Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 8 Chapter 2

From Baka-Tsuki
Revision as of 12:00, 16 July 2014 by Akbarsanjaya (talk | contribs) (Created page with " ◊ ◊ ◊ Ketika kami meninggalkan ruang VIP dan hampir sampai di ...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search
                                                                                                        ◊ ◊ ◊


Ketika kami meninggalkan ruang VIP dan hampir sampai di lobi, kakak sudah mengambil dan mengemasi barang bawaan kami dan menunggu.

Membuat kakak membawa seluruh bawaan sendiri bukanlah suatu bentuk kekejaman.

Penumpang kelas eksekutif di prioritaskan ketika turun dari pesawat. Barang bawaan mereka juga diprioritaskan untuk dikembalikan, seperti yang diduga, kakak harus menunggu sebentar. Memerhatikan waktu yang dibutuhkan agar barang bawaan siap diambil, membuat kakak, yang merupakan penumpang kelas ekonomi, membawa barang bawaan tidaklah percuma.

Sebenarnya, ada alasan kenapa kakak naik pesawat kelas ekonomi.

Dalam kelas eksekutif, di samping petugas kabin biasa, awak yang mengkhususkan diri dalam menangani tindak kekerasan, bertindak sebagai penjaga dan melakukan pengawasan yang ketat. Kalo terjadi pembajakan, atau bom bunuh diri, kemungkinan hal itu terjadi di kelas ekonomi (karena penjagaannya lebih longgar). Kakak ditugaskan untuk masuk dalam kelas komersial untuk mencegah hal itu terjadi. Jujur saja saya sendiri ga ngerti cara keluarga kami dalam menangani masalah.

Sementara aku berjalan dengan ibu, aku menilik sebentar ke belakng. Kakak mengikuti kami sembari mendorong troley sendirian tanpa sedikitpun terpancar ekspresi ketidakpuasan dari wajahnya.

Seperti yang biasa dia lakukan.

Aku ga benci sama kakak.

Aku hanya kesulitan berbicara dengannya.

Aku ga ngerti jalan pikirannya.

Kenapa dia perlakukan seperti pelayan sementara dia itu keluarga? Kalo dia pelayan, wajar saja dia merasa tenang diperlakukan seperti ini.

Aku sudah diberitahu bahwa ini adalah tugasnya.

Aku juga mengakui keunikan keluarga kami.

Meski begitu, kakak masih murid SMP kelas satu seperti aku.

Kakak lahir di bulan april dan aku lahir di bulan maret.

Kita hanya berbeda 11 bulan, jadi kita masuk kelas (sekolah) yang sama. Namun, ini tidak merubah fakta bahwa tahun ini kakak baru saja masuk SMP.

Memperhitungkan fakta itu, bagaimana bisa harga dirinya nerima di perintah oleh saya, yang merupakan adiknya-

Mata kita bertemu .

Tilikan mataku pasti mengganggunya.


Miyuki : "...apa?"


Aku sadar alasan kakak menatapku adalah karena sebentar-sebentar aku meniliknya.

Namun, yang keluar dari mulutku adalah kata-kata kejam.


Tatsuya : "tidak ada."


MKnR v08 026.jpg

Kakak menjawab dalam nada sopan seperti pelayan menjawab majikannya.

Suka atau ga suka, cinta atau benci seorang kakak kepada adiknya; seluruh emosi yang ditujukan seorang kakak pada adiknya benar-benar tidak nampak padanya.


Miyuki : "kalo begitu, berhenti menatapku. Aku tidak suka!"


Aku sadar sedang bicara ngaco.

Kami adalah orang yang memperlakukan kakak seperti pelayan, tidak ada alasan kakak menginginkan hal itu.

Meski begitu, aku dengan egoisnya membentak kakak.


Tatsuya : "mohon maaf."


Kakak berhenti berjalan dan membungkuk ke arahku.

Dan membuat jarak yang lebih lebar di antara kita selagi berjalan mengikuti dari belakang.

Kenapa, pikirku.

Tadi aku baru saja bersikap egois. Aku ini benar-benar anak yang nakal.

-seperti yang kuduga, aku kesulitan berbicara dengan kakak (canggung).


                                                                                                        ◊ ◊ ◊