna rapier itu adalah pertanyaan. Jadi, aku berhenti melangkah menjauh beberapa menit yang lalu, dan sekali lagi menjawab semampuku dengan kemampuan berbicaraku yang pas-pasan ini.
“... Berlebihan tidak ada hukumannya ataupun kekurangan dari sistem, tapi... itu tidak bagus untuk efisiensi. Skill pedang membutuhkan konsentrasi, jadi menggunakan itu terus menerus dapat menyebabkan kelelahan. Disana juga terdapat jalan kembali, jadi lebih baik untuk tidak bertarung di jalan yang dapat membuatmu kelelahan.”
“......Jalan kembali?”
Lagi, nada pertanyaan keluar dari kedalaman kerudung. Kelelahan membuat sangat samar dan intonasinya juga rendah, tapi diperhatikan, aku pikir suaranya sedikit bagus. Tentu saja, itu bukan sesuatu yang aku akan katakan dengan suara keras, meskipun.
Malah, aku menjelaskannya sekali lagi.
“Ya, itu akan membutuhkan waktu sejam dari sini ke jalan keluar dungeon, dari sana ke kota terdekat sekitar 30 menit dengan berjalan secepatnya, benar? Kelelahan meningkatkan kesalahan. Kamu kelihatannya pemain solo, dan untuk seorang diri, sedikit kesalahan dapat merenggut nyawamu.”
Ketika mulutku bergerak, aku tanyakan kepadaku sendiri ‘Mengapa aku berbicara semampuku?” karena lawan bicaranya wanita – itu bukanlah alasan, sejak tadi aku berbicara banyak sebelum mengetahui bahwa dia itu seorang wanita.
Jika aku dia, dan orang dengan tingkat diatasku menasehatiku aku akan menjawab ‘itu pilihanku, jadi tinggalkan aku sendiri’ mungkin seperti itu. Jadi, dengan kepribadianku dan tindakan yang bertentangan, aku akan berkeringat, ketika akhirnya pengguna rapier menjawab.
“...Lalu, itu tak masalah. Aku tak akan kembali.”
“Apa?....Ti-tidak kembali ke kota? Tapi... membeli lagi potion, memperbaiki perlengkapan.... dan tidur...”
Aku tercengang. Bahu pengguna rapier sedikit gemetar.
“Aku tak memerlukan pengobatan ketika aku tidak terkena luka, dan aku membawa lima pedang yang sama... untuk beristirahat aku menggunaka area yang aman.”
Seperti gumaman yang hilang, aku terdiam untuk sementara waktu.
Area aman adalah sebuah ruangan di dungeon dimana para monster tidak dapat memasukinya. Area aman dapat dikenali dengan obor berwarna spesial di setiap diding sudut. Selama berburu dan pemetaan, itu adalah tempat yang bagus, tapi, meskipun begitu, itu hanya dapat digunakan untuk setidaknya sejam peristirahatan. Lantainya terbuat dari batuan yang dingin dan tidak ada kasur, dan langkah kaki atau raungan monster disekitarnya dapat didengar sering kali. Tidak peduli seberapa berani pemain itu, tidur dengan nyeyak sangatlah tidak mungkin.
Tapi, berdasarkan apa yang aku dengar, pengguna rapier ini telah menggunakan area aman sebagai pengganti penginapan di kota dan terus melanjutkan seorang diri di dungeon... apa maksudnya?
“..... Berapa jam kamu berada disini?”
Aku ketakutan bertanya.
“Tiga hari.... atau empat hari.... apakah itu saja? Monster disekitar sini akan segera hidup kembali, jadi aku akan pergi.”
Dengan tangan kirinya yang lembut yang terbungkus sarung tangan kulit tebal, ia dorong dinding itu dan berdiri dengan goyah.
Dia tetap-menghunus pedang itu dengan lemas seolah-olah itu berat seperti ia memegang pedang dua tangan dengan satu tangan, dan pengguna rapier berbalik kembali kearahku.
Saat ia mengambil satu, dua langkah menjauh dariku, jubahnya tersobek semuanya, memperlihatkan bahwa daya tahannya sudah hilang (mencapai 0). Tidak, untuk perlengkapan baju yang telah digunakan ekspedisi berburu untuk empat hari, fakta bahwa tatap pada bentuknya itu adalah sebuah keajaiban. Sebelumnya ‘selama aku tidak terkena damage (kerusakan yang dinyatakan dengan nominal yang mengurangi HP player juga mengurangi daya tahan peralatan yang digunakan)” pernyataan itu mungkin tidak berlebihan....
Setelah mengetahui itu, aku tak mau menerima perkataan yang tak dipikirkan oleh tubuh ramping itu.
“....Jika kamu bertarung seperti itu, kamu akan mati....”
Tiba-tiba terhenti, pengguna rapier menyandarkan bahunya ke tembok dan menghadap kembali kearahku dengan perlahan. Dari dalam kerudung, matanya, yang mana telah aku lihat berwarna merah kecoklatan, menatap kearahku dengan pancaran dari dalam berwarna merah.
“..... Lagian semua orang akan mati.”
Parau, suara itu membuat udara di dungeon semakin dingin.
“Hanya satu bulan saja, 2000 orang telah mati, dan lantai pertama tetap tak terselesaikan. Tak akan mungkin dapat menyelesaikan permainan ini. Dimana dan bagaimana kamu mati, entah segera... atau nanti itulah bedanya....”
Terpanjang, paling penuh emosi pidato yang saya dengar sampai sekarang bimbang di tengah dan terdiam.
Di depanku, saat aku melangkah kedepan sebagai reaksi, pengguna rapier lumpuh dan dan jatuh ke lantai.